PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN KEADAAN SOSIAL DAN KEMISKINAN DI DAERAH PALI BERBASIS WEB Kasogi 1, Leon Andretti Abdillah 2, Deni Erlansyah 3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Email :
[email protected]
Abstrak. Perkembangan teknologi informasi (TI) sekarang ini sangat signifikan yang telah merubah paradigma masyarakat tentang bagaimana sebuah informasi disampaikan. Dimana pada dahulu masyarakat masih melakukan tatap muka ataupun pesawat telepon untuk berinteraksi ataupun penyampaian informasi. Pembentukan Kabupaten PALI merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim terdiri atas 5 (lima) kecamatan. Kabupaten PALI memiliki luas wilayah keseluruhan ±1.840 km2 dengan jumlah penduduk ±168.641.Untuk mendukung program pengentasan keadaan sosial dan kemiskinan di Kabupaten PALI perlu dukungan data yang akurat guna kepentingan pemetaan untuk melakukan identifikasi, perencanaan, analisis, pengembangan, pengawasan, dan penyebaran secara visual tentang potensi geografis secara tematik di wilayah Kabupaten PALI. Disini pentingnya peranan pembangunan Sistem Informasi Geografi (SIG) data keadaan sosial dan kemiskinan untuk dikelola secara efektif dan efisien. Data keadaan sosial dan kemiskinan di PALI yang tersusun nantinya merupakan sebuah sistem informasi berbasis peta geografis dimana informasi-informasi ditampilkan dalam layer-layer tematik tertentu. Sehingga untuk publikasi dan analisis data keadaan sosial dan kemiskinan akan dengan mudah dilihat secara visual lewat tematik infomasi. Kata Kunci : Sistem Informasi Geogrfis, Keadaan Sosial Dan Kemiskinan, ArcGIS
1. 1.1
Pendahuluan
Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) sekarang ini sangat signifikan yang telah merubah paradigma masyarakat tentang bagaimana sebuah informasi disampaikan. Dimana pada dahulu masyarakat masih melakukan tatap muka ataupun pesawat telepon untuk berinteraksi ataupun penyampaian informasi. Namun dengan majunya teknologi di jaman sekarang, penyampaian informasi dan interaksi sekarang ini mudah dilakukan dengan hanya mengakses jaringan internet yang tak mengenal batas dan waktu. Salah satu teknologi informasi yang berbasis komputer untuk mendukung perencanaan pemetaan suatu wilayah adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dimana sistem ini mampu membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi wilayah. [1]. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi tentang potensi-potensi di suatu wilayah. Identifikasi ini akan memudahkan dalam pengelolaan suatu daerah yang bermanfaaat untuk kepentingan orang banyak. Dengan memanfaatkan SIG akan memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan untuk
menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan dengan aspek keruangan/spasial. [4]. Kabupaten PALI merupakan daerah otonom baru sejak tahun 2013 sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Di Provinsi Sumatera Selatan dengan daerah induk yakni Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan yuridis, ibukota Kabupaten PALI terletak di Kecamatan Talangubi. Pembentukan Kabupaten PALI merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim terdiri atas 5 (lima) kecamatan. Kabupaten PALI memiliki luas wilayah keseluruhan ±1.840 km2 dengan jumlah penduduk ±168.641. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Muara Enim, ada 5 kategori, yaitu: 1) keluarga pra sejahtera, 2) keluarga sejahtera I, 3) Keluarga sejahtera II, 4) keluarga sejahtera III, 5) keluarga sejahtera IIII+. Adapun jumlah keluarga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir sebesar 44.239 keluarga. Data Biro Pusat Statistik (BPS) PALI menetapkan keluarga sejahtera I sebanyak 7.819 keluarga atau 17,67 persen, keluarga sejahtera II sebanyak 21.616 keluarga atau sebesar 48,86 persen, keluarga III sebanyak 9.579 keluarga atau 21,65 persen dan keluarga sejahtera III+ sebanyak 471 keluarga atau 1,09 persen. Sedangkan untuk keluarga pra sejahtera sebesar 10,75 persen yaitu dari 4.754 keluarga. Untuk mendukung program pengentasan keadaan sosial dan kemiskinan di Kabupaten PALI perlu dukungan data yang akurat guna kepentingan pemetaan untuk melakukan identifikasi, perencanaan, analisis, pengembangan, pengawasan, dan penyebaran secara visual tentang potensi geografis secara tematik di wilayah Kabupaten PALI. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi geografis untuk mengetahui penyebaran potensi perkebunan dan pertanian yang dapat direalisasikan melalui teknologi sistem informasi geografis berbasis web. Penggunaan teknologi sistem informasi geografis berbasis web ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam berbagi informasi sumber daya alam, mudah dan cepat dalam pengelolaan informasi serta dapat menjamin keamanan untuk memperoleh informasi pembangunan wilayah, karena SIG mampu menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, dan mendisplay data dengan peta digital. [3]. 1.2
Tujuan Penelitian Sesuai dengan konsep yang ada dan upaya untuk menyelesaikan hasil penelitian maka tujuan dari penelitian ini yaitu merancang SIG berbasis pemetaan keadaan sosial dan kemiskinan di Kabupaten PALI, dengan menggunakan SIG memberikan kemudahan bagi masyarakat umum dalam mencari informasi keadaan sosial dan kemiskinan di Kabupaten PALI. 1.3 1. 2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi Kabupaten PALI aplikasi dapat mempermudah user/masyarakat yang membutuhkan informasi keadaan sosial dan kemiskinan di Kabupaten PALI. Bagi dinas kependudukan PALI aplikasi ini dapat mempermudah menyampaikan informasi keadaan sosial dan kemiskinan dan mudah untuk ditindak lanjuti.
2.
Metodelogi Penelitian
2.1
Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kependudukan PALI yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dengan Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan September 2015 sampai dengan Februari 2016 2.2
Metode Pengumpulan Data
Berikut ini Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Dalam metode ini penulis mengumpulkan data penelitian dengan bertanya langsung kepada pegawai Dinas Kependudukan PALI yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. 2. Pengamatan Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian tentang pelaksanaan dari kegiatan operasional, mengutip catatan, laporan serta dokumen yang dipakai oleh pada PT Tirta Prima Bahagia dan merupakan data penunjang dalam proses analisa masalah yang akan dibahas 3. Studi Pustaka Mengumpulkan data dengan mempelajari masalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti serta bersumber dari buku-buku pedoman, literatur-literatur yang disusun oleh para ahli untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2.3
Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan yang digunakan adalah metode Waterfall. Model waterfall model disebut juga dengan model classic life cycle. Model proses tersebut mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial, yang mulai dari tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. [5]. Model sekuensi linier melingkupi aktivitas – aktivitas sebagai berikut :
Gambar 1 waterfall Pressman
1.
2.
3.
4.
5.
2.4
Communication Proses pencarian kebutuhan yang diintensifkan dan difokuskan pada perangkat lunak. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat maka pengembang perangkat lunak harus mengerti tentang domain informasi dari perangkat lunak, contohnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dan lain sebagainya. Komunikasi dititikberatkan untuk mencapai kesepakatan user requirement dan system requirement. Planning Menetapkan suatu rencana pengembangan dari perangkat lunak antara lain tugas – tugas teknik yang harus dipenuhi, resiko yang kemungkinan akan dihadapi, sumber daya yang dibutuhkan, hasil kerja, dan jadwal kerja. Modeling Menghasilkan suatu model yang memungkinkan pengembang dan pelanggan memahami lebih lanjut mengenai kebutuhan software dan perancangan– perancangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma) procedural. Proses desain menerjemahkan syarat atau kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak, yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai kegiatan mengkode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. Construction Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca, atau disebut juga langkah pembuatan kode. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Deployment Perangkat lunak dikirim kepada pelanggan yang dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil kerja dan memberikan feedback (umpan balik) berdasarkan evaluasi tersebut. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data. [6]. 2.5
ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS
berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, dimana ArcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen. [7].
3.
Perancangan
3.1
Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara aktor-aktor dengan use case-use case yang ada dalam sistem administrasi pemasangan baru, sehingga calon pengguna sistem/perangkat lunak mendapatkan pemahaman tentang sistem yang akan dikembangkan. Berikut use case diagram, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
entry arckatalog peta
mengeoreferensing peta
admin input data spasial peta <<extend>> <<extend>>
mengisi database keadaan sosial<<extend>> uplod peta ke arcgis online mengisi database kemiskinan <
> <>
share map gis ke website
masyarakat
webgis keaadaan sosial dan kemiskinan
Gambar 2 Use CaseDiagram 3.2
Activity Diagram Activity diagram adalah diagram yang menggabungkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas user terhadap sistem dalam mengelola data peta gis kedalam webgis. Berikut menggambarkan Aktivitas pegawai terhadap sistem dalam pengelolaan data.
arcgis
start
membuka aplikasi arcmap input data arckatalog peta
menentukan georefrencing menginput data spasial isi database
uplod file arcgis online
share ke website
Gambar 3 Activity Diagram
4.
Hasil
Letak Geografis potensi suatu wilayah sangat penting untuk perkembangan wilayah, ada beberapa potensi wilayah yaitu bidang pertanian, dan perkebunan, Potensi tersebut akan berkembang pertahunnya sesuai dengan pembangunan pada daerah setempat, dengan adanya pembangunan wilayah ini akan menghasilkan daya saing dari setiap masing-masing wilayah/daerah guna untuk menunjang dalam pelaksanaan pembangunan. Setelah melakukan kegiatan analisis, dan rekayasa sistem yang telah dibahas sebelumnya, maka hasil yang diperoleh adalah sebuah Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Keadaan Sosial Dan Kemiskinan Di Daerah PALI Berbasis Web. Peta hasil pembuatan sistem informasi geografis kepada pengguna yaitu masyarakat yang terdiri dari data keadaan sosial dan kesejahteraan diwilayah PALI. Hasil dari prnrlitian ini memberikan manfaat terutama bagi Pemerintahan dan masyarakat dengan sistem informasi geografis memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai data keadaan sosial dan kesejahteraan diwilayah PALI. Hasil pembuatan sistem ini akan dijalankan melalui web browser dengan mengetik halaman http://localhost/gispali/index.php. a. Halaman Administrasi PALI Halaman peta adminitratif di gunakan untuk membuat georeferencing, dan geospasial peta. Halaman ini seperti pada gambar berikut.
Gambar 4 Halaman Administrasi Pali b. Halaman Webgis Kesejahteraan Sosial Halaman ini menggambarkan informasi mengenai informasi Kesejahteraan Sosial jika kita mengklik wilayah kecamatan maka akan menampilkan informasi detail mengenai Kesejahteraan Sosial wilayah tersebut.
Gambar 5 Webgis Kesejahteraan Sosial
5.
Simpulan
Dari hasil uraian diatas, yang berupa analisis serta pemecahan masalah pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan antara lain yaitu :
1. Sistem ini memudahkan pengguna yaitu masyarakat, dan instansi-instansi untuk mengetahui informasi keadaan sosial dan kesejahteraan melalui grafik pada wilayah Kabupaten PALI 2. Memberikan kemudahan kepada dinas Dinas Kependudukan PALI dalam menyampaikan informsi kepada masyarakat.
Referensi [1] Darmawan, A. “Panduan Praktikum Sistem Informasi Geografi”. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung.[2011] [2]
Turban, Efraim, et al. “Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed”. New Jersey : Pearson Education. [2005]
[3] Budiyanto, E. “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS”. Yogyakarta: Andi Offset.[2004] [4] Riyanto. “Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktob dan Web”. Yogyakarta:Gava Media.[2009] [5] Pressman. R.S. “Rekayasa Andi:Yogyakarta. [2010]
perangkat
lunak”.
Pendekatan
Praktisi.
[6] Briggs, Ron, “POEC 5319 Introduction to GIS”, http://www.utdallas/edu/~briggs/poec6381/.lecture, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN (1994) Direktori Remote Sensing dan SIG di Indonesia,Laporan Tahunan. [1999]. [7] BAPPEDA & PM Kabupaten Banyuasin. “Database Informasi Pembangunan Daerah Tahun 2012,” ed. Pangkalan Balai: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Penanaman Modal Kabupaten Banyuasi, [2012].