1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail :
[email protected]
Abstrak– Pada proyek konstruksi Rusunawa Pucang Sidoarjo adalah bangunan 5 lantai dengan alat berat yang digunakan mengangkat material adalah mobile crene. Material struktur yang digunakan semua dari beton precast, baik kolom, balok, dan pelat lantai. Karena area proyek yang cukup luas, untuk perletakan material memungkinkan lebih dari satu area supply dan dapat juga untuk dilakukan pergerakan untuk mobile crane . Berdasarkan analisa kondisi exsisting dilapangan memungkinkan untuk dilakukan memodifikasi area supply untuk menentukan waktu yang optimum khususnya untuk pengangkatan material. Memungkinkan dianalisa penggunaan tower crane sebagai pembanding mobile crane, karena tower crane memiliki kelebihan tidak memperlukan area yang luas dengan jangkauan lebih jauh. Dari penelitian ini didapat 3 hasil skenario. Dimana ketiga skenario dihitung masing – masing baik mobile crane dan tower crane dan dicari waktu yang paling optimum untuk tiap skenario. Penentuan letak tower crane disesuaikan dengan dengan kondisi proyek, dan perpindahan area supply juga disesuaikan dengan kondisi proyek. Dari ketiga skenario didapatkan waktu yang paling optimum adalah skenario 3 dimana waktu untuk mobile crane 23 hari, 7 jam, 17 menit dan untuk tower crane 23 hari, 1 jam 18 menit. Jadi pada skenario ketiga penggunakan tower crane lebih cepat dengan selisih waktu 5 jam, 59 menit dari pada penggunaan mobile crane. Kata Kunci – Tower Crane (TC), Mobile Crane (MC), titik supply, Material I. PENDAHULUAN
P
ada proyek konstruksi bangunan bertingkat, perencanaan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan yang kurang baik akan mengakibatkan bermacam – macam persoalan dan masalah yang menjurus pada kerugian. Alat berat yang paling sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat adalah tower crane (TC). TC merupakan jenis crane yang statis dan
berfungsi untuk memindahkan material baik secara vertikal maupun secara horizontal. Namun ada beberapa jenis crane yang mampu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain seperti mobile crane (MC). MC merupakan jenis crane yang dapat melakukan pergerakan sehingga memerlukan tempat yang luas[1]. Rujukan [1] untuk pemilihan TC sebagai alat angkat, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain, dan pergerakan alat tidak perlu. Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai karena TC diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung. Dalam pemasangan TC harus diperhitungkan tambahan pondasi dan tenaga listrik untuk pengoperasian. Sehingga penggunaan TC memperlukan biaya yang cukup tinggi. Dalam penggunaan MC tidak perlu pembuatan pondasi dan tanpa pembongkaran boom (lengan untuk memperpanjang dan memperpendek pada MC). Proyek Rusunawa Pucang Sidoarjo, di Kabupaten Sidoarjo memiliki 3 blok bangunan dan berlantai 5. Karena area proyek yang cukup luas untuk perletakan material memungkinkan lebih dari satu area supply dan bisa juga untuk dilakukan pergerakan untuk mobile crane. Dengan analisa kondisi eksisting di lapangan memungkinkan untuk dilakukan modifikasi area supply untuk menentukan waktu yang optimum khususnya untuk pengangkatan material. Dan memungkinkan penggunaan tower crane sebagai pembanding mobile crane. Untuk penggunaan tower crane memiliki kelebihan tidak memerlukan area yang luas dapat menjangkau bangunan yang tinggi dan jangkauan yang luas. Dari latar belakang diatas, dapat dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil yang tepat untuk membandingkan kerja tower crane (TC) dan mobile crane (MC) dari segi waktu pada proyek pembangunan Rusunawa Pucang Sidoarjo dengan memodifikasi titik supply.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
II. METODOLOGI PENELITIAN 5. A. Konsep Penelitian
Mobile crane
S3 B AL OK
PLA
I
30
B 14 B B 13 15
S1 T LA NTA I
36
B19 B 17 B B 16 18
S2 K OL OM
II
S1 TL ANT AI
42
S2 KOL OM
48
S3 B AL OK
54
60
66
72
78
84
1.
B 11 B B10 12 B8 B B7 9
PLA
4.
A. Skenario 1 Untuk skenario ini adalah kondisi eksisting, dimana terdapat 2 area supply :
24
3.
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
B5 B B4 6
18
2.
Studi Literatur dan Lapangan Penggunaan literatur adalah menggunakan brosur tipe alat berat, buku petunjuk penggunaan alat berat, dan lain – lain. Pengamatan di lapangan dilakukan wawancara untuk mengetahui alur pekerjaan yang menggunakan alat berat tersebut. Pengumpulan data Data – data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada antara lain : Data Primer: a. Pengamatan di lapangan b. Wawancara dengan pihak kontraktor Data Sekunder: a. Gambar layout dan struktur proyek b. Volume pekerjaan c. Brosur jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai. Studi Peralatan Mempelajari bagian – bagian peralatan berat agar dapat mengetahui definisi, cara kerja, dan tata letak atau penempatan peralatan berat MC dan TC dilapangan. Skenario Posisi Titik Supply Menentukan posisi titik supply untuk tower crane (TC) dan mobile crane (MC) terdapat 3 skenario: Skenario 1 Untuk skenario ini adalah kondisi eksisting, dimana terdapat 2 area supply yang ada di lokasi. Eksisting menggunakan mobile crane, sedangkan untuk tower crane berada di tengah bangunan. Skenario 2 Skenario 2 ini pada kondisi area supply dimodifikasi, dimana area supply hanya terdapat 1 area supply. Untuk posisi mobile crane dan tower crane sama seperti skenario sebelumnya. Skenario 3 Skenario 3 ini pada kondisi area supply berada pada semua zone bangunan yang telah ditentukan. Untuk posisi mobile crane akan mengalami pergerakan yang akan lebih panjang
Gambar 1 Layout Skenario 1 Mobile Crane
B2 B B1 3
12
1.
6.
6
Penelitian tugas akhir ini berupa analisa perbandingan pemakaian alat berat antara tower crane (TC) dan mobile crane (MC), yang dilihat dari waktu pelaksanaan. Penelitian ini menggunakan proyek pembangunan rusunawa Pucang Sidoarjo sebagai studi kasus. Penelitian ini juga akan dilakukan modifikasi atau perpindahan titik supply, untuk menentukan waktu optimum alat tersebut. Eksisting proyek menggunakan alat berat MC dan untuk titik supply disesuaikan sesuai kondisi proyek. Untuk memperoleh waktu optimum antara TC dan MC ada 3 skenario yang harus dilakukan dalam mengerjakan penelitian ini. B. Alur dan Proses Penelitian Tugas Akhir
dan tower crane sama seperti skenario sebelumnya. Perhitungan waktu Setelah diketahui titik supply dan area demand, maka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk penggunaan TC dan MC dapat diperoleh. a. Perhitungan waktu (TC) : Hoisting mechanism (mekanisme angkat) Slewing mechanism (mekanisme putar) Trolley traveling mechanism (mekanisme jalan trolley) Landing mechanism (mekanisme turun) b. Perhitungan waktu(MC) : Hoisting mechanism (mekanisme angkat) Slewing mechanism (mekanisme putar) Landing mechanism (mekanisme turun) Membandingkan hasil dari perhitungan Dibandingkan alat berat tersebut dari ketiga skenario dalam segi waktu pelaksanaan.
6
12
18
24
30
36
42
48
54
60
66
72
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
B. Skenario 2 Tower Crane
Skenario 2 adalah kondisi rencana dengan memodifikasi area supply, dimana area supply hanya terdapat 1 area supply :
72
78
84
2.
60
S3 BAL OK
54 48
S1 TL ANT A
42
B8 B B7 9
30
B11 B B10 12
24
30
36
42
48
54
60
66
3. Waktu Total Skenario 1 Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai. Perhitungan tiap lantai untuk skenario 1 dapat dilihat pada tabel 1 :
23 hari 6 jam
18
24
30
36
42
54
48
60
66
72
2. Tower Crane 84
24 hari 3 jam 12 menit
12
78
Total
6
72
TOWER CRANE (JAM) 43,68 46,04 48,96 51,32
Gambar 3 Layout Skenario 2 Mobile Crane
66
2 3 4 5
MOBILE CRANE (JAM) 44,29 46,65 50,95 53,31
B5 B B4 6 B2 B B1 3
Tabel.1 Waktu total tiap lantai skenario 1 LANTAI
B8 B B7 9
72
18
18
12
12
a
B14 B B13 15
6
6
S2 KOL OM
B19 B17 B B16 18
24
6
12
Gambar 2 Layout Skenario 1 Tower Crane
PLA S1 T LA NTA I
B2 B B1 3
36
B5 B B4 6
18
S3 BAL OK
PLA
24
I
B14 B B13 15 B1 1 B B10 12
30
36
S2 KOL OM
B 19 B17 B B 16 18
PLA S1 TL ANT AI
42
S2 K OL OM
66
48
S3 BAL OK
72
54
78
60
84
66
1. Mobile crane
60
(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)
54
54,00
42
48,00
S3 BAL OK
50,00
B14 B B13 15 B11 B12 B10
24
40,00 1
2
3
4
5
B8 B B7 9
6
B2 B B1 3
Gambar 4 Layout Skenario 2 Tower Crane
12
LANTAI
B5 B B4 6
18
0
Dari grafik diatas pada skenario 1 waktu yang optimum adalah pada penggunaan tower crane (TC) dengan selisi waktu 5 jam, 12 menit dari penggunaan mobile crane (MC).
6
3.
S2 KOL OM
MC
42,00
PLA S1 T LA NTAI
44,00
B19 B17 B B16 18
36
TC
30
46,00
6
WAKTU(JAM)
48
52,00
12
18
24
30
36
42
48
54
60
66
Waktu Total Skenario 2 Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai. Perhitungan tiap lantai untuk skenario 2 dapat dilihat pada tabel 2 :
72
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Tabel. 2 Waktu total tiap lantai skenario 2
84
2. Tower Crane
TOWER CRANE JAM 44,50 46,86 49,77 52,14
Total
11 hari 2 jam 56 menit
24 hari 1 jam 16 menit
PLA S1 T LA S NTA I KO L 2 S OM BAL 3 OK
72 66 60
P1
54,00
42
52,00
PLA S1 T LA NTA S I KOL 2 OM
48
(ket : total dengan asumsi 8jam/hari)
P1
S BAL 3 OK
54
LANTAI
78
2 3 4 5
MOBILE CRANE JAM 44,29 46,65 -
MC
18
42,00
P1
40,00
K1
1
2
3
4
5
6
B1 P1
Gambar 6 Layout Skenario 3 Tower Crane
12
0
6
LANTAI
Dari grafik diatas pada skenario 2 penggunakan mobile crane tidak dapat dilakukan dikarenakan terbatasnya jangkuan pada lantai 4 dan 5. Sedangkan untuk tower crane dapat digunakan dengan waktu 24 hari, 1 jam, 16 menit. C. Skenario 3 Direncanakan di lapangan terdapat empat area supply. Untuk posisi mobile crane akan mengalami pergerakan yang akan lebih panjang dan tower crane sama seperti skenario sebelumnya.
6
18
24
30
36
42
48
54
60
66
72
3. Waktu Total Skenario 3 Dari hasil perhitungan, dapat diketahui waktu pelaksanaan untuk tiap – tiap lantai Perhitungan tiap lantai untuk skenario 3 dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel. 3 Waktu total skenario 3 2 3 4 5
MOBILE CRANE (JAM) 43,62 45,97 49,67 52,02
TOWER CRANE (JAM) 42,51 44,86 47,79 50,15
Total
23 hari 7 jam 17 menit
23 hari 1 jam 18 menit
LANTAI
1. Mobile Crane 78
84
12
PLA S1 T LA NTA I
44,00
S3 BAL OK
TC
P1
S KO L 2 OM
P LA S1 T LA S NTA I KOL 2 S OM BAL 3 OK
36
46,00
30
48,00
24
WAKTU(JAM)
50,00
72
(ket : total dengan asumsi 8jam/hari) 52,00
P1
12
12
18
24
30
36
42
48
54
60
TC
44,00
MC
1
2
3
4
5
6
LANTAI
Dari grafik diatas pada skenario 3 waktu yang optimum adalah pada penggunaan tower crane TC dengan selisi waktu 5 jam, 59 menit, dari mobile crane MC.
Gambar 5 Layout Skenario 3 Mobile Crane
6
6
46,00
0
B1 K1
48,00
40,00
P LA S 1 TL ANT AI
S2 KOL OM
P LA S1 TL ANT
24 18
I
S3 BAL OK
S3 BAL OK AI K S2 OL O M
36 30
IV
50,00
42,00
PLA S1 TL ANT AI
42
S2 KOL OM
48
S3 BA L OK
54
WAKTU(JAM)
II
P LA S 1 TL ANT AI
60
54,00
P1
S2 KOL OM
66
S3 BAL OK
III
66
72
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
D. Perbandingan Waktu Waktu Total Mobile Crane Nilai waktu total penggunakan Mobile Crane untuk setiap masing – masing skenario : 1.
Tabel 4. Waktu total Mobile Crane 2 3 4 5
Skenario 1 44,29 46,65 50,95 53,31
MOBILE CRANE Skenario 2 44,29 46,65 -
Total
24 hari 3 jam 12 menit
11 hari 2 jam 56 menit
LANTAI
Skenario 3 43,62 45,97 49,67 52,02 23 hari 7 jam 17 menit
(ket : total dengan asumsi 8jam/hari) 54,00
WAKTU(JAM)
52,00 50,00 48,00 Skenario 1
46,00
Skenario 2 44,00
Skenario 3
42,00 40,00 0
1
2
3
4
5
6
LANTAI
Dari grafik diatas penggunakan mobile crane skeneraio 3 lebih cepat pelaksanaannya dengan waktu optimum 23 hari, 7 jam, 17 menit. Untuk penggunakan mobile crane pada skenario 2 tidak dapat dilakukan dikarenakan terbatasnya jangkuan mobile crane untuk pelaksanaan lantai 4 dan 5. Waktu Total Tower Crane Nilai waktu total penggunakan Tower Crane untuk setiap masing – masing skenario : 2.
Tabel 5. Waktu total Tower Crane
2 3 4 5
Skenario 1 43,68 46,04 48,96 51,32
TOWER CRANE Skenario 2 44,50 46,86 49,77 52,14
Skenario 3 42,51 44,86 47,79 50,15
Total
23 hari 6 jam
24 hari 1 jam 16 menit
23 hari 1 jam 18 menit
LANTAI
(ket : total dengan asumsi 8jam/hari) 54,00
WAKTU(JAM)
52,00 50,00 48,00 Skenario 1
46,00
Skenario 2 44,00
Skenario 3
42,00 40,00 0
1
2
3 LANTAI
4
5
6
Dari grafik diatas penggunakan tower crane (TC) pada skeneraio 3 lebih cepat pelaksanaannya dengan waktu optimum 23 hari, 1 jam, 18 menit. IV. KESIMPULAN Dari penelitian ini didapatkan hasil skenario : Skenario 1 kondisi asli dilapangan terdapat 2 area supply. koordinat area supply-1 kolom (62,27;37,56), pelat lantai (58,88;28,68), balok (64,6;43,67) dan titik koordinat area-2 kolom (19,78;55,25), pelat lantai (14,06;40,26), balok (17,45;49,13). Dengan menggunakan MC diperoleh waktu 24 hari 3 jam 12 menit dan TC diperoleh waktu 23 hari 6 jam. Jadi waktu optimum dari skenario 1 adalah penggunaan TC dengan selisih waktu 5 jam, 12 menit, dari MC. Skenario 2 adalah modifikasi area supply terdapat 1 area dengan koordinat kolom (62,27;37,56), pelat lantai (58,88;28,68), balok (64,6;43,67), dengan menggunakan MC diperoleh waktu 11 hari, 2 jam, 56 menit, pada skenario 2 tidak dapat menggunakan MC karena terbatasnya jangkauan pada lantai 4 dan 5 dan TC diperoleh waktu 24 hari, 1 jam, 16 menit. Skenario 3 adalah modifikasi area supply terdapat 4 area suplly. Koordinat titik supply area-1 kolom (48,41;24,13), pelat lantai (58,88;28,68), balok (53,17;26,55), area-2 kolom (64,60;43,67), pelat lantai (62,27;37,56), balok (66,35;48,25), area-3 kolom (22,04;61,17), pelat lantai (24,06;65,92), balok (19,25;54,93), area-4 kolom (11,73;30,33), pelat lantai (9,61;24,09), balok (13,75;36,92). Dengan menggunakan MC diperoleh waktu 23 hari 7 jam 17 menit dan TC diperoleh waktu 23 hari 1 jam 18 menit. Jadi pada skenario 3 waktu optimum penggunaan TC dengan selisih waktu 5 jam, 59 menit dari MC. Dari ketiga skenario didapatkan waktu yang paling optimum adalah skenario 3 dimana waktu untuk mobile crane 23 hari 7 jam 17 menit dan untuk tower crane 23 hari 1 jam 18 menit. Jadi penggunakan tower crane lebih cepat dengan selisih waktu 5 jam, 59 menit dari pada penggunakan mobile crane. Pada skenario 1 menggunakan 2 area supply sesuai kondisi eksisting, sedangkan skenario 2 menggunakan 1 area supply dan skenario 3 ditambah menjadi 4 area supply. Jadi dapat disimpulkan bawah pada skenario 3 terdapat 4 area supply dapat mempercepat waktu siklus pekerjaan, jika sebaliknya skenario 1 terdapat 1 area supply akan memperlambat waktu siklus pekerjaan.
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
DAFTAR PUSTAKA [1] Rostiyanti, S.F, (2008), Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta. [2] Ervianto. W, (2004), Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta: Andi. [3] Rochamanhadi, (1985), Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Menggunakan Alat – Alat Berat, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. [4] Wilopo. D, (2009). Metode Konstruksi dan Alat – Alat Berat, Jakarta : Universitas Indonesia. [5] Tam, C. M, Thomas K,L Tong, Wilson K.W Chan, (2001). Genetic Algorithm for Optimizing Supply Location Around Tower Crane, Journal Of Construction Engineering And Management, ASCE. [6] Ridha. M, (2011), Analisa Perbandingan Biaya dan waktu Pemakaian Alat Berat Tower Crane dan Mobil Crane pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Haji Surabaya, Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November. [7] Winanda, L.A.R, (2007), Optimasi Lokasi Tower Crane Terhadap Layanan Dengan Pendekatan Algoritma Genetika, Jurnal Teknik Sipil, Institusi Teknologi Nasional Malang.