Perancangan Media Promosi Madu Wanajava M Rachman Adi 3405100179
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 2013 , Industri kayu dan non kayu harus bisa memberikan hasil sebanyak 50 : 50 (dlm prosen). Tidak lagi mengandalkan industri kayu sepenuhnya karena sumber daya hutan yang semakin susut. Ditegaskan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan bahwa seiring dengan penurunan pendapatan sektor kayu olahan maka diharapkan dalam jangka ke depan pendapatan akan didukung dengan 90% non kayu
1.1 Latar Belakang Madu Wanajava
Madu Wanajava merupakan madu yang dipasarkan secara luas oleh Perhutani Madu Wanajava merupakan madu yang dijamin 100% keasliannya dan merupakan jenis madu dengan grade yang paling tinggi.
1.1.1 Proses Pemasaran Produk Perhutani Non Kayu
Perhutani memasarkan produk non kayunya melalui koperasikoperasi Perhutani yang kemudian dijual kepada end user (konsumen akhir) Perhutani saat ini sudah berusaha memberikan kesempatan bagi pihak luar (reseller) yang ingin mendistribusikannya Hasil dari penjualan melalui reseller kurang maksimal, karena pihak Perhutani dalam penjualannya tidak melakukan promosi. . Selama peredaran media promosi hanya tersedia dikoperasi – koperasi Perhutani
1.1.1 Proses Pemasaran Produk Perhutani Non Kayu
Promosi yang dilakukan dalam konteks hanya terdapat pada web resmi Perhutani saja tanpa ada keterangan harga ataupun. Lebih pada penjelasan produk pangan dan kesehatan yang dimiliki saja.
1.1.2 Proses Reseller Produk Perhutani Non Kayu
Reseller berusaha memasukkan madu Wanajava ke apotik K24. Dengan tujuan dapat bersaing dengan produk produk lain yang sudah ada dipasaran, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan memberikan informasi mengenai adanya produk Madu. Dengan media promosi yang sangat kurang,ternyata mempengaruhi tingkat penjualan produk Madu Perhutani ini di Apotik K24. Karena produk Madu Perhutani dianggap produk baru, yang orang tidak bisa mengenalnya. Padahal peran media promosi salah satunya juga untuk mengenalkan produk kepada masyarakat.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Berdasarkan hasil wawancara, dengan Ibu Heni Rachmawati selaku
kepala Humas Industri Non Kayu, karena memasuki pasar yang lebih besar, Perhutani membutuhkan suatu media promosi yang dapat dengan mudah diterima target segmennya dalam memasarkan produknya. 2.Produk Madu Wanajava belum dikenal oleh masyarakat, hal ini disetujui oleh 96% responden di Surabaya yang belum mengetahui Madu Wanajava 3.Analisa media-media yang dipakai dalam memasarkan Madu Perhutani hanya terbatas pada poster dan promosi produk pada lingkungan Perhutani saja. Padahal, Perum Perhutani sudah berencana meningkatkan sektor pangan dan kesehatan sebelum tahun 2013, sesuai dengan penambahan porsi fokus pada hasil hutan 50:50 (dibandingkan hasil kayu). Dengan kenyataan dilapangan yang tidak dapat mencakup masyarakat luar Perhutani akan cukup menyulitkan
Brosur Berdasarkan kuisioner, hanya 1% responden saja yang mengetahuinya. Hal ini disebabkan karena penyebaran brosur yang belum maksimal. Tidak adanya standarisasi dari brosur yang tersebar, banyaknya bentuk dan desain dapat membuat konsumen meragukan isi dari Brosur, karena samasama menunjukkan tentang keaslian Madu Wanajava
Website Tampilan website dari perum Perhutani lebih memperlihatkan Identitas Perhutani secara umum. Tidak secara spesifik menampilkan dan menjelaskan produk-produk non kayunya, terutama produk Madu Wanajava. Pesan yang disampaikan hanya sebatas identitas produk, dan kantor pemasarannya.
Dibutuhkan satu media yang mencakup segala informasi mengenai produk Wanajava agar konsumen di berbagai lokasi dapat mengetahui segala hal tentang produk Wanajava. Berdasarkan survei yang dilakukan73% responden memilih web sebagai media untuk memperoleh informasi tentang produk yang dibutuhkan
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang media promosi Madu Wanajava untuk memperkenalkan merek madu Wanajava.