EFEKTIF DesemberJurnal 2014Bisnis dan Ekonomi Vol. 5, No 2, Desember 2014, 127 - 147
Basri
127
PERBANDINGAN KINERJA SAHAM SYARIAH DAN SAHAM KONVENSIONAL DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI KASUS TAHUN 2013) Basri Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta ABSTRACT This study aims to determine whether there is a change of Islamic stock performance with conventional shares in Indonesia Stock Exchange. Data were taken in 2011 for 30 shares based on the Jakarta Islamic Shariah Index and 411 conventional stock, the stock performance of annual price changes. The results showed a significant difference sharia stock price performance changes with a conventional stock. Changes in the stock price is higher than the conventional Islamic stock and has a wider spread. Implication as a first step to recognize that short selling is not done on the separation of investment sharia. Keywords: Performance shares, stock sharia, conventional stock PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kegiatan investasi dalam saham dilakukan berdasar syariah Islam dan konvensional memiliki perkembangan yang berbeda. Diperintahkan di dalam Al-Quran (17:29), yang artinya “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula (engkau) terlalu mengulurkannya/sangat pemurah nanti kamu menjadi tercela dan menyesal”. Perintah itu agar manusia dalam membelanjakan hartanya ada yang disisihkan untuk kepentingan yang akan datang agar tidak tercela dan menyesal. Tercela karena kekurangan harta benda dan menyesal karena tidak memiliki penyisihan atas penghasilannya untuk investasi yang akan datang. Manusia diperintahkan untuk berusaha mengubah nasibnya sendiri , sebagai perintah dalam Al-Quran (13:11) “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri sendiri”. Upaya untuk mengubah
nasib dalam kehidupan manusia dengan bekerja dan agar lebih baik dikemudian hari perlu melakukan investasi. Investasi pada saham perusahaan secara konvensional berkembang lebih awal pada pasar modal di Indonesia yang dimulai Desember 1912 oleh Pemerintah Belanda dan dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia tahun 1977 dan tahun berikutnya. Prinsip syariah di bidang pasar modal dimulai setelah ada Fatwa Dewan Syariah Nasioal No.40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003. Pasar modal konvensional menggunakan pendekatan Neoclassical Theory of Investment, menyamakan antara Marginal Rate of Return on Investment dengan Interest Rate (Croty, 1992). dan pada masa sebelum Keynes (1936), interest rate digunakan dasar yang pasti sebagai risk free rate. Jadi menggunakan interest rate berarti berdasar pada riba atau ziyadah. Pada pendekatan Neoclassical terdapat asumsi toeri investasi yaitu tujuan dari
128
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
perusahaan, risiko investasi dan physical assets. Tiga asumsi teori Investasi tersebut, kesatu bahwa pada keputusan investasi didukung tuntutan bahwa tujuan perusahaan mencapai tujuan pemilik yaitu memaksimalkan value, kedua risiko Neoclassical mengambil asumsi pandangan Keynes (1936) bahwa yang akan datang terdapat uncertainty dalam investasi, dibutuhkan informasi untuk membuat keputusan investasi optimal, ketiga physical capital dan liquidity asset merupakan investasi yang berbeda. Pendekatan neoclassical itu di bawah asumsi pada Perfectly Competitive Capital Markets. Untuk mencapai tujuan investasi, investor melakukan portofolio saham, yaitu mengkombinasikan kepemilikan dalam berbagai macam saham untuk meminimumkan risiko. Portofolio optimal terjadi jika kombinasi kepemilikan surat berharga memiliki risiko yang paling rendah dibanding kombinasi lainnya. Markowitz (1952), dalam tulisannya yang klasik menggunakan metodologi tepat dan didasarkan analisis matematik sebagai prinsip utama, ditunjukkan bagaimana investor dapat mengukur portofolio optimal dari investasi seluruh dunia. Markowitz menunjukkan bahwa memberi pilihan antara dua investasi yang sama return-nya, investor yang takut risiko akan selalu memilih investasi yang rendah risiko, ceteris paribus. Alternatifnya memberi pilihan antara 2 investasi dengan risiko sama, investor yang takut risiko selalu memilih investasi yang return-nya tinggi, ceteris paribus. Elton, Gruber dan Padberg (1976) dikenal dengan EGP memberikan alternatif model sederhana dari pilihan portofolio optimal dari pada tetap memakai esensi efisiensi optimal portofolio seleksi Markowitz. Model EGP ini didasari pada
Desember 2014
excess return masing-masing aset pada investasi dengan systematic risk untuk aset tersebut. Treynor (1961-1962), dan Sharpe (1964) dengan teori Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM menggambarkan model linear yang sederhana untuk estimasi Expected Return dalam aset dengan systematic risk. Persamaan dalam CAPM è E (Ri) = Rfi + ßi { E(Rm) – Rfi }…….. (1) Dimana: E (Ri) : expected return untuk capital asset Rfi : risk free rate of interest ßi : sensitivitas expected excess return pada expected excess market return sebagai ukuran Systematic risk E(Rm) – Rfi : market premium disebut juga Equity premium (perbedaan expected return market dengan risk free rate of return ). Rm : expected return market.
Arbitrage Pricing Theory adalah pendekatan baru dan berbeda dalam mengukur model yang menyebabkan sekuritas bergerak bersama. Didasarkan pada hukum satu harga, dua sekuritas yang sama tidak dapat menjual dengan perbedaan harga (Elton et al. 2003). Arbitrage Pricing Theory memberikan karakteristik dan expected return dari aset didasarkan pada asumsi yang lemah bahwa tidak ada peluang arbitrase, return mengikuti struktur faktor dan ini harapannya homogen (Gilles & Le Roy, 1990). Formulasi APT oleh Ross (1976) terletak pada hipotesis bahwa harga saham dipengaruhi oleh faktor umum yang dibatasi dan tidak berkorelasi, dan faktor khusus yang bebas dari faktor lain. Dengan menggunakan alasan arbitrase dapat diperlihatkan bahwa dalam pasar efisien, expected return adalah kombinasi linier dari beberapa faktor beta (Morel, 2001). Fokus dari APT adalah pada
Desember 2014
129
Basri
expected return E(ri), asumsi bahwa tidak ada kemungkinan arbitrase dan hukum dari jumlah yang besar, implikasi model mengikuti hubungan antara expected return dengan faktor sensitivitas, diformulasikan sebagai berikut: E(Rit) = λo + λibit + ... + λjbij + εit, ........ (2) dimana: λo : selalu sama dengan risk free return. Λj : memiliki interpretasi untuk expected return dari portofolio (risiko harga) yang sensitif dengan faktor j dan tidak sensitif dengan faktor yang lain (Cheng, 1996).
melebihi risk free return. Penelitian Siegel dengan data set 1802-2004 sebesar 5,36%, penelitian Shiler dengan data set 1871-2005 sebesar 5,64%, penelitian Ibotson dengan data set 1889-2005 sebesar 8,63% dan penelitian Mehra dan Prescott dengan data set 1889-2005 sebesar 6,36%. (Mehra, 2008). Historical Equity Premium seluruh saham di pasar modal Indonesia pada lima tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan 2013, didapatkan hasil perhitungan sebagaimana Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Equity Premium Tahun data 2009 2010 2011 2012 2013 Mean
Real return dari Indeks pasar (%) 87,0110 46,1326 3,1866 12,9540 15,8480 33,0264
Real return dari risk free return (%) 7,1875 6,5000 6,5833 5,7708 7,0208 6,6124
Equity premium (%) 79,7232 39,6325 -3,3967 7,1832 8,8272 26.4140
Sumber data : www.IDX.com
Dari model CAPM maupun APT maka investasi dalam saham akan dipengaruhi equity premium. Equity Premium menurut Mehra dan Prescott (1985); Fama dan French (2002) merupakan perbedaan antara expected return pada market portfolio dari saham biasa dan risk free interest rate. Untuk saham syariah risk free digunakan dasar realita pendapatan bagi hasil kontrak mudharabah atas tabungan investasi pada Bank syariah. Equity premium total saham di Bursa Efek Amerika pada pasar modal efisien telah diteliti yang hasilnya jauh
Equity premium yang tinggi menunjukkan bahwa capital gain yang diperoleh juga tinggi yang berarti harga saham berubah naik secara terus menerus. Real return berasal dari capital gain ditambah dividen atas saham yang diperjual belikan, untuk capital gain yang diperoleh mengandung unsur transaksi dengan short selling atau transaksi jangka pendek. Muamalah ekonomi dalam Islam dilaksanakan untuk mencapai falah yaitu kesejahteraan holistic dan seimbang, meliputi material dan spiritual, individu dan sosial serta dunia dan akhirat. Kesejahteraan itu terletak pada keadilan,
130
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
rahmat, kesejahteraan dan kebijaksanaan. Apapun yang berangkat dari keadilan untuk penindasan, rahmat untuk kekerasan, dari kesejahteraan untuk kebodohan tidak ada hubungannya dengan syariah (Alhabshi, 1994). Tujuan syariah jika dirinci meliputi perlindungan agama, perlindungan kehidupan, perlindungan keturunan, perlindungan intelek, dan perlindungan hak milik (Alhabshi, 1994). Investasi dalam saham merupakan bagian dari muamalah syariah memiliki tujuan kesejahteraan holistic dan seimbang dalam rangka perlindungan agama, kehidupan, keturunan dan intelek serta hak milik. Pasar modal syariah sebagai tempat transaksi saham merupakan kelembagaan yang penting dan diperlukan untuk mentransfer dana dari yang surplus kepada yang membutuhkan. Sifat pasar modal syariah ditandai dengan tidak adanya transaksi berbasis bunga, transaksi diragukan, kegiatan perusahaan yang melanggar hukum. Juga bebas dari transaksi tidak etis atau tidak bermoral, insider trading, short selling, paparan berlebihan dari posisi kekayaan. Ketika membeli saham maka tahu apa yang dibeli, berapa harganya sehingga tidak ada unsur keraguan dalam transaksi (Alhabsi ,1994) ( Wilson1997). Transaksi saham syariah di Bursa Efek Indonesia diawali 14 Maret 2003 dengan aktifnya Jakarta Islamic Index (JII). Dalam transaksi saham syariah, investor akan menginginkan memperoleh equity premium yaitu pendapatan investasi saham melebihi batas pendapatan bebas risiko. Saham syariah tidak diperbolehkan dengan short selling (ALHabsi, 1994) karena dapat mengandung unsur gharar. Capital gain atas saham akan diperoleh
Desember 2014
jika saham itu memiliki kinerja yang harganya naik, namun sebaliknya jika harganya turun maka akan menimbulkan beban berupa capital loss, demikian juga jika harganya tetap atau statis tidak terdapat capital gain walaupun tidak terbebani capital loss. 2. Rumusan Permasalahan Saham syariah memiliki persyaratan yang berbeda dengan saham konvensional tetapi di Bursa Efek Indonesia diperdagangkan dalam satu institusi pasar modal. Dua jenis saham tersebut dihitung Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemudian saham syariah dihitung tersendiri dengan Jakarta Islamic Index (JII) kemudian berkembang lagi dengan perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dari gambaran di atas maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai: “Apakah terdapat perbedaan kinerja antara investasi pada saham syariah dengan investasi pada saham konvensional di Bursa Efek Indonesia?” KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Kajian Pustaka Investasi dalam saham dilakukan untuk menyertakan dana berlebih pada aktivitas perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat. Dana yang disertakan tersebut dalam teori Capital Asset Pricing Model (CAPM) diharapkan memperoleh pendapatan berupa pendapatan bebas risiko (risk free return) dan pendapatan premi yang disebut equity premium atau risk premium (Sharpe, 1964). Equity premium merupakan perbedaan antara real return yang terdiri dari capital gain atau mungkin capital loss dan deviden yang diperoleh pada market portofolio dari saham biasa dikurangi risk free rate atau pendapatan bebas risiko
Desember 2014
Basri
(Fama & French 2002). Capital gain atau capital loss akan diperoleh kalau saham itu diperjualbelikan dan dividen adalah bagian laba perusahaan untuk pemegang saham. Jika pemegang saham hanya menginginkan dividen dari sahamnya itu dapat sama dengan kontrak mudaharah. Mudharabah didefinisikan oleh Sadr (1996:25) sebagai kontrak antara pemilik modal dan pengusaha dalam rangka mengembangkan usaha yang modalnya berasal dari pihak pertama dan kerja dari pihak kedua, mereka bersatu dalam keuntungan berdasarkan persentase. Jika Equity premium merupakan harapan maka dipergunakan teori Capital Assets Pricing Model dari Sharpe (1964) bahwa expected return saham besarnya dihitung dari risk free rate ditambah risk premium/equity premium maka equity premium dihitung dari expected return dikurangi risk free return. Equity premium dinilai penting dalam keputusan alokasi portofolio, sebagai dasar estimasi cost of capital, sebagai pertimbangan dari investasi social security fund dalam saham dan aplikasi lainnya. Bagi saham syariah, harapan pendapatan dari saham untuk waktu yang akan datang tidak boleh ditetapkan menjadi kepastian sebab menurut Qardhawi dapat tergolong riba. Mehra & Frescott (2008) meneliti di pasar modal Amerika untuk saham konvensional yang merupakan pasar modal efisien dari data tahun 1889-2005 menunjukkan besarnya equity premium 6,36%, Siegel(2002) dengan data 18022004 memperoleh hasil perhitungan equity premium 5,36%, Fama &Frend (2002) mendapatkan hasil perhitungan equity premium 5,57% dengan data tahun 1872-2000. Hasil perhitungan equity premium di negara lain yang dilakukan oleh Mehra & Frescott (2008) menunjukkan: di Inggris 6,3%, Jepang 9,8%, Jerman 9,1%,
131
Perancis 9,3%, Swedia 8,0%, Australia 8,5% dan India 11,3% merupakan angka yang sangat tinggi jauh di atas risk free rate yang diambil proxy dari coupon obligasi pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam saham konvensional memperoleh keuntungan yang besar (Mehra dan Frescott 1985). Dalam menjelaskan equity premium Mehra dan Prescott (1985), Mehra (2002,2008) melakukan review berulangulang dengan menambah banyaknya data dan memperinci rangkaian penelusuran melalui pengertian dasar Equity premium, yakni selisih dari return saham dengan risk free return. Return saham berasal dari capital gain diteliti pengaruhnya dari saving dan tingkat konsumsi yang menyebabkan perubahan besarnya dana untuk investasi dalam saham. Mehra dan Frescott (1985) berpendapat bahwa terjadinya risk premium yaitu adanya perbedaan harapan pada utilitas marginal sehingga bergantung pada peningkatan konsumsi saat aset (saham) terbayar pada waktu yang akan datang. Mehra (2008) menelusuri return market melalui risk based equity premium dan non risk based equity premium. Untuk non risk based diteliti enam variabel yang mempengaruhinya yaitu batasan pinjaman, likuiditas, transaction balance, regulasi pemerintah, pajak dan biaya mediasi. Dalam batasan pinjaman diusulkan oleh Constantantinides et al. (2002), bahwa kaum muda dilarang meminjam dana dan tidak melakukan transaksi jangka pendek, sehingga kepemilikan portofolio ke ekuitas. Upaya mengukur likuiditas karya Bansal dan Coleman (1996) adalah bahwa beberapa aset selain uang memainkan fitur kunci dengan memfasilitasi transaksi. Marjin dari layanan transaksi relatif lebih dari tingkat bunga giro dan dalam hal ini saham dan
132
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Desember 2014
obligasi memiliki komponen layanan yang berbeda.
perubahan faktor ekonomi dan lainnya (Cheng, 1996)
Tentang regulasi Pemerintah, McGrattan dan Prescott (2003) berpendapat bahwa average return of asset bias ke bawah karena dipengaruhi oleh berbagai peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Mengenai pengaruh pajak, McGrattan dan Prescott (2003) mendapatkan bahwa jika semua investasi dibiayai oleh laba ditahan maka nilai saham akan dua kali lebih tinggi ketika tarip pajak distribusi sama dengan nol seperti ketika tarif pajak ini adalah 50%. Jika tarif pajak atas dividen dikembalikan ke lump sum rumah tangga maka tidak memiliki konsekuensi terhadap nilai ekuitas perusahaan. Riil return setelah pajak pada pemegang saham korporasi akan mendapatkan capital gain yang besar jika terjadi perubahan sistem pajak.
Investasi pada saham syariah di pasar modal tujuannya untuk mencapai falah dengan tidak melanggar larangan dalam muamalah Islam. Larangan tersebut meliputi unsur riba, gharar, al maisyrr, tidak etis, tidak bermoral juga termasuk tidak diperbolehkan short selling maupun insider trading (Al Hatsbi, 1994). Short selling hanya dilakukan dalam kondisi terpaksa, yakni saham harus dijual kepada pihak lain namun bukan sebagai tujuan utama untuk mendapatkan capital gain. Equity premium pada saham syariah yang diperolehnya dari capital gain tentu akan berbeda karena banyak larangan yang dipatuhi terutama short selling sehingga akan menjadi lebih kecil dibanding investasi dalam saham konvensional.
Fama dan French (2002) menelusuri equity premium melalui teori pendekatan fundamental terhadap return saham, yakni bahwa return saham didapat dari dividen dan capital gain. Fokus dividen maupun capital gain adalah sesuatu yang tidak konstan tetapi selalu berubah. Jadi expected return saham adalah regresi time series dari realisasi devidend yield ditambah rata-rata tertimbang rate dividend growth yang akan datang. Rate dividend growth yang akan datang diprediksi dari empat variabel yaitu dividend yield, real return of capital gain, interest rate dan inflasi. Penelusuran faktor yang mempengaruhi pada capital gain berasal dari faktor penyebab perubahan harga saham yang kemudian menentukan besarnya equity premium. Artinya, bahwa investasi saham bertujuan untuk memperoleh capital gain dari pada dividen, karena perubahan harga saham dapat terjadi atas dasar perubahan kinerja emiten,
Perubahan harga saham akan menjadi acuan dalam upaya memperoleh capital gain sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan teknikal (Fama dan Frend 2002). Perubahan harga saham dapat menunjukkan kinerja dari saham akibat kinerja dari emiten beserta pengaruh dari faktor eksternal dari emiten. Ketika harga naik menjadi cerminan kinerja emiten yang lebih baik dari sebelumnnya, dan akan menjadikan dasar harga saham di pasar modal. Ketika kinerja emiten turun atau terdapat problem dalam manajemen perusahaan, dapat menjadikannya harga turun karena akan mempengaruhi perolehan dividen pada akhir tahun. 2. Hipotesis Dari berbagai teori tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis: Terjadi perbedaan signifikan antara kinerja saham syariah dengan saham konvensional di Bursa Efek Indonesia.
Desember 2014
Basri
METODE PENELITIAN 1. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah saham yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 setelah diperhitungkan Jakarta Islamic Index (JII). Populasi saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 483. Saham yang diteliti yang memiliki harga awal dan akhir tahun, terdapat sejumlah 441, terdiri dari 411 saham konvensional dan 30 saham dikelompokkan sebagai saham syariah dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. 2. Variabel data Variabel data dibandingkan, yaitu variabel kinerja saham syariah dan variabel kinerja saham konvensional. Kinerja saham menggunakan proxy perubahan harga saham dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2013. Saham syariah menggunakan data dari saham dalam Jakarta Islamic Index (JII), yakni 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah dan memiliki harga awal dan akhir tahun (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.
3. Analisis data Analisis data dilakukan dengan tahap: a. Menghitung perubahan harga saham syariah dan saham konvensional. b. Membandingkan perubahan harga saham syariah dan saham konvensional dengan uji X2 (fo-fh)2 X2h = Σ –––– (Wonnacott,Wonnacott 1990) fh
133
dimana: fh = frekuensi hasil observasi fo = frekuensi yang diharapkan. Jml. Sebaris x Jml.sekolom fh= –––––––––––––––––––––––– Jml. Data X2 tabel dicari dalam tabel dengan ∝ = 5%, df= (k-1)(b-1) X2 dibandingkan dengan X2 table, jika X2h > X2tabel berarti signifikan dan berlaku sebaliknya. HASIL PENELITIAN 1. Perubahan kinerja saham Kinerja saham yang dipergunakan proxy perubahan harga saham dan diteliti tahun 2013: Saham syariah sebanyak 30 saham, besarnya mean perubahan harga saham 8,1% secara individual saham memiliki perubahan penurunan terendah -39,3% dan perubahan kenaikan tertinggi 143,1%. Sahan konvensional sebanyak 411 saham, besarnya mean perubahan harga saham 62,9% dan secara individual saham memiliki perubahan penurunan terendah -74,1% dan perubahan kenaikan tertinggi 2680%. Berarti saham konvensional reratanya memiliki kenaikan perubahan harga saham yang lebih tinggi, demikian juga jarak perubahannya sangat lebar (dari – 74,1% sampai dengan 2680%) dari saham syariah. Jika diklasifikasikan dalam lima klasifikasi, perubahan turun lebih dari 15%, perubahan turun 0 sampai 15%, netral, perubahan naik sampai 15% dan perubahan naik lebih 15%, maka hasilnya sebagaimana dalam Tabel 1.2 sebagai berikut:
134
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Tabel 1.2 Perubahan Harga Saham Kenaikan dan penurunan dalam % Saham Syariah Konvensional
Turun >15%
Turun 0-15%
Tetap
Naik 0-15%
Naik >15%
Jumlah
23,33 29,18
23,33 13,37
0 9,97
23,33 14,35
30 33,33
100 100
Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah.
Saham syariah mengalami perubahan, yakni harga saham menurun sebanyak 46,66% lebih tinggi dari saham konvensional sebesar 42,55%, sedangkan perubahan harga saham yang naik dari saham syariah 53,33% lebih tinggi dari saham konvensional 47,68% tetapi perubahan harga saham konvensional didominasi kenaikan > 15% yaitu 33,33% sehingga menjadikan mean perubahan harganya lebih tinggi. 2. Perbandingan kinerja harga saham Perubahan kinerja saham dengan menggunakan perubahan harga saham sejumlah 30 saham syariah dan 411 saham konvensional dengan perbedaan dalam Tabel 1.3. Hasil uji hipotesisnya diperoleh sebagai berikut: X2h = 25,44. X2 tabel = 9,49 (dicari dalam tabel dengan ∝ = 5%, df = 4), berarti X2h > X2 tabel artinya terdapat perbedaan kinerja harga saham syariah dan saham konvensional secara signifikan. Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan perubahan kenaikan harga saham syariah yang lebih rendah dari perubahan harga saham konvensional. Perbedaaan tersebut perlu diteliti lebih lanjut apakah penyebab lebih rendahnya perubahan harga karena tidak adanya short selling yang dilarang dalam syariah Islam untuk saham syariah yang telah dilaksanakan oleh investor.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di Bursa Efek Indonesia: 1. Terdapat perbedaan signifikan perubahan kinerja harga saham antara perubahan kinerja saham syariah dan saham konvensional. 2. Perubahan kinerja kenaikan harga saham syariah lebih rendah dari perubahan kenaikan harga saham konvensional, sehingga return yang diperolehnya juga lebih rendah. 3. Perubahan harga saham syariah memiliki spread lebih kecil dibanding saham konvensional, tetapi harga saham konvensional lebih rentan untuk berubah. SARAN 1. Investor perlu membedakan kepentingan dalam investasi saham, bahwa harapan return dalam investasi saham syariah dapat lebih kecil daripada saham konvensional. Investasi pada saham syariah diutamakan untuk mencari dividen dan akan memberikan capital gain lebih kecil jika diperjualbelikan jangka pendek. 2. Pialang harus memberikan informasi kepada investor berdasar karakteristik saham syariah dan saham konvensional yang lengkap untuk kepentingan pengambilan keputusan bagi investor yang tepat berdasar kepentingan.
Desember 2014
Basri
DAFTAR PUSTAKA Al Habshi S.O, 1994. Development of Capital Market under Islamic Principles. Paper presented at Conference on Managing &Implementing Interest free Banking/Islamic Financial System. Kualalumpur, Januari 25-26 ,1994. Bansal, R. and J. W. Coleman, 1996. A monetary explanation of the equity premium, term premium and risk free rate puzzles. Journal of Political Economy 104, 1135–1171. Cheng, A. C. S., 1996. The UK stock market and economic factors: A new approach. Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 22, No. 1, 129–142. Constantinides, G. M., 2002. Rational asset prices. Journal of Finance 57, 1567–1591. Crotty JR., 1992. Neoclasical and Keynesian approaches to the theory of Investment. Journal of Post Keynesian Economics. Vol.14 .4 483-496. Elton, E. J., Gruber M. J., Brown, S. J, Goetzman W. N., 2003. Modern portfolio theory and investment analysis. 6th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. Eviews 5 user’s guide. 2004. Irvine (CA): Quantitative Micro Software. Fama E and French K (1992). The CrossSection of Expected Stock return, Journal of Finance. 427-466.
135
Fama, E. F. & Macbeth, J., 1973. Risk, return, and equilibrium: Empirical tests. Journal of Political Economy, Vol. 81, No. 3, 607–636. 40. Gilles, R. & Leroy, S. F., 1990. On the Arbitrage Pricing Theory. Economic Theory, Vol. 1, No. 3, 213–229. Grattan Mc, E. R. and E. C. Prescott., 2003. Average debt and equity returns: Puzzling? American Economic Review 93, 392–397. Groenewold, N. & Fraser, P., 1997. Share prices and macroeconomic Factors. Journal of business finance and accounting, Vol. 24, No. 9, 1367-1381. Gruber
HG., 1968. Internationally Diverssified Portofolios: Welfare Gain and Capital Flows. American Economc Review December. pp 12991314.
Keynes ,JM., 1936. The General Theory of Employment Interest and Money. New York : Harecourt Brace. Mehra R., 2006. The Equity Premium. Puzzle. A Review. Journal of Foundations and Trends in Finance . Vol.1 pp.1-81. Mehra, R. and E. C. Prescott, 1985. The equity premium: A puzzle. Journal of Monetary Economics 15, 145–161. Morel, C. 2001. Stock selection using a multifaktor model – empirical evidence from the French stock market. The European Journal of Finance, Vol. 7, No. 4, 312–320.
136
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Ross, S. A. 1976. The Arbitrage Pricing Theory of Capital Asset Pricing. Journal of Economic Theory, Vol. 13, No. 2, 341– 360. Sadr Kasim, 1996. The Role of Musyarakah Financing in The Agricultural Bank of Iran Arab Law Quarterly. 56. 245. Sharpe,WF., 1964. Capital Asset Prices: A Theory of Market Equilibrium under Conditions of Risk. Journal of Finance. September 1964. 19. 425-442.
Desember 2014
Treynor J., 1961. Market Value, Time and Risk. Unpublished manuscript dated 8-8-61. No. 95- 209. Wilson R., 1997. Islamic Finance and Ethical Investment. International Journal of Social Economics. Vol. 2 No. 11. pp 1325-1342 Wonnacott TH, Wonnacott RJ., 1990. Introductory Statistics, Fifth edition. New York. John Wiley & Sons.
Desember 2014
137
Basri
Lampiran 1 Kinerja harga saham yang tercatat di BEI tahun 2013 No
Kode Saham
Nama Emiten
1
AALI
Astra Agro Lestari
2
ABBA
3 4
Harga Awal
Harga Akhir
Naik/Turun Rupiah
%
26,200
21,700
-4,500
-17.2%
Mahaka Media
280
119
-161
-57.5%
ABDA
Asuransi Bina Dana Arta
520
48.1%
ABMM
ABM Investama
5
ACES
Ace Hardware Indonesia
6
ADES
Akasha Wira International
7
ADHI
Adhi Karya (Persero)
8
ADMF
Adira Dinamika Multi Finance
9
ADMG
Polychem Indonesia
10
ADRO
Adaro Energy
11
AGRO
Bank Agroniaga
12
AHAP
13 14
770
250
3,825
3,825
2,950
4,100
1,150
39.0%
1,620
1,010
-610
-37.7%
910
580
-330
-36.3%
12,000
12,700
700
5.8%
215
580
365
169.8%
2,550
1,770
-780
-30.6%
168
118
-50
-29.8%
Asuransi Harta Aman Pratama
125
200
75
60.0%
AIMS
Akbar Indo Makmur Stimec
135
255
120
88.9%
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food
780
495
-285
-36.5%
15
AKKU
Alam Karya Unggul
129
155
26
20.2%
16
AKPI
Argha Karya Prima Industry
960
1,020
60
6.3%
17
AKRA
AKR Corporindo
1,730
3,025
1,295
74.9%
18
AKSI
Majapahit Securities
-25.0%
19
ALDO
Alkindo Naratama
20
ALKA
Alakasa Industrindo
21
ALMI
22
AMAG
23
AMFG
24
AMRT
25
100
75
-25
370
370
800
550
-250
-31.3%
Alumindo Light Metal Industry
840
910
70
8.3%
Asuransi Multi Artha Guna
144
147
3
2.1%
Asahimas Flat Glass
5,800
6,550
750
12.9%
Sumber Alfaria Trijaya
2,900
3,950
1,050
36.2%
ANTM
Aneka Tambang (Persero)
2,450
1,620
-830
-33.9%
26
APIC
Pacific Strategic Financial
245
205
-40
-16.3%
27
APLI
Asiaplast Industries
90
75
-15
-16.7%
28
APLN
Agung Podomoro Land
385
350
-35
-9.1%
29
APOL
Arpeni Pratama Ocean Line
120
120
0
0.0%
30
ARGO
Argo Pantes
1,300
1,100
-200
-15.4%
31
ARII
Atlas Resources
1,520
1,520
32
ARNA
Arwana Citramulia
290
365
75
25.9%
33
ARTA
Arthavest
365
610
245
67.1%
34
ARTI
Ratu Prabu Energi
280
255
-25
-8.9%
35
ASBI
Asuransi Bintang
255
275
20
7.8%
36
ASDM
Asuransi Dayin MitraTbk
600
500
-100
-16.7%
37
ASGR
Astra Graphia
690
1,140
450
65.2%
38
ASIA
Asia Natural Resources
80
50
-30
-37.5%
39
ASII
Astra International
54,550
74,000
19,450
35.7%
40
ASJT
Asuransi Jasa Tania
420
420
0
0.0%
41
ASRI
Alam Sutera Realty
295
460
165
55.9%
138
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
42
ASRM
Asuransi Ramayana
1,040
820
-220
-21.2%
43
ATPK
ATPK Resources
44
AUTO
Astra Otoparts
45
BABP
Bank ICB Bumiputera
46
BACA
Bank Capital Indonesia
102
160
58
56.9%
47
BAEK
Bank Ekonomi Raharja
2,500
2,050
-450
-18.0%
48
BAJA
Saranacentral Bajatama
49
BAPA
Bekasi Asri Pemula
50
BATA
Sepatu Bata
51
BAYU
Bayu Buana
52
BBCA
Bank Central Asia
53
BBKP
54
BBLD
55
BBNI
56 57
187
166
-21
-11.2%
2,790
3,400
-610
-21.9%
135
106
-29
-21.5%
270
270
250
148
-102
-40.8%
67,600
55,000
-12,600
-18.6%
270
255
-15
-5.6%
6,400
8,000
1,600
25.0%
Bank Bukopin
650
580
-70
-10.8%
Buana Finance
410
510
100
24.4%
Bank Negara Indonesia (Persero)
3,875
3,800
-75
-1.9%
BBNP
Bank Nusantara Parahyangan
1,230
1,300
70
5.7%
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
5,250
6,750
1,500
28.6%
58
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero)
1,640
1,210
-430
-26.2%
59
BCAP
Bhakti Capital Indonesia
610
560
-50
-8.2%
60
BCIC
Bank Mutiara
50
50
0
0.0%
61
BCIP
Bumi Citra Permai
62
BDMN
Bank Danamon Indonesia
63
BEKS
64 65
245
620
375
153.1%
5,700
4,100
-1,600
-28.1%
Bank Pundi Indonesia
162
116
-46
-28.4%
BFIN
BFI Finance Indonesia
3,725
5,700
1,975
53.0%
BHIT
Bhakti Investama
163
295
132
81.0%
66
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure
900
900
0
0.0%
67
BIPI
Benakat Petroleum Energy
102
205
103
101.0%
68
BIPP
Bhuwanatala Indah Permai
50
50
0
0.0%
69
BISI
BISI International
1,870
910
-960
-51.3%
70
BJBR
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan B
1,450
910
-540
-37.2%
71
BKDP
Bukit Darmo Property
116
115
-1
-0.9%
72
BKSL
Sentul City
109
265
156
143.1%
73
BKSW
Bank QNB Kesawan
1,040
710
-330
-31.7%
74
BLTA
Berlian Laju Tanker
-42.7%
75
BMRI
Bank Mandiri (Persero)
76
BMSR
77 78
330
189
-141
6,500
6,750
250
3.8%
Bintang Mitra Semestaraya
265
210
-55
-20.8%
BMTR
Global Mediacom
650
990
340
52.3%
BNBA
Bank Bumi Arta
164
139
-25
-15.2%
79
BNBR
Bakrie & Brothers
65
51
-14
-21.5%
80
BNGA
Bank CIMB Niaga
1,910
1,220
-690
-36.1%
81
BNII
Bank Internasional Indonesia
780
420
-360
-46.2%
82
BNLI
Bank Permata
1,790
1,360
-430
-24.0%
83
BORN
Borneo Lumbung Energi & Metal
1,340
830
-510
-38.1%
84
BPFI
Batavia Prosperindo Finance
85
BRAM
Indo Kordsa
86
BRAU
87
BRMS
190
215
25
13.2%
2,400
2,150
-250
-10.4%
Berau Coal Energy
510
415
-95
-18.6%
Bumi Resources Minerals
670
530
-140
-20.9%
Desember 2014
139
Basri
88
BRNA
Berlina
1,600
1,770
170
10.6%
89
BRPT
Barito Pacific
1,170
770
-400
-34.2%
90
BSDE
Bumi Serpong Damai
900
980
80
8.9%
91
BSIM
Bank Sinarmas
405
270
-135
-33.3%
92
BSWD
Bank Of India Indonesia
600
600
0
0.0%
93
BTEK
Bumi Teknokultura Unggul
700
1,000
300
42.9%
94
BTEL
Bakrie Telecom
235
260
25
10.6%
95
BTON
Betonjaya Manunggal
340
335
-5
-1.5%
96
BTPN
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
2,640
3,400
760
28.8%
97
BUDI
Budi Acid Jaya
220
240
20
9.1%
98
BULL
Buana Listya Tama
100
100
99
BUMI
Bumi Resources
3,025
2,175
-850
100
BUVA
Bukit Uluwatu Villa
325
440
115
35.4%
101
BVIC
Bank Victoria International
160
129
-31
-19.4%
102
BWPT
BW Plantation
1,290
1,120
-170
-13.2%
103
BYAN
Bayan Resources
18,000
18,000
0
0.0%
104
CASS
Cardig Aero Services
405
405
105
CEKA
Cahaya Kalbar
1,100
950
-150
-13.6%
106
CENT
Centrin Online
170
109
-61
-35.9%
107
CFIN
Clipan Finance Indonesia
660
430
-230
-34.8%
108
CITA
Cita Mineral Investindo
317
315
-2
-0.6%
109
CKRA
Citra Kebun Raya Agri
86
275
189
219.8%
110
CLPI
Colorpak Indonesia
111
CMNP
Citra Marga Nusaphala Persada
112
CMPP
113
CNKO
114
CNTB
115 116
-28.1%
345
1,340
995
288.4%
1,360
1,680
320
23.5%
Centris Multipersada Pratama
175
820
645
368.6%
Exploitasi Energi Indonesia
154
123
-31
-20.1%
Saham Seri B ( Centex )
5,000
5,000
0
0.0%
CNTX
Century Textile Industry
2,650
8,000
5,350
201.9%
COWL
Cowell Development
122
235
113
92.6%
117
CPDW
Indo Setu Bara Resources
118
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia
119
CPRO
Central Proteinaprima
120
CSAP
Catur Sentosa Adiprana
121
CTBN
Citra Tubindo
122
CTRA
123 124
229
229
0
0.0%
1,840
2,150
310
16.8%
53
53
0
0.0%
107
230
123
115.0%
2,500
4,250
1,750
70.0%
Ciputra Development
350
540
190
54.3%
CTRP
Ciputra Property
440
490
50
11.4%
CTRS
Ciputra Surya
690
870
180
26.1%
125
CTTH
Citatah
126
DART
Duta Anggada Realty
127
DAVO
Davomas Abadi
128
DEFI
Danasupra Erapacific
129
DEWA
Darma Henwa
130
DGIK
Duta Graha Indah
146
131
DILD
Intiland Development
425
132
DKFT
Central Omega Resources
550
133
DLTA
Delta Djakarta
120,000
72
71
-1
-1.4%
186
435
249
133.9%
74
50
-24
-32.4%
630
560
-70
-11.1%
71
78
7
9.9%
89
-57
-39.0%
255
-170
-40.0%
1,560
1,010
183.6%
111,500
-8,500
-7.1%
140
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
134
DNET
Dyviacom Intrabumi
320
320
0
0.0%
135
DOID
Delta Dunia Makmur
1,610
670
-940
-58.4%
136
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
430
710
280
65.1%
137
DSFI
Dharma Samudera Fishing Industries
50
50
0
0.0%
138
DSSA
Dian Swastatika Sentosa
18,050
11,450
-6,600
-36.6%
139
DUTI
Duta Pertiwi
2,100
1,800
-300
-14.3%
140
DVLA
Darya-Varia Laboratoria
1,170
1,150
-20
-1.7%
141
EKAD
Ekadharma International
3,500
280
-3,220
-92.0%
142
ELSA
Elnusa
255
230
-25
-9.8%
143
ELTY
Bakrieland Development
325
119
-206
-63.4%
144
EMDE
Megapolitan Developments
157
160
3
1.9%
145
EMTK
Elang Mahkota Teknologi
1,220
3,300
2,080
170.5%
146
ENRG
Energi Mega Persada
124
178
54
43.5%
147
EPMT
Enseval Putera Megatrading
1,150
750
-400
-34.8%
148
ERAA
Erajaya Swasembada
149
ERTX
Eratex Djaja
150
ESTI
151
ETWA
152
EXCL
153 154
1,000
1,000
59
200
141
239.0%
Ever Shine Tex
100
160
60
60.0%
Eterindo Wahanatama
230
430
200
87.0%
XL Axiata
5,300
4,525
-775
-14.6%
FAST
Fast Food Indonesia
9,200
9,950
750
8.2%
FASW
Fajar Surya Wisesa
2,875
4,375
1,500
52.2%
155
FISH
FKS Multi Agro
910
2,000
1,090
119.8%
156
FMII
Fortune Mate Indonesia
90
103
13
14.4%
157
FORU
Fortune Indonesia
112
145
33
29.5%
158
FPNI
Titan Kimia Nusantara
142
157
15
10.6%
159
FREN
Smartfren Telecom
50
50
0
0.0%
160
GDST
Gunawan Dianjaya Steel
160
129
-31
-19.4%
161
GDYR
Goodyear Indonesia
12,500
9,550
-2,950
-23.6%
162
GEMA
Gema Grahasarana
280
300
20
7.1%
163
GEMS
Golden Energy Mines
2,725
2,725
164
GGRM
Gudang Garam
40,000
62,050
22,050
165
GIAA
Garuda Indonesia (Persero)
475
475
166
GJTL
Gajah Tunggal
2,300
3,000
700
167
GMCW
Grahamas Citrawisata
860
860
0
0.0%
168
GMTD
Gowa Makassar Tourism Development
165
660
495
300.0%
169
GOLD
Golden Retailindo
420
385
-35
-8.3%
170
GPRA
Perdana Gapuraprima
134
156
22
16.4%
171
GREN
Evergreen Invesco
119
109
-10
-8.4%
172
GSMF
Equity Development Investment
90
107
17
18.9%
173
GTBO
Garda Tujuh Buana
62
580
518
835.5%
174
GWSA
Greenwood Sejahtera
175
GZCO
Gozco Plantations
176
HADE
HD Capital
177
HDFA
HD Finance
178
HDTX
Panasia Indosyntec
179
HERO
Hero Supermarket
430 50
55.1% 30.4%
199
199
265
-165
-38.4% 0.0%
50
0
265
265
250
190
-60
-24.0%
4,300
11,000
6,700
155.8%
Desember 2014
180
HEXA
Hexindo Adiperkasa
181
HITS
Humpuss Intermoda Transportasi
182
HMSP
H.M. Sampoerna
183
HOME
Hotel Mandarine Regency
184
HRUM
Harum Energy
185
IATA
Indonesia Air Transport
186
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur
187
ICON
Island Concepts Indonesia
188
IDKM
189 190
141
Basri
7,150
8,950
1,800
25.2%
400
295
-105
-26.3%
28,150
39,000
10,850
38.5%
100
117
17
17.0%
9,000
6,850
-2,150
-23.9%
50
50
0
0.0%
4,675
5,200
525
11.2%
470
450
-20
-4.3%
Indosiar Karya Media
800
2,900
2,100
262.5%
IGAR
Champion Pacific Indonesia
210
475
265
126.2%
IIKP
Inti Agri Resources
510
1,070
560
109.8%
191
IKAI
Intikeramik Alamasri Industri
147
142
-5
-3.4%
192
IKBI
Sumi Indo Kabel
1,200
750
-450
-37.5%
193
IMAS
Indomobil Sukses Internasional
7,600
12,800
5,200
68.4%
194
INAF
Indofarma
195
INAI
Indal Aluminium Industry
196
INCF
Indocitra Finance
197
INCI
Intanwijaya Internasional
198
INCO
199 200
80
163
83
103.8%
360
540
180
50.0%
3,075
3,150
75
2.4%
245
210
-35
-14.3%
International Nickel Indonesia
4,875
3,200
-1,675
-34.4%
INDF
Indofood Sukses Makmur
4,875
4,600
-275
-5.6%
INDR
Indo-Rama Synthetics
1,700
1,980
280
16.5%
201
INDS
Indospring
10,500
3,500
-7,000
-66.7%
202
INDX
Tanah Laut
112
115
3
2.7%
203
INDY
Indika Energy
4,725
2,175
-2,550
-54.0%
204
INKP
Indah Kiat Pulp & Paper
1,640
1,230
-410
-25.0%
205
INPC
Bank Artha Graha Internasional
107
96
-11
-10.3%
206
INPP
Indonesian Paradise Property
179
275
96
53.6%
207
INRU
Toba Pulp Lestari
690
1,340
650
94.2%
208
INTA
Intraco Penta
2,450
590
-1,860
-75.9%
209
INTD
Inter Delta
210
INTP
Indocement Tunggal Prakasa
211
INVS
Inovisi Infracom
212
IPOL
Indopoly Swakarsa Industry
213
ISAT
Indosat
214
ITMA
Itamaraya
215
ITMG
Indo Tambangraya Megah
216
ITTG
Leo Investments
217
JAWA
Jaya Agra Wattie
218
JECC
Jembo Cable Company
620
600
-20
-3.2%
219
JIHD
Jakarta International Hotels & Developme
790
620
-170
-21.5%
220
JKON
Jaya Konstruksi Manggala Pratama
800
1,400
600
75.0%
221
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works
161
93
-68
-42.2%
222
JPFA
Japfa Comfeed Indonesia
3,150
3,825
675
21.4%
223
JPRS
Jaya Pari Steel
580
485
-95
-16.4%
224
JRPT
Jaya Real Property
1,300
2,200
900
69.2%
225
JSMR
Jasa Marga (Persero)
3,425
4,200
775
22.6%
420
420
0
0.0%
15,950
17,050
1,100
6.9%
6,050
5,900
-150
-2.5% -48.8%
260
133
-127
5,400
5,650
250
4.6%
385
450
65
16.9%
50,750
38,650
-12,100
-23.8%
105
91
-14
-13.3%
380
380
142
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
226
JSPT
Jakarta Setiabudi Internasional
700
700
0
0.0%
227
JTPE
Jasuindo Tiga Perkasa
228
KAEF
Kimia Farma
1,160
300
-860
-74.1%
159
340
181
113.8%
229
KARK
Dayaindo Resources International
50
50
0
0.0%
230
KARW
231
KBLI
Karwell Indonesia
145
145
0
0.0%
KMI Wire & Cable
80
104
24
30.0%
232
KBLM
Kabelindo Murni
110
114
4
3.6%
233
KBLV
First Media
950
580
-370
-38.9%
234
KBRI
Kertas Basuki Rachmat Indonesia
97
50
-47
-48.5%
235
KDSI
Kedawung Setia Industrial
235
245
10
4.3%
236
KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi
94
75
-19
-20.2%
237
KICI
Kedaung Indah Can
185
180
-5
-2.7%
238
KIJA
Kawasan Industri Jababeka
120
190
70
58.3%
239
KKGI
Resource Alam Indonesia
3,700
6,450
2,750
74.3%
240
KLBF
Kalbe Farma
3,250
3,400
150
4.6%
241
KOIN
Kokoh Inti Arebama
180
180
0
0.0%
242
KONI
Perdana Bangun Pusaka
100
180
80
80.0%
243
KPIG
Global Land Development
395
690
295
74.7%
244
KRAS
Krakatau Steel (Persero)
1,200
840
-360
-30.0%
245
KREN
Kresna Graha Sekurindo
610
750
140
23.0%
246
LAMI
Lamicitra Nusantara
194
225
31
16.0%
247
LAPD
Leyand International
235
182
-53
-22.6%
248
LCGP
Laguna Cipta Griya
249
LION
Lion Metal Works
250
LMAS
Limas Centric Indonesia
251
LMPI
Langgeng Makmur Industri
252
LMSH
Lionmesh Prima
253
LPCK
Lippo Cikarang
254
LPGI
Lippo General Insurance
255
LPIN
Multi Prima Sejahtera
256
LPKR
Lippo Karawaci
257
LPLI
Star Pacific
258
LPPF
Matahari Department Store
259
LPPS
Lippo Securities
260
LSIP
PP London Sumatra Indonesia
261
LTLS
Lautan Luas
262
MAIN
Malindo Feedmill
263
MAMI
Mas Murni Indonesia
264
MAPI
Mitra Adiperkasa
265
MASA
Multistrada Arah Sarana
266
MAYA
Bank Mayapada Internasional
267
MBAI
Multibreeder Adirama Indonesia
268
MBSS
269
MBTO
270
MCOR
Bank Windu Kentjana International
50
59
9
18.0%
3,800
5,250
1,450
38.2%
51
50
-1
-2.0%
270
205
-65
-24.1%
4,800
5,000
200
4.2%
395
1,790
1,395
353.2%
1,160
1,690
530
45.7%
3,125
2,200
-925
-29.6%
680
660
-20
-2.9%
245
205
-40
-16.3%
2,550
2,400
-150
-5.9%
100
112
12
12.0%
2,570
2,250
-320
-12.5%
800
800
0
0.0%
3,200
980
-2,220
-69.4%
50
50
0
0.0%
2,675
5,150
2,475
92.5%
330
500
170
51.5%
1,330
1,430
100
7.5%
15,350
13,500
-1,850
-12.1%
Mitrabahtera Segara Sejati
870
870
Martina Berto
410
410
188
38
150
25.3%
Desember 2014
143
Basri
271
MDLN
Modernland Realty Ltd.
245
240
272
MDRN
273
MEDC
274
-5
-2.0%
Modern Internasional
2,325
3,200
875
37.6%
Medco Energi International
3,375
2,425
-950
-28.1%
MEGA
Bank Mega
3,175
3,500
325
10.2%
275
MERK
Merck
96,500
132,500
36,000
37.3%
276
META
Nusantara Infrastructure
330
205
-125
-37.9%
277
MFIN
Mandala Multifinance
530
880
350
66.0%
278
MFMI
Multifiling Mitra Indonesia
425
225
-200
-47.1%
279
MICE
Multi Indocitra
405
365
-40
-9.9%
280
MIDI
Midi Utama Indonesia
385
425
40
10.4%
281
MIRA
Mitra International Resources
265
160
-105
-39.6%
282
MITI
Mitra Investindo
-5.6%
283
MKPI
Metropolitan Kentjana
284
MLBI
Multi Bintang Indonesia
285
MLIA
286
MLPL
287
MNCN
Media Nusantara Citra
288
MPPA
Matahari Putra Prima
289
MRAT
290 291
54
51
-3
2,800
2,900
100
3.6%
274,950
359,000
84,050
30.6%
Mulia Industrindo
420
445
25
6.0%
Multipolar
300
151
-149
-49.7%
940
1,310
370
39.4%
1,490
920
-570
-38.3%
Mustika Ratu
650
500
-150
-23.1%
MREI
Maskapai Reasuransi Indonesia
550
760
210
38.2%
MTDL
Metrodata Electronics
126
118
-8
-6.3%
292
MTFN
Capitalinc Investment
1,280
335
-945
-73.8%
293
MTLA
Metropolitan Land
294
MTSM
Metro Realty
295
MYOH
Myoh Technology
296
MYOR
Mayora Indah
297
MYRX
Hanson International
298
MYTX
Apac Citra Centertex
299
NIKL
Pelat Timah Nusantara
300
NIPS
301
NISP
302
OCAP
303 304
900
245
245
640
-260
-28.9%
50
1,390
1,340
2680.0%
10,750
14,250
3,500
32.6%
200
295
95
47.5%
68
225
157
230.9%
430
260
-170
-39.5%
Nipress
3,975
4,000
25
0.6%
Bank OCBC NISP
1,700
1,080
-620
-36.5%
Onix Capital
260
325
65
25.0%
OKAS
Ancora Indonesia Resources
370
250
-120
-32.4%
OMRE
Indonesia Prima Property
170
265
95
55.9%
305
PAFI
Panasia Filament Inti
250
250
0
0.0%
306
PANR
Panorama Sentrawisata
170
156
-14
-8.2%
307
PANS
Panin Sekuritas
1,150
1,290
140
12.2%
308
PBRX
Pan Brothers
1,470
440
-1,030
-70.1%
309
PDES
Destinasi Tirta Nusantara
187
95
-92
-49.2%
310
PEGE
Panca Global Securities
150
220
70
46.7%
311
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero)
4,425
3,175
-1,250
-28.2%
312
PGLI
Pembangunan Graha Lestari Indah
60
50
-10
-16.7%
313
PICO
Pelangi Indah Canindo
190
193
3
1.6%
314
PJAA
Pembangunan Jaya Ancol
840
1,000
160
19.0%
315
PKPK
Perdana Karya Perkasa
174
182
8
4.6%
144
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
316
PLAS
Polaris Investama
1,010
1,140
130
12.9%
317
PLIN
Plaza Indonesia Realty
1,990
1,550
-440
-22.1%
318
PNBN
Bank Pan Indonesia
1,140
780
-360
-31.6%
319
PNIN
Panin Insurance
570
415
-155
-27.2%
320
PNLF
Panin Financial
321
PNSE
Pudjiadi & Sons
322
POLY
Asia Pacific Fibers
323
POOL
Pool Advista Indonesia
324
PRAS
Prima Alloy Steel Universal
325
PSAB
326
PSDN
327
PSKT
Pusako Tarinka
328
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tb
329
PTIS
Indo Straits
330
PTPP
PP (Persero)
331
PTRO
Petrosea
332
PTSN
Sat Nusapersada
80
85
5
6.3%
333
PTSP
Pioneerindo Gourmet International
310
690
380
122.6%
334
PUDP
Pudjiadi Prestige
330
465
135
40.9%
335
PWON
Pakuwon Jati
900
750
-150
-16.7%
336
PWSI
Panca Wiratama Sakti
53
61
8
15.1%
337
PYFA
Pyridam Farma
127
176
49
38.6%
338
RAJA
Rukun Raharja
840
620
-220
-26.2%
339
RALS
Ramayana Lestari Sentosa
850
720
-130
-15.3%
340
RBMS
Ristia Bintang Mahkotasejati
341
RDTX
Roda Vivatex
342
RELI
343 344
210
115
-95
-45.2%
1,630
2,375
745
45.7%
240
450
210
87.5%
565
1,200
635
112.4%
93
132
39
41.9%
Pelita Sejahtera Abadi
450
450
0
0.0%
Prasidha Aneka Niaga
80
310
230
287.5%
700
700
0
0.0%
22,950
17,350
-5,600
-24.4%
800
930
130
16.3%
50
485
435
870.0%
26,000
33,200
7,200
27.7%
81
86
5
6.2%
2,100
2,700
600
28.6%
Reliance Securities
530
500
-30
-5.7%
RICY
Ricky Putra Globalindo
181
184
3
1.7%
RIGS
Rig Tenders Indonesia
730
495
-235
-32.2%
345
RIMO
Rimo Catur Lestari
50
50
0
0.0%
346
RINA
Katarina Utama
64
64
0
0.0%
347
RMBA
Bentoel Internasional Investama
800
790
-10
-1.3%
348
RODA
Royal Oak Development Asia
50
225
175
350.0%
349
ROTI
Nippon Indosari Corpindo
2,650
3,325
675
25.5%
350
RUIS
Radiant Utama Interinsco
200
220
20
10.0%
351
SAFE
Steady Safe
115
87
-28
-24.3%
352
SAIP
Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tb
104
270
166
159.6%
353
SCBD
Danayasa Arthatama
500
500
0
0.0%
354
SCCO
Supreme Cable Manufacturing & Commerce T
1,950
3,125
1,175
60.3%
355
SCMA
Surya Citra Media
3,550
7,850
4,300
121.1%
356
SCPI
Schering Plough Indonesia
37,900
25,000
-12,900
-34.0%
357
SDPC
Millennium Pharmacon International
74
67
-7
-9.5%
358
SDRA
Bank Himpunan Saudara 1906
290
220
-70
-24.1%
359
SGRO
Sampoerna Agro
3,175
2,975
-200
-6.3%
360
SHID
Hotel Sahid Jaya International
1,040
405
-635
-61.1%
Desember 2014
145
Basri
361
SIAP
Sekawan Intipratama
86
98
12
14.0%
362
SIIP
Suryainti Permata
363
SIMA
Siwani Makmur
89
89
0
0.0%
128
128
0
364
SIMM
Surya Intrindo Makmur
148
0.0%
148
0
0.0%
365
SIMP
Salim Ivomas Pratama
366
SIPD
Sierad Produce
367
SKLT
368
SKYB
369
SMAR
370 371
1,150
1,150
71
54
-17
Sekar Laut
140
140
0
0.0%
Skybee
550
590
40
7.3%
Smart
5,000
6,400
1,400
28.0%
SMCB
Holcim Indonesia
2,250
2,175
-75
-3.3%
SMDM
Suryamas Dutamakmur
101
130
29
28.7%
372
SMDR
Samudera Indonesia
4,125
3,700
-425
-10.3%
373
SMGR
Semen Gresik (Persero)
9,450
11,450
2,000
21.2%
374
SMMA
Sinarmas Multiartha
1,800
4,275
2,475
137.5%
375
SMMT
Eatertainment International
2,175
2,175
0
0.0%
376
SMRA
Summarecon Agung
1,090
1,240
150
13.8%
377
SMRU
SMR Utama
700
700
378
SMSM
Selamat Sempurna
1,070
1,360
290
27.1%
379
SOBI
Sorini Agro Asia Corporindo
3,350
2,275
-1,075
-32.1%
380
SONA
Sona Topas Tourism Industry
1,600
2,200
600
37.5%
381
SPMA
Suparma
230
240
10
4.3%
382
SQBB
Taisho Pharmaceutical Indonesia
10,500
10,500
0
0.0%
383
SQBI
Taisho Pharmaceutical Indonesia
138,000
127,500
-10,500
-7.6%
384
SQMI
Renuka Coalindo
130
465
335
257.7%
385
SRAJ
Sejahteraraya Anugrahjaya
405
405
386
SRSN
Indo Acidatama
387
SSIA
388 389
-23.9%
60
54
-6
-10.0%
Surya Semesta Internusa
930
720
-210
-22.6%
SSTM
Sunson Textile Manufacture
225
180
-45
-20.0%
STAR
Star Petrochem
81
81
390
STTP
Siantar Top
385
690
305
391
SUGI
Sugih Energy
157
157
0
0.0%
392
SULI
Sumalindo Lestari Jaya
131
134
3
2.3%
393
SUPR
Solusi Tunas Pratama
394
TBIG
Tower Bersama Infrastructure
395
TBLA
Tunas Baru Lampung
396
TBMS
397
TCID
398
TFCO
Tifico Fiber Indonesia
510
500
-10
-2.0%
399
TGKA
Tigaraksa Satria
680
1,100
420
61.8%
400
TIFA
Tifa Finance
200
200
401
TINS
Timah (Persero)
2,750
1,670
-1,080
-39.3%
402
TIRA
Tira Austenite
1,740
1,740
0
0.0%
403
TIRT
Tirta Mahakam Resources
-17.9%
404
TKGA
Toko Gunung Agung
405
TKIM
406
TLKM
79.2%
4,225
4,225
2,500
2,375
-125
-5.0%
410
590
180
43.9%
Tembaga Mulia Semanan
9,000
5,900
-3,100
-34.4%
Mandom Indonesia
7,200
7,700
500
6.9%
78
64
-14
250
250
0
0.0%
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
3,000
2,125
-875
-29.2%
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
7,950
7,050
-900
-11.3%
146
Desember 2014
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
16
8.7%
407
TMAS
Pelayaran Tempuran Emas
183
199
408
TMPI
AGIS
150
144
-6
-4.0%
409
TMPO
Tempo Intimedia
85
105
20
23.5%
410
TOTL
Total Bangun Persada
255
285
30
11.8%
411
TOTO
Surya Toto Indonesia
39,000
50,000
11,000
28.2%
412
TOWR
Sarana Menara Nusantara
12,950
10,000
-2,950
-22.8%
413
TPIA
Chandra Asri Petrochemical
3,425
2,600
-825
-24.1%
414
TRAM
Trada Maritime
620
990
370
59.7%
415
TRIL
Triwira Insanlestari
64
62
-2
-3.1%
416
TRIM
Trimegah Securities
110
87
-23
-20.9%
417
TRIO
Trikomsel Oke
700
890
190
27.1%
418
TRST
Trias Sentosa
270
390
120
44.4%
419
TRUB
Truba Alam Manunggal Engineering
79
50
-29
-36.7%
420
TRUS
Trust Finance Indonesia
360
790
430
119.4%
421
TSPC
Tempo Scan Pacific
1,710
2,550
840
49.1%
422
TURI
Tunas Ridean
580
600
20
3.4%
423
ULTJ
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Compa
1,210
1,080
-130
-10.7%
424
UNIC
Unggul Indah Cahaya
1,830
2,000
170
9.3%
425
UNIT
Nusantara Inti Corpora
139
300
161
115.8%
426
UNSP
Bakrie Sumatra Plantations
427
UNTR
United Tractors
428
UNTX
Unitex
429
UNVR
Unilever Indonesia
430
VIVA
Visi Media Asia
431
VOKS
Voksel Electric
432
VRNA
Verena Multi Finance
433
WAPO
434 435
390
285
-105
-26.9%
23,800
26,350
2,550
10.7%
3,700
3,700
0
0.0%
16,500
18,800
2,300
13.9%
520
520
450
820
370
82.2%
127
129
2
1.6%
Wahana Phonix Mandiri
100
100
0
0.0%
WEHA
Panorama Transportasi
200
170
-30
-15.0%
WICO
Wicaksana Overseas International
50
61
11
22.0%
436
WIKA
Wijaya Karya (Persero)
680
610
-70
-10.3%
437
WINS
Wintermar Offshore Marine
320
330
10
3.1%
438
WOMF
Wahana Ottomitra Multiartha
620
250
-370
-59.7%
439
YPAS
Yanaprima Hastapersada
680
680
0
0.0%
440
YULE
Yulie Sekurindo
63
85
22
34.9%
441
ZBRA
Zebra Nusantara
50
50
Desember 2014
147
Basri
Lampiran 2 Daftar saham Jakarta Islamic Index A. Pertanian
D. Aneka Industri
AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk
ASII
BWPT
PT BW Plantation Tbk
LSIP
PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
E. Industri Barang Konsumsi
SGRO
PT Sampoerna Agro Tbk
KLBF
UNVR
PT Unilever Indonesia Tbk
B. Pertambangan
PT Astra International Tbk
PT Kalbe Farma Tbk
ANTM
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
F. Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
DEWA
PT Darma Henwa Tbk
ASRI
PT Alam Sutera Realty Tbk
ELSA
PT Elnusa Tbk
BKSL
PT Sentul City Tbk
ENRG
PT Energi Mega Persada Tbk
BSDE
PT Bumi Serpong Damai Tbk
INCO
PT International Nickel Indonesia Tbk
LPKR
PT Lippo Karawaci Tbk
ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
WIKA
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PTBA
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
TINS
PT Timah (Persero) Tbk
TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
C. Industri Dasar dan Kimia
G. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi TRAM
PT Trada Maritime Tbk
BRPT
PT Barito Pasific Tbk
CPIN
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
H. Perdagangan, Jasa, dan Investasi
INTP
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
BMTR
PT Global Mediacom Tbk
SMCB
PT Holcim Indonesia Tbk
MNCN
PT Media Nusantara Citra Tbk
SMGR
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
UNTR
PT United Tractors Tbk