perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA
Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
AGUNG DWI PRASETYO I 0307025
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA
Ditulis Oleh : AGUNG DWI PRASETYO I0307025
Mengetahui,
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA
Ditulis Oleh : AGUNG DWI PRASETYO I0307025
Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, dengan
Dosen Penguji 1. Irwan Iftadi, M.Eng NIP. 19700404 199603 1 002
2. Fakhrina Fahma, STP, MT NIP. 19741008 200003 2 001
Dosen Pembimbing
1. Yusuf Priyandari, ST, MT NIP. 19791222 200312 1 001
2. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT NIP. 19711104 199903 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Agung Dwi Prasetyo
NIM
: I 0307025
Judul tugas akhir
: Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian
hari
terbukti
melakukan
kebohongan
maka
saya
sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 1 Februari 2012
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Agung Dwi Prasetyo
NIM
: I 0307025
Judul tugas akhir
: Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 1 Februari 2012
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Dalam proses penyusunan laporan ini, Penulis banyak dibantu oleh pihakpihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa di setiap perjalanan hidupku. Segala yang terjadi dalam diriku adalah atas perhatian, ajaran dan kasih sayang yang selalu mereka berikan untukku. 2. Kakak tercinta Eko Prasetyo dan Eli yang selalu mendukung, memberi motivasi dan memberi warna dalam setiap langkahku untuk selalu siap dengan apapun yang terjadi di dunia ini. 3. Keluarga besar tercinta yang tak henti-hentinya membantu, mendukung dan memberikan gambaran tentang makna dan kewajiban hidup. 4. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri atas segala fasilitas yang diberikan selama masa perkuliahan. 5. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT dan Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing skripsi II yang selalu membimbing, memberikan wawasan dan motivasi selama penyusunan laporan skripsi. 6. Bapak Irwan Iftadi, M.Eng dan Ibu Fakhrina Fahma, STP, MT selaku dosen penguji skripsi I dan dosen penguji skripsi II yang memberikan kritik dan saran untuk perbaikan laporan skripsi. 7. Bapak Eko Liquidanu, ST, MT selaku Pembimbing Akademis, terimakasih atas segala bimbingan dan nasehatnya selama ini. 8. Segenap Dosen-Dosen Teknik Industri Universitas Sebelas Maret atas pendidikan yang diberikan dan seluruh staf-staf yang telah banyak membantu. 9. Seluruh staf di Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan laporan skripsi.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Atipa (Andi, Bayu R, Bayu S, Hendy, Tiwi, Rokha, Lisyani, Fola, Dewi, Bita) atas kerjasamanya, motivasi dan dukungannya selama ini. 11. Teman-teman sepermainan futsal Teknik Industri (Taruna, Abi, Idoz, Wishnu, Sethy, Bunyan, Topik, Hendy, Ridha, Totok, Hindy, Beny, Andi, Winarno, dll) terima kasih atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga pada akhirnya bisa meraih gelar juara di Teknik Industri. 12. Sahabatku tercinta di Teknik Industri untuk dedikasi, kompetensi dan segala edukasi bersama yang terjadi sampai saat ini. Terimakasih selalu ada dalam suka maupun duka. Semangat yaa sahabat!! 13. Keluarga besar Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi terimakasih untuk segala sesuatu serta kebersamaannya selama ini. Semoga persahabatan kita semakin erat. Hidup OPSI!!!!!! 14. Teman-temanku angkatan 2007 di Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala warna hidup yang diberikan serta rekan rekan Industri dari seluruh angkatan yang pernah kukenal dan berjasa bagi kemajuan Teknik Industri. 15. Teman-teman kos Nugroho 2 terima kasih atas semangat dan canda tawanya selama ini sehingga pengerjaan skripsi terasa lebih ringan. 16. Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat berguna bagi Penulis pribadi, bagi Jurusan Teknik Industri dan untuk siapa saja yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena segala keterbatasan yang ada. Oleh sebab itu, dengan segenap kerendahan hati Penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas kekurangan yang ada.
Surakarta, Februari 2012
Penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2012. Penelitian ini merancang sebuah prototipe Sistem Informasi Geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. SIG tersebut perlu disediakan karena Kota Surakarta memiliki sejumlah fasilitas kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Oleh karena itu informasi mengenai fasilitas kesehatan seperti peta lokasi, layanan yang disediakan, nomor telepon dan lain sebagainya menjadi penting. Proses perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dilakukan dalam 7 tahap. Tahap pertama yaitu analisis kebutuhan dan rancangan sistem. Analisis kebutuhan didasarkan pada analisis peneliti berdasarkan studi pustaka dan mengamati beberapa website SIG. Tahap kedua yaitu digitasi peta Kota Surakarta. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan. Tahap keempat yaitu digitasi fasilitas-fasilitas kesehatan. Tahap kelima yaitu pengolahan data spasial untuk mendapatkan data rute menuju fasilitas kesehatan. Tahap keenam yaitu perancangan aplikasi prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan. Tahap ketujuh yaitu pengujian aplikasi prototipe sistem informasi geografis. Perancangan aplikasi menggunakan Mapserver dan framework Pmapper. Hasil penelitian berupa basis data yang mampu menyimpan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan dan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang mampu melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi menampilkan peta fasilitas kesehatan, menampilkan informasi fasilitas kesehatan, mencari fasilitas kesehatan, mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius. Selain itu prototipe juga dapat melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, melakukan pengukuran, melakukan pengunduhan peta, menampilkan dan menyembunyikan layer, melakukan pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan, manajemen pengguna, dan manajemen rute. Kata kunci : sistem informasi geografis, prototipe, fasilitas kesehatan, website xxi + 177 halaman; 81 gambar; 91 tabel; 14 lampiran; Daftar pustaka : 29 (1999-2011).
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. DESIGN OF WEB-BASED GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM PROTOTYPE OF HEALTH FACILITIES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Surakarta University, January 2012. The aim of this research is to design a web-based geographical information system (web-GIS) prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS is important because Surakarta has many health facilities which is visited by people inside and outside Surakarta. Therefore information of health facilities such as map location, address, phone number, and others becomes important. The web-GIS design is conducted in 7 steps. The first step is concerned in requirement analysis and system design. The requirement analysis is based on researcher analysis which is generated from literature studies and observation of some GIS websites. The second step, map of Surakarta is digitized. The third step, spatial and non spatial data of health facilities is collected and then the data is digitized. After that, route data toward health facilities is generated. Last step, web-GIS prototype of health facilities is built and tested. The web-GIS prototype use Mapserver and framework Pmapper. The results of this research are a database that can save spatial and non spatial data of health facilities and the web-GIS prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS prototype has some functions such as it can display map location of health facilities, generate health facilities information, search health facilities, search and give information about route toward health facilities, and search health facilities in certain radius. In addition, the prototype can zoom in and out, measure the distance, export the map, show and hide layer, update spatial and non spatial data, manage the user data, and manage the route data. Keywords : geographical information system, prototype, health facilities, website xix + 177 pages; 81 pictures; 91 tables; 14 appendixes; References : 29 (1999-2011).
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii LEMBAR VALIDASI .......................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ....................... iv SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1 1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... I-1 1.2 PERUMUSAN MASALAH ............................................................... I-3 1.3 TUJUAN PENELITIAN ..................................................................... I-4 1.4 MANFAAT PENELITIAN ................................................................. I-4 1.5 BATASAN PENELITIAN .................................................................. I-4 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................... I-4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... II-1 2.1 FASILITAS KESEHATAN .............................................................. II-1 2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan ................................................ II-1 2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan ......................................................... II-1 2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI ...................................................... II-2 2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi .............................................. II-3 2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem) ................................................................................................ II-3 2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh .................... II-4 2.2.4
Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu Tempuh ................................................................................... II-5
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI .............................................. II-13 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi .................................. II-13 2.3.2 Peta ........................................................................................ II-17 2.3.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat ............................................. II-20 2.3.4 Analisa Jaringan (Network Analyst) ...................................... II-21 2.4 WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ................................... II-21 2.5 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI..................................... II-24 2.6 PROTOTIPE ................................................................................... II-25 2.7 DESAIN SISTEM ........................................................................... II-27 2.7.1 Mapserver .............................................................................. II-27 2.7.2 Mapserver for Windows (MS4W)......................................... II-29 2.7.3 Basis Data (Database) ........................................................... II-30 2.7.4 Pmapper Framework ............................................................. II-32 2.7.5 Desain Antarmuka (Interface)............................................... II-33 2.8 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB ............................................ II-34 2.9 PENELITIAN SEBELUMNYA ..................................................... II-35 2.9.1 Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat Darurat Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat .................... II-35 2.9.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah Sakit di Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan Mapserver ............................................................................. II-36 2.9.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS .............. II-36 2.9.4 GIS enabled Hospital Services and Facilities Information System (G-HIS) ..................................................................... II-37 2.9.5 Tabel Penelitian..................................................................... II-37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... III-1 3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH ............................................. III-2 3.1.1 Studi Pustaka .......................................................................... III-2 3.1.2 Observasi Awal ...................................................................... III-2 3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ........................... III-3 3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........... III-4
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem ........................... III-4 3.2.2 Digitasi Peta Surakarta ........................................................... III-5 3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ....................................................................... III-6 3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan ................................................... III-6 3.2.5 Pengolahan Data Spasial ........................................................ III-6 3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan ................................................................ III-7 3.2.7 Pengujian Aplikasi ................................................................. III-7 3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ...................... III-8 3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... III-8 3.4.1 Kesimpulan............................................................................. III-8 3.4.2 Saran....................................................................................... III-8 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .......................... IV-1 4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM .......... IV-1 4.1.1 Studi Pustaka Penelitian Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan ............................................................................... IV-1 4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta IV-5 4.1.3 Rancangan Sistem Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ..................................... IV-10 4.2 DIGITASI PETA SURAKARTA .................................................. IV-18 4.2.1 Peta Dasar Kota Surakarta.................................................... IV-18 4.2.2 Peta Jaringan Jalan Kota Surakarta ...................................... IV-20 4.3
PENGUMPULAN
DATA
SPASIAL DAN
NON
SPASIAL
FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA .................... IV-22 4.3.1 Data Spasial Fasilitas Kesehatan .......................................... IV-23 4.3.2 Data Non Spasial Fasilitas Kesehatan .................................. IV-29 4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN ......................................... IV-34 4.5 PENGOLAHAN DATA SPASIAL ............................................... IV-40 4.5.1 Penentuan Titik Lokasi Awal ............................................... IV-42 4.5.2 Penentuan Titik Lokasi Tujuan ............................................ IV-44 4.5.3 Penentuan Rute Menuju Fasilitas Kesehatan ....................... IV-45
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN .......................................................... IV-57 4.6.1 Perancangan Basis Data (Database) .................................... IV-59 4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface) .................. IV-93 4.6.3 Pembuatan Aplikasi............................................................ IV-114 4.7 PENGUJIAN APLIKASI ............................................................. IV-117 BAB V ANALISIS HASIL ............................................................................... V-1 5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA ...................................... V-1 5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ..................................................................... V-3 5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI .......................................................... V-4 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... VI-1 6.1 KESIMPULAN ................................................................................ VI-1 6.2 SARAN ............................................................................................ VI-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Graf ABCDEFG .............................................................................. II-3 Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan ................................ II-5 Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan .................................... II-6 Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan ........................ II-7 Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian......................................... II-8 Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat .............................. II-9 Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh ...................... II-10 Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh ................................. II-11 Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian ................................... II-12 Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian ............................. II-12 Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh ..................... II-13 Gambar 2.12 Tampilan arccatalog ................................................................... II-15 Gambar 2.13 Model data raster ........................................................................ II-15 Gambar 2.14 Model data vector ........................................................................ II-16 Gambar 2.15 Tampilan arcmap ........................................................................ II-16 Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox ................................................................... II-17 Gambar 2.17 Pembagian sistem koordinat UTM .............................................. II-20 Gambar 2.18 Arsitektur Web GIS ..................................................................... II-22 Gambar 2.19 Perbandingan Thin dan Thick Sistem pada Client Server ........... II-23 Gambar 2.20 Siklus prototipe ........................................................................... II-26 Gambar 2.21 Arsitektur Mapserver................................................................... II-29 Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian................................................ III-1 Gambar 4.1 Peta administrasi Solo Raya ......................................................... IV-19 Gambar 4.2 Peta Kota Surakarta dengan batas-batas desa dan kelurahan ....... IV-20 Gambar 4.3 Peta jaringan jalan Kota Surakarta ............................................... IV-21 Gambar 4.4 Peta Kota Surakarta dilengkapi dengan jaringan jalan................. IV-22 Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit ....................................................................... IV-35 Gambar 4.6 Lokasi apotek ............................................................................... IV-35 Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek ................................................................... IV-36 Gambar 4.8 Lokasi puskesmas ......................................................................... IV-37
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin .................................................................. IV-38 Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan............................................ IV-39 Gambar 4.11 Lokasi laboratorium ................................................................... IV-40 Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan .............................. IV-42 Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-45 Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 ............. IV-46 Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 ............. IV-47 Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 ............. IV-48 Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-49 Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 ............. IV-50 Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ............................. IV-51 Gambar 4.20 Rute menuju Prof.Dr.Aris Sudianto,Sp.KJ pukul 06.00-07.59 .. IV-52 Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59 ................ IV-53 Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59............. IV-54 Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59 ............ IV-55 Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59 ................ IV-56 Gambar 4.25 Hubungan antar tabel ................................................................. IV-78 Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka ......................................... IV-94 Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home ........................................... IV-95 Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi ..................................... IV-96 Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login ........................................... IV-97 Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password ............................ IV-97 Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator .............................. IV-97 Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil................................................... IV-98 Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password............................ IV-99 Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user ........................................ IV-99 Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna .................................... IV-100 Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna .......................................... IV-101 Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute ....................................... IV-101 Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute ...................................... IV-102 Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute............................................ IV-103 Gambar 4.40 Rancangan halaman edit data rumah sakit ............................... IV-104
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.41 Rancangan halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit ........................................................................................... IV-105 Gambar 4.42 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 1 ................................................................................................ IV-105 Gambar 4.43 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 2 ................................................................................................ IV-106 Gambar 4.44 Rancangan halaman edit detail layanan dan dokter rumah sakit ........................................................................................... IV-106 Gambar 4.45 Rancangan halaman edit data apotek ....................................... IV-107 Gambar 4.46 Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan...... IV-108 Gambar 4.47 Rancangan halaman edit dokter klinik ..................................... IV-108 Gambar 4.48 Rancangan halaman edit detail data dokter klinik ................... IV-109 Gambar 4.49 Rancangan halaman tambah dokter klinik ............................... IV-109 Gambar 4.50 Rancangan halaman edit data laboratorium ............................. IV-110 Gambar 4.51 Rancangan halaman edit layanan laboratorium ....................... IV-111 Gambar 4.52 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 1 ............... IV-111 Gambar 4.53 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 2 ............... IV-111 Gambar 4.54 Rancangan halaman pencarian rute .......................................... IV-112 Gambar 4.55 Hasil pencarian rute .................................................................. IV-112 Gambar 4.56 Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius ......................................................................................... IV-113 Gambar 4.57 Output mencari pengguna ........................................................ IV-114 Gambar 4.58 Skema kerja Pmapper ............................................................... IV-115 Gambar 5.1 Perbandingan data yang tersimpan dalam basis data dan jumlah total fasilitas kesehatan di Kota Surakarta ............................................. V-2
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan SIG .................................................. II-22 Tabel 2.2 Hasil penelitian sebelumnya ............................................................. II-38 Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya ................................ IV-2 Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian sebelumnya ...................................................................................... IV-2 Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya ...................................................................................... IV-3 Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya ....................................... IV-4 Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya...................... IV-4 Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.......................................................................................... IV-8 Tabel 4.7 Fungsi-fungsi
pada
prototipe
SIG
fasilitas
kesehatan
Kota
Surakarta........................................................................................ IV-12 Tabel 4.8 Data spasial rumah sakit .................................................................. IV-23 Tabel 4.9 Data spasial apotek........................................................................... IV-24 Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek ............................................................ IV-25 Tabel 4.11 Data spasial klinik dan balai pengobatan ....................................... IV-26 Tabel 4.12 Data spasial rumah bersalin ........................................................... IV-27 Tabel 4.13 Data spasial puskesmas .................................................................. IV-27 Tabel 4.14 Data spasial laboratorium............................................................... IV-28 Tabel 4.15 Data non spasial apotek.................................................................. IV-30 Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek ..................................................... IV-31 Tabel 4.17 Data non spasial rumah bersalin .................................................... IV-32 Tabel 4.18 Data non spasial klinik dan balai pengobatan ................................ IV-33 Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium........................................................ IV-33 Tabel 4.20 Pembagian waktu harian ................................................................ IV-41 Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan.................................. IV-43 Tabel 4.22 Petunjuk
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
06.00-07.59.................................................................................... IV-46
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.23 Petunjuk
digilib.uns.ac.id
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
08.00-10.59.................................................................................... IV-47 Tabel 4.24 Petunjuk
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
11.00-12.59.................................................................................... IV-48 Tabel 4.25 Petunjuk
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
13.00-15.59.................................................................................... IV-49 Tabel 4.26 Petunjuk
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
06.00-07.59.................................................................................... IV-50 Tabel 4.27 Petunjuk
arah
rute
menuju
RS
Dr.
Oen
Surakarta
pukul
18.00-05.59.................................................................................... IV-51 Tabel 4.28 Petunjuk arah rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ........... IV-52 Tabel 4.29 Petunjuk arah rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul 06.00-07.59.................................................................................... IV-53 Tabel 4.30 Petunjuk arah rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.0017.59 .............................................................................................. IV-54 Tabel 4.31 Petunjuk
arah
rute
menuju
rumah
bersalin
Bunda
pukul
08.00-10.59.................................................................................... IV-55 Tabel 4.32 Petunjuk
arah
rute
menuju
balai
pengobatan
PMS
pukul
18.00-05.59.................................................................................... IV-56 Tabel 4.33 Petunjuk arah rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.0010.59 .............................................................................................. IV-57 Tabel 4.34 Atribut Surakarta ............................................................................ IV-61 Tabel 4.35 Atribut jalan ................................................................................... IV-62 Tabel 4.36 Atribut apotek ................................................................................ IV-62 Tabel 4.37 Atribut rumah sakit ........................................................................ IV-63 Tabel 4.38 Atribut rumah bersalin ................................................................... IV-64 Tabel 4.39 Atribut puskesmas .......................................................................... IV-64 Tabel 4.40 Atribut klinik dan balai pengobatan ............................................... IV-65 Tabel 4.41 Atribut dokter praktek .................................................................... IV-66 Tabel 4.42 Atribut laboratorium ...................................................................... IV-67 Tabel 4.43 Atribut pengguna............................................................................ IV-68 Tabel 4.44 Atribut kategori pengguna ............................................................. IV-69
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.45 Atribut jenis fasilitas kesehatan ..................................................... IV-69 Tabel 4.46 Atribut dokter rumah sakit ............................................................. IV-69 Tabel 4.47 Atribut dokter rumah bersalin ........................................................ IV-70 Tabel 4.48 Atribut dokter puskesmas............................................................... IV-71 Tabel 4.49 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan.................................... IV-71 Tabel 4.50 Atribut layanan rumah sakit ........................................................... IV-72 Tabel 4.51 Atribut layanan rumah bersalin ...................................................... IV-72 Tabel 4.52 Atribut layanan puskesmas ............................................................ IV-72 Tabel 4.53 Atribut layanan laboratorium ......................................................... IV-72 Tabel 4.54 Atribut jenis praktek dokter ........................................................... IV-73 Tabel 4.55 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan.................................... IV-73 Tabel 4.56 Atribut jenis layanan laboratorium ................................................ IV-74 Tabel 4.57 Atribut waktu ................................................................................. IV-74 Tabel 4.58 Atribut lokasi awal ......................................................................... IV-75 Tabel 4.59 Atribut lokasi tujuan....................................................................... IV-75 Tabel 4.60 Atribut rute ..................................................................................... IV-76 Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta .................... IV-76 Tabel 4.62 Tabel rumah sakit (rumah_sakit) ................................................... IV-81 Tabel 4.63 Tabel apotek (apotik) ..................................................................... IV-82 Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) ......................................... IV-82 Tabel 4.65 Tabel puskesmas (puskesmas) ....................................................... IV-83 Tabel 4.66 Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) .............................. IV-84 Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) .......................................... IV-84 Tabel 4.68 Tabel laboratorium (laboratorium)................................................. IV-85 Tabel 4.69 Tabel pelayanan rumah sakit (pelayanan_rumah_sakit) ................ IV-86 Tabel 4.70 Tabel dokter rumah sakit (dokter_rs) ............................................. IV-86 Tabel 4.71 Tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) ...... IV-86 Tabel 4.72 Tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) ....................................... IV-87 Tabel 4.73 Tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) .................... IV-87 Tabel 4.74 Tabel dokter puskesmas ................................................................. IV-87 Tabel 4.75 Tabel jenis praktek (jenis_praktek) ................................................ IV-88 Tabel 4.76 Tabel dokter klinik dan balai pengobatan (dokter_klinik_bp) ....... IV-88
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.77 Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp) ............................................................ IV-88 Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium) ............. IV-89 Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab) .................. IV-89 Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) .................................................................. IV-89 Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups) ................................................. IV-90 Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas) .............................. IV-91 Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal) ..................................................... IV-91 Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) ................................................ IV-91 Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu) ...................................................................... IV-92 Tabel 4.86 Tabel rute (rute) ............................................................................. IV-92 Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska).................................................... IV-93 Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan) .......................................................................... IV-93 Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi ................................................ IV-117
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Non Spasial Rumah Sakit ........................................................ L-1 Lampiran 2 Data Non Spasial Puskesmas ............................................................ L-4 Lampiran 3 Proses Sistem Prototipe Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta............................................................................................ L-5 Lampiran 4 Hasil Aplikasi Prototipe SIG Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ... L-6
commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 500.642 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2010). Terdapat banyak fasilitas-fasilitas umum penting (pasar, rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, obyek pariwisata, perkantoran) yang menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat lokal Kota Surakarta saja tetapi juga masyarakat dari luar Kota Surakarta. Salah satu fasilitas di Kota Surakarta yang juga banyak digunakan oleh masyarakat dari luar Kota Surakarta adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, rumah bersalin, dan lain sebagainya. Menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008) mengartikan fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan. Pemerintah Kota Surakarta telah berupaya mengembangkan wisata kesehatan di Kota Surakarta layaknya wisata kesehatan yang ada di Singapura (Sindo, 2009). Sehingga nantinya diharapkan Kota Surakarta tidak hanya menjadi kota yang menawarkan obyek wisata saja tetapi juga menjadi kota pusat fasilitas kesehatan. Dengan kata lain Kota Surakarta telah menjadi trend setter bagi kota lain di sekitarnya dalam rujukan fasilitas kesehatan. Sebagai pusat fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta menjadi sangat penting. Saat ini, informasi tersebut disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan dalam berbagai bentuk seperti website, call center, advertising board, atau media lainnya. Idealnya informasi tersebut disajikan dalam satu media informasi yang terintegrasi,
commit to user I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga memudahkan masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan yang dibutuhkan. Selain itu, konten informasi yang disediakan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan masih berupa informasi umum seperti nama, alamat, telepon, layanan, fasilitas, dan lain sebagainya. Idealnya perlu diinformasikan juga mengenai peta lokasi fasilitas kesehatan tersebut di wilayah Kota Surakarta. Sistem informasi geografis (SIG) bisa menjadi media solusi dalam penyajian informasi lokasi fasilitas kesehatan karena sistem informasi geografis tidak hanya dapat menyajikan peta lokasi (data spasial) tetapi juga dapat memuat informasi-informasi yang berkaitan dengan peta yang disajikan (data non spasial). Penelitian
tentang
sistem
informasi
geografis
fasilitas
kesehatan
telah
dikembangkan oleh beberapa peneliti diantaranya Nugraha dan Agushinta (2010), Dharmaputeri (2009), dan Babu (2008). Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi geografis berbasis website. Dimana Nugraha dan Agushinta (2010) hanya menyajikan informasi fasilitas kesehatan berupa rumah sakit saja. Sedangkan Dharmaputeri (2009) menyajikan informasi fasilitas kesehatan berupa puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website lebih relevan digunakan karena dapat memberikan akses yang luas kepada masyarakat terhadap informasi fasilitas kesehatan. Berbeda dengan Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008) mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis desktop. Sistem informasi geografis yang dikembangkan Babu (2008) mampu menyajikan informasi rute terdekat dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain. Namun demikian, terminologi dekat dalam penelitian Babu (2008) adalah jarak terpendek (shortest path). Padahal rute dengan jarak terpendek tidak selalu mereprensentasikan rute dengan waktu tempuh tercepat. Menurut Tamin (2000) waktu tempuh perjalanan adalah waktu total perjalanan yang dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat menuju tempat lain melalui rute tertentu. Sebagai ilustrasi, terdapat dua rute yang dapat dilalui untuk mencapai lokasi X. Rute pertama memiliki jarak tempuh 1.500 meter tetapi di dalam rute tersebut terdapat ruas jalan yang sering mengalami kemacetan sehingga membutuhkan waktu tempuh sebesar 15 menit. Adapun rute kedua memiliki jarak
commit to user I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1800 meter tetapi bebas dari kemacetan sehingga mampu ditempuh dalam 10 menit. Informasi waktu tempuh pada kedua rute menunjukkan bahwa rute kedua adalah rute yang sebaiknya dipilih karena menghasilkan waktu tempuh yang lebih cepat.
Penelitian
mengenai
langkah-langkah
pencarian
rute
yang
mempertimbangkan waktu tempuh telah dilakukan oleh Sukoco (2010). Pada penelitian Sukoco (2010) dikembangkan langkah-langkah pencarian rute menuju UGD rumah sakit di Kota Surakarta dengan mempertimbangkan waktu tempuh dimana jaringan jalan yang digunakan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor. Oleh karena itu sebaiknya sistem informasi geografis juga dapat menyajikan rute perjalanan menuju fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan waktu tempuh. Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah mulai melakukan pendataan titik koordinat lokasi fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan tersebut antara lain rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium. Tetapi fasilitas kesehatan yang dikumpulkan titik koordinatnya oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta baru rumah sakit saja. Data titik koordinat yang didapat masih hanya sekedar informasi untuk kelengkapan data laporan saja. Belum ada tindak lanjut lain untuk memanfaatkan data titik koordinat tersebut. Idealnya data titik koordinat tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain. Salah satu cara memanfaatkan data titik koordinat tersebut adalah dengan menggambarkan titik koordinat tersebut ke dalam sebuah peta. Oleh karena itu penelitian ini merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website sebagai upaya untuk membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam hal penyebaran dan pengelolaan informasi serta promosi tentang fasilitas kesehatan. Rancangan masih berupa prototipe karena pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku pihak yang nantinya sebagai pengelola sistem informasi geografis fasilitas kesehatan belum mengetahui detail input, proses, dan output yang diperlukan dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan tersebut. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang prototipe sistem informasi geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta.
commit to user I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu : 1. Membangun basis data spasial mengenai lokasi dan data non spasial fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. 2. Merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan di Kota Surakarta yaitu : 1. Memberi kemudahan bagi masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. 2. Memberi kemudahan bagi masyarakat mengetahui peta lokasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. 3. Membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam proses pengelolaan data lokasi dan layanan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. 1.5 BATASAN PENELITIAN Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Jaringan jalan yang digunakan dalam penentuan rute adalah ruas-ruas jalan di wilayah Surakarta yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri dan kolektor. 2. Langkah-langkah pencarian rute dengan mempertimbangkan waktu tempuh menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010). 3. Analisis kebutuhan sistem untuk desain prototipe didasarkan pada analisis pihak pengembang atau peneliti. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan hasil penelitian dalam laporan ini mengikuti uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini. BAB I
: PENDAHULUAN
commit to user I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait
langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian, internet dan sumber literatur lainnya. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan, selain itu juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan berisi tentang proses pengolahan data sebagai upaya penciptaan solusi bagi permasalahan yang ada. BAB V
: ANALISIS HASIL
Bab ini berisi tentang analisis terhadap hasil telah dicapai pada bagian sebelumnya. Tujuan dari bagian ini yaitu dapat memberikan informasi yang lebih jelas mengenai hasil penelitan dan mampu memberikan solusi dari permasalahan penelitian yang muncul. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari perancangan sistem dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan.
commit to user I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan di kota Surakarta. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi hal tersebut maka pada bab ini dibahas beberapa teori yang dipakai sebagai pedoman. 2.1 FASILITAS KESEHATAN 2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa kesehatan adalah kesehatan badan, rohani, mental, dan sosial dari manusia bukan hanya keadaan yang terbebas dari penyakit dan kelemahan, keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan fasilitas adalah suatu aktivitas ataupun materi yang berfungsi melayani kebutuhan individu
atau
kelompok dalam suatu lingkungan kehidupan. Berdasarkan dua pernyataaan di atas, maka dapat diartikan bahwa fasilitas kesehatan adalah suatu aktivitas atau materi yang berfungsi melayani kebutuhan baik individu atau kelompok dalam bidang pelayanan kesehatan pada suatu lingkungan kehidupan. Sedangkan menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008)
mengartikan
fasilitas
kesehatan
sebagai
suatu
organisasi
yang
mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan. 2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Pasal 56 Undang - Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, RSU, RS Khusus, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, balai
commit to user II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru-paru, pusat atau balai atau sistem penelitian kesehatan, rumah sakit atau balai kesehatan ibu dan anak. Sedangkan menurut Dirjen Cipta Karya DPU dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan atau klinik, balai kesehatan masyarakat, puskesmas, rumah sakit wilayah, dokter praktek. Jenis pelayanan fasilitas kesehatan dapat dibedakan dalam pelayanan medik swasta dan pemerintah. Pelayanan kesehatan swasta baik secara individu maupun kelompok biasanya mempertimbangkan perolehan keuntungan (profit oriented). Sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah meliputi fasilitas pelayanan yang penyediaannya dilakukan pemerintah biasanya merupakan fasilitas dengan keuntungan
minimal
(non-profit
oriented).
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan Nomor 523/KEPMENKES/PER/XI/1982 tentang Upaya Pelayanan Medik dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan swasta meliputi RSU, RS Khusus, klinik spesialis, rumah bersalin, klinik bersalin, rumah sakit bersalin, praktek berkelompok, balai pengobatan/poliklinik. Sedangkan menurut Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. 1990/1991 dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan pemerintah meliputi RSU, puskesmas perawatan, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling. 2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI Optimasi, menurut Hannawati et al. (2002), adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Permasalahan optimasi beraneka ragam sesuai kondisi dimana sistem tersebut bekerja. Salah satu masalah optimasi yang paling sering muncul khususnya dalam bidang transportasi yaitu mengenai pencarian jalur terpendek. Optimisasi dalam jalur terpendek dapat didasarkan pada jarak tempuh terdekat menuju suatu fasilitas maupun berdasarkan waktu tercepat untuk mencapainya. Proses penyelesaian ini tetap harus memperhatikan kondisi-kondisi yang timbul di dalamnya untuk sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik tujuan semisal kemacetan dan arah jalan yang dilewati. Hasil dari penyelesaian masalah rute terpendek dapat disebut sebagai rute optimal. Rute optimal adalah rute yang memiliki waktu tempuh dan jarak yang minimum.
commit to user II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi Menurut Mutakhiroh et al. (2007), penyelesaian masalah pencarian jalur terpendek dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan perhitungan matematis biasa, sedangkan metode heuristik diterapkan dengan perhitungan kecerdasan buatan. 1. Metode Konvensional Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan matematis biasa. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan untuk melakukan pencarian jalur terpendek, diantaranya: algoritma Djikstra, algoritma Floyd-Warshall, dan algoritma Bellman-Ford. 2. Metode Heuristik Metode heuristik adalah sub bidang dari kecerdasan buatan yang digunakan untuk melakukan pencarian dan optimasi. Ada beberapa algoritma pada metode heuristik yang biasa digunakan dalam permasalahan optimasi, diantaranya algoritma genetika, algoritma semut, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan, pencarian tabu, simulated annealing, dan lain-lain. 2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem) Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana seseorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota, berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu. Kasus tersebut dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Graf ABCDEFG Sumber : Sukoco, 2010
Pada gambar 2.1, misalkan dari kota A ingin menuju kota G. Untuk menuju kota G, dapat dipilih beberapa jalur yang tersedia :
commit to user II-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. A
B
C D
E
G
7. A
B D
G
2. A
B
C D
F
G
8. A
B E
G
3. A
B
C D
G
9. A C
D
E
G
4. A
B
C
F
G
10. A C
D
F
G
5. A
B
D
E
G
11. A C
D
G
6. A
B
D
F
G
12. A
F
G
C
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari jarak antara jalur-jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak dapat dihitung berdasarkan koordinat kota-kota tersebut, kemudian menghitung jalur terpendek yang dapat dilalui. Selain faktor jarak, beberapa faktor yang dapat pula mempengaruhi proses pengambilan keputusan pemilihan rute menurut Tamin (2000) yaitu : 1. Waktu Tempuh Waktu tempuh dapat didefinisikan sebagai waktu total perjalanan yang dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat yang lain melalui rute tertentu. 2. Nilai Waktu Nilai Waktu adalah sejumlah uang yang dihemat seseorang untuk suatu unit waktu perjalanan. 3. Biaya Perjalanan Dinyatakan sebagai total biaya perjalanan yang dihasilkan sepanjang rute yang ditempuh. 4. Biaya Operasi Kendaraan Total biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, pelumas dan penggantian suku cadang selama proses tempuh suatu rute. 2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh Permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute dengan parameter waktu tempuh tercepat. Kondisi yang timbul pada sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik tujuan semisal kemacetan ikut mempengaruhi hasil akhir dari waktu tempuh suatu perjalanan. Dalam rekayasa lalu lintas dikenal hubungan yang sering digunakan yaitu pengaruh arus pada kecepatan kendaraan bergerak pada ruas jalan tertentu atau dikenal dengan model pembebanan rute yang
commit to user II-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempertimbangkan kemacetan (Tamin, 2000). Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besar sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain sehingga kecepatan kendaraan cenderung menurun secara perlahan. Penurunan kecepatan menyebabkan waktu tempuh bertambah. Kemacetan juga dapat timbul karena besarnya hambatan samping jalan. Indonesian Higway Capacity Manual dalam Abeto (2008) menyebutkan bahwa hambatan samping adalah aktivitas di samping segmen jalan seperti pejalan kaki, pemberhentian angkutan dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat, yang menimbulkan masalah sepanjang jalan dengan menghambat kinerja lalulintas untuk berfungsi secara maksimal. 2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu Tempuh Langkah-langkah penentuan
rute
berdasarkan waktu tempuh
yang
dikembangkan oleh Sukoco (2010) disusun dalam 9 tahapan yang dilakukan secara sekuensial. Tahapan tersebut secara berurutan sebagai berikut : 1. Proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan Tahapan pertama dari langkah-langkah penentuan rute yang dikembangkan oleh Sukoco (2010) adalah tahapan penghitungan kapasitas jalan untuk mengetahui kemampuan suatu ruas jalan dalam menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu.
Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan
Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Jalan Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Pembagian Arah
Tabel Kapasitas Dasar Data Faktor Koreksi Kapasitas
Tabel Faktor Kapasitas Akibat Ukuran Kota Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas Jalan
Kapasitas Jalan
1
NODE : 1
TITLE : Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas Jalan
Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan pada gambar 2.2 yaitu :
commit to user II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Input : data faktor koreksi kapasitas. b. Kontrol : tabel koreksi faktor akibat lebar jalan, tabel koreksi faktor kapasitas akibat pembagian arah, tabel faktor koreksi kapasitas akibat gangguan jalan, tabel faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota dan tabel kapasitas dasar. c. Output : nilai kapasitas jalan. Hasil dari tahapan ini adalah nilai kapasitas untuk tiap ruas jalan dimana nilai kapasitas ini digunakan sebagai data input pada tahapan kedua (penentuan tingkat pelayanan jalan).
2. Proses penentuan tingkat pelayanan jalan Tahapan kedua yaitu penentuan tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan jalan dihitung dengan membandingkan volume kendaraan dengan kapasitas jalan sehingga hasilnya berupa indeks tingkat pelayanan jalan yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik tingkat pelayanan suatu jalan. Tabel Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan
Indeks Tingkat Pelayanan Jalan
Kapasitas Jalan
Volume Kendaraan
Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan 2
NODE : 2
TITLE : Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan
Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan tingkat pelayanan jalan pada gambar 2.3 yaitu : a. Input : volume kendaraan saat jam sibuk dan kapasitas jalan hasil perhitungan tahapan pertama. b. Kontrol : tabel karakteristik tingkat pelayanan jalan.
c. Output : indeks tingkat pelayanan jalan.
commit to user II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan Tahapan ketiga yaitu penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan. Nilai waktu tempuh suatu ruas dibagi menjadi dua yaitu waktu tempuh saat kondisi normal (t0) dan waktu tempuh saat kondisi padat (tC).
Tabel Faktor Koreksi Kecepatan Akibat Lebar Jalan
Tabel Faktor Koreksi Kecepatan Akibat Gangguan Samping Tabel Faktor Koreksi Kecepatan Akibat Ukuran Kota
Tabel Kecepatan Dasar
Data Faktor Koreksi Kecepatan
Penghitungan Waktu Tempuh Tiap Ruas Jalan
Waktu Tempuh Normal & Waktu Tempuh Padat
3
NODE : 3
TITLE :Penghitungan Waktu Tempuh Tiap Ruas Jalan
Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan IDEF0 proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan pada gambar 2.4 yaitu : a. Input : data faktor koreksi kecepatan. b. Kontrol : tabel kecepatan dasar, tabel faktor koreksi kecepatan akibat lebar jalan, tabel faktor koreksi kecepatan akibat gangguan samping, tabel faktor koreksi kecepatan akibat ukuran kota. c. Output : waktu tempuh normal dan waktu tempuh padat. Hasil dari tahapan penghitungan waktu tempuh untuk tiap ruas jalan menjadi input proses keenam (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan).
4. Proses pembagian rentang waktu harian Tahapan keempat yaitu pembagian rentang waktu harian. Pembagian rentang waktu harian dimaksudkan untuk membagi sistem dalam beberapa rentang waktu agar dapat menguraikan waktu terjadinya kepadatan di ruas jalan. Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja
commit to user II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan aktivitas pasar tradisional dan modern.
Pola Pergerakan Masyarakat Waktu Harian
Pembagian Rentang Waktu Harian
Hasil Observasi Aktivitas
4
NODE : 4
Pengelompokkan Waktu Harian
TITLE :P embagian Rentang Waktu Harian
Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses pembagian rentang waktu harian pada gambar 2.5 yaitu : a. Input : hasil observasi aktivitas. b. Kontrol : waktu harian dan pola pergerakan masyarakat. c. Output : pengelompokkan waktu harian. Pada tahapan ini dikembangkan pembagian rentang waktu harian yang lebih mendekati karakteristik kepadatan yang terjadi tiap rentang waktu tertentu. Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan aktivitas pasar tradisional dan modern. Hasil dari tahapan ini berupa pengelompokkan karakteristik kepadatan berdasarkan rentang waktu yang kemudian akan menjadi input tahapan pengolahan data kelima.
5. Proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu Tahapan kelima pada model Sukoco (2010) dimaksudkan untuk membuat sebuah aturan yang dapat mengklasifikasikan suatu ruas jalan sedang dalam kondisi normal atau sedang dalam kondisi padat pada rentang waktu tertentu.
commit to user II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proses pembuatan aturan ini mempertimbangkan waktu harian yang telah dibagi pada tahapan keempat sehingga pada tahapan ini akan menghasilkan tabel aturan pengklasifikasian yang dapat digunakan sebagai kontrol pengerjaan tahapan pengolahan data kedelapan (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan).
Pengelompokkan Waktu Harian
Pembuatan Aturan Pengklasifikasian Kondisi Normal/Padat pada Tiap Rentang Waktu
Tabel Aturan Pengklasifikasian
5
NODE : 5
TITLE : Pembuatan Aturan Pengklasifikasian Kondisi Normal/Padat pada Tiap Rentang Waktu
Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu pada gambar 2.6 yaitu : a. Input : pengelompokkan waktu harian. b. Output : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat.
6. Proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan Pada tahapan keenam ini dilakukan proses untuk menentukan jenis waktu tempuh apakah yang akan digunakan di setiap ruas jalan pada tiap rentang waktu sesuai dengan kepadatan jalan yang terjadi. Proses penentuan jenis waktu tempuh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi normal maka waktu tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh normal (t0). b. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi puncak kapasitas maka waktu tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh puncak kapasitas/padat (tc).
commit to user II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lokasi Sekolah Tabel Aturan Pengklasifikasian
Lokasi Pasar Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Peta Jaringan Jalan
Penentuan Penggunaan Jenis Waktu Tempuh pada Tiap Ruas Jalan
Waktu Tempuh Normal & Waktu Tempuh Padat
NODE : 6
6
Geodatabase : Waktu Tempuh
TITLE : Penentuan Penggunaan Jenis Waktu Tempuh pada Tiap Ruas Jalan
Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan pada gambar 2.7 yaitu : a. Input : peta jaringan jalan dan waktu tempuh normal/waktu tempuh padat. b. Kontrol : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat, indeks tingkat pelayanan, lokasi pasar dan lokasi sekolah. c. Output : geodatabase waktu tempuh. Penentuan jenis waktu tempuh yang digunakan untuk suatu ruas jalan dalam rentang waktu tertentu mempertimbangankan karakteristik kepadatan yang ada pada ruas jalan tersebut. Karakteristik kepadatan suatu ruas jalan pada rentang waktu tertentu ditampilkan pada tabel aturan pengklasifikasian kepadatan yang telah dirancang pada tahapan kelima. Proses pada tahapan ini juga mempertimbangkan lokasi sekolah dan pasar yang menjadi sumber kepadatan. Hal ini karena sekolah dan pasar dapat diidentifikasi waktu puncak terjadinya kepadatan sehingga mudah diketahui kapan aktivitas dua elemen tersebut mempengaruhi kepadatan ruas jalan disekitarnya. Secara umum proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh ditampilkan pada diagram alir gambar 2.8.
commit to user II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mulai
memilih ruas jalan
ITP Padat?
Ada sekolah?
Ada pasar?
tc
tc
tc
to
selesai
Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh Sumber : Sukoco, 2010
Suatu ruas jalan dapat mempunyai waktu tempuh padat atau waktu tempuh normal dengan melihat kondisi yang terjadi. Pertimbangan pertama, dengan melihat indeks tingkat pelayanan jalan. Apabila suatu ruas jalan memiliki indeks C,D,E atau F dimana keempat indeks tersebut merupakan kategori lalu lintas dalam keadaan padat maka ruas jalan tersebut memiliki waktu tempuh padat (t c). Apabila indeks dalam kategori tidak padat (A dan B) maka selanjutnya dilihat ada-tidaknya sekolah pada ruas jalan tersebut karena aktivitas sekolah dapat menimbulkan kepadatan jalan. Aktivitas awal dan akhir sekolah menyebabkan ruas jalan memiliki waktu tempuh dalam keadaan padat (tc). Apabila tidak terdapat bangunan sekolah maka selanjutnya mempertimbangkan apakah adatidaknya kawasan pasar tradisional atau modern. Apabila terdapat kawasan pasar maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh padat (t c) dan apabila tidak terdapat kawasan pasar maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh normal (t0). Hasil proses ini akan menjadi sebuah geodatabase waktu tempuh yang dapat digunakan untuk menentukan rute berdasarkan waktu tempuh.
7. Proses penentuan titik lokasi asal kejadian Proses penentuan titik lokasi asal kejadian yaitu proses menentukan titiktitik yang menjadi asal dalam menentukan sebuah rute.
commit to user II-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lokasi Asal (contoh lokasi kecelakaan)
Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian 7 Peta Lokasi Asal Kejadian
NODE : 7
TITLE :Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian
Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi asal kejadian pada gambar 2.9 yaitu : a. Input : lokasi kecelakaan. b. Output : peta lokasi asal kejadian.
8. Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian yaitu proses menentukan titiktitik yang menjadi tujuan dalam menentukan sebuah rute. Dalam penelitian Sukoco (2010) yang menjadi titik lokasi tujuan kejadian yaitu UGD rumah sakit.
Lokasi Tujuan (contoh lokasi UGD)
Penentuan Titik Lokasi Tujuan Kejadian
Peta Lokasi Tujuan 8
NODE : 8
TITLE :Penentuan Titik Lokasi Tujuan Kegiatan
Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian pada gambar 2.10 yaitu : a. Input : lokasi tujuan yaitu lokasi UGD. b. Output : peta lokasi tujuan kejadian.
commit to user II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Proses penentuan rute berdasarkan waktu tempuh Tahapan pencarian rute berdasarkan waktu tempuh menggunakan bantuan network analyst yang ada di ArcGIS 9.3.
Peta Lokasi Asal Kejadian : Lokasi Kecelakaan
Peta Jaringan Jalan
Peta Tujuan : Peta Lokasi UGD
Penentuan Rute
Geodatabase : Waktu Tempuh
Rute Optimal 8
ArcGIS
TITLE : Penentuan Rute Optimal
NODE : 8
Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan rute berdasarkan waktu pada gambar 2.11 yaitu : a. Input : geodatabase waktu tempuh, peta lokasi asal kejadian dan peta jaringan jalan. b. Mekanisme kerja : network analyst dari perangkat lunak ArcGIS 9.3. c. Kontrol : peta tujuan. d. Output : rute berdasarkan waktu tempuh. 2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi Sistem informasi geografi adalah sistem yang dapat mendukung (proses) pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. Menurut Gistut dalam Prahasta (2009), sistem informasi geografi yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. ArcGIS merupakan salah satu aplikasi sistem informasi geografi yang dikembangkan oleh ESRI.
commit to user II-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salah satu alasan mengapa konsep-konsep sistem informasi geografi (SIG) beserta sistem aplikasinya menjadi menarik untuk digunakan di berbagai disiplin ilmu karena SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual sehingga SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turunan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya dengan melibatkan beberapa operator logika dan matematis (Prahasta, 2009). Sistem informasi geografi dapat diuraikan menjadi beberapa sub-sistem sebagai berikut : 1. Data Input Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. 2. Data Output Sub sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, laporan, peta dan sebagainya. 3. Data Manajeman Sub sistem ini mengorganisasi baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sehingga mudah dipanggil kembali. 4. Data Manipulasi dan Analisis Sub Sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Selain 4 hal di atas, dalam dokumen ArcGIS 9.3 disebutkan bahwa ada 3 hal yang mendukung sistem informasi geografi yaitu: geodatabase, geoprocessing dan geovisualization. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga hal pendukung sistem informasi geografi di atas : 1. Geodatabase
commit to user II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Geodatabase adalah sistem manajeman basis data yang berisi kumpulan data spasial yang mempresentasikan informasi geografi, dari model data SIG yang umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya, Sub sistem ini dijalankan dalam ArcCatalog. Bentuk dari ArcCatalog ditampilkan dalam gambar 2.12.
Gambar 2.12 Tampilan arccatalog Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Terdapat dua jenis model data spasial yang mampu merepresentasikan permukaan bumi dalam SIG yaitu raster dan vector. Raster adalah model data yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Model raster mampu merepresentasikan permukaan bumi hampir menyerupai kondisi nyata dibandingkan model data vector. Contoh model raster ditampilkan dalam gambar 2.13.
Gambar 2.13 Model data raster Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Vector adalah model data berbasis koordinat yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis dan
commit to user II-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bidang. Model data vector menghasilkan ukuran data file yang lebih kecil daripada model data raster. Bentuk dari model vector ditampilkan dalam gambar 2.14.
Gambar 2.14 Model data vector Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
2. Geoprocessing Geoprocessing
adalah
proses
pengubahan
informasi
yang
dapat
menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Subsistem ini dijalankan dengan ArcMap yang dilengkapi dengan Arctoolbox. ArcMap adalah bagian dari aplikasi ArcGIS untuk menampilkan data spasial dan melakukan operasi operasi reporting query, edit, komposisi dan mempublikasikan peta (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007).
Gambar 2.15 Tampilan arcmap
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Arctoolbox adalah sekumpulan alat bantu yang disediakan untuk melakukan operasi-operasi tertentu.
commit to user II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
3. Geovisualization Geovisualization adalah kemampuan dari sistem informasi geografi untuk memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel dan grafik, peta dinamis maupun skema jaringan. Menggunakan Arcmap sebagai media untuk mengeksekusi. 2.3.2 Peta Peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang datar, dengan menggunakan ukuran, simbol dan sistem generalisasi (penyederhanaan). Menurut Hidayat (2005), jenis-jenis peta adalah sebagai berikut : Berdasarkan teknik penggambarannya, peta dibagi menjadi 2 yaitu peta sketsa dan peta berskala. 1. Peta Sketsa, Peta yang dibuat secara bebas tanpa berdasarkan alat ukur dan tidak menggunakan skala, tetapi dibuat berdasarkan kondisi sebenarnya dari suatu wilayah. 2. Peta Berskala, Peta yang dibuat berdasarkan skala, sehingga harus menggunakan alat-alat ukur seperti kompas dan GPS. Peta tersebut merupakan gambaran asli dari apa yang ada di permukaan bumi dengan perbandingan tertentu, sehingga jarak dua
commit to user II-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
titik di dalam peta adalah sama dengan jarak sebenarnya dalam perbandingan tertentu. Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu peta umum, tematik dan navigasi. Penjabaran dari ketiga peta tersebut yaitu : 1. Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi Peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi yang berisi informasi umum. 2. Peta Tematik Peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, dan sebagainya. Komponen peta tematik merupakan informasi tepi peta, meliputi judul peta, skala peta, orientasi peta, garis tepi peta, letak koordinat, sumber peta, inset peta dan legenda peta. Biasanya komponen peta tematik ini diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek selaras, serasi, seimbang atau disingkat 3S. 3. Peta Navigasi (Chart) Peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam, chart meliputi rute perjalanan dan faktor-faktor yang sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah atau bukit-bukit, maupun kedalaman laut. Penggolongan peta berdasarkan skala (scale) yaitu : 1. Peta skala sangat besar
: > 1 : 10.000
2. Peta skala besar
: < 1 : 100.000
3. Peta skala sedang
: 1 : 100.000
4. Peta skala kecil
: > 1 : 1.000.000
Penggolongan
1 : 10.000 1 : 1.000.000
peta berdasarkan kegunaan (purpose) meliputi
peta
pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis, navigasi, aplikasi teknik dan perencanaan.
commit to user II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proses pembuatan peta disebut pemetaan. Proses pemetaan yaitu tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Pada tahap proses pemetaan yang dilakukan yaitu : 1. Tahap pengumpulan data Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif. Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel-tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya, lakukan perhitungan perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang sesuai. 2. Tahap penyajian data Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data/tahap pemetaan/pembuatan peta. Tahap ini merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai. 3. Tahap penggunaan peta Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya di lapangan (real world).
commit to user II-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat Pembuatan data-data spasial yang akan digunakan dalam sistem infomasi geografi
harus
memperhatikan
proyeksi
agar
mampu
mempertahankan
karakteristik data tersebut sesuai keadaan nyata. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan topografi (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007). GIS Konsorsium Aceh Nias (2007) menjelaskan bahwa UTM memiliki beberapa sifat yaitu : 1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi pada dua buah. 2. Meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah. 3. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga bola bumi dibagi menjadi 60 zone. 4. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996. 5. Perbesaran pada meridian standar adalah 1. 6. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001. 7. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter. Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter timur). Pembagian sistem koordinat UTM ditampilkan dalam gambar 2.17.
Gambar 2.17 Pembagian sistem koordinat UTM Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
commit to user II-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk harga-harga ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi harga 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU. Wilayah Indonesia (90°
144° BT dan 11° LS
6° LU)
terbagi dalam 9 zone UTM, dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai zona 54 (meridian sentral 93°
141° BT).
2.3.4 Analisa Jaringan (Network Analyst) Seperti dijelaskan di atas, bahwa salah satu kegunaan sistem informasi geografi yaitu mampu menyajikan informasi data-data jaringan dan mengolahnya menjadi sebuah informasi lebih lanjut yang mampu menjadi pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan. Pada dunia transportasi, informasi jaringan jalan mempunyai banyak manfaat. Untuk mampu menyajikan informasi yang bersifat jaringan, dibutuhkan sebuah geoprocessing berupa network analyst. Network analyst adalah salah satu toolbox yang telah disediakan di dalam ArcMAP untuk menganalisis jaringan transportasi. Dengan analisis dari toolbox ini mampu membantu pengguna untuk menemukan rute terpendek diantara dua tempat, menempatkan sebuah sumber tepat di tengah atau menemukan rute paling efisien yang menghubungkan antara beberapa tempat. 2.4 WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Menurut Charter (2008) sistem informasi geografis merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data tereferensi secara spasial atau koordinatkoordinat geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman aplikasinya. Pengembangan aplikasi SIG ke depannya mengarah kepada aplikasi berbasis website yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan aplikasi di lingkungan jaringan telah menunjukkan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum SIG
commit to user II-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, manajemen, analisis, dan representasi data. Pada lingkungan website prinsip-prinsip tersebut digambarkan dan diimplementasikan seperti pada tabel berikut: Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan SIG GIS Prinsip Pengembangan Web Data Input Client Manajemen Data DBMS dengan komponen spasial Analisis Data GIS Library di Server Representasi Data Client/Server Sumber : Denny Charter, 2008
Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda di lingkungan website maka dibutuhkan sebuah web server. Karena standar dari geo data berbeda-beda dan sangat spesifik maka pengembangan arsitektur sistem Client Server
Gambar 2.18 Arsitektur Web GIS Sumber : Charter, 2008
Gambar di atas menunjukkan arsitektur minimum sebuah sistem Web GIS. Aplikasi berada di sisi client yang berkomunikasi dengan server sebagai penyedia data melalui web protocol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Plugin atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web server bertanggung jawab terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web juga mengatur komunikasi dengan server side GIS komponen. Server side GIS komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial seperti menerjemahkan query ke dalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya server side GIS komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional
commit to user II-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terletak di sisi client atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang menunjukkan kemungkinan distribusi fungsional pada sistem client/server berdasarkan konsep pipelibe visualization.
Gambar 2.19 Perbandingan Thin dan Thick Sistem pada Client Server Sumber : Charter, 2008
Pendekatan 1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request di sisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang di dalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan tidak fleksibel. Pendekatan 2 : Thick/Fat Client : Pemrosesan data dilakukan di sisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vektor yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan di sisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel. Sementara internet merupakan kumpulan jaringan komputer yang tersebar secara geografis dan terhubung dalam satu alat komunikasi dan protokol yang sama sehingga memungkinkan untuk saling berhubungan. Web atau lebih dikenal dengan world wide web (www) merupakan aplikasi jaringan yang mendukung terlaksananya HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dalam suatu jaringan internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa internet tidak sama dengan web. Internet merujuk ke pada infrastruktur jaringan, sedangkan web merujuk kepada salah satu aplikasi yang berjalan dalam jaringan internet. Oleh karena itu menurut Peng dan Ming dalam Murdiyanto (2010), Internet GIS tidak sama dengan Web GIS. Internet GIS merujuk kepada penggunaan internet untuk melakukan pertukaran data, melakukan analisis spasial, dan menyajikan hasil analisis. Sedangkan Web GIS menggunakan aplikasi web dalam melakukan operasi GIS.
commit to user II-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI Lucas dalam Riyanto dan Putra (2009) mendefinisikan sistem adalah suatu pengorganisasian yang saling berinteraksi, saling tergantung dan terintegerasi dalam kesatuan variabel atau komponen. Suatu sistem pada kenyataannya dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem harus saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem dari sistem tersebut. Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Kumpulan data yang digunakan dalam sistem informasi ini akan diolah, kemudian disajikan dalam bentuk formulir-formulir, grafik, tabel, dan bentuk lainnya. Sehingga kumpulan data yang sebelumnya tidak mempunyai arti akan menjadi sebuah informasi yang berguna bagi pengguna setelah diolah dalam sistem informasi. Sistem informasi dapat dibagi menjadi enam komponen. Komponen komponen tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Masukan (input) Input adalah semua data yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem informasi. Input dapat berupa sebuah data, atau sekumpulan data dan dokumendokumen yang kemudian membentuk formulir-formulir tertentu. Sekumpulan data mengalami proses pencatatan, pengkodean, pengeditan, dan lainnya. 2. Proses Proses adalah suatu tindakan yang mengolah data masukan menjadi data keluaran. Proses ini memilki algoritma tertentu sehingga dapat mengolah data menjadi informnasi yang berguna bagi pengguna. 3. Keluaran (output)
commit to user II-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Output adalah semua keluaran yang berasal dari input yang telah diolah dalam proses. Komponen ini adalah komponen yang akan diperoleh pengguna. Output berisi informasi yang berguna bagi pengguna sehingga pengguna dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan informasi yang didapat. 4. Teknologi Teknologi adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengolah sistem informasi menjadi lebih handal. Teknologi bisa berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan juga manusia. Perangkat keras berupa perangkat CPU, monitor, mouse, keyboard dan lain-lain. Perangkat lunak berupa aplikasi yang digunakan. Sedangkan manusia berfungsi sebagai programmer, analis sistem, atau bekerja sebagai maintenance sistem. 5. Basis Data (Database) Basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi data. Basis data ini disimpan dalam perangkat keras dan diolah oleh perangakat lunak. Basis data ini terdiri dari kumpulan file-file yang dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. 6. Kendali (control) Kendali adalah sebuah tindakan yang digunakan untuk menjaga sistem informasi agar tetap berjalan dengan baik. Kendali berperan sangat penting untuk sebuah sistem informasi. Karena jika sistem informasi ini tidak lagi berfungsi dengan baik, output yang diperoleh pun tidak lagi akurat dan relevan. 2.6 PROTOTIPE Sering, seorang pengguna mendefinisikan sekelompok tujuan umum untuk sebuah sistem tetapi tidak mengidenfikasi detail input, proses, atau output yang diperlukan. Pada kasus lain, pengembang mungkin tidak mengetahui secara pasti dari efisiensi sebuah algoritma, kemampuan adaptasi dari sebuah sistem operasi, atau form interaksi antara manusia dan mesin yang seharusnya digunakan. Oleh karena itu pada situasi seperti ini langkah pembuatan prototipe merupakan salah satu langkah pemecahan terbaik (Pressman, 2001). Prototipe merupakan simulasi atau animasi dari bakal sistem. Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga
commit to user II-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Prototipe ini memang benar-benar cocok untuk user yang awam teknologi informasi. Pembuatan prototipe dimulai dengan bertemunya kebutuhan. Pengembang dan pengguna bertemu dan mendefinisikan semua tujuan untuk sistem, identifikasi apa saja yang dibutuhkan, dan garis-garis besar dari definisi sistem tersebut. Maka proses desain secara cepat terjadi. Desain cepat ini fokus pada representasi aspek-aspek dari sistem yang akan terlihat oleh pengguna (contoh : format input dan output). Desain cepat ini membawa ke arah konstruksi dari sebuah prototipe. Prototipe dievaluasi oleh pengguna dan terbiasa memberikan masukan apa yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. Iterasi yang terjadi pada prototipe bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna, selama itu juga membuat pengembang lebih memahami apa yang dibutuhkan yang harus dikerjakan.
Gambar 2.20 Siklus prototipe Sumber : Pressman, 2001
Idealnya, prototipe merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem. Jika sebuah prototipe yang berfungsi secara penuh dibuat, pengembang bertujuan untuk menggunakan program tersebut sebagai bagian dari program keseluruhan agar dapat dibangkitkan secara cepat. Prototipe dapat dianggap sebagai sistem awal. Tetapi mungkin ini pandangan yang ideal. Memang benar jika pengguna dan pengembang senang menggunakan langkah pembuatan prototipe. Pengguna dapat merasakan sistem secara langsung dan pengembang dapat membangun sistem secara cepat.
commit to user II-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prototipe ada dua jenis yaitu prototipe jenis I dan prototipe jenis II. Prototipe jenis I merupakan gambaran sesungguhnya dari sistem yang akan menjadi sistem operasional. Sedangkan prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. 2.7 DESAIN SISTEM Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang terlibat. 2.7.1 Mapserver Menurut Prahasta (2006), Mapserver merupakan aplikasi freeware dan open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis internet yang melibatkan data spasial (peta). Aplikasi pertama kali dikembangkan di Universitas Minessota, Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk manajemen sumber daya alam) yang didukung oleh NASA dilanjutkan dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk manajemen data lahan. Pengembangan Mapserver menggunakan berbagai aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib yang digunakan untuk baca tulis format data Shapefile, FreeType untuk me-render karakter, GDAL/OGR untuk baca atau tulis format data vektor maupun raster, dan Proj 4 untuk mengganti beragam proyeksi peta. Menurut Nuryadin dalam Murdiyanto (2010), pada bentuk paling dasar Mapserver merupakan sebuah program CGI (Common Gateway Interface). Program tersebut akan dieksekusi di web server, dan berdasarkan parameter tertentu terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP yang disebut mapfile akan menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser. Fitur-fitur dari Mapserver diantaranya adalah: a. Menampilkan data spasial dalam format vektor seperti Shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS menggunakan library OGR.
dan
berbagai format vektor lain
commit to user II-27
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menampilkan data spasial dalam bentuk format raster seperti TIFF/GeoTIFF, APPL7, dan berbagai format data raster lain dengan menggunakan library GDAL. c. Menggunakan quadtree dalam indexing data spasial, sehingga operasi-operasi spasial dapat dilakukan dengan cepat. d. Dapat dikembangkan dengan tampilan keluaran yang dapat diatur dengan menggunakan file template. e. Dapat melakukan seleksi obyek berdasarkan nilai, titik, area, atau berdasarkan sebuah obyek spasial tertentu. f. Mendukung rendering karakter berupa font TrueType. g. Mendukung penggunaan data raster maupun vektor yang dibagi-bagi menjadi sub bagian yang lebih kecil sehingga proses untuk mengambil dan menampilkan gambar dapat dipercepat. h. Dapat menggambarkan peta tematik yang dibangun menggunakan ekspresi logik atau ekspresi regular. i. Dapat menampilkan label dari obyek spasial, dengan label dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih. j. Konfigurasi dapat diatur secara on the fly melalui parameter yang ditentukan pada URL. k. Dapat menangani beragam sistem proyeksi secara on the fly. Saat ini selain dapat mengakses Mapserver sebagai program CGI, dapat diakses Mapserver sebagai modul Mapscript, melalui berbagai bahasa skrip: PHP, Perl, Phyton atau Java. Sehingga akses fungsi-fungsi Mapserver melalui skrip akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi. Pengembang dapat memilih bahasa yang paling familiar. Mapserver menggunakan pendekatan Thin Client. Sehingga pemrosesan dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirim ke web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar (JPG, PNG, GIF, atau TIFF). Pada saat ini kelemahan pendekatan thin client sudah dapat diatasi dengan adanya framework aplikasi seperti Chameleon CartoWeb, Kmap. Aplikasi yang dibangun dengan menggunakan Mapserver memiliki arsitektur sebagai berikut:
commit to user II-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HTTP/CGI request
Mapserver Mapserv CGI or Mascript + PHP or Mapscript + Perl or ...
File HTML HTTP Server (Apache, IIS, )
Internet
Mapfile
HTML Template (app, scripts) MAP x,y click location, layer status on/off, etc Map Data
Eksternal Data Browser
Gambar 2.21 Arsitektur Mapserver Sumber : Prahasta, 2006
Pada sistem aplikasi, browser (client) mengirimkan request ke web server dalam bentuk request yang terkait dengan data spasial (lokasi [X,Y]) klik kursor, status [on/off] layer yang akan dimunculkan, dan lain sebagainya. Kemudian oleh web server request tersebut dikirim ke server dan Mapserver. Kemudian Mapserver akan membaca mapfile, dan data peta untuk membentuk sebuah gambar yang sesuai dengan request dari client. Setelah gambar tersebut di-render, file gambar yang bersangkutan akan dikirim ke web server kembali dan diteruskan ke browser client sesuai dengan format template tampilannya. 2.7.2 Mapserver for Windows (MS4W) Mapserver for Windows (MS4W) adalah suatu perangkat lunak yang sangat memudahkan para pengguna di dalam meng-install (atau melakukan setup) Mapserver (UMN atau Cheetah) pada platform sistem operasi Ms. Windows. Tujuan utama pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua (tingkatan) pengguna, secepatnya (terhindar dari segala detail yang rumit, di dalam mempersiapkan lingkungan kerja yang diperlukan oleh Mapserver di lingkungan Ms. Windows. Selain itu, paket ini juga merupakan suatu cara atau lingkungan yang sangant baik untuk memaketkan dan kemudian mendistribusikan aplikasiaplikasi Mapserver kepada pihak manapun (Prahasta, 2006). Dalam MS4W ada beberapa isi paket, paket dasar MS4W akan melakukan instalasi lingkungan server web (pre-configured) bersama dengan beberapa komponen seperti berikut.
commit to user II-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Server HTTP Apache 2. PHP 3. MapServer CGI 4. PHP/Mapscript 5. Program Utility (pustaka) GDAL & OGR 6. Program Utility MapServer
2.7.3 Basis Data (Database) Sistem manajeman basis data didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas kumpulan file/tabel yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data pada sebuah sistem komputer) dan kumpulan program (sistem manajeman database) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file/tabel tersebut (Fathansyah, 2002). Salah satu server basis data terkenal yaitu PostgreSQL menggunakan bahasa pemrograman SQL. Menurut Adam dalam Murdiyanto (2010) PostgreSQL atau postgres adalah server Object Relational Database Management System (ORDBMS) open source. PostgreSQL menawarkan fitur-fitur yang dimiliki DBMS komersial diantaranya: a. Dukungan tipe data yang banyak digunakan pada database komersial, seperti floating point, integer, character string, money, date/time dan tipe data binary. b. Dukungan tipe data yang semakin beragam, seperti tipe data untuk geometri (seperti Point, Polygon, Circle, dan Line), tipe data jaringan (TCP/IP) untuk menyimpan data pada IP4, IP6, dan Mac Address (Lnet, cidr, maddr). c. Didukung tipe data array dan tipe data komposit serta konsep tipe data Object Identifiers (OIDS), yang digunakan PostgreSQL sebagai primary key pada beberapa tabel. d. Dukungan penyimpanan binary large object (gambar, suara, video). Kinerja PostgreSQL sebagai server database object relational semakin memudahkan user untuk mengimplementasikan sistem aplikasi yang dibuat. e. Dukungan fitur foreign key dan referential integrity, membuat PostgreSQL banyak dipilih sebagai database server dalam pengembangan aplikasi. f. PostgreSQL telah mengimplementasikan tipe join SQL99 : inner join, left, right, full outer join, natural join, yang mempermudah proses query.
commit to user II-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Dukungan fitur view dan trigger menyederhanakan proses query yang kompleks pada sisi server. Fungsi trigger bisa ditulis dalam bahasa C, Procedural Language. h. Dukungan fungsi Full text indexing. i. Tersedianya fungsi ODBC. j. Fitur rule yang dapat digunakan untuk memanipulasi data pada operasi SQL yang dilakukan, serta fungsi yang berkenaan dengan keamanan data, seperti fungsi hash cryptographic (MD5, SHAI). k. Dukungan standard regular expression (full POSIX) dan case-intensitive regular expression matching. l. Dukungan dari bahasa pemrograman pada sisi server, seperti: C, SQL, PL/pgSQL, Tcl, Perl, Phyton, dan Ruby. m. Temporay table yang digunakan sebagai tabel temporer, dimana akan dihapus pada saat koneksi database berakhir. PostGIS adalah sebuah perangkat lunak tambahan (geo-spatial extentsion) untuk database PostgreSQL yang berfungsi untuk menyimpan obyek-obyek sistem informasi geografis (data spasial) (Anonymous, 2011). PostGIS dikembangkan sebagai sebuah teknologi database spasial open source di bawah lisensi GNU general public licence. Fungsi PostGIS pada database PostgreSQL adalah spatially enables (menambahkan tabel khusus untuk penyimpanan datadata spasial) untuk menyimpan obyek-obyek sistem informasi geografis (data spasial) dalam database PostgreSQL selain menambahkan tabel data spasial. PostGIS juga menambahkan tabel geometry (geom_table) untuk menyimpan informasi dan atribut geometri data spasial, sehingga dengan adanya informasi geometri peta tersebut bisa dilakukan analisis dan pemrosesan data SIG menggunakan query SQL. Dalam PostGIS juga sudah terintegrasi dua konverter yaitu shp2pgsql dan pgsql2shp. Fungsi shp2pgsql adalah untuk mengkonversi data shapefile (format yang dikembangkan ESRI untuk menyimpan informasi-informasi atribut dan geometri data spasial) ke format database (format .sql) sehingga memungkinkan database postgres untuk membuat kolom geometri yang digunakan oleh
commit to user II-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PHP/Mapscript untuk menampilkan fitur geometri, sedangkan pgsql2shp berfungsi mengkonversi database (format .sql) ke format shapefile. 2.7.4 Pmapper Framework Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan dan konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah (Aini, 2009). Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework adalah: 1. Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan lebih singkat,
penerapan
design,
patterns
memudahkan
dalam
rancangan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem. 2. Stability dan reliability, aplikasi yang dibangun lebih stabil dan handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas dan kehandalannya. 3. Coding style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan dalam menemukan bugs. 4. Security concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul. 5. Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan pengembang aplikasi untuk menulis dokumentasi untuk apa yang dituliskan. Pmapper framework menyediakan fungsi besar serta multiple konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi Mapserver yang didasarkan pada PHP/Mapscript (Anonymous, 2011). Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan Javascript. Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain: 1. DHTML (DOM) zoom/pan, didukung browser: Mozzila/Firefox 1.+/Netscape 6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror 3.+. 2. Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map. 3. Fungsi query (identity, select, search). 4. Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlink. 5. Fungsi print dalam format HTML dan PDF. 6. Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan INI file. 7. HTML legends.
commit to user II-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel. 9. Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Italia, Bahasa Perancis, Bahasa Swedia, dan lain-lain). Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada Mapserver versi 5.4 sampai 6.0 dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini mendukung format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan data raster adalah JPEG, TIFF, dan ECW. 2.7.5 Desain Antarmuka (Interface) Tujuan dari antarmuka pengguna adalah untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna (user requirement). Jadi dalam membangun sebuah antarmuka pengguna harus berdasar pada kebutuhan pengguna. Dalam mengembangkan antarmuka pengguna perlu diingat beberapa prinsip antarmuka pengguna yang lain, yaitu : 1. Antarmuka yang baik tidak mengharuskan pengguna untuk mengingat tampilan antarmuka pengguna. 2. Antarmuka pengguna menampilkan apa yang dimengerti oleh pengguna atau visualisasi keadaan dari sistem yang sekarang. Ada beberapa hal yang harus dihindari dalam merancang interface (antarmuka), yaitu : 1. Menampilkan terlalu banyak informasi dan terlalu banyak pilihan. 2. Menampilkan terlalu sedikit informasi, terlalu sedikit pilihan dan tanpa konteks. 3. Eksploitasi struktur menu standar yang sudah familiar dengan perangkat lunak yang sering digunakan pengguna. Adapun tahapan dalam merancang interface adalah sebagai berikut : 1. Desain perangkat lunak/ menu Desain perangkat lunak/ menu meliputi desain menu yang akan ditampilkan dalam aplikasi yang dirancang. Desain menu mengakomodasi kebutuhan dari administrator dan user. Desain menu harus dibuat mudah untuk dipahami. Biasanya menu dibagi menjadi beberapa kategori dan di setiap kategori menu terdapat submenu yang berhubungan dengan menu sebelumnya.
commit to user II-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Desain antarmuka Desain antarmuka merupakan desain tampilan dari masing
masing menu
yang dirancang. Desain antarmuka ini meliputi : a. Desain form masukan Desain form masukan merupakan desain form yang berfungsi sebagai masukan data ke sistem atau ke basis data. Desain form masukan disesuaikan dengan kebutuhan data yang disimpan dalam basis data. b. Desain aplikasi server Desain aplikasi server merupakan desain yang dijadikan tampilan bagi administrator. Desain aplikasi server berdasarkan kebutuhan administrator. c. Desain aplikasi klien Desain aplikasi klien merupakan desain yang dijadikan tampilan bagi user. Desain aplikasi klien berdasarkan kebutuhan user. d. Desain form keluaran Desain form keluaran meliputi desain laporan dan desain tampilan dokumen yang tersimpan. Dalam mendesain form keluaran didasarkan pada keinginan bagaimana data ditampilkan. 2.8 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB Aplikasi web dibagi menjadi dua yaitu aplikasi web statis dan aplikasi web dinamis. Aplikasi web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja. Kekurangan aplikasi web statis adalah terletak pada kurang dinamisnya web yang dibuat. Sehingga ketika ingin melakukan perubahan, harus diubah seluruh sistemnya. Sedangkan aplikasi web dinamis jika ingin melakukan perubahan cukup mengubah di bagian tertentu saja. Dalam membuat web dibutuhkan beberapa informasi mengenai Hyper Text Markup Language (HMTL), Cascade Style Sheet (CSS), Pre Hipertext Procesor (PHP). HTML adalah kependekan dari Hyper Text Markup Language, yang artinya tata cara penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen HTML ini merupakan dokumen teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks biasa sepeti notepad atau notepad++. Dokumen HTML ini dapat dibuka dengan browser seperti Mozilla, Opera, Internet Explore dan lain-lain. HTML mampu menampilkan gambar, video, suara dan sebagainya. Dalam dokumen HTML
commit to user II-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikenal istilah tag, yaitu sebuah elemen dalam HTML yang diapit oleh tanda kurang dari (<) dan lebih dari (>). CSS digunakan oleh web designer untuk mengatur style elemen yang ada dalam halaman web, mulai dari memformat teks, sampai pada memformat layout. Tujuan dari penggunaan CSS ini adalah supaya diperoleh sustu kekonsistensiam style pada elemen tertentu. PHP (PHP Hypertext Prepocessor) adalah bahasa pemrogaman yang yang dieksekusi di dalam dokumen HTML. Sintaks PHP akan dijalankan pada server sedangkan yang dikirim ke browser hanya hasilnya saja. Inilah yang merupakan kelebihan sintaks PHP, yaitu tingkat sekuritas yang tinggi. Bahasa PHP ini ditulis menyatu dalam dengan tag-tag HTML. Penulisan bahasa PHP ini dimulai dengan tanda atau 2.9 PENELITIAN SEBELUMNYA 2.9.1 Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat Darurat Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat Sukoco (2010) mengembangkan sebuah metode dan sistem penentuan rute optimal menuju lokasi pelayanan gawat darurat berdasarkan waktu tempuh tercepat berbasis web dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. Metode penentuan rute optimal tersebut disusun dalam 9 tahapan yang dilakukan
secara
sekuensial.
Tahapan
tersebut
secara
berurutan
yaitu
penghitungan kapasitas tiap ruas jalan, penentuan tingkat pelayanan jalan, penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan, pembagian rentang waktu harian, pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu, penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan, penentuan titik lokasi asal kejadian, penentuan titik lokasi tujuan kejadian dan penentuan rute optimal menggunakan sistem informasi geografi. Hasil proses pencarian rute optimal disimpan dalam basis data yang dapat digunakan sebagai pendukung proses mitigasi gawat darurat. Bentuk mitigasi dalam penelitian ini diwujudkan dengan perancangan media informasi rute optimal menuju unit gawat darurat berbasis website yang dapat diakses melalui telepon seluler oleh masyarakat. Selain rute optimal, pada web yang dirancang
commit to user II-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga disajikan informasi lain seperti nama, alamat, dan nomor telepon unit gawat darurat. 2.9.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah Sakit di Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan Mapserver Nugraha dan Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi tentang lokasi rumah sakit yang berada di Jakarta Selatan dengan menggunakan sistem informasi geografis berbasis website menggunakan Quantum GIS dan Mapserver. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ini menggambarkan peta Kota Jakarta Selatan dimana di dalamnya tersebar titik-titik lokasi keberadaan rumah
sakit serta informasi yang terkait di dalamnya seperti nama, alamat,
nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar rumah sakit. Selain itu, pada bagian legenda ditambahkan beberapa unsur seperti letak stasiun kereta api, sungai-sungai, jaringan jalan dan lokasi pusat perbelanjaan atau mall yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Aplikasi SIG ini diharapkan dapat memberi kemudahan bagi pengguna dalam mencari lokasi rumah sakit, stasiun kereta maupun mall yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Pembuatan web SIG ini menggunakan perangkat lunak Quantum GIS 0.9.1 untuk membuat digitasi peta, database menggunakan PostgreSQL 8.2.X dan MapServer 5 dengan framework Chameleon untuk membuat sistem informasi berbasis web. Aplikasi SIG ini dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web sehingga pengguna dapat terbantu dalam mencari lokasi rumah sakit yang diinginkan
secara
online
melalui jaringan
internet
atau
intranet
tanpa
mengenal batas geografi penggunanya. Sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh Nugraha dan Agushinta (2010) juga telah mengakomodasi adanya pembaharuan data baik spasial maupun non spasial yang dapat dilakukan oleh seorang administrator. 2.9.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS Dharmaputeri (2009) merancang sebuah sistem informasi geografis pelayanan kesehatan di Kota Depok. Sistem informasi geografis yang dikembangkan berbasis web. Aplikasi SIG berbasis web tersebut memberikan
commit to user II-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi kepada pengguna mengenai gambaran peta lokasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Depok yang meliputi puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Selain itu aplikasi SIG tersebut juga memberikan informasi terkait dengan fasilitas kesehatan tersebut. Aplikasi SIG tersebut dikembangkan dengan menggunakan Quantum GIS untuk digitasi peta dan Mapserver dengan framework Chameleon untuk membuat sistem informasi berbasis web. Pada SIG yang dirancang oleh Dharmaputeri (2009) telah mampu untuk melakukan pembaharuan data. Tetapi pembaharuan hanya dapat dilakukan sebatas pada data non spasial. Pembaharuan terhadap data spasial belum dapat dilakukan. Pembaharuan data dapat dilakukan oleh seorang administrator. 2.9.4 GIS enabled Hospital Services and Facilities Information System (G-HIS) Babu et al (2008) merancang sebuah sistem informasi geografis pelayanan dan fasilitas rumah sakit berbasis desktop. Pada penelitian tersebut sistem informasi geografis yang dirancang dapat memberikan informasi
peta lokasi
rumah sakit dan informasi-informasi yang terkait dengan rumah sakit yang ada di kota Thiruvananthapuran. Informasi yang terkait dengan rumah sakit yaitu nama, alamat, nomor telepon, website, layanan, dan dokter. Sistem informasi geografis yang dirancang juga memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengetahui rumah sakit yang diinginkan berdasarkan layanan tertentu. Selain itu sistem informasi geografis yang dirancang dapat menentukan rumah sakit mana saja yang dapat dikunjungi oleh pengguna berdasarkan radius tertentu dari titik lokasi pengguna berada serta dapat mengetahui rute dengan jarak terpendek yang dapat ditempuh untuk menuju rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain. 2.9.5 Tabel Penelitian Berdasarkan empat penelitian, dapat diambil benang merah penelitian (state of the art) yang dapat menunjang penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang dikembangkan mengambil konsep penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) dimana sistem informasi geografis yang dapat menampilkan peta lokasi dan menampilkan informasi. Konsep mengenai pemilihan rumah sakit oleh pengguna berdasarkan layanan dan fasilitas tertentu yang terdapat pada penelitian Babu (2008) juga diadopsi dalam penelitian
commit to user II-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini. Pencarian rute menuju layanan kesehatan dengan mempertimbangkan waktu tempuh berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010) juga akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan memanfaatkan beberapa konsep dari penelitian sebelumnya. Tabel 2.2 Hasil penelitian sebelumnya
Judul
Dharmaputeri (2009) Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS Kota Depok
Nugraha dan Agushinta (2010) Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah Sakit di Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan Mapserver Jakarta Selatan
Sukoco (2010) Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat Darurat Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat
Sarath Babu M.G. et al (2008) GIS enabled Hospital Services and Facilities Information System (G-HIS)
Kota Surakarta
Thiruvananthapuram
Lokasi
Obyek
Penggambaran titik lokasi
Ketersediaan informasi
Kemampuan pencarian fasilitas kesehatan Kemampuan penentuan rute menuju fasilitas kesehatan Kemampuan pembaharuan data
Rumah sakit, puskesmas, klinik umum dan Dinas Kesehatan Terdapat penggambaran titik lokasi rumah sakit
Rumah sakit
Rumah sakit yang mempunyai fasilitas UGD
Rumah sakit
Terdapat penggambaran titik lokasi rumah sakit, puskesmas, klinik, dan Dinas Kesehatan
Terdapat penggambaran titik lokasi rumah sakit
Informasi yang tersedia berkaitan dengan fasilitas kesehatan tidak dijelaskan secara detail dalam jurnal Tidak dapat mencari rumah sakit dengan kriteria tertentu
Tersedia informasi berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar Tidak dapat mencari rumah sakit dengan kriteria tertentu Tidak dapat memberikan rute menuju rumah sakit
Tidak terdapat penggambaran titik lokasi rumah sakit, hanya penggambaran rute menuju UGD rumah sakit Tersedia informasi berupa nama, alamat dan nomor telepon rumah sakit
Tidak dapat mencari rumah sakit dengan kriteria tertentu Dapat memberikan rute dengan pertimbangan waktu tempuh menuju UGD rumah sakit Tidak dapat melakukan pembaharuan data baik spasial maupun non spasial
Dapat mencari rumah sakit dengan kriteria tertentu
Website
Desktop
Tidak dapat memberikan rute menuju rumah sakit
Dapat melakukan pembaharuan data berupa data non spasial oleh administrator Website
Dapat melakukan pembaharuan data berupa data non spasial dan data spasial oleh administrator Website
Teknologi
commit to user II-38
Terdapat informasi berupa nama, alamat, nomor telepon, website, layanan, dan dokter rumah sakit
Dapat memberikan rute dengan jarak terpendek dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain Dapat melakukan pembaharuan data baik non spasial maupun spasial
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai hasil dari penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1. Mulai
Studi Literatur
Observasi Awal
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem
Digitasi Peta Surakarta
Pengumpulan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan
Digitasi fasilitas kesehatan
Pengolahan data spasial
Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan
Pengujian Aplikasi
Cukup
Analisis Hasi l
Kesimpulan dan Sar an
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian
commit to user III-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Diagram alir metodologi penelitian pada gambar 3.2 dapat diuraikan sebagai berikut. 3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH Tahap ini diawali dengan studi literatur, pengamatan aktifitas, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini. 3.1.1 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendukung proses penyelesaian penelitian ini. Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website. Studi pustaka ini dilakukan dengan mempelajari beberapa literatur, yaitu buku, internet, jurnal, dan penelitian yang berkaitan. Teori yang harus dikuasai dalam studi pustaka ini yaitu mengenai optimasi, konsep dasar sistem informasi geografis, konsep dasar sistem informasi, konsep perancangan sistem, perancangan database, perancangan interface, prototipe dan pembuatan sistem informasi geografis berbasis website. 3.1.2 Observasi Awal Observasi awal dilakukan untuk mengetahui aktifitas yang biasa dilakukan oleh masyarakat ketika melakukan pencarian fasilitas kesehatan di Kota Surakarta baik lokasi maupun informasi lain yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan. Observasi awal dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keseharian orang-orang mencari infomasi mengenai fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh kesimpulan bahwa kebanyakan orang mencari informasi fasilitas kesehatan dengan datang ke fasilitas kesehatan, melihat papan reklame, melihat brosur, bertanya melalui call center, atau dari website. Observasi awal juga dilakukan
terhadap cara penyajian informasi yang
dilakukan oleh penyedia fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. Observasi awal terhadap cara penyajian informasi oleh penyedia fasilitas kesehatan dilakukan dengan cara mengamati media yang digunakan oleh penyedia fasilitas kesehatan untuk menginformasikan fasilitas kesehatannya. Berdasarkan hasil
commit to user III-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan penyedia fasilitas kesehatan menginformasikan fasilitas kesehatannya melalui papan reklame, call center, website, atau brosur. Informasi fasilitas kesehatan masih disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan. Selain itu berdasarkan pencarian pada mesin pencarian di internet juga tidak ditemukan sistem informasi atau website yang menyediakan informasi seluruh fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Dengan kata lain belum ada media informasi yang terintegrasi yang menyediakan informasi seluruh fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Observasi awal juga dilakukan dengan mengambil sejumlah brosur dari beberapa fasilitas kesehatan terutama rumah sakit seperti RS Dr. Oen, RSUD Moewardi, dan RS Kasih Ibu. Berdasarkan brosur dapat diketahui bahwa informasi yang disajikan hanya berupa informasi umum seperti nama, alamat, nomor telepon, fasilitas, layanan, dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan terhadap website beberapa fasilitas kesehatan juga diketahui bahwa informasi yang disajikan masih bersifat umum seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Belum terdapat penggambaran peta lokasi fasilitas kesehatan dalam wilayah Kota Surakarta dan rute menuju fasilitas kesehatan. Informasi fasilitas kesehatan juga diambil pada Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat diketahui bahwa informasi fasilitas kesehatan masih hanya nama, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya yang masih bersifat umum. Tetapi berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa Dinas Kesehatan sudah memulai melakukan pendataan titik koordinat fasilitas kesehatan yaitu rumah sakit. Tetapi data titik koordinat tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal masih sekedar pelengkap laporan fasilitas kesehatan saja. 3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, kemudian disusun sebuah perumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah bagaimana merancang prototipe sistem informasi geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah membangun basis data spasial
commit to user III-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan non spasial fasilitas kesehatan dan merancang sebuah prototipe sistem informasi geografis berbasis website di Kota Surakarta. 3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pada analisis kebutuhan sistem ini desain prototipe dari sistem berdasarkan analisis dari pengembang. Terdapat tiga tahapan dalam analisis kebutuhan sistem yaitu : A. Studi pustaka penelitian sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Studi pustaka terhadap penelitian SIG fasilitas kesehatan bertujuan untuk mengetahui fungsi apa saja yang terdapat dalam SIG fasilitas kesehatan yang sudah dirancang pada penelitian sebelumnya, fasilitas kesehatan apa saja yang sudah disajikan dalam penelitian sebelumnya, informasi apa saja yang disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, pengguna SIG fasilitas kesehatan, dan software yang digunakan untuk pengembangan SIG fasilitas kesehatan. Pada tahap studi pustaka ini digunakan empat penelitian yang berkaitan dengan SIG fasilitas kesehatan yang dijadikan acuan. Empat penelitian tersebut yaitu penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010). B. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta Tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui fasilitas kesehatan apa saja yang sebaiknya disajikan, informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan, dan pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi ini dilakukan dengan melihat data dan hasil wawancara yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Identifikasi informasi fasilitas kesehatan ini juga dilakukan dengan melihat dan menelaah informasi yang terdapat dalam brosur, papan reklame, atau website yang disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan. Selain itu identifikasi juga melihat hasil studi pustaka penelitian sebelumnya.
commit to user III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Rancangan sistem prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta Hasil studi pustaka penelitian SIG fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya dan identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta dibuat detail rancangan sistemnya. Detail dari rancangan sistem dikemukakan dalam deskripsi umum, karakteristik pengguna, kebutuhan fungsional, batasan sistem, dan pemilihan software untuk perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Deskripsi umum merupakan gambaran umum bagaimana prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berjalan. Karakteristik pengguna merupakan penjelasan secara lebih detail mengenai pengguna yang terdapat pada tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan. Kebutuhan fungsional diperoleh dari hasil telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka penelitian SIG fasilitas kesehatan dan tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Selain itu kebutuhan fungsional juga diperoleh dengan cara mengamati dan mencoba fungsi atau kemampuan yang ada pada website SIG lain seperti google maps, urban planning Pula, dan lain sebagainya. Kebutuhan fungsional berisi fungsi atau kemampuan apa saja yang seharusnya ada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Batasan sistem menjelaskan mengenai batasan-batasan yang terdapat pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Pemilihan software merupakan langkah untuk memperoleh software apa yang digunakan untuk perancangan dengan cara melihat dan mencoba software yang digunakan pada penelitian sebelumnya dan software yang ada di pasaran. 3.2.2 Digitasi Peta Surakarta Digitasi peta Surakarta ini dilakukan untuk membuat peta digital Surakarta sesuai dengan yang diinginkan. Peta Surakarta hasil digitasi ini akan digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta Surakarta yang didigitasi berasal dari peta Bakosurtanal dan peta hasil olahan Sukoco (2010). Peta hasil olahan Sukoco (2010) yang digunakan yaitu peta jaringan jalan yang di dalam telah terdapat hasil perhitungan model
commit to user III-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sukoco (2010). Proses digitasi peta Surakarta ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. 3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta Data non spasial yang dimaksud adalah informasi yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan seperti nama, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Sedangkan data spasial yang dimaksud adalah data titik koordinat fasilitas kesehatan. Pengumpulan data non spasial dilakukan dengan cara meminta data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, mengambil brosur, melihat website, atau melihat papan reklame fasilitas kesehatan. Sedangkan pengumpulan data spasial yang dilakukan dengan cara datang langsung ke fasilitas-fasilitas kesehatan dan mencatat titik koordinat fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Terdapat juga data spasial yang didapatkan dari penelitian sebelumnya yaitu data spasial puskesmas. Data spasial puskesmas diperoleh dari penelitian Fatchiyati (2009). 3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan Digitasi fasilitas kesehatan ini dilakukan setelah mendapatkan data-data spasial dan non spasial. Digitasi ini dilakukan dengan maksud untuk menggabungkan data spasial dan non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan dengan peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga didapat peta Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan juga dilakukan dengan bantuan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. 3.2.5 Pengolahan Data Spasial Data spasial yang didapat kemudian diolah dengan salah satu aplikasi sistem informasi geografis yang ada yaitu ArcGIS 9.3 untuk mendapatkan berbagai data baru yang akan digunakan untuk membangun database dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data baru yang dapat diperoleh dari pengolahan data spasial ini adalah rute menuju fasilitas kesehatan. Penentuan rute menggunakan data waktu tempuh tiap ruas jalan dari hasil penelitian Sukoco
commit to user III-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2010). Selain itu untuk dapat melakukan penentuan rute diperlukan titik lokasi awal dan titik lokasi tujuan. Titik lokasi awal merupakan titik lokasi yang dapat dijadikan acuan keberangkatan oleh pengguna menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Titik lokasi awal pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta menggunakan data penelitian Sukoco (2010) dimana titik lokasi awal merupakan nama atau bangunan yang dikenal oleh publik. Sedangkan titik lokasi tujuan merupakan fasilitas kesehatan. Data titik lokasi tujuan diperoleh dari hasil digitasi fasilitas kesehatan. Data hasil penentuan rute disimpan dalam bentuk gambar untuk ditampilkan dalam sistem informasi fasilitas kesehatan Kota Surakarta. 3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan Perancangan aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan ini melalui beberapa tahap antara lain perancangan database dimana dalam pengembangan prototipe SIG fasilitas kesehatan ini menggunakan data-data spasial dan non spasial yang telah diolah sebelumnya dengan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. Nantinya jika memang dibutuhkan, dalam perancangan database, dapat digunakan proses normalisasi. Berikutnya yaitu perancangan interface ini dilakukan dalam dua
tahap
perancangan berdasarkan tahap
perancangan
interface
yang
dikemukakan oleh Al Fatta (2007). Tahap pertama yaitu perancangan perangkat lunak / menu dan tahap perancangan interface yang terdiri dari desain form masukan, desain aplikasi server, desain aplikasi klien dan desain form keluaran. Kemudian
perancangan
program
prototipe
SIG
fasilitas
kesehatan
ini
menggunakan pemrograman berbasis web dengan menggunakan Mapserver dan framework Pmapper. 3.2.7 Pengujian Aplikasi Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum. Pengujian sistem ini terdiri dari dua tahap yaitu black box testing dan white box testing. Black box testing dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diingin kan (Al
commit to user III-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fatta, 2007). Jika ditemukan kesalahan output dalam black box testing maka dilakukan white box testing. White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak (Al Fatta, 2007). 3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bagian ini berisi tentang analisis hasil perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Analisis hasil ini akan menjawab apakah sistem baru yang dibuat telah menyelesaikan permasalahan yang ada atau belum. 3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN 3.4.1 Kesimpulan Bagian ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. 3.4.2 Saran Bagian ini berisi tentang saran-saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan.
commit to user III-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bagian ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan metodologi yang telah dipaparkan pada bahasan sebelumnya. 4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Analisis kebutuhan desain prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berdasarkan analisis peneliti. Oleh karena itu analisis kebutuhan prototipe SIG fasilitas kesehatan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan melakukan studi pustaka terhadap jurnal dan tugas akhir yang berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas kesehatan. Selain itu analisis kebutuhan juga dilakukan dengan mengamati website SIG yang ada baik website SIG fasilitas kesehatan atau bukan. 4.1.1 Studi
Pustaka
Penelitian
Sistem Informasi
Geografis
Fasilitas
Kesehatan Studi pustaka penelitian ini dilakukan terhadap penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perancangan SIG fasilitas kesehatan. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan untuk studi pustaka yaitu penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010). Studi pustaka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan apa saja yang ada pada SIG fasilitas kesehatan, fasilitas apa saja yang disajikan pada SIG fasilitas kesehatan, informasi apa saja yang perlu disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, dan software yang digunakan untuk perancangan SIG. Berikut ini pembahasan dari hasil studi pustaka yang dilakukan terhadap penelitian sebelumnya. A. Fasilitas kesehatan yang disajikan Hasil studi pustaka terhadap penelitian Dharmaputeri (2009) dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang disajikan berupa rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Sedangkan Sukoco (2010), Nugraha dan Agushinta (2010), dan Babu
commit to user IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2008) fasilitas kesehatan yang disajikan hanya berupa rumah sakit. Tabel 4.1 menampilkan fasilitas kesehatan yang disajikan pada masing-masing penelitian sebelumnya. Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya Penelitian Fasilitas kesehatan yang disajikan Dharmaputeri (2009)
Rumah sakit, puskesmas, klinik
Nugraha dan Agushinta (2010)
Rumah sakit
Babu (2008)
Rumah sakit
Sukoco (2010)
Rumah sakit
B. Informasi yang disajikan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat penyajian informasi yang terkait dengan fasilitas kesehatan. Tabel 4.2 memuat informasi yang disajikan yang berkaitan fasilitas kesehatan pada masingmasing penelitian. Sebagai contoh pada tabel 4.2 memperlihatkan bahwa penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) menyajikan informasi berkaitan dengan rumah sakit berupa nama alamat, nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar rumah sakit. Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian sebelumnya Penelitian Informasi yang disajikan Tidak dijelaskan secara detail Dharmaputeri (2009)
informasi yang disajikan terkait rumah sakit, puskesmas, dan klinik Disajikan informasi berupa nama,
Nugraha dan Agushinta (2010)
alamat, nomor telepon, nomor fax, website, dan gambar rumah sakit Disajikan informasi berupa nama,
Babu (2008)
alamat, nomor telepon, website, layanan, dan dokter rumah sakit Disajikan informasi berupa nama,
Sukoco (2010)
alamat, dan nomor telepon rumah sakit
commit to user IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem informasi geografis Berdasarkan hasil studi pustaka empat penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat beberapa kemampuan yang dapat dilakukan oleh SIG yang dirancang. Tabel 4.3 menampilkan kemampuan SIG yang terdapat pada masing-masing penelitian. Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya Fungsi D N B S Menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan Menampilkan informasi fasilitas kesehatan Mencari fasilitas kesehatan
*
*
-
Mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius
-
-
-
-
-
Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta
-
Melakukan pergeseran peta
-
Menampilkan dan menyembunyikan layer
-
Melakukan pembaharuan data spasial
-
Melakukan pembaharuan data non spasial
-
Keterangan : D
: Dharmaputeri (2009)
N
: Nugraha dan Agushinta (2010)
B
: Babu (2008)
S
: Sukoco (2010) : Menandakan ada fungsi
-
: Menandakan tidak ada fungsi
*
: Menandakan tidak disebutkan fungsi tersebut dalam penelitian Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa fungsi SIG untuk menampilkan peta
lokasi fasilitas kesehatan terdapat pada keempat penelitian. Sedangkan fungsi pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan terdapat pada SIG penelitian Babu (2008) dan Sukoco (2010).
commit to user IV-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Pengguna sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Berdasarkan hasil studi pustaka didapatkan hasil bahwa pengguna SIG fasilitas kesehatan pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) adalah masyarakat umum dan administrator. Sedangkan pada penelitian Sukoco (2010) penggunanya adalah masyarakat umum. Tabel 4.4 menunjukkan pengguna sistem informasi geografis fasilitas kesehatan pada empat penelitian. Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya Penelitian Pengguna Dharmaputeri (2009)
Masyarakat umum dan administrator
Nugraha dan Agushinta (2010)
Masyarakat umum dan administrator
Babu (2008)
Masyarakat umum dan administrator
Sukoco (2010)
Masyarakat umum
E. Software yang digunakan untuk perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Berdasarkan hasil studi pustaka didapat hasil bahwa terdapat beberapa software yang digunakan untuk dapat merancang SIG fasilitas kesehatan. Tabel 4.5 menunjukkan software yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk merancang SIG. Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya Software Basis Data Software Pengolah Penelitian Pengolah Data Spasial Website SIG Mapserver, Dharmaputeri (2009)
framework
Quantum GIS
Chameleon, dan
PostgreSQL
php Mapserver, Nugraha dan Agushinta (2010)
framework
Quantum GIS
Chameleon, dan php
commit to user IV-4
PostgreSQL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya (lanjutan) Software Basis Data Software Pengolah Penelitian Pengolah Data Spasial Website SIG Babu (2008) Sukoco (2010)
ArcView GIS, basis
Microsoft
data
Access
ArcGIS
php
MySQL
Tabel 4.5 memperlihatkan penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) menggunakan Quantum GIS untuk mengolah data spasial. Penelitian Nugraha dan Agushinta (2010) dan Dharmaputeri (2009) menggunakan Mapserver, framework Chameleon, dan php untuk menampilkan olahan data spasial dalam bentuk website. Selain itu basis data yang digunakan yaitu PostgreSQL. 4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Identifikasi dilakukan terhadap data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dan informasi yang terdapat pada brosur, papan reklame, atau website fasilitas kesehatan. Hasil identifikasi ini berupa fasilitas kesehatan apa saja yang disajikan sebaiknya disajikan, informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan, dan pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Berikut ini hasil identifikasi yang telah dilakukan. A. Fasilitas kesehatan yang disajikan Hasil dari studi pustaka penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa keempat penelitian menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit. Tetapi pada penelitian Dharmaputeri (2009) juga menyajikan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan klinik. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang tidak hanya menyajikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit tetapi juga fasilitas kesehatan lain. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kota Surakarta terdapat tujuh jenis fasilitas kesehatan yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis fasilitas kesehatan tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat baik dari lokal Kota
commit to user IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta maupun luar Kota Surakarta. Selain itu tujuh jenis fasilitas kesehatan tersebut juga sering dipantau oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Tujuh jenis fasilitas kesehatan tersebut yaitu: 1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. Rumah bersalin 4. Klinik atau balai pengobatan 5. Apotek 6. Dokter praktek 7. Laboratorium.
B. Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan Berdasarkan hasil melihat dan menelaah informasi-informasi yang terdapat pada brosur, papan reklame, atau website yang disediakan masing-masing penyedia fasilitas kesehatan serta data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta maka informasi yang sebaiknya disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berbeda-beda untuk masing-masing fasilitas kesehatan. Berikut ini detail dari informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. 1. Rumah sakit Informasi yang biasa tersedia pada brosur atau website rumah sakit berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokterdokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas. Informasi yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengenai rumah sakit juga berupa nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, dan website. Berdasarkan hasil studi pustaka penelitian sebelumnya juga dapat diketahui bahwa informasi yang disajikan untuk rumah sakit berupa nama, alamat, nomor telepon, layanan, dan dokter. Oleh karena itu dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta informasi utama yang sebaiknya disajikan berkaitan dengan rumah sakit yaitu nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas.
commit to user IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Apotek Tidak ada brosur, website, atau papan reklame yang menginformasikan secara detail mengenai apotek. Apotek biasanya hanya memberikan informasi berupa nama apotek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berkaitan dengan apotek yaitu nama dan alamat. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berupa nama dan alamat. Tetapi untuk lebih menambah informasi berkaitan dengan apotek dapat ditambahkan juga informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website, dan apoteker yang bertugas. 3. Dokter praktek Dokter praktek biasanya menyajikan informasi berupa nama dan jam buka praktek dalam papan reklamenya. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi dokter praktek berupa nama, alamat praktek, dan jenis praktek. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan untuk fasilitas kesehatan berupa dokter praktek yaitu nama, alamat praktek, jam buka praktek, dan jenis praktek. Tetapi untuk lebih menambah informasi juga dapat ditambahkan informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website. 4. Puskesmas Puskesmas hanya memberikan informasi berupa nama puskesmas yang terdapat pada papan reklamenya. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan informasi mengenai puskesmas berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Oleh karena itu informasi utama berkaitan dengan puskesmas yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi untuk lebih menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email, website, layanan, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas di puskesmas. 5. Klinik atau balai pengobatan Informasi yang disajikan klinik atau balai pengobatan dalam papan reklamenya biasanya hanya berupa nama. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan penanggung jawab klinik atau balai pengobatan. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan klinik atau balai pengobatan yaitu nama, alamat, dan
commit to user IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penanggung jawab. Tetapi untuk menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor telepon, nomor fax, email, website, dokter-dokter, jam dokter bertugas. 6. Rumah bersalin Informasi yang disajikan oleh rumah bersalin biasanya hanya berupa nama dan nomor telepon. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berupa nama, alamat, dan nomor telepon. Tetapi untuk menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas. 7. Laboratorium Informasi yang disajikan oleh laboratorium dalam brosur atau papan reklamenya berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi berupa nama dan alamat. Oleh karena itu informasi utama yang disajikan berkaitan dengan laboratorium berupa nama, alamat, nomor telepon, dan layanan. Tetapi untuk lebih menambah informasi dapat ditambahkan informasi berupa nomor fax, email, website. Secara lebih jelas informasi yang sebaiknya disajikan untuk masing-masing jenis fasilitas kesehatan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, Rumah sakit
website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, dan jam dokter bertugas.
Apotek
Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, apoteker yang bertugas Nama, alamat praktek, jam buka praktek, jenis
Dokter praktek
praktek, nomor telepon, nomor fax, email, website
commit to user IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta (lanjutan) Jenis Fasilitas Informasi yang disajikan Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, Puskesmas
website,
layanan,
dokter-dokter,
jam
buka
layanan, jam dokter bertugas Klinik atau balai pengobatan
Nama,
alamat,
penanggung
jawab,
nomor
telepon, nomor fax, email, website, dokterdokter, jam dokter bertugas Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email,
Rumah bersalin
website, layanan, fasilitas, dokter-dokter, jam buka layanan, jam dokter bertugas
Laboratorium
Nama, alamat, nomor telepon, layanan, nomor fax, email, website
C. Pengguna prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta Hasil studi pustaka penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna SIG fasilitas kesehatan pada empat penelitian sebelumnya adalah masyarakat umum. Tetapi pada penelitian Babu (2008), Dharmaputeri (2009), dan Nugraha dan Agushinta (2010) terdapat pengguna berupa administrator. Berdasarkan hasil diskusi dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh hasil bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta menginginkan agar prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat digunakan oleh masyarakat umum. Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga menginginkan agar ada peran serta dari pihak penyedia fasilitas kesehatan untuk menginformasikan informasi apa saja yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki. Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga berharap dapat memantau dan mengelola informasi fasilitasfasilitas kesehatan tersebut. Oleh karena itu pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta terdapat tiga pengguna yaitu : 1. Masyarakat umum sebagai pengguna umum 2. Penyedia fasilitas kesehatan sebagai pengguna khusus 3. Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai administrator
commit to user IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.3 Rancangan Sistem Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta Rancangan sistem terdiri dari deskripsi umum, karakteristik pengguna, kebutuhan fungsional, batasan sistem, dan pemilihan software untuk perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Berikut ini penjelasan selengkapnya. A. Deskripsi umum sistem Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta merupakan sistem informasi geografis berbasis website yang menyajikan peta lokasi fasilitas kesehatan dan informasi berkaitan dengan fasilitas kesehatan di wilayah Kota Surakarta. Prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta di-hosting pada sebuah server. Pengguna hanya cukup menggunakan browser internet untuk dapat mengakses prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta tanpa melakukan instalasi. Terdapat tujuh fasilitas kesehatan yang disajikan yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium. Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah masyarakat umum, penyedia fasilitas kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
B. Karakteristik pengguna Pengguna dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Pengguna umum Pengguna umum dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah masyarakat secara umum. Pengguna umum dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat pada web SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta kecuali fungsi penambahan titik lokasi fasilitas kesehatan dan pembaharuan informasi mengenai fasilitas kesehatan. 2. Pengguna khusus Pengguna khusus dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah pihak yang memiliki fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. Pengguna khusus dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam
commit to user IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta termasuk fungsi penambahan titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan. Pengguna khusus hanya mewakili satu fasilitas kesehatan yang ada. Jadi satu pengguna khusus tidak bisa menambahkan titik lokasi dan pembaharuan terhadap informasi lebih dari satu fasilitas kesehatan. Sebelum bisa menggunakan fasilitas penambahan titik lokasi dan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan pengguna khusus harus melakukan login terlebih dahulu. Pengguna khusus didapat dengan cara melakukan pendaftaran atau registrasi terlebih dahulu dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Setelah itu pengguna akan mendapatkan email konfirmasi pendaftaran. Pengguna melakukan konfirmasi dan menunggu akun diaktifkan oleh administrator. Pengaktifan akun oleh administrator bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pembuatan akun secara sembarangan yang dapat menyebabkan keakuratan informasi spasial dan non spasial fasilitas kesehatan menjadi berkurang. 3. Administrator Pihak yang bertindak sebagai administrator dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Karena Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan badan yang menaungi semua fasilitas kesehatan di Kota Surakarta. Sehingga akan lebih memudahkan dalam pengelolaan datanya. Administrator dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh administrator antara lain dapat menambahkan pengguna khusus dalam sistem, dapat mengubah data pengguna khusus, dapat menghapus pengguna khusus, dapat menon-aktifkan pengguna khusus. Selain itu administrator juga dapat memperbaharui data rute menuju fasilitas kesehatan.
C. Kebutuhan fungsional Kebutuhan fungsional merupakan kemampuan atau fungsi-fungsi yang sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kebutuhan fungsional prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini diperoleh dari hasil telaah dan penggabungan informasi yang ada pada tahap studi pustaka penelitian
commit to user IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SIG fasilitas kesehatan dan tahap identifikasi informasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta serta pengamatan terhadap website SIG lain seperti google maps, urban planning Pula, dan lainnya. Tabel 4.7 menampilkan kemampuan atau fungsi-fungsi yang sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta disertai dengan keterangan dari sumber mana kemampuan atau fungsi-fungsi tersebut muncul. Sebagai contoh pada tabel 4.7 tercantum kemampuan atau fungsi menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan sebaiknya ada pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang. Kemampuan atau fungsi menampilkan fasilitas kesehatan muncul karena pada penelitian Dharmaputeri (2009), Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008), dan Sukoco (2010) terdapat fungsi tersebut. Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta Fungsi Sumber Keterangan Dharmaputeri (2009), Menampilkan peta lokasi
Nugraha dan Agushinta
fasilitas kesehatan
(2010), Babu (2008), Sukoco (2010)
Dharmaputeri (2009), Menampilkan informasi
Nugraha dan Agushinta
fasilitas kesehatan
(2010), Babu (2008), Sukoco (2010)
Fasilitas kesehatan yang ditampilkan yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium Informasi untuk masing-masing fasilitas kesehatan berbeda-beda. Informasi apa saja yang ditampilkan telah dibahas sebelumnya dan dapat dilihat pada tabel 4.6 Pencarian fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas kesehatan
Babu (2008)
dilakukan dengan cara mengetik nama fasilitas kesehatan atau layanan fasilitas kesehatan yang ingin dicari Pencarian fasilitas kesehatan
Mencari fasilitas kesehatan berdasarkan
Babu (2008)
radius
berdasarkan radius dilakukan dengan cara mengetik besarnya radius kemudian melakukan klik pada peta
commit to user IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta (lanjutan) Fungsi Sumber Keterangan Pencarian rute dilakukan dengan cara memilih tempat asal, fasilitas kesehatan tujuan, dan rentang waktu keberangkatan. Rute ditampilkan Mencari dan
dalam bentuk gambar hasil
menampilkan rute
Babu (2008), Sukoco
ungggahan. Pencarian rute
menuju fasilitas
(2010)
menggunakan langkah-langkah yang
kesehatan
ada pada penelitian Sukoco (2010). Informasi yang ditampilkan pada hasil pencarian rute berupa gambar, rute yang dilalui, waktu tempuh, dan jarak Dharmaputeri (2009),
Melakukan perbesaran
Nugraha dan Agushinta
dan pengecilan skala peta
(2010), Babu (2008), website SIG lain Dharmaputeri (2009),
Melakukan pergeseran
Nugraha dan Agushinta
peta
(2010), Babu (2008), website SIG lain Dharmaputeri (2009),
Menampilkan dan
Nugraha dan Agushinta
menyembunyikan layer
(2010), Babu (2008), website SIG lain
Layer yang ditampilkan yaitu fasilitas kesehatan, Kota Surakarta, dan jaringan jalan Kota Surakarta Data spasial yang dapat diubah yaitu
Melakukan pembaharuan
Nugraha dan Agushinta
data spasial
(2010), Babu (2008)
data spasial fasilitas kesehatan. Pembaharuan data spasial dapat dilakukan oleh pengguna khusus dan administrator
commit to user IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta (lanjutan) Fungsi Sumber Keterangan Data non spasial yang dapat diubah Dharmaputeri (2009), Melakukan pembaharuan data non spasial
Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008)
yaitu data informasi tentang fasilitas kesehatan, rute, dan data pengguna. Pembaharuan data non spasial dapat dilakukan oleh pengguna khusus dan administrator
Melakukan pengunduhan Website SIG lain
peta
Peta hasil unduhan berupa gambar Pengukuran dilakukan seperti
Melakukan pengukuran
Website SIG lain
peta
menggunakan penggaris yaitu mengukur garis lurus dari satu titik ke titik yang lain
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas terdapat fungsi-fungsi tambahan. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat pengguna khusus dan administrator. Pengguna khusus dan administrator memiliki peran tersendiri. Pengguna khusus berperan untuk melakukan pembaharuan informasi fasilitas kesehatan yang dimiliki maka perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk pengguna khusus agar dapat melakukan pembaharuan data. Sedangkan administrator berperan untuk melakukan manajemen pengguna dan manajemen rute. Oleh karena itu perlu dibuat fungsi-fungsi tambahan untuk administrator. Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya fungsi-fungsi tambahan yang dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator. 1. Pengguna Khusus Fungsi-fungsi yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yaitu : a. Melakukan proses pendaftaran atau registrasi Fungsi pendaftaran atau registrasi muncul untuk memudahkan pengguna khusus untuk melakukan pendaftaran tanpa harus datang langsung ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
commit to user IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Melakukan proses login dan logout Fungsi login dan logout muncul untuk membedakan hak akses pengguna sehingga tidak terjadi salah melakukan pembaharuan data. c. Melakukan perubahan terhadap data profil pengguna Fungsi ini muncul untuk memudahkan pengguna jika ingin melakukan perubahan terhadap data profil yang dimiliki seperti nama, nomor telepon, email, dan password. d. Melakukan pembaharuan data spasial fasilitas kesehatan sesuai yang dimiliki. Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan data spasial fasilitas kesehatan. Fungsi pembaharuan data spasial ini membantu pengguna khusus jika fasilitas kesehatan yang dimiliki berpindah tempat. Sebagai contoh ada seorang dokter yang tadinya praktek di jalan Ir. Sutami dan sudah mencatat titik pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kemudian dokter tersebut pindah praktek ke jalan MT. Haryono. Dokter tersebut dapat mengubah titik koordinat lokasi tempat praktek yang lama dengan titik koordinat tempat praktek yang baru pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. e. Melakukan pembaharuan data non spasial fasilitas kesehatan sesuai yang dimiliki. Seperti yang sudah ditampilkan pada tabel 4.7 terdapat fungsi pembaharuan data non spasial fasilitas kesehatan. Data non spasial yang dapat diperbaharui seperti nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dan lain sebagainya sesuai dengan fasilitas yang dimiliki dan sesuai dengan informasi yang ingin disajikan pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. 2. Administrator Fungsi-fungsi tambahan yang dapat digunakan oleh administrator yaitu : a. Melakukan proses login dan logout b. Manajemen pengguna khusus Fungsi manajemen pengguna khusus muncul untuk memudahkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengelola dan memantau penyedia fasilitas
commit to user IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesehatan. Fungsi manajemen pengguna khusus terdiri dari penambahan, perubahan data profil, penghapusan, pengaktifan atau penonaktifan pengguna khusus, melakukan pembaharuan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan milik pengguna khusus. c. Manajemen rute Fungsi manajemen rute muncul karena rute menuju fasilitas kesehatan berupa gambar yang perlu diunggah. Algoritma pencarian rute menuju fasilitas kesehatan belum ditambahkan pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Fungsi manajemen rute terdiri dari penambahan data rute, perubahan data rute, dan penghapusan data rute.
D. Batasan sistem Batasan-batasan dalam prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini adalah : 1. Jaringan jalan yang digunakan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah jalan arteri dan jalan kolektor dari hasil penelitian Sukoco (2010). Jalan kelas arteri dan kolektor yang digunakan karena pada jaringan jalan kelas lokal dan lingkungan di Kota Surakarta belum memiliki data atribut tambahan seperti data kapasitas, waktu tempuh dan arus volume kendaraan yang digunakan untuk melakukan penentuan rute. 2. Data rute menuju fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui setiap kali ada pembaharuan data spasial fasilitas-fasilitas kesehatan. Data rute menuju fasilitas kesehatan harus selalu diperbaharui karena pengolahan data rute menuju fasilitas kesehatan ini dilakukan di luar sistem. Data rute menuju fasilitas kesehatan didapatkan dengan mengikuti langkah-langkah dan memanfaatkan data yang dikembangkan oleh Sukoco (2010). Pengolahan rute pada penelitian Sukoco (2010) menggunakan ArcGIS 9.3 maka pengolahan rute menuju fasilitas kesehatan pada penelitian ini juga menggunakan ArcGIS 9.3. Hasil pengolahan rute menuju fasilitas kesehatan oleh ArcGIS 9.3 yaitu berupa gambar. Setelah itu gambar hasil pengolahan rute ini diunggah ke prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
commit to user IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pembaharuan
digilib.uns.ac.id
data
rute
menuju
fasilitas
kesehatan
dilakukan
oleh
administrator. Pembaharuan data rute dilakukan oleh administrator untuk menghindari adanya penumpukan data rute yang berlebihan pada sistem yang dapat menyebabkan penyimpanan basis data yang terlalu banyak. 4. Pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan hanya dapat dilakukan oleh pengguna khusus yang telah diaktifasi oleh administrator dan administrator sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya pembaharuan data spasial maupun non spasial fasilitas kesehatan secara sembarangan yang dapat menyebabkan keakuratan informasi yang disajikan oleh prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta berkurang.
E. Pemilihan software perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta Berdasarkan hasil studi pustaka penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) dapat diketahui bahwa perancangan SIG berbasis website dapat menggunakan software Mapserver. Mapserver merupakan free software yang lumayan sering digunakan untuk perancangan SIG karena mendukung format data vektor maupun data raster yang sering ditampilkan dalam SIG. Oleh karena itu pada perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta juga digunakan software Mapserver. Selain Mapserver terdapat framework yang digunakan untuk memudahkan dalam perancangan SIG berbasis website. Penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) menggunakan framework Chameleon. Karena SIG yang dirancang oleh Dharmaputeri (2009) atau Nugraha dan Agushinta (2010) tidak dapat diakses maka fungsi-fungsi dari framework Chameleon tidak dapat diketahui secara pasti. Website SIG yang menggunakan framework Chameleon juga sulit untuk ditemui sehingga sulit untuk diamati dan dicoba fungsi-fungsi yang ada pada framework Chameleon. Berdasarkan hasil pencarian di internet ditemukan framework lain yang dapat digunakan untuk perancangan SIG berbasis website yaitu Pmapper. Terdapat beberapa website SIG yang telah menggunakan framework Pmapper salah satunya yaitu urban planning Pula. Berdasarkan hasil pengamatan dan
commit to user IV-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencoba website SIG tersebut dapat diketahui bahwa fungsi-fungsi yang terdapat pada framework Pmapper dapat mendukung perancangan fungsi-fungsi yang sebaiknya terdapat pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang telah dibahas sebelumnya pada tabel 4.7. Selain itu bahasa yang digunakan dalam framework Pmapper sudah cukup familiar yaitu html dan javascript yang sering digunakan untuk perancangan website. Oleh karena itu pada perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta digunakan framework Pmapper. Penelitian Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) menggunakan database PostgreSQL. PostgreSQL merupakan basis data yang mendukung pengolahan data spasial karena terdapat tipe data geometri. Tipe data geometri
sendiri
merupakan
tipe
data
dalam
basis
data
yang
dapat
merepresentasikan data spasial vektor seperti poligon, linestring, atau titik. Selain itu PostgreSQL juga didukung dengan perangkat lunak tambahan yaitu PostGIS yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi yang berguna untuk pengolahan data spasial seperti fungsi untuk penambahan titik koordinat, perubahan titik koordinat, dan lainnya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan basis data PostgreSQL. 4.2 DIGITASI PETA SURAKARTA Proses digitasi peta Surakarta ini bertujuan untuk memperoleh peta digital Surakarta sesuai yang diinginkan. Peta digital Kota Surakarta yang dihasilkan menjadi peta dasar dalam pembuatan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. 4.2.1 Peta Dasar Kota Surakarta Peta Kota Surakarta yang akan dijadikan dasar berasal dari peta dasar Solo Raya yang berasal dari Bakosurtanal. Peta administrasi Solo Raya Bakosurtanal dapat dilihat pada gambar 4.1.
commit to user IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.1 Peta administrasi Solo Raya Sumber : Bakosurtanal, 2009
Dari gambar peta administrasi Solo Raya di atas masih terdapat enam kabupaten dalam satu peta yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kotamadya Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Klaten. Padahal peta yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta adalah Kotamadya Surakarta saja. Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan antara Kotamadya Surakarta dengan kabupaten yang lain. Proses pemisahan peta antara Kotamadya Surakarta dan kabupaten lainnya dilakukan dengan menggunakan sistem informasi geografis ArcGIS 9.3 dengan menggunakan fasilitas Intersect pada Overlay yang terletak pada menu Analysis Tools pada Arc Toolbox. Peta Kota Surakarta yang telah dipisahkan dapat dilihat pada gambar 4.2.
commit to user IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2 Peta Kota Surakarta dengan batas-batas desa dan kelurahan Sumber : Bakosurtanal, 2009
4.2.2 Peta Jaringan Jalan Kota Surakarta Peta jaringan jalan Kota Surakarta yang dibutuhkan dalam perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta berasal dari penelitian Sukoco (2010). Peta jaringan jalan dalam penelitian Sukoco (2010) telah dilengkapi dengan data-data hasil perhitungan model yang dilakukan oleh Sukoco (2010). Peta jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010) akan dijadikan dasar dalam penentuan rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta jaringan jalan pada penelitian Sukoco (2010) terdiri atas jalan kelas arteri dan jalan kelas kolektor. Jalan kelas arteri dan kolektor yang digunakan karena pada jaringan jalan kelas lokal dan lingkungan di Surakarta belum memiliki data atribut tambahan seperti data kapasitas, waktu tempuh dan arus volume kendaraan yang
commit to user IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan untuk melakukan penentuan rute. Peta jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010) digambarkan dalam gambar 4.3.
Gambar 4.3 Peta jaringan jalan Kota Surakarta Sumber : Sukoco, 2010
Peta dasar Kota Surakarta hasil digitasi dari peta Solo Raya Bakosurtanal pada gambar 4.2 jika digabungkan dengan peta jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010) pada gambar 4.3 maka didapat peta Kota Surakarta yang lengkap dengan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor. Peta Kota Surakarta gabungan tersebut yang nantinya dapat dijadikan sebagai peta dasar dalam perancangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Peta Kota Surakarta yang dilengkapi dengan jaringan jalan akan memudahkan dan memperjelas dalam visualisasi titik lokasi fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di Surakarta. Gambar 4.4 berikut ini menggambarkan peta Kota Surakarta yang telah lengkap dengan jaringan jalan.
commit to user IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Peta Kota Surakarta dilengkapi dengan jaringan jalan 4.3 PENGUMPULAN DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA Pengumpulan data non spasial dilakukan dengan cara meminta data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, mengambil brosur, melihat website, atau melihat papan reklame fasilitas kesehatan. Sedangkan pengumpulan data spasial yang dilakukan dengan cara datang langsung ke fasilitas-fasilitas kesehatan dan mencatat titik koordinat fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Terdapat juga data spasial yang didapatkan dari penelitian sebelumnya yaitu data spasial puskesmas. Data spasial puskesmas diperoleh dari penelitian Fatchiyati (2009).
commit to user IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3.1 Data Spasial Fasilitas Kesehatan Data-data spasial yang dikumpulkan antara lain data spasial rumah sakit, data spasial apotek, data spasial dokter praktek, data spasial puskesmas, data spasial rumah bersalin, data spasial klinik atau balai pengobatan, dan data spasial laboratorium. Berikut ini adalah keterangan lengkap mengenai data-data spasial fasilitas kesehatan Kota Surakarta: 1. Data spasial rumah sakit Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 13 rumah sakit di Kota Surakarta. Rumah sakit-rumah sakit tersebut terdiri dari rumah sakit umum, rumah sakit ibu dan anak, serta rumah sakit jiwa. Rumah sakit-rumah sakit tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial rumah sakit hanya menggunakan beberapa sampel saja. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.8 menampilkan data spasial rumah sakit-rumah sakit. Tabel 4.8 Data spasial rumah sakit No Nama Lintang 1 RSUD Dr. Moewardi 482568 2 RS Slamet Riyadi 478542 3 RSUD Surakarta 480861 4 RS Dr. Oen Surakarta 482207 5 RS Brayat Minulya 479501 6 RS Panti Waluyo 476873 7 RS Kasih Ibu 478088 8 RS PKU Muhammadiyah Surakarta 479756 9 RS Kustati 481325 10 RS Triharsi 480697
Bujur 9164387 9163758 9164090 9164798 9165114 9164278 9163904 9163696 9162033 9164566
Sumber : Survei lapangan, 2011
2. Data spasial apotek Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 148 apotek di Kota Surakarta. Apotek-apotek tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial apotek juga menggunakan beberapa sampel saja. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.9 menampilkan data spasial apotek.
commit to user IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Data spasial apotek Nama Lintang Bujur Apotek Utama Sehat 484208 9164970 Apotek Kimia Farma 482801 9164436 Apotek Jebres 482630 9164383 Apotek Amanah 482480 9164377 Apotek MM Farma 482457 9164375 Apotek San Farma 482700 9163703 Apotek MTA 481538 9161720 Apotek Kimia Farma 481057 9161636 Apotek Gading 480913 9161680 Apotek Jamisaren 479724 9162027 Apotek Sehat Jaya 479100 9162196 Apotek Fajar 478313 9163095 Apotek Natasha 478090 9163126 Apotek Mikro 477873 9163165 Apotek Badan Segar 477685 9163398 Apotek Mugi Waras 477664 9164025 Apotek Aria 481948 9164377 Apotek Empat Mata 482337 9165138 Apotek Pamor Sehat 482459 9165621 Apotek Taruna Sehat 482644 9166676 Apotek Murah Waras 481222 916230 Apotek Kimia Farma 477313 9165198 Apotek Cempaka Medika 476632 9165365 Apotek Jajar 476487 9164909 Apotek Ndang Saras 476464 9164816 Apotek Anugerah Putra 476421 9164662 Apotek Vivomellisa 481886 9164066 Apotek Budi Asih 481814 9163949 Apotek Berseri 481332 9163705 Apotek Sakti 481098 9163805 Apotek Widuran 481070 9163817 Apotek Surya Sehat 480709 9163913 Apotek Padma 479717 9164359 Apotek Ruri 479571 9163996 Apotek Kencana 479166 9164125 Apotek LBC 479254 9164090 Apotek Kimia Farma 479363 9164048 Apotek Rapi 479751 9163700
Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Data spasial apotek (lanjutan) No Nama Lintang 39 Apotek Kondang Sehat 480078 40 Apotek C24 480524 41 Apotek Bunda 478989 42 Apotek Nur Asyifa 478665 43 Apotek K24 479785
Bujur 9164148 9163165 9164191 9166140 9162527
Sumber : Survei lapangan, 2011
3. Data spasial dokter praktek Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 1802 alamat dokter praktek di Kota Surakarta. Dokter praktek-dokter praktek tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial dokter praktek juga menggunakan beberapa sampel saja. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.10 menampilkan data spasial dokter praktek. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek Nama Lintang drg. Bintang S.N. 482801 dr. Alfianto, Sp.BS 482801 dr. Moerbono Mochtar, Sp.KK 482457 dr. Agustin C.H. 482381 drg. Erfa Santoso 482680 dr. Surawijaya B.K. 482051 dr. Sutrisno D.S., Sp.M 481638 dr. Sigit Hermawan 481646 Prof. Lucas Meliala (Neurolog) 479724 dr. Ganung Harsono, Sp.A 477892 dr. Tri Budi 477670 dr. Bambang Pramono 482344 dr. Troy Arief 482644 dr. Yulian Budi Ady 483317 dr. Danie H, MARS 481886 drg. Grace Novita 481886 drg. Eric Rahardjo 481886 dr. Senyum, Sp.M 479965 dr. Retno Setianing, Sp.KFR 479710 dr. Subandi, Sp.S 479619 dr. Imam Prabowo, Sp.THT 479619
Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user IV-25
Bujur 9164436 9164436 9164375 9164369 9163558 9163191 9163227 9162397 9162112 9163156 9163345 9165165 9166714 9164340 9164066 9164066 9164066 9164196 9164363 9164245 9164245
perpustakaan.uns.ac.id
No 22 23 24 25 26 27 28 29
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek (lanjutan) Nama Lintang Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ 479033 drg. Tridarmani 479076 dr. Nana Humar Dewi 479089 dr. Ira Syahriartie, Sp.OG 479363 dr. Syahrir Dullah, Sp.A 479363 drg. Darmawan K. 479588 drg. Grace R. 479588 dr. Ana Rima, Sp.P 479679
Bujur 9163906 9164158 9164154 9164015 9164015 9163961 9163961 9163925
Sumber : Survei lapangan, 2011
4. Data spasial klinik dan balai pengobatan Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 71 klinik dan balai pengobatan. Data spasial klinik dan balai pengobatan tidak semua diambil. Pengumpulan data spasial klinik dan balai pengobatan menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.11 menampilkan data spasial klinik dan balai pengobatan. Tabel 4.11 Data spasial klinik dan balai pengobatan No Nama Lintang 1 Balai Pengobatan Aisyiyah 483387 2 Klinik Seger Saras 482639 3 Klinik Ngesti Husadajati 480315 4 Klinik Mitra Medika 481218 5 Klinik PMI 482684 6 Balai Pengobatan MTA 481538 7 Klinik Wijaya 480411 8 Klinik Mecadita 479624 9 Balai Pengobatan Pely. Ksh A&A Rachmad 484318 10 Balai Pengobatan Bhakti Sehat 483417 11 Balai Pengobatan PMS 481823 12 Klinik Lucia 478225 13 Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah 479184
Bujur 9164685 9166714 9166524 9165205 9164384 9161720 9161826 9164273 9163418 9163246 9163560 9165265 9165935
Sumber : Survei lapangan, 2011
5. Data spasial rumah bersalin Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 18 rumah bersalin. Rumah-rumah bersalin tersebut tidak semua diambil data spasialnya. Pengumpulan data spasial klinik dan balai pengobatan
commit to user IV-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.12 menampilkan data spasial rumah bersalin. Tabel 4.12 Data spasial rumah bersalin No Nama Lintang 1 Rumah Bersalin Aisyiyah 483387 2 Rumah Bersalin MTA 481538 3 Rumah Bersalin Annisa 480670 4 Rumah Bersalin Bunda 481823 5 Rumah Bersalin Barokah 476183 6 Rumah Bersalin Solo Peduli 481370
Bujur 9164685 9161720 9161753 9163984 9163476 9164217
Sumber : Survei lapangan, 2011
6. Data spasial puskesmas Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 42 puskesmas. Puskesmas-puskesmas tersebut terdiri dari puskesmas pusat dan puskesmas pembantu. Pengumpulan data spasial puskesmas menggunakan data spasial hasil penelitian Fatchiyati (2010). Tabel 4.13 menampilkan data spasial puskesmas. Tabel 4.13 Data spasial puskesmas No Nama Lintang 1 Puskesmas Banyuanyar 478887 2 Puskesmas Pembantu Sumber 478297 3 Puskesmas Pucangsawit 483845 4 Puskesmas Pembantu Sorogenen 482395 5 Puskesmas Pembantu Kampung sewu 482819 6 Puskesmas Pajang 476752 7 Puskesmas Pembantu Laweyan 476571 8 Puskesmas Pembantu Karangasem 475684 9 Puskesmas Manahan 477932 10 Puskesmas Gilingan 481759 11 Puskesmas Pembantu Tirtonadi 480080 12 Puskesmas Ngoresan 484824 13 Puskesmas Nusukan 480108 14 Puskesmas Pembantu Cengklik 481161 15 Puskesmas Pembantu Minapadi 479957 16 Puskesmas Purwodiningratan 482166 17 Puskesmas Pembantu Gandekan 482131 18 Puskesmas Kratonan 479608 Sumber : Fatchiyati, 2010
commit to user IV-27
Bujur 9166844 9165623 9163005 9163466 9162616 9162866 9163458 9165155 9164656 9164751 9165191 9165167 9166355 9165654 9165604 9163802 9162910 9162212
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13 Data spasial puskesmas (lanjutan) No Nama Lintang Bujur 19 Puskesmas Pembantu Danusuman 480225 9161508 20 Puskesmas Pembantu Joyontakan1 480646 9160523 21 Puskesmas Pembantu Joyontakan2 480084 9160730 22 Puskesmas Purwosari 478107 9164187 23 Puskesmas Pembantu Jajar 476308 9164667 24 Puskesmas Jayengan 480003 9162683 25 Puskesmas Pembantu Makam cilik 479503 9161707 26 Puskesmas Pembantu Pringgolayan 479531 9161714 27 Puskesmas Gajahan 480747 9161730 28 Puskesmas Pembantu Semanggi 481632 9161373 29 Puskesmas Sangkrah 482651 9166685 30 Puskesmas Pembantu Joyosuran 481156 9161345 31 Puskesmas Gambirsari 481009 9166035 32 Puskesmas Pembantu Krembyongan 479330 9167352 33 Puskesmas Pembantu Clolo 480759 9167670 34 Puskesmas Sibela 483005 9167016 35 Puskesmas Pembantu Mojosongo I 482589 9166255 36 Puskesmas Pembantu Mojosongo II 482323 9167097 37 Puskesmas Setabelan 481046 9164300 38 Puskesmas Pembantu Timuran 480032 9163559 39 Puskesmas Penumping 478834 9163190 40 Puskesmas Pembantu Sriwedari 479585 9163098 Sumber : Fatchiyati, 2010
7. Data spasial laboratorium Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdapat 12 laboratorium. Laboratorium-laboratorium tersebut tidak semua diambil
data
spasialnya.
Pengumpulan
data
spasial
laborarotorium
menggunakan sampel. Penggunaan sampel ini tidak akan mengurangi fungsi sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel 4.14 menampilkan data spasial laboratorium. No 1 2 3 4
Tabel 4.14 Data spasial laboratorium Nama Lintang Laboratorium Cito 478938 Laboratorium Parahita 478619 Laboratorium Kimia Farma 477313 Laboratorium Promedis 476632
Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user IV-28
Bujur 9163059 9163752 9165198 9165365
perpustakaan.uns.ac.id
No 5 6 7 8 9 10 11
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.14 Data spasial laboratorium (lanjutan) Nama Lintang Laboratorium Prodia 479978 Laboratorium Darma Usada 479620 Laboratorium Budi Sehat 480597 Laboratorium Ultra Medica 478511 Laboratorium Sarana Medika 479741 Laboratorium Sololab 482654 Laboratorium Notosuman 480285
Bujur 9163616 9163940 9164326 9165847 9162825 9164080 9162350
Sumber : Survei lapangan, 2011
4.3.2 Data Non Spasial Fasilitas Kesehatan Data non spasial fasilitas kesehatan diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, survei, dan media internet. Fasilitas kesehatan yang dikumpulkan datadata non spasialnya yaitu rumah sakit, apotek, dokter praktek, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dan laboratorium. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai data non spasial yang dikumpulkan dari fasilitas-fasilitas kesehatan: 1. Rumah sakit Data-data non spasial yang dikumpulkan untuk rumah sakit yaitu alamat, nomor telepon, nomor fax, data pelayanan yang disediakan, dan data dokter yang bertugas. Data non spasial yang dikumpulkan ini dijadikan sebagai basisdata dalam perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data non spasial yang dikumpulkan memang tidak semuanya lengkap hanya ada beberapa saja. Tetapi dengan adanya data non spasial ini bisa dijadikan acuan dalam perancangan basisdata agar sistem dapat berjalan. Data non spasial rumah sakit yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Apotek Data non spasial yang dikumpulkan untuk apotek yaitu alamat. Data seperti nomor telepon dan apoteker belum bisa didapat. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambahkan data tersebut. Data non spasial apotek yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.15.
commit to user IV-29
perpustakaan.uns.ac.id
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Data non spasial apotek Nama Alamat Apotek Utama Sehat Jalan KH Dewantoro 23 Apotek Kimia Farma Jalan Kolonel Sutarto 57 Apotek Jebres Jalan Kolonel Sutarto 52 Apotek Amanah Jalan Kolonel Sutarto 35 Apotek MM Farma Jalan Kolonel Sutarto 31 Apotek San Farma Jalan Surya 118 Apotek MTA Jalan Sungai Serayu 12 Apotek Kimia Farma Jalan Veteran 25 C Apotek Gading Jalan Veteran 65 Apotek Jamisaren Jalan Veteran 253 Apotek Sehat Jaya Jalan Veteran 317 Apotek Fajar Jalan Laweyan 7 Apotek Natasha Jalan Dr. Rajiman 452 Apotek Mikro Jalan Dr. Rajiman 489 Apotek Badan Segar Jalan Perintis Kemerdekaan 71 A Apotek Mugi Waras Jalan Slamet Riyadi 468 Apotek Aria Jalan Monginsidi 4 Apotek Empat Mata Jalan Brigjen Katamso 86 Apotek Pamor Sehat Jalan Brigjen Katamso 148 Apotek Taruna Sehat Jalan Tangkuban Perahu 44 Apotek Murah Waras Jalan Bibis Baru RT 06/24 Nusukan Apotek Kimia Farma Jalan Adi Sucipto 70 Apotek Cempaka Medika Jalan Prof. Suharso 54 Apotek Jajar Jalan Prof. Suharso 51 Apotek Ndang Saras Jalan Prof. Suharso 22 Apotek Anugerah Putra Jalan Prof. Suharso 21 B Apotek Vivomellisa Jalan Urip Sumoharjo 112 Apotek Budi Asih Jalan Jend. Urip Sumoharjo 104 Apotek Berseri Jalan Arifin 41 Apotek Sakti Jalan Sutan Syahrir 110 Apotek Widuran Jalan Sutan Syahrir 101 Apotek Surya Sehat Jalan Lingga 3 Apotek Padma Jalan R.M. Said 156 Apotek Ruri Jalan Dr. Supomo 42 Apotek Bunda Jalan Yosodipuro 146 Apotek Kencana Jalan Yosodipuro 116 A Apotek LBC Jalan Yosodipuro 121 Apotek Kimia Farma Jalan Yosodipuro 111B
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user IV-30
perpustakaan.uns.ac.id
No 39 40 41 42 43
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Data non spasial apotek (lanjutan) Nama Alamat Apotek Rapi Jalan Ronggowarsito 161 Apotek Kondang Sehat Jalan Gajah Mada 112 Apotek C24 Jalan Slamet Riyadi 102 A Apotek Nur Asyifa Jalan Letjend Suprapto 85 A Apotek K24 Jalan Moh. Yamin 91
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
3. Dokter praktek Data non spasial yang dikumpulkan untuk dokter praktek yaitu alamat praktek dan jenis praktek. Data non spasial seperti nomor telepon belum bisa didapat. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambahkan data tersebut. Data non spasial dokter praktek yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.16. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek Nama Alamat drg. Bintang S.N. Jalan Kolonel Sutarto 57 Jebres dr. Alfianto, Sp.BS Jalan Kolonel Sutarto 57 Jebres dr. Moerbono Mochtar, Sp.KK Jalan Kolonel Sutarto 31 Jebres dr. Agustin C.H. Jalan Kolonel Sutarto 21 Jebres drg. Erfa Santoso Jalan Gotong Royong 11 Jagalan dr. Surawijaya B.K. Jalan RE. Martadinata 194 dr. Sutrisno D.S., Sp.M Jalan RE. Martadinata 76 dr. Sigit Hermawan Jalan Untung Suropati 69 Prof. Lucas Meliala (Neurolog) Jalan Veteran 293 dr. Ganung Harsono, Sp.A Jalan Dr. Rajiman 476 A dr. Tri Budi, Sp.OG(K) Jalan Perintis Kemerdekaan 74 dr. Bambang Pramono Jalan Brigjen Katamso 77 dr. Troy Arief Jalan Rinjani Tengah Mojosongo dr. Yulian Budi Ady Jalan Ir. Sutami 26 Jebres dr. Daniel H, MARS Jalan Urip Sumoharjo 112 drg. Grace Novita Jalan Urip Sumoharjo 112 drg. Eric Rahardjo Jalan Urip Sumoharjo 112 dr. Senyum, Sp.M Jalan RM. Said 87 dr. Retno Setianing, Sp.KFR Jalan RM. Said 149 dr. Subandi, Sp.S Jalan Dr. Supomo 72 dr. Imam Prabowo, Sp.THT Jalan Dr. Supomo 72 Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ Jalan Dr. Sutomo 25 drg. Tridarmani Jalan Yosodipuro 136
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user IV-31
Jenis Dokter gigi Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter umum Dokter gigi Dokter umum Dokter spesialis Dokter umum Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter umum Dokter umum Dokter umum Dokter umum Dokter gigi Dokter gigi Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter gigi
perpustakaan.uns.ac.id
No 24 25 26 27 28 29
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek (lanjutan) Nama Alamat dr. Nana Humar Dewi Jalan Yosodipuro 134 dr. Ira Syahriartie, Sp.OG Jalan Yosodipuro 103 dr. Syahrir Dullah, Sp.A Jalan Yosodipuro 103 drg. Darmawan K. Jalan Yosodipuro 78 drg. Grace R. Jalan Yosodipuro 78 dr. Ana Rima, Sp.P Jalan Aster III/4 Tumenggungan
Jenis Dokter umum Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter gigi Dokter gigi Dokter spesialis
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
4. Puskesmas Data non spasial yang dikumpulkan untuk puskesmas yaitu alamat dan nomor telepon. Data non spasial untuk pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas di puskesmas belum didapatkan. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambah data tersebut. Data non spasial puskesmas yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 2. 5. Rumah bersalin Data non spasial yang dikumpulkan untuk rumah bersalin yaitu alamat dan nomor telepon. Data non spasial dokter yang bertugas dan pelayanan yang disediakan oleh rumah bersalin belum didapatkan. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambah data tersebut. Tabel 4.17 menampilkan data non spasial rumah bersalin yang diperoleh. No 1 2 3 4 5 6
Tabel 4.17 Data non spasial rumah bersalin Nama Alamat Telepon Barokah Jalan Dr. Rajiman 666 (0271) 712639 RBG. Solo Peduli Jalan Arif Rahman Hakim 74 Kepatihan MTA Semanggi 02/XIII Pasar Kliwon Bunda Jalan Aru No. 18 Tegalharjo, Jebres Aisyiyah Medical Center Jalan KH. Dewantoro No. 10 Kentingan Annisa Jalan Veteran No. 113 Surakarta (0271) 656687
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
6. Klinik dan balai pengobatan Data non spasial yang dikumpulkan untuk klinik dan balai pengobatan yaitu alamat dan penanggungjawab. Data non spasial dokter yang tersedia dan nomor telepon yang bisa dihubungi belum didapatkan. Tetapi dalam sistem
commit to user IV-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambah data tersebut. Data non spasial klinik dan balai pengobatan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.18. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tabel 4.18 Data non spasial klinik dan balai pengobatan Nama Alamat Penanggungjawab Balai Pengobatan Jalan KH. Dewantoro 10 dr. Mudjahid Aisyiyah Kentingan Jalan Tangkuban Prahu No. 16 C dr. Wahyu Kurniawan, Klinik Seger Saras Mojosongo Mkes Klinik Ngesti Jalan Sumpah Pemuda No. 6, dr. Ivan Hendra Husadajati Kadipiro Sudarmawan Jalan Letjend Sutoyo No. 13 Klinik Mitra Medika dr. Margono, MKK Nusukan Klinik PMI Jalan Kolonel Sutarto No. 58 dr. Christina Roosarjani Balai Pengobatan Jalan Semanggi RT 02/XIII Pasar dr. Indah Musyiatun MTA Kliwon dr. Willy Handoko Klinik Wijaya Jalan Veteran No. 153 Wijaya, MARS Klinik Mecadita Jalan Dr. Supomo No. 78 drg. Koestanto Ph.Mkes Balai Pengobatan dr. M.I. Dish Pely. Ksh A&A Jalan Ir. Juanda 307 Pucang Sawit Pramudianti Rachmad Balai Pengobatan Jalan Ir. Juanda 229 A dr. Yulius Widiyarta Bhakti Sehat Balai Pengobatan dr. Julita Sri Wulani Jalan Ir. H. Juanda No. 47 PMS Sugandi Klinik Lucia Jalan Pajajaran I/16 Trangkilan dr. Lucia S. Gunawan Balai Pengobatan PKU Tapen RT. 02/II Nusukan dr. Sukirno Muhammadiyah
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
7. Laboratorium Data non spasial yang dikumpulkan untuk laboratorium yaitu alamat. Data non spasial pelayanan yang disediakan dan nomor telepon yang bisa dihubungi belum didapatkan. Tetapi dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta akan memungkinkan untuk menambah data tersebut. Data non spasial laboratorium yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.12. No 1 2
Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium Nama Alamat Notosuman Jalan Moh. Yamin No. 9 Surakarta Sarana Medika Jalan Honggowongso 79 Surakarta
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
commit to user IV-33
perpustakaan.uns.ac.id
No 3 4 5 6 7 8 9 10 11
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium (lanjutan) Nama Alamat Prodia Jalan Ronggowarsito 143 Surakarta Budi Sehat Jalan S. Parman No. 137 Surakarta Ultra Medika Jalan Letjen Suprapto No. 65 Sumber Surakarta Promedis Jalan Prof. Dr. Suharso No. 54 Jajar, Surakarta Kimia Farma Jalan Adi Sucipto No. 70 Jajar, Surakarta Parahita Jalan Slamet Riyadi No. 319 Surakarta Cito Jalan Dr. Rajiman No. 349 Panularan Laweyan Solo Lab Jalan Pratanggapati No. 36 Jebres, Surakarta Darma Usada Jalan Yosodipuro No. 89 Surakarta
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2011
4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN Digitasi
fasilitas
kesehatan
dilakukan
dengan
maksud
untuk
menggabungkan data spasial dan beberapa data non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan dengan peta dasar Surakarta yang telah didigitasi sebelumnya. Sehingga didapat peta Surakarta yang telah berisi lokasi fasilitas kesehatan serta informasi mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut. Proses digitasi fasilitas kesehatan dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. Hasil dari digitasi fasilitas kesehatan ini berupa shapefile (*.shp). Masing-masing fasilitas kesehatan menjadi satu shapefile (*.shp). Jadi dari hasil digitasi fasilitas kesehatan ini dihasilkan tujuh shapefile (*.shp) fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, dokter praktek, apotek, puskesmas, rumah bersalin, klinik dan balai pengobatan, dan puskesmas. Berikut ini penjelasan selengkapnya hasil digitasi fasilitas kesehatan yang dilakukan. 1. Rumah Sakit Digitasi terhadap data rumah sakit dilakukan dengan menggabungkan data spasial rumah sakit dengan data non spasial rumah sakit. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah sakit di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah sakit. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan nomor fax. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari
commit to user IV-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Gambar 4.5 menggambarkan lokasi rumah sakit setelah didigitasi.
Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit Sumber : Survei lapangan, 2011
2. Apotek
Gambar 4.6 Lokasi apotek Sumber : Survei lapangan, 2011
commit to user IV-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.6 di atas menggambarkan lokasi apotek setelah didigitasi. Digitasi terhadap data apotek dilakukan dengan menggabungkan data spasial apotek dengan data non spasial apotek. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat apotek di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan apoteker. Walaupun data non spasial nomor telepon dan apoteker belum didapat tetapi dalam shapefile sudah disiapkan basis data untuk menampung data tersebut. 3. Dokter praktek
Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek Sumber : Survei lapangan, 2011
Gambar 4.7 di atas menggambarkan lokasi dokter praktek setelah didigitasi. Digitasi terhadap data dokter dilakukan dengan menggabungkan data spasial dokter praktek dengan data non spasial dokter praktek. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat dokter praktek di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari apotek. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon, dan jenis praktek. Walaupun data
commit to user IV-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
non spasial nomor telepon belum didapat tetapi dalam shapefile sudah disiapkan basis data untuk menampung data tersebut. 4. Puskesmas
Gambar 4.8 Lokasi puskesmas Sumber : Fatchiyati, 2010
Gambar 4.8 di atas menggambarkan lokasi puskesmas setelah didigitasi. Digitasi terhadap data puskesmas dilakukan dengan menggabungkan data spasial puskesmas dengan data non spasial puskesmas. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat puskesmas di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari puskesmas. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut.
commit to user IV-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Rumah bersalin
Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin Sumber : Survei lapangan, 2011
Gambar 4.9 di atas menggambarkan lokasi rumah bersalin setelah didigitasi. Digitasi terhadap data rumah bersalin dilakukan dengan menggabungkan data spasial rumah bersalin dengan data non spasial rumah bersalin. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat rumah bersalin di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari rumah bersalin. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan dan dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut. 6. Klinik dan balai pengobatan Digitasi terhadap data klinik dan balai pengobatan dilakukan dengan menggabungkan data spasial klinik dan balai pengobatan dengan data non spasial klinik dan balai pengobatan. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat klinik dan balai pengobatan di peta dasar Kota
commit to user IV-38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari klinik dan balai pengobatan. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, penanggungjawab, nomor telepon. Sedangkan data non spasial dokter yang bertugas diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial. Walaupun data non spasial dokter yang bertugas belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut. Gambar 4.10 menggambarkan lokasi klinik dan balai pengobatan setelah didigitasi.
Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan Sumber : Survei lapangan, 2011
7. Laboratorium Digitasi terhadap data laboratorium dilakukan dengan menggabungkan data spasial laboratorium dengan data non laboratorium. Data spasial ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat laboratorium di peta dasar Kota Surakarta sehingga dapat tergambar secara jelas lokasi dari laboratorium. Sedangkan data non spasial yang didigitasi bersamaan dengan data spasial dalam shapefile berupa data nama, alamat, nomor telepon. Sedangkan data non spasial pelayanan yang disediakan diletakkan dalam basis data yang terpisah untuk menghindari duplikasi lokasi yang terlalu berlebihan pada data spasial.
commit to user IV-39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun data non spasial pelayanan yang disediakan belum didapatkan tetapi basis data tetap disiapkan untuk menampung data tersebut. Gambar 4.11 menggambarkan lokasi laboratorium setelah didigitasi.
Gambar 4.11 Lokasi laboratorium Sumber : Survei lapangan, 2011
4.5 PENGOLAHAN DATA SPASIAL Tahapan pengolahan data spasial ini dimaksudkan untuk memperoleh data baru setelah data-data spasial hasil observasi dan referensi didigitasi. Data baru yang dihasilkan dari pengolahan data spasial ini berupa rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Pengolahan data spasial menggunakan aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3. Aplikasi sistem informasi geografis ArcGIS 9.3 menyediakan tool Network Analyst. Analisis jaringan (Network Analyst) merupakan salah fitur dalam perangkat lunak ArcGIS 9.3 yang bekerja dengan bantuan basis data spasial (geodatabase). Geodatabase yang digunakan yaitu data waktu tempuh yang didapat dari hasil penelitian Sukoco (2010). Penelitian Sukoco (2010) membagi waktu harian dalam 6 rentang waktu. Pembagian rentang waktu harian ini bertujuan untuk membuat aturan pengklasifikasian kapan suatu ruas dalam kondisi padat atau dalam kondisi puncak. Tabel 4.20 menunjukkan pembagian waktu harian yang telah dilakukan oleh Sukoco (2010).
commit to user IV-40
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Waktu I
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.20 Pembagian waktu harian Rentang Karakteristik Kepadatan Waktu 06.00-07.59 1. Hampir semua ruas mengalami kepadatan karena
(W-1)
pergerakan masyarakat akibat aktivitas bekerja dan bersekolah. Contoh : Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Monginsidi Surakarta. 2. Ruas jalan di daerah pasar tradisional mengalami kepadatan karena pasar memulai aktivitasnya. Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi) Surakarta.
Waktu II
08.00-10.59 1. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar
(W-2)
tradisional. Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi) dan Jl. dr. Radjiman (Pasar Klewer) Surakarta. 2. Pasar modern/mal memulai aktivitasnya sehingga meningkatkan
kepadatan
di
ruas
jalan
di
sekitanya. Contoh : Jl. Slamet Riyadi (Solo Grand Mall) dan Jl. Honggowongso (Sami Luwes) Surakarta. Waktu III
11.00-12.59
(W-3)
1. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar tradisional. Contoh : Jl. S. Parman (Pasar Legi) dan Jl. dr. Radjiman (Pasar Klewer) Surakarta. 2. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar modern/mall. Contoh: Jl. Slamet Riyadi (Solo Grand Mall) dan Jl. Honggowongso (Sami Luwes) Surakarta.
Waktu IV
13.00-15.59
(W-4)
1. Terjadi peningkatan kepadatan di ruas jalan sekitar sekolah karena aktivitas sekolah berakhir. Contoh : Jl. Monginsidi (SMA 1-2 Surakarta). 2. Kepadatan terjadi di ruas jalan sekitar pasar tradisional dan pasar modern/mal.
Sumber : Sukoco, 2010
commit to user IV-41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.20 Pembagian waktu harian (lanjutan) Kondisi Waktu V
Rentang Waktu 16.00-17.59
(W-5)
Karakteristik Kepadatan 1. Peningkatan
kepadatan
akibat
pergerakan
masyarakat karena selesainya aktivitas bekerja. Contoh : Jl. Slamet Riyadi, Jl. Adi Sucipto dan Jl Ahmad Yani Surakarta. 2. Kepadatan di ruas jalan sekitar pasar tradisional dan pasar modern/mal
Waktu VI
18.00-05.59
(W-6)
Kepadatan di ruas jalan sekitar pasar modern/mal masih terjadi sampai dengan malam hari.
Sumber: Sukoco, 2010
Data waktu tempuh ini yang dimasukkan dalam geodatabase pada aplikasi ArcGIS 9.3 untuk diolah dengan menggunakan Network Analyst untuk menghasilkan rute menuju fasilitas kesehatan. 4.5.1 Penentuan Titik Lokasi Awal
Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan Sumber : Sukoco, 2010
commit to user IV-42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.12 menggambarkan titik lokasi awal dari hasil penelitian Sukoco (2010). Titik lokasi awal merupakan titik lokasi yang dapat dijadikan acuan keberangkatan oleh pengguna menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Titik lokasi awal pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta juga menggunakan data penelitian Sukoco (2010) dimana titik lokasi awal merupakan nama atau bangunan yang dikenal oleh publik. Simbol, keterangan dari gambar 4.12 ditampilkan tabel 4.21 sebagai berikut: Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan No. Nama Tempat (Landmark) 1 Gapura Kleco, Pasar Kleco, Alfabank Kleco 2 Kerten, Pertigaan Faroka, Pos Polisi Kerten 3 Solo Square, SD Kleco 1, Makorem Laweyan, UNS IV 4 Stasiun Purwosari 5 Diamond Resto, Rel Bengkong, BII, Megaland Plaza 6 Solo Grand Mall, Loji Gandrung 7 Sriwedari, Pengadilan Negeri, Museum Radya Pustaka 8 Sami Luwes, Novotel 9 Lippo/CIMB Niaga, Graha Wisata 10 Ngarsopuro 11 SMP Bintang Laut, Nonongan, RM Kusuma Sari 12 Patung Slamet Riyadi, Gladak, Galabo 13 Telkom, BI Solo, Kantor Pos Besar 14 Pasar Gede, Balaikota 15 Perempatan Panggung, Hotel Asia 16 Optik Melawai, Perempatan Warung Pelem 17 Pasar Ngemplak 18 Terminal Tirtonadi 19 SPBU Balaikambang 20 Bundaran Manahan, Lokananta, SMK 6. Tugu Wisnu 21 Tugu Adipura, Kantor Solo Pos, Gedung DPRD 22 Fajar Indah 23 Poltabes Surakarta, Stadion Manahan 24 Kota Barat 25 Pendaringan 26 Gerbang Belakang UNS 27 Gapura Palur, Gerbang Depan UNS, Jurug 28 Taman Makam Pahlawan 29 Pasar Kliwon 31 Pasar Klewer, Keraton 30 Pasar Gading, Alun-Alun Kidul Sumber: Sukoco, 2010
commit to user IV-43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan (lanjutan) No. Nama Tempat (Landmark) 32 Perempatan Gemblegan, BPR Internasional 33 Nikmat Rasa, Makro 34 Singosaren 35 Pasar Kembang 36 Bundaran Penumping 38 Jongke 37 Pasar Kabangan 39 Pasar Nusukan 40 Joglo 41 Universitas Tunas Pembangunan 42 Pasar Mojosongo 43 Kelurahan Mojosongo 44 Pasar Tanggul Godean 45 Pasar Klithikan Semanggi 47 Mangkunegaran 46 Balaikambang, Ce'es Resto 48 Griya Kalitan 49 Monumen Pers 50 Stasiun Balapan 51 Pasar Legi 52 Gapura Joyontakan Sumber: Sukoco, 2010
4.5.2 Penentuan Titik Lokasi Tujuan Titik lokasi tujuan dalam penentuan rute ini adalah fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta. Titik lokasi fasilitas kesehatan yang digunakan dalam penentuan rute ini menggunakan hasil pengumpulan data spasial yang telah didigitasi menjadi peta dengan menggunakan ArcGIS 9.3. Pada penentuan rute ini data titik lokasi tujuan yang digunakan masih sebatas sampel. Fasilitas kesehatan belum terkumpul semua data spasialnya. Pada sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta disediakan fungsi untuk menambah data spasial fasilitas kesehatan. Sehingga data-data spasial fasilitas kesehatan dapat terkumpul dengan baik dan dapat diolah untuk mendapatkan rute menuju fasilitas kesehatan yang lebih baik dan lebih aktual. Titik lokasi tujuan fasilitas kesehatan untuk rumah sakit ditunjukkan pada gambar 4.5. Sedangkan gambar 4.6 menunjukkan titik lokasi tujuan berupa apotek. Titik lokasi tujuan berupa dokter praktek ditunjukkan pada gambar 4.7.
commit to user IV-44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.8 menunjukkan titik lokasi tujuan berupa puskesmas. Titik lokasi tujuan berupa rumah bersalin ditunjukkan pada gambar 4.9. Titik lokasi tujuan berupa klinik dan balai pengobatan ditunjukkan pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 yang menunjukkan fasilitas kesehatan berupa laboratorium. 4.5.3 Penentuan Rute Menuju Fasilitas Kesehatan Penentuan rute menuju fasilitas kesehatan dilakukan dengan menggunakan Network Analyst yang terdapat pada ArcGIS 9.3. Berikut ini adalah contoh penentuan rute hasil dari analisis jaringan : 1. Penentuan rute menuju rumah sakit i. Titik lokasi awal
: Perempatan Bank Indonesia Surakarta
ii. Titik lokasi tujuan
: RS Dr. Oen Surakarta
Maka rute yang sebaiknya ditempuh dari titik lokasi awal tersebut pada tiap rentang waktu adalah sebagai berikut : a. W-1 (06.00-07.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.13 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 5 menit.
Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59
commit to user IV-45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.22 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah timur pada Jl. Kusmanto menuju Jl. Kapten Mulyadi 3: Belok kiri pada Jl. Kapten Mulyadi 4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 5: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 6: Lanjut pada Jl. Katamso 7: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 5 min Total jarak : 2313.6 m
357.8 m 542.2 m 91.2 m 841.8 m 480.5 m
Waktu Tempuh < 1 min < 1 min < 1 min < 2 min < 2 min
b. W-2 (08.00-10.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.14 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut :
commit to user IV-46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.23 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl. Urip Sumoharjo 3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 4: Lanjut pada Jl. Katamso 5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1953.4 m
Waktu Tempuh
141 m
< 1 min
1331.9 m 480.5 m
< 2 min < 1 min
c. W-3 (11.00-12.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.15 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut :
commit to user IV-47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.24 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl. Urip Sumoharjo 3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 4: Lanjut pada Jl. Katamso 5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1953.4 m
Waktu Tempuh
141 m
< 1 min
1331.9 m 480.5 m
< 2 min < 1 min
d. W-4 (13.00-15.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.16 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut :
commit to user IV-48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.25 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl. Urip Sumoharjo 3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 4: Lanjut pada Jl. Katamso 5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1953.4 m
Waktu Tempuh
141 m
< 1 min
1331.9 m 480.5 m
< 2 min < 1 min
e. W-5 (16.00-17.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.17 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut :
commit to user IV-49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.26 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah timur pada Jl. Kusmanto menuju Jl. Kapten Mulyadi 3: Belok kiri pada Jl. Kapten Mulyadi 4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 5: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 6: Lanjut pada Jl. Katamso 7: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 5 min Total jarak : 2313.6 m
357.8 m 542.2 m 91.2 m 841.8 m 480.5 m
Waktu Tempuh < 1 min < 1 min < 1 min < 2 min < 2 min
f. W-6 (18.00-05.59) Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju rumah sakit Dr. Oen Surakarta sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.18 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut :
commit to user IV-50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.27 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari perempatan BI 2: Ke arah utara pada Jl. Jend. Sudirman menuju Jl. Arifin/Jl. Urip Sumoharjo 3: Belok kanan pada Jl. Urip Sumoharjo 4: Lanjut pada Jl. Katamso 5: Sampai pada RS Dr. Oen Surakarta Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1953.4 m
Waktu Tempuh
141 m
< 1 min
1331.9 m 480.5 m
< 2 min < 1 min
2. Penentuan rute menuju apotek i. Titik lokasi awal
: Pasar Klewer
ii. Titik lokasi tujuan
: Apotek K24
Maka hasil penentuan rute dari titik lokasi awal tersebut pada rentang waktu W-1 (06.00-07.59) adalah sebagai berikut : Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju apotek K24 sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.19 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit.
Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59
commit to user IV-51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.28 Petunjuk arah rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Pasar Klewer 2: Ke arah barat pada Jl. Dr. Rajiman menuju Jl. KH Ashari 3: Belok kiri pada Jl. KH Ashari 4: Belok kanan pada Jl. Gajah Suranto 5: Belok kiri pada Jl. Reksoniten 6: Belok kanan pada Jl. Magangan Baluwarti 7: Lurus pada Jl. Muh. Yamin 8: Sampai pada Apotek K24 Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1596.7 m
193.2 m 72.6 m 168.1 m 385.5 m 189.5 m 587.9 m
Waktu Tempuh < 1 min < 1 min < 1 min < 1 min < 1 min < 1 min
3. Penentuan rute menuju dokter praktek i. Titik lokasi awal
: Monumen Pers
ii. Titik lokasi tujuan
: Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ
Maka hasil penentuan rute dari titik lokasi awal tersebut pada
rentang
waktu W-1 (06.00-07.59) adalah sebagai berikut :
Gambar 4.20 Rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul 06.00-07.59
commit to user IV-52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada rentang waktu ini, apabila ingin menuju dokter
Prof. Dr. Aris
Sudianto, Sp.KJ sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.20 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit. Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.29 Petunjuk arah rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul 06.00-07.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Monumen Pers 2: Ke arah barat pada Jl. Dr. Rajiman menuju Jl. Dr. Supomo 3: Belok kiri tajam pada Jl. Dr. Sutomo 4: Sampai pada Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 1456.7 m 4. Penentuan rute menuju puskesmas i. Titik lokasi awal
: Pasar Kliwon
ii. Titik lokasi tujuan
: Puskesmas Gajahan
1095 m 362.7 m
Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59
commit to user IV-53
Waktu Tempuh < 3 min < 1 min
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada rentang waktu W-5 (16.00-17.59) ini, apabila ingin menuju puskesmas Gajahan sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.21 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 4 menit. Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.30 Petunjuk arah rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Pasar Kliwon 2: Ke arah selatan pada Jl. Kapten Mulyadi menuju Jl. Carangan 3: Belok kanan pada Jl. Ibu Pertiwi 4: Belok kiri pada Jl. Kasunanan 5: Belok kanan pada Jl. Veteran 6: Sampai pada Puskesmas Gajahan Total waktu tempuh : 4 min Total jarak : 1601.8 m 5. Penentuan rute menuju rumah bersalin i. Titik lokasi awal
: Gerbang Depan UNS
ii. Titik lokasi tujuan
: Rumah Bersalin Bunda
949.7 m
< 1 min
382.9 m 231.4 m 37.9 m
< 1 min < 1 min < 1 min
Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59
commit to user IV-54
Waktu Tempuh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apabila ingin menuju rumah bersalin Bunda pada rentang waktu W-2 (08.00-10.59) sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.22 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 4 menit. Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.31 Petunjuk arah rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Gerbang Depan UNS 2: Ke arah barat laut pada Jl. Ir. Sutami menuju Jl. HOS Cokroaminoto 3: Belok kiri pada Jl. Kolonel Sutarto 4: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 5: Sampai pada RB. Bunda Total waktu tempuh : 4 min Total jarak : 2891.6 m
1268.3 m
< 2 min
1197.2 m 426.1 m
< 2 min < 1 min
6. Penentuan rute menuju klinik dan balai pengobatan i. Titik lokasi awal
: Pedaringan
ii. Titik lokasi tujuan
: Balai Pengobatan PMS
Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59
commit to user IV-55
Waktu Tempuh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada rentang waktu W-6 (18.00-05.59), apabila ingin menuju balai pengobatan PMS sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.23 karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 3 menit. Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.32 Petunjuk arah rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Pedaringan 2: Ke arah barat pada Jl. Kol. Sutarto 3: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 4: Belok kiri pada Jl. Sutan Syahrir 5: Lanjut pada Jl. Ir. Juanda 6: Sampai pada BP. PMS Total waktu tempuh : 3 min Total jarak : 2273.1 m
1197.2 m 841.8 m 91.2 m 142.9 m
7. Penentuan rute menuju laboratorium i. Titik lokasi awal
: Gerbang Belakang UNS
ii. Titik lokasi tujuan
: Laboratorium Prodia
Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59
commit to user IV-56
Waktu Tempuh 2 min 1 min < 1 min < 1 min
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apabila ingin menuju laboratorium Prodia pada rentang waktu W-2 (08.0010.59) sebaiknya melalui rute yang ditunjukkan oleh gambar 4.24 di atas karena menghasilkan waktu tempuh tercepat yaitu sebesar 7 menit. Sedangkan untuk petunjuk arah rute hasil dari analisis jaringan
ditampilkan sebagai
berikut : Tabel 4.33 Petunjuk arah rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59 Rute
Jarak
1: Mulai dari Gerbang Belakang UNS 2: Ke arah barat pada Jl. Ki Hajar Dewantoro menuju Jl. Kol. Sutarto/Jl. Kali Baru/T.G. Pljr 3: Lanjut pada Jl. Kol. Sutarto 4: Belok kiri pada Jl. Urip Sumoharjo 5: Belok kiri pada Jl. Jend Sudirman 6: Belok kanan pada Jl. Ronggowarsito, sampai di Lab. Prodia Total waktu tempuh : 7 min Total jarak : 4732 m
Waktu Tempuh
716.2 m 1197.2 m 1331.9 m 141 m 1345.6 m
1 min 2 min 2 min < 1 min 2 min
Rute-rute yang didapatkan nantinya akan disimpan dalam database sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Apabila pengguna aplikasi ingin mengetahui rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan yang perlu dilakukan yaitu memilih lokasi awal, jenis fasilitas, dan lokasi tujuan. Setelah itu sistem akan melakukan proses query untuk memperoleh rute dari database sesuai dengan kriteria yang telah dipilih oleh pengguna. 4.6 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN Tahap ini ditujukan untuk mencapai sebuah bentuk yang baik dan optimal pada aplikasi yang akan dibangun, berdasarkan pada analisis kebutuhan sistem seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembangunan aplikasi ini dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi teknologi, perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan. Tahap perancangan aplikasi ini melalui dua tahap yaitu tahap perancangan basis data (database) dan tahap perancangan antarmuka (interface). Sebelum memulai perancangan aplikasi
commit to user IV-57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perlu disiapkan terlebih dahulu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan. Berikut beberapa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan yaitu : 1. Perangkat keras (hardware) yang digunakan pada penelitian ini yaitu : a. Intel Celeron M 530 1.73 GHz b. RAM 512 MB DDR2 c. Harddisk berkapasitas 80 GB 2. Perangkat lunak (software) yang digunakan pada penelitian ini yaitu : a. Sistem operasi Windows XP Service Pack 2 b. ArcGIS 9.3 yang digunakan untuk pengolahan data spasial dan non spasial. ArcGIS 9.3 memiliki fasilitas Network Analyst yang sangat berguna untuk penentuan rute. ArcGIS 9.3 memiliki kemudahan dalam pengoperasiannya dan sesuai dengan lingkungan sistem operasi. c. Mapserver yang digunakan untuk pemrosesan data-data spasial sehingga dapat ditampilkan dalam halaman website. Mapserver yang digunakan yaitu Mapserver for Windows (MS4W) karena sesuai dengan lingkungan sistem operasi dan mudah dalam proses instalasinya. d. PostgreSQL yang digunakan sebagai manajemen basis data (database). PostgreSQL dilengkapi dengan fungsi tambahan berupa PostGIS yang memiliki kemampuan untuk pengelolaan basis data (database) berupa data spasial. Selain itu dalam PostGIS juga tersedia konverter shp2pgsql yang berfungsi mengubah shapefile (*.shp) hasil olahan ArcGIS 9.3 ke dalam format database (*.sql). PostgreSQL pada penelitian ini dikelola dengan menggunakan Navicat 9.0.14 karena kemudahan pengoperasiannya. e. Framework Pmapper untuk memunculkan peta. Pmapper menyediakan layanan peta dilengkapi dengan konfigurasi pada beberapa fungsi seperti reference map, slider zoom serta tampilan antarmuka. f. Teks editor seperti Notepad++ yang digunakan untuk proses pembuatan kode-kode mapfile dan pemrograman website berupa HTML, CSS, dan PHP.
commit to user IV-58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6.1 Perancangan Basis Data (Database) Desain basis data terdiri dari tahap analisis kebutuhan basis data dan tahap perancangan fisik basis data. 1. Tahap analisis kebutuhan basis data Pada tahap analisis kebutuhan basis data ditentukan entitas beserta atributnya yang akan dimasukkan ke database. Tahap analisis kebutuhan basis data harus mampu mendukung hasil analisis kebutuhan sistem. Melihat hasil analisis kebutuhan sistem, maka diperoleh bahwa sistem ini akan melakukan proses berupa menampilkan peta Kota Surakarta, jaringan jalan arteri dan kolektor Kota Surakarta, titik lokasi fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan, melakukan proses pembaharuan data spasial maupun non spasial fasilitas kesehatan,
proses pencarian fasilitas kesehatan, pencarian dan
menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, melakukan proses pembaharuan rute menuju fasilitas kesehatan, melakukan proses login sesuai dengan kategori pengguna, melakukan proses registrasi akun. Gambaran proses prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat dilihat pada lampiran 3. Gambaran proses tersebut
dapat digunakan untuk membantu dalam
perancangan basis data. Pada perancangan basis data untuk proses menampilkan peta Kota Surakarta, jaringan jalan arteri dan kolektor Kota Surakarta, titik lokasi fasilitas, informasi fasilitas kesehatan, dan melakukan proses pembaharuan data spasial maupun non spasial fasilitas kesehatan ini membutuhkan basis data yang mampu menampung data spasial dan non spasial Kota Surakarta, jaringan jalan, dan fasilitas kesehatan termasuk basis data yang mampu membedakan jenis fasilitas kesehatan yang ada. Proses pencarian fasilitas kesehatan adalah proses yang dilakukan oleh pengguna untuk memasukkan kata kunci yang dapat digunakan oleh sistem untuk melakukan pencarian fasilitas kesehatan dalam basis data. Oleh karena itu dibutuhkan basis data yang mampu menampung data spasial dan non spasial fasilitas-fasilitas kesehatan seperti data pelayanan, data dokter, dan data jadwal dokter.
commit to user IV-59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proses pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan merupakan proses yang dilakukan oleh sistem dengan melakukan query terhadap data rute yang telah disimpan dan akan menampilkan data tersebut berdasarkan kata kunci lokasi kejadian dan waktu kejadian yang dimasukkan oleh pengguna. Proses pembaharuan data rute adalah proses yang dilakukan oleh pengguna untuk menambah atau menghapus data rute menuju fasilitas kesehatan. Oleh karena itu untuk dapat melakukan proses-proses ini diperlukan basis data yang mampu menampung data lokasi awal, data lokasi tujuan, data waktu, dan data rute. Proses login merupakan proses yang dilakukan oleh pengguna apabila ingin melakukan proses pembaharuan data pada sistem. Proses login ini sesuai dengan kategori pengguna. Oleh karena itu diperlukan basis data yang mampu menampung data kategori pengguna. Proses registrasi akun adalah proses yang dilakukan pengguna untuk mendaftarkan diri agar dapat melakukan proses pembaharuan data. Oleh karena itu diperlukan basis data yang dapat menampung data pengguna. Berdasarkan proses kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh beberapa data store yang akan dijadikan entitas dalam perancangan database yaitu : 1.
Data store Kota Surakarta
2.
Data store jalan
3.
Data store apotek
4.
Data store rumah sakit
5.
Data store rumah bersalin
6.
Data store puskesmas
7.
Data store dokter praktek
8.
Data store klinik dan balai pengobatan
9.
Data store laboratorium
10. Data store pengguna 11. Data store kategori pengguna 12. Data store jenis fasilitas 13. Data store dokter klinik dan balai pengobatan 14. Data store jadwal dokter klinik dan balai pengobatan
commit to user IV-60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15. Data store dokter rumah sakit 16. Data store layanan rumah sakit 17. Data store dokter puskesmas 18. Data store layanan puskesmas 19. Data store dokter rumah bersalin 20. Data store layanan rumah bersalin 21. Data store jenis praktek dokter 22. Data store jenis layanan laboratorium 23. Data store layanan laboratorium 24. Data store waktu 25. Data store lokasi awal 26. Data store lokasi tujuan 27. Data store rute Dari data store di atas ditentukan entitas beserta atribut atributnya. Atribut atribut tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi dari entitasentitasnya. 1. Entitas : Surakarta Entitas ini berisi nomor identitas geografis (gid), nama kabupaten (nama) yaitu Kota Surakarta, dan geometri polygon Kota Surakarta (the_geom) yang telah diterjemahkan dalam bentuk heksadesimal dalam database. Entitas ini yang nantinya dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta menjadi peta dasar Kota Surakarta. Entitas ini tidak berhubungan dengan entitas lain pada database. Berikut ini merupakan atribut-atribut yang terdapat dalam entitas Surakarta. Tabel 4.34 Atribut Surakarta Atribut gid nama the_geom 2. Entitas : Jalan Entitas jalan ini berisi nomor identitas geografis masing-masing jalan (gid), nama masing-masing jalan yang ada di Kota Surakarta (nama_jalan), dan geometri linestring masing-masing jalan (the_geom). Entitas jalan ini berasal dari
commit to user IV-61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jaringan jalan hasil penelitian Sukoco (2010). Entitas jalan tidak berhubungan dengan entitas lain dalam database. Berikut ini atribut-atribut yang terdapat dalam entitas jalan. Tabel 4.35 Atribut jalan Atribut gid nama_jalan the_geom 3. Entitas : Apotek Entitas apotek ini berisi nomor identitas geografis masing-masing apotek (gid), nama apotek (nama), alamat apotek (alamat), nomor telepon apotek (telepon), alamat email apotek (email), nomor fax apotek (fax), alamat website apotek (website), gambar apotek (gambar), nama apoteker yang bertugas (apoteker), geometri point dari apotek (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data apotek dalam sistem informasi
geografis
fasilitas
kesehatan
Kota
Surakarta.
Entitas
apotek
berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data apotek. Berikut ini merupakan atribut-atribut yang terdapat dalam entitas apotek. Tabel 4.36 Atribut apotek Atribut gid nama alamat telepon fax email website apoteker gambar the_geom id_users
commit to user IV-62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Entitas : Rumah Sakit Entitas rumah sakit ini berisi nomor identitas geografis masing-masing rumah sakit (gid), nama rumah sakit (nama), alamat rumah sakit (alamat), nomor telepon rumah sakit (telepon), alamat email rumah sakit (email), nomor fax rumah sakit (fax), alamat website rumah sakit (website), gambar rumah sakit (gambar), geometri point dari rumah sakit (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data rumah sakit dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas rumah sakit berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data rumah sakit. Selain itu entitas rumah sakit ini juga berhubungan dengan entitas dokter rumah sakit untuk mengetahui dokter-dokter yang bertugas di rumah sakit. Tabel 4.37 Atribut rumah sakit Atribut gid nama alamat telepon fax email website gambar the_geom id_users 5. Entitas : Rumah Bersalin Entitas rumah bersalin ini berisi nomor identitas geografis masing-masing rumah bersalin (gid), nama rumah bersalin (nama), alamat rumah bersalin (alamat), nomor telepon rumah bersalin (telepon), alamat email rumah bersalin (email), nomor fax rumah bersalin (fax), alamat website rumah bersalin (website), gambar rumah bersalin (gambar), geometri point dari rumah bersalin (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data rumah bersalin dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas rumah bersalin berhubungan dengan entitas
commit to user IV-63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data rumah bersalin. Selain itu entitas rumah bersalin ini juga berhubungan dengan entitas dokter rumah bersalin untuk mengetahui dokter-dokter yang bertugas di rumah bersalin. Tabel 4.38 Atribut rumah bersalin Atribut Gid nama alamat telepon fax email website gambar the_geom id_users 6. Entitas : Puskesmas Tabel 4.39 Atribut puskesmas Atribut gid nama alamat telepon fax email website gambar the_geom id_users Entitas puskesmas ini berisi nomor identitas geografis masing-masing puskesmas (gid), nama puskesmas (nama), alamat puskesmas (alamat), nomor telepon puskesmas (telepon), alamat email puskesmas (email), nomor fax puskesmas (fax), alamat website puskesmas (website), gambar puskesmas
commit to user IV-64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(gambar), geometri point dari puskesmas (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data puskesmas dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas puskesmas berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data puskesmas. Selain itu entitas puskesmas ini juga berhubungan dengan entitas dokter puskesmas untuk mengetahui dokterdokter yang bertugas di puskesmas. 7. Entitas : Klinik dan Balai Pengobatan Tabel 4.40 Atribut klinik dan balai pengobatan Atribut gid nama alamat telepon fax email website penanggungjawab gambar the_geom id_users Entitas klinik dan balai pengobatan ini berisi nomor identitas geografis masing-masing klinik dan balai pengobatan (gid), nama klinik dan balai pengobatan (nama), alamat klinik dan balai pengobatan (alamat), nomor telepon klinik dan balai pengobatan (telepon), alamat email klinik dan balai pengobatan (email), nomor fax klinik dan balai pengobatan (fax), alamat website klinik dan balai pengobatan (website), gambar klinik dan balai pengobatan (gambar), geometri point dari klinik dan balai pengobatan (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data klinik dan balai pengobatan dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas ini berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data klinik dan balai pengobatan.
commit to user IV-65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain itu entitas ini juga berhubungan dengan entitas jadwal dokter klinik untuk mengetahui jam dokter-dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan. 8. Entitas : Dokter Praktek Entitas dokter praktek ini berisi nomor identitas geografis masing-masing dokter praktek (gid), nama dokter praktek (nama), alamat dokter praktek (alamat), nomor telepon dokter praktek (telepon), alamat email dokter praktek (email), nomor fax dokter praktek (fax), alamat website dokter praktek (website), gambar dokter praktek (gambar), geometri point dari dokter praktek (the_geom), nomor identitas jenis praktek (id_jenis_praktek) untuk mengetahui jenis praktek dari dokter praktek, jam buka praktek dokter (jam) dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data data dokter praktek dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas dokter praktek berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data dokter praktek. Entitas ini juga berhubungan dengan entitas jenis praktek. Berikut ini atribut-atribut yang terdapat dalam entitas dokter praktek. Tabel 4.41 Atribut dokter praktek Atribut gid nama alamat telepon fax email website gambar the_geom id_users id_jenis_praktek jam
commit to user IV-66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Entitas : Laboratorium Entitas laboratorium ini berisi nomor identitas geografis masing-masing laboratorium (gid), nama laboratorium (nama), alamat laboratorium (alamat), nomor telepon laboratorium (telepon), alamat email laboratorium (email), nomor fax
laboratorium
(fax), alamat
website laboratorium
(website), gambar
laboratorium (gambar), geometri point dari laboratorium (the_geom), dan nomor identitas pengguna (id_users) yang berhak melakukan proses perubahan data laboratorium dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Entitas puskesmas berhubungan dengan entitas pengguna untuk mengetahui pengguna yang berhak melalukan perubahan data laboratorium. Selain itu entitas laboratorium ini juga berhubungan dengan entitas pelayanan laboratorium untuk mengetahui layanan-layanan yang terdapat pada laboratorium. Berikut ini merupakan atribut-atribut yang terdapat dalam entitas laboratorium. Tabel 4.42 Atribut laboratorium Atribut gid nama alamat telepon fax email website gambar the_geom id_users
10. Entitas : Pengguna Entitas pengguna ini merupakan entitas bagi kelompok pengguna khusus. Entitas pengguna ini terdiri dari nomor identitas pengguna (id_users), nama pengguna (nama_pengguna), jenis kelamin pengguna (jenis_kelamin), nomor telepon pengguna (nomor_telepon), username (username) sebagai nama pengguna jika ingin mengakses sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta dan ingin melakukan perubahan pada fasilitas kesehatan tertentu,
commit to user IV-67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
password (password) sebagai kata kunci untuk dapat mengakses fasilitas perubahan data pada sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta, email pengguna (email), nomor identitas jenis fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh pengguna (id_jenis_fasilitas), nomor identitas kelompok pengguna (id_groups) yang menunjukkan hak akses pengguna sistem, tanda nomor verifikasi pendaftaran (verifikasi) yang digunakan untuk melakukan verifikasi setelah
melakukan
pendaftaran,
dan tanda
pengaktifan
pengguna
oleh
administrator (approval). Entitas pengguna ini berhubungan dengan entitas apotek, rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan laboratorium. Jadi satu pengguna akan memiliki akses pada satu fasilitas kesehatan. Entitas pengguna ini juga berhubungan dengan entitas jenis fasilitas kesehatan. Pengguna akan terklasifikasi berdasarkan jenis fasilitas kesehatan yang dipilih ketika dia mendaftar. Entitas pengguna memiliki hubungan dengan entitas kategori pengguna untuk mengetahui hak akses dari pengguna apakah sebagai pengguna khusus atau sebagai administrator. Berikut ini atribut-atribut yang terdapat dalam entitas pengguna. Tabel 4.43 Atribut pengguna Atribut id_users nama_pengguna jenis_kelamin nomor_telepon username password email id_jenis_fasilitas id_groups verifikasi approval 11. Entitas : Kategori Pengguna Entitas kategori pengguna dimaksudkan untuk mengetahui kelompok pengguna dari sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
commit to user IV-68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Entitas kategori pengguna terdiri dari nomor identitas kategori pengguna (id_groups) dan deskripsi dari kategori pengguna (deskripsi) yang terdiri dari pengguna khusus dan administrator. Entitas kategori pengguna berhubungan dengan entitas pengguna. Tabel 4.44 Atribut kategori pengguna Atribut id_groups deskripsi 12. Entitas : Jenis Fasilitas Kesehatan Entitas jenis fasilitas kesehatan merupakan entitas yang menunjukkan kelompok jenis fasilitas kesehatan yang terdapat dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pada entitas jenis fasilitas kesehatan terdiri dari nomor identitas jenis fasilitas kesehatan (id_jenis_fasilitas) dan nama kelompok fasilitas kesehatan (nama_fasilitas). Entitas jenis fasilitas kesehatan ini berhubungan dengan entitas pengguna. Selain itu entitas jenis fasilitas juga memiliki hubungan dengan entitas lokasi tujuan sehingga lokasi tujuan dapat terklasifikasi. Dimana ketika seorang pengguna akan menentukan lokasi tujuan perlu memilih terlebih dahulu jenis fasilitas yang akan dituju kemudian nama dari fasilitas yang dituju. Berikut atribut yang terdapat dalam entitas jenis fasilitas kesehatan. Tabel 4.45 Atribut jenis fasilitas kesehatan Atribut id_jenis_fasilitas nama_fasilitas 13. Entitas : Dokter Rumah Sakit Tabel 4.46 Atribut dokter rumah sakit Atribut id_dokter_rs nama_dokter id_pelayanan_rs gid jam
commit to user IV-69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Entitas dokter rumah sakit merupakan entitas yang menunjukkan dokterdokter yang bertugas di rumah sakit, pelayanan atau departemen dimana dokter tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter rumah sakit terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_rs), nama dokter (nama_dokter), nomor identitas pelayanan rumah sakit (id_pelayanan_rs) dimana dokter berada, nomor identitas geografis (gid) rumah sakit, dan jam dokter bertugas (jam). Entitas dokter rumah sakit ini berhubungan dengan entitas rumah sakit dan entitas layanan rumah sakit. 14. Entitas : Dokter Rumah Bersalin Entitas dokter rumah bersalin merupakan entitas yang menunjukkan dokterdokter yang bertugas di rumah bersalin, pelayanan atau departemen dimana dokter tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter rumah bersalin terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_rb), nama dokter (nama_dokter), nomor identitas pelayanan rumah bersalin (id_pelayanan_rb) dimana dokter berada, nomor identitas geografis (gid) rumah bersalin, dan jam dokter bertugas (jam). Entitas dokter rumah bersalin ini berhubungan dengan entitas rumah bersalin dan entitas layanan rumah bersalin. Berikut ini atribut yang terdapat dalam entitas dokter rumah bersalin. Tabel 4.47 Atribut dokter rumah bersalin Atribut id_dokter_rb nama_dokter id_pelayanan_rb gid jam 15. Entitas : Dokter Puskesmas Entitas dokter puskesmas merupakan entitas yang menunjukkan dokterdokter yang bertugas di puskesmas, pelayanan atau departemen dimana dokter tersebut berada, dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas dokter puskesmas terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_puskesmas), nama dokter (nama_dokter),
nomor
identitas
pelayanan
rumah
bersalin
(id_pelayanan_puskesmas) dimana dokter berada, nomor identitas geografis (gid)
commit to user IV-70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
puskesmas, dan jam dokter bertugas (jam). Entitas dokter puskesmas berhubungan dengan entitas puskesmas dan entitas layanan puskesmas. Tabel 4.48 Atribut dokter puskesmas Atribut id_dokter_puskesmas nama_dokter id_pelayanan_puskesmas gid jam 16. Entitas : Dokter Klinik dan Balai Pengobatan Entitas dokter klinik dan balai pengobatan merupakan entitas yang menunjukkan di klinik dan balai pengobatan mana dokter-dokter berada dan jam tugas dokter-dokter tersebut. Entitas ini terdiri dari nomor identitas dokter (id_dokter_klinik), nama dokter (nama_dokter), alamat dokter (alamat), dan nomor telepon dokter (telepon). Entitas ini berhubungan dengan entitas jadwal dokter klinik dan balai pengobatan. Berikut ini atribut yang terdapat dalam entitas dokter klinik dan balai pengobatan. Tabel 4.49 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan Atribut id_dokter_klinik nama_dokter alamat telepon
17. Entitas : Layanan Rumah Sakit Entitas layanan rumah sakit merupakan entitas yang menunjukkan jenisjenis layanan atau departemen yang terdapat pada rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Surakarta. Entitas layanan rumah sakit ini terdiri dari nomor identitas layanan rumah sakit (id_pelayanan_rs) dan nama pelayanan atau departemen yang terdapat di rumah sakit (nama_pelayanan_rs). Entitas layanan rumah sakit ini berhubungan dengan entitas dokter rumah sakit. Berikut ini merupakan atribut yang terdapat dalam entitas layanan rumah sakit.
commit to user IV-71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.50 Atribut layanan rumah sakit Atribut id_pelayanan_rs nama_pelayanan_rs 18. Entitas : Layanan Rumah Bersalin Entitas layanan rumah bersalin merupakan entitas yang menunjukkan jenisjenis layanan yang terdapat pada rumah bersalin. Entitas layanan rumah bersalin ini terdiri dari nomor identitas layanan rumah bersalin (id_pelayanan_rb) dan nama pelayanan yang terdapat di rumah sakit (nama_pelayanan_rb). Entitas layanan rumah bersalin ini berhubungan dengan entitas dokter rumah bersalin. Berikut ini merupakan atribut yang terdapat dalam entitas layanan rumah bersalin. Tabel 4.51 Atribut layanan rumah bersalin Atribut id_pelayanan_rb nama_pelayanan_rb 19. Entitas : Layanan Puskesmas Entitas layanan puskesmas merupakan entitas yang menunjukkan jenis-jenis layanan yang terdapat pada puskesmas. Entitas layanan puskesmas ini terdiri dari nomor identitas layanan puskesmas (id_pelayanan_puskesmas) dan nama pelayanan yang terdapat di puskesmas (nama_pelayanan_puskesmas). Entitas layanan puskesmas ini berhubungan dengan entitas dokter puskesmas. Berikut ini merupakan atribut yang terdapat dalam entitas layanan puskesmas. Tabel 4.52 Atribut layanan puskesmas Atribut id_pelayanan_puskesmas nama_pelayanan_puskesmas 20. Entitas : Layanan Laboratorium Tabel 4.53 Atribut layanan laboratorium Atribut id_layanan_lab id_jenis_layanan_lab gid
commit to user IV-72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Entitas layanan laboratorium merupakan entitas yang menunjukkan layananlayanan
yang
terdapat
pada
laboratorium-laboratorium.
Entitas
layanan
laboratorium ini berhubungan dengan entitas laboratorium dan entitas jenis layanan laboratorium. Entitas layanan laboratorium ini terdiri dari identitas layanan
laboratorium
(id_layanan_lab),
nomor
identitas
jenis
layanan
laboratorium (id_jenis_layanan_lab), dan nomor identitas geografis (gid) laboratorium. 21. Entitas : Jenis Praktek Dokter Entitas jenis dokter praktek menunjukkan jenis-jenis praktek dokter yang ada di Kota Surakarta. Entitas jenis praktek dokter terdiri dari nomor identitas jenis praktek dokter (id_jenis_praktek_dokter) dan nama jenis praktek dokter (jenis_praktek) yang terdiri dari praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi. Entitas jenis praktek dokter berhubungan dengan entitas dokter praktek. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas jenis praktek dokter. Tabel 4.54 Atribut jenis praktek dokter Atribut id_jenis_praktek jenis_praktek 22. Entitas : Jadwal Dokter Klinik dan Balai Pengobatan Tabel 4.55 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan Atribut id_dokter_klinik id_jadwal gid jam Entitas jadwal dokter klinik dan balai pengobatan ini menunjukkan jam dokter-dokter yang bertugas pada klinik dan balai pengobatan. Entitas ini terdiri dari nomor identitas jadwal dokter (id_jadwal), nomor identitas dokter klinik dan balai pengobatan (id_dokter_klinik), nomor identitas geografis (gid) klinik dan balai pengobatan, dan jam bertugas (jam). Entitas ini berhubungan dengan entitas dokter klinik dan balai pengobatan dan entitas klinik dan balai pengobatan.
commit to user IV-73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23. Entitas : Jenis Layanan Laboratorium Entitas jenis layanan laboratorium menunjukkan jenis-jenis layanan apa saja yang terdapat pada laboratorium-laboratorium di Kota Surakarta. Pada entitas jenis layanan laboratorium ini terdiri dari nomor identitas jenis layanan (id_jenis_layanan_lab), nama jenis layanan laboratorium (nama_pelayanan_lab). Entitas jenis layanan laboratorium berhubungan dengan entitas layanan laboratorium. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas jenis layanan laboratorium. Tabel 4.56 Atribut jenis layanan laboratorium Atribut id_jenis_layanan_lab nama_pelayanan_lab 24. Entitas : Waktu Entitas ini terdiri dari identitas dari suatu rentang waktu (id_waktu) dan deskripsi yang menunjukkan panjang rentang waktu tersebut (deskripsi_waktu). Seperti telah dijelaskan pada tahapan pengolahan spasial bahwa penelitian ini menggunakan model Sukoco (2010) yang membagi waktu dalam satu hari dalam beberapa rentang waktu. Rentang waktu ini yang akan mempengaruhi rute menuju fasilitas kesehatan yang terpilih. Keenam rentang waktu tersebut disimpan seluruhnya dalam entitas ini dan akan diberi identitas untuk membedakan satu sama lain. Sebagai contoh, kejadian pukul 06.00
07.59 mempunyai identitas 1.
Atribut id_waktu ini yang akan berhubungan dengan entitas rute untuk mencari data rute yang diinginkan. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas waktu. Tabel 4.57 Atribut waktu Atribut id_waktu deskripsi_waktu 25. Entitas : Lokasi Awal Entitas lokasi awal ini menunjukkan data-data lokasi awal keberangkatan yang dapat dijadikan acuan oleh pengguna ketika ingin menuju fasilitas kesehatan tertentu sesuai yang diinginkan. Data-data lokasi awal pada entitas ini didapatkan dari hasil penelitian Sukoco (2010). Pada entitas ini berisi nomor identitas lokasi awal (id_lokasi), nomor identitas titik awal (id_tempat), dan nama tempat awal
commit to user IV-74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keberangkatan (nama_tempat_awal). Entitas lokasi awal ini berhubungan dengan entitas rute ketika proses query dilakukan untuk mendapatkan data rute menuju fasilitas kesehatan. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas lokasi awal. Tabel 4.58 Atribut lokasi awal Atribut id_lokasi id_tempat nama_tempat_awal 26. Entitas : Lokasi Tujuan Entitas lokasi tujuan ini menunjukkan data-data lokasi tujuan yaitu fasilitasfasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi oleh pengguna. Pada entitas ini terdiri dari nomor identitas lokasi tujuan (id_lokasi_tujuan), nomor identitas geografis (gid) fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, apotek, rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan laboratorium, nomor identitas jenis fasilitas kesehatan (id_jenis_fasilitas), dan nama tempat tujuan (nama_tempat_tujuan). Entitas lokasi tujuan ini berhubungan dengan entitas jenis fasilitas kesehatan dan entitas-entitas fasilitas kesehatan (rumah sakit, apotek, rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan laboratorium). Entitas ini juga berhubungan dengan entitas rute. Pengguna akan memasukkan lokasi tujuan yang diinginkan dan dilakukan proses query untuk mendapatkan rute yang dapat ditempuh. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas lokasi tujuan. Tabel 4.59 Atribut lokasi tujuan Atribut id_tujuan id_jenis_fasilitas gid nama_tempat_tujuan 27. Entitas : Rute Entitas rute terdiri dari nomor identitas rute (id_rute), nomor identitas lokasi awal (id_lokasi), nomor identitas lokasi tujuan (id_tujuan), rute yang direkomendasikan (rute), total waktu tempuh (total_waktu), total jarak tempuh (total_jarak) dan gambar peta rute (gambar). Entitas rute memiliki hubungan
commit to user IV-75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan tiga entitas yaitu entitas waktu, entitas lokasi awal, dan entitas lokasi tujuan. Hubungan antar entitas ini jika lakukan proses query akan menghasilkan data rute yang terpilih sesuai dengan kriteria dari pengguna. Berikut ini atribut yang terdapat pada entitas rute. Tabel 4.60 Atribut rute Atribut id_rute id_lokasi id_tujuan id_waktu rute gambar total_waktu total_jarak
Setelah entitas-entitas dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta didefinisikan maka kemudian dibuat tabel untuk masing-masing entitas. Berikut ini daftar nama tabel untuk masing-masing entitas. No
Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta Entitas Nama Tabel
1
Surakarta
kota_ska
2
Jalan
jalan
3
Rumah sakit
rumah_sakit
4
Apotek
apotik
5
Rumah bersalin
rumah_bersalin
7
Klinik dan balai pengobatan
klinik_bp
6
Puskesmas
puskesmas
8
Dokter praktek
dokter_praktek
9
Laboratorium
laboratorium
10
Layanan rumah sakit
pelayanan_rumah_sakit
11
Dokter rumah sakit
dokter_rs
12
Layanan rumah bersalin
pelayanan_rumah_bersalin
commit to user IV-76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta (lanjutan) No Entitas Nama Tabel 13
Dokter rumah bersalin
dokter_rb
14
Layanan puskesmas
pelayanan_puskesmas
15
Dokter puskesmas
dokter_puskesmas
16
Dokter klinik
dokter_klinik
17
Jadwal dokter klinik dan balai pengobatan
jadwal_dokter_klinik_bp
18
Layanan laboratorium
pelayanan_laboratorium
19
Jenis layanan laboratorium
jenis_layanan_lab
20
Jenis praktek dokter
jenis_praktek
21
Pengguna
users
22
Kategori pengguna
groups
23
Jenis fasilitas
jenis_fasilitas
24
Lokasi awal
lokasi_awal
25
Lokasi tujuan
lokasi_tujuan
26
Waktu
waktu
27
Rute
rute
Tabel-tabel yang telah dibuat akan menjadi tempat penyimpanan data bagi SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Tabel-tabel tersebut dibuat menggunakan aplikasi Navicat 9.0.14 dengan basis data yaitu PostgreSQL dengan PostGIS. Penggunaan PostGIS pada database bertujuan agar data-data spasial yang berupa geometri dapat terakomodasi. Karena pada PostGIS sudah terdapat fungsi-fungsi untuk pengelolaan data-data spasial. Data-data spasial yang terdapat pada sistem ini antara lain data geometri poligon Kota Surakarta, data geometri linestring jaringan jalan, dan data geometri point titik fasilitas kesehatan. Setelah itu tabeltabel tersebut dibuat hubungan antar tabel. Gambar 4.25 menunjukkan hubungan antar tabel pada database sistem ini.
commit to user IV-77
commit to user
IV-78
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.25 Hubungan antar tabel
perpustakaan.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan gambar 4.25 dapat terlihat bahwa tabel pengguna (users) berhubungan dengan tabel kategori pengguna (groups) dimana nomor identitas kategori pengguna (id_groups) sebagai atribut kunci untuk menghubungkan kedua tabel. Tabel pengguna (users) memiliki hubungan dengan tabel-tabel fasilitas kesehatan
(rumah_sakit,
apotik,
rumah_bersalin,
puskesmas,
klinik_bp,
dokter_praktek, dan laboratorium) dengan atribut kunci nomor identitas pengguna (id_users) sebagai penghubung antar tabel. Selain itu tabel pengguna (users) juga memiliki hubungan dengan tabel jenis fasilitas (jenis_fasilitas) dengan atribut kunci nomor identitas jenis fasilitas (id_jenis_fasilitas) sebagai penghubung antar tabel. Hubungan antara tabel pengguna dengan tabel-tabel lain ini bermanfaat untuk pengelolaan data yang berkaitan dengan proses sistem antara lain pendaftaran atau registrasi pengguna, autentifikasi pengguna sistem, perubahan data profil pengguna, perubahan data spasial dan non spasial, dan pengelolaan pengguna. Tabel rumah sakit (rumah_sakit) juga memiliki hubungan dengan tabel dokter rumah sakit (dokter_rs) dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas geografis rumah sakit (gid). Sedangkan tabel dokter rumah sakit (dokter_rs)
memiliki
hubungan
dengan
tabel
pelayanan
rumah
sakit
(pelayanan_rumah_sakit) dengan atribut kunci (id_pelayanan_rs). Hubungan tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk proses sistem yang berkaitan dengan perubahan data spasial dan non spasial rumah sakit. Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) juga memiliki hubungan seperti tabel rumah sakit yaitu tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) berhubungan dengan tabel dokter rumah rumah bersalin (dokter_rb) dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas geografis rumah bersalin (gid). Sedangkan tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) memiliki hubungan dengan tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) dengan atribut kunci (id_pelayanan_rb). Hubungan tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk proses sistem yang berkaitan dengan perubahan data spasial dan non spasial rumah bersalin. Tabel puskesmas (puskesmas) juga memiliki tipe hubungan yang sama seperti seperti tabel rumah sakit dan tabel rumah bersalin yaitu tabel puskesmas (puskesmas) berhubungan dengan tabel dokter puskesmas (dokter_puskesmas)
commit to user IV-79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas geografis puskesmas (gid). Sedangkan tabel dokter puskesmas (dokter_puskesmas) memiliki hubungan dengan tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) dengan atribut kunci (id_pelayanan_puskesmas). Hubungan tabel-tabel ini akan bermanfaat untuk proses sistem yang berkaitan dengan perubahan data spasial dan non spasial puskesmas. Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) memiliki hubungan dengan tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp) dengan atribut kunci nomor identitas geografis klinik (gid). Sedangkan tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp) memiliki hubungan dengan tabel dokter klinik (dokter_klinik) pada atribut kunci nomor identitas dokter klinik (id_dokter_klinik). Hubungan antar tabel-tabel ini bermanfaat pada proses sistem berupa perubahan data spasial dan non spasial klinik dan balai pengobatan. Tabel dokter praktek (dokter_praktek) memiliki hubungan dengan tabel jenis praktek dokter (jenis_praktek) dengan nomor identitas jenis praktek (id_jenis_praktek) sebagai atribut penghubung. Hubungan tabel ini bermanfaat pada proses sistem yang berkaitan dengan dengan perubahan data spasial dan non spasial dokter praktek. Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) memiliki hubungan dengan tabel-tabel fasilitas kesehatan (apotik, rumah_sakit, rumah_bersalin, puskesmas, klinik_bp, dokter_praktek, dan laboratorium) yang dihubungkan dengan atribut nomor identitas geografis (gid). Selain itu tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) memiliki hubungan dengan tabel jenis fasilitas (jenis_fasilitas) dengan atribut kunci nomor identitas jenis fasilitas (id_jenis_fasilitas) sebagai penghubung. Hubungan antar tabel ini bermanfaat pada proses sistem pencarian lokasi tujuan untuk pencarian rute menuju fasilitas kesehatan. Tabel rute (rute) memiliki hubungan dengan tabel lokasi awal (lokasi_awal) dengan atribut kunci penghubung yaitu nomor identitas lokasi awal (id_lokasi). Tabel rute juga memiliki hubungan dengan tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) dengan atribut kunci yaitu nomor identitas lokasi tujuan (id_tujuan) sebagai penghubung. Selain itu rute juga memiliki hubungan dengan tabel waktu yang
commit to user IV-80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhubung oleh atribut kunci nomor identitas waktu (id_waktu). Hubungan yang terjadi pada tabel rute ini sangat bermanfaat pada proses sistem yang berkaitan dengan pencarian rute menuju fasilitas kesehatan oleh pengguna. Pengguna sistem akan memasukkan lokasi awal keberangkatan, lokasi tujuan, dan waktu keberangkatan kemudian sistem akan memproses masukan tersebut untuk menghasilkan rute yang dapat ditempuh oleh pengguna. Selain itu hubungan tabel-tabel ini juga bermanfaat untuk pengelolaan data rute oleh administrator. 2. Tahap perancangan fisik basis data Pada tahap perancangan fisik database, tabel-tabel tersebut akan diwujudkan secara fisik yaitu dengan merancang tabel tersebut di dalam database server PostgreSQL seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahap perancangan fisik basis data ini lebih spesifik karena pembuatan tabel juga mempertimbangkan tipe data. 1. Tabel rumah sakit Field
Tabel 4.62 Tabel rumah sakit (rumah_sakit) Type Size Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis rumah sakit
nama
varchar
30 Nama rumah sakit
alamat
varchar
100 Alamat rumah sakit
telepon
varchar
15 Nomor telepon rumah sakit
fax
varchar
15 Nomor fax rumah sakit
email
varchar
30 Alamat email rumah sakit
website
varchar
30 Alamat website rumah sakit
gambar
varchar
30 Gambar dari rumah sakit
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
Geometri point rumah sakit 16 Nomor identitas pengguna
Tabel rumah sakit ini berasal dari shapefile rumah sakit yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel rumah sakit ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial rumah sakit.
commit to user IV-81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tabel apotek Tabel 4.63 Tabel apotek (apotik) Type Size
Field
Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis apotek
nama
varchar
30 Nama apotek
alamat
varchar
100 Alamat apotek
telepon
varchar
15 Nomor telepon apotek
fax
varchar
15 Nomor fax apotek
email
varchar
30 Alamat email apotek
website
varchar
30 Alamat website apotek
gambar
varchar
30 Gambar dari apotek
apoteker
varchar
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
100 Nama apoteker yang bertugas di apotek Geometri point apotek 16 Nomor identitas pengguna
Tabel apotek ini berasal dari shapefile apotek yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel apotek ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial apotek.
3. Tabel rumah bersalin Tabel rumah bersalin juga berasal dari shapefile rumah bersalin yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel rumah bersalin ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial rumah bersalin. Field
Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) Type Size Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis rumah bersalin
nama
varchar
30 Nama rumah bersalin
alamat
varchar
100 Alamat rumah bersalin
commit to user IV-82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) (lanjutan) Field Type Size Keterangan telepon
varchar
15 Nomor telepon rumah bersalin
fax
varchar
15 Nomor fax rumah bersalin
email
varchar
30 Alamat email bersalin
website
varchar
30 Alamat website rumah bersalin
gambar
varchar
30 Gambar dari rumah bersalin
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
Geometri point rumah bersalin 16 Nomor identitas pengguna
4. Tabel puskesmas Field
Tabel 4.65 Tabel puskesmas (puskesmas) Type Size Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis puskesmas
nama
varchar
30 Nama puskesmas
alamat
varchar
100 Alamat puskesmas
telepon
varchar
15 Nomor telepon puskesmas
fax
varchar
15 Nomor fax puskesmas
email
varchar
30 Alamat email puskesmas
website
varchar
30 Alamat website puskesmas
gambar
varchar
30 Gambar dari puskesmas
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
Geometri point puskemas 16 Nomor identitas pengguna
Tabel puskesmas ini berasal dari shapefile puskesmas yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel puskesmas ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial puskesmas.
5. Tabel klinik dan balai pengobatan Tabel klinik dan balai pengobatan ini berasal dari shapefile klinik dan balai pengobatan yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan
commit to user IV-83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel klinik dan balai pengobatan ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial klinik dan balai pengobatan. Tabel 4.66 Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) Field Type Size Keterangan gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis klinik
nama
varchar
30 Nama klinik
alamat
varchar
100 Alamat klinik
telepon
varchar
15 Nomor telepon klinik
fax
varchar
15 Nomor fax klinik
email
varchar
30 Alamat email klinik
website
varchar
30 Alamat website klinik
gambar
varchar
30 Gambar dari klinik
penanggungjawab
varchar
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
100 Nama penanggungjawab klinik Geometri point klinik 16 Nomor identitas pengguna
6. Tabel dokter praktek Tabel dokter praktek ini berasal dari shapefile dokter praktek yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel dokter praktek ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial dokter praktek. Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) Field Type Size Keterangan gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis dokter praktek
nama
varchar
30 Nama dokter praktek
alamat
varchar
100 Alamat dokter praktek
telepon
varchar
15 Nomor telepon dokter praktek
fax
varchar
15 Nomor fax dokter praktek
email
varchar
30 Alamat email dokter praktek
commit to user IV-84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) (lanjutan) Field Type Size Keterangan website
varchar
30 Alamat website dokter praktek
gambar
varchar
30 Gambar dari dokter praktek
the_geom
geometry
jam
varchar
20 Jam buka dokter praktek
id_users (foreign key)
integer
16 Nomor identitas pengguna
Geometri point dokter praktek
id_jenis_praktek (foreign key) integer
16 Nomor identitas jenis praktek
7. Tabel laboratorium Tabel laboratorium ini berasal dari shapefile laboratorium yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Tabel laboratorium ini berfungsi menyimpan data-data spasial dan non spasial laboratorium. Field
Tabel 4.68 Tabel laboratorium (laboratorium) Type Size Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis dokter praktek
nama
varchar
30 Nama dokter praktek
alamat
varchar
100 Alamat dokter praktek
telepon
varchar
15 Nomor telepon dokter praktek
fax
varchar
15 Nomor fax dokter praktek
email
varchar
30 Alamat email dokter praktek
website
varchar
30 Alamat website dokter praktek
gambar
varchar
30 Gambar dari dokter praktek
the_geom
geometry
id_users (foreign key)
integer
Geometri point dokter praktek 16 Nomor identitas pengguna
8. Tabel pelayanan rumah sakit Tabel pelayanan rumah sakit ini sebagai tempat untuk menyimpan data-data nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Surakarta.
commit to user IV-85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.69 Tabel pelayanan rumah sakit (pelayanan_rumah_sakit) Field Type Size Keterangan id_pelayanan_rs (primary key) integer 16 Nomor identitas pelayanan rumah sakit nama_pelayanan_rs varchar 30 Nama jenis pelayanan rumah sakit 9. Tabel dokter rumah sakit Tabel 4.70 Tabel dokter rumah sakit (dokter_rs) Field Type Size Keterangan id_dokter_rs (primary key)
integer
16 Nomor identitas dokter rumah sakit
nama_dokter
varchar
id_pelayanan_rs (foreign
integer
16 Nomor identitas pelayanan rumah sakit
gid (foreign key)
integer
16 Nomor identitas geografis rumah sakit
jam
varchar
20 Jam tugas dokter atau pelayanan
100 Nama dokter rumah sakit
key)
Tabel dokter rumah sakit ini merupakan tempat penyimpanan data-data dokter yang bertugas di rumah sakit, pelayanan atau departemen tempat dokter bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.
10. Tabel pelayanan rumah bersalin Tabel pelayanan rumah bersalin ini sebagai tempat untuk menyimpan datadata nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh rumah bersalin-rumah bersalin yang ada di Kota Surakarta. Tabel 4.71 Tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) Field Type Size Keterangan id_pelayanan_rb (primary key)
integer
16 Nomor identitas pelayanan rumah bersalin
nama_pelayanan_rb
varchar
30 Nama jenis pelayanan rumah bersalin
11. Tabel dokter rumah bersalin Tabel dokter rumah bersalin ini merupakan tempat penyimpanan data-data dokter yang bertugas di rumah bersalin, pelayanan atau departemen tempat dokter bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh rumah bersalin.
commit to user IV-86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.72 Tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) Field Type Size Keterangan id_dokter_rb (primary key) integer nama_dokter
varchar
id_pelayanan_rb (foreign key) gid (foreign key)
integer
jam
varchar
16 Nomor identitas dokter rumah bersalin 100 Nama dokter rumah bersalin 16 Nomor identitas pelayanan rumah bersalin 16 Nomor identitas geografis rumah bersalin 20 Jam tugas dokter atau pelayanan
integer
12. Tabel pelayanan puskesmas Tabel pelayanan puskesmas ini sebagai tempat untuk menyimpan data-data nama jenis layanan apa saja yang disediakan oleh puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Surakarta. Tabel 4.73 Tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) Field Type Size Keterangan id_pelayanan_puskesmas
integer
16 Nomor identitas pelayanan
(primary key)
puskesmas
nama_pelayanan_puskesmas
varchar
30 Nama jenis pelayanan puskesmas
13. Tabel dokter puskesmas Field
Tabel 4.74 Tabel dokter puskesmas Type Size
id_dokter_puskesmas
integer
Keterangan
16 Nomor identitas dokter puskesmas
(primary key) nama_dokter
varchar
id_pelayanan_puskesmas
integer
100 Nama dokter puskesmas 16 Nomor identitas pelayanan
(foreign key) gid (foreign key)
puskesmas integer
16 Nomor identitas geografis puskesmas
jam
varchar
20 Jam tugas dokter atau pelayanan
Tabel dokter puskesmas ini merupakan tempat penyimpanan data-data dokter yang bertugas di puskesmas, pelayanan atau departemen tempat dokter bertugas, jam layanan, dan pelayanan yang disediakan oleh puskesmas.
commit to user IV-87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Tabel jenis praktek Tabel 4.75 Tabel jenis praktek (jenis_praktek) Field Type Size Keterangan id_jenis_praktek (primary key)
integer
16 Nomor identitas jenis praktek dokter
jenis_praktek
varchar
30 Nama jenis praktek dokter
Tabel jenis praktek dokter ini menyimpan data-data jenis-jenis praktek dokter yang ada di Kota Surakarta. Jenis praktek dokter terbagi menjadi tiga berdaasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu praktek dokter umum, praktek dokter spesialis, dan praktek dokter gigi.
15. Tabel dokter klinik dan balai pengobatan Tabel 4.76 Tabel dokter klinik dan balai pengobatan (dokter_klinik_bp) Field Type Size Keterangan id_dokter_klinik (primary
integer
16 Nomor identitas dokter klinik
key) nama_dokter
varchar
100 Nama dokter klinik
alamat
varchar
100 Alamat dokter klinik
telepon
varchar
15 Telepon dokter klinik
Tabel dokter klinik dan balai pengobatan ini menyimpan data-data yang berkaitan dengan dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan termasuk alamat dan nomor telepon dokter yang bersangkutan.
16. Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan Tabel 4.77 Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan (jadwal_dokter_klinik_bp) Field Type Size Keterangan id_jadwal (primary key)
integer
16 Nomor identitas jadwal dokter klinik
id_dokter_klinik (foreign
integer
16 Nomor identitas dokter klinik
gid (foreign key)
integer
16 Nomor identitas geografis klinik
jam
varchar
20 Jam tugas dokter klinik
key)
commit to user IV-88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan ini menyimpan data-data yang berkaitan dengan dokter yang bertugas di klinik dan balai pengobatan yaitu jam tugas dokter yang bersangkutan. 17. Tabel pelayanan laboratorium Tabel pelayanan laboratorium ini berisi data-data pelayanan yang disediakan oleh masing-masing laboratorium. Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium) Field Type Size Keterangan id_layanan_lab (primary
integer
16 Nomor identitas pelayanan
key)
laboratorium
id_jenis_layanan_lab
integer
16 Nomor identitas jenis layanan
(foreign key)
laboratorium
gid (foreign key)
integer
16 Nomor identitas geografis laboratorium
18. Tabel jenis layanan laboratorium Tabel jenis pelayanan laboratorium ini berisi data jenis-jenis pelayanan yang disediakan oleh laboratorium. Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab) Field Type Size Keterangan id_jenis_layanan_lab
integer
16 Nomor identitas jenis layanan
(primary key)
laboratorium
nama_pelayanan_lab
varchar
30 Nama jenis layanan laboratorium
19. Tabel pengguna Field
Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) Type Size
Keterangan
id_users (primary key)
integer
16 Nomor identitas pengguna
nama_pengguna
varchar
30 Nama lengkap pengguna
jenis_kelamin
varchar
1 Jenis kelamin pengguna
nomor_telepon
varchar
15 Nomor telepon pengguna
username
varchar
30 Username pengguna
password
varchar
30 Password pengguna
commit to user IV-89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) (lanjutan) Field Type Size Keterangan email_pengguna
varchar
30 Email pengguna
id_jenis_fasilitas (foreign
integer
16 Nomor identitas jenis fasilitas
key)
kesehatan
id_groups (foreign key)
integer
16 Nomor identitas kelompok pengguna
verifikasi
integer
16 Status verifikasi pengguna
approval
integer
16 Status aktifasi pengguna
kode_verifikasi
varchar
255 Kode verifikasi pengguna
Tabel pengguna ini berfungsi untuk menyimpan data-data yang berkaitan dengan pengguna seperti username, password, nama pengguna, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Pada tabel pengguna ini juga berisi jenis fasilitas yang didaftarkan oleh pengguna. Tabel pengguna ini juga berisi status dari pengguna apakah sebagai pengguna khusus atau administrator dalam sistem. Selain itu dalam tabel pengguna ini juga tersimpan data apakah pengguna telah melakukan proses verifikasi atau belum dan statusnya telah diaktifkan oleh administrator atau belum. 20. Tabel kategori pengguna Tabel kategori pengguna ini berisi data kategori pengguna sistem. Pada sistem ini kategori pengguna dibagi menjadi tiga yaitu pengguna umum, pengguna khusus, dan administrator. Tetapi dalam database yang disimpan hanya kategori pengguna khusus dan administrator. Field
Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups) Type Size Keterangan
id_groups (primary key)
integer
16 Nomor identitas kategori pengguna
deskripsi
varchar
10 Deskripsi kategori pengguna
21. Tabel jenis fasilitas Tabel jenis fasilitas ini berisi data jenis-jenis fasilitas kesehatan yang ada dalam sistem. Pada sistem ini jenis fasilitas kesehatan ada tujuh yaitu rumah sakit, apotek, rumah bersalin, puskesmas, klinik dan balai pengobatan, dokter praktek, dan laboratorium.
commit to user IV-90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas) Field Type Size Keterangan id_jenis_fasilitas (primary
integer
16 Nomor identitas jenis fasilitas
key)
kesehatan
nama_fasilitas
varchar
20 Nama fasilitas kesehatan
22. Tabel lokasi awal Tabel lokasi awal menyimpan data-data tempat yang bisa digunakan oleh pengguna sebagai titik acuan awal keberangkatan menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Tabel lokasi awal keberangkatan ini didapatkan dari tabel 4.14 pada proses penentuan titik lokasi awal. Field
Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal) Type Size Keterangan
id_lokasi (primary key)
integer
16 Nomor identitas lokasi awal keberangkatan
id_tempat
integer
16 Nomor identitas tempat lokasi awal keberangkatan
nama_tempat_awal
varchar
30 Nama tempat awal keberangkatan
23. Tabel lokasi tujuan Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) Field Type Size Keterangan id_tujuan (primary key)
integer
16 Nomor identitas lokasi tujuan
id_jenis_fasilitas (foreign
integer
16 Nomor identitas jenis fasilitas
key)
kesehatan
gid (foreign key)
integer
16 Nomor identitas geografis fasilitas kesehatan
nama_tempat_tujuan
varchar
30 Nama tempat tujuan
Tabel lokasi tujuan merupakan tabel yang berfungsi menyimpan data-data tempat yang dapat dijadikan oleh pengguna sebagai tempat tujuan fasilitas kesehatan yang ingin dikunjungi. Lokasi tujuan yang dimaksud adalah fasilitasfasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
commit to user IV-91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24. Tabel waktu Tabel waktu ini merupakan tempat menyimpan data rentang waktu bagi rute. Rentang waktu dalam tabel ini didapat dari tabel 4.13 pada saat tahapan pengolahan data spasial. Field
Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu) Type Size
Keterangan
id_waktu (primary key)
integer
16 Nomor identitas rentang waktu
deskripsi_waktu
varchar
15 Deskripsi rentang waktu
25. Tabel rute Tabel rute ini merupakan tabel yang berisi data-data rute yang dapat ditempuh jika ingin menuju fasilitas kesehatan tertentu. Data rute ini didapat dari hasil pengolahan data spasial yang dilakukan dengan Network Analyst pada ArcGIS 9.3. Field
Tabel 4.86 Tabel rute (rute) Type Size
Keterangan
id_rute (primary key)
integer
16 Nomor identitas rute
id_lokasi (foreign key)
integer
16 Nomor identitas lokasi awal keberangkatan
id_tujuan (foreign key)
integer
16 Nomor identitas lokasi tujuan
id_waktu (foreign key)
integer
16 Nomor identitas rentang waktu
rute
varchar
gambar
varchar
30 Gambar rute
total_waktu
varchar
15 Total waktu tempuh rute
total_jarak
varchar
15 Total jarak tempuh rute
1000 Deskripsi rute yang ditempuh
26. Tabel Kota Surakarta Tabel Kota Surakarta ini merupakan tabel yang menyimpan data geometri dari Kota Surakarta. Tabel ini berasal dari shapefile Kota Surakarta yang diolah dengan ArcGIS 9.3 pada tahap digitasi fasilitas kesehatan. Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS.
commit to user IV-92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska) Field Type Size Keterangan gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis Kota Surakarta
nama
varchar
30 Nama Kota Surakarta
the_geom
geometry
Geometri polygon Kota Surakarta
27. Tabel jalan Tabel jalan ini merupakan tabel yang menyimpan data-data jaringan jalan Kota Surakarta. Tabel jaringan jalan ini didapatkan dari shapefile jaringan jalan Kota Surakarta seperti pada tahap digitasi peta Surakarta yang merupakan hasil dari penelitian Sukoco (2010). Shapefile ini kemudian diimpor ke dalam database dengan menggunakan konverter shp2pgsql yang dimiliki oleh PostGIS. Field
Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan) Type Size
Keterangan
gid (primary key)
integer
16 Nomor identitas geografis jalan
nama_jalan
varchar
30 Nama jalan
the_geom
geometry
Geometri linestring jalan
4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface) Program yang dirancang berfungsi sebagai perantara komunikasi antara pengguna dengan sistem. Komunikasi ini dapat berupa proses pemasukan data ke dalam sistem, memperbaharui data, menghapus data, atau menampilkan output sistem. Pada tahap ini dilakukan perancangan bentuk interface program yang dibuat, dengan tujuan supaya pemakai mudah mengerti (user friendly). Perancangan interface ini meliputi perancangan interface input dan perancangan interface output. Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta memiliki tiga kategori pengguna yaitu pengguna umum, pengguna khusus, dan administrator. Setiap pengguna memiliki menu tersendiri di dalam sistem yang dapat diakses sesuai dengan hak akses masing-masing. Berikut ini skema hak akses untuk setiap pengguna.
commit to user IV-93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka 1. Rancangan tampilan halaman home Halaman home adalah halaman awal yang akan tampil pada saat sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta dijalankan. Halaman home dirancang
dengan
menggunakan
framework
Pmapper.
Halaman
home
menampilkan peta Kota Surakarta, jaringan jalan, dan letak geografis fasilitasfasilitas kesehatan. Halaman home dapat diakses oleh pengguna umum, pengguna khusus, dan administrator. Berikut ini rancangan tampilan halaman home sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
commit to user IV-94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home
Pada halaman home ini terdapat beberapa menu yaitu menu register, editing, pencarian, dan login. Menu register digunakan untuk melakukan proses registrasi pengguna khusus. Menu editing digunakan oleh pengguna khusus untuk melakukan proses perubahan profil maupun perubahan data fasilitas kesehatan. Menu pencarian digunakan untuk melakukan pencarian rute menuju fasilitas kesehatan dan pencarian fasilitas dalam radius tertentu. Selain itu pada halaman home juga terdapat untuk mencetak, mengunduh, tautan, dan panduan. Kontrol terhadap layer peta juga terdapat pada halaman home. Kontrol layer ini berguna untuk mengatur layer-layer yang akan tampil pada peta. Tombol untuk navigasi peta juga terdapat pada halaman home antara lain tombol pergeseran peta, tombol perbesaran dan perkecilan skala peta, dan tombol pengukuran. Menu pencarian fasilitas kesehatan maupun layanan terdapat pada halaman home juga.
commit to user IV-95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Rancangan tampilan halaman registrasi Halaman registrasi merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan registrasi pengguna khusus. Pada halaman registrasi ini pengguna harus memasukkan beberapa data sebagai masukan bagi sistem.
Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi
3. Rancangan tampilan halaman login Halaman login merupakan halaman yang digunakan oleh sistem untuk mendeteksi pengguna sistem serta hak akses dari pengguna sistem. Pada halaman login pengguna sistem harus memasukkan username dan password.
commit to user IV-96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login Pada halaman login terdapat menu lupa password yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mendapatkan kembali username dan password jika pengguna sistem lupa username dan password. 4. Rancangan tampilan halaman lupa password Halaman lupa password ini merupakan halaman yang digunakan oleh pengguna sistem yang lupa username dan password. Pada halaman ini pengguna harus memasukkan email pengguna sebagai masukkan bagi sistem.
Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password 5. Rancangan tampilan halaman administrator Halaman administrator ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh administrator untuk melakukan berbagai pengelolaan data sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta.
Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator
commit to user IV-97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada halaman administrator ini terdapat menu home, edit profil, manajemen user, manajemen rute, dan logout. Menu home berisi ucapan selamat datang bagi pengguna sistem. Menu edit profil digunakan untuk melakukan perubahan terhadap data-data individu dari pengguna sistem. Menu manajemen user merupakan menu yang dapat digunakan oleh administrator untuk mengatur pengguna sistem. Menu manajemen rute merupakan menu yang dapat digunakan oleh administrator untuk mengatur data-data rute menuju fasilitas kesehatan. 6. Rancangan tampilan halaman edit profil Halaman edit profil merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna sistem baik pengguna khusus maupun administrator untuk melakukan terhadap data-data individu. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit profil.
Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil Pada halaman edit profil terdapat menu untuk melakukan edit email dan password. Menu tersebut dapat digunakan oleh pengguna sistem untuk melakukan perubahan terhadap email pengguna maupun password. 7. Rancangan halaman edit email dan password Halaman edit email dan password ini dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator untuk mengganti email dan password. Penggantian
commit to user IV-98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
email dan password ini bersifat optional. Artinya pengguna dapat memilih untuk mengganti email saja atau password saja atau keduanya. Pada halaman ini pengguna harus memasukkan data-data sesuai permintaan sistem. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit email dan password.
Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password 8. Rancangan tampilan halaman manajemen user
Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user
commit to user IV-99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman manajemen user ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh administrator untuk mengatur pengguna-pengguna sistem. Administrator dapat mengubah data pengguna, dapat mengaktifkan maupun menon-aktifkan pengguna, dapat menghapus pengguna, mencari pengguna, dan menambah pengguna. 9. Rancangan tampilan halaman tambah pengguna Halaman tambah pengguna merupakan halaman yang dapat digunakan oleh administrator untuk menambah pengguna sistem. Penambahan pengguna sistem oleh administrator dapat berupa pengguna khusus maupun administrator. Administrator harus memasukkan data-data yang dibutuhkan sistem antara lain username, password, nama lengkap, jenis kelamin, nomor telepon, jenis fasilitas kesehatan, dan kategori pengguna.
Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna
commit to user IV-100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Rancangan halaman edit pengguna Halaman edit pengguna ini dapat digunakan oleh administrator untuk melakukan perubahan terhadap data pengguna. Data-data yang dapat diubah antara lain username, password, nama lengkap, nomor telepon, jenis kelamin, nama fasilitas, nomor telepon fasilitas, dan kategori pengguna. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit pengguna.
Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna 11. Rancangan halaman manajemen rute
Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute
commit to user IV-101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman manajemen rute merupakan halaman yang dapat digunakan oleh administrator untuk melakukan pengaturan terhadap data-data rute. Pada halaman ini administrator dapat mengubah data rute, menghapus data rute, mencari data rute, dan menambah data rute. Berikut gambaran rancangan halaman manajemen rute. 12. Rancangan halaman tambah data rute
Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute
commit to user IV-102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman tambah data rute ini dapat digunakan administrator untuk menambah data-data rute. Pada halaman ini administrator harus memasukkan beberapa data antara lain lokasi awal, jenis fasilitas kesehatan, nama fasilitas kesehatan, rentang waktu, deskripsi rute, total waktu tempuh, total jarak tempuh, dan gambar rute. 13. Rancangan halaman edit data rute Halaman edit data rute ini digunakan oleh administrator untuk melakukan perubahan terhadap data-data rute yang telah masuk ke dalam sistem. Data-data yang dapat diubah antara lain lokasi awal, jenis fasilitas kesehatan, nama fasilitas kesehatan, rentang waktu, deskripsi rute, total waktu tempuh, total jarak tempuh, dan gambar rute.
Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute
commit to user IV-103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Rancangan halaman edit data rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau puskesmas. Pada halaman edit ini pengguna dapat mengubah data-data antara lain nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, koordinat fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar. Pada halaman edit ini juga tersedia menu edit layanan dan dokter. Isi dari halaman ini akan menyesuaikan dengan data fasilitas yang dimiliki oleh pengguna.
Gambar 4.40 Rancangan halaman edit data rumah sakit 15. Halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas Halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau puskesmas untuk mengubah data pelayanan, data dokter, jam pelayanan atau jam tugas dokter, dan menambah data pelayanan dan dokter, serta menghapus pelayanan dan dokter.
commit to user IV-104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.41 Rancangan halaman edit data pelayanan dan dokter rumah sakit 16. Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas Halaman tambah layanan dan dokter ini dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa rumah sakit, rumah bersalin, atau puskesmas untuk menambah layanan dan dokter. Pada halaman ini pengguna harus memilih data pelayanan, memasukkan data dokter, dan jam.
Gambar 4.42 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 1 Jika pilihan data pelayanan tidak tersedia, pengguna dapat menggunakan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit berikut ini.
commit to user IV-105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.43 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit 2 17. Rancangan halaman edit detail pelayanan dan dokter Halaman edit detail pelayanan dan dokter ini digunakan untuk mengubah data-data pelayanan dan dokter yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit detail pelayanan dan dokter.
Gambar 4.44 Rancangan halaman edit detail layanan dan dokter rumah sakit 18. Rancangan halaman edit data apotek Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa apotek. Pada halaman edit ini
commit to user IV-106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan apotek antara lain nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, apoteker, koordinat fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar.
Gambar 4.45 Rancangan halaman edit data apotek
19. Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa klinik dan balai pengobatan. Pada halaman edit ini pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan klinik dan balai pengobatan antara lain nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, penanggungjawab, koordinat fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar.
commit to user IV-107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.46 Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan 20. Rancangan halaman edit data dokter klinik
Gambar 4.47 Rancangan halaman edit dokter klinik Halaman edit data dokter klinik ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan berupa klinik
commit to user IV-108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan balai pengobatan untuk mengubah data dokter, jam tugas dokter, menambah dokter, serta menghapus data dokter. 21. Rancangan halaman edit detail data dokter klinik Halaman edit detail dokter klinik dan balai pengobatan ini digunakan untuk mengubah data-data dokter klinik dan balai pengobatan yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Berikut ini gambaran rancangan halaman edit detail dokter klinik dan balai pengobatan.
Gambar 4.48 Rancangan halaman edit detail data dokter klinik 22. Rancangan halaman tambah dokter klinik
Gambar 4.49 Rancangan halaman tambah dokter klinik
commit to user IV-109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman tambah dokter klinik dan balai pengobatan ini dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa klinik dan balai pengobatan untuk menambah dokter. Pada halaman ini pengguna harus memasukkan data dokter, alamat, telepon, dan jam. 23. Rancangan halaman edit data laboratorium Halaman edit data ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa laboratorium. Pada halaman edit ini pengguna dapat mengubah data-data yang berkaitan dengan laboratorium antara lain nama, alamat, nomor telepon, email, nomor fax, website, koordinat fasilitas (lintang dan bujur), dan gambar.
Gambar 4.50 Rancangan halaman edit data laboratorium 24. Rancangan halaman edit layanan laboratorium Halaman edit data layanan laboratorium ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas kesehatan berupa laboratorium untuk menambah data layanan dan menghapus data layanan.
commit to user IV-110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.51 Rancangan halaman edit layanan laboratorium 25. Rancangan halaman tambah layanan laboratorium Halaman tambah layanan laboratorium ini dapat digunakan oleh pengguna khusus yang memiliki fasilitas berupa laboratorium untuk menambah layanan. Pada halaman ini pengguna harus memilih data pelayanan.
Gambar 4.52 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 1 Jika pilihan data pelayanan tidak tersedia, pengguna dapat menggunakan halaman tambah layanan berikut ini. Pengguna perlu memasukkan nama pelayanan kesehatan.
Gambar 4.53 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 2
commit to user IV-111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26. Rancangan halaman pencarian rute Halaman pencarian rute merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna umum, pengguna khusus, maupun administrator untuk mencari rute menuju suatu fasilitas kesehatan. Pengguna perlu memilih lokasi awal keberangkatan, jenis fasilitas yang ingin dituju, nama fasilitas yang ingin dituju, dan rentang waktu keberangkatan.
Gambar 4.54 Rancangan halaman pencarian rute
Gambar 4.55 Hasil pencarian rute
commit to user IV-112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.55 Hasil pencarian rute (lanjutan) Setelah semua data yang diperlukan telah dipilih oleh pengguna maka sistem akan melakukan query terhadap database untuk mencari rute yang sesuai dengan kriteria. 27. Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius Halaman pencarian fasilitas ini merupakan halaman yang dapat digunakan oleh pengguna umum, pengguna khusus, maupun administrator untuk mengetahui fasilitas kesehatan yang terdapat pada radius tertentu dari suatu titik. Pada halaman pencarian fasilitas ini pengguna perlu menyentang checkbox query dan menuliskan besarnya radius yang diinginkan dalam meter. Setelah itu pengguna tinggal menekan pada titik tertentu pada peta.
Gambar 4.56 Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius
commit to user IV-113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6.3 Pembuatan Aplikasi Pada tahapan pembuatan aplikasi dicantumkan beberapa contoh sintax pemrograman baik itu pemograman SQL pada bagian pembuatan basis data dan pemrogramam mapfile, PHP, maupun HTML pada bagian pembuatan basis antarmuka. 1. Pembuatan basis data Berikut ini adalah contoh pemrograman SQL yang digunakan saat seleksi data (query) dalam basis data : Kasus : Pengecekan pengguna yang akan masuk ke dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta untuk melakukan perubahan data. Misal pengguna yang akan masuk dengan username admin dan password admin berikut sintax SQL yang digunakan : SELECT username, password, email_pengguna, id_groups, id_jenis_fasilitas, id_users FROM users WHERE username= 'admin' AND password='admin' AND verifikasi='1' AND approval='1' Hasil yang didapat dari pencarian dengan menggunakan bahasa SQL tersebut yaitu :
Gambar 4.57 Output mencari pengguna 2. Pemrograman Aplikasi Berikut ini adalah contoh pemrograman yang digunakan untuk membangun sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Contoh kasus ini adalah pada saat pembuatan halaman home sistem informasi fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Pembuatan halaman home menggunakan framework Pmapper. Berikut ini merupakan gambaran skema kerja pada framework Pmapper.
commit to user IV-114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
User
Pmapper
Mapfile
Mapserver
Database
Gambar 4.58 Skema kerja Pmapper Sebelum framework Pmapper dapat menampilkan peta perlu dibuat mapfile (*.MAP) terlebih dahulu. Mapfile merupakan file yang menyimpan segala konfigurasi peta yang akan ditampilkan. Berikut ini sebagian source code mapfile yang digunakan untuk menampilkan peta Kota Surakarta. MAP NAME "SIGKES" SIZE 640 480 UNITS meters EXTENT 473634.012051 9160172.633672 488872.860998 9168532.733672 SYMBOLSET "../common/symbols/symbols-pmapper.sym" FONTSET "../common/fonts/msfontset.txt" LAYER NAME 'Kota_SKA' TYPE POLYGON CONNECTIONTYPE postgis CONNECTION "dbname='sigkes' host=localhost port=5432 user='postgres' password='adprast'" DATA 'the_geom FROM kota_ska USING UNIQUE gid USING srid=-1' TRANSPARENCY 100 PROJECTION 'init=epsg:32749' END METADATA "DESCRIPTION" "Kota" "RESULT_FIELDS" "nama" "RESULT_HEADERS" "Kota" "LAYER_ENCODING" "UTF-8" "ows_title" "Kota Surakarta" END TEMPLATE void CLASS NAME 'Kota SKA' STYLE WIDTH 0.91 OUTLINECOLOR 0 0 0 COLOR 255 255 127 END END END END
commit to user IV-115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah kita selesai membuat mapfile yang sesuai dengan kebutuhan peta yang akan ditampilkan kita perlu mengatur beberapa syntax pemrograman pada file konfigurasi pada framework Pmapper. Hal ini perlu dilakukan agar peta dapat tampil seperti yang kita harapkan. Konfigurasi dilakukan terutama pada bagian penampilan layer. Berikut ini merupakan contoh syntax pemrograman yang dilakukan pada file konfigurasi framework Pmapper untuk menampilkan layer Kota Surakarta. <map> <mapFile>Surakarta.map <tplMapFile>common/template.map
Kota_SKA Kota_SKA
Sedangkan untuk contoh syntax pemrograman PHP untuk pembuatan halaman login adalah sebagai berikut.
LOGIN
4.7 PENGUJIAN APLIKASI Pengujian aplikasi dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan sistem atau belum, baik dalam perancangan basis data maupun perancangan basis antar muka. Pengujian aplikasi juga dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem, untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan dengan baik atau tidak, dan memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan. Berikut ini merupakan hasil pengujian terhadap sistem yang dibuat. Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi Kebutuhan sistem Keterangan Menampilkan peta Kota Surakarta Menampilkan peta jaringan jalan arteri dan kolektor Kota Surakarta Menampilkan titik lokasi fasilitas kesehatan di Kota Surakarta Menampilkan informasi mengenai fasilitas kesehatan Mencari fasilitas kesehatan Mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan Menampilkan dan menyembunyikan layer berdasarkan kategori tertentu Melakukan proses login dan logout Melakukan proses pendaftaran atau registrasi akun untuk fasilitas kesehatan Mencari fasilitas kesehatan dalam radius tertentu
commit to user IV-117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi (lanjutan) Kebutuhan sistem Keterangan Memperbaharui data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan Melakukan proses pendaftaran pengguna Melakukan pergeseran posisi peta Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta Melakukan pengunduhan terhadap peta Melakukan pengukuran Melakukan manajemen pengguna Melakukan manajemen rute
commit to user IV-118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis yang dibahas pada bab ini meliputi analisis rancangan basis data, analisis aplikasi prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta, dan analisis implementasi hasil rancangan. 5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA Basis data yang dirancang sudah dapat memenuhi kebutuhan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Kebutuhan basis data untuk prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yaitu dapat menyimpan data spasial maupun data non spasial. Data spasial yang dapat disimpan pada basis data yang dirancang yaitu data titik koordinat fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kota Surakarta, data poligon wilayah Kota Surakarta, dan data line jaringan jalan kelas arteri dan kelas kolektor Kota Surakarta. Basis data yang dirancang dapat menyimpan data titik koordinat tujuh jenis fasilitas kesehatan yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan yaitu rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium. Data titik koordinat untuk masing-masing jenis fasilitas kesehatan dalam basis data yang dirancang dapat ditambah, dikurangi, atau diperbaharui dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Sedangkan data poligon Kota Surakarta dan data line jaringan jalan Kota Surakarta tidak dapat ditambah, dikurangi, atau diperbaharui dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Selain data spasial, basis data yang dirancang juga dapat menyimpan data non spasial fasilitas kesehatan sesuai dengan kebutuhan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Data non spasial dalam basis data yang dirancang dapat ditambah, dikurangi, atau diperbaharui dari prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta. Data yang tersimpan dalam basis data saat ini masih hanya sebagian saja. Belum semua data spasial maupun data non spasial fasilitas kesehatan terkumpul.
commit to user V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 5.1 menunjukkan perbandingan antara jumlah data spasial fasilitas kesehatan yang telah tersimpan dalam basis data dengan total jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Data spasial yang tersimpan dalam basis data berjumlah 10 rumah sakit dari total 13 rumah sakit menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 1082
148
Terkumpul
71
Total 43
42 42 29 10 13
18 6
13
11 12
Gambar 5.1 Perbandingan data yang tersimpan dalam basis data dan jumlah total fasilitas kesehatan di Kota Surakarta Data non spasial fasilitas kesehatan yang tersimpan dalam basis data yang dirancang juga masih belum lengkap. Data non spasial yang tersimpan dalam basis data sesuai dengan data spasial fasilitas kesehatan yang dimasukkan dalam basis data. Data non spasial rumah sakit mengenai pelayanan dan fasilitas yang disediakan rumah sakit yang tersimpan dalam basis data masih hanya ada 3 rumah sakit yaitu pelayanan dan fasilitas milik RS Brayat Minulya, RS Kasih Ibu, dan RS Kustati seperti yang tercantum pada lampiran 1. Walaupun data non spasial
commit to user V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang tersimpan yang ada di dalam basis data masih belum lengkap tetapi basis data yang dirancang masih bisa ditambah dan diperbaharui. 5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang sudah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dibahas sebelumnya. Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dapat menampilkan peta lokasi fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kota Surakarta. Hasil dari tampilan peta lokasi fasilitas kesehatan dalam aplikasi dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe SIG juga dapat menampilkan informasi yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan dengan cara melakukan klik pada fasilitas kesehatan yang diinginkan pada peta. Tampilan dari informasi yang disajikan dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe yang dirancang juga dapat mencari fasilitas kesehatan. Pencarian fasilitas kesehatan pada aplikasi prototipe SIG bisa berdasarkan beberapa pilihan yaitu nama fasilitas, layanan, atau nama dokter. Contoh hasil pencarian fasilitas kesehatan pada aplikasi prototipe SIG dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang dapat mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius tertentu. Pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius tertentu ini terdapat pada penelitian Babu (2008) dimana SIG yang dirancang Babu (2008) berbasis desktop. Tetapi pada aplikasi prototipe SIG fasilitas kesehatan ini yang berbasis website juga dapat dilakukan hal serupa. Contoh hasil pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe yang dirancang dapat melakukan pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan. Hasil dari pencarian rute ditampilkan dalam bentuk gambar dan arah rute perjalanan. Selain itu juga ditampilkan perkiraan waktu tempuh dan jarak. Contoh hasil dari pencarian rute dapat dilihat pada lampiran 4. Aplikasi prototipe SIG yang dirancang juga dapat melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, pergeseran peta, menampilkan dan menyembunyikan layer, pengukuran, pengunduhan peta yang biasa yang merupakan fungsi-fungsi biasa terdapat pada aplikasi SIG berbasis website. Fungsi-fungsi yang sudah
commit to user V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disebutkan merupakan fungsi-fungsi yang dapat digunakan oleh semua pengguna aplikasi. Aplikasi prototipe SIG yang dirancang juga memiliki fungsi-fungsi yang hanya dapat digunakan oleh pengguna khusus dan administrator. Fungsi-fungsi tersebut antara lain melakukan login dan logout, perubahan data spasial dan data non spasial, perubahan perubahan data profil pengguna, manajemen rute, dan manajemen pengguna. Fungsi-fungsi yang terdapat pada aplikasi SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dirancang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. 5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta telah dirancang sesuai dengan analisis kebutuhan, desain basis data, dan desain antarmuka. Oleh karena itu prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini siap untuk diimplementasikan. Prototipe sistem informasi geografis ini dapat diimplementasikan dengan baik pada server dengan sistem operasi berbasis Windows ataupun server dengan sistem operasi berbasis Linux. Apabila prototipe sistem informasi geografis ini diimplementasikan pada server berbasis Windows maka web server yang digunakan yaitu Mapserver for Windows (MS4W). Sebaliknya jika diimplementasikan pada server berbasis Linux maka web server yang digunakan yaitu FGS Mapserver. Apabila prototipe sistem informasi geografis ini diimplementasikan pada server dengan sistem operasi berbasis Linux ada yang hal diperlu diperhatikan yaitu hak akses semua file prototipe sistem informasi geografis ini harus dibuat supaya bisa diakses oleh semua pengguna. Biasanya pada sistem operasi Linux aturan hak akses file oleh pengguna sangat ketat. Pengguna yang tidak memiliki hak akses tidak akan bisa mengakses file yang diinginkan walaupun hanya melihat saja. Apabila file prototipe sistem informasi geografis ini tidak diatur supaya dapat diakses oleh semua pengguna, maka prototipe sistem informasi geografis ini tidak dapat berjalan jika diakses dari luar. Prototipe sistem informasi geografis yang dirancang ini menggunakan PostgreSQL dan Postgis sebagai basis datanya. Pemilihan PostgreSQL dan Postgis sebagai basis data dikarenakan kemampuannya dalam mengolah data-data spasial. Penggunaan PostgreSQL dan Postgis ini akan sangat membantu untuk
commit to user V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengembangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan nantinya. PostgreSQL dan Postgis memiliki fungsi-fungsi khusus pengolahan data-data spasial seperti perhitungan jarak, perhitungan area, intersect, dan lain-lain. PostgreSQL dan Postgis ini dapat berjalan dengan baik pada sistem operasi Linux dan sistem operasi Windows. Tetapi ada yang perlu diperhatikan pada penggunaan PostgreSQL pada sistem operasi Linux yaitu gunakan PostgreSQL yang sudah memiliki tipe data geometri yang dibutuhkan untuk menyimpan datadata spasial berupa point, line, ataupun polygon. Jika PostgreSQL yang digunakan tidak memiliki tipe data geometri maka fungsi-fungsi Postgis tidak dapat dikompilasi dalam basis data. Hal ini menyebabkan data spasial tidak dapat diolah. Jika menggunakan FGS Mapserver sebagai web server pada Linux sudah terdapat paket PostgreSQL yang memiliki tipe data geometri sehingga fungsifungsi Postgis dapat dikompilasi dan data spasial dapat diolah. Prototipe sistem informasi geografis yang dirancang ini menggunakan framework Pmapper. Framework Pmapper yang digunakan ini dapat berjalan dengan baik pada server dengan sistem operasi Windows maupun server dengan sistem operasi Linux. Framework Pmapper yang digunakan tidak memerlukan konfigurasi khusus ketika diimplementasikan pada server berbasis Windows maupun server berbasis Linux. Konfigurasi framework Pmapper tetap sama. Sehingga memberikan kemudahan apabila sistem ingin dipindahkan dari server berbasis Windows ke server berbasis Linux maupun sebaliknya. Berdasarkan keterangan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan informasi bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta sendiri belum memiliki server tersendiri. Jika Dinas Kesehatan ingin membuat sebuah website, Dinas Kesehatan akan melakukan hosting ke sebuah web hosting yang sesuai dengan website yang dirancang. Kemudian tautan dari domain web hosting tersebut akan diportalkan ke website milik Pemerintah Kota Surakarta. Berdasarkan peraturan yang ada Dinas Kesehatan Kota Surakarta sendiri tidak bisa membuat website yang berdiri sendiri tanpa melalui portal website milik Pemerintah Kota Surakarta. Sehingga jika prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini diimplementasikan maka Dinas Kesehatan akan melakukannya dengan cara mencari web hosting yang sesuai dengan
commit to user V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prototipe sistem informasi geografis ini. Kemudian tautan domain web hosting tersebut diportalkan ke website milik Pemerintah Kota Surakarta. Dinas Kesehatan Kota Surakarta menyatakan bahwa ketika akan melakukan hosting sebuah website, Dinas Kesehatan Kota Surakarta akan mencari web hosting dengan server berupa Linux atau FreeBSD. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan kebanyakan web hosting yang menyediakan Mapserver menggunakan server dengan basis Linux. Mungkin yang harus diperhatikan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta jika akan melakukan hosting prototipe sistem informasi geografis ini adalah memilih web hosting yang memiliki kecepatan upstream yang cukup tinggi. Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah memiliki sumber daya manusia yang cukup memadai untuk menangani prototipe sistem informasi geografis ini. Hal ini akan memudahkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai pihak administrator dalam pengelolaannya. Mungkin terdapat kendala bagi Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk pengelolaan data yang berkaitan dengan data spasial. Cara mengatasi kendala tersebut sebaiknya untuk pengolahan data yang berkaitan dengan data-data spasial seperti penambahan data jalan dan pengolahan data rute Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat bekerja sama dengan Bappeda, Bakosurtanal, maupun dari pihak Universitas. Saat ini prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini sudah dilakukan uji coba hosting ke server milik Teknik Industri UNS. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta ini sudah dapat berjalan. Tetapi pengujian kemampuan riil prototipe sistem informasi geografis ini jika diakses oleh banyak pengguna belum dilakukan.
commit to user V-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran
yang berisi tentang
hal-hal
yang harus
dipertimbangkan
untuk
pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan dan saran secara rinci dipaparkan pada sub bab berikut : 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rancangan basis data yang dihasilkan mampu menyimpan data spasial meliputi data titik koordinat fasiltas kesehatan, data line jaringan jalan, data poligon wilayah Kota Surakarta dan data non spasial meliputi nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, email, website, layanan, fasilitas, dokter, jam tugas dokter dari fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium) yang berada di wilayah Kota Surakarta. 2. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta mampu melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi : (1) menampilkan peta fasilitas kesehatan, (2) menampilkan informasi fasilitas kesehatan, (3) melakukan pencarian fasilitas kesehatan, (4) melakukan pencarian dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, (5) melakukan pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan radius, (6) melakukan pembaharuan data spasial dan data non spasial, (7) melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, (8) melakukan pengukuran, (9) menampilkan dan menyembunyikan layer, dan (10) melakukan pengunduhan. 3. Prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta mengakomodasi pihak Dinas Kesehatan dalam pengelolaan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan melalui fungsi manajemen pengguna dan manajemen rute.
commit to user VI-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.2 SARAN Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian selanjutnya, sebagai berikut : 1. Data jaringan jalan yang digunakan pada penelitian ini masih jaringan jalan kelas arteri dan kolektor. Sebaiknya ditambahkan jaringan jalan kelas lokal dan lingkungan karena masih banyak fasilitas kesehatan yang berada di jalan kelas lokal maupun lingkungan. 2. Pengembangan prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan untuk fungsi pencarian fasilitas kesehatan dapat ditambahkan dengan fungsi pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan wilayah tertentu. 3. Apabila pihak Dinas Kesehatan akan melakukan hosting prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta sebaiknya memilih hosting yang memiliki kecepatan upstream yang cukup tinggi. 4. Perlu diadakan wawancara atau kuesioner umpan balik kepada penyedia fasilitas kesehatan dan masyarakat umum mengenai kebutuhan sistem yang telah dibangun untuk mengetahui seberapa jauh prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang dibangun telah memenuhi kebutuhan pengguna.
commit to user VI-2