PERBEDAAN EKSPRESI EMOSI BURUH PABRIK BAGIAN MANAGEMENT PENGENDALIAN PRODUK DENGAN MANAGEMENT PEMASARAN PRODUK DI PT. UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG
Manuscript
Oleh : Agus Ismail NIM : G2A011004
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015
Perbedaan Ekspresi Emosi Buruh Pabrik Bagian Managemet Pengendalian Produk Dengan Management Pemasaran Produk Di PT. Ungaran Indah Busana Semarang Agus Ismail1, M. Fatkhul Mubin2 , Eni Hidayati3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS
2
Dosen Keperawatan Jiwa Fikkes UNIMUS
3
Dosen Keperawatan Jiwa Fikkes UNIMUS
Abstrak Ekspresi emosi merupakan faktor yang penting bagi tenaga kerja dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan rekan kerja didalam lingkungan kerja. Ekspresi emosi dipengaruhi fisik, lingkungan dan pengalaman kerja, dengan ekspresi emosi yang baik diharapkan dapat memberikan kinerja yang baik dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pengendalian produk dengan buruh pabrik bagian management pemasaran produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Desain penelitian menggunakan desain kuantitatif, dengan pendekatan survey. Sampel penelitian ini adalah buruh pabrik PT. Ungaran Indah Busana Semarang sebanyak 94 orang yang terdiri dari bagian management pengendalian produk dan bagian management pemasaran produk. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Independent T Test. Hasil uji statistik didapatkan ada perbedaan ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pengendalian produk dengan management pemasaran produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang dengan ρ value sebesar 0,036. Disarankan PT. Ungaran Indah Busana Semarang untuk lebih selektif dalam memilih tenaga kerja atau buruh pabrik, sehingga dapat memilih orang-orang yang berkualitas, baik skill maupun emotional quality.
Kata kunci : Ekspresi emosi, Management pemasaran produk
Management
pengendalian
produk,
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara maju khususnya pada bidang perindustrian, sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja maka semakin banyak juga permasalahan yang ada di pabrik itu. Walaupun unggul dalam jumlah tenaga kerja dibadingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lain, Indonesia masih belum mampu memanfaatkan keunggulan tersebut untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang. Menurut Direktur Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengatakan untuk saat ini jumlah tenaga kerja di Indonesia mencapai 117,37 juta orang dari total penduduk Indonesia yang mencapai 237,6 juta jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014; sebagian besar tenaga kerja masih berpendidikan rendah, yang dimana jumlah tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah sebesar 65 juta orang atau sekitar 47%, SMP sebesar 20,5 juta orang atau 18%, diploma sebanyak 2,9 juta orang atau 2,64%, dan sarjana sebesar 7,6% atau 6,83% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014). Berdasarkan BPS Provinsi Jawa Tengah No.31/05/33/Th.VII, 06 Mei 2013, pada 2013 jumlah penduduk Jawa Tengah yang bekerja sebagai buruh/ karyawan sebesar 5,32 juta orang (33,34 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 2,77 juta orang (17,32 persen) dan pekerja dengan berusaha sendiri sejumlah 2,71 juta orang (16,98 persen). Untuk wilayah Kota Semarang terdapat jumlah tenaga kerja buruh sebanyak 276.613 orang, yang terdiri dari tenaga kerja wanita sebanyak 166.370 orang dan tenaga kerja laki-laki sebanyak 110.243 orang dari total jumlah perusahaan sebanyak 3.325. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Semarang terdapat jumlah tenaga kerja buruh sebanyak 90.718 orang, yang terdiri dari tenaga kerja wanita sebanyak 27.327 orang dan tenaga kerja laki-laki sebanyak 63.391 orang dari total perusahaan sebanyak 778 (BPS Jawa Tengah , 2013). Masalah tenaga kerja/ buruh muncul bila tidak terpenuhinya hak-hak buruh. Hakhak buruh terdiri dari; hak atas upah layak (manusiawi), hak atas jaminan sosial,
hak atas tunjangan, hak atas waktu istirahat dan cuti, hak untuk menikmati hari libur dan uang lembur, hak atas kebebasan berorganisasi (berserikat), hak-hak reproduksi, hak untuk melaksanakan ibadah, hak untuk melakukan mogok kerja, hak atas K3 (kesehatan dan keselamatan kerja), hak untuk mendapat perlakuan yang sama, dan hak atas pesangon bila di PHK. Dari 12 hak-hak buruh diatas, hak yang paling mendasar untuk kesejahteraan buruh adalah hak atas upah layak atau yang sering disebut dengan istilah Upah Minimum Regional (UMR) (UUK No. 13 Tahun 2003). Dampak yang sering terjadi pada tenaga kerja/ buruh adalah masalah kualitas kesehatan buruh pabrik, baik itu masalah fisik maupun masalah psikologi. Masalah psikologi yang sering terjadi pada tenaga kerja/ buruh adalah masalah kejiwaan terkait dalam pengendalian emosi. Emosi merupakan kekacauan hebat yang terjadi pada individu, yang meliputi segala aspek individu dan berpengaruh terhadap perilakunya, perasaannya, dan fungsi vitalnya (Najati, 2007). Emosi pada buruh dapat disebabkan oleh stress dan beban kerja yang tinggi. Menurut Menurut Darwin, dkk (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Beban Perawatan dan Ekspresi Emosi pada Pramurawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa ” menunjukkan dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 67,8% subjek merasakan adanya beban perawatan. Selain itu, 49,2% subjek juga memiliki ekspresi emosi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan beban perawatan terhadap ekspresi emosi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jamil (2010), yang berjudul “ Tingkah Laku Emosi Kanak- Kanak dan Ekspresi Emosi Ibu Bapa ” menunjukan bahwa Dari hasil penelitian didapatkan ada terdapat perbedaan yang signifikan tingkah laku emosi kanak - kanak mengikut umur mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkah laku emosi kanak - kanak dengan ekspresi emosi ibu bapa masing-masing. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan & Hasanat (2010), yang berjudul “ Ekspresi Emosi Pada Tiga Tingkatan Perkembangan Pada Suku Jawa Di Yogyakarta ” menunjukan hasil bahwa ada perbedaan ekspresi emosi pada 3
tingkat perkembangan : remaja akhir, dewasa awal, dan dewasa akhir. Hal ini menunjukan respon setiap individu dalam mengekspresikan emosionalnya berbeda-beda. Dalam dunia pekerjaan ada istilah Kerja Emosional. Situasi dimana seorang karyawan/ buruh mengekspresikan emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal ditempat kerja. Namun, di lapangan keadaan itu labil. Ketidaksesuaian emosional dalam diri kita muncul, karena inkonsistensi antara emosi yang kita rasakan dan emosi yang ditampilkan. Ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Kemudian menyembunyikan perasaan terdalam seseorang dan menghilangkan ekspresi-ekspresi emosional sebagai respon terhadap aturan-aturan penampilan yang diwajibkan oleh organisasi (Baron & Bryne, 2009). Ekspresi emosional seseorang tentu bisa mempengaruhi kinerja kerja dan kepuasan kerja. Sebuah teori peristiwa afektif (Affective Event Teory/ AET), menunjukkan bahwa karyawan/ buruh bereaksi secara emosional pada hal-hal yang terjadi pada mereka di tempat kerja dan reaksi ini memengaruhi kinerja mereka (Stephen, 2010). Hasil wawancara dengan 5 pekerja buruh pabrik di PT. Ungaran Indah Busana di wilayah Ungaran- Kabupaten Semarang didapatkan hasil 2 orang pekerja buruh pabrik bisa mengontrol dan mengekspresikan emosinya dengan baik, ketika sedang mengalami masalah, baik masalah dilingkungan kerja maupun pribadi. Sedangkan 3 orang pekerja buruh sulit mengontrol dan sulit mengekspresikan emosinya dengan baik, ketika sedang mengalami masalah, baik masalah dilingkungan kerja maupun pribadi. Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dikaji “ Perbedaan ekspresi emosi buruh pabrik bagian manajemen pengendalian produk dengan manajemen pemasaran produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang”.
METODE Desain penelitian menggunakan desain kuantitatif, dengan pendekatan survey. Sampel penelitian ini adalah buruh pabrik sebanyak 94 orang yang terdiri dari bagian management pengendalian produk dan bagian management pemasaran produk. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-4 Maret sampai dengan minggu ke-1 April 2015. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (Independent T Test). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian sebagian besar buruh pabrik bagian management pengendalian produk dan bagian management pemasaran produk ekspresi emosinya baik, hal ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan kerja mereka baik. Hal ini sesuai dengan Mardiyanto (2014) yang menyatakan bahwa ekpresi emosional dan suasana hati seseorang tentu bisa mempengaruhi kepuasan kerja. Sebuah teori peristiwa afektif (Affective Event Teory/ AET), menunjukkan bahwa karyawan bereaksi secara emosional pada hal-hal yang terjadi pada mereka di tempat kerja dan reaksi ini memengaruhi kinerja mereka. Emosi berfungsi memotivasi manusia untuk terlibat dalam tindakan-tindakan penting agar dapat bertahan hidup, baik dengan emosi positif atau emosi negatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kasmiarni (2006), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan signifikasi terhadap kepuasaan kerja karyawan.
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut ekspresi emosi buruh pabrik bagian pengendalian produk di PT. Ungaran Indah Busana Tahun 2015 (n : 47) Ekspresi Emosi Pabrik Bagian Pengendalian Produk Ekspresi Emosi Cukup Baik Ekspresi Emosi Baik Total
Frekuensi (f) 22 25 47
Prosentase (%) 46,8 53,2 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi emosi buruh pabrik bagian pengendalian produk diketahui ekspresi emosi cukup baik sebanyak 22 responden (46,8%), sedangkan yang ekspresi emosi baik sebanyak 25 responden (53,2%). Bila dibandingkan dengan bagian management pemasaran, bagian management pengendalian produk lebih rendah dalam ekspresi emosi baik, hal ini disebabkan karena kerja dibagian management pengendalian produk lebih berat daripada dibagian management pemasaran produk.
Ekspresi merupakan faktor yang
penting bagi tenaga kerja dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan rekan kerja didalam lingkungan kerja. Goleman (2009) menyatakan bahwa emosi merupakan suatu rangkaian perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian yang cenderung untuk melakukan tindakan. Emosi merupakan suatu reaksi yang muncul akibat rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Ekspresi emosi tenaga kerja atau buruh pabrik yang baik diharapkan dapat memberikan kinerja yang baik pula. Ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pengendalian produk dapat mendasari peningkatan dan penurunan jumlah produksi yang berpengaruh pada kualitas produksi. Faktor yang mendasari ekspresi emosi tersebut adalah kondisi fisik, dan kondisi lingkungan. Hal ini sesuai dengan William James (2009) yang menyatakan dalam teori emosi, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Herliani (2010), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosi dan ekspresi emosi dipengaruhi oleh lingkungan organisasi (lingkungan kerja). Tabel 2 Distribusi frekuensi responden menurut ekspresi emosi buruh pabrik bagian pemasaran produk di PT. Ungaran Indah Busana Tahun 2015 (n : 47) Ekspresi Emosi Pabrik Bagian Pemasaran Produk Ekspresi Emosi Cukup Baik Ekspresi Emosi Baik Total
Frekuensi (f) 13 34 47
Prosentase (%) 27,7 72,3 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi emosi buruh pabrik bagian pemasaran produk diketahui ekspresi emosi cukup baik sebanyak 13 responden (27,7%), sedangkan yang ekspresi emosi baik sebanyak 34 responden (72,3%). Bila dibandingkan dengan bagian management pengendalian produk, bagian management pemasaran produk lebih tinggi dalam ekspresi emosi baik, hal ini disebabkan karena kerja dibagian management pemasaran produk lebih ringan daripada dibagian management pengendalian produk. Management pemasaran produk merupakan bagian yang paling terpenting dalam mengembangkan usaha atau proses produksi, karena bagian management pemasaran produk akan mempengaruhi banyak tidaknya jumlah produksi. Kolter dan Armstrong (2012), menyatakan bahwa management pemasaran produk merupakan analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi. Ekspresi Emosi Buruh Pabrik Bagian Management Pemasaran Produk diharapkan lebih baik lagi karena ekspresi emosi yang buruk dan ekspresi emosi yang cukup baik akan mempengaruhi tingkat pemasaran produk, tingkat kepercayaan konsumen, dan tingkat kepuasan konsumen. Hal ini sesuai dengan Lupiyoadi
(2009) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah faktor emosi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wilkie (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan respon emosional dengan kepuasan konsumen.
Tabel 3 Analisa Perbedaan Ekspresi Emosi Buruh Pabrik Bagian Pengendalian Produk dengan Buruh Pabrik Bagian Pemasaran Produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang (n=94) Ekspresi Emosi Management Pengendalian Produk. Management Pemasaran Produk.
N 47 47
Mean 85,68 89,74
SD 10,304 8,026
ρ value 0,036
Hasil uji Independent T test diperoleh ρ value sebesar 0,036 < 0,05, yang berarti Ada Perbedaan Ekspresi Emosi Buruh Pabrik Bagian Pengendalian Produk dengan Buruh Pabrik Bagian Pemasaran Produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Status kepegawaian yang terdapat di PT. Ungaran Indah Busana Semarang salah satunya adalah bagian management pengendalian produk dan management pemasaran produk. Sedangkan status kepegawaian yang paling banyak dijumpai di PT. Ungaran Indah Busana Semarang adalah buruh pabrik bagian management pengendalian produk, hal ini disebabkan karena untuk memenuhi produksi guna mencapai target pasaran yang besar. Hampir semua buruh pabrik bagian management pengendalian produk dan buruh pabrik bagian management pemasaran produk ekspresi emosinya baik. Akan tetapi bila dibandingkan antara bagian management pengendalian produk dengan management pemasaran produk, ekspresi emosi buruh pabrik bagian pemasaran produk jauh lebih baik. Hal ini disebabkan karena beban pekerjaan yang diterima buruh pabrik bagian pemasaran produk lebih ringan dan jarang mendapat jam lembur. Bila dilihat dari pekerjaannya, bagian pengendalian produk terdiri proses produksi (sewing, packing), pemilihan bahan baku, biaya produksi, dan pemeliharaan kualitas
barang. Sedangkan bagian pemasaran produk terdiri dari proses ditribusi, dan penetuan harga. Selain beban kerja, ekspresi emosi juga dipengaruhi oleh usia (tingkat perkembangan). Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniawan dan Hasanat (2010), yang berjudul “ Ekspresi Emosi Pada Tiga Tingkatan Perkembangan Pada Suku Jawa di Yogyakarta ”, dihasil penelitiannya didapatkan adanya perbedaan antara ekspresi emosi dengan tingkat perkembangan remaja akhir, dewasa awal, dan dewasa akhir pada suku jawa di Yogyakarta. PENUTUP Kesimpulan Penelitian dengan judul “ Perbedaan ekspresi emosi buruh pabrik bagian manajemen pengendalian produksi dengan manajemen pemasaran di PT. Ungaran Indah Busana Semarang ” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar buruh pabrik bagian management pengendalian produk dan bagian management pemasaran produk ekspresi emosinya baik. 2. Ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pengendalian produk diperoleh hasil Ekspresi Emosi Cukup Baik sebanyak 46,8 %, dan Ekspresi Emosi Baik sebanyak 53,2 %. 3. Ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pemasaran produk diperoleh hasil Ekspresi Emosi Cukup Baik sebanyak 27,7 %, dan Ekspresi Emosi Baik sebanyak 72,3 %. 4. Ada perbedaan ekspresi emosi buruh pabrik bagian management pengendalian produk dengan buruh pabrik bagian management pemasaran produk di PT. Ungaran Indah Busana Semarang dengan ρ value sebesar 0,036.
Saran 1. Bagi PT. Ungaran Indah Busana Semarang Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pihak PT. Ungaran Indah Busana sebaiknya lebih selektif dalam memilih tenaga kerja atau buruh
pabrik, sehingga dapat memilih orang-orang yang berkualitas, baik skill maupun emotional quality. Pihak PT. Ungaran Indah Busana sebaiknya mengadakan personal development traning, sehingga dapat memberikan wawasan bagi tenaga kerja atau buruh pabrik tentang cara menjadi pribadi yang baik dan dapat membina hubungan kerja baik dengan rekan kerja yang lain sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang nyaman. 2. Institusi pelayanan kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengelolaaan program kesehatan jiwa pada tenaga kerja buruh pabrik. 3. Peneliti Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar pengembangan untuk studi yang lebih luas dan untuk bahan referensi berikutnya tentang perogram kesehatan jiwa pada tenaga kerja buruh pabrik. 4. Perawat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengelolaaan program kesehatan jiwa. 5. Masyarakat Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi untuk mengetahui tingkat emosi pada diri sendiri dan tingkat emosi pada orang lain.
KEPUSTAKAAN Ahyari, A. 2006, Manajemen Produksi II. Edisi Ketiga, Badan. Penerbit FE,Yogyakarta Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : BPSI Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. 2013. Jumlah Tenaga Kerja Buruh Jawa Tengah Tahun. Semarang : BPS Jateng Barbara A. Fritzsche and Tiffany J. Parrish, “Theories and Research on Job Satisfaction” dalam Steven Douglas Brown and Robert William Lent, eds., Career Development and Counseling: Putting Theory and Research to Work (New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2008. Baron & Byrne. Social Psychology : Understanding Human Interaction (6th edition). USA: Needham Heights Allyn & Bacon Inc. 1994 Daft L. Richard. (2011) Era Baru Manajemen, Ed. Kanita Maria Tita. Jakarta: Salemba Empat. Darwin, P. Hadisukanto, G. & Elvira, S.D. (2013). Beban Perawatan dan Ekspresi Emosi pada Pramurawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa : J Indon Med Assoc, Volum: 63, Nomor: 2, Februari 2013 Dr. Ari Syam. (2013). Masalah Kesehatan yang Paling Rentan Dialami Buruh. detikHealth.com Derek R. Allen and Morris Wilburn, Linking Customer and Employee Satisfaction to the Bottom Line: A Comprehensive Guide to Establishing the Impact of Customer and Employee Satisfaction of Critical Business Outcomes, Milwaukee : American Society for Quality, 2002 Edward, S. (2010). Total Quality Management In Education. Jakarta : Erlangga. Goleman, D., (2009), Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional, Mengapa EI Lebih Penting dari IQ, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Herliani Noorhafeza. (2010). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi, Kepuasan Kerja dan Komitmen terhadap Organisasi : Jurnal Kemanusiaan bil. 16, Des 2010. Universiti Sabah Malaysia. H.C. Ganguli, (2011). Job Satisfaction Scales for Effective Management: Manual for Managers and Sciensts. New Delhi: Ashok Kumar Mittal. Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Hurlock, E.B. (2011). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo Edisi 5. Jakarta : Penerbit Erlangga Jamil Norly. (2010). Tingkah Laku Emosi Kanak- Kanak dan Ekspresi Emosi Ibu Bapa. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 James, William. (2009). The Principles of Psychology. Vol.1. New York: Inc Kurniawan, A.P & Hasanat, N.U.I. (2010). Ekspresi Emosi Pada Tiga Tingkatan Perkembangan Pada Suku Jawa Di Yogyakarta : Jurnal Psikologi Indonesia 2010, Vol VII, No. 1, 50-64. Kolter, P., & Armstrong. (2012). Prinsip- Prinsip Pemasaran.Edisi 13. Jilid1. Jakarta : Erlangga Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta. Miner, J.B. 2009. Industrial Organizational Psychology. London : Mc Grawhill Moh. As’ad. 2008. Psikologi Industri. Yogyakarta : LIBERTY Muhammad Sayyid M. Az- Zabalawi. 2007. Pendidikan Psikologi antara Islam dan Ilmu Jiwa. Jakarta : Gema Insani Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rinekacipta
Nurhaeni et al (2005) Module Basic Course Community Mental Health Nursing (CMHN). Bandung : PT. Gramedia Pustaka Utama Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika. Pandji Anoraga. 2011. Psikologi Kerja. Jakarta : PT RINEKA CIPTA Paul E. Spector, Job Satisfaction: Application, Assessment, Cause, and Consequences .Thousand Oaks: Sage Publications, Inc., 2007 P. Robbin, Stephen. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT INDEKS kelompok GRAMEDIA Phuong L. Callaway, (2007). The Relationship of Organizational Trust and Job Satisfaction: An Analysis in the U.S. Federal Work Force.Boca Raton: Dissertation.com Potter, Perry, (2009). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, edisi 7 (ed-7), volume 1, Jakarta : EGC Rambat Lupiyoadi. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Pratek. PT. Salemba Empat. Jakarta Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saptoto Ridwan. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping Adaptif : Jurnal Keperawatan, Volume 37, No.1, Juni 2010 : 1322. Sastroasmoro, P.P & Ismael, S. (2011). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Penelitian Klinis, edisi 4 (ed-4). Jakarta : CV. Sagung Seto. Shapiro, L.E. (2001). Emotional Intelligence. Edisi 4, terj. Alex Tri Kuntjono, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Steve M. Jex (2012). Organizational Psychology: A Scientist Practitioner Approach. New York : John Wiley & Sons. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukanto. (2008). Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Undang - Undang Republik Indonesia, Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Wexley, K.N., Yukl, G.A., 2007, Organizational Behavior and Personal Psychology, Richard D. Irwin Inc., Homewood, Illinois.