PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010-2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang :
a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Bupati; b. bahwa
untuk menciptakan integrasi, sinkronisasi dan mensinergikan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015;
c. bahwa sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan dengan peraturan daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat ll dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat l Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 13.Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124);
3 14.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 17.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 20.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 21.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 22.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014; 23.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4 25.Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15); 26.Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 11 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Karangasem (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2001 Nomor 3; 27.Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2006 Nomor 7); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM dan BUPATI KARANGASEM MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010-2015. BAB l KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Karangasem. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Karangasem. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem. 6. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
5 7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. 8. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. 9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 10. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 11. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 12. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 13. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 14. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. 15. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tuuan pembangunan daerah.
BAB ll MATERI MUATAN DAN FUNGSI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 (1) RPJMD memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. (2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman penyusunan RKPD, Renstra-SKPD, Renja-SKPD, dan perencanaan teknis pelaksanaan dan pengendalian pembangunan Daerah. (3) Rincian RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
6 BAB lll SISTEMATIKA Pasal 3 RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) terdiri dari: a. b. c. d. e. f. g. h. g. h.
BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB
l ll lll IV V VI VII VIII IX X
Pendahuluan; Gambaran Umum Kondisi Daerah; Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah; Analisis Isu-Isu Strategis; Penyajian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran; Strategi dan Arah Kebijakan; Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah; Penetapan Indikator Kinerja Daerah; Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan; dan Penutup
BAB IV PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 4 (1) Bupati melakukan pengendalian terhadap pembangunan daerah lingkup kabupaten. (2) Pengendalian meliputi:
sebagaimana
dimaksud
pada
perencanaan ayat
(1)
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Pasal 5 (1) Bupati melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah lingkup kabupaten. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi evaluasi terhadap : a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; b. pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah; c. hasil rencana pembangunan daerah.
7 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem. Ditetapkan di Amlapura pada tanggal 30 Mei 2011 BUPATI KARANGASEM,
I WAYAN GEREDEG
Diundangkan di Amlapura pada tanggal 30 Mei 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM,
I NENGAH SUDARSA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2011 NOMOR 9
8 PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010-2015 l. UMUM Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan yang berkaitan dengan perencanaan daerah merupakan alat untuk mencapai tujuan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat melalui perencanaan pembangunan daerah agar demokratisasi, transparansi, akuntabilitas dapat terwujud. Sesuai dengan pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum program prioritas kepala daerah dan arah kebijakan keuangan daerah, yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMD ini nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Karangasem dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). RPJMD merupakan dokumen perencanaan yang menyediakan pedoman berwawasan lima tahun untuk menentukan arah pembangunan daerah, dengan mendasarkan dari data kondisi riil dan proyeksi kedepan sehingga dapat memudahkan aparatur Pemerintah Daerah dan DPRD untuk memahami serta menilai arah kebijakan dan program dalam kegiatan tahunan daerah. Proses penyelenggaraan perencanaan perlu diikuti oleh adanya mekanisme pemantauan kinerja kebijakan, rencana program, dan pembiayaan secara terpadu bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan selanjutnya, dan mekanisme koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih difokuskan pada komunikasi dan dialog antar lembaga perencanaan dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, dan saling ketergantungan satu sama lain. Proses perencanaan dilaksanakan dengan memasukkan prinsip pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, transparansi, akuntabel,
9 responsif, dan partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur lembaga negara, lembaga pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan. ll. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8
10
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................................
Hal i
Daftar Gambar..............................................................................................................
iv
Daftar Grafik.................................................................................................................
v
Daftar Tabel .................................................................................................................
vi
Daftar Gambar BAB l
BAB ll
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang ................................................................................... Dasar Hukum Penyusunan ................................................................... Hubungan Antar Dokumen .................................................................. Sistematika Penulisan............................................................................ Maksud dan Tujuan ............................................................................
1 3 6 7 8
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH .....................................................
10
2.1
Aspek 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4
Geografi dan Demografi ............................................................. Karakteristik Lokasi dan Wilayah .............................................. Potensi Pengembangan Wilayah ................................................ Wilayah Rawan Bencana............................................................ Demografi.................................................................................
10 10 12 25 26
2.2
Aspek 2.2.1 2.2.2 2.2.3
Kesejahteraan Masyarakat ......................................................... Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ........................ Fokus Kesejahteraan Sosial ....................................................... Fokus Seni Budaya dan Olah Raga ...........................................
29 29 36 43
2.3
Aspek Pelayanan Umum .......................................................................
45
2.3.1 2.3.2
Fokus Layanan Urusan Wajib ................................................... Fokus Layanan Urusan Pilihan ...................................................
45 69
Aspek Daya Saing Daerah ...................................................................
73
2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.4.4
Kemampuan Ekonomi Daerah .......................................... Fasilitasi Wilayah dan Infrastruktur .................................. Iklim Berinvestasi ............................................................ Sumber Daya Manusia ....................................................
73 75 87 88
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ...................................
90
3.1
Keuangan Daerah ............................................................................... 3.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ....................
90 90
3.2
Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................................................
94
2.4
BAB lll
3.2.1 3.2.2 3.2.3
Fokus Fokus Fokus Fokus
Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah ...... Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ....................................... Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.......................................
94 101
3.3
Neraca Daerah ...................................................................................
109
3.3
Rencana Keuangan Daerah/Kerangka Pendanaan .................................
110
102
i
BAB lV
ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS ..............................................................
113
4.1 4.2
Makro Ekonomi ................................................................................... Sosial Dasar dan Sosial Budaya ............................................................
113 118
4.2.1 4.2.2 4.2.3 4.2.4 4.2.5 4.2.6
Kependudukan ......................................................................... Kemiskinan .............................................................................. Ketenagakerjaan ...................................................................... Kesehatan ............................................................................... Pendidikan ............................................................................... Kebudayaan .............................................................................
118 119 120 121 122 122
Ekonomi .............................................................................................
124
4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4 4.3.5 4.3.6
Pertanian ................................................................................ Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-Koperasi) ...... Penanaman Modal ................................................................... Pariwisata ............................................................................... Perdagangan ........................................................................... Industri ...................................................................................
124 127 128 129 130 130
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ......................................................... Politik, Hukum dan Pemerintahan ........................................................ Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban .............................................. Sarana Prasarana ................................................................................
131 132 133 134
4.7.1 4.7.2 4.7.3 4.7.4
Sarana dan Prasarana Permukiman ........................................... Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air .................................... Transportasi dan Komunikasi .................................................... Sumber Daya Energi Listrik .......................................................
134 135 135 137
Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup ................
137
PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ....................................
141
5.1 5.2 5.3
Visi .................................................................................................... Misi .................................................................................................... Tujuan dan Sasaran ..............................................................................
141 142 143
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...........................................................
145
6.1 6.2
Strategi Pembangunan ........................................................................ Arah Kebijakan dan Pembangunan Daerah .............................................
145 145
6.2.1 6.2.2 6.2.3
Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Pertama Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Kedua .. Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Ketiga ...
246 250 255
BAB Vll KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ..............
185
BAB Vlll PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ...........................................
254
BAB lX
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...............................
264
9.1 9.2
264 271
4.3
4.4 4.5 4.6 4.7
4.8 BAB V
BAB Vl
Pedoman Transisi ............................................................................... Kaidah Pelaksanaan ............................................................................
ii
9.2.1 9.2.2 9.2.3 9.2.4 BAB X
RPJMD merupakan pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Renstra-SKPD ......................................................................... RPJM Daerah akan digunakan dalam Penyusunan RKPD ............. Penguatan peran para stakeholders/pelaku dalam Pelaksanaan RPJM Daerah .......................................................................... RPJMD merupakan dasar melakukan evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan pembangunan lima tahunan .................................
PENUTUP ...............................................................................................
271 272 273 273 274
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar
1.1 2.1
Hubungan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dalam Perencanaan Pembangunan Daerah .......................................................
7
Peta Letak Geografis Kabupaten Karangasem .........................................
10
iv
DAFTAR GRAFIK Grafik
2.1
Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2005-2010 ............................................
30
Grafik
2.2
Perkembangan PDRB Tahun 2005-2009 .................................................
31
Grafik
2.3
Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Karangasem ......................
37
v
DAFTAR TABEL Tabel
2.1
Luas Wilayah Kabupaten Karangasem Menurut Kecamatan......................
Tabel
2.2
Data Rehabilitasi Hutan/Lahan diluar Kegiatan GERHAN dalam Lima Tahun Terakhir (2003-2008)..................................................................
Tabel
2.3 2.4
15
Jenis Koperasi Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ....................................................................................................
Tabel
11
17
Jenis Tumbuhan dan Satwa yang ada di Kabupaten Karangasem yang Dilindungi Sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999 .............................................
19 20
Tabel
2.5
Ekosistem Laut yang Ada di Wilayah Kabupaten Karangasem ..................
Tabel
2.6
Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ....................................................................................................
22
Tabel
2.7
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ..........................................
23
Tabel
2.8
Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri Kecil Tahun 2005-2009................
25
Tabel
2.9
Banyaknya Tenaga Kerja pada Perusahaan/Usaha Industri Kecil Tahun 2005-2009............................................................................................
Tabel
2.10
Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex ratio, dan Kepadatannya di kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009..............................................
27 28
Tabel
2.11
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan ...............................
Tabel
2.12
Proporsi Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 ...............................................................
Tabel
2.13
2009 ....................................................................................................
32 33
2.14
Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009..
Tabel
2.15
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karangasem per Kecamatan Tahun 2006-2009 .................................................................................
2.16 2.17 2.18 2.19
36
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009.............
Tabel
35
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis Tahun 2005-2009................................................
Tabel
34
Banyaknya Perkara Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ......................................................
Tabel
28
Gambaran Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Karangasem Tahun 2005-
Tabel
Tabel
25
38
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2009 ..........................
39
Tabel
2.20
Angka Kematian Balita (AKB) Tahun 2009 per Kecamatan .......................
40
Tabel
2.21
Umur Harapan Hidup Tahun 2005-2008 .................................................
40
Tabel
2.22
Angkatan Kerja (Jiwa) di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 ........
42
vi
Tabel
2.23
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009.......................................................................
42
Tabel
2.24
Rasio Grup Kesenian .............................................................................
43
Tabel
2.25
Rasio Gedung Kesenian .........................................................................
44
Tabel
2.26
Rasio gedung Olahraga .........................................................................
44
Tabel
2.27
Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.....
45
Tabel
2.28
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk usia sekolah SD, SMP ...................
46
Tabel
2.29
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk usia sekolah SMA/SMK .................
46
Tabel
2.30
Jumlah dan Ratio Murid-Guru pada SD dan SMP di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 ..............................................................
Tabel
2.31
48
Jumlah dan Ratio Murid-Guru pada SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 ..............................................................
48 50
Tabel
2.32
Perkembangan Sarana Prasarana Kesehatan Tahun 2005-2009 ...............
Tabel
2.33
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk menurut Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ..........................................................................................
53
Tabel
2.34
Banyaknya Persalinan Nakes Tahun 2009 per Kecamatan........................
53
Tabel
2.35
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif Tahun 2009 per Kecamatan ............
54
Tabel
2.36
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan Umum .........................
57
Tabel
2.37
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan .........
58
Tabel
2.38
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan ..............................
59
Tabel
2.39
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Lingkungan Hidup .......................
60
Tabel
2.40
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketenagakerjaan .........................
62
Tabel
2.41
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ............................................................................................
63 65
Tabel
2.42
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemuda dan Olahraga .................
Tabel
2.43
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri .......................................................................................
65
Tabel
2.44
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik ......................................
67
Tabel
2.45
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan ..............................
69
Tabel
2.46
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian ....................................
69
Tabel
2.47
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kehutanan ..................................
70
Tabel
2.48
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral..
71
Tabel
2.49
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata ...................................
71
Tabel
2.50
Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan ...............
72
vii
Tabel
2.51
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009...............................
Tabel
2.52
Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi jalan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 ......................................................
Tabel
2.53 2.54 2.55 2.56 2.57 2.58 2.59
2005-2009............................................................................................
87 88
2.60
Pengenaan Pajak Daerah.......................................................................
Tabel
2.61
Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 .................................................................................
3.1 3.2 3.3
94
Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2007-2008 ............................................................
Tabel
89
Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2005-2006 ............................................................
Tabel
85
Banyaknya Sarana Akomodasi, Kapasitas Kamar, Tempat Tidur Tahun
Tabel
Tabel
84
Banyaknya Pelanggan Telpon Menurut Jenis Pemakai Dirinci Per Kecamatan Tahun 2009 ........................................................................
Tabel
83
Jumlah Desa yang Sudah Dilayani dan Belum Dilayani oleh Jaringan PDAM Tahun 2009 ................................................................................
Tabel
82
Banyaknya Pelanggan Pemakai dan Nilai Pemakaian Air Minum menurut Kecamatan Tahun 2009 ........................................................................
Tabel
79
Produk Dokumen Tata Ruang Kabupaten Karangasem Sampai tahun 2010 ....................................................................................................
Tabel
78
Banyaknya Sarana Angkutan Menurut Jenisnya Yang Ada di Kabupaten Karangasem Tahun 2009.......................................................................
Tabel
76
Jenis dan Banyaknya Angkutan Darat Bermotor dan Tidak Bermotor di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 .............................................
Tabel
74
97
Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2009-2010 ............................................................
99
Tabel
3.4
Target dan Realisasi DAK Tahun 2006 ....................................................
103
Tabel
3.5
Target dan Realisasi DAK Tahun 2007 ....................................................
104
Tabel
3.6
Target dan Realisasi DAK Tahun 2008 ....................................................
105
Tabel
3.7
Target dan Realisasi DAK Tahun 2009 ....................................................
106
Tabel
3.8
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2007..........................
107
Tabel
3.9
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2008..........................
108
Tabel
3.10
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2009..........................
108
Tabel
3.11
Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2010..........................
108
Tabel
3.12
Rasio Likuiditas Kabupaten Karangasem Tahun 2007-2009......................
109
viii
Tabel
3.13
Rasio Solvabilitas Kabupaten Karangasem Tahun 2007-2009 ...................
Tabel
3.14
Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2011-2015............................................................................................
Tabel
4.1 4.2 4.3
116
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008...............................
Tabel
111
Nilai PDRB Kabupaten Karangasem dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 dan 2009 .....................................................
Tabel
110
117
Kecenderungan Pemakaian Metode Kontrasepsi di Kabupaten Karangasen Tahun 2005-2009 ...............................................................
119 144
Tabel
5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Karangasem..........
Tabel
6.1
Hubungan Strategi dan Arah Kebijakan dalam rangka Pencapaian Tujuan dan Sasaran .........................................................................................
166 186
Tabel
7.1
Matrik Indikasi Rencana Program ...........................................................
Tabel
8.1
Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Karangasem .............
255
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
Karangasem Tahun 2010-2015 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karangasem Tahun 20062025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006. RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pembangunan daerah dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan daerah. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMD akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), serta memperhatikan RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Bali, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dokumen
RPJMD
Kabupaten
Karangasem
Tahun
2010-2015
merupakan
program/tahapan kedua sebagai lanjutan dari tahapan sebelumnya (2006-2010) dalam kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Karangasem. Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2006-2010, telah membuahkan hasil yang menggembirakan, tetapi tetap menyisakan tugas ke depan. Tantangan pembangunan dalam lima tahun kedepan masih berat mengingat kondisi jumlah penduduk yang semakin meningkat, angka kemiskinan yang masih tinggi, perekonomian daerah yang belum benar-benar pulih dari kondisi krisis, terbatasnya secara nyata sumber-sumber pembiayaan pembangunan, daya
1
saing daerah yang semakin meningkat serta dinamika masyarakat yang semakin heterogen.
Angka
Indek
Pembangunan
Manusia
(IPM)
Kabupaten
Karangasem
menduduki rangking 9 di tingkat Provinsi Bali, ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan di wilayah Kabupaten Karangasem masih belum baik. Disamping itu, dengan keterbatasan sumber daya alam dan sumberdaya manusia juga sangat mempengaruhi keterbatasan sumber-sumber pembiayaan dalam pembangunan. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi untuk mensiasati perencanaan pembangunan kedepan sehingga bisa menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan tepat sasaran dengan efisiensi biaya. Salah satu program yang perlu ditekankan adalah debirokratisasi pelayanan
publik
sehingga
dapat
meningkatkan
minat
para
investor
untuk
mengembangkan usahanya diwilayah Kabupaten Karangasem. Keterlibatan semua stakeholder baik pemerintah pusat, provinsi maupun daerah/kabupaten, serta peranan pihak swasta dan dukungan segenap komponen masyarakat
sangat
diperlukan
guna
menyingkapi
tantangan
tersebut.
Dengan
diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 1999 serta era globalisasi dan perdagangan bebas, pemerintah memiliki keharusan untuk terus melakukan regulasi, deregulasi, debirokratisasi, rekapitalisasi, reposisi, relokasi dan restrukturisasi berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif dan kehidupan masyarakat menuju masyarakat Karangasem yang “ Jagadhita Ya Ca Iti Dharma “ Perencanaan pembangunan daerah sebagai suatu proses untuk menyusun suatu panduan dalam menentukan tindakan masa depan yang tepat secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan serta tantangan yang semakin berat sangat penting untuk dilakukan. Hasil perencanaan yang terintegrasi, mampu menggerakkan
segenap potensi pembangunan yang ada di daerah, sesuai dengan
kewenangan dan kewajiban dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Implementasi dari perencanaan yang baik, seyogyanya dapat dipertanggung jawabkan secara
terukur
sesuai tahapan yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Dalam kaitannya dengan reformasi pengelolaan keuangan negara, sebelumnya pemerintah juga telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang ini menegaskan, bahwa penyusunan RAPBN/RAPBD berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan Pemerintahan Daerah. Sejalan dengan
2
hal tersebut, pemerintah juga merevisi Undang-Udang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan butir-butir penting hasil revisi, antara lain mengamanatkan pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Sehingga program-program yang tertuang dalam RPJMD 2010-2015 ini mengacu kepada Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih. 1.2
Dasar Hukum Penyusunan Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 berpedoman pada: 1.
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat ll dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat l Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang
Nomor 1
Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
3
7.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
11.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
12.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
4
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 21.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
22.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
5
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 25.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15);
26.
Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 11 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Karangasem (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2001 Nomor 3;
27.
Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Karangasem
Tahun
2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2006 Nomor 7);
1.3
Hubungan Antar Dokumen Rencana
Pembangunan
Karangasem Tahun 2010-2015
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program
Kepala Daerah dengan memperhatikan RPJP Daerah Provinsi Bali Tahun 2005-2025, RPJM Nasional Tahun 2010-2014, RPJMD Provinsi Bali Tahun 2008-2013, serta berpedoman
kepada
RPJP
Daerah
Kabupaten
Karangasem
Tahun
2006-2025,
sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Selanjutnya RPJMD dijabarkan dalam program tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra dan Renja SKPD (Gambar 1.1). Secara garis besar RPJM Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 memuat tentang kondisi umum daerah, gambaran pengelolaan keuangan daerah, analisis isu-isu strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, penetapan indikator kinerja daerah, serta pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
6
RPJP Nasional
RPJM Nasional
Pedoman
Diacu
Dijabarkan
RKP
Diacu
Diperhatikan
RPJP Provinsi
Pedoman
Diacu
RPJM Provinsi
Dijabarkan
Diperhatikan
RPJP Daerah
Pedoman
RKP Provinsi
Diperhatikan
RPJM Daerah
Dijabarkan
Bahan
Pedoman
Renstra SKPD
RKP Daerah
Diacu
Pedoman
Pedoman
RAPBD
Pedoman
APBD
Bahan
Renja SKPD
Pedoman
RKA SKPD
Pedoman
DPA SKPD
Gambar 1.1 Hubungan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dalam Perencanaan Pembangunan Daerah.
1.4
Sistematika Penulisan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Karangasem Tahun 2010-2015 terdiri atas sepuluh bab yaitu: Bab l, Pendahuluan menguraikan latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan. Bab ll, Gambaran Kondisi Umum Daerah menguraikan gambaran umum wilayah dan evaluasi kinerja pembangunan daerah selama 5 tahun terakhir dilihat dari aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Bab lll, Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah menguraikan kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan.
7
Bab IV, Analisis Isu-isu Strategis menjabarkan
tentang permasalahan
pembangunan dan isu-isu strategis terkait tantangan maupun peluang di berbagai bidang pembangunan untuk 5 tahun kedepan. Bab V, Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran menguraikan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang diharapkan dalam lima tahun mendatang. Bab Vl, Strategi dan Arah Kebijakan menguraikan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah untuk mencapai kondisi yang diharapkan lima tahun mendatang sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bab Vll, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah menguraikan gambaran keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan untuk selanjutnya dirumuskan dalam indikasi rencana program prioritas. Bab Vlll, Penetapan Indikator Kinerja Daerah menguraikan tentang ukuran keberhasilan
pencapaian
visi
dan
misi
kepala
daerah
dari
sisi
keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan dan daya saing. Bab IX, Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan memuat tentang rencana program satu tahun sebelum ditetapkannya RPJMD yang baru dan menjelaskan prinsipprinsip dasar pelaksanaan RPJMD serta kaidah pelaksanaannya. Bab X, Penutup pada dasarnya memberikan penekanan pentingnya acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan kegiatan pembangunan serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
1.5
Maksud dan Tujuan Maksud dilaksanakannya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 adalah:
8
1.
Sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan daerah yang bersifat indikatif selama 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih.
2.
Menjabarkan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah, dan
3.
Menyelaraskan kebijakan dan program pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di daerah untuk menciptakan program pembangunan yang berkesinambungan. Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 adalah: 1.
Agar kegiatan pembangunan di Kabupaten Karangasem berjalan efektif, efisien, dan mempunyai sasaran yang terukur serta disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, berkesinambungan dan tanggap terhadap perubahan.
2.
Sebagai salah satu dokumen panduan resmi bagi satuan kerja perangkat daerah di tingkat kabupaten dalam penyusunan Renstra SKPD, Renja SKPD, dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam rangka forum Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah.
3.
Mengontrol keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
4.
Kegiatan yang disusun sebagai implementasi dari program kebijakan yang akan dilaksanakan dapat diukur dan dipahami dengan mudah oleh seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD.
9
BAB ll GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur pulau Bali yang merupakan salah satu dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Bali memiliki daerah pantai dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut: Di sebelah utara
: berbatasan dengan Laut Bali
Di sebelah selatan : berbatasan dengan Samudra Indonesia Di sebelah barat
: berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng
Di sebelah timur
: berbatasan dengan Selat Lombok
Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 8 00’00’’- 8 41’37,8” Lintang Selatan dan 115 35’9,8”-115 54’9,8” Bujur Timur. Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 km² (83.954 ha) atau 14,90 persen dari luas Provinsi Bali (5.632,86 km²). Bila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 7.140 Ha. (8,50 %) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah 76.814 Ha. (91,50 %). (Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Peta Letak Geografis Kabupaten Karangasem
10
Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 581 banjar dinas/lingkungan, 190 desa adat dan 605 banjar adat. Untuk menjalankan roda pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang camat untuk tingkat kecamatan, lurah/perbekel untuk tingkat kelurahan/desa, kepala lingkungan untuk tingkat lingkungan dan kelian banjar untuk tingkat banjar dinas. Sedangkan dari sisi adat atau desa pakraman dipimpin oleh bendesa pakraman. Adapun luas masingmasing wilayah kecamatan disajikan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Karangasem menurut Kecamatan Luas Wilayah
Kecamatan Km
2
Persentase
Jumlah Desa/Kelurahan
01. Rendang
109,70
13,07
6
02. Sidemen
35,15
4,19
10
03. Manggis
69,83
8,32
12
04. Karangasem
94,23
11,22
11
134,05
15,97
14
06. Bebandem
81,51
9,71
8
07. Selat
80,35
9,57
8
08. Kubu
234,72
27,95
9
839,54
100,00
78
05. Abang
Kabupaten Sumber : Karangasem Dalam Angka Tahun 2009
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Karangasem beraneka ragam dan merupakan wilayah yang dinamis terdiri dari : daerah dataran, perbukitan hingga daerah pegunungan. Selain itu wilayah Kabupaten Karangasem juga memiliki bentangan pantai sepanjang 87 km. Gambaran penggunaan lahan berdasarkan data Karangasem Dalam Angka 2009, sebagian besar wilayah merupakan bukan lahan sawah yaitu seluas 76.814 ha (91,50 %) dan hanya 7.140 ha (8,50 %) merupakan lahan persawahan. Dari lahan sawah tersebut, lahan irigasi setengah teknis seluas 4.445 ha (5,30 %), lahan irigasi sederhana PU 1.393 ha (1,66 %), lahan irigasi desa/non PU 1.113 ha (1,32 %) dan lahan tadah hujan seluas 189 ha (0,22 %). Dari lahan bukan sawah seluas 76.814 ha, terdiri dari lahan kering seluas 76.743 ha (91,41 %) dan lahan lainnya seluas 71 ha
(0,09 %). Lahan kering terdiri dari
perkebunan seluas 27.927 ha (33,27 %), kebun/tegalan seluas 23.221 ha (27,66 %),
11
kawasan hutan seluas 14.260,43 ha (17,31 %), lahan kering lainnya seluas 6.850 ha (8,16 %), pekarangan
seluas 1.724 ha (2,05 %) dan ditanami pohon/hutan rakyat
seluas 2.489 ha (2,96 %). Pola penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan perkembangan perekonomian daerah sehingga cenderung mengalami perubahan pemanfaatan lahan setiap tahunnya sebagai akibat adanya alih fungsi lahan terutama dari lahan pertanian ke non pertanian seperti misalnya pengembangan pemukiman, pariwisata dan pembangunan lainnya. 2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah a.
Pertanian, Perikanan dan Kelautan Sektor pertanian mengemban peranan penting untuk menyediakan bahan pangan
bagi seluruh masyarakat. Peningkatan permintaan akan bahan pangan terjadi seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya daya beli dan selera masyarakat akan bahan pangan, yang dipicu oleh membaiknya kondisi ekonomi daerah dalam lima tahun kedepan. Ketahanan pangan merupakan pondasi utama pembangunan lima tahun ke depan. Kondisi ketahanan pangan yang akan dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang cukup, bergizi seimbang dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Pencapaian ketahanan pangan memerlukan dukungan penuh dari revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan. Oleh karena itu, pembangunan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan ke depan masih perlu ditingkatkan dan diarahkan untuk mendorong kecukupan bahan pangan daerah serta mendorong peningkatan produksi dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Di bawah ini diuraikan perkembangan produksi pertanian, perikanan dan kehutanan dari tahun 2005-2009 untuk beberapa jenis komoditas. Pertanian Tanaman Pangan Produksi komoditas tanaman pangan berfluktuasi setiap tahun, antara lain disebabkan karena fluktuasi luas tanam dan luas panen yang dipengaruhi oleh iklim, sadangkan produktivitasnya cenderung meningkat sebagai akibat dari peningkatan penggunaan teknologi pertanian. Rata-rata produktivitas padi tahun 2005 sebesar 57,60
12
kw/ha gabah kering giling meningkat menjadi 65,38 kw/ha tahun 2009, jagung tahun 2005 sebesar 13,72 kw/ha pipilan kering meningkat menjadi 21,92 kw/ha tahun 2009, ubi kayu tahun 2005 sebesar 138,04 kw/ha meningkat menjadi 162,58 kw/ha tahun 2009, ubi jalar tahun 2005 sebesar 130,96
kw/ha
menurun menjadi 130,50 kw/ha
tahun 2009, kacang tanah pada tahun 2005 sebesar 12,61 kw/ha menurun
menjadi
10,71 kw/ha tahun 2009, kacang kedelai pada tahun 2005 sebesar 13,81 kw/ha menurun menjadi 11,59 kw/ha tahun 2009. Perkebunan Komoditas perkebunan yang diusahakan mencapai delapan jenis yakni kelapa, kopi, cengkeh, kakao, jambu mete, kapok, panili dan tembakau. Keberadaan komoditas perkebunan selain sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga memiliki fungsi hydrorologis. Luas areal kelapa pada tahun 2009 mencapai 17.501 ha dengan produksi 15.233,35 ton. Untuk tanaman kopi, luas areal pada tahun 2009 adalah 1.479 ha dengan total produksi 564,71 ton. Jenis komoditi cengkeh diusahakan pada areal seluas 1.009 ha dengan produksi 53,65 ton. Coklat juga dibudidayakan pada lahan seluas 815 ha pada tahun 2009
dengan produksi 251,26 ton.
Budidaya jambu mete akhir-akhir ini
mendapat perhatian, terbukti kakao dibudidayakan pada lahan seluas 8.253 ha dengan produksi 3.210,55 ton pada tahun 2009. Perkembangan luas areal perkebunan tahun 2005-2009 cenderung bertambah yakni luas areal kelapa mengalami peningkatan 2,31 %, kopi 4,6 %, cengkeh 1,45 %, coklat dalam 9,77 % dan jambu mete 3,3 %.
Sedangkan produksi dari komoditas
andalan tersebut dalam lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan walaupun luas
areal
budidayanya
cenderung
bertambah
diantaranya
produktivitas kelapa
mengalami penurunan 0,007% pada tahun 2009, cengkeh 38,14%, panili 56,77%, dan jambu mete 1,71%. Produktivitas tanaman kopi mengalami peningkatan 2,35 %, coklat 9,03 %, kapuk 59,75% dan tanaman tembakau meningkat 0,07%. Peternakan Populasi sapi pada tahun 2009 sebanyak 152.437 ekor, meningkat sebanyak 1,15 % per tahun sejak tahun 2005. Demikian pula populasi babi sebanyak 170.878 ekor dan populasi kambing 20.618.
Ayam buras populasinya pada tahun 2009 sebanyak
891.271 ekor, ayam petelur sebanyak 472.819 ekor, ayam pedaging 350.670 ekor.
13
Secara umum populasi ayam buras dan itik mengalami peningkatan tiap tahun dengan rata-rata peningkatan 6,15 % per tahun, sementara populasi ayam petelor dan pedaging mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,1 % per tahun untuk ayam petelor dan 1,17 % untuk ayam pedaging. Perikanan dan Kelautan Produksi perikanan mengalami peningkatan 17,73 % pertahun dari 8.353,9 ton pada tahun 2005 menjadi 14.277,4 ton pada tahun 2009. Faktor pendukung meningkatnya pendapatan nelayan dan pembudidayaan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) meningkatnya produktivitas dan produksi usaha nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan; 2) berkembangnya sarana dan prasarana penangkapan ikan; 3) meningkatnya luas areal budidaya perikanan; 4) meningkatnya kemampuan usaha dan keterampilan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan melalui pelatihan dan penguatan modal usaha; 5) prospek pasar yang baik; 6) meningkatnya kerjasama usaha dan pemasaran antara nelayan/pembudidaya ikan/pengolah ikan dengan pengusaha perikanan. b.
Sumberdaya Hutan Hutan merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya karena sebagai
salah satu penentu sistem penyangga kehidupan. Kabupaten Karangasem merupakan bagian dari satu kesatuan ekosistem bali adalah merupakan satu kesatuan ekosistem pulau yang merupakan satu kesatuan wilayah, ekologi dan sosial budaya dengan kondisi sumber daya hutannya. Kabupaten Karangasem memiliki 2 jenis hutan yaitu hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan hutan lindung berada di wilayah Kecamatan Rendang, Karangasem, Abang, Bebandem, Selat dan Kubu dengan luas mencapai 14.056,32 ha. Sedangkan untuk hutan produksi terdapat hanya di Kecamatan Kubu dengan luas 201,11 ha. Yang perlu mendapat perhatian adalah kawasan hutan yang berada di sekitar Gunung Agung. Hal ini perlu dipertahankan dan dilestarikan karena telah mengalami kekritisan lahan yang tidak hanya di dalam kawasan hutan Gunung Agung tetapi juga hampir diseluruh kawasan pegunungan. Luas lahan kritis mencapai 17.877 ha yang berada di Kecamatan Kubu, di Kecamatan Abang seluas 8.594 ha, dan Bebandem 5.215 ha.
14
Permasalahan utama yang dihadapi sektor kehutanan adalah luasnya lahan kritis. Permasalahan lain yang terkait dengan sumber daya hutan yaitu gangguan keamanan hutan seperti penebangan liar atau pencurian hasil kayu hutan, perambahan hutan dan kebakaran hutan. Sebagai gambaran kebakaran hutan tahun 2006 seluas 141 ha dan Tahun 2009 sudah menurun menjadi 19 ha. Hal ini disebabkan oleh musim hujan yang relatif panjang, bahkan tahun 2010 tidak ada kebakaran hutan. Kasus pencurian kayu tahun 2005 terjadi 6 kasus pada tahun 2009 menjadi 2 kasus. Namun demikian, pemerintah berusaha untuk mengurangi semua permasalahan secara periodik. Untuk mengurangi kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia dan utamanya untuk mengurangi pencurian kayu dilaksanakan penyuluhan dan memasukkan keamanan hutan dalam awig-awig desa khususnya desa yang berbatasan dengan kawasan hutan. Disamping itu dilakukan pula pengelolaan sumber daya hutan seperti: pelaksanaan rehabilitasi dan reboisasi, serta pelaksanaan GERHAN. Pelaksanaan rehabilitasi dan reboisasi dari tahun 2004-2007 seluas 2.168 ha, sedangkan untuk pelaksanaan GERHAN selama 4 tahun adalah seluas 26.710 ha. Disamping permasalahan tersebut bidang kehutanan juga menghadapi masalah internal seperti: sumber daya manusia, sarana prasarana dan sistem informasi kehutanan. Data rehabilitasi hutan/lahan diluar Kegiatan GERHAN dalam lima tahun terakhir (tahun 2003- 2008) dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Data Rehabilitasi Hutan/Lahan diluar Kegiatan GERHAN Dalam Lima Tahun Terakhir (2003-2008) Lokasi Kegiatan
Luas (ha)
01. Kecamatan Selat
165,00
02. Kecamatan Karangasem
833,80
03. Kecamatan Rendang
228,00
04. Kecamatan Sidemen
25,00
05. Kecamatan Bebandem
170,50
06. Kecamatan Kubu
521,62
07. Kecamatan Abang
578,00
08. Kecamatan Manggis
452,32
Kab. Karangasem
2.974,24
Jenis Tanaman Albesia, Gamelina, Mahoni, Jati, Akasia, Kejimas, Cengkeh, Beringin, Suar
Tahun Tanam 2003-2008
Sumber : Pengolahan Data Profil MIH Kab.Karangasem, 2009
15
Untuk menjaga keberlangsungan hutan di Kabupaten Karangasem sejak lima tahun terakhir pemerintah daerah telah melaksanakan pengembangan sumber daya hutan dan konservasi daya alam dengan capaian: tahun 2005 penanaman seluas 1.980 ha untuk tanaman kehutanan dan 75 ha untuk tanaman perkebunan, tahun 2006 penanaman seluas 1.268 ha untuk tanaman kehutanan dan 30 ha untuk tanaman perkebunan, tahun 2007 penanaman seluas 2.284 ha untuk tanaman kehutanan dan 715 ha untuk tanaman perkebunan, tahun 2008 penanaman seluas 1.532,5 ha untuk tanaman kehutanan dan 705,5 ha untuk tanaman perkebunan, dan tahun 2009 penanaman seluas 1.536 ha untuk tanaman kehutanan dan 1.187 ha untuk tanaman perkebunan. Dengan demikian, dari tahun 2005 sampai dengan 2009 telah dilakukan penanaman seluas 8.600 ha untuk tanaman kehutanan dan 2.712,5 ha untuk tanaman perkebunan. c.
Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakat. Upaya pengembangan koperasi dan UMKM diarahkan untuk menjadikan para pelaku ekonomi memiliki kemampuan usaha yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdaya saing. Usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKM-K) sebagai pelaku utama perekonomian daerah, telah mampu dan teruji mengatasi berbagai permasalahan yang terkait dengan makro ekonomi, khususnya dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan keterbelakangan. Meningkatnya kemitraan usaha mikro kecil menengah dan koperasi dengan pengusaha besar, BUMD, BUMN, dan swasta yang didukung oleh kebijakan pengembangan iklim usaha yang kondusif, pengembangan kewirausahaan dan daya saing pengusaha kecil menengah dan koperasi sangat kita harapkan. Kemitraan usaha bertujuan untuk menumbuhkan struktur dunia usaha yang lebih kokoh dan efisien, sehingga dapat menguasai dan mengembangkan pasar sekaligus meningkatkan daya saing baik pasar lokal, regional maupun global. Kelembagaan ekonomi telah tumbuh dan berkembang antara lain lembaga keuangan desa adat, koperasi simpan pinjam, unit simpan pinjam koperasi, lembaga perkreditan desa (LPD), kelompok-kelompok pra-
16
koperasi di banjar-banjar, subak, sekaha. Jenis koperasi per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Jenis Koperasi Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Kecamatan
KUD Jumlah
Non KUD Anggota
Jumlah
Anggota
01. Rendang
1
2.251
34
1.807
02. Sidemen
2
2.141
9
824
03. Manggis
1
3.242
29
2.628
04. Karangasem
1
8.932
81
9.777
05. Abang
1
3.063
12
1.883
06. Bebandem
1
9.568
17
2.074
07. Selat
1
5.472
16
6.316
08. Kubu
1
1.834
13
1.206
Karangasem 2009
10
36.502
211
26.515
2008
10
36.883
182
18.032
2007
10
37.478
145
16.826
2006
10
37.536
130
16.310
2005
10
39.322
122
10.522
Sumber: Karangasem Dalam Angka Tahun 2009
d.
Penanaman Modal Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah
investasi. Kegiatan penanaman modal menghasilkan investasi yang akan terus menambah stok modal (capital stock). Peningkatan daya tarik investasi akan dipengaruhi oleh upaya perbaikan iklim investasi. Belum optimalnya kinerja investasi saat ini selain disebabkan penurunan kegiatan ekonomi global juga karena masih adanya permasalahan iklim investasi yang masih terjadi, maupun proses perizinan investasi sampai dengan pelaksanaan realisasi investasi. Hal ini telah menyebabkan menurunnya minat untuk melakukan investasi, baik dalam perluasan usaha yang telah ada maupun untuk investasi baru termasuk persebaran investasi. Uktuk itu, upaya peningkatan daya tarik investasi menjadi penting. Dalam memacu pertumbuhan ekonomi, pemerintah Kabupaten Karangasem memanfaatkan
secara
optimal
sumberdaya
secara
produktif
dan
berkelanjutan
17
merupakan salah satu potensi yang sedang dikembangkan di Kabupaten Karangasem. Upaya ini memerlukan keterlibatan investor yang berpihak pada pengembangan ekonomi diwilayah Kabupaten Karangasem namun dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Untuk bisa mensukseskan langkah ini salah satunya adalah melalui penciptaan iklim investasi yang mampu mendorong minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karangasem. Peningkatan daya saing investasi dan pelayanan prima merupakan kebijakan yang ditempuh dalam rangka pencapaian sasaran tersebut. Kebijakan tersebut didukung melalui dua program utama, yaitu: pengembangan dan peningkatan akses informasi investasi dan kemitraan, peningkatan SDM, peningkatan sarana dan prasarana penunjang investasi. Realisasi capaian target rencana investasi di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009 tercatat dari rencana investasi sebesar US$ 53.229.875, terealisasi US$ 13.476.625. Sementara itu sampai dengan bulan september 2010 tercatat realisasi investasi mencapai US$ 142.280.667,27 dari target yang ditetapkan untuk investasi tahun 2010 sebesar US$ 420,453.435. Peningkatan investasi tidak terlepas dari semakin kodusifnya tingkat keamanan di wilayah kabupaten karangasem. e.
Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman flora dan fauna, jenisnya cukup beraneka ragam keberadaanya
pada wilayah Kabupaten Karangasem. Berbagai jenis flora dan fauna dijumpai dalam ekosistem hutan pada sebaran hutan lindung dan hutan rakyat. Vegetasi penutup untuk kawasan hutan jenis tanaman yang dijadikan adalah albenia, mahoni, gemelina, durian, nangka, jati, albisia, jambu mete dan gamal. Sedangkan untuk keragaman fauna terdapat beberapa hewan yang dilindungi dan tidak dilindungi. Salah satu fauna yang merupakan ciri khas Kabupaten Karangasem yaitu kambing gembrong yang populasinya sampai saat ini hanya 40 ekor. Untuk melindungi dari kepunahan perlu dilaksanakan pengembangan. Selain keragaman hayati flora yang ada di daratan, juga terdapat keragaman di perairan laut berupa seagrass di sekitar Padangbai dan terumbu karang yang tersebar di Tulamben, Jemeluk, Gili Tepekong, Candidasa, Tanjung Jepun. Tekanan pada keanekaragaman hayati meliputi tekanan terhadap habitat, pemanfaatan yang berlebih dan pemburuan liar. Permasalahan keanekaragaman hayati
18
yang paling menonjol adalah pengeboman ikan yang dapat berakibat pada rusaknya terumbu karang. Potensi keanekaragaman hayati (ekosistem, spesies dan genetik) yang ada di wilayah Kabupaten Karangasem (jenis tumbuhan dan satwa yang ada di Kabupaten Karangasem yang dilindungi sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999) dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jenis Tumbuhan dan Satwa yang ada di Kabupaten Karangasem yang Dilindungi Sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999 A No
Tumbuhan Nama daerah
Nama ilmiah
01
Palem Raja
Caryota No
02
Pinang Merah Bangka
Cystostochys lakka
B No
Permasalahan Sulit ditemukan biasanya terdapat pada daerah pegunungan yang letaknya sangat terjal
Upaya konservasi Perlu dikembangkan jika ada orang yang menemukan jenisnya
Satwa Nama daerah
Nama ilmiah
01
Kijang
Muntiacus muntjak
02
Landak
Hystrix brachyura
03
Burung Raja Udang
Alcedinidae
04
Burung Madu Kecil
Melidectes pricep spp
05
Bangau Putih
Egretta spp
06
Bangau Hitam
Ciconia episcopus
07
Kuntul Karang
Egretta sacra
08
Bangau Tongtong
Leptoptilos javanicus
09
Burung Hantu
Otusmigicus beccarri
10
Burung Kipas
Rhipidura javanica spp
11
Trenggiling
Manis javanica
12
Burung Alap-alap
Accipitriade
13
Penyu Sisik
Eretmochelys imbricata
14
Kima Besar
Tridacna maxima
15
Penyu Hijau
Chelonia mydas
16
Lumba-lumba air laut
Dolphinidae spp
17
Elang Laut
Haliaetus leacagaster
18
Elang Bondol
Falconidae
Permasalahan
Upaya konservasi
- Beberapa satwa sudah hampir punah
- Melalui upaya penangkaran
- Sering adanya perburuan liar - Rusaknya habitat alami akibat ulah manusia
- Pelepasliaran kembali ke habitatnya - Mengadakan pembinaan/penyuluhan pada masyarakat - Mengadakan oprasi gabungan dan patroli rutin - Penjagaan di pelabuhan laut, pasar burung dan terminal - Melaksanakan pemeriksaan pengamanan, penngkapan, penertiban kepemilikan satwa langka yang dilindungi UU - Pelarangan perburuan satwa liar - Hentikan penggunaan lahan yang tidak terkendali yang mengakibatkan rusaknya lingkungan
Sumber : Pengolahan Data Profil MIH Kab.Karangasem, 2009
19
f.
Sumber Daya Pesisir dan Laut Secara umum kondisi pesisir di Kabupaten Karangasem merupakan kawasan
pesisir yang berpasir hitam dan sebagian lainnya berpasir putih. Sumberdaya alam yang menonjol di pesisir adalah terumbu karang. Ekosistem terumbu karang ini sudah banyak terkenal di dunia sebagai salah satu yang terindah. Terumbu karang ini berdasarkan hasil penelitian merupakan berlokasi khusus di Tulamben dan tidak ada lainnya di Bali umumnya. Tempat tumbuhnya adalah disekitar bekas kapal yang tenggelam. Selain Tulamben, Padang Bai juga memiliki ekosistem yang bagus untuk dijadikan tempat wisata bahari termasuk di wilayah Candidasa, Jemeluk dan dan Kubu. Adapun jenis terumbu karang yang ada terdiri dari karang masif (karang otak), karang jahe (karang tanduk) dan karang gobah. Usaha penanaman terumbu karang telah dilaksanakan sampai tahun 2002 telah ditanam sebanyak 72 unit. Ada 2 (dua) sumber ancaman terhadap kondisi terumbu karang secara umum yaitu: oleh faktor alam (badai gelombang, pemanasan global, erosi dan sedimentasi) dan aktivitas manusia. Ekosistem laut yang ada di wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Ekosistem Laut Yang Ada di Wilayah Kabupaten Karangasem No 01
Ekosistem Terumbu Karang
Lokasi - Candidasa
Luas -
- Padangbai
Permasalahan - Adanya pendangkalan laut dan abrasi - Pembuangan limbah ke sungai
- Jemeluk - Amed
- Pencurian terumbu karang
- Tulamben - Kubu - Batu Ringgit
Upaya Konservasi - Penangkaran dan penanaman kembali - Penyuluhan dan patroli
- Pencarian ikan dengan menggunakan bom dan potassium,sianida
- Melakukan kajian untuk menjaga plasma nuftah di kawasan pantai tersebut
02
Mangrove
-
-
-
-
03
Padang Lamun
- Padangbai
-
- Adanya pendangkala laut dan abrasi,
- Pencegahan pencemaran lingkungan pesisir dan laut
- Sengkidu - Candidasa
- Pencarian ikan dengan menggunakan bom dan potassium,sianida
Sumber : Pengolahan Data Profil MIH Kab.Karangasem, 2009
20
Panjang garis pantai mencapai 87 km dan banyak yang telah mengalami abrasi. Umumnya yang mengalami abrasi adalah pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Indonsia yaitu di pesisir selatan yang notabene merupakan kawasan pariwisata di Kabupaten Karangasem. Pantai yang mengalami erosi meliputi wilayah pantai di desa Ulakan, Buitan, Candidasa, Bugbug, Jasri, Ujung, Yeh Kali, Tenggang dan Biaslantang. Yang terpanjang mengalami erosi adalah pantai di wilayah Candidasa sepanjang 5 km, Ulakan 1,7 km, Bugbug 2,7 km, Buitan 0,8 km, Tenggang 0,5 km dan Biaslantang 0,3 km. Usaha yang telah dilakukan untuk menanggulangi abrasi adalah dengan melakukan revetment pantai. g.
Sumberdaya Tak Terbarukan Sumber daya tak terbarukan di Kabupaten Karangasem umumnya berupa hasil
potensi galian C. Potensi ini terdapat di Kecamatan Kubu, Bebandem, Selat dan Rendang. Potensi galian C yang ada berupa pasir, batu dan batu tabas. Luas areal eksploitasi masing-masing bahan galian yaitu tanah liat 17,225 ha, sirtu 140,86 ha dan batu tabas 2,543 ha. Potensi terbesar untuk galian C terdapat di wilayah Kecamatan Kubu. Hal ini karena wilayahnya merupakan daerah bekas aliran lahar dari letusan Gunung Agung. Kecamatan Selat memiliki potensi khususnya di wilayah desa Sebudi yang telah banyak diekploitasi sampai saat ini. Eksploitasi ini ada yang menggunakan tenaga mekanik dengan alat berat dan ada juga yang dilakukan oleh masyarakat secara manual. Permasalahan
yang
dihadapi
adalah
pasca
dari
eksploitasi
yang
mana
meninggalkan bekas galian dengan kedalaman yang tinggi tanpa adanya kegiatan reklamasi. Hal lain adalah limbah yang tidak terpakai menumpuk seperti bendungan alam, hal ini berpotensi menimbulkan banjir bandang. Bahaya longsoran dari jurang yang terbentuk akibat penggalian telah banyak pula memakan korban. Bencana ini umumnya menimpa masyarakat penggali tradisional yang bekerja di bawah tebing yang tinggi pada saat musim hujan. h.
Pariwisata Melalui kegiatan penataan obyek wisata, promosi dan pemasaran yang dilakukan
oleh pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat menunjukkan bahwa Pemerintah
21
Kabupaten Karangasem telah mampu mendorong dan meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Karangasem. Pembangunan kepariwisataan kedepan tetap menitikberatkan pada pemanfaatan potensi alam, flora dan fauna, peninggalan sejarah, obyek dan daya tarik wisata lainnya dengan tetap mengedepankan kehidupan sosial budaya daerah. Kabupaten Karangasem mempunyai 15 obyek wisata dengan klasifikasi sebagai berikut : wisata alam, wisata budaya, wisata tirta dan wisata agro, sebagaimana disajikan pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Daftar Nama Obyek Wisata dan Lokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Nama Obyek Wisata
Daya Tarik Wisata
Lokasi
01. Bukit Jambul
Wisata Alam
Desa Pesaban, Kec. Rendang
02. Putung
Wisata Alam
Desa Duda Timur, Kec. Selat
03. Iseh
Wisata Alam
Desa Sidemen, Kec. Sidemen
04. Sibetan
Wisata Alam
Desa Sibetan, Kec. Bebandem
05. Puri Agung Karangasem
Wisata Budaya
Kelurahan Karangasem, Kec. Karangasem
06. Taman Sukasada Ujung
Wisata Budaya
Desa Tumbu, Kec. Karangasem
07. Taman Tirta Gangga
Wisata Budaya
Desa Ababi, Kec. Abang
08. Tenganan
Wisata Budaya
Desa Tenganan, Kec. Manggis
09. Candidasa
Wisata Budaya
Desa Bugbug, Kec. Karangasem
10. Besakih
Wisata Budaya
Desa Besakih, Kec. Rendang
11. Kebun Salak Sibetan
Wisata Agro
Desa Sibetan, Kec. Bebandem
12. Padangbai
Wisata Tirta
Desa Padangbai, Kec. Manggis
13. Jemeluk
Wisata Tirta
Desa Purwakerta, Kec. Abang
14. Tulamben
Wisata Tirta
Desa Tulamben, Kec. Kubu
15. Sungai Telaga Waja
Wisata Tirta
Desa Rendang, Kec. Rendang
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
Perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Karangasem selama lima tahun terakhir (Tahun 2005-2009) cukup menggembirakan, hal ini dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2005 mencapai 151.478 orang terdiri dari 99.063 orang wisatawan mancanegara dan 52.415 wisatawan domestik. Di tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana jumlah kunjungan wisatawan mencapai
22
293.277 orang atau 23,40% dari tahun 2005. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Kabupaten Karangasem terus berbenah untuk menata obyek-obyek wisata yang ada agar lebih menarik. Namun sebaliknya, sektor pariwisata merupakan bisnis jasa paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan yang sifatnya lokal, regional dan global yang akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada lima tahun terakhir disajikan pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun
Jumlah Wisatawan Asing (orang)
Jumlah Wisatawan Domestik (orang)
Jumlah Wisatawan
Perkembangan (%)
(orang)
2005
99.063
52.415
151.478
-
2006
125.236
44.385
169.621
+ 11,98
2007
146.512
43.920
190.432
+ 12,27
2008
163.764
85.942
249.706
+ 31,13
2009
219.256
74.021
293.277
+ 17,45
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
i.
Perdagangan Perdagangan dalam negeri sesungguhnya memberikan andil yang cukup besar
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali khususnya dari perdagangan antar daerah dan konsumsi rumah tangga. Dalam kegiatan pengawasan perdagangan dilakukan dengan menerapkan ukur, takar, timbang dan perlengkapan (UTTP) untuk mewujudkan perlindungan terhadap konsumen. Berdasarkan data Tahun 2005-2009, tercatat banyaknya SIUP perdagangan barang dan jasa terjadi penurunan jumlah usaha kecil dari 365 buah di tahun 2005 menjadi 283 buah di tahun 2009. Usaha menengah tercatat 19 usaha di tahun 2005 menurun menjadi 8 usaha di tahun 2009, dan usaha besar dari 6 usaha di tahun 2005 menurun menjadi 3 usaha di tahun 2009. Berdasarkan bidang usahanya tahun 2005 tercatat 369 bidang usaha perdagangan barang dan menurun menjadi 281 bidang usaha
23
di tahun 2009. Sementara yang bergerak di bidang usaha jasa, dari 21 di tahun 2005 menurun menjadi 9 di tahun 2009. j.
Industri Pengembangan sektor industri di Kabupaten Karangasem masih terbatas pada
sektor industri kecil dan menengah. Industri besar dan berat tidak dikembangkan mengingat sumber daya yang dimiliki sangat terbatas. Industri yang dikembangkan di daerah Karangasem utamanya industri yang berorientasi pada pemanfaatan bahan baku lokal dan diarahkan untuk mendukung industri pariwisata. Pengembangan industri kecil dan menengah yang pembinaannya dilaksanakan melalui sentra-sentra industri kecil yang tersebar di 8 kecamatan. Selama kurun waktu tahun 2005-2009 menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Jumlah industri kimia pada tahun 2005 tercatat 554 unit usaha meningkat menjadi 696 pada tahun 2009, industri agro (makanan dan minuman) menurun dari 4.268 unit usaha pada tahun 2005 menjadi 3.626 unit usaha pada tahun 2009. Sementara itu jumlah industri kayu mengalami peningkatan dari 386 unit usaha pada tahun 2005 meningkat menjadi 505 unit usaha pada tahun 2009, industri anyaman dari 7.829 unit usaha pada tahun 2005 menjadi 9.128 unit usaha pada tahun 2009, industri besi dari 122 unit usaha pada tahun 2005 meningkat menjadi 132 unit usaha pada tahun 2009, industri besi dari 117 unit usaha pada tahun 2005 menjadi 240 unit usaha pada tahun 2009. Industri tekstil yang secara umum di Bali masih menjadi industri andalan, perkembangannya di wilayah kabupaten karangasem mengalami penurunan dari 3.753 unit usaha pada tahun 2005 menurun menjadi 3.127 unit usaha pada tahun 2009. Jumlah unit idustri dan tenaga kerja yang diserap tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 2.8 dan tabel 2.9.
24
Tabel 2.8 Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri Kecil Tahun 2005-2009 No
Jenis Usaha
01
Industri Kimia
02
2005
2006
2007
2008
2009
554
598
680
693
696
Industri Agro
4.268
4.009
3.616
3.616
3.626
03
Industri Kayu
386
460
498
504
505
04
Industri Anyaman
5.361
6.518
6,082
5.927
5.928
05
Industri Logam
122
123
123
132
132
06
Industri Besi
117
247
247
240
240
07
Industri Tekstil
2.999
2.217
1.941
1.945
1.945
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
Tabel 2.9 Banyaknya Tenaga Kerja pada Perusahaan / Usaha Industri Kecil Tahun 2005 - 2009 No
Jenis Usaha
2005
2006
2007
2008
2009
01
Industri Kimia
2.744
3.005
3.299
3.315
3.324
02
Industri Agro
7.868
6.629
6.434
6.428
6.474
03
Industri Kayu
1.966
1.771
2.218
2.273
2.278
04
Industri Anyaman
7.829
7.759
9.324
9.113
9.128
05
Industri Logam
667
558
558
618
618
06
Industri Besi
357
546
546
497
497
07
Industri Tekstil
3.753
3.068
3.132
3.127
3.127
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Karangasem merupakan kawasan rawan bencana gunung berapi yaitu Gunung Agung. Posisi Gunung Agung yang ditengah menyebabkan hampir sebagian besar wilayah Karangasem menjadi rawan terkena letusan. Kawasan yang rawan bencana letusan dan terkena longsoran material dari lereng Gunung Agung adalah semua wilayah di kaki Gunung Agung, semua daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Agung, semua lembah atau dataran yang pernah dialiri material letusan yang terluas adalah wilayah Kecamatan Kubu. Wilayah lainnya adalah lereng Gunung Agung ke
25
arah Kota Amlapura sampai ke pantai karena aliran material letusan mengikuti daerah aliran Tukad Jangga dan anak-anak sungainya, termasuk juga Tukad Buhu. Desa-desa yang terkena ancaman gunung meletus adalah : Ban, Sukadana, Baturinggit, Tulamben, Kubu, Dukuh, Datah dan Bhuana Giri. Sedangkan untuk rawan bencana longsor terdapat di wilayah desa : Sangkan Gunung, Duda Timur, Sibetan dan Bunutan. Pada tahun 2004 telah terjadi beberapa bencana yaitu bencana gempa bumi dengan kekuatan 6,1 skala richter di Kabupaten Karangasem dengan korban luka-luka 9 orang, total kerugian mencapai Rp. 4.070.000.000,00. Bencana angin ribut terjadi di desa seraya dengan kerugian mencapai Rp. 750.000.000,00 dan tidak ada korban jiwa. Kabupaten Karangasem merupakan daerah rawan bencana alam gempa bumi, dan pada tahun 2007 telah terjadi bencana alam hampir di seluruh kabupaten/kota, seperti: angin puting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan, banjir dan hujan deras, hujan lebat dan angin kencang, angin kencang, angin topan dan gelombang pasang. Untuk bencana banjir, pada umumnya wilayah yang berada pada dataran rendah berpotensi untuk terkena bencana tersebut. Umumnya terjadi pada saat musim hujan. Banjir yang pernah terjadi umumnya disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan kapasitas daya tampung saluran tidak memadai sehingga meluap menggenangi kawasan permukiman. Kalaupun pernah terjadi banjir tidak sampai menyebabkan korban jiwa dan umumnya daerah yang tergenangi adalah jalan. Bencana alam lain yang pernah terjadi adalah kekeringan dan kebakaran. Kekeringan sering terjadi pada saat musim kemarau panjang. Umumnya wilayah yang terkena adalah di desa-desa di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem bagian timur dan Abang. Untuk kebakaran, yang sering terjadi adalah kebakaran hutan yang berada di lereng Gunung Agung. Biasanya terjadi pada saat musim kemarau panjang, sedangkan untuk kebakaran pada kawasan terbangun tidak terlalu sering terjadi. 2.1.4 Demografi a.
Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat diberdayakan secara
optimal. Sekalipun demikian, jika tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya maka justru akan menjadi beban pembangunan. Berdasarkan data lima tahun terakhir penduduk Kabupaten Karangasem pada tahun 2005 sampai dengan tahun
26
2009 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2005 berjumlah 395.418 jiwa dan pada tahun 2009 menjadi 432.791 jiwa. Dilihat dari sex ratio-nya selama lima tahun terakhir tahun 2005-2009 jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada penduduk perempuan dengan sex ratio-nya 99,17 yang artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki demikian juga pada tahun 2007 sex ratio-nya sebesar 100,23 artinya setiap 100 penduduk perempuan akan terdapat 101 penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk baik yang disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian serta migrasi menunjukan kecendrungan yang terus meningkat berakibat pada tingkat kepadatan penduduk yang terus mengalami peningkatan pula. Adapun angka kepadatan penduduk dari tahun 2005-2009 selalu mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 angka kepadatan penduduk mencapai 471 jiwa/km2, meningkat menjadi 516 jiwa/km2 di tahun 2009. Gambaran kondisi kependudukan dapat dilihat pada tabel 2.10. Tabel 2.10 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan Kepadatannya di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Penduduk (jiwa)
Sex
Tahun
Luas Wilayah (km2)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2005
839,54
196.703
198.715
395.418
98,99
471
2006
839,54
201.456
203.138
404.594
99,17
482
2007
839,54
214.118
213.628
427.746
100,23
510
2008
839,54
215.283
214.968
430.251
100,15
512
2009
839,54
216.401
216.390
432.791
100,01
516
Ratio
Kepadatan (jiwa/km2)
Sumber : Karangasem Dalam Angka tahun 2005-2009
Dengan membandingkan jumlah penduduk Karangasem dari hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2000 dan jumlah penduduk data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005, terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Karangasem adalah 1,94 % dalam satu tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi dijumpai di Kecamatan Kubu yaitu 4,31 % dan paling rendah di Kecamatan Bebandem yaitu - 0,3 % dalam satu tahun. Sementara itu berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2009 dengan
terlihat
rata-rata
pertumbuhan
penduduk Kabupaten Karangasem sebesar
2,23 %. Pertumbuhan penduduk Karangasem dengan membandingkan ketiga data
27
tersebut (SP tahun 2000, SUPAS 2005 dan Registrasi Penduduk Tahun 2009) dapat dilihat pada tabel 2.11. Tabel 2.11 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan Tahun
Kecamatan
2000
2005
2009
2000-2005
2000-2009
01. Rendang
30.809
34.474
35.837
2,38
1,81
02. Sidemen
28.523
32.258
34.110
2,62
2,81
03. Manggis
40.756
46.019
47.849
2,58
1,93
04. Karangasem
71.387
72.729
85.236
0,38
2,16
05. Abang
57.776
66.166
68.926
2,90
2,14
06. Bebandem
43.292
42.635
48.782
- 0,30
1,41
07. Selat
34.995
36.791
40.445
1,03
1,73
08. Kubu
52.948
64.346
71.606
4,31
3,92
360.486
395.418
432.791
1,94
2,23
Kabupaten
Sumber : Karangasem Dalam Angka tahun 2005-2009
b.
Penduduk berdasarkan Agama yang dianut
Tabel 2.12 Proporsi Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Persentase Penduduk menurut Agama yang Dianut Agama
2005
2006
2007
2008
2009
01. Hindu
95,05
95,11
95,34
95,40
95,32
02. Islam
4,41
4,36
4,15
4,10
4,40
03. Protestan
0,33
0,32
0,31
0,30
0,07
04. Katolik
0,06
0,06
0,06
0,05
0,06
05. Budha
0,15
0,15
0,15
0,14
0,14
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber: Karangasem Dalam Angka , 2005-2009
28
Dari Tabel 2.12 diatas, penduduk Kabupaten Karangasem selama tahun 20052009 sebagian besar (diatas 95 %) menganut Agama Hindu. Proporsi penduduk beragama hindu dari tahun 2005-2009 tidak mengalami perubahan yang berarti masih berkisar pada angka
95 %. Demikian juga halnya dengan proporsi penduduk yang
beragama islam tetap berkisar di angka 4 %, agama Katholik di kisaran 0,05 % dan agama budha 0,14 %. Hanya penduduk yang beragama kristen protestan yang mengalami penurunan dari 0,3 % di tahun 2005 menjadi 0,07 % di tahun 2009.
2.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kinerja
pembangunan
pada
aspek
kesejahteraan
masyarakat
merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencangkup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, Laju Inflasi, PDRB perkapita, Indek Pembangunan Manusia, persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan penanganan terhadap angka kriminalitas. Perkembangan kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah sebagai berikut : a.
Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB merupakan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian
secara makro yang mencangkup tingkat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Kondisi makro ekonomi Kabupaten Karangasem selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2009, bila dilihat dari indikator laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Karangasem atas dasar harga konstan 2000 pada kurun waktu tersebut menunjukkan kecederungan perkembangan yang fluktuatif dimana pada tahun 2005 angka laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,13 % dan di tahun 2006 menurun drastis menjadi 4,80 %, baru pada tahun 2007 terjadi peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai angka 5,20 %, namun di
29
tahun 2008 terjadi perlambatan laju pertumbuhan menjadi 5,07 % dan di tahun 2009 terjadi perlambatan laju pertumbuhan hingga menjadi 5,01 %.
Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2005-2010
Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2005-2010 20 16,83
15,91
15
12,59
10
15,05 harga berlaku
9,82 5,13
5 0 2004
2005
4,8 2006
harga konstan
5,2 2007
5,07 2008
5,01 2009
2010
Nilai absolut PDRB tahun 2009 atas dasar harga konstan adalah Rp. 1.747.169,48 juta. yang berarti meningkat bila dibandingkan nilai tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 yang berjumlah Rp.1.663.749,20 juta, tahun 2007 yang berjumlah Rp.1.583.407,93 juta, tahun 2006 Rp.1.505.163,65 juta, dan tahun 2005 Rp1.436.224,88.
Angka ini
menggambarkan peningkatan produk riil dari barang dan jasa yang dihasilkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai absolut PDRB berdasarkan harga berlaku tahun 2009 adalah sebesar Rp.3.667.700,34 yang berarti meningkat 14,96 % dibandingkan nilai tahun 2008 sebesar Rp.3.187.794,20, tahun 2007 sebesar Rp.2.728.601,05, tahun 2006 sebesar Rp.2.423.402,61, dan tahun 2005 sebesar Rp.2.206.742,52 Indikator-indikator tersebut menunjukkan proses pemulihan ekonomi (recovery) ekonomi di Kabupaten Karangasem telah berjalan cukup baik, setelah kinerjanya terpuruk pada tahun 1998 karena krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
30
Grafik 2.2 Perkembangan PDRB Tahun 2005-2009 Grafik Perkembangan PDRB tahun 2005-2009 (Rp Juta) 4.000.000,00 3.000.000,00 Harga Berlaku
2.000.000,00
Harga Konstan
1.000.000,00
-
2005
2006
2007
2008
2009
Struktur perekonomian daerah Kabupaten Karangasem selama lima tahun terakhir, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, tetap didominasi oleh sektor tersier, kemudian diikuti oleh sektor primer dan terakhir ditempati oleh sektor sekunder dalam kontribusinya terhadap PDRB. Dalam perkembangannya selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa sektor primer secara terus-menerus mengalami penurunan dari 34,68 % pada tahun 2005 dan menjadi 32,57 %
pada tahun 2009, sebaliknya
sektor tersier mengalami peningkatan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2005 kontribusi sektor tersier dalam PDRB 54,49 % meningkat hingga menjadi 56,03 % pada tahun 2009. Demikian juga halnya kontribusi sektor sekunder dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan dari 10,84 % pada tahun 2005 menjadi 14,40 % pada tahun 2009. b.
Laju Inflasi Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan
harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Secara regional, tingkat inflasi untuk daerah Provinsi Bali, pada kurun waktu tersebut menunjukkan angka yang stabil pada kisaran rata-rata satu digit di bawah 6 %, kecuali pada tahun 2005 terjadi peningkatan sampai di atas dua digit yaitu menyentuh angka 11,31 %. Kondisi ini disebabkan oleh karena pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan tentang kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005. Untuk mengendalikan laju inflasi, maka sinergi kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil terus perlu diupayakan,
31
sekaligus menjaga likuiditas agar sesuai kebutuhan perekonomian dan menurunkan ekspektasi inflasi. c.
PDRB Per Kapita Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB, diikuti dengan kenaikan pendapatan
perkapita. PDRB Per Kapita atas dasar harga berlaku, pada tahun 2009 mencapai Rp.9.477.310,84 juta meningkat 14,56% bila dibandingkan dengan PDRB per kapita tahun 2008 sebesar Rp.8.272.786,54 juta. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2009 sebesar Rp. 4.317.669,56 juta meningkat 4,56% dibandingkan kondisi tahun 2008 yang mencapai Rp. 4.317.669,56 juta. Tabel 2.13 Gambaran Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 No.
Tahun
Indikator Makro
1
Pertumb. ekonomi (%)
2
PDRB (Rp juta ):
2005
2006
5,13
4,80
2007 5,20
2008
2009
5,07
5,01
a. Atas dasar harga berlaku
2.206.742,52
2.423.407,27
2.728.601,05
3.187.794,20
3.667.700,34
b. Atas dasar harga konstan
1.436.224,87
1.505.163,65
1.583.407,93
1.663.749,20
1.747.169,48
3,81
3,958
4,129
4,318
4,515
a. Primer
34,68
34,38
33,85
32,96
32,57
b. Sekunder
10,84
10,86
11,05
11,32
14,40
c. Tersier
54,49
54,75
55,10
55,71
56,03
12.733.783,91
13.964.841,65
16.268.023,42
23.288.118,94
27.879.148,83
3
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp. juta)
4
Struktur perekonomian, kontribusi sektor (dalam persen):
5
Pajak Daerah (Rp. ribu)
6
Retribusi (Rp. ribu)
7
Dana Perimbangan (Rp. ribu)
8
Sumber Penerimaan Daerah Lainnya (Rp. Ribu)
4.201.015,58 249.072.774,04
4.589.302,62 370.741.640,87
10.219.724,76
7.572.129,00
4.984.409,04
6.743.202,27
7.376.860,92
382.354.984,44
430.385.164,80
438.520.577,66
64.614.166,31
138.735.721,26
136.467.565,17
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2005-2009 : Bagian Keuangan Setda Kab. Karangasem
d.
Indek Pembangunan Manusia (IPM)
32
IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena memperlihatkan kualitas penduduk dalam hal kelangsungan hidup, intelektualitas, dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup, yang diukur dengan angka harapan hidup pada saat lahir; tingkat pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah; tingkat kehidupan yang layak dengan ukuran pengeluaran perkapita (purchasing power parity). IPM Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 mengalami kenaikan yang tidak signifikan tetapi menggambarkan peningkatan seperti terlihat pada tabel 2.14. Tabel 2.14 Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 No
Tahun
Skor
1
2005
63,3
2
2006
64,3
3
2007
65,11
4
2008
65,46
5
2009
66,06
Sumber : SIPD Kabupaten Karangasem Tahun 2009
e.
Jumlah Penduduk Miskin Melihat dari topografi wilayah Kabupaten Karangasem yang didominasi lahan kritis
faktor kekeringan dan keterbatasan sumber daya air menjadi salah satu faktor pendorong kemiskinan. Kemiskinan memang masih menjadi permasalahan utama tidak hanya di wilayah Kabupaten Karangasem tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia. Strategi pembangunan yang terfokus pada industrialisasi yang cenderung top down yang berpusat pada kota dan sektor industri padat modal ternyata belum mampu menuntaskan masalah kemiskinan dan kesenjangan, dan tidak memberikan banyak kontribusi pada peningkatan kualitas dan daya kreasi masyarakat terutama masyarakat pedesaan.
33
Kondisi tersebut justru membuat masyarakat makin tergantung dan lebih banyak menunggu adanya program pemerintah dan kurang tertarik pada bidang pertanian yang pada dasarnya merupakan potensi utama dalam penyerapan tenaga kerja dan juga kontribusinya dalam peningkatan PDRB Kabupaten (dimana sektor pertanian dalam arti luas memberi kontribusi tertinggi dalam peningkatan PDRB Kabupaten Karangasem yaitu 32,67 % selama kurun waktu 2004-2008). Pada periode pertama jabatan Bupati (2005-2009) beberapa program yang telah dilaksanakan dalam rangka pengentasan kemiskinan telah menunjukkan hasil yang signifikan dari 41.826 RTM pada tahun 2006 sudah menurun sebesar 8.627 RTM (20,63 %) menjadi 33.199 RTM berdasarkan hasil pemutahiran data pada tahun 2009. Hasil pendataan rumahtangga miskin tahun 2006-2009, jumlah RTM tertinggi berada di wilayah Kecamatan Karangasem, Abang, Kubu dan Bebandem. Gambaran jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karangasem per Kecamatan tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel 2.15.
Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karangasem per Kecamatan Tahun 2006-2009 Kecamatan
Tahun 2007
2008
01. Karangasem
8.352
7.996
8.577
8.043
3,70
02. Manggis
2.667
2.504
1.880
1.659
37,80
03. Rendang
2.376
2.249
1.333
1.300
45,29
04. Bebandem
6.004
5.818
5.806
5.406
9,96
05. Selat
3.722
3.629
2.975
2.657
2,.61
06. Sidemen
2.847
2.632
2.636
2.032
28,63
07. Kubu
8.024
7.833
6.211
5.951
25,83
08. Abang
7.834
7.611
6.503
6.151
21,48
41.826
40.272
35.921
33.199
20,63
Kabupaten
2009
Penurunan (%)
2006
Sumber : Karangasem Dalam Angka tahun 2005-2009
f.
Angka kriminalitas
34
Banyaknya tindak kejahatan/pelanggaran merupakan salah satu cermin tingkat keamanan di satu wilayah. Data dari table berikut menyajikan tindak perkembangan Berbagai tindak kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan selama periode 20052009. Gambaran perkara kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan di Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada tabel 2.16. Tabel 2.16 Banyaknya Perkara Kejahatan / Pelanggaran yang Dilaporkan Di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Bulan
Pencurian
Peng
Penipu an
gelap
Pena
Kejahat
Kebaka ran
Jlm
Berat
Ringan
an lainlain
0
0
1
16
1
20
0
1
2
17
0
39
0
0
0
0
15
1
33
1
3
0
1
2
25
0
18
0
1
0
2
2
22
0
26
2
0
0
0
0
1
12
0
29
5
0
2
0
2
0
15
0
36
0
6
0
0
0
0
3
12
0
31
0
3
0
4
0
0
3
12
2
29
4
0
2
0
0
0
1
1
19
4
30
11. Nopember
3
0
0
0
2
0
1
3
17
3
23
12. Desember
1
0
1
1
0
0
0
3
22
2
25
Jumlah 2009
43 53 42 80 51
0 0 0 0 0
31 28 15 20 11
5 10 6 7 5
14 4 2 7 10
0 0 0 2 0
8 11 11 16 15
21 21 17 17 11
204 178 121 91 79
13 18 27 19 15
339 323 241 259 197
Berat
Ringan
Biasa
01. Januari
2
0
1
1
1
02. Pebruari
0
0
3
1
1
03. Maret
1
0
2
1
04. April
4
0
3
05. Mei
3
0
3
06. Juni
3
0
07. Juli
2
0
08. Agustus
8
09. September
12
10. Oktober
2008 2007 2006 2005
dahan
Penganiyaan
an
Sumber : Polres Karangasem
Dari berbagai jenis tindak kejahatan/pelanggaran yang banyak terjadi adalah pencurian,
kemudian
disusul
oleh
lain-lain
kejahatan
dan
penganiayaan.
Perkembangannya sendiri menunjukkan lebih banyak yang bertambah kasusnya di bandingkan yang menurun. Dari gambaran diatas menunjukkan ketertiban/keamanan masyarakat cenderung menurun.
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
35
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, Jumlah balita gizi buruk, angka kematian ibu, dan rasio penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kabupaten Karangasem selama kurun waktu lima tahun terakhir untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut : a.
Angka Melek Huruf Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang tergolong buta huruf (tidak bisa
membaca dan menulis) dari tahun 2005-2009
sudah menunjukkan penurunan dari
25,20 % pada tahun 2005 menurun menjadi 24,85 % di tahun 2009 atau dengan kata lain sebanyak 75,15 % penduduk usia 10 tahun keatas mampu membaca dan menulis. Gambaran penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan menulis tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 2.17. Tabel 2.17 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Kepandaian Membaca dan Menulis tahun 2005-2009 No
Tahun
1
Dapat Baca Tulis
Tidak Dapat Baca Tulis
Laki-Laki
Peremp.
L+P
Laki-Laki
Peremp.
L+P
2005
83,99
65,55
74,80
16,01
34,45
25,20
2
2006
82,55
67,54
75,02
17,45
32,46
24,98
3
2007
83,88
65,36
74,57
16,12
34,64
25,43
4
2008
81,59
67,12
74,23
18,41
32,88
25,77
5
2009
84,08
65,73
75,15
15,92
34,27
24,85
Sumber: Karangasem dalam angka , 2005-5009
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan yang buta huruf di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 rata-rata mencapai lebih dari dua kali lipat penduduk laki-laki yang buta huruf.
b.
Angka Rata-rata Lama sekolah
36
Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi rata-rata jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009 sebesar 5,41 tahun. Dengan kata lain rata-rata penduduk
di Kabupaten karangasem baru
mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD atau belum bisa menikmati program wajib belajar (WAJAR) 9 tahun.
Grafik 2.3 Angka Rata-rata lama Sekolah di Kabupaten Karangasem Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Karangasem 5,5
5,41
5
5
5,4
5,4
5,35
4,5 2005
2006
2007
2008
2009
Tahun
Sumber : SIPD Kabupaten Karangasem Tahun 2009
c.
Angka Partisipasi Kasar (APK) & Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat pemerataan pendidikan berdasarkan angka partisipasi kasar (APK)
Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Karangasem selama tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005/2006 APK SD/MI mencapai 111,53 % pada tahun berikutnya mengalami peningkatan menjadi 112,73 %, dan akhirnya menjadi 114,19 % di tahun 2009/2010. Sementara itu angka partisipasi murni (APM) SD/MI juga mengalami fluktuasi sebagaimana yang tertuang pada tabel 2.18. Sebaran APK SMP dari tahun 2005 sampai tahun 2009 menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan SMP terus meningkat hanya saja jika dilihat dari sisi APM yang cenderung meningkat dari Tahun 2005-2008, namun di tahun 2009 terjadi penurunan nilai APM. APK SMP tahun 2009 telah mencapai 102,06 % dan APM mencapai 66,53 %.
37
Sedangkan APK untuk SMA/SMK selama kurun waktu tahun 2005 sampai tahun 2009 juga terus mengalami peningkatan. Sementara nilai APM yang cenderung meningkat dari tahun 2005-2008, kembali menurun di tahun 2009. Pada tahun 2005 APK SMA/SMK mencapai 43,36 % dan tahun 2009 telah mencapai 51,67 %. Untuk nilai APM SMA/SMK tahun 2005 mencapai 31,10 % dan pada tahun 2009 telah mecapai 35,95 %.
Tabel 2.18 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 SD
SMP
SMA/SMK
No
Tahun
APK (%)
APM (%)
APK (%)
APM (%)
APK (%)
APM (%)
1
2005/2006
111,53
96,88
82,39
60,65
43,36
31,10
2
2006/2007
112,73
97,51
84,,84
61,04
43,30
33,74
3
2007/2008
113,43
98,11
88,41
65,97
48,03
39,62
4
2008/2009
114,11
99,39
97,07
70,62
49,95
39,35
5
2009/2010
114,19
99,58
102,06
66,53
51,67
35,95
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2005-2009
d.
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk umur 10 tahun keatas di
Kabupaten Karangasem tahun 2009 sisajikan pada tabel 2.19. Jumlah penduduk umur 10 tahun ke atas pada tahun 2009 yang tidak punya atau belum punya ijazah sebanyak 29,72 %,
berpendidikan tertinggi SD/MI sebanyak 37,78 %, berpendidikan tertinggi
SLTP/MTs sebanyak 16,71 %, berpendidikan tertinggi tamat SMU/SMK/MA sebanyak 12,36 %, tamat D1/D2 sebanyak 1,41 %, tamat D3/SM sebanyak 0,31 %, tamat D4/S1 sebanyak 1,53 % dan S2/S3 sebanyak 0,18 %. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan formal memerlukan waktu relatif lama. Namun demikian, secara umum tingkat pendidikan penduduk Karangasem dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Sebagai contoh, proporsi
penduduk yang tamat D4/S1 meningkat dari 1,05 % tahun 2005 menjadi 1,53 % pada tahun 2009, D1/D2 meningkat dari 0,80 % menjadi 1,41 %, D3 dari 0,20 % menjadi 0,31 % dan penurunan yang cukup signifikan terhadap persentase penduduk usia 10
38
tahun keatas yang tidak mempunyai ijazah dari 49,18 % di tahun 2005 menurun menjadi 29,72 % saja. Tabel 2.19 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2009 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Laki-laki
Perempuan
L+P M+F
01. Tidak Punya
28,84
30,60
29,72
02. SD/MI/Sederajat
35,61
39,95
37,78
03. SLTP/MT/Sederajat
15,70
17,73
16,71
04. SMU/MA/Sederajat
13,43
6,68
10,05
05. SMK/Sederajat
2,30
2,31
2,31
06. Diploma I/II
1,54
1,27
1,41
07. Diploma III/Akademi
0,46
0,16
0,31
08. Diploma IV/S1
1,76
1,30
1,53
09. S2/S3
0,36
0,00
0,18
100,00
100,00
100,00
Jumlah Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
e.
Angka Kelangsungan Hidup Bayi Salah satu indikator keberhasilan program pembangunan kesehatan adalah
dengan melihat perkembangan angka kematian bayi. Angka kematian bayi di Kabupaten Karangasem mengalami perkembangan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 terjadi 7,41 kematian bayi per 100 kelahiran hidup, meningkat di tahun 2006 menjadi 8,91 per 100 kelahiran hidup, tahun 2007 menurun menjadi 5,90 per 100 kelahiran hidup, tahun 2008 menjadi 5,30 per 100 kelahiran hidup dan tahun 2009 meningkat menjadi 7,72 per 100 kelahiran hidup. Angka kematian balita pada tahun 2009 menurut kecamatan berkisar 4,22 sampai 26,78 per 100 kelahiran hidup, angka tertinggi terjadi di Kecamatan Manggis yaitu 26,78 per 100 kelahiran hidup dan terendah di Kecamatan Selat yaitu 4,22 per 100 kelahiran hidup. Angka kematian balita relatif tinggi juga terdapat di Kecamatan Abang dan Karangasem, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.20. Tabel 2.20
39
Angka Kematian Balita (AKB) Tahun 2009 Per Kecamatan Jumlah Kelahiran Hidup
Kecamatan
Kematian Balita (0-4 tahun)
AKB per 1000 Kelahiran Hidup
01. Rendang
685
5
7,3
02. Sidemen
643
3
4,67
03. Manggis
819
10
26,78
04. Karangasem
1.721
12
16,94
05. Abang
1.165
13
22,02
06. Bebandem
743
7
9,42
07. Selat
711
3
4,22
08. Kubu
1.154
6
11,19
Jumlah 2009
7.641
59
7,72
2008
7.567
40
5,30
2007
7.298
43
5,90
2006
7.179
64
8,91
2005
7.015
52
7,41
Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
f.
Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup penduduk Kabupaten Karangasem dari tahun 2005-2008
mengalami peningkatan dari 67,60 pada tahun 2005 menjadi 67,80 tahun 2008. Hal tersebut dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup Kabupaten Karangasem tahun 20052008 pada tabel 2.21. Tabel 2.21 Umur Harapan Hidup Tahun 2005-2008 Tahun
Rata-rata Umur Harapan Hidup
2005
67,60
2006
67,70
2007
67,77
2008
67,80
40
g.
Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) sebagai akibat komplikasi kehamilan dan persalinan
berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran dan perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 cenderung mengalami peningkatan dimana tahun 2005 AKI 57,00 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat menjadi menjadi 104,70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Hanya pada tahun 2007 dan tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu 27,40 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan 66,10 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008. h.
Rasio Penduduk yang Bekerja Jumlah penduduk karangasem tahun 2005 berdasarkan hasil registrasi penduduk
adalah 430.251 jiwa dengan angkatan kerja pada tahun 2005 adalah 202.837 orang (71,16 %), dimana penduduk yang bekerja sebanyak 186.675 orang (65,49 %), pencari pekerjaan sebanyak 16.162 orang (5,67 %). Sedangkan yang bukan angkatan kerja sebanyak 82.207 orang (28,84 %) seperti sekolah sebanyak 36.457 orang (12,79 %), mengurus rumah tangga 22.148 orang (7,77 %) dan lainnya 23.602 orang (8,28 %). Perkembangan penduduk pada tahun berikutnya mengalami fluktuasi baik jumlah, angkatan kerja, penduduk yang bekerja, maupun jumlah pengangguran. Terakhir jumlah penduduk karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah 432.791 jiwa dengan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah 236.309 orang (83,12 %), dimana penduduk yang bekerja sebanyak 228.473 orang (80,36 %), pencari pekerjaan 7.836 orang (2,76 %).
Sedangkan
yang
bukan angkatan kerja sebanyak 47.990 orang
(16,88 %) seperti sekolah sebanyak 14.353 orang (5,05 %), mengurus rumah tangga 22.862 orang (8,04 %) dan lainnya 10.775 orang (3,79 %). Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut
prosentase jumlah pencari kerja mengalami penurunan yang signifikan dari
5,67 % di tahun 2005 menjadi 2,76 % di tahun 2009 jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan. Ini berarti ketersediaan lapangan pekerjaan selama kurun waktu tersebut semakin terbuka. Secara rinci sebagaimana diuraikan dapat dilihat pada tabel 2.22.
41
Tabel 2.22 Angkatan Kerja (jiwa) di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Status
Tahun
Angkatan kerja
2005
202.837
186.675
16.162
2006
143.356
131.933
11.422
2007
227.881
220.881
7.551
2008
242.347
234.540
7.807
2009
236.309
228.473
7.836
Bekerja
Pengangguran
Sumber: Karangasem Dalam Angka Tahun 2005-2009
Penduduk bekerja pada tahun 2009 menurut lapangan pekerjaan paling banyak terserap pada sektor pertanian dalam arti luas sebesar 54,15 %. Pada urutan kedua, terserap pada sektor perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 15,95 % dan pada urutan ketiga terserap pada sektor industri pengolahan sebesar 12,07 %. Gambaran penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan di Kabupaten Karangasem tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.23. Tabel 2.23 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Sektor/Lapangan Pekerjaan 01. Pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan
Penduduk Bekerja 2009
Persentase (%)
123.707
54,15
3.976
1,74
27.575
12,07
495
0,22
05. Bangunan/konstruksi
13.885
6,08
06. Perdagangan, rumah makan dan hotel
36.438
15,95
07. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
3.221
1,41
08. Keuangan, asuransi
1.312
0,57
17.864
7,81
0
0
228.473
100,00
02. Pertambangan dan penggalian 03. Industri pengolahan 04. Listrik, gas dan aiir
09. Jasa kemasyarakatan 10. Lainnya. Jumlah/Total Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
42
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Analisis kinerja atas seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikatorindikator : jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga. a.
Seni dan Budaya Jumlah grup kesenian di Kabupaten Karangasem tidak menunjukkan peningkatan,
jumlahnya tetap setiap tahunnya. Rasio grup kesenian terhadap per 10.000 jumlah penduduk Kabupaten Karangasem dari tahun 2005 sebesar 41,96 menjadi 38,33 pada tahun 2009. Tabel. 2.24 Rasio Grup Kesenian Uraian Jumlah Grup Kesenian Jumlah Penduduk Rasio/10.000 Penduduk
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
1659
1659
1659
1659
1659
395.418
404.594
427.481
430.251
432.791
41,96
41
38,81
38,56
38,33
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
Sedangkan jumlah gedung kesenian tidak mengalami peningkatan, karena Kabupaten Karangasem hanya memiliki 1 gedung kesenian dengan rasio per 10.000 penduduk sebesar 0,023 pada tahun 2009. Jika dibandingkan dengan rasio jumlah grup kesenian masih sangat relatif kecil, namun demikian bukan berarti masyarakat di Kabupaten Karangasem kurang responsif terhadap kesenian tradisional. Kesenian Tradisional sangat dipelihara dan dikembangkan dengan baik terlebih kesenian tradisional sebagai pendukung upacara-upacara keagamaan. Upaya mengembangkan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni di Kabupaten Karangasem.
43
Tabel. 2.25 Rasio Gedung Kesenian Tahun
Uraian
2005
2006
2007
2008
2009
Jumlah Gedung Kesenian
1
1
1
1
1
Jumlah Penduduk
395.418
404.594
427.481
430.251
432.791
0,025
0,025
0,023
0,023
0,023
Rasio/10.000 Penduduk
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem
b.
Olah Raga Jumlah gedung olah raga yang dimiliki Kabupaten Karangasem tetap yaitu 1 buah
gedung olahraga yaitu GOR Gunung Agung Amlapura dengan ratio 0,023% per 10.000 orang penduduk, tetapi ini bukan berarti rendahnya budaya olah raga di kalangan masyarakat, karena banyak aktivitas olahraga yang dilakukan diluar gedung seperti naik sepeda, jalan santai, volly dan sebagainya. Kedepannya untuk dapat memacu peningkatan prestasi di bidang olahraga, diperlukan peningkatan sarana dan prasarana olah raga yang representative. Tabel. 2.26 Rasio Gedung Olah Raga Uraian Jumlah Gedung Olah Raga Jumlah Penduduk Rasio/10.000 Penduduk
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
-
-
1
1
1
395.418
404.594
427.481
430.251
432.791
-
-
0,023
0,023
0,023
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karangasem
44
2.3
Aspek Pelayanan Umum Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan
hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelayanan umum yang mencangkup layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan. 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib 1.
Bidang Urusan Pendidikan
a.
Angka Partisipasi Sekolah Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin dan kelompok umur Jenis
Tahun
Kelamin/Kelompok 2008
2009
L
91,94
96,31
P
91,61
94,31
L+P
91,78
95,31
L
73,60
87,31
P
76,35
69,24
L+P
74,98
78,28
L
52,93
47,46
P
48,55
39,30
L+P
50,74
43,38
L
3,70
5,78
P
4,42
3,44
L+P
4,06
4,61
Umur 7-12
13-15
16-18
19-24
Angka partisipasi sekolah di setiap kelompok umur cenderung meningkat dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
45
akan pentingnya pendidikan dan semakin mudah terjangkaunya akses pendidikan oleh masyarakat. b.
Rasio sekolah/penduduk usia sekolah Tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan wajib disediakan oleh pemerintah
sebagai pelayanan wajib kepada masyarakat dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketersediaan sekolah di Kabupaten Karangasem dibandingkan dengan penduduk usia sekolah dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2.28 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SD, SMP SD
SMP
Sekolah
Penduduk usia sekolah
Rasio
Sekolah
Penduduk usia sekolah
Rasio
2005
358
46.864
1 : 131
33
14.020
1 : 425
2
2006
363
47.718
1 : 131
33
15.016
1 : 455
3
2007
363
49.083
1 : 135
35
15.342
1 : 438
4
2008
364
49.053
1 : 135
34
15.889
1 : 467
5
2009
366
49.052
1 : 134
39
17.488
1 : 448
No
Tahun
1
Tabel 2.29 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMA/SMK SMA
SMK
Sekolah
Penduduk usia sekolah
Rasio
2005
17
7.041
1 : 414
5
975
1 : 195
2
2006
17
7.720
1 : 454
5
986
1 : 197
3
2007
19
7.280
1 : 383
5
1.034
1 : 207
4
2008
19
7.732
1 : 407
7
1.620
1 : 231
5
2009
20
7.652
1 : 383
7
2.266
1 : 324
No
Tahun
1
Sekolah
Penduduk usia sekolah
Rasio
Dilihat dari tabel, rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah untuk jenjang SD pada tahun 2009 mencapai 1 : 134 orang per penduduk usia sekolah, yang artinya dalam 1 sekolah terdapat rata-rata 134 orang siswa. Rasio ini masih di bawah rasio nasional
yang ditetapkan 180-240 orang/sekolah. Untuk jenjang SMP
46
mencapai 1 : 448 orang, yang artinya dalam 1 sekolah rata-rata terdapat 448 orang siswa. Rasio ini masih tinggi diatas rasio nasional yaitu 240-360 0rang/sekolah, artinya perlu kebijakan dalam peningkatan jumlah sekolah dan penerapan kuota siswa/sekolah agar semua sekolah mendapatkan jumlah siswa yang ideal. Untuk jenjang SMA rasio ketersediaan sekolah pada tahun 2009 mencapai 1 : 383, artinya terdapat rata-rata 383 orang siswa persekolah. Untuk SMK rasionya pada tahun 2009 mencapai rata-rata 324 orang per sekolah. c.
Rasio guru/murid Dalam mewujudkan out put dari pendidikan yang lebih baik maka jumlah guru
memegang peranan penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Rasio antara jumlah murid terhadap jumlah guru akan dapat mencerminkan kelancaran proses belajar mengajar. Semakin kecil rasio jumlah murid terhadap jumlah guru maka akan semakin baik, artinya bila rasionya semakin kecil maka jumlah murid yang diasuh oleh seorang guru akan semakin kecil pula dan demikian sebaliknya. Rasio murid dengan guru di Kabupaten Karangasem selama tahun 2005-2009 untuk tingkat SD semakin meningkat dimana pada tahun 2005 rasio murid dengan guru sebesar 15,37 artinya setiap 15 anak didik diasuh oleh satu orang guru sementara pada tahun 2009 rasio murid dengan guru meningkat menjadi 12,66 dimana 12 anak didik diasuh oleh satu orang guru. Untuk SMP, rasio jumlah murid terhadap jumlah guru 2005-2009 berkisar antara 11,06 pada tahun 2005 dan menurun menjadi 13,53, pada tahun 2009. Untuk SMA, rasio jumlah murid terhadap jumlah guru tahun 2005-2009 berkisar antara 11,23 pada tahun 2005 dan 9,21, pada tahun 2009. Sementara itu, rasio jumlah murid terhadap jumlah guru untuk SMK tahun 2005-2009 berkisar antara 7,62 pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 menjadi 10,54. Secara umum rasio pendidikan baik SD, SMP, SMA dan SMK rasionya masih ideal yaitu di bawah 30. Gambaran jumlah dan rasio murid-guru pada SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2010 dapat dilihat pada tabel 2.30 dan tabel 2.31.
47
Tabel 2.30 Jumlah dan Rasio Murid-Guru pada SD dan SMP di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 SD No
Tahun
Murid
Guru
(orang)
(orang)
SMP Rasio
Murid
Guru
(orang)
(orang)
Rasio
1
2005
46.864
3.049
1 : 15
14.020
1.268
1 : 11
2
2006
47.718
3.141
1 : 15
15.016
1.172
1 : 13
3
2007
49.083
3.322
1 : 15
15.342
1.091
1 : 14
4
2008
49.053
3.587
1 : 14
15.889
1.122
1 : 14
5
2009
49.052
3.874
1 : 13
17.488
1.293
1 : 15
Sumber: Karangasem Dalam Angka, 2005-2009
Tabel 2.31 Jumlah dan Rasio Murid-Guru pada SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 SMA No
Tahun
Murid
Guru
(orang)
(orang)
SMK Rasio
Murid
Guru
(orang)
(orang)
Rasio
1
2005
7.041
627
1 : 11
975
128
1:8
2
2006
7.720
619
1 : 12
986
133
1:7
3
2007
7.280
659
1 : 11
1.034
135
1:7
4
2008
7.732
761
1 : 10
1.620
161
1 : 10
5
2009
7.652
831
1 : 9
2.266
215
1 : 10
Sumber: Karangasem Dalam Angka, 2005-2009
d.
Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Ruang Belajar Di samping ketersediaan guru, fasilitas belajar juga menentukan kualitas proses
belajar mengajar, fasilitas yang mendasar untuk menjamin PBM yang berkualitas adalah ruang belajar (ruang kelas). Ruang belajar dengan kualitas yang baik akan membuat siswa menjadi nyaman dalam mengikuti pelajaran. Hal ini tentunya akan berkorelasi positif dengan kualitas output yang dihasilkan.
48
Ketersediaan Perpustakaan Perpustakaan atau ruang baca merupakan salah satu komponen pendukung dalam proses pembelajaran. Di Kabupaten Karangasem diperoleh gambaran bahwa tidak semua SMP dan SMA memiliki fasilitas perpustakaan/ruang baca. e.
Pendidikan Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal. Di Kabupaten Karangasem jumlah sekolah taman kanak-kanak mencapai 69 sekolah yang terdiri dari 2 sekolah negeri dan sisanya sekolah swasta, dengan rasio siswa per sekolah mencapai rata-rata 46 orang siswa per sekolah. Perkembangan pendidikan anak usia dini juga dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah guru TK yaitu meningkat dari 199 orang pada tahun 2008 menjadi 313 orang pada tahun 2009 dengan rasio guru terhadap murid pada tahun 2009 yaitu 1 : 10 orang siswa artinya setiap satu orang guru mempunyai anak didik 10 orang. Rasio ini lebih baik dari tahun 2008 yang mencapai 13 orang siswa per guru. 2.
Kesehatan Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah perilaku hidup
sehat. Kinerja pemerintah Kabupaten Karangasem dalam pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari ratio ketersedian sarana prasarana kesehatan, ratio tenaga kesehatan, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan pelayanan balita gizi buruk, dan penanganan terhadap beberapa penyakit menular. a.
Sarana prasarana kesehatan Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Karangasem dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat adalah penyediaan sarana prasarana kesehatan yang tersebar di 8 kecamtan. Sampai akhir tahun 2009 telah tersedia 1 Rumah Sakit
49
pemerintah, 12 Puskesmas, 70 Puskesmas Pembantu, 12 puskesmas Keliling, 662 posyandu dan 34 poskesdes. Perkembangan sarana prasarana kesehatan di Kabupaten Karangasem dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel 2.32. Tabel 2.32 Perkembangan sarana prasarana kesehatan Tahun 2005-2009 Sarana Kesehatan
2005 1
Rumah Sakit
2006
2007
2008
2009
1
1
1
1
Posyandu
632
632
661
662
662
Pokesdes
-
-
-
34
34
Puskesmas induk
12
12
12
12
Puskesmas Pembantu
58
59
64
64
70
Puskesmas Keliling
17
18
21
23
12
b.
12
Ratio Tenaga Kesehatan Rasio Dokter Tenaga dokter terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis baik yang
berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Pada tahun 2009, tenaga dokter yang ada berjumlah 105 orang dengan rasio terhadap penduduk sebesar 24 per 100.000, meningkat bila dibandingkan tahun 2008 (21 per 100.000). Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 (40 per 100.000), maka masih ada kekurangan tenaga dokter umum sebanyak 68 orang. Tenaga dokter spesialis yang ada tahun 2009 berjumlah 7 orang yang semuanya berada di Rumah Sakit dengan rasio terhadap penduduk sebesar 1,62 per 100.000. Jumlah ini sama dengan keadaan tahun 2008 tapi dengan rasio yang lebih kecil (1,87) sedangkan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 6 per 100.000, sehingga masih ada kekurangan tenaga dokter spesialis sebanyak 19 orang. Tenaga dokter gigi yang ada tahun 2009 berjumlah 18 orang meliputi 15 orang di Puskesmas dan 3 orang di Rumah Sakit. Rasio dokter gigi terhadap jumlah penduduk adalah 4,16 per 100.000. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 3,96 per
50
100.000, sedangkan target Indonesia Sehat 2010 (11 per 100.000 penduduk), maka masih ada kekurangan tenaga dokter gigi sebanyak 30 orang. Rasio Tenaga Medis Tenaga farmasi terdiri dari apoteker, S1 Farmasi, D-III Farmasi dan asisten apoteker baik yang berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga apoteker yang ada tahun 2009 sebanyak 5 orang sehingga didapat rasio jumlah tenaga apoteker dengan penduduk sebesar 1,16 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun 2008 (0,47 per 100.000 penduduk) maka terjadi peningkatan. Sedangkan target IS 2010 sebesar 10 per 100.000 penduduk, sehingga masih ada kekurangan tenaga apoteker sebanyak 38 orang. Tenaga bidan terdiri dari D3 bidan dan bidan baik yang berada di Puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga bidan tahun 2009
berjumlah 153 orang
sehingga didapat rasio tenaga bidan dengan penduduk sebesar 35,35 per 100.000. Mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan tahun 2008
(31,50 per 100.000
penduduk). Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 (100 per 100.000), maka masih ada kekurangan tenaga Bidan sebanyak 280 orang. Tenaga perawat terdiri dari sarjana keperawatan, D-3 perawat, SPK dan sederajat baik yang berada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga perawat yang ada pada tahun 2009 berjumlah 232 orang, rasio dengan penduduk sebesar 53,61 per 100.000, menurun bila dibandingkan tahun 2008 (54,60 per 100.000 penduduk). Sedangkan target yang ingin dicapai Indonesia Sehat 2010 (117,5 per 100.000), maka masih ada kekurangan tenaga perawat sebanyak 277 orang. Tenaga gizi terdiri dari D1 Gizi, D3 Gizi dan DIV/S1 gizi baik yang berada di Puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga Gizi yang ada pada tahun 2009 berjumlah 27 orang sehingga didapat rasio jumlah tenaga gizi per 100.000 penduduk sebesar 6,24. Meningkat bila dibandingkan tahun 2008 (5,13 per 100.000 penduduk). Sedangkan jumlah tenaga ahli gizi ( DIII gizi) tahun 2009 sebanyak 18 orang dengan rasio sebesar 4,16 per 100.000 penduduk, namun target IS 2010 tentang rasio ahli gizi terhadap penduduk sebesar 22 per 100.000 penduduk, masih ada kekurangan tenaga Gizi sebanyak 68 orang.
51
Tenaga sanitasi terdiri dari D1 Sanitasi dan D3 Sanitasi baik yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Jumlah tenaga sanitasi tahun 2009 sebanyak 44 orang, dengan jenjang pendidikan D3 sebanyak 30 orang dan D1 sebanyak 14 orang. Rasio tenaga sanitasi dengan jumlah penduduk sebesar 10,17 per 100.000. Mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008
(5,83 per 100.000
penduduk) Berdasarkan target IS 2010 sebesar 40 per 100.000 penduduk, masih ada kekurangan tenaga ahli sanitasi sebesar 129 orang. Tenaga Kesehatan Masyarakat terdiri dari S1 Kesehatan Masyarakat dan D3 Kesehatan Masyarakat, yang tersebar di Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat yang ada tahun 2009 sebanyak 26 orang dengan kriteria pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat. Rasio ahli kesehatan masyarakat dengan jumlah penduduk
sebesar
6,01
per
100.000
penduduk.
Mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan tahun 2008 (5,83 per 100.000 penduduk). Target yang ingin dicapai Indonesia Sehat 2010 (40 per 100.000 penduduk) sehingga masih ada kekurangan tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 147 orang. Tenaga teknisi medis terdiri dari analis laboratorium, tenaga elektromedik dan penata rontgen, penata anastesi dan fisioterapis yang berada di Rumah Sakit Umum Amlapura. Tenaga teknisi medis yang ada tahun 2009 sebanyak 28 orang dengan rasio 6,47 per 100.000 penduduk, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 ( 4,43 per 100.000 penduduk). Jumlah tenaga kesehatan dan rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menurut jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Karangasem tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.33.
52
Tabel 2.33 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Tenaga Kesebatan
Jumlah
01. Dokter
Rasio
105
24
02. Dokter spesialis
7
1,62
03. Dokter Gigi
18
4,16
04. Farmasi
5
1,16
05. Bidan
153
35,35
06. Perawat
232
53,61
07. Tenaga Gizi
27
6,24
08. Tenaga Sanitasi
44
10,17
09. Kesehatan Masyarakat
26
6,01
10. Teknis medis
28
6,47
c.
Persalinan dengan Pertolongan Tenaga Kesehatan Berdasarkan data tahun 2005-2009, persentase jumlah persalinan dengan
pertolongan tenaga kesehatan menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2005 persentase persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan mencapai 92,84 % meningkat menjadi 97,94 % di tahun 2009 sebagaimana tertuang dalam tabel 2.34. Tabel 2.34 Banyaknya Persalinan Nakes Tahun 2009 Per Kecamatan Kecamatan
Sasaran
Pencapaian
Persentase (%)
01. Rendang
635
691
108,82
02. Sidemen
677
644
95,13
03. Manggis
890
819
92,02
04. Karangasem
1.652
1.721
104,18
05. Abang
1.276
1.174
92,01
06. Bebandem
769
758
98,57
07. Selat
736
711
96,60
08. Kubu
1.211
1.166
96,28
Jumlah 2009
7.846
7.684
97,94
2008
7.849
7.612
96,98
2007
7.817
7.239
92,61
2006
7.935
7.073
93,37
2005
7.446
6.913
92,84
Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
53
d.
Cakupan Balita Gizi Buruk Berkaitan dengan status gizi, tahun 2010 jumlah balita yang pertumbuhannya
dibawah garis merah (BGM) mencapai 416 balita dari jumlah 32.040 balita (1,78%) dan jumlah balita yang naik berat badannya adalah 17.296 balita dari 32.040 balita (74,15%), sedang Balita dengan gizi buruk sebanyak 2 Balita. Cakupan Balita mendapat Vit. A 2 kali per tahun mencapai 96,33 % (atau 27.362 dari jumlah 28.404 target balita) yang berarti diatas target (90%). Sedangkan cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe sebesar 93,76 % (7.828 orang dari 8.349 bumil yang ada) sudah diatas target 90%. Terjadinya kasus gizi kurang dan buruk disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang belum membaik. Sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan bergizi dan sehat terutama bagi pertumbuhan balita dan kesehatan ibu hamil. e.
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif) Tabel 2.35 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Tahun 2009 per Kecamatan Kecamatan
Sasaran
Pencapaian
Persentase (%)
01. Rendang
644
236
36,65
02. Sidemen
590
381
64,58
03. Manggis
686
250
36,44
04. Karangasem
1.041
216
20,75
05. Abang
1.232
336
27,27
06. Bebandem
664
308
46,39
07. Selat
726
142
19,56
08. Kubu
1.149
135
11,75
Jumlah 2009
6.732
2.004
29,77
2008
7.536
1.787
23,71
2007
7.286
2.761
37,89
2006
7.214
836
11,59
2005
7.092
4.290
60,49
Sumber: Karangasem Dalam Angka 2009
Data BPS Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 menunjukkan bahwa pemberian air susu ibu eksklusif pada bayi umur dibawah 6 bulan (ASI eksklusif) semakin lama semakin berkurang (rendah). Dimana pada tahun 2005, persentase jumlah bayi
54
yang mendapatkan ASI eksklusif mencapai 60,49 %, di tahun 2009 menurun drastis hingga hanya mencapai 29,77 % saja. Gambaran jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2009 per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.35 diatas. f.
Kejadian Beberapa Penyakit Menular Angka AFP tahun 2009 sebesar 4,29 per 100.000 penduduk umur dibawah 15
tahun, tahun 2008 AFP sebesar 3,04 per 100.000 penduduk < 15 tahun. Target AFP nasional (Indonesia Sehat 2010) adalah 0,9 per 100.000 penduduk < 15 tahun, ini berarti AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun di Kabupaten Karangasem berada di atas target nasional yang berarti bahwa kinerja surveilans semakin baik. Angka kesembuhan penderita TBC BTA + tahun 2009 mencapai 74,47 %, menurun dibandingkan tahun 2008 sebesar 75,69 % sedangkan target nasional (Indonesia sehat 2010) sebesar 85 % yang berarti bahwa angka kesembuhan TB BTA + di Kabupaten Karangasem belum mencapai target nasional. Prosentase Balita dengan Pneumonia yang ditangani sebesar 100 % dengan jumlah 830 penderita, tahun 2008 prosentase Balita dengan pneumonia yang ditangani sebesar 1.293 penderita (100 %), sedangkan target nasional adalah 100 % (Indonesia Sehat 2010) yang berarti Kabupaten Karangasem sudah mencapai target nasional. Persentase HIV/AIDS ditangani tahun 2009 sebesar 100 % (22 penderita), tahun 2008 tidak ditemukan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karangasem. Prevalensi HIV (Persentase kasus terhadap penduduk beresiko) tahun 2009 sebesar 0 %. Persentase Infeksi Menular Seksual diobati tahun 2009 sebanyak 100 % dengan jumlah penderita 111 penderita, tahun 2008 Persentase Infeksi Menular Seksual diobati sebesar 100 % (103 penderita). Angka kesakitan DBD tahun 2009 sebesar 42,75 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 185 penderita, meningkat bila dibandingkan tahun 2008 dimana angka kesakitan DBD sebesar 25,20 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 108 penderita, sedangkan target nasional (Indonesia Sehat 2010) adalah 2 per 100.000 penduduk. Ini berarti angka kesakitan DBD di Kabupaten Karangasem masih tinggi, jauh dari target nasional. Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar sebanyak 185 orang dari 185 penderita atau 100 %. Persentase Balita dengan diare yang ditangani pada tahun 2009 sebesar 100 % atau sebesar 3.151 penderita. Angka kesakitan Malaria per
55
1.000 penduduk (API) tahun 2009 sebesar 0,009 dengan jumlah penderita
positif
sebanyak 4 orang, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 0,01 dengan 12 penderita. Target API nasional (Indonesia sehat 2010) sebesar 5 per 1.000 penduduk, ini berarti Kabupaten Karangasem masih berada di bawah target nasional. Persentase penderita malaria yang diobati tahun 2009 sebesar 100 % dengan jumlah penderita sebanyak 4 orang. Persentase penderita kusta selesai berobat (RFT Rate) tahun 2009 81,25 %, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana RTF Rate sebesar 76,19 %. Jumlah penyakit filaria yang ditangani tidak ada karena tahun 2009 di Kabupaten Karangasem tidak ditemukan kasus filariasis. Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) sebanyak 18 yang terdiri dari tetanus 14 kasus dan campak 4 kasus. 3.
Pekerjaan Umum Jalan merupakan urat nadi pembangunan ekonomi yang sangat penting dan
strategis untuk
memperlancar arus barang
dan penumpang.
Dengan semakin
meningkatnya aktivitas pembangunan di Kabupaten Karangasem menuntut adanya prasarana jalan yang memadai. Kondisi kualitas jalan terhadap panjang jalan di Kabupaten
Karangasem
selama
5
tahun
terakhir
(2005-2009)
menunjukkan
perkembangan yang fluktuatif, ratio kondisi jalan dalam keadaan baik terhadap jumlah panjang jalan tahun 2005 sebesar 76,72%, tahun 2006 menurun menjadi 45,93%, tahun 2007 sebesar 74,88%, tahun 2008 menurun menjadi sebesar 63,32% , tahun 2009 sebesar 64,90%, perubahan kondisi kualitas jalan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim, khususnya pada saat musim hujan. Sarana
prasarana
irigasi
pengairan
merupakan
aspek
penting
dalam
pembangunan pedesaan dan ketahanan pangan daerah melalui mekanisme pengelolaan daerah irigasi yang efektif dan efisien.
56
Tabel 2. 36 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan Umum No
Indikator
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
76,72
45,93
74,88
63,22
64,90
1.
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
2.
Rasio jaringan irigasi
1:36,46
3.
Jalan penghubung Kabupaten dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) (km)
597,90
649,48
638,12
653,42
646,29
Jumlah irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (%)
97,34
97,43
97,60
97,65
91,89
4.
1:36,42
1:30,98
1:30,76
1:33,14
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem, 2010
4.
Perumahan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perumahan di Kabupaten
Karangasem selama periode 2005-2009 dapat dilihat dari persentase jumlah rumah tangga yang telah menggunakan air bersih terhadap jumlah seluruh rumah tangga. Pada tahun 2005 persentase jumlah rumah tangga yang telah menggunakan air bersih sebesar 67,97 % meningkat menjadi 76,9 % pada tahun 2009. Begitu juga persentase jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik terhadap jumlah rumah tangga sebesar 88% pada tahun 2005 meningkat menjadi 97,93% pada tahun 2009. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, program yang dilaksanakan dalam upaya menunjang pengembangan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman adalah peningkatan lingkungan sehat perumahan dan peningkatan pemberdayaan sehat perumahan dengan fokus kegiatan pada perbaikan lingkungan pemukiman dan penanggulangan kemiskinan perkotaan. 5.
Penataan Ruang Kinerja pembangunan pelayanan urusan penataan ruang tahun 2005-2009 dilihat
dari jumlah bangunan ber-IMB pada tahun 2006 sebesar 91,2 % menjadi 93,8 % pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat mematuhi regulasi pendirian bangunan dan semakin membaiknya pelayanan yang diberikan pemerintah daerah. Ratio luas ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah ber Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan atau Hak Guna Bangun pada Tahun 2010 mencapai sebesar 60,54% . Namun demikian upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
57
kepatuhan terhadap regulasi tata ruang dan bangunan perlu diimbangi dengan pelayanan perijinan yang lebih baik.
6.
Perencanaan Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan
daerah tahun 2005-2009 adalah tersusunnya RPJPD pada tahun 2006 yang menjadi dokumen pembangunan jangka panjang daerah 2006-2025 dan telah tetapkan dengan Peraturan
Daerah
Nomor
7
Tahun
2006
dan
tersedianya
dokumen
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2006-2010 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Disamping itu juga tersusunnya dokumen perencanaan jangka pendek yang berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (tahunan) atau yang disingkat RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Tantangan ke depan adalah menjaga konsistensi
dan
kesinambungan
perencanaan
dengan
implementasinya.
Berikut
gambaran kinerja perencanaan pembangunan daerah selama 5 tahun (2005-2010) sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 2.37 Tabel Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan No 1.
2.
3.
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Ada/ tidak
Draf
Ada
Ada
Ada
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada/ tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada/ tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Indikator
Sumber : Bappeda Kabupaten Karangasem, 2010
7.
Perhubungan Selama periode 2005-2009 kinerja pembangunan pelayanan pada urusan
perhubungan di Kabupaten Karangasem dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum selama 5 tahun yang mengalami perkembangan yang fluktuatif yaitu 9.050
58
penumpang tahun 2005 menurun menjadi 6.449 penumpang pada tahun 2006, 6.029 pada tahun 2007, mulai meningkat pada tahun 2008 menjadi 8.801 dan tahun 2009 menjadi 9.736 penumpang. Penurunan jumlah penumpang lebih disebabkan adanya pergeseran penggunaan moda angkutan umum ke angkutan pribadi . Persentase jumlah angkutan darat dibanding jumlah penumpang angkutan darat mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 34,11% menjadi 35,60% pada tahun 2009. Jumlah terminal bus tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 1 buah, tetapi pelabuhan laut jumlahnya bertambah dari tahun 2008 menjadi 3 buah. Tantangan kedepan adalah bagaimana menyediakan pelayanan angkutan masal yang murah, nyaman, aman dan tepat waktu agar kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya angkutan pribadi tidak terjadi.
Tabel 2.38 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan Indikator
No 1.
Jumlah arus penumpang angkutan umum (bh)
2.
Rasio ijin trayek (bh/org)
3.
Jumlah uji kir angkutan umum (bh)
4.
Jumlah Pelabuhan Laut/ Terminal Bis (bh)
5.
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
9.050
6.449
6.029
8.801
9.736
990
2.291
2.077
2.079
2.201
2.395
2.504
1/1
1/1
1/1
3/1
3/1
Jumlah angkutan darat (bh)
3.087
3.123
3.414
3.455
3.463
6.
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
27,66
29,80
29,00
31,00
32,49
7.
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) (Menit)
30
30
30
30
30
8.
Persen pengujian kelayakan angkutan umum (%)
90
90
90
90
90
Sumber : Data Olahan Dinas Perhubungan Kab. Karangasem
8.
Lingkungan Hidup Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan lingkungan hidup di Kabupaten
Karangasem
selama
periode
2005-2009
diukur
dari
meningkatnya
persentase
59
penanganan sampah tahun 2005 sebesar 60% menjadi 85% pada tahun 2009. Persentase pelayanan sampah tahun terakhir mencapai 74% dengan volume sampah yang mampu ditangani setiap hari sebesar 120 M3 dari 161,39 M3 sampah. Semakin besarnya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat menuntut peran serta masyarakat untuk dapat memusnahkan sampah dengan cara yang ramah lingkungan demi memperpanjang usia TPA. Berikut gambaran perkembangan pelayanan bidang lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.39 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Lingkungan Hidup No
Indikator
1.
Persentase penanganan sampah (%)
2.
Jumlah perusahaan yang termonitor dan tertangani limbahnya (bh)
3.
Tempat pembuangan sampah (TPS) (buah)
4.
Jumlah kasus keluhan pencemaran lingkungan yang ditangani/ditindaklanjuti
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
60
65
70
75
85
20
20
20
20
128
352
482
540
3
3
126
Sumber: Data Olahan Badan Lingkungan Hidup
9.
Pertanahan Pembangunan pada pelayanan urusan pertanahan di Kabupaten Karangasem
dilaksanakan melalui program penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang dilaksanakan melalui kegiatan pensertifikatan tanah. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam pensentifikatan tanah dilaksanakan melalui program prona dan sertifikat tanah-tanah wakaf serta tanah milik pemerintah. Kinerja pelaksanaan pembangunan urusan pertanahan di Kabupaten Karangasem dapat dilihat dari jumlah tanah yang bersertifikat pada tahun 2008 sebanyak 75.412
buah, tahun
2009 hak milik 1.898 sertifikat, hak guna bangunan 263 sertifikat dan hak guna pakai 52 sertifikat. Tanah aset pemerintah daerah pada tahun 2008 sebanyak 2.144.674 m 2 sementara tahun 2009 tidak ada tanah pemerintah daerah yang disertifikatkan.
60
10.
Kependudukan dan Catatan Sipil Peningkatan kinerja kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Karangasem
lebih dipengaruhi oleh kesadaran penduduk yang disebabkan makin mudahnya pelayanan administrasi kependudukan dan terlaksananya kebijakan kependudukan yang serasi antara kebijakan kependudukan nasional dengan kebijakan kependudukan di daerah. Pada tahun 2009 persentase kepemilikan KTP mencapai 90% dari 308.421 jumlah penduduk yang wajib KTP, kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk mencapai 87%. 11.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Peningkatan kinerja pembangunan pada urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak di Kabupaten Karangasem
pada tahun 2009 dilaksanakan melalui
program peningkatan pemberdayaan perempuan dan anak melalui gerakan sayang ibu dan bayi baru lahir (GSI-B) yang bertujuan menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir, melaksanakan pengarusutamaan gender dan kesetaraan gender dengan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan lansia, melaksanakan kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan memberdayakan P2TP2A sebagai pelaksana konseling penanganan kesehatan bagi para korban tindak kekerasan KDRT maupun kekerasan seksual. Pada tahun 2009 banyak kasus yang dapat ditangani oleh P2TP2A seperti kasus KDRT sebanyak 40 kasus, pelecehan seksual sebanyak 19 kasus dan kasus anak berhadapan dengan hukum sebanyak 13 kasus. Kedepannya pemberdayaan lembaga P2TP2A akan lebih ditingkatkan mengingat pentingnya kesadaran masyarakat akan hukum khususnya perlindungan terhadap perempuan dan anak. 12.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera di Kabupaten Karangasem dapat dilihat dari persentase jumlah peserta KB yang meningkat dari 81,26% pada tahun 2008 menjadi 82,46% pada tahun 2009 dengan jumlah klinik KB tetap sebanyak 71 klinik. Penggunaan alat kontrasepsi efektif pada tahun 2008 berjumlah 57.069 meningkat menjadi 62.582 pada tahun 2009. Pelaksanaan pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kabupaten Karangasem diarahkan pada upaya strategis untuk mengendalikan kelahiran penduduk, peningkatan
61
kualitas keluarga, pengenalan kesehatan reproduksi, kesetaraan gender serta pelayanan KB kontrasepsi bagi keluarga miskin. 13.
Sosial Kebijakan pembangunan pelayanan sosial di Kabupaten Karangasem pada tahun
2009 diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan sosial dasar
serta
menurunkan
jumlah
masyarakat
yang
mengalami
masalah
sosial.
Permasalahan PMKS yang terus berkembang diantaranya disebabkan oleh persoalan tuntutan kehidupan yang semakin berat, disamping persoalan kemiskinan. Oleh karena itu penanganan persoalan sosial terus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi melalui program pemberdayaan fakir miskin dan KAT, PMKS, pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, pembinaan anak terlantar, pembinaan eks penyandang penyakit sosial dan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. 14.
Ketenagakerjaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketenagakerjaan selama periode
2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.40 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketenagakerjaan No 1.
2.
3.
Indikator Angka partisipasi angkatan kerja (orang) Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Tingkat pengangguran terbuka (%)
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
237.621
202.837
227.881
242.347
236.309
60
48,86
81,13
85,81
83,12
5,67
5,26
2,69
2,76
2,76
Sumber : Data Olahan Disnakertrans Kabupaten Karangasem, 2010
Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Karangasem dari tahun 2005 sebesar 395.418 jiwa menjadi 432.791 jiwa pada tahun 2009 tidak diikuti oleh angka partisipasi angkatan kerja. Pada tahun 2005 jumlah angka partisipasi angkatan kerja sebesar 60,09 % menurun menjadi 54,60 % pada tahun 2009. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami perkembangan yang fluktuatif walaupun pada akhirnya mengalami peningkatan dari 60 % pada tahun 2005 menjadi 83,12 % pada tahun 2009.
62
Capaian kinerja pelayanan umum bidang ketenaga kerjaan juga dapat dilihat dari tingkat pengangguran terbuka, dimana pada lima tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik dari 5,67 % pada tahun 2005 menjadi 2,76 % pada tahun 2009. Kedepan, upaya
fasilitasi
penciptaan
lapangan
kerja
melalui
pelatihan
ketrampilan
dan
kewirausahaan terus ditingkatkan.
15.
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan koperasi, usaha kecil dan
menengah
selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana
tabel berikut : Tabel 2. 41 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah No 1. 2.
Indikator Persentase koperasi aktif Usaha Mikro dan Kecil
2005 88 %
2006 90 %
Tahun 2007 88 %
2008 90 %
2009 89 %
0,76 %
0,6 %
0,52 %
33,3%
95,07 %
Sumber : Data Olahan Dinas Koperasi & UKM Kab. Karangasem, 2010
Prosentase koperasi aktif di Kabupaten Karangasem mengalami perkembangan yang fluktuatif, begitu pula persentase jumlah usaha mikro dan kecil. Koperasi yang ada di Kabupaten Karangasem adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan Non KUD. Selama periode 2005-2009 jumlah KUD tidak berubah yaitu sebanyak 10 unit dan tersebar di kecamatan. Jumlah anggota KUD cenderung berkurang dari 39.222 orang di tahun 2005 menjadi 36.502 orang pada tahun 2009. Ini berarti masing-masing KUD mempunyai anggota lebih dari 4.000 orang. Program perkoperasian di Kabupaten Karangasem cukup berhasil, namun ada beberapa indikator pendukung yang menurun, hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah koperasi yang mengalami peningkatan 37 unit atau 23,87 %, dengan aset yang dimiliki meningkat 61.295 juta rupiah. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi, karena semakin dirasakan meningkatnya pelayanan koperasi dan manfaat koperasi dalam mendukung perekonomian masyarakat yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya modal koperasi sebesar 6.117 juta rupiah atau 11,15 %, volume
63
usaha meningkat 14.905 juta rupiah atau 27,83 % dan Sisa Hasil Usaha (SHU) menurun sebesar 253 juta rupiah (14,62 %).
16.
Penanaman Modal Pelaku dunia usaha yang berinvestasi di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009
sebanyak 54 insvestor yang semuanya bergerak di bidang pariwisata dan tersebar di 8 kecamatan. Prosentase realisasi investasi di Kabupaten Karangasem dalam kurun waktu 9 tahun ke belakang masih sangat kecil dimana realisasinya mencapai US $ 13.476.625 atau 25,32% dari rencana investasi sebesar US $ 53.229.875, dengan penyerapan tenaga kerja 625 orang dari rencana kebutuhan tenaga kerja sebanyak 2.020 orang. Ke depan untuk menarik minat insvestor menanamkan modalnya di Kabupaten Karangasem khususnya di bidang pariwisata yang masih sangat diminati insvestor asing, maka pemerintah daerah perlu berbenah diri dalam penataan obyek-obyek wisata serta penyediaan sarana prasarana pariwisata dengan tidak melupakan faktor keamanan wilayah sebagai pertimbangan utama insvestor menanamkan modalnya disamping kemudahan pengurusan perijinan. 17.
Kebudayaan Kinerja pelayanan umum bidang kebudayaan dapat dilihat dari rutinnya
penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) setiap tahunnya yang merupakan ajang pesta kesenian rakyat sebagai wadah apresiasi seni dan budaya yang berakar di masyarakat. Disamping itu sebagai upaya pemerintah Kabupaten Karangasem dalam memberdayakan kebudayaan daerah, lembaga-lembaga tradisional dan lembaga adat, secara rutin telah dilaksanakan kegiatan seperti pembinaan desa pakraman, pembinaan sekaa teruna , pembinaan bahasa dan aksara Bali, penelitian sejarah dan purbakala serta penelitian lontar dan lomba subak. Diharapkan dengan upaya pemerintah tersebut maka kebudayaan daerah akan tetap lestari dan berakar kuat dimasyarakat dalam menghadapi pengaruh globalisasi. 18.
Pemuda dan Olahraga Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pemuda dan olahraga selama
periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :
64
Tabel 2.42 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemuda dan Olahraga No
Indikator
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
1.
Jumlah organisasi pemuda
7
7
13
13
13
2.
Jumlah kegiatan kepemudaan
1
1
1
1
1
Dari tabel tersebut diatas, menggambarkan penyelenggaraan
pembangunan
pemuda dan olahraga selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Dilihat dari jumlah organisasi pemuda dan jumlah kegiatan kepemudaan yang mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2009. Jumlah organisasi pemuda dari 7 di tahun 2005 menjadi 13 di tahun 2009. Untuk jumlah kegiatan kepemudaan tetap tidak mengalami peningkatan. Permasalahan kedepan berkaitan dengan pelayanan olah raga dan kepemudaan adalah upaya pembinaan dini terhadap pemuda melalui pendekatan institusional baik melalui institusi pendidikan, sekolah maupun institusi kepemudaan seperti KNPI dan Karang Taruna. Sedangkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana olah raga dengan standar nasional saat ini masih terbatas dan belum terkelola dengan baik. Oleh karena itu upaya yang dilakukan yaitu dengan perbaikan dan peningkatan sarana yang ada serta pembangunan pusat olah raga (Sport center) yang baru.
19.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tabel 2.43 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No 1.
Indikator Jumlah tenaga pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan di desa/kelurahan
2.
Jumlah bangunan pos jaga/ronda di desa/kel
3.
Pengamanan wilayah pantai (%)
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
3.399
3.399
3.399
3.399
3.399
85
85
85
85
85
100
100
100
100
100
Sumber : data diolah dari Badan Kesbangpolinmas, 2010
65
Dari tabel terlihat bahwa kinerja pelayanan umum bidang Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri tidak mengalami perkembangan. Jumlah tenaga pengendali keamanan di desa/kelurahan tetap, jika dibandingkan dengan meningkatnya jumlah penduduk maka rasio tenaga pengendali keamanan per satuan penduduk mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jumlah pos jaga/ronda juga tidak mengalami perubahan atau tetap. Prosentase kegiatan pengamanan pantai mencapai 100% setiap tahunnya mengingat Kabupaten Karangasem mempunyai luas pantai sepanjang 87 Km yang terbentang dari Kecamatan Manggis, Abang, sampai dengan Kecamatan Kubu. Jalur pantai
tersebut
saangat
rawan
terhadap
pencurian
ikan,
penyelundupan
dan
pengeboman ikan. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban pesisir pantai maka diberikan pembinaan keamanan dan ketertiban. 20.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
di
Kabupaten Karangasem dilaksanakan melalui strategi penguatan otonomi daerah yang meliputi bidang kelembagaan, personil, aspek keuangan, perwakilan dan manajemen. Dalam bidang kelembagaan dilaksanakan melalui prinsip optimalisasi sumber daya yang terbatas dengan didukung kualitas personil dan penguatan aspek keuangan
melalui
terobosan terhadap sumber-sumber keuangan daerah yang ada. 21.
Ketahanan Pangan Selama kurun waktu lima tahun terakhir, pemerintah Kabupaten Karangasem
telah memiliki regulasi ketahanan pangan dalam kebijakan penyediaan pangan daerah. Ketersediaan pangan utama daerah mengalami perkembangan yang fluktuatif, tapi secara keseluruhan menggambarkan peningkatan dari 180,66 % pada tahun 2005 menjadi 202,48 % pada tahun 2009. Walaupun dilihat dari ketersediaan pangan utama menunjukan peningkatan yang positif, namun antisipasi kedepan diperlukan upaya serius untuk membudayakan penganekaragamana makanan sebagai upaya subtitusi dari pangan utama.
66
22.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pembangunan pada pelayanan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa
di
Kabupaten Karangasem masih mengalami permasalahan dan tantangan yang cukup berat dengan terbatasnya infrastruktur di pedesaan, banyaknya rumah tangga miskin, tingkat pendidikan yang masih rendah, serta terbatasnya kemampuan aparat desa dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif. Untuk mengatasi masalah tersebut, kebijakan pelaksanaan pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009 dilaksanakan melalui kebijakan pemberdayaan masyarakat perdesaan, pengembangan lembaga ekonomi perdesaan, peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa/kelurahan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa serta peranan perempuan di perdesaan. Kebijakan tersebut dilaksanakan diantaranya melalui pembinaan lembaga permasyarakatan desa, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, pembinaan pengembangan teknologi tepat guna, pembinaan lembaga ekonomi desa, pengembangan kecamatan, penilaian lomba desa, pembinaan
dana
pembangunan
desa/kelurahan,
TMMD,
inventarisasi
swadaya
masyarakat, penyusunan data base RTM dan penyusunan strategi program kemiskinan, pembinaan P2WKSS dan BKB. 23.
Statistik Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan statistik selama periode 2005-2009
pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.44 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik No 1.
Indikator Buku ”kabupaten dalam angka” Ada/Tidak
2.
Buku ”PDRB kabupaten” Ada/Tidak
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
ada
ada
ada
ada
Ada
ada
ada
ada
ada
Ada
Sumber : BPS kab. Karangasem, 2010
Dari tabel urusan statistik diatas menggambarkan bahwa dokumen-dokumen yang tersedia dari tahun ke tahun tetap ada. Namun demikian, diperlukan tambahan
67
kelengkapan data dan informasi terutama untuk data-data yang bersifat khusus dan olahan. 24.
Kearsipan Dalam upaya mewujudkan tata laksana dan penyimpanan dokumen kebijakan
administrasi
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
di
Kabupaten
Karangasem diarahkan pada peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, peningkatan kualitas pelayanan informasi serta perbaikan sistem kearsipan melalui kegiatan bimbingan teknis kearsipan, pemantauan dan pembinaan kearsipan. 25.
Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan komunikasi dan informatika di
Kabupaten Karangasem diarahkan bersinergi dengan pengembangan teknologi berbasis elektronik yang tidak lepas dari penggunaan media-media atau lembaga seni tradisional. Dalam tahun 2009 kinerja pelayanan bidang komunikasi dan informatika dapat dilihat dari pengembangan sistem informasi berupa 1 unit domain web, dibentuknya lembaga kemitraan komunikasi dan informasi seperti Bakohumas, KIM dan kelompok seniman tradisional, serta penyusunan perencanaan pengembangan teknologi informasi di 8 kecamatan. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang terlatih, untuk itu dilaksanakan pelatihan SDM yang berkesinambungan. Penyebarluasan informasi juga dilaksanakan melalui kerjasama informasi dengan mas media yang dilaksanakan melalui pertunjukan seni tradisional, sarasehan, koling, pencetakan leaflet dan penerbitan majalah sinar agung. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pembangunan di bidang komunikasi dan informatika masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti ketebatasan anggaran, SDM dan pemanfaatan jaringan komunikasi yang belum optimal. Ke depannya, pembangunan bidang komunikasi dan informasi daerah akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah. 26.
Perpustakaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perpustakaan selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
68
Tabel 2.45 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan No 1. 2. 3.
Tahun
Indikator Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang) Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (buah)
2005
2006
2007
2008
2009
131
147
150
152
156
25.673
33.354
36.382
7.758
10.390
7.611
7.269 2.539
19.923 12.810
Sumber : Data Olahan Kantor Perpustakaan & Arsip Kota Semarang, 2010
Jumlah perpustakaan di Kabupaten Karangasem meningkat dari 131 buah pada tahun 2005 menjadi 156 buah perpustakaan pada tahun 2009. Jumlah pengunjung di perpustakaan meningkat dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya baca.
Namun demikian
peningkatan tersebut belum mampu diimbangi oleh layanan penyediaan buku. Kedepan Perpustakaan akan dikembangkan dengan penerapan teknologi informasi sesuai tuntutan masyarakat. 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan 1.
Pertanian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.46 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian No
1.
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
2.
Kontribusi sektor pertanian (bahan makanan) terhadap PDRB
3.
Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB
4.
Tahun
Indikator
Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB
2005
2006
2007
2008
2009
31,49 % 32,82%
30,80 % 32,29%
29,60% 31,39 %
28,96 % 30,91%
Hb: 21,28% Hk: 23,31%
20,34 % 22,90 %
19,73 % 22,24 %
18,50 % 21,27 %
18,06 %
Hb: 0,08% Hk: 2,09%
0,07 % 2,06 %
0,07 % 2,04 %
0,07 % 1,94 %
0,07 %
100%
100%
100%
100%
100%
Hb: Hk:
32,47% 33,15%
20,68 % 1,87 %
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kab. Karangasem, 2009
69
Sektor pertanian memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Karangasem. Sektor pertanian merupakan penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karangasem selama kurun waktu 2005-2009. Namun demikian dilihat dari perkembangannya, sektor pertanian cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan produktivitas tanaman bahan makanan yang naik turun secara alami sebagai akibat dari alih fungsi lahan, curah hujan dan kurangnya infrastruktur pendukung. 2.
Kehutanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.47 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kehutanan No
Indikator
1.
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (ha)
2.
Kerusakan Kawasan Hutan (ha)
3.
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
2005
2006
1.960
210
-
Tahun 2007
2008
2009
2.455
280
600
-
-
-
19 ha
Hb: 0.0045 %
0.0045 %
0.0047 %
0.0047 %
0.0047 %
Hk: 0.0047 %
0.0048 %
0.0049 %
0.005 %
0.005 %
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kab. Karangasem 2009
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB masih relatif kecil. Namun demikian upaya untuk melakukan konservasi dan rehabilitasi hutan terus dilakukan. Pembangunan sumber daya hutan ke depan difokuskan pada manfaat hutan dalam mempertahankan keseimbangan
siklus
hidrologi.
Karena
itu,
selain
harus
menerapkan
konsep
pembangunan hutan yang berkelanjutan maka upaya rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis serta perlindungan dan konservasi sumber daya hutan pada DAS menjadi prioritas. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya dukung dan fungsi DAS dalam rangka menjamin ketersediaan air. 3.
Energi dan Sumber Daya Mineral Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumberdaya mineral
selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.
70
Tabel 2.48 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral No
1.
Tahun
Indikator
2005
Kontribusi sektor pertambangan dan galian thd PDRB
HB: 2.09 % HK: 1,53 %
2006
2007
2008
2009
2,27 %
2,38 %
2,46 %
2,64 %
1,56 %
1,56 %
1,58 %
1,66 %
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kab. Karangasem, 2009
Kontribusi sektor pertambangan dan Galian terhadap PDRB dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mengalami Peningkatan. Kondisi ini terjadi dikarenakan kegiatan pertambangan khususnya bahan tambang galian C memang sedang marak-maraknya, namun demikian perkembangan aktivitas pertambangan dan galian di Kabupaten Karangasem tetap mengedepankan fungsi tata ruang dengan memperhatikan kelestarian dan keseimbangan alam. 4.
Pariwisata Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata selama periode 2005-
2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.49 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata No
Indikator
1.
Kunjungan wisata
2.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
1.141.323
1.255.005
1.457.554
1.465.105
1.633.042
0.18 %
0.18%
0.18 %
0.18 %
0.18 %
Sumber : Produk Dosmetik Regional Bruto, BPS Kab. Karangasem, 2009
Kunjungan wisatawan terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2005 jumlah wisatawan mencapai 1.141.323 orang, meningkat menjadi 1.633.042 wisatawan pada tahun 2009. Keadaan ini tercipta dengan semakin kondusifnya keamanan wilayah Kabupaten Karangasem dan Bali pada umumnya, yang didukung dengan semakin banyaknya event kegiatan pariwisata maupun kegiatan bisnis. Disamping itu pemerintah semakin gencar melakukan promosi-promosi pariwisata baik di dalam maupun di luar
71
negeri. Pemeliharaan situs-situs bersejarah dan peningkatan kualitas sarana prasarana, obyek maupun destinasi wisata yang menarik dan terintegrasi terus dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Karangasem.
5.
Kelautan dan Perikanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kelautan dan perikanan selama
periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2. 50 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan No 1. 2. 3.
Tahun
Indikator 2005
2006
2007
2008
2009
Produksi perikanan
90,83 %
98,28 %
70,76 %
87,90 %
96,26%
Konsumsi ikan
21,99 %
21,87 %
29,25 %
33,06%
34,12%
Cakupan bina kelompok nelayan
83,33 %
92,31 %
100 %
83,87 %
88,57 %
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikananan Kab. Karangasem
Selama lima tahun terakhir, produktivitas perikanan di Kabupaten Karangasem menunjukan hasil yang positif, walaupun ada masa-masa dimana terjadi penurunan produksi. Capaian kinerja pelayanan bidang perikanan kelautan tidak lepas dari upaya Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem dalam membina kelompok-kelompok nelayan yang ada. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga kelestarian sumber daya hayati perikanan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran nelayan tanpa merusak lingkungan termasuk di dalamnya adalah upaya antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi. 6.
Perdagangan Meningkatnya eksport perdagangan tidak lepas dari kinerja pelayanan urusan
perdagangan. Hasil tersebut tampak dari besarnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dimana sektor perdagangan memberikan kontribusi terbesar ketiga terhadap PDRB Kabupaten Karangasem. Perkembangan sektor perdagangan mengalami sedikit penurunan dari tahun 2005 – 2009, namun demikian selama kurun waktu tersebut beberapa produk daerah seperti kerajinan ate, tenun dan pandan sudah bisa menembus
72
pasar ekspor. Hal ini tidak terlepas dari pelayanan dukungan promosi maupun peningkatan kualitas produk unggulan yang terus dilakukan pemerintah Kabupaten Karangasem seiring dengan persaingan global yang makin tajam. 7.
Perindustrian Sektor industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi cukup terhadap
PDRB. Oleh karena itu layanan pengembangan industri harus tetap dilaksanakan dengan tetap mengedepankan tumbuhnya iklim investasi yang kondusif dengan memperbesar cakupan industri kecil menengah serta ramah lingkungan. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Karangasem selama lima tahun terakhir mengalami sedikit penurunan yaitu berdasarkan harga konstan dari 7,14 % pada tahun 2005 menjadi 6,79 % pada tahun 2009, berdasarkan harga berlaku 7,23 % pada tahun 2005 menjadi 6,90 pada tahun 2009. Kondisi ini disebabkan karena kegiatan sektor industri di Kabupaten Karangasem masih berkisar pada industri kecil dan menengah. 8.
Transmigrasi Sejalan dengan berkembangnya semangat otonomi daerah, minat masyarakat
untuk mengikuti transmigrasi relatif kecil tetapi pemerintah tetap melakukan dorongan dan motivasi kepada masyarakat. 2.4
Aspek Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan daerah untuk menghasilkan barang dan jasa
untuk keperluan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Aspek daya saing dapat dilihat dari
kemampuan
ekonomi
daerah,
fasilitasi
wilayah/infrastruktur,
fasilitas
iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia.
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah tidak hanya dilihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi pendapatan yang adil dan merata, karena tidak akan memberikan dampak yang besar terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat manakala hanya dinikmati oleh sebagian
73
masyarakat. Kemampuan ekonomi daerah juga dapat dilihat dari produktivitas masingmasing sektor PDRB seperti disajikan pada tabel 2.51.
Tabel 2.51 Distribusi Persentase PDRB kabupaten Karangasem Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2005 - 2009 Uraian
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
Produktivitas Daerah Tiap Sektor 1
Pertanian
32,47
31,49
30,8
29,6
28,96
2
Pertambangan dan Penggalian
2,09
2,27
2,38
2,46
2,64
3
Industri pengolahan
7,14
6,96
6,95
6,82
6,79
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,73
0,89
0,99
1,09
1,13
5
Bangunan
3,59
4,03
4,38
4,76
4,75
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
17,63
17,78
17,42
17,33
17,42
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8,11
8,16
8,18
8,78
9,2
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
4,56
5,15
5,78
6,46
6,46
9
Jasa-Jasa
23,68
23,28
23,11
22,71
22,64
Dari tabel diatas kontribusi sektor usaha terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karangasem
Tahun 2005-2009 adalah sektor pertanian. Pada tahun 2005 kontribusi
sektor pertanian mencapai 32,47% dan mengalami penurunan menjadi 28,96% pada tahun 2009. Kecenderungan penurunan ini disebabkan oleh produktivitas tanaman bahan makanan yang naik turun secara alami, alih fungsi lahan, curah hujan dan kurangnya infrastruktur pendukung. Sektor jasa memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB yaitu 22,64% pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan dari 23,68% pada tahun 2005. Kondisi ini disebabkan oleh perkembangan produktivitas beberapa sub sektor jasa swasta seperti jasa hiburan dan sosial kemasyarakatan yang mengalami penurunan. Walaupun secara total trend sektor jasa mengalami penurunan tetapi pada sub sektor pariwisata mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan penyediaan
74
makanan dan minuman pada restoran dan rumah makan sebagai implikasi dari semakin meningkatnya jumlah tamu yang berkunjung ke obyek wisata. Peringkat ketiga yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB adalah dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang memberikan kontribusi 17,42% pada tahun 2009, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan, keuangan, persewaan & jasa perusahaan, bangunan, pertambangan dan galian serta listrik, gas dan air bersih. Sektor angkutan dan komunikasi dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan mengikuti perkembangan sektor lain. Sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan
perkembangannya
relatif
stabil.
Sektor
industri
dan
pengolahan
perkembangannya relatif lambat disebabkan sektor ini hanya berbasis pada industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri besar dan berat tidak dikembangkan mengingat terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Dengan melihat perkembangan masing-masing sektor dalam lima tahun terakhir dan untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah, maka sektor – sektor yang akan dikembangkan kedepannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu sektor ekonomi kerakyatan, sektor pertanian, koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, industri kecil dan industri menengah lainnya.
2.4.2 Fokus Fasilitasi Wilayah/Infrastruktur Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan mobilitas manusia dan barang antar daerah dan antara kabupaten/kota, yang meliputi fasilitas transportasi (jalan, jembatan,pelabuhan), fasilitas kelistrikan, fasilitas komunikasi, fasilitas pendidikan, dan fasilitas air bersih. Tersedianya infrastruktur yang memadai merupakan nilai tambah bagi pembangunan daerah. a.
Aksesbilitas Daerah Dalam tahun terakhir ruas jalan di Kabupaten Karangasem totalnya sepanjang
940,521 km, sebagaian besar jalan yang ada permukaannya sudah dilapisi aspal. Panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten menurut kondisi jalan sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2.52.
75
Tabel 2.52 Panjang Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Karangasem Tahun 2010 Panjang Jalan (km)
Kondisi
Kabupaten
Jumlah
Provinsi
Negara
653,415
154,330
77,600
885,345
02. Tidak dirinci
0
0
0
0
03. Tanah
0
0
0
0
04. Kerikil
0
0
0
0
01. Baik
370,355
92,020
41,421
503,796
02. Sedang
126,945
45,120
15,880
187,945
03. Rusak
142,980
33,080
5,500
181,560
l. Jenis Permukaan 01. Diaspal
ll. Kondisi Jalan
04. Rusak Berat
67,220
67,220
Jumlah 2010
707,500
170,220
62,801
940,521
2009
653,415
154,330
77,600
885,345
2008
648,090
148,800
77,600
868,490
2007
649,480
142,800
77,600
869,880 858,510 817,675
2006
638,730
142,180
77,600
2005
579,895
142,180
77,600
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
Insfrastruktur yang lain adalah jembatan yang jumlahnya 68 buah (16 jembatan provinsi dan 52 buah jembatan kabupaten) dan pelabuhan laut Padangbai. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan pulau Bali dengan pulau Lombok dan Nusa Ppenida. Berdasarkan fungsi jalan maka di Kabupaten Karangasem memiliki ruas jalan arteri, kolektor dan lokal. Adapun rincian ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut : Ruas Arteri a)
Ruas arteri primer :
bagian
dari jalan Gilimanuk-Padangbai (ruas Klungkung-
Antiga, Antiga-Padangbai) Antiga-Amlapura, dan Amlapura-Kubutambahan.
76
b)
Ruas arteri sekunder : jalan lingkar dalam kota (Inner Ring Road) : PertimaBungaya- Padangkerta-Tumbu-Ujung-Pertima, jalan lingkar luar kota (Outer Ring Road) : Bugbug- Bungaya-Ababi-Pidpid-Culik-Tulamben.
Ruas Kolektor a)
Kolektor primer : Amlapura-Selat-Rendang-Semarapura.
b)
Kolektor sekunder : Muncan-Sangkan Gunung-Sidemen, Pesangkan-pertigaan Padangbai, pertigaan Manggis-Putung-Pesangkan, Bebandem-Budakeling-Ababi, Amlapura- Seraya-Culik.
Jalan Lokal Lokal primer seluruh jalan yang menghubungkan pusat desa dengan pusat Kota Amlapura dan pusat desa dengan pusat kecamatan. Dengan kondisi topografi daerah Kabupaten Karangasem yang banyak terdapat aliran sungai, maka agar prasarana jalan menjadi satu kesatuan sistem jaringan, prasarana jalan tersebut memerlukan adanya bangunan penghubung berupa jembatan. Jumlah seluruh jembatan sampai dengan tahun 2009 sebanyak 68 buah, dengan panjang bentang jembatan 929,52 meter. Untuk moda angkutan umum di Kabupaten Karangasem terdiri dari angkutan umum (AKDP dan Angdes). Trayek yang dimiliki sebanyak 18 trayek angkutan umum yang berbasiskan pada terminal yaitu terdiri dari 14 trayek angdes yang berbasis pada terminal Amlapura dan 4 trayek AKDP yang berbasiskan pada terminal Subagan. Angkutan Darat Seiring dengan perkembangan insfrastruktur yang ada, perkembangan angkutan darat di Kabupaten Karangasem mengalami peningkatan yang signifikan. Terbukti dari lonjakan jumlah kendaraan angkutan bermotor dan tidak bermotor dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.53.
77
Tabel 2.53 Jenis dan Banyaknya Angkutan Darat Bermotor dan Tidak Bermotor di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Jenis Angkutan
Banyaknya Angkutan (buah) Dinas
Umum
Bukan Umum
Jumlah
01. Bus
0
4
0
4
02. Mikro Bus
3
110
24
137
138
645
2.218
3.001
04. Truck
16
807
318
1.141
05. Pick Up
22
13
1.919
1.945
06. Sedan
2
0
250
252
07. Jeep
3
1
435
439
08. Sepeda Motor
690
0
61.857
62.547
09. Cikar/Gerobak
0
0
0
0
Jumlah 2009
874
1.580
67.021
69.475
2008
918
1.380
59.751
62.049
2007
772
1.329
53.278
55.379
2006
650
1.276
49.743
51.669
2005
574
1.126
45.966
47.666
03. Mini Bus/Mikrolet
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
Arus transportasi dari amlapura ke kota-kota lainnya di Bali relatif lancar, sedangkan transportasi di lingkungan wilayah Kabupaten Karangasem dilayani oleh jaringan trayek angkutan pedesaan. Tercatat terdapat 14 trayek angkutan pedesaan dengan armada hampir mencapai 500 unit dan di tiap kecamatan tersedian paling tidak satu terminal. Angkutan Laut Untuk sarana angkutan laut di Kabupaten Karangasem terdapat pelabuhan laut Padangbai.
Pelabuhan
Padangbai
merupakan
pelabuhan
penyeberangan
yang
menghubungkan pulau Bali dengan pulau Lombok dan Nusa Penida. Sarana angkutan menurut jenisnya disajikan pada tabel 2.54.
78
Tabel 2.54 Banyaknya Sarana Angkutan Menurut Jenisnya Yang Ada di Kabupaten Karangasem Tahun 2009 Jenis Angkutan
Umum
Tidak Umum
Jumlah
01. Angkutan Penumpang
850
0
850
02. Angkutan Barang
639
1.974
2.613
26
19
45
Jumlah 2009
1.515
7.117
8.632
2008
1.472
5.124
6.596
2007
2.928
4.896
7.824
2006
1.152
4.365
5.517
2005
1.172
4.004
5.176
03. Angkutan Laut
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
Prasarana dan Sarana Angkutan Penyeberangan Kabupaten Karangasem sebagai pintu gerbang Bali bagian timur memiliki satu buah pelabuhan penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Padangbai ke Lembar terletak di Kecamatan Manggis, dan merupakan pelabuhan penyeberangan lintas nasional. Selain itu, dalam upaya untuk menggairahkan bidang kepariwisataan saat ini sedang dibangun pelabuhan kapal cruise di Tanah Ampo, Kecamatan Manggis. Pelabuhan ini dikhususkan untuk melayani kapal pesiar (cruise) yang sebelumnya berlabuh secara alami di tengah laut sekitar Tanah Ampo dan selanjutnya menggunakan skoci menuju pelabuhan Padangbai. Pelabuhan penyeberangan lintas padangbai ke lembar, sarana dan prasarana yang tersedia pada pelabuhan penyeberangan Padangbai (Bali) ke Lembar (Lombok) sampai dengan tahun 2009 terdiri dari 1 unit dermaga, kapasitas parkir 120 unit terdiri dari 50 unit mobil sedan dan 70 unit bus/truk, dan jumlah kapal yang beroperasi 16 unit dengan kapasitas muat per hari 6.375 orang penumpang dan 430 unit kendaraan. Pergerakan arus lalu lintas penumpang, kendaraan dan barang di pelabuhan padangbai
mengalami
kecenderungan
penurunan
khususnya
untuk
angkutan
penumpang. Hal ini dapat dimaklumi mengingat adanya persaingan dengan moda
79
transportasi angkutan udara dengan rata-rata penurunan 17,55 % per tahun. Sedangkan untuk moda yang lain mengalami perkembangan naik turun sampai dengan 2009. Transportasi Laut Selain pelabuhan penyeberangan barang dan penumpang di
Padangbai,
Kabupaten Karangasem juga memiliki pelabuhan dengan fungsi khusus yaitu Pelabuhan Manggis yang berfungsi sebagai pelabuhan khusus bongkar-muat bahan bakar minyak (BBM), Pelabuhan cruise dan rencana pengembangan pelabuhan di wilayah Amed. Pelabuhan Manggis Pelabuhan di khususkan untuk bongkar muat bahan bakar baik minyak maupun gas. Pelabuhan ini melayani Bali dan Nusa Tenggara, lokasi pelabuhan berada di Kecamatan Manggis yang merupakan unit perbekalan IV dari PT. Pertamina. Sedangkan
Pelabuhan Cruise dibangun khusus untuk mempersiapkan
dermaga pelabuhan bagi kapal pesiar (cruise) yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kunjungan. Selama ini untuk tempat sandar kapal pesiar dilakukan di tengah laut dan para tamu diangkut dengan sekoci menuju ke pelabuhan Padangbai. Sampai dengan tahun 2010, pelabuhan cruise masih dalam tahap pembangunan bangunan gedung utama pelabuhan dan dermaga, yang nantinya kapal pesiar yang datang dapat langsung sandar di dermaga dan penumpang dijemput dengan kendaraan roda 4 menuju terminal penumpang di pelabuhan. Sedangkan untuk prasarana pendukung berupa jalan sedang dalam tahap konstruksi yang nantinya merupakan jalan lingkar dengan sistem satu jalur.
b.
Penataan Wilayah Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, telah memberikan perubahan dalam penyelenggaraan penataan ruang khususnya telah memberikan implikasi terhadap pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan tata ruang yang lebih tegas, serta pemberlakuan sanksi. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat perlu diimbangi dengan penataan ruang yang simultan dan “ up to date ” sesuai dengan kondisi di lapangan, sehingga
dapat
memperkecil
terjadinya
benturan-benturan
di
lapangan.
Untuk
mendapatkan suatu panduan perencanaan yang mantap dan mendetail setiap Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada di Kabupaten harus ditindaklanjuti dengan penyusunan
80
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan dan sesuai amanat Undang-undang 26 Tahun 2007 bahwa RDTR Kawasan dilengkapi dengan Zonasi (Zoning Regulation) sehingga dapat diketahui secara jelas dan mendetail tentang peruntukan ruang yang ada. Untuk Provinsi Bali telah disusun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 dan selanjutnya perlu ditindak lanjuti penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem yang sampai saat ini masih dalam proses. Dengan adanya produk penataan ruang berupa zoning regulation yang bersifat oprasional selanjutnya dapat dipakai sebagai pedoman pengeluaran perijinan dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan lahan di Kabupaten Karangasem. Ketersediaan ruang itu sangat terbatas, sehingga apabila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik, kemungkinan besar terjadi pemborosan pemanfaatan ruang dan penurunan kualitas ruang. Oleh karena itu, diperlukan upaya penataan ruang guna mengatur pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi lokasi, kualitas ruang, dan estetika lingkungan. Disini peranan Pemerintah menjadi sangat penting mengingat hak yang melekat pada pemerintah untuk mengatur ruang sebaikbaiknya
serta
mampu
memenuhi
berbagai
kepentingan
terutama
kepentingan
masyarakat luas. Didalam oprasional perijinan saat ini Kabupaten Karangasem masih mengacu pada Perda 11 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem. Sebagai amanah UU Tata Ruang maka saat ini telah dilakukan revisi terhadap RTRW Kabupaten Karangasem sebagai upaya harmonisasi secara substansi materi RTRW Kabupaten dengan RTRW Provinsi dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dokumen tata ruang yang dimiliki Kabupaten Karangasem sampai tahun 2010 seperti pada tabel 2.55.
81
Tabel 2.55 Produk Dokumen Tata Ruang Kabupaten Karangasem Sampai Tahun 2010 No
Dokumen Tata Ruang
01
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW ) Kab. Karangasem
02
Rencana Detail Tata Ruang ( RDTR ) Kota Amlapura
Tahun
Disusun dalam 3 tahap yaitu : -
Tahap I TA.2000 berlaku sampai th. 2010
-
Tahap II TA. 2002 berlaku sampai th. 2012
-
Tahap III TA. 2003 berlaku sampai dengan th. 2013.
Substansi -
Cakupan luas wilayah pengaturan seluas wilayah kab. Karangasem yaitu 83.954 Ha
-
Bersifat Arahan Umum
-
Secara keseluruhan Luasan Perencanaan Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Amlapura adalah 3.448 Ha.
Status Hukum Status hukum: Perda Nomor 11 Tahun 2000, (Lembaran Daerah Kab. Karangasem Tahun 2001 Nomor 3); dengan tahun akhir rencana sampai Tahun 2010. Status hukum: Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2006, tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Amlapura (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2006 Nomor 17), diundangkan pada tanggal 18 Desember 2006.
*03
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Candidasa
Disusun pada TA. 2002 dengan tahun akhir rencana th. 2012
Secara keseluruhan Luasan Perencanaan Rencana Detail Tata Ruang ( RDTR ) Kawasan Pariwisata Candidasa 2.400 Ha,sekala peta 1:5000
Status hukum: Perda Nomor 8 Tahun 2003, tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Candidasa (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2003 Nomor 34 Seri E Nomor 20), disyahkan pada tanggal 17 September 2003 dan diundangkan pada tanggal 17 Oktober 2003
04
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Ujung
disusun pada Tahun Anggaran 2002 dengan tahun akhir rencana Tahun 2012
Secara keseluruhan Luasan Perencanaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Ujung yaitu 2.250 Ha
Status hukum: Perda Nomor 7 Tahun 2003, tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Ujung (Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2003 Nomor 33 Seri E Nomor 19), disahkan pada tanggal 17 September 2003 dan diundangkan pada tanggal 17 Oktober 2003.
05
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Tulamben
disusun pada Tahun 1994/1995 disusun review Penyusunan Rencana Detai Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Tulamben Tahun Anggaran 2004
Secara keseluruhan Luasan Perencanaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Tulamben 2.200 Ha
Status Hukum: Baru berupa Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RDTR Kawasan Pariwisata Tulamben Tahun Anggaran 2005.
06
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sidemen
-
Penyusunan awal RUTR Kecamatan Sidemen pada Tahun Anggaran 2004.
-
Dokumen Teknis RDTR Kec. Sidemen 2009 – 2029
-
-
Tahun 2009 penyempurnaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sidemen berlaku sampai tahun
Secara keseluruhan luas perencanaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sidemen 3.515 ha dengan skala peta 1:5000
Ranperda RDTR Sidemen
82
No
Dokumen Tata Ruang
Tahun
Substansi
Status Hukum
2019 Sumber : Bappeda, 2010
c.
Ketersediaan Air Bersih Air bersih yang dikelola PDAM Kabupaten Karangasem berasal dari 33 sumber air
yang terdapat di Kabupaten Karangasem. Selama periode tahun 2005-2009 jumlah pelanggan bertambah dari 16.185 pelanggan menjadi 19.956 pelanggan. Hampir 90 persen dari total pelanggan merupakan pelanggan rumah tempat tinggal. Banyaknya pelanggan pemakai dan nilai pemakaian air minum menurut kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.56.
Tabel 2.56 Banyaknya Pelanggan Pemakai dan Nilai Pemakaian Air Minum Menurut Kecamatan Tahun 2009 Kecamatan
Banyaknya Pelanggan
Banyaknya Pemakaian (m3)
Nilai Pemakaian (Rupiah)
Rendang
2.088
326.054
1.067.504.450
Sidemen
467
115.769
359.848.800
Manggis
3.346
732.842
3.318.778.125
Karangasem
8.672
1.945.370
6.509.087.325
Abang
2.067
425.693
1.336.479.150
671
124.782
391.064.675
1.212
208.012
646.951.375
Bebandem Selat Kubu Karangasem : 2009 2008 2007 2006 2005
1.433
362.423
1.248.855.950
19.956 19.789 18.832 17.087 16.185
4.240.945 4.392.516 4.038.692 3.761.084 3.669.057
14.878.569.850 10.611.940.800 7.876.644.010 6.778.178.200 5.589.401.250
Sumber : PDAM Kabupaten Karangasem
Selain itu, jumlah desa yang sudah dapat dilayani oleh jaringan air bersih PDAM adalah sebanyak 59 desa, sedangkan sisanya yang berjumlah 19 desa belum tersentuh
83
pelayanan air bersih PDAM, akan tetapi ada berupa sarana pelayanan air berupa cubang yang hampir berjumlah 9000 buah yang dapat melayani keperluan air penduduk. Jumlah desa yang sudah dilayani dan belum dilayani oleh jaringan PDAM tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.57.
Tabel 2.57 Jumlah Desa Yang Sudah Dilayani dan Belum Dilayani Oleh Jaringan PDAM Tahun 2009 Kecamatan
Jumlah Desa Yang Sudah Dilayani
Jumlah Desa Yang Belum Dilayani
01. Rendang
6
-
02. Sidemen
4
6
03. Manggis
12
-
04. Karangasem
11
-
05. Abang
10
4
06. Bebandem
5
3
07. Selat 08. Kubu
5 6
3 3
59
19
Jumlah
Keterangan
Sumber : Karangasem Dalam Angka tahun 2009
d.
Fasilitas Listrik dan Telpon
Prasarana dan Sarana Telekomunikasi Sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Karangasem, untuk sambungan rumah dilayani oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Kandatel Bali. Sampai dengan tahun 2006 jumlah sambungan telepon untuk rumah tangga dan kantor mencapai 2.644 sambungan. Sedangkan untuk perusahaan mencapai 1.624 sambungan. Tingkat keberhasilan pelayanan dibidang telekomunikasi terlihat dari menurunnya jumlah gangguan per 100 pelanggan, dimana pada tahun 2006 ditunjukkan dengan nilai 19,30 dan pada tahun 2007 menurun menjadi 2,81. Untuk keberhasilan panggilan lokal pada tahun 2003 keberhasilannya 76,24 % dan tahun 2007 naik menjadi 78,66 %. Keberhasilan panggilan SLJJ pada tahun 2003 sejumlah 68,77 % dan tahun 2007 naik menjadi 73,02 %. Sarana telekomunikasi selain sambungan rumah, juga diselenggarakan dengan menggunakan mobile phone atau telepon bergerak. Dewasa ini perkembangan
84
penggunaan mobile phone amat pesat yang ditunjukkan dengan makin banyaknya penyelenggara/operator seluler yang beroperasi di wilayah Karangasem, baik yang menggunakan sistem GSM maupun CDMA. Sarana fisik yang menonjol dari mobile phone ini adalah digunakannya tower/menara untuk memancarkan sinyal agar pelayanan mobile phone ini dapat melingkupi seluruh wilayah Kabupaten Karangasem.
Jumlah menara telekomunikasi yang terdata sampai dengan tahun 2010 di Karangasem telah mencapai 47 buah. Untuk menghindari semakin banyaknya pembangunan menara, maka pada tahun 2009 mengeluarkan Surat Bupati Karangasem Nomor : 1883/503/DKI tentang titik-titik tower terpadu dengan jumlah titik sebanyak 54 buah
titik
yang
tersebar
di
seluruh
kecamatan.
Sebagai
dasar
pengendalian
pembangunan menara telekomunikasi di Kabupaten Karangasem sudah disusun Peraturan Bupati Karangasem nomor 35 Tahun 2009 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama. Secara substansi Perda ini mengatur tentang pembangunan menara dan penempatan BTS (Base Transceiver Station), penempatan lokasi
menara
bersama,
penggunaan
menara,
perizinan
pembangunan
menara
telekomunikasi, pengawasan dan pengendalian menara. Prasarana dan sarana telekomunikasi di Kabupaten Karangasem, dikaji dari sisi banyaknya pelanggan telpon serta keberadaan kelompok informasi masyarakat, kapasitas sentral sambungan mengalami peningkatan dari 3.596 sambungan pada tahun 2005 menjadi 4.042 sambungan pada tahun 2009. Banyaknya pelanggan telpon menurut jenis pemakai dirinci per kecamatan tahun 2009 disajikan pada tabel 2.58. Tabel 2.58 Banyaknya Pelanggan Telpon Menurut Jenis Pemakai Dirinci Per Kecamatan Tahun 2009 Jenis Pemakai Kecamatan
Perusahaan
RT/Kantor
Umum Koin
Umum Kartu
Jumlah
01. Rendang
0
0
0
0
0
02. Sidemen
0
0
0
0
0
03. Manggis
351
801
0
0
1.152
04. Karangasem
563
1.801
11
2
2.377
05. Abang
185
0
0
0
185
06. Bebandem
109
113
1
0
223
0
0
0
0
0
07. Selat
85
08. Kubu
105
0
0
0
105
Karangasem 2009
1.313
2.715
12
0
4.042
2008
1.309
2.784
14
2
4.104
2007
1.140
2.523
16
0
3.679
2006
1.624
2.644
19
0
4.287
2005
1.572
1.996
22
0
3.596
Sumber : PT (Persero) Telkom Cabang Karangasem, 2009
Sarana dan Prasarana Energi Sampai saat ini pemenuhan kebutuhan akan energi kelistrikan di Kabupaten Karangasem masih belum maksimal dapat melayani kebutuhan masyarakat. Wilayah Kabupaten Karangasem masih terdapat kepala keluarga yang belum memiliki sambungan listrik terutama pada daerah-daerah yang sulit (perbukitan dan pegunungan) dan di pedalaman. Pelayanan listrik dikelola oleh PT. PLN (Persero) Wilayah IX dengan jumlah pelanggan yang terus mengalami peningkatan. Sampai dengan tahun 2008 jumlah pelanggan mencapai 55.574 pelanggan. Kemungkinan peningkatan permintaan akan sambungan listrik sangat tinggi sedangkan kemampuan akan ketersediaan daya masih belum memungkinkan. Untuk mencukupi kebutuhan listrik, kiranya perlu dipikirkan alternatif sumber energi listrik baik berupa pembangunan pembangkit ataupun dengan sumber energi alternatif lainnya seperti pemanfaatan energi tenaga surya. Pemanfaatan listrik tenaga surya di Kabupaten Karangasem telah diterapkan terutama untuk wilayahwilayah yang sulit untuk pengembangan jaringan listrik yang diberikan kepada KK miskin di pedesaan. Jumlah PLTS tahun 2007 sebanyak 105 unit terpusat di Dusun Cegi dan Pengalusan Desa Ban Kecamatan Kubu, tahun 2008 sebanyak 100 unit tersebar di 8 Kecamatan Kabupaten Karangasem. Panel surya ini merupakan bantuan dari pemerintah Pusat. Sebagai alternatif sumber energi khususnya kelistrikan Kabupaten Karangasem memiliki potensi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yaitu aliran sungai Telaga Waja, dan Bio Energi dengan memanfaatkan kotoran ternak secara komunal. Potensi ini bisa digali dan kembangkan sebagai upaya untuk antisipasi krisis ernegi dimasa mendatang.
86
e.
Ketersediaan Fasilitas Pariwisata Perkembangan jumlah sarana akomodasi, kapasitas kamar di Kabupaten
Karangasem dari tahun ke tahun berfluktuasi, mengikuti perkembangan perekonomian global. Jumlah usaha jasa dan sarana yang tersedia pada lima tahun terakhir sebagaimana tersaji pada tabel 2.59.
Tabel 2.59 Banyaknya Sarana Akomodasi, Kapasitas Kamar, Tempat Tidur Tahun 2005-2009 Usaha jasa dan sarana pariwisata
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
7
7
6
6
6
185
178
208
230
262
03. Kamar
2.056
1.974
2.176
2.333
2.399
04. Tempat Tidur
2.500
2.255
3.145
3.650
3.916
01. Akomodasi (hotel bintang) 02. Akomodasi (Non bintang)
Sumber : Karangasem Dalam Angka, 2009
f.
Ketersediaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam buku Karangasem Dalam Angka 2009, tercatat jumlah rata-rata kredit
yang disalurkan selama periode 2009 yang disalurkan BPD Cabang Karangasem sekitar 419,663 milyar rupiah. Sedangkan jumlah rata-rata kredit yang disalurkan oleh BRI Cabang Karangasem beserta unit-unitnya selama periode tahun 2009 adalah sekitar 247,480 milyar rupiah. Lembaga Keuangan Bank lain adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Selama periode tahun 2009 jumlah LPD bertambah dari 156 LPD menjadi 185 buah LPD, dengan Desa Adat sebanyak 190 buah, ini berarti masih ada beberapa desa adat yang belum memiliki LPD. Lembaga Keuangan Non Bank yang tercatat dalam buku Karangasem Dalam Angka adalah Perum Penggadaian. Selama periode tahun 2009 tercatat terdapat pinjaman sebesar Rp. 64.749.698,50. 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi
87
Tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan, regulasi perbankan, kemudahan proses perizinan dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya selain faktor keamanan dan ketertiban wilayah. a.
Kemudahan Perizinan Faktor pendukung yang sangat erat kaitannya dalam melakukan investasi adalah
prosedur dan tata cara perolehan ijin atau pengurusan ijin untuk berinvestasi. Proses perijinan dalam berinvestasi di Kabupaten Karangasem dilaksanakan dengan pelayanan perijinan satu atap/pelayanan perijinan satu pintu (One Stop Service), melalui kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT). Kepastian prosedur, waktu dan keamanan perijinan merupakan kinerja utama pelayanan investasi. Dengan kemudahan perijinan berinvestasi diharapkan dapat menarik semakin banyak investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Karangasem. b.
Pengenaan Pajak Daerah Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Selama kurun waktu 2005 – 2009 perkembangan penerimaan pajak daerah di Kabupaten Karangasem mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata 16,39 % per tahun. Dari tabel 2. 60
terlihat bahwa penerimaan pajak daerah pada tahun 2005 sebesar
33.408.462.539,51 meningkat menjadi 60.693.300.906,70 pada tahun 2009.
Tabel 2.60 Pengenaan Pajak daerah Tahun Uraian 2005 1
Pajak Daerah
2
Restribusi Daerah
3
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
JUMLAH
12.733.783.907,26 4.201.015.582,00
16.473.663.050,25
33.408.462.539,51
2006 13.964.841.653,00 4.589.302.616,00
16.944.383.935,00
35.498.528.204,00
2007 16.268.023.423,67 5.143.360.044,00
22.542.984.444,00
43.954.367.911,67
2008 23.288.118.936,20 6.959.688.470,56
24.738.626.798,00
54.986.434.204,76
2009 27.879.148.833,94 7.683.057.415,76
25.131.094.657,00
60.693.300.906,70
88
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk suatu daerah bisa jadi merupakan aset manakala kualitas tenaga kerja yang tersedia sama dengan lapangan kerja yang tersedia. Bila dilihat persentase penduduk Kabupaten Karangasem menurut golongan umur tahun 2005 dan 2009 terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif cukup tinggi. Angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Karangasem pada tahun 2009 adalah 59 yang artinya bahwa 100 orang penduduk umur produktif (15-64 tahun) menanggung 59 orang penduduk usia tidak produktif (umur 0-14 dan diatas 64 tahun). Gambaran perkembangan komposisi penduduk dan angka ketergantungan dari tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 2.61.
Tabel 2.61. Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Tahun
Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (0-14 dan diatas 64 tahun)
Angka Ketergantungan
2005
249.311
146.107
59
2006
265.859
138.735
52
2007
272.904
154.534
57
2008
269.036
161.215
60
2009
272.962
159.829
59
Sumber : Karangasem Dalam Angka tahun 2005-2009
89
90
BAB lll GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3.1
Keuangan Daerah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undangundang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemeritah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Kabupaten Karangasem yang merupakan perencanaan
dokumen
perencanaan
pembangunan
tahunan
pembangunan dengan
yang
disusun
berpedoman
dalam
pada Rencana
proses Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahunnya. 3.1.1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
90
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, ditetapkan dengan peraturan daerah, yang strukturnya merupakan satu kesatuan terdiri atas: a) pendapatan daerah; b) belanja daerah; dan c) pembiayaan daerah. a.
Pendapatan Daerah Pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan
daerah
sebagaimana
dimaksud
dirinci
menurut
urusan
pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, serta obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan Daerah dikelompokkan atas : 1)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas kelompok pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-Lain pendapatan asli daerah yang sah;
2)
Dana perimbangan yang meliputi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus;
3)
Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, dan dana bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Pendapatan dari dana perimbangan, sebenarnya diluar kendali pemerintah daerah
karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh pemerintah provinsi dan pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung pada penerimaan negara dan formula dana alokasi umum. Dengan demikian, untuk menjamin pendapatan daerah, pemerintah daerah memfokuskan pada pengembangan pendapatan asli daerah. Selain dana dari pendapatan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari pemerintah pusat berupa dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan, yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan pembangunan di daerah. Sedangkan dana masyarakat dan swasta sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pembangunan yang memberikan kontribusi dalam pembangunan.
91
b.
Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Belanja
daerah sebagaimana dimaksud, dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, dan dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu, dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan. Sedangkan klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri atas: pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, dan perlindungan sosial. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah, serta klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
92
Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari : 1)
Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri atas: belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
2)
Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan pada belanja skpd yang bersangkutan, terdiri atas: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
c.
Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus. Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, kelompok, jenis, objek dan rincian objek pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari : 1)
Penerimaan pembiayaan, mencangkup sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah.
2)
Pengeluaran pembiayaan, mencangkup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran utang pokok, dan pemberian pinjaman daerah.
3)
Pembiayaan neto, merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan yang jumlahnya harus dapat menutup defisit anggaran. Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah
dengan Anggaran Belanja
Daerah mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit APBD. Surplus APBD terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah diperkirakan lebih besar daripada Anggaran Belanja Daerah. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/daerah lain dan/atau pendanaan
93
belanja peningkatan jaminan sosial, yang diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut. Defisit anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan Daerah diperkirakan lebih kecil dari Anggaran Belanja Daerah. Batas maksimal defisit APBD untuk setiap tahun anggaran berpedoman pada penetapan batas maksimal defisit APBD oleh Menteri Keuangan. Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
3.2
Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2.1
Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Karangasem untuk tahun anggaran 2005 sampai dengan 2006 mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, beserta peraturan pelaksanaannya, dengan struktur dan besaran anggarannya seperti tabel 3.1
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2005-2006 Kode Rek. 1
Target dan Realisasi Anggaran
Uraian Pendapatan Daerah
2005
2006
T (Rp)
264.981.816.870,13
395.961.738.998,07
R (Rp)
283.202.089.998,07
407.153.571.291,14
R (%)
106,88
102,83
-
49,43
110,79
103,71
Pertum (%) P (%)
94
1.1
Pendapatan Asli Daerah
T (Rp)
22.477.659.016,13
26.032.214.613,07
R (Rp)
23.909.591.197,82
28.839.801.418,86
R (%)
106,37
110,79
-
15,81
P (%)
9,35
7,35
T (Rp)
233.189.417.854,00
364.535.024.385,00
R (Rp)
249.072.774.036,25
370.741.640.872,28
R (%)
106,81
101,70
-
56,33
P (%)
97,44
94,43
T (Rp)
9.314.740.000,00
5.394.500.000,00
R (Rp)
10.219.724.764,00
7.572.129.000,00
R (%)
109,72
140,37
-
-42,09
P (%)
4,00
1,93
T (Rp)
285.386.562.821,97
436.211.204.179,96
R (Rp)
255.627.047.090,30
392.602.790.160,58
R (%)
89,57
90,00
-
52,85
P (%)
100,00
100,00
T (Rp)
47.499.228.374,97
88.086.573.352,90
R (Rp)
41.740.339.059,36
81.758.220.657,45
R (%)
87,88
92,82
-
85,45
P (%)
16,33
20,82
T (Rp)
201.243.089.267,00
320.723.066.234,06
R (Rp)
183.058.163.225,00
286.388.667.892,93
R (%)
90,96
89,29
-
59,37
P (%)
71,61
72,95
T (Rp)
33.644.245.180,00
25.401.564.593,00
R (Rp)
30.591.304.805,94
23.721.660.610,20
R (%)
90,93
93,39
-
-24,50
11,97
6,04
Pertum (%)
1.2
Dana Perimbangan
Pertum (%)
1.3
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah
Pertum (%)
2
Belanja Daerah
Pertum (%)
2.1
Belanja Aparatur Daerah
Pertum (%)
2.2
Belanja Pelayanan Publik
Pertum (%)
2.3
Belanja Bagi Hasil & Bantuan Keuangan
Pertum (%) P (%)
95
2.4
Belanja Tidak Tersangka
T (Rp)
3.000.000.000,00
2.000.000.000,00
R (Rp)
237.240.000,00
734.241.000,00
R (%)
7,91
36,71
-
-33,33
P (%)
0,09
0,19
T (Rp)
(20.404.745.951,84)
(40.249.465.181,89)
R (Rp)
27.575.042.907,77
14.550.781.130,56
R (%)
-135,14
-36,15
-
97,26
P (%)
10,79
3,71
T (Rp)
20.404.745.951,84
40.249.465.181,89
R (Rp)
(27.575.042.907,77)
(14.550.781.130,56)
R (%)
-135,14
-36,15
-
97,26
P (%)
-10,79
-3,71
T (Rp)
34.450.541.008,02
57.100.486.747,98
R (Rp)
34.450.541.007,93
57.100.486.747,98
R (%)
100,00
100,00
-
65,75
P (%)
13,48
14,54
T (Rp)
14.045.795.056,18
16.851.021.566,09
R (Rp)
62.025.583.915,70
71.651.267.878,54
R (%)
441,60
425,20
-
19,97
24,26
18,25
Pertum (%)
Surplus/(Defisit)
Pertum (%)
3
Pembiayaan Daerah
Pertum (%)
3.1
Penerimaan Daerah
Pertum (%)
3.2
Pengeluaran Daerah
Pertum (%) P (%) Sumber : Bagian Keuangan setda Kab. Karangasem Keterangan T (Rp) R (Rp) T (%) Pertumbuhan (%) P (%)
: : : : : :
Target dalam satuan rupiah Realisasi dalam satuan rupiah Capaian Target Anggaran dalam satuan persen Tingkat pertumbuhan dalam satuan persen Proporsi realisasi terhadap realisasi APBD dalam satuan persen
Sedangkan untuk tahun anggaran 2007 dan seterusnya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 96
2007, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 dengan struktur dan besaran anggarannya seperti tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2007-2008
Kode Rek. 1
Target Realisasi Anggaran
Uraian
Pendapatan Daerah
2007 T (Rp)
465.553.357.916,86
574.702.923.882,25
R (Rp)
480.596.642.415,21
612.126.712.572,74
R (%)
103,23
106,51%
17,58
23,45
P (%)
107,82
101,51
T (Rp)
30.178.326.883,17
37.578.244.082,25
R (Rp)
33.627.491.660,02
43.005.826.519,06
R (%)
111,43
114,44
15,93
24,52
P (%)
7,54
7,13
T (Rp)
378.314.283.259,00
425.296.228.000,00
R (Rp)
382.354.984.444,00
430.385.164.798,00
R (%)
101,07
101,20
3,78
12,42
P (%)
85,78
71,37
T (Rp)
57.060.747.774,69
111.828.451.800,00
R (Rp)
64.614.166.311,19
138.735.721.255,68
R (%)
113,24
124,06
Pertum (%)
957,76
95,98
14,50
23,01
Pertum (%)
1.1
Pendapatan Asli Daerah
Pertum (%)
1.2
Dana Perimbangan
Pertum (%)
1.3
Lain-Lain Pendapatan Daerah yg sah
2008
P (%)
97
2
2.1
Belanja Daerah
Belanja Tidak Langsung
T (Rp)
501.712.660.675,35
668.742.628.966,75
R (Rp)
445.748.889.339,33
603.003.957.633,35
R (%)
88,85
90,17
Pertum (%)
15,02
33,29
P (%)
100,00
100,00
T (Rp)
273.091.244.663,50
367.802.900.381,75
R (Rp)
239.143.137.246,33
338.938.463.362,75
R (%)
87,57
92,15
-
34,68
P (%)
53,65
56,21
T (Rp)
228.621.416.011,85
300.939.728.585,00
R (Rp)
206.605.752.093,00
264.065.494.270,60
R (%)
90,37
87,75
-
31,63
P (%)
46,35
43,79
T (Rp)
36.159.302.758,49)
(94.039.705.084,50)
R (Rp)
34.847.753.075,88
9.122.754.939,39
R (%)
-96,37
-9,70
Pertum (%)
-10,16
160,07
P (%)
7,82
1,51
T (Rp)
52.433.206.786,34
94.039.705.084,50
R (Rp)
52.648.103.256,83
94.899.514.772,19
R (%)
100,41
100,91
30,27
79,35
P (%)
11,8
15,74
T (Rp)
55.581.763.960,49
101.039.705.084,50
R (Rp)
55.581.763.960,49
101.039.705.084,50
R (%)
100,00
100,00
Pertum (%)
-2,66
81,79
P (%)
12,47
16,76
T (Rp)
3.148.557.174,15
7.000.000.000,00
R (Rp)
2.933.660.703,66
6.140.190.312,31
R (%)
93,17
87,72
-81,32
122,32
0,66
1,02
Pertum (%)
2.2
Belanja Langsung
Pertum (%)
Surplus/(Defisit)
3
Pembiayaan Daerah
Pertum (%)
3.1
3.2
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pertum (%) P (%)
98
Pembiayaan Netto
3.3
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
T (Rp)
52.433.206.786,34
94.039.705.084,50
R (Rp)
52.648.103.256,83
94.899.514.772,19
R (%)
100,41%
100,91
Pertum (%)
30,27%
79,35
P (%)
11,81%
15,74
T (Rp)
16.273.904.027,85
-
R (Rp)
87.495.856.332,71
104.022.269.711,58
R (%)
537,65%
100,00
-
-100,00
19,63%
17,25
Pertum (%) P (%) Sumber : Bagian Keuangan setda Kab. Karangasem Keterangan T (Rp) R (Rp) T (%) Pertum (%) P (%)
: : : : : :
Target dalam satuan rupiah Realisasi dalam satuan rupiah Capaian Target Anggaran dalam satuan persen Tingkat pertumbuhan dalam satuan persen Proporsi realisasi terhadap realisasi APBD dalam satuan persen
Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2009-2010
KODE REK.
1
TARGET DAN REALISASI ANGGARAN URAIAN 2009
PENDAPATAN DAERAH
T (Rp)
592.167.921.065,81
662.580.534.936,03
R (Rp)
622.831.102.710,08
673.678.127.602,80
R (%) Pertum (%) P (%)
1.1
Pendapatan Asli Daerah
2010
105,18
101,67
3,04
11,89
94,60
102,39
T (Rp)
42.467.808.880,81
55.185.440.129,00
R (Rp)
47.842.959.879,78
62.696.409.426,92
R (%)
112,66
113,61
Pertum (%)
13,01
29,95
7,27
9,53
P (%)
99
1.2
Dana Perimbangan
T (Rp)
437.203.763.185,00
456.202.906.676,00
R (Rp)
438.520.577.657,00
457.801.431.305,00
R (%) Pertum (%) P (%)
1.3
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah
153.180.286.870,88
(DEFISIT)
Pembiayaan Daerah
23,28
658.369.984.749,20
657.929.593.895,81
94,99
91,54
3,64
3,71
100,00
100,00
T (Rp)
413.592.638.602,89
516.603.082.869,47
R (Rp)
405.371.744.828,80
504.260.649.646,81
R (%)
98,01
97,61
Pertum (%)
12,45
24,91
P (%)
61,57
76,64
T (Rp)
279.470.819.189,00
202.149.207.048,00
R (Rp)
252.998.239.920,40
153.668.944.249,00
90,53
76,02
Pertum (%)
(7,13)
(27,67)
P (%)
38,43
23,36
T (Rp)
(100.895.536.726,08)
(56.171.754.981,44)
R (Rp)
(35.538.882.039,12)
15.748.533.706,99
35,22
(28,04)
Pertum (%)
7,29
(44,33)
P (%)
(5,40)
2,39
T (Rp)
100.895.536.726,08
56.171.754.981,44
R (Rp)
101.138.555.623,94
56.219.685.998,37
Pertum (%) P (%)
Penerimaan Pembiayaan
20,73
R (Rp)
R (%)
3.1
34,40
718.752.289.917,47
R (%)
3
101,31
0,60
693.063.457.791,89
R (%)
SURPLUS/
121,31
T (Rp)
P (%)
Belanja Langsung
69,58
136.467.565.173,30
Pertum (%)
2.2
66,61
R (Rp)
R (%)
Belanja Tidak Langsung
4,35
151.192.188.131,03
P (%)
2.1
2,80
112.496.349.000,00
Pertum (%)
BELANJA DAERAH
100,35
T (Rp)
R (%)
2
100,30
100,24
100,09
7,29
(44,33)
15,36
8,54
T (Rp)
104.022.269.711,17
65.599.673.584,82
R (Rp)
104.022.269.711,58
65.641.102.515,82
100
R (%) Pertum (%) P (%)
3.2
Pengeluaran Pembiayaan
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
100,06
2,95
(36,94)
15,80
9,98
T (Rp)
3.126.732.985,09
9.427.918.603,38
R (Rp)
2.883.714.087,64
9.421.416.517,45
R (%)
92,23
99,93
Pertum (%)
(55,33)
201,53
0,44
1,43
P (%)
PEMBIAYAAN NETTO
100,00
T (Rp)
100.895.536.726,08
56.171.754.981,44
R (Rp)
101.138.555.623,94
56.219.685.998,37
R (%)
100,41
100,41
Pertum (%)
30,27
30,27
P (%)
11,81
11,81
T (Rp)
-
-
R (Rp)
65.599.673.584,82
R (%)
100,00
-
100,00
9,96
15,05
Pertum (%) P (%)
99.038.245.616,51
100,00
Sumber : Bagian Keuangan setda Kab. Karangasem Keterangan T (Rp) R (Rp) T (%) Pertum (%) P (%)
3.2.2
: : : : : :
Target dalam satuan rupiah Realisasi dalam satuan rupiah Capaian Target Anggaran dalam satuan persen Tingkat pertumbuhan dalam satuan persen Proporsi realisasi terhadap realisasi APBD dalam satuan persen
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Pendapatan daerah Kabupaten Karangasem bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Selama tahun anggaran 2005-2009 pendapatan daerah mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat atau meningkat rata-rata 23,37 % per tahun. Dari tahun ke tahun pendapatan daerah didominasi oleh dana perimbangan (rata-rata 82 %) sedangkan PAD memberikan kontribusi yang bervariasi (rata-rata 7 %).
101
Belanja
daerah
disusun
berdasarkan
pendekatan
prestasi
kerja
yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir belanja daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu rata-rata 26,20 % per tahun.
3.2.3
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Anggaran pembangunan di Kabupaten Karangasem selain bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga bersumber dari APBD Provinsi dan APBN. Daerah diberikan anggaran berupa Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang penggunaannya diatur sendiri oleh pemerintah daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) Alokasi DAU dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sejak adanya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan transfer dana Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendanaan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat Block Grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Metode perhitungan DAU didasarkan pada Alokasi Dasar (AD) dan Celah Fiskal (CF). Alokasi Dasar (AD) dihitung berdasarkan besaran realisasi gaji PNS Daerah tahun sebelumnya. Selama kurun waktu 2005-2009 alokasi DAU di Kabupaten Karangasem mengalami peningkatan rata-rata 20,43 % per tahun, dialokasikan terutama untuk membiayai kegiatan yang sifatnya rutin.
102
Dana Alokasi Khusus (DAK) Mengingat Dana Alokasi Umum (DAU) yang dialokasikan di Kabupaten Karangasem belum mencukupi untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan maka pemerintah pusat memandang perlu memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang bersifat khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Adapun alokasi DAK di Kabupaten Karangasem dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini : Tabel 3.4 Target dan Realisasi DAK Tahun 2006 NO
1
Pendidikan
2
Kesehatan
3
Infrastruktur
4
Kelautan dan perikanan
5
Pertanian
6
TARGET DAN REALISASI ANGGARAN
URAIAN
Lingkungan hidup
JUMLAH TOTAL
DAK MURNI
PENDAMPING
JUMLAH
T
7.940.000.000,00
860.000.000,00
8.800.000.000,00
R
7.940.000.000,00
860.000.000,00
8.800.000.000,00
T
5.630.000.000,00
563.000.000,00
6.193.000.000,00
R
5.520.938.000,00
552.097.000,00
6.073.035.000,00
T
8.580.000.000,00
1.141.328.000,00
9.721.328.000,00
R
8.576.187.088,00
1.137.278.162,00
9.713.465.250,00
T
1.980.000.000,00
198.000.000,00
2.178.000.000,00
R
1.717.454.000,00
171.749.100,00
1.889.203.100,00
T
3.330.000.000,00
454.120.000,00
3.784.120.000,00
R
3.114.700.482,00
354.563.018,00
3.469.263.500,00
T
300.000.000,00
45.000.000,00
345.000.000,00
R
300.000.000,00
35.980.000,00
335.980.000,00
T
27.760.000.000,00
3.261.448.000,00
31.021.448.000,00
R
27.169.279.570,00
3.111.667.280,00
30.280.946.850,00
Sumber Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2006
103
Tabel 3.5 Target dan Realisasi DAK Tahun 2007 TARGET DAN REALISASI ANGGARAN
URAIAN
01. Pendidikan
02. Kesehatan
03. Infrastruktur
04. Kelautan dan Perikanan 05. Pertanian
06. Lingkungan Hidup
JUMLAH TOTAL
DAK MURNI
PENDAMPING
JUMLAH
T
14.733.000.000,00
1.492.000.000,00
16.225.000.000,00
R
14.733.000.000,00
1.492.000.000,00
16.225.000.000,00
T
8.664.000.000,00
866.400.000,00
9.530.400.000,00
R
7.715.470.090,00
771.548.360,00
8.487.018.450,00
T
14.952.000.000,00
1.545.200.000,00
16.497.200.000,00
R
14.282.393.600,00
1.440.934.270,00
15.723.327.870,00
T
2.644.000.000,00
264.400.000,00
2.908.400.000,00
R
2.565.753.000,00
256.576.000,00
2.822.329.000,00
T
5.017.000.000,00
501.700.000,00
5.518.700.000,00
R
4.769.467.090,00
478.117.010,00
5.247.584.100,00
T
766.000.000,00
82.100.000,00
848.100.000,00
R
727.113.550,00
72.859.350,00
799.972.900,00
T
46.776.000.000,00
4.751.800.000,00
51.527.800.000,00
R
44.793.197.330,00
4.512.034.990,00
49.305.232.320,00
Sumber Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2007
104
Tabel 3.6 Target dan Realisasi DAK Tahun 2008 TARGET DAN REALISASI ANGGARAN
URAIAN
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
Pendidikan
Kesehatan
Kependudukan, Catatan Sipil & KB Jalan
Irigasi
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kelautan dan Perikanan Pertanian
Lingkungan Hidup
Kehutanan
JUMLAH TOTAL
DAK MURNI
PENDAMPING
JUMLAH
T
19.340.000.000,00
1.934.000.000,00
21.274.000.000,00
R
18.578.438.000,00
1.844.840.000,00
20.423.278.000,00
T
8.664.000.000,00
872.000.000,00
9.536.000.000,00
R
8.488.719.000,00
848.873.000,00
9.337.592.000,00
T
1.007.000.000,00
122.284.000,00
1.129.284.000,00
R
960.180.000,00
77.884.000,00
1.038.064.000,00
T
9.951.000.000,00
995.100.000,00
10.946.100.000,00
R
9.120.235.000,00
914.762.000,00
10.034.997.000,00
T
4.843.000.000,00
482.404.000,00
5.325.404.000,00
R
4.251.460.000,00
425.714.000,00
4.677.174.000,00
T
2.732.000.000,00
278.800.000,00
3.010.800.000,00
R
2.608.835.000,00
260.882.000,00
2.869.717.000,00
T
2.644.000.000,00
264.400.000,00
2.908.400.000,00
R
2.594.347.000,00
259.440.000,00
2.853.787.000,00
T
5.017.000.000,00
513.568.000,00
5.530.568.000,00
R
4.715.114.000,00
471.804.000,00
5.186.918.000,00
T
766.000.000,00
84.773.000,00
850.773.000,00
R
756.623.000,00
79.251.000,00
835.874.000,00
T
868.000.000,00
86.920.000,00
954.920.000,00
R
859.191.000,00
85.918.000,00
945.109.000,00
T
55.832.000.000,00
5.634.249.000,00
61.466.249.000,00
R
52.933.142.000,00
5.269.368.000,00
58.202.510.000,00
Sumber Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2008
105
Tabel 3.7 Target dan Realisasi DAK Tahun 2009 TARGET DAN REALISASI ANGGARAN
URAIAN
01. Pendidikan
02. Kesehatan Pelayanan Dasar 03. Insfrastruktur Jalan
04. Insfrastruktur Irigasi
05. Insfratuktur Air Minum dan Sanitasi 06. Kelautan dan Perikanan 07. Pertanian
08. Lingkungan Hidup
09. Keluarga Berencana
10. Kehutanan
11. Sarana dan Prasarana Pedesaan JUMLAH TOTAL
DAK MURNI
PENDAMPING
JUMLAH
T
26.553.000.000,00
2.655.300.000,00
29.208.300.000,00
R
26.535.124.000,00
2.653.381.000,00
29.188.505.000,00
T
6.859.000.000,00
685.900.000,00
7.544.900.000,00
R
5.612.015.000,00
561.202.000,00
6.173.217.000,00
T
8.504.000.000,00
850.411.000,00
9.354.411.000,00
R
8.168.384.000,00
816.821.000,00
8.985.205.000,00
T
3.399.000.000,00
328.717.000,00
3.727.717.000,00
R
3.226.376.000,00
322.637.000,00
3.549.013.000,00
T
2.513.000.000,00
251.300.000,00
2.764.300.000,00
R
2.472.670.000,00
247.267.000,00
2.719.937.000,00
T
2.270.000.000,00
227.000.000,00
2.497.000.000,00
R
1.964.956.000,00
196.499.000,00
2.161.455.000,00
T
2.569.000.000,00
256.900.000,00
2.825.900.000,00
R
2.537.826.000,00
254.084.000,00
2.791.910.000,00
T
774.000.000,00
77.400.000,00
851.400.000,00
R
666.315.000,00
66.631.000,00
732.946.000,00
T
840.000.000,00
150.000.000,00
990.000.000,00
R
840.000.000,00
144.827.000,00
984.827.000,00
T
933.000.000,00
93.682.000,00
1.026.682.000,00
R
575.059.000,00
57.504.000,00
632.563.000,00
T
1.494.000.000,00
149.583.000,00
1.643.583.000,00
R
1.434.975.000,00
143.024.000,00
1.577.999.000,00
T
56.708.000.000,00
5.726.193.000,00
62.434.193.000,00
R
54.033.700.000,00
5.463.877.000,00
59.497.577.000,00
Sumber Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2009
Keterangan : T R
= Target = Realisasi
.............................K 2010..............................???????
Volume DAK di Kabupaten Karangasem selama tahun 2006-2010 meningkat setiap tahunnya yang diarahkan untuk mendanai bidang-bidang yang menjadi prioritas daerah. Komposisi alokasi terbesar adalah untuk bidang pendidikan kemudian bidang
106
infrastruktur, bidang kesehatan, bidang pertanian dalam arti luas, bidang lingkungan hidup, bidang keluarga berencana dan bidang sarana dan prasarana pedesaan. Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK secara umum berjalan dengan baik. Dari Alokasi anggaran yang diberikan realisasinya rata-rata mencapai 95,5 % dengan pencapaian prosentase fisik program rata-rata mencapai 100 %. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dialokasikan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilaksanakan melalui asas desentralisasi. Disamping konsekuensi sebagai negara kesatuan yang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan diotonomkan sekalipun kepada daerah. Dana Dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat non fisik sedangkan tugas pembantuan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik. Alokasi Dana Tugas Pembantuan (TP) di Kabupaten Karangasem tersaji dalam tabel – tabel di bawah ini : Tabel 3.8 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2007
SKPD 01. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Jumlah Anggaran 643.352.000,00
02. Dinas Kesehatan
6.984.250.000,00
03. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
4.918.813.000,00
04. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
3.000.000.000,00
05. Dinas Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat
855.000.000,00
06. Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan
2.773.000.000,00
Jumlah Total
19.174.415.000,00
Sumber : Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2007
107
Tabel 3.9 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2008
SKPD
Jumlah Anggaran
01. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
850.000.000,00
02. Dinas Tenaga kerja dan Pemberdayaan Masyarakat
741.220.000,00
03. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
3.143.595.000,00
04. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
413.200.000,00
05. Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan
1.167.325.000,00
06. Setda Kabupaten Karangasem
.959.560.000,00
Total Jumlah
12.274.900.000,00
Sumber : Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2008
Tabel 3.10 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2009
SKPD
Jumlah Anggaran
01. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1.258.000.000,00
02. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1.000.000.000,00
03. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
3.316.905.000,00
04. Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan
3.222.800.000,00
05. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
979.700.000,00
06. Kantor Ketahanan Pangan
598.700.000,00
07. RSUD Karangasem
2.000.000.000,00
08. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
8.090.235.000,00
09. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
1.000.000.000,00
Total Jumlah
21.466.340.000,00
Sumber : Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2009
Tabel 3.11 Alokasi Dana Tugas Pembantuan per SKPD Tahun 2010
SKPD 01. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 02. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 03. Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan 04. Kantor Ketahanan Pangan
Jumlah Anggaran 1.468.500.000,00 550.000.000,00 1.715.000.000,00 457.500.000,00
05. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 06. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Total Jumlah
13.288.545.000,00 550.000.000,00 18.029.545.000,00
Sumber : Bappeda Kab. Karangasem Tahun 2010
108
3.3
Neraca Daerah Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah
daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Analisis neraca daerah sekurang-kurangnya dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut:
a.
Rasio Likuiditas Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi solvabilitas. Data Rasio Likuiditas selama 3 (Tiga) tahun terakhir tahun 2007 - 2009 sebagaimana tabel 3.12. Tabel 3.12 Rasio Likuiditas Kabupaten Karangasem Tahun 2007 – 2009 RASIO
Rasio Lancar
Rasio Quick (quick ratio)
Rasio total hutang terhadap total aset
Ratio hutang terhadap modal
RUMUS
Aset Lancar Kewajiban jangka Pendek
Aset lancar – persediaan Kewajiban jangka Pendek
Total hutang Total Aset
Total hutang Total ekuitas
2007
2008
2009
103.765.832.551,95
124.961.869.777,08
87.352.221.184,78
4.199.086.829,86
1.043.855.518,56
9.412.717.162,34
24,71
119,71
9,28
100.396.805.340,30
120.715.385.650,08
82.658.211.434,78
4.199.086.829,86
1.043.855.518,56
9.412.717.162,34
23,91
115,64
8,78
5.704.125.383,08
2.418.021.153,90
10.525.136.962,40
1.068.301.598.744,87
1.100.472.664.096,52
1.069.098.174.369,43
0,005
0,002
0,010
5.704.125.383,08
2.418.021.153,90
10.525.136.962,40
1.062.597.473.361,79
1.098.054.642.942,62
1.058.573.037.407,03
0,005
0,002
0,010
Sumber : data diolah dari Neraca Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2010
109
b.
Rasio Solvabilitas Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah
dalam memenuhi semua kewajiban-kewajiban jangka panjang. Rasio Solvabilitas selama 3 (Tiga) tahun terakhir tahun 2007 - 2009 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.13 Rasio Solvabilitas Kabupaten Karangasem Tahun 2007 - 2009
RASIO
Rasio kewajiban terhadap aset
Rasio kewajiban terhadap ekuitas
RUMUS
Kewajiban Aset
Kewajiban Ekuitas
2007
2008
2009
5.704.125.383,08
2.418.021.153,90
10.525.136.962,40
1.068.301.598.744,87
1.100.472.664.096,52
1.069.098.174.369,43
0,005
0,002
0,010
5.704.125.383,08
2.418.021.153,90
10.525.136.962,40
1.062.597.473.361,79
1.098.054.642.942,62
1.058.573.037.407,03
0,005
0,002
0,010
Sumber : data diolah dari Neraca Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2010
3.4
Rencana Keuangan Daerah / Kerangka Pendanaan Dengan memperhatikan ketentuan dari uraian tersebut diatas serta target dan
realisasi keuangan tahunan pemerintahan daerah selama 6 (enam) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, maka rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah Kabupaten Karangasem untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2015, adalah seperti tersaji pada tabel 3.12.
110
Tabel 3.14 Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Kabupaten Karangasem Periode 2011-2015 Rencana anggaran (Rp.000) & Proporsi terhadap APBD (%) NO
1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.2
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
667,049,700,079.83
726,470,884,310.20
791,877,261,405.92
863,953,306,781.49
943,470,401,459.38
92.32
93.10
93.96
94.92
95.98
55,630,543,000.00
61,193,597,300.00
67,312,957,030.00
74,044,252,733.00
81,448,678,006.30
7.70
7.84
7.99
8.14
8.29
473,184,295,395.00
506,307,196,073
541,748,699,798
579,671,108,784
620,248,086,398
65.49
64.88
64.28
63.69
63.10
138,234,861,684.83
158,970,090,938
182,815,604,578
210,237,945,265
241,773,637,055
19.13
20.37
21.69
23.10
24.60
Jumlah pendapatan
667,049,700,079.83
726,470,884,310.20
791,877,261,405.92
863,953,306,781.49
943,470,401,459.38
Belanja Dearah
722,528,555,265.99
780,330,839,687
842,757,306,862.25
910,177,891,411.23
982,992,122,724.13
Belanja tidak langsung
515,968,189,829.99
557,245,645,016.39
601,825,296,617.70
649,971,320,347.12
701,969,025,974.89
71.41
71.41
71.41
71.41
71.41
206,560,365,436.00
223,085,194,670.88
240,932,010,244.55
260,206,571,064.11
281,023,096,749.24
28.59
28.59
28.59
40.03
40.03
722,528,555,265.99
780,330,839,687.27
842,757,306,862.25
910,177,891,411.23
982,992,122,724.13
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
(55,478,855,186.16)
(53,859,955,377.06)
(50,880,045,456.33)
(46,224,584,629.74)
(39,521,721,264.75)
(7.68)
(6.90)
(6.04)
(5.08)
(4.02)
61,672,042,248.80
67,839,246,473.68
74,623,171,121.05
82,085,488,233.15
90,294,037,056.47
8.54
8.69
8.85
9.02
9.19
6,193,187,062.64
13,979,291,096.68
23,743,125,664.72
35,860,903,603.41
50,772,315,791.72
0.86
1.79
2.82
3.94
5.17
Pendapatan daerah
Pendapatan asli daerah
Dana perimbangan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Belanja langsung
Jumlah Belanja
Surplus (Defisit)
3
Pembiayaan Daerah
3.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
3.2
Pengeluaran Pembiayaan
111
Pembiayaan Netto
55,478,855,186.16
53,859,955,377.00
50,880,045,456.33
46,224,584,629.74
39,521,721,264.75
7.68
6.90
6.04
5.08
4.02
112
BAB lV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1
Makro Ekonomi Pembangunan Kabupaten Karangasem ditentukan oleh perekonomian makro,
yang sangat dipengaruhi oleh berbagai bidang, untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Untuk itu maka hasil-hasil pembangunan harus dapat dipertanggungjawabkan, mengacu pada sasaran pembangunan yang jelas dan terukur baik sasaran dibidang ekonomi, sosial budaya, maupun prasarana dan sarana wilayah serta lingkungan hidup atau bersifat akuntabel. Artinya, Sasaran pembangunan disusun dengan pertimbangan kondisi dan potensi serta permasalahan yang didukung oleh analisis-analisis yang bersifat teknis, ekonomi, dan politis. Berdasarkan pada pendekatan tersebut maka sasaran pembangunan ekonomi khususnya sasaran makro ekonomi tahun 2010-2015 Kabupaten Karangasem adalah seperti diuraikan dibawah ini. a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh sektor ekonomi yang meliputi antara lain : (1) sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan; (4) listrik, gas, dan air bersih; (5) bangunan/konstruksi; (6) perdagangan, hotel, dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; (9) jasa-jasa, baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. PDRB juga mencerminkan tingkat produktivitas dari suatu sektor. Semakin tinggi produktivitas maka nilai tambah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi perlu didukung oleh sumber daya yang tersedia seperti investasi, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan teknologi. Selama periode 2010-2015 total PDRB Kabupaten Karangasem menurut harga konstan tahun 2000 diperkirakan mencapai 1.747,17 milyar rupiah pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 2.058,01 milyar rupiah pada tahun 2015.
113
b.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi, merupakan salah satu indikator penting yang dapat
dipergunakan untuk menilai tingkat kemajuan pembangunan di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dalam hal ini, merupakan laju pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi di suatu daerah, dan pertumbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang dicapai maka akan memberi dampak positif pada pembukaan lapangan kerja baru, pendapatan masyarakat, dan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan asumsi pertumbuhan yang dicapai berkualitas artinya bermanfaat bagi masyarakat dan diikuti oleh pemerataan pendapatan. Pertumbuhan disebabkan karena meningkatnya nilai tumbuh yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkat maka harus ada peningkatan dasar PDRB dan untuk meningkatkan PDRB perlu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Mengingat pertumbuhan memiliki peran yang sangat penting akan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diharapkan selama periode 5 tahun kedepan mengalami peningkatan sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 7,21 % pada tahun 2015. Secara rata-rata perekonomian daerah Karangasem selama periode 20102015 direncanakan mampu mencapai 6,87 %. c.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu ukuran
yang dapat dijadikan cerminan kasar tentang tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Semakin meningkat nilai PDRB per kapita berarti semakin tinggi kesejahteraan masyarakat. Agar PDRB semakin meningkat maka pertumbuhan juga harus meningkat yang dibarengi dengan pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk karena sekalipun pertumbuhan tinggi apabila jumlah penduduk juga tinggi maka bisa saja PDRB per kapita akan menjadi rendah. Disamping itu, yang lebih penting dalam perhitungan PDRB per kapita adalah dari aspek pemerataan pendapatan antara masyarakat yang berpengasilan rendah, menengah, dan tinggi. PDRB per kapita yang tinggi juga tidak berdampak positif apa bila hanya dinikmati oleh sekelompok masyarakat berpengasilan menengah keatas.
114
Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya agar distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat menjadi semakin merata untuk tidak terjadi ketimpangan pendapatan. Selama periode 2011 sampai dengan 2015 PDRB per kapita direncanakan sebesar 11,97 juta rupiah pada tahun pertama yaitu tahun 2011 dan diperkirakan meningkat menjadi 19,19 juta rupiah pada akhir periode yaitu 2015. Secara rata-rata perkembangan PDRB per kapita di wilayah Kabupaten Karangasem selama periode 20102015 direncanakan mampu mencapai 15,40 juta rupiah. d.
Inflasi Persoalan ekonomi yang sering berkembang dan mempunyai dampak yang
cukup luas bagi masyarakat adalah masalah inflasi dan ini dapat dijadikan komoditas politik disamping juga pengangguran. Suatu pemerintahan akan dianggap gagal bila tidak mampu mengatasi kedua hal tersebut. Inflasi dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti adanya tekanan permintaan terhadap kebutuhan pokok mayarakat yang dibarengi dengan kenaikan harga akibat terbatasnya cadangan dan juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah dibidang keuangan, baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Masalah inflasi pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor eksternal baik oleh kebijakan pemerintah maupun pengaruh ekonomi global. Mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka selama periode 2010-2015 angka inflasi diharapkan mampu ditekan pada kisaran antara 4,58 % pada tahun 2015. e.
Struktur Ekonomi Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari komposisi
seluruh kegiatan produksi barang dan jasa yang dilakukan di daerah tersebut. Sehingga adanya perubahan struktur produksi akan menyebabkan pergeseran struktur ekonomi di daerah bersangkutan. Struktur perekonomian yang tangguh sangat penting untuk mendukung perekonomian daerah lebih mantap di mana antara sektor primer, sekunder, dan tersier berperan secara proporsional sehingga terjadi keseimbangan. Hal ini penting bila terjadi goncangan terhadap salah satu sector maka sektor lainnya masih bias bertahan dan tetap mampu memberikan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat.
115
Salah
satu
indikator
yang
sering
dipakai
untuk
mengamati
struktur
perekonomian suatu daerah adalah distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang juga dapat digunakan untuk mengamati potensi wilayah. Nilai PDRB Kabupaten Karangasem dan kontribusi sektor atas dasar harga berlaku tahun 2005 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai PDRB Kabupaten Karangasem dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 dan 2009 2005 Sektor
Nilai (Juta Rp)
2009 Kontribusi (%)
Nilai (Juta Rp)
Kontribusi (%)
01. Primer
762.613,71
34,56
1.159.109,82
31,60
02. Sekunder
252.983,60
11,46
464.649,13
12,67
03. Tersier
1.191.145,22
53,98
1.214.223,95
55,73
PDRB
2.206.742,52
100,00
3.667.700,34
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Karangasem
Struktur perekonomian Kabupaten Karangasem mempunyai karakteristik yang berbasis pada sektor pertanian dan sektor tersier. Keunggulan komparatif pada sektor pertanian dan sektor jasa-jasa telah memberikan warna tersendiri pada perekonomian Kabupaten Karangasem. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan lansung kedua sektor ini sangat dominan dalam memberikan kontribusi perekonomian Kabupaten Karangasem. Selama periode 2005-2009, struktur perekonomian Kabupaten Karangasem tidak banyak mengalami pergeseran. Komposisi produksi barang dan jasa di wilayah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dengan dukungan industri pariwisata yang sangat besar telah menyebabkan kelompok sektor jasa-jasa (tersier) memberikan sumbangan
nilai
tambah
yang
sangat
dominan
terhadap
pembentukan
PDRB
Karangasem. Pada tahun 2005 kontribusi kelompok sektor ini telah mencapai 53,98 % dan mengalami peningkatan di tahun 2009 menjadi 55,73 %. Sementara itu, sektor primer terus mengalami penurunan dari 34,56 % di tahun 2005 menjadi 31,60 % pada tahun 2009. Hal ini sesuai dengan pola umum pembangunan yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya pendapatan per kapita di
116
suatu wilayah umumnya dibarengi dengan penurunan kontribusi sektor primer di wilayah tersebut atau ekonomi akan selalu bergeser ke arah sektor sekunder dan tersier. Distribusi persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2004-2008 disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 No. 01
Lapangan Usaha
03
2005
2006
2007
2008
2009
Ratarata
Sektor Primer
34,56
33,75
33,18
32,06
31,60
33,03
1. Pertanian
32,47
31,49
30,80
29,60
28,96
30,66
2,09
2,27
2,38
2,46
2,64
2,37
11,46
11,89
12,32
12,67
12,67
12,20
1. Industri Pengolahan
7,14
6,96
6,95
6,82
6,79
6,93
2. Listrik, Gas dan Air Bersih
0,73
0,89
0,99
1,09
1,13
0,97
3. Bangunan
3,59
4,03
4,38
4,76
4,75
4,30
Sektor Tersier
53,98
54,36
54,50
55,27
55,72
54,77
1. Perdagangan Hotel & Restoran
17,63
17,78
17,42
17,33
17,42
17,52
2. Pengangkutan dan Komunikasi
8,11
8,16
8,18
8,78
9,20
8,49
3. Keuangan, persewahan dan Jasa perusahaan
4,56
5,15
5,78
6,46
6,46
5,68
23,68
23,28
23,11
22,71
22,64
23,08
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
2. Pertambangan dan Penggalian 02
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karangasem
Sektor Skunder
4. Jasa-jasa Total Sumber : BPS Kabupaten Karangasem
f.
Pengangguran Pengangguran dapat diartikan sebagai tidak terserapnya sebagian angkatan
kerja ke dalam kesempatan kerja yang diciptakan oleh pencapaian tingkat pertumbuhan. Tingkat pengangguran yang melebihi 5 % dari total angkatan kerja akan berdampak tidak baik bagi pembangunan daerah, sementara itu prosentase pencari kerja di Kabupaten Karangasem tahun 2009 sudah mencapai 2,76 % maka dari itu sasaran pengangguran terbuka selama periode lima tahun kedepan yaitu dari tahun 2010-2015 mampu ditekan sampai sebesar 7,8 % per tahun.
117
4.2
Sosial Dasar dan Sosial Budaya
4.2.1
Kependudukan Jumlah penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap besaran PDRB per
kapita. Tantangan masalah kependudukan dalam lima tahun kedepan antara lain meliputi: (a) pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, (b) migrasi masuk yang tinggi, (c) urbanisasi, (d) ketimpangan pertumbuhan penduduk antar kecamatan, (e) perubahan komposisi penduduk yang semakin tua, (f) kualitas penduduk yang rendah, (g) administrasi kependudukan yang belum baik. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat akan sangat berpengaruh terhadap daya dukung wilayah Kabupaten Karangasem terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja dan infrastruktur, antara lain: lahan perumahan, sekolah, sarana kesehatan, air bersih, sarana jalan, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu 1990-2000 (SP 1990 dan SP 2000) laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karangasem mencapai 0,49 %. Sedangkan setelah pada periode tahun 2000-2009 menjadi 2,23 %. Ada tiga faktor yang memberi sumbangan terhadap pertumbuhan penduduk yang terus meningkat yaitu migrasi masuk, angka kelahiran dan meningkatnya umur rata-rata hidup penduduk yang merupakan pencerminan dari menurunnya angka kematian. Pola pemakaian alat kontrasepsi bagi PUS selama kurun waktu 2005-2009 mengalami penurunan yang mencolok yaitu metode jangka panjang (IUD atau AKDR) paling banyak menurun dan berubah menjadi metode jangka pendek yaitu suntikan yang tingkat pemakaiannya lebih pendek dimana dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah pemakaiannya. Ketimpangan pertumbuhan penduduk antar kabupaten dan tingkat urbanisasi amat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan tersedianya lapangan kerja di masing-masing wilayah. Pertumbuhan penduduk akibat migrasi masuk amat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan tersedianya lapangan kerja di kabupaten lain, dan kemungkinan pula bahwa tingkat kelahiran di kalangan penduduk migran lebih tinggi dibanding penduduk non-migran yang tercermin dari tingkat pemakaian kontrasepsinya. Komposisi penduduk Karangasem juga tidak menunjukkan perubahan yang berarti, hal ini terlihat dari jumlah angka ketergantungan dari tahun 2005-2009 tidak
118
mengalami perubahan yang signifikan. Kondisi ini akan berpengaruh pada layanan kesehatan serta layanan lain bagi penduduk usia lanjut sedangkan kualitas penduduk tercermin dari indeks pembangunan manusia (IPM) yang amat ditentukan oleh dua faktor yaitu tingkat pendidikan dan kesehatan. Kecenderungan pemakaian metode kontrasepsi di Kabupaten Karangasem tahun 2005-2009 disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Kecendrungan Pemakaian Metode Kontrasepsi di Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2009 Tahun
IUD/AKDR (%)
Suntikan KB (%)
2005
45,67
25,42
2006
41,57
26,12
2007
39,79
27,65
2008
35,69
29,25
2009
39,30
30,10
Sumber : BPS Kabupaten Karangasem
4.2.2
Kemiskinan Mencermati data penduduk miskin di Kabupaten Karangasem (tabel 2.6),
terlihat dengan jelas bahwa rumah tangga miskin kebanyakan dijumpai pada daerahdaerah perkotaan serta daerah-daerah yang sumber airnya sangat terbatas, baik air minum maupun air untuk bercocok tanam yaitu daerah-daerah di Kecamatan Karangasem, Abang, Kubu, dan Kecamatan Bebandem. Secara garis besar, upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan
di
wilayah Kabupaten Karangasem menyesuaikan dengan program Provinsi Bali yaitu melalui program penanggulangan kemiskinan yang dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kluster antara lain: (1) bantuan dan perlindungan sosial dengan instrumennya antara lain beras untuk rakyat miskin (Raskin), jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), bantuan langsung tunai (BLT), bantuan opersional sekolah (BOS) dan lain-lain; (2) pemberdayaan masyarakat dengan instrumennya program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri, antara lain PNPM mandiri perdesaan, PNPM mandiri perkotaan dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP), dan (3) penguatan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dengan instrumennya kredit usaha rakyat (KUR).
119
Untuk
mengefektifkan
upaya
penanggulangan
kemiskinan,
pemerintah
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), yang selanjutnya Pemerintah Provinsi Bali membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi Bali berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 240/04-H/HK/2008, tanggal 14 April 2008. Dan ditingkat Kabupaten, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Karangasem berdasarkan Keputusan Bupati Karangasem Nomor 66/HK/2011 tanggal 8 Pebruari 2011. Tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Karangasem adalah mengkoordinasikan berbagai aspek meliputi (1) aspek pendataan, (2) aspek program, (3) aspek pendanaan dan (4) aspek kelembagaan.
Beberapa
hal
yang
perlu
mendapat
perhatian
dalam
upaya
penanggulangan kemiskinan antara lain: kurang validnya data rumah tangga miskin sebagai sasaran program dan belum sinkronnya berbagai program penanggulangan kemiskinan lintas sektor. 4.2.3
Ketenagakerjaan Pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, pertumbuhan ekonomi. Kualitas tenaga kerja relatif tinggi, serta sangat diminati oleh pasar kerja baik dalam maupun luar negeri dan didukung dengan adanya dana penguatan modal bagi tenaga kerja yang melakukan magang dan kerja di luar negeri dan adanya kebijakan yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan
bidang ketenagakerjaan, antara lain: masih banyaknya jumlah pengangguran, masih rendahnya minat masyarakat untuk bekerja di sektor informal. Pasar kerja bagi tenaga kerja Karangasem cukup terbuka di luar negeri serta kepercayaan pihak luar dalam menampung tenaga kerja Kabupaten Karangasem cukup tinggi sehingga memungkinkan tingkat penyerapan tenaga kerja cukup besar. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pola pelatihan
three in one
120
(pelatihan, sertifikasi dan penempatan) dan mengaktifkan program Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) didaerah secara lintas sektor serta perlu menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 kedalam peraturan daerah. 4.2.4
Kesehatan Indikator hasil akhir pembangunan kesehatan adalah tingkat derajat kesehatan
masyarakat. Indikator hasil akhir yang merupakan dampak dari pembangunan kesehatan adalah indikator-indikator mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indikatorindikator morbiditas (kesakitan) dan indikator-indikator status gizi, kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, serta akses dan mutu pelayanan kesehatan. Indikator mortalitas terdiri dari angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI) dan umur harapan hidup (UHH). Beberapa tantangan yang akan di hadapi Kabupaten Karangasem dalam pembangunan kesehatan lima tahun kedepan selain karena terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan, juga karena masih rendahnya status dan gizi masyarakat, belum memadainya pelayanan kesehatan yang diharapkan, serta masih rendahnya tingkat keberlanjutan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak masyarakat miskin. Kejadian beberapa penyakit infeksi masih cukup banyak seperti misalnya rabies, demam dengue, diare, infeksi saluran nafas akut, dan lain-lainnya, sementara itu telah/akan muncul penyakit-penyakit infeksi baru seperti misalnya SARS, flu burung, HIV/AIDS, TBC, dan lain-lainnya. Namun tantangan terbesar lain pada bidang kesehatan adalah pembiayaan layanan kesehatan bagi masyarakat. Tantangan ini akan terus meningkat karena semakin melebarnya kesenjangan antara peningkatan biaya pelayanan kesehatan dengan peningkatan penghasilan penduduk. Oleh karena penyakit-penyakit menahun (khronis) akan semakin dominan yang memerlukan masa perawatan panjang dengan biaya lebih tinggi, maka beban pembiayaan kesehatan bagi masyarakat akan semakin meningkat. Disisi lain, masih adanya kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar kelompok pendapatan, belum memadainya sarana dan prasarana kesehatan terutama di puskesmas untuk pelayanan sakit yang bersifat ringan, penyebaran tenaga medis dan paramedis yang belum merata serta fasilitas laboratorium kesehatan yang belum memadai.
121
4.2.5
Pendidikan Terkait pembangunan bidang pendidikan lima tahun mendatang, Kabupaten
Karangasem akan dihadapkan pada masalah pemerataan kesempatan untuk memperoleh layanan pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah mengingat biaya pendidikan semakin mahal. Hal ini akan berdampak pada tingginya angka buta aksara dan siswa putus sekolah. Upaya pengadaan guru baik kualitas maupun penempatannya tidak proporsional dimana disatu sisi masih banyak daerah yang kekurangan guru namun diluar itu terjadi kelebihan guru. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang mengatur tentang standar biaya pendidikan untuk semua jenjang pendidikan dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui pendidikan guru setara D4/S1 serta perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peluang dalam mengembangkan sekolah-sekolah profesi dan unggulan sehingga melahirkan sumber daya manusia profesional sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kualifikasi akademis serta dalam rangka sertifikasi. Peluang lainnya dalam bidang pendidikan adalah adanya kemauan politik dari Pemerintah sebagai pengejawantahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultur, dan kemajemukan bangsa serta mewajibkan biaya pendidikan minimal 20 % dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Amanat konstitusi ini merupakan acuan bagi peningkatan akses pelayanan pendidikan yang terjangkau dan merata serta semakin meningkatnya kualitas pendidikan. Adanya Nota Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang Rehab Gedung Sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan capaian APK 102,06 % serta program penuntasan buta aksara menunjukkan komitmen pemerintah dalam pembangunan pendidikan, sekaligus sebagai modal utama dalam merealisasikan program wajib belajar 12 tahun. 4.2.6
Kebudayaan Tantangan yang muncul dalam pembangunan kebudayaan adalah terjadinya
pergeseran nilai-nilai dan orientasi dari spiritualitas dan toleransi yang tinggi mengarah
122
pada individualisme, komersialisasi, dan materialisme. Pengaruh budaya global dengan kemajuan teknologi informasinya telah menerpa hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Lembaga tradisional seperti banjar, desa pakraman, subak dan sekaha tampaknya belum mampu membentengi masyarakat dari pengaruh negatif budaya luar. Sikap toleransi dan kebersamaan di kalangan masyarakat tampaknya juga semakin menurun. Perubahan sistem nilai, orientasi, dan gaya hidup masyarakat tersebut telah mendorong terjadinya konflik secara internal. Penduduk yang semakin heterogen merupakan tantangan tersendiri dalam pembangunan kebudayaan tradisional. Nilai-nilai universal seperti Tri Hita Karana, Tri Mandala, Tat Twam Asi, Rwa Bhineda, dan Desa Kala Patra tampaknya belum dipahami ataupun dihayati secara baik oleh penduduk pendatang. Di sisi lain, penduduk pendatang justru ingin menunjukkan jati dirinya dan cenderung eksklusif. Penguatan jati diri masyarakat sebagai orang bali perlu dilakukan, dan pada saat yang bersamaan perlu dikembangkan pemahaman multikulturalisme sehingga terjadi kehidupan yang saling menghormati dan menghargai antar sesama dalam masyarakat di Karangasem. Etos kerja dan daya saing masyarakat Karangasem cenderung melemah dibandingkan dengan warga pendatang. Sebagai penduduk asli di daerahnya, masyarakat Karangasem yang nota bene orang Bali cenderung memilih pekerjaan yang dianggap lebih bergengsi, kurang agresif, dan malas dibandingkan dengan pendatang. Di sisi lain, orang Bali tampaknya belum siap dengan modernisasi dan memiliki kemampuan manajerial yang rendah sehingga akhirnya mereka termarjinalisasi di daerahnya sendiri. Sehubungan dengan hal itu maka etos kerja, daya saing, dan kemampuan manajerial orang Bali harus ditingkatkan. Peluang didalam pengembangan kebudayaan adalah eksistensi masyarakat Karangasem yang dijiwai oleh agama Hindu yang menjadi landasan pembangunan di daerah ini. Nilai-nilai luhur seperti Tri Hita Karana, Tri Mandala, Sad Kertih, Tat Twam Asi, Rwa Bhineda, dan Desa, Kala, Patra memiliki sifat yang universal sehingga kebudayaan tradisional cenderung fleksibel dan adaptif dalam menerima pengaruh kebudayaan luar. Peran lembaga tradisional seperti banjar, desa pakraman, subak dan sekaha sangat penting dalam pengembangan dan pelestarian kebudayaan tradisional.
123
4.3
Ekonomi
4.3.1
Pertanian
a.
Pertanian Tanaman Pangan Tantangan dalam bidang pertanian secara umum pada kurun waktu tahun
2010-2015 adalah alih fungsi lahan. Walaupun demikian, jika dilihat dari data perkembangan penggunaan lahan lima tahun terakhir, luasan lahan pertanian dalam arti luas cenderung meningkat, yang berkurang hanya luasan lahan kering lainnya. Jika peningkatan luas sawah tersebut bisa berjalan dengan konstan, maka pada tahun 2015 akan terjadi penambahan lahan sawah seluas lebih dari 30 ha atau sekitar 0,4 % dari luas sawah pada tahun 2009 yaitu 7.140 ha. Bila produktivitas padi sawah bisa ditingkatkan, maka ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Karangasem dapat dicapai. Selain penyusutan luas sawah, tantangan lainnya adalah tersedianya air irigasi yang diprediksi akan mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, persaingan penggunaan air untuk keperluan pertanian dan non-pertanian, banyaknya lahan-lahan yang belum produktif akibat ketiadaan air, tingginya konflik kepentingan dalam pemanfaatan lahan yang ditunjukkan dengan tingginya konversi lahan pertanian, masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan produk pertanian berakibat rendahya nilai tambah produk, dan rendahnya minat investasi untuk pengembangan pertanian. Bila persediaan air irigasi untuk sawah berkurang, maka luas tanam dan luas panen untuk padi sawah akan mengalami penurunan yang berimplikasi terhadap penurunan produksi beras. Secara nasional, tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan berbagai negara di Asia walaupun sudah mengalami penurunan dari sekitar 130 kg per kapita per tahun menjadi 116 kg per kapita per tahun. Sebagai pembanding, Singapura dan Jepang mengkonsumsi beras hanya sekitar 65-70 per kg per kapita per tahun. Tingkat konsumsi umbi-umbian oleh masyarakat masih relatif kecil yaitu sekitar 8 kg/kapita/tahun, padahal umbi-umbian sangat mudah diproduksi dengan produktivitas dan keragaman yang tinggi. Sedangkan pengembangan penanaman komoditas sayur-sayuran mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh menurunnya minat petani untuk mengusahakan tanaman sayur-sayuran.
124
Kekuatan
(strength)
bidang
pertanian
dalam
arti
luas
adalah
masih
terpeliharanya sistem subak dengan kearifan budidaya pertaniannya yang bisa menjamin pengadaan air untuk lahan pertanian basah. Peluang (opportunity) yang masih terbuka luas adalah tersedianya pasar domestik (hotel dan restoran). b.
Perkebunan Pembangunan sub sektor perkebunan mempunyai kedudukan yang strategis
dalam pengembangan perekonomian Kabupaten Karangasem, karena sub sektor ini selain berperan dalam pembentukan produk domestik regional bruto, juga mempunyai fungsi hidro-orologis bagi sektor pertanian. Komoditas hasil perkebunan yang potensial dikembangkan dan memiliki peluang adalah tanaman kelapa dalam, kakao, jambu mete, kopi, vanili, cengkeh, kapok, dan jarak pagar. Luas areal perkebunan adalah 31.379,44 ha, sedangkan produksi kurang lebih 18.241,32 ton dengan jumlah komoditas sebanyak 16 komoditas. Dalam rangka pengembangan sub sektor perkebunan kedepan, prioritas pengembangan pada tanaman jambu mete, kakao, kelapa dalam, dan kopi dengan upaya peningkatan produksi dilaksanakan melalui intensifikasi. Permasalahan yang dihadapi sub sektor perkebunan antara lain adalah masih rendahnya produktivitas, kualitas yang belum memadai dengan selera pasar, terbatasnya permodalan petani, masih rendahnya kelembagaan petani, kemitraan usaha yang belum sesuai dengan harapan, dan rata-rata penguasaan lahan perkebunan masih relatif sempit disertai dengan teknologi budidaya yang belum optimum. Selain itu, teknologi penanganan pasca panen yang seharusnya mampu meningkatkan nilai tambah produk perkebunan, selain dapat menciptakan lapangan kerja belum bisa digarap dengan baik, dan sebagian besar produk perkebunan dijual dalam bentuk bahan baku. Berdasarkan sensus pertanian tahun 2002, kualitas sumber daya petani di Bali relatif rendah, yaitu sekitar 80 % petani tidak tamat SD atau hanya tamat SD. Selain itu, minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian sangat rendah. Hal ini terbukti bahwa hanya 4,28 % petani berumur di bawah 25 tahun.
125
c.
Peternakan Pembangunan
sub
sektor
peternakan
dilaksanakan
melalui
program
pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, dan peningkatan produksi hasil peternakan. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dijabarkan dalam kegiatan pemeliharaan dan pencegahan penyakit menular ternak, utamanya menjaga penularan penyakit dari hewan ke manusia. Program peningkatan produksi diutamakan pada kegiatan pembibitan dan perawatan ternak, pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat, penyuluhan kualitas gizi pakan ternak dan pengembangan hijauan makanan ternak. Sedangkan pengembangan agribisnis peternakan dilaksanakan melalui pelatihanpelatihan dan temu usaha peternakan. Pengembangan sub sektor peternakan diprioritaskan pada mempertahankan pertumbuhan populasi ternak sapi, dalam upaya pelaksanaan program swasembada daging sapi (P2SDS) dapat tercapai. Perkembangan polulasi sapi Bali di Kabupaten Karangasem dari tahun 2005-2009 menunjukkan peningkatan yang cukup baik dari 145.717 ekor pada tahun 2005 meningkat 1,15 % menjadi 152.437 ekor di tahun 2009. Namun peluang sub sektor peternakan khususnya sapi Bali belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena berbagai keterbatasan yang ada, baik menyangkut teknologi, permodalan, kualitas sumber daya manusia peternak, maupun akses pasar. Ada dua masalah utama yang merupakan tantangan bagi pengembangan sapi Bali ke depan yaitu penyediaan bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup dan ketersediaan pakan ternak yang berbasis bahan lokal dengan kualitas baik dan dengan harga terjangkau oleh peternak. Selain itu, kualitas daging sapi bali masih dianggap relatif alot/keras, sehingga belum banyak diserap untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran di Bali. Salah satu kendala yang dihadapi terkait dengan penyediaan bibit sapi Bali adalah terbatasnya jumlah dan kualitas inseminator untuk mendukung inseminasi buatan. Adanya beberapa penyakit dari unggas dan ternak lainnya yang berpotensi menular ke manusia, merupakan suatu ancaman karena selain menyebabkan kerugian secara material yaitu kematian unggas, juga menyebabkan ancaman bagi kesehatan masyarakat. Seperti kasus penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus yang pada awalnya menyerang unggas.
126
d.
Perikanan Untuk sub sektor perikanan, produksi perikanan pada kurun waktu 2005-2009
meningkat, yaitu dari 8.353,9 ton menjadi 14.277,4 ton atau rata-rata meningkat sebesar 17,73 %. Kabupaten Karangasem dengan panjang pantai 87 km memiliki potensi perikanan laut (penangkapan dan budidaya) yang cukup besar dengan luas areal untuk perikanan budidaya perikanan air tawar seluas 40 ha. Di samping itu saat ini sedang dirintis dan dikembangkan budidaya udang di kawasan Bugbug Kecamatan Karangasem, serta pengembangan Abalon di wilayah Kecamatan Kubu. Program pengembangan sub sektor perikanan dilaksanakan melalui program pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
pesisir,
pemberdayaan
masyarakat
dan
pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan, serta pengembangan budidaya perikanan. Pengembangan perikanan tangkap diarahkan pada pengembangan produksi kelautan dan perikanan terutama pada daerah-daerah yang cocok. Tantangan yang dihadapi adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang belum optimal dan dihadapkan pada permasalahan antara lain: struktur armada perikanan yang masih didominasi oleh armada perikanan rakyat skala kecil, terbatasnya fasilitas prasarana tempat pendaratan ikan (TPI), pelabuhan perikanan, belum lancarnya distribusi bahan bakar minyak untuk nelayan, naiknya harga pakan ikan, belum terkendalinya penyakit ikan, terbatasnya persediaan benih ikan dan udang, rendahnya keterampilan nelayan dan pembudidaya ikan, serta modal yang terbatas untuk mengembangkan skala usaha, belum adanya tata ruang wilayah pesisir laut dan pulau-pulau kecil berikut zonasinya. 4.3.2
Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-Koperasi) Pemberdayaan usaha menengah kecil mikro dan koperasi (UMKM-K) merupakan
salah satu upaya strategis dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakat. Dengan demikian UMKM dan koperasi harus mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap produksi daerah, membuka lapangan kerja, dan dalam rangka mewujudkan ketahanan ekonomi daerah. Program pengembangan perkoperasian di Kabupaten Karangasem cukup berhasil, namun ada beberapa indikator pendukung yang menurun, hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah koperasi yang mengalami peningkatan 37 unit atau 23,87 %, dengan aset yang dimiliki meningkat 61.295 juta rupiah, menurun
127
sebesar 963.694 juta rupiah. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi, karena semakin dirasakan meningkatnya pelayanan koperasi dan manfaat koperasi dalam mendukung perekonomian masyarakat yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya modal koperasi sebesar Rp 6.117 juta rupiah atau 11,15 %, volume usaha meningkat 14.905 juta rupiah atau 27,83 % dan sisa hasil usaha (SHU) menurun sebesar 253 juta rupiah (14,62 %). Program pembangunan koperasi dan pembinaan pengusaha kecil, Pemerintah Kabupaten Karangasem telah mampu menjalankan sebagian misi jangka panjang ke pertama yaitu mewujudkan masyarakat madani berlandaskan pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan peningkatan pertumbuhan usaha kecil menengah dan koperasi. Permasalahan yang masih ditemukan dalam pembangunan koperasi dan pembinaan pengusaha kecil, antara lain: rendahnya kualitas sumber daya manusia, kurang berkembangnya usaha kecil dan menengah, manajemen usaha bagi koperasi, LPD, LKM masih rendah, kurangnya sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian, dan kurangnya koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya pemecahan yang dilakukan, antara lain: peningkatan sumber daya manusia, fasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah, peningkatan manajemen usaha bagi koperasi, LPD, LKM, pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian, peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha, dan pengembangan sistem informasi penanaman modal. 4.3.3
Penanaman Modal Dalam pembangunan dibidang ekonomi, sasaran yang hendak dicapai adalah
pemulihan ekonomi dengan terciptanya laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat makin merata dan stabilitas daerah yang mantap bercirikan industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh, koperasi yang sehat dan kuat, serta perdagangan yang maju. Untuk menunjang kegiatan perekonomian dimaksud, penanaman modal oleh masyarakat dan dunia usaha perlu lebih ditingkatkan.
128
Keberhasilan dalam menarik investor ke Kabupaten Karangasem tidak terlepas dari beberapa faktor penunjang, yaitu penyebarluasan informasi mengenai potensi investasi dan sumber daya yang dimiliki, penciptaan iklim investasi yang kondusif, sumber daya produktif dan berkelanjutan, tersedianya sumber daya manusia yang memadai, dan adanya kerjasama yang optimal antara instansi terkait. Namun, tantangan internal yang dihadapi dalam pengembangan investasi di Karangasem antara lain meliputi: sarana dan prasarana terbatas, ketersediaan lahan terbatas, kualitas sumber daya manusia belum memadai, dan pelayanan perijinan belum optimal. Tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya merupakan peluang terciptanya peningkatan investasi, sedangkan tantangan eksternal yang menghambat, antara lain: kurang stabilnya kondisi politik di dalam negeri, kurang stabilnya kurs rupiah terhadap mata uang asing, kurangnya kepastian hukum, persaingan yang ketat antar daerah dan antar negara, serta hambatan teknis lainnya masalah lahan serta kurang disiplinnya para investor dalam merealisasikan investasinya. 4.3.4
Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri yang berkembang dan memberikan dampak
yang signifikan bagi perkembangan perekonomian Bali dan Karangasem khususnya. Sejak mulai berkembangnya sektor pariwisata yang didukung sepenuhnya oleh budaya masyarakat
yang
kaya
akan
nilai-nilai
keunikan,
sehingga
sampai
saat
ini
Bali/Karangasem dikenal secara luas dengan pariwisata budayanya. Kabupaten Karangasem sebagai salah satu kabupaten di Bali, juga memiliki potensi pariwisata budaya yang besar. Potensi ini di masa mendatang perlu dikelola secara profesional dengan tidak mengabaikan aspirasi masyarakat termasuk nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang didalamnya. Perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Karangasem pada tahun 2005-2009 menunjukkan hasil yang cukup baik. Dalam upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Kabupaten Karangasem terus berbenah untuk menata obyek-obyek wisata yang ada agar lebih menarik, melakukan promosi dan pemasaran pariwisata. Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian program kepariwisataan di antara lain yaitu: masih kurangnya penataan dan pengelolaan obyek daya tarik dan atraksi pariwisata, masih kurangnya sistem informasi dan promosi pariwisata, rendahnya
129
kesadaran masyarakat tentang arti penting pariwisata dan kurangnya jaminan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan pada obyek–obyek wisata, gangguan keamanan di luar dan dalam negeri, serta berbagai isue wabah penyakit. Pemecahan masalah yang dilakukan dalam upaya pengembangan pariwisata sebagai sektor yang prospektif karena mendatangkan devisa, meningkatkan PAD dan menyerap tenaga kerja, antara lain: meningkatkan kesadaran masyarakat dan keamanan pada obyek-obyek wisata dengan kegiatan penyuluhan sadar wisata, pengembangan kepariwisataan
dengan
meningkatkan
promosi
dan
pemasaran
wisata,
untuk
meningkatkan daya tarik wisatawan dilaksanakan kegiatan penataan dan pembangunan sarana penunjang obyek wisata, membuka obyek wisata baru yang didukung oleh potensi
alam
sekitarnya
dan
potensi
sumber
daya
manusia
yang
mampu
mengembangkan agro industri rumah tangga dan membuka kawasan agropolitan di daerah Bebandem, Selat dan Rendang sebagai pengembangan tanaman salak untuk tujuan wisata. 4.3.5
Perdagangan Kabupaten Karangasem merupakan salah satu daerah pariwisata di Bali yang
sudah terkenal di manca negara, didukung dengan pelabuhan Padangbai dan pengembangan dermaga cruise di Tanah Ampo Manggis, sehingga daerah Karangasem juga akan menjadi pasar untuk semua produk industri/kerajinan lokal dan sektor perdagangan akan mampu memberikan kontribusi pada pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi tersebut merupakan peluang yang amat bagus untuk pengembangan perdagangan, baik domestik maupun internasional. Tantangan di sektor perdagangan antara lain rendahnya daya saing komoditi ekspor, sumber daya manusia pelaku bisnis dan perlindungan terhadap konsumen dan produsen, terbatasnya bahan baku lokal, belum memiliki tempat promosi yang bertaraf internasional, terbatasnya informasi pasar luar negeri. 4.3.6
Industri Peluang
industri
kerajinan
daerah
Karangasem
cukup
potensial
untuk
dikembangkan menjadi industri unggulan karena didukung adanya tenaga kerja terampil, desain yang unik, adanya pasar ekspor yang mampu menjual kerajinan yang dihasilkan,
130
adanya sentra-sentra industri yang telah menjadi tujuan wisata, dan didukung oleh faktor budaya tradisional. Selain itu, adanya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, di mana pemerintah daerah diberi kewenangan untuk membangun daerahnya sesuai dengan potensi dan unggulan yang dimiliki Tantangan yang dihadapi pada sektor industri antara lain: sumber daya yang dimiliki belum siap dalam menghadapi persaingan global, lemahnya daya saing produk komoditi ekspor daerah, kebutuhan modal kerja semakin besar akibat peningkatan biaya produksi, kualitas sumber daya manusia masih rendah dalam menciptakan inovasi baru, terbatasnya bahan baku lokal, sehingga bahan baku harus didatangkan dari luar daerah, belum terdaftarnya hasil produk/desain industri daerah Karangasem dalam HKI serta adanya persaingan yang sangat ketat dari negara lain dengan harga yang terjangkau oleh konsumen.
4.4
Imu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) diarahkan pada
peningkatan kualitas penguasaan dan pemanfaatan iptek dalam mendukung transformasi perekonomian
yang
berbasis
pada
keunggulan
kompetitif.
Kebijakan
strategis
pembangunan daerah dalam penelitian pengembangan dan penerapan Iptek adalah untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan dan merupakan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan iptek dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan iptek sebagaimana tersebut diatas, tantangan yang dihadapi antara lain: masih lemahnya kelembagaan penelitian, terbatasnya sumber daya manusia peneliti, dan belum terealisasinya anggaran penelitian dan pengembangan sekurang-kurangnya 1 % dari APBD seperti diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor
18
Tahun
2002
tentang
Sistem
Nasional
Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Mengingat rendahnya pembiayaan, maka sistem pengembangan iptek menjadi sangat lemah, dan mekanisme intermediasi iptek menjadi tidak optimal. Hal tersebut terlihat dari hasil pembangunan iptek belum menjadi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi, masih lemahnya sinergi kebijakan iptek, serta belum adanya keterkaitan antara kegiatan riset dengan kebutuhan nyata masyarakat.
131
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan iptek adalah belum sinergisnya mekanisme intermediasi antara akademisi, badan usaha, dan pemerintah Tantangan lainnya yaitu kemajuan iptek sering berdampak pada munculnya berbagai isu lingkungan dan kesehatan manusia. Kemajuan teknologi seperti teknologi informasi dan informasi lainnya dapat berpengaruh terhadap menurunnya peradaban dan kebudayaan bangsa.
4.5
Politik, Hukum dan Pemerintahan Masalah politik, hukum dan pemerintahan, satu dengan yang lain saling
berkaitan. Untuk mewujudkan situasi dan kondisi politik yang kondusif, terciptanya perlindungan dan kepastian hukum serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik mutlak diperlukan, dan harus didukung oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Kebijakan pembangunan dibidang politik, hukum dan pemerintahan di daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, dan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pembangunan bidang politik, antara lain: terciptanya situasi dan kondisi politik yang kondusif dan mencegah terjadinya instabilitas politik untuk menghindari terjadinya perpecahan/disintegrasi di masyarakat. Selain hal tersebut, dalam membangun politik di daerah, para elit politik harus punya komitmen untuk memenuhi kuota minimal 30 % bagi keterwakilan perempuan dalam kepengurusan partai politik supaya kesetaraan dan keadilan gender dapat diwujudkan. Tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan validitas data pemilih sehingga semua warga dapat menggunakan hak pilihnya secara aktif serta penyelenggaraan pemilu secara aman dan tertib. Dalam bidang hukum, guna mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), maka melalui sitem informasi dan komunikasi yang obyektif dan transparan serta akuntabel akan bisa dicapai apabila semua elemen pemerintahan terjalin hubungan emosional yang sama dan mempunyai komitmen dalam mengemban amanat penderitaan rakyat.
132
Untuk itu, pembangunan perlu difokuskan pada penegakan supremasi hukum secara konsekuen. Hal ini dapat diwujudkan apabila ada peraturan hukum yang substansinya jelas, adanya elit penegak hukum yang berkualitas, dan perilaku (budaya hukum) masyarakat yang mentaati hukum. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan pengkajian-pengkajian terhadap berbagai peraturan hukum dan hukum yang hidup di masyarakat (hukum adat), pembinaan-pembinaan terhadap para elit penegak hukum dan peningkatan kesadaran hukum warga masyarakat. Juga tidak kalah pentingnya peningkatan sarana prasarana sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Dalam
rangka
mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
baik,
pembangunan difokuskan pada terbentuknya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean government) dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) yang memperhatikan kepentingan masyarakat Karangasem. Dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah harus memilah-milah kewenangannya secara jelas dan rinci, artinya kewenangan-kewenangan yang diperoleh berdasarkan asas dekonsentrasi,
asas
desentralisasi
dan
asas
pembantuan.
Untuk
membangun
Karangasem secara optimal, pemerintah juga perlu membangun kerjasama yang baik dengan DPRD serta semua komponen masyarakat lainnya.
4.6
Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Keamanan, ketentraman dan ketertiban daerah Karangasem sampai sekarang
secara umum tergolong cukup baik, namun masyarakat belum sepenuhnya dapat menikmati perasaan aman, karena diberbagai tempat masih sering terjadi tindakan kriminal yang mengganggu ketentraman masyarakat. Terkendalinya masalah keamanan dan ketertiban di daerah tidak terlepas dari peranan para petugas keamanan formal dan petugas keamanan tradisonal yaitu pecalang di masing-masing-masing desa pakraman. Hal-hal yang menjadi tantangan dalam pembangunan bidang keamanan, antara lain adalah: mencegah terjadinya bencana sosial yang ditimbulkan oleh adanya tindakan-tindakan kriminal, dan konflik sosial yang dapat mengganggu stabilitas keamanan. Hal ini antara lain dapat diwujudkan dengan mengadakan sistem keamanan terpadu antara petugas keamanan formal dan petugas keamanan tradisional, dengan selalu bekerjasama dan berkoordinasi. Terkait dengan bidang ketertiban, perlu diwaspadai dampak penduduk pendatang yang secara langsung maupun tidak langsung
133
pada gilirannya akan menimbulkan tindakan-tindakan kriminal, yang dapat mengganggu ketertiban dan ketenteraman serta mengusik kenyamanan hidup dalam masyarakat. Untuk mengatasinya, petugas ketertiban perlu melakukan pengawasan dan penertiban yang dilakukan dengan melibatkan peranserta partisipasi desa pakraman.
4.7
Sarana Prasarana
4.7.1
Sarana Prasarana Permukiman Sarana prasarana permukiman penting artinya bagi keberlangsungan hidup
penghuni
dan
lingkungan
sekitarnya.
Dukungan
keberadaan
sarana
prasarana
permukiman juga menjamin keberlangsungan aktivitas terutama dalam aksessibilitas terhadap wilayah sekitar dan keluar wilayah permukimannya. Setiap tahun pemerintah Kabupaten permukiman.
Karangasem Namun
tetap
demikian
meningkatkan
pembangunan
masih
mampu
belum
sarana
sepenuhnya
prasarana memberikan
pemerataan dalam pembangunannya. Kelemahan dalam pengembangan sarana dan prasarana permukiman adalah keterbatasan dan kemampuan pembiayaan/pendanaan oleh pemerintah, dan kecilnya minat swasta untuk berinvestasi di berbagai sektor serta kondisi geografis wilayah Kabupaten Karangasem yang berbukit sehingga berdampak juga pada tingginya nilai investasi sarana prasarana permukiman yang dibutuhkan. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sarana dan prasarana permukiman adalah menurunnya kualitas sanitasi lingkungan, yang meliputi pengelolaan persampahan, limbah cair, dan air minum. Masalah ini berkaitan erat dengan rendahnya kemampuan pemerintah dalam pembiayaan dan rendahnya pemahaman dan prilaku masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan. Tantangan lainnya adalah meningkatnya kebutuhan kualitas pelayanan infrastruktur serta keterbatasan dan ketidak merataan sebaran sumberdaya alam yang ada. Kekuatan yang dimiliki Karangasem sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Bali bagian timur adalah meningkatnya jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan. Hal tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dari berbagai negara donor untuk berkunjung dan membantu pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sanitasi di Kabupaten Karangasem.
134
4.7.2
Sarana dan Prasarana Sumberdaya Air Pengembangan sarana dan prasarana sumberdaya air sangat mutlak diperlukan.
Hal ini mengingat wilayah Kabupaten Karangasem sebagian besar merupakan lahan kritis yang sangat kekurangan pasokan air bersih, dan sering kali terjadi kejadian bencana kekeringan di wilayah-wilayah tersebut. Walaupun dalam kenyataanya jumlah dan debit sumberdaya air sangatlah mencukupi tetapi penyebaran dan lokasi sumber-sumber tersebut tidak merata. Sumberdaya air yang ada dimanfaatkan untuk pengairan dan air bersih. Keberadaan sumberdaya air adalah salah satu kekuatan pembangunan dan kelestarian pertanian di Kabupaten Karangasem. Pengaturan distribusi air terletak pada keberadaan subak sebagai organisasi pemakai air. Peran subak sangat penting didalam mengatur ketersediaan air irigasi untuk mendukung produktivitas usaha tani secara maksimal selain dimanfaatkan juga untuk air bersih. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan membangun jaringan irigasi seperti bendung, bangunan air, saluran air, tanggul banjir, serta melakukan pemeliharaan untuk menjaga dan mengamankan agar jaringan irigasi dapat berfungsi dengan baik. Tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan sarana dan prasarana sumberdaya air adalah meningkatnya kebutuhan air terutama oleh sektor pariwisata, tidak meratanya penyebaran sumberdaya air, dan menurunnya ketersediaan air. Oleh karena itu pembangunan sarana dan prasarana sumberdaya air dalam rangka mengatur tata air harus disertai dengan upaya-upaya pelestarian keberadaan sumberdaya air. Tantangan lain yang dihadapi dalam pengelolaan sarana dan prasarana pengairan antara lain adalah semakin menyusutnya luas daerah irigasi sebagai akibat konversi lahan pertanian menjadi non pertanian dan meningkatnya persaingan antara pemanfaatan air untuk kepentingan irigasi dengan kepentingan sektor-sektor lainnya.
4.7.3
Transportasi dan Komunikasi Transportasi sebagai urat nadi pembangunan, mempunyai peranan penting dan
strategis dalam menunjang kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan perlu ditata dan diarahkan dalam satu kesatuan sistem jaringan pelayanan jasa transportasi yang handal, dalam arti pembangunan sarana dan prasarana transportasi dilaksanakan secara terpadu 135
antar dan intra moda dengan kapasitas mencukupi, sehingga tercipta aksesibilitas tinggi untuk meningkatkan kelancaran mobilitas dan distribusi barang dan jasa keseluruh pelosok wilayah, dengan cepat, teratur, tertib, aman, efektif, dan efisien, serta mampu mendukung dan menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah Karangasem. Tantangan
pembangunan
transportasi
dan
komunikasi
di
Kabupaten
Karangasem diantaranya adalah: buruknya kondisi sarana dan kinerja operasi angkutan umum, defisiensi sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, belum meratanya trayek angkutan umum dan tertatanya dengan baik akses transportasi. Sedangkan untuk komunikasi saat ini tidak lagi menjadi masalah karena dapat dilayani dengan jaringan telekomunikasi GSM. Untuk itu peningkatan pelayanan angkutan umum menjadi begitu penting untuk segera dibenahi, disamping juga peningkatan sarana prasarana yang telah ada seperti pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan disamping pembenahan terhadap penataan simpangan dan manajemen pengaturan lalu lintas. Tantangan lain yang dihadapi dalam pembangunan transportasi dan komunikasi di Karangasem adalah adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah. Kondisi ini menuntut komunikasi.
adanya
perbedaan
Mengingat
orientasi
keterbatasan
stategi daya
pembangunan
dukung
transportasi
lingkungan,
dan
pembangunan
transportasi dan komunikasi diarahkan pada strategi penataan dan optimalisasi sarana dan prasarana yang ada dengan konsep aglomerasi dan pada pembangunan dan pengembangan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan wilayah. Demikian pula, kondisi topografi pegunungan memberikan hambatan yang cukup berat dalam upaya meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa antar wilayah. Beberapa peluang dalam pembangunan transportasi dan komunikasi di Kabupaten Karangasem adalah: peningkatan jumlah pangsa pasar sarana komunikasi, peningkatan ekonomi masyarakat, dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik. Selain itu, dalam upaya untuk menarik wisatawan dan sebagai salah satu tujuan wisata menyebabkan kebutuhan dan distribusi penumpang, barang, dan jasa masuk keluar semakin meningkat, sehingga menarik bagi kalangan investor. Di sisi lain, kondisi di atas menuntut tersedianya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai serta dapat diandalkan.
136
4.7.4
Sumber Daya Energi Listrik Kekuatan
Pemerintah
Kabupaten
Karangasem
dalam
perencanaan,
pembangunan dan pengembangan industri ketenagalistrikan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari keberadaan sumberdaya alam dan berbagai kebijakan yang ada.
Adanya kebijakan
pemerintah daerah dalam penyediaan dan pengembangan sistem tenaga listrik, tersedianya potensi dan pasokan energi primer (potensi tenaga air, surya, biomassa dan angin), serta dengan adanya rencana umum ketenagalistrikan daerah tahun 2004. Peningkatan kebutuhan energi listrik di Kabupaten Karangasem memberikan implikasi bahwa masalah penghematan energi listrik dan optimalisasi penyediaan energi listrik akan semakin penting untuk dilaksanakan. Kelemahan yang ada dalam pengembangan industri ketenagalistrikan antara lain adalah tidak adanya sumber energi primer utama seperti batu bara dan gas bumi, keterbatasan lahan serta masih ketergantungan pada suplly energi listrik Jawa-Bali dengan tingkat sensitivitas sangat tinggi terhadap gangguan alam. Peluang dalam pembangunan sektor ketenagalistrikan terlihat dari kebutuhan konsumsi dan diversifikasi energi listrik. Peningkatan permintaan kebutuhan energi listrik tiap tahunnya disebabkan oleh: pesatnya pembangunan, peningkatan jumlah penduduk, meningkatnya pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga, serta besarnya minat pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan pembangkit listrik. Kondisi sumberdaya alam baik topografi, angin, laut, dan matahari memberikan peluang pula bagi pengembangan energi alternatif terbarukan di Kabupaten Karangasem. Tantangan dalam pengembangan sektor ketenagalistrikan di Kabupaten Karangasem adalah adanya persepsi masyarakat yang kurang tepat terhadap keberadaan pembangkit listrik yang ditenggarai berpotensi menimbulkan dampak negatif maupun menimbulkan kerusakan dan degradasi ekosistem serta masih adanya kekhawatiran masyarakat akan penggunaan sumber energi alternatif yang dapat dipakai untuk sistem pembangkit listrik. 4.8
Pengembangan Wilayah, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan penataan ruang di
Kabupaten Karangasem saat ini antara lain: (1) masih terbatasnya pengetahuan aparat 137
dalam penataan ruang sehingga menyebabkan persepsi yang berbeda diantara aparatur pemerintah didalam memahami peraturan yang ada, (2) rendahnya tingkat kesadaran investor dalam mencari informasi tata ruang (advice planning) sebelum melakukan investasi
sehingga
pembangunan
oleh
investor
cenderung
melanggar
kawasan
perlindungan seperti sempadan pantai, sempadan jurang, sempadan sungai serta pelanggaran RTH berfungsi lindung, (3) kecenderungan investor merangkul dan memanfaatkan organisasi masyarakat setempat seperti Desa Pakraman dan kelompokkelompok masyarakat lainnya dalam mencari dukungan setelah melakukan pelanggaran tata ruang jika berhadapan dengan Pemerintah, (4) belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang serta belum optimalnya mekanisme pengendalian pembangunan (development control), (5) belum sepenuhnya rencana tata ruang wilayah di pakai sebagai pedoman dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan daerah serta pelaksanaan investasi, (6) belum selesainya penyusunan review RTRW Kabupaten Karangasem yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, (7) belum semua wilayah/kawasan memiliki rencana tata ruang yang dapat dipakai sebagai acuan dalam pengembangan wilayah untuk mengurangi salah penafsiran. Tantangan yang dihadapi Kabupaten Karangasem dalam pengembangan wilayah adalah adanya kesenjangan pembangunan antara wilayah dan antara perdesaan dengan perkotaan. Wilayah karangasem bagian utara (Kecamatan Abang dan Kubu) merupakan kawasan yang cenderung tandus didominasi oleh lahan perkebunan. Namun demikian, untuk saat ini mulai muncul kecenderungan perkembangan ke arah pariwisata. Sedangkan wilayah Karangasem bagian selatan (Kecamatan Karangasem, Manggis dan Bebandem), merupakan wilayah relatif subur dengan perkembangan penggunaan lahan lebih padat dibandingkan dengan wilayah lainnya, dan merupakan pusat kegiatan jasa, ekonomi, pendidikan dan lain-lain, yang didukung oleh infrastruktur yang relatif lebih lengkap. Sedangkan untuk wilayah Karangasem bagian barat (Kecamatan Selat, Sidemen dan Rendang) merupakan wilayah yang didominasi oleh pertanian dalam arti luas. Produksi sawah dan perkebunan mendominasi wilayah tersebut. Selain itu, keberadaan potensi lain seperti pariwisata, industri kecil, pertambangan juga terdapat pada wilayah tersebut.
Potensi
yang
perlu
diwaspadai keberadaan
perkembangannya
adalah
keberadaan potensi galian C yang sampai saat ini masih di eksplorasi.
138
Kesenjangan pembangunan terjadi pada wilayah bagian selatan meliputi Kecamatan Karangasem, Bebandem dan Manggis berlangsung relatif lebih cepat terutama dalam alih fungsi lahan, diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Wilayah bagian utara kondisi infrastruktur yang kurang memadai yang disebabkan oleh kondisi kawasan secara geografis kurang menguntungkan (kering/tandus), kegiatan ekonomi lebih dominan pada bidang perkebunan dan pertambangan. Peluang untuk pengembangan wilayah adalah dengan terbitnya UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mana dalam penataan ruang yang ketat harus dilakukan sesuai rencana tata ruang wilayah dan mendorong pemerintah Kabupaten Karangasem untuk menyusun rencana rinci tata ruang sesuai kewenangannya. Untuk memperkecil tingkat kesenjangan pembangunan pada dua kawasan tersebut maka perlu ditetapkan zonasi kawasan didukung oleh regulasi yang kuat, serta mengarahkan investasi pada wilayah yang belum berkembang dengan tetap memperhatikan kondisi dan daya dukung lingkungan. Kekuatan yang ada dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah adanya peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan antara lain: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan, Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan. Demikian pula, awig-awig desa pakraman, kearifan lokal (tri hita karana, tri mandala, tumpek uduh/kandang, nyegara gunung dan lain-lain), keberadaan desa pakraman, LSM, dan lembaga sosial lainnya memilki peranan yang besar dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Tantangan dalam pengelolaan lingkungan hidup antara lain: masih rendahnya pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, masih kurang jelasnya/ketidakpastian substansi dari produk hukum di bidang lingkungan hidup, dan masih belum jelasnya mekanisme keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan tentang hakekat dan fungsi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan belum diterapkannya rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL).
139
Peluang pengelolaan lingkungan hidup untuk mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dalam tahapan perencanaan adalah adanya upaya untuk menyusun kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). KLHS merupakan kajian lingkungan hidup yang lebih terfokus pada kajian yang bersifat lebih strategis yakni di tingkat kebijakan, rencana dan program. Penerapan KLHS akan diarahkan pada pemberdayaan rencana pembangunan yang bersifat strategis (RPJP, RPJM, RTRW, dan sebagainya) yang menekankan pada proses kerjasama dan partisipatif dari seluruh komponen terkait/stakeholder secara tripartit (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha). Ancaman terhadap meningkatnya degradasi lingkungan dapat terjadi karena kesalahan dalam memformulasikan pengertian otonomi daerah dengan melakukan pembangunan yang berdalih meningkatkan PAD apalagi tidak mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Adanya kebijakan yang berorientasi pada peningkatan ekonomi tanpa memperhatikan aspek lingkungan, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan, serta pelanggaran pemanfaatan ruang baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir akan menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ancaman lainya yang memperparah kerusakan lingkungan adalah aktivitas pembangunan yang dapat merusak terumbu karang, perambahan, dan pembakaran hutan. Alih fungsi lahan menyebabkan rusaknya habitat flora dan fauna sehingga dapat mengancam kelestarian sumberdaya keanekaragaman hayati.
140
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1
Visi Karangasem merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang pernah
menyandang predikat daerah tertinggal pada tahun 2005-2009, dan selama tiga tahun kedepan masih dibawah pengawasan pemerintah pusat. Disamping ketertinggalan memiliki juga potensi sumber daya alam dan keindahan wilayah yang perlu dikembangkan guna kesejahteraan masyarakat. Sejalan
dengan
perkembangan
waktu
pada
periode
2005-2010
saat
kepemimpinan pertama bupati terpilih telah dicapai kemajuan di segala bidang namun masih ada yang belum tercapai serta belum optimal. Untuk itu pada periode terpilih yang kedua kalinya 2010-2015 perlu dilanjutkan Visi dan Misi periode 2005-2010. Oleh karenanya, untuk membangun Karangasem yang lebih baik di masa mendatang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem 2010-2015 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan namun juga mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada, serta mempertimbangkan kearifan lokal yang hidup dalam masyarakat Karangasem maka Visi yang hendak dicapai dalam periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karangasem adalah ” Mewujudkan Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll ” Penjabaran makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini. Jagadhita artinya kondisi masyarakat yang berada pada keadaan ekonomi yang sejahtera dengan ukuran menurut terminologi ilmiah, yang selama ini dijadikan indikator oleh pemerintah. Ya Ca Iti Dharma artinya bahwa dasar filosofi yang dijadikan kerangka di dalam berinteraksi sosial adalah nilai-nilai kebenaran universal yang menurut terminologi agama dan hukum positif.
141
Periode ll artinya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan tidak bisa instan selalu mengalami proses waktu atau periodeisasi, untuk itu guna melanjutkan visi yang terdahulu perlu berkelanjutan sehingga tujuan menjadi optimal. Batasan-batasan: 1.
Batasan sejahtera yaitu adanya penurunan secara signifikan terhadap angka kemiskinan secara bertahap dan komprehensif.
2.
Nilai-nilai kebenaran terminologi agama yang dijadikan acuan secara khusus adalah Agama Hindu dengan nafas budaya Bali dan Undang-Undang Negara.
5.2
Misi RPJMD Kabupaten Karangasem 2010-2015 yang merupakan tujuan kedua dari
RPJPD Kabupaten Karangasem 2006-2025 adalah dalam rangka untuk membuat Karangasem kedepan menjadi lebih baik dengan mencermati isu-isu strategis, baik yang bersifat internal (kekuatan dan kelemahan) maupun bersifat eksternal (peluang dan tantangan). Globalisasi dalam pasar bebas merupakan peluang bagi sumber daya manusia Karangasem untuk dapat berkiprah, baik ditingkat daerah, nasional maupun ditingkat global. Globalisasi merupakan peluang untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sekaligus menurunkan tingkat pengangguran. Dalam rangka mewujudkan ” Karangasem Jagadhita Ya Ca Iti Dharma Periode ll“ akan dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, pengembangan kepariwisataan yang
berkualitas
dan
berkelanjutan.
Mengembangkan
ekonomi
kerakyatan,
meningkatkan peran sektor pertanian, memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, mengembangkan industri kecil dan industri menengah lainnya, serta memperkuat lembaga tradisional kemasyarakatan, mewujudkan ketentraman, kedamaian serta kerukunan hidup bermasyarakat dalam kemajemukan, mengembangkan sistem keamanan yang berstandar internasional. Untuk menggiatkan pertumbuhan ekonomi Karangasem, PDRB per kapita diharapkan meningkat menjadi 2.058,01 milyar rupiah dalam jangka waktu 5 tahun, maka dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi juga diberikan dengan pengembangan sarana dan prasarana publik yang memadai terutama pada wilayah Karangasem Utara,
142
barat, dan timur, memperbaiki infrastruktur penunjang pariwisata, mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata dan mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan mempertimbangkan peluang yang dimiliki, untuk menuju “ Karangasem Jagadhita Ya Ca Iti Dharma Periode ll “ maka rumusan Misi Kabupaten Karangasem dalam pencapaian Visi Karangasem 2010-2015 ditetapkan dalam 3 Misi yaitu: Misi Pertama
: Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintah Bebas KKN
Misi Kedua
: Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan
Misi Ketiga
: Penyelenggaraan Tugas Fungsi Sosial Kemasyarakatan
5.3
Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari setiap misi yang dirumuskan
untuk menuju “ Karangasem Jagadhita Ya Ca Iti Dharma Periode ll “ dapat dijabarkan dalam tabel 5.1 berikut :
143
Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Karangasem
VISI
:
Mewujudkan Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll
MISI I
:
Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintah Bebas KKN Tujuan
Tujuan
MISI II
:
:
Mengoptimalkan pelayanan, pendayagunaan aparatur dan peningkatan kompetensi aparatur, pendayagunaan organisasi dan sistem, fasilitasi antar stakeholders, demokratisasi pelaksanaan aturan perundangan negara.
Sasaran 1
Optimalisasi pelayanan
2
Pendayagunaan dan peningkatan kompetensi aparatur
3
Pendayagunaan organisasi dan sistem
4
Fasilitasi antar stakeholders
5
Demokratisasi
6
Pelaksanaan aturan perundangan negara
Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan Tujuan
Tujuan
: Mewujudkan pendayagunaan potensi dan pemanfaatan SDA berkelanjutan, peningkatan investasi berwawasan lingkungan, pemberdayaan masyarakat yang bertanggung jawab, peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang serta menjaga kelestarian lingkungan fisik dan non fisik.
MISI III
Sasaran 1
Pendayagunaan potensi dan pemanfaatan SDA berkelanjutan
2
Peningkatan investasi berwawasan lingkungan Pemberdayaan masyarakat bertanggung jawab Peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang
3 4 5
: Penyelenggaraan Tugas Fungsi Sosial Kemasyarakatan Tujuan
Tujuan
Menjaga kelestarian lingkungan fisik dan non fisik
:
Pengurangan jumlah RT miskin secara bertahap dan komprehensif, peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi, adanya jalinan kemitraaan strategis dengan stakeholders sampai ketingkat kecamatan, serta menjaga keamanan dan ketertiban sosial, pelestarian nilai-nilai budaya tradisional.
Sasaran 1
Pengentasan kemiskinan bertahap dan komprehensif
2
Kesejahteraan sosial
3
Mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan pemanfaataan IT
4
Menjalin kemitraan strategis dengan stakeholders
5
Menjaga keamanan dan ketertiban sosial, pelestarian nilai-nilai budaya bali
144
145
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1
Strategi Pembangunan Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi di atas, strategi yang akan ditempuh
adalah: 1.
Meningkatkan efektivitas pelayanan prima secara terpadu, penyederhanaan pelayanan birokrasi.
2.
Meningkatkan pemahaman dan pengawasan kinerja birokrasi yang lebih efektif dan bebas KKN.
3.
Meningkatkan kompetensi aparatur.
4.
Meningkatkan koordinasi organisasi berjenjang.
5.
Meningkatkan frekuensi forum pertemuan dalam penyerapan aspirasi masyarakat.
6.
Meningkatkan pemahaman aspek hukum birokrasi.
7.
Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian potensi sumber daya alam secara berkelanjutan.
8.
Meningkatkan investasi yang berwawasan lingkungan dan terpadu.
9.
Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggung jawab.
10.
Meningkatkan kelestarian lingkungan fisik dan non fisik.
11.
Meningkatkan pengentasan kemiskinan bertahap dan komprehensif.
12.
Meningkatkan kesejahteraan sosial terpadu.
13.
Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya dan bertahap.
14.
Meningkatkan daya saing masyarakat kecil dan menengah.
6.2
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Arah kebijakan pembangunan dari ketiga misi tersebut akan dilaksanakan dalam
lima tahun kedepan, dikelompokkan berdasarkan urusan. Urusan terdiri dari 2 komponen yaitu urusan wajib serta urusan pilihan yang secara rinci dijabarkan dalam matrik pada Bab VIII.
145
6.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Pertama A.
Optimalisasi Pelayanan 1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Mewujudkan
pemerintahan
yang
bersih
dan
berwibawa,
mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu memberikan pelayanan prima.
Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah, dengan didukung oleh perencanaan pembangunan yang partisipatif, aspiratif, serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar berbagai sektor.
Meningkatkan
profesionalisme
aparat
pemerintahan
melalui
pendidikan, pelatihan dan koordinasi yang lebih baik guna meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
Mengupayakan efektivitas dan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian
dan
pengelolaan
sumber-sumber
dana
bagi
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Meningkatkan sarana dan prasarana serta pengelolaan persandian dan telekomunikasi.
2.
Kesehatan
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk optimalisasi pelayanan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan kesehatan.
Peningkatan jangkauan pelayanan jamkesmas dan pelayanan kesehatan sejenis.
Pengawasan pelayanan kesehatan terutama terkait pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat kurang mampu.
3.
Kependudukan dan Catatan Sipil
Meningkatkan
sarana
dan
prasarana
pelayanan
administrasi
kependudukan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan administrasi kependudukan.
146
Meningkatkan jangkauan pelayanan administrasi kependudukan.
Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan.
4.
Perdagangan
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan untuk optimalisasi pelayanan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait perijinan.
Penyederhanaan prosedur perijinan.
Pengawasan proses pelayanan perijinan yang efektif, efesien dan bebas KKN.
5.
Perpustakaan
Meningkatkan kemampuan dan budaya baca masyarakat terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
Meningkatkan jumlah dan jenis bacaan, dan keterampilan bagi pengelola perpustakaan.
6.
Lingkungan Hidup
Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau perkotaan dan perdesaan.
Meningkatan sarana dan prasarana serta penataan pertamanan dan kebersihan lingkungan.
B.
Pendayagunaan dan Peningkatan Kompetensi Aparatur 1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui pembinaan berjenjang, kursus, bintek, diklat, maupun pendidikan akademis, termasuk program magang.
2.
Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota dewan.
Pendidikan
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
147
Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui kursus, bintek, diklat maupun pendidikan akademis.
3.
Kesehatan
Meningkatkan
kualitas
sumberdaya
manusia
terkait
petugas
kesehatan melalui kursus, bintek, diklat maupun pendidikan akademis. C.
Pendayagunaan Organisasi dan Sistem 1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Optimalisasi penerapan sistem kerja secara berjenjang untuk merubah mind set dan memeratakan pekerjaan dan tanggung jawab secara berjenjang dan proporsional
Peningkatan fungsi baperjakat dalam melakukan analisa dan evaluasi terhadap kinerja aparatur secara proposional sesuai kemampuan potensi dan DUK, untuk meningkatkan gairah kerja dari masing-masing aparatur.
Meningkatkan kualitas keimanan aparatur melalui pemberian darma wacana, tirta yatra dan lainnya, untuk menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab kerja dari dalam diri masing-masing.
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, serta pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.
D.
Fasilitasi antar Stakeholders 1.
Penataan Ruang
Meningkatkan fungsi koordinasi dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah.
Meningkatkan fungsi pemanfaatan ruang.
koordinasi
dalam
rangka
perencanaan
148
2.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Meningkatkan penyerapan/penjaringan aspirasi masyarakat (jaring asmara).
Meningkatkan pengendalian pelaksanaan pembangunan.
Hearing/dialog dan koordinasi pejabat pimpinan daerah dan tokoh masyarakat/ tokoh agama.
3.
Kebudayaan
4.
Meningkatkan Peranan lembaga Adat Desa Pakraman.
Koperasi dan UKM
Meningkatkan peranan lembaga keuangan mikro yang dikelola di tingkat pedesaan.
E.
Demokratisasi 1.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait tugas dan fungsi pemerintah, swasta dan masyarat dalam pembangunan daerah.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait isue-isue strategis yang sedang berkembang.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berpolitik dan penyampaian aspirasi.
2.
Komunikasi dan Informatika
Meningkatkan
penyebarluasan
informasi
untuk
mencapai
keterbukaan informasi pelayanan publik. 3.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Pengaduan aspirasi masyarakat
149
F.
Pelaksanaan Aturan Perundangan Negara 1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Meningkatkan pengetahuan aparatur terkait pemahaman terhadap peraturan dan aspek hukum.
Peningkatan dan perkuatan lembaga tim ahli hukum yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem.
Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka penegakan hukum.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga penegak hukum.
Pembahasan rancangan peraturan daerah.
Peningkatan
sistem
pengawasan
internal
dan
pengendalian
pelaksanaan kebijakan. 2.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Meningkatkan penegakan peraturan daerah.
Meningkatkan penegakan ketertiban lingkungan.
6.2.2 Arah Kebijakan Pembangunan untuk Melaksanakan Misi Kedua A.
Pendayagunaan Potensi dan Pemanfaatan SDA Berkelanjutan 1.
Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
Inventarisasi dan penataan potensi galian C secara terukur baik cadangan bahan
Insitu
maupun cadangan bahan galian Eksitu
yang layak di eksploitasi berdasarkan kaidah lingkungan hidup
Penggalian
potensi
SDA
lainnya
dan
memanfaatkan
demi
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Penetapan keharusan pemanfaatan SDA strategis Kabupaten Karangasem dengan didahului oleh kajian seperti KLHS (kajian lingkungan
hidup
strategis
sesuai
amanat
undang-undang
lingkungan hidup).
150
Peningkatan pengendalian pemanfaatan SDA melalui SKPD terkait (Bappeda , BLH, Kantor Satpol PP, Bagian Ekonomi).
Meningkatkan profesionalisme aparat dalam penataan ruang, karena banyaknya kepentingan yang terkait, sehingga proporsi pemanfaatan ruang optimal dan kelestarian manfaat berkelanjutan dalam keseimbangan dinamika perubahan.
Pembentukan tim pembina dan pengendali tata ruang yang kompeten, proporsional dan profesional, yang mampu menyusun dan menetapkan regulasi-regulasi yang ramah lingkungan.
Penyesuaian tata ruang dengan menetapkan dan mensosialisasikan peraturan/perda tata ruang dan peruntukannya. Didukung dengan kesungguhan operasional pengendalian dan menindak pelanggaran tata ruang.
Mengamankan kelestarian daerah tangkapan air, resapan air, daerah cadangan air, sempadan (jalan, sungai, jurang, pantai), daerah perlindungan jurang.
Mengkaji dan mempertegas kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK), guna memayungi kebijakan kabupaten dan mencegah kesemrawutan dan tumpang tindih, disertai dengan konsistensi dari aparat dalam implementasinya.
2.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Peningkatan
pengawasan
terhadap
pemberian
ijin
maupun
pelaksanaan eksploitasi sumber daya alam terutama eksploitasi galian C. 3.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan eksploitasi sumber daya alam terutama eksploitasi galian C.
4.
Lingkungan Hidup
Peningkatan
pengendalian
pemanfaatan
sumber
daya
alam
strategis melalui kajian lingkungan hidup strategis.
151
B.
Peningkatan Investasi Berwawasan Lingkungan 1.
Penataan Ruang
Melakukan
pengendalian
dengan
Pengeluaran
ijin
secara
komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice planning dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRD).
Peningkatan anggaran unit tertentu khususnya dalam pengendalian perijinan dan lingkungan.
Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas
Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.
Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan.
Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan.
Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi melalui multi media.
Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat dan lembaga adat dengan mengangkat kearifan lokal (local genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan.
Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait.
2.
Lingkungan Hidup
Telah diresmikan Pos Pengaduan Permasalahan Lingkungan Hidup yang pertama bagi kabupaten/kota di Kabupaten Karangasem.
Melakukan komprehensif
pengendalian melalui
dengan
KUPT
pengeluaran
serta
mendapat
ijin
secara
rekomendasi
lingkungan dari BLH berupa Kajian Lingkungan (UKL/UPL Amdal dan sejenisnya). 3.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Peningkatan mekanisme
monitoring yang
tepat
dan
evaluasi
dalam
guna
memberdayakan
mendapatkan masyarakat
sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.
152
Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan
Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat.
4.
Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat.
Kebudayaan
Peningkatan Pemberdayaan Desa Pekraman
sehingga memiliki
pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.
Meningkatkan pengawasan
peranan
lembaga
terhadap
investor
adat untuk
dalam
melaksanakan
berinvestasi
yang
berwawasan lingkungan. C.
Pemberdayaan Masyarakat Bertanggung Jawab 1.
Perencanaan
Meningkatkan pemantauan terhadap keberlanjutan pelaksanaan program CBD.
2.
Kebudayaan
Peningkatan peranan kelembagaan/Desa Pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi.
D.
Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan di Segala Bidang 1.
Perencanaan
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 2 dalam bidang administrasi pembangunan.
Peningkatan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan dan penanganan investasi.
153
2.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 1 dalam bidang tata praja.
Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 3 dalam bidang administrasi umum.
E.
Menjaga Kelestarian Lingkungan Fisik dan Non Fisik 1.
Pekerjaan Umum
Program terpadu penanganan lingkungan yaitu perbaikan pantai melaui program Revertment pantai secara berkelanjutan.
Penanganan program pasca bencana alam.
Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan.
2. Kehutanan
Program penanganan lahan kritis dengan program gerhan, program sejuta pohon dan program one man one tree serta program swadaya masyarakat terhadap penanganan lingkungan.
3. Sosial
Program non fisik pada aspek program sosial budaya.
Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility).
4. Lingkungan Hidup
Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan lembaga swadaya lingkungan.
Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan.
Pengelolaan RTH perkotaan dan perdesaan.
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.
Perlindungan dan konservasi sumber daya alam.
154
5.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.
6.2.3 Arah Kebijakan Pembangunan untuk melaksanakan Misi Ketiga A.
Pengentasan Kemiskinan bertahap dan komprehensif 1.
Pendidikan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang bertumpu pada tiga pilar
utama, yakni: kemandirian dalam
pengelolaan, akuntabilitas (accountability) dan jaminan mutu (quality assurance).
Mensinergikan pembangunan pendidikan yang mengacu pada 2 dimensi dasar, yakni: dimensi lokal yang menekankan pada keharusan untuk mengakomodir dan mengintegrasikan unsur-unsur akuntabilitas, relevansi, kualitas, otonomi dan jaringan kerjasama; sementara dimensi global menuntut agar segala aktivitas didasari oleh aspek kompetitif, kualitas dan jaringan kerjasama.
Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.
Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga- lembaga pendidikan sebagai
pusat
pengembangan
kebudayaan
dan
memelihara
kelestarian budaya yang adiluhung.
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas pengelolanya, serta memberikan perhatian khusus kepada penduduk yang kurang mampu.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran. 155
Program
Pemanfaatan
Media
Internet
yang
lebih
luas
jangkauannya di masyarakat secara bertahap. 2.
Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan berkualitas terutama bagi penduduk miskin.
Meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit, baik pencegahan primer, skunder maupun tersier terutama penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Karangasem.
Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga serta sarana dan prasarana kesehatan.
3.
Ketenagakerjaan
Mengembangkan ekonomi berkerakyatan yang berkeadilan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam Bali secara profesional dan berkelanjutan.
Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah minimum kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Memantapkan
pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua SKPD
sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
Program
Pemanfaatan
Media
Internet
yang
lebih
luas
jangkauannya di masyarakat secara bertahap. 4.
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh sehingga mampu mengembangkan ekonomi kerakyatan yang mantap dan stabil,
156
serta terwujudnya distribusi, komposisi yang berimbang, dan terwujudnya iklim berinvestasi yang sehat.
Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir resiko kredit modal kerja dan kredit investasi.
5.
Program Peningkatan Lembaga Keuangan Desa (LPD).
Perdagangan
Mengembangkan
kemitraan
pemasangan
industri
kecil
dan
menengah 6.
Industri
Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga berdaya saing tinggi, melalui berbagai usaha perbaikan mutu, desain dan akses pasar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi olahan terkini yang sesuai.
7.
Penanaman Modal
Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menyederhanakan peraturan investasi, sehingga dapat menarik investor.
8.
Pertanian
Mengembangkan pertanian dalam arti luas, yang tangguh menuju kemandirian, sejahtera dan keadilan.
Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringanan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit, terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian.
Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
157
9.
Ketahanan Pangan
Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahtraan petani melalui optimalisasi pengelolahan sumber daya alam dan SDM Bali, penguatan kelembagaan, memperbaiki akses petani terhadap permodalan teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya.
10. Kelautan dan Perikanan
Mengembangkan komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta meningkatkan produktivitas dan produksi perikanan.
Meningkatkan pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan.
Meningkatkan lapangan kerja, ekspor, komsumsi ikan per kapita dan kesejahteraan masyarakat.
11. Pertanahan
Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan akuntabel.
12. Pariwisata
Pengembangan pariwisata spritual.
Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiplier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.
Perbaikan infrastuktur penunjang pariwisata, menjaga lingkungan alam secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing, serta dengan lebih mengutamakan quality tourism.
Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi penemuan
kembali
aktivitas
kehidupan
pariwisata,
sehingga
terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan pariwisata.
Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan
masyarakat
lokal,
seperti:
memberikan
158
kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai penyertaan modal dalam pengelolaannya.
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Mewujudkan
suasana
dan
kondisi
yang
kondusif
bagi
perkembangan industri pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata.
Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya.
Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar dirinya
pada
pelestarian
budaya
yang
mengabdikan
menjadi
daya
tarik
wisatawan.
Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan guna
memperluas
kesempatan
kerja
dan
meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 13. Pekerjaaan Umum
Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan.
Pengadaan embung, cubang.
14. Perhubungan
Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi, informasi dan komunikasi yang memadai, terutama wilayah Bali Utara, Barat dan Timur guna memperluas dan mendistribusikan pusat pertumbuhan ekonomi, agar terjadi keseimbangan antara daerah Bali bagian Selatan, Tengah, Timur dan Utara.
159
15. Perumahan Rakyat
Mengembangkan
sarana
dan
prasarana
perumahan
dan
permukiman dengan mengefisienkan penggunaan lahan sesuai rencana tata ruang dan tetap mengacu peraturan daerah tentang ketinggian bangunan serta keselarasan dengan daya dukung lingkungan. 16. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Meningkatkan
kemampuan
dan
kemandirian
masyarakat
dalam
pembangunan melalui:
Mendorong dan membangkitkan potensi yang dimiliki keluarga dan masyarakat serta penguatan kelembagaannya.
Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat
Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan
Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat.
17. Ketransmigrasian
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigrasi asal Bali.
18. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Meningkatkan jumlah cakupan peserta KB dan jumlah peserta KB mandiri menuju keluarga sejahtera.
19. Sosial
Meningkatkan
kualitas
kesejahteraan
sosial
perseorangan,
keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat, sehingga dapat menjalankan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Penggalian dan peningkatan potensi serta sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
160
B.
Kesejahteraan Sosial 1.
Ketenagakerjaan
Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah minimum kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran.
2.
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
3.
Program Peningkatan Lembaga Keuangan Desa (LPD).
Pertanian
Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit, terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.
4.
Ketahanan Pangan
Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, penguatan memperbaiki
akses
petani
terhadap
kelembagaan,
permodalan
teknologi,
pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya. 5.
Pariwisata
Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan
masyarakat
lokal,
seperti:
memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai penyertaan modal dalam pengelolaannya.
161
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya.
Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan guna
memperluas
kesempatan
kerja
dan
meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. C.
Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat dengan Pemanfaatan IT 1.
Ketenagakerjaan
Meningkatkan kemampuan IT tenaga kerja melalui program Magang di Jepang
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di semua SKPD
sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi
pembangunan secara koneksitas
Program pemanfaatan media internet yang lebih luas jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
2.
Komunikasi dan Informatika
Meningkatkan sistem jaringan di semua SKPD untuk menciptakan proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas
Peningkatan pemanfaatan media internet yang lebih luas di masyarakat.
3.
Perencanaan Pembangunan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
162
4.
Pendidikan
Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
Pemasangan sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas.
Program pemanfaatan media internet yang lebih luas jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
D.
Menjalin Kemitraan Strategis dengan Stakeholder 1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Meningkatkan koordinasi antar skpd melalui rapat rutin
Meningkatkan penyerapan / penjaringan aspirasi masyarakat (jaring asmara)
2.
Meningkatkan pengendalian pelaksanaan pembangunan
Pendidikan
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
3.
Ketenagakerjaan
Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi.
Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
4.
Pertanian
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian.
163
Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
E.
Menjaga Keamanan dan Ketertiban Sosial, Pelestarian Nilai-nilai Budaya Bali 1.
Kebudayaan
Peningkatan peranan kelembagaan/desa pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Memantapkan
pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi
kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi.
Peningkatan pengetahuan kerohanian di masing-masing desa pekraman melalui pesraman.
2.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Peningkatan ilmu keagamaan dan bahasa daerah di kalangan siswa untuk menanamkan keimanan dan kecintaan kepada budaya daerah sejak kecil melalui penambahan jumlah tenaga guru agama dan guru bahasa Bali.
3.
Pendidikan
Peningkatan pelestarian budaya Bali melalui pendidikan formal dan informal.
Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.
Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga- lembaga pendidikan sebagai
pusat
pengembangan
kebudayaan
dan
memelihara
kelestarian budaya yang adiluhung. 4.
Ketenagakerjaan
Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat kecil dan menengah di sektor-sektor informal.
164
5.
Pertanahan
Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan akuntabel.
6.
Pariwisata
Pengembangan pariwisata spritual
Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiplier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.
Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi penemuan
kembali
aktivitas
kehidupan
pariwisata,
sehingga
terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan pariwisata.
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Hubungan strategi dengan arah kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dilihat dalam tabel 6.1 berikut ini :
165
134
134
134
Tabel 6.1 Hubungan Strategi dengan Arah Kebijakan dalam rangka Pencapaian Tujuan dan Sasaran
VISI
: Mewujudkan Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Periode ll
MISI I
: Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintah Bebas KKN
Tujuan
: Mengoptimalkan pelayanan, pendayagunaan aparatur dan peningkatan kompetensi aparatur, pendayagunaan organisasi dan sistem, fasilitasi antar stakeholders, demokratisasi pelaksanaan aturan perundangan negara.
Tujuan
Sasaran 1 Optimalisasi pelayanan
Strategi Meningkatkan efektifitas pelayanan prima secara terpadu, penyederhanaan pelayanan birokrasi.
Arah Kebijakan 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian - Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu memberikan pelayanan prima. - Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah, dengan didukung oleh perencanaan pembangunan yang partisipatif, aspiratif, serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar berbagai sektor. - Meningkatkan profesionalisme aparat pemerintahan melalui pendidikan, pelatihan dan koordinasi yang lebih baik guna meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. - Mengupayakan efektivitas dan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian dan pengelolaan sumber-sumber dana bagi penyelenggara pemerintah daerah. - Meningkatkan sarana dan prasarana serta pengelolaan persandian dan telekomunikasi. 2 Kesehatan - Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk optimalisasi pelayanan. - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan kesehatan. - Peningkatan jangkauan pelayanan jamkesmas dan pelayanan kesehatan sejenis.
166
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan - Pengawasan pelayanan kesehatan terutama terkait pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat kurang mampu. 3 Kependudukan dan Catatan Sipil - Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan administrasi kependudukan. - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan administras kependudukan. - Meningkatkan jangkauan pelayanan administrasi kependudukan. - Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan. 4 Perdagangan - Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan untuk optimalisasi pelayanan. - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait perijinan. - Penyederhanaan prosedur perijinan. - Pengawasan proses pelayanan perijinan yang efektif, efesien dan bebas KKN. 5 Perpustakaan - Meningkatkan kemampuan dan budaya baca masyarakat terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil. - Meningkatkan jumlah dan jenis bacaan, dan keterampilan bagi pengelola perpustakaan. 6 Lingkungan Hidup - Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau perkotaan dan perdesaan. - Meningkatan sarana dan prasarana serta penataan pertamanan dan kebersihan lingkungan.
167
Tujuan
Sasaran 2 Pendayagunaan dan peningkatan kompetensi aparatur
Strategi Meningkatkan kompetensi aparatur.
Arah Kebijakan 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian - Peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui pembinaan berjenjang, kursus, bintek, diklat, maupun pendidikan akademis, termasuk program magang. - Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota dewan. 2 Pendidikan - Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. - Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui kursus, bintek, diklat maupun pendidikan akademis. 3 Kesehatan - Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terkait petugas kesehatan melalui kursus, bintek, diklat maupun pendidikan akademis.
3 Pendayagunaan organisasi dan system
Meningkatkan koordinasi organisasi berjenjang.
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian - Optimalisasi penerapan sistem kerja secara berjenjang untuk merubah mind set dan memeratakan pekerjaan dan tanggung jawab secara berjenjang dan proposional - Peningkatan fungsi baperjakat dalam melakukan analisa dan evaluasi terhadap kinerja aparatur secara proposional sesuai kemampuan potensi dan DUK, untuk meningkatkan gairah kerja dari masing-masing aparatur. - Meningkatkan kualitas keimanan aparatur melalui pemberian darma wacana, tirta yatra dan lainnya, untuk menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab kerja dari dalam diri masingmasing. - Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, serta pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.
168
Tujuan
Sasaran 4 Fasilitasi antar stakeholders
Strategi 5 Meningkatkan frekwensi forum pertemuan dalam penyerapan aspirasi masyarakat.
Arah Kebijakan 1 Penataan Ruang - Meningkatkan fungsi koordinasi rencana pembangunan daerah pembangunan daerah.
dalam rangka penyusunan dan evaluasi pelaksanaan
- Meningkatkan fungsi koordinasi dalam rangka perencanaan pemanfaatan ruang. 2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Meningkatkan penyerapan/penjaringan aspirasi masyarakat (jaring asmara). - Meningkatkan pengendalian pelaksanaan pembangunan. - Hearing/dialog dan koordinasi pejabat pimpinan daerah dan tokoh masyarakat/ tokoh agama. 3. Kebudayaan - Meningkatkan Peranan lembaga Adat Desa Pakraman. 4. Koperasi dan UKM - Meningkatkan peranan lembaga keuangan mikro yang dikelola di tingkat pedesaan. 5 Demokratisasi
Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya dan bertahap
1 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait tugas dan fungsi pemerintah, swasta dan masyarat dalam pembangunan daerah. - Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait isue-isue strategis yang sedang berkembang. - Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berpolitik dan penyampaian aspirasi. 2 Komunikasi dan Informatika - Meningkatkan penyebarluasan informasi keterbukaan informasi pelayanan publik.
untuk
mencapai
169
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Pengaduan aspirasi masyarakat
6 Pelaksanaan aturan perundangan Negara
Meningkatkan pemahaman aspek hukum birokrasi.
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Meningkatkan pengetahuan aparatur terkait pemahaman terhadap peraturan dan aspek hukum. - Peningkatan dan perkuatan lembaga tim ahli hukum yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem. - Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka penegakan hukum. - Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga penegak hukum. - Pembahasan rancangan peraturan daerah. - Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan. 2 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - Meningkatkan penegakan peraturan daerah. - Meningkatkan penegakan ketertiban lingkungan.
MISI II : Peningkatan dan Penyelarasan Pembangunan Tujuan
: Mewujudkan pendayagunaan 1 Pendayagunaan potensi dan potensi dan pemangfaatan SDA pemanfaatan SDA berkelanjutan, peningkatan berkelanjutan investasi berwawasan lingkungan, pemberdayaan masyarakat yang bertanggung jawab, peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang serta menjaga kelestaraian lingkungan fisik dan non fisik.
Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian potensi sumber daya alam secara berkelanjutan
1 Kebudayaan - Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice planning dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRD). - Peningkatan anggaran unit tertentu pengendalian perijinan dan lingkungan.
khususnya
dalam
- Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas - Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan.
170
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan - Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan. - Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan. - Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi melalui media multi media. - Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat dan lembaga adat dengan mengangkat kearifan lokal (local genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan. - Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait. 2 Lingkungan Hidup - Telah diresmikan Pos Pengaduan Permasalahan Lingkungan Hidup yang pertama bagi Kabupaten/Kota di Kabupaten Karangasem. - Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi lingkungan dari BLH berupa Kajian Lingkungan (UKL/UPL Amdal dan sejenisnya). 3 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa - Peningkatan monitoring dan evaluasi guna mendapatkan mekanisme yang tepat dalam memberdayakan masyarakat sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan. - Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan - Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat. - Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat. 4 Kebudayaan - Peningkatan Pemberdayaan Desa Pekraman sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan.
171
Tujuan
Sasaran
2 Peningkatan investasi berwawasan lingkungan
Strategi
Meningkatkan investasi yang berwawasan lingkungan dan terpadu
Arah Kebijakan - Meningkatkan peranan lembaga adat dalam melaksanakan pengawasan terhadap investor untuk berinvestasi yang berwawasan lingkungan. 1 Penataan Ruang - Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi/advice dari Bappeda/Badan Koordinasi Penataan Ruang dalam - planning Peningkatan anggaran unit tertentu khususnya pengendalian perijinan dan lingkungan. - Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas - Meningkatkan peranan lembaga yang terkait lingkungan. - Mendorong peranan aktif Lembaga Adat dalam pengawasan investor untuk berinvestasi berwawasan lingkungan. - Sosialisasi rencana tata ruang yang intens dan berkesinambungan. - Pemanfaatan sosialisasi rencana tata ruang dan profil investasi melalui media multi media. - Penggalakan sosialisasi masalah lingkungan kepada masyarakat dan lembaga adat dengan mengangkat kearifan lokal (local genious) di masing-masing desa/wilayah kecamatan. - Pengimplementasian Kerjasama Pihak Swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas secara lebih terpadu dan pro aktif dari SKPD terkait. 2 Lingkungan Hidup - Telah diresmikan Pos Pengaduan Permasalahan Lingkungan Hidup yang pertama bagi Kabupaten/Kota di Kabupaten Karangasem. - Melakukan pengendalian dengan Pengeluaran ijin secara komprehensif melalui KUPT serta mendapat rekomendasi lingkungan dari BLH berupa Kajian Lingkungan (UKL/UPL Amdal dan sejenisnya).
172
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 3 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa - Peningkatan monitoring dan evaluasi guna mendapatkan mekanisme yang tepat dalam memberdayakan masyarakat sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan. - Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan - Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat. - Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat. 4 Kebudayaan - Peningkatan Pemberdayaan Desa Pekraman sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam membuka peluang investasi yang berwawasan lingkungan. - Meningkatkan peranan lembaga adat dalam melaksanakan pengawasan terhadap investor untuk berinvestasi yang berwawasan lingkungan.
3 Pemberdayaan masyarakat bertanggung jawab
Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggungjawab
1 Perencanaan - Meningkatkan pemantauan terhadap keberlanjutan pelaksanaan program CBD. 2 Kebudayaan - Peningkatan peranan kelembagaan/Desa Pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya. - Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan bersaing lebih tinggi.
4 Peningkatan dan penyelarasan pembangunan di segala bidang
Meningkatkan pemahaman dan pengawasan kinerja birokrasi yang lebih efektif dan bebas KKN.
1 Perencanaan - Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 2 dalam bidang administrasi pembangunan. - Peningkatan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan dan penanganan investasi.
173
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 2 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 1 dalam bidang tata praja. - Meningkatkan fungsi koordinasi dibawah kendali asisten 3 dalam bidang administrasi umum.
5 Menjaga kelestarian lingkungan fisik dan non fisik
Meningkatkan kelestarian lingkungan fisik dan non fisik
1 Pekerjaan Umum - Program terpadu penanganan lingkungan yaitu perbaikan pantai melaui Program Revertment Pantai Secara Berkelanjutan. - Penanganan Program Pasca Bencana Alam. - Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan. 2 Kehutanan - Program penanganan lahan kritis dengan program gerhan, program sejuta pohon dan program one man one tree serta program swadaya masyarakat terhadap penanganan lingkungan. 3 Sosial - Program non fisik pada aspek program sosial budaya. - Perencanaan program CSR (Care Social Responsibility ). 4 Lingkungan Hidup - Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan lembaga swadaya lingkungan. - Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan. - Pengelolaan RTH perkotaan dan perdesaan. - Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. - Perlindungan dan konservasi sumber daya alam. 5 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.
174
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
MISI III : Penyelenggaraan Tugas Fungsi Sosial Kemasyarakatan Tujuan
: Pengurangan jumlah RT miskin 1 Pengentasan kemiskinan secara bertahap dan bertahap dan komprehensif komprehensif, peningkatan kesejahteraan sosial masyaralkat, mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi, adanya jalinan kemitraaan strategis dengan stakeholders sampai ketingkat kecamatan, serta menjaga keamanan dan ketertiban sosial, pelestraian nilai-nilai budaya tradisional.
Meningkatkan pengentasan kemiskinan bertahap dan komprehensif, Meningkatkan peningkatan daya saing masyarakat kecil dan menengah
1 Pendidikan - Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK. - Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang bertumpu pada tiga pilar utama, yakni: kemandirian dalam pengelolaan, akuntabilitas (accountability ) dan jaminan mutu (quality assurance). - Mensinergikan pembangunan pendidikan yang mengacu pada 2 dimensi dasar, yakni: dimensi lokal yang menekankan pada keharusan untuk mengakomodir dan mengintegrasikan unsurunsur akuntabilitas, relevansi, kualitas, otonomi dan jaringan kerjasama; sementara dimensi global menuntut agar segala aktivitas didasari oleh aspek kompetitif, kualitas dan jaringan kerjasama. - Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali. - Mengupayakan untuk memperkokoh lembagalembaga pendidikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang adiluhung. - Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas pengelolanya, serta memberikan perhatian khusus kepada penduduk yang kurang mampu. - Pemasangan Sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas. - Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran. - Program Pemanfaatan Media Internet yang jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
lebih
luas
175
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 2 Kesehatan - Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan berkualitas terutama bagi penduduk miskin. - Meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit, baik pencegahan primer, skunder maupun tersier terutama penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Karangasem. - Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga serta sarana dan prasarana kesehatan. 3 Ketenagakerjaan - Mengembangkan ekonomi berkerakyatan yang berkeadilan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam Bali secara profesional dan berkelanjutan. - Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah minimum kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran. - Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan bersaing lebih tinggi. - Pemasangan Sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas. - Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran. - Program Pemanfaatan Media Internet yang jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
lebih
luas
4 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh sehingga mampu mengembangkan ekonomi kerakyatan yang mantap dan setabil, serta terwujudnya distribusi, komposisi yang berimbang, dan terwujudnya iklim berinvestasi yang sehat. - Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir resiko kredit modal kerja dan kredit investasi. - Program Peningkatan Lembaga Keuangan Desa (LPD).
176
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 5 Perdagangan - Mengembangkan menengah
kemitraan
pemasangan
industri
kecil
dan
6 Industri - Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga berdaya saing tinggi, melalui berbagai usaha perbaikan mutu, desain dan akses pasar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi olahan terkini yang sesuai. 7 Penanaman Modal - Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menyederhanakan peraturan investasi, sehingga dapat menarik investor. 8 Pertanian - Mengembangkan pertanian dalam arti luas, yang tangguh menuju kemandirian, sejahtra dan keadilan. - Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit, terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata. - Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian. - Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan. 9 Ketahanan Pangan - Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahtraan petani melalui optimalisasi pengelolahan sumber daya alam dan SDM Bali, penguatan kelembagaan, memperbaiki akses petani terhadap permodalan teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya.
177
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 10 Kelautan dan Perikanan - Mengembangkan komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta meningkatkan produktivitas dan produksi perikanan. - Meningkatkanpengelolaan sumberdaya perairan, pesisir dan daratan.
ikan
serta
ekosistem
- Meningkatkan lapangan kerja, ekspor, komsumsi ikan per kapita dan kesejahteraan masyarakat 11 Pertanahan - Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan akuntabel. 12 Pariwisata - Pengembangan pariwisata spritual. - Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiplier effect ) bagi sebagian besar masyarakat lokal bali. - Perbaikan infrastuktur penunjang pariwisata, menjaga lingkungan alam secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing, serta dengan lebih mengutamakan quality tourism - Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan pariwisata. - Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai penyertaan modal dalam pengelolaannya. - Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat bali. - Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata.
178
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan - Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya. - Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada pelestarian budaya yang menjadi daya tarik wisatawan. - Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 13 Pekerjaaan Umum - Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai, untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi yang berkeadilan sesuai dengan kebutuhan. - Pengadaan embung, cubang. 14 Perhubungan - Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi, informasi dan komunikasi yang memadai, terutama wilayah Bali Utara, Barat dan Timur guna memperluas dan mendistribusikan pusat pertumbuhan ekonomi, agar terjadi keseimbangan antara daerah Bali bagian Selatan, Tengah, Timur dan Utara. 15 Perumahan Rakyat - Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman dengan mengefisienkan penggunaan lahan sesuai rencana tata ruang dan tetap mengacu peraturan daerah tentang ketinggian bangunan serta keselarasan dengan daya dukung lingkungan. 16 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan melalui: - Mendorong dan membangkitkan potensi yang dimiliki keluarga dan masyarakat serta penguatan kelembagaannya.
179
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan - Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat - Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan - Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat. 17 Ketransmigrasian - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigrasi asal bali. 18 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera - Meningkatkan jumlah cakupan peserta KB dan jumlah peserta KB mandiri menuju keluarga sejahtera. 19 Sosial - Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial perseorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat, sehingga dapat menjalankan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat. - Penggalian dan peningkatan potensi serta sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
2 Kesejahteraan sosial
Meningkatkan kesejahteraan sosial terpadu
1 Ketenagakerjaan - Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah minimum kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran. 2 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - Program Peningkatan Lembaga Keuangan Desa (LPD). 3 Pertanian - Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit, terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.
180
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 4 Ketahanan Pangan - Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian bali terutama dalam perkokohan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahtraan petani melalui optimalisasi pengelolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan, memperbaiki akses petani terhadap permodalan teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya. 5 Pariwisata - Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola usaha perhotelan, atau ikut membeli saham sebagai penyertaan modal dalam pengelolaannya. - Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat Bali. - Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana pemeliharaan obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya. - Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas berkelanjutan guna memperluas kesempatan kerja meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
3 Mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan pemanfaataan IT
Meningkatkan akses pemanfaatan teknologi informasi secara luas jangkauannya dan bertahap
dan dan
1 Ketenagakerjaan - Meningkatkan kemampuan IT tenaga kerja malalui program Magang di Jepang - Pemasangan Sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas - Program pemanfaatan media internet yang jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
lebih
luas
181
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 2 Komunikasi dan Informatika - Meningkatkan sistem jaringan di segala SKPD untuk menciptakan proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas - Peningkatan pemanfaatan media internet yang lebih luas di masyarakat. 3 Perencanaan Pembangunan - Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK. 4 Pendidikan - Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK. - Pemasangan Sistem jaringan yang murah dan bertahap di segala SKPD sehingga terjadinya proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas - Program pemanfaatan media internet yang jangkauannya di masyarakat secara bertahap.
4 Menjalin kemitraan strategis dengan stakeholders
Meningkatkan frekwensi forum pertemuan dalam penyerapan aspirasi masyarakat.
lebih
luas
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Meningkatkan koordinasi antar skpd melalui rapat rutin - Meningkatkan penyerapan / penjaringan aspirasi masyarakat (jaring asmara) - Meningkatkan pengendalian pelaksanaan pembangunan 2 Pendidikan - Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran.
182
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan 3 Ketenagakerjaan - Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan bersaing lebih tinggi. - Pelibatan Institusi BPPT/Departemen/Kementerian terkait secara lebih intensif dan pengimplementasian program keluaran 4 Pertanian - Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian. - Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
5 Menjaga keamanan dan ketertiban sosial, pelestarian nilai-nilai budaya bali
Meningkatkan peranan kelembagaan masyarakat secara terukur dan bertanggungjawab
1 Kebudayaan - Peningkatan peranan kelembagaan/desa pekraman, lembaga subak serta organisasi kemasyarakatan lainnya. - Memantapkan pengembangan koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan memiliki kemanpuan bersaing lebih tinggi. - Peningkatan pengetahuan kerohanian di masing-masing desa pekraman melalui pesraman. 2 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian - Peningkatan ilmu keagamaan dan Bahasa Daerah di kalangan siswa untuk menanamkan keimanan dan kecintaan kepada budaya daerah sejak kecil melalui penambahan jumlah tenaga guru agama dan guru bahasa bali. 3 Pendidikan - Peningkatan pelestarian budaya Bali melalui pendidikan formal dan informal - Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat bali.
183
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan - Mengupayakan untuk memperkokoh lembagalembaga pendidikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang adiluhung. 4 Ketenagakerjaan - Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat kecil dan menengah di sektor-sektor informal. 5 Pertanahan - Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan akuntabel. 6 Pariwisata - Pengembangan pariwisata spritual - Mengembangkan ”pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiplier effect ) bagi sebagian besar masyarakat lokal bali. - Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis atau decline kegiatan pariwisata. - Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat, serta peningkatan penghasilan yang dirasakan langsung oleh sebagian besar masyarakat bali.
184
BAB Vll KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran misi-misi serta kebijakan yang telah dijelaskan sebelumnya, disusun program-program prioritas pembangunan beserta indikator kinerja yang diharapkan dapat tercapai pada akhir periode RPJMD 2011-2015. Program-program prioritas pembangunan disajikan dalam format matrik yang merinci secara berkesinambungan mulai dari urusan, kebijakan, program, uraian indikator serta target capaian tahunan, sebagaimana tabel matrik di bawah ini:
185
186
Tabel 6.1 Matrik Indikasi Rencana Program No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
A. 1
URUSAN WAJIB Pendidikan
1.
Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan iptek
1.
Pendidikan Anak Usia Dini
2.
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
a.
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
b.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Meningkatnya APK pendidikan anak usia dini (PAUD)
20 %
25 %
30 %
35 %
40 %
2.
Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan bagi pendidikan PAUD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Pencapaian pendukung pembelajaran PAUD
30 %
35 %
40 %
45 %
50 %
4.
Pencapaian pelayanan PAUD yang optimal
30%
35%
40 %
45 %
50 %
5.
Tersusunnya perencanaan program PAUD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis
40 %
45 %
50 %
55 %
60 %
1.
Pencapaian APK jenjang SD
114,11 %
114,01 %
114,22 % 114, 44 %
114,66 %
2.
Pencapaian APK jenjang SMP
97,07 %
97,07 %
99,01 %
100 %
100 %
3.
Pencapaian APM jenjang SD
99,39 %
99,39 %
99,58 %
99,77 %
100 %
4.
Pencapaian APM jenjang SMP
66,53 %
66,66 %
66,79 %
66,92 %
70 %
5.
Persentase SD melaksanakan MBS
50 %
55 %
60 %
65 %
70 %
6.
Jumlah siswa SD/SMP sasaran BOS
66.227
69.538
73.015
76.666
80.499
1.
Pencapaian UASBN-SD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Pencapaian UN-SMP
99,90 %
100 %
100 %
100 %
100 %
186
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang bertumpu pada kemandirian pengelolaan, akuntabilitas dan jaminan mutu
c.
Tata kelola
3.
Pendidikan Menengah
a.
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3.
Memiliki SD dan SMP RSBI
2
3
5
7
10
4.
Memiliki SD dan SMP SBI
0
2
4
8
16
5.
Memiliki SD dan SMP SSN
7
11
16
24
35
6.
Perolehan medali nasional dan internasional
7
11
16
24
35
1.
Pencapaian pelayanan pendidikan yang optimal
75 %
80 %
85 %
90 %
100 %
1.
Pencapaian APK SMA/SMK/MA
51,67 %
51,77 %
51,87 %
51,97 %
52,07 %
2.
Pencapaian APM SMA/SMK/MA
35,95 %
36,02 %
36,09 %
36,16 %
36,23 %
3.
Menekan angka drop out
0,002 %
0,001 %
0,00 %
0,00 %
0,00 %
4.
Pencapaian kelancaran UN SMA
99,97 %
99,98 %
100 %
100 %
100 %
5.
Pencapaian kelancaran UN SMK
99,80 %
99,80 %
99,88 %
100 %
100 %
6.
Peningkatan tipe standar sekolah: - Sekolah RSKM
b.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
1.
2.
3.
20 %
25 %
30 %
35 %
40 %
- Sekolah RSKM model
5%
10 %
15 %
20 %
25 %
- Sekolah RSBI
5%
10 %
15 %
20 %
25 %
- SMA
7,00
7,50
7,80
8,00
8,60
- SMK
6,58
7,07
7,56
8,05
8,5
- Kejuaraan OSN
35 %
40 %
45 %
50 %
55 %
- Kejuaraan OOSN
25 %
30 %
35 %
40 %
45 %
60 %
65 %
70 %
75 %
80 %
Meningkatkan rata-rata hasil Ujian Nasional SMA dan SMK
Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik:
Pemberian beasiswa - Beasiswa ekonomi lemah
187
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
c.
3.
4.
Mensinergikan pembangunan pendidikan dengan mengintegrasikan unsur-unsur akuntanbilitas, relevansi, kualitas, otonomi didasari oleh aspek kompetitif kualitas dan jaringan kerjasama
Meningkatkan pengembangan program paket A, B dan C bagi anak yang putus sekolah/tidak mampu dan penuntasan buta aksara
4.
5.
6.
Akuntabilitas dan pencitraan publik
Peningkatan mutu dan tenaga kependidikan
Pendidikan Non Formal
Manajemen Pelayanan Pendidikan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
- Beasiswa prestasi
70 %
75 %
80 %
85 %
90 %
1.
Meningkatkan pelayanan pendidikan
70 %
73 %
75 %
78 %
80 %
2.
Mengembangkan sistem informasi manajemen
3
4
4
4
5
1.
Terwujudnya profesional guru tenaga terdidik
27 %
45 %
50 %
60 %
75 %
2.
Terbinanya tenaga guru yang profesional
50 %
55 %
60 %
65 %
70 %
3.
Peningkatan kompetensi guru
77 %
80 %
82 %
85 %
95 %
4.
Standarisasi guru SD
77 %
80 %
82 %
85 %
95 %
5.
Rasio berijasah D ll dan S1
10 %
15 %
20 %
25 %
30%
6.
Tersedianya dafatar angka kredit fungsional guru
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7.
Pemilihan siswa dan guru berprestasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8.
Juara-juara siswa dan guru berprestasi
56 %
60 %
62 %
67 %
73 %
1.
Meningkatnya prestasi didik mengikuti paket A lulus ujian
90 %
95 %
100 %
100 %
100 %
2.
Meningkatnya prestasi didik mengikuti paket B lulus ujian
90 %
95 %
100 %
100 %
100 %
3.
Meningkatnya prestasi didik mengikuti paket C lulus ujian
90 %
95 %
100 %
100 %
100 %
4.
Penuntasan buta aksara
95 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Meningkatnya pelayanan dan perencanaan tepat waktu Meningkatnya kelengkapan data pokok pendidikan:
60 %
80 %
100 %
100 %
100 %
- PAUD
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
- Pendidikan dasar
80 %
85 %
90 %
95 %
100 %
2.
188
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
Kesehatan
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
- Pendidikan Menengah
90 %
92 %
96 %
98 %
100 %
Terbentuknya tim pengembang kurikulum pada:
25 %
30 %
35 %
40 %
50 %
- Kabupaten
80 %
85 %
90 %
95 %
100 %
- Kecamatan
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
- Gugus SD/TK
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
- MGMP di SMP
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
- MGMP di SMA/SMK
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
- Sekolah
80 %
85 %
80 %
90 %
100 %
4.
Meningkatnya pemahaman guru dalam penerapan KTSP di sekolah
30 %
45 %
60 %
75 %
90 %
3.
2
Uraian Indikator
5.
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
6.
Program peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
1.
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan
20 %
20 %
20 %
20 %
20 %
1.
Meningkatkan ketersediaan obat dan pembekalan bagi masyarakat
1.
Obat dan pembekalan kesehatan
1.
Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
90%
93%
95%
98%
100%
2.
Meningkatnya mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
95 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Cakupan rawat jalan di puskesmas dan jaringannya
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
2.
Meningkatkan pemerataan dan keterjangkuan pelayanan kesehatan
2.
Upaya kesehatan masyarakat
2.
Kelompok kerja mendapat UKK
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Pengawasan obat dan makanan
1.
Produksi pangan berbahaya yang diawasi
82 %
84 %
85 %
88 %
90 %
4.
Pengembangan Obat Asli Indonesia
1.
Pengobatan tradisional yang terdaftar
95 %
95 %
95 %
95 %
95 %
2.
Kecamatan yang menyelenggarakan TOGA
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
3.
Pengobatan tradisional yang memenuhi standar
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
189
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
5.
6.
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Perbaikan gizi masyarakat
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Prosentase Desa siaga aktif
50 %
55 %
60 %
65 %
70 %
2.
Persentase rumah tangga melaksanakan PHBS
50 %
55 %
60 %
65 %
70 %
3
Pelaksanaan penyebaran informasi kesehatan
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Persentase balita 6-23 bulan keluarga miskin dapat MP-ASI
80 %
80 %
80 %
80 %
100 %
2.
Cakupan D/S di posyandu
72 %
74 %
76 %
78 %
80 %
3.
Cakupan bayi ASI eksklusif
40 %
50 %
60 %
70 %
80 %
4.
Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
60 %
60 %
70 %
70 %
80 %
5.
Persentase balita dapat vitamin A
80 %
80 %
80 %
90 %
90 %
6.
Cakupan bumil mendapat 90 tablet Fe
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
7.
Persentase kecamatan bebas rawan gizi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8.
Persentase bufas dapat vitamin A
70 %
75 %
80 %
85 %
90 %
9.
Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan tata laksana gizi buruk
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10.
Persentase balita kurang gizi
5%
5%
5%
5%
5%
11.
Persentase BBLR
5%
5%
5%
5%
5%
7.
Pelayanan kesehatan penduduk miskin
1.
Penduduk miskin yang memperoleh pelayanan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
1.
Terbinanya UKS
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
190
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3.
Meningkatkan Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit baik Pencegahan Primer, Sekunder maupun Tersier Terutama Penyakit yang menjadi Masalah Kesehatan di Bali
9
10
Pengembangan lingkungan sehat
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Persentase keluarga yang menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
80 %
81 %
83 %
84 %
2.
Persentase keluarga yang menghuni rumah yang memnuhi syarat kesehatan
85 %
87 %
88 %
3.
Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
90 %
91 %
92 %
93 %
94 %
4.
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
85 %
85 %
90 %
95 %
100 %
5.
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
80 %
81 %
82 %
83 %
84 %
6.
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
90 %
91 %
92 %
93 %
94 %
7.
Pembinaan dan penilaian GRSIB
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8.
Pemeriksaan sample makanan dan limbah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
9.
Pelayanan P3K
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Cakupan penanggulangan BTA (+)
70 %
70 %
70 %
70 %
70 %
2.
Angka keberhasilan pengobatan TB
85 %
85 %
85 %
85 %
85 %
3.
Angka kematian diare saat KLB
1,1 %
<1 %
<1 %
<1 %
<1 %
4.
Angka kesakitan diare
5.
Prevalensi kusta/10.000 penduduk
6.
Angka kesakitan BDB/100.000 penduduk
89 %
85 %
90 %
423/1000
423/1000
423/1000
423/1000
423/1000
< 1/10.000
< 1/10.000
< 1/10.000
< 1/10.000
< 1/10.000
110/100.000
110/100.000 110/100.000 110/100.000 110/100.000
191
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
11
Peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Indikator Sasaran Uraian Indikator 5
7.
Angka kematian (CFR) BDB
8.
Angka bebas jentik (ABJ)
9.
Annual parasite incident : angka kesakitan malaria per 1000 penduduk
10.
Tahun l 6 <1%
Tahun ll 7 <1%
Tahun lll 8 <1%
Tahun lV 9 <1%
Tahun V 10 <1%
95 %
95 %
95 %
95 %
95 %
1/1000
1/1000
1/1000
1/1000
1/1000
ODHA (orang dengan HIV AIDS) yang memenuhi syarat mendapat ARV
42 %
51 %
61 %
71 %
81 %
11.
Cakupan penemuan pneumunia balita
86 %
88 %
90 %
92 %
94 %
12.
Persentase penyakit berpoten-si wabah yang tertangani
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
13.
Persentase desa yang mencapai universal child imunisasi (UCI)
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
14.
Angka accute flacid paralysis (AFP rate) 100.000 penduduk
2/100.000
2/100.000
2/100.000
2/100.000
2/100.000
15.
Sistem surveillans dan kewaspadaan dini
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Persentase posyandu lansia yang dibina
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia
70%
70%
70%
70%
70%
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
12
Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
1.
Terawasi dan terkendalinya keamanan dan kesehatan makanan
13
Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1.
Ibu hamil mendapat pelayanan K1
2.
Ibu mendapat pelayanan K4
98 %
98 %
98 %
98 %
98 %
3.
Penanganan komplikasi obstetri
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
4.
Deteksi faktor Resiko tinggi oleh masy. dan kesehatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
kunjungan nifas
98 %
98 %
98 %
98 %
98 %
192
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4.
Meningkatkan jumlah mutu dan penyebaran tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana
14
15
Standarisasi pelayanan kesehatan
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasa-rana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
6.
Kunjungan neonatal 1
100 %
100 %
100 %
100 %
7.
100 %
Kunjungan neonatal lengkap
95 %
95 %
95 %
95 %
95 %
8.
Penanganan komplikasi neonatal
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
9.
Kunjungan bayi
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
10.
Kunjungan anak balita
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
11.
Pelayanan anak balita sakit
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
12
Pelayanan KB aktif
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
13
Bimbingan teknis petugas kesehatan di Puskesmas
60%
80 %
100 %
100 %
100 %
14
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembangnya Balita dan Anak Prasekolah
70%
80 %
80 %
80 %
80 %
15
Melaksanakan Kunjungan Dokter Spesialis ke Puskesmas
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
16
Pelacakan kematian Ibu dan Bayi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
17
Audit kematian Ibu dan Bayi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
18
Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
19
Lomba Dokter Kecil
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
20
Terbinanya Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSI-B)
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
1.
Penyusunan standar pelayanan kesehatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terselenggaranya Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
1
Persentase pengadaan sarana dan prasarana pusk/Pustu dan jaringannya
40%
60%
80%
90%
100%
193
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
16
Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2
Terbangunnya Puskesmas Rawat Inap
1 unit
-
-
1 unit
-
3
Terlaksananya Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan Prasarana Pusk.
13 paket
13 paket
13 paket
13 paket
13 paket
4
Rehabilitasi sedang/berat Pusk.
-
-
1 unit
1 unit
1 unit
5
Rehabilitasi sedang/berat Pustu
-
5 unit
5 unit
5 unit
5 unit
6
Terbangunnya Poskesdes
-
-
4 unit
4 unit
-
7
Terlaksananya Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
8
Terbangunnya Rumah Dinas
-
3 unit
3 unit
-
-
9
Rehabilitasi Rumah Dinas
-
-
3 unit
3 unit
3 unit
10
Tersedianya kendaraan Dinas Opersional Kendaraan roda dua
-
-
-
30 unit
20 unit
11
Tersedianya kendaraan Dinas Opersional Kendaraan roda empat
-
-
-
3 unit
3 unit
1.
Pembangunan bangsal rawat inap
1 unt
1 unt
1 unt
1 unt
1 unt
2.
Penambahan ruang bersalin
1 unt
1 unt
1 unt
1 unt
1 unt
3.
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
2 pkt
2 pkt
2 pkt
2 pkt
2 pkt
4.
Tersedianya obat, bahan kesehatan pakai habis dan bahan Lab tersedianya bahan logistik rumah sakit
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
3 paket
3 paket
3 paket
3 paket
3 paket
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
35 %
45 %
55 %
65 %
75 %
5.
17
Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
1.
Terpeliharanya alkes RS
18
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
1.
Meningkatnya Pengetahun dan Keterampilan Tenaga Kesehatan
194
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
5.
3.
Pekerjaan Umum
1.
Mengembangkan Sistem 19 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan prasarana dan sarana transportasi yang memadai
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
1.
Masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan melalui JKBM
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
20
Pelayanan rujukan kesehatan
1.
Terlaksananya rujukan pasien ke RS
720 kali
720 kali
720 kali
720 kali
720 kali
1.
Pembangunan jaringan prasarana jalan dan Jembatan
1.
Terbangunnya jaringan prasarana jalan dan jembatan - Jalan
2.
Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong
3.
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
22,70 km
23,30 km
19,40 km
16,90 km
18,50 km
- Jembatan
12 m
52 m
20 m
70 m
35 m
1.
Terbangunnya saluran drainase/gorong-gorong
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
2.
Terpeliharanya saluran
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1.
Terpeliharanya kondisi jaringan prasarana jalan dan jembatan - Jalan (rutin)
2.
Mengembangkan prasarana dan sarana air baku dan irigasi yang memadai untuk meningkatkan pelayanan air minum dan irigasi sesuai kebutuhan
618,34 km
644,98 km
695,02 km
676,72 km
699,90 km
- Jalan (berkala)
15,83 km
19,10 km
23,35 km
26,80 km
19,02 km
- Jembatan
92,50 km
329,75 km
70,50 km
181 km
122,50 km
2.
Peningkatan jalan kabupaten
19,25 km
12,04 km
17,05 km
15,30 km
16,80 km
3.
Tersedianya alat berat
1 unit
1 unit
1 unit
30 unit
30 unit
30 unit
30 unit
30 unit
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
4.
Terpeliharanya alat berat
4.
Pembangunan sistem informasi/ data base jalan dan jembatan
1.
Tersedianya data base tentang kePU-an
5.
Pendayagunaan perencanaan pengelolaan dan pelaksanaan pengawasan ke-PU-an
1.
Implementasi hasil perencanaan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, dan jaringan pengairan lainnya
1.
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
11 pkt
10 pkt
10 pkt
9 pkt
11 pkt
2.
Terbangunnya irigasi subak di 7 kecamatan
9 pkt
13 pkt
18 pkt
17 pkt
15 pkt
195
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3.
Terawasinya pembangunan jaringan irigasi
7 kec
7 kec
7 kec
7 kec
7 kec
7.
Penyediaan dan pengolahan air baku
1.
Tersedianya sistem pengelo-laan sumber-sumber air dan penyediaan air baku telaga waja
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
8.
Pengembangan, pengelolaan dan konsevasi sungai dan sumber daya air lainnya
1.
Pengembangan embung/ cubang dan penampungan air lainnya
2 pkt
2 pkt
2 pkt
2 pkt
3 pkt
2.
Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan penampungan air lainnya
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
3.
Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai
6 pkt
6 pkt
7 pkt
5 pkt
5 pkt
4.
Tersedianya perencanaan embung dan penampungan air lainnya serta kawasan kritis daerah tangkapan sungai
6 pkt
6 pkt
7 pkt
5 pkt
5 pkt
1.
Penyediaan sarana dan prasarana air limbah
2 pkt
3 pkt
3 pkt
2 pkt
3 pkt
2.
Pengembangan sistem distribusi air minum
3 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1.
Terbangunnya prasarana pengaman pantai
2 pkt
4 pkt
2 pkt
2 pkt
2 pkt
2.
Terpeliharanya prasarana pengaman pantai
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
3.
Terpeliharanya bantaran dan tanggul sungai
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1.
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur perdesaan di desa tertinggal
-
1 kws
1 kws
1 kws
-
2.
Tertatanya lingkungan permukiman penduduk perdesaan
-
5 pkt
4 pkt
1 pkt
-
9.
10.
11.
Pengembangan knerja pengelolaan air minum dan air limbah
Pengendalian banjir
Pembangunan infrastruktur perdesaan
196
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4.
Perumahan
1.
Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman sesuai dengan kemampuan daya dukung lahan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
12.
Pemberdayaan jasa kontruksi
1.
Penyediaan jasa kontruksi
50 %
75 %
90 %
90 %
90 %
13.
Pengembangan informasi ke-PUan
1.
Sosialisasi dan evaluasi ke-PU-an di 8 kecamatan
85 %
85 %
85 %
85 %
85 %
1.
Pengembangan Perumahan dan permukiman
1.
Meningkatnya koordinasi pengembangan perumahan dan permukiman
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
2.
Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan perumahan
30 buku
30 buku
30 buku
30 buku
30 buku
6 pkt
7 pkt
5 pkt
5 pkt
5 pkt
-
-
1 pkt
1 pkt
1 pkt
30 %
35 %
45 %
55 %
60 %
2.
Lingkungan sehat perumahan
1.
Perbaikan lingkungan permukiman
3.
Pemberdayaan komunitas perumahan
1.
Penanggulangan kemiskinan perkotaan
4.
Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
1.
Meningkatnya pelayanan air bersih dan air limbah - Air minum perdesaan - Air minum perkotaan - Air limbah komunal dan rumah
2
Peningkatan Fungsi Pengaturan Dalam Penyelenggaraan Pemadam Kebakaran
5
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
45 %
50 %
55 %
65 %
75%
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Terlaksananya Sosialisasi Nama, Standar, Prosedur dan Makna Pencegah Bahaya Kebakaran
-
2
Terlaksananya Diklat Pertolongan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
-
3
Terlaksananya Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran
4
Terlaksananya Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran
2 Orang
2 Orang
2 Orang
2 Orang
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
-
1 unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
197
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
5.
Penataan Ruang
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
6
7
8
9
10
5
Terlaksananya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6
Terlaksananya Peningkatan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Terlaksananya Monev dan Pelaporan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Meningkatkan profesionalisme aparat dalam penataan ruang
1.
Peningkatan profesionalisme aparat penataan ruang
1.
Meningkatnya kompetensi aparat penataan ruang
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
2.
Meningkatnya rencana tata ruang sesuai dengan perkem-bangan sosial ekonomi masya-rakat dan teknologi perencanaan
2.
Penataan ruang
1.
Tersusunnya rencana tata ruang
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
2.
Tertatanya ruang kawasan wilayah kabupaten karangasem
1 kws
1 kws
1 kws
1 kws
1 kws
3.
Terselenggaranya pembinaan penataan ruang
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
4.
Tersedianya data spasial penunjang perencanaan tata ruang
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
1.
Terselenggaranya pemanfaatan ruang sesuai dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
2.
Terkendalinya pemanfaatan ruang secara berkualitas sesuai rencana tata ruang
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
3.
Sosialisasi dan penataan IMB
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
Evaluasi pemanfaatan ruang
1.
Tersusunnya laporan evaluasi pemanfaatan ruang
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
Pengembangan data/informasi
1.
Tersedianya data dan informasi tentang pembangunan daerah
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
Peningkatan pembinaan dan pengendalian tata ruang yang kompeten, proporsional, profesional dan ramah lingkungan
3.
4.
Perencanaan Pembangunan
Tahun l
5
1.
3.
6.
Indikator Sasaran Uraian Indikator
1.
Menyelaraskan konsep program 1. dengan instansi terkait, menyangkut pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, kependudukan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan, ke-PU-an, lingkungan hidup di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten.
Pengendalian pemanfaatan ruang
198
No.
Urusan
1
2
Kebijakan Menyelaraskan konsep program dengan instansi terkait, menyangkut 3 pendidikan, 2. kesehatan, tenaga kerja, kependudukan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan, ke-PU-an, 3. lingkungan hidup di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten.
Indikator Sasaran
Program
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
4
Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
1.
Terwujudnya peningkatan sistem kelembagaan perencanaan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Perencanaan pembangunan daerah
1.
Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan daerah:
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
- RPJMD
1 jenis
-
-
-
-
- RKPD
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
- KUA/KUA-P
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
- PPA-S/PPAS-P
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2
Terselenggaranya Murenbang
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
3
Terlaksaananya evaluasi pelaksanaan DAK
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
4
Terlaksananya pengkajian dan evaluasi pembangunan Kabupaten Karangasem
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
4
Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
1.
Terlaksananya sosialisasi kebijakan pembangunan daerah
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
5
Perencanaan pembangunan ekonomi
1.
Terkoordinasinya perencanaan pembangunan di bidang ekonomi
90 %
90 %
90 %
90 %
90 %
6
Perencanaan sosial dan budaya
1.
Terkoordinasinya perencanaan pembangunan di bidang sosial budaya
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam dan lingkungan hidup
1.
Terlaksananya koordinasi perencanaan pembangunan penataan ruang
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
2
Terlaksananya koordinasi perencanaan pembangunan bidang lingkungan hidup
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
199
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
8
7.
Perhubungan
1.
Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung perhubungan
Perencanaan tata ruang
Indikator Sasaran
1.
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Tersusunnya perda tata ruang tentang :
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
- RTRW
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
- RDTR
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terlaksananya pemetaan potensi Galian C
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
-
-
1 unit
-
9
Penelitian dan pengembangan iptek
1.
Tersedianya hasil penelitian iptek sesuai bidang penelitian
1.
Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
1
Terlaksananya Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
2
Terlaksananya Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Penyeberangan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Terlaksananya Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Darat
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Meningkatnya Kinerja Pemungutan retribusi Bidang Perhubungan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5
Peningkatan Pelayanan Penumpang Penyeberangan Laut
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6
Monev dan Pelaporan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Peningkatan pengelolaan dermaga sekoci Padangbai
20 %
20 %
20 %
20 %
20 %
1
Terlaksananya Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana Alat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2
Terlaksananya Rehabilitasi/Pemeliharaan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
200
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
3
Terlaksananya Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal/Pelabuhan
4
4 Gedung
4 Gedung
4 Gedung
4 Gedung
Terlaksananya Rehabilitasi/Pemeliharaan Rambu Lalu Lintas, Lampu Penerangan Jalan Umum, Marka Jalan, dan APILL - Rambu : 526 Buah
105 Buah
105 Buah
105 Buah
105 Buah
106 Buah
- LPJU
300 Buah
300 Buah
300 Buah
300 Buah
300 Buah
4.888 M2
4.888 M2
4.888 M2
4.888 M2
4.892 M2
: 1500 Buah
- APILL : 8 Unit
Meningkatkan fungsi pengaturan dalam penyelenggaraan transportasi
3.
Peningkatan pelayanan angkutan
5
Terlaksananya rehabilitasi /Pemeliharaan Lahan Parkir
6
Terpeliharanya Pelabuhan Laut
1
Terlaksananya Penyuluhan Bagi Sopir/ Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan Penumpang Terlaksananya Pengendalian Disiplin Pengoperasian Angkutan Umum di Jalan Raya
2
3
-
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2000 m2
2000 m2
2000 m2
2000 m2
2000 m2
-
2 Paket
2 Paket
2 Paket
2 Paket
40 orang
40 orang
48 orang
48 orang
56 orang
40 orang
40 orang
48 orang
48 orang
56 orang
90 Kapal
90 Kapal
90 Kapal
90 Kapal
Terlaksananya Fasilitas Perijinan di Bidang Perhubungan - Perhubungan Laut
4
10
4 Gedung
- Marka : 24444 m2
2.
Tahun V
90 Kapal
- Perhubungan Darat
1400 Mobil
1400 Mobil 1400 Mobil 1400 Mobil 1400 Mobil
Terlaksananya Sosialisasi/ Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan
200 Orang
200 Orang 200 Orang 200 Orang 200 Orang
201
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendukung Perhubungan
4
5
6
Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Pengendalian dan Pengaman Lalu Lintas
Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
5
Terlaksananya Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Sopir/Juru Mudi/Awak Kendaraan Angkutan Umum Teladan
6
Terlaksananya Peningkatan Keselamatan Angkutan Laut
1
Tahun V 10
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Pembangunan Gedung Terminal
-
-
-
-
1 Unit
2
Pembangunan Halte Bus Bagi Gedung Terminal
-
-
-
1 Unit
-
1
Terlaksananya Pengadaan RambuRambu Lalu Lintas
300 Unit
300 Unit
300 Unit
300 Unit
300 Unit
2
Terlaksananya Pengadaan Marka Jalan
2500 m2
2500 m2
2500 m2
2500 m2
2500 m2
3
Terlaksananya Pengadaan Pagar Pengaman Lalu Lintas
1000 m
1000 m
1000 m
1000 m
1000 m
4
Terlaksananya Pengadaan Lampu Penerangan Jalan Umum
300 Unit
300 Unit
300 Unit
300 Unit
300 Unit
5
Terlaksananya Pengadaan APILL
-
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
1
Meningkatnya Kualitas Hasil Uji Kendaraan Bermotor
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Terlaksananya Pengadaan Alat Pengujian Kendaraan Bermotor
-
-
-
-
1 Unit
3
Terlaksananya Pelaksanaan Uji Petik Kendaraan Bermotor
12 Kali
12 Kali
12 Kali
12 Kali
12 Kali
4
Monev dan Pelaporan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
202
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
8.
Lingkungan Hidup
1.
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang pengelo laan Lingkungan Hidup yang meliputi penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemuli han, pengendalian dan pengawasan lingkungan.
1.
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Indikator Sasaran
1.
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
20 unit
40 unit
50 unit
50 unit
60 unit
1 unit
-
-
-
-
Terpeliharanya tong sampah 1 m 3
22 bh
32 bh
42 bh
52 bh
62 bh
Terpeliharanya tong sampah 2 m 3
18 bh
28 bh
38 bh
48 bh
58 bh
Terpeliharanya Load Haul Kontiner
4 bh
10 bh
10 bh
10 bh
10 bh
-
20 unit
30 unit
40 unit
50 unit
Terpeliharanya dan perluasan TPA
-
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Terpeliharanya IPLT
-
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Terpeliharanya alat berat
-
2 unit
2 unit
2 unit
2 unit
Terpeliharanya mesin pencacah sampah
-
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
-
8 paket
8 paket
8 paket
8 paket
Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan : - Tong sampah - Mesin pencacah sampah
2.
Terpeliharanya kebersihan serta sarana dan prasarana persampahan sepanjang 24 km
Tersedianya Tong sampah 3.
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Limbah :
4.
Meningkatnya Pemungutan Retribusi Persampahan
5.
Penyuluhan Kebersihan dan Pertamanan Kota : Terlaksananya Sosialisasi/Penyuluhan kebersihan dan Pertamanan
203
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
Pengelolaan ruang terbuka hijau
Indikator Sasaran
1.
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Meningkatnya pengolahan sampah melalui sistem 3 R oleh masyarakat
-
3%
4%
5%
7%
Pengadaan bantuan alat komposter
-
8 paket
8 paket
8 paket
8 paket
46.438,91 46.438,91 m 2 m2
46.438,91 m2
46.438,91 m2
46.438,91 m2
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau ( RTH) : Terpeliharanya Taman Kota
2
Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau perkotaan dan perdesaan 3.
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Terbangunnya Taman Kota
-
1 paket
2 paket
3 paket
4 paket
Terpeliharanya perindangan Kota
-
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
2
Tersusunnya land scape hutan dan penanaman tanaman penghijauan
-
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1.
Koordinasi penilaian kota sehat/adipura : 10 kali
10 kali
15 kali
15 kali
10 bk
10 bk
10 bk
10 bk
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
3 sungai
3 sungai
4 sungai
4 sungai
4 sungai
Terselenggaranya rapat koordinasi penilaian kota sehat Adipura Tersusunnya profil adipura Terlaksananya penilaian kota sehat adipura 2.
Terpantaunya kualitas air dan lingkungan : - air sungai - Air laut
-
-
-
1 spl
2 spl
- Mata air
-
5 ma
5 ma
5 ma
5 ma
- Air embung
-
5 ma
5 ma
5 ma
5 ma
- Udara
-
3 ttk
3 ttk
3 ttk
3 ttk
204
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tersedianya bahan-bahan operasional lab dan alat lab
3
Pengendalian dan pengeluaran ijin lingkungan
4.
1 pkt
-
-
-
-
1 lokasi
2 lokasi
3 lokasi
-
Terdatanya kegiatan yang menghasilkan limbah B3
-
7 prshn
10 prshn
12 prshn
15 prshn
Diterbitkannya izin penyimpanan, pengangkutan B3 dan limbah B3
-
7 prshn
10 prshn
12 prshn
15 prshn
50 prshn
60 prshn
70 prshn
80 prshn
90 prshn
Terlaksananya pengkajian dampak lingkungan melalui :
Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (Proper) : Terawasinya usaha/keegiatan yang wajib AMDAL, UKL/UPL, DPPL dan pemberian ijin
5
Pengembangan produksi ramah lingkungan : Terbangunnya Biogas
6.
8 pkt
10 pkt
12 pkt
15 pkt
18 pkt
Tersedianya peralatan lubang resapan Bipori (LRB)
-
40 bh
60 bh
80 bh
100 bh
Tersedianya mesin pencacah sampah
-
3 unit
3 unit
3 unit
3 unit
Tersedianya alat komposter
-
50 set
50 set
50 set
50 set
-
1 pkt
-
-
-
20 bk
20 bk
25 bk
25 bk
25 bk
-
20 prshn
30 prshn
40 prshn
50 prshn
Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan : Tersedianya pedoman bagi daerah dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan Tersusunnya buku SLHD
7.
10
1 pkt
dipetakan dan meningkatnya kelas sungai sesuai peruntukannya 3.
Tahun V
Terkoordinasinya penyusunan AMDAL
205
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4
Pemberian prioritas penanganan lingkungan oleh masyarakat dan lembaga swadaya lingkungan
Indikator Sasaran
8.
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Peningkatan Peran serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup : Terlaksananya lomba Kalpataru
-
2 pkt
3 pkt
3 pkt
3 pkt
Terlaksananya lomba Adiwiyata
11 skolah
11 skolah
11 skolah
11 skolah
11 skolah
9 ds
9 ds
9 ds
9 ds
9 ds
Terlaksananya pelatihan Penyadaran masyarakat tentang lingkungan hidup
-
40 org
40 org
40 org
40 org
Terwujudnya Forum guru peduli lingkungan
-
40 org
40 org
40 org
40 org
Terlaksananya koordinasi pelaksanaan hari-hari lingkungan hidup
-
6 pkt
6 pkt
6 pkt
6 pkt
6 lokasi
6 lokasi
6 lokasi
6 lokasi
6 lokasi
-
10 bh
10 bh
10 bh
10 bh
Tersusun/terpetanya kondisi mata air tahap II dan III
-
30
20
-
-
Terpetanya potensi rawan pencemaran DAS
-
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
Tersedianya peta terumbu karang
-
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
Terlaksananya pembinaan dan monitoring
-
4 lokasi
4 lokasi
4 lokasi
4 lokasi
Terlaksananya lomba DSL
4.
5
Perlindungan & Konservasi Sumber Daya Alam
1.
Program terpadu di dalam menangani permasalahan lingkungan
2.
Konservasi Sumber Daya air dan pengendalian kerusakan sumber sumber air : Terlaksananya penghijauan di sekitar sumber air Terpasangnya papan informasi
Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka perikanan dan keanekaragaman hayati laut :
206
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Terciptanya kawasan konservasi laut daerah 3.
4. 6
Pos Pengaduan Permasalahan Lingkungan (P3SLH)
5.
7.
10
2 lokasi
2 lokasi
-
50 bh
50 bh
50 bh
50 bh
Terbangunnya lubang resapan biopori
-
200 lbng
200 lbng
200 lbng
200 lbng
Tertanganinya pengaduan dan Pelayanan P3SLH
-
10 kasus
15 kasus
20 kasus
25 kasus
Terlaksananya sosialisasi tentang P3SLH
-
40 org
40 org
40 org
40 org
-
10 kl
10 kl
10 kl
10 kl
8 bk
20 bk
20 bk
20 bk
20 bk
-
60 bk
60 bk
60 bk
60 bk
-
60 bk
60 bk
60 bk
60 bk
-
60 bk
60 bk
60 bk
60 bk
Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA :
Koordinasi Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam :
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem : Terdatanya/ terinventarisasinya pohon/ tanaman ritual di Kab. Karangasem Tersusunnya profil keanekaragaman hayati (floura) di Kab. Karangasem Tersusunnya profil keanekaragaman hayati (fauna) di Kab. Karangasem
Peningkatan pengendalian pemanfaatan SDA strategis melalui kajian lingkungan hidup strategis
-
Terbangunnya sumur resapan
Tersusunnya buku profil menuju Indonesia hijau
7
-
Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber Air :
Terlaksananya koordinasi pengelolaan SDA
6.
-
Tahun V
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan :
207
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tahun V 10
Terlaksananya Monitoring evaluasi dan Pelaporan
-
8 lokasi
8 lokasi
8 lokasi
8 lokasi
8
Penetapan keharusan pemanfaatan SDA strategis Kabupaten Karangasem
1.
Penyusunan regulasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
-
-
20 Buku
-
-
9
Peningkatan pengendalian pemanfaatan SDA melalui SKPD terkait
1.
Rapat Koordinasi pemanfaatan SDA dengan SKPD terkait
-
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
1.
Pengelolaan dan Rehabilitasi Terumbu karang, Mangrove, Padang lamun, Estuaria dan Teluk
-
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
-
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
3.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
-
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
1.
Pengembangan Jejaring Lingkungan Hidup : Terpasangnya Wi fi
-
-
-
1 unit
-
Terlayaninya pengaduan masyarakat secara online (wi fi) Tersedianya data base lingkungan hidup
-
-
-
-
1 unit
-
-
30%
30%
40%
-
3 org
4 org
-
-
Meningkatnya pelayanan angkutan kebersihan dan pertamanan
65%
70%
75%
80%
85%
Meningkatnya kualitas sarana angkutan
60%
65%
70%
75%
85%
5.
6
Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Penegakan dan Penataan Hukum Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
7
Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan
1.
Meningkatnya Kualitas SDM Laboratorium Lingkungan
8
Peningkatan Sarana dan Prasarana Angkutan dan Peralatan
1.
Pelayanan Angkutan Kebersihan dan Pertamanan :
208
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
10
Tersedianya Sarana dan prasarana angkutan kebersihan dan pertamanan 9.
10.
Pertanahan
Kependudukan dan Catatan Sipil
1.
1.
Mewujudkan tata kelola pertanahan daerah yang tertib dan akuntable.
Menata dan menyelenggarakan sistem administrasi kependudukan secara menyeluruh
1.
1.
2.
2.
3.
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan administrasi kependudukan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait pelayanan administrasi kependudukan
3
4
Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Penataan administrasi kependudukan
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
2 unit
7 unit
11 unit
13 unit
15 unit
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Pensertifikatan Tanah
2.
Tersedianya Tanah Civic Centre
-
100 %
-
-
-
3.
Tersedianya tanah untuk sarana dan prasarana pemerintah Kab. Karangasem
-
2 Paket
-
-
-
4.
Tersedianya pengamanan fisik aset daerah/tanah
-
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terlaksananya tertib administrasi dan meningkatnya kepemilikan dokumen kependudukan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Jumlah data base kependudukan yang memadai
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
Terlaksananya sistem SIAK
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
2.
Terlaksananya sistem informasi administrasi kependudukan secara komprehensif
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
1.
Tersedianya dokumen kependudukan bagi masyarakat (anak umur 0-4 th)
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
2.
Tersedianya pos jaga di pelabuhan padangbai
-
1 pkt
-
-
-
3.
Tersedianya alat scanner KTP di pelabuhan padangbai
-
-
1 pkt
-
-
1.
Pendidikan dan pelatihan SIAK
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
Pemberdayaan masyarakat dan 1. pemanfaatan data kependudukan berbasis SIAK
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Tahun V
209
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4.
Meningkatkan jangkauan pelayanan administrasi kependudukan
5
Penataan administrasi kependudukan
Indikator Sasaran
11.
Pemberdayaan Perempuan
1.
Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan
6
Meningkatkan Kedudukan, Peran 1. dan Kualitas Perempuan serta mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara
2.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Terlaksananya validasi data penduduk berdasarkan SIAK secara berkelanjutan
2.
Pelaksanaan SIAK
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
- offline
100 %
-
-
-
-
- online
-
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Terbentuknya dan tertatanya sistem koneksi (CT-Net)
-
-
15%
30%
30%
4.
Terimplementasikannya sistem administrasi kependudukan (membangun, updating, pemeliharaan) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
pelabuhan padangbai
pelabuhan padangbai
pelabuhan padangbai
5. 5.
Uraian Indikator
pelabuhan pelabuhan padangbai padangbai
1.
Terlaksananya monitoring Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
2.
Terlaksananya pengawasan penduduk pendatang di 8 Kecamatan
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
1.
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir
100%
100%
100%
100%
100%
2.
Terlaksananya Pembinaan terhadap Pengelola dan Kelompok BKB
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Terlaksananya sosialisasi perlindungan anak bagi anak sekolah
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Menurunnya angka tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan
100%
100%
100%
100%
100%
210
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
12.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2.
Meningkatnya perlindungan tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
1
Meningkatnya kualitas hidup perempuan di daerah tertinggal
100%
100%
100%
100%
100%
4.
Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
1.
Meningkatnya partisipasi aktif kaum perempuan dalam pembangunan dan mendapatkan tokoh perempuan yang bisa menjadi suri tauladan
100%
100%
100%
100%
100%
2.
Terlaksananya pembinaan kelompok P2 WKSS
100%
100%
100%
100%
100%
2
Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan yang berbasis kemandirian berusaha
5
Sosialisasi kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1.
Terbinanya 10 Program pokok PKK
1.
Mengendalikan tingkat kelahiran
1.
Keluarga Berencana
1
Pelayanan Peserta KB selain KB baru pria :
2
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
Jumlah Peserta KB baru IUD
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah Peserta baru MOW
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah peserta KB baru Implant
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah peserta KB baru KB Suntik
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah Peserta KB baru Pil
100%
100%
100%
100%
100%
11 org
12 org
15 org
17 org
20 org
12 klpk
13 klpk
14 klpk
15 klpk
16 klpk
Pelayanan peserta KB baru pria MOP Kondom
2
Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi
2
Kesehatan Reproduksi Remaja
1.
Terbentuknya pusat informasi dan KRR : Cakupan PIK KRR kategori tumbuh
211
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3
4
5
Meningkatkan jumlah cakupan peserta KB dan jumlah peserta KB mandiri menuju keluarga sejahtera
Meningkatkan promosi KIBA di masyarakat
Mewujudkan Pengembangan bahan informasi melalui penggunaan Metode pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Cakupan PIK KRR kategori Tegak
3 klpk
4 klpk
5 klpk
6 klpk
8 klpk
Cakupan PIK KRR kategori Tegar
1 klpk
1 klpk
1 klpk
1 klpk
2 klpk
3
Pelayanan Kontrasepsi
1.
Terlaksanaya Pelayanan KB gratis melalui TMKK dan TKBK di 8 Kecamatan
100%
100%
100%
100%
100%
4
Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
1.
Terlaksananya Pembinaan di 40 Desa Kabupaten Karangasem
100%
100%
100%
100%
100%
5
Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat
1.
Penyuluhan Kesehatan Ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
100%
100%
100%
100%
100%
6
Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
1.
Terlaksananya Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di masing-masing sekolah yang tergabung dalam PIK-KRR
100%
100%
100%
100%
100%
7
Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
1.
Meningkatnya kualitas penggunaan metode pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang kembang anak melalui penggunaan APE pada : a. Kelompok umur 0 - 1 th
100%
100%
100%
100%
100%
b. Kelompok umur 1 - 2 th
100%
100%
100%
100%
100%
c. Kelompok umur 2 - 3 th
100%
100%
100%
100%
100%
d. Kelompok umur 3 - 4 th
100%
100%
100%
100%
100%
e. Kelompok umur 4 - 5 th
100%
100%
100%
100%
100%
f. Kelompok umur 5 - 6 th
100%
100%
100%
100%
100%
Meningkatnya Pengelolaan usaha Kelompok UPPKS
100%
100%
100%
100%
100%
8
Penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
1
212
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
6
13.
Sosial
1.
Meningkatkan kualitas keluarga, SDM aparatur serta menyempurnakan sistem pelaporan berbasis web online
Penggalian dan peningkatan potensi serta sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan sosial
9
Orientasi Pengembangan dan Pemuthahiran Data Keluarga Sejahtera
10
Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.
Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2
Meningkatnya Kualitas Keluarga melalui Bina Keluarga Balita (BKB)
100%
100%
100%
100%
100%
3
Meningkatnya Kualitas Keluarga melalui Bina keluarga Remaja (BKR)
100%
100%
100%
100%
100%
4
Meningkatnya Kualitas Keluarga melalui Bina Keluarga Lansia (BKL)
100%
100%
100%
100%
100%
5
Meningkatnya Kualitas Keluarga melalui Bina Keluarga Lingkungan (BLK)
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Terlaksananya Orientasi, Monitoring , Evaluasi dan pemutahiran data keluarga sejahtera di 8 kecamatan
100%
100%
100%
100%
100%
Terlaksananya penetapan Angka kredit (PPK) bagi jabatan Fungsional
78 org
78 0rg
78 org
78 org
78 org
400 unit
450 unit
500 unit
550 unit
600 unit
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.200 KK
2.400 KK
2.600 KK
2.800 KK
3.000 KK
50 kube
50 kube
50 kube
50 kube
50 kube
1.
Tersedianya rumah layak huni
2.
Tersalurnya raskin
3.
Terbentuknya keluarga harapan
4.
Terbinanya KUBE fakir miskin
5.
Meningkatnya pemahaman dan motivasi masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidup/kesejahteraan
-
250 orang
250 orang
250 orang
250 orang
6.
Pemberian Paket Sembako kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai perangsang pemenuhan kebutuhan rumah tanggaTangga Miskin (RTM)
-
200 RTM
200 RTM
200 RTM
200 RTM
213
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Indikator Sasaran
4.
Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapi-dana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
Pembinaan anak terlantar
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Tersedianya data PMKS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Terlaksananya Monev, dan Pelaporan Penerimaan Bantuan Terbinanya Penyandang Cacat
20 Org
25 Org
30 Org
35 Org
40 Org
4.
Terbantunya Lanjut Usia
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
Terlaksananya Bimbingan dan Penyuluhan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
6.
Terwujudnya Pelayanan Ahli Waris Pahlawan dan Veteran Terlaksananya Penanganan Masalah-Masalah Strategis Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa
7.
3.
Uraian Indikator
100 %
450 KK
450 KK
450 KK
450 KK
450 KK
125 Org
125 Org
125 Org
125 Org
125 Org
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terbinanya Eks. Napi
20 Orang
20 Orang
20 Orang
20 Orang
20 Orang
2.
Terbinanya Eks. Orang Gila
20 Orang
20 Orang
20 Orang
20 Orang
20 Orang
3.
Terbinanya Eks. Penyandang TBC Paru/Kusta
50 Orang
50 Orang
50 Orang
50 Orang
50 Orang
4.
Terbinya Bagi Korban Tindak Kekerasan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
Pembinaan Bagi Penyandang HIV AIDS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Pembinaan Bagi Gelandangan dan Pengemis
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Tersedianya Tambahan Gizi bagi Anak dalam Panti
2.
Tersedianya Peralatan Sekolah bagi Anak Terlantar di Luar Panti
100 org
100 org
100 org
100 org
100 org
3.
Terwujudnya Kreativitas Anak Terlantar
150 org
150 org
150 org
150 org
150 org
115 org
115 org
115 org
115 org
115 org
214
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Tenaga Kerja
1.
Mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
5.
Pembinaan orang terlantar
1.
Terlaksananya pemulangan orang terlantar
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejah teraan Sosial
1
Terbinanya Karang Taruna
15 KT
15 KT
15 KT
15 KT
18 KT
2
Terwujudnya Partisipasi Karang Taruna
8 KT
8 KT
8 KT
8 KT
8 KT
3
Terwudnya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
75 Org
75 Org
75 Org
90 Org
95 Org
4
Terwujudnya Partisipasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
75 Org
75 Org
75 Org
90 Org
95 Org
5
Terbentuknya Kube- Kube Fakir Miskin
160 Kube
160 Kube
160 Kube
160 Kube
160 Kube
6
Terbinanya LK 3
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Terwujudnya Partisipasi LK3
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8
Terbinanya Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia)
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
9
Terwujudnya Partisipasi Komda Lansia
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Terlaksananya Peringatan Hari Pahlawan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Terlaksananya Pelacakan Rute Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Terlaksananya Kirab Puputan Margarana
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Terlaksanaya Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5
Terlaksananya Pameran Dalam Rangka HUT RI
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terlatihnya calon tenaga kerja terampil pada berbagai kejuruan
60 org
60 org
60 org
60 org
60 org
7.
14.
Indikator Sasaran Uraian Indikator
1.
Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan Internasional
Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
215
No.
Urusan
1
2
Mengembangkan ekonomi Kebijakan kerakyatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber 3 daya manusia dan sumber daya alam
2
3
Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder
Menetapkan dan meningkat-kan serta mengawasi pelaksa-naan upah minimum untuk meningkatkan kesejahtraan pekerja
Indikator Sasaran
Program 4
2.
3
4
Peningkatan kesempatan kerja
Sertifikasi lembaga pelatihan kerja swasta (LPKS)
Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenaga-kerjaan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1.
Memantapkan pengembangan koperasi, usaha kecil menengah dan lembaga ekonomi kerakyatan lainnya, agar mampu mandiri dan bersaing
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
1.
Penyerapan tenaga kerja melalui pola padat karya
2.
Tahun V 10
200 org
200 org
200 org
200 org
200 org
Terlatihnya pencari kerja yang siap bekerja ke luar negeri melalui program pemagangan
50 org
50 org
50 org
50 org
50 org
3.
Tersedianya data calon transmigrasi
100%
100%
100%
100%
100%
1
Pendaftaran dan evaluasi lembaga ketenagakerjaan
100%
100%
100%
100%
100%
2
Terkirimnya calon transmigrasi ke daerah tujuan
25 kk
25 kk
25 kk
25 kk
25 kk
1.
Perlindungan pekerja dan pengusaha secara umum
100%
100%
100%
100%
100%
2.
Penetapan besaran UMK
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Fasilitasi penyelesaian prosedur perselisinan perselisihan hubungan industri Kunjungan/pembinaan K3
100%
100%
100%
100%
100%
16 x
16 x
16 x
16 x
16 x
1x
2x
2x
2x
2x
4 15.
Uraian Indikator
1.
Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
1.
Pameran dan promosi produk UMKM dalam dan atau luar negeri
2.
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif koperasi usaha kecil menengah
1.
Terlatihnya pengelola koperasi tentang manajemen usaha
30 org
30 org
30 org
30 org
30 org
2.
Terlatihnya pengelola LPD tentang manajemen usaha
35 org
35 org
35 org
35 org
35 org
3.
Terbinanya pengelola Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan Pinjam Terbinanya pengurus dan pengawas LPD.
30 org
30 org
30 org
30 org
30 org
70 org
70 org
70 org
70 org
70 org
4.
216
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh, dan terwujudnya iklim berinvestasi yang sehat
16.
Penanaman Modal Daerah
1.
Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan penyeder-hanakan peraturan investasi sehingga dapat menarik investor.
3.
Pengembangan sistem pendukung usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
1.
Terbinanya pengusaha mikro
2
Terverifikasinya UMKMK pemohon kredit
3
Tersosialisasinya sumber-sumber permodalan bagi UMKMK
4. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
1
5
Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
Tahun V 10
80 orang
80 orang
80 orang
80 orang
80 orang
100%
100%
100%
100%
100%
200 org
200 org
200 org
200 org
200 org
Terbinanya LPD
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
8 Kec.
1.
Tumbuhnya koperasi
20 bh
20 bh
20 bh
20 bh
20 bh
2.
Terbinanya calon anggota dan anggota koperasi
320 org
320 org
320 org
320 org
320 org
3.
Terwujudnya koperasi berkualitas
40 bh
40 bh
40 bh
40 bh
40 bh
4.
Terwujudnya koperasi simpan pinjam / unit simpan pinjam yang sehat
50 bh
50 bh
50 bh
50 bh
50 bh
20%
20%
20%
20%
20%
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
1.
Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
1.
Meningkatnya investasi
2.
Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
1.
Peningkatan pelayanan perijinan
2.
Meningkatnya investasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Tersusunnya kajian dan pengembangan penanaman modal
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Meningkatnya kualitas SDM dibidang perijinan dan penanaman modal
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
3.
Meningkatnya sarana dan prasarana Pelayanan perijinan
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
3.
Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
217
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2
Kerjasama pihak swasta (KPS) yang difasilitasi Bappenas
4.
5.
6.
17.
Kebudayaan
1.
Memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi.
1.
Mengkoordinasikan dan mendorong peran swasta dalam pembangunan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
Memberikan kemudahan bagi swasta dalam pelayanan perijinan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Meningkatnya kesadaran pengusaha untuk membuat LKPM
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
2.
Meningkatnya kesadaran masyarakat / pengusaha dalam mengurus ijin
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
Merencanakan Penanaman Modal 1.
Terwujudnya koordinasi perencanaan penanaman modal secara terpadu
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terwujudnya Dokumen Peluang dan profil investasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Terwujudnya Sistem Pelayanan Perijinan Terpadu
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Terselenggaranya pesta kesenian bali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
2
Terlaksananya pesona budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
7
Tersedianya naskah-naskah lontar yang ada di kab. Karangasem
80 %
82%
85 %
87 %
90 %
8
Tercatatnya kesenian-kesenian yang ada di kab. Karangasem
80 %
82%
85 %
87 %
90 %
4.
Pembinaan sekaa gong pemda kab. karangasem
1 sekaa
1 sekaa
1 sekaa
1 sekaa
1 sekaa
9
Meningkatnya kerukunan inter dan antar umat beragama serta Pemerintah melalui Dharma Santi, Buka Puasa Bersama dan Pertemuan Antar Pemuka Umat Beragama
50%
60%
75%
95%
Mengendalikan Penanaman Modal
Pengembangan nilai budaya
1.
Meningkatnya kemitraan Pemerintah daerahy dan swasta
2.
55%
218
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
10
Tahun V
10
Pelestarian kebudayaan dan kesenian bali melalui Utsawa Dharma Gita Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional.
60 orang
15 orang
125 orang
125 orang
125 orang
11
Pencetakan dan pendistribusian buku-buku pesantian dan keagamaan
65 buku
315 buku
150 buku
200 buku
250 buku
12
Pelaksanaan Nganyarin rutin ke Pura Mandara Giri Lumajang Jawa Timur, Ulun Danu Batur, Ulun Danu Songan, Pasar Agung Besakih, Pura Prajapati Hyangaluh Besakih dan Pura Kiduling Kreteg Besakih.
100%
100%
100%
100%
100%
13
Peningkatan Pemahaman dan Penyatuan Persepsi Umat tentang Upacara/Yadnya melalui Paruman Sulinggih Kab. Karangasem
170 sulinggih
175 sulinggih
175 sulinggih
180 sulinggih
185 sulinggih
14
Peningkatan pemahaman umat tentang tata cara, nilai dan pemaknaan yadnya melalui Pencetakan dan pendistribusian buku hasil Paruman Sulinggih.
650 buku
650 buku
750 buku
750 buku
800 buku
15
Peningkatan partisipasi pembangunan dan aktifitas swadaya masyarakat melalui pemberian bansos dan hibah.
305 lokasi
325 lokasi
330 lokasi
335 lokasi
350 lokasi
16
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang prosedur dan pertanggungjawaban masyarakat sebagai penerima bansos dan hibah
40 lokasi
75 lokasi
100 lokasi
150 lokasi
200 lokasi
219
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
17
18
2.
3.
Mewujudkan ketentraman, kedamaian, kenyamanan, dan kerukunan hidup bermasya-rakat dalam kemajemukan, serta meminimalkan dampak sosial, dengan mengoptimal-kan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebu-dayaan daerah
Meningkatkan fungsi lembaga tradisional yang ada dengan mengedepankan kemandirian, sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian sosial, saling hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluar-gaan
2.
Pengelolaan kekayaan budaya
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
10
75%
80%
90%
95%
100%
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
Peningkatan aktifitas seni budaya terutama wewalen upacara agama yaitu sekaa gong, sekaa topeng dan rejang sebagai pendukung utama pelaksanaan upacara agama. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah
Tahun V
19
Peningkatan pemahaman sastra agama
8 Kec
1.
Terbinanya adat dan budaya masyarakat dalam wilayah desa pakraman
16 Desa
16 Desa
16 Desa
16 Desa
16 Desa
2.
Terpeliharanya Meningkatnya peran serta lembaga-lembaga tradisional dalam lingkup sekaa teruna
8 sekaa
8 sekaa
8 sekaa
8 sekaa
8 sekaa
3.
Terselenggaranya lomba subak dan subak abian
7 subak 8 subak abian
7 subak 8 subak abian
7 subak 8 subak abian
5
Terlaksananya pengkajian terhadap lembaga-lembaga tradisional di wilayah Kab. Karangasem
8 Lembaga
8 Lembaga
8 Lembaga 8 Lembaga 8 Lembaga
6.
Terlaksananya pelatihan prajurudesa pakraman se kabupaten karangasem
190 org
190 org
190 org
190 org
190 org
190 DP
190 DP
190 DP
190 DP
190 DP
7 subak 8 subak abian
7 subak 8 subak abian
3
Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
1.
Terbinanya administrasi dan organisasi lembaga tradisional desa pekraman
4
Pengelolaan keragaman budaya
1.
Terselenggaranya promosi kebudayaan ke luar daerah
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
2.
Terselenggaranya pemilihan jegeg bagus
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
220
No.
Urusan
1
2
18.
Meningkatkan fungsi lembaga tradisional yang ada dengan mengedepankan kemandirian, Kebijakan sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian sosial, saling 3 hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluar-gaan
Pemuda dan Olah Raga 1.
2.
3.
19.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Meningkatkan kontribusi pemu-da dan lembaga kepemudaan dalam meningkatkan kesejah-teraan masyarakat
Meningkatkan prestasi olahraga karangasem di Tingkat provinsi, nasional dan Internasional
Peningkatan dan Penyelelarasan Pembangunan di Segala Bidang melalui pembangunan olahraga dan kepemudaan.
1. Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Indikator Sasaran
Program 4
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
5
Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
1.
Terlaksananya kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah
1.
Peningkatan peran serta kepemudaan
1.
Seleksi paskibraka tingkat kabupaten dan provinsi
2.
Terlatihnya PASKIBRAKA HUT RI tingkat kabupaten
3.
Pembinaan sekaa teruna
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
19 skl
19 skl
19 skl
19 skl
19 skl
7 sekolah
7 sekolah
7 sekolah
7 sekolah
7 sekolah
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
25 org
25 org
25 org
25 org
25 org
2.
Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
1.
Seleksi penyiapan calon magang ke jepang
3.
Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan penanggulangan HIV
1.
Penyuluhan narkoba di kecamatan
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
8 kec
2.
Sosialisasi pendidikan kecakapan hidup (life skill education )
59 skl
59 skl
59 skl
59 skl
59 skl
Pembinaan dan pemasyaraka-tan 1. olahraga
Terselenggaranya kompetisi olah raga (porsenijar)
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
2.
Meningkatnya prestasi olah raga melalui peraihan medali
50 mdl
53 mdl
56 mdl
57 mdl
60 mdl
-
25 klub
30 klub
35 klub
45 klub
30 klub
30 klub
35 klub
45 klub
100%
100%
100%
100%
4.
5.
Peningkatan Sarana dan Prasarana olahraga
1.
Bantuan alat-alat olah raga
6
Pengembangan Keserasian Kebijakan Pemuda
1
Peningkatan aktifitas pemuda di bidang olahraga melalui pemberian bantuan alat-alat olahraga kepada klub-klub olahraga pemuda yang tersebar di 8 Kecamatan
0
1.
Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
1.
Terlaksananya HUT Hansip/Linmas
100%
221
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
2
Meningkatkan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
3.
Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
Pengembangan wawasan kebangsaan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2.
Terlaksananya Pengamanan Daerah
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Terbangunnya Pos Jaga / Ronda
8 unit
8 unit
8 unit
8 unit
8 unit
4
Tersedianya pakaian Linmas
256 stel
256 stel
256 stel
256 stel
256 stel
5
Terpeliharanya gedung kantor
-
100%
100%
100%
100%
6
Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor
-
100%
100%
100%
100%
1.
Terlaksanannya operasi Pengamanan Wilayah Pesisir Pantai Kabupaten Karangasem
24 kali
24 kali
24 kali
24 kali
24 kali
2.
Terjalinnya koordinasi diantara anggota Kominda
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Terlaksananya Pengawasan Orang Asing
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
4
Terbentuknya/terbinanya FKDM
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
1.
Terlatihnya Tenaga Pelaksana Pembauran Bangsa
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
2.
Terselenggaranya apel bendera hari Sumpah Pemuda Terselenggaranya sosialisasi wawasan kebangsaan
100%
100%
100%
100%
100%
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
3. 4.
Terselenggaranya Pameran Pembangunan HUT RI
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
5.
Terlaksananya forum komunikasi dan konsultasi LSM dan Ormas
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
6
Terselenggaranya hari-hari Besar nasional
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Terbinanya Regu Penyayi Pemkab.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
222
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4.
3.
4
5.
Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Meningkatkan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
Meningkatkan Kesadaran dan Kedewasaan Masyarakat dalam berpolitik melalui pendidikan politik
Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
1.
Terlaksananya Ceramah Kewaspadaan Nasional/bela negara
2
3
Tahun V 10
100 orang
100 orang
100 orang
100 orang
100 orang
Terlaksananya forum kemunikasi antar umat beragama/tomas
100%
100%
100%
100%
100%
Terbentuk/terbinanya aliansi ormas Kabupaten Karangasem
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
5.
Pemberdayaan masyarakat untuk 1. menjaga ketertiban dan keamanan
Terbinanya Hansip/linmas
6
Pemberdayaan masyarakat untuk 1. menjaga ketertiban dan keamanan
Terbinanya Pecalang Desa Pekraman
50 org
50 org
50 org
50 org
50 org
2.
Terlatihnya anggota Linmas
250 org
250 org
250 org
250 org
250 org
1.
Terlaksananya sosialisasi anti narkoba bagi generasi muda / pelajar
2000 org
2000 org
2000 org
2000 org
2000 org
2.
Terlatihnya Kader Penyuluh Narkoba
40 org
40 org
40 org
40 org
40 org
3.
Terlaksananya Sidak Narkoba
16 kali
16 kali
16 kali
16 kali
16 kali
4
Terlaksananya Peringatan HANI
100%
100%
100%
100%
100%
5
Terbinanya lembaga sosial/tradisional
50 org
50 org
50 org
50 org
50 org
6
Terlaksananya sosialisasi/ pembrantasan penyakit masyarakat
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
8 kali
1.
Terlaksananya Penyuluhan Politik
50 %
50 %
50 %
50 %
50 %
-
Kepada masyarakat
45 org
45 org
45 org
360 org
45 org
-
Kepada Generasi Muda
40 org
40 org
40 org
200 org
120 org
7
8
Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat
Pendidikan politik masyarakat
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
223
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
6
7
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berpolotik dan penyampaian aspirasi
Meningkatkan pencegahan dini dan penanggalunganan Bencana Alam
9
10
Peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara
Pencegahan dini dan penanggulangan bencana alam
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2.
Terwujudnya hasil penelitian administrasi bantuan keuangan parpol
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Terlaksananya foruk komunikasi konsultasi partai politik
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
4.
Terwujudnya hasil penelitian administrasi bantuan hibah ormas
100%
100%
100%
100%
100%
5.
Tersusunnya buku Direktory Politik, Ormas dan LSM
180 buku
6.
Terbentuknya Tim Koordinasi dukungan kelancaran pelaksanaan pemilu legislatif
50 orang
7.
Terbentuknya Tim Koordinasi dukungan kelancaran pelaksanaan Pemilu Gubernur dan wakil gubernur
8.
Terbentuknya Tim Koordinasi dukungan kelancaran pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
9.
Terbentuknya Tim Koordinasi dukungan kelancaran Pemilu Bupati dan Wakil Bupati
1.
Terlaksananya forum komunikasi dan konsultasi partai politik
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
50 orang
2
Terlaksananya forum komunikasi antar umat beragama/tomas
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Terlaksananya pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
400 orang
400 orang
400 orang
400 orang
400 orang
2
Terwujudnya peran Satlak penanggulangan bencana dan Pengungsi
100%
100%
100%
100%
100%
50 orang
50 orang
50 orang
224
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
20.
Otonomi Daerah, 1. Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persan dian
Meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
1.
Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3
Terlaksananya pemantauan bencana alam melalui posko ruang pusat pengendali operasi penanggulangan bencana
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Lancarnya koordinasi dan konsultasi ketugasan DPRD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Bimbingan teknis
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
3.
Konsultasi
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4.
Kunjungan kerja
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
5.
Pembahasan rancangan peraturan daerah
12 perda
12 perda
12 perda
12 perda
12 perda
6.
Hearing/dialog
12 perda
12 perda
12 perda
12 perda
12 perda
7.
Rapat alat kelengkapan dewan
84 kali
84 kali
84 kali
84 kali
84 kali
8.
Rapat paripurna istimewa
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
9.
Reses
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
10.
Penyaluran aspirasi
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
11.
Pengawasan
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
12 kali
2.
Meningkatkan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
2.
Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
1.
Terlaksananya kegiatan penerimaan kunjungan kerja pejabat negara/departemen/ lembaga pemerintah non departemen
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Meningkatkan prngrndalian pelaksanaan pembangunan
3
Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
1.
Menghimpun dan melaporkan realisasi kegiatan fisik dan keuangan SKPD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terlaksananya evaluasi di Kabupaten Karangasem
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Tersusunnya perda APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Tersusunnya perbup APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Mengupayakan efektivitas dan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian dan penge-lolaan sumber-sumber dana bagi penyelenggara pemerin-tah daerah.
4
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
225
No.
Urusan
1
2
Mengupayakan efektivitas dan Kebijakan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian dan penge-lolaan 3 sumber-sumber dana bagi penyelenggara pemerin-tah daerah.
5
Meningkatkan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
Indikator Sasaran
Program 4
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3.
Tersusunnya perda perubahan APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4.
Tersusunnya perbup penja-baran perubahan APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
Tersusunnya perda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Tersusunnya perbup pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7.
Tersusunnya daftar gaji
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8.
Tersusunnya buku standar barang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
9.
Terbitnya SP2D
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10.
Pendataan inventarisasi dan peningkatan manajemen aset/barang daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
11.
Sensus Barang Daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
12.
Pengadaan SIMBADA
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Meningkatnya dan tertibnya pengelolaan keuangan desa
78 desa
78 desa
78 desa
78 desa
78 desa
terlaksananya Pengendalian administrasi dan fisik lapangan SKPD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
9
Terlaksananya pengumpulan data program dan paket kegiatan dari SKPD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
10.
Terlaksananya proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kabupaten Karangasem
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
6
Peningkatan sistem pengawa-san 8. internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
226
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
6
7
Meningkatkan Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Memberikan fasilitasi bagi terlaksananya pengawasan terhadap kegiatan di SKPD
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
11.
Terlaksananya kegiatan penataan arsip dan pengelolaan data pegawai
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
12.
Terlaksananya kegiatan pengelolaan persandian dan telekomunikasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7
Pemilihan dan Pelantikan Perbekel
1.
Terselenggaranya Pemilihan dan Pelantikan Perbekel
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8
Fasilitasi Peraturan Tentang Pemerintahan Desa
1.
Terbentuknya Peraturan Bupati Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan ADD dan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan APB Des, Perubahan APB Des serta perhitungan dan pertanggungjawaban APB Des serta tata cara Pelaporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
9
Fasilitasi Sosislisasi Peraturan Perundang-undangan
1.
Monitoring dan Evaluasi Peraturan Bupati Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan ADD dan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan APB Des, Perubahan APB Des serta perhitungan dan pertanggungjawaban APB Des serta tata cara Pelaporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
25 Desa
25 Desa
25 Desa
25 Desa
25 Desa
10
Peningkatan sistem pengawasan internal dan pembinaan aparatur pemerintah
1.
Meningkatnya pembinaan dan tindakan pencegahan penyimpangan pada SKPD
64 obrik
68 obrik
72 obrik
76 obrik
80 obrik
227
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
8
Meningkatkan kualitas tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
11
Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
100 %
100 %
100 %
2.
Prosentase temuan hasil pemeriksaan tahun lalu yang telah selesai ditindaklanjuti
1.
Terwujudnya pemutakhiran data hasil pemeriksaan
2.
Terwujudnya evaluasi Lakip SKPD
10 SKPD
12 SKPD
14 SKPD
16 SKPD
18 SKPD
3.
Terwujudnya Reviw laporan keuangan pemerintah Kabupaten Karangasem Meningkatnya SDM sat pol PP
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
75 %
80 %
85 %
90 %
100 %
4 9
Memberikan kesempatan kepada 12 masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam bidang pengawasan yang bersumber dari pengaduan
Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
1.
10
Melaksanakan MoU dengan instansi terkait dalam bidang pengawasan
Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
1. Terwujudnya laporan Inpres No
13
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan
Pembentukan hukum
72 LHP/obrik
76 LHP/obrik
80 LHP/obrik
20 pengadu an
25 pengadu an
30 pengadu an
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
laporan LP2P Kabupaten
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang andal
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
5 Tahun 2004 tepat waktu
3. Terwujudnya
14
68 LHP/obrik
15 pengadu an
Pemerintah Karangasem
Meningkatkan penyelenggaraan legislasi produk-produk hukum daerah dan yustisial produk hukum daerah
64 LHP/obrik
100 %
10 pengadu an
2. Terwujudnya
11
100 %
1
Pembuatan dan pencetakan pruduk hukum daerah berupa pencetakan buku produk hukum daerah yang terdiri dari perda dan perbup.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Pembuatan dan pencetakan himpunan lemda
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
228
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
12
Peningkatan dan perkuatan lembaga tim ahli hukum yang telah dibentuk oleh pemkab. Karangasem
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga hukum
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3
Pengadaan sistem jaringan dokumentasi dan informasi (SJDI) hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
15
Penataan peraturan perundangundangan
1.
Operasi yustisi produk hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
16
Penegakan hukum dan HAM
1
Peningkatan pengetahuan aparatur terhadap penegakan hukum dan HAM
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Peningkatan peranan aparatur terhadap penegakan hukum dan HAM
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Penelitian/Penyuratan awig-awig desa pakraman
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Penyuluhan hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Pembinaan dan pembantukan calon desa sadar hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Penyelesaian masalah hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Memberikan bantuan hukum dan pertimbangan hukum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Kesatuan tafsir terhadap peraturan perundang-undangan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
menyelaraskan penerangan hukum dalam pelaksanaan pemerintah daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1
Penelitian produk hukum daerah dalam pelaksanaan pemerintah daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Peningkatan pengetahuan aparatur tentang teknis penyusunan produk daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
17
13
Indikator Sasaran Uraian Indikator
18
19
20
Pembinaan sarana dan prasarana hukum
Kerjasama penyelesaian masalah hukum
Koordinasi dan konsolidasi peraturan perundang-undangan
Penyempurnaan produk hukum daerah
229
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
14
Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah didukung oleh kerjasama saling menguntungkan antar daerah.
21
22
15
Mewujudkan apartur yang profesional dan berkualitas dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
Penataan daerah otonomi
Peningkatan Kerjasama antar daerah
23
Fasilitasi Pembinaan dan Pemekaran Desa / Kelurahan
24
Pendidikan kedinasan :
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
3
Tercapainya sosialisasi produk hukum daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Penetapan dan penegasan batas wilayah kecamatan dan desa
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
2
Evaluasi otonomi daerah
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
3
Pendataan dan penghapusan aset daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Fasilitasi pembentukan kerjasama antar daerah dalam bentuk pelayanan publik
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2
Tercapainya pengamanan HUT RI
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Terlaksananya Pembinaan dan Pemekaran Desa / Kelurahan
16 x
16 x
16 x
16 x
16 x
-
Diklat Teknis Sertifikasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Daerah
1.
Terdidik dan terlatihnya petugas pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemkab. karangasem
-
100 org
100 org
100 org
100 org
-
Pendidikan Penjejangan Struktural/Diklat Kepemimpinan
2.
Terselenggaranya Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan bagi pejabat di Lingkungan Pemkab. Karangasem
-
85 org
85 org
85 org
85 org
-
Peningkatan Keterampilan dan Profesionalisme Pengelola Keuangan Daerah dan Pengelola Barang & Jasa Daerah
3.
Terdiri dan terlatihnya petugas pengelola keuangan pada SKPD di Lingkungan Pemkab. Karangasem
-
100 orang
-
-
-
230
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
16
17
Meningkatkan kemampuan motivasi aparatur dalam melaksnakan tugas pokok dan fungsinya
Meningkatkan pembinaan pengembangan karier PNS yang Kompetitif mulai dari seleksi, pengembangan jabatan hingga pensiun
25
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tahun V 10
4.
Terdidik dan terlatihnya petugas pengelola barang dan jasa pada SKPD di Lingkungan Pemkab. Karangsem
-
-
100 orang
-
-
Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
-
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
1.
Terdidik dan terlatihnya CPNS untuk memenuhi syarat menajdi PNS
88 org
241 org
300 org
200 org
200 org
-
Penyelenggaraan Diklat Teknis & Fungsional
2.
Terkirimnya peserta diklat teknis/kursus-krsus singkat/bimbingan teknis
10 org
15 org
15 org
20 org
25 org
-
Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan kedinasan
3.
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia aparatur di lingkungan Pemerintah Kab. Karangasem
5 orang
5 orang
5 orang
5 orang
5 orang
-
Sosialisasi Peraturan Perundangan -undangan kepegawaian
4.
Terlaksananya Sosialisasi peraturan kepegawaian
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
26
Pembinaan dan pengembangan aparatur
-
Seleksi/Pengadaan CPNS
1.
Terlaksananya Pengadaan CPNS
200 org
180 org
190 org
185 org
195 org
-
Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS
2.
Terlaksananya kenaikan pangkat PNS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Pembangunan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
3.
Tercapainya pelayanan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) secara menyeluruh terhadap PNS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Pemberian Penghargaan bagi PNS yang berprestasi
4.
Diberikannya penghargaan kepada PNS yang berprestasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
231
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
18
Memperhatikan kesejahteraan aparatur sehingga dapat memacu peningkatan kinerja
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
-
Pembinaan Disiplin PNS
5.
Terlaksananya penanganan kasuskasus pelanggaran disiplin PNS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Penyelenggaraan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Kepegawaian
6.
Meningkatnya pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kepegawaian
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Penyusunan Data Kepegawaian
7.
Tersusunnya Buku data kepegawaian
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Penyusunan Rencana Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil
8.
Tersisinnya Kebijakan tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural PNS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Pembinaan Teknis Administrasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil
9.
Terbinanya Pengawai di Lingkungan Pemkab. Karangasem
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Pengambilan Sumpah dan Janji Pegawai dan Penyerahan SK CPNS
10.
Terlaksananya pengambilan sumpah dan Janji bagi PNS yang baru
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Pelaksanaan Ujian Dinas dan Biaya Pelaksanaan penyesuaian ijasah
11.
Terlaksananya ujian dinas dan penyesuaian ijasah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Penataan sistem Pengurusan Karpeg, Karis dan Karsu
12.
Terpenuhinya Karpeg, Karis dan Karsu PNS
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
-
Penempatan PNS
13.
Terlaksananya penempatan / mutasi staf
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
14.
Terlaksananya Penempatan / Mutasi staf dan pelantikan pejabat struktural
15.
Terlaksananya pengangkatan pejabat fungsional
27
Program Kesejahteraan Aparatur Pemerintah
232
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
19
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Aparat Pemerntahan Desa
20
Mewujudkan apartur yang profesional dan berkualitas dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
21
Meningkatkan Pengembangan Sistim Pelaporan yang efektif, transparan dan akuntabel
`
Indikator Sasaran
-
Pemberian Penghargaan bagi PNS yang pensiun
-
Pelatihan PNS menjelang Pensiun 2.
28
29
30
31
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Diberikannya bantuan biaya /penghargaan kepada PNS yang pensiun sesuai dengan Hak Pensiun Terlatihnya PNS menjelang pansiun
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terbayarnya kesejahteraan dan Penghargaan Aparat Pemerintahan Desa
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Terlaksananya pendidikan dan pelatihan teknis di setda Kab. Karangasem
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Peningkatan pengembangan 1. sistem pelaporan, capaian kinerja dan keuangan
Terkumpulnya bahan penyusunan LPPD dan LKPJ
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Tersusunnya buku LPPD dan LKPJ
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Tersedianya aneka dokumentasi media cetak/ surat kabar
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Tersedianya dokumentasi kegiatan pembangunan daerah dalam bentuk foto dan CD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Tersedianya penerbitan informasi pemerintah daerah dalam bentuk tabloid, majalah dan buku profile
4000 expl
4950 expl
5400 expl
4000 expl
5850 expl
2.
Terpublikasinya informasi pembangunan Karangasem pada media cetak dan elektronik
100 %
115 %
130 %
145 %
100 %
3.
Terpublikasikannya informasi pembangunan Karangasem untuk masyarakat pedesaan pada media cetak
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Program Pembayaran Kesejahteraan dan Penghargaan Aparat Pemerintahan Desa
Peningkatan pelayanan informasi dan dokumentasi
Peningkatan peran kehumasan
1.
Uraian Indikator
233
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
22
Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
32
Penyusunan dan Penulisan LAKIP Kabupaten Karangasem Tahun 2010
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
4.
Terpublikasikannya informasi pembangunan dalam pencitraan pemerintah kabupaten pada aneka media
5.
Terlaksananya orientasi jurnalistik rekayasa penyampaian informasi publik dan diskusi peningkatan kapasitas kehumasan pertukaran informasi bagi komunitas pers dan insan humas
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
30 Orang
35 Orang
40 Orang
45 Orang
30 Orang
- Terwujudnya Penataan dan Penyempurnaan kebijakan Sistem dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
100%
100%
100%
100%
100%
- Tersusunnya Lakip Kabupaten Karangasem Tahun 2010
100%
100%
100%
100%
100%
- Terwujudnya Buku Lakip Kabupaten 100% Karangasem
100%
100%
100%
100%
23
Pendayagunaan Organisasi Kelembagaan Perangkat Daerah
33
Penataan Kelembagaan Daerah
Terlaksananya Organisasi secara Optimal.
100%
100%
100%
100%
100%
24
Meningkatkan koordinasi Perangkat daerah
34
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan.
Terlaksananya Rapat Rutin/ Rapat Kerja
100%
100%
100%
100%
100%
Terlaksananya KORMONEF
100%
100%
100%
100%
100%
25
Peningkatan Kedisiplinan PNS pada SKPD di Kabupaten Karangasem
35
Pembinaan terhadap PNS dalam menaati jam-jam kerja/ Tim Budaya Tertib.
Tercapainya Disiplin PNS di Kabupaten Karangasem
100%
100%
100%
100%
100%
26
Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya pelayanan prima
36
Pembinaan Pelayanan Publik pada Instansi Pelayaan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Karangasem
tercapainya Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat dengan prima
90%
99%
100%
100%
100%
234
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
21
Ketahanan Pangan
1.
2.
3
Meningkatkan ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan
Meningkatkan sistem distribusidan stabilitas harga pangan
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan dan keamanan pangan
1. Peningkatan ketahanan pangan masyarakat (pertanian /perkebunan)
2
3
Pengembangan sistem distribuisi dan stabilitas harga pangan
Peningkatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (diversifikasi pangan)
Indikator Sasaran
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1.
Peningkatan keberdayaan masyarakat Perdesaan
1.
Pembinaan Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
1.
Berkembangnya desa mandiri pangan
2.
Tahun V 10
5 desa
8 desa
11 desa
14 desa
17 desa
Terlaksananya pemantauan kerawanan pangan (SKPG)
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
3.
Terlaksananya analisis ketersediaan dan kebutuhan pangan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
4.
Tertanganinya daerah rawan pangan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1
Berkembangnya lumbung pangan
1 unit
4 unit
6 unit
8 unit
9 unit
2
Terlaksananya pemantauan harga pangan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1
Berkembangnya kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan
10 klp
20 klp
30 klp
40 klp
50 klp
2
Berkembangnya usaha mikro kecil dalam pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan
10 unit
20 unit
30 unit
40 unit
50 unit
3
Meningkatnya pembinaan keamanan pangan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
4
Meningkatnya sosialisasi dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH)
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
90,6
91,5
92,4
93,3
94,1
16 Klmpk
16 Klmpk
16 Klmpk
16 Klmpk
16 Klmpk
1 Desa
1 Desa
1 Desa
1 Desa
1 Desa
5 22.
Uraian Indikator
1.
Terbinanya masyarakat terhadap penggunaan teknologi tepat guna (TTG) dan terjalinnya komunikasi Pengguna TTG melalui Gelar TTG Tingkat Nasional
2.
Terbentuknya Desa Mandiri Energi (DME)
235
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
3.
Terbentuknya Tim koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan tersusunnya laporan strategi penanggulangan kemiskinan daerah (SPKD)
Tahun V 10
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
24 Desa
24 Desa
24 Desa
24 Desa
24 Desa
2.
Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan
2.
Fasilitasi Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
1.
Terbentuk dan terbinanya Badan Usaha Milik Desa serta meregulasi Usaha-usaha Ekonomi Perdesaan
3.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
3.
Penyelenggaraan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
1.
Terlaksananya PNPM mandiri perdesaaan dalam rangka penanggulangan kemiskinan
100%
100%
100%
100%
100%
4.
Penilaian Lomba Desa
1.
Terwujudnya Data Profil Deas/Kelurahan dan Terencananya skala prioritas Perencanaan Pembangunan di Desa
100%
100%
100%
100%
100%
5
Inventarisasi swadaya masyarakat (ISM)
3.
Tersedianya data kegiatan swadaya masyarakat
100%
100%
100%
100%
100%
6.
Pembinaan Lembaga Masyarakat Desa (LPM)
4.
Terbentuknya Lembaga yang berkualitas dan terlaksananya Bulan Bakti Gotong Royong
100%
100%
100%
100%
100%
7.
Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)
2.
Terbinanya Pembangunan di Perdesaan melalui Partisipasi Masyarakat dan TNI
100%
100%
100%
100%
100%
4.
Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
4.
Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa
1.
Terlatihnya Tenaga Teknis Manajemen Pemerintahan Desa yang handal.
75 Desa
75 Desa
75 Desa
75 Desa
75 Desa
5.
Peningkatan peran perempuan di perdesaan
1.
Posyandu
1.
Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan usia balita
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terbinanya Kader Posyandu
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
236
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
23.
24.
Statistik
Kearsipan
1
1.
Meningkatkan kualitas data pendukung perencanaan daerah
Meningkatkan kinerja pengelolaan kearsipan daerah.
1.
1.
2.
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
Pengembangan data/informasi/ statistik daerah
Perbaikan sistem administrasi Kearsipan
Penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Terlaksananya Kegiatan 10 Program Pokok PKK
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terwujudnya peningkatan kesejahteraan Keluarga
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Pengolahan, updating dan analisis data dan statistik daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Penyusunan dan pengumpulan data PDRB
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4.
Pengolahan updating dan analisis data PDRB
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5.
Koordinasi, monitoring, konsul-tasi pelaksanaan kegiatan pembangunan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6.
Pengumpulan dan penyusunan data dan informasi hasil pembangunan daerah
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Inventaris arsip daerah
15,20 %
25%
50 %
75%
100%
2.
Tertatanya Arsip sesuai dengan system
30%
50%
60%
70%
85%
1.
Pendataan dan pemetaan dokumen arsip daerah (Pendataan Arsip Inaktif pada SKPD)
15,38 %
38,46 %
53,85 %
76,92 %
100%
2.
Terlaksananya Penduplikatan Dokumen Arsip Daerah
16,67 %
33,33 %
50%
83,33 %
100%
3.
Terlaksananya retensi arsip daerah (Penyusutan Arsip Daerah)
43,24 %
54,05 %
70,27 %
86,49 %
100%
237
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3.
4.
25.
Komunikasi dan Informatika
1. Optimalisasi layanan komunikasi dan informasi serta perdayagunaanya bagi pemerintah dan masyarakat
2
3
1.
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan
Peningkatan kualitas pelayanan informasi
Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
Meningkatkan sistem jaringan di segala SKPD untuk menciptakan proses perencanaan dan evaluasi pembangunan secara koneksitas peningkatan pemanfaatan media internet yang lebih luas di masyarakat
Meningkatkan penyebarluasan informasi untuk mencapai keterbukaan informasi pelayanan publik
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
4
Tersimpannya arisp daerah dengan baik
30 %
50 %
60 %
70 %
85 %
1.
Terpeliharanya sarana dan prasarana penyimpanan arsip
100%
100%
100%
100%
100%
2.
Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip
21,62 %
43,24 %
62,16 %
81,08 %
100%
1.
Pemantauan dan pembinaan kearsipan
41,11 %
50%
58,89 %
77,78 %
100%
2.
Terlaksananya bimbingan teknis kearsipan di semua SKPD
41,11 %
50 %
59,34 %
78,02 %
100%
1.
Meningkatnya layanan komunikasi melalui radio pancar ulang
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Terpeliharanya wibesite pemda karangasem
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Meningkatnya peranan bakohumasda
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Meningkatnya peranan KIM
68 klp
78 klp
78 klp
78 klp
78 klp
5
Terpasangnya infrastruktur jaringan TI di kabupaten karangasem
-
-
30 %
65 %
100 %
2.
Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
1.
Pelatihan pemanfaatan teknologi informasi bagi aparatus dan siswa
-
-
80 org
80 org
80 org
3.
Kerjasama informasi dengan mas media
1.
Penyebaran informasi melalui mas media
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
238
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
4.
4
26
Perpustakaan
Meningkatkan sarana dan prasarana serta pengelolaan persandian dan telekomunikasi
1.
Meningkatkan kemampuan dan budaya baca masyarakat terutama di daerah pedesaan
2
Meningkatkan jumlah dan jenis bacaan, dan keterampilan bagi pengelola perpustakaan
5.
1.
Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
Pengembangan Pos dan Telekomunikasi
Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan serta optimalisasi pelayanan perpustakaan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
- Saresehan
1 kali
1 kali
2 kali
2 kali
3 kali
- Pameran pembangunan
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
- Komunikasi keliling
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
- Media Centre
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian lembaga penyiaran di daerah.
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Meningkatkan penegakan peraturan bidang penyiaran
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Penataan dan penertiban pemasangan tower komunikasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Penataan dan Penertiban penyelenggaraan jasa titipan dan layanan pos dan telekomunikasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
1.
Terlaksananya sosialisasi minat baca dan budaya baca pada siswa SMA/SMK/MA
16%
40%
60%
80%
100%
2.
Pengadaan /penyediaan bahan pustaka (buku) perpustakaan umum daerah
60%
70%
80%
90%
100%
3
Meningkatnya keterampilan bagi pengelola perpustakaan
100%
100%
100%
100%
100%
3.
Pembinaan perpustakaan sekolah
21,18 %
42,35 %
62,35 %
82,35 %
100%
4.
Terlaksananya layanan mobil pintar dan motor pintar (operasional mobil dan motor pintar) Terlaksananya layanan perpustakaan Keliling (Operasional Mobil Perpustakaan Keliling)
20%
40%
60%
80%
100%
28,57 %
50%
64,29 %
85,71 %
100%
5.
239
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
B.
URUSAN PILIHAN
1
Pertanian
1
2
Mengembangkan pertanian dalam arti luas yang tangguh menuju kemandirian sejahtera dan keadilan
Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian seperti keringanan pajak, subsidi pupuk, kemudahan kredit terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata
1
Peningkatan kesejahteraan petani
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
6.
Promosi Perpustakaan dan Lomba minat baca pada siswa
20%
40%
60%
80%
100%
7.
Terlaksananya Penyusunan katalog buku (tersusunnya catalog buku pada perpustakaan)
20%
40%
60%
80%
100%
8.
Bintek perpustakaan pada pengelola perpustakaan
20%
40%
60%
80%
100%
9.
Lomba Perpustakaan Tingkat Sekolah dan Desa
20%
40%
60%
80%
100%
10.
Layanan Perpustakaan berbasis informasi dan teknologi (on line public access / OPAC)
28,57 %
57,14 %
71,43 %
85,71 %
100%
Terbinanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
78 Desa
78 Desa
78 Desa
78 Desa
78 Desa
Terlaksananya Lomba Gapoktan
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
Terlaksananya Lomba Petani Berprestasi
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1
2
Peningkatan kemampuan lembaga petani :
Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis :
Terlaksananya temu kemitraan kerjasama usaha salak
240
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Terbinanya pemilik RMU (Rice Milling Unit) Terlaksananya permodalan (LUEP) Jagung
3
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian disertai dengan pelatihan dan pemanfaatan kemajuan teknologi termasuk pengembangan pasca panen guna memberi nilai tambah terhadap hasil produksi pertanian
2
Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
3
pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2 klp
4 klp
4 klp
4 klp
4 klp
4
Meningkatkan kemampuan lembaga petani
3 klp
27 klp
27 klp
27 klp
27 klp
5
Pengembangan kelompok pengolah hasil
2 klp
2 klp
2 klp
2 klp
2 klp
6
Temu usaha peternakan
2 paket
3 paket
5 paket
6 paket
8 paket
7
Bursa ternak 2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
8
Monitoring perkreditan
60%
75%
80%
90%
99%
10
Monitoring perijinan usaha peternakan
60%
75%
80%
90%
99%
1
Pengamatan dan Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) :
Terlaksananya Pengamatan OPT Padi
7 kec.
7 kec.
7 kec.
7 kec.
7 kec.
Terlaksananya Pengamatan OPT Palawija
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
Terlaksananya Pengamatan OPT Hortikultura
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
Pemantauan Pupuk dan Pestisida
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
2
241
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
3
5
Mensinergikan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata melalui program kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan
Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam pertanian, meningkatkan kualitas SDM pertanian serta mengembangkan sarana dan prasarana pertanian
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering : Terlaksananya Konservasi Lahan
25 Ha
25 Ha
25 Ha
25 Ha
25 Ha
Tersedianya Cubang
3 Unit
3 Unit
3 Unit
3 Unit
3 Unit
Terlaksananya Pengendalian OPT Padi
7 kec.
7 kec.
7 kec.
7 kec.
7 kec.
Terlaksananya Pengendalian OPT Palawija
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
Terlaksananya Pengendalian OPT Hortikultura
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
8 kec.
5
Tersedianya Data Curah Hujan dan Bencana Alam
10 bh
10 bh
10 bh
10 bh
10 bh
6
Tersedianya traktor roda 2
4 Unit
4 Unit
4 Unit
4 Unit
4 Unit
7
Pengembangan Perbenihan /Perbibitan :
Terlaksananya pengembangan benih unggul padi
3.000 ha
3.000 ha
3.000 ha
3.000 ha
3.000 ha
Terlaksananya pengembangan benih unggul jagung
325 ha
325 ha
325 ha
325 ha
325 ha
Terlaksananya pengembangan benih unggul kacang tanah
375 ha
375 ha
375 ha
375 ha
375 ha
Terlaksananya pengembangan tanaman salak
25 ha
25 ha
25 ha
25 ha
25 ha
Terlaksananya pengembangan tanaman hias anggrek
0,1 ha
0,1 ha
0,1 ha
0,1 ha
0,1 ha
4
4
Uraian Indikator
Pengendalian Organisme Penggagu Tanaman (OPT) :
242
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
8
9
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
10
Terlaksananya pengembangan tanaman hias krisan
0,02 ha
0,02 ha
0,02 ha
0,02 ha
0,02 ha
Pemeliharaan pohon induk tanaman hortikultura
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Tersusunnya laporan statistik Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
25 bh
25 bh
25 bh
25 bh
25 bh
Tersusunnya Laporan Evaluasi Pola Tanam Lahan sawah
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
Tersusunnya Data Potensi Hortikultura
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
Tersusunnya Sasaran Areal Tanam, Panen, dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
15 bh
1Klp
1Klp
1Klp
1Klp
1Klp
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Tersedianya Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)
3 unit
3 unit
3 unit
3 unit
3 unit
Tersedianya Jalan Usaha Tani (JUT)
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
Tersedianya Balai Pertemuan Kelompok Tani/Subak
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
2 Unit
Penyususunan Data Base Potensi Produksi Pangan :
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian : Terlaksananya sertifikasi mutu salak organik Terlaksananya pelatihan pengolahan hasil pertanian TPH Tersedianya Power treser Terlaksanya Sekolah Lapang GHP pada salak
10
Tahun V
Penyediaan Sarana dan Prasarana Lahan dan Air :
243
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3
Peningkatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (diversifikasi pangan)
Indikator Sasaran
Peningkatan pemasaran hasil produksi Pertanian/ perkebu-nan
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
11
Pengembangan pembibitan dan perluasan tanaman perkebunan
-
150 ha
150 ha
150 ha
150 ha
12
Terkendalinya penyakit tanaman perkebunan
50 ha
75 ha
75 ha
75 ha
75 ha
13
Tersedianya data base potensi produksi perkebunan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
14
Terlaksananya difersifikasi tanaman perkebunan
10 ha
10 ha
10 ha
10 ha
10 ha
1
Berkembangnya kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan
10 klp
20 klp
30 klp
40 klp
50 klp
2
Berkembangnya usaha mikro kecil dalam pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan
10 unit
20 unit
30 unit
40 unit
50 unit
3
Meningkatnya pembinaan keamanan pangan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
4
Meningkatnya sosialisasi dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH)
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
90,6
91,5
92,4
93,3
94,1
Terlsedianya data informasi pasar
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
Tersedianya sarana pendukung pelayanan STA
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
Terlaksannya promosi produk olahan dan segar TPH
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
Sertifikasi produk perkebunan organik
2 klp
3 klp
3 klp
3 klp
3 klp
5 4
Uraian Indikator
1.
2.
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah :
244
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
3. 5
Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2 kl
2 kl
2 kl
2 kl
2 kl
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
Terlaksananya Sekolah Lapang GAP/SOP pada tanaman Anggrek
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
Terlaksananya Sekolah Lapang GAP/SOP pada tanaman Krisan
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
Terlaksananya penerapan GAP/SOP pada tanaman salak
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
Terlaksananya penerapan GAP/SOP pada tanaman Anggrek
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
120 unit
120 unit
120 unit
120 unit
120 unit
Terlaksananya Penilaian Angka Kredit Penyuluh dan POPT
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
Tersusunnya Programa dan Rencana Kerja Penyuluhan
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 pkt
Evaluasi Programa Penyuluhan
9 Kali
9 Kali
9 Kali
9 Kali
9 Kali
Penilaian Penyuluh Berpresrasi
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
8 Kec
1.
Penyediaan sarana produksi perkebunan (intensifikasi dan rehabilitasi tanaman)
50 ha
75 ha
75 ha
75 ha
75 ha
2.
Penyediaan prasarana produksi perkebunan : 2 km
2 km
2 km
2 km
2 km
Peningkatan penerapan teknologi 1. pertanian/ perkebunan
Terlaksananya pameran hasil produksi perkebunan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat Guna : Terlaksananya Sekolah Lapang GAP/SOP pada tanaman salak
Terlaksananya SL - PTT Padi 6
7
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Peningkatan produksi pertanian/perkebunan
1
Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian/ Perkebunan :
- Jalan Produksi
245
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
- Cubang 2.
Meningkatkan pemeliharaan dan pencegahan penyakit ternak
8
Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
a.
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
1.
4 unit
4 unit
4 unit
4 unit
4 unit
- Vaksinasi ND 50.000 ds - Vaksinasi Al 45.000 ds
20 % 20 %
40 % 40 %
60 % 60 %
80 % 80 %
100 % 100 %
- Vaksin SE 50.000 ds
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
- Vaksinasi hog cholera
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
- Vaksinasi rabies 43.250 ds
80 %
80 %
80 %
80 %
80 %
- Biosecurity pengendalian
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
Pencegahan penyakit menular ternak :
29.250 ds
kasus Al 4.500 ds
b.
c.
2.
Pengawasan obat hewan
70 %
80 %
90 %
95 %
100 %
3.
Pengembangan poskeswan
25 %
35 %
50 %
60 %
100 %
Pengendalian dan pembran-tasan 1. penyakit hewan
Pelayanan kesehatan hewan terpadu
30 %
50 %
70 %
80 %
100 %
2.
Sosialisasi dan pengendalian
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
3.
Pemetaan epidemiologi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4.
Surveillance dan monitoring
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
1.
Sosialisasi keamanan pangan
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
2.
Pengawasan lalu litan ternak, produk ternak dan hewan kesayangan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3.
Pengawasan dan pemantauan pemotongan hewan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Pengendalian kesehatan masyarakat veteriner
246
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
8
Peningkatan produksi hasil peternakan
a.
Pembibitan dan perawatan
b.
c.
9
2.
Kehutanan
1.
Meningkatkan perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
1.
Distribusi bibit ternak kepada masyarakat
Pengembangan pakan ternak
Indikator Sasaran Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
4.
Pengembangan RPH dan peralatan
1.
Optimalisasi IB
2.
PKB
3.
ATR
4.
Rekording
1.
Sapi betina produktif
2.
Kambing gembrong
3.
Babi
4.
Ayam buras
5.
Sapi kereman
1.
20 %
40 %
60 %
80 %
100 %
11.000 ds
12.400 ds
14.000 ds
15.900 ds
17.000 ds
3.000 ds
3.500 ds
4.000 ds
4.500 ds
5.000 ds
600 ds
500 ds
400 ds
300 ds
150 ds
9.000 ds
10.000 ds
11.500 ds
13.000 ds
13.500 ds
25 ekor
25 ekor
50 ekor
50 ekor
50 ekor
10 ekor
10 ekor
10 ekor
20 ekor
20 ekor
100 ekor
100 ekor
100 ekor
100 ekor
100 ekor
1000 ekor
1000 ekor
1000 ekor
1000 ekor
1000 ekor
25 ekor
25 ekor
50 ekor
50 ekor
50 ekor
Pengembangan STS
-
2 unit
3 unit
4 unit
5 unit
2.
Pengembangan kebun HMT
-
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
3.
Pengolahan rumput kering (hay)
-
2 unit
2 unit
2 unit
2 unit
4.
Pengadaan cubang
12 unit
20 unit
20 unit
20 unit
20 unit
5.
Pengembangan gudang pakan ternak
-
4 unit
4 unit
5 unit
5 unit
2 unit
3 unit
4 unit
5 unit
5 unit
Peningkatan penerapan teknologi 1. peternakan
Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
Uraian Indikator
Pengembangan bio gas
2.
Pengadaan alat pengolahan hasil
2 paket
6 paket
8 paket
10 paket
12 paket
3.
Kursus pengolahan hasil peternakan
2 paket
6 paket
8 paket
10 paket
12 paket
1.
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan
45 %
50 %
55 %
65 %
75 %
247
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan
3.
4.
Energi dan Sumberdaya Mineral
Pariwisata
1.
1.
Meningkatkan perlindungan sumber daya alam bawah tanah yang memadai.
Mengembangkan pariwisata kerakyatan yang dapat memberikan efek ganda bagi masyarakat lokal.
2.
Rehabilitasi hutan dan lahan
1.
Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan umum
2.
Peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam
1.
Pengembangan pemasaran pariwisata
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
2
Meningkatnya kesadaran masyarakat di sekitar kawasan hutan mengenai dampak kerusakan hutan
4 desa
8 desa
8 desa
8 desa
8 desa
3.
Terpeliharanya kawasan hutan wisata dan hutan kota
2 unt
2 unt
2 unt
2 unt
2 unt
1.
Rehabilitasi lahan kritis (reboisasi, hutan rakyat, penghijauan lingkungan)
600 ha
700 ha
700 ha
700 ha
700 ha
2.
Penyediaan bibit/benih tanaman kehutanan
1.100 ha
1.100 ha
1.100 ha
1.100 ha
1.100 ha
3
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan
4 paket
4 paket
4 paket
4 paket
4 paket
1.
Terlaksananya pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C (capaian pertahun)
62 %
67 %
72 %
75 %
79 %
2.
Reklamasi galian C
45 %
46 %
50 %
54 %
60 %
1.
Terbinanya pengusaha pemakai ABT/AP
75 %
83 %
89 %
90 %
96 %
2.
Efesiensi dalam pemanfaatan ABT/AP
65 %
74 %
79 %
83 %
89 %
1
Promosi dan pameran industri pariwisata di dalam dan luar negeri
6 paket
6 paket
6 paket
6 paket
6 paket
2
Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran obyek wisata
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3
Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
4
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
248
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran
5
Kelautan dan Perikanan
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
Peningkatan sarana dan prasarana promosi kebudayaan dan pariwisata Pengembangan sosilalisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
2.
Perbaikan infrastuktur penun-jang 2. pariwisata, menjaga lingkungan alam secara berkelanjutan
Pengembangan destinasi pariwisata
1.
3.
Mewujudkan kualitas pariwisata budaya terpadu, yang berbasis pada masyarakat.
Pengembangan kemitraan
1.
Pelaksanaan pengembangan SDM melalui penyuluhan sadar wisata
100%
100%
100%
100%
100%
2
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata melalui pemeliharaan obyek wisata
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Meningkatnya sarana dan prasarana pariwisata
25 %
25 %
25 %
25 %
25 %
2
Meningkat kunjungannya kedaerah karangasem
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
3
Pembangunan dan penguatan informasi data base
100%
100%
100%
100%
100%
1.
Terbinanya kelompok nelayan
20 klp
20 klp
20 klp
20 klp
20 klp
2.
Terbinanya kelompok budidaya
10 klp
10 klp
10 klp
10 klp
10 klp
3.
Pelatihan pengolahan dan pemasaran perikanan
4 paket
4 paket
4 paket
4 paket
4 paket
4.
Pemberdayaan masyarakat mandiri kelautan dan perikanan
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
1 klp
5.
Mina politan garam
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
3.
4.
5.
Uraian Indikator
1. Mengembangkan komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta meningkatkan produktivitas dan produksi perikanan
1.
Pengembangan pariwisata
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
249
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
2.
Meningkatkan pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan.
3.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan
Pengembangan budidaya perikanan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
1.
Pembinaan pokmas
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2.
Lomba pokmaswas
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
3.
Penyuluhan bidang hukum kepada pokmaswas
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
4.
Operasi pengamanan laut/ perairan
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
1.
Pengembangan UPR
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
2.
Pengembangan budidaya ikan : - Karper
19 paket
25 paket
30 paket
38 paket
43 paket
- Lele
58 paket
111 paket
225 paket
281 paket
340 paket
- Nila
30 paket
34 paket
43 paket
56 paket
65 paket
230 paket
230 paket
230 paket
230 paket
230 paket
65 paket
84 paket
112 paket
140 paket
170 paket
4 kec
4 kec
4 kec
4 kec
4 kec
- Udang galah - Gurami 4.
Pengembangan perikanan tangkap
1.
Pengadaan sarana dan peralatan penangkapan ikan : - Jaring apung
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
- Jaring insang
83 set
150 set
200 set
250 set
300 set
-
10 unit
15unit
20 unit
25 unit
- Pembangunan pasar ikan
2 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
- Pembangunan bangsa
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
-
1 paket
-
-
-
- Jukung 5.
Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
1.
Pengadaan sarana pengolahan hasil perikanan :
pengolahan ikan - Colstorage
250
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
6.
Pembinaan perijinan dan pengembangan usaha perikanan
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tahun V 10
- Mobil pengangkut ikan
-
1 unt
1 unt
-
- Alat pengolah ikan
-
30 paket
30 paket
30 paket
30 paket
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
- Fasilitasi kredit perikanan
8 paket
8 paket
8 paket
8 paket
8 paket
- Pameran potensi serta
3 paket
3 paket
3 paket
3 paket
3 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
2 paket
2 paket
2 paket
2 paket
20 paket
20 paket
20 paket
20 paket
2.
Latihan pengolahan ikan
1.
Meningkatnya usaha perikanan melalui : - Temu usaha perikanan - Sosialisasi perijinan
produk kelautan & perikanan - Inventarisasi potensi dan pengembangan usaha kelautan dan perikanan
6.
Perdagangan
1.
2.
Meningkatkan Perlindungan konsumen dan pengawasan perdagangan
Meningkatkan Pengembangan Ekspor
1.
2
Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Peningkatan kerjasama perdagangan internasional
3.
Pelatihan kewirausahaan
-
4.
Bantuan Paket Wirausaha
1
Meningkatnya pengawasan peredaran barang dan jasa
2
Tera ulang alat UTTP
3
Pengawasan alat UTTP
160 bh
200 bh
240 bh
280 bh
320 bh
4
Monitoring sembako dan barangbarang strategis lainnya
2 kl/bln
3 kl/bln
4 kl/bln
5 kl/bln
6 kl/bln
5
Pembinaan HAKI
2 kl/kec
3 kl/kec
4 kl/kec
5 kl/kec
6 kl/kec
6
Pendaftaran HAKI
10 bh
12 bh
14 bh
16 bh
18 bh
1.
Pameran produk eksport luar daerah
1 kali/ 9 komodite
1 kali/ 10 komodite
1 kali/ 11 komodite
1 kali/ 12 komodite
1 kali/ 13 komodite
-
240 toko/kios 8.000 bh
245 toko/kios
8.025 bh
250 toko/kios 8.050 bh
255 toko/kios 8.075 bh
260 toko/kios 8.100 bh
251
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
3.
7.
Perindustrian
Meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri
3
Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tahun V 10
1.
Pameran pesta kesenian bali (PKB)
1 kali/th
1 kali/th
1 kali/th
1 kali/th
1 kali/th
2.
Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
1.000 exp
1.000 exp
1.000 exp
1.000 exp
1.000 exp
3.
Terbangunnya Pusat seni Tradisional
1 unit
-
-
-
-
4.
Terbangunnya Pasar Seni Manggis
1 Unit
-
-
-
-
5.
Terbangunnya sarana dan prasarana pasar Amlapura Timur
1 Unit
-
-
-
-
6.
Terbangunnya sarana dan prasarana pasar Amlapura barat
1 Unit
-
-
-
-
7.
Terbangunnya sarana dan prasarana pasar desa Menanga, Susuan, Seraya, Ulakan, Pesangkan)
-
2 Unit
2 Unit
1 unit
-
8.
Terwujudnya sarana dan prasarana pasar tukad eling, pasar selat, pasar subagan, pasar bebandem, pasar mangsul dan pasar kalanganyar
-
2 Unit
2 Unit
2 Unit
-
9.
Terpeliharanya sarana dan prasarana pasar
-
2 kec.
2 kec.
2 kec.
2 kec.
4.
Meningkatkan pembinaan pedagang kaki lima
4
Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
1.
Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan asongan
320 org
1.
Meningkatkan pengembangan IKM
5
Pengembangan industri kecil dan menengah
1.
Pembinaan IKM dalam memperkuat jaringan kluster industri
8 klp/15 org
8 klp/15 org
8 klp/20 org
8 klp/20 org
8 klp/25 org
2.
Penerapan manajemen mutu melalui GKM
1 klp/10 org
1 klp/10 org
1 klp/10 org
1 klp/10 org
1 klp/10 org
3.
Pembinaan perajin oleh dekranasda kabupaten karangasem
10 klp
325 org
10 klp
330 org
10 klp
335 org
10 klp
340 org
10 klp
252
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
2.
8.
Transmigrasi
1.
Meningkatnya pendataan industri
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia transmigrasi asal bali
6
1
Penataan struktur industri
Transmigrasi Lokal
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
5
6
7
8
9
Tahun V 10
4.
Pembinaan pencegahan limbah IKM
100 org
100 org
100 org
100 org
100 org
5.
Pendataan Potensi Indag
80%
80%
90%
90%
100%
6.
Temu Usaha Perajin / Pedagang
30 orang
35 orang
40 orang
45 orang
50 orang
7.
Monitoring / Pengawasan Pencemaran Limbah IKM
60 Prsh
65 Prsh
70 Prsh
75 Prsh
80 Prsh
1.
Pameran Industri kecil / kerajinan dalam Daerah
10 produk IKM
2.
Pameran Produk Industri dan kerajinan luar Daerah
10 12 Komodite Komodite
3.
Penyediaan sarana maupun prasarana bagi IKM
5 klp
6 klp
8 klp
10 klp
12 klp
4.
Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
80%
80%
90%
90%
100%
1.
Penyediaan data calon transmigrasi, pelatihan peserta/calon transmigran,KSAD danpengiriman peserta transmigran ke daerah tujuan
1 Paket
12 produk IKM
1 Paket
14 produk IKM
16 produk IKM
18 produk IKM
14 Komodite
16 Komodite
18 Komodite
1 Paket
1 Paket
1 Paket
253
No.
Urusan
Kebijakan
Program
1
2
3
4
Indikator Sasaran Uraian Indikator
Tahun l
Tahun ll
Tahun lll
Tahun lV
Tahun V
5
6
7
8
9
10
254
BAB Vlll PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang. Dalam hal ini, untuk melihat kinerja daerah pada dasarnya digambarkan melalui tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dimaksud. Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian kinerja pemerintah haruslah ditetapkan secara benar dan dapat menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja utama (key performance indicator). Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2) menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan, (3) memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah, dan (4) terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah.
254
Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama program pembangunan daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Karangasem
Kondisi Kinerja
No
ASPEK/FOKUS/BIDANG
Pada
URUSAN/INDIKATOR
Awal
KINERJA PEMBANGUNAN
Satuan
(2)
I
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
a
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kinerja Pada Akhir
Periode
Periode
RPJMD
DAERAH
(1)
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun
RPJMD
Thn
Th
Th
Th
Th
Th
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1.1
Pertumbuhan Ekonomi
%
5,38
5,75
6,12
6,49
6,86
7,21
7,21
1.2
PDRB (Harga Konstan)
Rp Milyar
1792,25
1839,74
1889,78
1942,69
1998,64
2.058,01
2.058,01
1.2
Laju Inflasi
%
5,99
5,71
5,43
5,14
4,86
4,58
4,58
1.3
PDRB Perkapita (Harga Berlaku)
Rp Juta
10,94
11,97
13,21
14,74
16,67
19,19
19,19
1.4
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
%
93,22
94,11
95
95,89
96,78
97,67
97,67
1.5
Angka kriminalitas yang ditangani
%
100
100
100
100
100
100
100
%
75,87
76,58
77,30
78,01
78,73
79,44
79,44
Tahun
6
6
6
9
9
12
12
APK SD
%
114,39
114,11
114,11
114,22
114,44
114,66
114,66
APK SMP
%
100,35
97,07
97,07
99,01
100
100
100
APK SMA/SMK/MA
%
58,51
51,67
51,77
51,87
51,97
52,07
52,07
SD
SD
SD
SMP
SMP
SMA
SMA
b
Kesejahteraan Sosial
1
Pendidikan
1.1
Angka melek huruf
1.2
Angka Rata-rata lama sekolah
1.3
Pemerataan Pendidikan (APK)
1.4
Angka pendidikan yang ditamatkan
1.5
Angka Partisipasi Murni (APM) APM SD
%
99,31
99,39%
99,39%
99,58%
99,77%
100%
100%
APM SMP
%
70,95
66,53%
66,66%
66,79%
66,92%
70%
70%
APM SMA/SMK/MA
%
41,38
35,95%
36,02%
36,09%
36,16%
36,23%
36,23%
255
(1) 2
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Per 100 KH
8,7
7,96
7,22
6,48
5,74
5
5
68,29
68,29
Kesehatan
2.1
Angka Kematian Bayi
2.2
Angka Usia Harapan Hidup
tahun
67,94
68,01
68,08
68,15
68,22
2.3
Persentase balita gizi buruk
%
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
2.4
Angka Kematian Ibu (AKI)
Per 100.000 KH
25,3
24,3
23,8
23,3
22,8
22,8
%
57
58
59
60
61
65
65
Bh/kelompok
25
30
30
32
33
34
34
Bh
1
1
1
1
1
1
1
Bh/klub
21
22
24
26
28
30
30
bh
1
1
2
2
2
2
2
%
90,23
93,66
97,09
100
100
100
100
SD (rasio nasional 180-240)
142
149
157
165
172
180
180
SMP (rasio nasional 240-360)
433
419
404
389
375
360
360
SD
13
13
12
12
11
10
10
SMP
15
14
13
12
11
10
10
3 3.1
Ketenaga kerjaan Rasio Penduduk yang bekerja
c
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1
Kebudayaan
1.1
Jumlah Grup Kesenian
1.2
Jumlah Gedung kesenian
2
Pemuda dan Olah Raga
2.1
Jumlah klub olah raga
2.2
Jumlah gedung olah raga
II
ASPEK PELAYANAN UMUM
a
Fokus Layanan urusan wajib
1
Pendidikan
1.1
Pendidikan Dasar
1.1.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
1.1.2
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
1.1.3
1.2
Orang/ sekolah
Rasio guru terhadap murid
Pendidikan Menengah
1.2.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
1.2.2
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
1.2.3
Rasio guru terhadap murid
1.3
24,8
%
50,74
54,24
57,74
61,24
64,74
68,24
68,24
Orang/ sekolah
383
379
375
372
368
364
360
Guru/murid
10
10
10
10
10
10
10
Fasilitas Pendidikan
1.3.1
Sekolah pendidikan SD dengan kondisi bangunan baik
%
87,56
91,93
96,52
100
100
100
100
1.3.2
Sekolah pendidikan SMP dan SMA/SMK/MA dengan kondisi bangunan baik
%
80,59
84,33
88,54
92,96
97,6
100
100
256
(1) 1.4 1.4.1
1.5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
%
20
20
25
30
35
40
40
Pendidikan Usia Dini Pendidikan Usia Dini (meningkatnya APK PAUD)
Angka Putus Sekolah
1.5.1
Angka Putus Sekolah (APS) SD
%
2,8
2,2
1.5.2
Angka Putus Sekolah (APS) SMP
%
0,1
0,1
1.5.3
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
%
0,12
0,12
0,11
0,06
1.6
Pendidikan Menengah
1.6.1
Angka kelulusan SD
%
100
100
100
100
100
100
100
1.6.2
Angka kelulusan SMP
%
99,90
99,90
100
100
100
100
100
1.6.3
Angka kelulusan SMA/SMK/MA
%
99,88
99,88
99,89
99,94
100
100
100
1.6.4
Angka melanjutkan SD
%
97,20
97,80
100
100
100
100
100
1.6.5
Angka melanjutkan SMP
%
77,42
80,87
84,91
89,16
100
100
100
1.6.6
Rasio Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-II
%
84,30
84,30
88,52
97,37
100
100
100
2
Kesehatan
2.1
Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
Org/ 100.000
24
27
30
33
36
39
39
2.2
Rasio bidan per 100.000 Penduduk
Org/ 100.000
39
43
47
51
55
58
58
2.3
Meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil K4
%
93,76
98%
98%
98%
98%
98%
98%
2.4
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
90
100
100
100
100
100
100
2.5
Persentase desa kelurahan UCI
%
100
100
100
100
100
100
100
2.6
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
%
100
100
100
100
100
100
100
2.7
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
%
85
85
85
85
85
85
85
2.8
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
%
100
100
100
100
100
100
100
2.9
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
80
100
100
100
100
100
100
2.10
Cakupan kunjungan bayi
%
90
90
90
90
90
90
90
2.11
Meningkatnya cakupan rawat jalan Puskesmas
%
15
15
15
15
15
15
15
2.12
Meningkatnya cakupan rawat inap Puskesmas
%
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
% (jumlah jln dlm kondisi baik/jumlah pjg jalan)
53,57
56,22
58,42
61,22
63,72
66,22
66,22
3
3.1
Pekerjaan Umum Proporsi panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi baik
257
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
jmlh jaringan irigasi/luas lahan yg diairi
1: 53,41
1: 51,41
1: 49,70
1: 48,01
1: 46,43
1: 44,95
1: 43,56
3.2
Rasio jaringan Irigasi
3.5
Jalan Penghubung Kabupaten dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)
km
661,990
665
670
675
680
685
690
3.6
Jumlah irigasi kabupaten dalam kondisi baik
%
132,14
137,14
142
147
152
157
162
4
Perumahan
4.1
Rumah tangga pengguna air bersih
%
80
80
81
83
84
86
86
4.2
Rumah tangga pengguna listrik
%
92,64
94,11
95,58
97,05
98,52
100
100
4.3
Rumah tangga bersanitasi
%
79,12
79,3
79,47
79,65
79,82
80
80
4.4
Lingkungan pemukiman sehat
%
71,15
72,92
74,69
76,46
78,23
80
80
4.5
Rumah layak Huni
%
85
85
87
88
89
90
90
5
Penataan Ruang
5.1
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
%
60,54
62,43
64,32
66,22
68,11
70
70
5.2
Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan
%
94,67
95,54
96,41
97,28
98,15
99,02
99,02
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Ada/tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
6.2
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
Ada/tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
6.3
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA
Ada/tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
6.4
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
%
100
100
100
100
100
100
100
bh
9.963
9.849
9.940
10.035
10.140
10.250
10.250
Bh/0rg
1.394
1.600
1.680
1.770
1.860
1.860
1.860
2.637
2.737
2.837
2.937
3.037
3.137
3.137
7 7.1
Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum
7.2
Rasio Ijin trayek
7.3
Jumlah uji KIR angkutan umum
bh
7.4
Jumlah Pelabuhan Laut/ Terminal Bus
bh
3/1
3/2
3/2
3/2
3/2
3/2
3/2
7.5
Angkutan Darat
bh
3060
3160
3261
3360
3460
3560
3560
7.6
Kepemilikan KIR angkutan umum
%
37,79
41,59
45,19
48,69
52,09
55,39
55,39
7.7
Lama Pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
menit
30
30
30
30
30
30
30
7.8
Persen pengujian kelayakan angkutan umum
%
90
90
90
90
90
90
90
258
(1) 8 8.1
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
%
74
70
70
75
75
80
80
prshn
50
50
60
70
80
90
90
Lingkungan Hidup Persentase penanganan sampah
8.2
Pengawasan terhadap usaha/kegiatan yg wajib Amdal, UKL/UPL, DPPL DAN IJIN
8.3
Tempat pembuangan sampah (TPS)
Bh
59
100
100
100
100
100
559
8.4
Penegakan Hukum Lingkungan
%
100
100
100
100
100
100
100
9
Pertanahan
9.1
Pensertifikatan tanah
%
100
100
100
100
100
100
100
9.2
Penyelesaian kasus tanah negara
%
100
100
100
100
100
100
100
9.3
Penyelesaian izin lokasi
%
100
100
100
100
100
100
100
10
Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1
Persentase penduduk yang memiliki Akta kelahiran per 1.000 penduduk
%
88,86
90,72
92,58
94,44
96,3
100
100
10.2
Kepemilikan KTP
%
91,43
92,86
94,29
95,72
97,15
100
100
10.3
Terlaksananya sistem SIAK online
%
-
-
100
100
100
100
100
11
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
100
100
100
100
100
100
100
11.2
Terbinanya 10 program pokok PKK
Kec
8
8
8
8
8
8
8
11.3
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
100
100
100
100
100
100
100
11.4
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir
%
100
100
100
100
100
100
100
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1
Rasio Akseptor KB
%
79,45
81,56
83,67
85,78
87,89
90
90
12.2
Cakupan peserta KB aktif
%
83,72
84,98
86,24
87,5
88,76
90
90
13
Sosial
13.1
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
bh
4
4
4
4
4
4
4
13.2
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
%
18,18
40,91
40,91
40,91
40,91
40,91
40,91
13.3
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
%
100
100
100
100
100
100
100
14
Ketenagakerjaan
14.1
Angka partisipasi angkatan kerja
%
57
58
59
60
61
65
65
14.2
Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
%
10
12
14
16
18
20
20
259
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14.3
Pencari kerja yang ditempatkan
%
57
58
59
60
61
65
65
14.4
Tingkat pengangguran terbuka
%
54,63
34,06
30,96
27,08
25,77
15,43
15,43
14.5
Keselamatan dan perlindungan
%
50
50
50
50
50
50
50
14.6
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
%
50
54
58
60
62
65
65
15
Koperasi dan UKM
15.1
Persentase koperasi aktif
%
90
91
91
91
91
91
91
15.2
Usaha mikro dan kecil
%
0,8
0,17
0,32
0,35
0,38
0,4
0,4
16
Penanaman Modal
16.1
Jumlah Investor berskala nasional (PMD/PMN)dan PMA
%
40
42
44
46
48
50
50
16.2
Realisasi investasi
%
33,84
47,07
60,3
73,53
86,76
100
100
17
Kebudayaan
17.1
Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali
kali
1
1
1
1
1
1
1
17.2
Penyelenggaraan pesona Budaya
kali
1
1
1
1
1
1
1
17.3
Peningkatan aktifitas seni budaya untuk upacara agama
%
75
75
80
90
95
100
100
17.4
Pemberian bansos dan hibah
305
325
330
335
350
350
18
Kepemudaan dan Olah Raga
lokasi
18.1
Jumlah organisasi pemuda
bh
10
10
10
10
10
10
10
18.2
Jumlah kegiatan kepemudaan
kali
1
1
1
1
1
1
1
org
3.399
3.399
3.399
3.399
3.399
3.399
3.399
Pos jaga
85
93
101
109
117
125
125
%
100
19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1
Jumlah tenaga pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan di desa/kel
19.2
Jumlah bangunan pos jaga/ronda di desa/kel
19.3
Pengamanan wilayah pantai
20
100
100
100
100
100
100
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1
Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk
%
0,75
0,73
0,71
0,70
0,69
0,68
0,67
20.2
Pendidikan politik masyarakat
%
50
50
50
50
50
50
50
20.3
Jumlah/frekuensi kegiatan pengamanan dalam setahun
kali
13
10
13
14
15
16
16
20.4
Pendataan dan penghapusan aset daerah
%
100
100
100
100
100
100
100
260
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
20.5
Pembahasan rancangan Perda
Buah
12
12
12
12
12
12
12
20.6
Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah
buah
100
100
100
100
100
100
100
20.7
Penegakan PERDA
%
100
100
100
100
100
100
100
21
Ketahanan Pangan -
-
21.1
Regulasi ketahanan pangan
bh
-
-
-
-
21.2
Ketersediaan pangan utama
%
178,3
191,63
197,96
207,46
216,24
228,67
228,67
21.3
Ketersediaan Energi dan protein perkapita
65
70
75
80
85
90
90
21.4
Penguatan Cadangan pangan
35
40
45
50
55
60
60
21.5
Ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan di daerah
65
70
75
80
85
90
90
21.6
Stabilitas harga dan pasokan pangan
65
70
75
80
85
90
90
21.7
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
90,6
91,5
92,4
93,3
94,1
94,1
21.8
Pengawasan dan pembinaan ketahanan pangan
55
60
65
70
75
80
80
21.9
Penanganan daerah rawan pangan
35
40
45
50
55
60
60
22
Pemberdayaan Masyarakat Desa 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
22.1
Kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
22.2
Terlaksananya 10 Program Pokok PKK
23
% %
Statistik
23.1
Buku ’’Karangasem Dalam Angka”
Ada/tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
23.2
Buku ”PDRB Kabupaten”
Ada/tidak
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
%
15
38
60
65
75
85
85
Org
30
40
50
60
75
90
90
24
Kearsipan
24.1
Pengelolaan arsip secara buku
24.2
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
25
Informasi dan Komunikasi
25.1
Website milik pemerintah daerah
buah
1
1
1
1
1
1
1
25.2
Pameran/expo
kali
1
1
1
1
1
1
1
26
Perpustakaan
26.1
Pengadaan bahan pustaka
%
100
100
100
100
100
100
100
26.2
Meningkatnya ketrampilan pengelola perpustakaan
%
100
100
100
100
100
100
100
26.3
Layanan Mobil pintar
%
10
20
40
60
80
100
100
26.4
Pembinaan Perpustakaan Sekolah
%
21,18
42,35
62,35
82,35
100
100
261
(1)
(2)
b
Fokus Layanan Pilihan
1
Pertanian
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
4,61
4,7
4,79
5,69
5,78
5,87
5,87
1.1
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB (%)
%
1.2
Jumlah lembaga petani yang ditingkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilannya
klp
3
27
27
27
27
27
1.3
Pelayanan kesehatan hewan terpadu
%
30
50
70
80
100
100
2
Kehutanan
2.1
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2.2
Kerusakan kawasan hutan
3
ha
537
535
785
625
625
625
?
kawasan
-
-
-
-
-
-
-
Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1
Reklamasi Galian C
%
40
45
46
50
54
60
60
3.2
Terbinanya pengusaha pemakai ABT/AP
%
65
75
83
89
90
96
96
4
Pariwisata
4.1
Kunjungan wisata
%
10
10
10
10
10
10
60
4.2
Konstribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
%
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0,45
5
Kelautan dan Perikanan
5.1
Produksi Perikanan
%
86,30
93,46
93,37
93,46
93,46
93,46
93,46
5.2
Konsumsi Ikan
%
43,78
45,70
48,45
51,35
54,44
57,71
61,10
5.3
Cakupan Bina Kelompok Budidaya Ikan
%
94,59
92,5
95,23
93,33
95,74
94,00
96,15
Komoditi (jenis)
9
9
10
11
12
13
13
klp
-
320
325
330
335
340
340
Komoditi (jenis)
6
6
7
8
9
10
10
buah
8.000
8.000
8.025
8.050
8.075
8.100
8.100
Klp, org
8 klp ; 15 orang
8 klp ; 15 orang
8 klp ; 20 orang
8 klp ; 20 orang
8 klp ; 25 orang
8 klp ; 25 orang
8 klp ; 25 orang
KK
-
25
25
25
25
25
125
6
Perdagangan
6.1
Jumlah produk unggulan daerah yang memenuhi kualifikasi ekspor
6.2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informasi
7
Perindustrian
7.1
Jumlah Produk unggulan daerah yang memenuhi kualifikasi ekspor
7.2
Tertibnya UTTP di 8 Kecamatan
7.3
Cakupan Bina Kelompok Pengerajin
8 8.1
Ketransmigrasian Transmigrasi Swakarsa
262
(1)
(2)
III
ASPEK DAYA SAING
a
Fokus Kemampuan Ekonomi daerah
1.1
2
Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan kemampuan kelompok tani
b
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1
Perhubungan
2 2.1
3 3.1
4
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
%
5,38
5,75
6,12
6,49
6,86
7,21
7,21
%
40
45
50
55
60
65
65
%
53,57
62,86
72,14
81,43
90,71
100
100
%
100
100
100
100
100
100
100
%
80
80
81
83
84
86
86
Pertanian
2.1
1.1
(3)
Panjang jalan yang kondisinya baik
Penataan ruang Ketaatan terhadap RTRW
Lingkungan Hidup Ketersediaan air bersih
Komunikasi dan Informasi
4.1
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
%
92,64
94,11
95,58
97,05
98,52
100
100
4.2
Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon
%
69
72
77
80
83
85
85
c
Fokus Iklim Berinvestasi
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
Lama proses perijinan
hari
1
1
1
1
1
1
1
1.2
Jumlah dan macam pajak dan restribusi daerah
jenis
22
26
28
28
30
30
30
1.3
Jumlah PERDA yang mendukung iklim usaha
%
Or/10000 pddk
9
15
17
18
19
20
20
%
59
57
55
54
52
50
50
d
Fokus Sumber Daya Manusia
1
Ketenagakerjaan
1.1
Rasio lulusan S1/S2/S3
1.2
Rasio ketergantungan per 100 penduduk produktif
263
BAB lX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 9.1
Pedoman Transisi Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah Kabupaten Karangasem menyelenggarakan 26 bidang urusan wajib dan 8 bidang urusan pilihan. Pedoman program transisi untuk masing-masing urusan adalah sebagai berikut: 1.
Pendidikan Program Pendidikan untuk tahun 2015 penekanan pada : progam pendidikan anak
usia dini (PAUD), program wajib belajar (wajar) 9 tahun dan program pendidikan menengah dengan pemberian beasiswa kepada masyarakat kurang mampu dan berprestasi, program pendidikan formal dan non formal, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program pendidikan luar biasa, program peningkatan sekolah berstandar internasional (SBI) SD, SMP dan SMA/SMK serta program peningkatan manajemen pelayanan pendidikan. 2.
Kesehatan Bidang
kesehatan
sampai
tahun
2015
dengan
program
pengembangan
dititikberatkan pada program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan; peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut, peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumberdaya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis, mutu serta ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat, peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antar daerah baik antara kabupaten/kota maupun antara provinsi dengan kabupaten/kota, pengembangan jaminan sosial kesehatan masyarakat (jamkesmas); program pengawasan obat dan makanan serta pemantapan manajemen pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara sinergis lintas sektor.
264
3.
Pekerjaan Umum Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang sanitasi (air
minum, sampah dan air limbah) sebagai upaya untuk memenuhi target nasional berupa target Melinium Development Goals (MDGs) yaitu meningkatkan pelayanan sebanyak 50 persen dari pelayanan yang belum dapat terlayani sampai tahun 2015. Beberapa program transisi yang telah direncanakan yaitu Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya yang telah menjadi kesepakatan antara Bupati/Walikota dan Gubernur serta renstra Provinsi Bali sebagai acuan dalam membangun infrastruktur yang berhubungan dengan sanitasi adalah: 1) Pembangunan dan pengembangan sistem penyediaan air minum. 2) Pembangunan sistem perpipaan pengelolaan air limbah. 3) Pembangunan instalasi pengelolaan sampah terpadu (IPST). Dalam bidang sarana dan prasarana wilayah lainnya adalah meningkatkan sistem transportasi dan pelabuhan regional serta aksesibilitas kawasan. 4.
Perumahan Dalam upaya meningkatkan kepemilikan dan kualitas rumah layak huni bagi
masyarakat berpengasilan rendah sesuai sasaran pembangunan bidang perumahan, maka program transisi yang direncanakan adalah melakukan pengembangan dan penataan bangunan untuk mempertahankan nuansa bangunan tradisional sesuai arsitektur Bali. 5.
Penataan Ruang Dalam rangka memberikan arahan pemanfaatan ruang secara berkualitas serta
menjamin kepastian hukum terhadap keberlanjutan investasi sesuai rencana tata ruang wilayah Kabupaten Karangasem yang meliputi rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang, maka urusan penataan ruang pada tahun 2015 diarahkan pada program perencanaan tata ruang, program pemanfaatan ruang dan program pengendalian pemanfaatan ruang.
265
6.
Perencanaan Pembangunan Dalam tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Karangasem, urusan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2015 diarahkan pada program : 1. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah seperti penyelenggaraan musyawarah
perencanaan
pembangunan
daerah,
koordinasi
perencanaan
pembangunan daerah, penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), penyusunan RPJMD Tahun 2016-2020. 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah yaitu pengembangan sumber daya manusia. 3. Pengembangan iptek seperti pembinaan dan penilaian pengembangan iptek. 4. Kerjasama pembangunan mencakup penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan indikator ekonomi tahun 2015, penyusunan Indek Pembangunan Manusia (IPM), gini ratio dan distribusi pendapatan tahun 2015, koordinasi penelitian dan pengembangan iptek untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah. 5. Penyempurnaan dan pengembangan statistik perencanaan pembangunan seperti pengembangan pusat data perencanaan dan pengendalian pembangunan serta tersedianya informasi hasil-hasil pembangunan. 6. Pendayagunaan sistem pengendalian/monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan seperti pelaksanaan pengendalian/monitoring dan penyusunan laporan serta evaluasi kinerja pembangunan. 7.
Perhubungan Beberapa program transisi yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 bidang fisik sarana dan prasarana perhubungan/transportasi adalah: 1. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan. 2. Penyelesaian pembangunan pelabuhan laut Tanah Ampo. 3. Study/peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan jalan Gilimanuk– singaraja - Amed. 4. Study rencana induk pelabuhan penyeberangan Amed - Ampenan.
266
8.
Lingkungan Hidup Program untuk tahun 2015 masih tetap dilanjutkan melalui program pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, program perlindungan konservasi sumber daya alam, program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam, program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya dan lingkungan hidup. 9.
Pertanahan Urusan pertanahan untuk tahun 2015 pada prinsipnya masih berlanjut melalui
program penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan dan catatan sipil untuk tahun 2015 diarahkan pada program penataan administrasi kependudukan. 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaan
Perempuan dan Pelindungan anak untuk tahun 2015 diarahkan
pada program peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi, program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Keluarga berencana dan keluarga sejahtera untuk tahun 2015 diarahkan pada program peningkatan peran perempuan di perdesaan. 13. Sosial Kesejahteraan sosial untuk tahun 2015 diarahkan pada : program peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi; program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), program pelayanan dan rehabilitasi sosial, program pembinaan anak terlantar, program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, program pengembangan sarana dasar perumahan
dan
permukiman,
program
peningkatan
kualitas
perempuan dan program pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
dan
perlindungan
keperintisan dan
267
kejuangan, program pembinaan eks penyandang penyakit sosial, dan program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. 14. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan untuk tahun 2015 diarahkan pada program kualitas dan produktivitas
tenaga
kerja,
program
peningkatan
kesempatan
kerja,
program
perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Untuk UMKM-Koperasi, program yang perlu diperhatikan pada tahun 2015 yaitu : Meningkatkan usaha dan kelembagaan koperasi, meningkatkan kemitraan usaha kecil, menengah dan koperasi, dan meningkatkan sumber daya manusia pengusaha kecil, menengah dan koperasi. 16. Penanaman Modal Program yang harus tetap diperhatikan pada tahun 2015 untuk penanaman modal yakni: program peningkatan potensi investasi, promosi peningkatan pelayanan perijinan dan pengendalian, dimana program ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan pembangunan yang dapat mendorong dan mengembangkan program pembangunan yang lain. 17. Kebudayaan Bidang Kebudayaan dengan program transisi yang perlu dilaksanakan pada tahun 2015 lebih difokuskan pada program pengembangan nilai budaya, program pengelolaan kekayaan budaya, program pengelolaan keragaman budaya, program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya serta program peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi. 18. Pemuda dan Olah raga Urusan bidang pemuda dan olah raga pada program transisi tahun 2015 lebih difokuskan pada program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Dalam rangka mewujudkan dan memelihara keamanan, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat secara berkesinambungan di daerah Karangasem, agar bebas
268
dari ancaman gangguan, hambatan dan tantangan, pada program transisi lebih difokuskan pada pemikiran masyarakat Karangasem melalui pengamanan. 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Bidang otonomi daerah dengan penekanan pada program penerangan bimbingan dan kerukunan hidup beragama, peningkatan peran serta kepemudaan, peningkatan kelembagaan sarana dan prasarana agama serta Program Pelayanan Kesehatan masyarakat. 21. Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan untuk tahun 2015 diarahkan pada program peningkatan ketahanan pangan. 22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa untuk tahun 2015 diarahkan pada program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan, program pengembangan kelembagaan ekonomi perdesaan, program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa, program perbaikan gizi masyarakat, program pengembangan wilayah dan pemberdayaan TTG. 23. Statistik Urusan Statistik untuk tahun 2015 diarahkan pada program pengembangan data/ informasi/statistik dalam rangka peningkatan kualitas data pendukung perencanaan daerah. 24. Kearsipan Kearsipan dengan program transisi tahun 2015 penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah, program sistem pengelolaan kearsipan. 25. Komunikasi dan Informatika Program dibidang komunikasi dan Informatika untuk tahun 2015 semakin ditingkatkan baik dari segi sarana dan prasarana maupun sumber daya manusia pemakainya. Hal ini diakibatkan oleh tingkat kemajuan teknologi komunikasi dan informatika pada masa yang akan datang semakin meningkat dengan pesat.
269
Kedepannya, pengawasan dibidang komunikasi dan informatika adalah sangat mutlak diperlukan dimana untuk bisa mengejar kemajuan dan bersaing dengan daerah lain dalam rangka memajukan pembangunan akan ditentukan oleh tingkat pengawasan terhadap bidang komunikasi dan informatika. 26. Perpustakaan Program bidang perpustakaan dan kearsipan pada program transisi dengan penekanan program pada program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah, program pengelolaan kearsipan, program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur bidang kepustakaan, program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan serta peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi.
Urusan Pilihan 1.
Pertanian Program untuk tahun 2015 pada sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan
masih tetap dilanjutkan melalui program peningkatan ketahanan
pangan, program
pengembangan agribisnis dan program peningkatan kesejahteraan petani. 2.
Kehutanan Program untuk tahun 2015 masih tetap dilanjutkan melalui program pemanfaatan
potensi sumber daya hutan, program rehabilitasi hutan dan lahan, program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan, program peningkatan kualitas pelayanan publik, program perencanaan dan pembangunan kehutanan, program rehabilitasi hutan dan lahan, program perencanaan dan pembangunan kehutanan. 3.
Energi dan Sumber Daya Mineral Program untuk tahun 2015 masih tetap dilanjutkan melalui program pembinaan dan
pengawasan bidang pertambangan umum, program peningkan efektivitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam, program pengelolaan dan pengembangan bidang
pertambangan
umum,
program
pembinaan
dan
pengembangan
usaha
ketenagalistrikan, usaha energi terbarukan dan konservasi energi.
270
4.
Pariwisata Program transisi pariwisata yang perlu dilaksanakan pada tahun 2015 adalah lebih
dititikberatkan pada : 1)
Promosi/pemasaran pariwisata baik dalam maupun luar negeri.
2)
Pencitraan
produk
wisata,
mencakup
pembenahan
destinasi
pariwisata,
peningkatan kualitas produk wisata, peningkatan jaringan kemitraan antar pelaku pariwisata, peningkatan sarana dan prasarana pariwisata. 5.
Kelautan dan Perikanan Sedangkan untuk sektor perikanan dan kelautan : program pemberdayaan ekonomi
masyarakat
pesisir,
program
pemberdayaan
masyarakat
dalam
pengawasan
pengendalian sumber daya kelautan, program pengembangan perikanan budidaya, program pengembangan perikanan tangkap, program optimalisasi pengolahan dan pemasaran
produksi
perikanan
dan
program
pengelolaan
dan
pengembangan
sumberdaya kelautan dan perikanan. 6.
Perdagangan Program perdagangan untuk tahun 2015 yang merupakan program lanjutan dari
sektor perdagangan yaitu program pelayanan perdagangan industri melalui single window yang arahnya untuk mempermudah dan memperlancar ijin yang dikeluarkan. 7.
Industri Program industri untuk tahun 2015 yang perlu diperhatikan tindak lanjutnya adalah
program pengembangan kompetensi inti daerah. 8.
Ketransmigrasian Ketransmigrasian untuk tahun 2015 diarahkan pada program pengembangan
wilayah ketransmigrasian.
9.2
Kaidah Pelaksanaan
9.2.1 RPJMD merupakan pedoman bagi SKPD dalam Penyusunan RenstraSKPD Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa
271
RPJMD adalah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional dan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan umum, kebijakan keuangan, program dan strategi. Berdasarkan hal tersebut maka penyusunan Renstra SKPD wajib mempedomani RPJMD. Hal ini dimaksudkan agar terwujud keselarasan kebijakan dan program didalam mencapai sasaran dan tujuan pembangunan. Berdasarkan kedudukannya, RPJMD adalah merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat politis yang harus di pertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sedangkan Renstra SKPD adalah merupakan penjabaran yang harus dilaksanakan oleh SKPD yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kebijakan program-program direncanakan dalam Renstra SKPD agar bersinergi dengan kebijakan dan program yang tertuang dalam RPJMD sehingga terwujud keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi program-program pembangunan. 9.2.2 RPJM Daerah akan digunakan dalam Penyusunan RKPD Pasal 5 ayat (3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa RKPD merupakan penyebaran dari RPJMD dan mengacu pada RKP. Berdasarkan pada ketentuan tersebut maka penyusunan RKPD wajib berpedoman pada RPJMD. Disamping itu pula secara hirarki, RPJMD adalah dokumen Perencanaan Jangka Menengah yang memiliki rentang waktu lima tahun, sedangkan RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan daerah. Untuk itu arah kebijakan dan program yang telah disepakati dalam RPJMD hendaknya mampu dijelaskan kedalam RKPD. Baik dokumen RPJMD
maupun
dokumen
RKPD
sama-sama
memuat
program
dekonsentrasi,
desentralisasi dan pembantuan. Dari sisi substansi antara materi RPJMD dengan RKPD sangat terkait terutama terhadap pencapaian sasaran makro dan sasaran sektoral atau bidang-bidang pembangunan. Apabila terjadi kepakuman dalam pelaksanaan RPJMD dimana masa berlaku telah habis maka didalam RPJMD telah tercantum program-program transisi yang dapat dijadikan pedoman didalam penyusunan RKPD.
272
9.2.3 Penguatan peran para stakehorders/pelaku dalam pelaksanaan RPJM Daerah Salah satu azas dan pendekatan pembangunan secara reformasi adalah partisifasipasi pemerintah dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpatisifasi baik mulai dari perencanan, pelaksanaan maupun pengawasan, keterlibatan masing-masing dalam proses pembangunan sangat penting artinya sebagai upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi masyarakat. Pembangunan yang dilaksanakan pada hakekatnya adalah untuk mensejahterakan masyarakat, sehingga peran masyarakat
untuk mensukseskan pelaksanaan program pembangunan adalah
sangat penting. Maka dari itu keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sejak dini sudah harus diikutkan. Masyarakat agar dapat berperan lebih besar dalam pembangunan dan hendaknya dapat memanfaatkan momen-momen yang diciptakan oleh pemerintah untuk menyampaikan aspirasinya. Disamping itu pula peran masyarakat akan semakin penting bila masyarakat mampu meningkatkan wawasannya tentang sistem pemerintahan sehingga dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pemerintah. 9.2.4 RPJMD merupakan dasar melakukan pelaksanaan pembangunan lima tahunan
evalausi
kinerja
terhadap
Sejalan dengan pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 mengenai pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masingmasing pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan
Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Bab VI mengenai Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan strategi dan mekanisme pengendalian dan
pengawasan yang meliputi pengembangan dan penyebaran informasi secara luas, penanganan pengaduan masyarakat, pelaporan berkala yang didasarkan pencapaian target dan indikator kinerja, verifikasi independen atas laporan dan pelibatan berbagai komponen masyarakat dalam setiap tahapan pelaksanaan program.
273
BAB X PENUTUP
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
Karangasem Tahun 2010-2015 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan RPJM nasional. Hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undangundang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
Karangasem Tahun 2010-2015, diharapkan dapat dijadikan sebagai: 1.
Acuan dalam menyusun visi, misi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan pembangunan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPA-S), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2.
Pedoman dalam penyusunan Renstra-SKPD, Renja-SKPD dan RKPD Kabupaten Karangasem.
3.
Menciptakan perencanaan pembangunan yang menjamin terwujudnya sinergitas, keterpaduan dan sinkronisasi dengan arah pembangunan Kabupaten dan Kota seBali serta terintegrasi dengan arah pembangunan nasional.
4.
Acuan
dan
arahan
dalam
menentukan
kebijakan
program
dan
kegiatan
pembangunan. 5.
Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan kegiatan pembangunan serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2011-2015, sangat tergantung dari komitmen bersama antara Pemerintah Daerah dengan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Karangasem. Untuk itu RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015, dapat dijadikan
274
pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dan penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Karangasem serta terintegrasi dengan arah pembangunan nasional selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
BUPATI KARANGASEM,
I WAYAN GEREDEG
275