Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN (Comparative Morphometrics of Body Measurement of KUB and Sentul Chicken by Discriminant Analysis) Tike Sartika Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002
ABSTRACT KUB Chicken (Kampung Unggul Badan Litbang) is one of the selected Kampung chicken resulted by Indonesian Research Institute for Animal Production (IRIAP). KUB was developed as the egg-producing female lines. While Sentul chicken is native chicken from Ciamis, which has the potential to produce heavy body weight as male line. Both are an Indonesian native chickens which have different phenotypic diversity. The aims of this study was to compare and study the discriminant variables among group of KUB and Sentul chicken based on discriminant function. Phenotypic characteristics of body size in each group of chickens can determine the individuals who do not correspond to the original group of two clusters of the chicken. The experiment was conducted at IRIAP Ciawi - Bogor. The material used comprised of 125 heads of KUB chickens: 28 males and 97 females, and 50 heads of Sentul chickens comprised of 23 males and 27 females. Nine variables of body sizes measured were the length of the femur, tibia length, tarsometatarsus length (shank), circumference tarsometatarsus (shank), third finger length, wing length, maxillary length, comb height and length of the sternum. T2 - Hotteling statistical tests and Fisher linear discriminant analysis is used to determine the differences in variables between groups of chickens observed. Statistical analysis indicated that T2 - Hotteling variables of body size frame of Sentul and KUB is highly significant (P<0.01). In the group of male KUB vs Sentul chicken four distinguishing variables: femur length, shank length, third finger length and comb height were obtained while in almost all groups of female, the body size is a distinguishing variable except shank circumference. Individuals Sentul chicken is corrected as KUB chicken by 26%, while individual KUB chicken corrected as Sentul chicken by 9.6%. Key Words: KUB Chicken, Chicken Sentul, Morphometrics ABSTRAK Ayam KUB (Kampung Unggul Badan Litbang) merupakan salah satu ayam kampung unggulan hasil seleksi Balai Penelitian Ternak, sebagai galur betina penghasil telur/DOC dan ayam Sentul merupakan sumber daya genetik ternak ayam asli dari Ciamis bepotensi untuk dijadikan galur jantan. Kedua galur ayam ini merupakan ayam asli Indonesia yang memiliki keragaman fenotipik yang berbeda. Penelitian bertujuan untuk membandingkan dan mempelajari variabel pembeda kelompok ayam KUB, dan Sentul berdasarkan fungsi diskriminan. Karakteristik fenotipik ukuran tubuh pada masing-masing kelompok ayam tersebut dapat menentukan individu-individu yang tidak sesuai dengan kelompok aslinya dari kedua rumpun ayam tersebut. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor. Materi yang digunakan 125 ekor ayam KUB terdiri 28 ekor jantan dan 97 ekor betina; dan 50 ekor ayam Sentul terdiri 23 ekor jantan dan 27 ekor betina. Sembilan variabel ukuran tubuh yang diukur adalah panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus (shank), lingkar tarsometatarsus (shank), panjang jari ketiga, panjang sayap, panjang maxilla, tinggi jengger dan panjang sternum. Uji statistik T2-Hotteling dan Analisis diskriminan linier Fisher digunakan untuk mengetahui variabel-variabel pembeda di antara kelompok ayam yang diamati. Analisis statistik T2-Hotteling mengindikasikan bahwa variabel-variabel ukuran kerangka tubuh ayam KUB dan Sentul berbeda sangat nyata (P<0,01). Pada kelompok ayam KUB vs Sentul jantan diperoleh empat variabel pembeda yaitu panjang femur, panjang shank, panjang jari ketiga dan tinggi jengger, dan pada kelompok betina hampir semua ukuran tubuh merupakan variabel pembeda kecuali lingkar shank. Individu ayam Sentul yang dikoreksi sebagai ayam KUB adalah sebesar 26%, sedangkan individu ayam KUB yang dikoreksi sebagai ayam Sentul adalah sebesar 9,6%. Kata Kunci: Ayam KUB, Ayam Sentul, Morfometrik
561
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
PENDAHULUAN Ayam KUB dan Sentul merupakan ayam lokal yang mempunyai potensi cukup tinggi sebagai komoditas ternak penghasil telur dan daging. Ayam KUB merupakan salah satu parent stock ayam lokal galur betina penghasil DOC, dengan keunggulan produksi telur tinggi henday 44-70%, Puncak produksi 65-70%, produksi telur/tahun 180 butir, konsumsi pakan 80-85 gram, sifat mengeram 10% dari total populasi, Umur pertama bertelur 20-22 minggu, bobot telur 35-45 gram dan konversi pakan 3,8. (Sartika et al. 2009). Sifat kualitatif ayam KUB sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna bulu sangat bervariasi (Sartika, 2000). Demikian pula warna shank ada yang putih/kuning (IdId), hitam/abu-abu atau kehijauan (idid). Namun bentuk jenggernya hanya ada dua macam yaitu tunggal (pprr), dan bentuk kacang polong/pea (P_rr) (Sartika 2012). Ayam Sentul merupakan ayam asli Indonesia yang berasal dari Ciamis– Jawa Barat, mempunyai warna bulu spesifik yaitu warna dasar abu-abu (100%) dan warna dasar abu-abu pada ayam Sentul sangat bervariasi, dimulai dari warna abu-abu tua, abu-abu muda, abu-abu keputihan, abu-abu kemerahan/kecoklatan. Penampilan fisik ayam Sentul tergolong tipe aduan, tetapi kini kebanyakan dipelihara sebagai penghasil daging karena mempunyai pola pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam KUB (Sartika 2012). Kedua breed ayam lokal tersebut merupakan ayam asli Indonesia yang dicirikan dengan keragaman karakteristik morfologi tubuh sangat beragam. Untuk mengarah pada suatu pemurnian selain dari karakter pembeda kualitatif, peubah karakter kuantitatif dapat diidentifikasi seperti morfologi ukuran tubuh. Bahkan kedua breed ayam ini telah memperoleh pengakuan dari pemerintah melalui penetapan rumpun ayam lokal khas dari daerah Ciamis untuk ayam Sentul dan pelepasan Galur hasil pemuliaan untuk ayam KUB. Namun demikian khususnya untuk ayam lokal tingkat keragaman dan variasi fenotipik masih tinggi bila dilihat dari penampilan sifat morfologis yang terekspresi. Penentuan variasi fenotipik dapat diarahkan pada bentuk morfologi tubuh yaitu ukuran tubuh sebagai ekspresi gen–gen yang dimiliki individu pada lingkungan tertentu. Hal ini mengingat
562
pertumbuhan tulang lebih banyak diatur oleh faktor genetik disamping sirkulasi hormon, vitamin A dan D (Rose 1997), sedangkan Hafez dan Dyer (1969) menyatakan ukuran tulang merupakan sifat yang diwariskan. Berdasarkan hal tersebut, variabel ukuran– ukuran kerangka tubuh cukup akurat untuk dijadikan variabel pembeda ataupun penanda sehingga memberikan gambaran spesifikasi jenis ayam lokal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan mempelajari variabel pembeda di antara kelompok ayam KUB dan Sentul berdasarkan fungsi diskriminan. Karakteristik fenotipik dari ukuran–ukuran kerangka tubuh pada masing–masing kelompok ayam tersebut dapat menentukan individu– individu yang tidak sesuai dengan kelompok aktualnya. Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai salah satu cara atau kriteria seleksi dalam pertimbangan kebijakan pemuliaan/pemurnian ayam yang diamati. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi-Bogor. Materi penelitian yang digunakan pada penelitian adalah ayam KUB dan Sentul sebanyak 175 ekor. Ayam KUB yang digunakan berjumlah 125 ekor yang terdiri atas 28 ekor jantan dan 97 ekor ayam betina. Ayam Sentul yang digunakan berjumlah 50 ekor yang terdiri atas 23 ekor jantan dan 27 ekor betina. Ayam yang diukur berada dalam kondisi telah mencapai dewasa tubuh dengan penentuan umur yang didasarkan atas catatan yang diamati pada penelitian ini. Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah jangka sorong digital merk ”Mitutoyo Digimatic Caliper” dengan ketelitian hingga 0,01mm, pita ukur, benang dan gunting. Selain itu, digunakan lembar isian yang berisikan data–data variabel ukuran kerangka tubuh ayam yang diamati, alat tulis dan kamera digital. Peubah yang diukur adalah panjang femur (X1), panjang tibia (X2), panjang tarsometatarsus (X3), lingkar tarsometatarsus (X4), panjang jari ketiga (X5), panjang sayap (X6), panjang maxilla (X7), tinggi jengger (X8) dan panjang sternum (X9). Gambar 1 menyajikan bagian-bagian tubuh ayam yang diukur pada penelitian. Pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
X 8
X 7
a+b+c a c b
X 1
X X
2 9
X 4
X 3
X 5
Keterangan: X1 = Panjang femur X6 = Panjang sayap X2 = Panjang tibia X7 = Panjang maxilla X3 = Panjang tarsometatarsus X8 = Tinggi jengger X4 = Lingkar tarsometatarsus X9 = Panjang sternum X5 = Panjang jari ketiga Sumber: Koch (1973); Waggoner dan Hutchins (2001)
A = Humerus b = Ossa antebrachii (radius dan ulna) c = Metacarpus dan phalanges
Gambar 1. Pengukuran bagian–bagian tubuh ayam
1. Panjang femur (mm) diukur sepanjang tulang paha pada bagian ujung distal yang baratrikulasi dengan tibia, fibula dan patella dengan menggunakan jangka sorong 2. Panjang tibia (mm) diukur dari patella sampai ujung tibia dengan menggunakan jangka sorong 3. Panjang tarsometatarsus atau shank (mm) diukur sepanjang tulang tarsometatarsus
(shank) yang diwakili oleh tulang yang dibentuk dari persatuan metatarsal yang kedua, ketiga dan keempat dengan menggunakan jangka sorong 4. Lingkar tarsometatarsus (mm) diukur melingkari tulang tarsometatarsus (shank) pada bagian tengahnya dengan menggunakan pita ukur yang kemudian dikonversi ke jangka sorong
563
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
5. panjang jari ketiga (mm) diukur dari pangkal jari ketiga yang terdiri atas empat phalanges sampai ujung jari dengan menggunakan jangka sorong 6. Panjang sayap (mm) diukur dengan merentangkan bagian sayap terlebih dahulu dan dimulai dari pangkal humerus sampai ujung phalanges dengan menggunakan pita ukur dan kemudian dikonversi ke jangka sorong 7. Panjang maxilla (mm) diukur dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas dengan menggunakan jangka sorong 8. Tinggi jengger (mm) diukur dari pangkal jengger di atas kepala sampai ujung jengger yang paling tinggi pada kondisi tegak lurus 90° dengan menggunakan jangka sorong 9. Panjang sternum (mm) diukur sepanjang tulang dada bagian depan mulai dari pangkal atas hingga ujung dada dengan menggunakan pita ukur dan kemudian dikonversi ke jangka sorong. Analisis data Nilai rata–rata dari kedua galur ayam diuji secara statistik dengan Uji T2-Hotteling berdasarkan Gaspersz (1992) sebagai berikut: T2 =
n1n2 n1 + n2
(x1 – x2)' SG-1 (x1 – x2)
Pengujian pertama dilakukan pada galur ayam dan pengujian kedua berdasarkan jenis kelamin. Apabila hasil pengujian yang diamati berbeda nyata, selanjutnya fungsi diskriminan digunakan untuk mengkaji perbedaan sifat–sifat yang ditemukan di antara kelompok ayam. Fungsi diskriminan linier Fisher menurut Gaspersz (1992) dirumuskan sebagai berikut: Y = a' X = (x1 – x2)' SG -1X a
= Vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan X = Vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan x1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama x2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG-1 = Invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG) Pengujian selang kepercayaan digunakan untuk menerangkan kontribusi variabel– variabel yang diukur sebagai variabel pembeda dalam fungsi diskriminan yang dibentuk. Selang kepercayaan yang mengandung nilai nol maka kedua rata-rata kelompok untuk variabel tersebut dianggap tidak berbeda nyata pada taraf tertentu sehingga dapat dikeluarkan dari fungsi diskriminan. Pengujian selang kepercayaan menurut Gaspersz (1992) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Selanjutnya besaran: F=
n1 + n2 – p – 1 (n1 + n2 – 2) p
T2
Akan berdistribusi F dengan derajat bebas = p dan V2 = n1 + n2 - p - 1 = Nilai statistik T2-Hotteling = Nilai hitung untuk T2-Hotteling = Jumlah data pengamatan pada kelompok pertama n2 = Jumlah data pengamatan pada kelompok kedua X1 = vektor nilai rata–rata variabel acak dari kelompok pertama X2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG-1 = invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG) p = banyaknya variabel ukur V1 T2 F n1
564
c' (x1 x 2 ) ± c' SG c
c T2 n1 n2 X1 X2 SG
n1 + n 2 2 T (p, n1 +n 2 -2) n1n 2
= Vektor nilai (matriks identitas) yang mengikuti perbandingan variabel Xi = Nilai T2-Hotteling dari Tabel Hotteling dengan taraf nyata α = Jumlah data pengamatan pada kelompok pertama = Jumlah data pengamatan pada kelompok kedua = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua = Matriks peragam gabungan
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
Penggolongan individu dalam kelompok ayam yang diamati didasarkan pada uji statistik Wald-Anderson yaitu menurut Gaspersz (1992) dan Anderson (1984) dirumuskan sebagai berikut: W = x' SG-1 (x1 – x2) – ½ (x1 + x2)' SG-1 (x1 – x2) W = Nilai uji statistik Wald-Anderson X' = Vektor variabel acak individu X1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama x2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG-1 = Invers matriks gabungan (invers dari matriks SG) Kriteria penggolongan berdasarkan statistik W adalah: 1. Pengalokasikan x ke dalam kelompok (populasi) pertama, jika: W > 0 2. Pengalokasikan x ke dalam kelompok (populasi) kedua, jika: W ≤ 0 Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistika Minitab 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan morfometrik kelompok ayam KUB vs Sentul Rataan dan simpangan baku variabelvariabel ukuran tubuh ayam KUB dan Sentul disajikan pada Tabel 1. Secara umum, ayam Sentul mempunyai rataan ukuran kerangka tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam KUB kecuali pada variabel ukuran tinggi jengger, begitu juga dalam jenis kelamin. Ayam Sentul jantan dan betina mempunyai ukuran variabel kerangka tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam KUB baik jantan maupun betina kecuali pada ukuran variabel tinggi jengger. Koefisien keragaman dari ukuran variabel tubuh ayam KUB dan Sentul termasuk dalam jenis kelamin jantan dan betina disajikan pada Tabel 1. Hasil yang diperoleh menunjukkan galur ayam KUB maupun ayam Sentul mempunyai variasi keragaman yang relatif cukup tinggi terutama pada ukuran tinggi jengger. Galur ayam Sentul mempunyai keragaman yang lebih tinggi
(10,79-16,12%) dibandingkan dengan galur ayam KUB (9,09-12,81%) untuk variabel ukuran tubuh panjang femur, tibia, shank dan maxilla. Koefisien keragaman untuk variabel ukuran tubuh lingkar shank, tinggi jengger, panjang jari ketiga, sayap dan sternum pada galur ayam KUB lebih beragam 10,78-77,17%) dibandingkan dengan galur ayam Sentul (10,08-77,07%). Ayam Sentul jantan menunjukkan keragaman yang lebih tinggi untuk ukuran panjang femur, tibia, sayap, maxilla, sternum dan tinggi jengger (6,77-58,39%) dibandingkan dengan ayam KUB jantan (6,3139,23%), sedangkan koefisien keragaman untuk ukuran tubuh panjang jari ketiga, shank dan lingkar shank pada ayam Sentul jantan diperoleh lebih seragam (6,87-9,98%) dibandingkan dengan ayam KUB jantan (8,2813,96%). Ayam Sentul betina lebih beragam pada variabel ukuran panjang femur dan shank (19,69 dan 5,43%) dibandingkan dengan ayam KUB betina (4,54 dan 5,27%). Koefisien keragaman variabel ukuran panjang tibia, jari ketiga, sayap, maxilla dan sternum, lingkar shank dan tinggi jengger pada ayam KUB betina lebih beragam (4,81-59,92%) dibandingkan dengan ayam Sentul betina (4,40-45,93%). Pengujian statistik T2-Hotteling menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) dari rataan variabel-variabel ukuran kerangka tubuh di antara kelompok jenis ayam Sentul dibandingkan dengan kelompok ayam KUB. Hal yang sama terjadi pada rataan variabelvariabel ukuran kerangka tubuh kelompok dalam masing-masing jenis kelamin (P<0,01). Fungsi diskriminan yang dibentuk antara kelompok jenis ayam KUB vs Sentul menunjukkan tujuh variabel yang menjadi faktor pembeda. Variabel-variabel tersebut adalah panjang femur (X1), panjang tibia (X2), panjang shank (X3), panjang jari ketiga (X5), panjang sayap (X6), panjang maxilla (X7) dan panjang sternum (X9). Tabel 2 menyajikan selang kepercayaan 95% dan nilai korelasi antara variabel-variabel ukuran tubuh dan fungsi diskriminan pada perbandingan kelompok jenis ayam KUB vs Sentul. Tabel 3 menyajikan pengelompokkan individu-individu pada perbandingan galur
565
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
566
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
Tabel 2. Selang kepercayaan 95% (α = 0,05) dan korelasi antara variabel–variabel yang dibentuk dan fungsi diskriminan pada galur ayam KUB vs Sentul berdasarkan persamaan fungsi diskriminan yang dibentuk SK 95% (α = 0,05)
Koefisien korelasi
Panjang femur (X1)
*
0,70
Panjang tibia (X2)
*
0,70
Panjang shank (X3)
*
0,72
Lingkar shank (X4)
tn
0,18
Panjang jari ketiga (X5)
*
0,73
Panjang sayap (X6)
*
0,47
Panjang maxilla (X7)
*
0,38
Tinggi jengger (X8)
tn
-0,20
Panjang sternum (X9)
*
0,39
Variabel pembeda
Fungsi diskriminan
Y = 0,06X1 + 0,05X2+0,18X3+ 0,17X5 - 0,10X6 - 0,09X7-0,087X9
*: berbeda nyata; tn: tidak berbeda nyata Tabel 3. Pengelompokkan individu-Individu pada galur ayam KUB vs Sentul berdasarkan kriteria WaldAnderson Pengelompokkan Kelompok aktual
Ayam KUB
Ayam Sentul
% Koreksi
Ayam Sentul (n = 50)
13
37
37/50 x 100% = 74,0%
Ayam KUB (n = 125)
113
12
113/125 x 100% = 90,4%
Total (n = 175)
126
49
175 - (12 + 13)/175 x 100% = 85,7%
N = Jumlah sampel
ayam KUB vs Sentul berdasarkan kriteria Wald-Anderson. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengelompokkam individuindividu pada kedua galur ayam tersebut telah dikoreksi dan dikelompokkan secara tepat sebesar 85,7% berdasarkan pada variabelvariabel ukuran kerangka tubuh yang menjadi variabel pembeda dari fungsi diskriminan yang dibentuk. Individu yang dikelompokkan sebagai galur ayam Sentul dikoreksi sebesar 74,0%, sedangkan individu-individu yang dikelompokkan sebagai galur ayam KUB dikoreksi sebesar 90,4%. Gambar 2 menyajikan grafik distribusi dan pengelompokkan individu-individu sebelum dan setelah koreksi pada galur ayam KUB dan Sentul. Grafik tersebut menggambarkan dua galur ayam yang saling membentuk pola distribusi tumpang tindih (a) dan pola distribusi individu yang terpisah; (b) berdasarkan pada frekuensi skor diskriminan. Individu-individu pada galur ayam Sentul
disajikan menempati daerah sebelah kanan pada grafik, sedangkan individu-individu ayam KUB berada di sebelah kiri. Fungsi diskriminan yang dibentuk antara galur ayam KUB vs Sentul jantan menunjukkan kesamaan morfometrik yang tinggi yaitu dengan hanya empat variabel ukuran tubuh yang menjadi faktor pembeda. Variabel-variabel tersebut adalah panjang femur (X1), panjang shank (X3), panjang jari ketiga (X5) dan tinggi jengger (X8). Tabel 4 menyajikan selang kepercayaan serempak 95% dan nilai korelasi antara variabel-variabel ukuran tubuh dan fungsi diskriminan pada perbandingan galur ayam KUB vs Sentul jantan. Fungsi diskriminan yang dibentuk antara Galur ayam Sentul vs KUB betina menunjukkan hampir semua variabel ukuran tubuh yang diamati menjadi variabel pembeda pada kedua galur kecuali pada variabel lingkar shank (X4) Variabel-variabel tersebut adalah panjang.
567
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
35 35
Individu galur ayam Sentul yang dikelompokkan galur ayam KUB
30 30
Ayam KUB
Frekuensi Frekuensi
25 25
Individu galur ayam KUB yang dikelompokkan galur ayam Sentul
20 20 15 15
Dividing point
10 10
5 0
Ayam Sentul
5 0
22
44
66
88 10 10 Skordiskriminan Diskriminan Skor
12 12
14 14
(a)
4040
Ayam KUB Ayam Sentul
Frekuensi
Frekuensi
3030
2020
1010
00 0
22 2
44 4
66
88 10 10 6 Skor Diskriminan 8 10 Skor diskriminan
12 12 12
14 14 14
(b) Gambar 2. Grafik distribusi frekuensi dan pengelompokkan Individu-Individu pada perbandingan galur ayam KUB vs Sentul (a = Sebelum koreksi; b = Setelah koreksi)
568
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
Tabel 4. Selang kepercayaan serempak 95% (α = 0,05) dan korelasi antara variabelvariabel yang dibentuk dan fungsi diskriminan pada kelompok ayam Sentul vs KUB jantan berdasarkan persamaan fungsi diskriminan yang dibentuk Variabel pembeda
SK 95% (α = 0,05)
Koefisien korelasi
Panjang femur (x1)
*
0,57
Panjang tibia (x2)
tn
0,29
Panjang shank (x3)
*
0,55
Lingkar shank (x4)
tn
-0,04
Panjang jari ketiga (x5)
*
0,61
Panjang sayap (x6)
tn
0,10
Panjang maxilla (x7)
tn
0,05
Tinggi jengger (x8)
*
-0,73
Panjang sternum (x9)
tn
0,02
Fungsi diskriminan
Y = 0,12X10,05X3+0,25X5-0,12X8
*: Berbeda nyata; tn: tidak berbeda nyata Tabel 5. Selang kepercayaan serempak 95% (α = 0,05) dan korelasi antara variabelvariabel yang dibentuk dan fungsi diskriminan pada kelompok ayam Sentul vs KUB betina berdasarkan persamaan fungsi diskriminan yang dibentuk Variabel pembeda
SK 95% (α = 0,05)
Koefisien korelasi
Panjang femur (x1)
*
0,43
Panjang tibia (x2)
*
0,75
Panjang shank (x3)
*
0,77
Lingkar shank (x4)
tn
0,17
Panjang jari ketiga (x5)
*
0,45
Panjang sayap (x6)
*
0,36
Panjang maxilla (x7)
*
0,30
Tinggi jengger (x8)
*
-0,31
Panjang sternum (x9)
*
0,28
Fungsi diskriminan
Y = 0,0005X1 + 0,33X2 + 0,64X3 + 0,19X5 - 0,09X6 0,86X7 - 0,10X8 - 0,11X9
* = berbeda nyata; tn = tidak berbeda nyata
femur (X1), panjang tibia (X2), panjang shank (X3), panjang jari ketiga (X5), panjang sayap
(X6), panjang maxilla (X7), tinggi jengger (X8)dan panjang sternum (X9). Variabel lingkar shank (X4) tidak dimasukkan ke dalam fungsi diskriminan karena pada selang kepercayaan 95% diperoleh hasil tidak berbeda nyata dan memiliki koefisien korelasi yang lemah. Tabel 5 menyajikan selang kepercayaan serempak 95% dan nilai korelasi antara variabel-variabel ukuran tubuh dan fungsi diskriminan pada perbandingan kelompok ayam Sentul vs KUB betina. Perbandingan morfometrik ayam KUB vs Sentul menunjukkan kesamaan morfometrik yang tinggi di antara kedua galur tersebut. Hal ini berdasarkan pada variabel pembeda yang dibentuk dari fungsi diskriminan di antara kedua kelompok ayam yang diamati. Secara umum ditemukan Tujuh variabel pembeda pada galur ayam Sentul vs KUB yaitu panjang femur (X1), panjang tibia (X2), panjang shank (X4), panjang jari ketiga (X5), panjang sayap (X6), panjang maxilla (X7) dan panjang sternum (X9). Empat variabel pembeda yaitu panjang femur (X1), panjang shank (X3), panjang jari ketiga (X5) dan tinggi jengger (X8) ditemukan pada kelompok ayam Sentul vs KUB jantan, sedangkan pada kelompok ayam Sentul vs KUB betina adalah hampir semua variabel ukuran tubuh kecuali lingkar shank (X4) sebagai pembeda. Perbedaan dan kesamaan fenotipik morfometrik ukuran kerangka tubuh dari perbandingan kedua galur ayam tersebut dimungkinkan akibat perbedaan fungsi dan manfaat ayam tersebut dalam tujuan seleksi. Ayam Sentul diperuntukkan sebagai ayam pedaging dan ayam KUB diperuntukkan sebagai penghasil telur. Namun kedua galur tersebut mempunyai nenek moyang yang sama berasal dari keturunan Gallus gallus (ayam hutan merah) yang telah mengalami proses domestikasi (Sulandari et al. 2008). Keragaman pada ayam KUB masih cukup tinggi pada ukuran variabel kerangka tubuh seperti dinyatakan oleh Sartika et al. (2004) bahwa keragaman genetik ayam KUB memperlihatkan variasi alel yang sangat polimorfik. Dengan kata lain ragam genetik ayam KUB masih cukup tinggi. Pertimbangan seleksi ke arah konformiti tubuh khususnya pada ayam Sentul yang difokuskan pada ayam pedaging akan lebih akurat bila ukuran–ukuran tubuh yang menjadi pembeda ikut dipertimbangkan sebagai kriteria seleksi,
569
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013
sehingga akan diperoleh bobot dan ukuran tubuh baik Sentul maupun KUB yang lebih seragam. Berkenaan dengan hal ini, nilai heritabilitas dari ukuran-ukuran tubuh ayam dapat menjadi suatu pertimbangan penting karena berhubungan dengan proporsi daya waris yang dikontrol oleh gen. Menurut Dalton (1981) heritabilitas dari beberapa ukuran tubuh ayam ditemukan tinggi yaitu panjang shank (0,40-0,55) dan panjang tulang lunas (sternum) (0,30-0,57). Perbedaan faktor pembeda baik ayam Sentul maupun KUB lebih disebabkan pada perbedaan kriteria seleksi dan tujuan seleksi yang berbeda. KESIMPULAN Ayam KUB dan Sentul berdasarkan rataan ukuran morfometriknya menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Fungsi diskriminan mengindikasikan suatu perbedaan pada variasi fenotipik morfologi tubuh. Tujuh variabel pembeda ditemukan antara ayam KUB vs Sentul (panjang femur, panjang tibia, panjang shank, panjang jari ketiga, panjang sayap, panjang maxilla dan panjang sternum), sedangkan empat variabel pembeda pada jantan (panjang femur, panjang shank, panjang jari ketiga dan tinggi jengger). Lingkar shank bukan merupakan variabel pembeda antara ayam Sentul dan KUB baik secara keseluruhan maupun pada jantan dan betina. Perbedaan faktor pembeda lebih disebabkan pada perbedaan tujuan seleksi yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anderson TW. 1984. An Introduction to Multivariate Statistical Analysis. 2nd Edition. New York (USA): John Wiley and Sons, Inc.
570
Dalton DC. 1981. An Introduction to Practical Animal Breeding. London (UK): Granada. Gaspersz V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Volume II. Bandung (Indonesia): Tarsito. Hafez ESE, Dyer IA. 1969. Animal Growth and Nutrition. Lea and Febinger, Philadelphia. Koch T. 1973. Anatomy of the Chicken and Domestic Bird. The Lowa State University Press, Lowa. Rose SP. 1997. Principle of Poultry Science. New York (USA): Centre for Agriculture and Bioscience International. Sartika T. 2000. Studi keragaman fenotipik dan genetik ayam KUB (Gallus gallus domesticus) pada populasi dasar seleksi [Tesis]. [Bogor (Indonesia)]: Institut Pertanian Bogor. Sartika T, Iskandar S, Prasetyo LH, Takahashi H, Mitsuru M. 2004. Kekerabatan genetik ayam KUB, Pelung, Sentul dan Kedu Hitam dengan menggunakan penanda DNA Mikrosatelit: I. Grup pemetaan pada makro kromosom. JITV 9(2):81-86. Sartika T, Iskandar S, Zainuddin D, Sopiyana S, Wibowo B, Udjianto A. 2009. Seleksi dan “open nucleus” ayam KUB (Kampung Unggul Balitnak). Laporan Penelitian No: NR/G01/Breed/APBN 2009. Sartika T. 2012. “Ayam KUB-1” Proposal pelepasan Galur hasil pemuliaan. Puslitbangnak, Badan Litbang Pertanian. 57 hlm. Sulandari S, Zein MSA, Sartika T. 2008. Molecular characterization of Indonesian Indigenous chickens based on Mitochondrial DNA Displacement (D)-loop Sequences. HAYATI, J Biosci. 15(4):145-154. Waggoner B, Hutchinson JB. 2001. Aves: More on Morphology. http://www.ucmp.berkely.edu/ diapsids/bird/birdmm.html.