PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN MASASE EFFLURAGE PERUT TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA SISWI DI SMP ISLAM TERPADU MIFTAHUL ULUM UNGARAN 2015 Fidiyanti*), Richa Yuswantina, S.Farm.,Apt.M.Si **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K)***) *) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran**) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran***) Staf Pengajar Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Latar Belakang: Nyeri haid adalah rasa nyeri dibagian perut bawah seperti dicengkram atau
diremas – remas, sakit kepala yang berdenyut, mual muntah, nyeri dipunggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsan yang terasa sebelum atau sesudah menstruasi. Ada beberapa cara menanggulangi nyeri haid yaitu dengan terapi musik klasik dan masase efflurage perut. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri haid pada siswi dengan terapi musik klasik dan masase efflurage perut di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy eksperimental dengan rancangan two group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswi yang mengalami nyeri haid pada hari ke 1 – 3 di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. Sampel penelitian ini adalah 20 responden yang dipilih secara accidental sampling. Hasil: Uji t independen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri haid pada siswi antara yang dilakukan terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut dengan nilai p-value 0,029 < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri haid siswi sebelum perlakuan antara kelompok terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. Simpulan: Diharapkan dalam mengatasi nyeri haid siswi dapat menggunakan terapi non farmakologis seperti teknik masase efflurage perut karena lebih efektif dalam mengurangi rasa nyeri haid dibandingkan terapi musik klasik. Kata Kunci
: Terapi Musik Klasik dan Teknik Masase Efflurage Perut, Intensitas Nyeri.
1 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
THE COMPARISON BETWEEN CLASSICAL MUSIC THERAPY AND STOMACH EFFLURAGE MASSAGE TECHNIQUE AGAINST MENSTRUAL PAIN INTENSITY ON FEMALE STUDENT AT ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL MIFTAHUL ULUM UNGARAN IN 2015 ABSTRACT Background: Menstrual pain is pain at lower part of abdomen as if being throbbing headache,
nausea, vomiting, pain in the lower backs, diarrhea, and even faint that happens before or after menstruation. There are several ways to cope with menstrual pain such as classical music and stomach efflurage massage technique. Objective: The purpose of this study was to determine differences in the intensity of menstrual pain in female students by using classical music therapy and stomach efflurage massage technique in female student at Islamic Junior High School Miftahul Ulum Ungaran 2015. Method: The method used quasy experimental research with two group pretest-posttest design. The population in this study was all students who experienced menstrual pain on days 1-3 in female student at Islamic Junior High School Miftahul Ulum Ungaran 2015. The samples were 20 respondents selected by accidental sampling. Result: Independent t test showed no significant difference in menstrual pain intensity between the classical music therapy and stomach efflurage massage techniques with p-value 0,029 < (0.05), the conclustion was that there was significant difference in menstrual pain intensity before the treatment between the group of classical music therapy and stomach efflurage massage technique in female student at Islamic Junior High School Miftahul Ulum Ungaran 2015. Conclusion: It is expected that the students can cope with menstrual pain using nonpharmacological therapies such as stomach efflurage massage techniques because it is more effective in reducing menstrual pain than classical music therapy. Keywords Intensity
: Classical Music Therapy and Stomach Efflurage Massage technique, Pain
2 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
PENDAHULUAN Menurut Soelaryo, dkk (2008), masa remaja atau masa adolesen merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa muda. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses tumbuh kembang yang berkesinambungan sejak saat konsepsi sampai dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan besar dan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa remaja ditandai dengan munculnya karakteristik seks primer dan karakteristik seks sekunder. Hal ini sangat dipengaruhi oleh mulai bekerjanya kelenjar reproduksi. Yang mana ciri-ciri dari seks primer yaitu menstruasi, merasa khawatir, gelisah dan cepat marah, sedangkan seks sekunder cirri-cirinya pinggul bertambah lebar dan bulat, payudara membesar, kulit menjadi lebih halus (Chomaria, 2008). Menurut Prawirohardjo (2007), menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun atau lebih lambat yaitu 13-15 tahun, tergantung pada berbagai faktor seperti kesehatan pribadi perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan kondisi psikologis serta emosional (Anurogo dan Ari, 2011). Menurut Sukarni dan Margareth (2013), gangguan ginekologi pada masa remaja yang sangat sering terjadi adalah dismenorea. Nyeri haid adalah rasa nyeri dibagian perut bawah seperti dicengkram atau diremas – remas, sakit kepala yang berdenyut, mual muntah, nyeri dipunggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsanyang terasa sebelum atau sesudah menstruasi (Mansjoer dkk, 2009). Secara klinis dismenorea dibagi menjadi dua yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genetalia yang nyata, terjadi dalam 6-12 bulan pertama segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan.
Sedangkan dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja, tetapi paling sering muncul usia 20-30 tahunan, setelah tahuntahun normal dengan siklus tanpa nyeri. Dismenorea sekunder ini biasanya dihubungkan dengan endometriosis, adenomyosis, polip endometrium, chronic pelvic inflammatory disease, dan penggunaan peralatan kontrasepsi (Anurogo dan Ari, 2011). Nyeri haid muncul akibat kontraksi distritmik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha (Anurogo & Ari, 2011). Menurut Proverawati & Siti, (2009), nyeri haid adalah nyeri pada daerah pangkal panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat menstruasi kontraksi lebih kuat. Kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari pertama menstruasi. Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di amerika angka kejadiannya sekitar 60% dan di swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angka kejadiannya di perkirakan sekitar 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tertentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja
3 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
(sesekali sambil meringis), adapula yang tidak kuasa beraktivitas karena sangat nyeri (Proverawati dan Siti, 2009). Hasil penelitian Mariatun (2013), hampir 50% dari siswi SMP 3 Ungaran pernah mengalami rasa nyeri ketika menstruasi, akan tetapi sekitar 35% dari mereka dapat mengikuti proses pembelajaran yang ada di sekolah dan 1015% tidak mampu mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Dyah (2014), sekitar 33% dari siswi di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran mengalami dismenore berat ketika menstruasi sampai tidak mampu mengikuti pembelajaran. Banyak cara untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri haid, baik secara farmakologi ataupun non farmakologi. Manajemen non farmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan. Ada beberapa cara non farmakologi untuk meredakan dismenorea, yaitu kompres hangat atau mandi air hangat, masase, distraksi/relaksasi, latihan fisik/exercise, tidur cukup, diet rendah garam dan peningkatan penggunaan diuretik alami seperti daun seledri (Bobak, 2004). Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri (Potter & Perry, 2006). Teknik pertama yaitu teknik terapi musik. Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), musik merupakan rangsangan pendengaran yang terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme, harmoni, warna (Trimbre), bentuk, dan gaya. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan ketidakmampuan yang dialami oleh seseorang. Ketika musik diaplikasikan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan, memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual dari setiap individu. Semua jenis musik dapat digunakan sebagai terapi. Seperti lagu – lagu rileksasi, lagu popular, maupun klasik. Namun dianjurkan agar memilih lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan per
menit yang bersifat rileks. Sehingga musik klasik sering kali menjadi acuan untuk terapi musik ini. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, dan menurunkan tekanan darah. Menurut Crowe mantan presiden The National Association of Musik Therapy mengatakan bahwa musik dan irama dapat menghasilkan efek penyembuhan.dan bisa membantu mengurangi rasa sakit atau nyeri (Eniwarti, 2014). Teknik kedua adalah teknik Masase efflurage. Masase efflurage adalah suatu rangsangan pada kulit abdomen dengan melakukan usapan menggunakan ujung – ujung jari telapak tangan dengan arah gerakan membentuk pola gerakan seperti kupu – kupu abdomen seiring dengan pernafasan abdomen (Fauziyah, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 19 November 2014 pada 10 remaja putri di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran, ditemukan bahwa 10 remaja putri tersebut mengalami dismenore dan 8 dari remaja putri tersebut mengalami dismenore yang sangat mengganggu aktivitas mereka, sehingga kadang meninggalkan pelajaran dan beristirahat di pondok. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbandingan Terapi Musik Klasik dan Masase Efflurage perut terhadap Intensitas Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran” CARA PENELITIAN Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest Design. Di dalam design ini perlakuan dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Perlakuan yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest dan perlakuan setelah eksperimen disebut posttest (Sugiyono, 2010). Dengan menekankan pada intensitas nyeri haid pada siswi sebelum dan sesudah intervensi.
4 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
Intervensi berupa pemberian metode nonfarmakologis dengan menggunakan terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran, waktu penelitian pada bulan Januari 2015 Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswi yang mengalami nyeri haid pada hari ke 1 – 3 di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah siswi yang mengalami nyeri haid pada hari 1 – 3 di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran yaitu 20 sampel. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk analisis univariat variabel numerik terdapat dua parameter yang lazim digunakan, yaitu parameter ukuran pemusatan (mean, median dan modus) dan parameter ukuran penyebaran ( standar deviasi, varians, koefisien varians, interkuartil, range dan minimum-maksimum. Jika data mempunyai distribusi normal maka menggunakan mean sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran. Jika distribusi data tidak normal, maka menggunakan median sebagai ukuran pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran. Variabel yang dianalisis adalah gambaran intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan baik pada kelompok A yang diberikan terapi musik
klasik maupun pada kelompok B yang diberikan teknik masase efflurage perut. Analisis Bivariat Data yang digunakan dalam analisis bivariat ini berbentuk interval, sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis maka perlu diketahui normal tidaknya distribusi data. Bila distribusi data tidak normal, maka menggunakan uji non parametrik. Apabila distribusi data normal maka dilakukan uji parametrik. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan sampel kecil (≤ 50 ) maka uji normalitas data menggunakan uji shaphiro-wilk dengan ketentuan nilai keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai kesalahan α = 0,05. Pengambilan keputusannya yaitu: apabila nilai p >0,05 maka distribusi data normal dan apabila nilai p < 0,05 maka distrubusi data tidak normal (Sugiyono, 2010). HASIL A. Analisis Univariat 1. Tabel 4.1 Gambaran Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Siswi di SMP IT Miftahul Ulum Ungaran 2015 Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat Jumlah
F 0 2
Sebelum (%) 0,0 20,0
F 0 4
Sesudah (%) 0,0 40,0
8
80,0
6
60,0
0 0
0,0 0,0
0 0
0,0 0,0
10
100
10
100
2. Tabel 4.2 Gambaran Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Masase Efflurage Perut Pada Siswi di SMP IT Miftahul Ulum Ungaran 2015 Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat Jumlah
Sebelum F (%) 0 0,0 3 30,0 7 70,0 0 0,0 0 0,0
Sesudah F (%) 2 20,0 7 70,0 1 10,0 0 0,0 0 0,0
10
10
100
100
B. Analisis Bivariat 1. Tabel 4.3 Gambaran Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik pada
5 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
Siswi di SMP IT Miftahul Ulum Ungaran 2015 Variabel Perlakuan
n
Mean
SD
t
p-value
Intensitas Nyeri
10 10
4,20 3,50
1,135 1,269
2,333
0,045
Sebelum Sesudah
2. Tabel 4.4 Gambaran Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Masase Efflurage Perut Pada Siswi di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015 Variabel Perlakuan n Intensitas Sebelum 10 Nyeri Sesudah 10
Mean 4,10 2,10
SD T 1,197 9,487 1,370
p-value 0,000
3. Tabel 4.5 Perbandingan Pemberian Terapi Musik Klasik dan Teknik Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas Nyeri Haid pada Siswi di SMP IT Miftahul Ulum Ungaran 2015 Variabel
Kelompok
n
Mean
SD
t
p-value
Intensitas Nyeri
Terapi Musik Teknik Massage
10
3,50
1,269
2,370
0,029
10
2,10
1,370
PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi musik klasik, sebagian besar responden mengalami nyeri sedang, yaitu sejumlah 8 siswi (80,0%), sedangkan yang mengalami nyeri ringan sejumlah 2 siswi (20,0%), kemudian sesudah diberikan terapi musik klasik sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sejumlah 6 siswi (60,0%) dan yang mengalami nyeri ringan sejumlah 4 siswi (40,0%). 2. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan teknik masase efflurage perut, sebagian besar responden mengalami nyeri sedang, yaitu sejumlah 7 siswi (70,0%), sedangkan yang mengalami nyeri ringan sejumlah 3 siswi (30,0%), kemudian sesudah diberikan teknik masase efflurage perut sebagian besar responden sudah mengalami nyeri ringan sejumlah 7 siswi (70,0%), yang masih mengalami nyeri sedang hanya sejumlah 1 siswi (10,0%), dan yang sudah tidak mengalami nyeri 2 siswi (20,0%).
3. Analisis Bivariat 1. Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi musik klasik, rata-rata intensitas nyeri responden sebesar 4,20, kemudian berkurang menjadi 3,50 sesudah diberikan terapi musik. Berdasarkan uji t dependen, didapatkan nilai t hitung sebesar 2,333 dengan p-value sebesar 0,045. Terlihat bahwa p-value 0,045 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbandingan yang signifikan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan terapi musik di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. 2. Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa sebelum diberikan teknik masase efflurage perut, rata-rata intensitas nyeri responden sebesar 4,10, kemudian turun menjadi 2,10 sesudah diberikan teknik masase efflurage perut. Berdasarkan uji t dependen, didapatkan nilai t hitung sebesar 9,487 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbandingan yang signifikan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan teknik masase efflurage perut di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran. 3. Berdasarkan uji t independen, didapatkan nilai t hitung sebesar 2,370 dengan p-value 0,029. Karena p-value 0,029 < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbandingan terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut terhadap intensitas nyeri haid pada siswi di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 10 siswi yang mengalami nyeri haid mengenai perbandingan terapi musik klasik dan masase efflurage perut terhadap intensitas nyeri haid pada siswi SMP IT Miftahul Ulum Ungaran dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran intensitas nyeri haid pada siswi yang mengalami nyeri haid sebelum dilakukan terapi musik klasik dari 10 siswi sebagian besar mengalami
6 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
2.
3.
4.
5.
nyeri sedang 8 (80,0%), nyeri ringan 2 (20,0%) kemudian sesudah dilakukan teknik terapi musik klasik sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sejumlah 6 (60,0%) dan yang mengalami nyeri ringan 4 (40,0%) siswi. Gambaran intensitas nyeri pada siswi yang mengalami nyeri haid sebelum dilakukan teknik masase efflurage perut dari 10 siswi sebagian besar mengalami nyeri sedang 7 (70,0%), nyeri ringan 3 (30,0%) kemudian setelah dilakukan teknik masase efflurage perut sebagian besar siswi mengalami nyeri ringan 7 (70,0%), nyeri sedang 1 (10,0%), dan yang sudah tidak mengalami nyeri 2 (20,0%) siswi. Ada perbedaan intensitas nyeri pada siswi yang mengalami nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik. Berdasarkan hasil uji t dependent didapatkan nilai t hitung sebesar 2,333 dengan p-value 0,045. Jadi p-value 0,045 < (0,05). Ada perbedaan intensitas nyeri siswi yang mengalami nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan dilakukan teknik masase efflurage perut. Berdasarkan uji t dependent, didapatkan nilai t hitung 9,487 dengan p-value 0,000. Jadi pvalue 0,000 < (0,05). Ada perbandingan pemberian terapi musik klasik dan teknik masase efflurage perut terhadap intensitas nyeri haid. Berdasarkan uji t independent didapatkan nilai t hitung 2,370 dengan p-value 0,029. Jadi p-value 0,029 < (0,05).
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada tim peneliti
DAFTAR PUSTAKA Alam, Syamsir dan Iwan Hadibroto. 2007. Endometriosis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Anurogo, Dito dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : ANDI. Dahlan, M Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta:Salemba Medika.
Djohan. 2006. Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Galangpress. Eniwarti. 2014. Pengaruh Terapi Musik Mozart terhadap Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang Japang Tahun 2014 (Skripsi). Padang : STIKES Prima Nusantara Bukit Tinggi. Fauziyah, Iin Zuliyati. 2013. Efektivitas Teknik Efflurage dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Tingkat Disminore pada Siswi SMA N 1 Gresik (Skripsi). Gresik : Fakultas Kesehatan Universitas Gresik. Judha, Mohamad dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika. Marmi. 2012. Intranatalcare Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Proverawati, Atika dan Siti Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Puspitasari, Rahma Winny. 2014. Efektifitas Teknik Relaksasi terhadap Upaya Penanganan Dismenorea pada Mahasiswi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta (KTI). Surakarta: STIKES PKU Muhammadiyah. Retnoningrum, Dyah. 2014. Hubungan antara Riwayat Dismenorea Keluarga dengan Kejadian Dismenorea Berat pada Remaja Putri di SMP Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran (Skripsi). Ungaran : STIKES Ngudi Waluyo. Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
7 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015
Setiyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika. Soelaryo, T. S dkk. 2008. Epidemiologi Masalah Remaja. Dalam : Narenda, M.B dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alvabeta. Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
8 Perbandingan Terapi Musik Klasik Dan Masase Efflurage Perut Terhadap Intensitas
Nyeri Haid Pada Siswi Di Smp Islam Terpadu Miftahul Ulum Ungaran 2015