Perancangan Media Promosi Wana Wisata Padusan sebagai Salah Satu Wisata Alam Andalan Jawa Timur Erni Wijayanti Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147
ABSTRAK Perancangan ini diangkat sehubungan dengan semakin menyempitnya kawasan hutan Jawa Timur. Fenomena tersebut menyebabkan PERHUTANI berusaha mencari alternatif lain untuk membiayai pengelolahan hutan, tanpa menjual hasil hutan maupun mempersempit kawasan hutan yaitu melalui bisnis ecowisata dan Wana Wisata Padusan merupakan objek wisata andalan yang memiliki wahana berbeda dengan wisata lain yaitu pemandian air panas belerang. Perancangan ini dimaksudkan untuk memberikan salah satu solusi kegiatan promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung Wana Wisata Padusan agar pendapatan yang diperoleh meningkat dan bisa digunakan sebagai pengelolaan hutan. Wujud dari penelitian dan perancangan ini berupa Logo wisata, maskot, website, brosur, billboard, poster, serta media promosi lain yang mendukung kegiatan promosi ini. Dari keseluruhan hasil yang dicapai, diharapkan memberikan nilai lebih untuk meningkatkan image, value, serta meningkatkan jumlah pengunjung Wana Wisata Padusan.
ABSTRACT This project is proposed regarding the loss of East Java’s forest area which must be preserved. This phenomenon causes PERHUTANI tries to find another alternative to finance forest management without selling forest products, as well to reduce the forest area through ecotourism. Padusan’s Forestry tourism is one of the excellent tourism objects which is different from other tourism object, named the sulphur hot spring. This project is aimed to provide one of the promotional activities to increase the number of Padusan’s Forestry tourism visitors, to obtain increased revenues and can be used as forest management. The implementation of this research and design are tourism logo, mascot, website, brochure, billboard, poster, and other promotional medias that support this promotion. Of the global result, it is expected to deliver more values to improve the image, value, and increasing the Padusan’s Forestry tourism visitors.
KEYWORD Keywords : Ecotourism, Padusan Forestry tourism, Hot Spring, PERHUTANI, promotion
PENDAHULUAN Latar Belakang Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah naungan Departemen Kehutanan dan Kementrian BUMN, Wilayah kerja Perum Perhutani Unit II Jawa Timur meliputi wilayah hutan di Jawa Timur dan keberadaannya harus dipertahankan, karena sudah berada pada batas minimal ketentuan luas kawasan hutan. Luas hutan yang berada di Propinsi Jawa Timur sudah 29,3 %, melebihi batas minimum yaitu 30% dari total luas wilayah Propinsi Jawa Timur.1Untuk membiayai pengelolahan hutan, awalnya mengandalkan hasil hutan berupa penjualan hasil kayu, kini mulai mengembangkan sektor usaha lain (non kayu) namun tetap menitik beratkan pelestarian Sumber Daya Hutan, Salah satunya adalah usaha di bidang pariwisata alam (eko wisata). Perhutani sangat concern untuk segera menjadikan pariwisata alam ini sebagai sumber pendapatan yang signifikan. Pendapatan yang diperoleh di bidang pariwisata untuk saat ini hanya ½% dari total keseluruhan pendapatan perum perhutani. Di harapkan ke depannya bisa mencapai 30% sehingga untuk membiayai operasional pengelolahan hutan tidak perlu lagi menjual hasil hutan yang berupa kayu, sehingga kelestarian hutan lebih terjaga2. Wana Wisata Padusan merupakan salah satu dari 37 objek wisata alam yang di kelola oleh Perhutani Unit II Jawa Timur. Kawasan ini terletak di Kabupaten Mojokerto yang terletak di Kecamatan Pacet, sekitar 12 km dari alun – alun kota. Kawasan wisata ini memiliki potensi besar dan bahkan dahulu terkenal di Jawa Timur, namun karena bencana alam yang terjadi pada tahun 2002 lalu menyebabkan tempat tersebut di tutup untuk sementara waktu dan dibuka kembali pada pertengahan tahun 2003. Pada saat itu terjadi banjir bandang dan tanah longsor tepat di tengah lokasi pemandian air panas yang menyebabkan 32 orang meninggal. Hal ini membuat wisatawan menjadi trauma, sehingga kawasan wisata pacet ini sempat sepi pengunjung. Akibat kejadian ini omset pendapatan menurun hingga 363%, dari jumlah pengunjung pada tahun 2002 sebesar 3 352.021.500 pengunjung menjadi 97.108.300 pengunjung. Kejadian ini berdampak pada perekonomian masyarakat setempat yaitu hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat (300 KK) yang telah memperoleh peluang berusaha dan kerja dari fasilitas Wana Wisata Padusan. Kondisi Wana Wisata Padusan sebelum dan setelah kejadian seperti terlihat pada Gambar berikut ini.4
Gambar 1 Kondisi Wana Wisata Padusan Sebelum Kejadian Longsor (Sumber: KLH, 2002)
1
http://www.unit2.perumperhutani.com/home/index.php?option=com_content&task=view &id=5&Itemid=6 2 Sumber : Deep Interview Dengan Bp. Murgunadi, Manager Pengembangan Wisata KBM AEJ Perum Perhutani Unit II Jatim 3 Sumber : Data Jumlah Pengunjung Dari Tahun 2001-2008 4 Sumber : Tim 11, 2002, Evaluasi Musibah Banjir Di Pacet Jawa Timur, Bogor
Gambar 2 Kondisi Wana Wisata Padusan Sesudah Kejadian Longsor (Sumber: KLH, 2002)
Citra buruk sebagai lokasi wisata yang tidak aman melekat di Wana Wisata Air Panas Padusan, namun perbaikan demi perbaikan dan penambahan wahana baru seperti ATV / Minicross, Shooting Area, Flying Fox, Air Soft Gun, ATV Adventure, dan Pondok Wisma (Cottage). Wahana tersebut merupakan salah satu strategi untuk mengembangkan usaha di bidang pariwisata. Di harapkan kedepannya ketika orang menyebutkan Pacet, mereka tidak hanya mengenal pemandian air panas saja tetapi juga wahana lain dan akhirnya objek wisata ini bisa menjadi wisata andalan yang paling dekat dengan surabaya5. Tabel 1 Wahana Dan Yang Di Tawarkan Wana Wisata Padusan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Wana Wisata Camping Air Terjun Grenjengan Makam Krapyak (Sunan Pangkat) Penangkaran Rusa Koleksi satwa hutan Area camping ground blok A - I 4 macam kolam renang dengan tingkat suhu kolam (dingin,sedang, panas, sangat panas)
Tarif gratis gratis gratis gratis gratis gratis Senin-Kamis 3.500 Jum’at-minggu 5.000 Wahana Wisata Baru yang masih belum banyak di ketahui pengunjung ATV /Minicross 20.000 Shooting Area 10.000 Flying Fox 15.000 Air Soft Gun Shooting 50.000 Wargame (per game) 50.000 ATV Adventure 50.000 Tiket Terusan 40.000,Rafting 150.000/org Pondok Wisata (Cottage) regular rate 300.000/hari Pondok Wisata (standart) regular rate 125.000/hari
Tujuan a. Tujuan jangka pendek Memperkenalkan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas keberadaan Wana Wisata Padusan beserta dengan wahana lain yang di tawarkan. b. Tujuan jangka panjang - Mengangkat Wana Wisata Padusan di Kec. Pacet sebagai salah satu objek wisata andalan Jawa Timur
5
Ibid, Murgunadi
-
Menarik perh M hatian pengu unjung, mem mpengaruhi untuk datan ng sehingga a bisa m meningkatkan n jumlah pen ngunjung. U Upaya untukk mengsukse eskan program eko wisata w Perhutani Unit II Jawa T Timur.
-
Masalah e buruk akib bat bencana a banjir band dang dan tanah longsorr 1. Image Bencana alam yang terjadi pada a tahun 200 02 lalu menyebabkan te empat terseb but di tutup untuk seme entara waktu u dan dibuka kembali p pada perteng gahan tahun 2003. Pada saat itu terjjadi banjir ba andang dan tanah longsor tepat di te engah n air panas yang menyebabkan 32 3 orang m meninggal. Hal H ini lokasi pemandian buat wisataw wan menjadi trauma, seh hingga kawa asan wisata pacet ini se empat memb sepi pengunjung. osi yang dilakukan belu um maksima al 2. Promo Media a promosi yan ng pernah di d lakukan ole eh wana wisa ata padusan adalah : Selama in ni media yang digunaka an untuk mempromosikkan adalah media cetak (brosur dan flyer), dimassukkan ke da alam catalog g wisata daerah dan men ngikuti asih hanya pengenalan p o objek wisata a belum ada detail pamerran. Promosi sifatnya ma inform masi dari fassilitas dan wahana w yang g di tawarka an. Selain ittu juga men ngikuti kegiattan pameran n seperti Jakkarta dan se emarang. Pa adahal pangssa pasar terrbesar adalah h masyaraka at Mojokerto o itu sendirri, Lamongan n, Surabaya a dan sekita arnya. Kurang tepatnya strategi s prom mosi juga mengakibatkan hasil dari kegiatan terrsebut g efektif dan tepat sasara an. kurang
Gamba ar 3 Media Pro omosi yang pe ernah dilakuka an sebelumnyya
3. Belum m memiliki logo dan n visual id dentity sendiri, sehingga selama ini menggunakan log go Perum Perhutani P se ebagai identitas.6 ah naungan Perum P perhu utani, alangkkah baiknya bila Wana Wisata W Meskipun di bawa Air Pa anas Padusa an memiliki identitas i sen ndiri untuk meningkatkan m n citra/ imag genya. Identittas itu tidak boleh berub bah – ubah baik b bentuk, font, warna agar image e yang tergam mbar tentang g WW Padu usan di bena ak pengunju ung tidak berbeda penaffsiran. Perlu diingat perssaingan yang g ketat anta ar objek wisa ata lain sepe erti kompetittornya BL (wisata Bahari B Lamo ongan), Jatim mpark yaitu BNS (Batu Night Specttakuler), WB b leb bih menonjol dan promos sinya juga le ebih gencar d di banding de engan yang brandnya Wana Wisata Padusan. edaan pers sepsi terha adap Wana a Wisata Padusan, P rresponden lebih 4. Perbe mengenal peman ndian air pan nas pacet da ari pada Wa ana Wisata P Padusan. d hasil kuisioner terhadap 100 Responden, da ari 41 orang g yang Hal ini diperoleh dari h ke peman ndian air panas Pacet 73% 7 tidak mengetahui m kkalau seben narnya pernah peman ndian air pan nas di Pacet bernama Wana W Wisata Padusan.7 H Hal ini sanga at fatal meliha at pentingnya a suatu identtitas agar tetap melekat di d benak pen ngunjung. ulisan nama di berbagai media prom mosi. 5. Inkonsisten penu G : Wana Wisata W Air Panas Padusan n Pintu Gerbang
6 7
Hassil deep intervview dengan ibu i Ninik Setiorini, pengeloola Wana Wisata Padusan Sum mber : Hasil kuisoner k terhaddap 100 respo onden
Brosur, Backdrop : Wana Wisata Padusan Audience Kuisioner : Pemandian Air Panas Pacet Pariwisata Jatim Dalam Angka th 2007 : Wana Wisata Air Panas Ketidak konsistenan ini dapat manimbulkan persepsi yang berbeda terhadap objek wisata dan hal ini akan berpengaruh terhadap mind set pengunjung terhadap objek wisata.
Gambar 4 Gerbang Pintu Masuk Objek Wisata Bernama Wana Wisata Air Panas Padusan
Gambar 5 Identitas Pada Brosur bernama Wana Wisata Padusan
Gambar 6 Pada Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2007 bernamakan Wana Wisata Air Panas
6. Banyaknya kompetitor di kabupaten mojokerto Di sekitar lokasi Wana Wisata Padusan, banyak terdapat objek wisata yang juga berada dalam naungan perhutani seperti Wana Wisata Sumber Boto, Wana Wisata Talun, Wana Wisata Rais, Wana Wisata Kraton Gunung Kawi, Dan Wana Wisata Kakek Bodo. Selain bersaing dengan objek wisata Perum Perhutani yang lainnya, Wana Wisata Padusan juga memiliki kompetitor seperti objek wisata Batu (jatim park), tretes, dan Malang yang memiliki karakteristik hampir serupa adalah pesaing yang berat dan tidak menutup kemungkinan adanya kompetitor dari Kec. Pacet itu sendiri karena ternyata di kawasan ini banyak muncul sumber – sumber air panas
yang untuk saat ini belum dikelola dan hanya di manfaatkan warga sekitar untuk mandi. Metode Penelitian 3.5.1 Tahap Perencanaan Gambar 7 Peta Wana Wisata Perum Perhutani Mendefinisikan dan menganalisa masalah yang ditemukan Mencari solusi yang berasal dari studi literature teori- teori yang ada, hasil wawancara, dan hasil penjajakan AIO target segmen Dari hsil analisa yang ada akan diturunkan pada suatu konsep Konsep tersebut akan di turunkan menjadi beberapa definisi yang nantinya akan menjadi sebuah keyword. 3.5.2 Tahap Perancangan Keyword yang telah di temukan akan menjadi konsep perancangan yang dapat di jadikan acuan dalam tahap desain Dalam tahap desain terdapat beberapa langkah yaitu di mulai dari pembuatan thumbnail, rough desain, comprehensive desan dan final desain. Final desain ini nantinya akan di terapak dalam setiap media promosi yang telah di tetapkan. PEMBAHASAN Target Audiens Dalam merancang media promosi Wana Wisata Padusan, target audience bisa dari berbagai kalangan. siapa saja boleh datang untuk menikmati semua wahana. Namun dalam hal ini, untuk menentukan target audiens yang potensial difokuskan pada : a. Demografis Usia : dewasa 19 s/d 35 tahun Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan : SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, PT. Profesi : Pelajar atau mahasiswa, wiraswasta, ibu rumah tangga, pegawai negeri, pedagang. Kelas sosial : SES B hingga AB ( menengah keatas ) b. Geografis Masyarakat Surabaya, Sidoarjo, Lamongan dan sekitarnya. c. Psikografis Gaya Hidup : suka menghabiskan waktu libur di rumah dengan menonton tv, suka berwisata, Senang olah raga dan membaca (komik), Suka menghabiskan waktu luang dengan bersantai bersama keluarga Kepribadian : Menyukai kebersamaan, bersenang- senang, kenyamanan dan kesenangan, family oriented, kepedulian tinggi. Dari hasil AIO diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : Activity : 1. Berkumpul 2. Olah raga 3. Membaca 4. Mobile, aktivitas tinggi dan aktif 5. Internetan 6. Saat berwisata alam : Camping, piknik dan berenang Interest : 1. Menyukai Komik 2. Family oriented 3. Suka bersosialisasi (Facebook) 4. Suka membaca dan internet 5. Menyukai wisata alam pegunungan 6. Menyukai tantangan dan hal –hal baru
Opinion: 1. Ketertarikan berupa wisata alam lebih tinggi di bandingkan dengan wisata buatan, religi, maupun pendidikan 2. Responden suka berekreasi, mengatakan alasan mereka berekreasi untuk menghilangkan stres dan mempererat hubungan dengan keluarga saudara, dan teman Unique Selling Point 1. Terdapat kolam renang dan pemandian air panas dengan tingkat suhu yang berbeda – beda. Air panas mengandung belerang yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kulit dan kelumpuhan. 2. Berada di kawasan pegunungan pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut dengan suhu antara 22-26 Derajat Celcius, menyajikan udara segar dan bebas polusi. 3. Terdapat area permainan seperti Flying Fox, ATV /Minicross, Shooting Area, Air Soft Gun, ATV Adventure dan rafting yang memacu adrenalin di tengah hutan pinus yang rindang Konsep Desain Tujuan dan Strategi Komunikasi Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi untuk menginformasikan, mengingatkan kembali dan mengajak. Meskipun Wana Wisata Padusan sudah lama berdiri namun masih banyak yang belum mengenal objek wisata ini,terutama wahana baru yang di fasilitaskan. Strategi Komunikasi Dari 59% responden yang pernah ke Wana Wisata Padusan, 73% dari reponden tidak mengetahui bahwa pemandian air panas pacet nama objek wisata sebenarnya adalah Wana Wisata Padusan, jadi komunikasi yang akan digunakan yaitu : 1. Menginformasikani bahwa objek wisata ini menarik dan menyenangkan yang digambarkan dengan lokasi objek wisata dan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. 2. Mencantumkan nama “wana wisata padusan” pada semua media promosi untuk memperkuat brand dan memperbaharui inkonsisten nama yang pernah terjadi sebelumnya. 3. Memberikan informasi wahana baru yang ditawarkan dengan menitik beratkan pada tage line Natural Hot Spring, Challenge and Pleasure sebagai pesan utama. Penggunaan bahasa Indonesia pada semua media promosi dikarenakan target pasar untuk saat ini adalah wisatawan lokal,terutama masyarakat Surabaya, Lamongan, Sidoarjo dan sekitarnya. Sedangkan penggunaan bahasa inggris pada takeline bertujuan untuk menanamkan mind set sejak dini. Memang untuk saat ini target pasarnya adalah wisatawan lokal, namun untuk kedepannya ketika target pasar sudah taraf internasional, tageline ini tetap bisa digunakan dan sudah melekat di benak wisatawan lokal.
Pencapaian Keyword Tabel 2 Pencapaian Keyword Promosi Wana Wisata Padusan
Definisi Konsep Dari diagram diatas di peroleh keyword Natural fun, makna Natural fun berasal dari kamus bahasa inggris natural memiliki arti yang alami, sedangkan fun memiliki arti menarik, senang atau gembira. Sehingga Natural fun berarti kegembiraan atau kesenangan yang alami. Pesan yang ingin disampaikan Agar target segmen tertarik untuk mencoba merasakan kegembiraan berwisata alam di pegunungan yang berbeda dengan wisata lainnya. Respon yang di harapkan target segmen menjadi penasaran tentang kegembiraan yang alami seperti apa yang ditawarkan dan ingin mencobanya Metode pendekatan yang di lakukan Menggunakan reminder mengingatkan kembali keberadaan wana wisata padusan. yaitu “Hangatnya air panas di lereng Welirang”. Menggunakan persuasif dengan mengajak konsumen untuk mencoba datang dan menikmati wahan baru yang ditawarkan. Ajakan tersebut berupa “ Nikmati air panasnya, coba tantangan dan rasakan kegembiraannya”. Tagline Dari keyword tersebut diperoleh takeline natural hot spring, challenge and pleasure yang akan dikomunikasikan kepada target audiens dalam berbagai media promosi. + Hot Spring (wahana utama dan diminati pengunjung)
Challenge + (wahana baru, melatih adrenalin dan belum banyak yang tahu)
Pleasure (yang ditawarkan adalah kegembiraan)
Natural Semua wahananya merupakan wisata yang alami dan menyenangkan Take line ini diharapkan bisa mewakili karakteristik Wana Wisata Padusan, pemakaian take line ini juga sebagai positioning bahwa objek wisata ini menyuguhkan kesenangan yang alami dengan air panasnya, tantangan di permainannya, serta kegiatan yang menyenangkan lainnya. Kriteria Desain Berikut ini adalah beberapa kriteria desain yang akan di terapkan dalam setiap media promosi Wana Wisata Padusan 1.
Gaya Gambar Teknik ilustrasi kartun, Penggunakan teknik ini berdasarkan : a. Permintaan dari pihak pengelola yang menginginkan sebuah media promosi seperti jatim park, BNS, WBL dan objek wisata yang lebih berkembang lainnya tetapi tetap menampilkan kelebihan dan keunikan Wana Wisata Padusan. b. Hasil survey AIO yang hasilnya mengatakan bahwa 38% responden suka membaca komik c. Teknik ilustrasi kartun bisa lebih atraktif yang tidak bisa divisualkan dengan teknik fotografi. Teknik fotografi alam, karena objek wisatanya sangat dekat dengan alam. Digunakan untuk menunjukkan menampilkan visual objek wisata yang
2.
sebenarnya. Jadi yang di tampilkan adalah kondisi riil untuk menonjolkan keindahan alamnya Warna Berikut ini merupakan palet warna yang akan digunakan mengacu pada kondisi alam Wana wisata padusan yang segar, cerah, bersih, dan alami sesuai dengan keyword natural fun
Gambar 8 Palet Warna Yang Akan Digunakan Di Berbagai Media Promosi
3.
4.
Warna sering digunakan untuk mencerminkan sesuatu arti yang tersirat yang ingin dikomunikasikan, warna juga memiliki keterkaitan dengan lingkungan dan keperibadian seseorang. sehingga warna merupakan salah satu elemen pembentuk visual yang sangat penting dalam sebuah karya visual dalam hal ini media promosi. Pada palet diatas diambil dari unsur warna pada wana wisata padusan, dengan warna dominan adalah hijau dan biru, hal ini dikarenakan berdasarkan hasil kuisioner terhadap 40 responden 44% memilih warna hijau, 34% memilih warna biruserta 14% memilih warna jingga. Warna hijau mencerminkan kesegaran, natural dan keremajaan. Warna biru melambangkan kejujuran, kesetiaan, harmoni, cinta, ketenangan, ketentraman, kepercayaan serta warna jingga melambangkan keceriaan, kegembiraan, kreativitas, dan rasa humor, kombinasi warna ini sesuai dengan keyword natural fun. Gaya Bahasa Wana wisata padusan sudah berdiri cukup lama di kenal dan tidak mempunyai kompetitor langsung. a. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang santai dan tidak formal. Pada headline yang bersifat ajakan seperti “ Nikmati air panasnya, coba tantangan dan rasakan kegembiraannya”. Dan bersifat reminder seperti “Hangatnya air panas di lereng Welirang”. Tetapi pada body teks tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. b. Menggunakan bahasa Inggris pada tagline dan bahasa Indonesia pada headline dan body teksnya. Hal ini dikarenakan target pengunjung adalah wisatawan domestik dewasa sehingga penggunaan bahasa inggris pada judul (tagline) tidak terlalu menyulitkan karena kedepannya harapan dari Perum Perhutani objek wisata ini akan menjadi andalan Jawa Timur, dimana Wisatawannya tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga wisatawan asing, tageline ini tetap bisa digunakan dan sudah melekat di benak wisatawan lokal. Layout
Gambar 9 Grid Menggunakan 4 Kolom Dan 3 Kolom, Margin Asimetris
5.
Dalam hasil kuisioner terhadap 40 responden 25% responden memilih grid ini. Meskipun tidak mendapat jumlah pilihan terbanyak, grid 4 kolom ini dipilih karena penentuan grid dengan 4 kolom akan menghasilkan lebih banyak lagi variasi layout, sehingga semakin banyak kolom grid semakin fleksibel penempatan elemen - elemen layoutnya. Margin yang digunakan tidak sama di tiap sisi halamannya sehingga memberi kesan asimetris dan tidak terlalu kaku, keuntungan margin ini adalah masih tersedianya ruang cukup di bagian atas dan bawah untuk visual grafisnya, sedangkan di sisi kiri terdapat ruang serbaguna untuk disteples atau di jilid pada iklan majalah. Font Berdasarkan karakteristik jenis font yang baik digunakan untuk perancangan ini adalah font sans serif dan script karena font ini memberikan kesan akrab dan bersahabat, serta modern kontemporer. Untuk readibility atau keterbacaan yang optimal pergunakan jenis huruf yang secara fisik sederhana dan umum sehingga mudah dikenali, dan untuk membedakan dan memberi penekanan pada informasi pergunakan Point Size yang berbeda sesuai dengan hierarki dan prioritas informasinya. Perancangan ini tidak terlalu banyak mempergunakan jenis huruf dalam sebuah kesempatan. Pergunakan maksimal 3 jenis huruf, agar tidak monoton. Font yang dipakai memiliki karakter tegas, kokoh, tingkat keterbacaan tinggi dengan bentuk yang sederhana yang dibuat dengan goresan tangan untuk menonjolkan kesan bebas dan bersahabat diantaranya menggunakan font GoodDog plain, digunakan pada takeline dan header, dan font Erase Demi ITC, dan Gautami digunakan pada body teks dan untuk kepentingan formal.
Gambar 10 Karakter Typografi
1. Konsep dan Alternatif Logo wisata Berawal dari unsur – unsur yang mewakili Wana Wisata Padusan, karakteristik responden dan potensi yang dimiliki objek wisata dibawah ini maka diperoleh metode pembuatan logo sebagai berikut :
Gambar 11 Konsep Pencapaian Logo
Alternatif Logo wisata
Gambar 12 Alternatif Logo
Kuisioner ( Poling)
5 Responden
9 Responden
19 Responden
7 Responden
Gambar 13 Poling Logo
Desain final
Gambar 14 Desain Final Logo
2. Konsep dan Alternatif Maskot Rusa merupakan hewan yang penuh semangat, lincah dan bergantung dengan alam terutama hutan. Selain itu, rusa merupakan hewan yang dilindungi di Wana Wisata Padusan yang lokasi penangkarannya berada didekat air terjun Grenjengan. Karakter maskot mengadopsi karakter Cooper, si rusa imut dalam serial komik One Peace yang mampu berubah menjadi bermacam – macam rusa dengan berbagai tingkah lucu sesuai dengan konsep natural fun. Tetapi maskot ini tidak bisa berubah wujud seperti Cooper untuk memperkuat karakter sehingga tidak terjadi inkonsisten seperti pada nama Wana Wisata Padusan. Sketsa
Gambar 15 Sketsa Dan Komponen Pembentuk Maskot
Pewarnaan n
Ga ambar 16 Pew warnaan Altern natif Maskot dan d polling
Desain Fin nal Di pilih beberrapa karakte er maskot untuk u di po olingkan kep pada pengunjung, dengan hassil :
50 0
5 11 2
1
a
d
b
c
21
1
e
f
Maskot TTerpilih Gamb bar 17 Hasil Polling P Maskott
3. Konse ep dan Alterrnatif Layou ut
Alterrnatif 2
Alternaatif 1
Alternaatif 3
Gambar 18 Alterrnatif layout
h poling terhadap 40 responden n, 10% me emilih altern natif 1, 70% % atau 28 Dari hasil Strategi prromosi respo esponden lain nnya memilih h alternative 3 nden memilih alternatif 2 dan 20% re
Tabel 3 Strategi Promosi
Tabel 4 Tabel Navigasi Website
HASIL Logo
Gambar 19 Logo Wana Wisata Padusan
Maskot Konsep warna mengambil dari logo promosi Wana Wisata Padusan, sehingga terdapat keseragaman visual.
Gambar 20 Maskot “Wandu”
Gambar 21 Gestur Maskot
Implementasi Media Promosi 1. Website dan web banner
Gambar 22 Web Banner
Gam mbar 23 Tampilan Website
oard / Banne er 2. Billbo
G Gambar 24 Pe eletakan Billbo oard
Gambar 25 2 Billboard
ur 3. Brosu
Gambar 26 Brosur
Strategi promosi Pendukung 1. Poster
Gambar 27 Poster
2. Re- desain tulisan ( identitas ) monumen di pintu masuk Wana Wisata Padusan
Gambar 28 Peletakan Gerbang dan Bentukan Gerbang Stilasi Tanduk Rusa
Gambar 29 Identitas di Gerbang Pintu Masuk
3. Merch handise (Souvenir) Pin
Gambar 30 Souvenir “Pin n”
Kaos
Gambarr 31 Souvenir “Kaos Laki-laki Dewasa”
Gam mbar 32 Souve enir “Kaos Ana ak-Anak”
Topi
Gambar 33 Souvenir “Top pi”
Mug
Gambar 34 Souvenir “Mu ug”
Stiker
Gambar 35 Souvenir S “Stike er”
Assesories
ar 36 Souven nir “Asessorie es Kalung, Je epit Rambut & Sandal” Gamba
KESIMPULLAN DAN SARAN Kesimpula an Promosi pa ada kenyata aannya mem mang bisa dilakukan den ngan metode e mouth to mouth m atau dari mulut m ke mullut namun ha asil yang dip peroleh kura ang maksima al, karena au udiens yang dijang gkau sangat terbatas. Ala angkah saya angnya suatu u tempat yan ng memiliki potensi besar tidakk dimanfaatkkan secara optimal. Unttuk meningkkatkan nilai jjual suatu produk p maupun ob bjek wisata perlu di laku ukan kegiata an promosi sehingga s tarrget segmen yang dituju tepatt dan denga an harapan jumlah pengu unjung akan n maksimal d dan meningk katkan pendapatan Objek wissata ini tidakk memiliki ko ompetitor lan ngsung atau u kompetitorr yang ar memiliki karakteristik k yang sama, terutama dengan d pem mandian air panas p benar-bena belerangnyya. Jadi obje ek wisata ini memiliki pottensi yang besar b dan pe erlu dipromosikan. Melihat karakteristik ta arget segme en yang memiliki tingka at mobilitas yang tinggi, suka asi, dan awa are terhadap p perkemban ngan teknolo ogi, media prromosi yang tepat bersosialisa untuk men njangkau targ get segmen ini adalah dengan mem mbuat media a promosi berupa b website, biillboard, dan n brosur seb bagai media utama dan media lain u untuk mendu ukung media utam ma tersebutt. Dengan adanya a med dia promosi utama beru upa website yang memiliki jangkauan tidak terbatas dan bisa di akses deng gan mudah m merupakan media m ang sangat efektif e untuk jangka j pend dek maupun jangka panja ang Sebuah objek promosi ya wisata juga a memerluka an identitas yang jelas, sehingga tid dak terjadi inkonsisten antara a pengunjung g, pengelola a, pemerinta ah maupun pihak- pihak lain yang mengenal objek wisata ini.
Saran Dengan adanya promosi ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah pengunjung dan melupakan kisah kelam di akhir tahun 2002, membenahi identitas yang sempat memiliki beberapa persepsi, sehingga peningkatan pendapatan sehingga mampu memenuhi biaya pengelolahan hutan tanpa menjual hasil kayu. Promosi yang dilakukan tidak hanya berhenti sampai disini tetapi diharapkan ada continuetas kegiatan promosi sehingga tujuan untuk menjadi wisata alam andalan jawa timur yang paling dekat dengan Surabaya tercapai.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Adhidarma, Rizky, perancangan promosi KBS untuk merangsang peningkatan jumlah pengunjung melalui pendekatan anak; Surabaya, 2006, Fandeli, Chafid, Dasar-dasar manajemen kepariwisataan alam, Yogyakarta: Liberty, 1994 Kaina, Colour Therapy:Pengaruh dan kekuatan warna dalam kehidupan, Jogjakarta : Enigma, 2004 Kartajaya, Hermawan, Attracting Tourists, Traders, Investors, Jakarta : Gramedia, 2005 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga, 1992 Kusmiati, Artini dan Pamudji, Suptandar, Unsure Warna Dalam Perancangan Desain, Fakultas Seni Rupa & Desain : Universitas Trisakti, 1997 Ross, Glenn F, Psikologi Pariwisata, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia 1998 Santrock, W John, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup, Jakarta : Erlangga, Sihombing, Danton MFA, Typografi dalam Desain Grafis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002 Wojowaito, Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris, Bandung, 2003 Yoeti, Oka A, Perencanaan strategi pemasaran daerah, Jakarta : Pradnya Paramita, 2002 Yoeti, Oka. A, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung : Angkasa, 1994 Website. Internet World Stats, usage and population statistics http://www.internetworldstats .com/asia/id.htm di akses tanggal 30 Nopember 2010 Mangkutak, dasar pengertian pariwisata, http://mangkutak. wordpress.com/2009/01/05 /dasar-pengertian-pariwisata/ di akses tanggal 20 Oktober 2009. Mangkutak, dasar pengertian pariwisata, http://mangkutak. wordpress.com/2009/01/05 /dasar-pengertian-pariwisata/ di akses tanggal 20 Oktober 2009 Maroebeni, tipografi (huruf) dalam pembuatan desain Http//Maroebeni.wordpress. com/2008/11/05/Typorules, di akses tanggal 20 Oktober 2009 Meek, Larissa, 2007. 7 Surefire Web Design Styles that Work, http://thinkvitamin.com /features/web-design-isms-7-surefire-styles-that-work/diakses april 2009, di download tanggal 2/9/2010 Riyono, Andronicus,M.T. httpjournal.uii.ac.idindex.php Snatiarticleview 18861664 di akses tanggal 23 Januari 201. Stetson, Alexandra. The Return of The One Page Website, http://thinkvitamin.com/design/less-is-more-the-return-of-the-one-page-website/, di akses Oktober 2010, di download tanggal 23/1/201. Literatur Lainnya Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2007 Profil Pariwisata dan budaya kabupaten Mojokerto Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1