PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana
oleh Delima Suardiningsih 5401406050
JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 14 Juni 2013
Delima Suardiningsih 5401406050
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu” (QS. Mujadilah [58]: 11). “Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (QS. Alam Nasrah).
Persembahan Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayah, ibu, dan adikku adikku tersayang 2. Sahabat
dan
teman-teman
terbaikku 3. Teman-teman seperjuangan TJP Prodi PKK, Tata Busana Angkatan 2006, 4. Almamater.
iv
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb, Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang selalu melindungi dan melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan”. skripsi ini mengenai kenyamanan kain adalah hal paling penting dalam jenis kain sebelum proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai kebutuhan, serta tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan kelengkapan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) untuk mencapai gelar sarjana pendidikan program studi PKK S1 Konsentrasi Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kendala-kendala karena berbagai keterbatasan, peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang,
2.
Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,
3.
Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,
4.
Kaprodi PKK, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,
v
5.
Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd dan Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd, dosen pembimbing yang penuh kesabaran, ketulusan telah mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran yang sangat berharga untuk memberikan perhatian, petunjuk dan dorongan yang berguna bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini,
6.
Bapak dan ibu dosen, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal ilmu pengetahuan,
7.
Pemimpin PT. Wirako Aspas Ditex (Textileone) yang telah memberikan ijin penelitian,
8.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan rahmat-Nya atas kebaikan
semua pihak yang telah membantu baik material maupun spiritual kepada peneliti. Maka kritik dan saran dari pembaca sangat berguna untuk perbaikan penelitian dimasa datang. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 14 Juni 2013
Peneliti
vi
ABSTRAK
Suardiningsih, Delima. 2013. Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan. Skripsi, Program Studi PKK Konsentrasi Tata Busana, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd. Pembimbing II: Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd. Kata kunci: Studi Eksperimen, Busana Kuliah, Kenyamanan Kain Poliester. Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memenuhi syarat, dan memerlukan pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat, dan pemeliharaan. Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis kain sebelum proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai kebutuhan, serta tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian desain eksperimen, populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu tekstil, sampel dalam penelitian ini adalah kain Nina Klein dari 100% serat poliester dari Toko Textileone, Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner oleh 15 orang panelis yang sebelumnya dilakukan uji laboraturium yang sudah memiliki SNI. Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji-t diperoleh keseluruhan tingkat kenyamanan kain poliester dan kain katun thitung = (11,610), ttabel = (2,05). Hasil data penelitian ternyata thitung lebih besar dari pada ttabel dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan persentase hasil penilaian pada kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester sebesar 82% (sangat tinggi). Saran yang diajukan yaitu Penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang tekstil.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PRAKATA ......................................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK .........................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
3
1.3 Penegasan Istilah .......................................................................................
3
1.3.1 Studi Eksperimen ...................................................................................
3
1.3.2 Pembuatan Busana Kuliah .....................................................................
4
1.3.3 Kenyamanan Kain Poliester ..................................................................
5
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................
5
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................
6
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sejarah Kain ..............................................................................................
7
2.2 Kain Katun ................................................................................................
7
2.3 Sifat-sifat Kain Katun ...............................................................................
8
2.4 Kain Poliester ............................................................................................
9
viii
2.5 Sifat-sifat Kain Poliester ...........................................................................
11
2.6 Kenyamanan Kain .....................................................................................
13
2.6.1 Dekomposisi Kain ..................................................................................
14
2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain ...................................................................
18
2.7 Pembuatan Busana Kuliah ........................................................................
24
2.7.1 Desain Busana ........................................................................................
25
2.7.2 Pola Busana ............................................................................................
27
2.7.3 Pemotongan ............................................................................................
28
2.7.4 Penjahitan ...............................................................................................
28
2.7.5 Penyelesaian ...........................................................................................
28
2.8 Kerangka Berpikir .....................................................................................
29
2.9 Hipotesis Penelitian ...................................................................................
31
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian .........................................................
32
3.1.1 Populasi Penelitian .................................................................................
32
3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................
33
3.1.3 Variabel Penelitian .................................................................................
33
3.2 Metode Penelitian ......................................................................................
34
3.2.1 Desain Eksperimen .................................................................................
35
3.2.2 Prosedur Pelaksanaa Eksperimen ...........................................................
37
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................................
40
3.3.1 Penilaian Subjektif .................................................................................
40
3.3.2 Penilaian Objektif ...................................................................................
42
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................
42
3.4.1 Metode Angket (kuesioner) ....................................................................
42
3.4.2 Panelis Agak Terlatih .............................................................................
43
3.4.3 Validitas Instrumen ................................................................................
43
3.4.4 Reliabilitas Instrumen ............................................................................
44
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................
45
ix
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................
49
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi .........................................................
49
4.1.2 Uji Prasyarat ...........................................................................................
63
4.2 Pembahasan ...............................................................................................
67
4.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................
70
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ...................................................................................................
71
5.2 Saran ..........................................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
xviii
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah .......................
4.2
Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih
50
Terhadap Busana Kuliah ........................................................................
51
4.3
Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain ......................................
52
4.4
Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain ............................
56
4.5
Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain ........................
60
4.6
Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah ....................
64
4.7
Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah .......................
64
4.8
Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah ................
65
4.9
Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain ....................
66
4.10 Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi Secara Keseluruhan ................................................................................
xi
67
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Halaman
4.1 Grafik Daya Serap Air Soal no. 1 .............................................................
53
4.2 Grafik Daya Serap Air Soal no. 2 .............................................................
54
4.3 Grafik Daya Serap Air Soal no. 3 .............................................................
54
4.4 Grafik Daya Serap Air Soal no. 4 .............................................................
55
4.5 Grafik Daya Serap Air Soal no. 5 .............................................................
55
4.6 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 1 ................................................
57
4.7 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 2 ................................................
58
4.8 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 3 ................................................
58
4.9 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 4 ................................................
59
4.10 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 5 ..............................................
59
4.11 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 1 ...................................................
61
4.12 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 2 ...................................................
62
4.13 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 3 ...................................................
62
4.14 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 4 ...................................................
63
4.15 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 5 ...................................................
63
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
3.1 Skema Desain Eksperimen .........................................................................
36
3.2 Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah .......................................
39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Penampang Serat Katun .........................................................................
8
2.2
Penampang Serat Poliester ....................................................................
11
2.3
Pengujian Kelangsaian Kain Dengan Menggunakan Drapemeter .....................................................................
21
2.4
Bentuk Dari Muatan Listrik Statis Pada Kain .......................................
23
2.5
Desain Busana Kuliah ............................................................................
27
4.1
Label Pada Suatu Contoh Produk Pakaian Dalam Wanita ....................
69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Ukuran Standar Wanita Dewasa ...............................................................
74
2.
Keterangan Pola Dasar BusanaSkala 1:6 .................................................
75
3.
Pola Dasar Busana Skala 1:6 ....................................................................
77
4.
Pola Lengan Skala 1:6 ..............................................................................
78
5.
Pecah Pola Busana Skala 1:6 ....................................................................
79
6.
Pola Lapisan ..............................................................................................
80
7.
Rancangan Harga ......................................................................................
81
8.
Rancangan Bahan ......................................................................................
82
9.
Tata Tertib Penyelesaian Busana Kuliah ..................................................
83
10. Kisi-Kisi Instrument Kenyamanan Kain ...................................................
87
11. Lembar Pedoman Penilaian ......................................................................
90
12. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis Kepada Dra. Sicilia Sawitri, M. Pd. ..........................................................
93
13. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis Kepada Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ...............................................
94
14. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis Kepada Dra. Urip Wahyuningsih, M. Pd. .................................................
95
15. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain Dra.Sicilia Sawitri, M. Pd. ........................................................................
96
16. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ............................................................
98
17. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain Dra.Urip Wahyuningsih, M. Pd. ...............................................................
100
18. Hasil Data Penilaian Soal .........................................................................
102
19. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Soal ...................................................
103
20. Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis ............................................
104
21. Daftar Calon Nama Panelis Agak Terlatih (Hasil Wawancara) ...............
107
xv
22. Tabulasi Skor Hasil Wawancara Calon Panelis ........................................
108
23. Pengantar Lembar Penilaian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah Uji Inderawi .............................................................................................
109
24. Surat Pernyataan Kesediaan Panelis Uji Coba ..........................................
110
25. Lembar Penelitian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah .........................
111
26. Daftar Nama Calon Panelis Agak Terlatih (Uji Inderawi) .......................
113
27. Data Uji Inderawi Panelis Agak Terlatih ..................................................
114
28. Data Daya Serap Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................
117
29. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 463 (Kain Poliester) ........................................................................................
118
30. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 395 (Kain Katun) ............................................................................................
119
31. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Serap Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
120
32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Serap Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
121
33. Data Daya Kelangsaian Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun ...............................................................................................
122
34. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 463 (Kain Poliester) ..............
123
35. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 395 (Kain Katun) ..................
124
36. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Kelangsaian Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
125
37. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Kelangsaian Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
126
38. Data Daya Muatan Listrik Statis antara Kain Poliester dan Kain Katun ........................................................................................
127
39. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 463 (Kain Poliester) ........................................................................................
128
40. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 395 (Kain Katun) ............................................................................................
xvi
129
41. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Muatan Listrik Statis antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
130
42. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Muatan Listrik Statis antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
131
43. Keseluruhan Data Kenyamanan Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun ...............................................................................................
132
44. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 463 (Kain Poliester) ........................................................................................
133
45. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 395 (Kain Katun) ............................................................................................
134
46. Keseluruhan Uji Kesamaan Dua Varians Kenyamanan Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun .................................................................
135
47. Keseluruhan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kenyamanan Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun.................................................................
136
48. Tabulasi Data Persentase Total .................................................................
137
49. Surat Permohonan Ijin Observasi .............................................................
138
50. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................
139
51. Surat Keterangan Selesai Observasi dari Textileone ................................
140
52. Surat Laporan Uji Laboraturium ...............................................................
141
53. Surat Keterangan Pembimbing .................................................................
144
54. Formulir Pembimbing Penulisan Skripsi .................................................
145
55. Foto Textileone .........................................................................................
147
56. Foto Kegiatan Penelitian ...........................................................................
149
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Perhatian manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama hidupnya. Busana yang melekat pada diri seseorang adalah cermin jiwa dan watak seseorang. Busana sangat penting bagi kehidupan manusia, karena busana berguna untuk menjaga kesusilaan, selain itu busana berguna untuk melindungi diri dari pengaruh luar yang tidak baik untuk kesehatan seseorang sebagai alat melindungi kulit dari sengatan matahari serta melindungi dari udara dingin dan alat memperindah serta mempercantik diri (Arifah A. Riyanto, 2003:90). Busana yang memenuhi syarat tidaklah mudah, hal itu memerlukan pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat, waktu memakai dan cara pemeliharaannya serta tidak lepas dari rasa keindahan, kesopanan dan fungsi kesehatan. Pengetahuan tentang bahan tekstil yang dimaksud merupakan pengetahuan pada kualitas suatu bahan tersebut sesuai kebutuhan terutama pada kenyamanan kain. Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis kain sebelum proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu busana dapat mempengaruhi kulit tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan pada cuaca, misalnya pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu, kenyamanan suatu kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan keamanan. Kenyamanan kain adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam busana, terutama bila busana tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang, misalnya kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain pada busana secara umum memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang cukup, serta tidak terdapat muatan listrik statis.
1
2
Khususnya pada busana yang memiliki aktivitas yang banyak dan membutuhkan suatu busana dengan kenyamanan kain yang cukup tinggi. Dari hal tersebut busana dapat diidentikan dalam busana sesuai kesempatan sehari-hari adalah busana kuliah, busana kerja, dll (Arifah A. Riyanto, 2003:90). Dalam hal ini penulis mengambil busana kuliah sebagai alat untuk mendapat penilaian dari panelis, karena busana kuliah khususnya dipakai pada mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah ilmu tekstil dan digunakan saat beraktivitas. Kenyamanan dalam busana berfungsi mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam misalnya dari panas, hujan, sengatan matahari dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan, model, warna dan sesuai dengan iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana busana itu dipergunakan (Arifah A. Riyanto, 2003:90). Suatu bahan dengan banyak pori sangat cocok untuk daerah beriklim hangat, karena dengan pergerakan udara yang bebas bisa memberikan ventilasi yang diperlukan. Tetapi dengan pori ikat berperan memberikan efek breathing ketika tidak terdapat angin. Pelindung panas pada pakaian untuk konsumen dibuat sesuai dengan ketebalan kain, ada 2 hal penting yang dapat mempengaruhi kenyamanan adalah tipe benang dan permukaan kain (Dorothy Siegert Lyle, 1977:158). Industri tekstil merupakan salah satu industri non migas yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar kualitas produksinya dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi. Kebutuhan akan tekstil yang semakin meningkat dan selalu mengalami perkembangan seiring dengan semakin banyaknya permintaan konsumen akan barang-barang di segala aspek kehidupan. Hal ini juga mempengaruhi kebutuhan serat tekstil sebagai bahan utama dalam pembuatan kain. Serat sebagai bahan baku tekstil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu serat alam, serat setengah buatan, dan serat buatan. Poliester yang merupakan bahan baku dari serat buatan yang mudah didapat dan diproduksi dengan jumlah banyak dan murah harganya.
3
Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern, dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak dipakai, kesan nyaman dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori, 2011). Berkaitan dengan uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk mencoba meneliti serta membuktikan bahwa presepsi tersebut tidak selamanya seperti itu, dengan judul “PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dapat dipaparkan sebagai berikut: 1.2.1
Apakah Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan?
1.2.2
Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya?
1.3 Penegasan Istilah Penegasan Istilah dalam skripsi ini dimaksud untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1.3.1
Studi Eksperimen Studi merupakan dimana peneliti dengan sengaja mengalokasikan berbagai
tingkat independen variabel (faktor penelitian) kepada subyek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh independen variabel tertentu terhadap dependen variabel. Eksperimen adalah studi eksperimen dimana pengalokasian faktor penelitian (randomisasi) kepada subyek penelitian tidak mungkin dilakukan, tidak etis atau tidak praktis (Sumadi Suryabrata, 2006:91).
4
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mrngontrol semua variabel yang relevan (Sumadi Suryabrata, 2006:92).
1.3.2
Pembuatan Busana Kuliah Pembuatan adalah proses, cara, dan perbuatan membuat. Busana adalah
pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan melindungi tubuh dari pengaruh luar. Busana berasal dari bahan atau kain yang dibuat melalui proses penjahitan dengan metode tertentu dan sesuai dengan desain tertentu yang telah ditetapkan. Jadi pembuatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengerjakan bahan baku menjadi barang siap pakai. Busana kuliah merupakan busana yang dipakai dalam suatu perkuliahan. Busana ini mirip seperti busana kerja dengan kerah tetapi tidak perlu memakai blazer atau jas kerja cukup hanya kaos atau blus berkerah dengan model yang sederhana dan tidak terlalu formal atau lebih bersifat santai. Busana kuliah memiliki ciri-ciri, model yang sederhana, warna bahan muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, dan mudah pemeliharaannya (Marwiyah, 2006:3). Perbedaan busana kerja dan busana kuliah sebagai berikut busana yang dikenakan untuk pergi ke sekolah atau untuk kuliah. Busana biasanya berupa seragam dengan mode yang praktis, serta bahan yang kuat, sedang busana kuliah bergaya lebih kasual dan trendy. Akan tetapi pada busana kerja merupakan busana yang dipergunakan untuk bekerja, busana kerja memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya: montir, guru, dokter, pekerja bangunan dsb.
5
1.3.3
Kenyamanan Kain Poliester Kenyamanan merupakan sesuatu sifat rasa aman dan nyaman pada
seseorang pada benda dan keadaan yang di hadapinya. Kain poliester merupakan jenis kain bersifat sintetis dan termasuk dalam serat buatan yang banyak digunakan dalam industri khususnya industri tekstil kerena sifatnya yang mudah didapat, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Menurut (Mohamad Ansori, 2011), kain poliester pada umumnya tidak nyaman, akan tetapi dengan perkembangan zaman disertai modifikasi dan desain modern. Kain poliester bisa disesuaikan dan memberikan kesan nyaman dan rapi bagi sipemakai. Bagi peneliti hal tersebut menjadi suatu langkah maju bagi ilmu tekstil, dan dengan mengubah bahan poliester dibuat hampir menyerupai desain wool walaupun tidak sama dengan aslinya, sehingga menimbulkan efek gerimis pada kain dan meminimalisir ketidak nyamanan pada kain poliester. Dari ringkasan tersebut diatas penelitian ini diberi dengan judul: “PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1.4.1
Untuk Mengetahui Ada Tidaknya Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan.
1.4.2
Untuk Mengetahui Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.
6
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.5.1
Bagi peneliti memberikan lebih banyak pengetahuan mengenai analisis mutu tekstil dan kualitas bahan khususnya kain poliester,
1.5.2
Bagi jurusan tata busana dalam meningkatkan pengetahuannya mengenai bahan tekstil,
1.5.3
Bagi masyarakat sebagai bahan masukan dan informasi bahwa kain poliester sekarang nyaman dipakai,
1.5.4
Bagi mahasiswa dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai kain dan dapat dikembangkan atau dapat di teliti lebih lanjut mengenai berbagai jenis kain poliester dan bahan yang lain.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Kain Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9). Seiring berkembangnya minat serta selera konsumen terhadap variasi warna tekstil dan kenyamanan kain merupakan hal penting yang harus diperhatikan, yang merupakan era globalisasi sebagai gelombang menuju perubahan modernitas pada saat ini sudah melanda sendi kehidupan termasuk peningkatan kebutuhan kain. Warna-warna indah yang telah dihasilkan akan menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi konsumennya yang mempunyai kekuatan tersendiri dan dapat menciptakan suasana tertentu bagi konsumen, dan kenyamanan kainnya juga menjadi utama dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu. Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).
2.2 Kain Katun Kain serat kapas juga disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira 5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).
7
8
Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap, sehingga sulit untuk di ketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah dari bahan serat alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil untuk mencampur bahan katun dengan poliester, hal itu akan memberikan suatu bahan yang memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena ada kandungan sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/ pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).
Membujur
Melintang Gambar 2.1
Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti bentuk buncis dan sepatu roda dengan bagian yang kosong dan penampang membujur seperti pita pipih (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003:228).
2.3 Sifat-Sifat Kain Katun Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat dalam keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan panas setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).
9
Menurut Goet Poespo (2005:76), kain katun memiliki sifat kuat (bahkan ketika basah masih menyerap), menarik panas tubuh, kusut, susut atau mengerut (kecuali ditangani dengan baik), rusak oleh matahari, keringat dan lapuk.
2.4 Kain Poliester Dalam pembuatan benang poliester diproduksi dalam dua bentuk berbeda: serat filamen reguler dan serat filamen tekstur. Kain poliester, terutama pada tingkat kenyamanannya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan nilai jual, dan memberikan rasa nyaman pada kulit tubuh pemakainya. Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir semua kain poliester. Berikut ini merupakan karakteristik bahan poliester yaitu Asal bahan: produk-produk petroleum, Konstruksi bahan (bobot bahan bervariasi luas), Penyempurnaan warna bahan: susah atau tidak luntur, Jatuhnya bahan: filamen yang halus, bahan rajutan baik sekali, Tekstur bahan: variasi dan luas, Kegunaan bahan: gaun, setelan (Suits), pakaian sport, kemeja, celana, pakaian dalam, bahan pelapis, gorden, benang-benang, isian untuk bantalan, pakaian anak-anak, Macam dan lebar bahan (Crepe, Double knit), dan lebar kain 115 cm, 150 cm (Goet Poespo, 2005:79). Mikrofiber terbaru memberikan penampilan yang lembut dan tekstur lebih mirip, serta keharuman dan rasa dari sutra. Tidak semua poliester memiliki sifat dan karakteristik yang sama tetapi mereka akan berbagi sebagian besar dari mereka (FRR. Mallory, eHow.com). Mikrofiber merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk teknologi pengembangan serat ini.
10
Poliester merupakan serat buatan manusia pertama yang digunakan dalam kain, diseluruh dunia. Hal ini cenderung menjadi serat murah untuk memproduksi dan karakteristik umum dan ketersediaan tanaman berbasis non telah memungkinkan untuk menciptakan kain dan pakaian murah yang mengubah industri tekstil pada tahun 1941. Inovasi terbesar di poliester adalah penemuan terbaru dari mikrofiber. Penemuan ini memungkinkan produsen poliester untuk mengubah tekstur dan nuansa poliester menjadi kain yang super-lembut tahan lama, ringan. Kain poliester ada yang terbuat dari serat filamen asli yang licin dan lurus yang dikenal sebagai poliester regular, namun ada pula kain poliester yang dibuat dari benang filamen poliester yang dibuat keriting dan bergelombang, yang dikenal
sebagai
poliester
tekstur.
Proses
atau
penteksturan
bertujuan
meningkatkan daya serap, fleksibilitas, dan kemampuan menyimpan udara, sehingga diharapkan kain akan lebih nyaman dipakai. Poliester merupakan istilah umum yang menggambarkan suatu serat yang diproduksi adalah setiap zat panjang rantai polimer sintetik di mana setidaknya 85% (berat) polimer merupakan ester dan asam tereftalat (FRR.Mallory, eHow.com). Poliester ditemukan oleh J. T. Dickson dan J. R. Whinfield dari Calico Prointers Association dan dikembangkan pertama kali oleh I.C.I di Inggris dengan nama dagang Terylene. Selanjutnya serat ini kembangkan pula di Amerika oleh Du Pont Co, dengan nama dagang Dacron. Saat ini sudah terdapat banyak sekali jenis poliester (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25). Poliester termasuk serat buatan. Serat buatan terbentuk dari polimerpolimer yang berasal dari alam maupun polimer-polimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneret).
11
Serat poliester di buat dari hasil reaksi asam terftalat dengan etilena glikol menjadi ester etilenaglikol tereftalat, yang selanjutnya dipolimerisasikan secara kondensasi menjadi poliester. Poliester pertama-tama dibuat dalam bentuk chips kemudian dipintal dengan metode pemintalan leleh menjadi benang filamen poliester.
Membujur
Melintang Gambar 2.2.
Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti silinder dan penampang membujur bulat (Tim Fakultas Teknik, 2001).
2.5 Sifat-sifat Kain Poliester Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir semua kain poliester. Kain poliester merupakan kain yang bersifat mengkilap tidak mudah kusut dan tipe yang bisa langsung dipakai tanpa disetrika dengan kehalusan yang menyerupai sutra, tidak mudah menarik kotoran serta pemeliharaan mudah tidak menimbulkan jamur.
12
Menurut (FRR.Mallory, eHow.com, 2010), kain poliester memiliki sifat biaya murah, kekuatan yang unggul dan ketahanan, ringan, hidrofobik yang memiliki efek kelembaban kering atau bergerak menjauh dari sentuhan, akan tetapi memiliki titik lebur yang sangat tinggi, apakah tahan terhadap pewarna, pelarut dan bahan kimia yang paling; noda tahan; menolak peregangan dan menyusut, cepat kering, keriput, jamur dan tahan abrasi; mempertahankan lipatannya panas-set dan lipatan dan mudah untuk mencuci. Selain sifat-sifat diatas, kain dari serat buatan dapat dibuat macam-macam efek timbul, dapat dibuat lipatan, ukuran baju dapat stabil tak berubah dan kainkain yang berupa kain rajutan tak perlu dikelim. Adapun keburukannya antara lain lipatan-lipatan yang terjadi sukar dihilangkan. Walaupun kelompok serat di atas berbeda dalam komposisi kimia dan struktur namun mempunyai sifat-sifat yang hampir sama. Walaupun banyak masyarakat yang tidak mengetahui jenis kain poliester, tetapi mereka tanpa sadar sering menggunakan pakaian yang menggunakan jenis kain poliester murni maupun campuran. Karakteristik kainnya yang baik membuat poliester mudah diterima masyarakat, dan sampai saat ini masih merupakan serat paling dominan didunia (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25). Kain poliester sesuai untuk dijadikan pakaian resmi atau pakaian kerja yang elegan dan rapi. Poliester tekstur dapat dijadikan pakaian wanita dan pria yang lebih fleksibel dan lentur. Poliester mikrofilamen dapat dijadikan gaun yang lembut dan melangsai. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Oleh karena itu, sebelum memilih suatu bahan, kita harus tahu sifat atau karakteristik dan kemungkinan penggunaannya.
13
2.6 Kenyamanan Kain Pada umumnya konsumen kurang memikirkan tentang kenyamanan,dalam memilih pakaian, konsumen lebih memilih model dan jenis kebutuhan rasa hangat dan dingin (sejuk). Pilihan serat dan pola kain mempengaruhi kenyamanan. Salah satu hal yang menjadi pertanyaan bagi konsumen yaitu membedakan rajutan dari tenunan pada berat kain yang sama adalah terdapat banyak pori dalam rajutan dan patokan dari suatu kerapatan. Pori dalam suatu rajutanlah yang membuat kain lebih mudah dilalui udara. Pengaruh kenyamanan diatas dimaksud dalam ketebalan kain ditentukan oleh benang dengan lapisan poliester pada kain. Ketebalan dengan memggunakan benang tempel yang tidak saja menjulur tetapi juga benang menonjol dari permukaan kain. Ada juga cara lain yang digunakan dalam merajut benang yang bisa mempengaruhi kenyamanan pada kain. Kenyamanan adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam memakai pakaian, terutama bila pakaian tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang, misalnya kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain secara umum di tentukan oleh kemampuan kain tersebut menyerap keringat pemakai, kelembutan kain tersebut ketika bersentuhan dengan kulit sipemakai, kemampuan kain tersebut untuk dilalui oleh udara, serta tidak terdapat muatan listrik yang mengganggu kulit tubuh pemakainya. Kenyamanan dalam hal ini lebih memenuhi kebutuhan kesehatan, yaitu berfungsi mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam misalnya dari panas, hujan, sengatan matahari dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan, model, warna dan sesuai dengan iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana busana itu dipergunakan (Arifah A. Riyanto, 2003:90).
14
Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern, dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak dipakai, kesan nyama dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori, 2011).
2.6.1 Dekomposisi Kain Dekomposisi merupakan suatu konstruksi kain. Alat dan bahan: Gunting, Penggaris, Timbangan, Jarum, Kain poliester. Tujuan untuk menentukan konstruksi kain tenun yang meliputi:
2.6.1.1 Anyaman Kain Tenun Anyaman merupakan faktor yang turut menentukan karakteristik suatu kain, karena itu untuk keperluan melengkapi identifikasi kain perlu diketahui konstuksi anyaman. Kain dibuat dengan prinsip penyilangan antara benang lusi dan benang pakan. Pada dasarnya terdapat tiga macam tenunan dasar, yaitu tenunan polos, tenunan keper, tenunan satin.
2.6.1.1.1 Anyaman Polos Anyaman ini merupakan anyaman yang paling sederhana yang mempunyai rapat paling kecil, atau gambar anyaman yang paling mudah yaitu benang lusi dan pakan satu dari satu naik atau turun, sehingga jumlah silangan paling banyak.
“Tenunan Polos”
15
2.6.1.1.2 Anyaman Keper Anyaman dapat diamati dari permukaan kain berupa garis miring yang tidak ptus-putus, garis miring ke kiri menjadi keper kiri dan garis miring ke kanan menjadi keper kanan, garis miring yang dibentuk oleh benang lusi menjadi keper lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan menjadi keper pakan.
“Tenunan Keper”
2.6.1.1.3 Anyaman Satin Anyaman satin menonjolkan salah satu efek lusi atau pakan efek lusi menjadi satin lusi, tetal tinggi, lembut rata, mengkilap dan padat.
“Tenunan Satin” Dalam penelitian kain yang dipakai merupakan “Tenunan Keper” dengan efek gerimis dipermukaan kain. Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Dekomposisi Kain, sebagai berikut: 2 Anyaman Muka I:
Keper
2 /1 dan
Anyaman Muka II:
Keper
2
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.
\1 2
16
2.6.1.2 Berat Kain Berat kain (g/m2) dapat ditentukan sebagai berikut, (Adhi Kusumastuti 2007): 1. Tentukan arah benang lusi pakan, 2. Gunting kain dalam bentuk bujur sangkar sepanjang 10 cm ke arah lusi dan 10 cm kearah pakan, 3. Timbang berat kain tersebut dengan timbangan analitis, 4. Hitung rata-rata berat kain per meter persegi:
a1+ a2 + a3 x 100% 3 Standart Konstruksi: Kain Berat
(
>250 gram/m2)
Kain ½ Berat (161-250 gram/m2) Kain Medium (141-160 gram/m2) Kain Ringan (
0-140 gram/m2)
Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki standart konstruksi Kain ½ Berat yaitu (197,7 gram/m2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.
2.6.1.3 Tetal Benang Tetal benang merupakan istilah untuk menyatakan jumlah benang lusi dan pakan setiap inchi atau cm, ada beberapa cara atau alat yang dapat dipakai untuk menentukan atau menghitung jumlah benang lusi dan pakan. Salah satunya tetal benang dapat ditentukan sebagai berikut: (1) dengan memotong kain seluas 1 inch2, kemudian benang-benangnya ditiras dan dihitung jumlahnya, kemudian dikali 10, (2) Lakukan hal yang sama untuk menghitung tetal pakan (Adhi Kusumastuti 2007). Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Tetal lusi 48,4 (123), Tetal pakan 34,3 (87). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.
17
2.6.1.4 Perubahan Panjang Benang Akibat Tenunan Panjang benang akan berubah karena proses pertenunan. Jadi, terdapat perbedaan antara panjang benang sebelum ditenun dengan panjang benang setelah di tenun. Perubahan panjang benang tersebut dapat dinyatakan dengan cara Crimp, yaitu perubahan panjang benang dari keadaan lurus menjadi panjang benang dalam kain tenun terhadap panjang kain (Adhi Kusumastuti 2007). Crimp dapat ditentukan sebagai berikut: 1. Ambil benang dari setiap sisi persegi, masing-masing sisi 5 helai. 2. Kelompokkan masing-masing benang lusi menjadi 10 helai dan benang pakan 10 helai, dengan panjang rata-rata 10 cm. 3. Setiap helai benang diregang lurus pada permukaan mistar untuk menghitung panjang rata-ratanya, misalnya c cm. Maka Crimp benang ditentukan dengan rumus: % crimp
c 10 100% 10
Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki %Crimp (Lusi 4,4% dan Pakan10,6%)
2.6.1.5 Nomor Benang Setelah Mengalami Tenunan Nomor benang setelah menjadi kain umumnya tidak tepat sama dengan nomor benang aslinya. Proses-proses persiapan, pertenunan, dan finishing mempengaruhi perubahan berat benang untuk panjang yang sama. Seperti halnya panjang benang, nomor benang pun akan mengalami proses pertenunan. Penentuan setelah mengalami proses pertenunan. Penentuan nomor benang dari kain tenun dipakai hanya untuk memperkirakan nomor benang yang dipakai (Adhi Kusumastuti, 2007). Nomor benang dapat ditentukan sebagai berikut: 1. Tentukan apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau filament. Untuk benang staple kehalusan menggunakan sistem penomoran tidak langsung (Nm), sedangkan benang filament menggunakan sistem penomoran langsung (D).
18
2. Sepuluh helai benang lusi sepanjang 10 cm yang telah diukur Crimpnya ditimbang dengan timbangan analitis, misalnya y gram. Maka kehalusan benang tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Nm
y gram 10 panjang (c)
D
9000 y gram 10 panjang (c)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki D.Lusi 31,5.
2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain Pengetahuan tentang evaluasi bahan-bahan tekstil mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri maupun perdagangan tekstil. Kenyamanan yang dimaksud adalah mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statis, cocok dipakai pada udara lembab dan panas (Goet Poespo, 2005:67).
2.6.2.1
Pengujian Daya Serap Air Daya serap adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan kain untuk
tujuan tertentu. Misalnya kain pembalut, handuk dan kain-kain yang akan di celup karena kerataan hasil pencelupan bergantung pada daya serap kain. Daya serap merupakan hampir semua serat menyerap uap air sampai batas tertentu. Jumlah uap air yang diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung dari kelembaban relatif, suhu udara, dan seratnya (Goet Poespo,2005:67). Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya serap kain terhadap air. Pengujian ini meliputi:
2.6.2.1.1 Pengujian daya basah (wettability) Prinsip pengujian ini adalah mengamati setetes air yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu pada permukaan kain. Pengujian daya basah menunjukkan kecepatan pembasahan kain. Besarnya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan kain untuk menyerap tetesan air yang jatuh pada permukaan kain tersebut dalam keadaan tegang.
19
Pengujian daya basah dilakukan sebagai berikut: 1. Regang kain perca pada pembidangan hingga permukaan kain cukup tegang. 2. Tetesi permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch pada waktu yang bersamaan dengan saat penetesan air. 3. Amati saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap oleh kain. Pada saat itu juga matikan stopwatch. Catat waktu pembasahan. 4. Lakukan sampai 3 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu pembasahan rata-rata. Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut: Waktu pembasahan 0 - 2 detik
daya basah tinggi
Waktu pembasahan 2 - 5 detik
daya basah sedang
Waktu pembasahan > 5 detik
daya basah rendah
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki waktu pembasahan 1 detik yang merupakan daya basah tinggi.
2.6.2.1.2 Pengujian daya resap (wet pick up) Pengujian daya resap bermaksud mengukur kemampuan kain menyimpan air secara normal bila kain tersebut direndam dalam air. Daya resap dinyatakan dalam %WPU yang menunjukkan perbandingan berat air yang ada dalam kain dengan berat kain dalam keadaan kering. Pengujian daya resap dilakukan sebagai berikut: 1. Timbang satu per satu contoh uji dan hitung berat rata-rata kain 10x10 cm dalam keadaan kering (Bk). 2. Rendam ketiga helai contoh uji tersebut dalam air selama 10 menit. 3. Aduk-aduk beberapa kali selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain terbasahi merata. 4. Angkat kain tersebut dan tiriskan hingga tidak ada lagi air yang menetes. 5. Timbang masing-masing contoh uji dalam keadaan basah tersebut dan hitung harga rata-ratanya sebagai berat basah (Bb).
20
Hitung %WPU dengan rumus berikut: % WPU
Standart penilaian:
Bb Bk 100% Bk
0 - 10 %
rendah
11 - 30%
sedang
31 - 70%
tinggi
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki %WPU sebanyak 61% yang merupakan tinggi.
2.6.2.1.3 Pengujian daya kapilaritas (capillarity) Kain merupakan suatu bahan berpori (phorous) yang bersifat kapiler. Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair pada bahan yang terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya adhesi atau kohesi (kumpulanistilah.com 2011), misalnya menetesnya air di ujung kain atau air meresap keatas kain. Peristiwa tersebut terjadi karena naik turunnya air melalui celah kain. Kapilaritas menunjukkan kemampuan perambatan air pada kain karena kapilaritas dari kain tersebut. Makin tinggi daya kapilaritas berarti makin tinggi pula daya serap air kain tersebut. Pengujian daya kapilaritas dilakukan sebagai berikut: 1. Gunting contoh uji berupa 3 lembar pita ukuran 25x2.5 cm2 memanjang ke arah lusi dan 3 lembar memanjang kearah pakan. Beri tanda pada jarak 5 cm dari salah satu ujung pipa. 2. Isi piala gelas masing-masing sebanyak 250 cc, kemudian bubuhi pewarna dan aduk hingga rata. 3. Celupkan contoh uji hingga batas (5 cm) ke dalam air dengan posisi vertikal. 4. Amati rambatan pewarna pada pipa hingga maksimum dan tidak bergerak lagi. 5. Ukur waktu perambatan maksimum dengan bantuan stopwatch dan hitung waktu perambatan rata-rata dari ketiga contoh uji (t). 6. Ukur tinggi perambatan maksimum dan hitung tinggi perambatan rata-rata dari ketiga contoh uji (h).
21
7. Hitung daya kapilaritas dengan membagi tinggi perambatan dengan waktu dengan rumus: C Dimana:
h t
c = daya kapilaritas h = tinggi perambatan (cm) t = waktu perambatan (detik)
Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut: Waktu pembasahan 0 - 2 detik
daya basah tinggi
Waktu pembasahan 2 - 5 detik
daya basah sedang
Waktu pembasahan > 5 detik
daya basah rendah
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki waktu pembasahan 0 detik yang merupakan daya basah tinggi.
2.6.2.2 Pengujian daya kelangsaian kain Pemilihan kain harus disesuaikan dengan pemakaiannya. Kelangsaian (drape) berarti kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu dipakai. Pengujian kelangsaian kain ditujukan untuk mengetahui kemampuan jatuhnya karena beratnya sendiri. Tidak semua bahan pakaian mempunyai daya langsai yang baik. Kelangsaian diukur dengan drapemetre (Adhi Kusumastuti 2007).
Drape Rendah
Drape Tinggi Gambar 2.3
Pengujian kelangsaian kain dengan menggunakan drapemeter (Dorothy Siegert Lyle, 1977)
22
Koefisien kelangsaian ditentukan sebagai berikut: 1. Ambil kain berbentuk lingkaran dengan diameter 10 inch (25.4 cm) sebanyak 3 buah. 2. Letakkan kain tersebut dengan titik pusat tepat pada titik pusat cakra penyangga alat drapemetre. 3. Amati jatuhnya kain atau proyeksi jatuhnya kain rata-rata dengan mengukur jarak terjauh dan terdekat ujung kain dari pusat lingkaran untuk dihitung rataratanya. Koefisien kelangsaian (F) ditentukan dengan mengukur luasnya:
F Dimana
AP AS
AC AC
As
: luas contoh
AC
: luas cakra penyangga
AP
: luas proyeksi contoh setelah diatas cakra
Kenyamanan kain ditentukan berdasar standar berikut: F 0,7 - 1
kelangsaian tinggi (sangat nyaman)
F 0,4 - 0,69
kelangsaian sedang (cukup nyaman)
F 0,0 - 0,39
kelangsaian rendah (kurang nyaman)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki F 0,65 yang merupakan kelangsaian sedang (cukup nyaman).
2.6.2.3 Pengujian muatan listrik statis kain Listrik Statis merupakan peristiwa suatu materi yang mempunyai atom bermuatan, karena berpotensi terjadi loncatan elektron dari satu materi bermuatan ke materi bermuatan lainnya untuk mencapai keseimbangan muatan (Husnul Yakin Ali,2012). Sebagai contoh batang kaca yang digosok dengan kain sutera. Pada peristiwa ini, sebelum keduanya saling digosokkan antara batang kaca dan kain sutera semuanya bermuatan netral, namun setelah keduanya saling digosokkan terjadi loncatan elektron dari batang kaca ke kain sutera, akibatnya, batang kaca menjadi bermuatan positif, sedangkan kain sutera menjadi bermuatan negative (Husnul Yakin Ali, 2012).
23
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui besar kandungan muatan listrik statis yang terdapat pada bahan tekstil.Adanya listrik statis yang menyebabkan kain tidak nyaman dipakai, kotoran mudah melekat, dan mengganggu kesehatan. Kain yang mengandung muatan listrik statis dalam kadar yang tinggi kurang nyaman dipakai karena: Dapat menarik bulu-bulu pada kulit apabila sering bergesekan dengan kulit, Mengganggu kesehatan karena mengubah gaya listrik dalam tubuh, Kain mudah menarik kotoran halus di permukaan kain, Kain tergulung atau terlipat, Melekat satu sama lain ketika dipakai.
Gambar 2.4 Bentuk dari muatan listrik statis pada kain (Dorothy Siegert Lyle, 1977)
Pengujian muatan listrik statis dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Gunting kain dengan ukuran 10x5 cm sebanyak 3 buah. 2. Gosok kain tersebut dengan setrika dingin sebanyak 10 kali dengan arah gosokan searah. 3. Ukur waktu lepasnya kain dari permukaan setrika dengan stopwatch. 4. Lakukan hal yang sama dengan setrika panas pada temperatur yang sesuai dengan jenis kain. 5. Hitung waktu lekat rata-rata dari masing-masing tiga kali pengukuran dingin dan panas. 6. Tentukan kenyamanan kain berdasar standar waktu lekat rata-rata (td) muatan listrik statis.
24
Kenyamanan kain berdasarkan standar waktu lekat rata-rata (td) muatan listrik statis berikut ini: td
>5
detik
tinggi (tidak nyaman)
td 3 - 5
detik
sedang (cukup nyaman)
td 0 - 2.59 detik
rendah (nyaman)
Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki td 0 detik rendah (nyaman).
2.7 Pembuatan Busana Kuliah Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, karena fungsi dasarnya yang melindungi tubuh dan terpenuhinya unsur kesusilaan, disamping fungsi lain seperti; alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan status sosial seseorang. Pengertian busana secara umum, adalah segala sesuatu yang dikenakan oleh seseorang dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk pelengkap busana, tata rias wajah dan tata rias rambutnya. Pada awalnya, tujuan seseorang mengenakan busana hanya untuk melindungi tubuh dari pengaruh cuaca atau iklim sekitarnya, kemudian kebutuhan tersebut berkembang untuk memenuhi rasa kesusilaan dan rasa keindahan, serta merupakan cermin kebudayaan suatu daerah atau masyarakat tertentu. Namun seiring perkembangan zaman, tujuan berbusana saat ini menjadi semakin kompleks selain dari yang tersebut diatas, sebagai berikut: (1) Memenuhi unsur etika dan estetika, (2) Menutupi aurat bagi kaum muslim, (3) Menutupi cacat atau kekurangan pada tubuh, (4) Menunjukkan identitas seseorang, (5) Menunjukkan status sosial ekonomi, (6) Menjadi gaya hidup (lifestyle) seseorang. Jenis busana yang beraneka ragam, membuat para ahli busana menggolongkannya menjadi 2 bagian, yaitu: (1) Busana Dalam, biasanya dipakai langsung mengenai badan, atau dikenakan sebelum mengenakan busana luar (Underwear), misalnya: celana dalam, BH (Breast Holder, singlet, korset, long torso) dsb, (2) Busana Luar, biasanya dipakai setelah mengenakan busana Lingeri atau busana dalam tsb, misalnya: pakaian sekolah, pakaian kerja dsb.
25
Busana luar, atau busana yang tampak dikenakan oleh seseorang, juga ada bermacam-macam jenisnya, dan biasanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakainya. Secara umum pembuatan busana meliputi pembuatan desain, pola, memotong, menjahit dan penyempurnaan. Nilai pakaian tergantung dari teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Dalam beberapa tahun ini, standarisasi busana telah mengalami kemajuan, dan hasil produksi masa telah memenuhi pasaran secara meningkat, yang bermutu tinggi, telah membuka pintu bagi industri pada masa mendatang (Sugiarto dan Shigeru Watanabe 2003). Kenyamanan berbusana dipengaruhi oleh desain yang akan digunakan pada suatu kesempatan dan dengan didukung oleh pemilihan bahan yang cocok serta hasil pembuatan. Pada saat dipakai bisa menimbulkan rasa percaya diri dan tidak menggagu kesehatan terutama pada bahan dan pemakaiannya.
2.7.1 Desain Busana Kuliah Desain busana kuliah yang dikenakan bergaya lebih casual dan trendy. Busana kuliah dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, mudah pemeliharaannya (Marwiyah, 2006). Busana digolongkan menjadi tiga macam yaitu: berdasarkan kesempatan, umur dan jenis kelamin. Penggolongan busana yang sering mengalami masalah dengan penggolongan busana berdasarkan kesempatan, karena penggolongan busana ini merupakan penampilan kita sehari-hari, sedangkan penggolongan berdasarkan umur dan jenis kelamin lebih jelas perbedaannya. Berdasarkan kesempatan busana dibagi atas lima golongan yaitu busana kerja atau sehari-hari, busana pesta, busana rekreasi, busana olah raga, dan busana rumah. Dan yang termasuk busana kerja atau busana sehari-hari adalah: busana kekantor, kesekolah, pertemuan rutin suatu kegiatan, berbelanja ke pasar, dan sebagainya. Maka yang jadi syarat utama dari busana ini adalah sederhana tidak berlebihan dan praktis, sehingga tidak mengganggu gerakan tubuh ataupun pekerjaan.Biasanya lebih ditekankan pada model rok blus atau baju terusan dan model praktis.Bahan yang dipilih harus tahan cuci, mudah dalam pemeliharaanya, tidak kuat dan tidak susut (Rostamailis 2005:160).
26
Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi, berarti bahwa dengan memiliki dua lembar rok atau celana pemakaiannya dapat divariasikan dengan tetap memperhatikan keserasiannya. Desain busana untuk mahasiswa/si adalah bebas. Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi, maksudnya: dengan memiliki dua lembar rok atau celana pemakaiannya dapat divariasikan dengan tetap memperhatikan keserasiannya. Ciri-ciri busana kuliah yaitu terdapat kerah pada suatu pakaiannya, tidak ketat dan terbuka, kemudian dalam pemilihan warna dan modelnya tidak menyolok. Berbeda dengan busana kerja yang lebih formal dalam pemakaiannya, busana kuliah lebih bebas tetapi rapi dan tidak berlebihan (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:32).
27
Kerah Rebah
Lengan Puff Panjang Kupnat
Belahan Kancing
Lengan Puff Panjang
Kerah Rebah Kupnat
Gambar 2.5
Desain Busana Kuliah
2.7.2 Pola Busana Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat busana. Berfungsi untuk menjahit busana sesuai model yang dikehendaki. Ada dua cara pembuatan pola yaitu system draping dan system konstruksi yang harus dilakukan seseorang sebelum membuat pakaian. Sebelum membuat pola, terlebih dahulu menentukan ukurannya. Proses pembuatan pola dapat dilihat pada lampiran 1-5 halaman 65-70.
28
2.7.3 Pemotongan Pemotongan merupakan proses memotong kain atau bahan pakaian yang akan digunakan dengan alat pemotong kain sesuai pola yang sudah ditentukan. Sebelum dilakukan proses memotong kain dilakukan terlebih dahulu dengan mendesain suatu pakaian yang kemudian diukur atau menurut ukuran standar yang sudah ditentukan, dan kemudian pembuatan pola sesuai ukuran dan desain pakaian yang sudah ditentukan juga sebelumnya (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003). Dalam proses pemotongan, terlebih dahulu meletakkan pola diatas kain dan membuat sebuah rancang bahan sebelum memulai memotong agar tidak terjadi kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 73.
2.7.4 Penjahitan Proses penjahitan menjahit bagian-bagian yang telah di potong satu demi satu untuk menghasilkan pakaian, dan merupakan proses utama dalam membuat pakaian. Proses penjahitan menggunakan mesin jahit dan dijahit sesuai garis pola yang sudah di tentukan dengan suatu teknik menjahit yang sudah ditentukan pula (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003). Pada proses penjahitan dapat dilihat langkah-langkahnya pada lampiran 9 halaman 74-76.
2.7.5 Penyelesaian Kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi pemeriksaan (inspection), pembersihan (triming), penyetrikaan (pressing) serta melipat dan mengemas. Tujuannya adalah agar pakaian yang dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini dilakukan setelah proses menjahit dengan mesin (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:366). Penyelesaian menentukan kesan dan perasaan dari produk akhir, penggunaan alat-alat penyelesaian paling cocok dengan hasil akhir harus ditentukan (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003).
29
penyelesaian pada suatu pakaian di lakukan dengan membersihkan dan memotong benang dan kotoran yang tidak diperlukan dan masih menempel pada pakaian, menyetrika atau merapikan pakaian tersebut, serta pengemasan. Dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 77.
2.8 Kerangka Berpikir Setiap orang memenuhi kebutuhan pakaian dengan cara yang berbedabeda, baik dalam menentukan bahan pakaian, model dan cara mendapatkan pakaian. Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan kemajuan dibidang mode khususnya di bagian tekstil. Bahan dasar busana disebut juga dengan kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang diolah sedemikian rupa sehingga tercipta kain yang kita lihat dipasaran. Kain yang beredar di pasaran banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan. Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan tekstil. Kebutuhan masyarakat terhadap bahan tekstil sekarang ini semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan serat tekstil, karena serat merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan tekstil. Pada umumnya serat tekstil dapat digolongkan kedalam dua jenis yang utama yaitu serat alam dan serat buatan. Serat alam adalah serat yang berlangsung sudah tersedia di alam atau disebut juga “natural fiber”. Serat buatan atau disebut juga “synthetic fibers” adalah serat yang sepenuhnya dibuat dengan mereaksikan zatzat kimia, serat buatan digolongkan menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis. Dalam hal ini serat buatan termasuk golongan serat sintetis yang sudah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bahan utama pembuatan berbagai macam tali, atau kepentingan lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain poliester yang merupakan serat sintetis, sebab poliester banyak dijumpai diberbagai toko tekstil. Kain poliester selain banyak jenis dan macamnya juga banyak variasinya termasuk tekstur dan motifnya.
30
Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam pemilihan jenis kain sebelum proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu kain dapat mempengaruhi kulit tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan pada cuaca, pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu, kenyamanan suatu kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan keamanan pemakainya. Kenyamanan suatu kain dilihat dari daya serap air dan berbagai indikator yang mendukung. Daya menyerap air lebih banyak lebih nyaman dipakai, cepat menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statis. Selain itu, kain nyaman dapat dirasakan tahan terhadap kuman yang menempel pada kain yang menyebabkan rasa gatal ditubuh. Nyaman dalam pakaian adalah suatu hubungan timbal balik dengan pengaruh yang rumit oleh kelembaban, gerakan udara, dan berhubungan dengan perpindahan panas, radiasi (Dorothy Siegert Lyle, 1977:176). Secara umum pembuatan pakaian meliputi tiga proses, yaitu memotong, menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat melalui proses pemintalan, perajutan atau pertenunan, pencelupan untuk produksi pakaian sebagai produk akhir. Hal ini memegang peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Pembuatan adalah proses, cara, perbuatan membuat. Busana adalah pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan melindungi tubuh dari pengaruh luar. Busana kuliah adalah busana yang dikenakan untuk pergi kuliah di sebuah perguruan tinggi, busana kuliah bergaya lebih casual dan trendy. Busana kuliah dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, mudah pemeliharaannya. Desain busana untuk mahasiswa adalah bebas. Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi.
31
2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawabannya baru menggunakan teori (Sugiyono, 2008:159). Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabrata, 2006:21). 2.9.1 Hipotesis Kerja (Ha) Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya. 2.9.2 Hipotesis Nol (Ho) Tidak Adanya Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006). Metode merupakan suatu cara atau strategi yang digunakan dalam kegiatan penelitian sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal yang akan dibahas dalam metode penelitian ini adalah metode penentuan objek penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data dan metode analisis data.
3.1 Metode Penentuan objek Penelitian Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan objek penelitian meliputi populasi penelitian, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
3.1.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu tekstil. Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang (Winiati Pudji Rahayu, 1997:9). Calon panelis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata kuliah ilmu tekstil digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang yang dipilih setelah calon panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian. . 32
33
3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel Sampel penelitian ini adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah kain 100% poliester dengan merk “Nina Klein” yang didapat di salah satu toko tekstil dikota Yogyakarta dengan nama “Textileone”. Kemudian dibuat suatu busana kuliah untuk dijadikan alat atau bahan penelitian. Sampel yang dipilih memiliki label sebagai berikut: (Poliester Fiber) yang berarti kain dibuat dari serat poliester, (anti crease) yang berarti tidak akan kusut kalau dipakai, dan (face colour) yang berarti warna tidak luntur. Dari label diatas keterangan tersebut menurut (Goet Poespo, 2005:56-57) Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2008:217). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpel random sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sehingga subjek didalam populasi dianggap sama dengan menggunakan suhu ruangan. Dengan demikian maka penelitian memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk dipilih menjadi sampel.
3.1.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Muchamad Fauzi, 2009:145). Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis variabel yaitu:
3.1.3.1 Variabel Bebas (x) Variabel bebas yaitu variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain poliester. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian kain, dan Daya muatan listrik statis.
34
3.1.3.2 Variabel Terikat (y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam percobaan ini adalah busana kuliah. Dengan indikator reaksi busana pada keringat, reaksi busana terhadap gesekan kulit dan kotoran, dan busana terhadap indra peraba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 78, dan lampiran 11 halaman 82, lampiran 25 halaman 103.
3.1.3.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang ikut mempengaruhi eksperimen tetapi dapat dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel terikat. Variabel control dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain katun pada pemakaian busana kuliah. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian kain, dan Daya muatan listrik statis.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara yang digunakan dalam kegiatan peneliian untuk menyelesaikan masalah yang diteliti. Metode penelitian yang akan dilaksanakan didalam penelitian adalah metode eksperimen. Maksud dari eksperimen dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terencana dan secara sistematis dengan melakukan suatu percobaan yang berhubungan dengan persoalan yang sedang diteliti (Sudjana, 2002:1). Metode eksperimen ini digunakan untuk penelitian dalam pembuatan busana kuliah mahasiswa dari aspek kenyamanan. Kain poliester agar kegiatan eksperimen ini dapat berjalan lancar dan berhasil, maka perlu adanya desain eksperimen dan prosedur pelaksanaan eksperimen.
35
3.2.1 Desain Eksperimen Desain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana, 2002:1). Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas (Sudjana, 2002:1) Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain acak sempurna (DAS). Dimana dalam perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak pada unit-unit eksperimen (Sudjana, 2002:15), dapat dilihat pada pola berikut: Pola:
E
X
O1
R K
O2
Keterangan: E
: kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenakan perlakuan eksperimen
K
: kelompok kontrol yaitu kelompok yang digunakan sebagai pembanding
X
: perlakuan
R
: random
O1
: hasil observasi sesudah perlakuan kelompok eksperimen
O2
: hasil observasi sesudah perlakuan kelompok kontrol
(Suharsimi Arikunto, 2006:87) Desain acak sempurna yang dimaksud didalam penelitian ini adalah suatu proses pengacakan dalam perlakuan untuk menentukan kelompok eksperimen. Proses pengacakan ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, untuk menemukan hasil yang terbaik. Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksprimen dan kelompok kontrol.
36
Kelompok eksperimen adalah kelompok-kelompok sampel busana yang dikenai perlakuan berupa mengganti dengan bahan kain poliester. Kelompok kontrol disini yaitu kain katun yang merupakan kelompok tidak dikenai perlakuan dan sebagai pembanding dari kelompok eksperimen. Kemudian dilakukan penilaian (uji inderawi dan uji laboratorium), setelah melakukan uji tersebut dapat dilakukan analisis data untuk mengetahui tingkat kenyamanan kain poliester. Pola desain acak sempurna dapat dilihat dalam skema desain eksperimen berikut: Populasi
Sampel
K1
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Kain Katun [K]
Kain Poliester [P]
K2
K3
P1
Penilaian
Hasil
Analisis
Kesimpulan Gambar 3.1. Skema Desain Eksperimen
P2
P3
37
Keterangan: K1
: Kelompok kontrol dengan pengulangan 1 kali
K2
: Kelompok kontrol dengan pengulangan 2 kali
K3
: Kelompok kontrol dengan pengulangan 3 kali
P1
: Kelompok eksperimen dengan pengulangan 1 kali
P2
: Kelompok eksperimen dengan pengulangan 2 kali
P3
: Kelompok eksperimen dengan pengulangan 3 kali
3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen Prosedur pelaksaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatanbusana kuliah. Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen, jenis dan jumlah bahan dan alat serta tahap-tahap eksperimen.
3.2.2.1 Tempat dan waktu ekperimen Eksperimen dilakukan dirumah ruang laboratorium TJP UNNES, yang berada di Sekaran Gunung Pati, Semarang.
3.2.2.2 Jenis dan jumlah bahan Dalam percobaan ini jenis dan jumlah bahan yang digunakan setiap percobaan sebagai berikut: Kain Poliester
: 1,50 meter
Kain Katun
: 1,50 meter
Benang Jahit
: 2 buah
Kertas Pola
: 5 Lembar
Kapur Jahit
: 1 buah
Karbon Jahit : 2 buah
3.2.2.3 Peralatan eksperimen Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan peralatan yang higienis dan kondisi yang baik. Adapun peralatan tersebut yaitu: Mesin Jahit
: 1 buah
Jarum Pentul
: 1 buah
Gunting Kain
: 1 buah
Rader
: 1 buah
Gunting Kertas
: 1 buah
Meteran
: 1 buah
38
Pensil
: 1 buah
Spidol
: 1 buah
Penggaris
: 1 buah
Penghapus
: 1 buah
3.2.2.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Eksperimen Eksperimen dalam pembuatan busana kuliah ini meliputi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. 3.2.2.4.1
Tahap persiapan
Menyiapkan semua alat dan bahan tersebut diatas yang diperlukan dalam pembuatan Busana Kuliah. 3.2.2.4.2
Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembuatan busana kuliah dengan bahan kain poliester, sebagai berikut: 1. Buatlah pola sesuai desain dan ukuran yang sudah ditentukan dan disiapkan, kemudian potong dengan menggunakan gunting kertas sesuai pola yang sudah dibuat. 2. Letakkan pola pada kain dengan bantuan jarum pentul, kemudian potong dengan menggunakan gunting kain sesuai pola yang diletakkan tetapi dengan tambahan kampuh. 3. Tandai kain yang sudah dipotong dengan menggunakan rader dan karbon, kemudian jahit kain tersebut membentuk suatu busana. 3.2.2.4.3
Tahap penyelesaian
Selesaikan kampuh tersebut dengan dijahit atau diobras, kemudian dirapikan tiras-tirasnya serta diseterika dan dikemas dengan rapi.
39
Kemudian diujikan secara subjektif dan objektif. Secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut: Persiapan alat Tahapan persiapan Persiapan bahan
Menyiapkan ukuran standar
Pembuatan pola busana tambah kampuh Gunting pola busana
Letakkan pola pada kain Gunting kain mengikuti pola Tahapan pelaksanaan Rader kain yang sudah dipotong Jahit bagian sisi belakang dan bagian depan
Jahit bagian bahu
Sambung bagian lengan dan kerah Selesaikan bagian kampuh dan merapikan tiras
Pengemasan Tahapan penyelesaian Pengujian Subyektif dan Obyektif Gambar 3.2. Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah
40
3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2011:137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada seting alamiah pada laboratorium, dirumah, seminar dan diskusi. Dilihat dari teknik atau cara dapat dengan wawancara, kuesioner, pengamatan, dan gabungan ketiganya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penilaian. Metode penilaian didalam eksperimen ini terdiri dari penilaian subjektif dan penilaian objektif. Penilaian subjektif dilakukan dengan uji validitas dan reabilitas yang berlokasi diUNNES, sedangkan penilaian objektif dilakukan dengan eksperimen. Uji organoleptik merupakan suatu uji yang bersifat subjektif. Uji ini dapat diperbandingkan dengan uji yang bersifat objektif yaitu dengan suatu pengukuran menggunakan instrument fisik, kimiawi atau mikrobiologi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungannya antara pengukuran subjektif yaitu menggunakan indra dengan pengukuran objektif yaitu menggunakan suatu alat ukur tertentu (Winiati Pudji. R, 1997:175).
3.3.1 Penilaian Subjektif Penilaian subjektif merupakan cara penilaian terhadap mutu atau sifat-sifat suatu komoditi dengan menggunakan panelis sebagai instrumen atau alat pengumpul data penelitian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kenyamanan kain poliester pada busana kuliah mahasiswa hasil eksperimen dengan menggunakan uji inderawi (Winiati Pudji. R, 1997:175).
41
3.3.1.1 Uji Inderawi Uji inderawi merupakan uji organoleptik yaitu suatu pengujian terhadap sifat karakteristik bahan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba. Dalam hal ini perlu dilakukan pengujian inderawi, diperlukan instrumen sebagai alat ukur yaitu panelis agak terlatih dengan mengetahui tentang cara-cara penilaian. Dalam penelitian ini pengujian inderawi menggunakan tipe pengujian dengan uji skoring (Winiati Pudji. R, 1997:1). Dalam penelitian ini uji inderawi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas sampel “Busana Kuliah”. Hasil eksperimen meliputi indikator daya serap air, kelangsaian kain, muatan listrik statis dengan menggunakan 2 (dua) sampel dan diberi skor. Penamaan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak dapat menebak lagi, isi dari sampel tersebut berdasarkan penamaannya. Dalam uji organoleptik dikenal beberapa pengaruh penyajian, yaitu: (1) Expectation error, terjadi karena panel telah memperoleh informasi tentang pengujian. Oleh karena itu panel sebaiknya tidak diberi informasi yang mendetail tentang pengujian dan sampel diberi kode 3 digit agar panelis tidak mengenalinya, (2) Sugesti, respon dari seorang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya, oleh karena itu selama pengujian dilakukan secara individual (Winiati Pudji. R 1997:4). Penilaian ini menggunakan tubuh manusia sebagai subjek penelitian dengan memakai sampel berupa busana kuliah yang peneliti beri kode 3 digit nomor agar tidak mempengaruhi penilaian dan digunakan pada waktu yang ditentukan. Maka sesuai keterangan diatas, pemberian nama dalam sampelnya akan menimbulkan suatu hasil penilaian yang tidak sesuai atau error. Sebelum dilaksanakan uji inderawi, terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan agar dapat menemukan bahan yang tepat dan sesuai untuk penelitian. Dalam menemukan kain yang cocok untuk penelitian, peneliti memesan kain poliester dari suatu tempat produksi dengan 100% poliester. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 103.
42
3.3.2 Penilaian Objektif Penilaian objektif dilakukan dengan uji laboraturium. Tujuan dari uji laboraturium ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan kain poliester yang cocok dalam pembuatan busanakuliah. Pengujian ini dilakukan dengan caranya mengindentifikasi serat 100% poliester, dekomposisi kain, serta evaluasi kenyamanan kain. Penilaian tersebut sebagai pendukung dalam penelitian yang akan dilakukan. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 142.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. Instrumen berhubungan erat dengan teknik pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis metode penelitian. Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
3.4.1 Metode Angket (kuesioner) Metode Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto 2006:151). Dalam penelitian ini metode kuesioner atau angket digunakan untuk mengungkap data tentang kenyamanan suatu kain poliester, dipandang dari caranya menjawab adalah kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan dengan 4 skor yaitu 4, 3, 2, dan 1. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 103.
43
3.4.2 Panelis Agak Terlatih Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis agak terlatih yang sudah mengerti tentang ilmu tekstil. Panel agak terlatih yang digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang yang dipilih setelah calon panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian. Salah satu syarat untuk mendapatkan panelis agak terlatih adalah instrumen (panelis) yang valid dan reliabel. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen (panelis) yang valid dan reliabel adalah dengan validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.
3.4.3 Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Validitas instrumen dapat dilihat apabila instrumen dapat mengukur sesuai dengan keadaan sebenarnya. Validitas instrumen terdiri dari validitas internal dan validitas isi.
3.4.3.1 Validitas Internal Validitas internal adalah kevalidan instrumen dilihat dari kondisi internal panelis yang beragam. Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan validitas internal adalah melalui wawancara. Materi yang diwawancarakan meliputi ketersediaan menjadi panelis, keadaan kesehatan, dan pengetahuan tentang kain poliester. Ketentuan penelitian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis. Calon panelis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata kuliah ilmu tekstil dari 25 orang.
44
Dari hasil wawancara akan diketahui 15 orang yang memenuhi persyaratan kesehatan dan bersedia menjadi panelis sesuai dengan. Beberapa orang yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu validitas isi dan reliabilitas instrumen.
3.4.3.2 Validitas Isi Validitas isi adalah validitas atau kesahihan yang berdasarkan pada materi atau isi penelitian. Validitas isi dapat dimiliki oleh panelis jika panelis mampu menilai aspek kenyamanan produk dengan baik dan benar. Data hasil penilaian dianalisis dengan ketentuan range method, sebagai berikut: Range Jumlah Jika
> 1, maka calon panelis diterima Jumlah Range Range Jumlah
Jika
< 1, maka calon panelis ditolak Jumlah Range Berdasarkan hasil analisis diatas akan diketahui hasil perhitungan range
method diperoleh rasio >1 maka calon panelis tersebut kepekaan atau sensitivitasnya memenuhi syarat dan apabila rasio < 1 maka panelis tidak memenuhi syarat. Panelis yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu reliabilitas.
3.4.4 Reliabilitas Instrumen Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:121). Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006:178).
45
Reliabilitas tersebut sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, berarti panelis tersebut dapat menilai secara tetap atau penilaian mendekati sama, walaupun penilaian dilakukan beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Untuk mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan.
3.5 Metode Analisis Data Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil pengujian. Setelah data yang diperoleh dari panelis terkumpul, data ditabulasi kemudian dianalisis untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan. Metode yang digunakan adalah Analisis Uji-t karena jumlah sampel terdiri dari 2 kelompok, namun sebelum data dianalisis perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
3.5.1 Uji Prasyarat Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan data dianalisis dengan analisis varian klasifikasi tunggal perlu diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
3.5.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan metode liliefors karena jumlah sampel < 30, dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh (Sudjana, 2005:466) yaitu seperti berikut ini: 3.5.1.1.1
Mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar
3.5.1.1.2
Menghitung mean X =
∑ X1 N
46
3.5.1.1.3
Menghitung simpangan baku (S). S=√
∑ (X1–X ) N–1 X1 - X
3.5.1.1.4
Mengubah skor dasar menjadi skor baku (Z1), Z = S
3.5.1.1.5
Menghitung luas F (Z1), dengan mengkonsultasikan harga Z1 pada tabel dengan ketentuan jika F1
Z1 maka F1 dikurangi Z1. χ
3.5.1.1.6
3.5.1.1.7
Menghitung S (Z1) =
ΣX
Menghitung Lo = F(Z1) – S(Z1), dengan ketentuan Jika Lo > Ltabel, maka data yang diperoleh tidak normal Jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh normal.
3.5.1.2 Uji Homogenitas Uji homogeitas suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah varians setiap sampel sudah homogen atau tidak, dimana pada penelitian ini menggunakan uji F. Rumus uji F menurut Sudjana (2005:249) adalah: P F =
KT (antar perlakuan) =
E 3.5.1.2.1
KT (kekeliruan eksperimen) Menguji efek P dengan, EKT = σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP + 12 Ø2P
EKT ini perlu dibandingkan dengan sesuatu efek atau susunan efek yang memiliki EKT = σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP. Jadi kita harus membentuknya. Bentuklah suatu kombinasi linier yang elemen-elemennya sudah tersedia di bawah kolom EKT.
47
Jika kita ambil EKT (HP), EKT (OP) dan EKT (HOP) lalu menyusun kombinasi liniernya berbentuk: EKT (HP) + EKT (OP) – EKT (HOP) = σ2Є + 2 σ2HOP + 6 σ2HP + σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP - σ2Є - σ2HOP = σ2Є + 2 σ2HOP + 4 σ2OP + 6 σ2HP Maka diperoleh bentuk yang kita perlukan. Bentuk ini akan kita namakan EKT (pseudo). 3.5.1.2.2
Menentukan derajat kebebasan dk untuk penyebut yang diperlukan uji F’. Ini ditentukan sebagai berikut. EKT (pseudo) = a1 (EKT)1 + a2 (EKT)2 + . . . dan seterusnya dengan (EKT)1 mempunyai dk = υ1 (EKT)2 mempunyai dk = υ2 o o o o o dan seterusnya maka derajat kebebasan υ untuk EKT (pseudo) adalah {(KT (pseudo))}2 υ= a21 -
{(KT)1}2 υ1
+ a22
{(KT)1}2 + . . . dan seterusnya. υ2
Jika data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan pembuktian hipotesis setelah pengamatan selesai dan prasyarat hipotesis penelitian terpenuhi dengan menggunakan uji-t maka dapat diketahui: Ho =
=
. Ho tidak dapat ditolak jika - t ½ α
derajat kebebasan (dk) = (
+
t ½ - ½ , dengan
– 2). Jika Ho tidak dapat ditolak, maka kedua
variabel berada dalam keadaan seimbang.
48
Rumus uji t menurut Sudjana (2005:238) adalah: t= Keterangan: t
= Beda nilai rata-rata kedua sample = Nilai mean kelompok eksperimen = Nilai mean kelompok kontrol = Varian gabungan nilai kedua kelompok
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi data dan hasil uji persyaratan metode T-test (homogenitas dan normalitas), hasil analisis kenyamanan kain poliester ditinjau dari indikator daya serap air, daya kelangsaian kain, dan daya muatan listrik statis pada busana kuliah.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi data hasil uji inderawi Deskripsi data digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang sampel yang diteliti, dalam penelitian ini deskripsi data yang di tampilkan antara lain skor minimal, skor maksimal, jumlah skor, rerata skor, varians, dan standar deviasi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan berdasarkan data hasil uji inderawi panelis agak terlatih, deskripsi data yang dimaksud diatas dapat dipaparkan sebagaimana pada tabel berikut ini.
49
50
Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah Indikator
Daya serap air
Daya kelangsaian
Daya muatan listrik statis
Keseluruhan
Uraian Skor minimal Skor maksimal Jumlah Rerata Varians Standar deviasi Skor minimal Skor maksimal Jumlah Rerata Varians Standar deviasi Skor minimal Skor maksimal Jumlah Rerata Varians Standar deviasi Skor minimal Skor maksimal Jumlah Rerata Varians Standar deviasi
Busana 463 3,00 3,47 49 3,28 0,0259 0,16 2,20 3,40 46 3,07 0,0851 0,29 3,27 3,87 53 3,52 0,0338 0,18 3,40 3,51 49 3,29 0,0148 0,12
Busana 395 2,33 3,07 40 2,69 0,0582 0,24 2,07 3,20 39 2,57 0,0964 0,31 2,53 3,27 42 2,82 0,0549 0,23 2,47 2,96 40 2,69 0,0245 0,16
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Keterangan: Busana 463
: busana kuliah dengan menggunakan kain poliester
Busana 395
: busana kuliah dengan menggunakan kain katun
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, serta keseluruhan yang terbaik adalah sampel busana 463. Tampak bahwa sampel 463 yaitu busana kuliah yang menggunakan kain poliester mempunyai rerata yang lebih besar dibandingkan sampel 395 yaitu busana kuliah yang menggunakan kain katun, baik pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, serta total keseluruhan. Hasil uji inderawi yang dilakukan oleh panelis agak terlatih dari 3 kali pengulangan penilaian bila persentase dari skor bulat 1,2,3, dan 4 maka dari masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagaimana tabel berikut ini.
51
Tabel 4.2. Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih Terhadap Busana Kuliah Skor Indikator
4
Sampel
3
2
Total Skor
1
463
n 4
% 27%
n 11
% 73%
n 0
% 0
n 0
% 0
n 15
% 100%
Air
395
4
27%
6
40%
5
33%
0
0
15
100%
Daya
463
5
33%
9
60%
1
7%
0
0
15
100%
Kelangsaian
395
1
7%
9
60%
5
33%
0
0
15
100%
Daya Muatan
463
5
33%
10
67%
0
0
0
0
15
100%
Listrik Statis
395
1
7%
12
80%
2
33%
0
0
15
100%
463
10
67%
5
33%
0
0
0
0
15
100%
395
0
0
12
80%
3
20%
0
0
15
100%
Daya
Serap
Keseluruhan
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana kuliah: 1. Indikator daya serap kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 73% dan sisanya 27% menilai dengan skor 4, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 40% dan sisanya 33% menilai dengan skor 2 dan 27% menilai dengan skor 4. 2. Indikator daya kelangsaian kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 63% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4 dan 7% menilai dengan skor 2, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 60% dan sisanya 33% menilai dengan skor 2 dan 7% menilai dengan skor 4. 3. Indikator daya muatan listrik kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 13% menilai dengan skor 2 dan 7% menilai dengan skor 4.
52
4. Keseluruhan tingkat kenyamanan kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 4 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan skor 3, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 20% menilai dengan skor 2 Data rincian khusus nilai persentase yang dilakukan oleh 15 orang panelis agak terlatih dari pengulangan ketiga, penilaian persentase dari skor bulat 1, 2, 3, dan 4 maka dari masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagai berikut:
4.1.1.1. Persentase Daya Serap Kain Busana Kuliah Tabel 4.3. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain Indikator
No. Soal
Sampel
n 6 463 1 6 395 2 463 2 3 395 4 463 Daya 3 Serap Kain 1 395 2 463 4 5 395 5 463 5 2 395 (Sumber: Data primer diolah, 2012)
4 % 40% 40% 13% 20% 27% 7% 13% 33% 33% 13%
3 n 7 8 10 7 9 3 12 2 10 5
% 47% 53% 67% 47% 60% 20% 80% 13% 67% 33%
2 n 2 1 3 5 2 6 1 7 0 7
% 13% 7% 20% 33% 13% 40% 7% 47% 0% 47%
1 n 0 0 0 0 0 5 0 1 0 1
% 0% 0% 0% 0% 0% 33% 0% 7% 0% 7%
Keterangan: N
: Jumlah
Skor 4
: Sangat Setuju
Skor 2
: Kurang Setuju
Skor 3
: Setuju
Skor 1
: Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana kuliah: 1. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
53
2. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%. 3. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 60%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 40%. 4. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 80%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%. 5. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%. Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya adalah sebagai berikut:
Daya Serap Kain Soal no. 1 4
40%
3
2
1 53%
47%
40% 13%
7%
0% 463
0%
395
Grafik 4.1. Column menurut indikator yang diteliti
54
Daya Serap Kain Soal no. 2 4
3
2
1
67% 47% 33% 20%
13%
20% 0%
0%
463
395
Grafik 4.2. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Serap Kain Soal no. 3 4
3
2
1
60% 40% 27% 13% 0% 463
33%
20% 7%
395
Grafik 4.3. Column menurut indikator yang diteliti
55
Daya Serap Kain Soal no. 4 4
3
2
1
80% 47% 33%
13%
7%
13%
7%
0%
463
395
Grafik 4.4. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Serap Kain Soal no. 5 4
3
2
1
67% 47% 33%
33% 13%
7%
0% 0% 463
395
Grafik 4.5. Column menurut indikator yang diteliti
56
4.1.1.2. Perbedaan Daya Kelangsaian Kain Busana Kuliah Tabel 4.4. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain Indikator
No Soal 1
2 Daya Kelangsaian
4
Sampel
3
Kain 4
5
3
2
1
n
%
n
%
n
%
n
%
463
2
13%
7
47%
6
40%
0
0%
395
1
7%
13
86%
1
7%
0
0%
463
5
33%
8
54%
2
13%
0
0%
395
2
13%
7
47%
5
33%
1
7%
463
5
33%
7
47%
3
20%
0
0%
395
2
13%
7
47%
2
13%
0
0%
463
5
33%
6
40%
4
27%
0
0%
395
0
0%
6
40%
9
60%
0
0%
463
4
27%
10
66%
1
7%
0
0%
395
1
7%
3
20%
9
60%
2
13%
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Keterangan: N
: Jumlah
Skor 4
: Sangat Setuju
Skor 2
: Kurang Setuju
Skor 3
: Setuju
Skor 1
: Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana kuliah: 1. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 86%. 2. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 54%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%. 3. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%.
57
4. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 40%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%. 5. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%. Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya adalah sebagai berikut:
Daya Kelangsaian Kain Soal no. 1 4
3
2
1 86%
47%
40%
13% 0% 463
7%
7%
0%
395
Grafik 4.6. Column menurut indikator yang diteliti
58
Daya Kelangsaian Kain Soal no. 2 4
3
2
1
54%
47%
33%
33% 13%
13%
7%
0% 463
395
Grafik 4.7. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Kelangsaian Kain Soal no. 3 4
3
2
1
47%
47% 40%
33% 20% 13% 0% 463
0% 395
Grafik 4.8. Column menurut indikator yang diteliti
59
Daya Kelangsaian Kain Soal no. 4 4
33% 40%
3
2
1
40%
27% 0%
60%
0%
463
0% 395
Grafik 4.9. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Kelangsaian Kain Soal no. 5 4
3
2
1
67%
60%
27%
20% 7% 463
0%
7%
13%
395
Grafik 4.10. Column menurut indikator yang diteliti
60
4.1.1.3. Perbedaan Daya Muatan Listrik Kain Busana Kuliah Tabel 4.5. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain Skor Indikator
No Soal
Sampel
1
2 Daya Muatan Listrik
3
Statis Kain 4
5
4
3
2
1
n
%
n
%
n
%
n
%
463
4
27%
10
66%
1
7%
1
7%
395
4
27%
8
53%
3
20%
3
20%
463
3
20%
10
67%
2
13%
0
0%
395
1
7%
12
80%
2
0
0%
463
4
27%
10
66%
1
13% 7%
0
0%
395
2
13%
8
53%
4
27%
1
7%
463
8
53%
7
47%
0
0%
0
0%
395
0
0%
2
13%
8
54%
5
33%
463
8
53%
6
40%
1
7%
0
0%
395
0
0%
2
13%
6
40%
7
47%
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Keterangan: N
: Jumlah
Skor 4
: Sangat Setuju
Skor 2
: Kurang Setuju
Skor 3
: Setuju
Skor 1
: Tidak Setuju
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana kuliah: 1.
Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
2.
Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 80%.
3.
Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.
61
4.
Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 54%.
5.
Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada sampel 395 sebagian besar memilih “tidak setuju” sebanyak 47%. Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column
berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya adalah sebagai berikut:
Daya Muatan Listrik Kain Soal no. 1 4
3
2
1
66% 53% 27%
27% 7%
463
20%
0%
0% 395
Grafik 4.11. Column menurut indikator yang diteliti
62
Daya Muatan Listrik Kain Soal no. 2 4
3
2
1
80%
67%
20%
13%
13%
7%
0%
463
0%
395
Grafik 4.12. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Muatan Listrik Kain Soal no. 3 4
3
2
1
66% 53% 27%
27% 7%
463
13%
7%
0% 395
Grafik 4.13. Column menurut indikator yang diteliti
63
Daya Muatan Listrik Kain Soal no. 4 4 53%
3
2
1 54%
47%
33% 13% 0% 0%
0%
463
395
Grafik 4.14. Column menurut indikator yang diteliti
Daya Muatan Listrik Kain Soal no. 5 4
3
2
1
53% 40%
40%
7%
463
47%
13% 0%
0% 395
Grafik 4.15. Column menurut indikator yang diteliti
4.1.2 Uji Prasyarat Sebelum menggunakan metode T-test untuk mengujikan hipotestis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji homogenitas dan normalitas data hasil uji inderawi kain busana kuliah. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians dari setiap sampel sudah homogen, sedangkan uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal.
64
4.1.2.1 Uji Homogenitas Berdasarkan hasil uji homogenitas data uji inderawi pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain tampak bahwa harga Fhitung hasil uji homogenitas kedua sampel busana kuliah lebih kecil dari harga Ftabel ini berarti data hasil uji inderawi pada keseluruhan indikator homogen atau data antar kelompok sampelnya mempunyai varians yang sama atau berbeda untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah Indikator
Fhitung
Ftabel
Keterangan
Daya serap air
2,2431
2,98
Homogen
Daya kelangsaian
1,1328
2,98
Homogen
Daya muatan listrik statis
1,6253
2,98
Homogen
Keseluruhan
1,6575
2,98
Homogen
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
4.1.2.2 Uji Normalitas Berdasar hasil uji normalitas data uji inderawi pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain indikator tampak bahwa harga Lo
Lo 395 0,1548
Ltabel
Keterangan
Daya serap kain
463 0,1177
0,220
Normal
Daya kelangsaian kain
0,2652
0,1011
0,220
Normal
Daya muatan listrik statis kain
0,1784
0,1405
0,220
Normal
Keseluruhan
0,1105
0,1445
0,220
Normal
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
65
Setelah diketahui bahwa data berdistribusi homogen dan normal maka analisis data dilanjutkan dengan pengujian hipotestis.
4.1.2.3 Hasil Analisis T-test Analisis T-test dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotetis dengan menggunakan uji T-test untuk mengetahui adalah perbedaan kenyamanan kain busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana dengan menggunakan kain katun, ditinjau dari indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan. Pengujian hipotestis dilakukan berdasarkan data hasil uji inderawi yang telah dilakukan oleh panelis agak terlatih, adapun hasil perhitungannya sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 4.8. Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah Indikator
Thitung
Keterangan
Daya serap kain
7,833
Signifikan
Daya kelangsaian kain
4,485
Signifikan
Daya muatan listrik statis kain
9,133
Signifikan
Keseluruhan
11,610
Signifikan
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Harga t(0,95)
(28)
adalah 2,05, karena dalam pengujian ini menggunakan
ujian dan pihak maka interval penerimaan Ho nya adalah -2,05 sampai dengan 2,05. Hanya thitung dikatakan signifikan atau ada perbedaan kenyamanan busana kuliah hasil eksperimen jika harga thitung terletak dihari interval penerimaan Ho dan jika thitung terletak didalam interval penerimaan Ho maka thitung tidak signifikan atau tidak ada perbedaan kualitas kenyamanan busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun.
66
Dari hasil perhitungan sebagaimana tabel tersebut diketahui bahwa harga thitung data uji inderawi terhadap busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan tampak bahwa harga thitung terletak diluar interval penerimaan Ho (-2,05 sampai dengan 2,05) sehingga harga thitung signifikan artinya ada perbedaan kualitas kenyamanan kain antara busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun.
4.1.2.4 Hasil Analisis Perbedaan Kualitas Kenyamanan Kain Busana Kuliah Untuk mengetahui kualitas kain busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun yang terbaik dari kedua sampel hasil eksperimen pada masing-masing indikator dapat dilihat dari nilai rata-rata, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 4.9. Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain Indikator Daya Serap Air Daya Kelangsaian Daya Muatan Listrik Statis Keseluruhan
(Sumber: Data primer diolah, 2012)
Sampel 463 395 463 395 463 395 463 395
Rata-rata 3,28 2,69 3,07 2,57 3,58 2,82 3,29 2,69
67
Untuk mengetahui pengaruh tingkat kenyamanan busana kuliah yang terbaik dari kedua sampel hasil eksperimen pada keseluruhan indikator dapat dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan. Nilai rata-rata yang tinggi pada suatu sampel tersebut memiliki kualitas yang baik dan apabila nilai rata-ratanya rendah meunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki kualitas yang kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10. Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi Secara Keseluruhan No.
Sampel
Rata-Rata
%
1.
Busana 463
3,29
82%
2.
Busana 395
2,69
67%
(Sumber: Data primer diolah, 2012) Keterangan: Busana 463
: busana kuliah dengan menggunakan kain poliester
Busana 395
: busana kuliah dengan menggunakan kain katun
Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana kuliah. Nilai rata-rata sampel busana 463 lebih besar dengan persentase 82% sedangkan pada sampel 395 dengan persentase 67%. Maka ini membuktikan bahwa sampel busana 463 lebih baik dibanding sampel 395. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 48 halaman 129.
4.2 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan berapa besar persentase tingkat kenyamanannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui secara keseluruhan indikator dilihat dari hasil analisis hipotesis bahwa tidak ada perbedaan varians antara busana 463 dengan busana 395. Sedangkan dilihat dari hasil analisis uji-t berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing busana, menunjukkan pada busana 463 lebih baik (3,29) dibanding busana 395 (2,69).
68
Berdasarkan
penelitian
ini
diketahui
perbandingan
besar
tingkat
kenyamanan kain terhadap busana kuliah dengan persentase tingkat kenyamanan masing-masing busana. Pada busana 463 memiliki persentase tingkat kenyamanan (82%) “sangat tinggi” dibanding busana 395 (67%) “tinggi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam suatu busana diperlukan suatu bahan yang memiliki kenyamanan seperti dapat cepat menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang cukup, dan tidak mengandung muatan listrik statis. Maka dapat dikatakan bahwa busana kuliah dengan menggunakan kain poliester memiliki pengaruh tingkat kenyamanan yang sangat tinggi dengan tingkat persentase 82%. Menurut Goet Poespo (2005:79) menyatakan bahwa kain poliester memiliki kemampuan menyerap keringat yang rendah, menahan panas badan, mengkerut, rentan ngengat, kelapukan, serta memiliki muatan listrik statis. Menurut Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira (2008:173) menyatakan bahwa kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat dan dapat berbentuk seperti serat alam. Poliester dapat menghasilkan kain yang tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai kebutuhan, dan jika menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang menyerupai katun atau wol. Menurut Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti (2009:26) menyatakan bahwa sifat bahan poliester yaitu memiliki kekuatan yang tinggi sehingga sangat awet pemakaiannya, tidak mudah kusut yang menyebabkan poliester selalu rapi dipakai, tahan terhadap mikroorganisme, serat poliester tidak mudah kotor dan kotoran yang melekat mudah dilepaskan kembali, namun kelemahan poliester adalah daya serap air yang rendah sehingga kurang nyaman dipakai. Namun semua anggapan tersebut telah berubah.
69
Menurut Mohamad Ansori (2011) menyatakan bahwa pemahaman masyarakat umum selama ini mengenai kain poliester dianggap panas dan tidak nyaman dipakai hal ini tidak selamanya benar. Dahulu poliester dikategorikan panas, namun berkat adanya perkembangan zaman dan modernisasi mesin-mesin dan bahan baku tekstil telah merubah semua anggapan dan pemahaman tersebut. Perkembangan itu juga mempengaruhi mode dan juga culture pada jenis kain atau tekstil yang dipergunakanuntuk bahan baku. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah bahwa anggapan masyarakat saat ini tidak tidak selamanya benar. Hal ini didukung oleh kemajuan dibidang tekstil yang mampu menghasilkan kain poliester yang tadinya tidak nyaman menjadi sangat nyaman bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak kelebihan pada aspek kenyamanan kain. Dilihat dari tahun ketahun kemajuan kain poliester meningkat dari yang tadinya tidak awet dalam pemakaian hingga kenyamanan seperti cepat menyerap keringat dan muatan listrik. Bahkan saat ini ada banyak produk dari bahan 100% poliester bahkan dalam bentuk pakaian dalam yang peneliti temukan yang terdapat dipasaran dengan harga yang sangat ekonomis, berikut adalah salah satu contoh:
Gambar 4.1. Label pada suatu contoh produk pakaian dalam wanita
70
4.3 Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 4.3.1 Pada waktu pengambilan data uji inderawi panelis tidak ditempatkan dalam suatu ruangan khusus uji inderawi untuk melakukan penilaian, sehingga dalam melakukan penilaian dapat dipengaruhi oleh selain panelis yang lain, dimana hasil penilaian ini juga dipengaruhi cuaca yang dapat mempengaruhi dalam menentukan kualitas kain poliester pada busana kuliah, 4.3.2 Proses pembuatan busana yang dengan desain sederhana, sehingga kurang menarik sebagian calon panelis untuk melakukan penilaian, serta pada pelaksanaan penilaian tidak dilakukan selama satu hari penuh, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian. 4.3.3 Penelitian hanya dilakukan diUniversitas Negeri Semarang program studi Tata
Busana
sehingga
hasil
penelitian
ini
belum
tentu
dapat
digeneralisasikan pada lingkungan yang lebih luas misalnya dilingkungan masyarakat.
BAB 5 PENUTUP
5.1 SIMPULAN Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: Adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan persentase hasil penilaian pada kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester sebesar 82% (sangat tinggi).
5.2 SARAN Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian adalah, sebagai berikut: 5.2.1
Bagi mahasiswa agar meningkatkan pengetahuan mengenai bahan-bahan yang cocok sesuai kebutuhan,
5.2.2
Bagi masyarakat untuk tidak mengesampingkan kain poliester sebagai busana untuk beraktivitas, karena terbukti bahwa kain poliester jauh lebih nyaman sekarang dibanding dulu.
5.2.3
Penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang tekstil.
71
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Kusumastuti, 2007, Kimia Terapan, Paparan Kuliah, TJP UNNES. Arifah A. Riyanto, 2003 , Teori Busana, Bandung: Yapemdo. Dorothy Siegert Lyle, 1977, Performance of Textiles, USA: John Wiley and Sons. Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008, Tata Busana Jilid 1,2 dan 3, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. FRR. Mallory, Sifat Kain Poliester, Diakses pada tanggal 23 november 2010. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Ci d&u=http://www.ehow.com/about_5087331_properties-poliesterGoet Poespo, 2005, Pemilihan Bahan Tekstil, Yogyakarta: PT. Kanisius. Kumpulanistilahcom, Pengertian Kapilaritas, Diakses pada tanggal 19 Februari 2011. Husnul Yakin Ali, Pengertian Listrik Statis, Diakses pada tanggal 18 Januari 2012. Marwiyah, 2006, Dasar Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES. Mohamad Ansori, Textile, Uniforms and Tailors, Jakarta: Diakses pada tanggal 08 november 2011. http://www.dekkatama.blogspot.com Muchamad Fauzi, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo. Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009, Pengetahuan Tekstil Untuk Tata Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES. Rostamailis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana Yang Serasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo. Sudjana, 2002, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsito. ---------- , 2005, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito. Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003, Teknologi Tekstil, Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
72
73
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta. ------------------------ , 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata, 2006, Metodologi penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo. Tim Fakultas Teknik, 2001, Mengindentifikasi Serat Tekstil, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Tim Penyusun, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Semarang: Universitas Negeri Semarang. Winiati Pudji Rahayu, 1997, Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
Lampiran 1
Ukuran Standar Wanita Dewasa (Soekarno dan Rasmini 2003:43)
No.
Nama Ukuran
Standar Ukuran S
M
L
1
Lingkar Badan
86
90
98
2
Lingkar Pinggang
66
72
78
3
Lingkar Leher
34
36
38
4
Panjang Dada
31
33
34
5
Lebar Dada
31
33
35
6
Panjang Punggung
35
37
39
7
Lebar Punggung
33
35
36
8
Lebar Bahu
11 ½
12 ½
13 ½
9
Panjang Sisi
16
17
18
10
Panjang Lengan
50
52
54
11
Lingkar kerung Lengan
42
44
48
12
Lingkar Lengan
32
34
35
13
Lingkar Pergelangan
17
19
21
14
Tinggi Puncak
12 ½
13
13 ½
15
Jarak Payudara
17 ½
18
19
16
Panjang Blus
70
75
80
17
Tinggi Pinggul
17
18
20
18
Lingkar Pinggul
88
96
108
75
Lampiran 2
KETERANGAN POLA DASAR BUSANA Skala 1:6
Pola Dasar Badan Depan 1.
Kerung Leher A-D-H siku-siku
H-N = tinggi puncak N-O = H-K = ½ jarak payudara
A-B = 1/6 lingkar leher + ½ cm
K-L = K-M= 1 ½ cm
A-C = 1/6 lingkar leher + 2 cm
O-T = turun 2 cm
Hubungkan titik B-C. 2.
Bagian Bahu
Hubungkan titik L-T-M. 7.
B-D = lebar bahu
Kup Sisi I-P = + 6 cm, P-R = 2 ½ cm
D-E = 3 ½ cm
P-Q = Q-R= ½ P-R= 1 ¼ cm
B-E = B-D.
O-S = 3 cm, hubungkan titik P-
3. Bagian Pinggang
S-R. Ini ialah kup sisi.
C-H = panjang dada H-U = ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kup. 4.
Bagian Badan
Pola Dasar Badan Belakang 1.
D-A-F siku-siku
H-F = panjang sisi + lebar kup
A-C = 1/6 lingkar leher + 1 cm
F- I = ¼ lingkar badan + 1 cm. 5.
G-J = ½ lebar dada Hubungkan titik E-J-I. 6.
C-B = naik 2 cm, hubungkan
Bagian Dada C-G = ½ C-F
Kup Pinggang
Kerung Leher
titik B-A (kerung leher). 2.
Bagian Bahu C-D = lebar bahu, D-E = 1 ½ cm B-E =C-D = lebar bahu.
76
3.
Bagian Pinggang
4.
A-F = panjang punggung
Bagian Badan F-G = panjang sisi
F-U = ¼ lingkar pinggang – 1 cm + kup.
5.
6.
G-I = ¼ lingkar badan – 1 cm
F-L = 1/10 lingkar pinggang + ½
Bagian Punggung
cm
A-H = ½ A-G
L-M = lebar kup 3 cm
H-N = ½ lebar punggung
L-K = ½ L-M
Hubungkan titik E-N-I-U
G-O = F-K = 9 cm, T-O = turun
Kup Pinggang
+ 3 cm Hubungkan titik L-T-M (kup).
Pola Dasar Lengan Pendek 1.
Panjang Lengan A-B-E = siku-siku A-B = panjang lengan
2.
Bagian Kerung Lengan A-C = ¼ lingkar kerung lengan
3.
4.
5.
Kerung
Lengan
Bagian
+ 2 cm
Belakang
A-D = ½ lingkar kerung lengan
A-D dibagi 3 bagian yang sama
Bagian Lingkar Lengan
A-K = K-Y = Y-D, Y-V = ½ Y-
B-E = ½ lingkar lengan
D
Kerung Lengan Bagian Depan
Titik K ke kiri 1 ¾ cm
A-D dibagi 4 bagian yang sama
Titik V ke kanan ½ cm
Titik I ke kiri 1 ½ cm
Hubungkan titik A-K-Y-V-D-E-
Titik U ke kanan 1 ½ cm
B.
Hubungkan titik A-I-F-U-D-EB.
77
Lampiran 3
POLA DASAR BUSANA SKALA 1:6
78
Lampiran 4
POLA LENGAN SKALA 1:6
79
Lampiran 5
PECAH POLA BUSANA SKALA 1:6
80
Lampiran 6
POLA LAPISAN
81
Lampiran 7
RANCANGAN HARGA
Harga Bahan
Jumlah Banyak
Satuan @
Keseluruhan
Bahan Utama: 1.
Kain Katun Polkadot Lebar 115 cm
2.
2,5 meter Rp16.000
Rp 16.000 x 2,5 Rp 40.000
2
meter RP 45.000
Rp 45.000 x 2
Rp 90.000
buah
Rp
Rp
Kain Poliester Lebar 150 cm Bahan Tambahan:
1.
Kancing Lebar 1,5 cm
2.
Viselin
3. 4.
12
Rp
600
600 x 12
1
Rp 10.000
Kain Keras
meter Rp10.000 0,5 meter Rp18.000
Karet elastis lebar 1 cm
2 meter
Rp 18.000 x 0,5 Rp Rp Rp 2.000 x 2
TOTAL
Rp 2.000
7.200
Rp 10.000 9.000 4.000
Rp 160.200
82
Lampiran 8
RANCANGAN BAHAN
83
Lampiran 9
TATA TERTIB PENYELESAIAN BUSANA KULIAH
A. Urutan Kerja Menjahit Busana Kuliah 1. Satukan pas bahu bagian muka dan belakang dengan dijahit kampuh buka
2.
Jahit sisi bagian muka dengan belakang dan jahit kupnat bagian muka dan belakang
3. Bahan untuk kerah dipasang viselin dan kain keras dengan dietrika, dan dijahit
84
4.
Pasang kerah tersebut dengan lapisan dibagian garis leher
5.
Pasang elastic dibagian bawah lengan, panjang elastic sama dengan lingkar pergelangan tangan. Cara menjahitnya sambil ditarik
6.
Kerutkan bagian atas lengan dengan dijahit
7.
Jahitlah lengan dari bagian dalam kemudian sisi lengan yang sudah disatukan
85
8.
Dari bagian sisi badan sambung dengan lengan (di bagian bawah) dengan menjorok ke depan 1 cm pada sisi badan
B. Penyelesaian Busana Kuliah 1. Menyelesaikan tiras kerung lengan dengan dikelim (disum)
2.
Kelim (sum) bagian lapisan kerah dan bawah busana
3.
Membuat lubang kancing dan memasang kancing
86
4.
Menyetrika dan melipat dengan rapi
87 Lampiran 10
Kisi-Kisi Instrumen Kenyamanan Kain No. Sub Variabel Aspek Indikator 1. Daya serap 1. Daya cepat kain menyerap terhadap terhadap air keringat
1. 2. 3. 4.
Indikator Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat menyerap keringat) Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat menyerap keringat) Kurang Setuju (apabila kain pada blus kurang menyerap keringat) Tidak Setuju (apabila kain pada blus cukup tidak menyerap keringat)
Skor 4 3 2 1
2. Daya kelembaban terhadap kulit
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila kulit tidak berkeringat atau kering) Setuju (apabila kulit sedikit berkeringat atau agak kering) Kurang Setuju (apabila kulit agak berkeringat atau agak lembab) Tidak Setuju (apabila kulit sangat berkeringat atau basah)
4 3 2 1
3. Daya cepat mengering pada kain
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat kering) Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat kering) Kurang Setuju (apabila kain pada blus agak basah) Tidak Setuju (apabila kain pada blus sangat basah)
4 3 2 1
4. Daya lengket kain terhadap kulit
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila kulit halus atau kering) Setuju (apabila kulit tidak lengket karena keringat) Kurang Setuju (apabila kulit agak lengket karena keringat) Tidak Setuju (apabila kulit sangat lengket)
4 3 2 1
5. Daya bau pada kain
1. Sangat Setuju (apabila kain tidak bau atau masih wangi) 2. Setuju (apabila kain cukup wangi) 3. Kurang Setuju (apabila kain agak bau)
4 3 2
88
2.
Daya kelangsaian terhadap kain
4. Tidak Setuju (apabila kain sangat bau)
1
1. Daya kehalusan pada kain
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila blus sangat halus diraba) Setuju (apabila blus cukup halus diraba) Kurang Setuju (apabila blus agak kasar diraba) Tidak Setuju (apabila blus sangat kasar diraba)
4 3 2 1
2. Daya jatuh atau langsai pada kain
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila blus dipakai sangat jatuh) Setuju (apabila blus dipakai cukup jatuh) Kurang Setuju (apabila blus dipakai sedikit jatuh) Tidak Setuju (apabila blus dipakai tidak jatuh)
4 3 2 1
3. Daya kekakuan pada kain
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila kain pada blus, dipakai tidak kaku) Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sedikit kaku) Kurang Setuju (apabila kain pada blus, dipakai agak kaku) Tidak Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sangat kaku)
4 3 2 1
4. Daya kain mengikuti bentuk tubuh
1. 2. 3. 4.
Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk tubuh) Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk tubuh) Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk tubuh) Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk tubuh)
4 3 2 1
89
5. Daya kekusutan terhadap kain
3.
Daya muatan listrik terhadap kain
1. Daya timbul gatal terhadap kulit
2. Daya lekat kain terhadap kulit
3. Daya menarik kain terhadap bulu
1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tetap halus setelah beraktivitas) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup halus setelah beraktivitas) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mudah kusut setelah beraktivitas) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mudah kusut setelah beraktivitas)
4 3 2
1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sama sekali tidak menimbulkan gatal) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit menimbulkan gatal) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat menimbulkan gatal)
4
1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tidak melekat atau menempel pada kulit) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit melekat atau menempel pada kulit) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup melekat atau menempel pada kulit) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat melekat atau menempel pada kulit)
4
1. Sangat Setuju (apabila bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan) 2. Setuju (apabila bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan) 3. Kurang Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda cukup berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan) 4. Tidak Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda semua berdiri atau
4
1
3 2 1
3 2 1
3 2 1
90 tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan)
4. Daya kebersihan terhadap kain
5. Daya lekat atau lipat pada sesama kain
1. Sangat Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat mudah dibersihkan setelah beraktivitas) 2. Setuju (apabila bahan blus yang dipakai cukup mudah dibersihkan setelah beraktivitas) 3. Kurang Setuju (apabila bahan blus yang dipakai kurang mudah dibersihkan setelah beraktivitas) 4. Tidak Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat tidak mudah dibersihkan setelah beraktivitas)
4
1. 2. 3. 4.
4 3 2 1
Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai terurai dengan baik) Setuju (apabila blus yang dipakai cukup terurai dengan baik) Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai agak terlipat dibagian tertentu) Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai banyak yang terlipat di bagian tertentu)
3 2 1
91
Lampiran 11
Lembar Pedoman Penilaian
Variabel
Sub Variabel
Aspek 1. kenyamanan terhadap kain
Indikator
Daya serap kain1. Daya cepat terhadap air menyerap terhadap keringat
Descriptor 1. Bahan blus sangat cepat menyerap keringat 2. Bahan blus cukup cepat menyerap keringat 3. Bahan blus kurang menyerap keringat 4. Bahan blus cukup tidak menyerap keringat
2. Daya 1. Kulit tidak berkeringat atau kering kelembaban 2. Kulit sedikit berkeringat atau agak kering terhadap kulit 3. Kulit agak berkeringat atau agak lembab 4. Kulit sangat berkeringat atau basah
3. Daya cepat 1. mengering pada 2. kain 3. 4.
Bahan blus sangat cepat kering Bahan blus cukup cepat kering Bahan blus agak basah Bahan blus sangat basah
4. Daya lengket kain terhadap kulit
Kulit halus atau kering Kulit tidak lengket karena keringat Kulit agak lengket karena keringat Kulit sangat lengket
1. 2. 3. 4.
5. Daya bau pada 1. Bahan blus tidak bau atau masih wangi kain 2. Bahan blus tidak bau 3. Bahan blus agak bau 4. Bahan blus sangat bau 2.
Daya kelangsaian pada kain
1. Daya kehalusan 1. pada kain 2. 3. 4.
Bahan blus sangat halus diraba Bahan blus cukup halus diraba Bahan blus agak kasar diraba Bahan blus sangat kasar diraba
2. Daya jatuh atau 1. langsai pada kain2. 3. 4.
Bahan blus dipakai sangat jatuh Bahan blus dipakai cukup jatuh Bahan blus dipakai sedikit jatuh Bahan blus dipakai tidak jatuh
3. Daya kekakuan 1. Bahan pada blus, dipakai tidak kaku pada kain 2. Bahan pada blus, dipakai sedikit kaku 3. Bahan pada blus, dipakai agak kaku 4. Bahan pada blus, dipakai sangat kaku
92
4. Daya kain mengikuti bentuk tubuh
3.
Daya muatan listrik statis pada kain
1. Bahan blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk tubuh 2. Bahan blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk tubuh 3. Bahan blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk tubuh 4. Bahan blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk tubuh 5. Daya kekusutan 1. Bahan blus yang dipakai tetap halus setelah terhadap kain beraktivitas 2. Bahan blus yang dipakai cukup halus setelah beraktivitas 3. Bahan blus yang dipakai cukup mudah kusut setelah beraktivitas 4. Bahan blus yang dipakai sangat mudah kusut setelah beraktivitas 1. Daya timbul gatal1. Bahan blus yang dipakai sama sekali tidak terhadap kulit menimbulkan gatal 2. Bahan blus yang dipakai sedikit menimbulkan gatal 3. Bahan blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal 4. Bahan blus yang dipakai sangat menimbulkan gatal 2. Daya lekat kain 1. Bahan blus yang dipakai tidak melekat atau terhadap kulit menempel pada kulit 2. Bahan blus yang dipakai sedikit melekat atau menempel pada kulit 3. Bahan blus yang dipakai cukup melekat atau menempel pada kulit 4. Bahan blus yang dipakai sangat melekat atau menempel pada kulit 3. Daya menarik 1. Bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik kain terhadap setelah memakai blus atau bersentuhan bulu 2. Bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan 3. Bulu pada kulit anda cukup berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan 4. Bulu pada kulit anda semua berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan 4. Daya kebersihan 1. Bahan blus yang dipakai tetap bersih setelah terhadap kain beraktivitas 2. Bahan blus yang dipakai cukup bersih setelah beraktivitas 3. Bahan blus yang dipakai agak kotor setelah beraktivitas 4. Bahan blus yang dipakai sangat kotor setelah beraktivitas 5. Daya lekat atau 1. Bahan blus yang dipakai terurai dengan baik lipat pada 2. Bahan blus yang dipakai cukup terurai dengan sesama kain baik 3. Bahan blus yang dipakai agak terlipat dibagian tertentu 4. Bahan blus yang dipakai banyak yang terlipat di bagian tertentu
93
Lampiran 12
No. Revisi
FM-04-AKD24 00
Tanggal berlaku
01 Maret 2010
No. Dokumen
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SURAT PERMOHONAN IJIN UJI PANELIS
Halaman
Nomor : Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Yth:
Dra. Sicilia Sawitri, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes Di Tempat
Dengan hormat Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama
: Delima Suardiningsih
Nim
: 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana Judul
: “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Semarang, 29 November 2012 Peneliti
(Delima Suardiningsih)
94
Lampiran 13
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SURAT PERMOHONAN IJIN UJI PANELIS
No. Dokumen No. Revisi
FM-04-AKD-24 00
Tanggal berlaku
01 Maret 2010
Halaman
Nomor : Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Yth:
Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes Di Tempat
Dengan hormat Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama
: Delima Suardiningsih
Nim
: 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana Judul
: “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Semarang, 07 Desember 2012 Peneliti
(Delima Suardiningsih)
95
Lampiran 14
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SURAT PERMOHONAN IJIN UJI PANELIS
No. Dokumen No. Revisi
FM-04-AKD-24 00
Tanggal berlaku
01 Maret 2010
Halaman
Nomor : Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis
Kepada Yth:
Dra. Urip Wahyuningsih, M. pd.
Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes Di Tempat
Dengan hormat Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama
: Delima Suardiningsih
Nim
: 5401406050
Program Studi : S1 PKK Tata Busana Judul
: “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari
Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Semarang, 10 Desember 2012 Peneliti
(Delima Suardiningsih)
96
Lampiran 15
97
98
Lampiran 16
99
100
Lampiran 17
101
102
Lampiran 18
HASIL DATA EVALUASI SOAL
No
T
T
2
1
2
3
1
3
2
2
7
49
2
4
4
4
12
144
3
3
4
3
10
100
4
3
3
3
9
81
5
3
4
3
10
100
6
3
3
3
9
81
7
3
3
3
9
81
8
3
4
3
10
100
9
3
3
3
9
81
10
4
4
4
12
144
11
3
3
3
9
81
12
4
4
4
12
144
13
3
3
3
9
81
3 47 2209 = = = =
3 44 1936 136 6170 1348 452
9
81
14 R 2 R
3 45 2025 R= T= i 2 R 2 T 2 i
103
Lampiran 19
104
Lampiran 20
PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS Kepada Yth:
Sdr. Panelis Di Tempat
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan saudara dan keadaan yang sebenarnya untuk seleksi menjadi panelis, pernyataan dari saudara yang sebenarnya akan sangat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Nama/ Nim
:
Tanggal Penelitian
:
Bahan
: Busana Kuliah
A. Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cermat. 2. Berilah jawaban saudara dengan jujur
B. Pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan member tanda (X)! 1.
Apakah saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjadi calon panelis dengan memakainya selama kuliah berlangsung? a) Bersedia b) Tidak bersedia
2.
Apakah saudara pernah menjadi panelis busana sebelumnya? a) Pernah b) Tidak pernah
105
3.
Bagaimana kondisi kesehatan saudara saat ini? a) Sehat b) Tidak Sehat
4.
Apakah saudara sudah lulus mata kuliah ilmu tekstil? a) Sudah b) Belum
5.
Apakah anda bersedia mencoba dan menilai busana yang akan diberikan? a) Bersedia b) Tidak bersedia
6.
Menurut saudara, busana seperti apakah yang cocok dipakai untuk kuliah? a) Model sederhana, tetapi menyerap keringat b) Model trendi, tetapi tidak menyerap keringat
7.
Apakah anda tahu apakah yang dimaksud dengan kain poliester? a) Kain yang terbuatdari seratbuatan yang terlebih dahulu dipintal menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain. b) Kain yang terbuat dari serat setengah buatan yang terlebihdahulu dipintal menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain. c) Kain yang terbuat dari serat campuran yang terlebih dahulu dipintal menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.
8.
Apakah anda pernah menggunakan busana dari kain poliester? a) Pernah b) Tidak Pernah
9.
Seberapa sering anda dalam seminggu pernah memakai busana dari kain poliester? (sebutkan berapa) a) Sangat sering b) Sering c) Kadang-kadang
106
10. Apabila pernah, seberapa seringkah anda memakai busana dari kain poliester? a) Sangat sering b) Sering c) Kadang-kadang
11. Seberapasukakahandapadakainpoliester? a) Suka b) Kurang suka c) Tidak suka 12. Menurut saudara, kriteria busana kuliah seperti apa yang cocok digunakan? a) Warna
cerah
tidak
menyolok,
model
sederhana,
mudah
pemeliharaannya b) Warna cerah menyolok, model bervariasi dan unik-unik, mudah pemeliharaannya 13. Bagaimana tekstur kain poliester yang saudara anggap nyaman? a) Tekstur sangat kain halus b) Tekstur agak halus c) Tekstur lumayan halus 14. Menurut anda yang terpenting dalam busana itu? a) Menyerap keringat, dan mudah pemeliharaan b) Model, warna dan motifnya yang menarik 15. Apakah saudara pernah memakai busana kuliah selain dari kain katun/ poliester? a) Pernah (sebutkan namanya) b) Tidak pernah
107
Lampiran 21
DAFTAR CALON NAMA PANELIS AGAK TERLATIH (HASIL WAWANCARA)
No.
Nama Mahasiswa
Nim
1.
Siti Istianah
5401410155
2.
Lailatul Hikmah
5401410165
3.
Dini Septa Sari
5401410171
4.
Citra Hari Putriana
5401410170
5.
Beta Setiawati
5401410180
6.
Dyah Ayu Roes Meira
5401410120
7.
Viri Atmatika Pujiastuti
5401410125
8.
Ayu Wulandari
5401410130
9.
Mauna Arifatul Zain
5401410182
10.
Desi Putri Asih
5401410004
11.
Yulia Ariyani Dewi
5401410014
12.
Hikmawati Mufidah
5401410042
13.
Silviana Silvan Apriliana
5401410045
14.
Nur Imaniyah
5401410047
15.
Rosyana Pratiwi
5401410133
16.
Nila Chikal Setyasari
5401410049
17.
Anisa Rahmawati
5401410131
18.
Halimah
5401410134
19.
Trina Kurnianingsih
5401410058
20.
Fitria Utammy
5401410062
21.
Tri Haryati
5401410088
22.
Diah Istiqomah
5401410056
23.
Sukma Anang Mantika
5401410034
24.
Nur Afifah
5401410118
25.
Winarti Wulandari
5401410072
108
Lampiran 22
109
Lampiran 23
PENGANTAR LEMBAR PENILAIAN Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah Uji Inderawi
Kepada Yth:
Panelis
Di Tempat
Dengan hormat Bersama ini, dimohon kesediannya untuk mengisi lembar penilaian. Dihadapan saudara disediakan 2 sampel busana kuliah. Saudara diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan kriteria penilaian terhadap masing-masing sampel tersebut pada kolom penilaian dibawah ini dengan memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Sebelum dan sesudahnya mencoba busana kuliah, saudara diminta untuk tidak memakai produk deodorant atau parfum selama perkuliahan berlangsung dengan memakai busana ini sebelum memberi penilaian.
Atas kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
Semarang,
Desember 2012 Peneliti,
Delima Suardiningsih NIM. 5401406050
110
Lampiran 24
111
Lampiran 25
Para Panelis yth.
Nama /NIM
:
Tanggal
:
Bahan /Sampel
: Busana Kuliah
Adapun skornya dapat dilihat pada halaman berikut.
LEMBAR PENILAIAN Tingkat KenyamananBusanaKuliah
Skor Busana 463
Indikator Daya Serap Air SS 1. Bahan blus menyerap keringat 2. Meskipun berkeringat bahan blus tetap terasa nyaman dipakai 3. Keringat pada bahan blus terasa cepat kering 4. Kulit tidak terasa lengket setelah berkeringat 5. Bahan blus tidak menimbulkan bau setelah pemakaian
S
KS
Busana 395 TS
SS
S
KS
TS
112
Skor Busana 463
Indikator Kelangsaian Kain SS
S
KS
Busana 395 TS
SS
S
KS
TS
1. Tekstur bahan pada blus halus apabila diraba 2. Bahan blus melangsai secara baik saat dipakai dan ringan 3. Bahan blus tidak terasa kaku apabila dipakai 4. Bahan blus dapat mengikuti bentuk tubuh saat dipakai 5. Bahan blus tidak mudah kusut saat beraktifitas
Skor Busana 463
Indikator Muatan Listrik Statis SS
S
KS
Busana 395 TS
1. Bahan blus tidak menimbulkan gatal di kulit 2. Bahan blus melekat atau menempel pada kulit 3. Bahan blus tidak menarik bulu dikulit atau bulu seperti berdiri karena bersentuhan dan bergesekan pada blus 4. Bahan blus tidak mudah kotor terhadap debu dan kotoran lain atau mudah dibersihkan 5. Bahan blus tidak mudah terlipat atau melipat, saling melekat satu sama lain Keterangandiatas:
SS S
: Sangat Setuju diberi skor 4, : Setuju diberi skor 3,
KS
: Kurang Setuju diberi skor 2,
TS
: Tidak Setuju diberi skor 1
SS
S
KS
TS
113
Lampiran 26
DAFTAR NAMA CALON PANELIS AGAK TERLATIH (UJI INDERAWI)
No.
Nama Mahasiswa
Nim
1.
Lailatul Hikmah
5401410165
2.
Dini Septa Sari
5401410171
3.
Dyah Ayu Roes Meira
5401410120
4.
Viri Atmatika Pujiastuti
5401410125
5.
Anisa Rahmawati
5401410131
6.
Mauna Arifatul Zain
5401410182
7.
Desi Putri Asih
5401410004
8.
Yulia Ariyani Dewi
5401410014
9.
Sukma Anang Mantika
5401410034
10.
Hikmawati Mufidah
5401410042
11.
Silviana Silvan Apriliana
5401410045
12.
Nur Imaniyah
5401410047
13.
Rosyana Pratiwi
5401410133
14.
Nila Chikal Setyasari
5401410049
15.
Winarti Wulandari
5401410072
114 Lampiran 27
DATA UJI INDERAWI PANELIS AGAK TERLATIH Aspek
Daya Serap kain
Sub
Busana 463
Ulangan
I
Busana 395
II
Total
III
No
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
3
3
4
4
3
3.4
3
4
4
4
4
3.8
4
3
3
3
3
3.2
2
3
3
4
4
3
3.4
2
4
3
4
4
3.4
3
2
3
3
3
3
2
4
3
4
4
3.4
3
4
3
4
4
3.6
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3.2
3
4
2
4
4
3.4
4
4
4
5
2
3
2
4
4
3.0
3
3
2
3
4
3.0
4
3
6
4
4
4
4
3
3.8
3
4
3
4
2
3.2
2
7
4
4
3
4
4
3.8
4
3
3
2
3
3.0
8
3
3
4
4
4
3.6
3
2
4
4
3
9
4
4
3
4
3
3.6
3
2
2
4
10
4
4
4
4
4
4.0
3
3
2
11
3
4
4
4
4
3.8
3
3
12
2
4
3
4
4
3.4
3
13
3
4
3
4
4
3.6
14
3
4
2
4
4
15
3
2
2
3
4
I
II
Total
III
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
3.47
4
3
1
4
2
2.8
3
3
2
3
2
2.6
4
2
2
2
2
2.4
2.60
2.8
3.20
4
3
1
4
2
2.8
3
3
2
4
2
2.8
4
2
3
3
2
2.8
2.80
3
3.0
3.33
3
2
3
4
2
2.8
3
2
2
3
1
2.2
3
3
1
2
3
2.4
2.47
3
3
3.6
3.40
3
4
2
4
4
3.4
3
4
2
3
2
2.8
4
4
1
3
3
3.0
3.07
3
3
3
3.2
3.07
3
4
2
4
3
3.2
3
3
1
3
2
2.4
3
3
2
2
2
2.4
2.67
3
4
3
3
3.0
3.33
3
3
1
3
4
2.8
3
3
2
2
2
2.4
2
3
2
1
1
1.8
2.33
4
3
4
3
4
3.6
3.47
2
2
2
2
4
2.4
3
3
2
2
1
2.2
4
3
2
2
2
2.6
2.40
3.2
3
3
3
3
3
3.0
3.27
2
2
2
2
4
2.4
3
3
3
3
2
2.8
3
2
2
2
2
2.2
2.47
3
2.8
2
3
3
2
3
2.6
3.00
4
3
1
2
3
2.6
3
2
1
2
4
2.4
3
2
1
2
3
2.2
2.40
3
3
2.8
3
2
2
3
4
2.8
3.20
4
3
2
2
2
2.6
3
2
1
1
3
2.0
3
3
3
4
4
3.4
2.67
2
3
3
2.8
4
3
3
3
4
3.4
3.33
3
3
2
2
3
2.6
4
3
2
2
4
3.0
3
4
4
4
3
3.6
3.07
3
3
3
3
3.0
3
2
2
3
3
2.6
3.00
3
3
2
2
3
2.6
4
3
3
3
2
3.0
4
3
1
4
2
2.8
2.80
4
4
4
3
2
3.4
3
3
4
3
3
3.2
3.40
3
3
3
3
3
3.0
3
3
2
2
4
2.8
3
2
3
4
2
2.8
2.87
3.4
3
4
4
3
3
3.4
3
4
3
4
4
3.6
3.47
3
2
2
3
3
2.6
3
2
2
3
2
2.4
3
4
2
4
4
3.4
2.80
2.8
3
4
3
2
4
3.2
4
3
3
4
4
3.6
3.20
3
3
3
4
4
3.4
4
3
1
4
2
2.8
4
3
1
2
3
2.6
2.93
115 Aspek
Daya Kelangsaian Kain
Sub Ulanga n
Busana 463 I
Busana 395
II
Total
III
No
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
3
3
4
2
3
3.0
3
4
4
2
3
3.2
4
3
3
3
3
3.2
2
3
3
4
2
3
3.0
3
4
4
4
3
3.6
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
4
2.8
2
2
3
3
4
2.8
2
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3.2
2
2
4
3
4
3.0
3
3
3
5
2
2
2
2
4
2.4
3
3
3
2
4
3.0
2
4
6
3
3
4
4
4
3.6
2
2
3
2
4
2.6
3
7
2
2
2
2
2
2.0
3
3
2
2
3
2.6
8
4
2
4
3
4
3.4
3
3
3
3
4
9
4
2
4
2
3
3.0
3
3
2
2
10
4
3
4
3
3
3.4
3
4
4
11
3
4
4
2
3
3.2
3
3
12
3
4
4
4
3
3.6
3
13
2
2
3
3
4
2.8
14
2
2
4
3
4
15
3
3
3
2
4
I
II
Total
III
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
3.13
2
2
2
1
2
1.8
2
3
4
2
2
2.6
3
2
3
3
2
2.6
2.33
2.8
3.13
2
2
2
1
2
1.8
3
4
3
3
2
3.0
3
1
3
3
2
2.4
2.40
3
3.4
3.00
3
2
2
2
2
2.2
4
3
3
3
2
3.0
3
4
4
2
4
3.4
2.87
3
3
3.0
3.07
2
3
4
2
3
2.8
3
4
3
1
2
2.6
3
3
3
2
1
2.4
2.60
2
3
3
2.8
2.73
3
3
4
3
3
3.2
3
3
3
2
2
2.6
3
4
3
3
2
3.0
2.93
3
3
3
3
3.0
3.07
3
2
3
2
3
2.6
3
2
3
2
3
2.6
3
3
3
2
3
2.8
2.67
2
2
2
2
2
2.0
2.20
1
1
2
1
2
1.4
2
2
3
2
3
2.4
3
2
2
3
2
2.4
2.07
3.2
2
3
3
4
3
3.0
3.20
1
1
2
1
2
1.4
2
2
3
2
3
2.4
3
3
2
2
2
2.4
2.07
4
2.8
2
4
3
4
4
3.4
3.07
3
2
4
1
2
2.4
3
2
4
1
2
2.4
3
2
3
3
2
2.6
2.47
4
3
3.6
3
3
3
2
4
3.0
3.33
3
2
2
3
1
2.2
3
2
2
3
1
2.2
3
3
4
2
2
2.8
2.40
4
2
3
3.0
4
2
4
3
4
3.4
3.20
2
2
2
3
2
2.2
3
2
2
2
2
2.2
3
3
4
2
3
3.0
2.47
3
4
2
3
3.0
3
4
4
4
3
3.6
3.40
2
2
4
2
3
2.6
3
3
4
3
3
3.2
2
3
4
2
2
2.6
2.80
3
3
3
3
4
3.2
3
3
2
2
4
2.8
2.93
3
3
4
3
2
3.0
2
2
2
3
3
2.4
3
2
4
2
3
2.8
2.73
3.0
3
3
4
4
4
3.6
3
4
4
2
3
3.2
3.27
3
4
3
3
4
3.4
3
3
4
3
3
3.2
3
3
4
3
2
3.0
3.20
3.0
4
2
4
3
4
3.4
3
3
4
4
3
3.4
3.27
2
3
4
2
2
2.6
3
2
4
3
2
2.8
4
2
3
2
1
2.4
2.60
116
Aspek
Daya Muatan Listrik Statis
Sub Ulanga n
Busana 463 I
Busana 395
II
Total
III
No
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
4
3
4
3
4
3.6
3
3
4
4
4
3.6
3
3
3
3
3
3.0
2
4
3
4
3
4
3.6
4
4
4
3
4
3.8
2
3
3
4
4
3
2
4
4
4
4
3.6
4
4
4
4
4
4.0
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4.0
4
4
4
4
4
4.0
3
2
3
5
4
4
4
4
4
4.0
3
3
3
3
4
3.2
3
2
6
4
4
4
4
4
4.0
3
3
3
2
2
2.6
4
7
4
4
4
3
4
3.8
4
4
3
3
3
3.4
8
3
4
4
3
4
3.6
4
3
3
2
3
9
4
4
4
4
4
4.0
4
4
3
3
10
3
4
4
3
4
3.6
3
3
3
11
3
3
4
4
4
3.6
4
4
12
4
4
4
3
4
3.8
4
13
4
4
4
4
4
4.0
14
4
4
4
4
4
15
3
3
3
3
4
I
II
Total
III
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
1
2
3
4
5
∑
3.40
4
3
2
2
2
2.6
3
3
3
3
3
3.0
2
3
3
1
2
2.2
2.60
3.2
3.53
4
3
2
2
2
2.6
3
3
3
3
3
3.0
2
3
1
1
3
2.0
2.53
3
3.2
3.60
2
4
4
4
4
3.6
3
3
3
3
3
3.0
3
3
3
2
1
2.4
3.00
3
3
2.8
3.60
4
4
4
4
4
4.0
3
3
3
3
3
3.0
3
3
3
2
2
2.6
3.20
2
3
4
2.8
3.33
4
3
4
3
4
3.6
3
3
3
3
3
3.0
3
2
2
2
1
2.0
2.87
3
3
3
4
3.4
3.33
4
4
4
3
4
3.8
3
3
3
3
3
3.0
4
3
3
2
3
3.0
3.27
4
3
3
4
3
3.4
3.53
3
4
4
3
4
3.6
3
3
3
3
3
3.0
2
3
4
1
2
2.4
3.00
3.0
3
3
4
4
3
3.4
3.33
3
4
4
3
4
3.6
3
3
3
3
3
3.0
3
3
2
1
2
2.2
2.93
2
3.2
4
3
3
4
3
3.4
3.53
2
2
2
1
2
1.8
3
3
3
3
3
3.0
4
3
3
2
2
2.8
2.53
3
4
3.2
3
3
3
3
4
3.2
3.33
2
3
4
1
2
2.4
3
3
3
3
2
2.8
4
4
4
3
2
3.4
2.87
3
4
4
3.8
3
4
4
3
4
3.6
3.67
3
3
2
1
2
2.2
3
3
3
3
3
3.0
3
3
3
2
1
2.4
2.53
4
4
4
4
4.0
3
3
3
3
4
3.2
3.67
4
4
4
3
2
3.4
3
3
3
3
2
2.8
3
3
2
2
1
2.2
2.80
4
4
4
4
4
4.0
3
3
4
4
4
3.6
3.87
4
4
4
3
3
3.6
3
3
3
3
2
2.8
3
2
3
1
1
2.0
2.80
4.0
4
3
4
3
4
3.6
3
4
4
4
4
3.8
3.80
3
4
2
2
2
2.6
3
4
3
2
2
2.8
4
3
2
3
1
2.6
2.67
3.2
3
3
3
3
4
3.2
4
4
3
4
2
3.4
3.27
4
4
4
3
2
3.4
3
3
2
2
1
2.2
3
3
3
2
1
2.4
2.67
117
Lampiran 28 DATA DAYA SERAP KAIN ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN KATUN POLIESTER (BUSANA 463) No Kode Nilai 1 P-01 3.47 2 P-02 3.20 3 P-03 3.33 4 P-04 3.40 5 P-05 3.07 6 P-06 3.33 7 P-07 3.47 8 P-08 3.27 9 P-09 3.00 10 P-10 3.20 11 P-11 3.33 12 P-12 3.00 13 P-13 3.40 14 P-14 3.47 15 P-15 3.20 = 49.13
KATUN (BUSANA 395) No Kode Nilai 1 K-01 2.60 2 K-02 2.80 3 K-03 2.47 4 K-04 3.07 5 K-05 2.67 6 K-06 2.33 7 K-07 2.40 8 K-08 2.47 9 K-09 2.40 10 K-10 2.67 11 K-11 3.07 12 K-12 2.80 13 K-13 2.87 14 K-14 2.80 15 K-15 2.93 = 40.33
n1
=
n2
=
15
15
x1
=
3.28
x2
=
2.69
s1
2
=
0.0259
s2
2
=
0.0582
s1
=
0.161
s2
=
0.241
118
Lampiran 29
119
Lampiran 30
120
Lampiran 31
121
Lampiran 32
122
Lampiran 33 DATA DAYA KELANGSAIAN KAIN ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN KATUN POLIESTER (BUSANA 463) No Kode Nilai 1 P-01 3.13 2 P-02 3.13 3 P-03 3.00 4 P-04 3.07 5 P-05 2.73 6 P-06 3.07 7 P-07 2.20 8 P-08 3.20 9 P-09 3.07 10 P-10 3.33 11 P-11 3.20 12 P-12 3.40 13 P-13 2.93 14 P-14 3.27 15 P-15 3.27 = 46.00
KATUN (BUSANA 395) No Kode Nilai 1 K-01 2.33 2 K-02 2.40 3 K-03 2.87 4 K-04 2.60 5 K-05 2.93 6 K-06 2.67 7 K-07 2.07 8 K-08 2.07 9 K-09 2.47 10 K-10 2.40 11 K-11 2.47 12 K-12 2.80 13 K-13 2.73 14 K-14 3.20 15 K-15 2.60 = 38.60
n1
=
n2
=
15
15
x1
=
3.07
x2
=
2.57
s1
2
=
0.0851
s2
2
=
0.0964
s1
=
0.292
s2
=
0.310
123
Lampiran 34
124
Lampiran 35
125
Lampiran 36
126
Lampiran 37
127
Lampiran 38
DATA DAYA MUATAN LISTRIK STATIS ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN KATUN POLIESTER (BUSANA 463) No Kode Nilai 1 P-01 3.40 2 P-02 3.53 3 P-03 3.60 4 P-04 3.60 5 P-05 3.33 6 P-06 3.33 7 P-07 3.53 8 P-08 3.33 9 P-09 3.53 10 P-10 3.33 11 P-11 3.67 12 P-12 3.67 13 P-13 3.87 14 P-14 3.80 15 P-15 3.27 = 52.80
KATUN (BUSANA 395) No Kode Nilai 1 K-01 2.60 2 K-02 2.53 3 K-03 3.00 4 K-04 3.20 5 K-05 2.87 6 K-06 3.27 7 K-07 3.00 8 K-08 2.93 9 K-09 2.53 10 K-10 2.87 11 K-11 2.53 12 K-12 2.80 13 K-13 2.80 14 K-14 2.67 15 K-15 2.67 = 42.27
n1
=
15
n2
=
15
x1
=
3.52
x2
=
2.82
=
0.0549
=
0.234
2 s1
=
0.0338
2 s2
s1
=
0.184
s2
128
Lampiran 39
129
Lampiran 40
130
Lampiran 41
131
Lampiran 42
132
Lampiran 43
KESELURUHAN DATA KENYAMANAN KAIN ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN KATUN POLIESTER (BUSANA 463) No Kode Nilai 1 P-01 3.33 2 P-02 3.29 3 P-03 3.31 4 P-04 3.36 5 P-05 3.04 6 P-06 3.24 7 P-07 3.07 8 P-08 3.27 9 P-09 3.20 10 P-10 3.29 11 P-11 3.40 12 P-12 3.36 13 P-13 3.40 14 P-14 3.51 15 P-15 3.24 = 49.31
KATUN (BUSANA 395) No Kode Nilai 1 K-01 2.51 2 K-02 2.58 3 K-03 2.78 4 K-04 2.96 5 K-05 2.82 6 K-06 2.76 7 K-07 2.49 8 K-08 2.49 9 K-09 2.47 10 K-10 2.64 11 K-11 2.69 12 K-12 2.80 13 K-13 2.80 14 K-14 2.89 6 K-15 2.73 = 40.40
n1
=
15
n2
=
15
x1
=
3.29
x2
=
2.69
=
0.0245
=
0.157
2 s1
=
0.0148
2 s2
s1
=
0.122
s2
133
Lampiran 44
134
Lampiran 45
135
Lampiran 46
136
137
Lampiran 48
138
Lampiran 49
139
Lampiran 50
140
Lampiran 51
141
Lampiran 52
142
143
144
Lampiran 53
145
Lampiran 54
146
147
Lampiran 55
“Pabrik Textileone Tampak Depan”
148
“Sampel Tekstil One”
“Stand Textile One pada IPMI trend fashion 2009, Senayan City”
149
Lampiran 56
Pelaksanaan Wawancara Panelis
150
Pelaksanaan Penilaian Uji Inderawi
151
Pengisian Lembar Penilaian Uji Inderawi
152