PERBANDINGAN KINERJA ANTI STRIPPING AGENT WETFIX BE DENGAN DERBO-401 UN 2735 PADA AC – WC YANG MENGGUNAKAN AGGREGAT DARI PATUMBAK Theresia Marisa Prima Simatupang1 dan Zulkarnain Abdul Muis2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1Kampus USU Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Daya ikat antara bitumen dan agregat adalah merupakan hal yang sangat penting dalam perkerasan jalan. Hal ini sangat menentukan lama tidaknya umur perkerasan tersebut. Bila daya ikat antara bitumen dan agregat tidak baik, inilah yang menimbulkan terjadinya pengelupasan (stripping). Pengelupasan atau pelepasan butiran ini dapat memudahkan penyerapan air yang pada akhirnya akan mempercepat terjadinya kerusakan jalan. Untuk itu dilakukan pengujian dengan menggunakan zat aditif Anti Stripping Agent pada AC – WC. Anti Stripping Agent merupakan zat anti pengelupasan, dimana zat ini dapat meningkatkan daya lekat dan ikatan antar agregat. Anti Stripping Agent yang digunakan adalah Wetfix BE yang diambil dari PT. Adhi Karya dan Derbo-401 UN 2735 yang didatangkan dari India. Pengujian yang dilakukan menggunakan Marshall Test dan mengikuti Spesifikasi Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum 2006. Aspal yang digunakan adalah aspal Pen 60/70 dengan menggunakan aggregat dari Patumbak. Adapun penambahan masing – masing anti stripping ini dilakukan dengan variasi 0.2% ; 0.25% ; 0.3% ; 0.35% dan 0.4% dari berat aspal. Pengujian yang dilakukan dimulai dengan pengujian aspal dengan variasi penambahan kedua jenis zat aditif tersebut, kemudian dilakukan pengujian terhadap AC – WC dengan penambahan dan tanpa penambahan anti stripping agent. Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja dari penggunaan kedua jenis zat aditif tersebut. Dari pengujian, diperoleh hasil yang seluruhnya memenuhi Spesifikasi Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum 2006. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan penambahan DERBO-401 UN 2735 meningkatkan nilai Retained Stability yang lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan WETFIX BE. Kata kunci : anti pengelupasan, Wetfix BE, Derbo-401 UN 2735, ikatan antar aggregat
ABSTRACT Binding capacity between bitument and aggregate is a very important thing in the road pavement construction. It is crucial to the lifetime of pavement. When the binding capacity between bitument and aggregate is not sufficient, this may lead to the stripping. The stripping means release of grains and may cause the absorption of water, which finally accelerate to the damage. Therefore this testing is performed using additives Anti Stripping Agent on AC – WC. The Anti Stripping Agent is an anti-flaking substance, where these substances can increase the adhesion and bonding capacity between the aggregates. Anti Stripping Agent Wetfix BE which used is taken from the PT. Adhi Karya while Derbo-401 UN 2735 was imported from India. The tests conducted using the Marshall Test and based on the specifications of Highways Department of Public Works, 2006. The asphalt used is asphalt Pen 60/70 by using the aggregate taken from Patumbak. The addition of each - one anti-stripping is conducted by means of a variation of 0.2%, 0.25%; 0.3%, 0.35% and 0.4% of the weight of asphalt. The tests conducted starting by asphalt testing with a variety of both types of additives added, and then AC – WC testing with and without the addition of anti-stripping agent. This test aims to compare the performance of the use of both types of these additives. From the test, the results obtained are entirely meet the specifications of Highways Department of Public Works, 2006. The test results showed that with the addition of DERBO-401 UN 2735 Retained Stability increase the value higher than the addition of WETFIX BE. Keywords: anti-flaking, Wetfix BE, Derbo-401 UN 2735, the bonds between the aggregate
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Negara – negara di Asia umumnya memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga agregat pada umumnya basah. Hal ini menyebabkan lebih dari empat puluh persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang tinggi terhadap air. Namun aggregat yang basah umumnya menolak aspal. Hal tersebut membuat aspal mudah terkelupas oleh air. Oleh karena itu, aspal perlu dimodifikasi dengan menambahkan suatu bahan yang dapat menaikkan mutu aspal maupun campuran beraspalnya. Untuk itu, pada Desember 2006 yang lalu Direktorat Jenderal Bina Marga mengeluarkan Spesifikasi Umum pada Divisi 6 Pasal 6.3.2.7 yang menyatakan bahwa “Aditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan kedalam bahan aspal bilamana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan dan persentase aditif yang diperlukan harus dicampur ke dalam bahan aspal serta waktu pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.” Zat anti pengelupasan (Anti Stripping Agent) merupakan suatu zat adiktif yang dapat merubah sifat aspal dan aggregat, meningkatkan daya lekat dan ikatan, serta mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan berdaya lekat tinggi. Hal ini akan mengurangi terjadinya pelepasan butiran pada aspal. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan terjadinya kerusakan jalan oleh air, memperpanjang waktu pelapisan ulang hotmix dengan biaya perawatan yang lebih rendah.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja antara Anti Stripping Agent Wetfix BE dengan Derbo – 401 UN 2735 pada AC – WC. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai Retained Stability (yang dinyatakan dalam persen) yang diperoleh dari penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent ini. Dimana parameter ini dipakai sebagai indikasi ketahanan campuran terhadap pengaruh air. Dengan demikian diperoleh kesimpulan pemilihan zat aditif Anti Stripping Agent yang lebih baik dalam mengurangi kerusakan jalan akibat air. Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pembina jalan dan semua pihak yang terkait mengenai penggunaan jenis Anti Stripping Agent yang lebih baik untuk campuran AC-WC dalam usaha peningkatan mutu perkerasan jalan raya.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan Tambah Dalam campuran beraspal untuk memperbaiki perilaku suatu campuran beraspal serta meningkatkan kualitas aspal sehingga dapat menghasilkan perkerasan yang baik adalah dengan menggunakan bahan modifikasi. Bahan modifikasi yang dimaksud adalah bahan tambah baik berupa polimer, selulosa, lain-lain (filler), maupun mikrokarbon atau zat aditif. Adapun bahan tambahan yang akan digunakan berupa Anti Stripping Agent. Bahan tambahan ini dapat merubah sifat aspal dan aggregat, meningkatkan daya lekat dan ikatan serta mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan yang memiliki daya lekat yang tinggi.
Wetfix BE Bahan ini bekerja dengan merubah sifat aspal dan aggregat, meningkatkan daya lekat dan ikatan serta mengurangi efek negatif dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan yang berdaya lekat tinggi. Dosis pemakaian WETFIX BE hanya berkisar 0.2 % - 0.5 % dari berat aspal.
Derbo-401 UN 2735 Anti Stripping jenis ini berfungsi untuk membantu mengurangi kerusakan perkerasan yang diakibatkan oleh hujan dan kelembaban. Anti Stripping ini telah diuji oleh IIP- Dehradun, SIIR-Delhi, dan CRRI-New Delhi yang menghasilkan produk – produk terbaik. Untuk campuran Hotmix, penggunaan Anti Stripping Agent jenis DERBO 401 ini berkisar 0.1% - 0.4% dari berat bitumen. Sementara untuk perbaikan jalan, penggunaannya berkisar 0.2 % - 0.5% dari berat bitumen.
3.
METODOLOGI PENELITIAN Latar Belakang Kerusakan jalan yang disebabkan oleh air menyebabkan pengelupasan butiran pada aspal Digunakan aspal + zat antistripping agent karena dinilai dapat menaikkan daya lekat dan ikatan butiran aspal
Percobaan Laboratorium
Persiapan Material Aspal
Persiapan Anti Stripping Agent
Pemeriksaan Properti Aspal Pen 60/70
Persiapan Material Agregat
Agregat Kasar
Agregat Halus
Aspa Pengujian Properti Agregat
Tidak
Memenuhi Spesifikasi? Ya Persiapan Benda Uji ACWC Tanpa Penambahan Anti Stripping Agent
Pengujian Campuran Dengan Metode Marshall Untuk Menganalisa Karakteristik Marshall (VIM, VFB, VIM PRD, Stabilitas, Flow, MQ)
KAO dari campuran didapatkan?
Pembuatan Benda Uji Dengan KAO (untuk AC-WC dengan variasi penambahan Anti Stripping Agent)
Pengujian Campuran Dengan Metode Marshall Untuk Menganalisa Karakteristik Marshall
Nilai VIM, VMA, VFB, VIM PRD, Stabilitas, Flow, MQ didapatkan?
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
Selesai
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Sifat – Sifat Fisik Aggregat Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari AMP ADHI KARYA. Pengujian agregat dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik atau karakteristik dari agregat kasar dan agregat halus. Hasil dari pengujian sifat-sifat fisik agregat kasar serta agregat halus yang digunakan dalam campuran menunjukkan bahwa agregat yang digunakan memenuhi spesifikasi yang ditentukan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga 2006. Kekekalan bentuk terhadap larutan Magnesium Sulfat (𝑀𝑔𝑆𝑂4) Pengujian pelapukan atau yang dikenal dengan soundness test merupakan pengujian untuk menentukan ketahanan suatu agregat terhadap pelapukan akibat pengaruh cuaca. Pengujian ini menggunakan larutan magnesium sulfat yang menyebabkan terjadinya pelapukan agregat akibat kristalisasi garam di dalam pori-pori agregat. Kristalisasi garam tersebut selama proses pengeringan akan mendesak sisi pori agregat dan akhirnya meremukkan partikel-partikel yang lemah. Hasil pengujian yang dilakukan adalah 6.6% dan memenuhi syarat yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yaitu maksimum 12%. Dari hasil ini menunjukkan bahwa agregat yang digunakan tahan dan tidak mudah hancur akibat pengaruh cuaca. Kekerasan Kekerasan dari agregat kasar diukur dengan uji abrasi menggunakan mesin Los Angeles, nilai yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah 21.30% yang memenuhi dari spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang menetapkan persyaratan maksimum sebesar 40%. Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa agregat yang digunakan memiliki nilai keausan yang cukup kuat sehingga tidak akan mudah pecah selama pemadatan maupun akibat pengaruh beban lalu lintas. Kelekatan agregat terhadap aspal Hasil uji kelekatan agregat terhadap aspal lebih besar dari 95%. Hasil ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang menetapkan batasan minimum 95%. Ini menunjukkan agregat yang diuji memiliki sifat kelekatan terhadap aspal yang tinggi sehingga sifat ketahanan terhadap pemisahan aspal (film-stripping) juga tinggi. Stripping adalah pemisahan aspal dari agregat akibat pengaruh air, dapat membuat agregat ini cocok untuk bahan campuran beraspal.
Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat-Sifat Fisik Agregat
No.
Pengujian
Persyaratan Min.
1. 2. 3.
4.
Kelekatan agregat terhadap aspal Soundness Test (CA) Kadar lumpur Agregat Kasar (CA) Agregat Sedang (MA) Agregat Halus (FA) Los Angeles
Maks.
95%
Hasil Pengujian
12%
>95% 6.6%
40%
2.35% 2.80% 2.90% 21.30%
Hasil Pengujian Aspal Dalam penelitian ini digunakan aspal Penetrasi 60/70. Pengujian pada aspal yang digunakan dalam campuran memenuhi persyaratan spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga 2006.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sifat-Sifat Aspal Pen 60/70 No.
Pengujian
Persyaratan
Hasil Pengujian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penetrasi, 25ºC; 100 gr; 5 detik; 0,1 mm Titik Lembek, ºC Titik Nyala, ºC Berat jenis Daktalitas, 25ºC; cm Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat TFOT; % berat Penetrasi setelah TFOT; 0,1 mm; % asli Daktalitas setelah TFOT; % asli
60 - 79 48 - 58 Min. 200 Min. 1.0 Min. 100 Min. 99 Maks. 0.8 Min. 54 Min. 50
65 49 323 1.023 105.2 99.685 0.064 56.17 104.7
Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Nilai penetrasi aspal Pen 60/70 yang diperoleh dari pengujian sebelum penambahan Anti Stripping Agent sebesar 65. Hasil ini memenuhi Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yaitu untuk penetrasi aspal Pen 60/70 pada temperatur 25oC; 100gr; 5 detik harus berada dalam rentang 60 – 79. Setelah penambahan Anti Stripping Agent, nilai penetrasi pun berubah, antara lain untuk penambahan WETFIX BE 0.2% (53.50); 0.25% (53.00); 0.3% (52.50); 0.35% (52.00) dan 0.4% (51.50). Sedangkan untuk penambahan DERBO-401 UN 2735 0.2% (53.17); 0.25% (52.67); 0.3% (52.17); 0.35% (51.50) dan 0.4% (51.33). Dari hasil pengujian penetrasi dapat disimpulkan bahwa penambahan zat Anti Stripping Agent dapat menurunkan nilai penetrasi aspal. Dan diantara kedua jenis zat Anti Stripping tersebut, penggunaan DERBO-401 UN 2735 dapat menurunkan nilai penetrasi yang lebih besar bila dibandingkan dengan WETFIX BE.
55
hasil uji
54
Penetrasi WETFIX BE
53 52 51 50 0.2
0.25
0.3 0.35 0.4 penambahan antistripping agent
Penetrasi DERBO401 UN 2375
Gambar 1. Grafik Perbandingan Nilai Penetrasi Aspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE dan DERBO-401 UN 2735
Hasil Pengujian Titik Lembek Aspal Nilai titik lembek aspal sebelum penambahan kedua jenis Anti Stripping Agent menunjukkan bahwa aspal Pen 60/70 (49ºC) memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 (48ºC 58ºC). Setelah penambahan Anti Stripping Agent Wetfix BE 0.2% menjadi 55.5ºC, penambahan 0.25% menjadi 55.75ºC, penambahan 0.3% menjadi 56.2ºC, penambahan 0.35% menjadi 56.5ºC dan penambahan 0.4% menjadi 56.9 ºC. Sedangkan untuk penambahan DERBO-401 UN 2735 0.2% menjadi 56ºC, penambahan 0.25% menjadi 56.35ºC, penambahan 0.3% menjadi 56.5ºC, penambahan 0.35% menjadi 57ºC dan penambahan 0.4% menjadi 57.5 ºC. Dari hasil pengujian titik lembek aspal ini dapat disimpulkan bahwa penambahan zat Anti Stripping Agent dapat menaikkan nilai titik lembek aspal.
59 Titik Lembek WETFIX BE
titik lembek
58 57
Titik Lembek DERBO401 UN 2375
56 55 54 0.2
0.25
0.3 0.35 0.4 penambahan antistripping agent
Gambar 2. Grafik Perbandingan Titik Lembek Aspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE dan DERBO-401 UN 2735
Tabel 3. Hasil Pengujian Aspal setelah Penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE dan DERBO-401 UN 2735 0.20% W D
0.25% W D
0.30% W D
0.35% W D
0.40% W D
PENGUJIAN
0%
Penetrasi (mm)
65
53.5
53.17
53.0
52.67
52.5
52.17
52.0
51.5
51.5
51.33
Titik Lembek (oC)
49
55.5
56
55.75
56.35
56.2
56.5
56.5
57
56.9
57.5
Hasil Pengujian Marshall Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai KAO. Nilai KAO ini digunakan untuk membuat membuat benda uji dengan menggunakan bahan tambah Anti Stripping Agent masing – masing untuk Wetfix dan Derbo-401 UN 2735 sebesar 0.2% ; 0.25% ; 0.3% ; 0.35% ; dan 0.4% dari total berat aspal. Pada penelitian ini diperoleh nilai KAO adalah 5.5%.
Tabel 4. Hasil Analisis Marshall untuk KAO Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian Spesifikasi
Kadar Aspal; %
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Kepadatan; t/m3 V I M; % V I M Refusal; % V M A; % V F B; % Stabilitas; kg Kelelehan; mm Hasil Bagi Marshall; kg/mm
2.334 6.07 14.68 58.65 931 3.72 250
2.337 5.25 3.95 15.01 65.08 994 3.85 258
2.342 4.32 3.00 15.27 71.68 1032 3.92 264
2.333 4.00 2.44 16.05 75.09 1020 3.88 263
2.327 3.55 16.71 78.83 1007 3.82 263
3,5-5,5 % > 2,5 % > 14 % > 63 % > 800 kg > 3 mm > 250 kg/mm
Hasil Pengujian Marshall dengan Penambahan Anti Stripping Agent Pengujian dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan Anti Stripping Agent (ASA) jenis DERBO-401 UN 2375 dan WETFIX BE terhadap campuran beton aspal. Ditentukan masing – masing lima variasi penambahan ASA ke dalam campuran beton aspal, yaitu sebesar 0.2% ; 0.25% ; 0.3% ; 0.35% ; 0.4% dari total berat aspal
Tabel 5. Hasil Pengujian Marshall AC - WC dengan Penambahan Antistripping Agent Jenis DERBO-401 UN 2735 Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian
Kadar ASA: % Kepadatan; t/m3 V I M; % V M A; % V F A; % Stabilitas; kg Kelelehan; mm Hasil Bagi Marshall; kg/mm
0 2.342 4.32 15.27 71.68 1032 3.92 264
0.2 2.343 4.28 15.23 71.88 1073 3.80 282
0.25 2.344 4.26 15.21 72.01 1075 3.70 290
0.3 2.341 4.38 15.32 71.45 1076 3.63 296
0.35 2.342 4.34 15.28 71.59 1081 3.62 298
0.4 2.341 4.36 15.30 71.53 1076 3.53 305
Tabel 6. Hasil Pengujian Marshall AC - WC dengan Penambahan Antistripping Agent Jenis WETFIX BE Sifat-Sifat Campuran Kadar ASA: % Kepadatan; t/m3 V I M; % V M A; % V F A; % Stabilitas; kg Kelelehan; mm Hasil Bagi Marshall; kg/mm
0 2.342 4.32 15.27 71.68 1032 3.92 264
Hasil Pengujian 0.25 0.3 2.345 2.342 4.23 4.36 15.19 15.30 72.14 71.55 1061 1065 3.88 3.87 273 275
0.2 2.343 4.28 15.23 71.89 1058 3.96 267
0.35 2.344 4.25 15.20 72.09 1068 3.60 297
0.4 2.340 4.41 15.34 71.27 1070 3.54 303
Hasil Pengujian Perendaman Marshall Pengujian perendaman Marshall merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui durabilitas campuran. Uji rendaman panas dilakukan untuk mengukur kinerja ketahanan campuran terhadap perusakan oleh air. Dari pengujian ini diperoleh stabilitas Marshall campuran setelah dipengaruhi oleh air. Hasil perbandingan antara stabilitas benda uji setelah perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen, yang disebut Indeks Kekuatan Marshall Sisa (Marshall Index of Retained Strength).
Tabel 7. Hasil Pengujian Perendaman Marshall pada Kadar Aspal Optimum DERBO-401 UN 2375 Sifat-Sifat Campuran
Syarat
Kadar ASA: %
-
0
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
Kadar aspal ; %
-
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
Stabilitas awal (S1) ; Kg
>800
1032
1073
1075
1076
1081
1076
-
797
948
951
959
965
961
>75%
77.22
88.34
88.50
89.10
89.32
89.33
Stabilitas Perendaman 24 jam (S2) ; Kg IKS (S2/S1) ; %
Hasil Pengujian
Tabel 8. Hasil Pengujian Perendaman Marshall pada Kadar Aspal Optimum WETFIX BE Sifat-Sifat Campuran
Syarat
Kadar ASA: %
-
0
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
Kadar aspal ; %
-
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
Stabilitas awal (S1) ; Kg
>800
1032
1058
1061
1065
1068
1070
-
797
925
933
939
943
952
>75%
77.22
87.43
87.93
88.17
88.30
89.01
Stabilitas Perendaman 24 jam (S2) ; Kg IKS (S2/S1) ; %
Hasil Pengujian
Analisis Data Pengujian Marshal Volumetrik campuran sangat berpengaruh terhadap sifat campuran beraspal. Analisis volumetrik yang dilakukan meliputi Kepadatan, VIM, VMA, VFB, dan 𝑉𝐼𝑀𝑅𝑒𝑓 . Sedangkan nilai empiris Marshall ditunjukkan dengan nilai stabilitas, kelelehan dan hasil bagi Marshall. Nilai tersebut merupakan besaran yang diukur langsung dari pengujian pada saat benda uji dibebani dengan alat uji Marshall. Tabel 9. Hasil Pengujian Campuran Beraspal Tanpa dan Dengan penambahan Antistripping Agent SIFAT
HASIL SYARAT
CAMPURAN
HASIL PENGUJIAN SYARAT
UJI
W
D
W
D
W
D
W
D
W
D
Kadar ASA (%)
-
0
-
Kepadatan; (t/m3)
-
2.342
-
2.343
2.343
2.345
2.344
2.342
2.341
2.344
2.342
2.340
2.341
VIM; (%)
3.5 - 5.5
4.32
3.5 - 5.5
4.28
4.28
4.23
4.26
4.36
4.38
4.25
4.34
4.41
4.36
VMA; (%)
>14
15.27
>14
15.23
15.23
15.19
15.21
15.30
15.32
15.2
15.28
15.3
15.30
VFA; (%)
>63
71.68
>63
71.89
71.88
72.14
72.01
71.55
71.45
72.09
71.59
71.3
71.53
Stabilitas; (kg)
>800
1032
>800
1058
1073
1061
1075
1065
1076
1068
1081
1070
1076
Kelelehan; (mm)
>3
3.29
>3
3.30
3.11
3.05
3.03
3.17
3.29
3.30
3.55
3.54
3.45
MQ; (kg/mm)
>250
264
>250
321
345
348
354
336
327
324
304
303
312
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
. Perbandingan Kinerja Anti Stripping Agent Wetfix BE dan Derbo-401 UN 2735 Perbandingan Kinerja Anti Stripping Agent Wetfix BE dan DERBO-401 UN 2735 dapat terlihat dari hasil oengujian nilai Retained Stability. Hasil perbandingan antara stabilitas benda uji setelah perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen, yang disebut Indeks Kekuatan Marshall Sisa (Marshall Index of Retained Strength). Dari pengujian yang dilakukan, nilai retained stability yang diperoleh dengan penambahan Anti Stripping Agent WETFIX BE 0% (77.22%), penambahan 0,2% (87.43%), penambahan 0,25% (87.93%), penambahan 0,3% (88.17%), penambahan 0,35% (88.30%) dan penambahan 0,4% (89.01%). Sedangkan dengan penambahan Anti Stripping Agent DERBO-401 UN 2375, nilai retained stability yang diperoleh dengan penambahan antara lain 0% (77.22%), penambahan 0,2% (89.34%), penambahan 0.25% (88.50%), penambahan 0,3% (89.10), penambahan 0,35% (89.32), dan penambahan 0,4% (89.33%). Ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga 2006 yang mensyaratkan nilai Retained Stability untuk campuran AC-WC modified minimum
75%. Berikut adalah grafik perbandingan nilai Retained Stability dengan penambahan Anti Stripping Agent Wetfix BE dan Derbo-401 UN 2735 :
hasil uji
90
Retained Stability WETFIX BE
89
Retained Stability DERBO401 UN 2375
88
87 0.2
0.25
0.3 0.35 0.4 penambahan antistripping agent
Gambar 3. Nilai Retained Stability Campuran Beraspal dengan Penambahan Anti Stripping Agent 0%; 0.2%; 0.25%; 0.3%; 0.35%; 0.4%
5.
KESIMPULAN
1.
Pengujian AC - WC dilakukan dengan penambahan dua jenis zat Anti Stripping Agent, yaitu : WETFIX BE dan DERBO-401 UN 2735 untuk membandingkan kinerja kedua zat aditif tersebut. Pengujian menggunakan aggregat dari PT. Adhi Karya Patumbak. Untuk zat aditifnya, Anti Stripping Agent WETFIX BE juga diperoleh dari PT. Adhi Karya Patumbak, sedangkan DERBO-401 UN 2735 diperoleh dari India. Gradasi agregat yang digunakan untuk perencanaan campuran adalah gradasi dari Laston Lapis Aus (AC-WC) dan aspal yang digunakan adalah aspal Pen 60/70. Sedangkan untuk pengujian, yang dilakukan adalah pengujian Marshall Test. Pengujian ini menggunakan Spesifikasi Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum 2006. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai KAO sebesar 5.5%.
2.
Dilakukan penambahan kedua jenis zat Anti Stripping Agent tersebut pada aspal pen 60/70 dengan kadar 0.2% , 0.25% , 0.3% ; 0.35% ; dan 0.4% dari berat aspal untuk menguji penetrasi dan titik lembek aspal. Dari hasil pengujian tersebut, ternyata penggunaan DERBO-401 UN 2735 dapat menurunkan nilai penetrasi aspal yang lebih besar bila dibandingkan dengan WETFIX BE. Sedangkan untuk nilai titik lembek aspal, penggunaan DERBO-401 UN 2735 dapat menaikkan nilai titik lembek aspal yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan WETFIX BE.
3.
Hasil pengujian perendaman marshall pada KAO dengan penambahan kedua jenis Anti Stripping Agent memenuhi persyaratan sesuai Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga 2006, yakni stabilitas awal > 800 kg dan Indeks Kekuatan Marshal Sisa > 75 %. Penambahan kedua jenis Anti Stripping Agent pada campuran dilakukan masing – masing sebanyak 0.2% ; 0.25% ; 0.3% ; 0.35% dan 0.4% dari berat aspal.
4.
Untuk analisis volumetrik campuran, nilai density dan VFA yang diperoleh dengan penambahan WETFIX BE lebih besar dibandingkan akibat penambahan DERBO-401 UN 2735. Sedangkan untuk nilai VIM dan VMA dngan penambahan DERBO-401 UN 2735 menunjukkan peningkatan lebih besar bila dibandingkan dengan penambahan WETFIX BE.
5.
Untuk analisis nilai empiris marshall, hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Stability, Marshall Quotient serta Retained Stability dengan penambahan DERBO-401 UN 2735 menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan WETFIX BE.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2004), Effectiveness of Anti – Strip Agents After Hot Storage in Asphalt Binder Using Bottle and Sand, Idaho IT-137-04, Colorado. Castano, N, (2004), A Real Heat Stable Bitument Anti Stripping Agent, Sun City, South Africa.
Curtis, C, (1990), A Literature Review of Liquid Antistripping and Tests for Measuring Stripping, Auburn Universiy, Alabama, Washington DC. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, (2006), Spesifikasi Umum Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) untuk Kontrak Harga Satuan, Indonesia. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, (1999), Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak, Badan Penelitian dan Pengembangan Kembangwil – Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Prasarana Jalan, No.023/T/BM/1999 SK.No.76/KPTS/Db/1999, Bandung. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, (2002), Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas, Jakarta. Dybalsky, J, (1982), Cationic Surfactants in Asphalt Adhesion. Kansas City Missouri. http://www.e-asphalt.com/ingles/akzo/adhesion_data/wf3024.PDF, diakses pada tanggal 20 Juli 2011 Sukirman, S, (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Jilid II, Penerbit Nova, Bandung.