HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
PERBANDINGAN KOMPETENSI RESEPSIONIS BAGIAN KANTOR DEPAN HOTEL DENGAN KURIKULUM SEKOLAH TINGGI PARIWISATA THEODOSIA C. NATHALIA Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan Email:
[email protected] Abstract The purpose of this research is to determine whether the curriculum at Hospitality and Tourism Institute in Indonesia, especially in Jakarta has followed Indonesia's National Work Competence Standards (SKKNI) which has been established as the basis of competence in working in the hospitality industry, especially as a receptionist in the front office hotel. The sample used for this research consists of 100 respondents from Hotel industry, Department Head of Hospitality and Tourism Institute, and Hotel Management’s students. The result of research is hospitality and tourism institute have to implementing the entire standard in SKKNI and preparing the students as a receptionist in the job training. Keywords: competence, Front Office, receptionist, curriculum
Latar Belakang Penelitian Pariwisata yang tumbuh di Indonesia berkembang cukup pesat. Wisatawan yang melakukan wisata, bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari manca negara. Banyaknya wisatawan tersebut khususnya dari mancanegara, membuka peluang bagi pengusaha untuk membuka usaha penginapan sebagai tempat beristirahat yang akhirnya dapat dispesifikasikan berdasarkan fasilitas dan layanannya. Menurut Baker, Bradley, dan Huyton (2006), hotel didefinisikan perusahaan yang menawarkan makanan, minuman, dan jika diperlukan, sarana penginapan, tanpa kontrak (ikatan) khusus, kepada setiap wisatawan yang dapat menunjukkan dirinya sendiri dan berkeinginan untuk membayar harga yang masuk akal atas layanan dan fasilitas yang disediakan dan siapa saja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di Indonesia, ratarata tamu yang akan menggunakan jasa penginapan berjumlah 84.566 orang per hari, dengan jumlah penginapan 1.240 untuk hotel berbintang, jumlah yang terbaru yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik adalah jumlah sampai dengan tahun 2009 (BPS, 2011). Dari data yang ada, Jakarta sendiri mempunyai jumlah penginapan sebesar 153 dengan 25
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … jenis fasilitas yang berbeda-beda dan jumlah tamu rata-rata sebesar 58.949 baik tamu asing maupun tamu dari dalam negeri sendiri. Keterampilan dan keahlian dalam melayani tamu, memerlukan tenaga kerja yang kompeten sehingga layanan yang dihasilkan dapat mencapai tahap maksimal, yaitu timbulnya kepuasan dari tamu. Keterampilan dan keahlian ini membutuhkan pembelajaran khusus yang bisa di dapat secara pendidikan profesional maupun pendidikan akademis. Hal tersebut dibenarkan dengan adanya 18 Akademi Pariwisata dan Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakata yang berjumlah 18 sekolah pada tahun 2010 (Kopertis, 2011). Akademi dan sekolah tinggi pariwisata ini harus dapat memenuhi kebutuhan industri dalam melayani dan memenuhi kebutuhan tamu selama menginap. Pentingnya Sekolah Tinggi dalam pemenuhan kebutuhan tamu ini menyebabkan timbulnya mahasiswa yang akan bekerja pada industri perhotelan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh industri, ini menyebabkan terjadinya kurikulum yang berbasis kompetensi dalam Sekolah Tinggi Pariwisata. Di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan kurikulum berbasis kompetensi dimulai sejak tahun 2006. Kebutuhan tamun berbeda, dirasakan memerlukan spesifikasi departemen tersendiri utuk dapat memberikan hasil maksimal. Karena itu terdapat berbagai departemen yang saling berhubungan satu sama lain yang memiliki standar kompetensi yang berbeda-beda. Dimulai dari Departemen Makanan dan Minuman (F&B Department) yang berurusan dengan makanan dan minuman untuk tamu, Departemen Tata Graha dan Binatu (Housekeeping Department) yang selalu terampil membersihkan serta membuat kamar tamu menjadi nyaman untuk menginap, Departemen Teknik (Engeneering Department) yang bertugas untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan listrik dan air di dalam hotel tersebut, Departemen Keamanan (Security) yang bertugas menjaga keamanan tamu hotel dan keamanan hotel itu sendiri, dan Departemen Kantor Depan (Front Office Department), yang terbagi lagi menjadi beberapa bagian di antaranya layanan parkir kendaraan (valet), penyambut tamu (greeter), concierge, reservasi (reservation), operator, dan yang terakhir adalah meja depan atau biasa orang menyebutnya sebagai bagian reception (Bardi, 2005).
26
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
Perumusan Masalah Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Mahmood (2003). Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui apakah kurikulum di Sekolah Tinggi Pariwisata di Indonesia, khususnya di Jakarta telah mengikuti Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah ditetapkan sebagai dasar kompetensi dalam bekerja di industri perhotelan khususnya sebagai resepsionis di bagian kantor depan hotel. Adapun perumusan masalah penelitian yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Analisis peringkat kompetensi dalam kurikulum untuk menjadi resepsionis di bagian Kantor Depan Hotel. 2. Interpretasi kurikulum berbasis kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi resepsionis di bagian Kantor Depan Hotel. 3. Perbandingan kompetensi dan kurikulum untuk resepsionis di bagian Kantor Depan Hotel.
Tinjauan Pustaka Pengertian Kompetensi Penerapan standar kompetensi diperlukan dalam menjadi dasar kemampuan bekerja di suatu bidang. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dibuat oleh sebuah tim dari perpaduan antara praktisi industri pariwisata dengan guru-guru dan dosen pariwisata yang memiliki pengalaman dalam industry perhotelan. Standar ini dikerjakan dengan bantuan dari Australia, kegiatan pembuatannya berpusat di Jakarta juga merupakan awal pembuatan standarisasi berdasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh karyawan di tempat kerja. Hasil penerapan standarisasi harus mendapatkan evaluasi dan pengujian dari bidang masing-masing. Pengujian berdasarkan kompetensi (Competency Based Assessement) adalah suatu bentuk penilaian dimana bukti pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas relevan di tempat kerja, yang kemudian diputuskan apakah kriteria pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau belum. Kompetensi merupakan kemampuan atau karakteristik yang dibutuhkan individu dalam memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan (Fitt, 2004). Kompetensi dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu kompetensi fungsional dan kompetensi dalam berperilaku
27
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … (behavioral competencies). Kompetensi Fungsional adalah kompetensi yang harus dimiliki dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan biasa disebut hard competency, yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan kompetensi di bidang teknis. Kompetensi yang kedua adalah perilaku, kompetensi disebut juga soft competency. Kompetensi ini dilihat dari sikap dan tingkah laku. Contoh dari kompetensi tingkah laku adalah kemampuan untuk membimbing, memotivasi dan kemampuan mempengaruhi seseorang dalam mencapai tujuan organisasi. Shermon (2005) memberikan definisi kompetensi sebagai: ”a competency is an underlying characteristic of a person , which enables him to deliver superior performance in a given job, role or a situation.”. Kompetensi dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan cara melakukan atau mengikuti pelatihan dan meningkatkan kemampuan interpersonal seperti memberikan masukkan dalam grup dan mampu memecahkan masalah. Untuk karyawan yang akan bekerja secara profesional dan ingin menembangkan kemampuan, dapat menindaklanjuti kompetensi mereka dengan melanjutkan dalam pendidikan (Werner dan DeSimone, 2006).
Departemen Kantor Depan Dan Resepsionis Bagian Kantor Depan Departemen Kantor Depan merupakan sebuah departemen yang terdapat di dalam hotel, yang bertanggung jawab dalam pemesanan kamar tamu, registrasi, pelayanan, dan pembayaran (Hayes dan Ninemeler, 2004). Tempat bekerja dari seorang resepsionis disebut sebagai reception atau front desk, yaitu merupakan sebuah meja registrasi, di sanalah tamu akan disambut oleh resepsionis, di mana mereka akan melihat kesan pertama dari hotel, pegawai, serta pelayanan yang diberikan. Menurut Sulastiyono (2007) Bagian penerima tamu (reception section) adalah bagian yang melakukan pendaftaran semua tamu yang datang untuk menginap di hotel. Reception section membutuhkan sumber daya manusia yang khusus dan dapat memahami keinginan dan kebutuhan tamu, dan individu yang melakukan pekerjaan pemesanan kamar tamu, registrasi, layanan, dan pembayaran disebut sebagai resepsionis. Menurut Sugiarto (2007) resepsionis adalah orang yang bekerja di dalam departemen kantor depan, yang kegiatan sehari-harinya meliputi kegiatan seperti; menjual akomodasi hotel, menyambut dan meregistrasi tamu yang akan check-in, melayani pemesanan kamar,
28
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
memantau perkembangan situasi kamar, serta melayani dan memberikan informasi bagi tamu. Menurut Bardi (2005) “Receptionist is a front desk clerk who can do many duties which typically include verifying guest reservations, registering guest, assigning rooms, and distributing keys.” Peranan seorang resepsionis sangat besar di dalam organisasi hotel. Agar tujuan dari perusahaan dan tidak terjadinya penumpukan pekerjaan di perusahaan, resepsionis harus mengetahui secara jelas akan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Baker, Huyton, dan Bradley (2006), tugas utama seorang resepsionis, yaitu: 1. Menyambut tamu dan melakukan check-in bagi tamu hotel yang baru saja datang. 2. Menjelaskan segala fasilitas yang ada di hotel, sehingga tamu tertarik untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. 3. Mencatat dan menyimpan data tamu yang pernah menginap di hotel, agar hotel mengetahui permintaan yang diinginkan tamu tersebut, setiap kali menginap di hotel, dengan tujuan membuat tamu tersebut merasa puas dengan layanan yang diberikan. 4. Menyediakan informasi tamu untuk bagian lain dari departemen kantor depan, dan departemen-departemen lainnya yang ada di dalam hotel. Menurut Vallen dan Vallen (2005), tugas umum yang dilakukan oleh resepsionis yaitu sebagai berikut: 1. Berperan sebagai penerima tamu. 2. Menerima reservasi. 3. Menyimpan catatan-catatan serta menjual kamar. 4. Menyimpan catatan mengenai kamar-kamar yang kosong dan kamar-kamar yang terisi. 5. Melakukan registrasi bagi tamu yang baru datang, dan memberikan kamar. 6. Melakukan kontrol dan memberikan kunci kamar. 7. Mengoordinasi segala aktivitas dengan departemen bell service dan departemen tata graha dan binatu. 8. Membantu menjaga barang-barang tamu dan properti hotel.
29
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … 9. Merespon segala kebutuhan tamu dan memberikan informasi tentang dan petunjuk dari hotel. 10. Memberi tanggal, memilih, dan menyimpan semua dokumen yang masuk, paket, serta telegram. 11. Menerima dan menindaklanjuti keluhan-keluhan tamu 12. Mengatur semua tagihan tamu dengan cara memasukan pembayaranpembayaran dan kredit kedalam akuntansi individu. Dari penjabaran di atas, secara garis besar tugas dari seorang seorang resepsionis dapat disimpulkan oleh Ismail (2002), yaitu mempersiapkan area resepsionis untuk kedatangan, mengecek ketersediaan perlengkapan dan formulir untuk shift selanjutnya, tambahkan jika perlu dan melakukan persiapan untuk daftar tamu yang akan datang untuk menginap pada hari itu, melakukan proses check-in yaitu mendaftarkan dan memasukan tamu secara cepat, efisien dan akurat sesuai dengan kehendak tamu bersangkutan, melakukan fungsi selama masa tinggal yaitu mengalokasikan kamar tamu dan semua permintaan tamu selama tamu tinggal di hotel melakukan fungsi Check-out: yaitu mempersiapkan folio tamu yang berisi tagihan tamu secara akurat selama tamu menginap di hotel dan memberikan memori positif kepada tamu sehingga tamu merasa berkesan dan diharapkan datang kembali ke hotel, menyiapkan catatan dan Laporan Front Office, yaitu mempersiapkan laporan internal oleh night audit seperti laporan kedatangan, keberangkatan, tingkat huni kamar, status kamar, dan lain sebagainya.
Standar Kompetensi Resepsionis Standar kompetensi resepsionis menurut Sulastiyono (2007) sebagai hasil yang direncanakan. Standar menetapkan apa dan bagaimana produk secara keseluruhan yang ditawarkan kepada tamu. Selain mengetahui pengertian dari resepsonis, perlu diketahui juga keahlian serta sikap yang harus dimiliki oleh resepsionis, keahlian sendiri mempunyai arti kombinasi dari keinginan dan kemampuan yang dibangun sebagai hasil dari pelatihan dan pengalaman Dessler (2005). Berikut merupakan beberapa pendapat dari para ahli, yaitu menurut Woods, Ninemeier, Hayes, and Austin (2007), keahlian yang diperlukan untuk menjadi seorang resepsionis yaitu:
30
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
1. Should have at least a high school diploma (Harus memiliki ijasah sekurangkurangnya dari akademi). 2. Important to have fluency in foreign languages (Sangat penting untuk memiliki kelancaran berbahasa asing). 3. Must be able to communicate effectively (Harus dapat berkomunikasi secara efektif). 4. Have a friendly and pleasant personality (Harus memiliki kepribadian ramah dan menyenangkan). 5. Have a great patience (Harus memiliki kesabaran besar). 6. Required tolerance when they handling with complaints and answering the same types of questions for different guest all day (membutuhkan toleransi ketika menghadapi tamu yang komplain, ataupun dalam menjawab pertanyaan yang sama berulang kali dari tamu yang berbeda sepanjang hari). Keahlian yang paling penting untuk dimiliki resepsionis adalah kombinasi dari tingkah laku dan keahlian dalam bersosialisasi. Menurut Abbott dan Lewry (2002), tingkah laku merupakan hal utama dari apa yang harus dijalani ketika bertemu dengan orang lain pertama kali, terutama ketika tidak memahami orang lain. Keahlian bersosialisasi menjadi bagian dari permainan ketika bertemu dengan orang lain, untuk mencapai sesuatu atau menginginkan orang lain melakukan sesuatu harus menggunakan kata-kata, ekspresi, dan pola tubuh untuk mencapainya, keahlian bersosialisasi melibatkan penggabungan dari elemen-elemen di atas dengan segala cara untuk memberikan pengaruh bagi tingkah laku orang-orang. Menurut Abbott dan Lewry (2002), kombinasi antara tingkah laku dan keahlian bersosialisasi dapat dipraktikkan oleh resepsionis dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Positions and postures indicating agreement, such as leaning forward and facing their companion (Postur dan posisi mengindikasikan persetujuan, seperti memberikan bimbingan dan menghadapi rekan bicara). 2. Gestures which indicate agreement, such as nods (Pola tubuh mengindikasikan persetujuan, seperti layaknya menyampaikan sebuah pesan). 3. Frequent smiles (Memberikan senyum sesering mungkin). 4. Lots of eye contact (Selalu melakukan kontak mata).
31
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … 5. Phrases which demonstrate an interest in the other person, concentrate on common interests (Menggunakan frase yang menunjukan suatu ketertarikan terhadap orang lain pada umumnya). 6. Overall, a smooth, easy pattern of interaction, with few pauses or interruptions (Secara keseluruhan, proses interaksi yang djalankan didukung dengan pola sikap yang lugas, dengan memberikan jeda).
Pengertian Kurikulum Untuk memenuhi standar kompetensi, diperlukan etika dalam menyusun desain kurikulum yang akan memenuhi kebutuhan dari tempat seseorang bekerja. Kurikulum adalah rencana yang dibuat untuk memandu pelajaran, pada umumnya dalam bentuk dokumen yang dapat diperbaiki (retrievable). Dokumen tersebut mempunyai rencana yang dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang dipelajari secara berurutan dengan aktualisasi dilakukan di dalam kelas. Seperti berbagi pengalaman oleh pelajar dan yang direkam oleh suatu peninjau; pengalaman itu berlangsung di dalam suatu lingkungan belajar dan berpengaruh pada apa yang dipelajari (Sadker, Zittlemen, Sadker, 2008). Kurikulum yang ditetapkan harus memiliki standar dan memenuhi kebutuhan industri. Kurikulum dibutuhkan dalam memenuhi standar kompetensi yang sesuai dengan bidang masing-masing. Karena kebutuhan kompetensi tersebut, maka diharapkan sekolahsekolah pariwisata dapat mempunyai kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Werner dan DeSimone (2006), untuk karyawan yang bekerja secara profesional dan ingin mengembangkan kemampuan, dapat menindaklanjuti kompetensi dengan melanjutkan pendidikan. Dalam pendidikan formal, terdapat kurikulum yang ditetapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa maupun pihak industri. Kurikulum adalah mata kuliah yang diberikan pada saat seeorang mempelajari sesuatu secara formal. Harsono (2005) mendefinisikan kurikulum sebagai gagasan pendidikan yang diekspresikan dalam praktik. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
32
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
mengajar di perguruan tinggi (pasal 1 butir 6 Kepmendiknas No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan mengkaji perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan Resepsionis Kantor Depan Hotel dengan Kurrikulum Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakarta. Penelitian tersebut dimodifikasi dari penelitian yang dilakukan di Pakistan yang berjudul Comparation beetween needes competencies of Academic Librarian and LIS Curricula in Pakistan (Mahmood, 2003). Alasan modifikasi karena kompetensi resepsionis yang diteliti adalah salah satu kompetensi dalam organisasi perhotelan pada Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakarta. Total jumlah kompetensi yang harus dimiliki karyawan yang bekerja di industri pariwisata sebesar 144 kompetensi (Hotel ASEAN Competencies, 2007), dan kompetensi yang diteliti dipilih lebih spesifik yaitu hanya kompetensi resepsionis saja di bagian Kantor Depan Hotel, dengan memiliki 38 kompetensi dari total jumlah yang ada.
Perumusan Model Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis yang digunakan, maka model penelitian ini sebagai berikut: GAMBAR 1 Model Penelitian Proses Belajar (Learning Process)
Kurikulum Sekolah Tinggi Pariwisata (STP)
Knowledge
Kompetensi Kebutuhan Industri
Ability
Job Training
Skill
Attitude
Sumber: Adaptasi dari model Mahmood ( 2003)
33
dibandingkan
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … Metodologi Penelitian Instrumen Dan Metode Penelitian Unit analisis atau populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah tinggi Pariwisata Pelita Harapan dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, juga hotel-hotel yang menerima mahasiswa dari kedua Sekolah Tinggi Pariwisata tersebut untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan. Untuk Sekolah Tinggi Pariwisata, yang bertanggung jawab dalam pembuatan kurikulum adalah Ketua Jurusan dan Wakil Ketua Jurusan, maka penelitian dilakukan kepada Ketua Jurusan atau Wakil Ketua Jurusan. Pada hotel-hotel yang menerima mahasiswa praktik kerja lapangan, penelitian dilakukan kepada manajer bagian kantor depan dan penyelia (supervisor) langsung dari mahasiswa-mahasiswa tersebut. Koleksi data merupakan tahapan yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung dengan baik. Data dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa, angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan lainnya (Supangat, 2007). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memperoleh data, di antaranya data yang diperoleh secara langsung (primer), dan data yang diperoleh secara tidak langsung (sekunder).
Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menunjukkan problem yang khusus yang ada pada pertanyaan peneliti (Cooper dan Schindler, 2006). Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan dan sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti juga kepada hotel-hotel yang menerima mahasiswa kedua sekolah tersebut dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan
Data Sekunder Yang dimaksud dengan data sekunder adalah data original yang dikumpulkan untuk menyampaikan suatu masalah yang lain dari masalah yang memerlukan perhatian manajer pada saat itu (Cooper dan Schindler, 2006). Data sekunder dijadikan sebagai pendukung data primer yang diambil dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
34
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
sebelumnya, jurnal-jurnal ilmiah, serta literatur yang dipublikasikan secara lepas baik berupa buku referensi, artikel-artikel dari majalah, maupun situs-situs internet yang relevan, dengan diseleksi mnurut kualitas dan kesesuaiannya dengan penelitian ini.
Sampel Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling (Usman dan Purnomo, 2006). Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu pemilihan responden yang dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden yang dimaksud adalah responden yang terlibat langsung atau dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan yang terkait dalam penelitian ini. Responden yang terkait harus berjumlah minimal 30 orang (Usman dan Purnomo, 2006). Dalam penelitian ini yang dipilih berjumlah 100 responden yang terdiri dari Dekan Sekolah Tinggi Pariwisata, Ketua Jurusan, Wakil Ketua Jurusan, para manajer atau pejabat fungsional di hotel dan dari kalangan mahasiswa yang sudah melakukan Praktik Kerja Lapangan.
Pengukuran Variabel Penelitian Dalam mengukur variable yang diteliti, persepsi responden diidentifikasikan dengan menggunakan skala likert dengan nilai skala 1 sampai 5. Skala 1 menunjukkan arti sangat tidak diperlukan, 2 menunjukan arti tidak diperlukan, 3 menunjukkan nilai tengah dengan arti netral, 4 menunjukkan arti diperlukan dan 5 menunjukkan arti sangat diperlukan. Nilai kebenaran data (validitas) dari kompetensi yang ada kemudian dibandingkan dengan kurikulum di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP). Analisa dari kurikulum STP untuk setiap kompetensi diidentifikasi dengan menggunakan 3 poin skala yang menunjukkan arti: Sudah diterapkan (Proper Coverage), belum sepenuhnya diterapkan (Improper Coverage), dan belum diterapkan sama sekali (Non Coverage). Adapun variabel dan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang resepsionis adalah:
35
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … TABEL 1 Variabel, Dimensi Dan Indikator Variabel Kompetensi
Dimensi Mempersiapkan area resepsionis untuk kedatangan
Melakukan Fungsi Check in
Melakukan Fungsi selama masa Tinggal
Indikator Menyiapkan area resepsionis untuk pelayanan Memeriksa kelengkapan peralatan Memeriksa perkiraan pergerakan tamu mengalokasikan kamar sesuai permintaan khusus tamu Menindaklanjuti pemesanan kamar dan kedatangan Menyusun daftar kedatangan Membagikan daftar kedatangan Mengingatkan departemen lain jika ada permintaan khusus atau VIP Menyambut tamu pada saat kedatangan Memastikan apakah tamu sudah melakukan reservasi , mengonfirmasi dan mengulang penjelasan reservasi Memastikan apabila tamu belum melakukan reservasi, mengecek ketersediaan kamar Menolak tamu dengan sopan jika kamar tidak tersedia Melengkapi proses registrasi Memberikan kunci kamar dan voucher Mengikuti protocol akuntansi internal Menjelaskan fasilitas dan pelayanan kamar & hotel Mengatur pelayanan porter Memantau kedatangan tamu dan menindaklanjuti sesuai prosedur Memproses permintaan pergantian kamar Memproses perpanjangan masa tinggal Memproses perubahan jumlah tamu Memproses peningkatan jenis kamar Memproses permintaan khusus dari tamu Memproses biaya-biaya yang harus dibayar oleh tamu Merespon permintaan tamu
36
Skala Likert
Sumber Asean Hotel kompetensi, 2007
Likert
Asean Hotel kompetensi, 2007
Likert
Asean Hotel kompetensi, 2007
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
TABEL 1 Variabel, Dmensi Dan Indikator (Lanjutan) Variabel Dimensi Kompetensi Melakukan Fungsi Check out
Menyiapkan catatan dan Laporan Front Office
Menyiapkan catatan dan Laporan Front Office Kurikulum
Indikator Menyiapkan guest account Menyiapkan dan memeriksa daftar tamu check out Menunjukan account kepada tamu Memproses pembayaran, pengembalian, tanda tarima Memproses express check out Memproses group check out Mendistribusikan daftar check out Melayani permintaan tamu pada saat meninggalkan hotel Menyiapkan dan memperbaharui catatan Front Office Membuat laporan internal Menyiapkan pekerjaan night auditor Menyiapkan dan memperbaharui catatan Front Office
Skala Likert
Sumber Asean Hotel kompetensi, 2007
Likert
Asean Hotel kompetensi, 2007
Likert
Asean Hotel kompetensi, 2007
Prosedur Kantor pengoperasian kantor depan Depan Hotel dan hotel, pengawasan staf, Fidelio reservasi, check-in/check-out, komplain tamu dan administrasi. Penggunakan software Fidelio dalam proses reservasi, check-in dan checkout, kasir dan area manajemen kamar lainnya
Kurikulum Operasional STP Pelita Harapan, 2006
Manajemen Kantor Depan Hotel
Kurikulum Operasional STP Pelita Harapan, 2006
Pengetahuan dan ketrampilan lanjutan untuk mengatur Departemen Kantor Depan, Perencanaan, Pengaturan dan Pengendalian aktivitas seharihari di dalam departemen
Sumber: Hasil Olahan Data (2011)
37
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … Hasil Penelitian Pembahasan 1. Analisis peringkat kompetensi dalam kurikulum Sepuluh besar kompetensi yang harus dimiliki oleh resepsionis ada dalam 4 (empat) kategori yaitu melakukan fungsi selama masa tinggal, melakukan fungsi check out, melakukan fungsi check in, mempersiapkan area resepsionis untuk kedatangan, sedangkan kategori menyiapkan catatan dan laporan front office tidak masuk dalam 10 besar kompetensi yang harus dimiliki oleh resepsionis. Urutan kategori melakukan fungsi selama masa tinggal memiliki kompetensi paling tinggi dan kompetensi dengan peringkat ke sepuluh yaitu: a. Kategori Melakukan Fungsi selama masa tinggal dengan kompetensi memproses biaya-biaya yang harus dibayar tamu. Kompetensi ini diperlukan karena pada saat tamu menginap di hotel, tamu terkadang akan melakukan transaksi di dalam hotel. Transaksi dapat berupa makan atau minum di restoran hotel, penggunaan fasilitas yang memerlukan pembayaran atau bahkan pembelian barang-barang di dalam hotel. b. Kategori melakukan Fungsi check out adalah kategori kedua tertinggi. Kompetensi memproses pembayaran, pengembalian, tanda terima untuk tamu. Kompetensi ini membutuhkan kemampuan resepsionis untuk melakukan pekerjaan keuangan, pengecekan transaksi tamu, pengecekan kamar yang ditempati tamu (untuk mengetahui apakah ada penggunaan amenities kamar yang membutuhkan pembayaran), pengembalian deposit atau sisa keuangan tamu dan memberikan tanda terima pembayaran pada saat yang bersamaan kepada tamu, lengkap dengan tanda tangan tamu yang menandakan bahwa tagihan tersebut telah dibayarkan. Tanda terima dan tanda tangan tamu di dalamnya berguna apabila ada tagihan tamu yang harus ditagihkan kepada perusahaan tempat tamu tersebut bekerja pihak hotel mempunyai bukti kuat dari tanda tangan tersebut. Pada saat tamu melakukan setiap transaksi di dalam hotel, setiap seksi yang ada di hotel harus memasukkannya ke dalam sistem dan menyerahkan tagihan tersebut ke resepsionis untuk menjadi bukti permintaan pembayaran kepada tamu dan semua resiko atas keterlambatan atau
38
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
kehilangan tagihan tersebut akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari resepsionis. Dan apabila terjadi kekurangan penagihan bill kepada tamu, seorang resepsionis yang melakukan check out terhadap tamu tersebut harus melakukan penggantian sejumlah kekurangan pembayaran tamu. c. Kategori Melakukan Fungsi Check in dengan kompetensi memastikan apakah tamu sudah melakukan reservasi, mengkonfirmasi dan mengulang penjelasan reservasi. Kompetensi ini merupakan faktor terpenting pada saat pertama kali tamu datang ke hotel dan hendak melakukan proses check in. Resepsionis harus meyakinkan apakah tamu yang datang ini sudah melakukan reservasi atau belum, karena apabila ternyata tamu sudah melakukan reservasi (check in with reservation) tetapi resepsionis memasukkannya ke dalam tamu yang datang tanpa reservasi (walk-in guest) maka akan terjadi pemesanan kamar yang melebihi kapasitas jumlah maksimal reservasi. Dan kamar tidak dapat dijual kepada tamu lain dan akan mengurangi tingkat hunian (Occupancy). Dan akan memengaruhi laporan tingkat huni kamar yang berisi jumlah tamu yang menginap (in house guest), jumlah tamu yang tidak jadi menginap dengan pemberitahuan (no-show), dan jumlah tamu yang tidak jadi menginap dengan pemberitahuan (cancellation). d. Kategori melakukan fungsi check in dengan kompetensi melengkapi proses registrasi. Proses registrasi adalah proses pencatatan data tamu yang diperlukan oleh hotel untuk mengetahui data tamu secara lengkap sampai sejarah tamu menginap di hotel. Data yang diperlukan dalam registrasi adalah nama lengkap tamu, tanggal tamu check in, tanggal tamu check out, jenis dan nomor kamar yang dihuni, harga kamar, alamat jelas tamu, nomor telepon, jenis pembayaran, permintaan-permintaan khusus tamu (yang akan berguna untuk sejarah tamu menginap di hotel) dan terakhir adalah tanda tangan tamu tersebut. Data tersebut dapat ditambahkan dengan tujuan kunjungan, jumlah tamu, dan lain sebagainya. e. Kategori
mempersiapkan
area
resepsionis
untuk
kedatangan
dengan
kompetensi mengingatkan departemen lain jika ada permintaan khusus atau VIP. Permintaan tamu sebisa mungkin harus dipenuhi oleh pihak hotel. Pada
39
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … saat tamu melakukan reservasi atau penyewaan kamar, dan tamu meminta sesuatu yang berbeda dari tamu lain seperti permintaan penjemputan dari airport, permintaan buah di kamar pada saat kedatangan, permintaan jenis bantal yang digunakan, atau permintaan-permintaan yang masih dapat dipenuhi dan ada dalam fasilitas hotel maka pihak resepsionis harus memberitahukan dan mengingatkan kembali bagian-bagian yang bertanggung jawab atas permintaan tamu tersebut. f. Kategori Melakukan Fungsi check in dengan kompetensi memberikan kunci kamar dan voucher. Kompetensi ini memberikan membutuhkan ketelitian dalam memberikan atau memformat kunci kamar yang dapat berupa kunci elektronik (ving card). Dalam memformat kunci kamar yang berupa elektronik membutuhkan kesesuaian dengan kebutuhan. Kunci tersebut digunakan hanya selama masa tinggal tamu dan setelahnya kunci tersebut tidak dapat digunakan lagi. Kamar yang akan digunakan oleh tamu lain dan tamu sebelumnya tidak diperkenankan untuk memasuki kamar tersebut. Pada saat pemberian kunci, biasanya disertai dengan voucher sarapan pagi atau voucher penggunaan fasilitas lainnya. Dan resepsionis harus memberikan penjelasan tentang kegunaan, waktu dan tempat-tempat menggunakan voucher tersebut. g. Kategori Melakukan Fungsi check in dengan kompetensi menunjukkan account tamu. Kompetensi ini menunjukkan bahwa seorang resepsionis harus memastikan apakah tamu benar-benar melakukan transaksi di berbagai tempat di dalam hotel dan apakah jumlah nominal yang telah dimasukkan sesuai dengan transaksi yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar hotel tidak merugikan pihak tamu dan hotel tidak harus melakukan perbaikan penghitungan setelah penagihan dilakukan. h. Kategori Melakukan Fungsi check in dengan kompetensi memastikan apabila tamu belum melakukan reservasi, mengecek ketersediaan kamar. Kompetensi memastikan tamu belum melakukan reservasi, dilakukan karena apabila tamu tersebut adalah tamu yang belum melakukan reservasi, maka resepsionis dapat menawarkan seluruh kamar yang tersedia yang belum di pesan oleh orang lain sebagai bentuk upselling product dari resepsionis.
40
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
i. Kategori
mempersiapkan
area
resepsionis
untuk
kedatangan
dengan
kompetensi menyiapkan area resepsionis untuk layanan. Kompetensi ini diperlukan karena pada saat tamu datang ke hotel, tamu selalu menghampiri meja resepsionis dahulu untuk meminta semua informasi yang dibutuhkan. Seperti melakukan check in atau menanyakan tamu lain yang sudah menginap di hotel tersebut, sehingga pada saat tamu datang diharapkan resepsionis sudah mengetahui dengan baik layanan apa saja yang dapat diberikan. j. Kategori Melakukan Fungsi selama masa tinggal dengan kompetensi merespon permintaan tamu. Kompetensi ini sangat diperlukan karena pada saat tamu tinggal di hotel, tamu akan sering sekali meminta layanan tambahan atau menanyakan berbagai informasi. Layanan yang biasanya dilakukan dapat berupa layanan makanan ke dalam kamar, permintaan peminjaman barang atau permintaan informasi tempat-tempat yang dapat dikunjungi. Seorang resepsionis harus menyampaikan secara cepat dan tepat kepada bagian yang bertanggung jawab dari jenis permintaan tamu tersebut dan segera memberitahukan informasi yang dibutuhkan tamu. Dari penjelasan di atas dan penentuan skala yang likert yang ditentukan, yaitu 5= sangat diperlukan, 4= diperlukan, 3= netral, 2= tidak diperlukan dan 1= sangat tidak diperlukan, maka jelas resepsionis membutuhkan banyak kompetensi untuk menunjang pekerjaannya, nilai yang dihasilkan mencapai angka diatas angka 4 yang artinya nilai diperlukan.
2. Interpretasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Sistem pembelajaran ini sesuai dengan metode hands-on yang mengharuskan mahasiswa untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan melakukan pekerjaan secara langsung atau dipraktikkan dengan metode on the job training, simulasi, studi kasus, role play. Nilai yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mata kuliah ini minimal adalah nila C yaitu dengan bobot nilai 56,00 – 59,99. Karena mata kuliah Prosedur Kantor Depan dan Fidelio dan Manajemen Kantor Depan Hotel adalah mata kuliah inti, maka tidak diperkenankan untuk mendapatkan nilai lebih kecil di bawah 56. Apabila mahasiswa mendapatkan nilai dibawah 56, maka mahasiswa tersebut harus mengulangnya di semester 41
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … yang akan datang yang mengeluarkan mata kuliah tersebut. Apabila matakuliah yang diikuti jatuh di semester ganjil, maka harus menunggu selama 1 tahun untuk mengulang mata kuliah tersebut. Mata kuliah Prosedur Kantor Depan Hotel dan Fidelio mempunyai 4 Satuan Kredit Semester (SKS), sedangkan Manajemen Kantor Depan Hotel mempunyai 2 SKS dalam bobot mata kuliah tersebut. Kedua mata kuliah diberikan sebelum mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan diharapkan agar apabila mahasiswa memilih menjadi trainee di Bagian Kantor depan, maka mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kompetensi dasar untuk melakukan pekerjaan di Hotel tempat bekerja di semester 5 di Sekolah Tinggi Pelita Harapan. Distribusi mata kuliah dapat dilihat pada lampiran, sedangkan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, mata kuliah Kantor Depan Hotel dibagi ke dalam 3 semester. Dengan nama mata kuliah Kantor Depan 1 yang diberikan pada saat mahasiswa semester 1, Kantor Depan 2, pada semester 4 dan Manajemen Kantor Depan pada semester 5. Setiap Mata kuliah Kantor Depan yang ada di dalam distribusi operasional matakuliah mempunyai bobot SKS sebesar masing-masing 2 SKS. Praktek kerja lapangan diberikan pada mahasiswa semester 6, tetapi karena disesuaikan dengan permintaan industri pihak STP menyediakan PKL kepada mahasiswa di 2 semester dan membaginya di semester 5 atau 7 tergantung modul yang diterima oleh mahasiswa itu sendiri. Dilihat dari jumlah bobot SKS yang disajikan kedua Sekolah Tinggi, keduanya mempunyai bobot sama, perbedaan hanya pada penyajian nama mata kuliah dan penawaran kurikulum di tiap semester (dapat dilihat dilampiran). Dengan kata lain tidak ada perbedaan kurikulum di kedua STP.
3. Perbandingan Kompetensi dan Kurikulum Setelah mendapatkan pembekalan dari kurikulum yang mahasiswa pelajari selama 2 semester, diharapkan memenuhi kriteria kompetensi yang dibutuhkan sebagai resepsionis. Berikut adalah analisis kategori kompetensi yang menandakan seberapa penting kompetensi tersebut dan kompetensi bagaimana yang telah dipenuhi oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan dan Sekolah Tinggi Trisakti Jakarta. Berikut penjelasan hasil perbandingan setelah dilakukan penelitian kepada kedua Sekolah Tinggi.
42
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
a. Kedua Sekolah Tinggi Pariwisata ikut dalam pengisian kuesioner memberikan penilaian pelaksanaan kompetensi yang sudah diberikan dalam kurikulum. Penjelasan kurikulum di Sekolah Tinggi sudah mengidentifikasikan hanya satu dari enam kompetensi yang termasuk dalam kategori mempersiapkan area resepsionis untuk kedatangan yang tidak sepenuhnya diterapkan di dalam kurikulum mata kuliah untuk kedua sekolah tinggi tersebut, hanya satu sekolah yang menerapkannya. Kompetensi lainnya seperti persiapan area; kelengkapan peralatan; menindaklanjuti pemesanan kamar sudah sangat diterapkan. Kompetensi untuk menyusun dan membagikan daftar kedatangan sama sekali belum diterapkan di kedua sekolah tinggi tersebut. b. Dua dari sebelas kompetensi yang terdapat di kategori kedua, yaitu kategori fungsi check in menunjukkan tidak sepenuhnya sudah diterapkan, yaitu penolakan tamu secara sopan dan protokol internal. Dan hanya satu kompetensi di kedua sekolah tidak menerapkannya dalam kurikulum, yaitu penerapan protokol standar hotel dalam situasi khusus. Dan untuk 8 (delapan) sisa kompetensi dalam fungsi check in, kedua sekolah sudah menerapkan yaitu kompetensi pemastian reservasi, kelengkapan registrasi, pemberian kunci kamar,
pemastian
ketersediaan
kamar,penyambutan
tamu
pada
saat
kedatangan, menindaklanjuti sesuai prosedur, layanan porter dan terakhir penjelasan fasilitas kamar dan hotel. c. Kategori fungsi selama tamu tinggal mengidentifikasikan bahwa kompetensi yang sudah diterapkan di Sekolah kedua Sekolah Tinggi adalah memproses biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh tamu, merespon permintaan tamu dan memproses perpanjangan masa tinggal. Tiga kompetensi menyatakan penerapan tidak sepenuhnya dilakukan untuk kompetensi proses permintaan khusus, pergantian kamar dan perubahan jumlah kamar. Kompetensi yang tidak dilakukan di kedua sekolah adalah proses perubahan tarif kamar, karena biasanya, jumlah kamar dan tarif lama sudah dimasukkan terlebih dahulu sebelum penggunaan program dilakukan. d. Kompetensi yang tidak diterapkan pada Kedua sekolah Tinggi, yaitu proses express check out, melayani permintaan tamu pada saat meninggalkan hotel,
43
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … dan pendistribusian daftar check out. Dua kompetensi tidak sepenuhnya dilakukan di kedua sekolah dan tiga kompetensi, proses pembayaran, penunjukkan rekening (account) tamu, menyiapkan account tamu sudah benarbenar diterapkan. e. Kategori terakhir adalah kompetensi yang berisi catatan dan laporan Front Office berisi 3 (tiga) kompetensi. Kompetensi dalam membuat laporan paling tinggi. Nilai yang didapat cukup tinggi karena membuat laporan internal adalah pembuatan laporan yang harus yang kedua dari tiga ini kurang diterapkan dan satu kompetensi sama sekali tidak diterapkan, yaitu laporan internal, memperbaharui catatan Front office dan terakhir adalah menyiapkan pekerjaan night audit.
Seluruh kompetensi di atas, kemudian dihitung untuk melihat sejauh mana kompetensi yang sudah diterapkan ke dalam kurikulum yang telah diterapkan di kedua sekolah. Untuk penerapan kompetensi yang seluruhnya telah diterapkan dalam kurikulum sebesar 47%, dan 22% untuk penerapan kompetensi yang belum sepenuhnya dilakukan atau diterapkan, sedangkan 31% menyatakan bahwa kompetensi yang ada sama sekali belum diterapkan dalam kurikulum atau setidaknya belum dimiliki oleh mahasiswa pada saat mahasiswa melakukan praktik kerja lapangan. Walaupun jumlah penerapan kompetensi mempunyai hasil yang sama, tetapi penilaian hasil berbeda di kedua Sekolah Tinggi. Hotel memberikan penilaian penerapan kompetensi yang berbeda-beda di kedua Sekolah. Penerapan kompetensi yang berbeda di kedua Sekolah Tinggi Pariwisata disebabkan beberapa hal. Perbedaan kondisi antara industri dengan ruang simulasi.
Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang resepsionis dan kurikulum Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakarta. Penelitian ini menggunakan total 100 responden yang terdiri dari Pejabat fungsional yang berperan membuat kurikulum di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, para manajer atau supervisor hotel tempat mahasiswa
44
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
melakukan Praktek Kerja Lapangan dan para mahasiswa yang sudah melakukan Praktek Kerja Lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi kompetensi dalam kurikulum untuk menjadi resepsionis di bagian Kantor Depan Hotel terdiri dari 5 kategori dengan total jumlah indikator sebanyak 36 indikator karena 2 indikator dalam dinyatakan tidak valid. Kelima kategori tersebut adalah mempersiapkan area resepsionis untuk kedatangan (6 kompetensi), melakukan fungsi check in (11 kompetensi), melakukan fungsi selama masa tinggal (8 kompetensi), dan menyiapkan catatan dan laporan Front Office (8 kompetensi) dan menyiapkan catatan Front Office (3 kompetensi). Dari kelima dimensi di atas, menyiapkan catatan front office tidak masuk ke dalam peringkat 10 besar kompetensi yang diperlukan karena kompetensi dalam dimensi ini hanya memiliki nilai jauh lebih kecil dari nilai kompetensi lainnya, yaitu hanya sebesar 4,20. 2. Hasil evaluasi kurikulum yang dibutuhkan untuk menjadi resepsionis, di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan diberikan pada saat mahasiswa mencapai semester 3 dengan mata kuliah prosedur kantor depan dan fidelio dan semester 4 dengan mata kuliah Manajemen Kantor Depan Hotel dan Praktik Kerja Lapangan dilakukan pada saat mahasiswa di semester 5. Penilaian kelulusan mahasiswa nilai yang kelulusan yang harus dicapai adalah nilai dengan kelulusan 56,00 - 59,99 dengan nilai huruf C dan bobot nilai 2,00, sedangkan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Mata kuliah Kantor Depan dibagi menjadi 3 semester yang ditawarkan di semester 1, 4 dan semeter 5. Praktik Kerja Lapangan ditawarkan semester 6. 3. Hasil Perbandingan dari kompetensi Resepsionis dan kurikulum Sekolah Tinggi Pariwisata dalam kurikulum sebesar 47% yang sudah sepenuhnya diterapkan. Dan 22% untuk penerapan kompetensi yang belum sepenuhnya dilakukan atau diterapkan, sedangkan 31% menyatakan bahwa kompetensi yang ada sama sekali belum diterapkan dalam kurikulum atau setidaknya belum dimiliki oleh mahasiswa pada saat mereka melakukan praktek kerja lapangan. Hal tersebut terjadi karena adanya disebabkan beberapa hal, antara lain adanya penambahan kurikulum baru yang menyebabkan berkurangnya
45
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … jumlah SKS yang harus dipelajari oleh mahasiswa, perbedaan kondisi antara industri dengan ruang simulasi, dan perbedaan software yang dimiliki antara Sekolah Tinggi Pariwisata, dan hotel-hotel yang menerima mahasiswa dalam praktik kerja lapangan.
Implikasi Manajerial Dilihat dari tujuan didirikannya industri perhotelan yang memberikan layanan makanan, minuman dan fasilitas lainnya yang bertujuan memberikan kepuasan tamu, dan tugas serta tanggung jawab resepsionis adalah kombinasi dari tingkah laku, kemampuan, keterampilan dan keahlian dalam bersosialisasi, maka diperlukan suatu ukuran dasar atau standar kompetensi yang harus dimiliki oleh resepsionis di kantor depan, maka beberapa indikasi manajerial dikemukakan sebagai berikut: 1. Sekolah Tinggi Pariwisata Pariwisata dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dapat melihat hasil penilaian dari industri yang masih dirasakan belum sepenuhnya diterapkan bahkan sama sekali belum diterapkan menjadi bahan acuan untuk lebih meningkatkan kurikulum yang benar-benar sepenuhnya diambil dari kompetensi yang dibutuhkan oleh industri pengguna jasa dari sumber daya manusia akan dihasilkan kedua STP. 2. Karena wisatawan yang berkunjung ke Indonesia merupakan wisatawan mancanegara, seorang resepsionis harus memiliki kelancaran berbahasa asing minimal adalah bahasa Inggris, sehingga resepsionis dapat mengerti dengan jelas apa yang diinginkan oleh tamu. 3. Karena perbedaan ruang simulasi dengan keadaan hotel yang sesungguhnya yang tidak memungkin pembelajaran kompetensi yang harus dimiliki, maka pembelajaran tetap harus diberikan dengan cara teori, atau melakukan simulasi dengan menggunakan cara manual seperti dengan penggunaan formulir tertulis atau lainnya. 4. Untuk perbedaan software, yang harus dilakukan adalah memberikan standar kompetensi atau basic competence penggunaan sistem registrasi atau acoount tamu. Artinya mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengajaran standar yang akan dikerjakan pada situasi yang ada sehingga pada saat menemukan
46
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
perbedaan hanya pada sistem yang diberikan di industri, dan tetap dapat melakukan prosedur yang harus dilakukan pada situasi tersebut. 5. Sebaiknya pihak Sekolah Tinggi memberikan nilai prasyarat yang cukup baik seperti nilai B untuk mata kuliah terkait yang dijadikan kompetensi di departemen sebelum mahasiswa melakukan PKL, sehingga pada saat mahasiswa melakukan PKL, sudah memiliki kemampuan dan daya tanggap yang cukup cepat dalam menerima pembelajaran baru. 6. Mahasiswa memilih jurusan tersendiri dalam STP sehingga kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa lebih baik dan lebih memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh industi perhotelan. Contohnya adalah memberikan penjurusan dengan konsentrasi pembelajaran jurusan Manajemen Tata Boga (Food Production), yaitu jurusan yang mengajarkan mata kuliah memasak, Manajemen Tata Hidang Makanan (Food & Beverage Sevices), yang mengajarkan bagaimana menyajikan makanan dan minuman non alkohol maupun alkohol. Manajemen Patiseri (Pastry), yang mengajarkan bagaimana membuat roti dan kue, dan Manajemen Divisi Kamar (Rooms Division) yang mengajarkan bagaimana menjual dan mempersiapkan kamar bagi tamu yang akan menginap. Kurikulum yang akan mahasiswa pelajari hanya yang berkaitan dengan jurusan dimasing-masing konsentrasi yang mereka pilih hanya ditambahkan dengan mata kuliah wajib yang mereka harus terima selama belajar di institusi pendidikan formal.
Keterbatasan Penelitian Dan Saran Penelitian Selanjutnya Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah terbatasnya jumlah sampel mahasiswa yang memilih Departemen Kantor Depan khususnya sebagai resepsionis untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan, karena mahasiswa menganggap departemen kantor depan dan menjadi resepsionis mempunyai tugas dan tanggung jawab terlalu besar. Selain itu juga, tidak semua hotel yang menerima mahasiswa Praktik Kerja Lapangan dari kedua Sekolah Tinggi Pariwisata tersebut ikut sebagai responden dalam proses penelitian. Hal ini disebabkan oleh biaya penelitian, waktu, obyek penelitian, tingkat jaringan sosial dan sebagainya. Penelitian selanjutnya mungkin dapat menambahkan pemilihan responden
47
Perbandingan Kompetensi Resepsionis Bagian Kantor Depan Hotel Dengan … kepada mahasiswa yang bukan hanya melakukan praktik kerja lapangan, tetapi kepada alumni yang telah lulus dan benar-benar bekerja di bagian resepsionis kantor depan hotel, sehingga dapat diketahui dengan jelas apakah kompetensi yang didapatkan dari kurikulum sekolah tinggi pariwisata yang dibutuhkan mahasiswa apakah sesuai dengan kebutuhan industri perhotelan sebagai resepsionis atau hanya menjadi resepsionis selama 6 bulan (satu semester) pada saat melakukan praktik kerja lapangan.
Daftar Pustaka Abbott, Peter dan Lewry, Sue (2002). Front Office Procedures, Social Skill, Yield and Management, Boston MA: Buttterworth-Heinemann. Badan Pusat Statistik (2011). Jumlah Akomodasi, Rata-rata Pekerja dan Jumlah Tamu per Hari Menurut Provinsi, Tahun 2009 (Hotel Bintang). Homepage Online. Available fromhttp://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=16&n otab=1; Internet; accessed 10 Juni 2011. Baker, S, Bradley P., dan Jeremy H. (2006). Principles of Hotel Front Office Operations, 2nd Ed., UK: Continuum. Bardi, James A. (2005). Hotel Front Office Management, 3rd Ed., New York: John Wiley. Cooper dan Schindller P. S. (2006). Management Research Method, UK: Cambridge University Press. Dessler, Garry (2005). Human Resource Management, New Jersey: Pearson Education Inc. Fitt, David (2004). Competency Based Human Resources Management, London: HayGroup. Harsono (2005). Pengantar Problem-Based Learning, edisi kedua, Yogyakarta: Medika, Fakultas Kedokteran UGM. Hayes, David K. and Ninemeler, Jack D. (2004). Hotel Operation Management, 2nd Ed., New Jersey: Pearson Education Inc. Hotel ASEAN Competencies (2007). Ismail, Ahmed (2002). Front Office Operations and Management, United States: Delmar Thomson Learning.
48
HOSPITOUR VOLUME II No. 2 - Oktober 2011
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 232/U/2000 Pasal Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa (2000). Kordinator Perguruan Tinggi Swasta (2011). Jumlah Akademi dan Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakarta. Mahmood, Khalid (2003). Comparation Beetween Needes Competencies of Academic Librarian and LIS Curricula in Pakistan. International Journal. Sadker, David M., Zittlemen, Karen dan Sadker, Myra (2008). Teacher, School and Society, New York: McGraw Hill . Shermon, Ganesh (2005). Competency based HRM, New York: McGraw Hill Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (2004). Sugiarto, Endar (2007). Hotel Front Office Administration, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sulastiyono, Agus (2007). Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Bandung: Alfabeta, CV. Supangat, Andi (2007). Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana. Usman, Husaini dan Purnomo, Akbar (2006). Pengantar Statistika, Edisi 2, Jakarta: PT Bumi Aksara. Vallen, Gary K. Dan Valen, Jerome J. (2005). Check in check out: Managing Hotel Operation, New Jersey: Pearson Education Inc. Werner dan DeSimone (2006). Human Resources Development, 4th Ed., United States: Thomson. Woods. Robert H., Ninemeier, Jack D., Hayes, David K., dan Austin Michele A. (2007). Professional Front Office Management, New Jersey: Pearson Education Inc.
49