PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN SPASIAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Rina Septi Nugraheni Novisita Ratu Inawati Budiono
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Nugraheni, Rina Septi. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Spasial Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang.Skripsi.Program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 dan untuk mengetahui hasil belajar manakah yang lebih baik, siswa dengan kecerdasan spasial tinggi, sedang atau rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sample, diperoleh sampel kelas XI IPA SMA N 1 Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah 51 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode tes.Pengujian dari data yang sudah diperoleh menggunakan uji Anova untuk melihat perbedaannya. Hasil uji Anova diperoleh nilai signifikansi 0,044 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial siswa. Hasil uji lanjut pasca Anova antara siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi dengan rendah sebesar 0,06 < 0,05, antara siswa yang memiliki kecerdasan spasial sedang dengan rendah sebesar 0,47 < 0,05 dan antara siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi dengan sedang sebesar 0,015 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan uji scheffe H0, H0a, H0b dan H0c ditolak dan menerima H1, H1a, H1b dan H1c artinya bahwa terdapat perbedaan diantara ketiganya, antara kecerdasan spasial tinggi, sedang maupun rendah. Melihat perbedaan rata-rata masing-masing antara kecerdasan spasial tinggi dengan rendah 17,23, sedang dengan rendah 6,25 dan tinggi dengan sedang
10,98, dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kecerdasan spasial tinggi mempunyai hasil belajar yang tinggi pula dibanding dengan siswa dengan kecerdasan spasial sedang dan rendah. Kata kunci : hasil belajar, kecerdasan spasial, geometri
PENDAHULUAN Salah satu topik yang menjadi pokok bahasan dan penelitian dalam dunia pendidikan adalah masalah kemajemukan siswa di sekolah. Perbedaan - perbedaan pada diri siswa harus diakui dalam dunia pendidikan, terutama selama proses pembelajaran. Perbedaan yang cukup tampak adalah perbedaan kecerdasan antar satu siswa dengan siswa lainnya.Hal tersebut tampak jelas terlihat dari hasil belajar masing-masing siswa.Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat berhasil dalam belajar dan memperoleh hasil belajar yang baik (Christine, 2010). Dimyati dan Mujiono (2009) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam angka-angka atau skor setelah diberi tes pada setiap akhir pelajaran. Menurut Munadi (Rusman, 2012) keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal daninternal. Nilai buruk bukan berarti dia bodoh, namun anak tersebut malas terhadap suatu mata pelajaran tapi giat pada mata pelajaran lain (Purwanto, 2002). Oleh karena itu, bagaimana peran guru untuk mengembangkan kecerdasan yang ada pada diri siswa. Gardner (2011) juga mengungkapkan kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Gardner (2010) berpendapat bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir, setiap individu mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intellligence. Konsep tersebut memuat delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu. Delapan jenis kecerdasan tersebut, antara lain kecerdasan linguistik, kecerdasan logik matematik, kecerdasan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersoanal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis. Definisi dari kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (Musfiroh, 2004).Sonawat dan Gogri (dalam Yaumi, 2012) menjelaskan bahwa kecerdasan spasial merupakan kemampuan berfikir
dalam bentuk visualisasi gambar dan bentuk tiga dimensi.Geometri merupakan salah satu materi yang membutuhkan kecerdasan spasial.Hal tersebut didukung dengan pernyataan Gardner (Aszalos dan Bako, 2004) menyatakan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan geometri ruang dibutuhkan kecerdasan spasial. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika didapat keterangan bahwa kemampuan geometri setiap siswanya berbeda-beda. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang hanya sebesar 41,34. Selain dari hasil belajar yang masih rendah juga terdapat siswa yang masih kesulitan dalam belajar geometri.Siswa kesulitan dalam melihat jarak dalam bangun ruang dan menggambar irisan bangun ruang. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dan gambaran tentang hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Tuntang maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Siswa Kelas XI SMA N 1 Tuntang Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 dan untuk mengetahui hasil belajar manakah yang lebih baik, siswa dengan kecerdasan spasial tinggi, sedang atau rendah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang dari tanggal 28 januari 2014 sampai dengan selesai. Jenis penelitian ini adalah ex post facto. Penelitian ini berdasarkan situasi dan kondisi yang dialami siswa sebelumnya tanpa memberi perlakuan atau memanipulasi perubahan khusus terhadap subyek penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan spasial (X) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah 117 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling, dimana unit sampelnya adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi), penarikan sampel anggota populasi dibagi dalam beberapa kelompok atau cluster. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah 51 siswa yang
terdiri dari 2 kelas yaitu IPA 1 dan IPA 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi berupa hasil belajar matematika materi goemetri dan metode tes berupa tes kecerdasan spasial yang telah diuji kelayakannya. Instrumen penelitian diambil dari Prihatnani (2012). Instrumen penelitian terdiri dari 5 komponen dan indikatorsebanyak 17 item soal, yang terdiri dari 4 soal untuk komponen spatial perception,3soal untuk komponenvisualization, 6 soal untuk komponenmental rotation, 3 soal untuk komponenspatial relationdan 1 soal spatial orientation. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar dan skor kecerdasan spasial. Analisis yang digunakan diantaranya: normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat. Setelah semua dipenuhi dilanjutkan dengan uji hipotesis pertama (Anava) dan uji hipotesis kedua (scheffe).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilaksanakan pada bulan April ini sebelumnya telah meminta hasil belajar matematika pada materi geometri kepada guru yang bersangkutan. Dilanjutkan dengan pemberian tes kecerdasan spasial untuk memperoleh skor kecerdasan spasial. Tabel 4.8 Deskripsi Data Kecerdasan Spasial Tinggi, Sedang, Rendah N Rendah Tinggi Sedang Valid N (listwise)
Minimum 19 17 15
30.00 25.00 25.00
Maximum 80.00 80.00 70.00
Mean 50.6250 67.8571 56.8750
Std. Deviation 16.56966 20.98752 15.10381
Berdasarkan pengolahan data diperoleh sebanyak 17 siswa masuk dalam kategori kecerdasam spasial tinggi dengan rata-rata 67,85, 15 siswa masuk dalam kategori kecerdasan spasial sedang dengan rata-rata 56,87 dan 19 siswa masuk dalam kategori kecerdasan spasial rendah dengan rata-rata 50,62. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah subjek yang dipilih berdistribusi normal dan homogenitas untuk mengetahui variansi datanya sebagai uji prasyarat untuk menguji hipotesis dengan Anava. Berdasarkan uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,064 sehingga dikatakan normal. Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,723 sehingga dikatakan data bersifat homogen artinya variansinya sama.
ANOVA HB Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
2153.186
2
1076.593
15438.971 17592.157
48 50
321.645
F
Sig.
3.347
.044
Setelah uji prasyarat semua terpenuhi dilakukan uji hipotesis pertama dengan Anava. Diperoleh nilai signifikan 0,044 yang berarti H0 ditolak dan menerima H1, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi, sedang dan rendah di kelas XI IPA SMA N 1 Tuntang Kabupaten Semarang. Dilanjutkan dengan uji hipotesis kedua dengan komparasi ganda metode scheffe untuk melihat perbedaan rerata pada ketiga variabel.
Tabel 4.12 Uji Komparasi Ganda dengan Scheffe HB Scheffe Mean Difference (IJ) Std. Error
95% Confidence Interval
(I) KS
(J) KS
rendah
sedang
6.2512
6.16214
.047
-1.3999
29.7332
tinggi rendah tinggi rendah sedang
17.2321 -6.2512 -10.9821 -17.2321 10.9821
6.06543 6.16214 6.24685 6.06543 6.24685
.006 .047 .015 .006 .015
-2.3320 -29.7332 -16.9570 -28.3124 -14.6040
28.3124 1.3999 14.6040 2.3320 16.9570
sedang tinggi
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi ganda dengan metode scheffe diperoleh kesimpulan sebagai berikut: antara siswa dengan kecerdasan spasial tinggi dan siswa dengan kecerdasan spasial rendah terdapat perbedaan; antara siswa dengan kecerdasan spasial tinggi dan siswa dengan kecerdasan spasial sedang terdapat
perbedaan; dan antara siswa dengan kecerdasan spasial sedang dan siswa dengan kecerdasan spasial rendah juga terdapat perbedaan. Berdasarkan dengan data-data lapangan yang diperoleh dan kategori kecerdasan spasial yang dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi mempunyai pengaruh tersendiri pada hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA N 1 Tuntang.Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakanAnova, menunjukkan bahwa H0, H0a, H0b dan H0c ditolak dan H1, H1a, H1b dan H1c diterima.Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika diantara siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi, sedang dan rendah pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Tuntang Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015. Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Usmaidar (2007) yang menyatakan bahwa dalam penelitiannya terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial rendah dan siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial (tinggi, sedang dan rendah) siswa.Setelah dilakukan uji lanjut pasca Anova dengan metode scheffe hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diantara siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi dengan kecerdasan rendah, siswa yang memiliki kecerdasan spasial sedang dengan kecerdasan spasial rendah dan siswa yang memiliki kecerdasan spasial tinggi dengan kecerdasan spasial sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikan yang < 0,05. Berdasarkan hasil uji dengan scheffe antara kecerdasan spasial tinggi dengan rendah menunjukkan nilai perbedaan rata-rata sebesar 17,23, antara kecerdasan spasial sedang dengan rendah menunjukkan nilai perbedaan rata-rata sebesar 6,25 dan antara kecerdasan spasial tinggi dengan sedang menunjukkan nilai perbedaan rata-rata sebesar 10,98. Gardner (Aszalos dan Bako, 2004) menyatakan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan geometri dibutuhkan kecerdasan spasial.Pernyataan tersebut dalam penelitian ini terbukti karena siswa dengan kecerdasan spasial tinggi mempunyai hasil belajar yang tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan spasial sedang dan rendah.
Menurut Amhar (2006) secara psikomotorik, kemampuan spasial akan tumbuh ketika seseorang terbiasa dalam mendokumentasikan aspek-aspek spasial meski hanaya untuk catatan pribadi. Walaupun tipe kecerdasan spasial terkait dengan kognitif siswa namun rangsangan dari luar tetap diperlukan agar kecerdasan spasial yang dimiliki dapat lebih dikembangkan.Menurut Irfan (2006) ciri siswa yang memiliki tingkat kecerdasan spasial tinggi biasanya menyukai pelajaran yang dikemas dalam bentuk grafik, diagram, atau mind-mapping.
PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Analisis data dari 51 siswa kelas XI IPA 1 dan IPA 2 SMA Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan terdapat 17 siswa yang masuk pada kategori kecerdasan spasial tinggi, 15 siswa masuk dalam kategori kecerdasan spasial sedang dan 19 siswa masuk dalam kategori kecerdasan spasial rendah; (2) Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika ditinjau dari kecerdasan spasial (tinggi-sedang-rendah) siswa kelas XI SMA N 1 Tuntang Kab. Semarang; (3) Hasil belajar matematika dengan kategori kecerdasan spasial tinggi lebih baik daripada siswa dengan kategori kecerdasan spasial sedang atau rendah.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara Aszalos, Laszlo. dan Maria Bako. 2004. How Can We Improve The Spatial Intelligence? 6th International Conference on Applied Informatics Eger, Hungary. Januari 27-31. http://www.inf.unideb.hu/ ~aszalos/dn/pub/how.pdf. Diakses pada tanggal tanggal 11 maret 2014 pada pukul 13.44 wib. Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan majemuk-multiple intelligences:teori dalam praktik. Batam centre.Interaksa. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Prihatnani, Erlina. 2012. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournaments (TGT) Menggunakan Alat Peraga 2 Dimensi dan 3 Dimensi pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga untuk Siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo ditinjau dari Kecerdasan Spasial dan
Kreativitas Siswa. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung. Alfabeta. Ronis, Diane. 2009 Pengajaran Matematika Sesuai Cara Kerja Otak: Bena Kallick. Jakarta. Indeks. Turgut, Melih dan Suha Yilmaz. 2012. Relationships Among Preservice Primary Mathematics Teachers’ Gender, Academic Success and Spatial Ability. International
Journal
of
Instruction.5(2).
5
–
19.
http://www.e-
iji.net/dosyalar/iji_2012_2_1.pdf. Diakses pada tanggal tanggal 11 maret 2014 pada pukul 14.00 wib Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Dian Rakyat Yilmaz, H. Bayram. 2009. “On the Development and Measurement of Spatial Abilyty”. International lectronik Journal of Elementary Education.1(2). 84 – 96. http://www.iejee.com/1_2_2009/yilmaz.pdf. Diakses pada tanggal tanggal 11 maret 2014 pada pukul 14.15 wib