PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR
1
TAHUN 2014
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang
: a. bahwa pemerintahan daerah berwenang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional; c. bahwa untuk menjabarkan visi, misi dan program kepala daerah, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; d. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018; Mengingat
:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Nomor 4286);
5.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7.
8.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 18. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 tahun 2007 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007 Nomor 1); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembanggunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 2); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG dan BUPATI SUMEDANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014- 2018. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 2. Kepala Daerah adalah Bupati dan Wakil Bupati Sumedang. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang.
unsur
penyelenggara
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disebut Bappeda
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membantu Kepala Daerah dalam perencanaan pembangunan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan. 7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
9. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 11. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 13. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. 14. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja-SKPD
adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 15. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan. 16. Misi
adalah rumusan umum mengenai dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
upaya-upaya
yang
akan
17. Strategi
adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan. 19. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 20. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun
berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. 21. Indikator
kinerja adalah alat ukur untuk pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif.
menilai
keberhasilan
22. Musyawarah
Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.
23. Pemangku kepentingan atau disebut dengan stakeholders adalah pihak-
pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 (1)
RPJMD diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
(2)
RPJMD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Pasal 3
Tujuan Penyusunan RPJMD adalah tersedianya dokumen RPJMD sebagai: a.
penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih dengan berpedoman kepada RPJPD dan memperhatikan kepada RPJM Nasional dan Provinsi;
b.
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD;
c.
pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); dan
d.
pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
BAB III RUANG LINGKUP RPJMD Pasal 4 RPJMD memuat kebijakan, sasaran, indikator dan target pencapaian kinerja tahunan satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
BAB IV TAHAPAN PENYUSUNAN Pasal 5 RPJMD Tahun 2014-2018 disusun dengan tahapan sebagai berikut: a. persiapan penyusunan RPJMD; b. penyusunan rancangan awal RPJMD; c. penyusunan rancangan RPJMD; d. pelaksanaan musrenbang RPJMD; e. perumusan rancangan akhir RPJMD; dan f.
penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.
BAB V SISTEMATIKA RPJMD Pasal 6 RPJMD Tahun 2014-2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan BAB IV Analisis Isu-isu Strategis BAB V Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah BAB VIII Indikasi Rencana Proram Prioritas disertai Kerangka Pendanaan BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Pasal 7 Isi uraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan daerah ini. Pasal 8 RPJMD dijabarkan lebih lanjut ke dalam RKPD setiap tahun sebagai dasar: a. penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara oleh Kepala Daerah; dan b. penyusunan Rencana Kerja SKPD yang ditetapkan oleh kepala SKPD.
BAB VI PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 9 (1)
Kepala Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi setiap tahun terhadap pelaksanaan RPJMD.
(2)
Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Bappeda.
(3)
Mekanisme pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
(4)
Apabila terjadi kebijakan strategis dari pemerintah pusat yang berdampak terhadap capaian target dan sasaran yang telah ditetapkan, dokumen RPJMD akan dievaluasi dengan tetap menyesuaikan dengan kondisi fiskal daerah. BAB VII KELEMBAGAAN Pasal 10
(1)
Kepala Daerah menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah.
dan
bertanggung
jawab
atas
(2)
Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda dan Kepala SKPD lainnya dengan mempertimbangkan aspirasi berbagai stakeholders daerah.
(3)
Kepala SKPD menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah sebagai penjabaran dari RPJPD dan RPJMD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
BAB VIII MASA TRANSISI Pasal 11 (1)
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, RPJMD tahun 2014–2018 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD pada masa transisi di tahun pertama dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan kepala daerah pada periode berikutnya.
(2)
RPJMD tahun 2014–2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi target pembangunan yang belum tercapai sampai dengan akhir periode RPJMD dan target pembangunan yang akan dicapai pada tahun pertama masa pemerintahan baru.
(3)
RKPD pada masa transisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil pemilihan kepala daerah pada periode berikutnya.
(4)
RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat disesuaikan dengan RPJMD baru.
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 (1)
Dokumen Peraturan Daerah dan atau peraturan lainnya mengenai perencanaan pembangunan daerah sepanjang tidak bertentangan dengan RPJMD masih tetap berlaku sampai dengan diundangkannya Peraturan Daerah ini.
(2)
RKPD yang berdasarkan pada Renstra 2009-2013 setelah di tetapkannya peraturan daerah ini harus dilakukan perubahan dan penyesuaian.
BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 - 2013, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang.
Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 3 Januari 2014 BUPATI SUMEDANG WAKIL, Ttd. ADE IRAWAN Diundangkan di Sumedang pada tanggal 3 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, Ttd. ZAENAL ALIMIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 NOMOR 1
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDAG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 I.
UMUM Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berdurasi waktu tahunan. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Daerah yang bersinergi dengan visi, misi Provinsi Jawa Barat dan Nasional serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi daerah. Secara umum materi RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan program kepala daerah. Adapun aspek pembangunan yang dijabarkan meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan RPJMD ini dilakukan dengan memperhatikan RPJMN Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Barat dan RTRW Kabupaten lainnya. RPJMD digunakan sebagai pedoman penetapan Renstra SKPD dan Penyusunan RKPD serta digunakan sebaga instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 sangat tergantung dari komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Sumedang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat, serta pemangku kepentingan di Kabupaten Sumedang.
II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas.
Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 NOMOR 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya pula dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 telah selesai kami susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Latar belakang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 adalah untuk menjabarkan visi, misi dan kebijakan Kepala Daerah terpilih yang ditawarkan pada saat kampanye dalam bentuk dokumen perencanaan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian tahapan pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025. RPJMD merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk menjawab permasalahan dalam lima tahun ke depan. Dengan demikian, RPJMD merupakan pedoman bagi seluruh komponen baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan secara sinergis. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Sumedang, 3 Januari 2014 BUPATI SUMEDANG WAKIL,
Ttd. ADE IRAWAN
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal - i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................
i
DAFTAR ISI ......................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
I-1
1.1. Latar Belakang ..........................................................
I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan .......................................
I-4
1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ....................................................................
BAB II
BAB III
I-8
1.4. Sistematika Penulisan ..............................................
I - 10
1.5. Maksud dan Tujuan ...................................................
I - 12
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ...........................
II - 1
2.1.
Aspek Geografi dan Demografi .................................
II - 1
2.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...........................
II - 11
2.3.
Aspek Pelayanan Umum .........................................
II - 37
2.4.
Aspek Daya Saing Daerah ........................................
II - 50
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN ...................................
III - 1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ...................................
III - 1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ..........
III - 32
3.3. Kerangka Pendanaan ...............................................
III - 33
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS .......................................
IV - 1
4.1. Permasalahan Pembangunan ..................................
IV - 1
4.2. Isu Strategis .............................................................
IV - 9
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ................................
V-1
5.1. Visi ............................................................................
V-1
5.2. Misi ...........................................................................
V-2
5.3. Tujuan ......................................................................
V-3
5.4. Sasaran ....................................................................
V-4
BAB V
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal - ii
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ............................................................................
VI - 1
6.1. Strategi Umum ..........................................................
VI - 1
6.2. Arah Kebijakan .........................................................
VI - 5
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ............................................................................
VII - 1
7.1. Kebijakan Umum ......................................................
VII - 1
7.2. Kebijakan Kewilayahan ............................................
VII - 2
7.3. Program Pembangunan Daerah ...............................
VII - 4
BAB VIII INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
PRIORITAS
DAN
PENDANAAN .....................................................................
VIII - 1
8.1. Program Unggulan Kepala Daerah ...........................
VIII - 1
8.2. Program Strategis Kabupaten ..................................
VIII - 2
8.3. Program Penyelenggaraan Urusan Pemerintah .......
VIII - 2
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH .................
IX - 1
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN .....
X-1
10.1. Pedoman Transisi ....................................................
X-1
10.2. Kaidah Pelaksanaan ................................................
X-1
BAB XI PENUTUP ..........................................................................
XI - 1
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal - iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang ......................................................................
II - 1
Tabel 2.2
Curah Hujan (mm) Per Kecamatan Tahun 2012 .............
II - 4
Tabel 2.3
Fluktuasi Curah Hujan Bulanan (mm) Tahun 2012 ........
II - 4
Tabel 2.4
Potensi Unggulan Tiap Kecamatan ................................
II - 6
Tabel 2.5
Jumlah
dan
Laju
Pertumbuhan
Penduduk (LPP)
Kabupaten Sumedang Tahun 2010-2012 ....................... Tabel 2.6
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Per Kecamatan Tahun 2011-2012 ........................................
Tabel 2.7
II - 12
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun 2008-2012 ...........
Tabel 2.9
II - 10
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 .................
Tabel 2.8
II - 9
II - 13
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang
dengan
Daerah
Sekitarnya
Tahun
2008-2012.......................................................................
II - 16
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan di Kabupaten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 .......
II - 17
Tabel 2.11 Kontribusi Sektor Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2000 dan 2012 ...............
II - 18
Tabel 2.12 Peranana Setiap Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 ........................................
II - 19
Tabel 2.13 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 ......................................................................
II - 20
Tabel 2.14 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Per Kecamatan Tahun 2011-2012 .......................................
II - 21
Tabel 2.15 Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 ........................................ Tabel 2.16 Capaian
Indeks
Pembangunan
Manusia
II - 24
(IPM)
Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 ......................
II - 27
Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .......................................................... RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
II - 28 Hal - iv
Tabel 2.18 Jumlah
Penduduk Kategori
Miskin
di Kabupaten
Sumedang Tahun 2008 dan 2011 .................................
II - 29
Tabel 2.19 Jumlah Penduduk Kategori Sangat Miskin di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 dan 2011 ................................. Tabel 2.20 Jumlah
Penduduk Kategori
Miskin
II - 30
di Kabupaten
Sumedang Tahun 2008 dan 2011 .................................
II - 31
Tabel 2.21 Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 ...............................................................................
II - 32
Tabel 2.22 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 ................................
II - 33
Tabel 2.23 Jumlah Penganggur di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012.......................................................................
II - 34
Tabel 2.24 Jumlah Sertifikat yang telah Diterbitkan di Kabupaten Sumedang Tahun 2013 ..................................................
II - 35
Tabel 2.25 Persentase Penduduk Bekerja di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ...........................................................
II - 35
Tabel 2.26 Jumlah Kriminalitas di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012....................................................................... Tabel 2.27 Perkembangan
Seni
Budaya
dan
Olahraga
di
Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ....................... Tabel 2.28 Perkembangan
Pendidikan
SD/MI
di
II - 36
II - 37
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 .........................................
II - 38
Tabel 2.29 Rasio Murid terhadap Ruang Kelas SD/MI di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .........................................
II - 39
Tabel 2.30 Perkembangan Pendidikan SMP/MTs di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .........................................
II - 39
Tabel 2.31 Perkembangan Pendidikan SMA/SMK/MA di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .........................................
II - 40
Tabel 2.32 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .........................................
II - 42
Tabel 2.33 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesehatan Tahun 2009-2012 ..........................................................
II - 43
Tabel 2.34 Perkembangan Penanganan Lahan Kritis di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
II - 45
Hal - v
Tabel 2.35 Panjang
Jalan
di
Kabupaten
Sumedang
Tahun 2009-2012 ..........................................................
II - 47
Tabel 2.36 Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Sumedang Tahun 2012
II - 47
Tabel 2.37 Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya Tahun 2011-2012 ......................................................................
II - 51
Tabel 2.38 Panjang Jalan Menurut Status dan Fungsi Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 ............................... Tabel 2.39 Data
Panjang
Jalan
dan
Jumlah
Kendaraan
II - 51
di
Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................
II - 52
Tabel 2.40 Data Infrastruktur Perumahan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
II - 54
Tabel 2.41 Data Jenis, Kelas dan Jumlah Usaha Jasa dan Akomodasi (UJA) di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
II - 56
Tabel 2.42 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
II - 56
Tabel 2.43 Jumlah Investor di Kabupaten Sumedang Tahun 2009- 2012 .....................................................................
II - 57
Tabel 2.44 Rasio Ketergantungan ...................................................
II - 58
Tabel 3.1
Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
Tabel 3.2
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
Tabel 3.3
Pertumbuhan
Pendapatan
Daerah
III - 5
Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
Tabel 3.8
III - 4
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
Tabel 3.7
III - 3
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
Tabel 3.6
III - 2
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ Tabel 3.5
III - 2
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
Tabel 3.4
III - 1
Realisasi
Pendapatan
Asli
Daerah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
III - 5
III - 6 Hal - vi
Tabel 3.9
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................
Tabel 3.10 Realisasi
Pendapatan
Asli
Daerah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ Tabel 3.11 Dana
Perimbangan
Kabupaten
III - 7
Sumedang
III - 8
Tahun
2009-2012 ......................................................................
III - 9
Tabel 3.12 Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
III - 9
Tabel 3.13 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .......................................................... Tabel 3.14 Pertumbuhan
Dana
Perimbangan
III - 10
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................
III - 10
Tabel 3.15 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ..........................................................
III - 11
Tabel 3.16 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ Tabel 3.17 Struktur
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang
III - 12
Sah
Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................
III - 13
Tabel 3.18 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................
III - 13
Tabel 3.19 Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................
III - 14
Tabel 3.20 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ...................... Tabel 3.21 Total
Belanja
Kabupaten
Sumedang
Tahun
2009-2012 ...................................................................... Tabel 3.22 Struktur
Belanja
Kabupaten
Sumedang
Belanja
Kabupaten
Sumedang
III - 17
Tahun
2009-2012 ...................................................................... Tabel 3.23 Realisasi
III - 15
III - 18
Tahun
2009-2012 ......................................................................
III - 19
Tabel 3.24 Pertumbuhan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
III - 19
Tabel 3.25 Rincian Pertumbuhan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .......................................................... Tabel 3.26 Belanja
Urusan
Wajib
dan
Pilihan
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
III - 19
III - 20 Hal - vii
Tabel 3.27 Rincian
Realisasi
Belanja
Daerah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................ Tabel 3.28 Realisasi
Belanja
Menurut
Urusan
III - 21
Kabupaten
Sumedang Tahun 2009-2012 ........................................
III - 23
Tabel 3.29 Asset Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .............
III - 25
Tabel 3.30 Kewajiban Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 .....
III - 27
Tabel 3.31 Ekuitas
Dana
Kabupaten
Sumedang
Tahun
2009-2012.......................................................................
III - 28
Tabel 3.32 Neraca Keuangan Dana Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ......................................................................
III - 29
Tabel 3.33 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 ...................................................................... Tabel 3.34 Rasio
Solvabilitas
Kabupaten
Sumedang
Tahun
2011-2012 ...................................................................... Tabel 3.35 Analisis
Proporsi
Belanja
Pemenuhan
Anggaran
Kabupaten
III - 31
Kebutuhan
Aparatur Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 ....... Tabel 3.36 Surplus
III - 30
Sumedang
III - 32
Tahun
2009-2012 ......................................................................
III - 32
Tabel 3.37 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 ..........................................................
III - 41
Tabel 3.38 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2014-2018 ........................................
III - 43
Tabel 5.1
Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .....................
V-6
Tabel 6.1
Strategi dan Arah Kebijakan ..........................................
VI - 6
Tabel 7.1
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah ..
VII - 15
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program dan Pendanaan ..................
VIII - 4
Tabel 9.1
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 ........................................
Tabel 9.2
IX - 2
Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2014-2018 ........................................
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
IX - 6
Hal - viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1
Keterkaitan Dokumen Perencanaan Menurut UU Nomor 25 Tahun 2014 ................................................
I-8
Gambar 1.2
Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral ..
I-9
Gambar 1.3
Kedudukan
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten Sumedang dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional .............................................
I - 10
Gambar 2.1
Peta Administratif Kabupaten Sumedang ...................
II - 2
Gambar 2.2
Peta Kerawanan Bencana di Kabupaten Sumedang .
II - 9
Gambar 2.3
Nilai
PDRB
Kabupaten
Sumedang
Tahun
2008-2012 .................................................................. Gambar 2.4
LPE Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012...................................................................
Gambar 2.5
II - 11
II - 13
PDRB Per Kapita dan LPE Per Kecamatan terhadap PDRB Per Kapita dan LPE Kabupaten Sumedang Tahun 2012 ................................................................
Gambar 2.6
II - 22
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2009-2012 ..................................................................
Gambar 2.7
Perkembangan Tingkat Pengangguran di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 ....................................
Gambar 2.8
II - 28
II - 33
Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 ................................................................
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
II - 50
Hal - ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
merupakan
satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan
yang
dilaksanakan
oleh
unsur
penyelenggara pemerintahan dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah dan rencana pembangunan tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang yang telah disusun dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang
Nomor
8
Tahun
2008
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025 merupakan dokumen perencanaan jangka panjang yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah Kabupaten Sumedang selama 20 tahun yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa Barat. RPJPD Kabupaten Sumedang 2005-2025 memiliki empat tahap rencana pembangunan jangka menengah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 merupakan tahapan pertama RPJPD Kabupaten Sumedang, dan tahap kedua tahun 2009-2013. Dengan telah terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Sumedang masa jabatan 2013-2018, maka Bupati Sumedang alm. Endang Sukandar dan Wakil Bupati Sumedang Ade Irawan yang telah dilantik pada tanggal 5 Juli 2013 berkewajiban menyusun RPJMD Kabupaten Sumedang sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu lima tahun yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Barat dan RPJM Nasional. RPJMD Kabupaten
Sumedang
pembangunan
dan
disusun
isu-isu
berdasarkan
strategis
daerah,
analisis tujuan
permasalahan dan
sasaran
pembangunan daerah, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah,
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 1
indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah yang bertumpu pada program pembangunan daerah lengkap dengan kerangka pendanaan serta kaidah pelaksanaannya. Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a.
Persiapan penyusunan RPJMD Persiapan penyusunan dilakukan dengan membentuk tim, menyusun jadwal/agenda pelaksanaan, dan menetapkan narasumber sebagai tim ahli untuk membantu dalam penyusunan RPJMD.
b.
Penyusunan rancangan awal RPJMD Penyusunan
rancangan
awal
dilakukan
melalui
tahap-tahap
penelaahan dokumen-dokumen terkait, analisis gambaran umum, analisis pengelolaan keuangan, perumusan permasalahan dan isu-isu strategis, perumusan visi dan misi, perumusan tujuan dan sasaran, perumusan strategi dan arah kebijakan, hingga penyusunan program SKPD dan lintas SKPD dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. c.
Penyusunan rancangan RPJMD Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan verifikasi dan integrasi seluruh Renstra SKPD dengan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD.
d.
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Musrenbang RPJMD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMD Kabupaten Sumedang. Tujuan Musrenbang RPJMD untuk mendapatkan masukan dan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan daerah sebagai bahan penyempurnaan rancangan RPJMD Kabupaten Sumedang menjadi rancangan akhir RPJMD Kabupaten Sumedang.
e.
Perumusan rancangan akhir RPJMD Perumusan rancangan akhir dilakukan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD. Rancangan akhir RPJMD yang telah disempurnakan berdasarkan kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD, selanjutnya dibahas dengan seluruh kepala SKPD untuk memastikan bahwa program pembangunan jangka menengah terkait
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 2
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing telah disempurnakan dengan
kesepakatan
hasil
Musrenbang
dan
ditampung
dalam
rancangan akhir RPJMD. Rancangan akhir RPJMD Kabupaten Sumedang diajukan dan dikonsultasikan kepada Gubernur Provinsi Jawa Barat. f.
Penetapan peraturan daerah tentang RPJMD Penetapan peraturan daerah tentang RPJMD melalui Mekanisme pembahasan dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 dengan DPRD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan menjadi peraturan daerah tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018. Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018
dilakukan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut : a.
Pendekatan Teknokratis Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Metode ini merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan
data
dan
informasi
yang
akurat,
serta
dapat
dipertanggungjawabkan dengan kerangka manajemen strategis dan berbasis kinerja. b.
Pendekatan Politis Pendekatan politis merupakan pendekatan yang ditawarkan oleh calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye melalui penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program pembangunan serta pembahasan dengan DPRD dalam penetapan peraturan daerah tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018.
c.
Pendekatan Top Down dan Bottom Up Hasil dari pendekatan bottom up melalui penjaringan aspirasi masyarakat bersama stakeholder dan Musrenbang RPJMD serta pendekatan
top
down
dengan
penyelarasan
pada
dokumen
perencanaan provinsi dan nasional sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan provinsi dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Sumedang.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 3
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 disusun sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 1.2.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
mengacu pada peraturan perundang-undangan sebagai rujukan, yakni antara lain: 1.
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
3.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Nomor 4286); 5.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6.
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah (Lembaran
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 4
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
8.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 5
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 18. Peraturan
Presiden
Nomor
5
Tahun
2010
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64);
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 6
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 tahun 2007 tentang Prosedur
Perencanaan
dan
Penganggaran
Daerah
Kabupaten
Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007 Nomor 1); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembanggunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang
Tahun
2005-2025
(Lembaran
Daerah
Kabupaten
Sumedang Tahun 2008 Nomor 2); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2).
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 7
1.3.
HUBUNGAN
RPJMD
DENGAN
DOKUMEN
PERENCANAAN
LAINNYA Hubungan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 dengan dokumen perencanaan lainnya memiliki keterkaitan secara vertikal maupun secara horisontal sebagai berikut : Gambar 1.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan Menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 RPJP NASIONAL
pedoman
dijabarkan
diperhatikan
diacu
RPJP DAERAH PROPINSI
RPJM NASIONAL
pedoman
RPJM DAERAH PROPINSI
diperhatikan
dijabarkan
5 Tahun
20 Tahun
RKP
RKP DAERAH PROPINSI 1 Tahun
pedoman
pedoman
diperhatikan
diacu
RENSTRA SKPD PROPINSI
diperhatikan
RENJA SKPD PROPINSI
5 Tahun RPJP DAERAH KAB/KOTA 20 Tahun
Pedoman Penyusunan RAPBD Propinsi
pedoman
RPJM DAERAH KAB/KOTA 5 Tahun
pedoman diperhatikan
1 Tahun RKP DAERAH KAB/KOTA 1 Tahun
pedoman RENSTRA SKPD KAB/KOTA
pedoman
diperhatikan pedoman RENJA SKPD KAB/KOTA 1 Tahun
5 Tahun UU SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pedoman Penyusunan RAPBD Kab/Kota
UU KEUANGAN NEGARA
Sumber : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dengan mengacu kepada RPJP Nasional Tahun 2005-2025, RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005–2025 dan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005–2025. Selain itu mengacu pula pada RPJMN Tahun 20102014 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018;
2.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD untuk jangka waktu lima tahun dan RKPD Kabupaten Sumedang yang merupakan rencana kerja tahunan;
3.
Dalam kaitannya dengan Sistem Keuangan Negara sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, maka penjabaran RPJM Daerah ke dalam RKPD, Kebijakan Umum
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 8
Anggaran dan Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Sumedang untuk setiap tahunnya akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sumedang. 4.
Sebagai perencanaan makro, RPJMD selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan regional, dan spasial. Hubungan antara perencanaan makro dan sektoral dapat dilihat pada gambar 1.2 dibawah ini. Gambar 1.2 Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral PERENCANAAN MAKRO SKPD
Regulasi Pembiayaan
PERENCANAAN SEKTORAL (Keterkaitan antar Wilayah)
Sumberdaya Lokal
Spasial, Efektivitas Kebijakan, Efisiensi Sumberdaya, dan Kapasitas Kelembagaan
Keperluan Wilayah
PERENCANAAN REGIONAL (Keterkaitan antar Sektor)
KESEJAHTERAAN, PELAYANAN, DAN DAYA SAING Sumber : PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
5.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 juga harus memperhatikan perencanaan tata ruang Kabupaten. Visi dan Misi Bupati terpilih akan diterjemahkan ke dalam perencanaan spasial. Oleh karena itu, penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 harus diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang. Hal ini dimaksudkan agar keselarasan perencanaan pembangunan lima tahun mendatang sesuai dengan rencana penataan ruang wilayah. Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten Sumedang dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Kedudukan Rencana Tata
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 9
Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini. Gambar 1.3 Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJP NASIONAL
RPJM NASIONAL RTRW NASIONAL
RPJPD PROV. JABAR
RPJMD PROV. JABAR RTRW PROV. JABAR
RPJPD KAB. SUMEDANG
RPJMD KAB. SUMEDANG RTRW KAB. SUMEDANG
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
1.4.
SISTEMATIKA PENULISAN RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menjabarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap perumusan.
Gambaran umum ini
meliputi aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Bab ini menyajikan hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah, meliputi kinerja keuangan masa
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 10
lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, dan kerangka pendanaan. BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini merupakan bagian terpenting yang menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.
BAB V
PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Berisikan tentang visi dan misi Kepala Daerah terpilih periode 2014-2018
yang
memuat
strategi,
kebijakan
dan
sasaran
pembangunan yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan penjabaran dari visi dan misi daerah yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Sumedang 2005-2025. BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini menguraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan.
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja serta penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD serta pencapaian
target
indikator
kinerja
pada
akhir
periode
perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan. BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini memuat indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator
kinerja
setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 11
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Bab
ini
menguraikan
penyusunan
RKPD
dan
bahwa
RPJMD
RAPBD
tahun
menjadi pertama
pedoman dibawah
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir. Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan masalahmasalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan
akhir
periode
RPJMD
dan
masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. BAB XI 1.5.
PENUTUP
MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD
Kabupaten
Sumedang
2014-2018
adalah
dokumen
perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun disusun dengan maksud memberikan arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program pembangunan daerah serta sasaransasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian, RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan, baik rencana pembanguan tahunan Pemerintah Daerah maupun dokumen perencanaan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 adalah tersedianya dokumen RPJM Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 sebagai : 1.
Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih dengan berpedoman kepada RPJPD dan memperhatikan kepada RPJM Nasional dan Provinsi;
2.
Pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD;
3.
Pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang tertuang dalam RKPD;
4.
Pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal I - 12
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.
ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Secara geografis, Kabupaten Sumedang berada pada posisi koordinat 06º34’46,18’’-7º00’56,25’’
Lintang
Selatan
108º21’59,04’’ Bujur Timur, menurut
dan
antara
107º01’45,63’’-
Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031 luas wilayah Kabupaten Sumedang adalah 155.872 Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 276 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua yaitu 10.768,28 Ha dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua yaitu 1.770,74 Ha.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Sumedang Luas Wilayah Kecamatan (Ha) Jatinangor 3.160,35 Cimanggung 5.555,18 Tanjungsari 4.486,04 Sukasari 4.181,77 Pamulihan 5.069,83 Rancakalong 5.506,87 Sumedang Selatan 9.251,27 Sumedang Utara 3.040,17 Ganeas 2.289,70 Situraja 4.323,37 Cisitu 6.502,82 Darmaraja 4.937,64 Cibugel 5.951,82 Wado 8.426,83 Jatinunggal 7.212,00 Jatigede 10.624,03 Tomo 8.474,29 Ujungjaya 8.622,62 Conggeang 10.697,52 Paseh 3.162,36 Cimalaka 4.328,85 Cisarua 1.770,74
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Jumlah Desa/Kelurahan 12 11 12 7 11 10 10/4 10/3 8 14 10 16 7 11 9 12 10 9 12 10 14 7
Hal II - 1
No. 23 24 25 26
Luas Wilayah (Ha) 4.372,13 6.067,27 10.768,28 7.088,23
Kecamatan Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian
Jumlah Desa/Kelurahan 12 9 14 9
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031
Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang
Kec. Suriah Kec. Buahdua Kec. Conggeang
Kec. Tanjungmedar
Kec. Tanjungkerta Kec. Cimalaka Kec. Tanjungsari Kec. Sukasari
Kabupaten Bandung
Kec. Paseh
Kec. Tomo
Kabupaten Majalengka
Kec. Kec. Kec. Rancakalong Sumedang Cisarua Kec. Utara Situraja Kec. Pamulihan
Kec. Jatinangor
Kec. Ujungjaya
Kec. Ganeas
Kec. Cisitu
Kec. Sumedang Selatan Kec. Cimanggung
Kec. Jatigede
Kec. Darmaraja Kec. Jatinunggal Kec. Cibugel Kec. Wado
Kabupaten Garut
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut : a) Sebelah Utara
: Kabupaten Indramayu
b) Sebelah Selatan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung c) Sebelah Barat
: Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat : dan Kabupaten Subang
d) Sebelah Timur
: Kabupaten Majalengka
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumedang berupa perbukitan dan pegunungan kecuali di sebagian kecil wilayah utara Kabupaten Sumedang. Berdasarkan pola ruang wilayah Kabupaten Sumedang didominasi oleh kawasan budidaya seluas 82.009,23 Ha (52,61 persen) serta sisanya dijadikan sebagai kawasan lindung seluas 73.862,75 Ha (47,39 persen). Kemudian dataran terendah ketinggiannya mencapai 26 meter di atas permukaan Laut dan yang tertinggi adalah puncak gunung Tampomas dengan ketinggian sekitar 1.684 meter di atas permukaan laut.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 2
Kondisi topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu : 1. 0–8 persen, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 12,24 persen. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat daya serta kawasan perkabupatenan. 2. 8–15 persen, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar 5,37 persen. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke utara, barat laut dan bagian barat daya. 3. 15–25 persen, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area mencakup 51,68 persen. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan di wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat. 4. 25–40 persen, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar 31,58 persen. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur. 5. Lebih dari kemiringan 40 persen, merupakan daerah bergunung dengan luas area mencakup sekitar 11,36 persen. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya. Aspek
hidrologi
suatu
wilayah
sangat
diperlukan
didalam
pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut. Berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran sungai besar di wilayah Kabupaten Sumedang bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari 4 DAS dengan 6 Sub DAS yaitu : 1.
DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Sub DAS Cipeles, Sub DAS Cimanuk Hilir, dan Sub DAS Cilutung;
2.
DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik;
3.
DAS Cipunegara meliputi Sub DAS Cikandung; dan
4.
DAS Cipanas. Tahun 2012 curah hujan paling tinggi terjadi di Kecamatan Wado
sebanyak 5.182 mm/Tahun dan paling rendah di Kecamatan Sumedang Selatan dan Sumedang Utara sebanyak 1.427 mm/Tahun sedangkan Curah hujan secara ekstrim terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 10.606 Mm. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 3
Curah hujan per kecamatan dan fluktuasi curah hujan dapat dilihat pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 dibawah ini.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tabel 2.2 Curah Hujan (mm) Per Kecamatan Tahun 2012 2012 Kecamatan Mm Jatinangor 1,890 Cimanggung 1,886 Tanjungsari 1,577 Sukasari Pamulihan Rancakalong 2,085 Sumedang Selatan 1,427 Sumedang Utara 1,427 Ganeas Situraja 2,135 Cisitu Darmaraja 2,352 Cibugel 2,029 Wado 5,182 Jatinunggal Jatigede 3,481 Tomo 2,216 Ujungjaya 2,216 Conggeang 3,051 Paseh 2,066 Cimalaka 1,870 Cisarua Tanjungkerta 1,462 Tanjungmedar Buahdua 2,966 Surian Sumedang 41,318 Rata-rata 2,295
Hh 178 184 130 129 91 91 109 116 116 171 129 98 98 149 143 97 117 149 2,295 128
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sumedang
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 2.3 Fluktuasi Curah Hujan Bulanan (mm) Tahun 2012 2012 Bulan Mm Januari 5,869 Februari 6,971 Maret 5,857 April 3,681 Mei 1,969 Juni 913 Juli Agustus September 148
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hh 351 387 287 220 139 77 11 Hal II - 4
No. 10 11 12
2012
Bulan
Mm
Oktober Nopember Desember
Hh
697 4,607 10,606
81 271 471
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sumedang
Berdasarkan data curah hujan Tahun 2012 diatas, kondisi iklim mikro sangat berpengaruh pada produksi pertanian di Kabupaten Sumedang namun perubahan iklim tersebut tidak dapat diprediksi karena suatu hal yang alami tapi hal tersebut dapat diantisipasi dengan mencermati kondisi siklus iklim sebelumnya dan juga memperhatikan informasi cuaca dari Badan Meteorologi
Nasional.
Sehingga
dengan
demikian
dapat
mencegah
terjadinya kegagalan panen produk pertanian di Kabupaten Sumedang. 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031, potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Sumedang meliputi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). 1. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) a. Kawasan
Strategis
Kabupaten
(KSK)
Sumedang
dari
sudut
dari
sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi : 1)
Kawasan Perkotaan Sumedang;
2)
Rintisan Kawasan Industri Ujungjaya;
3)
Kawasan Waduk Jatigede;
4)
Kawasan Tanjungsari dan sekitarnya;
5)
Kawasan DI Sentig;
6)
Kawasan DI Ujungjaya.
b. Kawasan
Strategis
Kabupaten
(KSK)
Sumedang
kepentingan sosial dan budaya berupa Kawasan Kampung Sunda yang terletak di kawasan Jatigede. c. Kawasan
Strategis
Kabupaten
(KSK)
Sumedang
dari
sudut
kepentingan sumberdaya alam dan Iptek berupa Kawasan Gunung Tampomas
dan
sekitarnya
serta
Kawasan
Agroteknobisnis
Sumedang (KAS).
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 5
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) perkotaan Sumedang sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat bisnis regional, pusat jasa, pusat pendidikan menengah, jasa pariwisata dan pertanian. Terdapat dua pusat kegiatan lokal yaitu PKL Sumedang Utara dan PKL Sumedang Selatan. 3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi : a. PPK Tanjungsari sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan lokal, pusat industri, pertanian, jasa wisata, dan pusat pendidikan tinggi; b. PPK Tanjungkerta sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian, peternakan, pariwisata, perkebunan, dan pusat perdagangan lokal; c. PPK Conggeang sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian, peternakan, pariwisata, perkebunan, dan pusat perdagangan lokal; d. PPK Wado sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian, peternakan, dan pusat perdagangan lokal; e. PPK Tomo
sebagai
pusat pemerintahan
kecamatan,
industri,
pertanian, pusat perdagangan regional, dan pariwisata. 4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat
Pelayanan
Lingkungan
terdiri
dari
Hegarmanah,
Sindang
pakuwon, Sukarapih, Pamulihan, Nagara Wangi, Ganeas, Linggajaya, Situraja, Darmajaya, Tarikolot, Cijeungjing, Ujungjaya, Buahdua, Legok Kidul, Surian, Jingkang, Cimalaka, Cisarua dan Cibugel sebagai pusat pemerintahan desa, pusat permukiman, pusat pengolahan pertanian, pusat koleksi dan distribusi, jasa dan pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. Potensi unggulan yang dimiliki oleh setiap kecamatan sesuai potensi daerah yang ada dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Potensi Unggulan Tiap Kecamatan No.
Kecamatan
1.
Jatinangor
2.
Cimanggung
Jenis Potensi Unggulan Jagung, Sapi Potong, Domba, Ukiran Kayu, Senapan Angin, Tekstil, Padang Golf, Kawasan Perguruan Tinggi serta Perkemahan Kiara Payung Jagung, Ikan Nila, sapi Perah, Domba, Opak Ketan, serta Curug Sindulang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 6
No.
Kecamatan
3.
Tanjungsari
4.
Sukasari
5.
Pamulihan
6.
Rancakalong
7.
Sumedang Selatan
8.
Sumedang Utara
9.
Ganeas
9.
Situraja
10.
Cisitu
11.
Darmaraja
12.
Cibugel
13.
Wado
14. 15.
Jatinunggal Jatigede
16.
Tomo
17.
Ujungjaya
18.
Conggeang
Jenis Potensi Unggulan Jagung, Ikan Lele, Sapi Perah, Domba, Tembakau Rajangan serta Perkemahan Cijambu Tomat, Sapi Perah, Domba Gaut, Tembakau Rajangan, serta Perkemahan Baru Beureum Ubi Cilembu, Sapi Perah, Domba, Kerajinan Wayang Golek, Tape Singkong serta Cadas Pangeran Ubi Cilembu, Talas semir, Jagung, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, serta Desa Wisata Ngalaksa Padi Sawah, Talas semir, Jeruk Cikoneng, Teh Margawindu, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Sapi Potong, Tahu Sumedang, Wisata alam Cibingbin, Alun-Alun Sumedang, Kampung Toga, Museum Prabu Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Taman Hutan Rakyat Inten Dewata Talas Semir, Jeruk Cikoneng, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Ikan Hias, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Tahu Sumedang, Sale Pisang, serta Lapangan Pacuan Kuda Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Nila, Udang Galah, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Kolam Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Nila, Udang Galah, sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Kolam serta Kolam Renang Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Gula Aren serta Gunung Lingga Kacang Tanah, Padi Sawah,Kedelai, Sawo Sukatali, Tembakau, Ikan Nila, Sapi Potong, Domba, serta Kolam Renang Jagung, Tomat, Kayu Manglid, Kayu Suren, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah Jagung, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Udang galah, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah Kedelai, Kayu Jati, Udang Galah dan Gula Aren Mangga, Pisang, Kayu Jati, Sapi Potong, Domba, serta Perkemahan Parakankondang dan Proyek Waduk Jatigede Padi Sawah, Kacang Tanah, Mangga, Tembakau, Domba, Meubeul, serta Situ Sari Kedelai, Mangga, Tembakau, Kayu jati, Ikan Lele, Sapi Potong, serta Domba Padi Sawah, Salak Bongkok, Mangga, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Hias, Sapi Potong, Domba,, Meubel, Opak Ketan, Emping Melinjo, Wana wisata Gunung Tampomas, atraksi Kuda Renggong serta Air Panas Conggeang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 7
No.
Jenis Potensi Unggulan
Kecamatan
19.
Paseh
20.
Paseh
21.
Cimalaka
22. 23.
Cisarua Tanjungkerta
24.
Tanjungmedar
25.
Buahdua
26.
Surian
Salak Bongkok, Kayu Tisuk, Bambu, Sapi Potong, Oncom Pasir Reungit, serta Pemandian Salak Bongkok, Kayu Tisuk, Bambu, Sapi Potong, Oncom Pasir Reungit, serta Pemandian Ikan Mas, Ikan Nila, Sapi Potong, Domba, serta Kolam Renang Cipanteneun Padi Sawah, Jeruk Cikoneng, serta Ikan Mas Padi Sawah, Kencur, Jeruk Cikoneng, Ikan Mas, Ikan Nila, Sapi Potong, serta Domba Jagung, Pisang, Kayu Sengon, Sapi Potong, dan Domba Padi Sawah, Pisang, Kayu Jati, Udang Galah, sapi Potong, Kolam renang Cigireng, serta Air Panas Cileungsing Kencur, Pisang, Kayu Jati, Kayu Sengon, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba dan Gula Aren
Sumber : Masterplan Pertanian, Bappeda.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Potensi bencana alam yang banyak dijumpai di Kabupaten Sumedang pada umumnya berupa gerakan tanah, erosi dan banjir setempat. Kejadian gerakan tanah disamping akibat kegempaan, sering terjadi akibat hujan yang terus menerus dan cukup besar. Begitu pula erosi yang terjadi pada sungaisungai setempat sedangkan banjir sering terjadi disebabkan drainase yang kurang memadai dan banyaknya tutupan lahan, seperti di sekitar Jalan Raya Rancaekek (sekitar Kecamatan Cimanggung) dan Jatinangor. Gerakan tanah yang terjadi di daerah Kabupaten Sumedang pada umumnya banyak dipengaruhi oleh sifat fisik batuan dasar dan tanah pelapukan pembentuk lereng terutama pada daerah-daerah yang dibentuk oleh batuan dasar batu lempung ataupun terdapatnya lapisan batu lempung dalam batuan dasar pembentuk lereng. Sifat fisik batuan/tanah pelapukan merupakan salah satu faktor alam penyebab terjadinya gerakan tanah disamping faktor-faktor alam lainnya seperti curah hujan, struktur geologi (perlipatan, sesar dan kekar), stratigrafi (kedudukan bidang perlapisan terhadap
kemiringan
lerengnya),
Tataguna
Lahan,
Morfologi
dan
kegempaan. Untuk gerakan tanah sering terjadi di bagian utara terutama di sekitar
Surian,
Buahdua,
Tanjungkerta,
Cimalaka,
Conggeang
dan
Rancakalong sedangkan yang di bagian timur terutama yang berada pada jalur sesar berada di Tomo, Jatigede, Darmaraja dan Jatinunggal. Secara RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 8
umum mengenai daerah rawan bencana di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini. Gambar 2.2 Peta Kerawanan Bencana di Kabupaten Sumedang
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Sumedang Tahun 2011-2031
2.1.4. Demografi Penduduk Kabupaten Sumedang pada Tahun 2012 tercatat sebanyak 1.121.787 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1.23 persen dari tahun 2011. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumedang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 menunjukan penurunan walaupun penurunannya tidak signifikan. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumedang masih terkendali hal ini dikarenakan keberhasilan dari programprogram keluarga berencana yang selama ini dilakukan dan tingkat migrasi penduduk ke wilayah sumedang secara umum masih rendah. Tabel 2.5 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun 2010-2012 No.
Tahun
Jumlah
LPP
1
2010
1,093,602
-
2
2011
1,108,169
1.33
3
2012
1,121,787
1.23
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 9
Selanjutnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk (LPP) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Sumedang tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tabel 2.6 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Per Kecamatan Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 Jumlah Penduduk Kecamatan LPP 2011 2012 Jatinangor 110,727 113,586 2.6 Cimanggung 82.406 84,320 2.3 Tanjungsari 78,451 80,505 2.6 Sukasari 31,615 32,092 1.5 Pamulihan 55,340 56,308 1.7 Rancakalong 37,796 38,074 0.7 Sumedang Selatan 74,570 75,203 0.8 Sumedang Utara 89,989 97,702 1.9 Ganeas 23,609 23,804 0.8 Situraja 36,195 36,459 0.7 Cisitu 26,330 26,463 0.5 Darmaraja 37,113 37,189 0.2 Cibugel 20,896 20,997 0.5 Wado 43,221 43,461 0.6 Jatinunggal 41,512 41,801 0.7 Jatigede 23,737 23,769 0.1 Tomo 23,707 23,842 0.6 Ujungjaya 29,122 29,205 0.3 Conggeang 28,854 28,851 0 Paseh 36,004 36,148 0.4 Cimalaka 57,041 57,573 0.9 Cisarua 19,068 19,105 0.2 Tanjungkerta 33,696 33,934 0.7 Tanjungmedar 24,301 24,491 0.8 Buahdua 32,014 32,098 0.3 Surian 10,855 10,861 0.1 Jumlah 1,108,169 1,121,787 1.2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel diatas, laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tercatat di wilayah cepat tumbuh yaitu di kecamatan Jatinangor dan Tanjungsari sebesar 2.6 persen serta di kecamatan Cimanggung sebesar 2.3 persen. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi ini dikarenakan wilayah ini merupakan daerah industri dan pusat pendidikan sehingga banyak penduduk pendatang yang menjadi warga di wilayah tersebut.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 10
2.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kinerja
pembangunan
pada
aspek
kesejahteraan
masyarakat
merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama periode 2009-2012 diuraikan sebagai berikut : 2.2.1.
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nilai
Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB)
Kabupaten
Sumedang atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai Rp.14.923,72 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp.1.391,94 milyar jika dibanding tahun 2011 dengan nilai PDRB sebesar Rp.13.531,78 milyar. Sedangkan pencapain nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan 4,69 persen yaitu dari Rp.5.879,09 milyar tahun 2011 naik menjadi Rp.6.154,59 milyar pada tahun 2012. Perkembangan nilai PDRB Kabupaten Sumedang lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar 2.3 dibawah ini. Gambar 2.3 Nilai PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 (Triliyun Rupiah)
Triliyun Rp 16.00
14.92 13.53
14.00 12.00
12.27
11.19
10.30
10.00 8.00
5.61
5.38
5.14
6.00
5.88
6.15
4.00 2.00 2008
2009 Berlaku
2010 Konstan
2011
2012
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012
Jika sembilan sektor ekonomi dikelompokkan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier tampak bahwa kelompok sektor tersier RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 11
merupakan kelompok sektor paling dominan yaitu sekitar 44 persen dari total PDRB Kabupaten Sumedang. Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor tersier di tahun 2011 mencapai Rp.6.567,35 milyar atau meningkat 11,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok sektor primer mengalami peningkatan 8,53 persen yaitu dari Rp.3.915,66 milyar tahun 2011 menjadi Rp.4.249,83 milyar di tahun 2012 sedangkan kelompok sekunder meningkat 9,65 persen atau dari Rp.3.745,30 milyar tahun 2011 menjadi Rp.4.106,54 milyar tahun 2012. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini. Tabel 2.7 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Milyar Rupiah) Kelompok Sektor
2008
2009
2010
2011*
2012**
PRIMER
2.999,02
3.261,94
3.544,01
3.915,66
4.249,83
Pertanian
2.984,42
3.247,57
3.528,78
3.899,62
4.232,98
14,60
14,37
15,23
16,04
16,85
SEKUNDER
2.895,41
3.141,98
3.430,91
3.745,30
4.106,54
Industri Pengolahan
2.399,35
2.604,46
2.815,68
3.045,08
3.307,88
Listrik Gas & Air Bersih
273,61
290,43
333,52
386,02
449,81
Bangunan
222,45
247,09
281,71
314,19
348,84
4.406,51
4.784,25
5.290,76
5.870,82
6.567,35
2.676,18
2.916,63
3.261,15
3.654,86
4.123,62
448,05
482,50
525,68
575,43
633,03
434,49
478,66
527,25
582,48
649,21
847,79 906,46 976,68 10.300,9 11.188,1 12.265,6 PDRB 4 7 8 Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012
1.058,05 13.531,7 8
1.161,49 14.923,7 2
Pertambangan & Penggalian
TERSIER Perdagangan Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & JP Jasa - Jasa
Ket : *) Angka perbaikan **) Angka Sementara
2.2.1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang dari sisi sektoral pada tahun 2012 menunjukan pertumbuhan yang moderat. Jika dibandingkan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 12
dengan kinerja perekonomian pada tahun sebelumnya pertumbuhan ini menunjukan sedikit perlambatan dimana pada tahun 2011 tumbuh sebesar 4,82 persen sedangkan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 4,69 persen. Perlambatan ini di sebabkan oleh melambatnya kinerja tiga sektor dominan yang menjadi engine growth perekonomian Kabupaten Sumedang. Gambar 2.4 LPE Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012
6.48 6.21
6.21
Persen
6.20
4.82
4.76
4.69
4.58
2008
4.19
4.22
2009
2010 Jabar
2011
2012
Sumedang
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat selama kurun waktu tiga tahun yaitu 2010-2012 mampu tumbuh diatas 6 persen sedangkan LPE Kabupaten Sumedang selama kurun waktu ini mampu tumbuh stabil yaitu pada kisaran 4 persen. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 mengalami sedikit perlambatan, perlambatan ini hampir terjadi di semua sektor ekonomi, kecuali sektor angkutan, keuangan dan jasa-jasa. Begitupun perekonomian Jawa Barat secara umum juga mengalami perlambatan, melambatnya perekonomian Jawa Barat pada tahun 2012 disebabkan oleh melambatnya kinerja sektor industri yang merupakan sektor dominan bagi perekonomian Jawa Barat. Tabel 2.8 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun 2009-2012 (Persen) Kelompok Sektor PRIMER Pertanian
2009
2010
2011*
2012**
4,85 4,89
0,66 0,65
1,26 1,25
1,11 1,11
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 13
Kelompok Sektor
2009
2010
2011*
2012**
Pertambangan & Penggalian SEKUNDER Industri Pengolahan Listrik Gas & Air Bersih Bangunan TERSIER Perdagangan Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa – Jasa PDRB
(3,94) 4,51 4,08 4,81 8,56 4,90
3,21 5,18 4,48 5,73 11,40 5,80
2,82 5,33 4,92 5,90 8,61 6,61
2,79 4,77 4,35 6,44 7,04 6,68
4,99
6,25
7,33
6,99
6,36
6,34
6,66
7,23
5,59
5,97
6,20
7,50
3,50 4,76
3,87 4,22
4,20 4,82
4,79 4,69
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) Angka perbaikan **) Angka Sementara
Berdasarkan tabel 2.8 diatas dapat diperhatikan bahwa pada tahun 2012 petumbuhan sektor keuangan dan angkutan mampu menjadi leading sektor dimana selama empat tahun terakhir sektor bangunan selalu menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mampu tumbuh 7,50 persen pada tahun 2012. LPE tertinggi kedua dan ketiga diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi serta sektor bangunan masing-masing tumbuh sebesar 7,23 dan 7,04 persen. Namun demikian sektor pertanian yang merupakan kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Sumedang pada tahun 2012 ini hanya mampu tumbuh sebesar 1,11 persen. Pertumbuhan sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian serta pertambangan dan penggalian menunjukkan pertumbuhan positif selama empat tahun terakhir dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 mencapai 4,85 persen dan terendah terjadi pada tahun 2010 yang tumbuh 0,66 persen. Melemahnya
kinerja
sektor
primer
lebih
dipengaruhi
oleh
rendahnya kinerja sektor pertanian yang merupakan pendukung sektor primer cukup dominan dibandingkan dengan sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini dapat dilihat dari tren tumbuhnya sektor primer mengikuti trennya sektor pertanian. Pada tahun 2012 sektor primer tumbuh 1,11 persen. Naik turunnya laju pertumbuhan sektor pertanian
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 14
sangat dipengaruhi oleh tumbuhnya sub sektor tabama terutama sangat tergantung dari produktivitas komoditi padi yang cukup dominan dalam sektor ini. Dan yang tidak bisa diabaikan dari tumbuhnya sektor pertanian adalah faktor iklim atau perubahan cuaca yang sangat berpengaruh dan tidak dapat dihindari terhadap kinerja sektor pertanian. Pertumbuhan sektor sekunder dalam periode 2009-2012 relatif stabil yaitu dengan pertumbuhan berada pada kisaran 4-5 persen dimana pada tahun 2012 mampu tumbuh sebesar 4,77 persen. Sektor sekunder yang yang meliputi sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan, lebih didominasi oleh tumbuhnya sektor industri pengolahan sehingga tren pertumbuhan sektor sekunder pun mengikuti pola yang terjadi pada pertumbuhan sektor industri pengolahan. Dari tabel 2.8 diatas tampak bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan dalam kurun waktu 2009-2012 relatif stabil dengan pertumbuhan tiap tahunnya mencapai 4 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara umum di Kabupaten Sumedang juga berpengaruh terhadap kinerja sektor industri pengolahan. Jika kita amati dari LPE sektor industri pengolahan kabupaten Sumedang, faktor-faktor eksternal yang sangat mempengaruhi sektor ini secara umum di Jawa Barat ternyata tidak terlalu berdampak terhadap kinerja sektor industri pengolahan dimana pada tahun 2012 tumbuh sebesar 4,35 persen sedangkan pada tahun 2011 tumbuh sebesar 4,92 persen. Sementara sektor listrik, gas dan air bersih mampu tumbuh sebesar 6,44 persen karena sektor ini sangat tergantung dari pola permintaan dalam hal ini konsumen listrik dan air baik rumah tangga maupun swasta. Sektor pendukung lainnya yaitu sektor bangunan/kontruksi selama periode 2009-2012 sektor ini mampu tumbuh stabil yaitu pada kisaran 8 persen kecuali pada tahun 2012. Sama halnya seperti sektor lainnya sektor ini juga mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan jika dibanding tahun 2011. Kelompok sektor terakhir adalah sektor tersier yang merupakan kegiatan sektor penghasil jasa meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan kemudian sektor jasa-jasa yang meliputi jasa pemerintahan dan jasa swasta. Pada tahun 2012 sektor tersier RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 15
tumbuh 6,68 persen yang didukung oleh pertumbuhan sektor-sektor di dalamnya yaitu pada sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 6,99 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 7,23 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh sebesar 7,50 persen dan jasa-jasa tumbuh sebesar 4,79 persen. Keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dengan cara melakukan perbandingan antara wilayah tersebut dengan daerah sekitarnya. Melihat letak geografisnya, wilayah Kabupaten Sumedang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu dan Subang. Oleh karena itu, akan diamati kinerja perekonomian Kabupaten Sumedang dengan kabupaten-kabupaten tersebut melalui perkembangan laju pertumbuhan ekonomi. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang dengan daerah sekitarnya dapat dilihat pada tabel 2.9 dibawah ini. Tabel 2.9 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang dengan Daerah Sekitarnya Tahun 2008-2012 (persen) Kabupaten
2008
2009
2010
2011*
2012**
Garut
4,69
5,57
5,34
5,48
4,61
Bandung ***
5,31
4,32
5,90
5,99
6,26
Majalengka ***
4,57
4,92
4,66
4,69
4,69
Sumedang
4,58
4,76
4,22
4,82
4,69
Indramayu ***
2,66
7,33
6,47
6,48
6,52
Subang ***
4,24
4,86
4,48
5,02
4,21
Rata-rata
4,34
5,36
5,18
5,41
5,16
Jawa Barat
6,21
4,19
6,20
6,48
6,21
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) AngkaPerbaikan **) Angka Sementara ***) Tanpa Migas
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang dengan daerah sekitarnya
dari
tahun
2008-2012
seperti
pada
tabel
2.9
diatas
menggambarkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang berada pada posisi yang cukup baik kecuali pada tahun 2010 berada pada posisi terendah. Namun demikian selama tahun 2008-2012 laju pertumbuhan ekonomi kabupaten sumedang selalu dibawah rata-rata dan dibawah Jawa Barat.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 16
Laju pertumbuhan ekonomi suatu kecamatan menggambarkan tumbuh tidaknya perekonomian kecamatan tersebut. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi yang dimiliki kecamatan tersebut. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 dari 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang, 6 kecamatan memiliki laju pertumbuhan lebih tinggi dari pertumbuhan kabupaten yaitu Kecamatan Sumedang Utara 6,25 persen, Sumedang Selatan 5,85 persen, Jatinangor 5,63 persen, Tanjungsari 5,35 persen, Cimanggung 4,77 persen dan Cimalaka 4,74 persen. Enam kecamatan ini memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari pertumbuhan Kabupaten dikarenakan wilayah ini merupakan wilayah perkotaan yang perekonomiannya ditopang oleh sektor persewaan dan jasa, dan sektor keuangan. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi 20 kecamatan lainnya berada di bawah pertumbuhan ekonomi kabupaten yang merupakan wilayah basis pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sumedang tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan di Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012(Persen) Kecamatan 2008 2009 2010 2011* 2012** Jatinangor 5,22 5,19 5,33 5,97 5,63 Cimanggung 4,72 4,54 4,79 5,20 4,77 Tanjungsari 5,09 5,11 5,01 5,46 5,35 Rancakalong 4,59 4,68 3,69 4,13 4,05 Sumedang Selatan 5,04 5,07 5,27 5,90 5,85 Sumedang Utara 5,16 5,18 5,58 6,41 6,25 Situraja 4,04 4,61 3,01 3,63 3,68 Darmaraja 3,99 4,56 3,10 3,72 3,68 Wado 4,18 4,45 3,55 4,01 3,97 Jatigede 3,86 4,04 2,70 3,08 3,00 Tomo 4,03 4,46 3,25 3,86 3,64 Ujungjaya 3,93 4,77 2,57 3,20 3,10 Conggeang 4,22 4,72 3,34 3,93 3,87 Paseh 4,29 4,79 3,97 4,64 4,46 Cimalaka 4,60 4,80 4,29 4,84 4,74 Tanjungkerta 4,01 4,48 3,03 3,69 3,74 Buahdua 4,50 4,92 2,73 3,30 3,30 Cibugel 3,78 4,11 2,54 2,75 2,71
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 17
No. 19 20 21 22 23 24 25 26
Kecamatan Tanjungmedar Cisitu Pamulihan Ganeas Jatinunggal Sukasari Cisarua Surian Kabupaten
2008 3,96 3,91 4,08 3,98 4,02 3,97 3,83 3,71 4,58
2009 4,02 4,26 4,49 4,05 4,06 4,03 4,12 4,01 4,76
2010 3,13 3,23 3,84 3,64 3,33 3,31 3,63 2,19 4,22
2011* 3,56 3,82 4,61 4,05 3,88 3,91 4,23 2,82 4,82
2012** 3,68 3,88 4,48 4,09 3,86 3,89 4,24 2,81 4,69
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
2.2.1.3. Struktur Ekonomi Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi mesin penggerak pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 2.11 Kontribusi Sektor Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2000 dan 2012 Kotribusi Terhadap PDRB (%) Sektor Lapangan Usaha 2000 2012** Pertanian 30.2 28.36 Pertambangan & Penggalian 0.09 0.11 Industri Pengolahan 25.4 22.17 Listrik Gas & Air Bersih 1.99 3.01 Bangunan 2.16 2.34 Perdagangan Hotel & Restoran 26.05 27.63 Pengangkutan & Komunikasi 3.07 4.24 Keuangan, Persewaan & Jasa 3.37 4.35 Perusahaan Jasa – Jasa 7.67 7.78
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) Angka perbaikan **) Angka Sementara
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 18
Tabel 2.11 diatas memperlihatkan struktur ekonomi Kabupaten Sumedang pada tahun 2000 dan 2012 menurut sektor. Dalam kurun waktu 13 tahun ini terjadi sedikit pergeseran kontribusi dari sektor dominan yaitu sektor pertanian dari 30,20 persen tahun 2000 menjadi 28,36 persen di tahun 2012. Menyusutnya peranan sektor pertanian lebih disebabkan kinerja sektor pertanian yang sedikit tertinggal perkembangannya dari sektorsektor lainnya. Penurunan sektor pertanian juga lebih disebabkan karena semakin susutnya areal pertanian dikarenakan alih fungsi lahan yang semakin tidak terelakan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk serta masih rendahnya pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaannya. Disamping itu sektor pertanian sangat tergantung pada keadaan alam dimana faktor musim sangat menentukan kualitas dan kuantitas produksinya. Walaupun telah terjadi sedikit pergeseran besaran peranan sektor pertanian dari tahun 2000 sampai dengan 2012, sektor ini masih merupakan sektor dominan dalam
pembentukan nilai
tambah di
Kabupaten Sumedang yang diikuti sektor perdagangan dan industri pengolahan. Ketiga sektor tersebut masih merupakan tiga sektor yang peranannya cukup besar dalam menggerakkan perekonomian Sumedang. Tabel 2.12 Peranan Setiap Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 (Persen) Sektor
2008
2009
2010
2011*
2012**
Pertanian
28,97
29,03
28,77
28,82
28,36
Pertambangan & Penggalian
0,14
0,13
0,12
0,12
0,11
Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & JP Jasa-jasa PDRB
23,29 2,66 2,16
23,28 2,60 2,21
22,96 2,72 2,30
22,50 2,85 2,32
22,17 3,01 2,34
25,98
26,07
26,59
27,01
27,63
4,35
4,31
4,29
4,25
4,24
4,22 4,28 4,30 4,30 4,35 8,23 8,10 7,96 7,82 7,78 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) Angka perbaikan **) Angka Sementara
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 19
2.2.1.4. Pendapatan Per Kapita Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk maupun keluar. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Secara rinci pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut ini. Tabel 2.13 Pendapatan Perkapita Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Tahun
ADH Berlaku (Rp.)
Pertb. (%)
ADH Konstan 2000 (Rp.)
Pertb. (%)
2008
9.622.444,63
12,72
4.798.470,01
3,39
2009
10.334.391,76
7,40
4.970.910,24
3,59
2010
11.215.856,87
8,53
5.128.683,52
4,17
2011*
12.326.291,57
9,90
5.355.350,09
4,42
2012**
13,405,685.19
8.76
5,528.546,34
3.23
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : *) Angka perbaikan **) Angka Sementara
Tabel 2.13 diatas menunjukkan pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang
terus
mengalami
peningkatan
selama
periode
tahun
2008-2012. Tahun 2008 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat Kabupaten Sumedang mencapai Rp.9.622.444,63 terus mengalami peningkatan sampai tahun 2012 mencapai Rp.13.405.685,19 atau rata-rata naik 9,46 persen per tahun selama lima tahun terakhir. Walaupun demikian, peningkatan PDRB perkapita di atas masih belum menggambarkan secara riil peningkatan daya beli masyarakat Sumedang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 20
dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan. Dari tabel 2.13 diatas dapat pula diamati bahwa PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2008
sebesar
Rp.4.798.470,01
dan
pada
tahun
2012
menjadi
Rp.5.528.546,34. Dari dua kondisi diatas memberi gambaran bahwa secara riil daya beli masyarakat sebenarnya hanya meningkat rata-rata 3,56 persen setiap tahunnya. Ketersediaan data PDRB per kapita menurut daerah kecamatan pada suatu kurun waktu yang relatif panjang akan membantu para pemakai data dalam melakukan perbandingan baik antar wilayah maupun antar tahun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tiap Kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.14 dibawah ini.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel 2.14 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Per Kecamatan Tahun 2011-2012 PDRB Per Kapita Pertb Kecamatan (%) 2011 2012 Buahdua 18.203.652 19.916.822 9,41 Sumedang Utara 17.317.861 19.020.648 9,83 Cimanggung 16.484.439 17.898.909 8,58 Conggeang 16.296.929 17.644.650 8,27 Situraja 15.437.304 16.829.828 9,02 Tomo 15.202.504 16.529.801 8,73 Ujungjaya 15.067.632 16.421.082 8,98 Jatinangor 14.562.647 16.062.076 10,30 Sumedang Selatan 14.405.003 15.515.805 7,71 Darmaraja 12.910.889 14.112.803 9,31 Tanjungkerta 12.622.912 13.721.215 8,70 Wado 12.379.143 13.527.145 9,27 Cimalaka 12.302.140 13.416.347 9,06 Paseh 11.898.649 13.012.528 9,36 Rancakalong 10.243.061 11.149.934 8,85 Tanjungsari 10.130.788 10.991.847 8,50 Cibugel 9.997.592 10.788.961 7,92 Jatigede 9.805.766 10.681.204 8,93 Cisarua 8.025.233 8.775.308 9,35 Cisitu 7.535.858 8.189.600 8,68 Surian 7.115.735 7.700.726 8,22 Ganeas 6.298.167 6.830.214 8,45 Tanjungmedar 5.208.049 5.625.632 8,02
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 21
No. 24 25 26
Kecamatan Sukasari Pamulihan Jatinunggal Kabupaten Sumedang
PDRB Per Kapita 2011 2012 5.070.645 5.449.636 4.886.511 5.260.575 4.745.228 5.141.642 12.326.292 13.405.685
Pertb (%) 7,47 7,66 8,35 8,76
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang 2008-2012 Keterangan : * ) AngkaPerbaikan **) Angka Sementara
Tabel 2.14 diatas menunjukkan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku setiap kecamatan dan perbandingannya dengan PDRB per kapita kabupaten pada tahun 2011-2012. Dari tabel tersebut pada tahun 2012 tampak bahwa 13 kecamatan mempunyai nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di atas rata-rata PDRB per kapita Kabupaten Sumedang yaitu Kecamatan Buahdua, Sumedang Utara, Cimanggung, Conggeang, Situraja, Tomo, Ujungjaya, Jatinangor, Sumedang Selatan, Darmaraja, Tanjungkerta, Wado dan Cimalaka sedangkan 13 kecamatan lainnya berada di bawah rata-rata PDRB per kapita Kabupaten Sumedang yaitu Kecamatan Paseh, Rancakalong, Tanjungsari, Cibugel, Jatigede, Cisarua, Cisitu, Surian, Ganeas, Tanjungmedar, Sukasari, Pamulihan dan Jatinunggal. Gambar 2.5 PDRB Per Kapita dan LPE Per Kecamatan terhadap PDRB Per Kapita dan LPE Kabupaten Sumedang Tahun 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Buahdua Conggeang Situraja Tomo Ujungjaya Darmaraja Tanjungkerta Wado
1. 2. 3. 4. 5.
Jatinangor Sumedang Utara Sumedang Selatan Cimanggung Cimalaka
II
I PDRB per Kapita Kab. Sumedang
Rp. 13.405.685
III 1. 2. 3. 4. 5.
Paseh Rancakalong Cibugel Jatigede Cisarua 6. Cisitu
IV 7. Surian 8. Ganeas 9. Tanjungmedar 10.Sukasari 11.Pamulihan 12. Jatinunggal
1. Tanjungsari
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 22
Kinerja pembangunan masing-masing wilayah dilihat dari aspek ekonomi dapat dilakukan dengan membandingkan posisi suatu kecamatan terhadap
Kabupaten
Sumedang.
Disamping itu
dengan
mengetahui
posisinya dapat pula dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Sumedang. Dengan demikian diharapkan masing-masing kecamatan dapat mengevaluasi serta menggali potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi sampai pada tingkat yang optimum. Hal tersebut dapat digambarkan dalam tabel kuadran perbandingan laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita seluruh Kecamatan dibandingkan dengan
Kabupaten Sumedang seperti
terihat gambar 2.5 diatas. Kuadran I mengandung arti bahwa kecamatan yang berada di daerah ini memiliki LPE yang lebih tinggi dan PDRB per kapita lebih besar dari angka kabupaten. Bila diasumsikan terdapat pemerataan pendapatan maka masyarakat di kecamatan yang berada di kuadran ini relatif paling sejahtera dibandingkan yang berada pada kuadran lainnya. Kuadran II menunjukkan kecamatan yang memiliki PDRB per kapita lebih besar
namun LPE-nya lebih rendah dibandingkan dengan angka
kabupaten. Masyarakat kecamatan pada kuadran II relatif lebih sejahtera namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata kecamatan lainnya. Kuadran III
menunjukkan rendahnya pertumbuhan ekonomi juga
rendahnya tingkat kesejahteraan penduduknya dibandingkan daerah lainnya di Kabupaten Sumedang sedangkan Kuadran IV ditempati oleh kecamatan yang tingkat kesejahteraan penduduknya lebih rendah dibandingkan angka kabupaten, namun memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih pesat. Dengan memperhatikan data kecamatan pada masing-masing kuadran, kecamatan yang berada di Kuadran I merupakan kecamatan perkotaan sebaliknya Kuadran III didominasi oleh kecamatan yang berbasis sektor pertanian. Dengan demikian kecamatan-kecamatan yang berada di Kuadran III perlu lebih didorong pertumbuhan ekonominya dengan menerapkan meningkatkan
program-program yang nilai
tambah
produk
berbasis pertanian pertanian
antara
yang lain
dapat
program
peningkatan SDM petani dan program penanganan pasca panen produk pertanian.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 23
2.2.1.5. Tingkat Inflasi Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang sangat diperlukan untuk memantau perubahan harga. Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga secara terus-menerus. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan antara lain : 1. Indeks Harga Konsumen/IHK (Consumer Price Indeks); 2. Indeks Harga Perdagangan Besar/IHPB (Wholesale Price Indeks); 3. Indeks Harga Implisit (Implisit Price Indeks;) IHK
merupakan
indeks
yang
dihitung
dengan
mencatat
perkembangan harga komoditas yang dikonsumsi penduduk secara rutin dan IHPB merupakan indeks yang dihitung berdasarkan perkembangan harga beberapa komoditas yang diperdagangkan di pedagang besar bukan di pedagang eceran. Indeks Implisit merupakan indeks yang dihitung dari nilai tambah (NTB) seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu. Indeks Implisit merupakan perbandingan NTB yang dihitung atas dasar harga berlaku dan NTB yang dihitung atas dasar harga konstan (riil). Dengan demikian, inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di suatu region, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, maka akan menurunkan daya beli masyarakat secara umum. Untuk mengukur tingkat inflasi di Kabupaten Sumedang digunakan indeks harga implisit, sehubungan dengan kesinambungan data yang tersedia. Tabel 2.15 dibawah menunjukkan perkembangan indeks harga implisit dan perkembangan laju inflasi PDRB di Kabupaten Sumedang tahun
2008-2012.
Perkembangan
indeks
harga
implisit
akan
menggambarkan laju inflasi PDRB dari tahun ke tahun. Tabel 2.15 Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Tahun
Indeks Implisit
Inflasi PDRB ( persen)
2008 2009 2010 2011* 2012**
200,53 207,90 218,69 230,17 242,48
9,02 3,67 5,19 5,25 5,35
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Ket : * ) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 24
Dari tabel 2.15 diatas dapat kita lihat bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang selama lima tahun terakhir terjadi fluktuatif tetapi masih terjaga. Tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Sumedang tidak bisa terlepas dari pengaruh ekternal yaitu kebijakan pemerintah pusat dan terjadinya perubahan harga di luar wilayah Sumedang. Pada tahun 2008 tingkat inflasi PDRB sebesar 9,02 persen dan pada tahun 2012 berada pada level 5,35. Tingkat inflasi terendah ada pada tahun 2009 dengan tingkat inflasi sebesar 3,67 persen. 2.2.2.
Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan
upaya
meningkatkan
kualitas
manusia
dan
masyarakat
Kabupaten
Sumedang yang tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM menggambarkan kualitas pembangunan manusia suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Menurut kepentingannya yang diperlukan saat ini, maka komponen Indeks Pembangunan Manusia ditentukan mencakup 3 (tiga) dimensi pembangunan manusia, yakni Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli Masyarakat. 2.2.2.1. Pendidikan Indeks Pendidikan sebagai salah satu komponen utama dalam IPM merupakan nilai rata-rata dari variabel Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Indeks Pendidikan Kabupaten Sumedang pada tahun 2011 sebesar 82,81 poin dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 82,90 poin. Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. AMH dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di wilayah perdesaan menunjukkan masih banyak penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu AMH juga menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media serta kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. AMH di Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 97,75 persen menjadi 97,82 persen pada tahun 2012.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 25
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun keatas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Hasil evaluasi pada dua tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan rata-rata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Sumedang, yaitu dari 7,94 pada tahun 2011 menjadi 7,96 pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Sumedang rata-rata sudah menempuh pendidikan formal selama 8 (delapan) Tahun atau setingkat SMP kelas dua. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan selain tergantung pada kemampuan daerah untuk menggunakan dan memanfaatkan segala sumberdaya termasuk alokasi anggaran juga sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun
tidak
langsung
dalam
penyelenggaraaan
dan
pengelolaan
pendidikan. 2.2.2.2. Kesehatan Indeks Kesehatan mempresentasikan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah pada periode waktu tertentu yang diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH). Pada tahun 2011 Indeks Kesehatan Kabupaten Sumedang mencapai 70,87 poin dan pada tahun 2012 menjadi 71,05 poin. Angka tersebut merupakan gambaran kinerja pembangunan kesehatan yang dilihat dari meningkatnya AHH masyarakat Sumedang dari 67,52 tahun pada tahun 2011 menjadi 67,53 tahun pada Tahun 2012. 2.2.2.3. Ekonomi Indeks Daya Beli Masyarakat sebagai komponen utama IPM mengalami peningkatan dari 64,33 poin pada tahun 2011 menjadi 64,90 poin pada tahun 2012. Angka ini dipengaruhi oleh nilai Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity) masyarakat Sumedang yang pada tahun 2011 mencapai Rp.638.360,00 dan pada tahun 2012 mencapai Rp.640.620,00. Indeks daya beli sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendapatan dan inflasi (peningkatan harga barang dan jasa). Hasil penghitungan ketiga komponen tersebut diatas diketahui bahwa
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development
Index (HDI) Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari 72,67 poin pada tahun 2011 menjadi 72,95 poin pada tahun 2012. Adapun
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 26
perkembangan
data
dari
tahun
2011-2012
besaran
IPM
beserta
komponennya sebagaimana disajikan pada tabel 2.16 berikut ini. Tabel 2.16 Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 No.
Komponen Utama
2011
2012
Ket.
1
Indeks Pendidikan
82.81
82.90
Meningkat 0,09
2
Indeks Kesehatan
70.87
71.05
Meningkat 0,18
3
Indeks Daya Beli
64.33
64.90
Meningkat 0,57
Realisasi IPM
72.67
72.95
Meningkat 0,28
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Capaian IPM pada tahun 2012 tidak terlepas dari kontribusi capaian ketiga komponen yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli. Oleh karena itu masih diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah penduduk usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun, derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan daya beli masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja bagi penduduk, peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing. Selanjutnya dengan memperhatikan capaian dari ketiga komponen IPM sebagaimana data diatas ternyata Indeks Daya Beli memberikan kontribusi yang paling rendah dibandingkan 2 agregat pembentuk IPM lainnya. Pencapaian indeks pendidikan dan indeks kesehatan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan pada bidang-bidang tersebut selama ini telah berhasil dengan baik. Tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Sumedang akan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan memberikan pengaruh besar terhadap capaian indikator tersebut. Kemudian untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
pokok
erat
kaitannya
dengan
peningkatan
pendapatan
masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya dalam menciptakan
iklim
usaha
yang
kompetitif
dengan
ditopang
upaya
menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha sehingga daya beli masyarakat akan meningkat serta angka pengangguran dan jumlah masyarakat yang berkategori miskin secara bertahap akan berkurang.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 27
2.2.2.4. Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumedang selama periode tahun 2009-2012 cenderung menurun. Berdasarkan hasil rekapitulasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Sumedang pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin sebanyak 145.300 orang menurun menjadi sebanyak 132.483 orang pada tahun 2012. Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun
Uraian
2009
2010
2011
2012
Jumlah Penduduk Miskin
145,300
141,400
139,400
132,483
Jumlah Penduduk
1,061,669
1,093,602
1,132,238
1,121,787
13.69
12.94
12.48
11.81
Persentase Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 2.17 diatas persentase penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 13,69 persen dan pada tahun 2012 sebesar 12,8 persen. Hal ini menunjukkan adanya penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,88 persen. Penurunan dimaksud karena adanya berbagai intervensi program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sumedang yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat yang didukung pola identifikasi dan verifikasi penduduk miskin yang mendekati kondisi riil. Gambar 2.6 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Sumedang, Jabar dan Nasional Tahun 2009-2012 16
14
14.2
13.69 11.96
12
13.3
12.94 11.27
12.5
12.48
10.57
12
11.81 9.89
10 8 6 4 2 0 2009
2010 Nasional
2011 Jawa Barat
2012
Sumedang
Sumber : Data diolah, Bappeda Kab. Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 28
Untuk melihat status tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumedang perlu dilakukan perbandingan dengan jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan Nasional. Berdasarkan gambar 2.6 diatas, pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumedang masih berada diatas jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan mendekati jumlah penduduk miskin Nasional. Kondisi ini harus menjadi perhatian walaupun penduduk miskin di Kabupaten Sumedang terus mengalami penurunan namun secara jumlah masih cukup tinggi oleh sebab itu program-program penanggulangan
kemiskinan
di
Kabupaten
Sumedang
harus
terus
ditingkatkan dan diefektifkan. Strategi yang diperlukan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin adalah perlu diketahuinya perkembangan jumlah penduduk miskin di setiap kecamatan sehingga program-program penanggulangan kemiskinan bisa difokuskan ke kecamatan-kecamatan yang perkembangan jumlah penduduk miskinnya cukup tinggi. Terdapat
perbedaan
jumlah
penduduk miskin
di
Kabupaten
Sumedang antara data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Data hasil pendataan Program Perlindungan Sosial. Hal ini dikarenakan perbedaan indikator dalam penentuan status miskin. Berdasarkan data Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 dan tahun 2011 penduduk miskin dibagi dalam tiga kategori yaitu penduduk miskin, hampir miskin dan sangat miskin. Jumlah penduduk kategori miskin di setiap kecamatan rata-rata mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel 2.18 dibawah. Dari 26 Kecamatan, 24 Kecamatan mengalami penurunan jumlah penduduk kategori miskin diatas 100 persen kecuali Kecamatan Pamulihan (86,93 persen) dan Kecamatan Wado (59,45 persen). Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Kategori Miskin di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 dan 2011 Jumlah Penduduk Kategori Miskin Kecamatan 2011 2008 % Pengurangan Jatinangor 1,422 7,525 429,18 Cimanggung 3,563 8,440 136,88 Tanjungsari 2,233 8,606 285,40 Sukasari 1,379 4,617 234,81 Pamulihan 3,565 6,664 86,93 Rancakalong 1,180 4,507 281,95 RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 29
Jumlah Penduduk Kategori Miskin 2011 2008 % Pengurangan 1,492 6,888 361,66 1,673 9,646 476,57 684 2,751 302,19 1,357 4,446 227,63 899 3,703 311,90 1,420 4,164 193,24 868 1,957 125,46 2,636 4,203 59,45 2,234 5,443 143,64 965 2,037 111,09 717 1,582 120,64 1,437 4,665 224,63 701 1,924 174,47 373 1,604 330,03 683 5,170 656,95 418 1,589 280,14 905 3,184 251,82 882 2,742 210,88 696 1,750 151,44 431 1,605 272,39 34,813 111,412 220,03
Kecamatan Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Kabupaten Sumber : PPLS Tahun 2008 dan 2011
Jumlah penduduk kategori sangat miskin di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan walaupun penurunannya tidak signifikan. Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 jumlah penduduk sangat miskin hanya mengalami penurunan sebesar 10,23 persen. Kecamatan yang mengalami peningkatan
jumlah
penduduk
sangat
miskin
adalah
Kecamatan
Cimanggung, Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan, Rancakalong, Cisitu, Wado, Jatinunggal, Jatigede, Tomo, Conggeang,Tanjungkerta, Buahdua dan Surian. Tabel 2.19 Jumlah Penuduk Kategori Sangat Miskin di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 dan 2011 Jumlah Penduduk Kategori Sangat Miskin Kecamatan 2011 2008 % Pengurangan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong
2,164 7,060 5,055 3,462 5,784 1,407
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
6,556 6,611 4,982 2,231 3,118 1,363
202,96 -6,36 -1,44 -35,56 -46,09 -3,13
Hal II - 30
Jumlah Penduduk Kategori Sangat Miskin 2011 2008 % Pengurangan 2,595 6,806 162,27 2,615 5,689 117,55 674 1,345 99,55 1,613 1,805 11,90 2,029 1,822 -10,20 2,039 3,190 56,45 813 877 7,87 3,488 2,230 -36,07 4,322 2,889 -33,16 2,070 791 -61,79 1,414 717 -49,29 1,864 2,095 12,39 1,287 695 -46,00 411 551 34,06 841 2,358 180,38 607 1,596 162,93 1,388 1,280 -7,78 1,280 1,285 0,39 981 607 -38,12 986 720 -26,98 58,249 64,209 10,23
Kecamatan Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Kabupaten Sumber : PPLS Tahun 2008 dan 2011
Jumlah penduduk hampir miskin dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan
sebesar
43,30
persen.
Kecamatan
Paseh
merupakah
satu-satunya yang jumlah penduduk kategori hampir miskinnya berkurang. Sementara itu Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, Pamulihan, Sumedang Selatan, Ganeas, Wado, Ujung Jaya, Cisarua dan Surian merupakan kecamatan-kecamatan yang mengalami peningkatan jumlah penduduk kategori hampir miskin diatas 50 persen. Tabel 2.20 Jumlah Penduduk Kategori Hampir Miskin di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 dan 2011 Jumlah Penduduk Kategori Hampir Miskin Kecamatan 2011 2008 % Pengurangan Jatinangor 5,928 2,570 -56,65 Cimanggung 10,691 3,908 -63,45 Tanjungsari 5,885 3,698 -37,16 Sukasari 3,926 2,320 -40,91 Pamulihan 8,953 3,754 -58,07 Rancakalong 4,362 3,139 -28,04 Sumedang Selatan 5,671 2,712 -52,18 Sumedang Utara 6,950 5,097 -26,66 RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 31
Kecamatan Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Kabupaten
Jumlah Penduduk Kategori Hampir Miskin 2011 2008 % Pengurangan 2,910 1,411 -51,51 4,234 3,143 -25,77 4,144 2,445 -41,00 4,182 2,438 -41,70 2,750 1,465 -46,73 6,729 2,547 -62,15 6,062 3,256 -46,29 2,585 1,837 -28,94 2,270 1,417 -37,58 4,632 2,302 -50,30 2,650 1,821 -31,28 2,010 2,220 10,45 3,568 3,505 -1,77 1,896 888 -53,16 3,575 2,251 -37,03 2,674 1,915 -28,38 3,265 1,875 -42,57 1,301 596 -54,19 113,803 64,530 -43,30
Sumber : PPLS Tahun 2008 dan 2011
2.2.2.5. Ketenagakerjaan Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 sebanyak 9.636 orang yang terdiri dari 4.909 berjenis kelamin laki-laki dan 4.727 berjenis kelamin perempuan. Jumlah pencari kerja yang terdaftar tersebut berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda dimana pencari kerja terbanyak berpendidikan SMK sebanyak 3.587 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.21 dibawah ini.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
SD SMP SMA MAN SMK DI DII DIII
Tabel 2.21 Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Sumedang Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Jumlah Pencari Kerja Tingkat Pendidikan L P L+P 109 105 214 642 699 1,341 1,228 1,011 2,239 215 84 299 1,792 1,795 3,587 25 33 58 9 10 19 215 259 474
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 32
No. 9 10
Jumlah Pencari Kerja L P L+P 3 5 8 671 726 1,397 4,909 4,727 9,636
Tingkat Pendidikan DIV S1 Jumlah
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sumedang
Lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Sumedang tahun 2012 adalah sektor pertanian, kehutanan, pemburuan dan perikanan yaitu sebanyak 117.502 orang dan yang terendah dari sektor industri pengolahan yaitu sebanyak 59.607 orang. Tabel 2.22 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Jumlah Tenaga Lapangan Pekerjaan Kerja
No. 1
Pertanian, Kehutanan, Pemburuan dan Perikanan
117.502
2
Industri Pengolahan
59.607
3
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, Hotel, dan Restoran
87.931
4
Jasa Kemasyarakatan
79.686
5
Lainnya (Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air)
82.913
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Gambar 2.7 Perkembangan Tingkat Pengangguran di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (%) 10.00 9.76 9.50
9.00 8.50
8.00
8.04
7.90
7.50
7.42
7.00 2009
2010
2011
2012
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Berdasarkan gambar 2.7 diatas, tingkat pengangguran di Kabupaten Sumedang dari tahun 2009-2012 mengalami perkembangan yang fluktuatif.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 33
Tahun 2012 tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dari tahun sebelumnya. Dilihat dari perkembangannya tingkat pengangguran di Kabupaten Sumedang mengalami perubahan yang kurang signifikan hal ini menandakan bahwa program-program pemerintah belum efektif dalam menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2012 Kecamatan-kecamatan yang memiliki jumlah penganggur cukup besar yaitu diatas 2000 orang adalah Kecamatan Darmaraja, Situraja, Conggeang, Buahdua, Tanjungsari, Cimanggung, Jatinangor, Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. Sembilan Kecamatan ini merupakan Kecamatan dengan jumlah angkatan kerja cukup besar sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja rendah akibatnya jumlah penganggur di Kecamatan ini cukup tinggi. Tabel 2.23 Jumlah Penganggur di Kabupaten SumedangTahun 2009-2012 Kecamatan 2009 2010 2011 Wado 1,889 1,899 1,848 Jatinunggal 1,950 1,960 1,716 Darmaraja 2,307 2,325 2,269 Cibugel 1,891 1,892 1,694 Cisitu 796 800 1,047 Situraja 2,374 2,387 2,506 Conggeang 2,247 2,262 2,046 Paseh 1,072 1,077 1,323 Surian 408 410 505 Buahdua 2,783 2,793 2,311 Tanjungsari 2,492 2,504 2,412 Sukasari 797 800 912 Pamulihan 2,265 2,276 2,031 Cimanggung 3,403 3,420 3,325 Jatinangor 3,855 3,881 3,850 Rancakalong 1,826 1,839 1,863 Sumedang Selatan 3,612 3,629 3,690 Sumedang Utara 5,007 5,047 4,547 Ganeas 1,802 1,810 1,589 Tanjungkerta 1,200 1,206 1,168 Tanjungmedar 663 667 727 Cimalak 3,020 3,020 3,005 Cisarua 1,213 1,219 1,183 Tomo 3,139 3,152 2,327 Ujungjaya 2,988 3,003 2,722 Jatigede 1,105 1,110 1,086
2012 1,829 1,698 2,246 1,677 1,036 2,480 2,025 1,309 500 2,287 2,388 902 2,011 3,290 3,810 1,844 3,653 4,500 1,573 1,156 720 2,975 1,171 2,303 2,694 1,075
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 34
2.2.2.6. Kepemilikan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sumedang sampai dengan bulan Mei tahun 2013 telah menerbitkan 117.930 sertifikat yang terdiri dari sertifikat hak milik sebanyak 105.049 sertifikat atau sekitar 89,08 persen dari keseluruhan sertifikat yang diterbitkan. Sementara sertifikat hak guna bangunan yang diterbitkan sebanyak 1.008 sertifikat dan 845 sertifikat hak pakai. Tabel 2.24 Jumlah Sertifikat yang Telah Diterbitkan di Kabupaten Sumedang Tahun 2013 No
Jenis Hak
1
Hak Milik
2
Hak Guna Bangunan
3
Hak Pakai
4
Hak Guna Usaha
5
Hak Wakaf
6
Hak Pengelolaan
7
Hak Milik Satuan Rumah Susun
Jumlah * 105,049 11,008 845 4 19 2 1,003
Jumlah
117,930
Sumber : Badan Pertanahan Kabupaten Sumedang Ket : *) Data sampai bulan Mei 2013
2.2.2.7. Kesempatan Kerja Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Persentase penduduk yang bekerja mengalami kenaikan dari 90,24 persen pada tahun 2009 menjadi 92,58 persen pada tahun 2012 seperti terlihat pada tabel 2.25 berikut. Tabel 2.25 Persentase Penduduk Bekerja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Uraian
Tahun 2009
2010
Jumlah Penduduk yang Bekerja
470.557
483.406
457.222 487.639
Angkatan Kerja
521.423
524.856
497.177 451.456
90.24
92.1
Persentase
2011
91.96
2012
92.58
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 35
Dari tabel 2.25 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang bekerja dari tahun ke tahun bersifat fluktuatif. Pada tahun 2009 persentase penduduk yang bekerja sebesar 90,24 persen meningkat 1,86 persen menjadi 92,10 persen pada tahun 2010. Kemudian dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,14 persen menjadi 91,96 persen dan tahun 2011 mengalami peningkatan kembali dari 91,96 persen menjadi 92,58 persen pada tahun 2012. Rata-rata persentase kenaikan jumlah penduduk yang bekerja dari tahun 2009-2011 hanya sebesar 0,86 persen. Hal ini tentunya tidak terlalu berpengaruh pada penurunan tingkat pengangguran di Kabupaten Sumedang. 2.2.2.8. Angka Kriminalitas Kondisi keamanan suatu wilayah dapat dilihat dari angka kriminalitas yang terjadi. Jumlah tindak kriminalitas di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan dari tahun 2009 sebanyak 417 tindak kriminal menjadi 376 tindak kriminal pada tahun 2012. Tindak kriminal yang sering terjadi adalah tindak kriminal pencurian. Namun jumlah kasusnya menurun dari tahun ke tahun. Berikut disajikan data angka kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Sumedang Tahun 2009 hingga tahun 2012. Tabel 2.26 Jumlah Kriminalitas di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No.
Tahun
Jenis Tindakan Kriminal 2009
2010
2011
2012
1
Jumlah kasus Narkoba
2
-
-
-
2
Jumlah kasus Pembunuhan
2
2
2
1
3
Jumlah Kejahatan Seksual (Kesusilaan/Cabul)
7
5
6
4
Jumlah kasus Penganiayaan
31
26
32
22
5
Jumlah kasus Pencurian
312
266
278
254
6
Jumlah kasus Penipuan
61
83
80
90
7
Jumlah kasus Pemalsuan Uang
2
3
2
2
8
Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun
417
385
400
376
7
Sumber : BKBPMPB Kabupaten Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 36
2.2.3.
Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga di Kabupaten
Sumedang tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 2.27 berikut. Tabel 2.27 Perkembangan Seni Budaya dan Olah Raga Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No.
Capaian Pembangunan
Tahun 2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Grup Kesenian
56
69
48
75
2
Jumlah Gedung Kesenian
0
0
0
0
3
Jumlah Klub Olah Raga
233
326
466
510
4
Jumlah Gedung Olah Raga
312
316
318
500
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang
Perkembangan seni dan budaya di Kabupaten Sumedang baru bisa ditunjukan dengan jumlah grup kesenian. Tahun 2009 jumlah grup kesenian sebanyak 56 grup dan bertambah menjadi 75 grup pada tahun 2012 sedangkan jumlah gedung kesenian belum terbangun dari tahun ke tahun selama tahun 2009-2012. Perkembangan Olahraga di Kabupaten Sumedang bisa dinilai cukup pesat. Hal ini terlihat dari jumlah klub olahraga yang bertambah cukup signifikan. Jika pada tahun 2009 hanya terdapat 233 klub maka pada tahun 2012 terdapat 510 klub. Kenaikan jumlah klub Olahraga ini mencapai 118,90 persen selama periode 2009-2012. Begitupun jumlah gedung olahraga meningkat sebesar 60,30 persen. Jika pada tahun 2009 terdapat 312 Unit maka pada tahun 2012 terdapat 500 Unit gedung olahraga. 2.3.
ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1.
Pendidikan
2.3.1.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2012 menunjukan peningkatan kuantitas dan kualitas yang berarti dibanding tahun-tahun sebelumnya, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Jumlah lembaga PAUD pada tahun 2012 sebanyak 674 lembaga terdiri dari PAUD Non Formal 463 lembaga dan PAUD Formal 211 lembaga yang tersebar di 26 kecamatan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 37
Jumlah penduduk usia 4-6 tahun sasaran PAUD di Kabupaten Sumedang sebanyak 47.935 orang yang tertampung pada lembaga yang ada saat ini baru sebesar 52,90 persen (25.358 orang) dan yang tidak tertampung masih cukup banyak yaitu sebesar 47,10 persen (22.577 orang). 2.3.1.2. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Perkembangan pendidikan dasar tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 2.28 berikut ini:
No. 1. 2.
3.
4.
5.
6. 7.
Tabel 2.28 Perkembangan Pendidikan SD/MI di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Indikator 2009 2010 2011 2012 Penduduk Usia 106.480 107.660 100.436 104.467 7-12 Tahun Jumlah SD/MI - Sekolah Dasar - Madrasah Ibtidaiyah Jumlah Ruang Kelas - Sekolah Dasar - Madrasah Ibtidaiyah Jumlah Murid SD/MI - SD(Negeri /Swasta) - Madrasah Ibtidaiyah Jumlah Lulusan - Lulusan SD - Lulusan MI Jumlah Yang mengulang SD/MI Angka Melanjutkan SD/MI
657 606
657 606
657 606
667 609
51 4.244
51 4.261
51 4.292
58 4.328
3.996
3.996
4.018
4.042
248
265
274
286
116.624
119.394
121.492
119.148
110.875
113.363
114.478
112.189
5.619 16.073 13.615 2.458 800
6.031 17.352 14.640 2.712 8
7.014 17.345 16.471 874 7
6.959 19.486 18.184 894 3
70,91
84,51
85,71
97,91
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 2.28 diatas ruang kelas SD/MI telah mengalami peningkatan sebanyak 36 ruang kelas dimana pada tahun 2012 sebanyak 4.328 ruang kelas dibanding tahun 2011 berjumlah 4.292 ruang kelas. Sementara untuk jumlah murid SD Negeri/Swasta mengalami penurunan dari berjumlah 114.478 pada tahun 2011menurun menjadi sebanyak 112.189 pada tahun 2012, kemudian untuk jumlah murid Madrasah Ibtidaiyah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 38
mengalami penurunan dari 7.014 pada tahun 2011 menjadi 6.959 orang pada tahun 2012. Tabel 2.29 Rasio Murid Terhadap Ruang Kelas di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No.
Jenjang Pendidikan
2009
2010
2011
2012
1.
Sekolah Dasar
27,74
28,37
28,50
28,63
2.
Madrasah Ibtidaiyah
22,65
22,76
25,59
25,62
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 2.29 diatas rasio murid terhadap ruang kelas sekolah dasar meningkat dari 27,74 pada tahun 2009 menjadi 28,63 pada tahun 2012, begitupun untuk Madrasah Ibtidaiyah mengalami peningkatan dari sebelumnya 22,65 pada tahun 2009 menjadi 25,62 pada tahun 2012. Dengan memperhatikan rasio murid terhadap ruang kelas menurut standar Pelayanan Minimal yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan Nasional maksimal 32 siswa/ruang kelas SD/MI maka di Kabupaten Sumedang siswa kemungkinan besar dapat belajar secara nyaman. 2.3.1.3. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Perkembangan Pendidikan SMP/MTs di Kabupaten Sumedang selama tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 2.30 dibawah ini. Tabel 2.30 Perkembangan Pendidikan SMP/MTS di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No. Indikator 2009 2010 2011 2012 Penduduk Usia 1. 58.293 58.428 53.842 52.126 13-15 Tahun Jumlah SMP 93 94 94 96 2. Jumlah MTs 49 50 50 63 Ruang kelas SMP 1.301 1.426 1.446 1.456 3. Ruang Kelas MTs 286 308 328 335 Jumlah Murid SMP 45.947 47.023 43.646 53.617 4. Jumlah Murid MTs 8.866 9.124 9.971 10.689 Jumlah Guru SMP 2.603 2.671 2.718 2.658 5. Jumlah Guru MTs 896 962 982 1.020 Jumlah Lulusan SMP 13.615 14.640 14.850 14.337 6. Jumlah Lulusan MTs 2.458 2.712 2.936 2.868 Jumlah Yang 7. 7 6 4 2 mengulang Angka Melanjutkan 8. 70.90 86,22 86,35 72,94 SMP/MTs Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 39
Pada tahun 2012 jumlah SMP dan Jumlah MTs mengalami perubahan dari tahun sebelumnya begitupun jumlah ruang kelas SMP meningkat sebesar 10 ruang kelas. Jumlah murid SMP meningkat sebanyak 9.971 orang karena sebagian lulusan Sekolah Dasar (SD) banyak yang melanjutkan ke SMP hal ini dapat dilihat dari angka melanjutkan SD/MI pada tahun 2012 yang cukup tinggi. Jumlah Guru SMP mengalami penurunan, tahun 2011 yang berjumlah 2.718 orang menjadi 2.658 orang pada tahun 2012 atau 60 orang dan jumlah guru untuk MTs meningkat 38 orang pada tahun 2012 dimana tahun sebelumnya hanya berjumlah 982 orang. Selanjutnya jumlah lulusan SMP mengalami penurunan dimana tahun 2011 jumlah lulusan sebesar 14.850 orang menjadi 14.337 pada tahun 2012 atau turun sebesar 513 orang lulusan, begitupun jumlah lulusan MTs pada tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 68 orang dari 2.936 orang pada tahun 2011 menjadi 2.868 orang pada tahun 2012. 2.3.1.4. SMA/SMK/MA Perkembangan Pendidikan SMA/SMK/MA di Kabupaten Sumedang selama tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 2.31 dibawah ini. Tabel 2.31 Perkembangan Pendidikan SMA/SMK/MA di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No.
Indikator
1.
Penduduk Usia 16-18 Tahun
2.
Jumlah Sekolah a. SMA b. SMK c. MA
3.
4.
5.
Jumlah Ruang kelas a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Murid a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Guru a. SMA b. SMK c. MA
2009
2010
2011
2012
56.178
49.158
47.564
47.729
25 41 14
26 54 14
26 54 14
26 60 18
381 370 65
394 386 65
427 502 65
538 506 69
13.754 15.199 1.269
13.920 18.150 1.465
13.194 18.820 536
12.925 19.402 1.774
1.022 1.186 259
1.073 1.288 265
1.094 1.349 269
945 1740 279
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 40
No. 6.
7. 8.
Indikator Jumlah Lulusan a. SMA b. SMK c. MA Jumlah Mengulang SMA/SMK/MA % Angka Putus Sekolah
2009
2010
2011
2012
4518 2795 395
4.518 3.633 410
4.205 4.331 416
4305 4933 212
10
9
5
9
0,93
0,60
0,57%
0,53
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 2.31 diatas secara umum perkembangan pendidikan menengah memperlihatkan capaian peningkatan yang sangat signifikan terutama jumlah ruang kelas sekolah dan jumlah guru. Pada tahun 2012 jumlah ruang kelas untuk SMA mengalami peningkatan 111 ruang kelas sedangkan jumlah guru SMK meningkat sebanyak 391guru. Jumlah murid SMA mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 12.925 murid, untuk SMK meningkat menjadi 19.402 murid dan MA meningkat menjadi 279 murid. Jumlah Murid SMA mengalami penurunan dikarenakan banyak siswa yang melanjutkan ke Sekolah Kejuruan karena SMK lebih siap untuk memasuki Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Jumlah guru SMA mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 berjumlah 1.094 guru sementara pada tahun 2012 menjadi 945 guru. Selain itu guru SMK mengalami peningkatan menjadi 1.749 orang pada tahun 2012 dari tahun 2011 yang berjumlah 1.349 orang, sementara guru MA pun mengalami peningkatan dari 269 orang pada tahun 2011 menjadi 279 orang pada tahun 2012. Prestasi bidang pendidikan jika diperhatikan dari jumlah murid SMA/SMK/MA yang mengulang dimana pada tahun 2011 berjumlah 5 orang pada tahun 2012 meningkat menjadi hanya 9 orang. Dengan meningkatnya angka mengulang siswa terlihat bahwa daya serap siswa menurun, hal ini dimungkinkan dikarenakan kurang efektifnya teknis pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang memadai. Selanjutnya untuk prosentase angka putus sekolah menunjukan perkembangan yang cukup signifikan dimana angka mengulang pada tahun 2011 sebesar 0,57 persen sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi hanya sebesar 0,53 persen. Berkurangnya angka putus sekolah ini antara
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 41
lain disebabkan status sosial ekonomi masyarakat Sumedang yang terus meningkat. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) dari setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Sumedang tahun 2009-2012 dapat diamati pada tabel 2.32 dibawah ini. Tabel 2.32 Angka Partisipasi Kasar dan Angkat Partisipasi Murni SD/MI/Paket A, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No. Indikator 2009 2010 2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA
109,53
110,90
111,02
114,05
96,87
96,90
98,34
99,84
96,30
96,40
98,58
101,02
80,82
81,96
88,56
97,87
55,29
68,22
68,43
78,90
41,38
67,47
67,54
70,69
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
2.3.2.
Kesehatan Pencapaian indikator derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
angka kematian bayi dan kematian ibu. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Sumedang mengalami kenaikan dari 297 bayi per 21.557 kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 282 bayi per 21.210 kelahiran hidup pada tahun 2012 sedangkan kematian ibu mengalami penurunan dari 15 orang per 21.557 kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 14 per 21.210 kelahiran hidup pada tahun 2012. Gambaran tentang kondisi status gizi balita di Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 menunjukkan adanya perbaikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan persentase gizi buruk dari 0,72 persen pada tahun 2011 menjadi 0,69 persen pada tahun 2012. Capaian sasaran cakupan imunisasi, perkembangan kegiatan imunisasi untuk mencapai UCI (Universal Children Imunization) desa di Kabupaten Sumedang selama kurun waktu dua tahun terlihat bahwa kegiatan imunisasi untuk setiap jenisnya menunjukkan adanya peningkatan. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 42
Kenaikan cakupan imunisasi tersebut juga berpengaruh terhadap kenaikan cakupan UCI Desa sehingga diharapkan target UCI Desa sesuai SPM 100 persen dapat tercapai. Cakupan UCI Desa pada tahun 2011 sudah mencapai 88,50 persen, dan pada tahun 2012 sebesar 97,50 persen. Upaya
meningkatkan
kualitas
lingkungan
yang
sehat
telah
dikembangkan penciptaan dan pengelolaan sanitasi yang bersih dan sehat dengan metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang meliputi 5 (lima) pilar yaitu stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), cuci tangan pakai sabun, pengembangan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Hasil dari pelaksanaan STBM yang dicapai hingga tahun 2012, antara lain sebanyak 114 desa dan 4 kecamatan telah dinyatakan stop BABS, dan telah dikembangkan 4 (empat) pilar STBM lainnya melalui keterpaduan SKPD-SKPD terkait, Pokja AMPL dan unsur masyarakat lainnya. Pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit
Umum (RSU)
Unit
Swadana
Daerah
Kabupaten
Sumedang,
merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh melalui upaya penyembuhan (kuratif) dan rehabilitasi (pemulihan) di samping upaya promotif dan preventif (pencegahan penyakit).
Pelayanan prima yang merupakan prioritas
peningkatan mutu pelayanan yang dilaksanakan RSU untuk mencapai sasarannya
dilaksanakan
dengan
meningkatkan
kualitas
dan
profesionalisme SDM. Upaya lain adalah meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan fasilitas dan instalasi, mendorong dan memfasilitasi peran serta masyarakat khususnya dalam mobilisasi dana untuk alternatif pembayaran serta meningkatkan dan menyempurnakan manajemen dalam rangka otonomi pengelolaan rumah sakit. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesehatan lainnya di Kabupaten Sumedang selama periode tahun 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 2.33 berikut ini:
No. 1
Tabel 2.33 Aspek Pelayanan Umum Dalam Bidang Kesehatan Tahun 2009-2012 Tahun Indikator 2009 2010 2011 Rasio Puskesmas per satuan penduduk
1:35.446
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
1:35.943
1:34.104
2012 1:34.820
Hal II - 43
No. 2 3 4
5 6 7
8
9
10
Indikator
2009
Rasio Tenaga Medis Rasio Tenaga Keperawatan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan UCI Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi
Tahun 2010 2011
2012
1:18.295
1:18.257
1:20.210
1:21.421
1:2.278
1:1.820
1:1.614
1:2.162
100
76,51
89,88
122,25
70,75
105,92
82,92
89,83
88,45
88,3
88,5
97,5
100
100
100
100
427
466
586
764
77.24
89.16
86.42
81.24
70,00
94,24
85,16
90,42
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 2.33 diatas, ada beberapa indikator perlu ditingkatkan antara lain rasio puskesmas per satuan penduduk yang masih kurang optimal sehingga perlu ada penambahan puskesmas di beberapa wilayah. Kondisi ideal satu puskesmas melayani 30.000 penduduk. Pada tahun 2012 rasio puskesmas per satuan penduduk baru mencapai 1:34.820. Indikator lain yang masih perlu ditingkatkan adalah cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Pada tahun 2011 cakupan pelayanan mencapai angka 86,42 persen dan pada tahun 2012 menurun menjadi 81,24 persen. 2.3.3.
Lingkungan Hidup Pemerintah
daerah
terus
melakukan
berbagai
upaya
dalam
penanganan lahan kritis serta pencemaran lingkungan sebagai dampak berkembangnya sektor industri. Kondisi Eksisting lahan kritis di luar kawasan hutan di Kabupaten Sumedang awal tahun 2009 yang perlu ditangani seluas 10.445,50 Ha. Penanganan lahan kritis selama tahun 2009-2012 dilakukan melalui program DAK Sektor Kehutanan, kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 44
Kritis (GRLK), kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) DAS Prioritas Pola Agroforestry, kegiatan RHL (APBN) dan melalui kegiatan Kebun Bibit Rakyat. Sisa lahan kritis yang belum tertangani sampai dengan tahun 2012 seluas 2.327,05 Ha. Tabel 2.34 Perkembangan Penanganan Lahan Kritis di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Uraian Luas Lahan Kritis (Ha)
Penanganan Lahan Kritis
Kondisi Awal
2009
2010
2011
2012
Kondisi Akhir
10.445,50
162,5
3.961
2.745
1.250
2.327,05
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang
Lahan kritis memiliki sifat yang dinamis, di satu sisi dilakukan penanganan namun di sisi lain akibat aktifitas pertanian yang melebihi daya dukung lahannya
dan kurang memperhatikan kaidah konservasi tanah,
lahan kritis tersebut bertambah pula. Dalam penanganan dan pengendalian erosi pada tahun 2012 sudah dilaksanakan dengan membangun bangunan sipil teknis pengendali erosi dan aliran permukaan berupa DAM Penahan Erosi sebanyak 25 unit, Gully Plug sebanyak 89 unit dan Sumur Resapan sebanyak 129 unit. Kemudian upaya reklamasi galian C, peran dan tanggungjawab para pengusaha senantiasa terus ditingkatkan sehingga diharapkan luasan lahan bekas galian C yang direklamasi oleh para pengusaha lebih meningkat lagi. Upaya tersebut bukan hanya langsung melalui bimbingan pengawasan dan pengendalian dari pihak dinas, namun dicoba pula dengan memfasilitasi kelompok lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sekitar galian yang mempunyai perhatian besar terhadap lingkungan untuk berperan serta mendorong
kesadaran
para
pengusaha
sehingga
mereka
merasa
berkewajiban untuk melakukan reklamasi. Dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan diperlukannya penetapan kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan serta nilai sejarah dan budaya bangsa yang berupa kawasan lindung. Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah berupa kawasan lindung hutan dan kawasan lindung non hutan. Kawasan lindung hutan terdiri atas hutan lindung dengan luas kurang lebih 9.277 ha, cagar alam berupa Cagar RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 45
Alam Gunung Jagat dengan luas kurang lebih 127 ha, taman wisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tampomas dengan luas kurang lebih 1.250 ha, taman hutan raya berupa Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Palasari dengan luas 34,8875 ha dan taman buru berupa Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi dengan luas kurang lebih 7.453 ha. Adapun kawasan lindung non hutan adalah terdiri dari kawasan gerakan tanah yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 34.338 ha, kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 18.080 Ha, sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 2.338 Ha, dan perlu dialokasikan juga sempadan waduk untuk waduk Jatigede dan waduk Sadawarna. 2.3.4.
Pariwisata Salah satu tujuan mendasar yang ingin dicapai negara berkembang
seperti Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan mantap di semua sektor. Usaha kepariwisataan merupakan salah satu sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah. Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih belum memenuhi jumlah yang diharapkan sehingga peran serta pemerintah, dunia usaha dan masyarakat masih terus dituntut peran aktifnya. Berkembangnya kegiatan pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh dan mendorong pembangunan sektor-sektor lain khususnya dalam hal memperluas lapangan pekerjaan dan peluang untuk berusaha. Sehubungan dengan pembangunan dan pengembangan pariwisata maka diperlukan perencanaan secara komprehensif dan terpadu dalam satu sistem Masterplan Pariwisata sehingga pemerintah mempunyai acuan dalam pembangunan sektor pariwisata maupun program investasi dimasa depan. Adapun beberapa obyek dan daya tarik wisata yang ada dan sudah dikenal di Kabupaten Sumedang, yaitu : 1. Alun-alun Kabupaten Sumedang; 2. Wisata Alam Cipanas Sekarwangi; 3. Wisata Alam Cipanas Cileungsing; 4. Wisata Alam Cadas Pangeran; 5. Wisata Alam Curug Sindulang; RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 46
6. Lapangan Golf Giri Gahana; 7. Tahura Palasari – Kunci; 8. Bumi Perkemahan Kiara Payung; 9. Wisata Alam Cipanteneun; 10. Kawasan Wisata Kampung Toga. 2.3.5.
Jaringan Prasarana Jalan Panjang jalan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 sepanjang
1.901,240 Km yang terdiri atas jalan negara 80,435 Km, jalan provinsi 115,638 Km, jalan kabupaten 796,056 Km, jalan desa sepanjang 909,111 Km.
Kualitas
Infrastruktur
jalan
menjadi
perhatian
utama
dalam
pembangunan, oleh sebab itu ke depan perlu dilakukan perubahan status jalan terutama status jalan Kabupaten menjadi Jalan Provinsi agar pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan bisa lebih maksimal. Tabel 2.35 Panjang Jalan di Kabupaten Sumedang (Km) Tahun 2009-2012 No
Status
2009
2010
2011
2012
1
Nasional
60.724
62.130
62.130
80.435
2
Provinsi
139.840
111.140
111.140
115.638
3
Kabupaten
756.480
796.057
796.057
796.056
4
Desa
941.220
909.111
909.111
909.111**
1.898,27
1.878,438
1.878,438
1,901.240
Jumlah
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang Keterangan : **) Angka Sementara
Tabel 2.36 Kondisi Ruas Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 No.
Kondisi
Panjang Jalan (Km)
Persen
1
Baik
203.870
25.61
2
Sedang
311.019
39.07
3
Rusak Ringan
118.851
14.93
4
Rusak Berat
162.316
Jumlah
796,056
20.39 100.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang
Kondisi ruas jalan Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 hanya 25,61 persen berada pada kondisi baik sedangkan sekitar 35,32 persen RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 47
dalam kondisi rusak, baik rusak berat maupun rusak ringan. Tingginya kerusakan jalan ini diakibatkan kurangnya pemeliharaan jalan. Selain itu juga pembangunan jalan tidak diikuti dengan pembangunan drainase yang memadai. 2.3.6.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan menjadi hal yang
mutlak harus dilakukan karena dengan pemberdayaan masyarakat di wilayah maka ketergantungan masyarakat akan semakin berkurang sekaligus akan langsung memberikan dampak signifikan dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang karena 80,00 persen masyarakat di Kabupaten Sumedang berada di wilayah pedesaan. Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Sumedang adalah Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Desa, Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Pasca Krisis, Generasi Sehat dan Cerdas, P2SPP/ Sauyunan. 2.3.7.
Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Penyelenggaraan pemerintahan di daerah secara faktual dihadapkan
pada problematika dan tantangan yang mendasar baik di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya maupun kerukunan umat beragama serta gangguan ketentraman dan ketertiban. Berdasarkan kondisi umum tersebut dapat melumpuhkan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perencanaan program dan kegiatan yang terpadu dalam suatu kebijakan pemerintahan secara terus-menerus dan berkesinambungan yaitu dengan mewujudkan prinsip-prinsip good governance
baik
secara
rutin,
berkala
maupun
berjenjang
dan
pertangungjawaban kinerja yang berakumulasi serta perencanaan yang jelas, terarah, efektif disertai dengan pengendalian yang teruji dan terukur sehingga program-program pembangunan di Kabupaten Sumedang dapat dicapai secara optimal. Berkaitan dengan pembangunan keamanan dan ketertiban dapat dikemukakan
bahwa
kondisi
keamanan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
dan
ketertiban
masyarakat Hal II - 48
merupakan prasyarat utama untuk mendukung keberhasilan berbagai agenda penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Sumedang relatif kondusif sehingga memberikan dukungan konstruktif bagi stabilitas daerah. Kondisi tersebut terwujud antara lain disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peran dan partisipasi masyarakat itu sendiri. Kesadaran tersebut didorong oleh kebutuhan rasa aman dan nyaman serta oleh meningkatnya kualitas kesadaran politik rakyat yang lebih matang. Operasionalisasi kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban, serta perlindungan masyarakat sebagai komponen dasar dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional. 2.3.8.
Pemuda dan Olahraga Dalam bidang olahraga, prestasi para atlet dari Kabupaten
Sumedang cukup membanggakan dari mulai tingkat provinsi, nasional, Asia Tenggara, bahkan Internasional.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak baik itu pemerintah, masyarakat khususnya masyarakat olah raga di Kabupaten Sumedang. Dukungan dari masyarakat selama ini tidak terlepas dari meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap dunia olahraga sebagai sarana kesehatan, rekreasi, dan prestasi. Dengan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat ini diharapkan ke depan dapat menunjang peningkatan kapasitas SDM generasi muda dalam berbagai aspek kehidupan. 2.3.9.
Tempat Ibadah Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada tahun 2012 jumlah sarana peribadatan secara keseluruhan di Kabupaten Sumedang tercatat sebanyak 5.514 buah. Jumlah sarana ibadah Agama Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola berjumlah 5.501. buah sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 9 buah Gereja, 2 Kuil/Pura dan 2 buah Vihara. Sarana peribadatan mesjid, langgar dan mushola tersebar hampir merata di seluruh kecamatan kecuali untuk Gereja hanya ada di kecamatan Sumedang Selatan dan Jatinangor, Vihara di Kecamatan Jatinangor dan Kuil/Pura berada di Kecamatan Cimanggung RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 49
dan Jatinangor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut ini. Gambar 2.8 Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Sumedang Tahun 2012 3000
2665
2500
1683
2000 1500
1153
1000 500
9
2
2
0 Mesjid
Langgar
Mushola
Gereja
Pura
Vihara
Sumber : Kemenag Kabupaten Sumedang
2.4.
ASPEK DAYA SAING DAERAH
2.4 .1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah ditunjukkan oleh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Sumedang berdasarkan harga berlaku tahun 2012 mencapai Rp.14.923,72 milyar atau meningkat 10,29 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp.13.531,78 milyar. Kemampuan
ekonomi
daerah
juga
dapat
ditunjukkan
oleh
pendapatan per kapita Kabupaten Sumedang yang berada diatas rata-rata pendapatan per kapita Jawa Barat selain Kabupaten Bandung dan Indramayu, sedangkan tiga kabupaten lainnya yaitu Majalengka, Subang, dan Garut memiliki pendapatan per kapita di bawah rata-rata. Dari keenam Kabupaten tersebut, Kabupaten Bandung menempati urutan pertama sebagai kabupaten yang memiliki pendapatan per kapita terbesar bila dibandingkan dengan lima kabupaten lainnya. Hal ini sangat didukung oleh luas wilayah yang dimiliki juga potensinya yang cukup banyak untuk mendukung perolehan nilai tambah.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 50
Tabel 2.37 Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya Tahun 2011-2012 Tahun
Kabupaten 2011*
2012**
Garut
11.233.513
12,150,454
Bandung***
15.680.185
17,078,143
9.136.411
9,932,212
Sumedang
12.326.292
13,405,685
Indramayu***
12.238.773
13,732,631
Subang***
10.672.137
11,483,200
Rata-rata
11.852.725
12,940,554
Jawa Barat
19.645.670
20,392,402
Majalengka***
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008-2012 Keterangan : * Angka Perbaikan ** Angka Sementara ***) Tanpa migas
2.4.2
Fokus FasilitasWilayah/Infrastruktur
2.4.2.1. Infrastruktur Transportasi Jaringan jalan merupakan salah satu infrastruktur penunjang kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya dan aktivitas manusia yang lainnya. Dengan
adanya
jaringan
jalan
maka
kegiatan
manusia
yang
menghubungkan antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya dapat terhubung dengan baik. Panjang jalan Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel 2.38 berikut ini. Tabel 2.38 Panjang Jalan Menurut Status dan Fungsi Jalan Kabupaten Sumedang Tahun 2012 No 1
2
3
Status Jalan
Panjang (KM)
Jalan Nasional
80,435
- Jalan arteri
80,435
Jalan Provinsi
115,638
- Jalan kolektor 2
115,638
Jalan Kabupaten
796,056
- Jalan Kolektor 4
133,698
- Jalan Kolektor Sekunder - Jalan Lokal
43,771 618,587
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 51
Berdasarkan status, panjang jalan di KabupatenSumedang meliputi jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten. Sedangkan berdasarkan fungsinya terdiri dari jalan arteri, jalan kolektor sekunder dan jalan lokal. Jalan Nasional hanya berfungsi sebagai jalan arteri dengan panjang 80,435 KM. Sama halnya dengan jalan Nasional, jalan provinsi hanya sebagai jalan kolektor 2 dengan panjang jalan 115,638 KM. Jalan Kabupaten memiliki tiga fungsi yaitu jalan kolektor 4 sepanjang 133,698 KM, jalan kolektor sekunder sepanjang 43,771 KM dan panjang jalan lokal sepanjang 618,587 KM. Panjang jalan kabupaten dari tahun 2009-2012 tidak banyak mengalami
perubahan
sedangkan
volume
kendaraan
di
Kabupaten
Sumedang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Jumlah kendaraaan roda empat pada tahun 2009 mencapai 13.480 Unit dan pada tahun 2012 mencapai 17.468 Unit. Data jumlah kendaraan dan panjang jalan dapat dilihat pada tabel 2.39 di bawah ini. Tabel 2.39 Data Panjang Jalan dan jumlah kendaraan di KabupatenSumedang Tahun 2009-2012 Tahun
Uraian
2009
2010
2011
2012
Panjang Jalan (KM)
756,48 796,06 796,06 796,06
Jumlah Kendaraan Roda 4 (Unit)
13.480 14.355 15.498 17.468
Rasio Panjang Jalan Kabupaten terhadap Jumlah Kendaraan
17,82
18,03
19,47
21,94
Sumber : Dinas PU Kab. Sumedang dan Kantor Bersama SAMSAT Kab.Sumedang
Dari tabel 2.39 diatas dapat dilihat kepadatan kendaraan dari tahun ke tahun meningkat. Pada tahun 2009 kepadatan kendaraan mencapai 17,82 yang artinya bahwa setiap panjang jalan satu KM kepadatan kendaraan mencapai 17,82 kendaraan per KM sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 21,94 kendaraan per KM. 2.4.2.2. Infrastruktur Irigasi Fungsi meningkatkan
irigasi
memegang
produksi
tanaman
peranan pangan,
sangat
penting
hortikultura,
dalam
perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan. Pengelolaan irigasi adalah salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan pembangunan pertanian terutama dalam rangka peningkatan serta perluasan tujuan pembangunan pertanian
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 52
dari program swasembada beras menjadi swasembada pangan. Penyediaan air irigasi dalam kuantitas dan kualitas yang memadai merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang ketahanan pangan tersebut. Pembangunan sarana irigasi sebagai salah satu faktor penunjang kearah upaya mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan membutuhkan persyaratan sosial yang pada dasarnya merekam dan mengkaji secara seksama keinginan, harapan dan kemajuan para petani. Sehingga ketersediaan sarana irigasi yang hendak dibangun sebagai perwujudan dari petani dan bersifat buttom up yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang optimal dari suatu kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani. Daerah Irigasi ini adalah merupakan daerah yang cukup subur sehingga perlu mendapat perhatian dalam rangka peningkatan maupun pembangunan fisik sarana irigasinya. Jumlah maupun mutu pembangunan sarana irigasi di Kabupaten Sumedang sampai saat ini belum mencapai target yang dikehendaki. Hal ini terlihat dari masih banyaknya lahan pertanian yang belum memperoleh air secara proporsional. Luas Areal Irigasi di Kabupaten Sumedang adalah 52.393 Ha dengan rincian Daerah Irigasi Kabupaten berjumlah 1.035 dengan luas areal 46.157 Ha dan Daerah Irigasi Tadah Hujan berjumlah 107 dengan luas 6.236 Ha. Dari total luas areal tersebut masih banyak yang mengalami kerusakan baik disebabkan oleh umur bangunan maupun akibat bencana alam. 2.4.2.3. Infrastruktur Perumahan Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Masyarakat di Kabupaten Sumedang dalam memanfaatkan prasarana air bersih, diperoleh dari mata air, air tanah (sumur) dan air permukaan dengan sistem pengelolaan air perdesaan. Sementara sistem air bersih perpipaan masih terbatas diperkotaan yang dipasok oleh PDAM Tirta Medal. Untuk lingkup pelayanan perpipaan ini meliputi Kecamatan Jatinangor, Tanjungsari, Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Situraja, Darmaraja, Cimalaka, Tanjungkerta dan Paseh.
Khusus
untuk air bersih skala Kecamatan dikelola oleh SPAB IKK yang secara kelembagaan terkait dengan PDAM dan skala
desa oleh Mitra Air
Pedesaan. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 53
PDAM
Kabupaten
Sumedang
sebagai penyelenggara
Sistem
Penyediaan Air Bersih (SPAB) baru dapat melayani penduduk keseluruhan yang ada di Kabupaten Sumedang sebesar kurang lebih 11 persen saja dan baru 14 Kecamatan yang dapat dilayani oleh PDAM Sumedang. Dari seluruh pelanggan tersebut hanya 60,00 persen saja yang dapat menerima air selama 24 jam sedangkan sisanya dilakukan secara bergiliran bahkan pada kondisi musim kemarau panjang ada yang tidak dapat dilayani melalui jaringan pipa sehingga harus disuplai dengan menggunakan tangki air. Dengan adanya kondisi tersebut diatas terlihat bahwa kinerja pelayanan air bersih PDAM Sumedang belum optimal Selain air bersih yang menyangkut dengan infrastruktur perumahan adalah mengenai rumah tidak layak huni. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Sumedang tahun 2011 sebanyak 10.428 KK. Layanan rumah tidak layak huni salah satunya berasal dari
bantuan
Kementeriaan
Perumahan
Rakyat
Republik
Indonesia
(Kemenpera RI). Pada tahun 2011 Kabupaten Sumedang mendapatkan bantuan perbaikan RTLH untuk 375 KK dan pada tahun 2012 sebanyak 1.207 KK sehingga sisa jumlah KK yang memiliki RTLH sebanyak 8.846 KK. Perbaikan rumah tidak layak huni sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 12.1 persen.
No.
Tabel 2.40 Data Infrastruktur Perumahan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun Uraian 2009 2010 2011
2012
1
Jumlah rumah tidak layak huni
n/a
n/a
10.428 10.053
2
Layanan rumah tidak layak huni
n/a
n/a
375
1.207
3
Cakupan layanan rumah tidak layak huni
n/a
n/a
3,59
12,01
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sumedang Keterangan : n/a (Data tidak tersedia)
2.4.2.4. Infrastruktur Pariwisata Objek wisata di Kabupaten Sumedang diantaranya Bumi Girigahana Golf
dan Resort, Barubeureum, Bumi Perkemahan Kiarapayung, Curug
Sindulang, Desa Wisata Rancakalong, Museum Petani, Museum Geusan Ulun, Gunung Kunci, Gunung Palasari, Makam Cut Nyak Dien, Makam
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 54
Pasarean Gede, Kampung Toga, Curug Cigorobog, Cibingbin, Curug Cipongkor, Makam Dayeuh luhur, Gunung Lingga, Parakakondang, Makam Marongge, Situ sari, Cipanas Sekarwangi, Cipanas Cileungsi, Bumi Perkemahan
Cijambu
dan
Cipanteuneun
sedangkan
yang
akan
direncanakan kedepan terkait dengan Sumedang Puseur Budaya Sunda adalah
rencana
Kawasan
Wisata
Kampung
Sunda
di
Pasirreungit
Kecamatan Sumedang Selatan, rencana Kawasan Wisata Jatigede yang didalamnya terdapat wisata modern, semi modern dan tradisional serta ada kawasan relokasi untuk situs-situs yang akan terendam dialokasikan pada Kampung Munjul di Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, diperkirakan akan menjadi perkampungan tersendiri di tengah Waduk Jatigede (berupa tanah perbukitan/pulau). Selain itu Tim Satgas Penanganan dan Percepatan Relokasi Situs dan Cagar Budaya di Jatigede akan menempatkan situs-situs lainnya di dekat Situs Tajimalela yang berada di Desa Lingga Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang yang selama ini dikenal sebagai Bukit Taji Malela seluas 3 (tiga) Ha. Dari 94 objek di 42 situs, ditargetkan 5 situs di Kecamatan Darmaraja yang dapat direlokasi. Situs tersebut adalah Situs Karamat Babuy, Kp. Babuy Desa Sukamenak, Situs Nangewer Kp. Nangewer Desa Leuwihideung, Situs Betok Kp. Betok Desa Sukamenak, Situs Leuwiloa Kp. Leuwiloa Desa Leuwihideung, dan Situs Sawah Jambe Kp. Leuwiloa Desa Leuwihideung. Selain itu, situs lain yang juga secara bertahap akan dipindahkan saat ini ada 15 situs yaitu Situs Nangewer Kp. Nangewer Desa Leuwihideung, Situs Leuwiloa dan Sawah Jambe Kp. Leuwiloa, Situs Marongpong Kp. Marongpong Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, Situs Gunung Penuh Kp. Bantar Awi Desa Padajaya Kecamatan Wado, Situs Gagak Sangkur Kp. Sundulan Desa Padajaya Kecamatan Wado. Kemudian Situs Pasir Leutik Dalem Wangsadipa atau Tulanggintung Kp. Cisurat Desa Cisurat Kecamatan Wado, Situs Ciwangi Kp. Ciwangi Desa Cibogo Kecamatan Darmaraja, Situs Munjul I dan Munjul II Kp. Munjul Desa Sukamenak Kecamatan Darmaraja, Situs Makam Keramat Nangkod Kp. Nangkod Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, Situs Cadas Ngampar Kp. Cadas Ngampar Desa Sukakersa Kecamatan Jatigede, dan Situs Curug Mas Kp. Cadas Ngampar Desa Sukakersa Kecamatan Jatigede.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 55
Sehubungan dengan banyaknya potensi wisata di Kabupaten Sumedan maka harus siap dengan segala infrastruktur pendukung kegiatan pariwisatanya. Infrastruktur pendukung pariwisata tersebut antara lain hotel, rumah makan, tempat parkir dan lain sebagainya. Berikut disajikan data usaha jasa akomodasi sebagai berikut : Tabel 2.41 Data Jenis, Kelas dan Jumlah Usaha Jasa dan Akomodasi (UJA) Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun No. Uraian 2009 2010 2011 2012 1
Hotel Bintang 5
0
0
0
0
2
Hotel Bintang 4
0
0
0
0
3
Hotel Bintang 3
2
2
2
2
4
Hotel Bintang 2
0
0
0
1
5
Hotel Bintang 1
0
0
0
0
6
Hotel Non Bintang/Melati
17
17
17
18
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang
Berikut disajikan data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang dari tahun 2009-2012. Jumlah wisatawan baik yang berasal dari mancanegara maupun nusantara mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 1.953 orang sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 2.274 orang. Begitu juga dengan wisatawan asal Nusantara. Pada tahun 2009 mencapai 115.643 orang sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 134.534 orang.
No.
Tabel 2.42 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun Jumlah Wisatawan 2009 2010 2011
1
Mancanegara
2
2012
1.953
2.056
2.165
2.274
Nusantara
115.643
121.72
128.127
134.534
Jumlah
117.596
123.776
130.292
136.808
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang
2.4.3
Fokus Iklim Berinvestasi Penanaman modal (investasi) menjadi faktor yang sangat penting
dalam pembangunan perekonomian yang dinamis baik di tingkat nasional maupun di tingkat regional dan lokal. Hal ini terjadi karena investasi sangat RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 56
signifikan
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
penciptaan
lapangan kerja, pengembangan sumber daya strategis, implementasi dan transfer keahlian
dan teknologi, pertumbuhan ekspor dan meningkatkan
neraca pembayaran. Kondisi umum Investasi di Kabupaten Sumedang didominasi oleh investor lokal. Pertumbuhan jumlah investor di Kabupaten Sumedang dapat dilihat dari banyaknya jumlah yang mengajukan perijinan usaha ke Kabupaten Sumedang. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 jumlah yang mengajukan ijin usaha terus meningkat namun pada tahun 2012 mengalami penurunan. Pada tahun 2009 jumlah yang mangajukan ijin usaha sebanyak 4.384 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 5.110 orang dengan 49 jenis perijinan. Tabel 2.43 Jumlah Investor Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun
Jumlah yang mengajukan ijin
Jenis Perijinan
2009
4384
49 Ijin
2010
4843
49 Ijin
2011
5228
49 Ijin
2012
5110
49 Ijin
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Kabupaten Sumedang
2.4.4
Fokus Sumber Daya Manusia Kualitas Sumber Daya Manusia merupakan modal utama dalam
pembangunan. Kualitas SDM ini berkaitan erat1dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja. Kualitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan yang artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaiakan pendidikan S1, S2, dan S3. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Sumedang sebanyak 1.093.602 orang dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 25.101 orang. Nilai rasio lulusan S1/S2/S3 pada tahun 2010 sebesar 0,023. Pada tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 1.121.787 orang dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 31.943. Nilai rasio lulusan S1/S2/S3 pada tahun 2012 sebesar 0,028. Nilai rasio lulusan S1/S2/S3 mengalami kenaikan ini artinya
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 57
bahwa masyarakat mulai menyadari bahwa akan pentingnya pendidikan tinggi dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun1ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Semakin tingginya rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif demikian pula sebaliknya. Tabel 2.44 Rasio Ketergantungan No
Uraian
1
Jumlah Penduduk Usia <15 Tahun (Belum Produktif)
2
Jumlah Penduduk Usia >64 Tahun (Tidak Produktif Lagi)
3
Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun
4
Rasio Ketergantungan ((1+2)/3)
2010
2011
2012
286,957
298,906
302,554
89,578
81,108
102,855
717,067
728,155
716,378
0.53
0.52
0.57
Sumber : Profil Daerah Kabupaten Sumedang, Bappeda.
Dari tabel 2.44 diatas menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan kabupaten Sumedang mengalami kenaikan, hal ini terlihat dari nilai rasio ketergantungan pada tahun 2010 sebesar 0,53 meningkat menjadi 0,57 pada tahun 2012. Nilai rasio ketergantungan sebesar 0,57 pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap 100 orang yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebanyak 57 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal II - 58
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1.
KINERJA KEUANGAN MASA LALU
3.1.1.
Kinerja Pelaksanaan APBD
3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 dijelaskan bahwa dalam melaksanakan pemerintahan, Pemerintah Daerah dilengkapi dengan seperangkat kemampuan pembiayaan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Dalam perencanaan APBD ditetapkan target pendapatan daerah yang merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki serta tingkat pertumbuhan ekonomi sedangkan pada akhir tahun anggaran diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah yang merupakan
salah
satu
indikator
keberhasilan
dalam
pengelolaan
pendapatan. Tabel 3.1 Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian
2009
2010
2011
2012
Pendapatan Asli Daerah
104.172,7
108.658,0
139.823,3
161.995,6
Dana Perimbangan
736.447,4
816.535,9
974.499,2
1.239.295,3
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
128.089,2
161.374,6
234.876,6
93.161,9
Pendapatan Daerah
968.709,3 1.086.568,5 1.349.199,0
1.494.452,8
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.1 diatas Pendapatan Daerah dari tahun 2009-2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 pendapatan daerah mencapai Rp.968.709,3 juta dan pada tahun 2012 mencapai Rp.1.494.452,8 juta. Penyumbang terbesar pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan kemudian lain-lain pendapatan daerah yang sah dan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 1
terakhir bersumber dari pendapatan asli daerah. Struktur masing-masing sumber pendapat daerah dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Struktur (%) Uraian 2009
2010
2011
2012
Pendapatan Asli Daerah
10.75
10.00
10.36
10.84
Dana Perimbangan
76.02
75.15
72.23
82.93
Lain-lain pendapatan yang sah
13.22
14.85
17.41
6.23
100.00
100.00
100.00
100.00
Pendapatan Daerah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2009-2012 secara keseluruhan melebihi target yang telah ditetapkan hal ini dapat dilihat dari nilai realisasi di setiap tahunnya yang melebihi 100 persen. Pada tahun 2009 realisasi pendapatan daerah mencapai 101,46 persen sedangkan pada tahun 2012 mencapai 101,35 persen. Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian 2009 2010 2011 Pendapatan Asli Daerah
2012
94.93
90.52
96.48
107.68
Dana Perimbangan
101.78
101.02
102.19
101.16
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
105.46
103.35
99.39
94.01
Pendapatan Daerah
101.46
100.19
101.08
101.35
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Pertumbuhan pendapatan daerah mengalami fluktuatif selama tahun 2009-2012. Hal ini terlihat dari tabel 3.4 dibawah dimana pertumbuhan pendapatan mencapai 12,17 persen pada tahun 2009-2010 kemudian naik menjadi 24,17 persen pada tahun 2011-2010 dan turun kembali pada tahun 2011-2012 menjadi 10,77 persen.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 2
Tabel 3.4 Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian 2009-2010 2010-2011 2011-2012 Pendapatan Asli Daerah
4.31
28.68
15.86
Dana Perimbangan
10.67
19.35
27.17
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
25.99
45.55
(60.34)
Pendapatan Daerah
12.17
24.17
10.77
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Realisasi Pendapatan Daerah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 3
Tabel 3.5 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun 2009 Uraian
Target
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah Pendapatan Daerah
109.731.802.606,96 723.597.060.576,85 121.455.293.487 954.784.156.670,81
Realisasi 104.172.660.220,71 736.447.411.403 128.089.213.461,20 968.709.285.084,71
Tahun 2010 Capaian (%) 94,93 101,78 105,46 101,46
Target 120.039.975.404,25 808.302.239.978,06 156.140.009.865,69 1.084.482.225.248
Tahun 2011 Uraian Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah Pendapatan Asli Daerah
Target
Realisasi
144.923.681.183,28 139.823.277.566,34 953.583.162.485,63 974.499.179.692 236.324.479.032,67 234.876.557.580 1.334.831.322.701,58 1.349.199.014.838,34
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 4
Realisasi 108.658.025.581,20 772.268.823.082 185.276.024.389 1.086.567.521.812,20
Capaian (%) 90,52 101,02 103,35 100,19
Tahun 2012 Capaian Target (%) 96,48 150.444.039.299,86 102,19 1.225.044.738.566 99,39 99.095.985.483 101,08 1.474.584.763.348,86
Realisasi 161.995.577.347,89 1.239.295.317.936 93.161.896.978 1.494.452.792.261,89
Capaian (%) 107,68 101,16 94,01 101,35
3.1.1.2. Pendapatan Daerah A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang sah. Tabel 3.6 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian
2009
2010
2011
2012
Pajak Daerah
28.195,9
34.117,7
51.419,7
60.701,2
Retribusi Daerah
13.669,7
6.663,8
10.537,4
12.774,2
3.418,8
3.579,3
3.111,7
2.876,3
58.888,2
64.297,3
74.754,5
85.643,9
104.172,7
108.658,0
139.823,3
161.995,6
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Asli Daerah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.6 diatas, realisasi pendapatan asli daerah dari tahun 2009-2012 cenderung meningkat walaupun tidak signifikan. Pada tahun 2009 pendapatan asli daerah mencapai Rp.104.172,7 juta dan pada tahun 2012 mencapai Rp.161.995,6 juta. Tabel 3.7 Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Struktur (%) Uraian 2009 2010 2011
2012
Pajak Daerah
27.07
31.40
36.77
37.47
Retribusi Daerah
13.12
6.13
7.54
7.89
3.28
3.29
2.23
1.78
56.53
59.17
53.46
52.87
100,00
100,00
100,00
100,00
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain lain PAD Pendapatan Asli Daerah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 5
Berdasarkan tabel 3.7 diatas, penyumbang terbesar pendapatan asli daerah berasal dari lain-lain PAD yang sah dan pajak daerah. Hal tersebut mencerminkan hasil dari upaya-upaya yang dilakukan dalam optimalisasi peningkatan
pendapatan
baik
intensifikasi
maupun
ekstensifikasi
pendapatan. Berdasarkan tabel 3.8 dibawah pendapatan asli daerah tidak terealisasi sempurna dari tahun 2009-2011. Pada tahun 2009-2011 realisasi pendapatan asli daerah hanya sekitar 93,98 persen. Realisasi pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak daerah tahun 2009-2012 melebihi target yang telah ditetapkan kecuali pada tahun 2010 yang hanya terealisasi sebesar 94,01 persen, hal tersebut dikarenakan tidak tercapainya target pajak hiburan dan pajak penerangan jalan. Tabel 3.8 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian Pajak Daerah
2009
2010
2011
2012
100.68
94.01
109.97
116.59
21.61
79.22
97.90
111.44
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
100.00
101.36
100.00
101.87
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
391.31
89.54
88.69
101.84
Pendapatan Asli Daerah
94.93
90.52
96.48
107.68
Retribusi Daerah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Realisasi retribusi daerah pada tahun 2009 hanya sebesar 21,61 persen, hal tersebut disebabkan oleh terdapatnya pergeseran pencatatan pendapatan retribusi pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah yang semula dicatat pada pendapatan retribusi daerah menjadi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sesuai amanat Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan BLUD sedangkan realisasi pada tahun 2012 melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 107,68 persen. Hal tersebut
disebabkan oleh bertambahnya
pengguna jasa umum diantaranya dari pengendalian menara telekomunikasi dan jasa pelayanan tertentu salah satunya dari Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 6
Tabel 3.9 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009-2010
2010-2011
21.00
50.71
18.05
(51.25)
58.13
21.23
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4.69
(13.06)
(7.56)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
9.17
16.28
14.57
Pendapatan Asli Daerah
4.29
28.70
15.86
Pajak Daerah Retribusi Daerah
2011-2012
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Pertumbuhan pendapatan daerah mengalami fluktuatif selama tahun 2009-2012. Hal ini terlihat dari tabel 3.9 diatas dimana pertumbuhan pendapatan mencapai 4,29 persen pada tahun 2009-2010 kemudian naik menjadi 28,70 persen pada tahun 2010-2011 dan turun kembali pada tahun 2011-2012 menjadi 15.86 persen. Data realisasi pendapatan asli daerah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.10 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 7
Tabel 3.10 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun 2009 Uraian Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain lain PAD Pendapatan Asli Daerah
Target
Realisasi
28.006.018.959,00 63.257.875.369,00
28.195.858.941,00 13.669.715.540,00
3.418.832.959,52 3.418.835.883,00 15.049.075.319,44 58.888.249.856,71 109.731.802.606,96 104.172.660.220,71
Tahun 2010 Capaian (%) 100,68 21,61
Target
Realisasi
36.291.886.724,00 8.411.765.379,83
34.117.673.936,00 6.663.756.297,00
Capaian (%) 94,01 79,22
100,00 3.531.360.704,42 3.579.260.493,00 391,31 71.804.962.596,00 64.297.334.855,20 94,93 120.039.975.404,25 108.658.025.581,20
101,36 89,54 90,52
Tahun 2011 Uraian Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain lain PAD Pendapatan Asli Daerah
Target
Realisasi
51.419.720.898,00 10.537.414.701,00
Capaian (%) 109,97 97,90
52.062.696.000,00 11.462.536.214,86
60.701.249.763,00 12.774.157.243,00
Capaian (%) 116,59 111,44
3.111.672.649,00
100,00
2.823.578.676,27
2.876.307.235,00
101,87
88,69 84.095.228.408,73 85.643.863.106,89 96,48 150.444.039.299,86 161.995.577.347,89
101,84 107,68
Target
Realisasi
46.759.162.767,00 10.763.611.940,51 3.111.672.648,00
84.289.233.827,77 74.754.469.318,34 144.923.681.183,28 139.823.277.566,34
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Tahun 2012
Hal III - 8
B. Dana Perimbangan Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar dimana pada tahun 2012 mencapai 82,93 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sumedang dalam pendanaan daerah masih relatif bergantung pada pemerintah pusat. Tabel 3.11 Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Tunjanga Profesi Dana Perimbangan
2009
2010
2011
2012
66.670,5
71.928,2
83.374,2
96.904,7
629.006,9
634.169,8
730.821,1
923.623,9
40.770,0
66.170,9
72.069,9
77.202,5
-
44.267,1
88.234.0
141.564,3
736.447,4
816.535,9
974.499,2 1.239.295,3
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.11 diatas dana perimbangan dari tahun 2009-2012 terus meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2009 dana perimbangan mencapai Rp.736.447,4 juta dan pada tahun 2012 mencapai Rp.1.239.295,3 juta. Penyumbang terbesar dana perimbangan berasal Dana Alokasi Umum (DAU). Struktur dana perimbangan dapat dilihat pada tabel 3.12 di bawah ini. Tabel 3.12 Strukutur Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian Dana bagi hasil pajak & Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU)
Struktur (%) 2009
2010
2011
2012
9.05
8.81
8.56
7.82
85.41
77.67
74.99
74.53
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 9
Struktur (%)
Uraian
2009
Dana Alokasi Khusus(DAK)
2010
2012
5.54
8.10
7.40
6.23
-
5.42
9.05
11.42
100.00
100.00
100.00
100.00
Dana Tunjangan Profesi Dana Perimbangan
2011
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.13 dibawah dari tahun 2009-2012 dana perimbangan terealisasi dengan sempurna artinya selalu melebihi target. Dari tahun 2009-2012 realisasi dana perimbangan terealisasi dengan rata-rata capaian realisasi sebesar 101,54 persen. Tabel 3.13 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009
2010
2011
2012
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
123.88
112.93
133.52
117.24
Dana Alokasi Umum (DAU)
100.00
100.00
100.00
100.00
Dana Alokasi Khusus (DAK)
100.00
100.00
99.98
100.00
-
100.00
100.00
100.00
101.78
101.22
101.20
101.16
Dana Tunjanga Profesi Dana Perimbangan
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Pertumbuhan dana perimbangan mengalami kenaikan selama tahun 2009-2012. Hal ini terlihat dari tabel 3.14 dibawah dimana pertumbuhan pendapatan pada tahun 2009-2010 mencapai 10,87 2011-2012
menjadi
27,17
persen.
Data
persen pada tahun
mengenai
realisasi
dana
perimbangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.15. Tabel 3.14 Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009-2010
2010-2011
2011-2012
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
7.89
15.91
16.23
Dana Alokasi Umum (DAU)
0.82
15.24
26.38
Dana Alokasi Khusus (DAK)
62.30
8.91
7.21
-
99.32
60.44
10.87
19.35
27.17
Dana Tunjanga Profesi Dana Perimbangan
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 10
Tabel 3.15 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun 2009 Uraian Dana bagi hasil pajak & bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus(DAK) Dana Tunjangan Profesi Dana Perimbangan
Tahun 2010
53.820.147.576,85 66.670.498.403,00 629.006.913.000,00 629.006.913.000,00 40.770.000.000,00 40.770.000.000,00
Capaian (%) 123,88 100,00 100,00
723.597.060.576,85 736.447.411.403,00
101,78
Target
Realisasi
Target
63.694.457.378,06 71.928.156.082,00 634.169.767.000,00 634.169.767.000,00 66.170.900.000,00 66.170.900.000,00 44.267.115.600,00 44.267.115.600,00 808.302.239.978,06 816.535.938.682,00
Tahun 2011 Uraian Dana bagi hasil pajak & bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus(DAK) Dana Tunjangan Profesi Dana Perimbangan
Target
Realisasi
62.443.846.765,63 83.374.163.972,00 730.821.109.000,00 730.821.109.000,00 72.084.200.000,00 72.069.900.000,00 88.234.006.720,00 88.234.006.720,00 953.583.162.485,63
974.499.179.692,00
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 11
Realisasi
Capaian (%) 112,93 100,00 100,00 100,00 101,02
Tahun 2012 Capaian (%) 133,52 100,00 100,00 99,98 102,19
Target
Realisasi
82.654.116.566,00 96.904.695.936,00 923.623.866.000,00 923.623.866.000,00 77.202.460.000,00 77.202.460.000,00 141.564.296.000,00 141.564.296.000,00 1.225.044.738.566,00
1.239.295.317.936,00
Capaian (%) 117,24 100,00 100,00 100,00 101,16
C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pos lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam APBD di Kabupaten Sumedang terdiri dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya, dan bagi hasil bukan pajak dari propinsi atau pemda lainnya. Tabel 3.16 Lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian
2009
2010
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
33.200,9
34.388,7
41.048
42.173,5
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
22.501,5
33.691,0
122.135
11.523,0
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
72.386,8
93.218,9
71.694
39.411,3
-
75,9
(1,2)
54,2
161.374 234.876,6
93.161,9
Bagi Hasil Bukan Pajak dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
128.089,2
2011
2012
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.16 diatas sumber pendapatan daerah dari lain-lain pendapatan daerah yang sah bersifat fluktuatif. Tahun 2009-2011 mengalami peningkatan namun pada tahun 2012 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Tahun 2011 lain-lain pendapatan yang sah mencapai Rp.234.876,6 juta menurun tajam menjadi Rp.93.161,9 juta pada tahun 2012. Hal tersebut disebabkan oleh fluktuatifnya besaran penerimaan dari dana penyesuaian dan otonomi khusus dimana mulai tahun 2012 pencatatan penerimaan dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) tidak lagi dicatat sebagai penerimaan dalam APBD Kabupaten.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 12
Tabel 3.17 Struktur Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Struktur (%)
Uraian 2009
2010
2011
2012
Dana bagi hasil Pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya
25.92
21.31
17.48
45.27
Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
17.57
20.88
52.00
12.37
Bantuan Keuangan dari propinsi/pemerintah daerah lainnya
56.51
57.77
30.52
42.30
Bagi Hasil Bukan Pajak dari Provinsi atau pemerintah
-
0.05
-
0.06
100.00
100.00
100.00
100.00
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.17 diatas penyumbang terbesar lain-lain pendapatan daerah yang sah setiap tahunnya bervariasi. Pada tahun 2009 dan 2010 penyumbang terbesar lain-lain pendapatan yang sah berasal dari bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnnya sebesar 56,51 persen dan 57,77 persen sedangkan pada tahun 2011 berasal dari dana penyesuaian dan otonomi khusus yaitu sebesar 52,00 persen. Pada tahun 2012 dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya serta bantuan keuangan dari propinsi/pemerintah daerah lainnya memberikan sumbangan cukup besar yaitu 45,27 persen dan 42,30 persen. Tabel 3.18 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009
2010
2011
2012
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
100.08
92.78
96.42
95.11
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
63.74
100.00
100.19
100.00
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
136.63
111.36
99.78
91.22
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 13
Uraian
2009
2010
2011
2012
-
602.36
100.00
213.04
105.46
103.35
99.39
94.01
Bagi Hasil Bukan Pajak dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.18 diatas, tahun 2009-2010 realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapi 100 persen lebih sedangkan pada tahun 2011-2012 realisasinya dibawah 100 persen yaitu 99,39 persen pada tahun 2011 dan 94,01 persen pada tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan tidak terealisasinya pendapatan dari dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan bantuan keuangan dari Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan tabel 3.19 dibawah dapat dilihat bahwa Pertumbuhan lain-lain pendapatan daerah yang sah bersifat fluktuatif. Pada tahun 2009-2010 pertumbuhan lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai 32,87 persen sedangkan pada tahun 2010-2011 mencapai 45,55 persen. Tabel 3.19 Pertumbuhan Lain-lain pendapatan yang sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009-2010
2010-2011
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
3.58
19.37
2.74
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
49.73
262.52
(90.57)
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
28.78
(23.09)
(45.03)
Bagi Hasil Bukan Pajak dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
-
(101.62)
-
32.87
45.55
(60.34)
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
2011-2012
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Data mengenai realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah dapat dilihat pada tabel 3.20 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 14
Tabel 3.20 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun 2009 Uraian Dana bagi hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah daerah lainnya Dana bagi hasil pajak dari Propinsi : BH PKB BH BBNKB BH Pajak BBKB BH Pajak pengambilan dan pemanfaatan A B T Pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan Dana Penyesuaian & otonomi kusus Dana Penyesuaian Dana Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dr Prop/ Pemda Lainya Bantuan keuangan dari Propinsi Bagi hasil bukan pajak dari Propinsi atau pemda lainnya Bagi hasil bukan pajak dari provinsi Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
33.175.311.987,00
33.200.870.861,00
33.175.311.987,00 6.434.678.850,00 6.628.549.473,00 18.174.682.338,00 1.643.760.200,00 293.641.126,00
33.200.870.861,00 6.434.678.850,00 6.628.549.473,00 18.174.682.338,00 1.643.760.200,00 319.200.000,00
100,08 100,00 100,00 100,00 100,00 108,70
37.064.796.355,69 7.127.445.103,50 8.526.444.252,19 19.550.447.000,00 1.575.280.000,00 285.180.000,00
34.388.687.987,00 7.060.732.837,85 8.526.444.252,19 17.142.638.052,66 1.373.692.844,30 285.180.000,00
92,78 99,06 100,00 87,68 87,20 100,00
35.300.000.000,00 35.300.000.000,00 52.979.981.500,00 52.979.981.500,00
22.501.500.000,00 22.501.500.000,00 72.386.842.600,00 72.386.842.600,00
63,74 63,74 136,63 136,63
35.352.175.000,00 35.352.175.000,00 83.710.437.040,00 83.710.437.040,00 12.601.470,00
35.352.175.000,00 35.352.175.000,00 93.218.963.840,00 93.218.963.840,00 75.905.722,00
100,00 100,00 111,36 111,36 602,36
121.455.293.487,00
128.089.213.461,00
105,46
12.601.470,00 156.140.009.865,69
75.905.722,00 161.374.557.549,00
602,36 103,35
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Tahun 2010 Capaian (persen) 100,08
Hal III - 15
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
37.064.796.355,69
34.388.687.987,00
Capaian (persen) 92,78
Tabel 3.20 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Tahun 2011 Uraian Dana bagi hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah daerah lainnya Dana bagi hasil pajak dari Propinsi : BH PKB BH BBNKB BH Pajak BBKB BH Pajak pengambilan dan pemanfaatan A B T Pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan. Dana Penyesuaian & otonomi kusus Dana Penyesuaian Dana Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dr Prop/ Pemda Lainya Bantuan keuangan dari Propinsi Bagi hasil bukan pajak dari Propinsi atau pemda lainnya Bagi hasil bukan pajak dari provinsi Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Target
Realisasi
42.572.708.382,67
41.048.126.930,00
42.572.708.382,67 8.409.246.674,26 12.318.814.954,41 21.480.376.458,00 (70.066.371,00) 434.336.667,00
41.048.126.930,00 8.202.739.918,00 12.129.940.795,00 20.415.483.196,00 (70.066.371,00) 299.963.021,00
96,42 97,54 98,47 95,04 100,00 69,06
44.343.974.195,00 12.095.748.349,00 9.590.838.050,00 22.096.908.771,00 560.479.025,00
42.173.475.945,00 11.934.173.194,00 9.590.838.050,00 20.087.985.676,00 560.479.025,00
95,11 98,66 100,00 90,91 100,00
121.902.295.000,00 50.955.914.000,00 70.946.381.000,00 71.850.707.500,00 71.850.707.500,00 (1.231.850,00)
122.135.334.000,00 50.955.914.000,00 71.179.420.000,00 71.694.328.500,00 71.694.328.500,00 (1.231.850,00)
100,19 100,00 100,33 99,78 99,78 100,00
11.523.000.000,00 11.523.000.000,00 43.203.590.860,00 43.203.590.860,00 25.420.428,00
11.523.000.000,00 11.523.000.000,00 39.411.265.440,00 39.411.265.440,00 54.155.593,00
100,00 100,00 91,22 91,22 213,04
(1.231.850,00) 236.324,479.032,67
(1.231.850,00) 234.876.557.580,00
100,00 99,39
25.420.428,00 99.095.985.483,00
54.155.593,00 93.161.896.978,00
213,04 94,01
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Tahun 2012 Capaian (Persen) 96,42
Hal III - 16
Target
Realisasi
44.343.974.195,00
42.173.475.945,00
Capaian (Persen) 95,11
3.1.1.3. Belanja Daerah Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri dari program/kegiatan pada setiap SKPD baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Penggunaan anggaran untuk mendanai program/kegiatan urusan wajib dilakukan dengan memperhatikan tugas dan fungsi masing-masing SKPD sedangkan penggunaan anggaran untuk mendanai program/kegiatan urusan pilihan dilakukan melalui pendekatan kinerja dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program terrnasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut. Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasar Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 dan juga
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Belanja daerah terdiri dari : 1. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja Langsung Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja pegawai, (b) Belanja barang dan jasa, dan (c) Belanja modal. Tabel 3.21 Total Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung Total Belanja
2009
2010
2011
2012
679.382,8
822.804,0
831.956,9
965.617,1
272.308,6
297.482,1
447.122,8
501.934,1
951.691,4 1.120.286,2 1.279.079,8
1.467.551,2
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 17
Berdasarkan tabel 3.21 diatas total belanja Kabupaten Sumedang tiap tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 total belanja mencapai Rp.951.691,4 juta dan pada tahun 2012 mencapai Rp.1.467.551,2 juta. Dari tahun 2009-2012 belanja terbesar merupakan belanja tidak langsung. Pada tahun 2012 belanja tidak langsung mencapai Rp.965.617,1 juta sedangkan belanja langsung mencapai Rp.501.934,1 juta. Hal tersebut dikarenakan didalam belanja tidak langsung terdapat belanja untuk pegawai. Pada tahun 2012 proporsi belanja pegawai mencapai 90,06 persen dari total belanja tidak langsung sedangkan belanja langsung sebagian besar digunakan untuk belanja modal dan barang jasa. Struktur belanja beserta rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.22 dibawah ini. Tabel 3.22 Struktur Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Struktur (persen)
Uraian 2009
2010
2011
2012
71.39
73.45
65.04
65.80
84.68
81.71
90.85
90.06
- Bunga
0.00
0.28
0.20
0.10
- Hibah
0.86
6.04
1.56
4.72
- Bantuan Sosial
8.28
6.94
2.65
0.50
- Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintahan Desa
0.00
0.00
0.38
0.38
- Belanja bantuan keuangan kepada Pemerintahan Desa
0.00
4.73
3.99
4.08
- Belanja Tidak Terduga
0.15
0.30
0.26
0.16
-
-
0.11
-
28.61
26.55
34.96
34.20
- Pegawai
22.31
18.24
20.16
20.00
- Barang dan Jasa
42.15
47.27
45.18
39.28
- Modal
35.54
34.49
34.66
40.72
Total Belanja
100.00
100.00
100.00
100.00
BelanjaTidak Langsung - Pegawai
- Belanja Bantuan Keuangan Belanja Langsung
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Realisasi belanja daerah dari tahun 2009-2012 bila dibandingkan dengan anggaran belanja selalu dibawah target. Pada tahun 2009 realiasi total belanja daerah mencapai 95,01 persen sedangkan tahun 2012 hanya
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 18
mencapai 94,95 persen. Realisasi belanja yang lebih kecil dari anggaran secara umum disebabkan oleh adanya efisiensi belanja serta adanya kegiatan-kegiatan yang tidak diserap tetapi diluncurkan kembali pada tahun berikutnya. Realisasi belanja baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung dapat dilihat pada tabel 3.23 dibawah ini. Tabel 3.23 Realisasi Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009
2010
2011
2012
Belanja Langsung
95.00
98.92
98.27
96.41
Belanja Tidak Langsung
95.04
96.36
88.87
92.26
Total Belanja
95.01
98.22
94.76
94.95
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.24 dibawah pertumbuhan belanja selama tahun 2009-2012 cenderung stabil. Pertumbuhan tahun 2010-2011 hanya 14.17 persen sedangkan pada tahun 2011-2012 hanya 14,73 persen. Perbedaan pertumbuhan tahun 2010-2011 dengan tahun 2011-2012 hanya 0.56 persen. Tabel 3.24 Pertumbuhan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Persen) Uraian
2009-2010
Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung Total Belanja
2010-2011
2011-2012
21.11
1.11
16.07
9.24
50.30
12.26
17.72
14.17
14.73
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Rincian pertumbuhan belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat dilihat pada tabel 3.25 dibawah ini. Tabel 3.25 Rincian Pertumbuhan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Uraian
Pertumbuhan (persen) 2009-2010
2010-2011
2011-2012
21.11
1.11
16.07
16.86
12.43
15.05
- Bunga
158.61
-29.41
-37.97
- Hibah
745.72
-73.84
250.68
BelanjaTidak Langsung - Pegawai
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 19
Pertumbuhan (persen)
Uraian
2009-2010
2010-2011
2011-2012
1.51
-61.37
-78.02
- Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintahan Desa
10.23
9.300,31
15.60
- Belanja bantuan keuangan kepada Pemerintahan Desa
-4.86
-14.72
18.57
147.30
-12.63
-29.02
-
-
(1.00)
9.24
50.30
12.26
-10.67
66.09
11.38
22.50
43.66
-2.39
- Modal
6.02
51.06
31.86
Total Belanja
17.72
14.17
14.73
- Bantuan Sosial
- Belanja Tidak Terduga - Belanja Bantuan Keuangan Belanja Langsung - Pegawai - Barang dan Jasa
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Bila dilihat berdasarkan urusan maka belanja dapat dibagi menjadi belanja untuk Urusan Wajib dan belanja untuk Urusan Pilihan. Proporsi yang terbesar adalah untuk Urusan Wajib karena terkait dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Tabel 3.26 Belanja Urusan Wajib dan Pilihan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian Urusan Wajib Urusan Pilihan
2009
2010
915.759,9 1.073.990,7 35.931,5
46.295,5
2011
2012
1.234.284,4 1.413.187,3 44.795,3
54.363,9
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Berdasarkan tabel 3.26 diatas, belanja wajib dari tahun 2009-2012 terus meningkat sedangkan belanja pilihan cenderung stabil. Pada tahun 2009 belanja wajib sebesar Rp.915.759,9 juta dan tahun 2012 sebesar Rp.1.413.187,3 juta sedangkan belanja urusan pilihan pada tahun 2009 sebesar Rp.35.931,5 juta dan pada tahun 2012 sebesar Rp.54.363,9 juta. Rincian realisasi belanja daerah dan belanja menurut urusan dapat dilihat pada tabel 3.27 dan tabel 3.28 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 20
Tabel 3.27 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012
Uraian BelanjaTidak Langsung - Pegawai - Bunga - Subsidi - Hibah - Bantuan Sosial - Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung - Pegawai - Barang dan Jasa - Modal Total Belanja
Target
Tahun 2009 Realisasi
Target
Persen
715.156.750.428,41 614.898.556.537,16 300.067.099,06
679.382.785.259,00 575.305.625.125,00 14.424.584,00
95,00 93,56 4,81
831.829.597.221,81 680.743.240.664,65 2.307.220.734,16
822.804.030.104,00 672.287.350.377,00 2.291.138.529,00
98,92 98,76 99,30
5.929.000.000,00 51.316.243.681,00 32.000.000,00
5.876.660.000,00 56.241.887.117,00 30.600.500,00
99,12 109,60 95,63
49.695.984.540,00 55.584.989.140,00 32.000.000,00
49.700.087.690,00 57.093.464.882,00 33.731.700,00
100,01 102,71 105,41
41.680.883.111,19
40.914.487.933,00
98,16
55.584.989.140,00
38.927.506.926,00
99,08
1.000.000.000,00 286.513.740.123,43 64.669.733.898,95 121.834.582.855,75 100.009.423.368,73 1.001.670.490.551,84
999.100.000,00 272.308.623.866,00 60.739.947.020,00 114.791.553.345,00 96.777.123.501,00 951.691.409.125,00
99,91 95,04 93,92 94,22 96,77 95,01
4.175.750.000,00 308.733.356.204,58 54.022.444.082,34 146.413.077.018,24 108.297.835.104,00 1.140.562.953.426,39
2.470.750.000,00 297.482.129.207,00 54.261.707.850,00 140.617.529.075,00 102.602.892.282,00 1.120.297.380.981,00
59,17 96,36 100,44 96,04 94,74 98,22
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Persen
Tahun 2010 Realisasi
Hal III - 21
Tabel 3.27 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012
Uraian 1. BelanjaTidak Langsung - Pegawai - Bunga - Subsidi - Hibah - Bantuan Sosial - Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga 2. Belanja Langsung - Pegawai - Barang dan Jasa - Modal Total Belanja
Target 846.631.325.025,70 765.931.506.474,70 1.991.846.469,00
Tahun 2011 Realisasi 831.956.992.301,00 755.840.387.480,00 1.625.271.909,00
Target 1.001.581.432.085,42 891.056.770.422,17 1.312.935.419,00
Tahun 2012 Realisasi 965.617.069.061,00 869.600.569.913,00 1.008.080.045,00
13.794.444.500,00 23.653.335.169,00 3.187.989,500,00
13.002.386.500,00 22.054.689.629,00 3.170.884.380,00
94,26 93,24 99,46
48.418.661.768,00 5.187.715.919,25 3.717.919.500,00
45.597.368.368,00 4.847.941.250,00 3.665.518.900,00
94,17 93,45 98,59
41.680.883.111,19
33.198.746.045,00
96,13
40.623.825.032,00
39.365.394.169,00
96,90
2.622.497.262,00 503.126.253.876,65 95.060.527.352,20 216.228.301.189,65 191.837.425.334,80 1.349.757.578.902,35
2.158.747.262,00 447.122.769.909,00 90.125.974.217,00 202.009.751.341,00 154.987.044.351,00 1.279.079.762.210,00
82,32 88,87 94,81 93,42 80,79 94,76
11.263.604.025,00 544.048.768.536,07 107.803.144.299,00 212.986.620.654,07 223.259.003.583,00 1.545.630.200.621,49
1.532.196.416,00 501.934.138.901,00 100.380.716.899,00 197.182.415.019,00 204.371.006.983,00 1.467.551.207.962,00
13,60 92,26 93,11 92,58 91,54 94,95
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 22
Persen 98,27 98,68 81,60
Persen 96,41 97,59 76,78
Tabel 3.28 Realisasi Belanja Menurut Urusan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Realisasi (Rp)
Tahun 2009 Capaian (%)
915.759.935.439,00
95,11
1.073.990.660.263,00
98,44
370.434.250.736,00 110.169.474.690,00 7.821.000.055,00
90,85 94,99 93,98
40,45 12,03 0,85
490.318.567.058,00 147.501.616.918,00 10.750.328.587,00
100,04 93,84 98,57
45,65 13,73 1,00
41.870.150.694,00
97,08
4,57
63.322.999.266,00
98,84
5,90
7.622.833.000,00
92,50
0,83
8.753.894.395,00
97,58
0,82
9. Penataan modal; 10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 11. Kependudukan dan Casip;
2.586.658.442,00 3.309.730.832,00 5.167.704.542,00
97,25 98,38 99,79
0,28 0,36 0,56
5.481.610.615,00 4.193.361.138,00 5.071.823.545,00
99,06 99,71 99,31
0,51 0,39 0,47
12. Ketenagakerjaan; 13. Ketahanan pangan; 14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anank;
9.261.576.355,00
98,53
1,01
12.449.177.609,00
101,11
1,16
15. KB dan keluarga sejahtera; 16. Perhubungan;
7.686.139.840,00 5.489.064.349,00
98,90 96,16
0,84 0,60
8.296.687.138,00 6.031.658.388,00
97,94 98,91
0,77 0,56
Uraian I. URUSAN WAJIB 1. 2. 3.
Pendidikan; Kesehatan; Lingkungan hidup
4. 5. 6.
Pekerjaan umum; Penataan ruang; Perencanaan pembangunan;
7. 8.
Perumahan; Kepemudaan dan olahraga;
17. Komunikasi dan informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20. Otda, pemerintahan umum, adm. keuangan daerah, perangkat daerah,kepegawaian, dan persandian 21. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
Struktur (%)
Realisasi (Rp)
Tahun 2010 Capaian (%)
Struktur (%)
5.201.505.735,00
93,78
0,57
4.629.270.782,00
102,78
0,43
323.569.825.826,00
99,92
35,33
287.692.963.625,00
97,76
26,79
4.211.094.853,00
97,71
0,46
4.629.270.782,00
102,78
0,43
22. Sosial; 23. Kebudayaan;
5.866.086.761,00 3.728.501.620,00
97,91 97,97
0,64 0,41
6.631.969.856,00 7.713.352.733,00
99,20 105,02
0,62 0.72
24. Statistik; 25. Kearsipan; 26. Perpustakaan
901.628.709,00 862.708.400,00
97,54 99,24
0,10 0,09
951.133.066,00 1.180.700.344,00
98,58 99,49
0,09 0,11
II. URUSAN PILIHAN 1. Pertanian; 2. Kehutanan;
35.931.473.686,00 20.250.655.429,00 5.436.656.645,00
92,42 88,00 103,03
56,36 15,13
46.295.499.048,00 20.578.260.867,00 9.957.950.981,00
93,38 89,21 98,52
4,45 21,51
3. 4.
Energi dan sumber daya mineral; Pariwisata;
5.575.633.632,00
96,36
15,52
8.611.338.864,00
95,24
18,60
5. 6. 7.
Industri; Perdagangan; dan Ketransmigrasian.
4.668.527.980,00
97,27
12,99
7.147.948.336,00
97,09
15,44
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
Tabel 3.28
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 23
Realisasi Belanja Menurut Urusan Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 Uraian I. URUSAN WAJIB
Realisasi (Rp)
Tahun 2011 Capaian (%)
1.234.284.420.955,00
94,68
Struktur (%)
Realisasi (Rp)
Tahun 2012 Capaian (%)
1.413.187.330.371,00
94,99
Struktur (%)
1. 2. 3.
Pendidikan; Kesehatan; Lingkungan hidup
657.353.980.788,00 174.014.239.583,00 10.518.605.883,00
98,84 90,09 98,69
53.36. 14.1 0.85
723.470.955.821,00 173.923.045.239,00 13.904.725.321,00
97,82 94,08 97,01
51.19 12.31 0.98
4. 5.
Pekerjaan umum; Penataan ruang;
74.824.236.202,00
97,34
6.06
125.642.640.432,00
94,93
8.89
6. 7. 8.
Perencanaan pembangunan; Perumahan; Kepemudaan dan olahraga;
12.229.626.992,00
98,23
0.99
14.990.448.759,00
90,91
1.06
9. Penataan modal; 10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 11. Kependudukan dan Casip;
4.055.283.374,00 4.253.263.138,00 6.165.839.316,00
98,94 99,79 99,21
0.33 0.34 0.5
6.412.021.879,00 5.739.194.688,00 6.966.959.880,00
90,44 97,64 97,54
0.45 0.41 0.49
12. Ketenagakerjaan; 13. Ketahanan pangan;
12.892.765.299,00
99,46
1.04
15.495.662.289,00
96,17
1.1
14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anank; 15. KB dan keluarga sejahtera; 16. Perhubungan;
9.220.353.487,00 10.719.740.802,00
93,11 91,51
0.75 0.87
11.729.054.440,00 9.648.673.753,00
96,24 93,73
0.83 0.68
68,21
0.89
17. Komunikasi dan informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20. Otda, pemerintahan umum, adm. keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian 21. Pemberdayaan masyarakat dan desa; 22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; 25. Kearsipan; II. URUSAN PILIHAN
5.502.932.656,00
99,14
0.45
12.523.266.158,00
232.004.285.801,00
95,92
18.8
264.263.157.452,00
3.880.463.417,00 7.434.098.953,00 6.461.337.202,00
99,52 99,40 97,95
0.31 0.6 0.52
6.289.406.657,00 9.746.260.632,00 7.475.789.404,00
96,33 98,68 93,92
0.45 0.69 0.53
1.351.807.389,00 44.795.341.255,00
98,87 97,07
0.1
3.118.922.585,00 54.363.877.591,00
98,75 93,88
0.22
18.7
1. 2.
Pertanian; Kehutanan;
19.630.942.831,00 11.055.426.579,00
95,28 98,24
43.82 24.68
23.800.904.900,00 9.562.774.080,00
93,94 97,70
43.78 17.59
3. 4. 5.
Energi dan sumber daya mineral; Pariwisata; Industri;
7.438.688.283,00
98,52
16.61
9.570.915.419,00
97,94
17.61
6.670.283.562,00
98,95
14.89
11.429.283.192,00
87,83
21.02
6. 7.
Perdagangan; dan Ketransmigrasian.
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2012
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 24
3.1.2.
Neraca Daerah Neraca adalah laporan yang mengtabelkan posisi keuangan suatu
entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca daerah
akan
memberikan
informasi
penting
kepada
manajemen
pemerintahan daerah (seperti Kepala daerah dan Kepala Biro/Bagian Keuangan serta Kepala dinas), pihak legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang lebih terinci. 3.1.2.1. Aset Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat dimasa datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v) aset lainnya. Tabel 3.29 Jumlah Asset Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian Asset
2009
2010
2011
2012
1.652.459,6 1.725.016,5 1.980.791,2 2.266.087,1
Asset Lancar
70.766,5
32.541,9
100.932,5
126.803,7
Investasi Jangka Panjang
29.113,5
34.617,9
37.366,4
44.314,7
Asset Tetap Dana Cadangan Asset Lainnya
1.551.540,5 1.656.840,9 1.841.320,7 2.087.309,2 -
-
-
6.407,7
1.039,1
1.015,8
1.171,6
1.251,8
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2013
Berdasarkan tabel 3.29 diatas jumlah asset Kabupaten Sumedang terus meningkat. Pada tahun 2009 jumlah asset senilai Rp.1.652.459,6 juta dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp.2.266.087,1 juta.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 25
Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar Kabupaten Sumedang pada tahun 2009 senilai Rp.70.766,5 juta dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp.126.803,7 juta. Bagian terbesar dari aset lancar berupa kas di kas daerah yang merupakan saldo kas di Bank Jabar Cabang Sumedang, Bank BNI 46, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BTN yang merupakan Bank Persepsi Kas Daerah. Investasi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Pada tahun 2009 investasi jangka panjang baru sebesar Rp.29.113,5 juta meningkat menjadi Rp.44.314,7 juta pada tahun 2012. Investasi jangka panjang Pemerintah Kabupaten Sumedang terdiri dari Investasi Non Permanen dan Investasi Permanen. Investasi Non Permanen merupakan dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat yaitu berupa Dana Bergulir Paket Kredit Petani, Usaha Kecil dan Koperasi (PAKEPUK). Investasi Permanen merupakan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Sumedang pada Badan Usaha Milik Daerah yang dinilai berdasarkan Metode equitas dan metode biaya. Aset Tetap adalah adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pada tahun 2009 aset tetap senilai Rp.1.551.540,5 juta dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp.2.087.309,2 juta. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan pada Tanah Kantor, Tanah Sarana Kesehatan Puskesmas, Tanah Sarana Pendidikan Sekolah Dasar, Tanah Sarana Pendidikan Menengah Umum Lanjutan dan Kejuruan, Tanah Sarana Umum Pasar, Tanah Sarana Umum Tempat Ibadah, Tanah Pertanian dan Tanah Perkampungan. 3.1.2.2. Kewajiban Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 26
Tabel 3.30 Kewajiban Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) Uraian
2009
2010
2011
2012
Kewajiban Jangka Pendek
13.458,7
25.816,8
35.762,7
49.416,1
Kewajiban Jangka Panjang
18.362,7
12.241,8
6.120,9
Kewajiban
31.821,4
38.058,6
41.883,6
49.416,1
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2013
Berdasarkan tabel 3.30 diatas jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2009 jumlah kewajiban sebesar Rp.31.821,4 juta meningkat menjadi Rp.49.416,1 juta. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan tumbuh rata-rata 56,17 persen per tahun. Peningkatan utang jangka pendek ini didorong adanya peningkatan Utang Perhitungan Pihak Ketiga yaitu utang pada PT. ASKES, Utang bunga pada Bank, Utang Pajak PPh pasal 21 dan Bagian Lancar Utang Jangka Panjang. Sementara itu, kewajiban jangka panjang yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan mengalami penurunan rata-rata 61,11 persen per tahun. Kewajiban jangka panjang yang harus diselesaikan berupa Utang Dalam Negeri sektor perbankkan yaitu utang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Sumedang kepada Bank Jabar Cabang Sumedang tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 3.1.2.3. Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam Dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 27
Tabel 3.31 Ekuitas Dana Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 (Juta Rupiah) Uraian Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan Ekuitas Dana
2009
2010
2011
2012
65.169,8
77.387,7
1.563.330,4 1.680.232,8 1.873.737,9
2.132.875,7
57.307,8
6.725,1
-
-
-
6.407,7
1.620.638,2 1.686.957,9 1.938.907,6
2.216.671,1
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2013
Berdasarkan tabel 3.31 diatas nilai ekuitas dana Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 mencapai Rp.2.216.671,1 juta. Nilai ekuitas dana yang terbesar adalah berupa ekuitas dana investasi. Pada tahun 2012 ekuitas dana investasi mencapai Rp.2.132.875,7 juta. Neraca keuangan daerah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.32 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 28
Tabel 3.32 Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 No.
Tahun
Uraian 2009
1
2011
2012
1.652.459.629.746,65
1.725.016.542.158,50
1.980.791.232.980,94
2.266.087.127.353,24
ASSET LANCAR
70.766.533.401,26
32.541.921.200,21
100.932.455.663,81
126.803.739.172,65
1
Kas
63.904.209.841,09
22.547.167.246,52
84.976.131.460,63
97.948.410.994,52
2
Piutang
2.208.288.760,67
1.823.418.382,00
4.712.976.878,17
15.776.793.556,00
3
Piutang lain-lain
108.604.483,00
10.850.003,00
21.375.003,00
45.275.007,00
4
Persediaan
4.545.430.316,50
8.160.485.568,69
11.160.534.655,34
12.937.113.081,80
5
Belanja dibayar dimuka
-
-
61.437.666,67
96.146.533,33
29.113.543.319,50
34.617.985.434,75
37.366.428.806,87
44.314.712.505,22
29.113.543.319,50
34.617.985.434,75
37.366.428.806,87
43.667.164.772,22
1.551.540.463.533,89
1.656.840.869.411,54
1.841.320.700.576,26
2.087.309.193.483,56
1.1
1.2.
ASSET
2010
Investasi Jangka Panjang
1
Investasi Non Permanen
2
Investasi Permanen
1.3
647.547.733,00
ASSET TETAP
1
Tanah
261.408.223.034,00
280.412.539.061,00
288.492.590.394,00
293.010.288.545,05
2
Peralatan dan Mesin
182.818.690.690,70
183.398.022.188,35
253.692.459.976,97
313.081.809.013,81
3
Gedung dan Bangunan
272.982.298.473,22
323.158.095.967,22
364.974.230.956,72
483.933.477.301,30
4
Jalan, Jaringan dan Instalasi
814.215.277.305,97
851.864.208.578,97
903.641.696.882,50
947.617.859.436,64
5
Aset Tetap Lainnya
14.684.400.030,00
13.911.373.616,00
30.519.722.366,07
46.687.501.131,76
6
Konstruksi dalam pengerjaan
5.431.574.000,00
4.096.630.000,00
-
2.978.258.055,00
-
6.407.662.402,00
1.039.089.492,00
1.015.766.112,00
1.171.647.934,00
1.251.819.789,81
1.652.459.629.746,65
1.725.016.542.158,50
1.980.791.232.980,94
2.266.087.127.353,24
1.4
DANA CADANGAN
1.5
ASSET LAINNYA TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN
31.821.446.362,85
38.058.580.427,65
41.883.590.663,65
49.416.068.231,65
2.1.
2
Kewajiban Jangka Pendek
13.458.713.225,60
25.816.758.336,15
35.762.679.617,90
49.416.068.231,65
2.2.
Kewajiban Jangka Panjang
18.362.733.137,25
12.241.822.091,50
6.120.911.045,75
-
1.620.638.183.383,80
1.686.957.961.730,85
1.938.907.642.317,29
2.216.671.059.121,59
57.307.820.175,66
6.725.162.864,06
65.169.776.045,91
77.387.670.941,00
1.563.330.363.208,14
1.680.232.798.866,79
1.873.737.866.271,38
2.132.875.725.778,59
3
EKUITAS DANA
3.1
Ekuitas Dana Lancar
3.2.
Ekuitas Dana Investasi
3.3.
Ekuitas Dana Cadangan TOTAL PASIVA
Sumber : Data Target dan Realisasi APBD Kabupaten Sumedang T.A 2009-2013
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 29
-
-
-
6.407.662.402,00
1.652.459.629.746,65
1.725.016.542.158,50
1.980.791.232.980,94
2.266.087.127.353,24
3.1.2.4. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek sedangkan Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Tabel 3.33 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 No.
Tahun
Uraian
2011
2012
1
Rasio lancar (current ratio)
2.82
2.57
2
Rasio quick (quick ratio)
2.51
2.30
3
Rasio total hutang terhadap total aset
0.02
0.02
4
Rasio hutang terhadap modal
0.02
0.02
5
Rata-rata umur piutang
-
-
6
Rata-rata umur persediaan
-
-
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 3.33 diatas, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang tahun 2011 sebesar 2,82 dan tahun 2012 sebesar 2,57. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh hutang
atau
kewajiban
jangka
pendeknya.
Walaupun
begitu
perlu
diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin menurun. Nilai rasio yang semakin kecil dapat menunjukkan semakin berkurangnya kemampuan pemerintah
daerah
dalam
melunasi
kewajibannya.
Jika
ditelurusi
penyebabnya, hal ini dapat disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah asset lancar akibat semakin berkurangnya kas, namun di sisi lain utang jangka pendek juga semakin meningkat. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (Current Ratio) karena Quick Ratio telah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 30
mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya rasio ini tidak kurang dari 1. Pada tahun 2011 nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang sebesar 2,51 dan pada tahun 2012 sebesar 2,30. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Sumedang setelah dikurangi persediaan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. 3.1.2.4. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah
dalam
memenuhi
kewajiban-kewajiban
jangka
panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset sedangkan rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Tabel 3.34 Rasio Solvabilitas Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012 No.
Rasio Solvabilitas
Tahun 2011
2012
1
Rasio Kewajiban Terhadap Aset
0.02
0.02
2
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
0.02
0.02
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 3.34 diatas, nilai rasio kewajiban terhadap aset tahun 2011 dan tahun 2012 sama yaitu sebesar 0,02. Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang selama tahun 2011-2012 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Sumedang melakukan pinjaman ke kreditor dan kemampuan membayar tersebut cenderung meningkat. Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan kewajiban dibagi dengan ekuitas. Nilai rasio kewajiban tahun 2011 dan tahun 2012 sama yaitu sebesar 0,02. Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin baik rasio kewajiban terhadap ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk membayar kewajibannya. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 31
3.2.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
3.2.1.
Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Sumedang
selama 2009-2012 menunjukkan proporsi pengeluaran yang digunakan untuk belanja aparatur bersifat fluktuatif, cenderung meningkat. Tabel 3.35 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2012
No.
Tahun Anggaran
Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Total Pengeluaran (Belanja+Pembiaya an Pengeluaran) (Rp)
Persen
1
2011
755.840.387.480
1.286.700.673.255
58,74
2
2012
869.600.569.913
1.481.472.119.008
58,70
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 3.35 diatas, tahun 2011 proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran mencapai 58,74 persen dan mengalami penurunan sebesar 0,04 persen menjadi 58,70 persen pada tahun 2012. Kondisi ini memperlihatkan bahwa APBD Kabupaten Sumedang meskipun sebagian besar masih dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja pegawai akan tetapi secara bertahap mengalami pergeseran sehingga diharapkan akan mampu memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi publik. 3.2.2.
Analisis Pembiayaan Selama kurun waktu 2009-2012 APBD Kabupaten Sumedang selalu
mengalami surplus. Pada
awal pelaksanaan RPJMD 2009-2013, APBD
Kabupaten Sumedang mengalami surplus anggaran sebesar Rp.63.787,1 juta dan pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar Rp.97.947,0 juta. Tabel 3.36 Surplus Anggaran Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2012 (Juta Rupiah) No
Uraian
1.
Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2009
2010
2011
2012
968.709,3
1.086.568,5
1.349.199,0
1.494.452,8
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 32
No
Uraian
Tahun 2009
2010
2011
2012
951.691,5
1.120.297,4
1.279.07,8
1.467.551,2
Pembiayaan Netto
46.769,2
56.196,9
14.847,1
71.045,4
Surplus
63.787,1
22.468,0
84.966,3
97.947,0
Dikurangi realisasi : 2.
Belanja Daerah Ditambah Pembiayaan Netto
3.
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel 3.36 diatas, tahun 2009 surplus anggaran mencapai
Rp.63.787,1
juta
kemudian
tahun
2010
surplus sebesar
Rp.22.468,0 juta. Selanjutnya pada tahun 2011, APBD Kabupaten Sumedang surplus sebesar Rp.84.966,3 juta dan pada tahun 2012 sebesar Rp.97.947,0 juta. Terjadinya Surplus anggaran pada pelaksanaan RPJMD 2009-2012 setiap tahunnya disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan daerah lebih besar bila dibandingkan dengan belanja daerah dan pembiayaan. Pendapatan
daerah
tahun
2009
sebesar
Rp.968.709,3
juta
meningkat menjadi Rp.1.494.452,8 juta pada tahun 2012 atau terjadi pertumbuhan sebesar 54,27 persen sedangkan pertumbuhan belanja daerah selama pelaksanaan RPJMD 2009-2012 adalah sebesar 54,20 persen dimana pada tahun 2009 belanja daerah sebesar Rp.951.691,5 juta meningkat menjadi Rp.1.467.551,2 juta pada tahun 2012. 3.3.
KERANGKA PENDANAAN
3.3.1
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2014-2018
3.3.1.1. Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan pendapatan daerah diarahkan pada upaya meningkatkan kemampuan penerimaan daerah khususnya penerimaan dari pendapatan asli daerah. Pendapatan
asli daerah harus secara terus menerus
diupayakan peningkatannya sehingga diharapkan akan dapat memperkecil
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 33
ketergantungan terhadap penerimaan dari pemerintah pusat. Upaya meningkatkan pendapatan asli daerah pada dasarnya ditempuh melalui upaya intensifikasi dan eksentifikasi. A. Intensifikasi Intensifikasi pendapatan asli daerah adalah suatu tindakan atau usaha-usaha untuk memperbesar penerimaan dengan cara melakukan pemungutan dengan lebih giat, ketat, dan teliti. Upaya intensifikasi mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek personalia. Aspek-aspek tersebut dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut : 1. Penyesuaian aspek kelembagaan/organisasi pengelola pendapatan asli daerah sesuai dengan kebutuhan yang
berkembang dengan
berorientasi fungsi-fungsi (by function) sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat yang mengarah pada pola koordinasi yang lebih terarah, sistem pengawasan menjadi lebih baik dan akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan asli daerah karena dapat mendorong terciptanya : - peningkatan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi daerah; - peningkatan cara-cara penetapan pajak dan retribusi daerah; - peningkatan pemungutan pajak dan retribusi daerah dalam jumlah yang benar dan tepat pada waktunya; - peningkatan sistem pembukuan yang akan memudahkan dalam hal pencarian data tunggakan pajak maupun retribusi yang pada akhirnya dapat mempermudah penagihannya. 2. Penyesuaian aspek ketatalaksanaan baik administrasi maupun operasional yang meliputi penyesuaian/penyempurnaan administrasi pungutan, penyesuaian tarif, dan penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan; 3. Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian; Sebaik apapun perencanaan jika tidak disertai dengan pengawasan dan pengendalian yang efektif bisa saja terjadi penyimpangan dari rencana. Penyimpangan dari prosedur yang ditentukan atau penyimpangan-penyimpangan pemerintah
daerah,
untuk
lainnya itu
yang
diperlukan
dapat
merugikan
pengawasan
dan
pengendalian yang meliputi : RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 34
- Pengawasan dan Pengendalian Yuridis Pengawasan dan pengendalian yuridis diarahkan pada proses pemungutan pendapatan asli daerah (pajak dan retribusi) agar mengacu pada undang-undang atau peraturan daerah serta tidak bertentangan dengan peraturan yang ada; - Pengawasan dan Pengendalian Teknis Pengawasan dan pengendalian teknis menitikberatkan pada pelaksanaan pemugutan dengan sasaran menyempurnakan sistem
dan
prosedur
pungutan
dan
pembayaran
serta
peningkatan pelayanan yang cepat dan cermat kepada para wajib pajak/wajib retribusi. - Pengawasan dan Pengendalian Penatausahaan Pengawasan dan pengendalian ini lebih ditujukan pada kegiatan para pelaksana dan ketertiban administrasi. 4. Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengelola Pendapatan; Peningkatan sumber daya manusia merupakan fungsi yang sangat penting
dalam
pengelolaan
pendapatan
daerah
dalam
menggerakkan dan mengerahkan sumber daya pegawai dalam organisasi agar berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini antara
lain
dengan
mengikutsertakan
aparat
dalam
Kursus
Keuangan Daerah (KKD) sert program-program pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan pengelolaan pendapatan daerah. 5. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah; 6. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya meningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah; 7. Meningkatkan pemanfaatan barang milik daerah; 8. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan para stakeholder pendapatan daerah; 9. Fasilitasi peningkatan kinerja pengelola pendapatan daerah. B....Ekstensifikasi Ekstensifikasi
adalah
usaha-usaha
untuk
menggali
sumber-sumber pendapatan asli daerah yang baru. Dalam upaya RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 35
ekstensifikasi ini tidak boleh bertentangan dengan kebijaksanaan pokok nasional yakni pungutan pajak daerah dan retribusi daerah yang dilaksanakan tidak semata-mata untuk menggali pendapatan daerah berupa
sumber
penerimaan
yang
memadai
tetapi
juga
untuk
melaksanakan fungsi fiskal lainnya agar tidak memberatkan masyarakat. Upaya ekstensifikasi pajak tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana prasarana daerah yang ada seperti saat ini. Prioritas pembangunan daerah harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat serta tetap memperhatikan
keseimbangan
dalam
segala
aspek
kehidupan
masyarakat Kabupaten Sumedang. Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang dominan dalam struktur APBD. Untuk lebih mengoptimalkan penerimaan dari dana perimbangan kebijakan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan adalah : 1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak Orang Pribadi (PPh OPDN) dan PPh Pasal 21; 2. Meningkatkan akurasi data potensi sumber-sumber pendapatan sebagai dasar perhitungan pembagian dalam dana perimbangan; 3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. 3.3.1.2. Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas melalui penetapan prioritas alokasi anggaran. Kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik dengan berlandaskan pada azas pengelolaan keuangan yang meliputi efisien, efektif, ekonomis dan taat pada aturan perundangan yang berlaku (3E1T). Belanja daerah dikelompokan ke dalam belanja langsung dan tidak langsung yang masing-masing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung, jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 36
bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja tidak terduga. Sementara itu, untuk belanja langsung jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Prinsip efisiensi dan efektifitas harus diterapkan pada semua pos belanja daerah tersebut di atas. A. Belanja Tidak Langsung Arah
kebijakan
belanja
tidak
langsung
tahun
2014-2018
diperkirakan akan didominasi oleh belanja pegawai yang masih merupakan proporsi terbesar. Namun demikian diharapkan pada tahun tahun kedepan proporsi belanja pegawai terhadap total APBD akan turun secara bertahap. Proporsi pengeluaran belanja tidak langsung terbesar kedua adalah pada belanja bantuan hibah dengan presentasi sebesar 3 persen. Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan sosial. Alokasi bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat
dan
berbagai
organisasi
baik
profesi
maupun
kemasyarakatan. Tujuan alokasi belanja bantuan sosial merupakan manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah bersifat block grant artinya masyarakat dapat merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan sepanjang tidak keluar dari koridor peraturan yang berlaku. Selain itu, komitmen Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan, infrastuktur, dan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif dengan memfasilitasi usaha kecil dan menengah dalam bantuan permodalan juga berimplikasi pada meningkatnya belanja tidak lagsung dalam lima tahun kedepan. Alokasi belanja tidak langsung antara lain diprioritaskan untuk: a) Pemenuhan kewajiban mutlak yang bersifat tetap (fixed cost) dalam kerangka peningkatan kinerja pemerintahan; b) Pemberian insentif
yang
berbasis kompetensi
kinerja
dalam
penyelenggaraan pelayanan publik; c) Pemberian penghargaan atas capaian kinerja pendapatan asli daerah; d) Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial secara proporsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 37
e) Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan desa; f)
Pemberian Bantuan Keuangan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan Kursi di DPRD Kabupaten Sumedang;
g) Penganggaran Belanja Tidak Terduga untuk tanggap darurat, keadaan darurat, keperluan mendesak, dan pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. B. Belanja Langsung Belanja langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran, dan Rencana Strategis SKPD serta harus mendukung kepada pencapaian target Indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal ini ditujukan agar tercipta suatu sistem penganggaran yang berbasis perencanaan. Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja pegawai dalam belanja langsung ini berbeda dengan belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Belanja pegawai pada belanja langsung antara lain untuk honorarium, uang lembur, belanja beasiswa pendidikan, dan belanja kursus. Belanja langsung untuk jangka waktu lima tahun ke depan diarahkan pada pencapaian visi dan misi lima tahun, antara lain untuk pembinaan akhlak/ moral masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan mengentaskan kemiskinan, pendidikan gratis sampai dengan SLTA dan jaminan pelayanan kesehatan gratis, memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan jaringan irigasi, meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan
bantuan
modal
untuk
usaha
kecil,
koperasi
serta
perlindungan kepada pasar tradisional dan peningkatan anggaran untuk pembangunan pedesaan. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masing–masing kegiatan juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk membangun RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 38
prasarana dan sarana yang mendukung tercapainya Visi Pembangunan Kabupaten Sumedang yaitu Sumedang “SENYUM MANIS” (sejahtera, nyunda, maju, mandiri, dan agamis). 3.3.1.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Dengan diberlakukannya anggaran kinerja maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih perhitungan anggaran, dana cadangan dan penjualan aset. Pemerintah daerah juga berhak melakukan pinjaman daerah yang harus dilakukan secara hati-hati dan tepat sasaran. Alokasi pinjaman daerah selain diharapkan memberikan pemasukan pada PAD juga mampu untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Kebijakan pembiayaan daerah 2014-2018 diarahkan untuk : 1) Pembayaran utang yang jatuh tempo; 2) Pembentukan dana cadangan dalam rangka membiayai kegiatan yang tidak dapat dianggarkan dalam satu tahun anggaran; 3) Pemenuhan kebutuhan Penyertaan Modal Kepada Badan Usaha Milik Daerah; 4) Investasi
non-permanen
dalam
rangka
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat; 5) Penerimaan pinjaman daerah.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 39
3.3.2.
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2014-2018
3.3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah Proyeksi keuangan
daerah merupakan kelengkapan dokumen
perencanaan untuk melakukan analisis keuangan daerah yang akan digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan keuangan daerah yang tidak terlepas dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang dilakukan dengan
menekankan
konsekuensi
hubungan
pada
prinsip
keuangan
money antara
follow
function
pemerintah
pusat
sebagai dengan
pemerintah daerah. Dengan berpedoman pada Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, pengelolaan keuangan daerah
bertumpu pada upaya
peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Pendapatan daerah dalam struktur APBD merupakan elemen penting bagi kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan kontrol terhadap alokasi sumber daya. Dengan
mempertimbangkan
kecenderungan
pencapaian
pendapatan daerah, kondisi ekonomi serta kapasitas SKPD penghasil maka proyeksi pendapatan daerah tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel 3.37 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 40
Tabel 3.37 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 Tahun No
Uraian 2014
1
Pendapatan Asli Daerah
2
Dana Perimbangan
3
2015
2016
2017
2018
206.684.380.078,54
225.575.793.418,09
244.727.815.372,18
264.143.657.562,01
283.826.901.097,93
1.535.048.418.197,18
1.675.355.267.478,01
1.830.102.458.599,83
1.988.956.161.645,78
2.151.406.276.831,90
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96.970.156.723,02
105.833.445.335,15
116.398.878.535,05
127.371.150.129,55
138.234.729.445,04
Jumlah Pendapatan Daerah*
1.838.702.954.998,74
2.006.764.506.231,25
2.191.229.152.507,06
2.380.470.969.337,33
2.573.467.907.374,86
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang Ket : *) Perhitungan berdasarkan asumsi rata-rata rasio pendapatan daerah terhadap PDRB Kabupaten Sumedang dan PBB P2 menjadi Pajak Daerah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 41
3.3.2.2. Kerangka Pendanaan Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi daerah untuk memihak kepentingan dan kebutuhan masyarakat disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah diarahkan agar tetap mengedepankan efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritas untuk memberikan dukungan pada strategi pembangunan daerah. Penentuan pendanaan setiap program/kegiatan didasarkan pada prinsip prioritas yang diartikan bahwa pendanaan selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan yang terbatas. Proyeksi Kemampuan riil keuangan daerah Kabupaten Sumedang dihitung berdasarkan Pendapatan Daerah ditambah dengan sisa lebih riil perhitungan anggaran dikurangi Belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.38 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 42
Tabel 3.38 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
No.
Uraian
1
Pendapatan Daerah
2
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3
Sisa lebih riil perhitungan anggaran Total Penerimaan
2014
Tahun 2016
2015
2017
2018
1.838.702.954.998,74 2.006.764.506.231,25 2.191.229.152.507,06 2.380.470.969.337,33 2.573.467.907.374,86 -
-
-
-
-
2.263.671.549,84
2.263.671.549,84
2.263.671.549,84
2.263.671.549,84
2.263.671.549,84
1.840.966.626.548,58 2.009.028.177.781,09 2.193.492.824.056,90 2.382.734.640.887,17 2.575.731.578.924,70
Dikurangi : 4
Belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
1.014.698.840.734,00 1.123.068.676.924,00 1.243.012.411.620,00 1.375.766.137.181,00 1.522.697.960.631,00 826.267.785.814,58
885.959.500.857,09
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sumedang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal III - 43
950.480.412.436,90 1.006.968.503.706,17 1.053.033.618.293,70
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1.
PERMSALAHAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SUMEDANG Pembangunan
daerah
yang
baik
harus
didasarkan
pada
permasalahan yang terjadi di masyarakat agar pembangunan yang dilakukan tepat sasaran. Permasalahan utama pembangunan Kabupaten Sumedang yang harus diselesaikan 5 (lima) tahun ke depan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1)
Masih tingginya tingkat kemiskinan khususnya kategori sangat miskin dan hampir miskin. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumedang masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 hampir mendekati angka kemiskinan nasional dan masih diatas angka kemiskinan provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 11,81 persen. Perkembangan penduduk miskin berdasarkan pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2008 dan tahun 2011, penduduk kategori miskin mengalami penurunan sedangkan kategori hampir miskin
dan
sangat
penanggulangan
miskin
kemiskinan
terus harus
meningkat.
Oleh
memprioritaskan
sebab
itu
kecamatan-
kecamatan yang memiliki kenaikan jumlah penduduk sangat miskin dan hampir miskin paling besar. 2)
Masih tingginya angka pengangguran. Dilihat dari perkembangannya angka pengangguran di Kabupaten Sumedang terus mengalami penurunan namun angka ini masih dirasakan cukup tinggi. Tahun 2012 angka pengangguran di Kabupaten sebesar 7,42 persen. Jumlah penduduk menganggur banyak berada di wilayah perkotaan dikarenakan jumlah angkatan kerja yang cukup tinggi sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah. Berbeda halnya di wilayah perdesaan, dimana angkatan kerja banyak diserap oleh sektor pertanian.
3)
Rekruitmen dan promosi Pegawai Negeri Sipil yang belum sesuai aturan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 1
Idealnya formasi pegawai ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dengan mempertimbangkan macammacam pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi jumlah dan sumber daya manusia yang diperlukan, maka formasi pegawai harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan beban kerja, jenis pekerjaan, sifat pekerjaan. Selain itu, formasi pegawai harus memprioritaskan jabatan yang bersifat teknis strategis. Namun hingga saat ini Pemerintah
Kabupaten
Sumedang
belum
secara
konsisten
menggunakan standar kompetensi jabatan, analisis beban kerja dan lain-lain dalam melakukan proses rekruitmen, mutasi, promosi dan demosi pegawai. 4)
Profesionalisme dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil yang masih rendah. Profesionalisme erat kaitannya dengan kompetensi. Pejabat struktural di Kabupaten Sumedang yang telah mengikuti assesment sampai dengan tahun 2013, esselon II sebanyak 33 orang dari 33 formasi yang terisi, esselon III sebanyak 160 orang dari 176 formasi yang terisi, esselon IV sebanyak 34 orang dari 849 formasi yang terisi dan dari 65 orang yang menduduki esselon V semuanya belum mengikuti assesment. Sedangkan untuk pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim), dari 33 orang yang menempati esselon II baru 29 orang yang telah mengikuti diklatpim II, dari 176 orang yang menduduki esselon III baru 140 orang yang telah mengikuti diklatpim III dan dari 849 orang yang menduduki esselon III baru 369 orang yang telah mengikuti diklatpim IV dan dari 65 orang yang menduduki esselon V semuanya belum mengikuti diklatpim. Terkait dengan kesejahteraan pegawai sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Sumedang belum menerapkan insentif berbasis kinerja sehingga kondisi ini tidak mampu memberikan motivasi kepada pegawai untuk melaksanakan pelayanan publik secara optimal.
5)
Biaya pendidikan cenderung masih dirasakan tinggi oleh orang tua siswa. Biaya pendidikan untuk setiap tingkatan pendidikan masih dirasakan tinggi oleh masyarakat walaupun pemerintah telah memberikan dana
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 2
Bantuan Opersional Siswa (BOS). Biaya pendidikan yang dirasakan mahal terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebetulnya Pemerintah pusat telah menetapkan standar biaya operasional non personal pendidikan melalui Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pembiayaan Pendidikan. Berdasarkan Permendiknas tersebut ditetapkan biaya operasional untuk jenjang pendidikan SMA biaya operasional non personal bulanan per siswa Rp.76.760,00 untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Rp.72.960,00 untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun faktanya sebagian besar SMA menetapkan biaya melampaui ketetapan biaya standar tersebut. 6)
Beratnya tekanan lingkungan hidup dan kebencanaan. Masalah di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara umum yaitu beratnya tekanan lingkungan hidup di hampir seluruh wilayah Kabupaten Sumedang. Penyebab tekanan lingkungan hidup di Kabupaten Sumedang diantaranya adalah: - Laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumedang tahun 2012 adalah 1,23 persen. Jika dilihat per Kecamatan, Kecamatan Jatinangor, Cimanggung dan Tanjungsari merupakan Kecamatan dengan LPP tertinggi yaitu 2,6 persen, 2,3 persen dan 2,6 persen. Oleh karenanya diperlukan pengendalian LPP khususnya di ketiga kecamatan tersebut. - Berkembanganya area permukiman. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan atas perumahanpun semakin meningkat. Saat ini banyak tumbuh perumahan baru di Kabupaten Sumedang. Tumbuhnya perumahan baru ini berdampak pada adanya alih fungsi lahan, khususnya dari lahan sawah menjadi lahan permukiman. Dampak lainnya dari tumbuhnya perumahan baru adalah bertambahnya produksi volume sampah dan limbah domestik. Volume timbunan sampah pada tahun 2012 diproyeksikan sebanyak 3.207,6 m3/hari. - Pencemaran lingkungan dari kegiatan industri. Terdapat 59 perusahaan industri besar dan 5.751 perusahaan industri kecil dan menengah di Kabupaten Sumedang. Dari sejumlah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 3
perusahaan industri besar tersebut, 52,54 persen berupa industri tekstil. Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi tekanan terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan Laporan Survey Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sumedang tahun 2012, terdapat setidaknya 14 perusahaan penghasil limbah B3 di Kabupaten Sumedang. - Semakin bertambahnya luasan kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 mencapai luasan 195,21 hektar atau meningkat 136,16 hektar dibandingkan tahun 2011. Kegiatan pertambangan di Kabupaten Sumedang
terdapat
di
beberapa
wilayah
kecamatan
yaitu
Kecamatan Tanjungsari, Cimalaka, Paseh, Jatigede, Cisitu, Tomo, Ujungjaya dan Surian dengan potensi bahan tambang terdiri dari Pasir Darat, Pasir Sungai, Batu Andesit dan Tanah Urug. Semakin luasnya kegiatan pertambangan ini mengakibatknya terjadi alih fungsi lahan dan degradasi kualitas lahan. Lebih jauh kegiatan pertambangan ini dapat menjadi penyebab terjadinya bencana pergeseran lahan/longsor. 7)
Kualitas infrastruktur jalan yang rendah. Secara umum fokus utama pembangunan pemerintah Kabupaten Sumedang lima Tahun ke depan adalah peningkatan kualitas infrastruktur jalan. Berdasarkan data identifikasi Jalan Kabupaten Tahun 2013, panjang jalan kabupaten adalah 796,056 KM dimana kondisi jalan dalam kondisi baik hanya 25,5 persen, 39,07 persen dalam kondisi sedang, 14,93 persen dalam kondisi rusak ringan dan 20,39 persen dalam kondisi rusak berat. Oleh sebab itu, perbaikan kondisi infrastruktur jalan menjadi fokus utama mengingat bahwa infrastruktur
jalan
merupakan
salah
satu
faktor
penting untuk
mendongkrak perekonomian wilayah. 8)
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan yang masih terbatas. Masyarakat Kabupaten Sumedang yang telah menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar pada tahun 2012 hanya mencakup 31,20 persen dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Sumedang. Secara rinci, jumlah peserta jaminan pemeliharaan kesehatan di
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 4
Kabupaten Sumedang tahun 2012 menurut penyelenggaranya adalah Askeskin/Jamkesmas sebanyak 260.830 orang, Askes sebanyak 58.566 orang, dan Jamkesda sebanyak 34.451 orang. Sementara itu, hanya 93,00 persen penduduk miskin di Kabupaten Sumedang yang sudah
mendapatkan
fasilitas
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat. Cakupan kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat belum mencapai seluruh penduduk di Kabupaten Sumedang, termasuk penduduk
miskin.
Hanya
Kecamatan
Jatinangor,
Tanjungsari,
Rancakalong, Sumedang Selatan, Sumedang Utara dan Tanjungkerta yang seluruh penduduk miskin di kecamatan tersebut sudah terlindung jaminan pemeliharaan kesehatan. Oleh karena itu, program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan untuk wilayahwilayah yang penduduk miskinnya belum menjadi peserta jaminan kesehatan. 9)
Rendahnya perlindungan serta pemberdayaan petani. Laju Pertumbuhan Ekonomi sektor pertanian memberikan kontribusi terkecil terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, jika dilihat dari besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha atas dasar harga berlaku sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap total PDRB yaitu 28,36 persen. Besarnya kontribusi sektor pertanian tersebut berbanding terbalik dengan rendahnya perlindungan dan pemberdayaan pelaku pertanian. Berdasarkan hasil sementara sensus pertanian tahun 2013, Jumlah rumah tangga pertanian di tahun 2013 menurun sebanyak 39,5 ribu rumah tangga
dibandingkan tahun 2003. Demikian halnya dengan
perusahaan pertanian yang mengalami penurunan juga yaitu jika tahun 2003 ada 6 perusahaan pada tahun 2013 hanya ada 5 perusahaan. Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa faktor yang diindikasikan turut mempengaruhi rendahnya perlindungan dan pemberdayaan pelaku pertanian, antara lain: - Tidak memiliki faktor produksi apapun kecuali tenaga kerja; - Terbatasnya lahan pertanian yang semakin berkurang karena tekanan konversi lahan;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 5
- Terbatasnya akses terhadap bantuan pembiayaan; - Tidak adanya atau terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi yang lebih baik; - Tidak
memadainya
infrastruktur
produksi
(air,
listrik,
jalan,
telekomunikasi); - Struktur pasar yang tidak adil dan eksploitatif akibat posisi rebuttawar (Bargaining Position) yang sangat lemah; dan - Keterbatasan kapasitas petani sendiri. 10) Lemahnya kelembagaan dan aturan perundang-undangan tentang pengelolaan sumber daya air. Kabupaten Sumedang termasuk daerah yang memiliki potensi sumber daya air cukup besar, baik yang berasal dari air permukaan, air tanah ataupun mata air. Namun demikian, potensi sumber daya air ini belum termanfaatkan dengan optimal. Jika potensi ini tidak dimanfaatkan secara optimal ditambah dengan semakin tingginya alih fungsi lahan dan pencemaran serta lemahnya kelembagaan dan penegakan aturan perundang-undangan terkait maka tidak terhindarkan akan terjadi penyusutan debit air setiap tahunnya. 11) Terabaikannya sistem irigasi lahan pertanian. Infrastruktur utama selain jalan yang terabaikan di Kabupaten Sumedang adalah jaringan irigasi lahan pertanian. Saat ini jaringan irigasi dalam kondisi baik sebesar 34,70 persen, 41,60 persen dalam kondisi sedang dan 23,70 persen dalam kondiri rusak berat. Kerusakan-kerusakan yang terjadi mulai dari rusak ringan sampai berat disebabkan kelongsoran pada tebing saluran, kebocoran saluran, kerusakan pondasi tanggul, dan longsor pada badan saluran. Perbaikan-perbaikan jaringan irigasi menjadi program prioritas untuk mendukung ketahanan pangan Kabupaten Sumedang. Saat ini lahan produktif yang memerlukan pengairan irigasi adalah seluas 31.000 hektar. 12) Pengelolaan infrastruktur pasar yang kurang proporsional. Kabupaten Sumedang pada tahun 2012 memiliki 12 pasar milik Pemerintah Daerah dengan 2.201 kios dan 456 los serta 1.353 pedagang kaki lima yang berjualan di luar pasar dan di pinggir jalan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 6
Selain itu, terdapat pula pasar desa sebanyak 30 pasar desa dengan 813 kios dan 442 los serta 35 pedagang kaki lima. Mengacu pada data diatas, terdapat beberapa permasalahan terkait infrastruktur pasar dan pengelolaannya di Kabupaten Sumedang yaitu meliputi : - Terbatasnya dan tidak teraturnya ruang untuk lapak serta banyaknya pedagang yang beroperasi di luar pasar dan di pinggir jalan. Kondisi ini diperburuk dengan semakin tingginya aktivitas pasar sehingga penampilan pasar semakin semrawut, kumuh, dan tidak higienis. Selain itu, sirkulasi orang dan barang di dalam pasar pun menjadi sulit dan kurang nyaman; - Rendahnya kualitas pengelolaan sampah karena tidak tersedianya tempat sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai; - Tidak tersedianya sarana prasarana yang memadai, termasuk fasilitas
penyimpanan,
penerangan,
jalan,
dan
air
bersih.
Ketidaktersediaan air bersih yang memadai menyebabkan tidak adanya proses pembersihan komoditas yang dijual secara layak; - Lemahnya pengelolaan pasar. - Semakin
bertambahnya
jumlah
minimarket
(54
buah)
dan
supermarket (8 buah) yang menjadi pesaing pedagang pasar tradisional. 13) Kurang tertib dan berkembangnya sistem jaringan transportasi. Sistem jaringan trasnportasi memang telah membawa dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu, namun tidak dapat dipungkiri bahwa seiring perkembangannya, transportasi juga membawa dampak negatif tersendiri. Volume pergerakan yang tinggi tidak diimbangi dengan kualitas dan kuantitas jalan yang memadai serta pengaturan pergerakan yang efektif menimbulkan masalah-masalah seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pergerakan yang tidak efisien juga menimbulkan masalah lain seperti polusi udara dan tingginya tingkat konsumsi energi. 14) Sikap pelayan publik yang belum mencerminkan pelayanan prima. Beberapa permasalahan yang masih dirasakan masyarakat terkait sikap pelayan publik antara lain: RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 7
a. Kurang responsif; Kondisi ini terjadi pada unsur pelayanan dimana respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat masih dirasa lambat. b. Kurang informatif; Banyak Informasi yang lambat tersampaikan kepada masyarakat, bahkan tidak sampai kepada masyarakat. c. Jangkauan pelayanan yang terbatas; Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat
sehingga
menyulitkan
bagi
masyarakat
yang
memerlukan pelayanan tersebut. d. Kurang koordinatif. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya kurang berkoordinasi, akibatnya sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait. e. Birokratis; Pelayanan khususnya pelayanan perijinan pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level sehingga penyelesaian pelayanan memakan waktu yang cukup lama. f. Kurang mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat; Pada umumnya pelayanan kurang mendengar keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat, akibatnya pelayanan dilaksanakan dengan kurang optimal. g. Inefisien; Berbagai persyaratan yang diperlukan khususnya dalam pelayanan perijinan
seringkali
kurang
relevan
dengan
pelayanan
yang
diberikan. 15) Belum terselesaikannya
permasalahan
warga
genangan
proyek
Jatigede. Permasalahan sosial yang muncul sebagai dampak pembangunan Waduk Jatigede ini adalah tuntutan ganti rugi atas bangunan tumbuh, bangunan baru, relokasi penduduk, dan relokasi situs/cagar budaya. Tuntutan ganti rugi diantaranya dikarenakan oleh pembebasan tanah pada periode tahun 1982-1986. Proses tersebut belum sepenuhnya
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 8
terselesaikan karena kasus terlewat, salah klasifikasi, kurang luasan, atau tertukar kepemilikan. Permasalahan lain adalah relokasi situs cagar budaya di mana terdapat 42 situs atau 97 obyek yang harus dipindahkan. Sementara itu, penduduk yang berada di lokasi genangan berjumlah 10.447 KK dan yang berhak mendapat relokasi sebanyak 4.590 KK. 4.2.
ISU STRATEGIS Berangkat dari identifikasi permasalahan yang dihadapi Kabupaten
Sumedang, isu-isu strategis yang harus diangkat dalam perencanaan pembangunan jangka menengah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut : 1)
Perluasan dan peningkatan kualitas infrastruktur. Hal-hal yang termasuk dalam isu ini adalah keterbatasan akses terutama jalan ke pedalaman dan perbukitan. Selain itu, kualitas jalan yang berkualitas buruk (rusak ringan dan rusak berat) menjadi sorotan. Kondisi ini menghambat perekonomian, serta menghambat mobilitas barang dan jasa. Hal lain yang menjadi isu adalah kurang tertib dan berkembangnya
sistem
jaringan
transportasi
sehingga
kurang
terintegrasi. 2)
Pengentasan
kemiskinan,
pengangguran,
dan
peningkatan
Hal ini meliputi tingginya angka pengangguran dan
pengentasan
pemberdayaan dalam perekonomian.
kemiskinan yang kurang efektif dan optimal terutama di pedesaan. Hal lainnya yang berkaitan dengan hal ini adalah rendahnya produktivitas petani serta rendahnya pemberdayaan petani sehingga banyak ditemukan buruh tani yang secara ekonomi tidak cukup dan tidak berdaya serta rentan masuk dalam kategori orang miskin. 3)
Reformasi birokrasi dan peningkatan kinerja pelayanan publik. Isu ini berkaitan dengan keluhan mengenai rumitnya perijinan. Hal selanjutnya mengenai kualitas pelayanan yang belum optimal meliputi lamanya waktu pelayanan, sistem pelayanan yang tidak rapi, dan sebagainya. Hal-hal menyangkut Miss-Match antara keahlian aparatur pemerintahan dengan penempatannya juga menjadi bagian dari isu ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 9
4)
Keterjangkauan, kualitas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan IPTEK, dan daya saing SDM. Isu ini berkaitan dengan meningkatnya biaya operasional yang dibebankan kepada orang tua siswa dan aksesibilitas yang cukup rendah untuk beberapa wilayah. Selain itu, hadirnya beberapa perguruan tinggi di Kabupaten Sumedang masih belum berdampak optimal
pada
perguruan
kemajuan
tinggi
kerjasama
dalam
antara
pemerintah
menyelesaikan
dengan
masalah-masalah
pembangunan. 5)
Kemudahan akses pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat, dan lingkungan yang bersih. Hal-hal yang menjadi isu utama di dalam pelayanan kesehatan adalah kurangnya rumah sakit besar di Kabupaten Sumedang. Hal ini krusial mengingat terbatasnya pelayanan yang dapat diberikan puskesmas atau posyandu setempat.
6)
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan menjadi motor kemajuan ekonomi. Hal yang menjadi fokus dalam isu ini adalah pengelolaan sumber daya alam yang kurang proporsional dalam arti masih kurangnya rehabilitasi dibandingkan eksploitasi terhadap lingkungan. Kemudian, masalah kelangkaan sumber air dan pengairan juga menjadi isu yang mengemuka terutama di musim kemarau.
7)
Ketahanan pangan dan energi daerah. Hal yang tercakup dalam isu strategis ini adalah rendahnya produktivitas serta pemberdayaan petani. Isu mengenai maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan penduduk di daerah perkotaan juga menjadi isu yang harus disikapi secara serius.
8)
Pengembangan ekonomi kreatif masyarakat. Kebijakan pemerintah pusat untuk mengembangkan ekonomi kreatif memberikan
peluang
besar
bagi
masyarakat
mengembangkan
ekonomi. Isu yang mengemuka adalah belum berkembangnya ekonomi kreatif di Kabupaten Sumedang akibat dari akses pasar yang kurang mendukung.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 10
9)
Kelestarian budaya dan kemajuan pariwisata. Hal yang menjadi isu adalah semakin meningkatnya tradisi dan produkproduk seni dari luar Kabupaten Sumedang. Hal ini membawa dampak berpeluang terancamnya kelestarian budaya Sunda di Kabupaten Sumedang. Hal lain yang menjadi perhatian adalah potensi Pariwisata di Kabupaten Sumedang yang sangat besar belum bisa dioptimalkan baik dari sisi akses, pengelolaan, dan promosi pariwisata.
10) Dampak sosial ekonomi pembangunan Waduk Jatigede dan Tol Cisumdawu. Dampak lingkungan Pembangunan Waduk Jaditege harus menjadi perhatian dan perlu diantisipasi, terutama warga yang bertempat tinggal di lokasi yang terkena genangan. Selain itu, dampak negatif mega proyek nasional lain seperti pembangunan Tol Cisumdawu pun perlu diantisipasi dan diminimalkan, sementara dampak positifnya dapat dimanfaatkan
sebagai
peluang
untuk
perkembangan
ekonomi
Kabupaten Sumedang.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IV - 11
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
RPJMD Kabupaten Sumedang merupakan tahap ketiga dari RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, RPJMD tahap ketiga ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam yang tetap mengandalkan potensi agrobisnis dan kepariwisataan daerah yang dikembangkan pada sumber daya air terbangun (bendungan Jatigede) dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi terapan yang terus meningkat. 5.1.
VISI Dengan
mempertimbangkan
potensi,
kondisi,
permasalahan,
tantangan, peluang, dan isu-isu strategis serta budaya hidup dalam masyarakat maka visi Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 ini adalah: “PADA TAHUN 2018 SUMEDANG SENYUM MANIS” Senyum manis merupakan singkatan dari Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri, dan Agamis. Penjelasan dari kata-kata kuncinya adalah sebagai berikut :
SEJAHTERA adalah kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang secara lahir batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan, yang ditandai dengan meningkatnya IPM, rendahnya kemiskinan (persentase), meningkatnya indeks pemerataan (Gini Coefficient), dan berkurangnya kasus kejahatan.
NYUNDA adalah karakter masyarakat Kabupaten Sumedang yang dilandasi
filosofi
Pembangunan. kebudayaan,
dan
nilai-nilai
Ditandai
dengan
partisipasi
dalam
kesundaan
sebagai
banyaknya kegiatan
pengungkit
kegiatan-kegiatan kebudayaan
dan
kepariwisataan.
MAJU adalah kondisi terwujudnya akselerasi pembangunan ke arah yang lebih baik dengan semakin meningkatnya kualitas sumberdaya
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 1
manusia dan hasil-hasil pembangunan, ditandai dengan meningkatnya PDRB (pertumbuhan ekonomi).
MANDIRI adalah kemampuan masyarakat Kabupaten Sumedang dalam mengelola potensi sumberdaya yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kearifan lokal sehingga memiliki daya saing untuk mencapai kesejahteraan. Ditandai dengan meningkatnya Pendapatam Asli Daerah (Kapasitas Fiskal), meningkatnya kerja sama pemerintahswasta-akademisi,
meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan dan meningkatnya indeks adaptasi teknologi.
AGAMIS adalah sikap dan prilaku hidup masyarakat Kab. Sumedang yang
mencerminkan
diyakininya.
Ditandai
meningkatnya
dan
merefleksikan
dengan
partisipasi
nilai-nilai
banyaknya kegiatan
masyarakat
dalam
agama
yang
keagamaaan,
kegiatan-kegiatan
keagamanaan, dan tidak adanya konflik antar penganut agama (internal dan eksternal). 5.2.
MISI Upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka mewujudkan Visi
pada tahun 2018 Sumedang Senyum Manis maka disusunlah lima misi. Misi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan reformasi birokrasi dan kualitas demokrasi. Peningkatan efektivitas pemerintahan daerah akan berkontribusi dalam mewujudkan
reformasi
birokrasi
yang
mendukung
pelayanan
masyarakat yang berkualitas. 2.
Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Dengan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil dan produktif dalam 5 (lima) tahun ke depan, diharapkan Kabupaten Sumedang dapat mengembangkan potensi lokal melalui kemampuan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
3.
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah. Infrastruktur wilayah yang memadai dan berkualitas merupakan elemen penting untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Kabupaten
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 2
Sumedang berbasis potensi agrobisnis dan pariwisata, khususnya dalam hal peningkatan aksesibilitas ke sentra-sentra ekonomi dan pariwisata melalui infrastruktur jalan dan jembatan serta peningkatan cakupan irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian. 4.
Mengembangkan
perekonomian
Kabupaten
Sumedang
yang
berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah. Perekonomian yang kokoh adalah perekonomian yang berbasis pada kapasitas lokal. Oleh karena itu, pencapaian misi keempat ini akan mewujudkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berpilarkan usaha mikro, kecil, dan menengah yang mampu mengolah dan memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam dan potensi lokal serta memperkuat informasi pasar dan infrastruktur ekonomi. 5.
Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan. Misi kelima ini bermaksud untuk mewujudkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang berkelanjutan sehingga masyarakatnya dapat hidup dengan aman dan nyaman. Selain lingkungan yang lestari, Kabupaten Sumedang pun akan berkembang tanpa kehilangan jati diri budayanya. Oleh karena itu, melalui pencapaian misi kelima ini, Kabupaten Sumedang akan menjadi wilayah yang memanfaatkan lingkungan dan budayanya sebagai daya ungkit pembangunan dengan pendekatanpendekatan yang berkelanjutan.
5.3.
TUJUAN Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Tujuan dari setiap misi adalah sebagai berikut : 1.
Misi pertama : Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi. Tujuan Misi pertama adalah : a. Mewujudkan reformasi birokrasi dalam kelembagaan, SDM, dan sistem pelayanan publik.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 3
b. Meningkatkan kualitas demokrasi. 2.
Misi kedua : Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Tujuan
Misi
kedua
adalah
Meningkatkan
kualitas
kehidupan
masyarakat Kabupaten Sumedang. 3.
Misi ketiga : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah. Tujuan Misi ketiga adalah Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan infrastruktur wilayah yang berkualitas.
4.
Misi keempat : Mengembangkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah. Tujuan Misi keempat adalah Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.
Misi kelima : Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan. Tujuan Misi kelima adalah Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai kesundaan di Kabupaten Sumedang.
5.4.
SASARAN Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berikut penjabaran masing-masing sasaran dari setiap tujuan. 1.
Tujuan 1 : Mewujudkan reformasi birokrasi dalam kelembagaan, SDM, dan sistem pelayanan publik. Sasaran pencapaian tujuan 1 ini antara lain : 1)
Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif;
2)
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintah;
3)
Meningkatnya kualitas pelayanan publik;
4)
Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 4
2.
Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas demokrasi Sasaran pencapaian tujuan 2 ini adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
3.
Tujuan 3 : Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Sumedang Sasaran pencapaian tujuan 3 ini antara lain: 1)
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan.
2)
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
3)
Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat.
4.
Tujuan 4 : Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan infrastruktur wilayah yang berkualitas. Sasaran pencapaian tujuan 4 ini adalah 1)
Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah.
2)
Terwujudnya infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi baru.
5.
Tujuan 5 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran pencapaian tujuan 5 ini antara lain:
6.
1)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang.
2)
Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat.
3)
Meningkatnya ketahanan pangan daerah.
Tujuan 6 : Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai kesundaan di Kabupaten Sumedang. Sasaran pencapaian tujuan 6 ini adalah sebagai berikut: 1)
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan.
2)
Lestarinya nilai-nilai kesundaan.
Tabel 5.1 dibawah ini menunjukkan hubungan logis antara visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah dijabarkan sebelumnya.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 5
TABEL 5.1 HUBUNGAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI : PADA TAHUN 2018 SUMEDANG SEJAHTERA, NYUNDA, MAJU, MANDIRI DAN AGAMIS MISI TUJUAN SASARAN 1. Meningkatkan efektivitas pemerintahan 1.1. Mewujudkan reformasi birokrasi dalam 1.1.1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang daerah dalam mewujudkan pelayanan kelembagaan, SDM, dan sistem efisien dan efektif publik dan kualitas demokrasi pelayanan publik 1.1.2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah 1.1.3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 1.1.4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel
2.
Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
1.2. Meningkatkan kualitas demokrasi
1.2.1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
2.1. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Sumedang
2.1.1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan 2.1.2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 2.1.3. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat
3.
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
3.1. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan infrastruktur wilayah yang berkualitas
3.1.1. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah 3.1.2
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal V - 6
Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru
4.
MISI Mengembangkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah
TUJUAN 4.1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
SASARAN 4.1.1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang 4.1.2. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat 4.1.3. Meningkatnya ketahanan pangan daerah
5.
Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
5.1. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai kesundaan di Kabupaten Sumedang
5.1.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan 5.1.2. Lestarinya nilai-nilai kesundaan
Hal V - 7
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran setiap misi dalam rangka mewujudkan visi. Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
yang telah dijelaskan
sebelumnya, berikut ini strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018. 6.1.
STRATEGI UMUM Sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Sumedang tahun 2014-2018,
maka strategi yang dilakukan harus mampu mendorong pencapaian Visi dan Misi tersebut. Secara umum strategi yang akan dilakukan adalah melalui peningkatan akuntabilitas pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan hak-hak dasar masyarakat, dan peningkatan tingkat perekonomian daerah. 1.
Misi pertama meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi. Untuk mencapai misi tersebut terdapat beberapa strategi yang dilakukan antara lain melalui : 1)
Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah. Strategi ini dilakukan untuk mengevaluasi struktur SKPD yang ada selama ini, sehingga mampu mendorong sistem pemerintahan yang efektif dan efisien.
2)
Peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah. Strategi
ini
dilakukan
untuk menciptakan
kinerja
aparatur
pemerintah yang jujur, transparan dan memiliki etos kerja serta budaya kerja yang tinggi, sehingga mampu mengurangi tingkat atau
peluang
korupsi
di
lingkungan
pemerintahan
serta
meningkatkan efektifitas kerja. 3)
Standarisasi sistem penyelenggaraan pelayanan publik. Adanya standarisasi sistem penyelenggaraan pelayanan publik akan menjamin pemenuhan hak-hak dasar masyarakat sesuai dengan standar yang seharusnya (tidak dibeda-bedakan).
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 1
4)
Peningkatan
kualitas
perencanaan
dan
pengendalian
pembangunan. Kualitas perencanaan pembangunan sangat menentukan arah pembangunan ke depan dan pengendalian pembangunan akan memastikan bahwa pelaksanaan pembangunan sesuai dengan target-target yang ingin dicapai. 5)
Pengakuan
hak-hak
partisipasi
masyarakat
dalam
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Pengakuan
hak-hak
penyelenggaraan
partisipasi
pemerintahan
akan
mampu
mendorong
tercapainya akuntabilitas sistem pemerintahan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 6)
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam hukum dan HAM. Strategi ini dilakukan untuk memberikan akses informasi yang lebih terbuka terkait hak dan perlindungan hukum masyarakat.
2.
Misi kedua mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Untuk mencapai misi tersebut dilakukan melalui : 1)
Peningkatan akses, mutu, dan pemerataan penyelenggaraan pendidikan. Kurangnya cakupan layanan pendidikan di sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang perlu menjadi perhatian utama khususnya bagi siswa yang kurang mampu. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan cakupan layanan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Kabupaten Sumedang.
2)
Peningkatan akses, mutu dan layanan kesehatan. Kesehatan selalu menjadi perhatian utama di tingkat nasional maupun dunia. Untuk mendorong pencapaian target kesehatan dunia, maka perlu ditingkatkan akses, mutu, dan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Sumedang.
3)
Peningkatan pelaksanaan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 2
Kehidupan masyarakat yang agamis telah menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang selama ini. Untuk melestarikan dan menjaga
ciri
khas
tersebut,
strategi
ini
dilakukan
untuk
meningkatkan ketakwaan dan kesalehan sosial dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Sumedang. 3.
Misi ketiga meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah.
Untuk
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Sumedang, perlu diciptakan aksesibilitas jalan yang memiliki kualitas baik. Untuk mendorong tujuan tersebut, strategi yang dilakukan difokuskan pada : 1)
Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah di perdesaan dan perkotaan. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara infrastruktur yang memadai sehingga mampu mendukung aktifitas masyarakat di segala bidang.
2)
Peningkatan kualitas infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi baru. Strategi ini dilakukan untuk membangun infrastruktur di kawasan pengembangan
ekonomi
baru
sebagai
upaya
untuk
memanfaatkan peluang-peluang ekonomi akibat dari berbagai pembangunan yang akan menjadi pusat aktifitas masyarakat. 4.
Misi keempat mengembangkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah. Untuk mencapai misi tersebut, ditetapkan 4 strategi, yaitu: 1)
Peningkatan daya saing daerah. Peningkatan daya saing daerah menjadi hal sangat penting untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu melalui peningkatan daya saing daerah diharapkan mempu meningkatkan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.
2)
Pengembangan koridor ekonomi Kabupaten Sumedang.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 3
Kabupaten Sumedang memiliki posisi strategis dengan adanya rencana pembangunan Tol Cisumdawu dan Bandara Udara Kartajati.
Untuk mengimbangi
pengembangan
kawasan
pertumbuhan ekonomi
tersebut, perlu
disekitar
wilayah
pembangunan. 3)
Peningkatan kelembagaan dan kapasitas ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi. Struktur perekonomian daerah kabupaten Sumedang mayoritas bertumpu pada UMKM. Oleh karena itu perlu penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas ekonomi UMKM dan koperasi agar mampu berkembang dan bersaing serta menjalin kerjasama dengan sektor industri.
4)
Peningkatan produktivitas sektor pertanian. Kehidupan
masyarakat
mengandalkan
Kabupaten
perekonomiannya
Sumedang dari
sektor
mayoritas pertanian.
Sementara itu tingkat konversi lahan dan tekanan penduduk terhadap lahan semakin tinggi yang berdampak pada menurunnya tingkat produksi pertanian dan tingginya tingkat konsumsi. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan adalah peningkatan produksi pertanian melalui intensifikasi, ekstensifikasi lahan pertanian dan diversifikasi komoditi pertanian. 5.
Misi kelima mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan. Strategi yang harus dilakukan untuk mencapai misi tersebut antara lain: 1)
Peningkatan fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. Strategi ini dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kawasan lindung yang sudah ada serta memanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2)
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup. Strategi ini dilakukan untuk mengendalikan penggunaan ruang sesuai dengan fungsinya, sehingga dapat menjamin kelestarian lingkungan hidup.
3)
Penanggulangan bencana alam dan bencana sosial.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 4
Strategi ini merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana dan penanggulangannya dengan melibatkan masyarakat. 4)
Penerapan
nilai-nilai
kesundaan
sebagai
daya
ungkit
pembangunan. Strategi ini dilakukan untuk menjaga nilai-nilai kesundaan dan mendorong
tumbuhnya
spirit
pembangunan
masyarakat
sumedang dalam melakukan aktifitas pembangunan sekaligus akan menjadi daya tarik wisatawan yang mampu menjadi daya ungkit pembangunan. 6.2.
ARAH KEBIJAKAN Strategi yang sudah ditentukan harus dituangkan kedalam arah
kebijakan agar masing-masing misi dapat tercapai. Arah kebijakan dari masing-masing strategi untuk mencapai setiap misi dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 5
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 1. Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
STRATEGI
KEBIJAKAN
1.1. Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah
1.1.1
Meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dalam penyelenggaraan pelayanan publik
1.2. Peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah
1.2.1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur 1.2.2. Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif kepegawaian
2. Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
1.3. Standarisasi sistem penyelenggaraan pelayanan publik
1.3.1. Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
1.4. Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan
1.4.1. Meningkatkan sinergitas antar dokumen perencanaan
1.5. Pengakuan hak-hak partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
1.5.1. Meningkatkan fungsi kontrol dan partisipasi masyarakat
1.6. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam hukum dan HAM
1.6.1. Meningkatkan rasa aman, nyaman, dan budaya tertib di masyarakat
2.1. Peningkatan akses, mutu, dan layanan pendidikan
2.1.1. Meningkatkan pemerataan akses dan mutu pendidikan
2.2. Peningkatan akses, mutu dan layanan kesehatan
2.2.1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang terjangkau
Hal VI - 6
MISI
STRATEGI
KEBIJAKAN
2. Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
2.3. Peningkatan pelaksanaan nilai-nilai 2.3.1. Meningkatkan kesadaran dan pelaksanaan nilaikeagamaan dalam kehidupan bermasyarakat nilai keagamaan
3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
3.1. Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah di wilayah perdesaan dan perkotaan
3.1.1. Meningkatkan status dan kualitas jalan, jembatan, dan irigasi 3.1.2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana air bersih masyarakat dan penyehatan lingkungan 3.1.3. Meningkatkan penataan lingkungan perkotaan dan perdesaan 3.1.4. Meningkatkan infrastruktur permukiman
3.2 4. Mengembangkan perekonominan Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah
Peningkatan kualitas infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi baru
4.1. Peningkatan daya saing daerah
3.2.1
Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan kawasan ekonomi baru
4.1.1. Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif 4.1.2. Mengembangkan sentra-sentra ekonomi berbasis potensi lokal 4.1.3. Meningkatkan kewirausahaan masyarakat 4.1.4. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VI - 7
MISI 4. Mengembangkan perekonominan Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah
STRATEGI 4.2. Pengembangan koridor ekonomi Kabupaten Sumedang
KEBIJAKAN 4.2.1. Mengembangkan kawasan pertumbuhan ekonomi 4.2.2. Mendorong pengembangan objek dan daya tarik wisata daerah
4.3. Peningkatan kelembagaan dan kapasitas ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi
4.3.1. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM 4.3.2. Mendorong akses pemasaran
5. Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
4.4. Peningkatan produktivitas sektor pertanian
4.4.1. Revitalisasi sektor pertanian
5.1. Peningkatan fungsi kawasan lindung
5.1.1. Meningkatkan daya dukung kawasan lindung melalui konservasi lingkungan dan ekowisata
5.2. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup
5.2.1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan penegakan hukum dalam pemanfaatan lahan
5.3. Penanggulangan bencana alam dan bencana sosial
5.3.1. Meningkatkan kesadaran dan kesiagaan masyarakat tanggap bencana dengan prinsip sarasa, sariksa, keur sarerea
5.4. Penerapan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
5.4.1. Menerapkan sistem dan tata nilai kesundaan dalam kegiatan masyarakat dan pemerintahan yang dijiwai semangat Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS)
Hal VI - 8
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Visi dan Misi dalam pembangunan Kabupaten Sumedang tahun 20142018 perlu diterjemahkan dalam rumusan kebijakan umum dan program secara konsisten dan spesifik. Kebijakan umum dan program pembangunan merupakan suatu jembatan konseptual untuk menghubungkan antara rumusan tujuan jangka menengah dengan capaian pembangunan jangka menengah dan tahunan. Kebijakan umum merupakan arah kebijakan yang diambil dalam rangka mencapai sasaran yang terukur dari masing-masing sasaran dalam RPJMD sedangkan program pembangunan merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau bersama masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. 7.1.
KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum Kabupaten Sumedang tahun 2014-2018 adalah :
1.
Meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan
tugas
pokok dan
fungsi
organisasi perangkat daerah dalam penyelenggaraan pelayanan publik; 2.
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur;
3.
Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif kepegawaian;
4.
Meningkatkan
kepuasan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pelayanan publik; 5.
Meningkatkan sinergitas antar dokumen perencanaan;
6.
Meningkatkan fungsi kontrol dan partisipasi masyarakat;
7.
Meningkatkan rasa aman, nyaman, dan budaya tertib di masyarakat;
8.
Meningkatkan pemerataan akses dan mutu pendidikan;
9.
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan
yang
terjangkau; 10. Meningkatkan kesadaran dan pelaksanaan nilai-nilai keagamaan; 11. Meningkatkan status dan kualitas jalan, jembatan, dan irigasi;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 1
12. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana air bersih masyarakat dan penyehatan lingkungan; 13. Meningkatkan penataan lingkungan perkotaan dan perdesaan; 14. Meningkatkan infrastruktur permukiman; 15. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan kawasan ekonomi baru; 16. Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif; 17. Mengembangkan sentra-sentra ekonomi berbasis potensi lokal; 18. Meningkatkan kewirausahaan masyarakat; 19. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja; 20. Mengembangkan kawasan pertumbuhan ekonomi; 21. Mendorong pengembangan objek dan daya tarik wisata daerah; 22. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM; 23. Mendorong akses pemasaran; 24. Revitalisasi sektor pertanian; 25. Meningkatkan daya dukung kawasan lindung melalui konservasi lingkungan dan ekowisata; 26. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan penegakan hukum dalam pemanfaatan lahan. 27. Meningkatkan kesadaran dan kesiagaan masyarakat dalam tanggap bencana dengan prinsip sarasa, sariksa, keur sarerea. 28. Menerapkan sistem dan
tata
nilai
kesundaan dalam kegiatan
masyarakat dan pemerintahan yang dijiwai semangat Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS). 7.2.
KEBIJAKAN KEWILAYAHAN Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan daerah perlu disusun
suatu kebijakan pembangunan kewilayahan. Pada RPJMD tahun 2014-2018 difokuskan pada pengembangan wilayah yang meliputi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara fungsional
dapat berperan mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan itu sendiri dan kawasan sekitarnya, kebijakan pembangunan kewilayahan pada RPJMD ini adalah sebagai berikut : RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 2
1.
Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan.
2.
Peningkatan pembangunan lintas wilayah diarahkan untuk mengurangi kesenjangan
antar
wilayah
sehingga
tidak terjadi
kesenjangan
pembangunan. Untuk itu dilakukan percepatan pembangunan wilayah melalui pendekatan peningkatan sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana. 3.
Meningkatkan keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat storing dan distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan
perdesaan
diarahkan
pada
pengembangan
desa
pertumbuhan yang akan menjadi pusat produksi agroindustri dan sektor lainnya sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja, peningkatan sumberdaya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya. 4.
Meningkatkankan fungsi dan mempertahankan
luasan kawasan
lindung yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya, dan
sejarah
bangsa
guna
kepentingan
pembangunan
yang
berkelanjutan. 5.
Mengoptimalkan fungsi dan luasan kawasan budidaya yang diarahkan pengembangannya meliputi kawasan pedesaan/budidaya pertanian (pertanian lahan basah, petanian lahan kering, tanaman tahunan, dan permukiman pertanian
perdesaan) (industri,
dan
kawasan
perkotaan/budidaya
perdagangan,
jasa,
non
pariwisata,
pertambangan/penggalian dan permukiman perkotaan). 6.
Meningkatkan peran wilayah Sumedang dalam pengembangan Wilayah Cekungan Bandung dengan fokus pengembangannya diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung serta menjadi pusat pendidikan tinggi di Jatinangor, Agrobisnis dan industri non polutif.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 3
7.
Meningkatkan fasilitasi pembangunan jalan tol CISUMDAWU dan pembangunan Waduk Jatigede untuk mendukung pengembangan perekonomian masyarakat melaui penetapan kebijakan
kawasan,
penyediaan sarana dan prasarana pendukung. 8.
Mempersiapkan wilayah Ujungjaya sebagai rintisan kawasan industri diwilayah bagian timur Kabupaten Sumedang melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana.
9.
Mempersiapkan pengembangan pariwisata yang ditetapkan menjadi 8 satuan kawasan wisata melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia dan promosi.
10. Mengoptimalkan
fungsi
dan
peran
kawasan
perkotaan
melalui
peraturan zonasi kegiatan dan revitalisasi pemanfaatan ruang publik sebagai upaya untuk mengurangi beban kegiatan yang terkonsentrasi di suatu wilayah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka rencana pembangunan strategis kewilayahan di Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut : a.
Reaktifasi
Jalur
Kereta
Api
Perkotaan
Rancaekek-Jatinangor-
Tanjungsari; b.
Pengembangan Hunian Vertikal di Kawasan Pendidikan Jatinangor;
c.
Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor;
d.
Penuntasan Pembangunan Waduk Jatigede;
e.
Pembangunan Jalan Sukasari lembang (Kabupaten Sumedang) Lembang (Kabupaten Bandung Barat);
f.
Pembangunan Jalan Lintas Cepat Selatan Sumedang/Lingkar Selatan (Gapura-Rancamulya);
g.
Penuntasan Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (CISUMDAWU);
h.
Pembangunan Daerah Irigasi Rengrang;
i.
Pembangunan Jalur KA Tanjungsari-Sumedang-Kertajati-Kadipaten;
j.
Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga;
7.3.
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Program–program pembangunan yang disusun dalam RPJMD untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang terdiri dari 3 jenis program
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 4
yang dilaksanakan oleh SKPD/Unit kerja yang berwenang sesuai dengan bidang kewenangannya. Program program tersebut antara lain: 1.
Program
SKPD
yang
merupakan
program
yang
dirumuskan
berdasarkan tugas dan fungsi SKPD 2.
Program lintas SKPD yang merupakan program yang melibatkan lebih dari satu SKPD untuk mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan
3.
Program kewilayahan yang merupakan program pembangunan daerah untuk
terciptanya
keterpaduan,
keserasian,
keseimbangan
laju
pertumbuhan, dan keberlanjutan pembangunan antar wilayah/antar kawasan dalam kecamatan di wilayah kota Sumedang. Program prioritas pembangunan daerah RPJMD Tahun 2014-2018 berdasarkan urusan wajib dan pilihan adalah sebagai berikut: A. URUSAN WAJIB 1. Pendidikan, meliputi : a. Program Pendidikan Anak Usia Dini; b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; c.
Program Pendidikan Menengah;
d. Program Pendidikan Non Formal; e. Program Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; f.
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;
g. Program Pengembangan SDM dalam Bidang Kesehatan; h. Program Pengadaan dan Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan Kesehatan. 2. Kesehatan, meliputi : a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; c.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
d. Program Perbaikan Gizi Masyarakat; e. Program Pengembangan Lingkungan Sehat; f.
Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular;
g. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; h. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; i.
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 5
j.
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
k.
Program Jaminan Persalinan;
l.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;
m. Program
Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata; n. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; o. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; p. Program pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan; q. Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK). 3. Lingkungan Hidup, meliputi : a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; c.
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam;
d. Program Peningkatan Pengendalian Polusi; e. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); f.
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
g. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. 4. Pekerjaan Umum, meliputi : a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; b. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong; c.
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong;
d. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; e. Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan; f.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan;
g. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa. dan Jaringan Pengairan Lainnya; h. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku; i.
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 6
j.
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh;
k.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;
l.
Program Peningkatan Sarana Aparatur.
5. Penataan Ruang, meliputi : a. Program Perencanaan Tata Ruang; b. Program Pemanfaatan Ruang; c.
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
6. Perencanaan Pembangunan, meliputi : a. Program Pengembangan Data/Informasi; b. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah; c.
Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
d. Program Kerjasama Pembangunan; e. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi; f.
Program Perencanaan Sosial Budaya;
g. Program Perencanaan Pengembangan Kawasan Stragtegis dan Cepat Tumbuh. 7. Perumahan, meliputi : a. Program Lingkungan Sehat Perumahan; b. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. 8. Kepemudaan dan Olahraga, meliputi : a. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda; b. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan; c.
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda;
d. Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba; e. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga; f.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Keolahragaan;
g. Program Penguatan Kelembagaan; h. Program Peningkatan Mutu Pembinaan dan Pembangunan Olahraga; i.
Program Peningkatan Mutu dan Kualitas Olahraga Pendidikan.
9. Penanaman Modal, meliputi : a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 7
c.
Program Penyiapan
Potensi
Sumber
Daya,
Sarana
dan
Prasarana Daerah; d. Program Peningkatan Pelayanan Perizinan. 10. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, meliputi : a. Program Penciptaan
Iklim Usaha
Kecil
Menengah
yang
Kondusif; b. Program
Pengembangan
Kewirausahaan
dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah; c.
Program Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha
Bagi
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah; d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi; e. Program Peningkatan
Iklim Usaha
Kecil
Menengah
dan
Produktif. 11. Kependudukan dan Pencatatan Sipil, meliputi : a. Program Penataan Administrasi Kependudukan. 12. Ketenagakerjaan, meliputi : a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; b. Program Peningkatan Ketenagakerjaan; c.
Program Perluasan Kesempatan Kerja;
d. Program Peningkatan Sarana Hubungan Industrial; e. Program Perlindungan Pengembangan Ketenagakerjaan; f.
Program Peningkatan Lembaga Hubungan Industrial;
g. Program Peningkatan Kesempatan Kerja. 13. Ketahanan Pangan, meliputi : a. Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
(Pertanian/Perkebunan). 14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, meliputi : a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan; b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; c.
Program
Peningkatan
Kualitas
Hidup
dan
Perlindungan
Perempuan; d. Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, meliputi : RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 8
a. Program Keluarga Berencana; b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja; c.
Program Pelayanan Kontrasepsi;
d. Program Pembinaan Peran serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB-KR yang Mandiri; e. Program Pengembangan
Pusat
Pelayanan
Informasi
dan
Konseling KRR; f.
Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak;
g. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AID's; h. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga; i.
Program Pengembangan Model Operasional Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu- Paud;
j.
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.
16. Perhubungan, meliputi : a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan; b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ; c.
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
d. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas; e. Program Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; f.
Program Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan
Bermotor. 17. Komunikasi dan Informatika, meliputi : a. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Masa; b. Program Kerja Sama Informasi dengan Media Massa; c.
Program Pembinaan Telematika Daerah;
d. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Informatika; e. Program
Pengembangan
Aplikasi
Sistem
dan
Konten
Telematika;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 9
f.
Program
Pengembangan
Sumber
Daya
Komunikasi
dan
Informatika; g. Program
Pengembangan
Pelayanan
Komunikasi
dan
Informatika. 18. Pertanahan, meliputi : a. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah; b. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan; c.
Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, meliputi : a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan; b. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; c.
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan;
d. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan; e. Program Pendidikan Politik Masyarakat; f.
Program
Pencegahan
Dini
dan
Penanggulangan
Korban
Bencana Alam. 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, meliputi : a. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; b. Program Pendidikan Kedinasan; c.
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur;
d. Program
Peningkatan
dan
pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah; e. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota; f.
Program
Peningkatan
Pemerintahan
Kualitas
(Kabupaten/Kota,
Kebijakan
manajemen
Kecamatan
dan
Desa/Kelurahan); g. Program
Peningkatan
Kualitas
Kebijakan
manajemen
Pemerintahan; h. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; i.
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan;
j.
Program Penerapan dan Penegakan Hukum;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 10
k.
Program Penataan Sarana dan Prasarana Hukum;
l.
Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah;
m. Program Pengamanan Berita Persandian dan Radiogram; n. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah; o. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; p. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan-Kebijakan KDH; q. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan; r.
Penataan
dan
Penyempurnaan
Sistem
dan
Prosedur
Pengawasan. 21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, meliputi : a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; b. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa; c.
Program
Peningkatan Keberdayaan Lembaga Ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan; d. Program Peningkatan Keberdayaan dan Kemandirian Lembaga Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan; e. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa. 22. Sosial, meliputi : a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil; (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; c.
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya);
d. Program Pembinaan Anak Terlantar; e. Program Pembinaan Lanjut Usia Terlantar; f.
Program Pemberdayaan Sosial bagi PMKS yang termasuk dalam kriteria Korban Bencana;
g. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; h. Program Pembinaan dan Latihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma. 23. Kebudayaan, meliputi : RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 11
a. Program Pengembangan Nilai Budaya; b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; c.
Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
24. Statistik, meliputi : a. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. 25. Kearsipan, meliputi : a. Program Peningkatan Kualitas Layanan Informasi Kearsipan; b. Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber
Daya
Aparatur Pengelola Kearsipan; c.
Program Pengembangan/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kearsipan;
d. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip; e. Program Pengembangan Khasanah Kearsipan; f.
Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan;
g. Program Penelusuran Arsip yang Bernilai Sejarah. 26. Perpustakaan, meliputi : a. Program
Pengembangan
Budaya
Baca
dan
Pembinaan
Perpustakaan. 2. URUSAN PILIHAN 1. Perikanan dan Kelautan, meliputi : a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan; b. Program Pembinaan Kelembagaan Budidaya Perikanan; c.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Bidang perikanan;
d. Program Peningkatan Konsumsi Hasil Perikanan; e. Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan. 2. Pertanian, meliputi : a. Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan; b. Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan; c.
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;
d. Program Pembangunan Sarana, Prasarana dan Infrastruktur Pertanian;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 12
e. Program
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Aparatur
Pertanian; f.
Program Pengembangan Agribisnis;
g. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani; h. Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan; i.
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan;
j.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
k.
Program
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Bidang
Peternakan; l.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
m. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner; n. Program Peningkatan Pengelolaan Hasil Produksi Peternakan; o. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; p. Program Pengembangan Data/Informasi Peternakan/Perikanan; q. Program
Peningkatan
kapasitas
sumber
daya
manusia
peternakan dan perikanan. 3. Kehutanan, meliputi : a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; b. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan; c.
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan;
d. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan. 4. Energi dan Sumberdaya Mineral, meliputi : a. Program Pengendalian Air Tanah; b. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi Baru Terbarukan; c.
Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bidang
Ketenagalistrikan; d. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan; e. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan. 5. Pariwisata, meliputi : a. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata; b. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; c.
Program Pengembangan Kemitraan.
6. Perindustrian, meliputi : RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 13
a. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; b. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; c.
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial.
7. Perdagangan, meliputi : a. Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan Dalam Negeri; b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor; c.
Program
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan; d. Program Pemberdayaan dan perlindungan pasar tradisional; e. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. 8. Ketransmigrasian, meliputi : a. Program Pengembangan Wilayah Ketransmigrasian; b. Program Transmigrasi Lokal; c.
Program Transmigrasi Regional.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal VII - 14
TABEL 7.1 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
CAPAIAN KINERJA MISI
Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
SASARAN
Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif
STRATEGI
Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah
KEBIJAKAN
Meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan kualitas SDM akuntabilitas kinerja kapasitas dan aparatur pemerintah aparatur pemerintah kompetensi aparatur Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif kepegawaian
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Standarisasi sistem penyelenggaraan pelayanan publik
Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
INDIKATOR KINERJA
KONDISI AKHIR
Interval 0-100
41,45
52,00
Penilaian LPPD
Interval 0-4
2,559
3,000
WDP
WTP
Persen
13,93
30,00
Implementasi standar kompetensi jabatan struktural
Kali
8
32
Penerapan insentif berbasis kinerja
Persen
0,00
70,00
Penerapan sistem reward
Orang
2.579
11.000
Penerapan sistem punishment
Persen
100,00
100,00
Indeks kepuasan masyarakat (IKM)
Persen
74,72
77,26
Penerapan SPM/SP
Persen
20,00
100,00
Unit Kerja
4
14
Opini BPK
Penerapan SMM/SNI/ISO 9001-2008
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
KONDISI AWAL
Penilaian LAKIP
Rasio belanja modal terhadap total belanja
SKPD PENANGGUNGJAWAB
SATUAN UTAMA Setda, DPPKAD, BKD, Bappeda
MITRA UTAMA Inspektorat, Setwan
PENDUKUNG BPMPD, BPMPP, Distamben, Disperindag, BKBPP, BLH, BKBMPB, Disdik, Akper, Satpol PP, Arsip, BKP4K, Diskop UMKM, Disbudparpora, Perpustakaan, Dinsosnaker, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dinkes, Dishubkominfo, PU, RSUD, Distan
Hal VII - 15
CAPAIAN KINERJA MISI
Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
SASARAN
Terwujudnya kelembagaan dan perencanaan pemerintah yang pengendalianpemba efisien dan efektif ngunan daerah yang akuntabel
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilainilai keimanan dan ketaqwaan
STRATEGI
Restrukturisasi Peningkatan kualitas Organisasi dan perencanaan Perangkat Daerah pengendalian pembangunan
KEBIJAKAN
Meningkatkan efektivitas antar sinergitas pelaksanaan tugas dokumen pokok dan fungsi perencanaan organisasi perangkat daerah dalam penyelenggaraan pelayanan publik
INDIKATOR KINERJA Persentase kesesuaian antara muatan Renstra SKPD dengan RPJMD Persentase kesesuaian antara muatan RKPD dengan RPJMD Kesesuaian perencanaan pembangunan daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Turunannya Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
SATUAN KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Persen
70,00
100,00
Persen
80,00
100,00
Persen
60,00
100,00
Interval 1-8 (Tangga Arstein)
5-6
6-7
Persen
100,00
70,00
Pengakuan hak-hak partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatkan fungsi kontrol dan partisipasi masyarakat
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam hukum dan HAM
Meningkatkan rasa Tingkat aman, nyaman, dan penyelesaian budaya tertib di pelanggaran K3 masyarakat
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan
Peningkatan akses, mutu, dan pemerataan penyelenggaran pendidikan
Meningkatkan pemerataan akses dan mutu pendidikan
Indeks Pendidikan
Poin
82,95
84,42
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Peningkatan akses, mutu dan layanan kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang terjangkau
Indeks Kesehatan
Poin
71.05
72.55
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
SKPD PENANGGUNGJAWAB UTAMA
MITRA UTAMA
PENDUKUNG
Setda, DPPKAD, BKD, Bappeda
Inspektorat, Setwan
BPMPD, BPMPP, Distamben, Disperindag, BKBPP, BLH, BKBMPB, Disdik, Akper, Satpol PP, Arsip, BKP4K, Diskop UMKM, Disbudparpora, Perpustakaan, Dinsosnaker, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dinkes, Dishubkominfo, PU, RSUD, Distan
Setda, Disdik, Dinkes, Dinsosnaker, RSUD, Akper
BLH, Disbudparpora, DPPKAD, Bappeda, PU, BPMPD, BKBPP
Setwan, BPMPP, Distambern, Disperindag, Inspektorat, BKBMPB, Satpol PP, Arsip, BKP4K, Diskop UMKM, Perpustakaan, BKD, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dishubkominfo, Distan
Hal VII - 16
CAPAIAN KINERJA MISI
SASARAN
STRATEGI
KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
SATUAN KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Meningkatkan Mengembangkan efektivitas sumber daya manusia pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang dalamsehat, mewujudkan yang cerdas, pelayanan publik dan terampil, dan produktif kualitas demokrasi dilandasi dengan nilainilai keimanan dan ketaqwaan
Terwujudnya Meningkatnya kelembagaan penerapan nilai-nilai pemerintah yang agama dalam efisien dan efektif kehidupan bermasyarakat
Restrukturisasi Peningkatan Organisasi nilaipelaksanaan Perangkat Daerah nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat
Meningkatkan efektivitas dan kesadaran tugas pelaksanaan nilaipokok dan fungsi nilai keagamaan organisasi perangkat daerah dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Jumlah insiden yang disebabkan masalah perbedaan agama/keyakinan
Kasus
0
0
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah
Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah di wilayah perdesaan dan perkotaan
Meningkatkan status dan kualitas jalan, jembatan, dan irigasi
Jalan kewenangan kabupaten dalam kondisi baik
Persen
25,5
86,1
Panjang jalan kabupaten
Km
796,056
846,050
Cakupan daerah irigasi terhadap area pertanian
Ha
17.077,20
24.022,20
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
SKPD PENANGGUNGJAWAB
Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana air bersih masyarakat dan penyehatan lingkungan
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di perkotaan dan perdesaan
Persen
50,19
67,00
Meningkatkan penataan lingkungan perkotaan dan perdesaan
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar di perkotaan dan perdesaan
Persen
35,00
75,00
UTAMA
MITRA UTAMA
Setda, DPPKAD, Disdik, BKD, Dinkes, Bappeda Dinsosnaker, RSUD, Akper
Inspektorat, BLH, Setwan Disbudparpora, DPPKAD, Bappeda, PU, BPMPD, BKBPP
Setda, PU, BPMPD, DPPKAD, Bappeda
PENDUKUNG
BPMPD, BPMPP, BPMPP, Setwan, Distamben, Disperindag, Distambern, Disperindag, BKBPP, BLH, BKBMPB, Inspektorat, BKBMPB, Disdik, PP, Akper, Satpol PP, Satpol Arsip, BKP4K, Arsip, DiskopBKP4K, UMKM, Diskop UMKM, Disbudparpora, Perpustakaan, BKD, Perpustakaan, Disnakan, Dishutbun, Dinsosnaker, Disduk Casip,Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dishubkominfo, Distan Dinkes, Dishubkominfo, PU, RSUD, Distan Distamben, BKBPP, Inspektorat, Dishubkominfo, BKBMPB, Disdik, Akper, BPMPP, Satpol PP, Arsip, BKP4K, Disperindag, Diskop UMKM, BLH Dinsosnaker, Perpustakaan, BKD, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Disbudparpora, Dinkes, RSUD, Distan, Setwan
Hal VII - 17
CAPAIAN KINERJA MISI
Meningkatkan efektivitas ketersediaan dan pemerintahan daerah kualitas infrastruktur dalam mewujudkan wilayah pelayanan publik dan kualitas demokrasi
SASARAN
Terwujudnya Meningkatnya kelembagaan kualitas infrastruktur pemerintah yang wilayah dalam efisien dan efektif mendorong pengembangan wilayah Terwujudnya infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi baru
Mengembangkan perekonominan Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompokkelompok usaha kecil dan menengah
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi kabupaten Sumedang
STRATEGI
KEBIJAKAN
Restrukturisasi Peningkatan kualitas Organisasi wilayah infrastruktur Perangkat Daerah di wilayah perdesaan dan perkotaan
Meningkatkan efektivitas infrastruktur pelaksanaan tugas permukiman pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah Peningkatan kualitas dalam Meningkatkan penyelenggaraan infrastruktur di infrastruktur untuk pelayanan publik kawasan pengembangan pengembangan kawasan ekonomi ekonomi baru baru Peningkatan daya saing daerah
INDIKATOR KINERJA Cakupan Layanan Rumah Tidak layak Huni
Kawasan Pengembangan Ekonomi Baru
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
SATUAN
Persen
Kawasan
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
12,01
87,01
0
2
Meningkatkan iklim Tingkat Investasi usaha dan investasi (PMTB) yang kondusif Indeks Daya Beli
Rupiah (Milyar)
2.780,8
3.700,67
Poin
64,90
67,85
Mengembangkan sentra-sentra ekonomi berbasis potensi lokal
Kluster industri mikro dan kecil
Industri
5.751
5.761
Kluster industri menengah
Industri
18
20
Meningkatkan kewirausahaan masyarakat
Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah
UMKM
6.898
10.000
Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja
Pelatihan kerja
Orang
256
600
Penempatan tenaga kerja
Orang
2.820
500-1.500
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Kasus
7
0-12
Perusahaan
300
845
Pengawasan Ketenagakerjaan
SKPD PENANGGUNGJAWAB UTAMA
MITRA UTAMA
PENDUKUNG
Setda, PU, DPPKAD, BPMPD, BKD, DPPKAD, Bappeda
Inspektorat, Distamben, Setwan Dishubkominfo, BPMPP, Disperindag, BLH
BPMPD, Inspektorat, BPMPP, BKBPP, Distamben,Disdik, Disperindag, BKBMPB, Akper, BKBPP,PP, BLH, BKBMPB, Satpol Arsip, BKP4K, Disdik, Akper, Diskop UMKM,Satpol PP, Arsip, BKP4K, Diskop Dinsosnaker, UMKM, Disbudparpora, Perpustakaan, BKD, Perpustakaan, Disnakan, Dishutbun, Dinsosnaker, Disduk Casip,Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Disbudparpora, Dinkes, Dinkes, Distan, Dishubkominfo, RSUD, Setwan PU, RSUD, Distan
Setda Diskop UMKM, BKP4K, Dinsosnaker, Disnakan, Distamben, Dishutbun, Disperindag, BPMPP, Disbudparpor a, Distan
BPMPD, Disdik, Bappeda, DPPKAD, Dishubkominfo, PU
Setwan, BKBPP, Inspektorat, BKBMPB, BLH, Akper, Satpol PP, Arsip, Perpustakaan, BKD, Disduk Casip, Dinkes, RSUD
Hal VII - 18
CAPAIAN KINERJA MISI
Meningkatkan Mengembangkan efektivitas perekonominan pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang dalamberdaya mewujudkan yang saing pelayanan publik serta dan dan berkeadilan, kualitas demokrasi memberdayakan dan melindungi kelompokkelompok usaha kecil dan menengah
SASARAN
Terwujudnya Meningkatnya kelembagaan pertumbuhan pemerintah yang ekonomi kabupaten efisien dan efektif Sumedang
STRATEGI
Restrukturisasi Peningkatan daya Organisasi saing daerah Perangkat Daerah
Meningkatkan efektivitas perluasan pelaksanaan kerja tugas kesempatan pokok dan fungsi dan produktivitas organisasi tenaga kerja perangkat daerah Mengembangkan dalam kawasan penyelenggaraan pertumbuhan pelayanan publik ekonomi Mendorong pengembangan objek dan daya tarik wisata daerah
Perlindungan tenaga kerja
Peningkatan kelembagaan dan kapasitas ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi
Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM
Kredit Perbankan kepada UKM
Mendorong akses pemasaran
Akses pasar untuk produk lokal
Peningkatan produktivitas sektor pertanian
Revitalisasi sektor pertanian
Pengembangan koridor ekonomi Kabupaten Sumedang
Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat
Meningkatnya ketahanan pangan daerah Mengembangkan Meningkatnya lingkungan Kabupaten kualitas lingkungan Sumedang yang hidup berkelanjutan aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
Peningkatan fungsi kawasan lindung
Kawasan strategis kabupaten
Penggunaan teknologi dan rekayasa produk pertanian Meningkatkan daya Rasio luas kawasan dukung kawasan lindung untuk lindung melalui menjaga konservasi keanekaragaman lingkungan dan hayati terhadap ekowisata total luas kawasan hutan Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rasio Lahan Kritis terhadap total luas wilayah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
SATUAN KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Orang
55.813
66.000
Kawasan
6
6
3
8
Rupiah (Juta)
3.025
5.500
Poin
0,3
0,25
Jenis Produk
16
16
Jenis Teknologi
1
2
Persen
42,24
42,27
Persen
4,76
10,83
Persen
9,16
5,95
Jumlah objek Objek Wisata wisata daerah yang dikembangkan
Indeks Gini
SKPD PENANGGUNGJAWAB UTAMA
MITRA UTAMA
PENDUKUNG
Setda,Diskop Setda DPPKAD, UMKM, BKD, BKP4K, Bappeda Dinsosnaker, Disnakan, Distamben, Dishutbun, Disperindag, BPMPP, Disbudparpor a, Distan
Inspektorat, BPMPD, Setwan Disdik, Bappeda, DPPKAD, Dishubkominfo, PU
BPMPD, BKBPP, BPMPP, Setwan, Distamben, Disperindag, Inspektorat, BKBMPB, BKBPP, BLH,Satpol BKBMPB, BLH, Akper, PP, Disdik,Perpustakaan, Akper, Satpol PP, Arsip, Arsip, BKP4K,Casip, Diskop BKD, Disduk UMKM, Disbudparpora, Dinkes, RSUD Perpustakaan, Dinsosnaker, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dinkes, Dishubkominfo, PU, RSUD, Distan
Setda, Disbudparpor a, BLH, Distamben, Dishutbun, BKBMPB
Distan, RSUD, Disdik, Satpol PP, Bappeda, Disnakan, Dinsosnaker, DPPKAD, PU, Dinkes, BPMPD
BKBPP, Inspektorat, Diskop UMKM, Akper, BKP4K, Arsip, Perpustakaan, BKD, Disperindag, Disduk Casip, Disubkominfo, BPMPP, Setwan
Hal VII - 19
CAPAIAN KINERJA MISI
Meningkatkan Mengembangkan efektivitas Kabupaten lingkungan pemerintahan daerah Sumedang yang dalam mewujudkan aman, nyaman, dan pelayanan publik dan lestari berbasis kualitas demokrasi budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
SASARAN
Terwujudnya Meningkatnya kelembagaan kualitas lingkungan pemerintah yang hidup berkelanjutan efisien dan efektif
STRATEGI
Restrukturisasi Pengawasan dan Organisasi pengendalian Perangkat Daerah pemanfaatan lingkungan hidup
Penanggulangan bencana alam dan bencana sosial
Lestarinya nilai-nilai kesundaan
KEBIJAKAN
Meningkatkan efektivitas kesadaran pelaksanaandan tugas masyarakat pokok dan fungsi penegakan hukum organisasi dalam pemanfaatan perangkat daerah lahan dalam Meningkatkan penyelenggaraan kesadaran dan pelayanan kesiagaan publik
masyarakat tanggap bencana dengan prinsip sarasa, sariksa, keur sarerea Penerapan nilai-nilai Menerapkan sistem kesundaan sebagai dan tata nilai daya ungkit kesundaan dalam pembangunan kegiatan masyarakat dan pemerintahan yang dijiwai semangat Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS)
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
INDIKATOR KINERJA
SATUAN KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
Persen
27,25
30,00
Jumlah daerah yang sudah terlatih tanggap bencana
Kecamatan
3
13
Terlaksananya perlindungan, pengembangan, dan pewarisan nilainilai kasundaan
Kegiatan
50
50
Kunjungan wisatawan meningkat per 20 persen per ahun
Persen
10,00
100,00
Penggunaan bahasa sunda dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pemerintahan
Persen
0,00
100,00
Luas lahan hutan
SKPD PENANGGUNGJAWAB UTAMA
MITRA UTAMA
Setda, DPPKAD, Disbudparpor BKD, a, BLH, Bappeda Distamben, Dishutbun, BKBMPB
Inspektorat, Distan, RSUD, SetwanSatpol Disdik, PP, Bappeda, Disnakan, Dinsosnaker, DPPKAD, PU, Dinkes, BPMPD
PENDUKUNG BPMPD, Inspektorat, BPMPP, BKBPP, Distamben, Disperindag, Diskop UMKM, Akper, BKBPP, Arsip, BLH, BKBMPB, BKP4K, Disdik, Akper, Satpol Perpustakaan, BKD, PP, Arsip, BKP4K,Disduk Diskop Disperindag, UMKM, Disbudparpora, Casip, Disubkominfo, Perpustakaan, BPMPP, Setwan Dinsosnaker, Disnakan, Dishutbun, Disduk Casip, Dinkes, Dishubkominfo, PU, RSUD, Distan
Hal VII - 20
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN
Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan melalui strategi dan arah kebijakan kemudian disusunlah indikasi rencana program prioritas pembangunan. Indikasi rencana program prioritas di Kabupaten Sumedang tahun 2014-2018 meliputi Program Unggulan Kepala Daerah, Program Strategis Kabupaten dan Program Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah. 8.1.
PROGRAM UNGGULAN KEPALA DAERAH Program unggulan kepala daerah disusun berdasarkan janji-janji
politik kepala daerah pada saat kampanye pemilihan kepala daerah. Program unggulan tersebut meliputi : 1.
Pembinaan akhlak/ moral masyarakat;
2.
Penciptaan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan;
3.
Pendidikan gratis sampai dengan SLTA dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Gratis;
4.
Rehabilitasi dan peningkatan jalan, pembangunan jalan lingkar selatan, bunderan
polres,
poros sukasari-lembang,
bendungan
beureum
beungeut, bendungan rengrang, jaringan irigasi dan penyelesaian permasalahan warga yang terkena genangan waduk jatigede; 5.
Reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa;
6.
Peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberian bantuan modal untuk usaha kecil, koperasi serta perlindungan kepada pasar tradisional;
7.
Peningkatan anggaran untuk Pembangunan Pedesaan dan tunjangan Aparatur Pemerintah Desa dan tunjangan RT/RW;
8.
Peningkatan
kesejahteraan
Guru
PNS/Honorer,
Buruh,
Tenaga
Kesehatan dan PNS Lainnya/ TPP; 9.
Peningkatan tunjangan Ustadz, Kyai/ Guru Ngaji, Pesantren, Masjid, TPA, MDT, MUI, Ormas, Seni Budaya, Olahraga dan Kepemudaan;
10. Penataan Kawasan Perkotaan dan Pedagang Kaki Lima. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 -2018
Hal VIII - 1
8.2.
PROGRAM STRATEGIS KABUPATEN Program strategis Kabupaten disusun berdasarkan analisis terhadap
perkembangan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Sumedang selama tahun
2009-2013.
Program
strategis
ini
merupakan
strategi
untuk
menghadapi dan mengantisipasi berbagai tantangan Kabupaten Sumedang kedepan. Program strategis ini meliputi : 1.
Pembangunan Jalan Sukasari – Lembang;
2.
Pembangunan Tol Cisumdawu;
3.
Pembangunan Stadion Kabupaten Sumedang;
4.
Pembangunan Jalan Lingkar Selatan;
5.
Tahu Sumedang Industrial Park;
6.
Kawasan Ekonomi Industri Ujungjaya;
7.
Pemanfaatan Panas Bumi Tampomas;
8.
Kawasan Agrowisata dan Agropolitan Jatigede;
9.
Local Industrial-Education Linkage;
10. Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang; 11. DI Rengrang; 12. Pembangunan Bundaran Polres; 13. Reaktifasi
Jalur
Kereta
Api
Perkotaan
Rancaekek-Jatinangor-
Tanjungsari. 8.2.
PROGRAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH Pelaksanaan
program
penyelenggaraan
Urusan
Pemerintah
dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tanggung jawab kewenangan sesuai dengan bidang urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun pilihan. Program-program yang disusun tersebut merupakan program prioritas pembangunan yang berhubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Masing masing program disertai dengan indikator kinerja program sebagai alat perencanaan dan pengendalian pembangunan setiap tahunnya, sehingga hasil pembangunan akan terukur perkembangannya sampai akhir periode RPJMD. Penyusunan indikator kinerja program berupa hasil (out comes) sebagian merupakan indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk urusan-urusan yang telah diatur dengan peraturan menteri sesuai dengan bidang urusannya. Indikator SPM yang belum menjadi indikator
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 -2018
Hal VIII - 2
sasaran maupun indikator program, akan dicantumkan pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD menjadi indikator kegiatan. Indikator kinerja program menjadi acuan utama dalam menyusun kegiatan prioritas yang dilakukan SKPD. Pencapaian target indikator kinerja program disusun secara rinci untuk setiap tahunnya dan disertai dengan kerangka pendanaan yang merupakan pagu indikatif untuk masing masing program. Untuk progam yang karena pencapaiannya dilaksanakan oleh beberapa SKPD/lintas SKPD maka pencapaian target hasil dan kerangka pendanaan didistribusikan kepada SKPD terkait. Uraian program sesuai urusan disertai dengan indikator kinerja dan kerangka pendanaannya dapat dilihat pada tabel 8.1 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 -2018
Hal VIII - 3
TABEL 8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
A
URUSAN WAJIB
1
Urusan Pendidikan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
KONDISI KINERJA AWAL
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN 2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
81,984,797
2016 Rp (000)
TARGET
88,651,924
2017 Rp (000)
TARGET
95,987,860
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
107,050,530
Rp (000)
TARGET
118,911,807
Rp (000)
492,586,918
Dinas Pendidikan Tercapainya angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi Kasar (APK) - PAUD (TK/RA)
Persen
75.70
79.10
- PAUD (TK/RA)
82.90 8,507,960
Angka Partisipasi Murni (APM)
86.70 9,749,560
90.50 11,011,160
94.50 12,272,760
94.50 13,534,360
55,075,800
Persen
63.13
63.33
63.73
64.33
65.03
65.93
65.93
- SD/MI sederajat
Persen
120.00
115.35
116.65
117.95
119.35
120.95
120.95
- SMP/MTs sederajat
Persen
99.75
101.64
Tercapainya Angka Partisipasi Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Kasar (APK)
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
103.14 32,850,000
Angka Partisipasi Murni (APM)
104.74 34,685,000
106.34 36,850,000
108.14 42,470,000
108.14 48,480,000
195,335,000
- SD/MI sederajat
Persen
99.95
101.14
102.44
103.74
105.14
106.74
106.74
- SMP/MTs sederajat
Persen
98.79
99.17
100.67
102.27
103.27
105.67
105.67
Persenatase SD/MI Gratis
Persen
100.00
100.00
Persenatase SMP/MTs Gratis
Persen
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00 BOS
100.00 BOS
100.00 BOS
100.00 BOS
100.00 BOS
BOS
Tercapainya Partispasi Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Sekolah
Program Pendidikan Menengah
- SMA/MA sederajat
Persen
75.00
78.47
81.94
85.41
88.88
92.35
92.35
- SMK
Persen
60.00
67.44
74.88
82.32
89.76
97.20
97.20
- SMA/MA Sederajat
Persen
68.00
71.80
- SMK
Persen
50.00
57.90
- SMA/MA Sederajat
Persen
50.00
53.80
57.60
61.40
65.20
69.00
- SMK
Persen
40.00
47.90
55.80
63.70
71.60
79.50
79.50
Persentase SMA/SMK/MA Gratis
Persen
-
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Angka Partisipasi Kejar Paket A
Persen
0.80
1.20
1.60
2.00
2.40
2.80
2.80
Angka Partisipasi Kejar Paket B
Persen
5.00
5.40
Angka Partisipasi Kasar (APK) 75.60 29,703,058
65.80
79.40 32,673,364
73.70
83.20 35,940,700
81.60
87.00 39,534,770
89.50
87.00 43,448,247
89.50
181,300,139
Angka Partisipasi Murni (APM) 69.00
Tercapainya Partispasi Pendidikan Non Formal
Program Pelayanan Pendidikan Non Formal
5.80 1,117,500
6.20 1,272,500
6.60 1,417,500
7.00 1,562,500
7.00 1,665,500
7,035,500
Angka Partisipasi Kejar Paket C
Persen
5.00
5.40
5.80
6.20
6.60
7.00
7.00
Angka Melek Huruf
Persen
97.82
97.92
98.02
98.12
98.22
98.32
98.32
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 4
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Tercapainya Kinerja Pendidikan Angka RLS
Tahun
7.96
8.08
- SD/MI
Persen
99.99
100.00
- SMP/MTs
Persen
99.90
99.90
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
- SMA/MA
Persen
99.98
99.99
99.99
99.99
100.00
100.00
100.00
- SMK
Persen
99.95
99.96
99.98
99.99
100.00
100.00
100.00
Kelayakan Guru SD
Persen
75.53
81.03
85.73
90.23
93.73
96.43
98.13
Program Mutu Pendidik Kelayakan Guru SMP dan Tenaga Kelayakan Guru SMA Kependidikan
Persen
90.62
91.82
Persen
90.76
91.96
92.98
94.52
96.93
98.98
100.00
Kelayakan Guru SMK
Persen
90.59
91.79
92.81
94.34
96.80
98.98
100.00
Rasio
1:8
1:7
538,971
1:7
550,000
1:6
605,000
1:6
665,500
1:5
732,050
1:5
3,091,521
Kepala Keluarga
600
120
211,308
120
212,000
120
215,000
120
236,500
120
260,150
120
1,134,958
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
8.19
8.29
8.39
8.49
8.49
Angka tingkat pendidikan yang ditamatkan 5,886,000
100.00
6,319,500
92.84 3,170,000
100.00
6,738,500
94.36 3,190,000
100.00
7,078,500
96.80 3,210,000
100.00
7,546,500
98.98 3,230,000
100.00
33,569,000
100.00 3,245,000
16,045,000
Akademi Keperawatan Program pengadaan dan peningkatan sarana Rasio sarana praktek/mahasiswa prasarana pendidikan kesehatan Pengembangan SDM Jumlah keluarga yang terbina dalam dalam bidang kesehatan bidang kesehatan 2
Urusan Kesehatan
90,170,000
69,600,900
70,214,990
69,997,309
71,586,898
371,570,097
Dinas Kesehatan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah Akreditasi sarana dan tenaga kesehatan di Puskesmas
Unit
4
9
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya
Jumlah Puskesmas
Unit
32
33
Jumlah Puskesmas Perawatan
Unit
6
10
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Upaya Kesehatan masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
947,000
13 34
Unit
Jumlah Rumah Sakit Tanpa Kelas
Unit
11
16
persen
100.00
100.00
UPTD yang mendapatkan biaya penunjang kegiatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dasar
Persen
100.00
100.00
Persentase Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat
Persen
73.00
85.00
Persentase Penduduk/RT yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
Persen
50.19
62.00
Cakupan PHBS di Rumah tangga
Persen
43.80
52.00
20
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
21
1,285,452
36
14 7,250,000
8,100,000
100.00
25
2,010,537
28
7,894,000
90.00
9.30
15.00
6,250,000
44,750,000 32
32
1 8,940,000
100.00
10,084,000
100.00
8,604,000
62.50
95.00
9,022,000
98.00
100.00
9,022,000
100.00
100.00
9,022,000
100.00
43,564,000
67.00
70.00
70.00 4,070,198 40.00
51,024,000
100.00
67.00
3,363,800 35.00
12,572,000
100.00
65.00 3,363,800
25.00
11,328,000
63.50
60.00 3,058,000
100.00
100.00
63.00
55.00 20.00
6,463,509
16
16 6,250,000
25 36
36
15 7,250,000
24
100.00
2,780,000 Persen
1,166,320
1
Ketersediaan Obat dan Alat kesehatan
Cakupan Desa siaga aktif Purnama
17 35
12 17,750,000
Jumlah Puskesmas PONED
1,054,200
16,635,798 40.00
Hal VIII - 5
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Cakupan penduduk yang menggunakan jamban sehat Cakupan Desa yang melaksanakan STBM
SATUAN
Persen
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
36.98
2015 Rp (000)
64.00
TARGET
Rp (000)
67.00 2,250,000
desa
12
40
2016 TARGET
2017 Rp (000)
69.00 2,300,000
50
TARGET
Rp (000)
72.00 2,350,000
60
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 TARGET
Rp (000)
70
Rp (000)
75.00
75.00 2,400,000
TARGET
2,500,000
11,800,000 80
80
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Persentase penduduk yang terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan berbasis asuransi
Persen
28.10
30.00
12,597,000
35.00
13,282,200
40.00
13,478,920
45.00
14,692,872
50.00
16,428,411
50.00
70,479,403
Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Tersedianya data terpilah perspektif gender (berdasarkan jenis kelamin)
Persen
-
100.00
802,000
100.00
830,500
100.00
861,550
100.00
893,405
100.00
928,346
100.00
4,315,801
Penemuan pasien baru TB BTA + (CDR)
Persen
66.00
80.00
80.00
80.00
80.00
80.00
80.00
Penemuan penderita Pneumoni pada Balita
Persen
32.80
50.00
55.00
60.00
70.00
86.00
86.00
Penanganan penderita HIV/AIDS
Persen
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Penanganan penderita malaria
Persen
100.00
100.00
Penemuan dan Penanganan penderita penyakit menular:
Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program Jaminan Persalinan
Penanggulangan penyakit DBD :
100.00 4,135,000
100.00 4,605,000
100.00 4,877,000
100.00 5,551,200
100.00 5,737,820
24,906,020
- Penderita DBD yang ditangani
Persen
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
- Case Fatality Rate (CFR)
Persen
<1 %
<1 %
<1 %
<1 %
<1 %
<1 %
<1 %
Desa/Kel UCI
Persen
89.61
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
Persen
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4
Persen
87.95
95.00
95.00
95.00
96.00
96.00
96.00
Cakupan Pelayanan Balita
Persen
50.87
80.00
80.00
80.00
80.00
80.00
Kunjungan neonatus KN3
Persen
92.45
95.00
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
Persen
32.00
70.00
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Persen
89.83
89.00
Cakupan MP ASI anak usia 6 - 24 bln gakin
Persen
9.62
100.00
Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan
Persen
100.00
100.00
Persentase balita gizi buruk
Persen
<1
<1
1,390,000
95.00
1,595,000
70.00
BPJS
89.50
72.00
BPJS
100.00 1,525,000
100.00
95.00
1,711,000
90.00
72.00
BPJS
100.00 1,582,000
<1
100.00
96.00
1,778,100
90.00
72.00
BPJS
100.00 1,650,400
<1
100.00
96.00
80.00 1,836,610
90.00
<1
100.00
8,310,710
72.00
BPJS
90.00
BPJS
100.00
100.00 1,732,480
96.00
1,830,976
<1
100.00
8,320,856
<1
Rumah Sakit Umum Daerah Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah Jumlah Tempat tidur pasien sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Unit
310
100
30,000,000
50
16,500,000
40
14,400,000
30
11,700,000
20
8,400,000
240
81,000,000
Hal VIII - 6
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
3
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Pelayanan terhadap pasien gakin yang datang ke rumah sakit pada setiap unit
SATUAN
Persen
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
100.00
2015 Rp (000)
100.00
Urusan Lingkungan Hidup
BPJS
TARGET
2016 Rp (000)
100.00
BPJS
10,015,000
TARGET
2017 Rp (000)
100.00
BPJS
6,411,500
TARGET
Rp (000)
100.00
BPJS
7,287,000
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 TARGET
Rp (000)
100.00
BPJS
8,831,500
TARGET
Rp (000)
100.00
9,500,000
BPJS
42,045,000
Badan Lingkungan Hidup Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air
15
18
21
24
27
30
30
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
100.00
Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau Pengaduan perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
10
5
Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara
Usaha/ Kegiatan
10
12
14
16
18
20
20
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL UKL/UPL
Persen
65
70
75
80
85
90
400
Jumlah sungai yang terpantau kualitas airnya
Sungai
1
2
Jumlah titik pantau kualitas udara ambient
Lokasi
-
2
Taman
-
1
Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Program Perlindungan Jumlah taman keanekaragaman dan Konservasi Sumber hayati Daya Alam Jumlah mata air permanen
4
Usaha/ Kegiatan
Persen
2,800,000
5
3 360,000
8
5
5
1,425,000
4 795,000
3
5
4
5
5
5
5
4,475,000 6
875,000
8,640,000
6
6
5
25
995,000
750,000
1,620,000
6 1,065,000
625,000
1,475,000
5 1,260,000
1,275,000
Mata Air
1,320,000
1 1,000,000
5
4,525,000 25
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Jumlah pengunjung yang mengakses data dan informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
Orang
-
50
150,000
100
180,000
150
210,000
200
240,000
250
270,000
250
1,050,000
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase penanganan sampah
Persen
34.00
35.00
3,725,000
36.00
2,056,500
37.00
2,190,000
38.00
3,521,500
39.00
3,705,000
39.00
15,198,000
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Capaian Luas RTH (Ha)
Ha
68.73
90.68
1,705,000
122.95
1,435,000
135.15
1,452,000
145.84
1,655,000
156.37
1,910,000
156.37
8,157,000
Urusan Pekerjaan Umum
200,027,466
262,125,171
230,198,968
173,252,781
204,189,368
1,069,793,754
Dinas Pekerjaan Umum Terwujudnya dan terbangunnya Program pembangunan peningkatan jalan strategis dan non jalan dan jembatan strategis serta jembatan yang mantap
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Km
752.01
56.96
28,049,967
17.74
10,857,502
162.82
78,265,318
236.63
114,949,376
277.86
87,930,606
752.01
320,052,769
Hal VIII - 7
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Terwujudnya pemeliharaan rutin jalan dan jembatan per tahun dilaksanakan Program rehabilitasi dan pada 30% total panjang jalan pemeliharaan jalan dan Terwujudnya pemeliharaan Periodik jembatan Jalan dilaksanakan pada interval tiap 3 tahun setelah dilaksanakannya pemeliharaan rutin jalan
5
SATUAN
Km
KONDISI KINERJA AWAL
777.66
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN 2014 TARGET
2015 Rp (000)
203.98
TARGET
2016 Rp (000)
278.10 84,658,499
TARGET
2017 Rp (000)
101.75 124,445,169
Rp (000)
175.86 119,009,650
203.65
TARGET
Rp (000)
17.97 26,295,405
17.64
TARGET
Rp (000)
777.66 70,475,762
62.72
424,884,485
Km
739.20
118.66
Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Ketersediaan data base jalan dan Base Jalan dan jembatan Jembatan
Persen
80.00
100.00
450,000
100.00
525,000
100.00
600,000
100.00
675,000
100.00
750,000
100.00
3,000,000
Program Pengendalian Banjir
Jumlah bantaran dan tanggul sungai yang terehabilitasi
Persen
55.00
60.00
2,250,000
65.00
2,750,000
70.00
2,000,000
75.00
2,750,000
80.00
1,500,000
80.00
11,250,000
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan
Luasan daerah irigasi (DI) yang terlayani air irigasi
17,077.20
19016.19
45,375,000
20632.03
91,873,500
21878.54
10,435,000
22940.38
8,172,000
24,022.20
18,138,000
Ha
236.53
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018
639.20
24,022.20
173,993,500
Program Pengembangan kinerja Ketersediaan MCK Pengelolaan Penyehatan Lingkungan
Persen
60.00
65.00
38,544,000
70.00
23,924,000
75.00
15,890,000
80.00
16,561,000
85.00
21,795,000
85.00
116,714,000
Program pembangunan saluran drainase/gorong- Berkurangnya jumlah titik genangan gorong
Persen
30.00
27.00
700,000
23.00
7,750,000
20.00
3,999,000
17.00
3,850,000
15.00
3,600,000
15.00
19,899,000
Urusan Penataan Ruang
3,950,000
5,945,000
6,509,500
5,945,450
6,074,995
28,424,945
Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
6
Program Perencanaan Tata Ruang
Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis
Persen
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang sesuai RTRW
Persen
75.00
60.00
80.00
64.00
Urusan Perencanaan Pembangunan
3,800,000
150,000
85.00
68.00
14,857,500
5,645,000
300,000
90.00
72.00
11,626,250
6,209,500
300,000
95.00
76.00
9,208,875
5,595,450
350,000
100.00
80.00
7,841,263
5,724,995
350,000
100.00
26,974,945
80.00
1,450,000
9,054,389
52,588,276
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan
Persen
82.06
100.00
3,285,000
100.00
3,510,000
100.00
4,043,500
100.00
3,670,850
100.00
4,947,435
100.00
19,456,785
Program Kerjasama Pembangunan
Persentase kerjasama pemda dengan perusahaan (CSR) dan perguruan tinggi
Persen
50.00
60.00
550,000
70.00
635,000
80.00
445,000
90.00
455,000
100.00
465,000
100.00
2,550,000
Program Perencanaan Sosial Budaya
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan bidang sosial budaya
Persen
85.47
100.00
1,350,000
100.00
1,350,000
100.00
1,350,000
100.00
350,000
100.00
350,000
100.00
4,750,000
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 8
NO
7
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Program Perencanaan Persentase kesesuaian sasaran Pengembangan rencana menengah daerah dengan Kawasan Stragtegis dan realisasi tahunan bidang infrastruktur Cepat Tumbuh
Persen
66.51
100.00
6,737,500
100.00
3,041,250
100.00
1,375,375
100.00
1,565,413
100.00
1,486,954
100.00
14,206,491
Persentase kesesuaian sasaran Program Perencanaan rencana menengah daerah dengan Pembangunan Ekonomi realisasi tahunan bidang ekonomi
Persen
79.38
100.00
2,275,000
100.00
2,800,000
100.00
1,675,000
100.00
1,450,000
100.00
1,425,000
100.00
9,625,000
Program Pengembangan data/informasi
Persen
100.00
100.00
660,000
100.00
290,000
100.00
320,000
100.00
350,000
100.00
380,000
100.00
2,000,000
Persentase data dan informasi perencanaan pembangunan yang dapat diakses
Urusan Perumahan
9,981,250
8,531,250
8,331,250
9,081,250
8,631,250
44,556,250
Dinas Pekerjaan Umum Program Lingkungan Sehat Perumahan
Ketersediaan saluran drainase/goronggorong di Kawasan IPP
Program Pengembangan wilayah Peningkatan infrastruktur di wilayah strategis dan cepat strategis tumbuh Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Ketersediaan air baku Baku 8
Persen
50.00
100.00
2,000,000
Persen
60.00
68.00
2,650,000
76.00
3,000,000
84.00
2,500,000
92.00
3,000,000
100.00
Persen
60.00
68.00
5,331,250
76.00
5,531,250
84.00
5,831,250
92.00
6,081,250
100.00
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
3,000,000
3,000,000
3,000,000
3,000,000
100.00
2,000,000
2,300,000
100.00
13,450,000
6,331,250
100.00
29,106,250
3,000,000
15,000,000
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
9
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Persentase peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan
Persen
6 Organisasi Pemuda
20.00
1,000,000
20.00
1,000,000
20.00
1,000,000
20.00
1,000,000
20.00
1,000,000
20.00
5,000,000
Program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga
Persen
5 Cabang Olahraga
20.00
2,000,000
20.00
2,000,000
20.00
2,000,000
20.00
2,000,000
20.00
2,000,000
20.00
10,000,000
Urusan Penanaman Modal
2,300,000
2,050,000
2,150,000
2,575,000
2,725,000
11,800,000
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
Program Peningkatan promosi dan kerjasama
Terciptanya iklim usaha yang kondusif Perda/Perbu bagi penanam modal. memperkuat p/Informasi daya saing perekonomian dan Peluang mempercepat peningkatan Usaha penanaman modal Terlaksananya kegiatan penanaman modal yang sesuai dengan hak. kewajiban dan tanggungjawab penanaman modal Terselenggaranya kerjasama kemitraan antara UMKM dengan pemerintah Meningkatnya citra sumedang sebagai daerah tujuan penanaman modal dan meningkatnya minat akan peluang penanaman modal yang prospektif
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
5
3
500,000
3
500,000
3
500,000
3
650,000
3
650,000
15
2,800,000
100.00
100.0
100,000
100.00
100,000
100.00
100,000
100.00
100,000
100.00
100,000
100.00
500,000
Kali
4
3
200,000
3
200,000
3
200,000
3
325,000
3
325,000
15
1,250,000
Kali
3
2
400,000
2
400,000
2
400,000
2
450,000
2
450,000
10
2,100,000
Persen
Hal VIII - 9
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Program Penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah
10
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Terselenggaranya pelayanan perijinan dan non perijinan penanaman modal
Persen
100.00
100.00
350,000
100.00
400,000
100.00
500,000
100.00
600,000
100.00
750,000
100.00
2,600,000
Tersusunnya dokumen basis data potensi daerah, dokumen daya tarik daerah, dokumen strategi pemikat investor dan dokumen prosedur investasi
Persen
-
100.00
500,000
100.00
200,000
100.00
200,000
100.00
150,000
100.00
150,000
100.00
1,200,000
Kali
1
1
250,000
1
250,000
1
250,000
1
300,000
1
300,000
5
1,350,000
Peningkatan pengetahuan masyarakat, dunia usaha dalam bidang penanaman modal
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
6,500,000
6,500,000
6,500,000
6,500,000
6,500,000
32,500,000
Dinas Koperasi dan UMKM Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Meningkatnya kualitas SDM KUMKM berbasis sumber daya lokal
Orang
816
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
500
5,000,000
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Jatidiri Koperasi dan Akses Kemitraan Koperasi
Koperasi
213
73
750,000
72
750,000
72
750,000
72
750,000
72
750,000
361
3,750,000
UKM
210
100
1,250,000
100
1,250,000
100
1,250,000
100
1,250,000
100
1,250,000
500
6,250,000
Terwujudnya fasilitasi bantuan permodalan dan sarana usaha KUMKM
KUKM
620
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
100
1,000,000
500
5,000,000
Terciptanya akselerasi pasar yang kuat bagi KUMKM
KUKM
364
130
1,000,000
130
1,000,000
130
1,000,000
130
1,000,000
130
1,000,000
650
5,000,000
Meningkatnya Kualitas Pemasaran dan jaringan usaha UKM yang kompetitif
UMK
640
240
1,500,000
240
1,500,000
240
1,500,000
240
1,500,000
240
1,500,000
1,200
7,500,000
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Program Pengembangan Sistem Pendukung usaha bagi UMKM
11
Meningkatnya Jaringan Usaha. kemitraan dan fasilitasi PIRT dan Halal
Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2,963,572
2,963,572
2,963,572
2,963,572
2,963,572
14,817,860
Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Transmigrasi
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Penduduk bernomor induk kependudukan (NIK) Nasional
Persen
90.00
95.00
97.50
100.00
100.00
100.00
100.00
Rasio kepemilikan kartu keluarga per satuan kepala keluarga
Persen
25.56
56.53
75.00
99.00
99.00
99.00
99.00
Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk wajib KTP
Persen
61.32
87.59
97.87
99.00
99.00
99.00
99.00
Rasio bayi berakte kelahiran
Persen
25.11
35.00
50.00
60.00
70.00
80.00
80.00
Rasio pasangan berakte nikah
Persen
39.47
45.00
52.50
60.00
70.00
80.00
80.00
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
2,963,572
2,963,572
2,963,572
2,963,572
2,963,572
14,817,860
Hal VIII - 10
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
KONDISI KINERJA AWAL
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN 2014 TARGET
12 Urusan Ketenagakerjaan
2015 Rp (000)
TARGET
11,308,254
2016 Rp (000)
TARGET
11,308,254
2017 Rp (000)
TARGET
11,308,254
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
11,308,254
Rp (000)
TARGET
11,308,254
Rp (000) 56,541,270
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persen
43.00
100.00
Persen
81.00
100.00
Persen
80.00
100.00
100.00
3,556,160
100.00
100.00
3,556,160
100.00
100.00
100.00
3,556,160
100.00
100.00
100.00
3,556,160
100.00
100.00
100.00
3,556,160
100.00
100.00
17,780,800
100.00
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Besaran Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Persen
23.48
100.00
600,000
100.00
600,000
100.00
600,000
100.00
600,000
100.00
600,000
100.00
3,000,000
Program Peningkatan Sarana Hubungan Industrial
Besaran Kasus diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
Persen
25.00
100.00
49,550
100.00
49,550
100.00
49,550
100.00
49,550
100.00
49,550
100.00
247,750
Besaran Pekerja/Buruh yang menjadi peserta Program Jamsostek
Persen
71.56
100.00
Besaran Pemeriksaan Perusahan
Persen
35.63
100.00
Besaran Pengujian Peralatan Perusahaan
Persen
55.58
100.00
Program Perlindungan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
13
Besaran Tenaga Kerja yang Mendapat pelatihan berbasis kopetensi Besaran Tenaga Kerja yang Mendapat pelatihan berbasis masyarakat Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
Urusan Ketahanan Pangan
100.00 7,102,544
100.00
100.00 7,102,544
100.00
2,075,000
100.00
100.00 7,102,544
100.00
2,349,500
100.00
100.00 7,102,544
100.00
2,757,500
100.00
100.00 7,102,544
100.00
3,239,000
100.00
35,512,720
100.00
3,840,000
14,261,000
Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita
Persen
89.00
89.50
90.00
90.50
91.00
91.50
91.50
Persentase Pangan
Persen
46.83
53.43
60.00
66.60
73.20
79.80
79.80
Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan di Daerah
Persen
60.00
75.00
90.00
95.00
100.00
100.00
100.00
Persentase Stabilitas Pasokan Pangan
Persen
80.00
85.00
Persen
85.90
87.80
90.00
91.90
93.80
95.70
95.70
Persen
66.25
73.13
80.00
86.90
93.80
100.00
100.00
Persen
50.00
55.00
60.00
65.00
70.00
75.00
75.00
Penguatan
Persentase Skor Harapan (PPH)
Cadangan
Harga
Pola
Pangan
Persentase Pengawasan Pembinaan Keamanan Pangan Persentase Penanganan Rawan Pangan Urusan Pemberdayaan 14 Perempuan dan Perlindungan Anak
dan
dan
Daerah
2,075,000
609,050
90.00
2,349,500
724,458
95.00
2,757,500
844,126
100.00
3,239,000
965,245
100.00
3,840,000
1,088,032
100.00
14,261,000
4,230,911
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 11
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan Gender dalam pembangunan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
KONDISI KINERJA AWAL
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN 2014 TARGET
Program Penguatan Kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Rp (000)
TARGET
159,050 Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
Persen
100.00
100.00
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan
2015
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
Persen
20.00
150,000
Rp (000)
TARGET
184,458
100.00
175,000
2017 Rp (000)
TARGET
214,126
100.00
200,000
Rp (000)
TARGET
245,245
100.00
KONDISI KINERJA AKHIR
2018
225,000
Rp (000)
TARGET
278,032
100.00
250,000
Rp (000)
1,080,911
100.00
1,000,000
130,000
165,000
200,000
235,000
270,000
1,000,000
40,000
45,000
50,000
55,000
60,000
250,000
20.00
Urusan Keluarga 15 Berencana dan Keluarga Sejahtera
2016
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
130,000
155,000
180,000
205,000
230,000
900,000
6,985,820
7,101,320
7,617,570
8,129,070
8,333,820
38,167,600
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Progaram Kesehatan Reproduksi Remaja
300,000
Program Cakupan Pasangan Usia Subur yang Pengembangan Pusat isterinya dibawah usia 20 tahun Informasi dan Konseling (3.5%) KRR
Persen
3.50
3.25
Program Keluarga Berencana Program Pelayanan Kontrasepsi Program Keluarga Berencana Program Pembinaan Peranserta Masyarakat Dalam Pelayanan KBKR Yang Mandiri Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Program Pengembangan Model Operasional BKB. Posyandu- Paud
2.97
180,000
Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif (65%)
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) 5%
Persen
67.82
6.24
69.11
Cakupan Anggota Bina Keluar-ga Balita (BKB) ber-KB (70%)
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Persen
89.54
400,000
500,000
2.75
180,000
1,234,000 Persen
500,000
650,000
2.65
180,000
1,259,000 70.92
2.50
180,000
1,384,000 72.73
550,000
650,000
2.50
180,000
1,475,000 73.51
550,000
2,500,000
900,000
1,600,000 74.28
2,350,000
6,952,000 74.28
950,000
950,000
1,050,000
1,100,000
1,100,000
5,150,000
320,000
370,000
370,000
420,000
420,000
1,900,000
6.00
Program Keluarga Berencana Program penyiapan tenaga pendamping Kelompok Bina Keluarga
350,000
400,000
5.80
5.50
5.00
4.50
4.50
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
250,000
550,700
550,700
561,450
551,450
550,700
2,765,000
600,000
600,000
600,000
600,000
600,000
3,000,000
90.29
91.04 400,000
91.79 400,000
92.54 400,000
93.29 400,000
.93.29 400,000
2,000,000
Hal VIII - 12
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Cakupan PUS peserta KB Ang-gota Usaha Peningkatan Pen-dapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang berKB (87%)
Program pembinaan peranserta masyarakat dalam pelayanan KB-KR Ratio Petugas Lapangan Keluarga yang mandiri Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/ PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) desa/kelurahan
SATUAN
Persen
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
93.29
2015 Rp (000)
93.54
TARGET
37.3
49.90
Rp (000)
93.79 1,090,000
Persen
2016 TARGET
2017 Rp (000)
94.40 900,000
62.50
TARGET
Rp (000)
94.29 900,000
75.10
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 TARGET
Rp (000)
94.54 900,000
87.70
TARGET
Rp (000)
94.54 900,000
100.00
4,690,000 100.00
Program Pembinaan peranserta masyarakat dalam KB-KR yang mandiri
Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas di setiap desa/ kelurahan
Persen
39.51
42.33
558,120
45.15
588,120
47.97
618,120
50.79
648,120
53.61
678,120
53.61
3,090,600
Program Pelayanan Kontrasepsi
Cakupan Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun
Persen
-
30.00
300,000
30.00
300,000
30.00
300,000
30.00
350,000
30.00
350,000
30.00
1,600,000
Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB-KR yang mandiri
Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap desa/kelurahan 100% setiap tahun
Persen
100.00
100.00
103,000
100.00
153,500
100.00
204,000
100.00
254,500
100.00
305,000
100.00
1,020,000
16 Urusan Perhubungan
10,988,000
10,064,000
12,094,000
8,999,000
9,954,000
52,099,000
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Ketersediaan Peraturan/Dokumen Pendukung Bidang Perhubungan
Peningkatan Penurunan tingkat kecelakaan lalu Keselamatan Lalu Lintas lintas Dan Angkutan Jalan
Ketersediaan fasilitas lalu lintas
Rehabilitasi dan Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Pemeliharaan Prasarana LLAJ yang Terpelihara dan Fasilitas LLAJ Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor 17
66.84
73.00
75.00 2,585,000
Peningkatan Pelayanan Jumlah Orang yang terangkut Angkutan angkutan umum/hari
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Persen
Peningkatan KIR angkutan umum
96.00 2,585,000
Orang
38,777
44,000
2,056,000
41,000
1,886,000
47,000
2,016,000
45
1,946,000
49,000
2,076,000
49,000
9,980,000
410
360
1,102,000
325
1,118,000
292
1,143,000
263
1,168,000
237
1,193,000
237
5,724,000
Persen
40.00
50.00
2,725,000
55.00
1,825,000
60.00
1,800,000
65.00
1,800,000
70.00
1,900,000
70.00
10,050,000
Persen
40.00
50.00
1,050,000
55.00
900,000
60.00
1,350,000
65.00
1,200,000
70.00
1,800,000
70.00
6,300,000
Kendaraan
3,376
3,500
1,470,000
3,525
1,750,000
3,550
300,000
3,575
300,000
3,600
300,000
3,600
4,120,000
4,510,000
4,670,000
100.00
15,925,000
31.38
4,425,350
82.83
100.00 2,685,000
14.23
Urusan Komunikasi dan Informatika
65.68
100.00 2,585,000
Persen
Kejadian
48.53
98.00 5,485,000
4,230,000
100.00
5,290,000
23,125,350
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kerja sama Informasi dengan Media Massa
Frekuensi pelaksanaan diseminasi informasi Nasional
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Kecamatan
15
26
1,805,350
26
1,615,000
26
1,925,000
26
1,735,000
26
2,395,000
26
9,475,350
Hal VIII - 13
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Peningkatan sistem informasi Pengembangan aplikasi penyelenggaraan pemerintahan melalui electronic government sistem dan konten telematika Jumlah Pengunjung Web Site www.sumedangkab.go.id Pengembangan Sumber Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Daya Komunikasi dan dan BTS Informatika Pengembangan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika Pengembangan Pelayanan Komunikasi dan Informatika Pembinaan Telematika Daerah
Pengembangan komunikasi, informasi, dengan media masa
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Persen
26.15
35.00
820,000
40.00
820,000
45.00
770,000
50.00
270,000
55.00
270,000
55.00
2,950,000
Orang
155,166
200,000
350,000
210,000
350,000
220,000
350,000
230,000
350,000
240,000
350,000
240,000
1,750,000
Radio/TV lokall/BTS
297
309
200,000
310
200,000
311
200,000
312
200,000
312
200,000
312
1,000,000
225,000
45.00
150,000
50.00
250,000
55.00
150,000
60.00
300,000
60.00
1,075,000
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Informatika
Persen
35.00
40.00
Pengadaan barang dan jasa melalui LPSE
Hari
365
365
365 325,000
Jumlah kegiatan yang terinformasikan melalui Layanan M-CAP
Kali
Jumlah Wilayah, Media Elektronik dan Media Komunikasi yang Terbina
Persen
47.53
69.42
Jumlah Jaringan Komunikasi Stasioner
Jaringan
7,256
7,300
Jumlah Jaringan Komunikasi Mobile
Jaringan
350,000
360,000
0.21
0.21
Rasio Wartel/Warnet terhadap Penduduk
2016
Rasio
48
58
18 Urusan Pertanahan
365 350,000
68
600,000
71.17
78
625,000
7,310 100,000
370,000
71.92
400,000
380,000
650,000
73.17
150,000
390,000
675,000
79.42
450,000
400,000
700,000
79.42
3,250,000
7,340 650,000
400,000
1,750,000
0.22
0.22 465,850
1,875,000 100
7,340
0.22 423,500
365 425,000
100
7,330
0.21 385,000
365 400,000
88
7,320
0.21 350,000
365 375,000
512,435
2,136,785
Dinas Pertambangan, Energi dan Pertanahan Penataan Penguasaan, Tersedianya data, informasi dan Pemilikan, Penggunaan administrasi pertanahan dan Pemanfaatan Tanah
Paket
5
1
200,000
1
220,000
1
242,000
1
266,200
1
292,820
5
1,221,020
Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
Paket
3
1
150,000
1
165,000
1
181,500
1
199,650
1
219,615
5
915,765
Terfasilitasinya Kebutuhan lahan untuk Kepentingan umum
Urusan Kesatuan 19 Bangsa dan Politik Dalam Negeri
5,604,500
5,192,500
5,317,500
5,842,500
6,752,300
28,709,300
Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Frekuensi konflik antar suku Frekuensi Konflik beragama/Keyakinan
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Jumlah petugas Menjaga Ketertiban dan masyarakat (linmas) Keamanan Program Pendidikan Politik Masyarakat
antar
perlindungan
Jumlah LSM, Ormas dan OKP Jumlah Organisasi Politik Daerah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Konflik umat
0
0
0 100,000
Konflik
0
0
Orang
4,137
4,137
LSM/Ormas/ OKP
347
70
Partai Politik
12
0
190,000
4,137
190,000
4,137
200,000
4,137
250,000
4,137
680,000 0
275,000
69 345,000
12
0 180,000
0
69 340,000
12
0 160,000
0
69 285,000
12
0 140,000
0
70 280,000
12
0 100,000
4,137
347 350,000
12
1,105,000
1,600,000 12
Hal VIII - 14
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Frekuensi kriminalitas di dusun/desa
Peningkatan jumlah tanggap bencana
kecamatan
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Kasus
0
0
90,000
0
90,000
0
100,000
0
100,000
0
100,000
0
480,000
Kecamatan
3
5
1,900,000
7
1,750,000
9
1,660,000
11
1,990,000
13
2,095,000
13
9,395,000
0.0
45.00
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Cakupan patroli siaga, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (3 x Patroli dalam 1 hari)
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (1 orang setiap RT atau sebutan lainnya) Program Pemeliharaan Keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal
Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
Persen
50.00 1,494,500
Persen
58.00
60.00
Persen
100.00
70.00
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan 20 Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian
60.00 2,027,500
62.00
1,550,000
75.00
53,618,475
65.00 2,027,500
65.00
750,000
80.00
63,116,823
70.00 2,027,500
70.00
850,000
85.00
63,402,055
70.00 1,682,300
75.00
970,000
90.00
62,161,272
9,259,300 75.00
2,070,000
90.00
65,971,132
6,190,000
308,269,756
Sekretariat Daerah Program peningkatan Kualitas Kebijakan manajemen Pemerintahan
Persentase kualitas kebijakan manajemen pemerintahan
100.00
100.00
3,262,500
100.00
2,675,000
100.00
2,250,000
100.00
2,325,000
100.00
3,000,000
100.00
13,512,500
-
75
150,000
75
175,000
75
175,000
75
175,000
75
175,000
75
850,000
Persen
74.72
75,20
2,400,000
75,65
2,100,000
76,42
2,500,000
76,93
1,700,000
77,26
1,700,000
77,26
10,400,000
Pemberian layanan hukum terhadap Program Penerapan dan aduan/pengajuan permasalahan penegakan hukum hukum yang diterima
Persen
-
100.00
925,000
100.00
1,225,000
100.00
1,250,000
100.00
1,250,000
100.00
1,250,000
100.00
5,900,000
Program Penataan Sarana dan Prasarana Hukum
Peningkatan sarana dan prasarana Pelayanan Publik dibidang Informasi Hukum (JDIH)
Persen
-
100.00
100,000
100.00
125,000
100.00
125,000
100.00
125,000
100.00
125,000
100.00
600,000
Program Peningkatan Pelayanan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Persen
100.00
100.00
2,390,000
100.00
2,500,000
100.00
2,510,000
100.00
2,560,000
100.00
2,575,000
100.00
12,535,000
Ketercapaian fungsi pengawasan DPRD
Persen
100.00
100.00
Ketercapaian fungsi legislasi DPRD
Persen
100.00
100.00
Ketercapaian fungsi budgeting DPRD
Persen
100.00
100.00
Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjuti ke dalam perjanjian kerjasama Persentase kelembagaan yang efektif dan efisien
Persen
Daerah/Piha k Ke-3
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
100.00 11,546,134
100.00 100.00
100.00 12,700,747
100.00 100.00
100.00 13,970,822
100.00 100.00
100.00 15,367,904
100.00 100.00
100.00 16,904,694
100.00
70,490,300
100.00
Hal VIII - 15
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Badan Kepegawaian Daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Ketersediaan pendukung kediklatan Aparatur
Paket
1
2
86,848
3
512,180
3
523,398
3
535,737
3
549,311
14
2,207,474
Program Pendidikan Kedinasan
Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat
orang
134
419
3,805,388
1,262
11,399,189
1,002
8,578,335
517
5,164,335
517
5,307,335
3,695
34,254,582
Penyusunan regulasi kepegawaian
Paket
-
1
1
1
2
1
6
Frekuensi Penataan dan Penempatan Pegawai dalam jabatan
Kali
21
22
19
19
19
19
98
Jumlah pegawai yang mendapatkan penghargaan dan kenaikan pangkat
orang
2,573
2,150
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
2,200 3,745,821
2,225 4,365,118
2,225 4,770,227
11,000 5,172,532
20,664,203
Jumlah Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin pegawai, ijin perceraian dan perkawinan
Persen
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah Pelayanan Pengelolaan administrasi Kepegawaian
orang
2,319
9,428
8,368
7,556
7,437
7,322
40,111
2
2
2
2
2
2
10
Terlaksananya rekruitmen pegawai Program Pengembangan Data dan Informasi
2,200 2,610,505
Tersedianya Data Base Pegawai
kali paket
1
2
Persen
10.74
12.45
12.53
12.70
12.88
13.04
13.04
Perda/ Perbup/Dok
14
14
14
14
14
14
14
237,420
3
421,496
1
316,739
1
364,250
1
418,888
4
1,758,793
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Rasio APBD terhadap PDRB Tersedianya data dan informasi keuangan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Tersedianya data penggajian pegawai
SKPD
63
63
Tersedianya dokumen pelaksanaan APBD
Dokumen
2
2
2
2
2
2
2
Pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik daerah
Dokumen
4
4
4
4
4
4
4
Raperda/Ra perbup
4
4
525,000
4
561,750
4
601,073
4
643,148
4
681,736
4
3,012,706
Tersedianya data APBD Hasil evaluasi
15,579,680
63
14,975,640
63
16,236,571
63
17,180,671
63
18,111,636
63
82,084,197
Inspektorat Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Orang
10
26
500,000
26
500,000
26
500,000
26
500,000
26
500,000
26
2,500,000
Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakankebijakan KDH
Menurunnya jumlah temuan terhadap ketaatan dan sistem pengendalian internal
Temuan
471
150
9,350,000
110
9,350,000
97
9,350,000
70
9,350,000
50
9,350,000
50
46,750,000
Program Penataan dan penyempurnaan sistem dan prosedur pengawasan
Tersedianya sistem dan prosedur pengawasan
1
1
150,000
1
150,000
1
150,000
1
150,000
1
150,000
1
750,000
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Paket
Hal VIII - 16
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
Urusan Pemberdayaan 21 Masyarakat dan Desa
TARGET
2016 Rp (000)
4,510,500
TARGET
2017 Rp (000)
5,052,600
TARGET
Rp (000)
6,123,120
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 TARGET
Rp (000)
7,102,944
TARGET
8,523,533
Rp (000) 31,312,697
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Frekuensi Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan
Paket
3
3
3 691,500
Frekuensi Fasilitasi dan Evaluasi DBH Pajak Daerah, Retribusi Daerah bagi Desa dan ADD
3 829,800
Kali
4
4
305,000
4
366,000
4
439,200
4
527,040
4
632,448
20
2,269,688
Program Peningkatan Keberdayaan Lembaga Frekuensi Fasilitasi peningkatan Ekonomi dan ekonomi masyarakat perdesaan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan
Paket
7
7
1,929,000
5
2,074,800
5
2,489,760
5
2,987,712
5
3,585,254
27
13,066,526
Program Peningkatan Keberdayaan dan Kemandirian Lembaga Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan
Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna, Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan yang Bersih
Paket
3
3
570,000
3
684,000
3
820,800
3
984,960
3
1,181,952
15
4,241,712
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
Intensitas Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
Paket
10
10
1,015,000
8
1,098,000
9
1,377,600
7
1,408,320
7
1,689,984
41
6,588,904
1,487,645
1,487,645
1,487,645
2
5,145,866
2
22 Urusan Sosial
2
15 1,433,894
2
Frekuensi Fasilitasi Kegotong royongan
2
3 1,194,912
Paket
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
2
3 995,760
1,487,645
10
1,487,645
7,438,225
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Persentase PMKS skala Kabupaten Narapidana, Sumedang yang menerima program PSK,Narkoba dan pemberdayaan sosial melalui Penyakit Sosial lainnya) kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis Program Pembinaan lainnya Lanjut Usia Terlantar
Persen
27.19
20.00
163,350
20.00
163,350
100.00
163,350
100.00
163,350
100.00
163,350
100.00
816,750
Persen
34.00
39.65
84,100
39.65
84,100
100.00
84,100
100.00
84,100
100.00
84,100
100.00
420,500
Persen
100.00
100.00
72,375
100.00
72,375
100.00
72,375
100.00
72,375
100.00
72,375
100.00
361,875
Program Pembinaan Anak Terlantar Persentase panti sosial skala Program pelayanan dan Kabupaten Sumdang yang rehabilitasi menyediakan sarana dan prasarana kesejahteraan sosial pelayanan kesejahteraan sosial
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 17
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
Persentase Wahana Kesejahteraan Program Pemberdayaan Sosial Berbasis Masyarakat Kelembagaan (WKSBM) yang menyediakan sarana Kesejahteraan Sosial dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial
Program Perlindungan Sosial bagi PMKS yang termasuk dalam kriteria Korban Bencana.
Program Pembinaan dan latihan bagi penyandang cacat dan eks trauma
Persentase korban bencana skala Kabupaten Sumedang yang menerima Bantuan Sosial selama masa tanggap darurat
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
Persen
34.62
100.00
Persen
100.00
100.00
376,020
TARGET
Rp (000)
100.00
Persen
100.00
100.00
Persentase Penyandak Cacat Fisik dan Mental serta Lanjut Usia tidak Potensial yang telah menerima jaminan sosial
Persen
12.50
27.50
23 Urusan Kebudayaan
376,020
100.00 439,250
Persentase Korban Bencana skala Kabupaten Sumedang yang di evakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap
2016 Rp (000)
100.00
439,250
27.50
2,500,000
376,020
100.00
100.00
352,550
TARGET
2017 Rp (000)
100.00
439,250
100.00
2,500,000
TARGET
376,020
100.00
100.00
352,550
TARGET
Rp (000)
100.00
439,250
100.00
2,500,000
TARGET
376,020
100.00
100.00
352,550
KONDISI KINERJA AKHIR
2018
100.00
439,250
100.00
2,500,000
1,880,100
100.00
100.00
352,550
Rp (000)
2,196,250 100.00
352,550
100.00
2,500,000
1,762,750
12,500,000
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Program pengembangan nilai budaya
Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap nilai budaya
persen
20 Kali
20
1,000,000
20
1,000,000
20
1,000,000
20
1,000,000
20
1,000,000
20
5,000,000
Program pengelolaan kekayaan budaya
Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap karya budaya
persen
5 Kali
20
1,500,000
20
1,500,000
20
1,500,000
20
1,500,000
20
1,500,000
20
7,500,000
24 Urusan Statistik
1,125,000
1,760,000
1,620,000
1,680,000
1,865,000
8,050,000
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan data statistik daerah
Persentase ketersediaan data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan
Persen
80.00
100.00
25 Urusan Kearsipan
1,125,000
100.00
2,820,000
1,760,000
100.00
2,794,500
1,620,000
100.00
3,408,950
1,680,000
100.00
3,066,745
1,865,000
100.00
3,373,420
8,050,000
15,463,615
Kantor Arsip Daerah Program Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur pengelola kearsipan
Ketersediaan jumlah arsiparis/pengelola arsip
Orang
224
157
340,000
157
374,000
157
411,400
157
452,540
157
497,794
785
2,075,734
Program Pengembangan/Pemelih Ketersediaan sarana/prasarana kearsipan Paket araan sarana dan prasarana kearsipan
199
23
1,325,000
20
1,100,000
21
1,600,000
20
1,210,000
20
1,331,000
104
6,566,000
798,600
37,500
878,460
162,500
3,663,060
3
331,000
Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip
Jumlah arsip daerah yang terpelihara
Dokumen
25,000
27,500
600,000
30,000
660,000
32,500
726,000
35,000
Program Penelusuran arsip yang bernilai sejarah
Jumlah sejarah
Dokumen
3
1
100,000
1
110,000
1
121,000
-
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
dokumen
yang
bernilai
-
-
-
Hal VIII - 18
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
Program Peningkatan kualitas layanan informasi kearsipan
Terlayaninya SKPD, Desa dan masyarakat dalam hal informasi kearsipan
SKPD
Program Pengembangan khasanah kearsipan
Jumlah SKPD yang menyerahkan arsip statis
SKPD
Program Perbaikan sistem administrasi kearsipan
Ketersediaan Peraturan tentang Tata Kearsipan
Perbup
Bupati
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET 0
7
0
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
18
355,000
18
390,500
18
429,550
18
472,505
18
519,756
90
2,167,311
2
100,000
2
110,000
2
121,000
2
133,100
2
146,410
10
610,510
1
50,000
1
50,000
-
26 Urusan Perpustakaan
-
575,000
-
1,444,400
-
-
1,184,400
-
-
1,264,400
-
1,359,400
5,827,600
Kantor Perpustakaan Daerah Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan Program Pengembangan Budaya Jumlah Perpustakaan Baca dan Pembinaan Perpustakaan Jumlah Bahan Pustaka B
URUSAN PILIHAN
1
Urusan Perikanan dan Kelautan
Orang Perpustakaa n Eksemplar
25,852
26,852
489
494
264,200
272,200
28,352 575,000
501
30,552 1,444,400
283,200
7,450,000
511
33,552 1,184,400
298,200
6,675,000
526
37,552 1,264,400
316,200
9,675,000
546
37,552 1,359,400
339,200
12,675,000
546
5,827,600
339,200
12,500,000
48,975,000
Dinas Peternakan dan Perikanan Peningkatan produksi ikan : Program Pengembangan budidaya perikanan
2
a. Ikan konsumsi
Ton
5,987
6,286
6,601 2,000,000
7,931 1,225,000
10,277 4,225,000
24,000 7,225,000
24,000 7,050,000
21,725,000
b. Ikan Hias
Ekor
528,644
541,860
555,406
569,291
583,524
598,112
598,112
c. Benih Ikan
Ribek
125,717
132,006
138,620
155,198
172,955
211,629
211,629
Persen
50.00
10.00
Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang perikanan
Persentase peningkatan sarana prasarana produksi perikanan
Program Peningkatan Konsumsi Hasil Perikanan
Peningkatan tingkat konsumsi ikan
Kg/Kapita
15.20
16.40
100,000
16.90
100,000
17.40
100,000
17.90
100,000
18.40
100,000
Program Optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan
Peningkatan kualitas produk olahan perikanan
Unit Usaha
35.00
10.00
100,000
5.00
100,000
5.00
100,000
5.00
100,000
5.00
100,000
Urusan Pertanian
5,250,000
10.00
29,128,000
5,250,000
10.00
31,563,000
5,250,000
10.00
30,038,000
5,250,000
10.00
30,398,000
5,250,000
50.00
18.40
30.00
30,358,000
26,250,000
500,000
500,000
151,485,000
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Peningkatan produksi padi sebesar 2% per tahun Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
ton GKG
510,862
521,079
Peningkatan produksi palawija sebesar 2% per tahun
ton
244,028
248,909
Peningkatan produksi hortikultura unggulan dan prospektif daerah
ton
160,259
218,000
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
531,501 9,000,000
253,887 228,000
542,131 9,250,000
258,964 239,000
552,973 9,500,000
264,144 250,000
564,033 9,750,000
269,427 262,000
564,033 10,000,000
269,427
47,500,000
262,000
Hal VIII - 19
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
Bertambahnya jumlah kelompok tani yang menerapkan pengelolaan pasca panen dan perbaikan mutu pengelolaan hasil pertanian
Kelompok tani
207
5
275,000
5
275,000
5
275,000
5
275,000
5
275,000
25.00
1,375,000
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Meningkatnya kemitraan usaha tani
Kelompok tani
12
13
350,000
14
350,000
15
350,000
16
350,000
17
350,000
17
1,750,000
Ketersediaan sarana, prasarana dan infrastruktur pertanian Program Pembangunan Sarana, Prasarana dan - Alsintan Infrastruktur Lainnya - Jaringan Irigasi Perdesaan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pembangunan Sarana, Prasarana dan Infrastruktur Pertanian lainnya Program Pengembangan Agribisnis
250
2,200
250
Ha
2,000
500
- Jalan Usaha Tani
Km
8
10
Peningkatan lahan produktif perkebunan
Ha
10,606
73
1,294,000
73
1,294,000
73
1,294,000
73
1,294,000
73
1,294,000
365
6,470,000
Ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur perkebunan
Kel
143
21
959,000
23
1,034,000
21
749,000
21
749,000
21
749,000
107
4,240,000
Frekuensi fasilitasi kemitraan usaha agrobisnis komoditas perkebunan
Kel
5
1
475,000
1
225,000
1
225,000
1
125,000
1
125,000
5
1,175,000
Persen
80.00
4.00
10,000,000
500
250 10,000,000
10
500
250
1,250
Unit
10,000,000
10
500
250 10,000,000
500
10
10,000,000
2,500
50,000,000
50
10
Dinas Peternakan dan Perikanan Persentase peningkatan produksi daging, telur dan susu
4.00
4.00
4.00
4.00
20
Program Peningkatan produksi hasil peternakan
a. Daging
Ton
11,852
12,284
b. Telur
Ton
1,362
1,376
1,390
1,404
1,418
1,432
7,020
c. Susu
Ton
12,644
13,277
13,941
14,638
15,370
16,138
73,364
Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan
Persentase peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan
Persen
50.00
10.00
1,000,000
10.00
1,000,000
10.00
1,000,000
10.00
1,000,000
10.00
1,000,000
50
5,000,000
Persen
100.00
100.00
950,000
100.00
950,000
100.00
950,000
100.00
950,000
100.00
950,000
100.00
4,750,000
Persen
100.00
100.00
325,000
100.00
325,000
100.00
325,000
100.00
325,000
100.00
325,000
100.0000
1,625,000
5
500,000
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program Peningkatan Kesehatan masyarakat veteriner Program Peningkatan pengelolaan hasil produksi peternakan Program Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Program Peningkatan kapasitas sumber daya manusia peternakan dan perikanan
Persentase pengendalian tingkat kematian ternak dan pengendalian penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan Zoonosis Tingkat keamanan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) Peningkatan kualitas produk olahan peternakan
Unit Usaha
3
1
Jumlah sarana dan prasarana Pasar Hewan Lokal yang terpelihara
Unit
1
1
Persentase peningkatan sarana dan prasarana Pasar Hewan Regional
Persen
0
Jumlah aparatur / pelaku usaha peternakan dan perikanan yang mengikuti pelatihan teknis/magang, dsj.
orang
20
Persentase peningkatan data dan informasi
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
4,050,000
100,000
12,547
1
-
10.00
1
100,000
13,122
1
1
100,000
22,350,000
2
-
10
3,200,000 100.00
50
10 300,000
16.00
64,779
4,890,000
500,000
300,000 16.00
14,000
100,000
10.00
10 400,000
4,680,000
500,000
10.00
10
32.00
4,470,000
-
80.00
10
12,826
2,100,000
250,000 10.00
100,000
1 100,000
Persen
4,260,000
300,000 16.00
1,550,000 90.00
Hal VIII - 20
NO
3
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
2015 Rp (000)
Urusan Kehutanan
TARGET
2016 Rp (000)
5,027,000
TARGET
2017 Rp (000)
4,837,000
TARGET
Rp (000)
4,707,000
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 TARGET
Rp (000)
4,707,000
TARGET
Rp (000)
4,707,000
23,985,000
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
4
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Jumlah kelompok usaha aneka Hasil Hutan Non Kayu
Kelompok
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Persentase Lahan Kritis terhadap Luas Wilayah Kabupaten Sumedang
Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Hutan Program perencanaan dan pengembangan hutan
74
7
Persen
9.16
0.64
2,987,000
0.64
3,087,000
0.64
2,987,000
0.64
2,987,000
0.64
Persentase Peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dalam perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
Persen
16.67
16.67
150,000
16.67
150,000
16.67
150,000
16.67
150,000
Persentase Luasan Kawasan Hutan minimal yakni 30% dari luas wilayah
Persen
27.25
0.55
630,000
0.55
600,000
0.55
600,000
0.55
600,000
Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
1,260,000
7
8,023,500
1,000,000
7
8,138,500
970,000
7
8,265,000
970,000
7
35
5,170,000
2,987,000
3.20
15,035,000
16.67
150,000
83.33
750,000
0.55
600,000
2.75
3,030,000
8,137,950
970,000
8,264,395
40,829,345
Dinas Pertambangan, Energi dan Pertanahan Program pengendalian air tanah
Ketersediaan air bersih yang bersumber dari air tanah
Program pembinaan dan Berkembangnya Energi Alternatif di pengembangan bidang masyarakat energi baru terbarukan Program pembinaan dan Rasio elektrifikasi pengembangan bidang Ketersediaan lampu penerangan jalan ketenagalistrikan umum Program pembinaan dan Persentase pengawasan pemegang pengawasan bidang IUP pertambangan Program pengawasan dan penertiban kegiatan Menurunnya resiko bencana di rakyat yang berpotensi daerah rawan bencana geologi merusak lingkungan 5
Titik
0
KK
387
2
500,000
2
550,000
2
605,000
2
665,500
2
732,050
10
3,052,550
20
150,000
20
150,000
20
150,000
20
150,000
20
150,000
100
750,000
Persen
75.21
0.50
2,973,500
0.50
2,973,500
0.50
2,973,500
0.50
2,973,500
0.50
2,973,500
2.50
14,867,500
PJU
1,629
750
3,750,000
750
3,750,000
750
3,750,000
750
3,750,000
750
3,750,000
3,750
18,750,000
100
100
400,000
100
440,000
100
484,000
100
266,200
100
292,820
100
1,883,020
2
5
250,000
4
275,000
4
302,500
4
332,750
4
366,025
21
1,526,275
Persen
Desa
Urusan Pariwisata
6,000,000
6,000,000
6,000,000
6,000,000
6,000,000
30,000,000
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
6
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 20 persen per tahun
Persen
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Destinasi wisata unggulan yang dikembangkan
Lokasi
Urusan Perindustrian
10,00
3
20,00
1,000,000
40,00
1,000,000
60,00
1,000,000
80,00
1,000,000
100,00
1,000,000
1
5,000,000
1
5,000,000
1
5,000,000
1
5,000,000
1
5,000,000
2,200,000
2,100,000
1,800,000
1,900,000
1,900,000
100,00
5
5,000,000
25,000,000
9,900,000
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 21
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI KINERJA AWAL
2014 TARGET
Kelompok
2
5
Peningkatan jumlah IKM yang dilatih dalam pengelolaan usaha dan legalitas usaha
kelompok
3
5
Pengembangan sistem dan jaringan Program informasi Perindustrian Pengembangan SentraSentra Industri Potensial Peningkatan Jumlah promosi produk IKM yang diikuti
2015 Rp (000)
Peningkatan jumlah usaha Industri yang menggunakan teknologi yang lebih maju
Program Pengembangan Industri Peningkatan jumlah Kecil dan Menengah perajin/pengusaha dalam industri kreatif yang berbasis budaya unggulan
7
SATUAN
550,000
TARGET
Rp (000) 5
20
20
Kecamatan
0
26
5
Urusan Perdagangan
Rp (000) 5
550,000
Rp (000) 5
Rp (000) 5
Rp (000)
25
4,200,000 100
26 500,000
3 7,050,000
2,750,000
25
26 500,000
3
TARGET
850,000 20
26
9,750,000
550,000
5
20
2 5,550,000
550,000
TARGET
850,000
450,000
KONDISI KINERJA AKHIR
2018
5
26 750,000
2
TARGET
800,000 20
26
7,275,000
2017
5
20
2
TARGET
800,000
750,000 kali
550,000
5 900,000
orang
2016
2,950,000 12
6,375,000
36,000,000
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport
Prgram Peningkatan Efesiensi Perdagangan dalam negeri
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
8
Peningkatan pengusaha industri dan perdagangan di Kabupaten Sumedang yang menguasai prosedur ekspor dan impor
Orang
30
Peningkatan Sistem Jaringan Informasi Perdagangan serta penggunaan produk dalam negeri
Orang
60
30
60
30
60
30
210
Bertambahnya Jumlah promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Daerah
Kali
0
4
5
6
5
4
24
Terbangunnya lembaga dan kerjasama kemitraan antara Pelaku usaha besar/asosiasi pengusaha dengan Pelaku usaha kecil/UKM
Kali
3
1
Terlaksananya sistem resi gudang untuk komoditi unggulan daerah
Persen
0
100
100
100
100
100
100
Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional
Orang
50
150
150
175
175
175
825
Meningkatnya Sarana dan prasarana pasar yang representatif
Persen
55
60
65
70
75
75
Sinkronisasi kebijakan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Lembaga
Meningkatnya Iklim Usaha perdagangan yang kondusif
50
1
30
150,000
6,275,000
6
30
2
70
4,425,000
6 400,000
Persen
150,000
75
30
1
200,000
5,750,000
6 525,000
80
30
1
200,000
5,825,000
6 3,350,000
85
30
150,000
5,150,000
6 575,000
90
150
5
850,000
27,425,000
6 625,000
95
5,475,000 95
Program Pemberdayaan Meningkatnya omset pasar tradisional dan Perlindungan Pasar 1 persen per tahun Tradisional
Rupiah (Juta)
1,023
1,025
200,000
1,035
200,000
1,045
200,000
1,056
200,000
1,066
200,000
1,066
1,000,000
Program Pembinaan Pedagangan Kaki Lima dan Asongan
Wilayah
-
1
250,000
1
250,000
1
250,000
1
250,000
1
250,000
5
1,250,000
Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang tertata
Urusan Ketransmigrasian
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
5,300,000
350,000
400,000
450,000
500,000
7,000,000
Hal VIII - 22
NO
URUSAN/PROGRAM PRIORITAS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN
KONDISI KINERJA AWAL
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN 2014 TARGET
2015 Rp (000)
TARGET
2016 Rp (000)
TARGET
2017 Rp (000)
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR
2018 Rp (000)
TARGET
Rp (000)
TARGET
Rp (000)
Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Transmigrasi Program Jumlah calon lokasi penerima Pengembangan Wilayah transmigran Ketransmigrasian
Lokasi
3.00
3.00
300,000
3.00
350,000
3.00
400,000
3.00
450,000
3.00
500,000
3.00
2,000,000
Program Transmigrasi lokal
Penanganan pemindahan penduduk miskin asal wilayah genangan jatigede melalui pola sisipan pedesaan
KK
4,250
4,250
4,000,000
4,250
4,000,000
Program Transmigrasi Regional
Penanganan pemindahan penduduk miskin asal wilayah genangan jatigede melalui pola resseltemen (penerima manfaat Cirebon, Majalengka, Indramayu)
KK
600
600
1,000,000
600
1,000,000
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal VIII - 23
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 mempunyai tujuan memberi gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan. Kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD yang diinginkan dilihat dari pencapaian indikator outcome prioritas pembangunan daerah setiap tahun. Pada dasarnya indikator kinerja daerah secara teknis dirumuskan dengan mengambil indikator sasaran prioritas yang telah ditetapkan (outcomes). Indikator Kinerja Daerah dalam RPJM Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 meliputi Indikator Kinerja Pembangunan Daerah yang menjelaskan tentang pencapaian setiap Misi RPJM Daerah dan Indikator Kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Target Indikator Kinerja ditetapkan dengan mengacu pada target yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya daerah. Indikator kinerja daerah dapat dilihat pada tabel 9.1 dan tabel 9.2 dibawah ini.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal IX - 1
TABEL 9.1 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018
MISI Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET CAPAIAN KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
Penilaian LAKIP
Interval 0-100
41,45
43,56
45,67
47,78
49,89
52,00
52,00
Penilaian LPPD
Interval 0-4
2,559
2,600
2,700
2,800
2,900
3,000
3,000
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Opini BPK Rasio belanja modal terhadap total belanja
Persen
13,93
20,00
22,50
25,00
27,50
30,00
30,00
Implementasi standar kompetensi jabatan struktural
Kali
8
8
6
6
6
6
32
Penerapan insentif berbasis kinerja
Persen
0,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
70,00
Penerapan sistem reward
Orang
2.573
2.150
2.200
2.200
2.225
2.225
11.000
Penerapan sistem punishment
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100
Indeks kepuasan masyarakat (IKM)
Persen
74,72
75,20
75,65
76,42
76,93
77,26
77,26
Penerapan SPM/SP
Persen
20,00
40,00
60,00
75,00
90,00
100,00
100,00
Unit Kerja
4
6
8
10
12
14
14
Persen
70,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Penerapan SMM/SNI/ISO 9001-2008 Persentase kesesuaian antara muatan Renstra SKPD dengan RPJMD RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 2
MISI Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET CAPAIAN KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
Persentase kesesuaian antara muatan RKPD dengan RPJMD
Persen
80,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase kesesuaian perencanaan pembangunan daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Turunannya
Persen
60,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Interval 1-8 (Tangga Arstein)
5-6
5-6
5-6
6-7
6-7
6-7
6-7
Persen
100,00
70,00
70,00
70,00
70,00
70,00
70,00
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilainilai keimanan dan ketaqwaan
Indeks Pendidikan
Poin
82,90
83,24
83,54
83,83
84,13
84,42
84,42
Indeks Kesehatan
Poin
71,05
71,35
71,65
71,95
72,25
72,55
72,55
Jumlah insiden yang disebabkan masalah perbedaan agama/keyakinan
Kasus
0
0
0
0
0
0
0
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
Jalan kewenangan kabupaten dalam kondisi baik
Persen
25,5
37,73
54,04
68,88
70,24
86,1
86,1
Status jalan kabupaten
Km
796,05
806,05
816,05
826,05
836,05
846,05
846,05
Cakupan daerah irigasi terhadap area pertanian
Ha
17.077,20
19.016,19
20.632,03
21.878,54
22.940,38
24.022,2
24.022,2
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di perkotaan dan perdesaan
Persen
50,19
62,00
63,50
67,00
67,00
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
62,50
63,00
Hal IX - 3
MISI Meningkatkan efektivitas ketersediaan dan pemerintahan daerah kualitas infrastruktur dalam mewujudkan wilayah pelayanan publik dan kualitas demokrasi
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar di perkotaan dan perdesaan
Persen
35,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
75,00
Cakupan Layanan Rumah Tidak layak Huni
Persen
12,01
27,01
42,01
57,01
72,01
87,01
87,01
0
0
0
1
2
0
0
2
Rupiah (Milyar)
2.780,80
3.163,35
3.289,89
3.421,48
3.558,34
3.700,67
3.700,67
Poin
64,90
65,49
66,08
66,67
67,26
67,85
67,85
Kluster industri mikro dan kecil
Industri
5.751
5.753
5.753
5.755
5.759
5.761
5.761
Kluster industri menengah
Industri
18
18
18
19
19
20
20
Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah
UMKM
6.898
7.518
8.138
8.758
9.378
10.000
10.000
Pelatihan kerja
Orang
256
600
600
600
600
600
600
Penempatan tenaga kerja
Orang
2.82
500-1.500
500-1.500
500-1.500
500-1.500
500-1.500
500-1.500
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Kasus
7
0-12
0-12
0-12
0-12
0-12
0-12
Perusahaan
300
845
845
845
845
845
845
Orang
55.813
66.000
66.000
66.000
66.000
66.000
66.000
Kawasan
6
6
6
6
6
6
6
Lokasi
3
1
1
1
1
1
5
Kawasan Pengembangan Ekonomi Mengembangkan perekonominan Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan. serta memberdayakan dan melindungi kelompokkelompok usaha kecil dan menengah
SATUAN
Tingkat Investasi (PMTB) Indeks Daya Beli
Pengawasan Ketenagakerjaan Perlindungan tenaga kerja Kawasan strategis kabupaten Jumlah objek wisata daerah yang dikembangkan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 4
MISI
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
Rupiah (Juta)
3.025
4.450
4.600
4.750
5.250
5.500
5.500
Poin
0,30
0,29
0,28
0,27
0,26
0,25
0,25
Jenis Produk
16
16
16
16
16
16
16
Jenis Teknologi
1
1
2
2
2
2
2
SATUAN
Meningkatkan Mengembangkan efektivitas perekonominan pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang dalamberdaya mewujudkan yang saing dan pelayanan publik berkeadilan serta dan kualitas demokrasi memberdayakan dan melindungi kelompokkelompok usaha kecil dan menengah
Kredit Perbankan kepada UKM
Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
Persen
42,24
42,25
42,25
42,26
42,26
42,27
42,27
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Persen
4,76
6,28
8,52
9,36
10,10
10,83
10,83
Rasio Lahan Kritis terhadap total luas wilayah
Persen
9,16
8,51
7,90
7,23
6,59
5,95
5,95
Luas lahan hutan
Persen
27,25
27,80
28,35
28,90
29,45
30,00
30,00
Kecamatan
3
5
7
9
11
13
13
Terlaksananya perlindungan, pengembangan, dan pewarisan nilainilai kasundaan
Kegiatan
50
50
50
50
50
50
50
Kunjungan Wisatawan Meningkat 20 Persen Per Tahun
Persen
10,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
100,00
Penggunaan bahasa sunda dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pemerintahan
Persen
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
100,00
Indeks Gini Akses pasar untuk produk lokal Penggunaan teknologi dan rekayasa produk pertanian
Jumlah daerah yang sudah terlatih tanggap bencana
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 5
TABEL 9.2 INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018
NO
I
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Indeks Pembangunan Manusia
Poin
72,95
73,36
73,76
74,15
74,55
74,94
74,94
Indeks Daya Beli
Poin
64,90
65,49
66,08
66,67
67,26
67,85
67,85
Indeks Pendidikan
Poin
82,90
83,24
83,54
83,83
84,13
84,42
84,42
Indeks Kesehatan
Poin
71,05
71,35
71,65
71,95
72,25
72,55
72,55
Rupiah (Ribu)
13.405,70
14.179,80
15.056,00
15.932,30
16.808,50
17.684,80
17.684,80
Poin
0,30
0,29
0,28
0,27
0,26
0,25
0,25
Persen
11,81
11,31
10,81
10,31
9,80
9,32
9,32
Angka Melek Huruf
Persen
97,82
97,92
98,02
98,12
98,22
98,32
98,32
Rata-rata Lama Sekolah
Tahun
7,96
8,08
8,19
8,29
8,39
8,49
8,49
Angka Harapan Hidup
Tahun
67,53
67,81
67,99
68,17
68,35
68,53
68,53
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Pelayanan terhadap pasien gakin yang datang ke rumah sakit pada setiap unit
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Pendapatan Perkapita (adhb) Indeks Gini Tingkat Kemiskinan II
Aspek Pelayanan Umum
A
Fokus Layanan Urusan Wajib
1
Pendidikan
2
SATUAN
Kesehatan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 6
NO
3
4
5
6
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
89,83
89,00
89,50
90,00
90,00
90,00
90,00
Persen
34,00
35,00
36,00
37,00
38,00
39,00
39,00
Cakupan penduduk yang menggunakan jamban sehat
Persen
36,98
64,00
67,00
69,00
72,00
75,00
75,00
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
Persen
42,24
42,25
42,25
42,26
42,26
42,27
42,27
Jalan kewenangan kabupaten dalam kondisi baik
Persen
25,50
37,73
54,04
68,88
70,24
86,10
86,10
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di perkotaan dan perdesaan
Persen
50,19
62,00
62,50
63,00
63,5
67,00
67,00
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar di perkotaan dan perdesaan
Persen
35,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
75,00
Kesesuaian pemanfaatan terhadap RTRW Kabupaten
Persen
70,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Persen
4,76
6,28
8,52
9,36
10,10
10,83
10,83
Persentase data perencanaan pembangunan yang dapat diakses
Persen
80,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase kesesuaian antara muatan Renstra SKPD dengan RPJMD
Persen
70,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
SATUAN
Aspek Kesejahteraan Cakupan pertolongan Masyarakat persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Persen
Persentase Penanganan Sampah
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET CAPAIAN KINERJA
Lingkungan Hidup
Pekerjaan Umum
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 7
NO
7
8
9
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
Persen
80,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase kesesuaian perencanaan pembangunan daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Turunannya
Persen
60,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase rumah tangga pengguna air bersih perpipaan di wilayah perkotaan
Persen
11,00
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
16,00
Cakupan Layanan Rumah Tidak layak Huni
Persen
12,01
27,01
42,01
57,01
72,01
87,01
87,01
Persentase masyarakat yang mendapatkan layanan atau pembinaan olahraga
Persen
60,00
80,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Peningkatan fasilitas layanan pemuda dan olahraga
Persen
70,00
80,00
90,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Orang
816
916
1.016
1.116
1.216
1.316
1.316
Koperasi
213
220
240
260
280
300
300
Persentase kepemilikan kartu keluarga
Persen
25,56
56,53
75,00
99,00
99,00
99,00
99,00
Persentase kepemilikan KTP
Persen
61,32
87,59
97,87
99,00
99,00
99,00
99,00
Perumahan
Kepemudaan dan Olahraga
Penanaman Modal
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Jumlah wirausaha UMKM Jumlah Koperasi Aktif yang melaksanakan RAT
11
KONDISI KINERJA AWAL
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Persentase kesesuaian antara muatan RKPD dengan RPJMD
Persentase pelayanan perijinan dan non perijinan penanaman modal 10
SATUAN
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 8
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Aspek Kesejahteraan Masyarakat Persentase bayi berakte kelahiran
12
14
2015
2016
2017
2018
35,00
50,00
60,00
70,00
80,00
80,00
Persen
7.42
7,04
6,66
6,28
5,90
5,52
5,52
Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan
Persen
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
75,00
Persentase Penguatan Cadangan Pangan
Persen
46,83
53,43
60,00
66,60
73,20
79,80
79,80
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Rasio kekerasan terhadap perempuan
Rasio
0,0087
0,008
0,0075
0,0069
0,0064
0,0058
0,0058
Rasio kekerasan terhadap anak
Rasio
0,0078
0,0087
0,0081
0,0079
0,0077
0,0075
0,0075
Persen
28,90
30,34
31,86
33,45
35,12
36,88
36,88
Anak
2,318
2,230
2,220
2,210
2,200
2,190
2,190
Cakupan peserta KB Aktif
Persen
67,82
69,11
70,92
72,73
73,51
74,28
74,28
Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I
Persen
0,57
0,57
0,58
0,59
0,60
0,61
0,61
Peningkatan dukungan fasilitas keselamatan lalu lintas jalan
Persen
66,84
73,00
75,00
96,00
98,00
100,00
100,00
Rasio Ijin Trayek
Persen
22,00
22,00
23,00
24,00
25,00
25,00
25,00
Ketenagakerjaan
Ketahanan Pangan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Partisipasi angkatan kerja perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga
16
2014
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
25,11
Cakupan penanganan pengaduan perempuan dan anak korban kekerasan
15
KONDISI KINERJA AWAL
Persen
Tingkat Pengangguran 13
SATUAN
Perhubungan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 9
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Aspek Masyarakat JumlahKesejahteraan Terminal
17
18
20
KONDISI KINERJA AWAL
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
Unit
8
8
9
10
11
12
12
Layanan pengadaan barang dan jasa berbasis IT
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Website milik pemerintah
Website
1
1
1
1
1
1
1
Persen
50,00
55,00
60,00
70,00
75,00
75,00
75,00
Penurunan kasus tindak kriminal
Kasus
376
338
300
262
224
186
186
Penurunan kasus konflik sosial
Kasus
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah daerah yang sudah terlatih tanggap bencana
Kecamatan
3
5
7
9
11
13
13
Cakupan petugas perlindungan masyarakat (Linmas)
Persen
58,00
60,00
62,00
65,00
70,00
75,00
75,00
Penurunan kasus pelanggaran perda
Kasus
31
21
15
15
12
7
7
Penurunan kasus pekat
Kasus
62
20
18
12
10
10
10
Persen
74,72
75,20
75,65
76,42
76,93
77,26
77,26
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Kali
8
8
6
6
6
6
32
Persen
20,00
40,00
60,00
75,00
90,00
100,00
100,00
Komunikasi dan Informatika
Pertanahan Pemenuhan Kebutuhan Lahan untuk Kepentingan umum
19
SATUAN
Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Indeks kepuasan masyarakat (IKM) Opini BPK Implementasi standar kompetensi jabatan struktural Penerapan SPM/SP
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 10
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Aspek Kesejahteraan Masyarakat Penerapan SMM/SNI/ISO 9001-2008
21
23
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
14
14
TARGET CAPAIAN KINERJA
4
6
8
10
12
Penurunan jumlah temuan terhadap ketaatan dan sistem pengendalian internal
Temuan
471
150
110
97
70
50
50
Persentase prolegda yang terselesaikan
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Interval 1-8
5-6
5-6
5-6
6-7
6-7
6-7
6-7
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa
(Tangga Arstein)
Persentase PKK Aktif
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase Posyandu Aktif
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase perlindungan dan rehabilitasi sosial anak yang mengalami permasalahan sosial
Persen
11,76
29,41
47,06
64,71
82,36
100,00
100,00
Persentase perlindungan dan jaminan sosial bagi lanjut usia terlantar
Persen
4,64
7,39
10,14
12,89
15,64
18,39
18,39
Persentase penerima perlindungan sosial bagi korban bencana
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Persentase penerimaan jaminan, perlindungan, rehabilitasi dan pemberdayaan sosial bagi penyandang disabilitas dan trauma
Persen
3,48
7,03
10,58
14,13
17,68
21,23
21,23
Persentase pemberdayaan sosial keluarga miskin dan fakir miskin
Persen
13,93
27,66
39,43
47,86
58,08
66,87
66,87
Persentase PSKS dalam usaha kesejahteraan sosial
Persen
10,00
28,00
46,00
64,00
82,00
100,00
100,00
Persen
25,00
35,00
40,00
50,00
75,00
100,00
100,00
Sosial
Kebudayaan Persentase sumberdaya kebudayaan yang dilestarikan
24
KONDISI KINERJA AWAL
Unit Kerja
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan
22
SATUAN
Statistik
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 11
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Persentase ketersediaan data/analisis data yang dibutuhkan dalam Aspek Kesejahteraan Masyarakat perencanaan
25
26
2015
2016
2017
2018
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Peningkatan cakupan pengelolaan arsip SKPD berkategori baik
Persen
42,00
53,00
64,00
75,00
86,00
100,00
100,00
Ketersediaan SDM bidang kearsipan yang mampu melaksanakan penilaian dan penyusutan arsip secara prosedural
Orang
6
5
5
5
5
5
30
Orang
25.852
26.852
28.352
30.552
33.552
37.552
37.552
Ton
5.702
6.286
6.601
7.931
10.277
24.000
24.000
Persen
28,82
29,06
29,29
29,53
29,76
30,00
30,00
Rasio lahan kritis terhadap total luas wilayah
Persen
9,16
8,51
7,90
7,23
6,59
5,95
5,95
Luas lahan hutan
Persen
27,25
27,80
28,35
28,90
29,45
30,00
30,00
Persen
75,21
75,71
76,21
76,71
77,21
77,71
77,71
KK
387
407
427
447
467
487
487
Kearsipan
Perpustakaan
Fokus Layanan Urusan Pilihan
1
Perikanan dan Kelautan Peningkatan produksi ikan Pertanian Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
4
2014
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
80,00
B
3
KONDISI KINERJA AWAL
Persen
Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan
2
SATUAN
Kehutanan
Energi dan Sumber Daya Mineral Pencapaian rasio elektrifikasi Berkembangnya Energi Alternatif di masyarakat
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 12
NO
5
6
7
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI KINERJA AKHIR
TARGET CAPAIAN KINERJA
Jumlah Kunjungan Wisatawan meningkat 20 persen per tahun
Persen
10,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
100,00
Jumlah objek wisata daerah yang dikembangkan
Lokasi
3
1
1
1
1
1
5
Jumlah Industri Mikro dan Kecil
Industri
5.751
5.753
5.753
5.755
5.759
5.761
5.761
Jumlah Industri Menengah
Industri
18
18
18
19
19
20
20
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Persen
22,50
22,62
22,75
22,87
23,00
23,12
23,12
Ribu Rupiah
212.218,94
219.340,11
223.726,91
282.014,5
232.765,48
237.420,79
237.420,79
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
KK
75
75
75
75
75
75
75
Laju Pertumbuhan Ekonomi (adhk)
Persen
4,69
4,87
5,05
5,24
5,42
5,60
5,60
PDRB (adhb)
Rupiah (Milyar)
14.923,72
15.885,24
16.846,75
17.808,27
18.769,78
19.731,34
19.731,34
Tingkat Investasi (PMTB)
Rupiah (Milyar)
2.780,80
3.163,35
3.289,89
3.421,48
3.558,34
3.700,67
3.700,67
Perindustrian
Perdagangan
Ketransmigrasian Jumlah calon transmigran yang mendapat pelatihan dasar umum Jumlah KK yang ditempatkan sesuai surat pemberitahuan pemberangkatan
III
KONDISI KINERJA AWAL
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pariwisata
Nilai ekspor 8
SATUAN
Aspek Daya Saing Daerah
Ket : Adhk (Atas Dasar Harga Konstan) Adhb (Atas Dasar Harga Berlaku)
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
Hal IX - 13
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. PEDOMAN TRANSISI Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka : 1.
RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa transisi yaitu tahun pertama dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya;
2.
RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir 1) antara lain bertujuan menyelesaikan
masalah-masalah
pembangunan
yang
belum
seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru; 3.
Selanjutnya RKPD pada masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya, yang kemudian akan direvisi sesuai dengan RPJMD yang baru.
10.2. KAIDAH PELAKSANAAN RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dan menjadi pedoman bagi setiap SKPD menyusun Renstra SKPD dan pedoman untuk menyusun RKPD. Sehubungan dengan hal tersebut dalam bagian ini, perlu dirumuskan kaidahkaidah pelaksanaan sebagai berikut : 1.
SKPD serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaikbaiknya;
2.
SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal X - 1
3.
SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD;
4.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal X - 2
BAB XI PENUTUP
Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam yang tetap mengandalkan potensi agrobisnis dan kepariwisataan daerah yang dikembangkan pada sumber daya air terbangun (bendungan Jatigede) dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi terapan yang terus meningkat. Visi RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 adalah Pada Tahun 2018 Sumedang Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri dan Agamis (Senyum Manis). Visi ini dijabarkan kedalam lima misi yaitu : 1)
Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan reformasi birokrasi dan kualitas demokrasi.
2)
Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.
3)
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah.
4)
Mengembangkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berdaya saing
dan
berkeadilan,
serta
memberdayakan
dan
melindungi
kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah. 5)
Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis nilai-nilai budaya sunda sebagai daya ungkit pembangunan. Keberhasilan implementasi RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun
2014-2018 secara umum ditandai dengan capaian pada tahun 2018 sebagai berikut : 1)
Struktur ekonomi; -
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 19.731,34 (Milyar);
-
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 5,60 persen;
-
Nilai Investasi (PMTB) mencapai Rp. 3.700,67 (Milyar);
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal XI - 1
-
Pendapatan Per Kapita mencapai Rp.17.684.800,00.
2)
Kemiskinan berada pada angka 9,32 persen;
3)
Pengangguran berada pada angka 5,52 persen;
4)
Indeks Pembangunan Manusia sebesar 74,94 poin dengan tiap-tiap indeks pembangun sebagai berikut : -
Indeks Pendidikan sebesar 84,42 poin;
-
Indeks Kesehatan sebesar 72,55 poin;
-
Indeks Daya Beli sebesar 67,85 poin. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten
Sumedang Tahun 2014-2018 sangat tergantung dari komitmen bersama antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat serta pemangku kepentingan di Kabupaten Sumedang. Untuk itu RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 dapat dijadikan pedoman dan arahan
bagi
seluruh
pemangku
kepentingan
pembangunan
dan
penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Sumedang serta terintegrasi dengan arah pembangunan Nasional dan Provinsi selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
BUPATI SUMEDANG WAKIL,
Ttd.
ADE IRAWAN
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014 - 2018
Hal XI - 2