UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION KELAS VIIC SMP NEGERI 2 NANGGULAN Oleh: Sri Nuryani
[email protected] Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan segiempat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Nanggulan pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIC SMP Negeri 2 Nanggulan tahun ajaran 2014/2015. Objek penelitian adalah keaktifan dan prestasi belajar matematika dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada materi segiempat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada setiap akhir siklus dilaksanakan tes siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan lapangan, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data baik data kualitatif maupun data kuantitatif dari berbagai sumber yaitu hasil observasi, catatan lapangan, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VIIC SMP Negeri 2 Nanggulan pada pembelajaran matematika materi segiempat. Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus I 58,63% (Kualifikasi Cukup), pada siklus II 77,75% (Kualifikasi Tinggi). Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu pada tes pra tindakan nilai rata-rata kelas sebesar 52,45 (Kualifikasi Cukup) dengan persentase ketuntasan belajar 6,45% (Kualifikasi Rendah), pada tes siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 72,90 (Kualifikasi Cukup) dengan persentase ketuntasan belajar 77,42% (Kualifikasi Tinggi), dan pada tes siklus II nilai rata-rata kelas 81,94 (Kualifikasi Tinggi) dengan persentase ketuntasan belajar 80,6% (Kualifikasi Tinggi). Kata kunci:
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization, keaktifan, prestasi belajar matematika
simpulkan bahwa keaktifan dan prestasi
PENDAHULUAN Berdasarkan
hasil
observasi
proses
pembelajaran
matematika,
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
belajar siswa SMP Negeri 2 Nanggulan kelas VIIC masih rendah. Berdasarkan
uraian
di
atas
metode ceramah. Berdasarkan hasil
rumusan masalah yang diajukan dalam
pengamatan di kelas terlihat keaktifan
penelitian tindakan kelas ini adalah:
siswa di kelas VIIC SMP Negeri 2
Bagaimanakah
Nanggulan
Keaktifan
masih
rendah.
Hal
ini
Upaya
dan
Meningkatkan
Prestasi
ditunjukkan pada saat guru memberikan
Matematika Siswa
kesempatan
Pembelajaran Kooperatif
bertanya
atau
Belajar
dengan Model tipe Team
mengemukakan pendapat, siswa hanya
Assisted Individualization Kelas VIIC
diam dan tidak ada yang berani bertanya
SMP Negeri 2 Nanggulan ?.
maupun
mengemukakan
pendapat.
Penelitian ini diharapkan dapat
Mereka lebih banyak mendengarkan
memberikan
penjelasan guru dan mencatat materi
teoritis maupun manfaat praktis.
yang diajarkan. saat dijelaskan siswa
KAJIAN TEORI
terlihat
diam
memperhatikan
mendengarkan seolah
mereka
dan bisa
Menurut
adalah
mereka
dirancang
tersebut
soal
ternyata
mengalami
siswa
manfaat
Gagne
dalam
serangkaian
kegiatan
untuk
yang
memungkinkan
Hal
terjadinya proses belajar pada siswa.
tersebut tampak dari lembar jawaban
Pembelajaran mengacu pada segala
siswa yang kosong, jawaban singkat
kegiatan yang berpengaruh langsung
tetapi
terhadap
salah,
kesulitan.
baik
Fathurrohman (2012:9) Pembelajaran
memahami dan mengerti. Namun ketika diberi
manfaat
atau
penyelesaian
namun
Berdasarkan
nilai
Semester
gasal
ada
langkah
proses
belajar
benar.
pembelajaran
menghasilkan
Ulangan
Akhir
belajar. Belajar merupakan konsep yang
pelajaran
tidak dapat dihilangkan dalam proses
2014/2015 dari 31 siswa nilai rata-rata
belajar
(pembelajaran).
kelas
menunjuk
kepada
VIIC
adalah
dan
belum
tahun
harus
siswa
52,45
dengan
apa
Belajar yang
harus
persentase ketuntasan belajar 6,45%,
dilakukan seseorang sebagai subyek
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal
yang
(
didik).
KKM
)
untuk
mata
pelajaran
matematika adalah 75. Dari pemaparan permasalahan tersebut, dapat penulis
menerima
Menurut
pelajaran
Hamzah
(sasaran
(2009:129)
matematika adalah sebagai suatu bidang
ilmu
yang
merupakan
alat
pikir,
(dari yang telah dilakukan, dikerjakan,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan
dsb). Prestasi belajar pada umumnya
berbagai persoalan praktis, yang unsur-
berkenaan dengan aspek pengetahuan,
unsurnya logika dan intuisi, analisis dan
sedangkan hasil belajar meliputi aspek
konstruksi,
pembentukan
generalitas,
dan
watak
peserta
didik
individualitas, serta mempunyai cabang-
(Zaenal Arifin, 2013:12-13). Menurut
cabang antara lain aritmatika, aljabar,
Burton yang dikutip Moh. Moh.Uzer
geometri, dan analisis.
Usman (2013:5). “learning is a change
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu
menampakkan
in the individual due to instruction of
keaktifan.
that individual and his inviroment, wich
ragam
fells a need and makes him more
bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik
capable of dealing adequately with his
yang mudah kita amati sampai kegiatan
environment”.
Keaktifan
itu
beraneka
psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa
berupa
menulis,
membaca,
berlatih
sebagainya. misalnya
mendengar,
keterampilan
Contoh
kegiatan
menggunakan
pengetahuan
yang
Suprijono
mengatakan
bahwa
(2014:
54)
pembelajaran
dan
kooperatif adalah konsep yang lebih luas
psikis
meliputi semua jenis kerja kelompok
khasanah
dimiliki
Agus
dalam
termasuk
bentuk-bentuk
yang
lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
memecahkan masalah yang dihadapi,
guru.
membandingkan satu konsep dengan
kooperatif dianggap lebih diarahkan
yang
hasil
oleh guru, dimana guru menetapkan
percobaan, dan kegiatan psikis yang
tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
lainya (Dimyati, 2013: 45).
menyediakan
lain,
menyimpulkan
Menurut Sriyono (1992: 75) pada waktu
mengajar
mengusahakan jasmani
guru
harus
siswanya aktif,
maupun
rohani.
baik
a)
Keaktifan
informasi
umum
yang
pembelajaran
bahan-bahan
dan
dirancang
untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Keaktifan
jasmani maupun rohani itu antara lain meliputi:
Secara
indera
b)Keaktifan akal c) Keaktifan ingatan c) Keaktifan emosi. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tahap
Tingkah Laku Guru Tahap 1: Present Menjelaskan gools and set tujuan Menyampaikan pembelajaran dan tujuan dan mempersiapakan
Tahap
Tingkah Laku Guru siswa siap belajar
mempersiapkan siswa Tahap 2:Present Information Menyajikan informasi Tahap 3:Organize Student into learning teams Mengorganisasikan siswa ke dalam tim-tim belajar
Menurut Robert Slavin ( Miftahul 2013:
Indivialization program
ruang
kelas,
seperti
pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran
Mempersentasikan informasi kepada siswa secara verbal memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Tahap 4:Assist Membantu tim-tim team work and belajar selama study siswa Membantu kerja mengerjakan tim dan belajar tugasnya Tahap 5: Test on Menguji the material pengetahuan siswa Mengevaluasi mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokkelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap 6: Provide Mempersiapkan recognition cara untuk Memberikan mengakui usaha pengakuan atau dan prestasi penghargaan individu ataupun kelompo Sumber: (Agus Suprijono, 2014: 65)
Huda,
praktik-praktik
200)
Team
Assisted
merupakan
sebuah
pedagogik
yang
berusaha
terprogram, dan pengajaran berbasis komputer. Ada beberapa manfaat Team Assisted
Indivialization
yang
memungkinkannya memenuhi kriteria pembelajaran efektif diantaranya adalah: 1) meminimalisasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan pengelolaan rutin; 2) melibatkan
guru
untuk
kelompok-kelompok
mengajar
kecil
yang
heterogen; 3) memudahkan siswa untuk melaksanakannya
karena
teknik
operasional yang cukup sederhana; 4) memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, tanpa jalan pintas; 5) memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif di antara mereka. Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk
mengadaptasi
pembelajaran
terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa (Aris Shoimin, 2014: 200).
Langkah-langkah
pembelajaran
kooperatif
dalam tipe
TAI
mengadaptasikan pembelajaran dengan
diantaranya memiliki 8 tahapan dalam
perbedaan individual secara akademik.
pelaksanaan (Aris Shoimin, 2014: 200-
Pengembangan
202),
Indivialization
Team dapat
Assisted mendukung
yaitu:
a)
Placement
Test;
b)Teams; c) Teaching Group; d)Student
Creative e)Team Study; f) Fact Test;
responsibility) terhadap teman lain
g)Team Score and Team Recognition;
dalam proses belajarnya.
h)Whole Class Unit.
k. Mereka dapat belajar menghargai
Pembelajaran tipe Team Assisted
(learn to appreciate) perbedaan
Individualization ini memiliki beberapa
etnik (ethnicity), perbedaan tingkat
kelebihan, diantaranya. (Aris Shoimin,
kemampuan (performance level),
2014: 202).
dan cacat fisik (disability).
a. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah. b. Siswa
yang
pandai
Jenis
adalah
Kelas
(PTK).
dirancang
untuk
mengembangkan kemampuan dan
Penelitian
keterampilannya.
meningkatkan keaktifan dan prestasi
dalam
menyelesaikan
permasalahannya.
belajar
Tindakan ini
siswa
pembelajaran
melalui
kooperatif
tipe
model Team
Assisted Individualization. Penelitian ini
d. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni di ajaran tahun
e. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
2014/2015. Desain
penelitian yang dipilih dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, tindakan,
Menghilangkan
perasaan
“terisolasi” dan panic.
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan
g. Menggantikan bentuk persaingan
dihentikan
dalam
2
apabila
siklus. sudah
Siklus ada
(competition) dengan saling kerja
peningkatan keaktifan belajar prestasi
sama (cooperation).
belajar matematika siswa. Instrumen
h. Melibatkan siswa untuk aktif dalam
j.
ini
Penelitian
kelompok
i.
penelitian
dapat
c. Adanya tanggung jawab dalam
f.
METODE PENELITIAN
yang digunakan antara lain: lembar
proses belajar.
observasi, tes, catatan lapangan, dan
Mereka dapat berdiskusi (discuss),
dokumentasi. Teknik pengumpulan data
berdebat
atau
menggunakan observasi, tes, catatan
menyampaikan gagasan, konsep,
lapangan, dan dokumentasi. Teknik
dan keahlian sampai benar-benar
analisis data yang digunakan dalam
memahaminya.
penelitian ini adalah dengan menelaah
Mereka memiliki rasa peduli (care),
seluruh data yang tersedia dari berbagai
rasa
sumber yaitu dari observasi, tes prestasi
(debate),
tanggung
jawab
(take
belajar,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan
87,5% ( Kualifikasi Tinggi) meningkat
yaitu
menjadi 94% (Kualifikasi Tinggi) pada
dengan
observasi,
menganalisis
analisis
data
lembar
tes,
dan
siklus
II.
Dengan
demikian
penarikan kesimpulan.
terlaksananya tindakan sesuai tahap-
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahap pembelajaran matematika dengan
Berdasarkan
hasil
Penelitian
model pembelajaran kooperatif tipe
Tindakan Kelas yang dilaksanakan di
Team Assisted Individualization telah
kelas VIIC SMP Negeri 2 Nanggulan
mencapai indikator keberhasilan.
yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan
dan
matematika
prestasi
siswa
pembelajaran Assisted
melalui
kooperatif
tipe
Berdasarkan
belajar
hasil
belajar
observasi
model
persentase peningkatan keaktifan belajar
Team
matematika siswa untuk tiap aspeknya
telah
sebagai berikut. Aspek keaktifan indra
Individualization
keaktifan
analisis
mengalami peningkatan. Hal ini dapat
mengalami
dilihat dengan membandingkan hasil
siklus I 62% (Kualifikasi Cukup), dan
analisis
observasi
pada siklus II meningkat menjadi 79%
keterlaksanaan pembelajaran, observasi
(Kualifikasi Tinggi). Aspek Keaktifan
keaktifan, dan hasil tes, pada siklus I dan
akal mengalami peningkatan sebesar
siklus II dan triangulasi data pada
25%. Pada siklus I 56% (Kualifikasi
lembar observasi, catatan lapangan,
Cukup), dan pada siklus II meningkat
wawancara guru, wawancara siswa.
menjadi
data
pada
peningkatan
17%.
siswa
Pada
81% (Kualifikasi Tinggi).
Berdasarkan observasi kegiatan
Aspek keaktifan ingatan meningkat
pembelajaran mengalami peningkatan
15%, pada siklus I 59% (kualifikasi
pada
siklus
Guru
sudah
cukup) dan pada siklus II meningkat
pembelajaran
sesuai
menjadi 74% (kualifikasi cukup). Aspek
dengan langkah-langkah dalam model
keaktifan emosi meningkat 18%, pada
pembelajaran
Team
siklus I 59% (Kualifikasi Cukup), dan
Assisted Individualization dengan lebih
pada siklus II meningkat menjadi 77%
baik
siklus
(Kualifikasi Tinggi).. Adapun rata-rata
sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis
persentase keaktifan belajar siswa pada
observasi keterlaksanaan pembelajaran,
siklus I adalah 58,63% dan siklus II
diketahui
meningkat menjadi 77,75%.
melaksanakan
II.
kooperatif
dibanding
bahwa
tipe
dengan
hasil
observasi
keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan 6,5%, pada siklus I adalah
Berdasarkan hasil analisis tes prestasi
belajar
matematika
menunjukkan angka peningkatan. Dapat
dan keahlian sampai benar-benar
diketahui bahwa peningkatan rata-rata
memahaminya
nilai tes hasil belajar matematika siswa
Penelitian
sudah
Erlinda
Novia
secara klasikal pada siklus I meningkat
dilaksanakan
sebesar 20,45 dari tahap prasiklus,
Candrasari menunjukkan bahwa model
sedangkan pada siklus II rata-rata nilai
pembelajaran
tes hasil belajar matematika siswa secara
Individualization dapat meningkatkan
klasikal mengalami peningkatan sebesar
keaktifan siswa dalam pembelajaran
9,04 dari siklus I. Pada tes prasiklus
matematika. Dengan berdasarkan hasil
rata-rata
pembahasan dalam penelitian dapat
nilai
tes
hasil
belajar
oleh
yang
Team
Assisted
matematika siswa secara klasikal adalah
disimpulkan
bahwa
52,45 (Kualifikasi Kurang), sedangkan
matematika
menggunakan
pada
pembelajaran
kooperatif
tes
siklus
I
sebesar
72,90
pembelajaran model
tipe
Team
(Kualifikasi Cukup), dan pada siklus II
Assisted Individualization telah mampu
sebesar 81,94 (Kualifikasi Tinggi). Dari
meningkatkan keaktifan dan prestasi
segi
belajar matematika siswa kelas VIIC
persentase
pada
tes
prasiklus
persentase ketuntasan prestasi belajar
SMP Negeri 2 Nanggulan.
klasikal
KESIMPULAN
sebesar 6,45%
(Kualifikasi
Rendah) sedangkan pada tes siklus I
Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 77,42% (Kualifikasi Tinggi) dan
pembahasan dari Penelitian Tindakan
pada
Kelas (PTK) pada siswa kelas VIIC
siklus
II
sebesar
80,65%
(Kualifikasi Tinggi).
SMP
Negeri
2
Nanggulan
Menurut pendapat Aris Shoimin
disimpulkan
bahwa
(2014:202) beberapa kelebihan dari
matematika
menggunakan
model pembelajaran
pembelajaran
kooperatif
kooperatif tipe
pembelajaran
Assisted
Individualization
lain:
terlaksana
sesuai
dalam menyelesaikan masalah b. Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar c. Mereka dapat berdiskusi, berdebat, menyampaikan gagasan, konsep,
model
tipe
Team Assisted Individualization antara
a. Siswa yang lemah dapat terbant
dapat
Team telah
dengan
langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization Berdasarkan
hasil
penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
proses
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization dapat
ketuntasan 6,45% (Kualifkasi Rendah) .
meningkatkan keaktifan belajar dan
Pada tes siklus I nilai rata-rata kelas
prestasi matematika siswa. Berdasarkan
sebesar
analisis
hasil
72,90
(Kualifikasi
Cukup)
observasi
Persentase
dengan persentase ketuntasan belajar
keaktifan
belajar
77,42% (Kualifikasi Tinggi). Pada siklus
matematika siswa untuk tiap aspeknya
II rata-rata nilai kelas sebesar 81,94
sebagai berikut. Pada aspek keaktifan
(Kualifikasi Tinggi) dengan persentase
indra pada siklus I 62% (Kualifikasi
ketuntasan 80,6% (Kualifikasi Tinggi).
Cukup),
Saran
peningkatan
dan pada
siklus
II 79%
(Kualifikasi Tinggi). Aspek Keaktifan
Berdasarkan hasil penelitian dan
akal pada siklus I 56% (Kualifikasi
pembahasan,
Cukup),dan
menyarankan:
pada
siklus
II
81%
(Kualifikasi Tinggi). Aspek keaktifan ingatan pada siklus I 59% (kualifikasi cukup),
dan
pada
siklus
II
74%
maka
peneliti
1. Bagi Guru matematika a. Disarankan
untuk
menggunakan
model
(kualifikasi cukup). Aspek keaktifan
pembelajaran kooperatif tipe
emosi pada sikus I 59% (Kualifikasi
Team
Cukup),
Individualization
karena
(Kualifikasi Tinggi). Rata-rata keaktifan
meninjau
keaktifan
belajar
siklus I mencapai 58,63% (Kualifikasi
siswa
sehingga
akan
Cukup) dan pada siklus II mencapai
berdampak
positif
terhadap
77,75% (Kualifikasi Tinggi).
prestasi
dan pada
Prestasi
siklus
belajar
mengalami
II 77%
siswa
peningkatan.
menggunakan kooperatif
model tipe
juga Dalam
pembelajaran
Team
Assisted
Assisted
belajar
matematika
siswa. b. Menggunakan strategi/model/metode pembelajaran yang berpusat
Individualization dapat meningkatkan
pada
prestasi
dengan
memungkinkan siswa untuk
penggunaan teaching group, team study,
terlibat aktif dalam kegiatan
fact test, whole class unit. Didasarkan
pembelajaran matematika.
pada
belajar
nilai
tes
siswa
prestasi
belajar
matematika pada yaitu pada tes prasiklus nilai
rata-rata
kelas
sebesar
52,45
(Kualifikasi Cukup) dengan persentase
siswa
yang
2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Mengembangkan menerapkan
dan model
pembelajaran kooperatif Team
Assisted Individualization pada materi lain. b. Melakukan penelitian lebih lanjut sebagai
pengembangan
dari
penelitian ini REFERENSI
Agus
Ali
Aris
Suprijono,2014.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar Hamzah.2014.Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.Jakarta: RajaGrafindo Persada Shoimin.2014.68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Dimyati,Mudjiono.2013. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta
Miftahul Huda.2013.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Belajar Moh.Uzer Usman.2013. Menjadi Guru profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini.2012.Belajar Dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional.Yogyakarta: Teras Sriyono.1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA.Jakarta: Rineka Cipta