PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KELAS VIII SMPN 2 SIMPANG ALAHAN MATI Mila Ramadhani1 , Zulfa Amrina1 , Fazri Zuzano1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract There are several factors that make the students got low in mathematics learning outcomes at eight grade of SMPN 2 Simpang Alahan Mati. Including the type of learning still focused on teachers, when most of the students were given an assignment the students copy their friends’ assignment, so the teachers difficult in monitoring the students’ understanding individually. One of the way to overcome the problem is using team assisted individualization type of learning style. The learning style will make the students develop their individual ability and ability to work together to improve the learning outcomes in mathematics. The purpose of this study is to determine whether the students’ outcomes with using team assisted individualization type of learning style is better than convensional type of learning style in the outcomes of the learning mathematics. The learning outcomes were analyzed by using t-tes. Analysis of the result obtained tcount = 1,8049 dan ttable = 1,684. Because tcount > ttable the hypothesis can be accepted. So it can be conclude that the result of the learning outcomes by using team assisted individualization type of learning style is bether than convensional type of learning style at eight grade of SMPN 2 Simpang Alahan Mati. Key words: the student’s understanding, outcomes of the learning mathematics, team assisted individualization Pendahuluan Matematika merupakan salah satu
yang
bagus
pada
pembelajaran
cabang ilmu yang mempunyai peranan
matematika. Hal ini juga diharapkan terjadi
penting
pada siswa kelas VIII SMPN 2 Simpang
dalam
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menyadari
Alahan
pentingnya peranan matematika maka
Berdasarkan observasi yang dilakukan
peningkatan hasil belajar matematika pada
menunjukkan
jenjang pendidikan perlu mendapatkan
matematika masih terpusat pada guru.
perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh
Siswa
karena itu siswa dituntut untuk lebih aktif
dijelaskan guru kemudian menyalin catatan
dalam
yang
setiap
proses
pembelajaran,
berpartisipasi baik dan memiliki motivasi
Mati
hanya
diberikan
Kabupaten
bahwa
menerima
guru.
Pasaman.
pembelajaran
apa
Ketika
yang
guru
memberikan soal latihan, sebagian diantara 1
siswa hanya menyalin latihan temannya
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
tanpa
sendiri
menggunakan pembelajaran kooperatif dan
sehingga guru sulit memantau pemahaman
pengajaran individual diharapkan dapat
siswa secara individu. Dalam proses
meningkatkan kemampuan individu siswa
pembelajaran juga terlihat bahwa interaksi
dan
antara guru dengan siswa maupun antara
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil
siswa dengan siswa kurang terjadi. Hal ini
belajar matematika siswa.
berusaha
terlihat
mengerjakan
ketika
bekerjasama
dalam
memberikan
Pembelajaran TAI menurut Slavin
kesempatan untuk bertanya hanya sebagian
(2005: 15) adalah “Dalam TAI, para siswa
siswa
memasuki sekuen individual berdasarkan
yang
guru
kemampuan
berani
mengungkapkan
pertanyaan atau mengeluarkan pendapat
tes
terhadap materi yang sedang dipelajari.
melanjutkannya
Oleh karena itu salah satu cara yang dapat
kemampuan mereka sendiri. Secara umum,
dilakukan
anggota kelompok bekerja pada unit
guru
permasalahan
untuk
tersebut
mengatasi
adalah
penempatan
dan
kemudian
dengan
tingkat
dengan
pelajaran yang berbeda. Teman satu tim
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
saling memeriksa hasil kerja masing-
Team Assisted Individualization (TAI) pada
masing menggunakan lembar jawaban dan
proses pembelajaran.
saling membantu dalam menyelesaikan
Menurut Asma (2012: 54) “Model TAI
menggunakan
pembelajaran
kombinasi
dilakukan tanpa bantuan teman satu tim
dengan
dan skornya dihitung dengan monitor
kooperatif
pengajaran
individual”.
berbagai masalah. Unit tes terakhir akan
Pengajaran
siswa”.
individual adalah interaksi antara guru
Dari
kutipan
tersebut
dapat
dengan siswa secara individual dalam
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
proses belajar mengajar. Pendekatan ini
TAI, setiap siswa akan ditempatkan pada
bersifat individual sesuai kesulitan yang
program
dihadapi
pengajaran
penempatan sesuai tingkat kemampuan
kesempatan
masing-masing. Setiap anggota kelompok
siswa.
individual, kepada
Pada
memberikan
siswa
untuk
kecepatan
dan
masing.
Sedangkan
belajar
individual
berdasarkan
tes
sesuai
bekerja secara sendiri-sendiri pada unit
masing-
pembelajaran yang berbeda kemudian
Pembelajaran
mendiskusikan hasil pekerjaannya bersama
kemampuan
kooperatif ini dapat dilihat ketika siswa
teman
sekolompok.
Setiap
anggota
belajar dalam kelompoknya, saling bantu
kelompok memiliki tanggung jawab untuk
satu sama lain dalam menyelesaikan tugas
saling mengoreksi hasil kerja teman satu 2
timnya
dan
membantu
dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam tugas
mereka.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kelas secara acak.
Setiap anggota
Cara
yang
dilakukan
dalam
yaitu
dengan
kelompok memilki tanggungjawab untuk
mengambil
saling mengoreksi hasil kerja teman satu
mengumpulkan nilai ujian akhir semester 2
timnya, saling membantu sehingga seluruh
matematika kelas VII yang naik ke kelas
anggota kelompok dapat menguasai materi
VIII SMPN 2 Simpang Alahan Mati tahun
pelajaran dengan baik yang nantinya akan
pelajaran 2013/2014 kemudian dihitung
mempengaruhi hasil belajar matematika
rata-rata dan simpangan bakunya. Setelah
siswa itu sendiri.
itu
Oleh karena itu, dilakukanlah suatu
sampel
dialkukan
uji
kesamaan
rata-rata
dengan menggunakan teknik anava satu
penelitian dengan tujuan penelitian adalah
arah
untuk mengetahui apakah hasil belajar
memiliki kesamaan rata-rata atau tidak.
matematika siswa yang menggunakan
Sebelum dilakukan uji kesamaan rata-rata
pembelajaran
maka
kooperatif
tipe
Team
untuk
melihat
terlebih
apakah
dahulu
populasi
dilakukan
uji
Assisted Individualization lebih baik dari
normalitas dan uji homogenitas variansi.
hasil belajar matematika siswa yang
Uji
menggunakan pembelajaran konvensional
menggunakan uji Lilifors sedangkan uji
pada siswa kelas VIII SMPN 2 Simpang
homogenitas variansi populasi dengan
Alahan Mati tahun pelajaran 2013/2014.
menggunakan uji Barlett. Setelah itu
normalitas
dilakukanlah
Metodologi Jenis penelitian yang dilakukan
populasi.
dilakukan
dengan
uji
kesamaan
rata-rata
Setelah
diketahui
populasi
adalah penelitian eksperimen. Sukmadinata
dengan rata-rata yang sama, maka dalam
(2008:
bahwa
menentukan sampel dilakukan dengan cara
merupakan
pengundian dengan ketentuan pertama
212)
“penelitian
mengemukakan eksperimen
penelitian untuk mengukur pengaruh suatu
yang
keluar
adalah
sebagai
kelas
atau beberapa variabel terhadap variabel
eksperimen dan yang keluar kedua adalah
lain”. Populasi pada penelitian ini adalah
sebagai kelas kontrol.
seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Simpang
Setelah
Alahan Mati. Pada populasi sebanyak eksperimen
dua
kelas dan
sebagai kelas
terpilihnya
kelas
diambil
eksperimen dan kelas kontrol maka dalam
kelas
proses pembelajaran peneliti menggunakan
kontrol.
pembelajaran Assisted
kooperatif
Individualization
eksperimen
dan
tipe
Team
pada
kelas
menggunakan 3
pembelajaran konvensional pada kelas
melihat apakah variansi dari kedua kelas
kontrol. Instrumen dalam penelitian ini
sampel homogen atau tidak. Rumus yang
berupa tes hasil belajar, yang bertujuan
digunakan untuk uji homogenitas dapat
untuk memperoleh data tentang hasil
dilihat pada buku Sudjana (2005: 249). (d)
belajar matematika. Tes hasil belajar yang
Uji Hipotesis. Uji hipotesis digunakan
dimaksud adalah tes yang diberikan setelah
untuk
proses
penelitian
perbedaan hasil belajar siswa dari kedua
dilaksanakan. Tes yang akan diberikan
kelompok sampel tersebut. Uji hipotesis
adalah tes yang berbentuk essay. Sebelum
dilakukan dengan menggunakan uji t.
soal tes diberikan pada kedua kelas sampel
Rumus yang digunakan dalam melakukan
terlebih
uji t dapat dilihat pada buku Sudjana
pelaksanaan
dahulu
dilakukan
langkah-
langkah: (1) Menyusun Tes, (2) Validitas Tes, (3) Uji Coba Tes, (4) Analisis Butir
menentukan
apakah
terdapat
(2005: 239). Hasil dan Pembahasan
Soal: (a) Tingkat Kesukaran Butir Soal, (b)
Berdasarkan tes akhir yang telah
Daya Pembeda Butir Soal, (c) Reliabilitas
dilakukan pada kedua kelas sampel maka
Tes. (5) Pelaksanaan Tes Akhir. Setelah
data tes hasil belajarnya dapat dilihat pada
melaksanakan
tabel 1:
proses
pembelajaran
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada kelas eksperimen
dan
pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol maka dilakukan tes akhir yang berbentuk essay pada kedua kelas sampel.
Tabel 1 : Data Tes Hasil Belajar Kelas Sampel Kelas Eksperimen
Jumlah siiswa 20
76,7 12,22 149,38
97
53
20
69,8 11,96 143,01
88
49
Kontrol
Keterangan:
Selanjutnya data yang diperoleh
= Rata-rata nilai tes
dari tes akhir akan dianalisis dengan
= Simpangan Baku
langkah-langkah: (a) Menentukan rata-rata
= Variansi
hasil belajar masing-masing kelompok, simpangan baku (b)
Uji
dilakukan Lilifors.
dan variansinya
Normalitas. dengan
Uji
dengan
KKM
yang
.
ditetapkan di SMPN 2 Simpang Alahan
normalitas
Mati untuk bidang studi matematika kelas
menggunakan
Langkah-langkah
Sesuai
dalam
uji
VIII yaitu 70 maka dari hasil tes akhir
uji
siswa kelas sampel dapat diklasifikasikan
Lilifors dapat dilihat pada buku Sudjana
sebagai berikut:
(2005: 466-467). (c) Uji Homogenitas Variansi. Uji homogenitas dilakukan untuk 4
Tabel 2 : Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Kelas
Mencapai Ketuntasan (Nilai ) Eksperimen 16 orang (80%) Kontrol
Tidak Mencapai Ketuntasan (Nilai 4 orang (20%)
111 orang (55%)
9 orang (45%)
Dari tabel 2 dapat dinyatakan bahwa kelas eksperimen yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu 20 % dan kelas kontrol yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu 45%, dan tingkat ketuntasan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Selanjutnya data dianalisis
untuk
menguji
normalitas,
homogenitas dan hipotesis sebagai berikut: (1) Uji Normalitas. Data dari kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisa dengan menggunakan uji Lilifors. Uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel
berdistribusi normal. (2) Uji Homogenitas Variansi. Pada uji homogenitas antara data
Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Jumlah Siswa Eksperimen 20 0,1557 0,190 Kontrol 20 0.1249 0,190
sampel,
diperoleh
dan
.
Karena didapat Fhitung < Ftabel sehingga dapat disimpulkan data hasil belajar matematika pada kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen. (3) Uji Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, karena kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
dan
mempunyai
variansi yang homogen. Pada pengujian hipotesis diperoleh nilai sedangkan
nilai
nilai
Karena
. maka hipotesis
yang diajukan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan
pembelajaran konvensional pada siswa
Mati.
: Nilai terbesar dengan harga
Proses
mutlak
eksperimen
: Nilai tabel yang diambil dari
Pada tabel 3 perbandingan kedua
pembelajaran dilaksanakan
di
kelas dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
tabel uji Lilifors
untuk
pembelajarannya
kelas VIII SMPN 2 Simpang Alahan
Keterangan:
diperoleh
kelas
matematika siswa yang pembelajarannya
3 berikut:
,
kedua
kelas
dan sampel
, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas sampel
tipe
Team
Assisted
Individualization
(TAI). Dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai
guru.
Dengan
menggunakan pembelajaran ini siswa dapat memahami materi, siswa yang 5
berkemampuan rendah dapat terbantu
didiskusikan.
dalam menyelesaikan masalah, siswa
pembelajaran
yang
terhadap materi yang telah dipelajari
pandai
dapat
kemampuannya, bagaimana
mengembangkan
siswa
bekerjasama
diajarkan dalam
suatu
Selanjutnya guru
diakhir
memberikan
kuis
untuk melihat pemahaman siswa secara individu.
kelompok dan adanya rasa tanggungjawab
Pada pertemuan berikutnya sudah
dalam kelompok dalam menyelesaikan
terjadi peningkatan karena siswa sudah
masalah. Pada awalnya siswa mengalami
mulai memahami pembelajaran kooperatif
kesulitan
tipe
dalam
pembelajaran Assisted
melaksanakan
kooperatif
tipe
Individualization
dikarenakan
siswa
belum
Team
Asssited
Team
walaupun
belum
ini,
harapkan.
Ini
pernah
Individualization
seperti
dapat
yang
dilihat
guru proses
pembelajaran sudah menampakkan hasil
melaksanakan proses pembelajaran seperti
yang
ini. Ketika mengalami kesulitan dalam
kelompok sudah mulai terlibat langsung
memahami materi dan menyelesaikan soal
dalam
latihan, kebanyakan siswa malu untuk
terlihat lebih bersemangat dalam belajar.
bertanya. Untuk mengatasi hal itu guru
Begitu juga dengan penampilan masing-
mendekati
masing
siswa
dan
memberikan
baik
karena
diskusi
setiap
kelompok
kelompok
yang
dan
anggota
siswa
memberikan
pengertian maupun nasehat kepada siswa
penampilan yang lumayan baik dari pada
agar berani bertanya dan lebih aktif dalam
penampilan kelompok pada pertemuan
belajar.
sebelumnya.
Setelah
semua
siswa
menyelesaikan soal latihan, siswa diminta
Meskipun dalam penelitian ini
untuk mendiskusikan hasil pekerjaannya
terdapat
dengan anggota kelompoknya dengan
pelaksanaannya, akan tetapi secara umum
cara saling mengoreksi jawaban dan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe
memberikan masukan. Tahap selanjutnya
Team Assisted Individualization dapat
yaitu
dengan
membantu meningkatkan hasil belajar
diskusi
siswa. Hasil belajar matematika siswa
kelompok. Bagi kelompok yang tidak
pada kelas eksperimen lebih baik dari
tampil
kelas kontrol tidak hanya disebabkan
dilanjutkan
mempresentasikan
diberi
hasil
kesempatan
untuk
kesalahan
model
peneliti
pembelajaran
dalam
menanggapi atau bertanya terhadap hasil
karena
yang
presentasi kelompok. Setelah presentasi
diterapkan yaitu pembelajaran kooperatif
kelompok selesai, peneliti memberikan
tipe Team Assisted Individualization. Hal
penguatan terhadap materi yang telah
tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa 6
faktor, yaitu dalam belajar siswa kelas
Assisted Individualization lebih baik dari
eksperimen
diatur
hasil belajar matematika siswa yang
dibandingkan dengan siswa pada kelas
menggunakan pembelajaran konvensional
kontrol dan kesadaran belajar di kelas
pada siswa kelas VIII SMPN 2 Simpang
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
Alahan Mati.
lebih
mudah
kontrol. Ini dapat dilihat dari proses pembelajaran di kelas eksperimen lebih aktif bertanya dalam belajar. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa
matematika
yang
pembelajaran
hasil
kooperatif
belajar
menggunakan tipe
Daftar Pustaka Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press Slavin, Rober E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Team
7