Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
ISSN : 1979-6641
PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK SAPI BERBASIS WEB Budi Serasi Ginting, S.Kom., M.Kom.1, Drs. Hermansyah Sembiring, M.Kom.2 STMIK KAPUTAMA, Jln.Veteran No.4A-9A Binjai, Indonesia Abstrak
Sapi adalah salah satu hewan yang memiliki kontribusicukup besar bagi Indonesia. Permintaan akan susu dan dagingyang dihasilkan dari peternak sapi perah dan sapi potong meningkat setiap tahunnya. Namun peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan para peternak sapi dalam negeri untuk memnuhi kebutuhan susu dan daging. Pada saat ini kebutuhan susu dan kebutuhna daging nasional harus diimpor. Dikarenakan rendanya kemampuan peternak dalam negeri memenuhi kebutuhan susu dan daging yang bisa diakibatkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah penyakit yang menjangkit sapi. Para peternak sapi memiliki pengetahuan yang rendah mengenai berbagai macam penyakit sapi beserta gejala-gejala dari penyakit tersebut. Hal ini menyebabkan mereka berantk pada pakar ternak sapi atau dokter hewan. Namun pakar ternak, sapi atau dokter hewan terbatas jumlahnya terutama di daerah pedesaan. Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisa pokok-pokok bahasan tersebut dan hasilnya ditujukkan unutk memberi saran dang pengetahuna tentang gejala dan penyakit hewan ternak sapi bagi para peternak sapi dalam meningkatkan hasil produktifitas daging dan susu yang bersumber dari sapi, guna mencukupi kebutuhan daging dan susu sapi di Indonesia. Dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan peternak sapi untuk mengobati hewan ternaknya yang terjangkit penyakit. Kata Kunci : Sistem Pakar, Diagnosa, Penyakit Hewan Ternak, Sapi, Gejala, Terjangkit, Peternak
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang agraris dengan jumlah penduduk menempati urutan ke empat di dunia. Usaha peternakan merupakan sub sektor penting dari sektor pertanian. Hal ini penting karena selain berkontribusi terhadap tekanan ekonomi, sektor ini juga untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Susu dan daging yang bersumber dari sapi adalah produk dari sektor peternakan yang perlu mendapatkan perhatian. Kebutuhan masyarakat akan susu dan daging meningkat setiap tahun namun industri susu dan daging nasional belum bisa memenuhi kebutuhan susu dan daging untuk masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan susu dan daging nasional hingga sekarang, Indonesia tergantung pada susu dan daging impor dari luar negri. Rendahnya kemampuan peternakan dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan akan daging dan susu sapi bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah penyakit. Seperti penyakit Antraks, penyakit sapi ngorok, penyakit Brucellosis dan
penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit saluran pencernaan yang merupakan penyebab salah satu turunnya tingkat produksi daging dan susu sapi oleh peternak. Maka dari itu diperlukan sebuah sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi yang mudah dimengerti dan dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat lewat internet. Penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.Salah satu bagian yang paling penting dalam penanganan kesehatan ternak adalah melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui pemeriksaan ternak yang diduga sakit. Namun sayangnya, para peternak sapi memiliki pengetahuan yang rendah mengenai teknis pemeliharaan sapi seperti mutu pakan, perkandangan, dan kesehatan atau penyakit sapi. Keadaan tersebut mengakibatkan para peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak sapi atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit sapi. Akan tetapi, jumlah pakar ternak sapi atau dokter hewan saat ini jumlahnya terbatas, terutama di
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
26
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
pedesaan. Biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit jumlahnya karena Pakar ternak sapi atau dokter hewan harus bekerja secara on call. Erwin Nofyan dan kawan-kawan (Edisi khusus juni 2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Identitas Jenis Telur Cacing Penyakit Usus pada Ternak Sapi(BOS sp) dan Kerbau (Bubalus sp) Di rumah Potong Hewan Palembang” Berdasarkan survei dibeberapa pasar di Indonesia menunjukan bahwa 90% hewan ternak sapi mengidap penyakit cacing yaitu cacing hati (Fasciola hepatica), cacing gelang (Neoascaris vitulorum), dan cacing lambung (Haemonchus contortus) yang penyebab terjadinya cacingan pada hewan ternak sapi antara lain dikarenakan mengkonsumsi rerumputan hijau yang masih berembun dan tercemar vektor pembawa cacing. 1.2 Perumusan Masalah Peneliian Berdasarkan uraian di atas akan diajukan perumusan masalah penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Hewan ternak Sapi dapat dilakukan dengan Berbasis Web? 2. Bagaimana merancang dan membuat sistem pakar diagnosa penyakit ternak sapi dapat digunakan oleh para peternak untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan ternak yang terjangkit penyakit? 3. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web dapat menentukan jenis penyakit dengan melihat gejalagejalanya? 4. Bagaimana merancang Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web dengan menggunakan metode forward chaining? 1.3 Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang telah dijelaskan dalam latar belakang secara rinci dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang dan membuat Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Hewan ternak Sapi Berbasis Web? 2. Bagaimana tingkat pengetahuan para peternak dalam mengenali gejala-gejala penyakit hewan ternak?
ISSN : 1979-6641
3.
Bagaimana melihat gejala-gejala yang ada pada hewan ternak sapi untuk menentukan jenis penyakit?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan Uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mempermudah user/pembaca memahami jenis penyakit yang diderita hewan ternak dan bagaimana cara mengobatinya. 2. Mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita hewan ternak tersebut. 3. Untuk mendapatkan analisa jenis penyakit yang lebih mendekati dengan penyakit yang diderita hewan ternak. 1.4.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan Uraian di atas, maka manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Memudahkan dalam mengenali jenis penyakit dan mengobati hewan yang terjangkit penyakit. 2. Memudahkan dalam pengambilan keputusan terhadap hewan yang terjangkit penyakit. 2. Tianjauan Pustaka 2.1 Perancangan Sistem Menurut Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall dalam ahli bahasa Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdani, (2006, hal. 7), menyatakan bahwa “perancangan sistem digunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatanpeningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem yang terkomputerisasi”. 2.2 Artificial Intelligence (AI) Menurut Sri Hartati (2008, hal. 1), menyatakan bahwa “Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan buatan yang salah satunya adalah bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berprilakuan cerdas seperti manusia”. Aktifitas yang ditirukan seperti penalaran, pengilihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan sebagainya. 2.3 Pengertian Sistem Pakar Menurut Muhammad Arhami (2004, hal. 2-3), menyatakan bahwa “Sistem Pakar merupakan sistem komputer yang menyamai (emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
27
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
dan merupakan salah satu cabang dari AI yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar”. 2.4 Model Refrensentasi Pengetahuan Pemilihan refrensentasi yang tepat akan membuat sistem pakar dapat mengakses basis pengetahuan tersebut untuk keperluan pembuatan keputusan. Beberapa model refrensentasi pengetahuan yang penting : 1. Jaringan Simantik Jaringan Simantik merupakan teknik refrensentasi pengetahuan yang digunakan untuk informasi proporsional, merupakan pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. 2. Bingkai(frame) Bingkai (frame) merupakan kumpulan slot-slot yang berisi atribut untuk mendepenelitiankan pengetahuan yang berupa kejadian, lokasi, situasi, ataupun elemen-elemen lainya. Kaidah Produksi Kaidah Produksi merupakan kaidah cara formal untuk mereprensentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi ditulis dalam bentuk jika-maka (if-then). Berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan obyek atau atribut sebagai berikut. IF premis THEN konklusi IF masukan THEN keluaran IF kondisi THEN tindakan IF antesenden THEN konsekuen IF data THEN hasil IF tindakan THEN tujuan IF aksi THEN reaksi IF sebab THEN akibat IF gejala THEN diagnosa a. Logika Predikat Merupakan logika formal yang berhubungan dengan bentuk (syntax) pernyataan bukan pada arti (semantic) dari pernyataannya. 2.5 Kaidah/Aturan Suatu kaidah biasanya memberikan informasi terkait dengan domain obyek, tetapi dapat juga suatu kaidah berisi operasi tertentu. 2.6 Metode Inferensi Dalam Sistem Pakar Metode Inferensi dalam sistem pakar adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.
ISSN : 1979-6641
1. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. 2. Metode ini akan memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan faktafakta yang ada dalam basis data. Ada dua metode Inferensi yaitu sebagai berikut : a. Forward chaining Merupakan proses pencarian data yang dimulai dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. b. Backward Chaining adalah pendekatan goal-driven yang dimulai dari harapan apa yang akan terjadi dan kemudian mencari bukti yang mendukung dengan harapan. Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Untuk hal ini penulis menggunakan dua cara dalam mengumpulkan data agar penelitian ini dapat diselesaikan, yaitu dengan cara: 1. Penelitian kepustakaan ( library reserch ) adalah suatu proses penelitian yang penulis lakukan dengan mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tesrtulis baik berupa bentuk buku-buku, artikelartikel, dan karya-karya ilmiah lainya. Data-data yang diperoleh adalah data yang bersifat teoritis. 2. Penelitian lapangan ( field reserch ) adalah suatu proses penelitian yang dilakukan langsung terhadap objek studi itu sendiri yang menjadi pokok permasalahan. Dalam penelitaian lapangan ini penulis melakukan pengumpulan data melalui: a. Wawancara ( interview ) Yaitu melakukan tanya jawab dengan dokter hewan untuk memperoleh keterangan tentang penyakit hewan ternak sapi dan bagaimana cara penanggulangan dengan melihat gejala-gejala yang terjadi pada hewan yang terjangkit penyakit. b. Melihat dan mengamati bagaimana cara dokter hewan melakukan pengobatan terhadap hewan ternak sapi yang terjangkit penyakit. 3.2 Analisis Sistem
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
28
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
Berdasarkan identifikasi masalah dapat disimpulkan bahwa prinsif kerja pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi adalah sebagai berikut : 1. Membuat basis pengetahuan yang mampu menanpung data gejala-gejala penyebab penyakit pada hewan ternak sapi. 2. Membangun basis pengetahuan untuk menganalisa suatu masalah tertentu yang selanjutnya akan mencari jenis penyakit apa yang diderita oleh hewan ternak sapi dan bagaimana cara penanggulangannya. 3. Merancang antarmuka pemakai yang dapat menjangkau semua kebutuhan user tanpa mempersulit atau membingungkan user dalam penggunaan sistem. 3.3 Analisis Kelemahan Sistem Berjalan Pada sistem yang sedang berjalan diagnosa penyakit pada hewan ternak sapi masih dilakukan secara manual. Diagnosa dilakukan secara langsung oleh dokter hewan terhadap hewan ternak sapi dengan cara melihat dari gejala-gejala yang terlihat pada hewan yang dianggap sakit, lalu dokter hewan memeriksa kondisi dari hewan ternak dan langsung mengambil kesimpulan mengenai penyakit yang dialami oleh hewan ternak sapi. Setelah dokter mengambil kesimpulan jenis penyakit apa yang terjangkit oleh hewan ternak, kemudian dokter menyuntikan serum dan menyarankan kepada peternak bagaimana cara penanggulangan dari penyakit tersebut agar tidak menyebar dan menjangkiti hewan ternak yang lainnya. Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu kerangka berfikir PIECES atau menggunakan metode analisis SWOT. Namun yang digunakan untuk penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT adalah singkatan dari Stregth (kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Theart (Hambatan). 1. Kekuatan (Stregth) Pada sistem yang sedang berjalan kekuatan terletak pada tingkat kepuasan peternak yang langsung dapat berinteraksi dengan dokter hewan, peternak juga bebas berkonsultasi mengenai penyakit hewan ternaknya tanpa harus mengikuti aturanaturan yang ada pada sistem.
ISSN : 1979-6641
2. Kelemahan (Wekness) Pada sistem yang lama diagnosa penyakit pada hewan ternak sapi masih dilakukan secara manual. Diagnosa dilakukan secara langsung oleh dokter hewan dengan cara melihat gejala-gejala dari hewan ternak yang terjangkit penyakit, selanjutnya dokter memeriksa kondisi hewan ternak tersebut dan mengambil kesimpulan mengenai penyakit yang diderita pada hewan ternak. Kelemahan pada sistem yang lama tidak adanya rekam medik yang tersimpan oleh dokter hewan yang bersangkutan mengenai hewan yang pernah terjangkit penyakit. 3. Peluang (Opportunity) Peluang pada sistem yang sedang berjalan terlihat dari segi ekonomi. Pada sistem yang lama biaya yang dikeluarkan tidak bisa diperhitungkan secara pasti. Tergantung pada dokter yang menentukan biaya yang dikenakan. Namun bila menggunakan sistem, maka peternak akan dikenakan biaya penggunaan sistem yang biasanya sudah diketahui sebelumnya, disamping biaya obat yang harus dikeluarkan oleh para peternak untuk mengobati hewan ternaknya yang terjangkit penyakit. 4. Hambatan (Threat) Pada sistem yang berjalan terdapat hambatan karena sistem yang digunakan masih manual. Hambatan tersebut dapat terjadi apabila sang dokter hewan tidak berada di tempat karena suatu hal tertentu saat para peternak membutuhkan bantuannya untuk mengobati hewanya yang terjangkit penyakit. Dari pengamatan diatas maka diciptakanlah sebuah sistem yang dapat mengatasi masalah-masalah di atas. Sistem yang akan dibangun ini dapat digunakan oleh asisten dokter dan para peternak kapan saja. 3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Yang Baru Pada bab ini menguraikan kebutuhan sistem yang baru yang diusulkan agar dapat menyelesaikan masalah disistem yang lama agar dapat direalisasikan. Analisis kebutuhan sistem yang baru mencakup antara lain: kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, kebutuhan pengguna (Antar muka), kebutuhan data, dari kebutuhan sistem pakar untuk
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
29
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi. Peranan dari seorang pakar ternak dan penyakit ternak sapi sangat dibutuhkan terutama bagi para peternak sapi yang tingkat pengetahuan akan gejala dan jenis penyakit yang diderita oleh hewan ternaknya sangatlah minim. Dan sangat disayangkan juga jika para peternak hanya bisa memelihara dan memberi makan ternaknya tetapi tidak dapat mengenali jenis dan gejala dari penyakit ternak sapi ataupun bagaimana melakukan penanggulangan dari hewan ternak yang terjangkit penyakit tersebut. Sementara jika seorang petani harus memanggil ataupun berkonsultasi kepada pakarnya maka akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar. 3.4.1 Kebutuhan Data Kebutuhan data dalam sistem pakar mengidentifikasi gejala-gejala dan jenis penyakit ternak sapi yaitu akuisi pengetahuan. Akuisi pengetahuan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data pengetahuan akan suatu masalah dari pakar (wawancara dari seorang pakar, dari buku, artikel, internet, dan lain sebagainya). Data yang digunakan untuk mengidentifikasi gejala-gejala dan jenis penyakit ternak sapi adalah dari buku dan seorang pakarnya. Berikut ini adalah namanama jenis penyakit, gejala-gejala, penyebab, penyebaran, pencegahan, dan solusinya. 4.4.2 Kebutuhan Desaign Kebutuhan desaign dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi dan bagaimana cara penanggulangannya meliputi sebagai berikut: 1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem pakar dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. 2. Blok Diagram Area Permasalahan Pada blok diagram ini, dapat dilihat bahwa penyakit sapi yang dijadikan sebagai area permasalahan. Sedangkan yang akan di prototipekan hanyalah sebuah bagian dari domain permasalahan penyakit sapi pada yang disebabkan oleh virus dan bakteri. 3. Blok Diagram Fokus Permasalahan
ISSN : 1979-6641
Pada blok diagram fokus permasalahan terdapat permasalahan yaitu penyakit sapi yang terfokus pada gejala yang terdapat pada beberapa organ tubuh sapi yang tampak secara fisik. 4. Dependency Diagram Dari dependency diagram dapat dijelaskan bahwa beberapa jenis gangguan dan gejala yang ada menghasilkan kesimpulan awal berupa klasifikasi jenis gangguan berdasarkan gejala yang ada. Selanjutnya, hasil dari identifikasi tersebut , membentuk rule set 1 dengan penambahan kondisi yaitu gejala. Sehingga dalam rule set 1, terdapat basis pengetahuan berupa aturan yang telah diklasifikasikan. 5. Pohon Keputusan Identifikasi Penyakit SapiDiagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan serta menentukan faktor kepastian dari setiap pelaksanaan identifikasi gejala pada penyakit sapi. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Hewan P Ternak 2 Sapi
P 1
P 3
6
3 5
1 4
1 3
1 1
3 3
3 9
4
1 2
P 4
1 4
1 6 1 5
1 7
Gambar IV.1 Pohon Keputusan Beberapa Identifikasi Penyakit Sapi
6. Pembentukan Aturan (Rule) Aturan dibuat berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah keterangan dari pohon keputusan : Tabel IV.1. Pembentukan Rule Jenis Penyakit Gejala 1 : Hewan demam P1 SeptichaemiaEpi (+40-410C). 3 : Nafsu makan zooticae turun. (Penyakit 4 : Pernapasan Ngorok) cepat. 5 : Hidung mengeluarkan cairan. 6 : Hewan ngorok. 9 : Demam tremor P2 (kejang-kejang). Antraks 2 : Denyut jantung
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
30
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
P3 Brucellosis
P4 Para Turberculosis – Jhone’s Disease P5 T.B.C(Tuber Culosis)
P6 Botulismus
P7 Mastitis
P8 Tetanus
tidak stabil 3 : Nafsu makan turun. 4 : Pernapasan cepat. 11 : Keluar darah dari seluruh tubuh setelah mati 12 : Keguguran setelah 5bulan. 13 : Keluarnya plasenta tertunda. 14 : Terjadi radang uterus. 15 : Mengalami radang kemaluan. 16 : KuruS 17 : Mencret tidak berbau 18 : Hewan ternak lesu. 3 : Nafsu makan turun. 6 : Tanpak kurus. 19 : Batuk sifatnya kronis. 5 : Dari hidung keluar cairan. 20 : Bernapas susah. 21 : Kelenjar air susu dan ambing membengkak. 22 : Kesullitan makan dan menelan . 23 : Kelemahan palyse. 24 : Radang pada kelenjar air susu 25 : kelenjar air susu tidak normal 26 : Kelenjar air susu merah 27 : Kelenjar air susu terasa panas 28 : Kelenjar air susu sakit bila disentuh. 29 : Air susu encer dan bercampur nanah. 34 : Kakunya pergerakan kelopak mata,
ISSN : 1979-6641
P9 Eryspelas
P10
P11 Listeriosis
35 : Kakunya pergerakan telinga. 36 : Kakunya pergerakan tulang punggung. 37 : Kakunya pergerakan kaki depan 38 : Kakunya pergerakan kaki belakang 40 : Mati perlahan. 8 : Demam 3 : Nafsu makan menurun. 18 : Hewan tampak lemah. 7 : Mati tiba-tiba. 39 : Mencret bercampur darah. 3 : Nafsu makan turun. 8 : Demam. 30 : Air kencing berwarna merah. 31 : Keguguran pada kehamilan 3 minggu. 32 : Pada ginjal tanpak belang. 9 : Demam tremor (kejang-kejang). 47 : Hewan sempoyongan. 46 : Demam yang disertai gemetar.
48 : Hewan menjadi ganas . 03 : Nafsu makan berkurang. 49 : Suka menggigit dan meronta jika diikat. 50 : Suka bersembunyi di tempat gelap. 51 : Makan yang bukan makanannya. 52 : Takut air. 4.5 Perancangan Sistem Perancangan merupakan bagian dari metodologi pembangunan suatu perangkat lunak yang harus dilakukan setelah melalui tahapan analisis. Pada bagian ini akan dijelaskan perancangan P12 Rabies
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
31
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
ISSN : 1979-6641
sistem yang dimaksudkan untuk menggambarkan perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan. 4.5.1 Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward Chaining) Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana aliran proses jika menggunakan metode forward chaining untuk mendiagnosa penyakit hewan ternak.
2
penyakit
3
Data penyakit
Start
Input Jenis penyakit
Admin,password
simpan
tdk
ya tdk
Validasi user dan tidak password
Hasil input penyakit
ya 2
return
Home
Gambar IV.3 Flowchart proses Input Data Penyakit
Analisa
3 Pilih jenis ternak
Data gejala Tampil informasi
Input Jenis gejala
Tampil pertanyaan
tdk
Pilih pertanyaan
pilihan gejala
simpan
ya
ya
Hasil input penyakit
tdk Hasil analisa
return End
Gamabar IV.2 Flowchart proses admin
Gambar IV.4 Flowchart proses Input
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
32
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
Ternak
1
Data ternak
input data ternak
tidak
simpan
ya Hasil input data ternak
return
Gambar IV.5 Flowchart proses Input Data Ternak
Start
Home
Analisa
Pilih jenis ternak
Tampil informasi
Tampil pertanyaan
Pilih pertanyaan
ya pilihan gejala
ISSN : 1979-6641
5. Hasil dan Pembahasan 5.1 Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan sebuah aplikasi. Dalam implementasi sistem pakar ini akan menampilkan implentasi antar muka. Implentasi rancangan antar muka ini menjadi dua bagian, yaitu implentasi rancangan antar muka user dan implementasi rancangan antar muka admin. Implementasi antar mukia user berdiri atas beberapa menu pilihan antara lain menu beranda, menu seputar web, menu analisa. Sedangkan pada implentasi antar muka admin terdiri dari input ternak, input gejala, input penyakit, edit ternak, edit gejala, edit penyakit, hapus ternak, hapus gejala, hapus penyakit, lihat dan hapus rekam medis, dan log on. Sebelum sistem ini dijalankan pada server internet anda harus mengaktifkan IIS 7 pada komputer Anda, atau IIS Express. Untuk IIS , Anda harus memiliki fitur Windows Authentication diinstal. Untuk menginstal IIS dan mengkonfigurasi otentikasi Windows untuk IIS 7, lihat IIS 7 dengan Windows Authentication. Untuk menginstal IIS Express, Anda dapat menggunakan Web Platform Installer. 5.1.1 Uji Coba Sistem dan Program 1. Pengujian White Box Pengujian white box merupakan metode untuk perancangan text case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan text case. Tes ini dimaksudkan untuk meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci. Karenanya logical path perangkat lunak akan dites dengan menyediakan tes case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara spesifik. Contoh bentuk uji coba white box adalah testing konversi. Ujicoba ini dinyatakan berhasil apabila fungsi pada perangkat lunak sesuai yang diharapkan pemakai. Contoh Analisa Penyakit Ternak :
tidak Hasil analisa
End
Gamabar IV.6 Flowchart proses User
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
33
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
Gambar V.1 Analisa Penyakit Ternak
ISSN : 1979-6641
3. Input Ternak Menu input ternak merupakan halaman untuk mengimput jenis ternak dan segala keterangan atau informasi mengenai hewan ternak yang akan diinput dan dalam hal pengimputan ini hanya seorang admin saja yang dapat mengimput data ternak hewan.
Pada saat pertanyaan tidak di pilih atau masih kosong, langsung ditekan Next. Maka akan muncul pesan pada form review “No Data Available” seperti pada gambar V.2
Gambar IV.5 Input Ternak
Gambar V.2 Review eror
5.2 Pembahasan 1. Halaman Login admin Halaman ini berfungsi sebagai login admin untuk masuk ke server yang nantinya admin dapat mensettting semua kebutuhan dari perancangan system.
4. Hasil Input Ternak Merupakan halaman untuk dapat mengetahui jenis ternak dan segala keterangan atau informasi mengenai hewan ternak yang telah diinput.
Gambar V.6 Hasil Input Ternak
Gambar V. 3 Menu Log on
2. Tampilan Utama Tampilan utama merupakan halam utama untuk userr dan admin melakukan pekerjaan atau menjalankan sistem, menu tampilan utama ini terdiri dari menu bernada, menu seputar web, menu analisa, menu ternak, menu penyakit, menu sistem, dan log on.
5. Input Gejala Halaman ini digunakan untuk mengimput jenis gejala-gejala apa saja yang dapat terlihat pada hewan ternak agar nantinya dapat digunakan untuk menentukan jenis penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak.
Gambar V.7 Input Gejala
Gambar IV.4 Tampilan Utama
6. Input Penyakit Input penyakit digunakan untuk mengimput jenis penyakit dan segala keterangan dari penyakit hewan ternak serta bagaimana cara penanggulangan yang harus
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
34
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
ISSN : 1979-6641
dilakukan pada hewan ternak yang terjangkit penyakit.
Gambar IV.11 Informasi Ternak Gambar IV.8 Input Penyakit
7. Hasil Input Penyakit Setelah admin selesai melakukan pengimputan penyakit halaman menu input penyakit maka hasil dari input penyakit yang dilakukan oleh admin.
Gambar V.9 Hasil Input Penyakit
8. Form Jenis Ternak Pada saat memilih form analisa untuk menentukan jenis penyakit yang terjadi pada hewan ternak maka terlebih dahulu akan muncul menu untuk pilihan jenis ternak yang nantinya akan di analisa baik oleh user ataupun admin yang dapat dilihat pada gambar V.10 dibawah:
10. Analisa Penyakit Ternak Analisa penyakit ternak merupakan pertanyaan dari gejala-gejala yang terlihat pada hewan ternak yang terjangkit penyakit, dan user dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan ini untuk dapat menetukan hewan ternaknya terjangkit suatu penyakit atau tidak.
Gambar V.12 Analisa Penyakit Ternak
11. Review Review digunakan untuk mengetahui jenis gejala apa saja yang telah di pilih, sebelum melanjutkan ke hasil analisa agar user dapat mengkoreksi apakah dari pertanyaan atau gejala yang terlihat pada hewan ternaknya.
Gambar IV.10 Form Jenis Ternak
9. Informasi Ternak Setelah memilih jenis ternak pada menu jenis ternak di atas maka selanjutnya sistem akan menampilkan hasil informasi mengenai hewan ternak, yang sebelumnya telah di input pada menu input ternak dan informasi mengenai hewan ternak yang akan dianalisa dapat dilihat pada gamabar V.11 dibawah:
Gambar V.13 Review
12. Hasil Analisa Penyakit Ternak Hasil analisa penyakit ternak merupakan hasil dari pertanyaan atau gejalagejala yang tanpak pada hewan ternak, dimana di hasil analisa penyakit akan diberitahukan penyakit yang terjangkit oleh hewan ternak, cara pengobatan dan bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang diderita hewan ternak.
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
35
Jurnal KAPUTAMA, Vol.6 No.1, Juli 2012
Gambar V.14 Hasil Analisa Penyakit Ternak
6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Setelah penulis mempelajari sejumlah permasalahan yang di hadapi dan sekaligus mencari solusi pemecahaan masalah yang diajukan, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui jenis penyakit dan cara pengobatan dari hewan yang terjangkit penyakit, para peternak harus memanggil dokter atau mantri hewan untuk mengobati hewan ternaknya. Maka dengan adanya sistem ini para peternak tidak perlu memanggil dokter atau mantri hewan lagi karena mereka dapat mengobati hewan ternaknya sendiri dengan menggunakan sistem pakar ini. 2. Dengan diterapkannya perancangan perangkat lunak yang dirancang oleh penulis maka akan sangat membantu para peternak untuk menimalisir biaya yang dikeluarkan untuk mengobati hewan ternaknya yang terjangkit penyakit. 3. Dengan diterapkannya perancangan ini dalam bentuk website yang dapat diakses melalui internet maka akan lebih memudahkan para peternak untuk mengaksesnya dimanapun mereka berada selama masih didukung dengan sarana yang mendukung untuk mengaksesnya. 6.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah didapat oleh penulis, maka saran penulis adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada para peternak agar dapat menerapkan sistem yang telah dibangun oleh penulis, sehingga dapat memudahkan para peternak dalam mengenali jenis penyakit dan cara pengobatan ataupun penanggulangan dari hewan yang terjangkit penyakit.
ISSN : 1979-6641
2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut dari sistem pakar diagnosa penyakit pada hewan ternak sapi yang dirancang sehingga menjadi sistem yang lebih baik untuk menanggulangi pengolahan data di masa yang akan datang. 3. Agar informasi mengenai penyakit hewan ternak sapi dan cara penanggulangan dapat dilkukan dengan cepat, efektif dan efisien maka disarankan untuk memakai sistem yang telah dirancang. DAFTAR PUSTAKA [1] Agus Muhamad, Pemrograman SQL Server 2005, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005 [2] Edison Siregar, Aplikasi Berbasis Web dengan ASP.Net, Andi, Yogyakarta, 2008 [3] Muhamad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta, 2005 [4] Ronny Mudigdo, Penyakit Bakteriawi, Proyek Pendidikan Penyakit Hewan, Wilayah I, Medan, 1982/1983 [5] Sri Hartati dan Sari Ismawanti, Sistem Pakar & Pengembangannya, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 [6] Thamir Abdul Hafedh Al-
Hamdani, Analisis dan Perancangan Sistem, Indeks, Jakarta, 2006 [7] Intranet, Pengertian Internet. http://www.ilmukomputer.c om akses12 Agustus 2010 [8] Localhost, Pengertian Localhost http://www.ilmukomputer.c om akses 12 Agustus 2010 [9] Identitas Jenis Telur Cacing Parasit Usus Pada Ternak Sapi (Bos sp) dan Kerbau (Bubalus sp) Di Rumah Potong Hewan Palembang [10]http://jpsmipaunsri.files.wordpre ss.com/2010/11/1143-46-derwin-genap.pdf
Program Studi : Teknik Informatika, STMIK Kaputama Binjai
36