PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR
TAHUN 2012 TENTANG
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2.
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011;
3.
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, DAN PENYETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bantul. 2. Bupati adalah Bupati Bantul.
Konsep final 23 Mei 2012
3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. 4. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. 5. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan. 6. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenai pajak. 7. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah. 8. Petugas pemungut adalah petugas yang ditunjuk untuk memungut PBB P2 dan menyetorkan ke tempat pembayaran. 9. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat SPPT PBB P2 adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak. 10. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang. 11. Surat Tanda Terima Setoran, yang selanjutnya disingkat STTS adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas umum daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati. 12. Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administratif berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah. 13. Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan STP PBB adalah Surat Tagihan Pajak yang ditujukan orang pribadi atau Badan yang belum memenuhi pembayaran PBB P2. 14. Tempat Pembayaran adalah tempat yang ditetapkan Bupati sebagai tempat pembayaran untuk menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 15. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah. BAB II PEMBAYARAN PBB P2 Pasal 2 Pajak terutang yang tercantum dalam: a. SPPT PBB P2, harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB P2 oleh Wajib Pajak; b. SKPD dalam PBB P2 berupa SPPT PBB P2, harus dilunasi selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya SKPD PBB P2 oleh Wajib Pajak; dan c. STPD PBB P2, harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya STPD PBB P2 oleh Wajib Pajak. 2
Konsep final 23 Mei 2012
Pasal 3 (1) Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. (2) Hari libur nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pasal 4 (1) Pembayaran PBB P2 dilakukan melalui : a. Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau transfer yang ditujukan ke Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rekening penerimaan PBB P2 Pemerintah Kabupaten Bantul; dan c. Petugas pemungut. (2) Pembayaran PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a akan memperoleh tanda bukti pembayaran berupa STTS. (3) Pembayaran PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Resi/struk ATM diperlakukan sebagai pengganti STTS. (4) Pembayaran PBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memperoleh tanda terima sementara yang akan diganti STTS setelah petugas pemungut menyetorkan ke Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (5) Apabila tanda terima pembayaran tersebut rusak atau hilang, Wajib Pajak dapat meminta surat keterangan lunas ke Dinas. (6) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui petugas pemungut, hasil pemungutan PBB P2 tersebut wajib disetorkan ke Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam waktu 1 x 24 jam. (7) Bentuk dan isian STTS dan tanda terima sementara sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 5 (1) STTS dibuat rangkap 3 (tiga), lembar pertama sebagai arsip Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lembar kedua diberikan kepada Wajib Pajak dan lembar ketiga diberikan kepada Dinas. (2) STTS dianggap sah apabila ada tanda validasi dari Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3
Konsep final 23 Mei 2012
Pasal 6 (1) Kepala Dinas dapat menerbitkan STPD jika : a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar; b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung; dan c. wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. (2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk jangka waktu paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak. (3) SKPD PBB P2 yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD. (4) Bentuk dan isi STPD sebagaimana tersebut dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. BAB III PEMANTAUAN PEMBAYARAN Pasal 7 (1) Dinas memantau jumlah pajak yang terutang yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak melalui aplikasi transaksi yang dibuat oleh Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Waktu pemantauan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setiap jam dan setiap hari. (3) Dinas dan Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat melakukan rekonsiliasi pendapatan dari transaksi PBB secara berkala.
4
Konsep final 23 Mei 2012
BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul. Ditetapkan di Bantul pada tanggal BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI Dimuat dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul Nomor Tahun 2012 pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL,
RIYANTONO Dimuat dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2012 Nomor
5
Konsep final 23 Mei 2012
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL Bentuk dan isian STTS dan Tanda Terima Sementara PBB P2
6
Konsep final 23 Mei 2012
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL Bentuk dan Isi Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) KOP DINAS SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH Kepada Kepada Yth :................... ....................................... di ................................... Nomor : Tanggal :
Tanggal jatuh tempo :
I. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan telah dilakukan pemeriksaan pelaksanaan kewajiban pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan terhadap : Nama Wajib Pajak Alamat Wajib Pajak NOP Alamat/letak Objek Pajak
: : : :
............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................
II. Dari Pemeriksaan tersebut di atas, jumlah yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut : 1. Pokok pajak yang harus dibayar
.
2. Telah Dibayar tanggal ............... 3. Pengurangan 4. Jumlah yang dapat diperhitungkan (2+3) 5. Kurang Dibayar (1-4) 6. Sanksi administrasi bunga berupa (Pasal ....Perda Nomor 18 Tahun 2011) Bunga = ………bulan X 2% X Rp…………(5) 7. Jumlah yang harus dibayar (5+6) Dengan Huruf : Bantul, An. Kepala DPPKAD Kabupaten Bantul Kepala Bidang Penagihan (................................) NIP.........................
BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI 7
R