Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
PERANCANGAN EXPERT SYSTEM PADA PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI DENGAN VISUALISASI MENGGUNAKAN SISTEM DASHBOARD (Studi Kasus pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur) Syamsul Hidayat | Debby Ratna Daniel Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRAK Penilaian kesehatan koperasi merupakan salah satu bentuk pengukuran terhadap kinerja Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dilakukan oleh tim penilai kesehatan. Minimnya jumlah SDM kompeten yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur dan perbedaan tingkat kemampuan dapat menyebabkan waktu penyelesaian yang lama, sehingga berdampak pada minimnya pencapaian jumlah koperasi yang telah dinilai. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan expert system yang mengekstrak pengetahuan penilaian kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan expert system penilaian kesehatan KSP yang berpedoman pada Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI tahun 2008 yang disempurnakan tahun 2009 dengan visualisasi menggunakan sistem dashboard. Metodologi yang digunakan menggunakan penelitian kualitatif eksploratoris dengan pendekatan studi kasus. Pada penelitian ini berhasil menyusun rancangan expert system penilaian kesehatan KSP sampai pada tahap prototype. Rancangan knowledge base berisi pengetahuan penilaian kesehatan KSP yang berasal dari Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI yang direpresentasikan dalam bentuk rule base. Inference engine sebagai otak dari expert system dirancang menggunakan bahasa pemrograman yang support dengan basis web, dengan media penyimpanan database menggunakan MySQL, dan sistem operasi Windows. Perancangan user interface menggunakan tampilan berbasis web dengan visualisasi menggunakan performance dashboard. Hasil survey menunjukkan bahwa sistem tersebut dapat membantu proses penilaian kesehatan dan mudah dioperasikan dengan waktu penyelesaian yang relatif cepat. Kata kunci: Koperasi Simpan Pinjam, penilaian kesehatan koperasi, expert system, performance dashboard. ABSTRACT Assessment of health cooperatives is one form of measurement of the performance of Credit Unions (KSP) conducted by the health assessment team. Inadequate number of competent human resources that exist in the Department of Cooperatives and SMEs in East Java province and the different levels of ability can lead to the completion of a long time, so the impact on the lack of achievement of a number of cooperatives that have been assessed. These needs can be met with an expert system that extracts knowledge of health assessment. This study aims to draft a health assessment expert system KSP guided by the Regulation of the Minister of Cooperatives and SMEs RI 2008 enhanced in 2009 with the visualizations using the system dashboard. The methodology used using qualitative research of exploratory case study approach. In this study managed to draft expert system health assessment KSP reached the prototype stage. The design knowledge base contains knowledge of health assessment KSP derived from Regulation Minister of Cooperatives and SMEs RI is represented in the form of the rule base. Inference engine as the brain of an expert system is designed using a programming language that supports web-based, with the storage media using a MySQL database, and the Windows operating system. Designing a user interface using a web based visualization using a performance dashboard. The survey shows that the system can help the process of assessing the health and easy to operate with a relatively quick turnaround time. Keywords: Credit Unions, cooperative health assessments, expert systems, performance dashboard.
- 270 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
PENDAHULUAN Penilaian kesehatan koperasi merupakan salah satu bentuk pengukuran terhadap kinerja Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Pelaksanaan penilaian kesehatan KSP mengikuti aturan dalam pedoman penilaian kesehatan koperasi yang tertuang dalam Permenkop dan UKM RI nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 yang merupakan penyempurnaan dari Permenkop dan UKM RI nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Penilaian kesehatan KSP bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat pengelolaan usaha simpan pinjam dengan melakukan penilaian terhadap tujuh aspek penilaian meliputi: aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan aspek jatidiri koperasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) provinsi Jawa Timur memiliki wewenang dalam melakukan penilaian kesehatan terhadap KSP skala provinsi yang merupakan binaannya. Kewenangan penilaian kesehatan KSP dilakukan oleh pejabat penilai kesehatan koperasi yang diangkat oleh Menteri atau pejabat yang mewakilinya dan bertugas pada instansi yang membidangi koperasi di tingkat provinsi. Pada dasarnya dalam proses pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi memerlukan kompetensi dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan koperasi, melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pinjaman, pemahaman terhadap kebijakan akuntansi, dan pengetahuan dalam hal perkoperasian. Latar belakang pendidikan, pengetahuan teknis serta pengalaman dalam melakukan penilaian kesehatan yang dimiliki oleh pejabat penilai kesehatan dalam tim berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan kemungkinan kesalahan dalam penetapan predikat tingkat kesehatan koperasi dan kecepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Perbedaan kecepatan waktu penyelesaian pekerjaan berakibat pada jumlah capaian penyelesaian pekerjaan penilaian kesehatan KSP. Berdasarkan data yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur per 30 Juni 2013, jumlah koperasi yang layak dinilai berdasarkan lamanya operasi dengan melihat tahun penerbitan badan hukum dan pelaksanaan rapat anggota tahunan (RAT) adalah sebanyak 439 koperasi. Untuk melaksanakan penilaian dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam jumlah yang cukup banyak. Namun jumlah SDM yang kompeten pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur sangatlah terbatas. Keterbatasan itu menyebabkan masih banyak koperasi yang belum dilakukan penilaian kesehatan
(Grafik 1.1), sehingga proses monitoring dan evaluasi sebagai bahan untuk pembinaan, pengawasan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur terhadap koperasi khususnya KSP belum dapat dilakukan secara optimal. Grafik 1.1 Data Penilaian Kesehatan Koperasi Skala Provinsi Jawa Timur
Jumlah Koperasi Lintas Kab./Kota (unit) Layak Dinilai (unit) Sudah Dinilai (unit)
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, 2013
Pemanfaatan kemajuan teknologi komputer, yang salah satunya adalah aplikasi expert system berbasis web dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan minimnya jumlah pencapaian koperasi yang telah dinilai akibat dari keterbatasan sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Expert system sebagai bagian dari artificial intelligence dapat meniru perilaku dan pola pikir manusia (Laudon dan Laudon, 2011:380), dengan memahami mekanisme penalaran seperti manusia diharapkan dapat berguna untuk membantu manusia dalam memecahkan permasalahan yang memerlukan penalaran. Expert system dirancang untuk membantu manusia dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi seperti halnya seorang pakar (Turban et al., 2008:495; Jogiyanto, 2009:295). Kebutuhan terhadap SDM yang kompeten dalam melakukan penilaian kesehatan koperasi dan minimnya jumlah SDM yang kompeten dalam melakukan penilaian kesehatan dapat di akomodasi dengan mengekstrak pengetahuan dari pedoman penilaian kesehatan koperasi yang bersumber dari peraturan Menteri dan menyebarkannya kepada tim penilai kesehatan. Evaluasi atau penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk aplikasi dalam expert system (Turban et al., 2011:549). Survey atas sejumlah aplikasi expert system yang terkenal dalam domain keuangan telah
- 271 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
dilakukan oleh Nedovic dan Devedzic (2002), untuk bisnis (Metaxiotis dan Psarras, 2003; Thakur, 2012). Pengaplikasian expert system untuk evaluasi atau penilaian kinerja telah ditunjukkan di dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, antara lain: untuk evaluasi kualitas pengajaran (Karnyanszky, 2008), untuk evaluasi kinerja guru (Khan et al., 2011), untuk penilaian kredit nasabah bank (Nosratabadi et al., 2012), untuk penilaian dan pemahaman siswa terhadap materi di kelas (Choudhury et al., 2013), sedangkan untuk keperluan pengklasifikasian telah dilakukan penelitian oleh Zuhri (2013). Expert system juga dapat digunakan untuk penyajian sistem informasi nasabah bank sebagai dasar pengambilan keputusan (Starparu dan Cojocaru, 2009). Output dari penilaian kesehatan koperasi dapat digunakan oleh dinas yang membidangi koperasi untuk melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pemberdayaan. Data dan informasi dari hasil penilaian kesehatan yang dalam bentuk angka-angka sering sulit dipahami oleh pemakai secara cepat dan kurang informatif. Untuk mempermudah dalam memahami hasil penilaian kesehatan dan mempermudah pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas kinerja KSP binaan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, diperlukan suatu teknologi yang mampu untuk mengintegrasikan keseluruhan isi data pendukung sehingga saat monitoring dan evaluasi didapatkan sebuah informasi secara keseluruhan atas
aspek penilaian yang telah dilakukan, bagian mana saja yang kurang dan cukup memenuhi standar bobot penilaian. Salah satu teknologi yang dapat memvisualisasikan data tersebut adalah dengan performance dashboard (Eckerson, 2011:5). Penyajian informasi kinerja melalui performance dashboard dapat digunakan untuk membantu memodelkan atau menampilkan kinerja dalam format presentasi visual dalam bentuk grafik, diagram dan tabel yang menarik dan interaktif (Wibisono et al., 2011). Penyajian performanace dashboard yang baik harus dapat merepresentasikan data dan informasi yang padat dengan tampilan yang efisien, menarik, dan mudah untuk dimengerti (Suhaidir dan Sensuse, 2010). Dengan pemodelan atau tampilan hasil penilaian kesehatan koperasi dalam bentuk performance dashboard dapat mempermudah pengguna khususnya Dinas Koperasi dan UMKM provinsi Jawa Timur dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja KSP dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat sehingga dapat segera dipikirkan langkah-langkah pembinaan yang tepat. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya adalah: “Bagaimanakah perancangan expert system pada penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yang berbasis web dengan visualisasi menggunakan sistem dashboard?”
LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Karnyanszky (2008) menghasilkan sebuah penyajian sistem evaluasi kinerja pengajaran pada Tibiscus University of Timisoara Rumania secara online dengan nama aplikasi Online Evaluation yang menggunakan bahasa pemrograman PHP, database server MySQL, dan server Apache. Khan et al. (2011) melakukan penelitian dengan pengaplikasian expert system untuk membantu pengambilan keputusan dalam mengevaluasi kinerja dosen pada pendidikan tinggi di Pakistan. Choudhury et al. (2012) melakukan penelitian dengan membuat kerangka kerja arsitektur dari expert system untuk penilaian siswa secara online (ESOA) di India, yang dirancang dengan menggunakan Aphace web sever, tomcat servlet engine, database MySQL server, XML dan JESS. Choudhury et al. (2013) melanjutkan penelitiannya dengan pengimplementasian ESOA untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi di kelas. Penilaian kredit nasabah
bank dilakukan oleh Nosratabadi et al. (2012) yang menghasilkan sebuah aplikasi “Mamdani Expert System” yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan tingkat kredit dari nasabah bank berdasarkan kriteria finansial (current ratio, debt ratio, net benefit ratio,dan claim collection period). Perbedaan dengan penelitian ini antara lain pada: objek dari penilaian adalah koperasi simpan pinjam (KSP) dan sumber pengetahuan dari ahli penilai kesehatan koperasi dan buku pedoman penilaian kesehatan berdasarkan peraturan Menteri. Sedangkan persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada perepresentasian pengetahuan, yaitu dengan menggunakan rule base. Koperasi Simpan Pinjam Didasarkan pada kesamaan kegiatan usaha dan/atau kepentingan ekonomi anggota (UU No. 17; 2012/83), koperasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: koperasi
- 272 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam (KSP). Koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. Koperasi simpan pinjam meliputi kegiatan antara lain: menghimpun dana dari anggota, memberikan pinjaman kepada anggota, dan menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekundernya. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, KSP dapat membuka jaringan pelayanan yang terdiri atas: kantor cabang, kantor cabang pembantu maupun kantor kas. Untuk meningkatkan usaha dan menyatukan potensi usaha anggota serta mengembangkan kerjasama antar KSP, KSP dapat mendirikan atau menjadi anggota KSP sekunder. KSP juga dapat melakukan kemitraan dengan koperasi lain atau dengan lembaga keuangan lain selama kemitraan tersebut bermanfaat bagi kemajuan koperasi dan anggotanya (Per. Menkop dan UKM No.19/Per/ M.KUKM/XI/08). Penilaian Kesehatan Koperasi Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakukan secara berkala sebagai salah satu bentuk pembinaan teknis dan pengawasan terhadap kegiatan usaha simpan pinjam koperasi dilakukan dengan memantau perkembangan kegiatan simpan pinjam (Per. Menkop & UKM RI nomor 19 tahun 2008 dan nomor 21 tahun 2008). Penilaian kesehatan KSP bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat kesehatan pengelolaan usaha simpan pinjam dalam 5 (lima) predikat yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak. KSP yang layak dinilai kesehatannya adalah KSP yang telah beroperasi paling sedikit 1 (satu) tahun buku dan telah melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT). Pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi dilaksanakan pada posisi setiap akhir tahun buku.
Liability Management, peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh koperasi, pedoman yang diterapkan oleh koperasi, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya Berdasarkan peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 yang telah disempurnakan dengan peraturan nomor: 14/Per/M.KUKM/ XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan KSP/USP Koperasi, terdapat 7 (tujuh) aspek dalam penilaian kesehatan KSP/USP Koperasi. Setiap aspek diberikan bobot penilaian yang bervariasi sebagai dasar perhitungan penilaian kesehatan, aspek-aspek penilaian tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk nilai untuk dapat mengklasifikasikan usaha simpan pinjam koperasi dalam predikat sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, atau sangat tidak sehat (Tabel 1 dan Tabel 2). Penilaian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sebagai lembaga intermediasi yang beroperasi seperti layaknya lembaga keuangan perbankan, memasukkan analisis rasio keuangan likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas yang telah disesuaikan dengan kondisi organisasi koperasi dalam mengklasifikasikan tingkat kesehatan pengelolaan usaha simpan pinjam. Tabel 1 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan KSP/USP Koperasi No. 1
Dalam proses pelaksanaan penilaian kesehatan, pengelola KSP perlu mengidentifikasi dan menyiapkan data yang dibutuhkan sebagai pendukung dalam melakukan penilaian kesehatan diantaranya: laporan keuangan KSP, buku besar pinjaman dan buku pembantu piutang, buku daftar pinjaman dan agunan, program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja, struktur organisasi beserta uraian tugas dan pekerjaan, dokumen SOM dan SOP atau peraturan khusus, dokumen annual disclosure, dokumen kebijakan akuntansi dan keuangan, dokumen kebijakan pinjaman, dokumen kerjasama atau SPPP (Surat Persetujuan Pencairan Pinjaman), asset
- 273 -
1.
Aspek Yang Dinilai
Komponen
Bobot Nilai
Pendekatan Penilaian
2
3
4
5
Permodalan a. Rasio modal sendiri terhadap total asset b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko c. Rasio kecukupan modal sendiri
2.
6
Kuantitatif
6 3
Kuantitatif Kuantitatif
Kualitas aktiva Produktif a. Rasio volume pinjaman pada Anggota terhadap volume pinjaman diberikan b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah d. Rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan
3.
15
25
10
Kuantitatif
5
Kuantitatif
5
Kuantitatif
5
Manajemen a. Manajemen Umum, terdiri atas 12 pertanyaan b. Kelembagaan terdiri atas 6 pertanyaan c. Manajemen Permodalan terdiri atas 5 pertanyaan d. Manajemen Aktiva terdiri atas 10 pertanyaan e. Manajemen Likuiditas terdiri atas 5 pertanyaan
Kuantitatif 15
3
Kualitatif
3
Kualitatif Kuantitatif & Kualitatif Kuantitatif & Kualitatif Kuantitatif & Kualitatif
3 3 3
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
1 4.
2
3
Kuantitatif
4 2
Kuantitatif Kuantitatif 15
10
Kuantitatif 10
3 3
Kuantitatif Kuantitatif
4
Jatidiri Koperasi a. Rasio Partisipasi Bruto b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
Kuantitatif
5
Kemandirian dan Pertumbuhan a. Rentabilitas Asset b. Rentabilitas Modal Sendiri c. Kemandirian Operasional Pelayanan
7.
4
Likuiditas a. Rasio kas b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
6.
Nosratabadi et al.; 2012).
5 10
a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor c. Rasio efisiensi pelayanan 5.
4
Efisiensi
Kuantitatif 10
7
Kuantitatif
3
Kuantitatif
Struktur Expert System Expert system memiliki dua bagian utama (Turban et al., 2011:550), yaitu development environment dan consultation environment (Gambar 2.2). Lingkungan pengembangan (development environment) digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke dalam sistem, sedangkan lingkungan konsultasi (consultation environment) digunakan oleh user untuk mendapatkan saran dan memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan pakar yang tertanam dalam sistem. Gambar 1 Struktur/Arsitektur Expert System D En eve vi lop ro m nm en en t t
100
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Skor Penilaian
C En on vi sul ro ta nm tio en n t
Tabel 2 Predikat Tingkat Kesehatan KSP/USP-Koperasi Predikat
Human Expert (s)
Other Knowledge Sources
Knowledge Elicitation
Information Gathering Knowledge Rules
Knowledge Engineer
Skor penilaian sama dengan 80 - 100 Sehat Skor penilaian sama dengan 60 < 80 Cukup Sehat Kurang Sehat Skor penilaian sama dengan 40 < 60 Tidak Sehat Skor penilaian sama dengan 20 < 40 Sangat Tidak Sehat Skor penilaian < 20
Inferencing Rules Questions/ Answers
User
Expert System Expert system merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang dapat meniru perilaku dan pola pikir manusia. Ide dasar dibalik expert system cukup sederhana, yaitu keahlian ditransfer dari seorang pakar atau sumber lain keahlian ke dalam sebuah komputer (Turban et al., 2008:495). Pengetahuan (knowledge) dari seorang pakar tersebut kemudian diatur dan disimpan dalam sebuah komputer (Marakas, 2003:208). Knowledge dalam sistem pakar ini bisa berasal dari kepandaian seorang pakar, pengetahuan yang umumnya terdapat dalam buku atau literatur, maupun berasal dari peraturan-peraturan yang ada terkait dengan suatu bidang (Arhami, 2005:3). Expert system dirancang untuk membantu manusia dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi seperti halnya seorang pakar (Turban et al., 2008:495; Jogiyanto, 2009:295). Sistem ini berusaha untuk menduplikasikan keahlian seorang pakar pada suatu bidang tertentu. Dengan menggunakan expert system seorang pemakai dapat membuat keputusan seperti keputusan yang diberikan seorang pakar melalui program komputer. Expert system melakukan tugasnya seperti halnya seorang pakar membuat sebuah keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi (Devi dan Rajagopalan, 2011;
User Interface
Rule Firings
Inference Engine Explanation Facility
Sumber: Permenkop dan UKM RI No. 14 tahun 2009
Knowledge Refinement Refined Rules
Blackboard (Workspace) Facts
Knowledge Base(s) (Long Term)
Facts Working Memory (Short Term)
Data/Information External Data Sources (via WWW)
Pada expert system terdapat tiga komponen utama yang meliputi: User interface, Inference engine, dan Knowledge base (Turban et al., 2011:550; Brown et al., 2009:255; Metaxiotis dan Psarras, 2003). Sedangkan Turban et al. (2011:550) menambahkan komponen tambahan yang ada dalam expert system antara lain: Knowledge acquisition subsystem, Blackboard (workplace), Explanation subsystem (justifier), dan Knowledge-refining system. 1. User interface Merupakan bagian penghubung antara program expert system dengan pemakai (Jogiyanto, 2009:300). Melalui interface ini pemakai dapat berkomunikasi dengan program, dimana pemakai memberikan instruksi dan informasi (input) kepada sistem pakar, dan pemakai menerima informasi (output) dari sistem pakar. Pada umumnya interface yang dipakai oleh expert system adalah keyboard dengan monitor. Keberhasilan atau kegagalan suatu expert system seringkali dikaitkan dengan kualitas dan fungsi dari interface (Marakas, 2003:219).
- 274 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
2. Inference engine Merupakan perangkat lunak yang ada di sistem pakar yang mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah, merupakan otak dari expert system juga dikenal sebagai control structure atau rule interpreter (Turban et al., 2011:551). Pada dasarnya inference engine adalah sebuah program komputer yang menyediakan suatu metodologi untuk penalaran tentang informasi dalam knowledge base untuk merumuskan kesimpulan yang tepat (Turban et al., 2011:551). Terdapat dua pendekatan yang bisa digunakan oleh inference engine dalam mencari kesimpulan untuk mendapatkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi, yaitu forward chaining dan backward chaining (Turban et al., 2011:558; Marakas, 2003:220). Dalam forward chaining memulai proses pelacakan dari informasi yang dimasukan oleh pemakain sampai mendapatkan suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Sedangkan pada backward chaining proses pelacakannya dimulai dari hasil akhir atau tujuan yang berupa suatu hipotesis dan akan dicari pembuktiannya. 3. Knowledge base Knowledge base berisi fakta-fakta dan aturanaturan (O'Brien, 2004:292), yang merupakan pondasi dari expert system (Turban et al., 2011:551). Aturan-aturan tersebut berkaitan satu dengan lainnya dan diperoleh dari kepandaian seorang pakar (Jogiyanto, 2009:301). Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. Cara Kerja dan Manfaat Expert System Expert system bekerja dimulai dari adanya permintaan dari pemakai. Pemakai melakukan input data melalui user interface dan mengikuti alur yang diperintahkan. Berdasarkan data yang diinput inference engine akan melakukan pencarian terhadap aturan yang ada pada knowledge base untuk memberikan sebuah jawaban atau kesimpulan. Dalam melakukan proses penarikan kesimpulan atau merumuskan kesimpulan yang tepat dapat dilakukan dengan pendekatan forward chaining atau backward chaining (Turban et al., 2011:558; Marakas, 2003:220). Proses berikutnya, jawaban atau kesimpulan yang dihasilkan oleh expert system akan disampaikan kepada pemakai melalui user interface.
Manfaat dan kelebihan expert system di aplikasi bisnis antara lain (Turban et al., 2011:569; Jogiyanto, 2009:302; O'Brien, 2004:298, Marakas, 2003:226): meningkatkan output dan produktivitas, memberikan pengambilan keputusan yang lebih baik, mengurangi waktu pengambilan keputusan, meningkatkan proses dan kualitas produk, mengatasi kelangkaan tenaga ahli, memberikan solusi tepat waktu, menyimpan pengetahuan di organisasi, menghilangkan kebutuhan akan peralatan yang mahal, dan transfer pengetahun hingga lokasi terpencil. Sistem Dashboard Dashboard merupakan sistem pengiriman informasi yang berlapis berupa paket informasi, pemahaman, dan alert kepada pengguna sesuai permintaan sehingga mereka dapat mengukur , memonitor, dan mengelola kinerja bisnis lebih efisien (Eckerson, 2011:10). Dashboard menyediakan tampilan visual yang komprehensif atas ukuran kinerja perusahaan, trend, dan ekspektasi (Turban et al., 2011:22). Dengan dashboard tampilan visual antar muka pengguna dapat dibuat secara interaktif dalam mengukur, memonitor, dan mengelola kinerja operasional organisasi. Salah satu fitur yang paling menonjol dari performance dashboard adalah ”three threes”: three applications, three layers, dan three types (Eckerson, 2011:10). Tiga aplikasi dashboard yaitu: (1) monitoring, (2) analysis, dan (3) management. Sedangkan berdasarkan tiga lapisan informasi terdiri dari: (1) graphical, metrics data, (2) summarized, dimensional data, dan (3) detailed, transactional data. Berdasarkan level manajemen yang didukungnya, dashboard dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe (Eckerson, 2011:17), yaitu: operational, tactical, dan strategic dashboard. Pada setiap tipe dari dashboard menekankan tingkat yang berbeda untuk layers dan aplikasi. a. Operational dashboard, digunakan oleh pekerja front-line dan supervisor untuk mengelola dan mengendalikan proses operasional menggunakan data detail, dinamis dan memerlukan data real-time. b. Tactical dashboard, digunakan oleh manager dan analis untuk mengukur dan menganalisa kinerja dari aktivitas per departemen, proses, dan tujuan. Tidak memerlukan data real-time. c. Strategic dashboard, digunakan oleh eksekutif, manager, dan staf untuk memonitor secara bulana atau triwulanan dan melacak kemajuan dalam mencapai tujuan strategis secara top-down. Tidak memerlukan data real-time.
- 275 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Dashboard memberikan banyak manfaat dalam suatu organisasi (Eckerson, 2011:6), antara lain: mengkomunikasikan strategi, memperbaiki strategi, meningkatkan visibilitas, meningkatkan koordinasi, meningkatkan motivasi, memberikan tampilan yang
konsisten dalam bisnis, mengurangi biaya dan redundancy, memberdayakan para pengguna, dan menyampaikan informasi yang dapat ditindaklanjuti.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan dikarenakan pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata “bagaimana”. Salah satu model yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan studi kasus (Herdiansyah, 2011:61). Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok digunakan bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan ”bagaimana” atau “mengapa”, memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan fokus penelitian pada fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2012:1). Pada penelitian ini berusaha untuk mendalami sebuah proses perancangan expert system pada penilaian kesehatan koperasi untuk menghasilkan pengklasifikasian predikat tingkat kesehatan koperasi, dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sebuah perancangan expert system dengan penekanan pada pertanyaan “bagaimana”. Minimnya SDM penilai kesehatan yang kompeten dan perbedaan tingkat kemampuan pada tenaga ahli yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur serta dampaknya pada organisasi merupakan sebuah fenomena kontemporer yang dihadapi pada objek penelitian ini yang memerlukan sebuah solusi. Salah satu solusi yang diberikan adalah dengan memanfaatkan expert system. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini lebih tepat menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan Model Pengembangan Sistem Aplikasi Dalam pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri dapat menggunakan pendekatan system development life cycle (SDLC). Pendekatan SDLC dimulai dari tahapan awal sampai dengan tahapan akhir dan kembali pada tahapan awal membentuk siklus hidup (Jogiyanto, 2009:433). Menurut Brown (2009:305) pendekatan SDLC melalui tiga tahapan yaitu: definisi (definition), konstruksi
(construction), dan implementasi (implementation). Untuk memenuhi ketiga tahapan tersebut harus melalui delapan langkah atau phase yang harus dilalui yaitu: feasibility analysis, requierements definition, system design, system building, system testing, installation, operations dan maintenance. Sementara menurut Jogiyanto (2009: 434) pendekatan SDLC melalui beberapa tahapan antara lain: analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan operasi dan perawatan sistem (Gambar 3.1). Gambar 3.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Analisis Sistem Perancangan Sistem Implementasi Sistem Operasi dan Perawatan Sistem Sumber: Jogiyanto (2009:434), Sistem Teknologi Informasi, Edisi III
Pertanyaan Penelitian dan Unit Analisis Sebagai komponen yang sangat penting dalam penelitian studi kasus (Yin, 2012:29), pertanyaan penelitian salah satu fungsinya untuk membantu peneliti dalam memfokuskan tujuan penelitian (Herdiansyah, 2011:91). Dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan oleh peneliti, maka dapat peneliti susun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penilaian kesehatan KSP? 2. Bagaimana komposisi jumlah pejabat penilai kesehatan dengan jumlah koperasi yang layak dinilai? 3. Bagaimanakah rancangan knowledge base pada expert system untuk penilaian kesehatan KSP? 4. Bagaimanakah rancangan inference enginee pada expert system untuk penilaian kesehatan KSP?
- 276 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
5. Bagaimanakah rancangan user interface pada expert system untuk penilaian kesehatan KSP dengan visualisasi sistem dashboard? Unit analisa secara fundamental berkaitan dengan penentuan masalah yang diteliti (Yin, 2012:30). Dalam penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana rancangan expert system pada penilaian kesehatan KSP dengan visualisasi sistem dashboard, dengan demikian yang di jadikan unit analisa dalam penelitian ini adalah perancangan expert system pada penilaian kesehatan KSP yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 dan nomor: 14/Per/ M.KUKM/XII/2009. Teknik Pengumpulan Data Data merupakan sesuatu yang diperoleh melalui suatu teknik atau metode pengumpulan data (Herdiansyah, 2011:116). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi partisipatoris penelitian dilakukan pada kegiatan kunjungan lapangan, proses analisis dan perhitungan terhadap laporan keuangan dan dokumen RAT yang merupakan bagian dari proses pelaksanaan penilaian kesehatan terhadap KSP yang dilakukan oleh tim penilai kesehatan koperasi di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, termasuk terhadap alat yang digunakan dalam
melakukan proses analisis dan perhitungan tersebut. Proses wawancara dilakukan terhadap tim penilai yang terlibat dalam proses penilaian kesehatan koperasi di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur dan konsultan ahli pemrograman sebagai rekanan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dan pengetahuan mengenai perancangan expert system pada penilaian kesehatan KSP dan sistem dashboard. Dokumen yang dikumpulkan meliputi literatur-literatur mengenai expert system, sistem dashboard, dan buku pedoman penilaian kesehatan koperasi. Teknik Analisis Data Langkah selanjutnya, setelah data dan informasi telah diperoleh adalah melakukan analisis terhadap data dan informasi tersebut. Analisis atas data dan informasi yang telah diperoleh dilakukan dengan cara: 1. Pemilahan data dan informasi yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. 2. Menyusun data dan informasi tersebut sesuai dengan urutan kronologis pertanyaan penelitian. Hasil pemilahan dan penyusunan data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Penilaian Kesehatan KSP Pelaksanaan penilaian kesehatan KSP pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur dilakukan rutin setiap tahun sekali. Pelaksanaan penilaian kesehatan KSP dilakukan oleh pejabat penilai yang tergabung dalam tim penilai pada bidang FPUSP yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur secara hirarki bertanggungjawab langsung pada kepala dinas. Sebagai salah satu icon pelayanan publik pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur proses penilaian kesehatan KSP harus sesuai dengan Perda Provinsi Jawa Timur no. 11 tahun 2005 tentang pelayanan publik di Jawa Timur yang mewajibkan standarisasi waktu penyelesaian. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur menetapkan standar waktu penyelesaian pekerjaan maksimal 3 (tiga) hari kerja. Hasil wawancara dengan tim penilai kesehatan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian pekerjaan penilaian kesehatan KSP melebihi standar waktu penyelesaian yang ditetapkan dengan beberapa penyebab antara lain:
data koperasi yang tidak lengkap, kesulitan tim penilai dalam membaca laporan keuangan koperasi, kemampuan dan kompetensi SDM penilai. Hasil wawancara dengan tim penilai juga menunjukkan bahwa kemampuan SDM penilai dalam melakukan proses penilaian kesehatan KSP berbedabeda dan SDM kompeten yang dimiliki dalam jumlah terbatas. Perbedaan kemampuan dalam penilaian kesehatan KSP disebabkan latar belakang pendidikan yang tidak sama dan lama waktu penugasan dalam tim penilai. Namun demikian, pejabat penilai senior yang telah lama ditugaskan pada pelaksanaan penilaian kesehatan dan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan penilaian kesehatan KSP tidak serta merta mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan pejabat penilai lainnya karena pada kenyataannya masih kesulitan juga dalam pelaksanaan penilaian kesehatan KSP. Perbedaan kemampuan dapat menyebabkan perbedaan penetapan hasil penilaian yang berdampak pada penetapan predikat tingkat kesehatan KSP, lamanya waktu penyelesaian
- 277 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
sehingga pencapaian jumlah koperasi yang dinilai tidak optimal. Dengan komposisi tim penilai sebanyak 13 orang, sebanyak 4 orang menduduki jabatan struktural, SDM kompeten dalam jumlah terbatas dengan jumlah koperasi yang layak dinilai sebanyak 439 koperasi sangat tidak dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan penilaian kesehatan untuk seluruh koperasi. Hasil wawancara dengan tim penilai menunjukkan adanya dukungan perangkat bantu yang digunakan dalam proses penilaian kesehatan KSP dengan aplikasi excel, namun kenyataannya belum banyak mendukung pencapaian hasil yang optimal. Tim penilai membutuhkan perangkat bantu yang lebih baik yang dapat mendukung penuh pekerjaan penilaian kesehatan KSP. Analisis Sistem Pada Penilaian Kesehatan KSP Berdasarkan tahapan pengembangan sistem dengan pendekatan SDLC pada expert system, perlu adanya studi awal dengan tujuan untuk mempelajari dan memahami inti dari permasalahan yang terjadi pada proses pelaksanaan kegiatan penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur dan kelayakannya apakah dapat dibuatkan sebuah expert system untuk membantu proses penilaian atau tidak. Dari hasil dokumentasi, observasi, dan wawancara terhadap tim penilai kesehatan sangat dimungkinkan untuk dibuatkan sebuah sistem yang dapat mempermudah proses pelaksanaan penilaian kesehatan KSP. Menentukan perangkat lunak dari expert system yang akan digunakan merupakan langkah lanjutan setelah melakukan studi pendahuluan. Hasil dari wawancara dengan konsultan IT menyebutkan bahwa untuk membangun expert system dibutuhkan beberapa logika pemrograman, pengkodean yang bisa dilakukan dengan beberapa bahasa pemrograman diantaranya adalah PHP, Javascript, CSS dan media penyimpanan database menggunakan MySQL ataupun Oracle. Menurut konsultan IT, dengan mempertimbangkan efisiensi biaya dan lebih familiar dibandingkan dengan yang lainnya, bahasa pemrograman PHP dengan media penyimpanan database menggunakan MySQL dan sistem operasi menggunakan windows menjadi pilihan dalam pengembangan aplikasi expert system penilaian kesehatan KSP.
Pada tahap selanjutnya adalah memilih pakar yang akan diambil pengetahuannya. Pada proses pembangunan expert system pada penilaian kesehatan KSP, pakar yang akan diambil pengetahuannya adalah bersumber dari Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 yang telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI nomor:14/Per/M.KUKM/XII/2009 yang merupakan sebuah pedoman dalam penilaian kesehatan KSP, dan pengetahuan dari ahli penilai kesehatan KSP. Hasil dokumentasi terhadap Permenkop dan UKM RI untuk penilaian kesehatan KSP memberikan pemahaman petunjuk dan pelaksanaan penilaian dan setiap aspek penilaian terdiri dari beberapa komponen dengan bobot penilaian yang berbeda. Perancangan Expert System Pada Penilaian Kesehatan KSP Dalam proses perancangan expert system perlu adanya proses akuisisi pengetahuan dari expertes. Pada penilaian kesehatan KSP bersumber pada pedoman penilaian kesehatan yang dituangkan dalam peraturan Menteri dengan langkah-langkah melakukan identifikasi sasaran, identifikasi atribut item-item dan nilai-nilainya, menderivasi aturan-aturan, dan membuat prototype (Jogiyanto, 2009:306). Pada proses pelaksanaan penilaian kesehatan KSP sasaran yang akan dicapai adalah predikat tingkat kesehatan KSP. Kemungkinan hasil dari sasaran yang akan dicapai adalah tingkat kesehatan KSP dalam kondisi “Sehat”, “Cukup Sehat”, “Kurang Sehat”, “Tidak Sehat”, ataupun “Sangat Tidak Sehat”. Dengan mengetahui sasaran yang ingin dicapai untuk langkah berikutnya mengidentifikasi item-item yang menyebabkan sasarannya. Hasil dari tingkat kesehatan KSP ditentukan oleh 7 (tujuh) aspek penilaian, yaitu: 1) aspek permodalan, 2) aspek kualitas aktiva produktif, 3) aspek manajemen, 4) aspek efisiensi, 5) aspek likuiditas, 6) aspek kemandirian dan pertumbuhan, dan 7) aspek jatidiri koperasi. Untuk masing-masing aspek terdiri dari beberapa komponen yang memiliki bobot penilaian yang berbeda. Dengan membuat diagram ketergantungan untuk item pertanyaan, aspek, dan komponen penilaian kesehatan (Gambar 4.1) dapat menderivasi aturanaturan yang akan dituangkan dalam knowledge base
- 278 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
MS TA ELEMEN DATA NERACA
MS PDB
Rasio MSTTA
Rasio MSTPOB
Aspek Permodalan Skor Max =55 Skor Min =1,5
MST CAR ATMR PERTANYAAN NO. 1-14 TERKAIT DATA SIMPAN PINJAM
VPA VP
PB PO PERTANYAAN NO. 1-12 TERKAIT MANAJEMEN UMUM
CR PB
PDB PO PERTANYAAN NO. 1-6 TERKAIT MANAJEMEN KELEMBAGAAN
Rasio VPATVPD
Rasio RPBTPD
Aspek Kualitas Aktiva Produktif Rasio CRTPB
Rasio PDBTPD
MU 38 Pertanyaan Aspek Manajemen
MK MP
BOA PARTB
BU SHUK
PERTANYAAN NO. 1-10 TERKAIT MANAJEMEN AKTIVA
Skor Max = 15 Skor Min = 0 Goal:
Rasio BOATPB
Rasio BUTSHU
Predikat Tingkat Kesehatan KSP Aspek Efisiensi Skor Max = 10 Skor Min = 1,0
BK Rasio EP VP
KB KL
PERTANYAAN NO. 1-5 TERKAIT MANAJEMEN LIKUIDITAS
Aspek Manajemen
MA ML
PERTANYAAN NO. 1-5 TERKAIT MANAJEMEN PERMODALAN
Skor Max =25 Skor Min =1,25
PO DO
Rasio Kas
Aspek Likuiditas Rasio PDTDD
Skor Max = 15 Skor Min = 3,75
EBIT ROA TA
SHUBA ELEMENT DATA PHU
ROE MS
Aspek Kemandirian & Pertumbuhan Skor Max = 10 Skor Min = 1,5
PARTN KOP BUA + BP
PARTB PERTANYAAN NO. 1-4 TERKAIT DATA PERSAINGAN USAHA
PARTB + PDO
Rasio PB
Aspek Jatidiri Koperasi
PEA Rasio PEA SP + SW
- 279 -
Skor Max = 10 Skor Min = 1,75
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Sangat Tidak Sehat
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Rancangan Knowledge Base Pada proses penilaian kesehatan KSP, pengetahuan mengenai aspek penilaian dan cara perhitungan hingga menghasilkan skor dan penentuan predikat tingkat kesehatan KSP di akuisisi dari pedoman penilaian kesehatan KSP berdasarkan Permenkop dan UKM RI nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 yang telah disempurnakan dengan Permenkop dan UKM RI nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009, dan pengetahuan dari ahli penilai kesehatan KSP. Pengetahuan yang telah diperoleh direpresentasikan dalam sebuah format yang dapat dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer (Turban et al., 2011:557). Mengacu pada metode yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Khan et al.(2011) dan model yang dikemukakan oleh Turban et al. (2011:557) maupun Metaxiotis dan Psarras (2003), pengetahuan tentang penilaian kesehatan KSP dapat direpresentasikan dengan menggunakan tehnik “IF-THEN” rules atau biasa disebut production rules. Pedoman penilaian kesehatan KSP berdasarkan Permenkop dan UKM RI itu memberikan pemahaman petunjuk dan pelaksanaan atau sistematika penilaian kesehatan KSP meliputi bobot penilaian aspek dan komponen beserta penjelasannya yang terdiri dari 7 (tujuh) aspek penilaian dan setiap aspek penilaian terdiri dari beberapa komponen dengan bobot penilaian yang berbeda. Dari pemahaman atas pedoman penilaian dan penjelasannya beserta keterkaitaan untuk item pertanyaan, komponen, dan aspek penilaian (Gambar 4.1), knowledge base dapat dirancang. Rancangan Inference Engine Sebagai otak dari expert system, inference engine merupakan sebuah perangkat lunak yang akan mengaplikasian aturan-aturan yang di sediakan di dalam knowledge base dengan urutan-urutan tertentu. Inference engine bertugas untuk memberikan jawaban atau menarik sebuah kesimpulan atas pertanyaanpertanyaan yang diberikan pemakai sistem. Penarikan kesimpulan dalam proses penilaian kesehatan KSP dimulai dari daftar pertanyaan berupa data elemen neraca, perhitungan hasil usaha (PHU), data simpan pinjam, persaingan usaha, dan aspek manajemen yang dimasukkan oleh pemakai sistem dalam hal ini tim penilai kesehatan atau KSP yang bersangkutan sampai dengan tidak adanya aturan yang dapat diberlakukan
sehingga berakhir pada sebuah titik kesimpulan berupa skoring hasil penilaian yang menunjukkan predikat tingkat kesehatan KSP. Berdasarkan proses pemberian jawaban atau penarikan kesimpulan atas pertanyaan yang dimasukan oleh pemakai ke dalam sistem, expert system untuk penilaian kesehatan KSP ini menggunakan pendekatan forward chaining. Hasil wawancara dengan konsultan IT menyebutkan bahwa untuk membangun expert system dibutuhkan beberapa logika pemrograman, pengkodean yang bisa dilakukan dengan beberapa bahasa pemrograman. Untuk expert system penilaian kesehatan KSP sebaiknya menggunakan bahasa pemrograman yang support dengan desain sistem berbasis web, dengan media penyimpanan database menggunakan MySQL, dan sistem pengoperasiannya menggunakan windows. Pertimbangan yang digunakan dalam memutuskan pemilihan perangkat lunak itu adalah masalah lisensi yang free atau bebas biaya untuk penggunaannya sehingga lebih efisien, lebih familiar, dan program berbasis web. Rancangan User Interface dengan Visualisasi Dashboard Pemakai expert system penilaian kesehatan KSP adalah pejabat penilai kesehatan dan pengurus atau pengelola koperasi, untuk itu user interface harus memenuhi informasi yang diperlukan oleh pejabat penilai dan pengurus atau pengelola koperasi. User interface harus dibuat secara menarik dan dapat divisualisasikan dengan performance dashboard. Untuk mempermudah user dalam menjalankan aplikasi sistem pakar dibutuhkan user interface yang cukup friendly mulai dari perpaduan warna interface, tata letak menu dan design template yang tidak membuat bingung user dalam menjalankan aplikasi expert system. Aplikasi expert system penilaian kesehatan KSP dapat diintegrasikan dengan website Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Dalam rancangan user interface expert system penilaian kesehatan KSP, untuk memulai pemakaian aplikasi, pemakai dapat melakukan browsing website Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur pada alamat www.diskopumkm.jatimprov.go.id dan pemilihan menu link “e-Penilaian Kesehatan” (Gambar 4.2) hingga muncul tampilan dialog pengisian “Username dan Password” (Gambar 4.3).
- 280 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Gambar 4.2 Tampilan Dialog Link e-Penilaian Kesehatan KSP
Level 4 : Pihak Lainnya (LPDB, Bank, dll.), yang hanya dapat mengakses informasi. Gambar 4.4 Tampilan Dialog Entry Data Koperasi
Sumber: Data olahan, 2014
Gambar 4.3 Tampilan Dialog Username dan Password ePenilaian Kesehatan KSP
Sumber: Data olahan, 2014
Data neraca, perhitungan hasil usaha (PHU), simpan pinjam, persaingan usaha, dan aspek manajemen menjadi input data pada tampilan entry data pada aplikasi expert system penilaian kesehatan KSP yang dilakukan oleh masing-masing koperasi (Gambar 4.4).
Sumber: Data olahan, 2014
Pada proses entry data atau inputing data ke dalam aplikasi expert system penilaian kesehatan KSP seorang penginput harus mempunyai username dan password yang digunakan untuk mengakses ke aplikasi expert system penilaian kesehatan. Terdapat 4 (empat) level pemakai yang berbeda, antara lain:
Output dari proses penilaian kesehatan KSP berupa hasil total skoring yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan KSP. Pada rancangan user interface expert system hasil penilaian kesehatan KSP di visualisasikan dengan performa dashboard (Gambar 4.5), dengan menggunakan tampilan yang efisien dan mudah untuk di mengerti. Gambar 4.5 Tampilan Dialog Hasil Penilaian Kesehatan KSP
Level 1 : Admin, yang dapat mengakses informasi secara keseluruhan, dapat mengedit data dan mengubah knowledge base. Level 2 : Pejabat Penilai, yang dapat mengakses informasi secara keseluruhan, dapat mengedit data inputing, namun tidak dapat mengubah knowledge base. Level 3 : User Koperasi, yang dapat mengakses informasi secara keseluruhan dan dapat menginput maupun mengedit data hanya untuk koperasi yang bersangkutan. - 281 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Pada proses perancangan user interface expert system penilaian kesehatan KSP langkah akhir yang dilakukan adalah memperoleh tanggapan dan masukan dari pemakai. Berdasarkan simulasi dan hasil survey kepada 65 responden pengelola koperasi selaku pemakai dengan menggunakan expert system penilaian kesehatan KSP dengan
model self assessment yang dituangkan dalam aplikasi excel, diketahui bahwa seluruhnya (100%) menyatakan bahwa expert system penilaian kesehatan KSP dapat membantu dan mempermudah proses penilaian kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Expert system pada penilaian kesehatan KSP mampu menggantikan peran tim penilai yang kompeten dalam melakukan proses penilaian kesehatan, mempercepat penarikan kesimpulan dan memberikan kesimpulan yang konsisten pada hasil penilaian kesehatan. 2. Knowledge base pada expert system penilaian kesehatan KSP, berisi pengetahuan dari Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI tentang pedoman penilaian kesehatan yang direpresentasikan dengan teknik rule-base dengan pola aturan (IF...THEN...). 3. Inference engine sebagai otak dari expert system dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman yang support dengan desain sistem berbasis web, dengan media penyimpanan database menggunakan MySQL, dan sistem operasi windows.
web yang di visualisasikan dengan performance dashboard memberikan kemudahan pada pemakai dalam menginput data. Dengan performance dashboard pemakai dapat lebih mudah melakukan monitoring dan evaluasi atas hasil dari penilaian kesehatan. Saran Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, saran dalam penelitian ini adalah: 1. Rancangan expert system penilaian kesehatan KSP ini dapat dibuatkan aplikasi sistem berbasis web secara online sehingga dapat segera di implementasikan. 2. Expert system penilaian kesehatan KSP dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan sistem pelaporan lainnya yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur.
4. Perancangan user interface dilakukan dengan membuat desain tampilan menggunakan basis
DAFTAR PUSTAKA Arhami, Muhammad. 2005. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Bachrudin, Rachmat Tatang. 2010. “Nyala Obor di Kala Hujan Koperasi Indonesia, Rumah Kita”. Penerbit Yayasan Obor Nusantara, Jakarta. Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2006. “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 9. Terjemahan. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Brown, Carol V., Daniel W. DeHayes, Jeffrey A. Hoffer, E. Wainright Martin, William C. Perkins. 2009. “Managing Information Technology” 6th Edition, Pearson Prentice Hall, USA. Choudhury, Ridip Dev., Khurshid Alam Borbora, dan Shikhar Kumar Sarma. 2012. “Expert System Based Online Assessment System”. International Journal of Applied Information System (IJAIS), Vol. 2, No. 1, pp. 30-33. Choudhury, Ridip Dev., Khurshid Alam Borbora, dan Shikhar Kumar Sarma. 2013. “ESOA: A Web-Based Expert System for Online Assessment: Prototype Design and Implementation”. International Journal of Computer Science Engineering and Information Technology Research (IJCSEITR), Vol. 3, Issue 2, pp. 449-458.
- 282 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Deputi Bidang Pengembangan SDM. 2013. “Modul Pengawas dan Penilai KJK dan KJKS”. Kementerian Koperasi dan UKM RI, Jakarta. Devi, P. Isakki., dan Rajagopalan. 2011. “The Expert System Designed to Improve Customer Satsfaction”. Advance Computing: An International Journal (ACIJ), Vol. 2 No. 6, 2011 pp. 69-82. Eckerson, Wayne W. 2011. “Performance Dashboards : Measuring, Monitoring, and managing Your Business”. Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. New Jersey, Canada. Fahmi, Irham. 2013. “Analisis Laporan Keuangan”. Cetakan Ketiga. Alfabeta, Bandung. Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim. 2012. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Keempat. Cetakan Ketiga. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Herdiansyah, Haris. 2011. “Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial”. Cetakan Kedua. Salemba Humanika, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik”. Jakarta, Dewan Standar Akuntansi Keuangan-IAI. Jogiyanto, HM. 2009. “Sistem Teknologi Informasi”. Edisi III. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Karnyanszky, Tiberiu Marius. 2008. “Expert System for Quality Assessment in “Tibiscus” University”. Anale, Seria Informatica, Vol. VI, Fasc. I, pp. 239-248. Khan, Abdul Rashid., Hafeez Ullah Amin, Zia Ur Rehman. 2011. “Application of Expert System with Fuzzy Logic in Teacher's Performance Evaluation”. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 2 No. 2, pp. 51-57. Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon. 2011. “Essentials of Management Information Systems”. Ninth Edition. Global Edition. Pearson, Prentice Hall, USA. Marakas, George M. 2003. “Decision Support Systems in 21st Century”. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey. Metaxiotis K., dan John Psarras. 2003. “Expert system in Business: Applications and Future Directions for the Operations Researcher”. Industrial Management & Data Systems, 103/5, pp. 361-368. Nedovic, Ljubica, dan Vladan Devedzic. 2002. “Expert System in Finance – a Cross Section of the Field”. Expert System with Applications, Vol. 23, pp. 49-66. Nosratabadi, Hamid Eslami; Ahmad Nadali dan Sanaz Pourdarab. 2012. “Credit Assessment of Bank Customers by a Fuzzy Expert System Based on Rules Extracted from Association Rules”. International Journal of Machine Learning and Computing, Vol. 2, No. 5, pp. 662-666. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 86 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Provinsi Jawa Timur. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor: 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor: 21/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
- 283 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi. Prastowo, Dwi. 2011. “Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi”. Edisi Ketiga. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. O'Brien, James A. 2004. “Management Information Systems : Managing Information Technology in the Business Enterprise”. Sixth Edition. McGraw-Hill, International Edition, New York. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. “Koperasi : Teori dan Praktik”. Penerbit Erlangga, Jakarta. (dalam http://books.google.co.id/ diakses pada tanggal 05/10/2013 Jam : 22.35 WIB) Starparu, Lucian, dan Constantin Cojocaru. 2009. “Expert System in Bank Disclosure”. Economy Transdisciplinary Cognition, Issue 2, pp. 252-258. http://e-resources.pnri.go.id:2058/docview/ 757936113?accountid=25704 Suhaidir, William, dan Dana Indra Sensuse. 2010. “Perancangan Digital Dashboard System Untuk Menyajikan Sensitivity Analysis Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus: PT XYZ”. Jurnal of Information Systems, Vol. 6, Issue 2, pp. 94-107. Thakur, Jagvinder Singh. 2012. “Role of Artificial Intelligence & Expert System in: Business Competitiveness”. Gian Jyoti E-Journal, Vol. 2, Issue 2. Tim Penerbit ANDI. 2009. “Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic”. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Turban, Leidner, McLean, Wetherbe. 2008. “Information Technology for Management: Transforming Organizations In the Digital Economy” 6th Edition, John Wiley & Sons Inc., Danver. Turban, Efraim; Ramses Sharda; Dursun Delen; Jay E. Aronson; Ting-Peng Liang dan David King. 2011. “Decision Support and Business Intelligence Systems” Ninth Edition. International Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Weygandt Jerry J.; Kimmel Paul D. dan Kieso Donald E. 2008. “Managerial Accounting”. Fourth Edition. John Wiley & Sons (Asia). Whitecotton Stacey, Libby Robert, Phillips Fred. 2011. “Managerial Accounting”. McGraw Hill, International Edition, New York. Wibisono, Eric., Lisa Mardiono, dan Priskila Stefani Wijaya. 2011. “Integrasi Model Analytics dan Performance Dashboard dalam Pengukuran Kinerja Menggunakan Balance Scorecard”. Proceedings 6th National Industrial Engineering Conference (NIEC-6), Surabaya, 20 Oktober 2011. Yin, Robert K. 2012. “Studi Kasus: Desain & Metode”. Edisi Terjemahan. Cetakan Ke-11. Rajawali Pers, Jakarta. Zuhri, Ahmad Saifuddin. 2013. “Perancangan Expert System UNtuk Klasifikasi Barang Pada Kantor Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya”. Thesis. Universitas Airlangga, Surabaya. http://www.diskopjatim.go.id/http://www.depkop.go.id/ (di akses pada tanggal 18/09/2013 Jam 22.30)
- 284 -