JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 – 127 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA Putri Lokita Purnama Citra, Glorio Sihkawekas, Arif Hidayat*), Rudi Yuniarto*) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi berpengaruh pada meningkatnya pembangunan high rise building di kota besar khususnya Jakarta. Dalam pelaksanaannya, pembangunan high rise building memerlukan bantuan alat berat salah satunya adalah tower crane. Tower crane yang banyak digunakan adalah jenis horisontal jib yaitu hammer head crane. Namun dengan semakin meningkatnya pembangunan high rise building, ruang gerak dari hammer head crane menjadi terbatas, sehingga dibutuhkan tower crane jenis lain yang dapat bekerja secara optimal pada ruang gerak yang terbatas yaitu tower crane jenis luffing jib crane. Sebagai pertimbangan dalam menetapkan pemilihan jenis tower crane yang akan digunakan, diperlukan analisis produktivitas alat untuk membandingkan efisiensi dari hammer head crane dengan luffing crane. Dalam tugas akhir ini dilakukan kajian produktivitas alat pada pekerjaan kolom, balok dan plat. Dari hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan, didapat produktivitas dari hammer head crane 13% lebih tinggi pada pekerjaan kolom dan 65% lebih tinggi pada pekerjaan balok dan plat lantai dibandingkan dengan luffing crane. Dengan catatan pada proses perpindahan horisontal, luffing crane lebih efektif daripada hammer head crane. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kondisi dimana hammer head crane masih dapat digunakan meskipun dengan ruang gerak yang terbatas, produktivitasnya masih lebih tinggi daripada luffing crane yang beroperasi pada kondisi yang sama. Sedangkan luffing crane digunakan pada lokasi dimana hammer head crane sama sekali tidak dapat beroperasi. kata kunci : produktivitas, high rise building, hammer head crane, luffing crane ABSTRACT The economic growth has contributed to the increasing number of high rise building construction mostly in big city especially Jakarta. In practice, the construction of high rise building project is aided by heavy equipment that is hammer head crane which is known as one of tower crane type. However, with the increasing number of high rise building construction, the hammer head crane space that usually be used in high rise building project is limited, hence, another type of tower crane called luffing crane that can be working optimally in the limited space is needed as the alternative for hammer head crane. For the consideration in choosing the type of which tower crane that should be used in the project, it requires the productivity analysis that is related to the equipment efficiency for *)
Penulis Penanggung Jawab
116
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 117
each column, slab and beam works. From the research that has been conducted, it shows that the hammer head crane productivity is 13% higher fo column work and 65% higher for slab and beam works than luffing crane’s. With a note that in horizontal movement, luffing crane is excel more than hammer head crane. So overall, it can be concluded that in a condition where hammer head crane still can be operated in a limited space, its productivity is still higher than luffing crane productivity that operated in the same condition and surrounded. While luffing crane is used if hammer head crane is utterly can not be operated. keywords: productivity, high rise building, hammer head crane, luffing crane PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan gedung bertingkat tidak terlepas dari pemilihan peralatan konstruksi yang nantinya akan menunjang proses pekerjaan di lapangan, untuk itu diperlukan ketepatan dan kecermatan selama proses perencanaan. Salah satu peralatan yang paling dominan digunakan dalam proses pekerjaan konstruksi bangunan bertingkat adalah tower crane. Jenis tower crane yang umum digunakan pada gedung bertingkat adalah Hammer Head Crane. Namun dengan meningkatnya pembangunan gedung di kotakota besar khususnya Jakarta membuat ruang gerak untuk Hammer Head Crane ini menjadi sangat terbatas bahkan tidak memungkinkan untuk bergerak karena terhalang oleh gedung-gedung di sekitarnya yang terlebih dahulu dibangun. Sehingga dibutuhkan alat bantu untuk proyek High Rise Building yang mampu bekerja secara optimal pada ruang gerak yang sempit atau lahan yang terbatas untuk meminimalisir waktu produksi. Berdasarkan kondisi di atas maka dapat iidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul sebagai berikut: 1. Tingginya permintaan fasilitas penunjang perekonomian seperti perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, maupun hunian serta fasilitas penunjang lainya menyebabkan keterbatasan lahan di kota besar khususnya Jakarta. 2. Sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan, pembangunan high rise building pun semakin meningkat. 3. Keterbatasan lahan membatasi ruang gerak dari Hammer Head Crane sehingga dibutuhkan alat bantu untuk pembangunan High Rise Building yang dapat bekerja secara optimal pada ruang yang sempit atau lahan yang terbatas Maksud dari penulisan tugas akhir ini antara lain adalah untuk membandingkan produktivitas luffing crane dengan hammer head crane pada pembangunan proyek high rise building. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Membandingkan waktu yang dibutuhkan antara luffing crane dengan hammer head crane pada proses pemindahan material. 2. Membandingkan produktivitas pekerjaan antara luffing crane dengan hammer head crane.
117
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 118
KARAKTERISTIK HORIZONTAL JIB DAN LUFFING JIB CRANE Berdasarkan jenis jib-nya tower crane dibedakan menjadi horizontal jib dan luffing jib crane atau biasa disebut luffing crane. Horizontal jib crane merupakan tower crane yang memiliki jib horizontal dengan sudut 900 terhadap mast section. Horizontal jib terdiri dari hammer head crane dan flat head crane yang perbedaannya terletak pada keberadaan kantilever di atas jib. Sedangkan luffing crane merupakan tower crane yang memiliki jib yang dapat digerakan secara vertikal dengan sudut kemiringan antara 15-850 terhadap mast section.
a. Hammer head crane
b. Flat head crane
c. Luffing crane
Gambar 1. Jenis-Jenis Tower Crane Karakteristik yang membedakan horizontal jib dalam hal ini hammer head crane dengan luffing crane adalah keberadaan troli pada hammer head crane yang dapat bergerak maju/mundur untuk melakukan perpindahan horizontal dan posisi jib tetap yaitu sebesar 90o terhadap mast section. Sedangkan pada luffing crane, troli dimanipulasi dengan pengaturan sudut angkat jib untuk melakukan perpindahan horizontal sehingga jib dapat digerakan dengan sudut 15o-85o terhadap mast section. PRODUKTIVITAS TOWER CRANE Satuan produktivitas tower crane tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Produktivitas sangat dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan berputar (slewing), dimana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahapan pekerjaan yaitu mengikat material, mengangkat, memutar, menurunkan, dan melepas material sampai kembali lagi ke lokasi persediaan material. Waktu siklus meliputi waktu tetap (fix time), dan waktu variabel (variable time). Waktu tetap merupakan waktu mengikat dan melepas material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki waktu yang berbeda misalnya waktu untuk mengikat tulangan berbeda dengan waktu untuk mengikat bekisting. Waktu variabel tergantung pada jarak tempuh tower crane yaitu waktu tempuh vertikal tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung pada sudut putar, dan waktu horisontal tergantung pada jarak titik tujuan dari sumber material.
118
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 119
FAKTOR-FAKTOR PENGARUH PRODUKTIVITAS Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tower crane di antaranya adalah kondisi lapangan, kondisi alat, faktor manajemen dan kemampuan operator. Dalam penelitian ini kondisi alat serta kemampuan operator dianggap normal sehingga tidak mempengaruhi data yang diambil saat pengamatan di lapangan. Sedangkan kondisi lapangan yang berupa gedung-gedung tinggi di sekitar proyek, cuaca buruk, beban material yang di angkat, serta faktor manajemen yang meliputi tata letak tower crane dan penempatan material dianggap mempengaruhi data hasil pengamatan di lapangan. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dalam tugas akhir ini bersifat eksploratif dan dengan taraf analitik serta menggunakan pendekatan kuantitatif. Diagram alir dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Mulai Perumusan Latar Belakang Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Penentuan Objek Penelitian Pengumpulan Data
Data Sekunder: - Gambar DED struktur bangunan - Spesifikasi tower crane - Denah peletakan dan zona kerja tower crane
Data Primer: - Waktu siklus hoisting, trolleying/luffing, dan slewing - Waktu tetap install tulangan kolom, install dan lepas bekisting kolom, ikat dan lepas material, loading dan tuang beton
A Gambar 2. Diagram alir penelitian 119
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 120
A
-
-
Analisis Data Menentukan koordinat sumber material Menentukan koordinat pekerjaan Menghitung volume pekerjaan Menghitung jarak tempuh vertikal, horisontal, dan rotasi Menghitung waktu tempuh vertikal horisontal dan rotasi Menghitung waktu total pekerjaan Menghitung produktivitas alat
Hasil dan Pembahasan Membandingkan waktu pemindahan material Membandingkan produktivitas tower crane
Kesimpulan dan Saran
Selesai Gambar 2. Diagram alir penelitian (lanjutan) Studi Kasus dan Objek Penelitian Studi kasus dilakukan pada proyek high rise building yang menggunakan dua jenis tower crane yang berbeda pada satu lokasi yaitu Proyek Pembangunan Menara Astra Jakarta. Studi kasus tersebut dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang akan digunakan untuk analisis dan perhitungan. Objek penelitian yang diamati adalah pekerjaan struktur yang dibantu oleh tower crane yang meliputi pekerjaan pengangkatan tulangan, bekisting, serta pengecoran pada kolom dan pekerjaan pengangkatan tulangan dan bekisting pada plat dan balok. Wilayah pekerjaan struktur pada proyek Menara Astra Jakarta yang diamati di lapangan dibagi menjadi zona 1 dan zona 2, dimana masingmasing zona dibantu oleh satu tower crane. Hammer head crane untuk zona 1 dan luffing crane untuk zona 2. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh waktu siklus hoisting, trolleying/luffing dan slewing masing-masing alat untuk tiap pekerjaan pada zona-nya. Meskipun demikian, pada analisis perhitungan tiap tower crane diasumsikan melakukan pekerjaan pada kedua zona tersebut untuk kemudian dibandingkan produktivitasnya. DATA HASIL PENGAMATAN Dari hasil pengamatan langsung di lapangan didapat: 120
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 121
Tabel 1. Waktu Siklus Hammer Head Crane Pekerjaan
Hoisting (m/menit) 15.835 14.910 12.774 14.958 16.896 15.075
Bekisting Kolom Tulangan Kolom Bekisting Plat dan Balok Tulangan Plat dan Balok Pengecoran Kolom Rata-Rata
Waktu Siklus Slewing (derajat/menit) 154.191 157.692 157.281 150.298 167.939 157.480
Trolleying (m/menit) 27.383 25.658 25.275 25.193 25.611 25.824
Keterangan: data diatas adalah hasil pengamatan dari hammer head crane di proyek pada pekerjaan di zona 1
Tabel 2. Waktu Siklus Luffing Crane Pekerjaan
Hoisting (m/menit) 12.767 12.138 11.649 11.020 11.240 11.763
Bekisting Kolom Tulangan Kolom Bekisting Plat dan Balok Tulangan Plat dan Balok Pengecoran Kolom Rata-Rata
Waktu Siklus Slewing (derajat/menit) 111.689 115.263 109.668 113.174 110.247 112.008
Luffing (derajat/menit) 59.091 65.894 64.760 73.197 65.390 65.666
Keterangan: data diatas adalah hasil pengamatan dari luffing crane diproyek pada pekerjaan di zona 2
Tabel 3. Waktu Siklus Luffing Crane Pekerjaan Bekisting Kolom Tulangan Kolom Bekisting Plat dan Balok Tulangan Plat dan Balok Pengecoran Kolom Rata-Rata
Waktu Siklus Pasang* Bongkar* Ikat Lepas (menit) (menit) (menit) (menit) 15 10 0.325 0.225 45 0.680 0.485
Loading Pouring (menit) (menit) -
-
-
0.572
0.403
-
-
-
-
0.622 0.550
0.690 0.451
1.882 1.882
4.878 4.878
Keterangan: waktu pasang dan bongkar bekisting diperoleh dari data sub-kontraktor bekisting dan waktu pasang tulangan kolom di peroleh dari data team leader tulangan
ANALISA DAN PERHITUNGAN
Penentuan Koordinat Tower Crane Untuk menentukan koordinat tower crane digunakan garis bantu dengan ukuran 1 x 1 meter yang mengacu pada kordinat X0;Y11 bangunan. Dari garis bantu tersebut maka
121
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 122
dapat diketahui koordinat tower crane dan koordinat tower crane tersebut di jadikan kordinat X0;Y0 untuk menentukan kordinat pekerjaan. Perhitungan Jarak Tempuh Jarak Tempuh Vertikal (Dv) Jarak tempuh vertikal adalah jarak vertikal total yang ditempuh hook untuk memindahkan material dari sumber ke tujuan pekerjaan sampai kembali ke tempat semula. Untuk menghitung jarak tempuh vertikal dibutuhkan data elevasi sumber material, elvasi tujuan pekerjaan serta tinggi tambahan yang ditetapkan sebesar 5 meter.
5m
Gambar 3. Jarak Tempuh Vertikal Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: , dimana
, sehingga ....................................................................................................... (1) dimana: Dv = Jarak tempuh vertikal (meter) Dva = Jarak tempuh vertikal angkat (meter) Dvk = Jarak tempuh vertikal kembali (meter) Zlt = Elevasi tujuan pengakatan (m) Ho = Tinggi tambahan ditetapkan sebesar 5 meter Jarak Tempuh Horisontal (Dh) a. Hammer Head Crane Pada hammer head crane, perpindahan horisontal dapat dicari dengan menghitung selisih jarak horisontal antara sumber material dengan lokasi tujuan pekerjaan.
122
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 123
Gambar 4. Jarak Tempuh Horisontal Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: , dimana , sehingga ...................................................................................................... (2)
dimana: Dh = Jarak tempuh horisontal (meter) Dha = Jarak tempuh horisontal ambil (meter) Dhk = Jarak tempuh horisontal kembali (meter) D1 = Jarak sumber material terhadap TC (meter) D2 = Jarak tujuan pekerjaan terhadap TC (meter) X1;Y1 = Kordinat sumber material X2;Y2 = Kordinat tujuan pekerjaan b. Luffing Crane Pada luffing crane, perpindahan horisontal dapat dicari dengan menghitung selisih jarak horisontal antara sumber material dengan lokasi tujuan pekerjaan kemudian dari jarak tersebut di konversi menjadi sudut luffing.
Gambar 5. Sudut Tempuh Luffing 123
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 124
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
.............................................................................................(3) dimana: θ = Sudut luffing (derajat) R = Radius luffing crane (50 meter) Jarak Tempuh Rotasi (Dr) Jarak tempuh rotasi adalah sudut yang dibentuk oleh tower crane saat memindahkan material dari sumber ke tujuan pekerjaan sampai kembali ke tempat semula. Untuk menghitung jarak tempuh rotasi dibutuhkan data koordinat sumber material dan koordinat tujuan pekerjaan. Dengan menggunakan koordinat tersebut maka dapat dihitung jarak dari sumber material terhadap tujuan pekerjaan (D3) yang nanti akan digunakan untuk menghitung sudut yang terbentuk.
Gambar 6. Jarak Antara Sumber Material terhadap Tujuan Pekerjaan D3
Gambar 7. Sudut yang Terbentuk Antara Sumber Material dengan Tujuan Pekerjaan Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 124
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 125
.....................................................................................................................(4) dimana: D3 = Jarak sumber material terhadap tujuan pekerjaan α = Sudut Rotasi Perhitungan Waktu Tempuh Waktu Tempuh Vertikal (Tv) ..............................................................................................................................(5) dimana: Tv = Waktu tempuh vertikal (min) Dv = Jarak tempuh vertikal (meter) VH = Kecepatan hoisting tower crane (m/min) Waktu Tempuh Horisontal (Th) a. Hammer Head Crane ...........................................................................................................................(6) b.Luffing Crane ............................................................................................................................(7) dimana: Th = Waktu tempuh horisontal (min) Dh = Jarak tempuh horisontal (meter) VT = Kecepatan trolleying tower crane (m/min) θ = Sudut luffing (degree) VL = Kecepatan luffing (degree/min) Waktu Tempuh Rotasi (Tr) ...............................................................................................................................(8) dimana: Tr = Waktu tempuh rotasi (min) Dr = Jarak tempuh rotasi (degree) VR = Kecepatan slewing tower crane (degree/min) Perhitungan Produktivitas Alat Produktivitas alat pada pekerjaan kolom maupun pekerjaan plat dan balok dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
125
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 126
...................................................................................................(9) HASIL DAN PEMBAHASAN Dari analisis dan perhitungan yang telah dilakukan maka didapat kan hasil sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Kecepatan Alat dalam Pengangkatan Material pada Pekerjaan Kolom
Hoisting (jam) Trolleying / Luffing (jam) Slewing (jam)
Luffing Crane Zoomlion L250-20 1586.382 22.196 96.829
Hammer Head Crane Zoomlion TC7035B-16 1232.546 43.216 63.797
Tabel 5. Perbandingan Kecepatan Alat dalam Pengangkatan Material pada Pekerjaan plat dan Balok
Hoisting (jam) Trolleying / Luffing (jam) Slewing (jam)
Luffing Crane Zoomlion L250-20 522.216 6.188 46.982
Hammer Head Crane Zoomlion TC7035B-16 307.561 9.335 26.881
Tabel 6. Perbandingan Produktivitas Alat pada Pekerjaan Kolom serta Plat dan Balok
Pekerjaan Kolom (m3/jam) Pekerjaan Balok dan Plat Lantai (m2/jam)
Luffing Crane Zoomlion L250-20 1.721
Hammer Head Crane Zoomlion TC7035B-16 1.954
20.006
33.086
KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas hammer head crane lebih baik 13.54% pada pekerjaan kolom dan 65.38% pada pekerjaan balok dan plat lantai dibandingkan dengan luffing crane. Pada kondisi dimana hammer head crane masih dapat beroperasi pada ruang gerak yang terbatas dan lingkup pekerjaan yang sama seperti luffing crane, waktu total pekerjaan dan produktivitas hammer head crane masih lebih baik daripada luffing crane. Khusus untuk perpindahan horisontal baik pada pekerjaan kolom maupun balok dan plat lantai, waktu luffing lebih singkat dibandingkan dengan waktu trolleying. SARAN Produktivitas hammer head crane masih lebih tinggi dibandingkan dengan luffing crane pada kondisi lokasi dengan hambatan yang sama sehingga luffing crane lebih efektif digunakan pada lokasi dimana hammer head crane tidak dapat digunakan.
126
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 127
DAFTAR PUSTAKA Emsley, Margaret Winisley, 2001. A Model to Optimize Single Tower Crane Location Within A Construction Site, Loughborough University Institutional Repository, Leicestershire. Gransberg, Douglas, dkk, 2006. Construction Equipment Management for Engineers, Estimators, and Owners, CRC Press, Boca Raton. Gray, Colin and James Little, 1985. Construction Management and Economics, RoutledgeTaylor and Francis Group, United Kingdom. Havers, John A. dan Frank W. Stubbs JR, 1971. Handbook of Heavy Construction, McGraw-Hill, New York. Moleong, Lexy J., 2005. Metode Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Nunally, S.W., 1997. Construction Methods dan Management, Prentice Hall, New Jersey. Peurifoy, Robert L., dkk, 2006. Construction Planning, Equipment, and Methods, McGraw-Hill, New York. Ritz, George J., 1993. Total Construction Management, McGraw-Hill, New York. Rochmanhadi, 1992. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, YBPPU, Jakarta. Saphiro, Lawrence dan Jay P. Saphiro, 2010. Crane and Derricks, McGraw-Hill Education, Lynbrook. Skinner, Hilary, 2005 Tower Crane Stability. Vazirani, V. N. dan S.P. Chandola, 1996. Concise Handbook of Civil Engineering, S. Chand, 1996.
127