Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 11 No 1 (2017) 111-121 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN COMPLETTE SENTENCE SISWA SDN 1 BLEMBEM KABUPATEN PONOROGO Boniran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca Sarjana, Universitas Kanjuruhan Malang Abstrak Penelitian โPerbedaan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Picture And Picture Dengan Complette Sentence Siswa SDN 1 Blembemโ yaitu penelitian yang berorientasi pada siswa, dan dapa t melibatkan siswa secara aktif, yaitu suatu model pembelajaran dengan bentuk kelompok dengan metode yang interaktif, yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan kerjasama antar siswa. Model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif dengan metodenya Picture And Picture dan Complette Sentence yang mana bisa membantu siswa dalam mempelajari materi IPS serta memberikan kemudahan dalam memahami isi materi tentunya pada siswa kelas IV SDN 1 Blembem Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPS melalui metode picture and picture dengan complette sentence. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode true eksperimen dengan dasain posttest-only control design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa SDN 1 Blembem Kecamatan Jambon dengan jumlah 263 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa melalui metode picture and picture dengan complette sentence di SDN 1 Blembem Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Perbedaan ini menunjukkan metode picture and picture lebih unggul dibandingkan dengan complette sentence, dikarenakan kondisi siswa SD yang masih suka dengan keterlibatan gambar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dengan metode picture and picture dan complette sentence sebagai tipe kegiatan pembelajaran yang perlu ditingkatkan secara terus menerus sejalan dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian yang mendalam tentang hal tersebut agar upa ya pengembangan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan untuk metode picture and picture mempunyai keunggulan dengan adanya keterlibatan gambar. Selain itu guru juga perlu meningkatkan kemampuannya dalam menguasai berbagai metode seperti metode picture and picture dan complette sentence agar tercipta proses pembelajaran yang efektif. Kata Kunci: Metode Picture And Picture, Complette Sentence, Hasil Belajar Siswa.
PENDAHULUAN IPS
perkembangan
merupakan
ilmu
sosial
sosial.
Untuk
ilmu
pengetahuan
menguasai
dan
yang mendasari perkembangan sosial
memahami ilmu sosial di masa depan
masyarakat, mempunyai peran penting
diperlukan
dalam
dan
pengetahuan sosial tingkat dasar di
kemampuan bersosial.
sekolah dasar. Mata pelajaran IPS
berbagai
perkembangan Hubungan
antar
perkembangannya
disiplin
penguasaan
ilmu
manusia
dan
perlu diberikan kepada semua peserta
dilandasi
oleh
didik mulai dari sekolah dasar untuk
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
membekali
peserta
kemampuan
didik
bersosial,
dengan
bekerjasama,
dilihat dari tujuan utama pembelajaran IPS
yakni
mengembangkan
dan menjadi manusia sebagai warga
kemampuan
negara yang baik. Kompetensi tersebut
diperlukan bentuk pembelajaran secara
diperlukan agar peserta didik dapat
berkelompok
memiliki
menanamkan jiwa sosial. Selain itu,
kemampuan
memperoleh,
dan
memanfaatkan
mengelola,
bersosial
siswa,
agar
dengan
siswa
bentuk
maka
dapat
pembelajaran
informasi sosial untuk bertahan hidup
berkelompok
pada keadaan yang selalu berubah,
siswa dalam mempelajari materi IPS
tidak pasti, dan kompetitif.
yang
Mulianya
tujuan
pendidikan
akan
luas.
kelompok
mempermudah
Bentuk
pembelajaran
ialah
pembelajaran
ini
ilmu pengetahuan sosial tersebut, perlu
model kooperatif. Dalam pembelajaran
dikembangkan dalam berbagai bidang
kooperatif terdapat
kehidupan.
yang bisa digunakan dengan cara yang
Dengan
demikian
akan
banyak
tercipta hubungan antar manusia yang
berbeda-beda
aman, nyaman, dan teratur. Oleh sebab
Oleh
itu,
penelitian pembanding dari penerapan
proses
pembelajaran
IPS
sebab
dalam
metode
itu
penerapannya.
diperlukan
bentuk
khususnya ditingkat pendidikan dasar
jenis-jenis
metode
harus ditingkatkan. Namun demikian,
kooperatif,
dengan
sama halnya dengan mata pelajaran
mengetahui metode yang tepat. Hal ini
lainnya
dikarenakan
setiap
prosesnya
pasti
mengalami beberapa kendala. Menanggapi atas,
maka
pemecahan
masalah
yakni
menciptakan
pembelajaran
menggunakan
metode
yang
Ada
tepat.
di
alternatif
setiap
untuk
metode
kekurangan,
sehingga
pemilihan
yang
tepat
dengan dengan
dengan
pertimbangan penyesuaian materi dan
dengan
karakteristik
pembelajaran
banyak
tujuan
pembelajaran memiliki kelebihan dan
permasalahan
diperlukan
pembalajaran
metode
pembelajaran yang menarik dan dapat digunakan pada pelajaran IPS. Jika
menutupi
siswa
kekurangan
akan
mampu
dari
metode
uraian
latar
tersebut. Menanggapi
belakang permasalahan di atas, penulis
112
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
melakukan pendekatan kepada siswa
sebagai
guna
siswa
mempelajari
untuk
sekolah yang dinyatakan dalam skor
pembelajaran
yang diperoleh dari hasil tes mengenal
mengetahui karaketristik
dan
menelaah
menentukan yang
metode
tepat.
pendekatan yang
masih
materi
Berdasarkan
karakteristik dalam
hasil
siswa
tahap
keberhasilan
materi
dalam
pelajaran
di
sejumlah materi pelajaran tertentu.
SD
berpikir
tingkat
Sanjaya W (2012: 47) hasil belajar
berkaitan
dengan
pencapian
konkret serta materi IPS yang luas,
dalam memperoleh kemampuan sesuai
maka peneliti mengambil dua metode
dengan
yang
direncanakan.
dirasa
metode
mungkin
picture
and
tepat
yakni
picture
dan
tujuan Hal
dengan
tujuan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
apabila
tujuannya
mengetahui
memahami
hasil
belajar
ini
yang
menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa sama halnya
complette sentence. Oleh sebab itu,
perbedaan
khusus
belajar, siswa
sifat-sifat
mampu
bangun
maka
picture dengan complette sentence di
mendapatkan nilai tes materi tersebut
SDN 1 Blembem Kecamatan Jambon
lebih dari nilai KKM yang ditentukan.
Suprijono
A
Pada (2011:
5)
belajarnya
umumnya
terdiri dari tiga
siswa
hasil belajar
ranah kemampuan
mengartikan, hasil belajar adalah pola-
siswa,
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
psikomotorik.
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
belajar tersebut saling berkaitan dalam
ketrampilan. Hasil belajar juga dapat
sebuah kegiatan pembelajaran. Untuk
berupa nilai dari hasil evaluasi belajar
kegiatan evaluasi pembelajaran yang
siswa. Bentuk nilai tersebut diberikan
sering
oleh guru kepada siswa sesuai hasil
mengukur hasil belajar siswa pada
kerja siswa dalam mengikuti suatu tes,
ranah kognitif. Sedangkan pada ranah
baik
afektif
tes tertulis maupun tes lisan.
Nawawi (dalam Susanto A, 2013: 5)
yakni
ialah
datar,
IPS siswa melalui metode picture and
Kabupaten Ponorogo.
hasil
sehingga
kognitif,
afektif,
dan
Ketiga
ranah
hasil
dilakukan
dan
adalah
psikomotorik
untuk
dilakukan
saat pembelajaran berlangsung.
bahwa hasil belajar dapat diartikan
113
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
Pengukuran hasil belajar dapat
ini adalah menggunakan tes pilihan
dilakukan dengan beberapa hal, mulai
ganda. Tes pilihan ganda merupakan
dari penilaian langsung dengan lembar
bagian dari jenis tes objektif. Arikunto
checklist,
S (2009: 168) Multiple Choice Test
penilaian
secara
tidak
langsung dengan memberikan sebuah
terdiri
lembar
pemberitahuan
tes
untuk
selanjutnya
dikerjakan
dinilai,
instruksi
atau
dengan
praktikum
untuk
mempraktikkannya
dan
mengamati
siswa
praktiknya
dan
guru sambil
atas
suatu
keterangan tentang
atau suatu
pengertian yang belum lengkap, dan untuk
melengkapinya
hasus
memilih
salh satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
menilai.
Metode picture and picture Disesuaikan
dengan
dimensi
merupakan
pembelajaran
dengan
ranah kognitif siswa, menurut Sudjana
sistem kelompok yang di dalamnya
N (2010: 23-28) ranah kognitif dibagi
menggunakan benda berupa gambar
menjadi
untuk
enam
pengetahuan
dimensi
(C1),
yakni
b)
a)
pemahaman
menjelaskan
materi.
Menurut
Aqib (2014: 18) model pembelajaran
(C2), c) aplikasi (C3), d) analisis (c4),
ini
e) sintesis (C5), dan 6) evaluasi (C6).
example
Namun
namun contoh pada metode ini lebih
dalam
penelitian
ini
yang
diukur hasil belajar mengenai (C1)
seperti
halnya
example
non-
di dasarkan atas contoh,
ditekankan pada gambar.
yakni menyebutkan jenis-jenis usaha
Metode picture and picture
dan kegiatan ekonomi di
Indonesia,
merupakan salah satu metode pada
(C2)
yakni
jenis-jenis
model pembelajaran kooperatif. Robert
usaha
dan
menjelaskan kegiatan
ekonomi
di
E Slavin (dalam terjemahan Narulita
Indonesia, (C3) yakni menghubungkan
Yusron.
jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi
pembelajaran kooperatif merujuk pada
di Indonesia
berbagai macam metode pengajaran di
dengan
kehidupan di
lingkungan sekitar. Alat
yang
mana digunakan
untuk
mengukur hasil belajar pada penelitian
2012:
para
siswa
kelompok-kelompok
4)
menjelaskan
bekerja
dalam
kecil
saling
membantu satu sama lainnya dalam
114
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
mempelajari
materi
pelajaran.
dalam
Sependapat
dengan
penjelasan
sentence adalah blangko isian berupa
tersebut, dalam
maka
pengkondisian kelas
melaksanakan
pembelajaran
paragraf
ini
belajar
model
bentuk
kelompok-
kelompok kecil.
metode
juga
picture
and
picture
kalimatnya
merupakan
belum
metode
pembelajaran
sehingga
Sebagaimana penjelasan makna dari
yang
complette
lengkap. Metode complette sentence
dengan menggunakan metode ini siswa dengan
pembelajaran
dalam
setting bentuk
Sebagaimana
pada
kooperatif,
pembelajarannya belajar
yang
kelompok.
dijelaskan
oleh
tersebut, maka Suprijono A (2011:
Shlomo Sharan (dalam Uno H.B dan
125)
Mohamad N, 2013: 120) mengilhami
menyebutkan
model
langkah-langkah
pembelajaran
picture
sebagai
picture
berikut:
a)
and
peminat
guru
kooperatif
model untuk
pembelajaran membuat
setting
menyampaikan kompetensi yang ingin
kelas dan proses pembelajaran yang
dicapai, b) menyajikan materi sebagai
memenuhi
pengantar,
menunjukkan
adanya kontak langsung; b) sama-sama
gambar-gambar
berperan serta dalam kerja kelompok;
c)
guru
/memperlihatkan
kegiatan berkaitan dengan materi, d)
dan
guru
anggota
menunjuk/memanggil
secara
bergantian
siswa memasang
tiga
c)
kondisi,
adanya dalam
yaitu:
persetujuan kelompok
a)
antar tentang
setting kooperatif tersebut.
/mengurutkan gambar-gambar menjadi
Sependapat dengan penjelasan
urutan yang logis, e) guru menanyakan
di atas, Suprijono A (2011: 132)
alasan/dasar pemikiran urutan gambar
menyebutkan langkah-langkah metode
tersebut, f) dari alasan/urutan gambar
pembelajaran
tersebut
sebagai
guru
memulai menanamkan
konsep/materi
berikut:
sentence a)
guru
dengan
menyampaikan kompetensi yang ingin
kompetensi yang ingin dicapai, dan g)
dicapai, b) guru menyampaikan materi
kesimpulan/rangkuman.
secukupnya
Fachruddin
sesuai
complette
dan
Ali
Idrus
(2009: 180) media yang digunakan
atau
siswa
disuruh
membacakan buku ata modul dengan waktu
secukupnya,
c)
guru
115
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
membentuk kelompok 2 atau 3 orang
siswa.
secara heterogen, d) guru membagikan
didasarkan
lembar kerja berupa paragraf yang
sampel yang digunakan, yakni cluster
kalimatnya belum lengkap, e) diskusi
random sampling serta atas dasar
untuk
kalimat
penemuan permasalahan hasil belajar
dengankunci jawaban yang tersedia, f)
IPS di kelas V ini cenderung merosot
berdiskusi
dibandingkan kelas lain.
melengkapi
secara
kelompok,
g)
jawaban didiskusikan, jawaban yang
Pemilihan atas
sampel
teknik
ini
pengambilan
Teknik pengumpulan data atau
salah diperbaiki, tiap peserta membaca
prosedur
sampai mengerti atau hafal, dan h)
menuturkan bagaimana data penelitian
kesimpulan.
itu diperoleh (Setyosari P. 2012:209).
METODE PENELITIAN
Adapun teknik pengumpulan data pada
Metode
penelitian
menggunakan
metode
yang
data
ini
ini
penelitian ini adalah tes, digunakan
penelitian
untuk mengukur hasil belajar kognitif
eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan
pengumpulan
sebagai
metode
penelitian
digunakan
untuk
mencari
siswa pada mata pelajaran IPS. Instrumen
penelitian
adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan
pengaruh perlakuan tertentu terhadap
peneliti
yang
mengumpulkan data (Riduwan. 2004:
lain
dalam
kondisi
yang
dalam
dikendalikan (Sugiyono, 2010: 107).
98).
Metode eksperimen yang digunakan
peneliti pada penelitian ini adalah tes.
pada penelitian ini adalah posttest-only
Tes yang digunakan untuk instrumen
control design.
penelitian
Populasi
pada
penelitian
ini
adalah siswa SDN 1 Blembem yang
Instrumen
kegiatan
ini
yang
digunakan
bertujuan
untuk
mengambil data hasil belajar IPS siswa di kelas kontrol dan eksperimen.
terdiri dari kelas I sampai dengan kelas
Teknik analisis data ialah cara
VI. Jumlah populasi pada penelitian ini
yang
ialah
Sampel
kesimpulan atau pembuktian hipotesis
penelitian ini adalah siswa kelas V
yang diajukan dalam suatu penelitian.
SDN 1 Blembem, dengan jumlah 44
Sebagaimana
sebesar
263
Siswa.
digunakan
untuk
penjabaran
menarik
hipotesis
116
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
yang disebutkan pada penelitian ini,
20 soal mendapatkan nilai rhitung lebih
maka analisis data pada penelitian ini
besar dari rtabel (0,468), dan sisanya 5
menggunakan
dengan
soal mendapatkan nilai rhitung kurang
rumus uji-t. Sebelum melakukan uji
dari rtabel (0,444). Dengan demikian 20
hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji
soal
prasyarat analisis yakni terdiri dari uji
dinyatakan valid, sedangkan sisanya 5
normalitas
data.
soal tidak valid. Sedangkan hasil uji
data
reliabilitas
Adapun
analisis
dan
data
homogenitas
penjelasan
analisis
pernyataan
tes
dengan
formula
berikut:
hasil sebesar 0,954. ๐ฅฬ
1 โ ๐ฅฬ
2
lebih
dari
batas
belajar
menggunakan
penelitian ini dengan uji t sebagai
๐ก=
cronbach
hasil
alpha
diperoleh
Nilai tersebut
minimal koefisien
alpha yakni 0,7, sehingga tes hasil
๐ 2 ๐ 2 โ 1 + 2 ๐1 ๐2
belajar tersebut dinyatakan baik atau
Penarikan kesimpulan hasil uji
reliabel. Dengan demikian soal yang
hipotesis dengan uji-t adalah:
dapat digunakan sebagai instrumen tes
Jika thitung > ttabel = H0 ditolak; dan
hasil
Jika thitung < ttabel = H0 diterima.
penelitian adalah sebanyak 20 soal.
menunjukkan
uji
tingkat
bahwa
kesukaran
dari 25
pada
pelaksanaan
Hasil uji prasyarat analisis uji t
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
belajar
soal
untuk
uji
normalitas,
menunjukkan
bahwa masing-masing kelompok data
tersebut semua mendapatkan nilai (p)
memperoleh
nilai
signifikansi
lebih
sebesar 0,5 โ 0,7 yang artinya dalam
dari
taraf
kesalahan
atau
kategori sedang. Hasil uji daya beda
signifikansi
menunjukkan nilai tingkat kesukaran
0,05. Dengan demikian, untuk data
(p) dari 25 soal ialah 0,3 โ 0,8. Hal ini
hasil belajar kelas metode picture and
berarti 25 soal tes hasil belajar IPS
picture dikatakan berdistribusi normal
tersebut memiliki daya pembeda bagus
dengan nilai sig = 0,849 > 0,05.
dan sangat bagus.
Sedangkan untuk data hasil belajar
Hasil
uji
validitas
diketahui
kelas
nilai
yang
metode
digunakan,
complete
yakni
sentence
yakni dari 25 soal pernyataan terdapat
117
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
dikatakan berdistribusi normal dengan
pembelajaran
nilai sig 0,189 > 0,05.
complete
hasil
IPS
dengan
sentence.
metode
Seperti
yang
Uji homogenitas menunjukkan
dijelaskan oleh Aqib (2014: 18) model
perhitungannya
pembelajaran
diperoleh
nilai
ini
seperti
halnya
Fhitung = 1,73 < Ftabel = 2,05 dengan dk
example non-example di dasarkan atas
pembilang 21 dan dk penyebut 21 pada
contoh, namun contoh pada metode ini
taraf
Dengan
lebih ditekankan pada gambar. Hasil
kelas
observasi oleh peneliti terlihat siswa
signifikansi
demikian metode
data
hasil
picture
complete
0,05. belajar
and
picture
sentence
dan
dinyatakan
memiliki varians yang homogen. Sedangkan
hasil
yang
belajar
t
dengan
metode
picture and picture sangat aktif dan terlihat
uji
IPS
bersungguh-sungguh
mempelajari
materi,
dalam
dikarenakan
menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed)
mereka belajar disertai dnegan contoh
diperoleh nilai 0,002 yang berarti <
adanya bentuk gambar.
kriteria
signifikan
(0,05).
Dengan
Fachruddin
dan
Ali
Idrus
demikian, Ho ditolak yang artinya ada
(2009: 180) media yang digunakan
perbedaan yang signifikan hasil belajar
dalam
antara metode pembelajaran picture
sentence adalah blangko isian berupa
and picture dan complette sentence.
paragraf
Penelitian dengan
metode
ini
dilaksanakan
eksperimen,
pembelajaran
yang
complette
kalimatnya
belum
lengkap. Dengan demikian pada kelas
yakni
ini siswa belajar dengan media lembar
dengan melakukan treatmen kepada
ringkasan materi yang belum lengkap
dua kelompok subjek, yakni kelas IVa
dan
dan IVb SDN 1 Blembem. Kelas IVa
kondisi siswa yang belajar IPS dengan
digunakan sebagai kelas eksperimen
metode complette sentence siswa juga
atau kelas yang diberikan perlakuan
terlihat aktif, namun ada sedikit siswa
pembelajaran
yang
IPS
dengan
metode
siswa
cenderung
picture and picture, dan kelas IVb
dikarenakan
sebagai kelas kontrol atau pembanding
bosan
yakni
memiliki
dengan
memberikan
melengkapinya.
siswa
diam,
Untuk
hal
tersebut
ini
merasa
karena
mereka
siswa
yang
gaya
belajar
visual
yang
118
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
menarik
seperti adanya
gambar.
keterlibatan
sebab itu kondisi siswa SD yang masih
tersebut
senang dengan adanya unsur gambar
Penjelasan
menunjukkan bahwa ada perbedaan
membuatnya
semakin
dari kedua kelas tersebut, baik dari
mengikuti
pembelajaran.
segi
penelitian ini juga didukung dengan
keaktifan
maupuan
proses
pembelajarannya.
tertarik
untuk Hasil
hasil penelitian dari Maya Putri. 2016 :
Berdasarkan
hasil
pengujian
diperoleh
hipotesis di atas menunjukkan bahwa
pengaruh
penggunaan
ada perbedaan hasil belajar IPS siswa
pembelajaran
koperatif tipe
melalui metode picture and picture
and picture terhadap hasil belajar IPS
dengan complette sentence. Hal ini
siswa kelas IV SD Negeri 1 Rajabasa
dikarenakan
Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran
hasil
analisis
data
menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed)
simpulan
bahwa
ada model picture
2015/2016.
diperoleh nilai 0,002 yang berarti <
Selain itu adanya perbedaan
kriteria signifikan (0,05). Selain itu,
kedua metode tersebut dikarenakan
juga diperkuat dengan adanya temuan
hasil analisis data juga menunjukkan
ketika pelaksanaan penilitian dimana
bahwa
siswa yang belajar IPS dengan metode
dengan metode picture and picture
picture
adalah 87,5 > nilai rata-rata kelas
and
dibandingkan complette keaktifan
ini
picture
lebih
aktif
dengan
metode
sentence.
Perbedaan
dikarenakan
dalam
nilai rata-rata (mean) kelas
dengan
metode
complete
sentence
sebesar 80,23. Perbedaan nilai rata-rata ini dikarenakan siswa
yang belajar
pembelajaran dengan metode picture
dengan metode picture and picture
and picture disertai dengan adanya
lebih
bentuk contoh gambar. Seperti yang
adanya
dijelaskan oleh Aqib (2014: 18) model
siswa yang belajar dengan metode
pembelajaran
complete
ini
seperti
halnya
mudah unsur
memahami gambar.
sentence baik
dengan
Sedangkan
pemahamannya
example non-example di dasarkan atas
masih cukup
karena terdapat
contoh, namun contoh pada metode ini
beberapa siswa yang kurang tertarik
lebih ditekankan pada gambar. Oleh
dengan adanya lembar teks belum
119
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
lengkap sebagai media pendukungnya.
picture and picture dengan complette
Perbedaan
sentence
ini
menunjukkan
bahwa
meskipun sama-sama metode dalam
Kecamatan
pembelajaran kooperatif, namun dalam
Ponorogo.
penerapannya
dijelaskan
masih
memiliki
di
SDN Jambon
Adanya oleh
hasil
1
Blembem Kabupaten
perbedaan analisis
ini data
perbedaan keefektifan pada salah satu
dengan taraf signifikansi sebesar 0,000
mata pelajaran. Hal ini dikarenakan
atau sangat signifikan. Jadi perbedaan
masing-masing
pembelajaran
ini menunjukkan bahwa metode yang
dan kekurangan,
tepat akan menghasilkan hasil belajar
metode
memiliki kelebihan sehingga
diperlukan
pemikiran
dan
yang lebih baik dan memaksimalkan
pemahaman penuh mengenai metode
pencapaian tujuan pembelajaran.
yang akan digunakan agar tepat dan
DAFTAR PUSTAKA
membuat
pembelajaran
semakin
efektif. Perbedaan nilai rata-rata ini juga didukung dengan hasil penelitian dari Maya Putri (2016) bahwa hasil penelitiannya menunjukkan nilai ratarata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model pembelajran
kooperatif tipe
picture
and picture pada kelas eksperimen (IV-A) yaitu 79,39 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti
metode
pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol (IVB) yang hanya mendapat nilai 61,12. KESIMPULAN Kesimpulan
penelitian
ini,
yakni ada perbedaan yang signifikan
Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakakarya. Anderson L.W dan Karthwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Z. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Azwar, S 2011. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darmadi, H. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep
hasil belajar IPS siswa melalui metode
120
JPPI Volume 11 No 1 (2017) 111-121
dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. E.Mulyasa. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fachruddin dan Idrus, A. 2009. Pengembangan Profesional Guru. Jakarta: Gaung Persada Press. Lie, A. 2008. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Riyanto, Y. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Setyosari P. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Slavin, R.E dalam terjemahan Narulita Yusron. 2012. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinarbaru Algesindo. Sukmadinata, N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdda Karya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Bumi Rancaekek Kencana. Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning Teori dan Implikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Uno, H.B dan Mohamad, M. 2013. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: Bumi Aksara. Widoyoko E.P. 2011. Evaluasi Progam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
121