PERAWATAN METODE KANGGURU TERHADAP KECEMASAN IBU DAN STATUS BANGUN-TIDUR PADA BBLR DI RUMAH SAKIT DI SURABAYA Qori’ Ila Saidah, Keilmuan Keperawatan Anak, STIKES Hang Tuah Surabaya, Kompleks RSAL dr. Ramelan, Jl. Gadung No.1. Surabaya
No. Naskah: -ANAK-X-2011 Jumlah Kata: ± 2.514 kata Abstrak Kondisi klinis dan perawatan di NICU pada Bayi Berat Lahir Rendah mempengaruhi status bangun-tidurnya dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh perawatan metode kangguru terhadap kecemasan ibu dan status bangun-tidur BBLR. Rancangan penelitian one group pretest posttest design dengan sampel 16 ibu dan BBLR di RSAL dan RSI Surabaya secara consecutive sampling. Kecemasan ibu diukur dengan PSS: NICU dan status bangun tidur dengan modifikasi skala Brazelton oleh Priya. Analisa statistik dengan Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai p= 0,000 dan hasil uji Friedman nilai p= 0,000. PMK mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan kecemasan ibu dan status bangun-tidur BBLR. Kata kunci: perawatan metode kangguru, kecemasan ibu dan status bangun-tidur BBLR. Abstract Clinical condition and treatment in NICU might effect on sleep-wake state of Low Birth Weight baby and result on maternal anxiety. The aim of this study was to identifiy the effect of kangaroo mother care on maternal anxiety and sleep-wake state of LBW baby. This study use one group pretest-posttest design with 16 samples in Surabaya. PSS:NICU and sleepwake state scale from Priya were used. The Wilcoxon sign rank test shows p value = 0,000 and the Friedman test shows p value = 0,000. There were significan effect of KMC on maternal anxiety and sleep wake state of LBW baby. Key word : kangaroo mother care, maternal anxiety, sleep-wake state, low birth weight baby
LATAR BELAKANG Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan permasalahan
yang sering
Demografi
dan
Kesehatan
Indonesia
(SDKI) 2002-2003 presentase BBLR di
dihadapi pada perawatan bayi baru lahir.
Indonesia
Sekitar sepertiga dari jumlah BBLR ini
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset
meninggal sebelum stabil atau dalam 12
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
jam pertama kehidupan bayi. BBLR
dari
memerlukan
intensif
penimbangan berat badannya waktu lahir,
sampai berhasil mencapai kondisi stabil
11,5% lahir dengan berat badan <2500
(Blackwell,
gram atau BBLR. Jika dilihat dari jenis
perawatan
2006).
yang
Hasil
Survey
jumlah
menunjukkan
bayi
yang
7,6%.
diketahui
kelamin, presentase BBLR lebih tinggi
dengan stimulus yang berulang. Bayi
pada bayi perempuan dibandingkan laki-
mudah
laki yaitu masing-masing 13% dan 10%
kewalahan terhadap stimulus yang didapat,
(Depkes RI, 2009).
sehingga sering terlihat kacau, mengalami
Bayi prematur mempunyai fungsi neurologis
yang
mempunyai
immatur.
permasalahan
status
kelelahan
dan
henti nafas atau sering menangis. Reaksi
Bayi
ini
ini menghalangi kemampuan bayi untuk
dalam
hal
memfokuskan diri terhadap isyarat dari
kemampuan pengaturan, integrasi dan koordinasi
mengalami
bangun
tidurnya.
lingkungan (Brazelton & Nugent, 1995). Kesulitan
adaptasi
dengan
Kesulitan yang dialami mencakup jumlah
lingkungan tampak pada status bangun
waktu tidur tenang (quiet sleep), tidur aktif
tidur bayi. Menurut Brazelton dan Nugent
dan jumlah fase transisi yang tenang. Hal
(1995), status bangun tidur bayi terlihat
ini terkait dengan fungsi dan kematangan
dari tingkat aktifitas tubuh, pembukaan
neurologis. Pencapaian status bangun-tidur
dan penutupan mata, keteraturan nafas,
yang stabil dan transisi antara tiap fasenya
reaksi vokal dan respon terhadap stimulus
merupakan tugas perkembangan utama
eksternal. Hal ini ditunjukkan dengan
bayi
pertama
status bangun tidur yang tampak, yang
dalam
terdiri dari status tidur tenang (quiet sleep)
pada
kehidupan
minggu-minggu (Als.
1982,
1986
Blackburn, Foreman & Thomas, 2008). Status bangun-tidur bayi merupakan bahasa
bayi
yang
tidur bayi dikategorikan dengan adanya
untuk
peningkatan status tidur tenang, penurunan
kebutuhan
internal
status tidur aktif, peningkatan status
terhadap
kondisi
terjaga, transisi antara status bangun-tidur
bukan
yang tenang dan peningkatan kemampuan
merupakan individu yang bersifat pasif
bayi untuk mempertahankan periode tidur
terhadap
Bayi
seiring dengan peningkatan usia. Pada bayi
mampu menangani stimulus lingkungan
prematur terjadi status yang tidak sama,
dengan merubah status bangun-tidurnya.
bayi ini mengalami status tidur yang tidak
Bayi yang mempunyai ambang kontrol
jelas. Adanya status ini menunjukkan
yang rendah terhadap stimulus lingkungan
fungsi neurologik yang immatur. Bayi
akan
stimulus
terlihat mempunyai siklus tidur yang
resiko
kurang, periode tidur yang lebih pendek,
tinggi terlihat mempunyai ambang yang
status tidur yang tidak jelas dan periode
mengekspresikan sebagai
respon
lingkungan
digunakan
dan tidur aktif. Perkembangan dalam status
eksternal.
stimulus
sulit
lingkungan.
Bayi
lingkungan.
mentoleransi Bayi-bayi
dengan
rendah dan tidak mampu beradaptasi
tidur tenang yang lebih singkat (Foreman, Thomas & Blackburn, 2008).
Menurut Ohgi, et al. (2002) isolasi dan perpisahan dengan orang tua akan
Status bangun-tidur tenang sangat
mengurangi kesempatan interaksi antara
tergantung dari berat badan bayi (Ingersol
orang tua dengan bayinya dan bisa
dan
menimbulkan stress pada interaksi antara
Thoman,
1999
dalam
Foreman,
Thomas & Blackburn, 2008). BBLR
ibu
mengalami status tidur tenang yang lebih
mempengaruhi perkembangan hubungan
sedikit, hal ini akan sangat berpengaruh
orang
terhadap perkembangan bayi. Peningkatan
menghambat perkembangan bayi. Bayi
berat
sangat
dengan BBLR memerlukan lingkungan
tidur
yang bisa membantu mengejar tumbuh
difikirkan
dalam
kembangnya. Interaksi dengan orang tua
pelayanan
agar
merupakan faktor terpenting. Orang tua
perkembangan bayi menjadi lebih optimal.
memainkan peranan paling dominan dalam
Hal ini akan membantu pematangan fungsi
kehidupan bayi, terlebih karena perawatan
neurologis bayi. Mengingat permasalahan
di rumah sakit hanya bersifat sementara.
pada
badan
diperlukan. tenang
yang
signifikan
Peningkatan perlu
pengembangan
BBLR
difikirkan
jumlah
dengan
tua
bayinya.
dengan
Hal
bayi
ini
akan
dan
bisa
sangat
kompleks,
perlu
Interaksi yang dekat antara anak dengan
pemberian
pelayanan
yang
orang tuanya harus dimulai sejak dini, oleh
memfasilitasi
interaksi
bayi
dengan
karenanya
perawatan
perlu
keluarganya. Kedekatan bayi dengan orang
mengembangkan berbagai inovasi untuk
tuanya
meningkatkan kedekatan bayi
dapat
membantu
peningkatan
tumbuh kembang bayi. Masalah
dengan
orang tuanya.
kesehatan
pada
bayi,
Perawatan
bayi
dengan
metode
keluarga akan juga terpengaruh terkait
kangguru (PMK) merupakan salah satu
dengan kondisi bayi dan peran keluarga.
metode
Bayi
memberikan keuntungan baik bagi bayi
dengan
memerlukan sampai
bayi
BBLR
perawatan stabil
sering yang
dan
siap
kali
intensif untuk
perawatan
maupun
ibunya.
noninvasif
PMK
yang
memfasilitasi
interaksi yang dekat antara bayi dengan
mendapatkan perawatan dirumah. Bayi-
orang
bayi ini secara umum berada di ruangan
Whilhelm (2005) didapatkan bahwa PMK
khusus
mempunyai
yang
terpisah
dengan
ruang
tuanya.
Menurut
efek
penelitian
signifikan
pada
perawatan ibunya. Perpisahan ini bisa
temperatur
payudara ibu, namun PMK
menyebabkan kecemasan pada ibu tentang
secara statistik tidak menunjukkan efek
kondisi anaknya.
signifikan
dalam
mempengaruhi
penurunan kadar kortisol atau hormon
Instrumen pengukur status bangun-tidur
stress ibu. Sedangkan menurut Shiau
bayi yang digunakan adalah menilai status
(2005), PMK mempunyai efek yang
bangun-tidur bayi yang dikembangkan
signifikan dalam menurunkan kecemasan.
oleh Priya (2004). Pada instrumen ini
Di Indonesia, penelitian tentang pengaruh
status bangun-tidur bayi akan diberikan
PMK
dan
skor, mulai dari status bangun-tidur tenang
prematur
(skor 6), tidur aktif (skor 5), mengantuk
masih terbatas sehingga masih diperlukan
(skor 4), terjaga tenang (skor 3), terjaga
penelitian yang lebih mendalam.
aktif (skor 2) dan menangis (skor 1).
terhadap
perkembangan
kecemasan prilaku
ibu
bayi
Pengukuran kecemasan ibu pada penelitian ini menggunakan instrumen
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan
dalam
ini
Parental
Stressor
menggunakan Quasi-Experimental Design
Intensive
Care
dengan one group pretest posttest design.
PSS:NICU
Namun khusus untuk pengukuran status
mengukur persepsi orang tua terhadap
bangun-tidur bayi dilakukan dengan single
stressor yang meningkat yang berasal dari
subject
repeated
lingkungan fisik dan psikis di NICU.
measurement. Sampel pada penelitian ini
PSS:NICU terdiri dari 34 pernyataan
sebanyak 16 responden yang diambil
tentang pengalaman atau situasi yang bisa
dengan consecutive sampling. Kriteria
terjadi terkait lingkungan NICU dan bayi.
BBLR yang menjadi responden adalah
Pengalaman
bayi prematur dengan BB<2500, usia
dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi, yaitu
gestasi 31-36 minggu, telah stabil dan
pemandangan dan suara di ruang NICU,
tidak
kondisi klinis dan prilaku bayi, serta
design
mengalami
Sedangkan
penelitian
dengan
kelainan
kriteria
ibu
congenital. adalah
Scale: Unit
Neonatal
(PSS:NICU).
dikembangkan
atau
untuk
situasi
ini
bisa
hubungan orang tua dengan bayinya dan
membaca dan menulis, tidak sedang sakit
peran orang tua. Penilaian hasil akhir
selain nifas dan badan ibu dalam keadaan
kecemasan dari skor dilakukan dengan
bersih.
menggunakan
Alat pengumpul data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner data demografi, bangun-tidur kecemasan.
lembar bayi Data
observasi dan demografi
metrik
2.
Metrik
2
merupakan penilaian tingkat stress secara keseluruhan.
status
Validitas dan reliabilitas dilakukan
kuesioner
dengan uji Kappa dan back translation. Uji
pasien
dituliskan dalam kuesioner data demografi.
Kappa
dilakukan
untuk
menyamakan
persepsi antara peneliti dengan asisten
peneliti terhadap hasil pengamatan status
SLTA.
bangun-tidur BBLR. Hasil uji kappa
primipara sama dengan multipara, yaitu
didapatkan
tidak
masing-masing sebanyak 8 responden.
terdapat perbedaan persepsi antara peneliti
Sebagian besar responden melahirkan
dan asisten peneliti. Sedangkan back
secara SC dan belum pernah mempunyai
translation
PSS:
pengalaman
NICU. Hasil back translation PSS: NICU
sebelumnya.
0,848
yang
dilakukan
berarti
terhadap
Jumlah
menunjukkan tidak terdapat perbedaan
responden
dengan
melahirkan
BBLR
Tabel 1.
bermakna dengan naskah aslinya sehingga
Distribusi frekuensi responden ibu
cukup valid. Namun, hasil back translation
berdasarkan
tidak diujicobakan terlebih dahulu. Peneliti
paritas, jenis persalinan dan pengalaman
menggunakan nilai reliabilitas yang telah
sebelumnya di RSI dan RSAL dr. Ramelan
diujikan sebelumnya oleh pengarang PSS:
Sureabaya bulan Mei-Juni 2010 (n=16)
NICU.
karakteristik
95% CI
Variabel
Mean
SD
1
Usia Ibu
26,88
3,26
Variabel
Frekuensi (f)
Prosentase (%)
hari pertama sebelum PMK dan hari ketiga setelah PMK. Pelaksanaan PMK dilakukan
MinimalMaksimal
No
Pelaksanaan PMK selama 3 hari. Pengukuran kecemasan ibu dilakukan pada
pendidikan,
2
21-32
25,14-
Pendidikan
selama 2 jam setiap harinya. Pengukuran
SLTP
1
6,30%
status bangun tidur dilakukan pada menit
SLTA
11
68,80%
PT
4
25%
Primi
8
50%
Multi
8
50%
5
31,30%
11
68,80%
ke 0, ke 60 dan ke 120 dari pelaksanaan PMK
dengan
menggunakan
3
lembar
observasi. 4
Paritas
Jenis Persalinan
HASIL PENELITIAN
SC Spontan
Penelitian dilaksanakan di ruang neonatologi RSAL dr. Ramelan dan RSI
Normal 5
Pengalaman
Surabaya. Pengambilan data dilakukan
sebelumnya
pada bulan Mei-Juni 2010.
Pernah
3
18,80%
A.
Tidakpernah
13
81,30%
Karakteristik Responden Karakteristik responden ibu pada
penelitian digambarkan dalam tabel 1. Rata-rata usia responden 26,88 tahun. Sebagian besar responden berpendidikan
28,61
B.
Pengaruh
PMK
Terhadap
Kecemasan Ibu Distribusi
nilai p=0,000 yang berarti secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara
pasien
berdasarkan
tingkat kecemasan sebelum dan setelah
kecemasan sebelum dan setelah PMK
PMK.
didapatkan bahwa sebelum PMK sebagian
C.
Pengaruh
PMK
terhadap
Status
besar ibu mempunyai kecemasan sedang
Bangun-Tidur
dengan
(62,5%).
Status tidur bayi pada hari pertama
mempunyai
menunjukkan variasi yang beragam. Pada
kecemasan berat sebanyak 4 orang (25%)
menit ke 0 hari pertama sebagian besar
dan ibu yang mempunyai kecemasan
berada pada status tidur aktif sebanyak 9
ringan 2 orang (12,5%). Setelah dilakukan
bayi (56,25%). Sedangkan bayi dengan
PMK
mempunyai
status tidur tenang dan status mengantuk
kecemasan ringan sebanyak 12 orang
hanya 2 bayi (12,5%), sedangkan yang
(75%). Sedangkan ibu yang mempunyai
lainnya bervariasi antara status menangis,
tingkat kecemasan sedang sebanyak 4
terjaga aktif dan terjaga tenang yaitu
orang
masing-masing sebanyak 1 orang (6,25%).
jumlah
Sedangkan
10
ibu
jumlah
(25%)
orang
yang
ibu
dan
yang
tidak
ada
yang
mempunyai kecemasan berat.
Pada menit ke 60, bayi yang mengalami
Tabel 2.
status tidur tenang sebanyak 10 bayi
Distribusi frekuensi kecemasan ibu
(62,5%). Bayi yang mengalami status tidur
sebelum dan setelah PMK di RSI dan
aktif 4 bayi,(25%) dan terdapat masing-
RSAL dr. Ramelan Surabaya Bulan Mei-
masing 1 bayi (6,25%) dengan status
Juni 2010 (n=16)
terjaga tenang dan mengantuk. Pada menit
Kecemasan
Pretest
ke 120 terdapat 13 bayi (81,25%) bayi
Posttest
yang mengalami status tidur tenang dan Cemas ringan
2
12,5%
12
75%
Cemas sedang
10
62,5%
4
25%
Cemas Berat
4
25,0%
Total
16
100%
16
100%
lainnya yaitu 3 bayi (18,75%) mengalami status tidur aktif. Status tidur bayi pada hari ke 2 menit ke 0 masih didominasi oleh status
Karakteristik
Ibu
sebe;um
PMK
tidur aktif. Jumlah responden pada status
menunjukkan tingkat kecemasan sedang.
aktif di menit ke 0 sebanyak 12 bayi
Setelah dilakukan PMK terjadi penurunan,
(75%). Responden dengan status tidur
sebagian besar ibu menjadi ringan tingkat
mengantuk sebanyak 3 bayi (18,75%).
kecemasannya.
uji
Responden dengan status terjaga aktif 1
dengan Wilcoxon sign rank test didapatkan
bayi (6,25%). Tidak ada responden yang
Setelah
dilakukan
mempunyai status tidur tenang, terjaga
status
bangun-tidur
pada
tiap
menit
tenang maupun menangis. Pada menit ke
penukuran yang digambarkan pada tabel 4.
60 terdapat 7 bayi (43,75%) bayi dengan status tidur aktif dan 9 bayi (56,25%) bayi dengan status tidur tenang. Pada menit ke 120 terdapat 13 bayi (81,25%) dengan status tidur tenang dan lainnya 1 bayi
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden bayi menurut berat badan dan jenis kelamin bayi di RSI dan RSAL dr. Ramelan Surabaya bulan Mei-Juni 2010 (n=16) N0
Variabel
Mean
SD
34,06
1,61
Min.Maks.
(6,25%) mempunyai status tidur aktif. Pada hari ke 3 menit ke 0 sebagain
Usia
1
Gestasi
31-36
besar bayi mengalami status tidur aktif sebanyak 7 bayi (43,75%). Terdapat 3 bayi
Berat
2
Badan
1722,8
321,8
12882300
Variabel
(18,75%) dengan status terjaga
34,92 1551,28 -
Frekuensi (f)
Prosentase (%)
6
37,5%
10
62,5%
Jenis kelamin
tenang, 2 bayi dengan status mengantuk dan 1 bayi (6,25%) dengan status terjaga
33,20 -
1894,22
(18,75%) dengan status tidur tenang, 3 bayi
95% CI
3
Laki-laki Perempua n
aktif. Pada menit ke 60 terdapat perubahan status tidur bayi. Bayi dengan status tidur
Tabel 4.
tenang sebanyak 14 (87,5%) bayi dan 2 (12,5%)
Distribusi frekuensi status banguntidur BBLR di RSI dan RSAL dr. Ramelan Surabaya bulan Mei-Juni 2010 (n=16)
bayi mempunyai status tidur
aktif. Pada menit ke 120, jumlah bayi dengan status tidur tenang sebanyak 15 bayi dan bayi dengan status tidur aktif
p value (95% CI)
hanya 1 bayi (6,25%). Hasil uji Friedman menunjukkan
Hari I Menit 0 -
Menit 60 -
Menit 0 - Menit
Menit 60
Menit 120
120
0,005
0,234
Asymp. Sig. (2-
nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada hari
tailed)
pertama, kedua maupun hari ketiga..
p value (95% CI)
0,002
Hari II
Interval kepercayaan 95% berarti pada
Menit 0 -
Menit 60 -
Menit 0 - Menit
nilai α = 5% dapat disimpulkan terdapat
Menit 60
Menit 120
120
0,001
0,034
perbedaan yang signifikan pada status bangun tidur bayi hari ke 1, 2, 3 pada
Asymp. Sig. (2tailed) p value (95% CI)
0
Hari III
menit ke 0, 60 dan 120. Selanjutnya,
Menit 0 -
Menit 60 -
Menit 0 - Menit
dilakukan post hoc dengan Wilcoxon Sign
Menit 60
Menit 120
120
0,001
0,157
Rank Test untuk mengetahui perbedaan
Asymp. Sig. (2tailed)
0,001
PEMBAHASAN
Kecukupan energi ini disebabkan oleh
Analisis
peneliti,
mempunyai
bayi
pertumbuhan
yang dan
peningkatan aliran darah ke otak yang berdampak
pada
peningkatan
suplai
perkembangan yang optimal akan mampu
oksigen dan nutrisi ke otak. Kondisi ini
mengontrol stimulus yang datang padanya
membantu bayi mencapai status tidur
dengan merubah berbagai status bangun-
tenang yang lebih lama.
tidurnya. Sebagian besar bayi mengalami
Pada observasi menit ke 60 masih
status tidur aktif dimana bayi tidak tidur
banyak dijumpai bayi dengan status tidur
dengan
ini
aktif. Perawatan metode kangguru dapat
pertumbuhan dan perkembangan kurang
membantu bayi untuk mencapai tidur
optimal dibandingkan dengan bayi aterm
tenang. Hal ini terlihat pada menit ke 120
yang mampu menghabiskan sebagian besar
sebagian besar berada pada status tidur
waktunya dengan tidur tenang. Tidur
tenang. Sedangkan pada menit ke 60 bayi
tenang merupakan fase tidur yang mampu
masih mengalami 1 siklus tidur, namun
memberikan fasilitasi pertumbuhan dan
beberapa bayi telah menunjukkan status
perkembangn
nyenyak.
Pada
tahap
yang
optimal.
Oleh
tidur tenang sehingga perbandingan status
berbagai
metode
untuk
bangun-tidur bayi pada menit ke 60
bayi
dengan menit ke 120 menunjukkan hasil
merupakan hal yang penting. Hal ini sesuai
yang tidak signifikan. Meskipun pada
dengan penelitian Shiau (2005) yang
menit ke 60 bayi hanya mencapai 1 siklus
menyatakan bahwa PMK mempengaruhi
tidur, namun beberapa bayi telah mencapai
penurunan hormon stress pada bayi dan
tidur tenang. Perubahan jumlah bayi yang
ibu.
mencapai
karenanya memfasilitasi
fase
Perawatan
tidur
metode
bagi
tidur
tenang tidak
banyak
kangguru
sehingga perbandingan jumlah bayi yang
mempengaruhi status bangun-tidur bayi
mencapai tidur tenang tidak banyak dan
melalui
ketika
perubahan
hormonal
yang
dilakukan
uji
statistic
tidak
menurunkan stress pada bayi. Kedekatan
menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini
antara ibu dengan bayi melalui kontak
sesuai dengan penelitian Browne dan
kulit
yang
Graven (2008) yang mengatakan bahwa
mempengaruhi penurunan hormon stress.
pada 1 siklus tidur beberapa bayi telah
Selanjutnya
mencapai tidur tenang.
menimbulkan
akan
rasa
aman
mempengaruhi
penurunan jumlah konsumsi energi yang sebelumnya digunakan untuk merespon dan
mengontrol
stimulus
lingkungan.
KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN
Karakteristik ibu yang melahirkan BBLR rata-rata berusia 26,88 tahun. Sebagian besar ibu mempunyai pendidikan SLTA.
Paritas
primipara
dan
karakteristik persalinan
ibu
seimbang
multipara.
ibu
dilihat
sebagian
antara
Sedangkan dari
besar
jenis spontan
pervaginam. Sebagian besar ibu tidak mempunyai
pengalaman
Karakteristik BBLR dilihat dari usia gestasi
menunjukkan
rata-rata
34,01
minggu.
Sedangkan
berat-badan
bayi
menunjukkan rata-rata 1722,75 gram. Jenis kelamin bayi pada penelitian ini sebagian besar perempuan. Sebagian besar status bangun-tidur bayi pada menit ke 0 adalah tidur aktif dan pada menit ke 120 sebagian besar adalah tidur tenang. metode
Brazelton, T.B., & Nugent, J.K. (1995). Neonatal behavior assessment scale. (3rd edition). London : The lavenham Press Ltd, Mac Keith Press.
melahirkan
BBLR sebelumnya.
Perawatan
Blackwell, K., & Cattaneo, A. (2006). What is the evidence for kangaroo mother care of the very low birth weight baby?. (http://www.ichrc.org/pdf/kangaro o.pdf diperoleh 27 Januari 2010).
kangguru
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan ibu yang mempunyai BBLR prematur dengan nilai p=0,000. Perawatan metode kangguru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status bangun-tidur BBLR dengan nilai p pada
Browne, J.V., & Graven, S.N. (2008). Sleep and brain development. (http://www.wonderbabiesco.org/U serFiles/File/Graven%20and%20Br owne%20sleep%2008.pdf diperoleh tanggal 20 Februari 2010). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta. (http://www.depkes.go.id/downloa ds/publikasi/profil%20kesehatan% 20Indonesia.pdf. diperoleh 1 Februari 2010). Blackburn, T.S., Foreman, W.S. & Thomas, A.K. (2008). Preterm infant state development, j obstet gynecol neonatal nurs. 2008 ; 37 (6): 657-665. doi:10.1111/j.15526909.2008.00292.x. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/PMC2765199/pdf/nihms80781.pdf/tool=pmcentrez diperoleh tanggal 23 Januari 2010).
uji Friedman sebesar 0,000 baik pada hari pertama, kedua dan hari ketiga.
Ohgi, et al. (2002). Comparison of kangaroo care and standart care : behavioral organization, development, and temperament in healthy, low birth weight infant through 1 year. Journal of Perinatology (2002) 22, 374 – 379 doi:10.1038/sj.jp.7210749 (http://www.nature.com/jp/journal/
v22/n5/pdf/7210749a.pdf. diperoleh tanggal 1 Februari 2010). Priya, J.J. (2004). Kangaroo care for low birth weight babies. Nursing Journal of India, 95, 9. Shiau,
S.H. (2005). Randomized controlled trial of kangaroo care with fullterm infants: Effects on maternal anxiety, breastmilk maturation, breast engorgement, and breastfeeding status. Diakses dari http://neoreviews.aappublications.o rg/cgi/reprint/neoreviews;8/2/e55 tanggal 1 Februari 2010.
Whilhelm, P.A. (2005). The effect of early kangaroo care on breast skin temperature, distress, and breastmilk production in mother of premature infants. (http://www.newbornnetworks.org. uk/southern/PDFs/KangarooCareFi nal.pdf diperoleh tanggal 1 Februari 2010).