PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI BOGOR Fania Universitas Bina Nusantara
[email protected] (Fania, Dani Hermawan, ST.,M.Arch, Yunida Sofiana, S.Sn., M.Des)
ABSTRAK Usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk perkembangan anak, oleh karena itu perlu disediakan fasilitas yang dapat dapat membantu untuk proses perkembangan anak. Salah satu fasilitas yang bisa digunakan untuk membantu perkembangan anak adalah tersedianya tempat pembelajaran anak usia dini dengan harapan anak dapat mengembangkan kreativitasnya saat berada pada tempat tersebut. Perancangan fasilitas pembelajaran ini perlu di desain secara aman dan nyaman baik dari segi pemilihan bentuk furniture yang tidak bersudut hingga penggunaan material yang aman. Selain itu penggunaan warna perlu diperhatikan mengigat warna merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam menentukan minat anak untuk belajar. Perancangan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini mengangkat tema lebah. Konsep lebah sendiri dipakai untuk menciptakan suasana alam yang diimplementasikan pada ruangan.
Kata kunci: Anak usia dini, Fasilitas, Kreativitas, Warna, lebah ABSTRACT Early age is very important periode for the development of children, therefore, it is necessary to provide facilities that can help for Child’s development. One of the facilities that can be used to help a child’s development is privided an early age learning area that helps children develope their creativity when they are in that area. The design of this learning facilities need to be both safe and comfortable the selection of the furnitures are not angled an made of safe materials. Moreover, it should be considered that use of colour is one of the factors that plays important role in determaining the interest of children to learn. The theme of bee is brought of the design of learning and development facilities for early age. The bee concept itself it used to create nature abience that implemented in the rooms
Keywords: Early Age, Facilities, creativity, Colour, bee
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara psikologi perkembangan anak di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah lingkungan, dimana lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal berasal dari lingkungan keluarga sedangkan lingungan eksternal berasal dari lingkungan diluar keluarga. Keluarga merupakan awal lingkungan sosial yang dihadapi oleh anak, maka dapat dikatakan bahwa orang tua lah yang turut menentukan bagaimana proses perkembangan itu berlangsung. Sebagaimana kita ketahui bahwa usia 0-6 taun merupakan usia yang di sebut dengan golden age yang mana usia ini bisa dijadikan dasar untuk perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu tentunya sebagai orang tua mereka berharap bahwa anaknya dapat berkembang secara maksimal, sehingga tidak heran banyak orang tua yang ingin menambah pengetahuan untuk anaknya di luar rumah yang dimulai sejak usia dini. Melihat dari banyaknya minat orang tua untuk menambah pengetahuan anaknya sejak usia dini, maka saat ini banyak sekali bermunculan tempat-tempat belajar bagi anak yang tujuannya untuk meningkatkan kemapuan dan mengembangkan kreatifitas anak. Tempat-tempat tersebut difokuskan untuk belajar dan bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kreatifitas anak. Sehubungan dengan hal itu agar tempat belajar tersebut bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak maka perlu di pertimbangkan tampilan desainnya dari setiap ruang yang akan digunakan dan disesuaikan dengan fungsinya. Tampilan itu meliputi penggunaan warna, gambar, bentuk, tekstur serta tambahan pendukung lainya. Selain daripada itu kita tahu bahwa dunia anak sangat erat kaitanya dengan dunia bermain, maka tempat tersebut perlu dilengkapi dengan sarana-sarana yang memungkinkan anak belajar sambil bermain, sehingga anak tidak merasa bosan saat berada di tempat tersebut dan dapat memberikan kesan lebih menarik bagi anak untuk meningkatkan kreatifitasnya. Oleh Karena itu, penulis terdorong untuk membuat perancangan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreatifitas anak usia dini yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan yang akan dicapai dengan cara memberikan desain yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang interior belajar yang dapat mengembangkan kreativitas pada anak usia dini ? 2. Fasilitas apa saja yang dibutuhkan yang dapat mendukung proses belajar dan pengembangan kreativitas anak usia dini ? 3. Bagaimana memberikan suasana yang dapat meningkatkan minat belajar dan pengembangan kreativitas anak usia dini? 4. Bagaimana memberikan tampilan desain yang sesuai untuk anak usia dini?
Tujuan & Manfaat Penelitian 1. Mengetahui bagaimana merancang interior yang dapat membangkitkan kreatifitas anak usia dini. 2. Mendesain fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini agar dapat meningkatkan motivasi belajar. 3. Menyediakan kriteria fasilitas yang bertujuan untuk menunjang belajar dan pengembangan kreatifitas anak. 4. Desain yang dirancang dapat membuat anak merasa nyaman saat berada di tempat itu 5. Desain yang dirancang dapat menambah ketertarikan sehingga meningkatkan keratifitas anak.
METODE PENELITIAN Di dalam penulisan skripsi ini, Beberapa Metode yang dipergunakan adalah :
1.
Metode Penelitian a.
Studi Literatur
Bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan pembelajaran dan pengembangan kreatifitas anak, termasuk didalamnya penjelasan mengenai cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreatifitas anak. b.
Observasi Lapangan
Observasi lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lainnya yang berhubungan dengan cara apa dan bagaimana kreatifitas anak dapat berkembang. Data didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan. Data tersebut meliputi foto dan aktifitas yang terjadi pada saat itu. c.
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai proses belajar dan pengembangan kreatifitas anak. Informasi tersebut mencakup bagaimana suasana yang diperlukan, desain yang mendukung dan apa saja yang dapat menarik perhatian anak. 2.
Metode Pengolahan Data Data yang telah didapat melalui observasi, wawancara dan survey yang dikaitkan dengan studi literatur dianalisa untuk memberi keterangan secara lebih detail dengan tujuan agar pemahaman tentang informasi yang didapat menjadi lebih jelas.
3.
Membangun Hipotesa Setelah memperoleh data, dan melalui proses pengolahan kemudian dapat dibangun suatu hipotesa.
4.
Pengembangan Desain Pada tahap ini menetapkan konsep atau ide gagasan perancangan desain yang kemudian akan di kembangkan dalam proses perancangan
5.
Pengerjaan Desain Akhir Melakukan proses pengerjaan kedalam bentuk desain yang terdiri dari gambar kerja, sketsa maupun 3D
Analisa Aspek Lingkungan Penentuan aspek lingkungan untuk tempat pembelajaran anak usia dini harus diperhatikan, berdasarkan peraturan pemerintah harus berada dilingkungan yang layak dengan memperhatikan tingkat kebisingan, dan kemudahan akses selain itu lingkungan diarahkan kepada wilayah yang belom terjangakau oleh pendidikan anak usia dini. Bangunan ini terletak di Bogor berada di jalan cimanggu permai I. Kelurahan Kedung Jaya. Kecamatan Tanah Sareal Bogor. Lokasi bangunan ini dikelilingi oleh kawasan perumahan dan pertokoan Pencapaian Lokasi ini mudah capai karena letaknya berada di tengah kota. Akses kendaraan menuju tempat ini sangat mudah karena dilalui kendaran umum, walaupun bukan merupakan jalan utama sehingga dari segi pencapaian tepat untuk di jadikan fasilitas untuk pembelajaran anak usia dini.
Analisa Aspek Bangunan Bangunan At Taufiq merupakan bangunan yang bergaya modern dengan penggunaan bentuk yang geometris dan berkesan simpel. Untuk bangunannya eksteriornya sendiri di dominasi dengan warna orange
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai, hanya saja lantai 2 belom difungsikan sebgai tempat kegiatan belajar. terdapat 1 pintu akses utama untuk memasuki area ini dan didalmanya memiliki area outdoor. Diarea depan terdapat lahan parkir yang yang disediakan untuk pengantar atau pengguna yang datang. Analisa Aspek Manusia
Layout
Gambar 1 Layout Lantai 1 Ruang Khusus 1. Lobby
2. Ruang Bermain
3.
Ruang Kelas
Konsep Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah). Bee merupakan salah satu fauna yang sangat erat kaitanya dengan alam. Dimana lebah sendiri hidup di sarang yang terletak di pohon-pohon. Lebah dianggap sebagai binatang cerdas penghasil madu yang hidup secara berkelompok. Inilah salah satu konsep yang ingin diterapkan kepada anak. Anak-anak dianggap sebagai individu yang bekerja secara kelompok untuk menghasilkan kreativitas dan pengalaman. Pengambilan tema bee ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu unsur alam kepada anak-anak dalam bentuk desain yang menarik dan atraktif. Selain itu tema bee ini juga diangkat karena dapat memberikan pengetahuan mengenai alam.
Konsep Gaya pengambilan gaya pada perancangan fasilitas pembelajaran anak usia dini adalah modern. Modern yang berarti didesain secara sederhana (simpel) tidak terlalu banyak ornamen-ornamen ukiran detail pada furniturenya. Gaya modern pada awalnya terispirasi dari gerakan kubisme yang sifatnya berbentuk kubus hingga sekarang berkembang menjadi berbagai bentuk namun tetap tidak menggunakan ukiran yang rumit
Citra Ruang Perancangan fasilitas pembelajaran anak usia dini akan memberikan citra yang fun, playful, cheerful dan attractive. Dimana citra yang akan di timbulkan ini disesuaikan dengan sifat anak-anak yang selalu senang dan gembira. Penggunaan citra fun, playful, dan atraktif ini juga diimplementasikan dalam bentuk elemen interior yang diambil dari konsep bee. Anak-anak tertarik dengan sesuatu yang berwarna, dan memiliki keunikan sehingga muncul imajinasi yang membangkitkan kreativitasnya.
Konsep Bentuk Penggunan bentuk pada fasilitas pembelajaran anak usia dini adalah perpaduan antara bentuk geometis dan organik. Bentuk-bentuk tersebut diadopsi dari penggunaan tema bee yang dapat memeberikan kesan alam pada sebuah ruangan. Konsep geometris yang diaplikasikan adalah bentuk segi 6 (hexagon) yang terinspirasi dari bentuk sarang lebah. Bentuk segi 6 (hexagon) ini akan diaplikasikan pada elemen interior (lantai, dinding, ceiling dan furniture) sedagkan konsep organik yang akan diaplikasikan terispirasi bentuk natural alam seperti pohon, daun dan lain sebagainya Penggunaan konsep bentuk pada furniture tidak semata-mata memberikan kesan esteris pada suatu ruangan, tetapi juga harus memgutamakan keamanaan pada anak, seperti memperhatikan bagian sudut-sudut agar tidak menggunakan bentuk runcing yang membahayakan anak.
Skema Warna Penggunaan warna pada fasilitas pembelajaran anak usia dini sangat penting, mengingat citra yang ingin di tampilkan tempat ini adalah fun, playful dan colorful tentunya warna merupakan peran utama untuk memberikan citra tersebut. Konsep warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah warna putih, kuning, orange, hijau dan coklat. Warna warna tersebut diambil dari penerapan konsep lebah dan alam yang akan di implementasikan kepada elemen interior dan furniture. Warna kuning merupakan warna khas dari binatang lebah itu sendiri sedangkan warna hijau dan coklat diambil dari warna –warna dominan yang terdapat pada alam. Pemilihan warna tersebut akan diatur dan dikomposisikan sesuai dengan konsep bee pada suasana ruang
Pemilihan Furnitur Dalam perancangan furniture fasilitas pembelajaran anak usia dini banyak menggunakan furniture dengan sistem modular yang berbentuk segi 6 (hexagon). Furniture yang di gunakan tentunya mengutamkan faktor keamanan, dari mulai bentuk hingga penggunaan bahan materialnya.
Elemen Interior 1.
2.
Lantai Penggunaan material lantai yang akan di gunakan sesuai dengan pertimbangannya seperti mudah di bersihkan, mudah perawatan dan tidak membahayakan anak (licin). Penggunan green material lebih di utamakan dalam perancangan ini. Beberapa alternatif material penetup lantai seperti pada gambar. Dinding Dinding pada pusat pembelajaran anak usia dini dapat menggunakan beberapa macam material seperti cat dan padded wall. Bentuk dan warnanya akan disesuaikan agar memberikan suasana ruang yang playful. Dalam hal ini pemilihan material untuk dinding mengutamakan green material.
3.
Plafon Sebagai penutup ruangan ceiling dapat di olah dengan penaikan penuruan ceiling, maupun bentuk-bentuk menarik yang disesuaikan dangan tema bee itu sendiri , salah satunya penggunaan bentuk hexagon pada area lobby.
Sistem Pencahayaan Penggunanan pencahayaan mengoptimalkan cahaya alami dari matahari karena jam belajar hanya berlangsung pada saat pagi hingga siang hari. Selain itu sinar matahari sangat baik untuk pertumbuhan anak. Namun penggunaan pencahayaan buatan diperlukaan pada saat kondisi cuaca sedang tidak mendukung seperti cuaca mendung. Penggunaan LED yang mendukung untuk membantu penerangan, selain merupakan lampu yang hemat energy lampu ini juga tidak mengandung zat berbahaya.
Sistem Penghawaan Penghawaan pada pusat pembelajaran anak usia dini menggunakan kombinasi penghawaan buatan dan alami, tetapi tetap mengoptimalkan udara alami, melalui ventilasi maupun bukaan lainya yang akan memberikan udara yang segar. Pemanfaatan green material juga akan mempengaruhi udara dalam ruang. Penggunaan penghawaan buatan AC disediakan juga yang burfungsi untuk menjaga kelembaban udara. Sistem Akustik Dalam proses belajar mengajar diperlukan suasana yang tenang dan kondusif untuk itu sistem akustik diperlukan. Akustik bertujuan untuk pengendalian kebisingan suatu ruangan.
Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pengamanan kebakaran pada Fasilitas Pembelajaraan dan Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini adalah Smoke Detector, sebagai tahap pencegahan. Sprinkler, penggunaan sprinkler pada plafon dengan radius 3 meter.
Sistem Keamanan Selain mempekerjakan security / satpam, sistem penanganan keamanan dapat dilakukan melalui pemantauan keadaan kondisi Fasilitas Pembelajaran dan Pengembangan Kreativitas Anak Usia dini tersebut dengan menggunakan CCTV.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini merupakan sebuah sarana untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak sebelum memasuki pendidikan dasar. Berdasarkan pada teori yang mengatakan bahwal salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak adalah faktor lingkungan , maka dapat di asumsikan bahwa lingkungan merupakan faktor yang turut berperan dalam menentukan perkembangan kreativitas anak dalam kaitan dengan faktor lingkungan tersebut, salah satu faktor yang termasuk di dalamnya yang juga mempunyai pengaruh adalah desain lingkungan dimana tempat anak itu melakukan aktivitas, salah satunya adalah desain lingkungan pada ruang pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini. Desain fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini yang dirancangang dengan mengangkat tema bee (lebah), mengimplementasikan konsep tersebut dengan penggunaan bentuk segi 6 (hexagon) dan kubahan-kubahan yang di ambil dari bentuk sarang lebah itu sendiri, yang kemudian di aplikasikan pada elemen interior seperti ceiling, dinding maupun bentukbentuk furniture pada ruang. Dengan tujuan agar dapat menciptakan citra ruang yang ,fun, playful, attractive dengan pemakain bentuk dan warna yang sesuai.
penerapan desain tersebut disesuaikan dengan dunia anak, dimana penyerapan pengetahuan anak di dapat melalui pengamatan secara langsung terhadap lingkungan yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak bisa memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya dalam mengembangkan kreativitasnya. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini tumbuh secara maksimal apabila anak merasa nyaman saat berada di suatu tempat yang mendukung, baik secara desain maupun fasilitasnya. Saran Dalam perancangan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini tetntunya banyak faktor yang harus di perhatikan mulai dari pemilihan material lantai, dinding dan ceiling pemilihan warna dan penggunaan bentuk-bentuk furniture yang aman bagi anak. Dengan adanya perancangan ini penulis berusaha memberikan perancangan pada fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreativitas anak usia dini ini dengan memperhatikan aspek dan segala faktor yang di butuhkan agar bisa memenuhi kriteria dan persyaratan yang sesuai dan bermanfaat pada anak usia dini.
REFERENSI Akmal, I. (2006). Menata Rumah Dengan Warna. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fajarwati, E. (2009). Hubungan Bermain Balok Denga Kreativitas. Irawan, B., & Tamara, P. (2013). Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Griya Kreasi. Karlen, M. (2007). Dasar-Dasar Perencanaan Ruang. Jakarta: Erlangga. Kotnik, J. (2010). Kindergarten Architecture. Mostaedi, A. (2006). preschool & kindergarten asrchitecture. spain: Carles Broto. Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: RINEKA CIPTA. Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks. Pratisti, W. D. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Sujiono, B., & Sujiono, Y. N. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. suyadi, & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. University, D. (2013). Kids Design. Dalian: Dalian University of Technology Pres. Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Wiyono, & Nursyahid, O. A. (2013). Rahasia Mendidik Anak Cerdas. Jakarta: PT. Suka Buku.
RIWAYAT PENULIS Fania lahir di kota Bogor pada tanggal 15 Desember 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada tahun 2014. Saat ini bekerja secara freelance di bidang Desain Interior.