Gusnedi; Perbandingan Kadar Lemak Tubuh,,,,,,,,,,hal 82- 89
PERBANDINGAN KADAR LEMAK TUBUH BERDASARKAN PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN SKINFOLD THICKNESS (SFT) PADA ORANG DEWASA Gusnedi, Rina Hasniyati (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The study aimed to fond out the comparison of the body fat proportion by both methods for adults. The study used a cross sectional design, conducted in Padang Health Polytechnic with a sample of 78 people aged over 19 years and worked as lecturers and academic staffs. Data skinfold measurements were summed and used to calculate the proportion of body fat to the equation Durnin and Womersley (1973). The results showed an average body fat based on BMI was 25.2% men and in women is 35.6%. The results of measurements of the thickness of subcutaneous fat obtained percent body fat is calculated based on skinfold measurements (p value <0.05), ie 29.7% in men and 32.2% in women. There was a significant difference between the proportion of body fat measurement results BMI and skinfold measurements (P <0.05). It was advisable to compare the results of both of these measurements with golden standards such as dual X-ray or Bod Pod, with a number of samples and a wider coverage. Keywords: BMI, skinfold thickness, adult ABSTRAK Monitoring kadar lemak tubuh secara rutin dibutuhkan mengingat lemak tubuh yang berlebih merupakan salah faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif .Kadar lemak tubuh dapat diprediksi dengan menggunakan beberapa indikator antropometri diataranya Indeks massa Tubuh (IMT). Penelitian bertujuan melihat perbandingan proporsi lemak tubuh dengan kedua metode tersebut pada orang dewasa. Penelitian menggunakan disain potong lintang, dilakukan di Poltekkes Kemenkes Padang dengan sampel sebanyak 78 orang berusia diatas 19 tahun dan berprofesi sebagai dosen dan tenaga kependidikan. Data pengukuran skinfold dijumlahkan dan digunakan untuk menghitung proporsi lemak tubuh dengan persamaan Durnin and Womersley (1973). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata lemak tubuh berdasarkan IMT Pria adalah 25,2% sedangkan pada wanita adalah 35,6%. Hasil pengukuran ketebalan lemak di bawah kulit didapatkan persen lemak tubuh yang dihitung berdasarkan pengukuran skinfold (p value < 0,05) yaitu 29,7% pada Pria dan 32,2% pada Wanita.Didapatkan perbedaan yang bermakna antara proporsi lemak tubuh dari hasil pengukuran IMT dan pengukuran skinfold (P<0.05). Disarankan untuk membandingkan hasil kedua pengukuran tersebut dengan golden standar seperti dual X-ray atau Bod Pod, dengan jumlah sampel dan cakupan yang lebih luas. Kata kunci: IMT, Skinfold Thickness, Dewasa PENDAHULUAN Penyakit
diabetes dan cancer sudah merupakan degeneratif
communicable diseases/NCDs)
(non
peneyebab
kematian
utama.
Secara
seperti
global NCDs menyebabkan 38 juta (68%)
penyakit jantung dan pembuluh darah,
kematian dari 56 juta kematian di seluruh
82
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
dunia pada tahun 2012. Lebih dari 40%
IMT sudah dikenal dan digunakan secara
dari angka tersebut (16 juta) merupakan
luas untuk mendeteksi terjadinya obesitas
kematian prematur atau kematian yang
pada tatanan klinis maupun studi-studi
terjadi pada usia di bawah 70 tahun.
epidemiologi, karena sangat mudah untuk
Selanjutnya hampir 75% (25 juta)
dari
dilakukan dan memiliki korelasi yang
kematian akibat NCDs dan mayoritas
tinggi dengan proporsi lemak tubuh.
kematian
Seiring
prematur
negara-negara
(82%)
dengan
terjadi
di
pendapatan
dengan
pengetahuan,
perkembangan
ilmu
bahwa distribusi lemak
rendah dan sedang (WHO 2014a; WHO
yang menumpuk pada bagian sentral
2014b).
tubuh merupakan faktor resiko yang
Data di Indonesia menunjukkan hal
penting untuk kejadian penyakit jantung
yang tidak jauh berbeda dengan keadaan
dan pembuluh darah, ketebalan lemak di
secara global. Dari sekitar 1.5 juta
bawah kulit dan rasio lingkar pinggang
kematian
NCDs
panggul juga sudaqh digunakan untuk
diperkirakan berkontribusi sekitar 71%.
mengukur kejadian obesitas sentral (Kim
Sekitar
et al. 2006).
pada
23%
tahun
dari
2012,
jumlah
tersebut,
merupakan kematian pada usia antara 30-70
tahun
akibat
empat
penyakit
Metode
anthropometris
dengan
teknik skinfold merupakan metode yang
degeneratif utama yakni penyakit jantung
paling
dan pembuluh darah, cancer, diabetes
memprediksi persentase lemak badan
dan penyakit pernafasan kronis(WHO
total
2014b).
anthropometris dengan teknik skinfold
Obesitas, indikasi
sebagai
telah
diuji
dalam
segmental.
silang
Metode
validitas
dan
reliabilitasnya dengan teknik underwater
merupakan salah satu dari faktor resiko
weighing (UWW) yang dianggap sebagai
terjadinya
golden standar (Wilson & Durnin 1995).
penyakit
penyakit yang
lemak
satu
maupun
diminati
tubuh,
kematian
kelebihan
salah
banyak
degeneratif
berhubungan
tersebut(WHO
serta dengan
Perbandingan
penggunaan
IMT
2014a; WHO
dan skinfold untuk menentukan lemak
2014b). Oleh karenanya pemantauan
tubuh sudah banyak dilakukan terutama
terhadap
pada kelompok anak-anak, remaja dan
status
gizi,
terutama
yang
berkaitan dengan obesitas dan lemak
atlit(Aly
tubuh menjadi penting untuk dilakukan.
Rodriguez et al. 2005). Kedua metode
Untuk
David
et
al.
2007;
obesitas
memberikan korelasi yang baik dengan
dengan
pengukuran menggunakan metode Bod
pengukuran Ideks Massa Tubuh (IMT).
Pod (Budiman 2008) atau dengan DEXA
diantaranya
mendeteksi
2014;
dapat
dilakukan
83
Gusnedi; Perbandingan Kadar Lemak Tubuh,,,,,,,,,,hal 82- 89
(Rodriguez et al. 2005). Namun belum
tubuh dengan pengukuran Indeks Massa
banyak ditemukan perbandingan kedua
Tubuh (IMT) dengan Ketebalan Lemak di
metode
bawah Kulit (Skinfold Thickness) pada
ini
pada
kelompok
dewasa.
Penelitian ini bertujuan untuk bertujuan melihat
perbandingan
proporsi
orang dewasa.
lemak estimasi proporsi didapatkan sampel 78
METODE PENELITIAN Penelitian
orang.
dilaksanakan
di
Berat badan ditimbang dengan
timbangan injak digital SECA, dengan
Poltekkes Kemenkes Padang, pada bulan
ketelitian 0.1 kg.
Mei s/d Oktober 2015. Penelitian ini
dilakukan melalui proses editing, coding,
termasuk ke dalam kelompok penelitian
entry
survey,
potong
dilakukan secara univariat dan bivariat.
lintang (cross sectional). Populasi adalah
Analisis univariat menggunakan teknik
semua pegawai
Poltekkes Kemenkes
statistic deskriptif untuk menggambarkan
Padang yang bekerja sebagai tenaga
sebaran sampel penelitian pada setiap
pendidik dan kependidikan di kampus
variable yang diteliti. Uji T Test digunakan
Siteba dan Gunung Pangilun. Jumlah
untuk melihat perbedaan rata-rata lemak
populasi
tubuh berdasarkan pengukuran IMT dan
menggunakan
adalah
185
disain
orang.
Dari
perhitungan besar sampel dengan rumus
dan
cleaning.
Pengolahan data
Analisis
Skinfold
HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Tabel 1. Distribusi Sampel berdasarkan Kelompok Umur, Jenis kelamin dan persen lemak tubuh. Karakteristik Umur (tahun) 20 – 29 30 -39 40 – 49 50 – 59 60 – 72 Jenis Kelamin Pria Wanita
84
f
%
5 23 24 22 4
6.4 29.5 30.8 38.2 5.1
23 55
29.5 40.5
data
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
Indeks Massa Tubuh Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Kategori IMT
Pria n 0 11 10 2 23
Kurus (<18.5) Nomal (18.5-24.9) Gemuk (25-26.9 Obesitas (≥27) Total
Wanita % 0 47,8 43,6 8,6 100
n 0 30 20 5 55
% 0 54,5 36,4 9,1 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak
ditemukan IMT diatas normal sebesar
52.2% pria memiliki IMT diatas normal,
45.5%
dengan kategori gemuk (43.6%) dan
obesitas sebanyak 36.4% dan 9.1%.
dengan
kategori
gemuk
dan
obesitas (8.6%). Sedangkan pada wanita Ketebalan Lemak Di Bawah Kulit Tabel 3. Distribusi Sampel Menurut Pengukuran Skinfold Ketebalan Lemak di Bawah
Pria
Wanita
kulit
Mean±SD
Mean±SD
Biceps
11,17±6,534
16,00±7,265
Triceps
19,65±7,732
26,73±7,240
Suprailleace
25,13±8,220
23,82±7,116
Tabel 4. Rata-rata Persen lemak Tubuh berdasarkan pengukuran IMT dan Skinfold Variabel Pria (n=23) Wanita( n=55) Mean±SD P Mean±SD P value value Persen Lemak IMT 25,2±4,62 0.000 35,6±5,63 0.000 Persen Lemak Skinfold 29,7±5,34 32,2±5,48 Tabel 4 menunjukkan bahwa ratarata persen lemak tubuh
pada Wanita. Dari perbandingan kedua
berdasarkan
hasil pengukuran tersebut, juga dapat
IMT Pria adalah 25,2 sedangkan pada
dilihat bahwa persen lemak tubuh yang
wanita adalah 35,6. Nilai ini secara
dihitung berdasarkan IMT lebih rendah
statistik berbeda secara nyata dengan
(4,5%) dibandingkan hasil pengukuran
persen
dihitung
skinfold pada Pria. Sebaliknya pada
berdasarkan pengukuran skinfold (p value
Wanita persen lemak tubuh berdasarkan
< 0,05) yaitu 29,7 pada Pria dan 32,2
IMT
lemak
tubuh
yang
justru
lebih
tinggi
(3,4%)
85
Gusnedi; Perbandingan Kadar Lemak Tubuh,,,,,,,,,,hal 82- 89
dibandingkan
hasil
pengukuran
berdasarkan skinfold.
Tabel 5. Distribusi Sampel Menurut Persen Lemak Tubuh berdasarkan IMT dan Skinfold Persen lemak Tubuh
Pria IMT f
Sedikit Lemak Optimal Agak berlemak Berlemak Total
Skinfold f % 0 0 1 4,3 1 4,3 21 91,4 23 100
% 0 2 8 13 23
0 8,7 34,8 56,5 100
Dapat dilihat bahwa hanya sedikit
Wanita Skinfold % f % 3,6 3 5,4 7,3 10 18,2 29,1 18 32,7 60 24 43,6 100 55 100
IMT f 2 4 16 33 55
kelompok wanita dimana 60% berada
pria (8.7%) yang memiliki proporsi lemak
pada
kategori
berlemak
dan
hanya
optimal dan sebagian besar berada pada
sekitar10.9% yang memiliki kandungan
kategori berlemak (56.5%). Hal yang
lemak optimal.
hampir sama juga ditemukan pada PEMBAHASAN
bahwa prevalensi gemuk dan obesitas
Penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) dan ketebalan lemak di bawah kulit memberikan nilai preidksi lemak tubuh yang berbeda baik pada kelompok
pria maupun wanita
(P,0.05).
ini
Hasil
penelitian
terdahulu
berbeda
dengan
yang
pernah
dilakukan pada kelompok
anak-anak,
remaja maupun atlit atau olahragawan, dimana kedua metode memberikan hasil yang
tidak
dibandingkan
jauh dengan
berbeda
ketika
golden
standar
seperti, dual energy X-ray (Rodriguez et al.
2005)
maupun
dengan
Bod
Berdasarkan nilai
sedangkan pada Wanita adalah 36,4 % dan 9,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi kelebihan berat badan pada pegawai Poltekkes Kemenkes Padang sudah
sangat
perhitungan IMT
didapatkan
memprihatinkan.
Data
Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi penduduk usia > 18 tahun yang menderita kelebihan berat badan dan obesitas adalah sebesar 13,5 % dan 15,4 %. Disamping itu perhitungan dengan menggunakan skinfold didapatkan bahwa prevalensi sebagian besar sampel pria termasuk
Pod(Budiman 2008).
menggunakan
pada pria adalah 43,6 % dan 8,6 %,
kedalam
kategori
agak
berlemak dan berlemak yaitu 4,3 % dan 91,4 %. Hal yang sama juga ditemukan pada sampel wanita, dimana 32,7 %
86
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
termasuk kategori agak berlemak dan
yang baik untuk mengukur lemak bawah
43,6 % termasuk kategori berlemak. Hal
kulit; kedua, distribusi lemak dibawah kulit
ini menunjukkan bahwa persen lemak
adalah
tubuh
termasuk
pegawai
Padang
Poltekkes
berada
Kemenkes
pada
sama
untuk
jenis
semua
kelamin;
individu
ketiga,
ada
kategori
hubungan antara lemak bawah kulit dan
meningkatkan resiko terjadinya penyakit
total lemak tubuh; keempat, jumlah dari
degeneratif.
beberapa
Selanjutnya
dari
perhitungan
persen lemak tubuh berdasarkan IMT dan
pengukuran
skinfold
dapat
digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh(Chen et al. 2006).
skinfold, penelitian ini menemukan bahwa
Penelitian ini juga menemukan
persen lemak tubuh pria berdasarkan
adanya perbedaan area penumpukan
skinfold lebih tinggi 4,5 % dibandingkan
lemak
dengan IMT, sedangkan pada Wanita
Penumpukan lemak pada Pria terjadi
persen lemak tubuh dengan IMT justru
pada
lebih tinggi 3,4 % dibandingkan dengan
menggambarkan
skinfold.
juga
skinfold lebih akurat menentukan persen
dapat
lemak tubuh. Penyimpanan lemak terjadi
memprediksi persen lemak tubuh dengan
pada daerah yang cukup luas di sekitar
tepat (r = 0,939 dengan P < 0,01) dan
abdomen sehingga peningkatan berat
memiliki akurasi yang baik dalam prediksi
badan karena lemak dapat tergambar,
obesitas (Chen et al. 2006).
sebaliknya pada Wanita penumpukan
Penelitian
menggambarkan
Namun lemak
tubuh
sebelumya
bahwa
IMT
demikian, dengan
perhitungan
pria
titik
dan
wanita.
suprailleace
yang
pengukuran
dengan
lemak terjadi pada triceps dengan area
memiliki
tubuh yang lebih kecil (pada lengan atas).
beberapa kelemahan, antara lain tidak
Penumpukan lemak pada tubuh
dapat membedakan apakah kenaikan IMT
dapat menyebabkan resiko terjadinya
disebabkan
penyakit
oleh
IMT
antara
pertambahan
berat
degeneratif
seperti
jantung
badan yang berasal dari lemak atau
koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan
jaringan otot. Disamping itu nilai IMT tidak
penyakit hati. Penelitian ini menemukan
dapat
distribusi
kelompok yang lebih beresiko adalah Pria
penimbunan lemak pada organ-organ
dengan terjadinya obesitas sentral. Pria
tubuh(Chen et al. 2006). Sebaliknya
dan wanita yang overweight atau obese
pengukuran skinfold lebih akurat dalam
mempunyai
menghitung
penyakit
menggambarkan
lemak
tubuh
karena
risiko
2-3
kardiovaskuler.
terkena Obesitas
beberapa asumsi yang digunakan yaitu
meningkatkan
pertama,
semua penyebab kematian. Orang yang
skinfold
adalah
pengukuran
risiko
kali
kematian
untuk
87
Gusnedi; Perbandingan Kadar Lemak Tubuh,,,,,,,,,,hal 82- 89
mempunyai berat badan 40% lebih berat
yang
dari
dengan kategori aktifitas ringan-sedang
berat
badan
rata-rata
populasi
diambil
adalah
kedalam
dewasa
mempunyai risiko kematian 2 kali lebih
dan
besar dibandingkan orang dengan berat
ekonomi
badan rata-rata.
lemak berlebih yang ditemukan pada
yang
termasuk
orang
menengah
kelompok
atas.
Prevalensi
Terlepas dari hasil pengukuran
penelitian ini tidak dapat digeralisir untuk
sudah dilakukan,
semua
penelitian ini
kelompok
dewasa
dengan
memiliki keterbatasan dari segi jumlah
karakteristik aktifitas dan sosioekonomi
dan lokasi pengambilan sampel. Sampel
yang berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN
degeneratif. Perlu penelitian lebih lanjut
Penelitian perbedaan
ini
yang
menemukan
bermakna
antara
proporsi lemak tubuh dengan perhitungan IMT dan skinfold pada orang dewasa. Akan tetapi dari hasil perhitungan kedua metode memberikan informasi bahwa prevalensi lemak berlebih baik pada pria maupn kategori
wanita
sudah
beresiko
berada
untuk
pada
penyakit
untuk membandingkan kedua metode dengan golden standar seperti Dual X Ray energy atau Bod Pod untuk melihat validas kedua metode bila digunakan pada orang dewasa. Disamping itu studi lanjut
yang
dilakukan
hendaknya
menggunakan spektrum sampel yang lebih luas dan lebih besar sehingga hasil yang
diperoleh
dapat
lebih
digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA Aly, E.R., 2014. The Differences Obesity Rating Between BMI and Skin Fold Testing. European Scientific Journal, 3(September), pp.83–92. Budiman, I., 2008. Validitas Pengukuran Lemak Tubuh yang Menggunakan Skinfold Caliper di 2,3,4,7 tempat terhadap cara Bod Pod. JKM, 7(2), pp.1–12. Chen, Y. et al., 2006. Validity of body mass index and waist circumference in the classification of obesity as compared to percent body fat in Chinese middle-aged women. International Journal of Obesity, 30, pp.918–925.
88
David, R., Daniel, C. & Carolyn, L., 2007. Body Mass Index and Percentage Body Fat as Health Indicators for Young Adults. Deurenberg, P., Weststrate, J.A. & Seidell, J.C., 1991. Body mass index as a measure of body fatness : ageand sex- specific prediction formulas. British Journal of Nutrition, 65, pp.105–114. Durnin, J.V.G.A. & Womersley, J., 1974. Body fat assessed from total body density and its estimation from skinfold thickness : measurements on 481 men and women aged from 16 to 72 Years. British Journal of Nutrition, 32, pp.77–97.
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
Kim, J., Meade, T. & Haines, A., 2006. Skinfold Thickness, body mass index, and fatal coronary heart disease: 30 year follow up of the Northwick Park Heart Study. Epidemiol Community health, 60, pp.275–279. Rodriguez, G. et al., 2005. Body fat measurement in adolescents : comparison of skinfold thickness equations with dual-energy X-ray absorptiometry. European Journal of Clinical Nutrition, 59, pp.1158–1166.
WHO, 2014a. Global Status Report on noncommunicable diseases 2014. , p.302. WHO, 2014b. Non Communicable Diseases Country Profiles 2014. , p.210. Wilson, J. & Durnin, J.V.G.A., 1995. Determination of body composition from skinfold thickness : a validation study. , pp.305–310.
89