JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PERBEDAAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN PADA PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM DI CV. BONJOR JAYA, CEPER, KLATEN Vifta Dian Lestari, Onny Setiani, Nikie Astorina Yunita Dewanti Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : Metal foundry industry workers is one of the people who are at risk of lead exposure as the effect of air pollution by lead in workplace. These workers are exposed to lead every day as a result of their activities likes melting, stamping, and finishing process at this industry. The aim of the research is to know the difference about blood lead level in workers at the melting section, stamping section and finishing section in CV. Bonjor Jaya, Ceper, Klaten. This observational research with a cross sectional approach. The population is 34 workers in CV. Bonjor Jaya and 31 sample selected by purposive sampling method. Data analysis is done by using Krusskal Wallis test with significance value 5%. Result showed that air lead levels in each section are 0,208 mg/Nm3(melting), 0,212 mg/Nm3(stamping) and 0,037 mg/Nm3(finishing) as well as the average of blood lead level in workers at the each section are 15,97 µg/l (melting), 18,10 µg/l (stamping) and 10,54 µg/l (finishing). Based on statistic analysis was known that p value = 0,320 with α 0,05, this result show that there is no significant difference of blood lead level based on type of work in metal foundry workers in CV. Bonjor Jaya, Ceper, Klaten. Based on this research concluded that average of blood lead level on workers are above normal (CDC=10 µg/dl). Suggestion for metal foundry industry workers to always use a standard mask to reducing lead exposure in the body. Key Words
: type of work, blood lead level, workers, foundry industry in Klaten
819
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
Pencemaran udara di industri
Latar Belakang
erat kaitannya dengan logam berat.
Udara merupakan faktor yang penting
di
dalam
Pembangunan berdirinya
fisik
kehidupan.
baku berbagai jenis industri untuk
kota
memenuhi
pusat-pusat
disertai
dengan
produksi
kendaraan
Penggunaan logam sebagai bahan
dan
industri
manusia dan lingkungan sekitar.4
bermotor,
Industri
peningkatan
pengecoran
logam
merupakan salah satu industri yang
kepadatan lalu lintas dan hasil
dapat
produksi
sampingan
karena
merupakan
salah
yang
satu
akan
memberikan dampak tersendiri bagi
melonjaknya
mengakibatkan
kebutuhan
sumber
pada
mencemari aktivitas industri
lingkungan
yang
dilakukan
tersebut.
Sumber
1
emisi zat pencemar atau polutan
Persoalan pencemaran selalu
yang ada di industri logam salah
pencemaran udara.
muncul
berdampingan
kehadiran sebuah
dengan
industri
satunya
yang
adalah
timbal,
yang
beryllium.5
membahayakan
semakin
dari
waktu
yang
berupa debu, abu dan metal seperti
menimbulkan dampak pencemaran terasa
partikel
ke
nikel,
kadmium
dan
Partikel-partikel
ini
berasal dari proses alam dan dari
waktu. Setiap industri harus siap
limbah
dengan
makin meningkat yang umumnya
konsekuensi
ditimbulkan Setiap
produksinya
kegiatannya.2
dari
industri
yang
dalam
akan
industri
diperoleh
yang
jumlahnya
karena
erosi,
penyemprotan dan penumbukan.6
proses
menghasilkan
Timbal
merupakan
salah
logam
pencemar
pada
efek negatif berupa pencemaran
satu
yang
lingkungan industri. Timbal sebagai
diakibatkan
oleh
proses-
proses pengolahan produksi atau
pencemar
di
hasil dari industri itu sendiri. Dari
berbentuk
partikel
sisi proses produksi, pencemaran
dikenal dengan debu-debu metalik.
emisi industri sangatlah dipengaruhi
Debu-debu tersebut dapat masuk
oleh jenis peralatan yang digunakan
ke dalam tubuh melalui pernapasan
serta
atau melalui makanan. Walaupun
bahan-bahan
baku
yang
digunakan.3
udara
diketahui
yang
sering
dalam jumlah kecil, partikel-partikel 820
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tersebut
dapat
menyebabkan
di
beberapa
bagian
pekerjaan
pemanasan
tungku,
dengan
mesin,
keracunan. Partikel-partikel logam
seperti
seperti ini terdapat di udara dekat
pekerjaan
pertambangan dan industri-industri
penggerindaan presisi, pengecoran
pengolahan logam.
7
Berdasarkan
logam, proses produksi perkakas
penelitian
yang
dan bagian-bagian mesin, serta
dilakukan oleh Mawardi tahun 2013
mereka
di ruang produksi peleburan timah
perkakas yang dihasilkan.3
di
Perkampungan
Industri
Kecil
yang
harus
mengasah
Berdasarkan hasil pemeriksaan
(PIK) Kebasen, Kecamatan Talang,
Balai
Kabupaten
menunjukan
mengenai pengukuran kadar Pb
bahwa kadar Pb udara diperoleh
dalam darah pada penelitian yang
Tegal
sebesar 353,49 µg /m kadar
tersebut
3
dilakukan oleh Mawardi tahun 2013
melebihi
pada pekerja peleburan timah di
Pb udara menurut
Perkampungan Industri Kecil (PIK)
3 8
standar OSHA adalah 50 µg /m ). Wilayah
Kesehatan
dimana
sudah
standar (kadar
Laboratorium
Kecamatan
Kebasen,
Ceper,
Kabupaten
Tegal
menunjukan
bahwa
industri pengecoran logam yang
responden, sebanyak 37 responden
terdapat di Jawa Tengah.
45
Talang,
Klaten merupakan daerah sentra 9
dari
Kecamatan
sampel
darah
CV.
memiliki kadar Pb dalam darah
Bonjor Jaya merupakan salah satu
yang melebihi batas normal standar
industri
di
Centre for Disease Control and
Kabupaten
Prevention (CDC) yaitu 10 µg/dl.8
pengecoran
Kecamatan
logam
Ceper,
Klaten. CV. Bonjor Jaya merupakan
Sedangkan
perusahaan
di
dilakukan oleh Sari tahun 2014 di
bidang pengecoran logam spesialis
CV. Sinar Baja Cemerlang Desa
pulley.
Bakalan, Ceper, Kabupaten Klaten
Pada logam
yang
industri ditinjau
pencemarnya, risiko
bergerak
terbesar
pengecoran dari
yang
penelitian
yang
didapatkan bahwa sebanyak 33
sumber
orang pekerja pengecoran logam
mempunyai
memiliki kadar Pb dalam darah
terkena
paparan
yang
debu logam berat adalah mereka
melebihi
ambang
normal CDC (10 µg/dl).
yang terlibat dalam produksi logam 821
10
batas
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan studi pendahuluan
mikogram timbal per desiliter darah
yang dilakukan dengan mengukur
dapat menyebabkan kejang-kejang,
kadar timbal dalam darah pada
koma dan bahkan kematian. Timbal
pekerja di CV. Bonjor Jaya Ceper
dengan
Klaten. Dari 10 responden yang
mempengaruhi sistem saraf pusat,
diteliti sebanyak 70% responden
ginjal dan merusak sel-sel darah.13
kadar
timbal
dalam
darahnya
kadar
rendah
Berdasarkan
hal
tersebut,
melebihi standar yang ditetapkan
penulis
Centre for Disease Control and
perbedaan kadar timbal (Pb) dalam
Prevention (CDC) yaitu 10 µg/dl.
darah berdasarkan jenis pekerjaan
Dari
pada pekerja industri pengecoran
hasil
studi
menunjukkan
pendahuluan
bahwa
beberapa
tertarik
dapat
untuk
melihat
logam di CV. Bonjor Jaya, Ceper,
pekerja di CV. Bonjor kadar Pb
Klaten.
dalam darahnya di atas ambang METODE PENELITIAN
batas. Proses masuknya timbal ke
Jenis penelitian yang digunakan
dalam tubuh manusia terjadi saat
dalam
bernafas, makan, menelan, atau
penelitian
observasional
dan
meminum
yang
rancangan
penelitian
yang
Pb apabila
digunakan
adalah
zat
apa
mengandung timbal.
saja
11
terhisap melalui pernafasan dan
penelitian
ini
adalah
dengan
pendekatan cross sectional study.
dikonsumsi akan berakibat sangat
Populasi dalam penelitian ini
buruk terhadap kesehatan manusia,
adalah seluruh pekerja CV. Bonjor
akibatnya
adalah
Jaya, Ceper, Klaten, Jawa Tengah
menghambat metabolisme tubuh,
sebanyak 34 orang. Sampel yang
menghambat
mekanisme
digunakan dalam penelitian ini yaitu
enzim
dalam
pembentukan
darah
merah
dan
antara
lain
kerja sel
sebesar
mengganggu
menggunakan
fungsi kerja ginjal.12 Timbal
akan
teknik
dengan sampling
mempengaruhi HASIL DAN PEMBAHASAN
oksigen ke seluruh tubuh. Dengan yang
orang
purposive.
kemampuan darah untuk membawa
kadar
31
tinggi,
sekitar
CV. Bonjor Jaya merupakan
90
salah 822
satu
industri
pengecoran
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
logam dan permesinan di Desa Batur,
Kecamatan
Ceper,
Kabupaten Klaten yang memiliki beberapa bagian tahapan proses produksi
yaitu
pengecoran
(melting), pencetakan, dan finishing.
Jenis Pekerjaan
Suhu (0C)
Kelemb aban (% RH)
Pengecor Pencetak Finishing
36,20 35,10 33,90
31,60 32,80 32,60
Kadar Pb Udara (mg/N m3) 0,208 0,212 0,037
* PERMENAKERTRANS No. 13 th 2011 (NAB Pb Udara = 0,05 3 mg/Nm )
ANALISIS UNIVARIAT A. Jumlah pekerja dan kadar Pb
Berdasarkan
dalam darah berdasarkan jenis
Tabel
2.
pekerjaan
diketahui bahwa kadar Pb udara
Tabel
di bagian pengecor dan di bagian
1. Distribusi frekuensi kadar Pb dalam darah berdasarkan jenis pekerjaan
pencetak telah melebihi NAB PERMENAKERTRANS No. 13 th 3
2011 yaitu sebesar 0,05 mg/Nm .
Jenis Pekerjaan
N
Pengecor Pencetak Finishing Jumlah
8 10 13 31
Rata-rata kadar Pb dalam darah (µg/dl) 15,97 18,10 10,54
Sedangkan
pada
finishing, kadar Pb udaranya masih berada di bawah NAB. C. Usia responden Tabel 3. Distribusi frekuensi usia pekerja pengecoran logam CV. Bonjor Jaya Ceper, Klaten
* batas normal Pb darah CDC = 10 µg/dl
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa rata-rata kadar Pb dalam darah pekerja paling tinggi yaitu
Variabel
N
Usia Min (th)
Usia
31
17
pada pekerja di bagian pencetak. B. Kadar Pb udara di masing-
Usia Maks (th) 54
Berdasarkan hasil penelitian
masing bagian pekerjaan Tabel 2.
bagian
diketahui
Kadar Pb udara berdasarkan jenis pekerjaan di industri pengecoran logam CV. Bonjor Jaya Ceper, Klaten
bahwa
responden
berusia antara 17 - 54 tahun dengan umur rata-rata yaitu 35 tahun.
823
Rata -rata usia (th) 35
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
D. Kebiasaan merokok
Dari tabel 5. dapat dilihat
responden
bahwa pada bagian pengecor,
Tabel
dari
4. Distribusi frekuensi kebiasaan merokok dengan rata-rata kadar Pb darah pekerja
Kebiasaan Merokok
N
Merokok Tidak Merokok
16 15
total
memiliki
responden kebiasan
sebanyak
Rata-rata kadar Pb darah (µg/dl) 14,50 14,25
* batas normal Pb darah CDC = 10 µg/dl
4
yang
merokok
orang,
75%
diantaranya memiliki kadar Pb darah bagian
diatas
normal.
pencetak,
responden
Pada
dari
yang
total
memiliki
kebiasan merokok sebanyak 6 orang, 100% memiliki kadar Pb
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa
dari
sebanyak responden kebiasaan
31
sebanyak
darah diatas normal. Sedangkan
reponden
di bagian finishing dari total
51,6
responden
%
mempunyai merokok
yang
memiliki
kebiasan merokok sebanyak 6
yaitu
orang, 100% memiliki kadar Pb
sebanyak 16 orang dengan rata-
darah normal
rata kadar Pb dalam darah 14,50 µg/dl.
E. Penggunaan APD oleh responden
Tabel
5. Distribusi frekuensi kebiasaan merokok dengan rata-rata kadar Pb darah berdasarkan jenis pekerjaan pada pekerja
Jenis Pekerjaan Pengecor
Kebiasaan merokok
Merokok Tidak Pencetak Merokok Tidak Finishing Merokok Tidak Total
Tabel 6. Distribusi frekuensi penggunaan APD dengan rata-rata kadar Pb darah pekerja
Kadar Pb darah > Norm Norm al al 3 1 3 1 6 0 1 3 0 6 3 4 16 15
824
Penggunaan APD
N
Tidak Baik Baik
14 17
Rata-rata kadar Pb darah (µg/dl) 16,10 12,96
* batas normal Pb darah CDC = 10 µg/dl
Dari tabel 6. dapat diketahui bahwa 54,8% pekerja masuk dalam
kategori
baik
yaitu
sebanyak 17 orang dengan rata-
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
F. Status gizi responden
rata kadar P dalam darah 12,96
Tabel
µg/dl. Tabel 7. Distribusi frekuensi penggunaan APD dengan rata-rata kadar Pb darah berdasarkan jenis pekerjaan pada pekerja
Jenis Pekerjaan
Kadar Pb darah > Norm Norm al al 4 0 2 2 3 0 4 3 2 5 1 5 16 15
Pengguna an APD
Pengecor
Tidak Baik Baik Pencetak Tidak Baik Baik Finishing Tidak Baik Baik Total
bahwa
di
sebanyak
3
orang,
25,8 45,2 29,0 100,0
* batas normal Pb darah CDC = 10 µg/dl
Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa status gizi responden yang
Tabel
dengan
tidak
8 14 9 31
dilakukan
dengan
badan
(IMT)
rata-rata
17,20 µg/dl.
normal. Pada bagian pencetak,
APD
Kurus Normal Gemuk Total
Rata-rata kadar Pb darah (µg/dl) 17,20 11,04 17,07
tatus gizi kurus yaitu sebesar
memiliki kadar Pb darah diatas
penggunaan
Presenta se (%)
terdapat pada responden dengan
baik sebanyak 4 orang, 100%
responden
N
kadar Pb dalam darah tertinggi
dengan penggunaan APD tidak
total
Kategori IMT
berat
bagian
pengecor, dari total responden
dari
Distribusi frekuensi Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rata-rata kadar Pb darah pekerja
pengukuran tinggi badan dan
Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat
8.
baik 100%
memiliki kadar Pb darah diatas normal. Sedangkan di bagian finishing, dari total responden dengan penggunaan APD tidak baik sebanyak 7 orang, 28,6% memiliki kadar Pb darah diatas normal. 825
9.
Distribusi frekuensi Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rata-rata kadar Pb darah berdasarkan jenis pekerjaan pada pekerja
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Jenis Pekerjaan
Kadar Pb darah > Norm Norm al al 4 0 1 1 1 1 2 0 2 2 3 1 0 2 2 6 1 2 16 15
Kat Status Gizi
Pengecor
Kurus Normal Gemuk Kurus Pencetak Normal Gemuk Finishing Kurus Normal Gemuk Total
N
Prese ntase (%)
21 10
67,7 32,3
Gejala subjektif Ada Tidak Ada
Rata-rata kadar Pb darah (µg/dl) 15,23 12,60
* batas normal Pb darah CDC = 10 µg/dl
Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa
dari
31
responden
sebanyak 67% memiliki gejala subjektif dengan rata-rata Pb
Dari
Tabel
diketahui
9.
bahwa
di
dapat
darah 15,23 µg/dl.
bagian
pengecor, pekerja yang dengan
Tabel 11. Distribusi frekuensi gejala subjektif responden dengan kadar Pb darah berdasarkan jenis pekerjaan pada pekerja
kadar Pb darah di atas normal paling banyak dengan status gizi kurus yaitu sebanyak 4 orang. Pada bagian pencetak, pekerja yang dengan kadar Pb darah di atas
normal
pekerja
paling
dengan
banyak
status
Jenis Pekerjaan
gizi
Gejala subjektif
gemuk yaitu sebanyak 3 orang. Sedangkan
pada
bangian
Pengecor
Ada Tidak ada Pencetak Ada Tidak ada Finishing Ada Tidak ada Total
finishing, pekerja yang dengan kadar Pb darah di atas normal paling banyak dengan status gizi normal yaitu 2 orang.
Kadar Pb darah > Norm Norm al al 3 0 3 2 5 2 2 1 3 8 0 2 16 15
Dari tabel 11. dapat dilihat
G. Gejala yang dirasakan responden
bahwa di bagian pengecor, dari
Tabel 10. Distribusi frekuensi gejala subjektif responden dengan kadar Pb darah pekerja
total responden yang merasakan gejala sebanyak
keracunan 3
orang,
subjektif 100%
memiliki kadar Pb darah diatas 826
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
normal. Pada bagian pencetak,
pengecoran logam di CV. Bonjor
dari
Jaya, Ceper, Klaten.
total
merasakan
responden gejala
yang
keracunan
Tidak
adanya
perbedaan
orang,
kadar Pb dalam darah berdasarkan
71,4% memiliki kadar Pb darah
jenis pekerjaan dapat dilihat dari
diatas normal. Sedangkan di
rata-rata kadar Pb dalam darah
bagian
yang
subjektif
sebanyak
finishing,
responden gejala
7
dari
yang
11
terdeteksi
di
ketiga
jenis
merasakan
bagian pekerjaan memiliki range
subjektif
yang tidak terlalu jauh yaitu Pb
27,3%
darah pekerja dibagian pengecor
keracunan
sebanyak
total
orang,
memiliki kadar Pb darah diatas
sebesar
15,97
µg/dl,
pencetak
normal.
sebesar 18,10 µg/dl, dan finishing sebesar 10,54 µg/dl. Dari ketiga
ANALISIS BIVARIAT
jenis
Tabel 12. Uji perbedaan kadar Pb dalam darah berdasarkan jenis pekerjaan pada pekerja industri pengecoran logam di CV. Bonjor Jaya, Ceper, Klaten
memiliki kadar
Jenis pekerjaan Pengecor Pencetak Finishing
8 10 13
Dari
hasil
N
pekerjaan,
semua Pb
pekerja
darah
yang
melebihi batas standar Centre for Disease Control and Prevention (CDC) yaitu sebesar 10 µg/dl. Tidak adanya perbedaan yang signifikan
Mean Signifikansi (p value) rank 17,12 18,75 0,320 13,19
dapat disebabkan karena semua pekerja industri pengecoran logam di masing-masing bagian memiliki risiko yang sama untuk terpapar logam berat Pb karena dilihat dari
uji
komparatif
rata-rata kadar Pb dalam darah
menggunakan uji krusskal wallis
pada pekerja dari ketiga bagian
didapatkan nilai p= 0,320. Hal ini
tersebut semuanya memiliki kadar
berarti bahwa p value > alpha (0,05).
Dari
hasil
uji
Pb dalam darah yang melebihi
statistik
batas normal.
tersebut menunjukan bahwa Ha
Paparan logam berat timbal
ditolak yaitu tidak ada perbedaan
pada industri pengecoran logam
yang signifikan mengenai kadar Pb dalam
darah
berdasarkan
bersumber
jenis
berupa
pekerjaan pada pekerja industri 827
dari
debu-debu
partikel-partikel logam,
uap
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ataupun
asap
yang
merupakan
lebih
lambat
daripada
partikel
hasil dari proses produksi yang
berukuran besar karena lebih ringan
dilakukan.
Pb
karena dipengaruhi oleh gerakan
dalam darah pada pekerja industri
Brown.14 Pada tahap pencetakan
pengecoran logam disebabkan oleh
para pekerja dapat terpapar Pb dari
paparan
uap yang dihasilkan oleh cairan
Tingginya
logam
Pb
kadar
pada
saat
proses produksi. Pada
logam hasil proses peleburan. Pada
proses
pengecoran
tahap ini juga dihasilkan asap dan
dilakukan
peleburan
uap logam dari cairan logam panas
bahan baku pada suhu ±13000C.
yang akan dituangkan ke dalam
Pada tahap proses pengecoran
cetakan. Sedangkan pada tahap
(melting)
finishing,
(melting)
dapat
menyebabkan
pekerja
juga
dapat
pencemaran udara, pada tahap ini
terpapar logam berat Pb dari serbuk
dihasilkan asap dan uap yang
sisa-sisa hasil penghalusan produk
mengandung partikel-partikel logam
logam yang dilakukan oleh mesin.
(fume) melihat bahan baku yang
Proses
digunakan terdiri dari serbuk sisa
produk
hasil finishing logam yang tidak
logam yang berukuran lebih besar
terpakai, baja, silikon, slek dan
dari ukuran partikel pada uap logam
karbon. Pada suhu tersebut timbal
berhamburan di udara sehingga
akan pecah menjadi partikel-partikel
para pekerja berisiko untuk terpapar
halus yang mengambang di udara
logam berat Pb apabila menghirup
yang terlihat sebagai asap. Pb akan
udara di lingkungan tersebut.
penghalusan/pengikiran menghasilkan
debu-debu
menguap dan bersenyawa dengan
Selain itu berdasarkan hasil
oksigen di udara yang kemudian
pengamatan di CV. Bonjor Jaya
membentuk senyawa timbal oksida.
diketahui adanya dua jenis bagian
Partikel uap logam yang berukuran
pekerjaan yang tempat kerjanya
<1 mikron akan berhamburan di
berdekatan
udara sehingga apabila uap logam
mengakibatkan paparan Pb pada
tersebut terhirup bersama udara
pekerja
maka akan masuk ke paru-paru dan
hampir sama yaitu pada bagian
mengendap.
pengecoran
Secara
mikroskopis
partikel yang kecil akan mengendap
yang
sehingga
ditimbulkan
dan
juga
pencetakan.
Bagian pengecor berada di bagian 828
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
atas sedangkan bagian pencetak
pencetakan. Hal ini menunjukan
berada di bawah, namun lokasi
bahwa semakin tinggi kadar Pb
kerjanya masih dalam satu ruangan
udara pada bagian pekerjaan maka
yang sama. Hal ini memungkinkan
semakin tinggi pula kadar Pb dalam
para pekerja dibagian pengecor dan
darah pekerja di bagian tersebut.
pencetak memiliki risiko yang sama
Hasil
tersebut
sesuai
untuk terpapar logam berat Pb di
dengan penelitian yang dilakukan
lingkungan kerja. Berdasarkan hasil
oleh Mawardi pada tahun 2013 di
observasi dapat dilihat jarak antara
Perkampungan Industri Kecil (PIK)
bagian
Kebasen,
pengecor
dan
pencetak
Kecamatan
Talang,
cukup dekat ± 5m, selain itu melihat
Kabupaten Tegal diperoleh hasil
mobilitas para pekerja di bagian
bahwa kadar Pb udara di ruang
pencetak yang selalu berlalu lalang
produksi yang didapat yaitu sebesar
di ruangan tersebut menyebabkan
353,49 µg/m3 (baku mutu standar
adanya risiko paparan Pb yang
OSHA yaitu 50 µg/m3). Hasil Pb
sama
udara
pada
pekerja
di
bagian
pengecoran dan pencetak.
di
ruang
produksi
yang
melebihi baku mutu tersebut diikuti
Berdasarkan
hasil
dengan banyaknya pekerja yang
pemeriksaan kadar Pb di udara
meiliki kadar Pb dalam darah yang
yang dilakukan di CV. Bonjor Jaya,
melebihi
normal
Ceper, Klaten diperoleh hasil bahwa
pekerja
sebanyak
terdapat kandungan Pb di udara
diantaranya
pada sebesar
bagian 0,208
yaitu
memiliki
dari
37
45
pekerja
kadar
Pb
pengecor
yaitu
dalam darah diatas normal (CDC 10
3
pada
µg/dl).8
mg/Nm ,
Penelitian
tersebut
bagian pencetak sebesar 0,212
menunjukan bahwa semakin tinggi
mg/Nm3, dan di bagian finishing
kadar Pb udara maka semakin
3
yaitu sebesar 0,037 mg/Nm . Hasil
tinggi pula kadar Pb dalam darah
Pb udara menunjukan bahwa kadar
pekerja.
Pb udara tertinggi yaitu pada bagian KESIMPULAN
pencetakan hal ini sesuai dengan kandungan Pb dalam darah pekerja
1. Terdapat tiga jenis pekerjaan
dimana rata-rata kadar Pb darah
pada industri pengecoran logam
tertinggi juga terdapat pada bagian
CV. Bonjor Jaya, Ceper, Klaten 829
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yaitu
pengecor
(melting),
Pencemaran Debu di Udara. J
pencetak, dan finishing. 2. Pada
bagian
Tek Lingkung. 2005;6(2):385-
pengecor
dan
390.
pencetak kadar Pb udaranya telah
melebihi
Nilai
4.
Ambang
Widowati W, Sastiono A, Jusuf R.
Efek
Toksik
Logam
Batas (NAB) yang ditetapkan
Pencegahan
oleh Peratururan Menteri Tenaga
Penanggulangan Pencemaran.
Kerja dan Transmigrasi Nomor
1st ed. Yogyakarta: Penerbit
PER.13/MEN/X/2011
ANDI; 2008:412.
yaitu
sebesar 0,05 mg/Nm3.
5.
3. Rata-rata kadar Pb dalam darah
Chandra
Dan
B.
Pengantar
Kesehatan
Lingkungan.
pada bagian pengecor, pencetak
Jakarta:
dan finishing telah melebihi batas
Kedokteran EGC; 2005.
yang ditetapkan oleh Centre for
6.
Penerbit
Sastrawijaya T. Pencemaran
Disease Control and Prevention
Lingkungan.
(CDC) yaitu 10 µg/dl.
Rineka Cipta; 2009.
4. Tidak ada perbedaan kadar Pb dalam
darah
pengecoran Bonjor
7.
pekerja industri loogam
Jaya
di
Ceper,
Panduan
Mahasiswa
Klaten
Program
berdasarkan jenis pekerjaan.
Jakarta:
PT
Sumardjo D. Pengantar Kimia : Buku
CV.
Buku
Kuliah
Kedokteran Strata
Bioeksakta.
I
Jakarta:
Dan
Fakultas EGC;
2009:650. DAFTAR PUSTAKA 1.
Soedomo
M.
8.
Timah
Pencemaran
dan
Bandung: Penerbit ITB; 2001.
Yayasan
Obor
ed.
Perkampungan
Bogor:
Timah
Pekerja di Industri
Kecil/PIK Kebasen Kabupaten
Indonesia;
Tegal). 2013:96.
2008:288. 3.
dengan
Anemia
Pada
Peleburan
Penyelamatan Tanah, Air, Dan 1st
(Pb)
Kejadian
(Penelitian
Arsyad S, Rustiadi E, eds.
Lingkungan.
Hitam
Kadar Albumin dalam Darah
Udara: Kumpulan Karya Ilmiah.
2.
Mawardi M. Hubungan Kadar
9.
Prayudi T. Dampak Industri
Badan Pembangunan
Peleburan Logam Fe Terhadap 830
Perencanaan Daerah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Kabupaten
Klaten.
Klaten
Dalam Angka.; 2009. 10. Sari
DP.
Hubungan
antara
Kadar Pb dalam Darah dengan Profil
Darah
(Studi
pada
Pekerja Pengecoran Logam di CV
Sinar
Baja
Cemerlang,
Desa Bakalan, Ceper, Klaten). 2015. 11. DHOCNY
(Departement
of
Health Otsego Country New York).
Lead
Poisoning
Prevention: What is Lead? Dep Heal Otsego Ctry New York. 2007. www.otsegocounty.com/depts/d oh/LeadPrevention.htm. 12. Hendrasarie Efektifitas
N. Tanaman
Kajian dalam
Menyerap Kandungan Pb di Udara. J Rekayasa Perenc. 2007;3. 13. Team SOS. Pemanasan Global Solusi Dan Peluang
Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2011. 14. Soeripto.
Higiene
Industri.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI; 2008.
831