PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK PENERAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong)
IWAN CAKRAYANA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, September 2011
Iwan Cakrayana NIM G651070084
ABSTRACT Iwan Cakrayana, Designing Enterprise Architecture Using TOGAF ADM for Implementation National Standards Of Education In High School (Case Study: SMA Plus PGRI Cibinong). Under direction of MEUTHIA RACHMANIAH and FIRMAN ARDIANSYAH. One of area that felt exposure of the impact of information and communication technology development is education area. The Enterprise Architecture in this research was applied to senior secondary school and piloted for SMA Plus PGRI Cibinong high school, which is a model school (SKM-PBKL-PSB). It is expected that the school and its stakeholder will have better information access. Therefore the school required an information system that are dynamic, fast, efficient, and connected in one integrated network. The Information System constructed employ 8 (eight) National Standards of Education in the Republic of Indonesia. The design of an architecture enterprise requires framework and methodology. TOGAF ADM is a method that provides detail modeling, development, and implementation of architecture enterprise. The stages of TOGAF ADM is a preliminary : framework and principle, Requirement management, architecture vision, business architecture, information system architecture, technology architecture, opportunities and solutions, migration planning, implementation governance, and change management. On preliminary phase obtained management commitment for the development of enterprise architecture contained in the policy management. Requirement management done to identify SMA Plus PGRI Cibinong needs. On architecture vision phase result in the form of a foundation that is used as a reference in the development of information system. Result of business architecture is 45business function. Information system divided into data architecture and application architecture. On data architecture consists of 36 data entities and for application architecture consists of 32 application. On technology architecture phase found that current technology platform is sufficient and needs some improvement in hardware. On oportunities and solution for comparision of data found that only 6 data entities is appropriate with proposed data entities. While for comparision of application exist 25 application modul are not yet available. On comparision of technology, proposed concept is client server, adding PC, and fingerprint attendance machine. On migration planning found priority project, expense,number of human resources necessary for development information system. On implementation governance phase, IT governance refers to circular finance ministry Republic of Indonesia No:SE-5/PJ/2011 about IT governance. Change management phase is a strategies and stages for implementation information in SMA Plus PGRI Cibinong Keywords: Information System, Architecture Enterprise, TOGAF ADM
RINGKASAN Iwan Cakrayana, Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: SMA Plus PGRI Cibinong) . Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH dan FIRMAN ARDIANSYAH. Salah satu bidang yang merasakan dampak dari perkembangan teknologi adalah bidang pendidikan. Peningkatan tata kelola lembaga dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pemerintah, antara lain dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekolah yang dipilih sebagai studi kasus penelitian ini adalah SMA Plus PGRI Cibinong. Saat ini sekolah dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan memiliki lebih banyak akses informasi baik untuk sekolah maupun masyarakat. Website sekolah yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat menyediakan informasi yang lengkap karena hanya terbatas pada informasi yang bersifat umum, sedangkan pengolahan data pendidik, peserta didik,dan evaluasi masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan di atas, SMA Plus PGRI Cibinong sudah seharusnya memiliki sistem informasi yang lebih dinamis, cepat, efisien dan terkoneksi dalam satu jaringan. Arsitektur enterprise mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian, pendefinisian, dan rancangan konektifitas dari berbagai komponen yang menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Saat ini ada beragam jenis framework yang menunjukkan perkembangan konsep arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), serta The Open Group Architectural Framework (TOGAF). TOGAF memiliki kelebihan bersifat fokus pada siklus implementasi Architecture Development Method (ADM), lebih detail, dan lengkap. Oleh karena itu, framework yang digunakan untuk penelitian ini adalah TOGAF. Pendefinisian aktivitas area fungsional utama di SMA Plus PGRI Cibinong dilakukan menggunakan rantai nilai (value chain) Porter. Untuk fungsi-fungsi bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong dikelompokkan menjadi 2, yaitu primary activities dan support activities. Pada fase preliminary diperoleh komitmen manajemen untuk pengembangan arsitektur enterprise yang tertuang dalam policy management. Pada fase requirement dilakukan identifikasi kebutuhan SMA Plus
PGRI Cibinong. Pada fase architecture vision didapatkan hasil berupa landasan yang dijadikan acuan dalam pengembangan Sistem Informasi. Pada fase business architecture didapatkan 149 komponen, aspek, dan indikator. Setelah dilakukan penyesuaian didapatkan 45 fungsi bisnis yang terkomputerisasi. Fase information system terbagi menjadi dalam 2 fase yaitu fase data architecture dan fase application architecture. Pada fase data architecture diperoleh 36 entitas data, sedangkan pada fase application architecture didapatkan 32 kandidat modul aplikasi yang akan dikembangkan. Pada fase technology architecture didapatkan bahwa platform teknologi yang ada saat ini cukup memadai namun perlu dilakukan beberapa peningkatan perangkat keras. Pada fase Opportunities and Solution, untuk perbandingan data didapatkan bahwa hanya 6 entitas data yang sesuai dengan entitas data yang diusulkan. Sedangkan pada perbandingan aplikasi terdapat 25(75%) modul aplikasi yang belum tersedia. Dan pada perbandingan platform teknologi konsep yang diusulkan adalah client server, penambahan PC, dan mesin absensi fingerprint. Pada fase migration planning didapatkan prioritas project, biaya, dan jumlah sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mengembangkan sistem informasi ini. Pada fase Implementation Governance , tata kelola teknologi informasi mengacu pada Mengacu kepada Surat Edaran Kementrian Keuangan Republik Indonesia Nomor: SE-5/PJ/2011 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada fase change management dihasilkan strategi dan tahapan dalam penerapannya. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pemodelan bisnis digambarkan dengan value chain, berkaitan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu penerapan Standar Nasional Pendidikan, pemodelan bisnis memiliki 7 area fungsional utama, yaitu penerimaan peserta didik baru, operasional akademik, penglepasan peserta didik (alumni), manajemen keuangan, manajemen kepegawaian, manajemen sarana prasarana, dan pengelolaan teknologi informasi. (2) Berdasarkan hasil analisa kebutuhan data, terdapat 36 entitas data dan 32 aplikasi yang perlu dikembangkan untuk mendukung sistem informasi implementasi SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. (3) Aplikasi yang ada saat ini diganti secara keseluruhan karena berada pada platform yang berbeda. (4) Platform teknologi yang ada saat ini mendukung adanya kandidat aplikasi yang diusulkan tetapi perlu peremajaan perangkat keras dan upgrade teknologi. (5) Pemodelan arsitektur enterprise ini , memberikan panduan dalam membuat cetak biru untuk pengembangan sistem informasi implementasi SNP untuk data, aplikasi, bisnis, dan teknologi. Untuk itu pemodelan arsitektur enterprise ini dapat dijadikan panduan langkah awal untuk melakukan perencanaan cetak biru pengembangan sistem informasi penerapan SNP.
Keywords: Architecture, Enterprise, TOGAF, ADM
Judul Tesis
:
Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM Untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus : SMA Plus PGRI Cibinong)
Nama
:
Iwan Cakrayana
NRP
:
G651070084
Disetujui, Komisi Pembimbing
Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc.
Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si.
Ketua
Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Ilmu Komputer
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom.
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Hanya karena kebesaran-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini adalah laporan penelitian yang mengambil judul Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus : SMA Plus PGRI Cibinong). Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc. dan Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan tesis. 2. Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom. selaku Ketua Program Studi atas segala dukungan dan kerjasamanya. 3. Dr.H. Basyarudin Thayib, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Plus PGRI Cibinong
atas
kesempatan
yang
diberikan
kepada
saya
untuk
menyelesaikan pengerjaan tesis. 4. Bahman, S.Pd., M.Si selaku ketua pelaksana Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong atas segala dukungan dan bantuannya. 5. Bapak Ruchyan selaku Staf Akademik Program Studi Magister Ilmu Komputer atas semua bantuannya
Penulis mengharapkan para pembaca laporan hasil penelitian ini dapat memahami dan
memaklumi jika ada kesalahan dalam penulisan dan
pengungkapan keilmiahan bidang ilmu komputer. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bangsa ini di masa yang akan datang.
Bogor, September 2011
Iwan Cakrayana
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kerinci, Jambi pada tanggal 22 Mei 1981 dari pasangan Basyarudin Thayib dan Daflina. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Tahun 1999 penulis lulus dari SMAN 1 Cibinong dan penulis melanjutkan pendidikannya di Teknik Arsitektur Universitas Pancasila dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 penulis bekerja di PT. Artdeco (exhibition consultant) sebagai designer 3D. Saat ini penulis bekerja sebagai staff IT dan tenaga pengajar di SMA PLUS PGRI Cibinong sejak tahun 2007 sampai sekarang.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI .....................................................................................................i DAFTAR TABEL .............................................................................................iv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................vi 1.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................3 1.3 Perumusan Masalah..............................................................................3 1.4 Ruang Lingkup .....................................................................................4 1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................4
2.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi......................................................................5 2.2 Standar Nasional Pendidikan (SNP) .....................................................7 2.3 Arsitektur Enterprise ............................................................................10 2.4 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise ..................................................13 2.5 Survei Terhadap Arsitektur Enterprise .................................................13 2.6 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) ...........................14 2.7 Zachman Framework ...........................................................................16 2.8 The Open Group Architecture Enterprise (TOGAF) .............................19 2.9 Pemilihan Architecture Enterprise Framework .....................................22 3.10Rantai Nilai (Value Chain) ...................................................................24
3.
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian .............................................................................26 3.2 Prosedur Penelitian...............................................................................26 3.2.1 Studi Pustaka .................................................................................26 3.2.2 Pengumpulan Data .........................................................................26 3.2.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi ....................................26
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Pustaka........................................................................................31 4.1.1 Profil Organisasi ............................................................................31
i
4.1.2 Peraturan Tentang Standar Nasional Pendidikan ............................34 4.2 Pengumpulan Data ...............................................................................35 4.3 Analisa Dan Perancangan Sistem .........................................................36 4.3.1 Fase Preliminary : Framework And Principles...............................37 4.3.1.1 Menentukan Framework Dan Metodologi ..............................37 4.3.1.2 Komitmen Manajemen ...........................................................38 4.3.2 Fase Requirements Managements...................................................38 4.3.2.1 Architecture Vision .................................................................39 4.3.2.2 Business Architecture .............................................................39 4.3.2.3 Information System Architecture.............................................40 4.3.2.4 Architecture Technology.........................................................40 4.3.2.5 Opportunities And Solutions ...................................................41 4.3.2.6 Migration Planning ................................................................41 4.3.2.7 Implementation Governance ...................................................41 4.3.2.8 Change Management ..............................................................41 4.3.3 Fase Architecture Vision ................................................................42 4.3.3.1 Visi Dan Misi SMA Plus PGRI Cibinong ...............................42 4.3.3.2 Tujuan Bisnis .........................................................................42 4.3.3.3 Sasaran Bisnis (Business Objective)........................................43 4.3.3.4 Ruang Lingkup (Scope) ..........................................................43 4.3.3.5 Struktur Organisasi .................................................................44 4.3.3.6 Stakeholder ............................................................................45 4.3.4 Fase Architecture Business.............................................................45 4.3.4.1 Kondisi Saat Ini ......................................................................45 4.3.4.2 Usulan Perbaikan....................................................................51 4.3.5 Fase Information System Architecture ............................................57 4.3.5.1 Fase Application Architecture .................................................57 4.3.5.2 Fase Data Architecture ...........................................................63 4.3.6 Fase Technology Architecture ........................................................67 4.3.6.1 Kondisi Saat Ini ......................................................................68 4.3.6.2 Relasi Aplikasi Dan Platform Teknologi Saat Ini....................73 4.3.6.3 Usulan Perbaikan....................................................................73
ii
4.3.7 Fase Opportunities And Solution ......................................................81 4.3.7.1 Evaluasi Gap Antara Kondisi as-is Dan to-be ...........................81 4.3.7.2 Perbandingan Data ....................................................................81 4.3.7.3 Perbandingan Aplikasi ..............................................................82 4.3.7.4 Perbandingan Platform Teknologi.............................................82 4.3.8 Migration Planning ..........................................................................83 4.3.8.1 Prioritas Project .......................................................................83 4.3.8.2 Resourcing Dan Biaya ..............................................................85 4.3.8.3 Meminimalisasi Resiko .............................................................86 4.3.9 Fase Implementation Governance .....................................................87 4.3.10 Fase Change Management..............................................................88 5.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...........................................................................................90 5.2 Saran .....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................92 LAMPIRAN ......................................................................................................94
iii
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Perbandingan EA framework (Setiawan 2009b) .......................................... 23
2.
Perkembangan akreditasi sekolah ................................................................ 32
3.
Perkembangan jumlah siswa ....................................................................... 34
4.
Hasil analisis SNP yang belum tercapai....................................................... 36
5.
Mekanisme hubungan penerapan SNP dengan stakeholder ............................................................................. 45
6.
Ruang lingkup (scope) SNP ......................................................................... 47
7.
Area fungsional utama implementasi SNP ................................................... 53
8.
Katalog aplikasi SMS Gateaway .................................................................. 59
9.
Katalog aplikasi e-learning .......................................................................... 59
10. Daftar kandidat aplikasi ............................................................................... 61 11. Deskripsi kelompok aplikasi ....................................................................... 62 12. Entitas data yang ada saat ini ....................................................................... 63 13. Pemanfaatan PC pada unit-unit organisasi ................................................... 69 14. Prinsip teknologi yang akan digunakan ....................................................... 73 15. Urutan penerapan modul aplikasi ................................................................. 84 16. Tugas dan jumlah sumber daya manusia ...................................................... 85 17. Pembagian tugas Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong ........................ 87
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Hasil survei pemakaian framework (IFEAD 2005) ...................................... 14
2.
Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001) ........................................... 15
3.
Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001).............................................. 15
4.
Kerangka Kerja Zachman untuk Arsitektur Enterprise (Spewak 1992) ........ 17
5.
TOGAF Architecture Development Method(Land et al. 2009)..................... 20
6.
Model perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM (Open Group 2009c) ................................................................................... 21
7.
Rantai nilai (Value Chain) ........................................................................... 34
8.
Diagram Alir penelitian............................................................................... 26
9.
Struktur Organisasi SMA Plus PGRI Cibinong ........................................... 44
10. Diagram prosedur kerja analisis implementasi SNP .................................... 47 11. Rantai nilai SMA Plus PGRI Cibinong (TOGAF 2009)............................... 52 12. Class Diagram ............................................................................................ 67 13. Perletakan gedung dan unit organisasi sekolah ............................................ 71 14. Tipografi Jaringan Komputer Saat Ini.......................................................... 72 15. Usulan Tipografi Jaringan ........................................................................... 79
v
I 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat.
Informasi sudah semakin mudah diperoleh, sudah semakin bervariasi bentuknya, dan semakin banyak pula kegunaannya (Wahyu 2004). Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur dan fleksibel. Persaingan bisnis dalam era informasi telah mencapai tahapan kompetisi yang ketat, di mana sistem pengelolaan bisnis secara konvensional tidak lagi memadai (Marimin et al. 2006). Salah satu bidang yang merasakan dampak dari perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan. Teknologi informasi memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan dan
memanfaatkannya untuk
mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Peningkatan tata kelola lembaga dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pemerintah, antara lain dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa SNP merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan pemberlakuan SNP, maka Pemerintah memetakan sekolah berdasarkan tingkat pemenuhan SNP yaitu sekolah yang sudah atau hampir memenuhi SNP dan sekolah yang belum memenuhi SNP. Terkait dengan pemetaan tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP ke dalam kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi SNP ke dalam kategori standar. Sekolah kategori mandiri berdasarkan penerapan SNP adalah SMA yang telah mampu memberikan pelayanan minimal sesuai Standar Nasional Pendidikan, dan dapat memanfaatkan sumberdaya internal dan didukung oleh sumber daya eksternal.
1
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 ayat 2 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. SNP bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat. Sedangkan
fungsinya sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Sekolah yang dipilih sebagai studi kasus penelitian ini adalah SMA Plus PGRI Cibinong. Visi sekolah ini adalah unggul dalam mutu dan prestasi, berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan pendidikan budaya bangsa. SMA Plus PGRI Cibinong sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan merupakan salah satu sekolah terkemuka di Kabupaten Bogor dengan berbagai prestasi yang telah diraih mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, dan juga nasional. Salah satu prestasi yang diraih adalah ditetapkannya SMA Plus PGRI Cibinong sebagai sekolah berprestasi tertinggi Tingkat Jawa Barat dan SMA PGRI terbaik tingkat Nasional. Selain itu SMA Plus PGRI Cibinong merupakan salah satu dari 132 sekolah SMA di Indonesia yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional sebagai Sekolah Model Nasional yaitu Sekolah Kategori Mandiri (SKM), sekolah dengan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan sebagai Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan kriteria sekolah yang telah memenuhi/hampir memenuhi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. SMA Model SKM-PBKL-PSB bukan pengkategorian SMA tetapi merupakan strategi pembinaan untuk melaksanakan dan memenuhi SNP (Depkominfo, 2006). Sebagai konsekuensi dari prestasi yang diperoleh tersebut menimbulkan problema tersendiri yaitu pihak sekolah dituntut untuk lebih meningkatkan
2
kualitas pembelajaran dan memiliki lebih banyak akses informasi baik untuk sekolah maupun masyarakat. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tak dapat ditawar lagi dalam membantu semua kegiatan. Pengelolaan informasi tentang perkembangan belajar mengajar menjadi permasalahan yang sangat kompleks apabila hanya ditangani secara konvensional dan terpisah-pisah. Website sekolah yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat menyediakan informasi yang lengkap karena hanya terbatas pada informasi yang bersifat umum, sedangkan pengolahan data pendidik, peserta didik, dan evaluasi masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan di atas, SMA Plus PGRI Cibinong sudah seharusnya memiliki sistem informasi yang lebih dinamis, cepat, efisien dan terkoneksi dalam satu jaringan. Dari permasalahan diatas maka diperlukan blueprint sebagai acuan untuk mengembangkan Sistem Informasi yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Untuk menghasilkan rancangan arsitektur Sistem Informasi yang baik, maka perlu adanya suatu kerangka kerja (framework) yang digunakan. Tesis ini membahas perancangan arsitektur enterprise untuk penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Architecture Development Method (ADM) adalah metode yang detail dalam memodelkan, mengembangkan, serta mengpenerapan kan arsitektur enterprise (Land et al. 2009).
1.2
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah membuat
blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas di Sekolah Menengah Umum untuk penyajian informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM.
1.3
Perumusan Masalah Pada penelitian ini dirumuskan permasalahan yang akan dicapai sebagai
berikut:
3
“Bagaimana membuat blueprint Sistem Informasi untuk menunjang penerapan Standar Nasional Pendidikan di SMA dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM".
1.4
Ruang Lingkup Agar penelitian ini lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi pada cakupan
sebagai berikut: 1. Melakukan pemodelan Sistem Informasi penerapan SNP untuk Sekolah Menengah Atas. 2. Analisis dan perancangan Arsitektur Sistem Informasi berbasis web dibatasi hanya pada pembuatan blueprint Sistem Informasi. 3. Sistem Informasi yang dirancang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. 4. SMA yang dipilih sebagai ujicoba kasus adalah SMA Plus PGRI Cibinong.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, di antaranya
adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Sekolah, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan maupun bahan evaluasi serta penyempurnaan dari kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil, khususnya dalam hubungannya dengan layanan informasi, baik itu peserta didik, pendidik maupun masyarakat.
2.
Bagi sekolah
model,
mendapatkan blueprint
sebagai acuan untuk
mengembangkan Sistem Informasi yang dapat menunjang pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. 3.
Bagi peneliti, maupun pihak-pihak yang terkait dengan perancangan Sistem Informasi, dapat mengambil manfaat dari penelitian ini sebagai bahan masukan dan tambahan wacana.
4.
Bagi institusi pendidikan, sebagai wadah informasi tentang
penerapan
Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
4
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Sistem Informasi Menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Sutanta (2003), sistem adalah sekumpulan elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Menurut Sutedjo (2002), informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Sedangkan menurut Sutanta (2003), informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Menurut Sutedjo (2002), sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lainyang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan, serta mendistribusikan informasi. Sedangkan menurut Jogiyanto (2007), sistem Informasi adalah suatu tipe khusus dari sistem kerja yang fungsi internalnya terbatas pada pemrosesan informasi dengan enam tipe operasi: menangkap (capturing), mentransmisikan (transmitting), menyimpan (storing), mengambil (retrieving), memanipulasi (manipulating), dan menampilkan (displaying) informasi. Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan.
5
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran (Jogiyanto, 2005). a) Blok masukan. Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. b) Blok model. Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c) Blok keluaran. Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. d) Blok teknologi. Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. e) Blok basis data. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
6
f) Blok kendali. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan, kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung diatasi.
2.2
Standar Nasional Pendidikan (SNP) Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional
Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Uraian setiap standar dimaksud ialah sebagai berikut: a. Standar Isi Mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi secara keseluruhan mencakup: • Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. • Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. • Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari Standar isi. • Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. b. Standar proses Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan
untuk
mencapai
7
kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar Proses membantu terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Standar proses meliputi: • Perencanaan proses pembelajaran. Perencanaan
proses
pembelajaran
meliputi
silabus
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. • Pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran antara lain rombongan belajar, beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran antara lain kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. • Penilaian hasil pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
8
• Pengawasan proses pembelajaran. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, serta pelaporan dan tindak lanjut. c. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. d. Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial dan/atau potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, dan/atau satuan pendidikan kejuruan. Pendidik dan Tenaga Kependidikan disini antara lain pengawas, kepala sekolah, guru, tata usaha, staf perpustakaan, staf laboratorium dan konselor. e. Standar Sarana dan Prasarana Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.Sebuah SMA
sekurang-kurangnya
memiliki
prasarana
ruang
kelas,
ruang
perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. f. Standar Pengelolaan Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
9
g. Standar Pembiayaan Standar biaya operasi non personalia untuk SMA adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi non personalia selama 1 (satu) tahun untuk SMA sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. h. Standar Penilaian Pendidikan Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu cara untuk menilai kriteria sekolah yang telah memenuhi/hampir memenuhi SNP adalah dengan melakukan analisis pencapaian SNP yaitu kegiatan untuk menguraikan, mengidentifikasi antara kondisi nyata sekolah dengan kondisi ideal yang merupakan kriteria minimal sebagaimana terdapat pada SNP. Analisis pencapaian SNP dapat dilakukan dengan menginventarisasi kondisi satuan pendidikan, yaitu proses pengumpulan, pencatatan data dan informasi pendukung tentang kondisi nyata sekolah. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
2.3
Arsitektur Enterprise Dalam mengkaji arsitektur enterprise, pertama yang harus diperhatikan
adalah pembentuk kata. Kata arsitektur enterprise terbentuk dari kata arsitektur dan enterprise.
Arsitektur
merupakan
perancangan
dari
suatu
benda
atau
merepresentasikan suatu gambaran yang sesuai dengan suatu obyek sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas (Zachman, 1997). Menurut Surendro (2007) arsitektur menyiratkan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari komponen dari sesuatu dengan
10
berbagai sudut pandang. Untuk definisi enterprise mengandung arti keseluruhan komponen pada suatu organisasi dibawah kepemilikan dan kontrol organisasi tunggal (Lankhorst et al. 2005). Dari
definisi
tersebut,
pengorganisasian data yang
arsitektur
enterprise
dihasilkan oleh
merupakan
organisasi
yang
kegiatan kemudian
dipergunakan untuk mencapai tujuan proses bisnis dari organisasi tersebut (Mutyarini & Sembiring, 2006). Sedangkan menurut CIO Council (2001) merupakan basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk mengpenerapan kan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi. Dengan memahami pengertian arsitektur, enterprise, dan arsitektur enterprise, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur enterprise mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian, pendefinisian, dan rancangan konektifitas dari berbagai komponen yang menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama yaitu
arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur aplikasi, dan
arsitektur teknologi (Parizeu 2002). Hasil dari arsitektur enterprise ini terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar, diagram, model, serta dokumen dalam bentuk teks yang akan menjelaskan seperti apa sistem informasi yang dibutuhkan suatu organisasi. Arsitektur enterprise akan dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan sistem informasi. Pengembangan sistem tanpa memiliki arsitektur yang baik akan sulit untuk mencapai hasil yang maksimal (Lankhorst et al. 2005). Latar belakang dibentuknya konsep architecture enterprise adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk memisahkan data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu, dan motivasi dalam suatu kerangka kerja architecture enterprise (Zachman, 2003). Kebutuhan pemisahan komponen informasi yang berjalan dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari pengulangan data, proses, dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien. Mengapa harus memiliki arsitektur enterprise? Karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin kompleks, menuntut hadirnya
11
rancang bangun yang komprehensif. Ada beberapa manfaat dari arsitektur enterprise (Katili, 2004), antara lain: • Memperlancar proses bisnis Keuntungan dasar dalam membangun sebuah arsitektur enterprise adalah untuk menemukan dan mengurangi pengulangan pada proses bisnis. Penyebab pengulangan ini dikarenakan pandangan organisasi yang berbeda-beda pada data atau proses bisnis. Pendekatan dasar untuk membangun arsitektur enterprise adalah memfokuskan pada data dan proses. • Mengurangi kerumitan Sistem Informasi Suatu kerangka kerja mengurangi kerumitan sistem informasi. Hal itu dicapai melalui suatu proses identifikasi dan mengurangi pengulangan pada data dan perangkat lunak. Kesederhanaan pada aplikasi dan database juga mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu sistem informasi. • Memungkinkan integrasi melalui data sharing Arsitektur enterprise mengidentifikasikan standar data untuk digunakan bersama (share). Contoh kebanyakan perusahaan mempunyai data pelanggan dan data pasar, tetapi data tersebut tersimpan dalam basis data yang berbedabeda. Arsitektur enterprise membentuk kompatibilitas dari data yang digunakan (share) tersebut. Kompabilitas data menyediakan suatu data standar disimpan pada data warehouse untuk riset dan analisis pasar. Suatu rancangan arsitektur yang baik tidak hanya memperlancar value chain perusahaan, tetapi juga dapat menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk menghubungkan value chain antar perusahaan. • Mempercepat evolusi teknologi baru Teknologi client/server berkisar pada pemahaman data dan proses yang membentuk dan mengaksesnya. Selama arsitektur enterprise distrukturkan berdasarkan data dan proses serta tidak adanya pengulangan pada sesuatu yang sama, maka teknologi client/server dapat berjalan dengan baik dalam suatu sistem informasi di suatu perusahaan/institusi.
12
2.4 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise Kerangka kerja bisa diartikan sebagai sejumlah pemikiran, konsep, ide atau asumsi yang digunakan untuk mengorganisasikan proses pemikiran tentang sesuatu atau situasi. Kerangka kerja ini juga dapat dianggap sebagai dasar berpikir untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan representasi sebuah perusahaan yang penting bagi manajemen perusahaan dan pengembangan sistem selanjutnya (Zachman 1996). Menurut CIO Council (2001) sebuah architecture framework adalah tool yang bisa digunakan untuk mengembangkan cakupan luas dari arsitekturarsitektur yang berbeda. Arsitektur enterprise harus mendeskripsikan sebuah metode untuk mendesain sistem informasi dalam term kumpulan building block dan memperlihatkan bagaimana building block tersebut sesuai satu dengan lainnya. Penggunaan arsitektur enterprise framework akan mempercepat dan menyederhanakan pengembangan arsitektur, memastikan cakupan komplit dari solusi desain dan memastikan arsitektur yang terpilih akan memungkinkan pengembangan di masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan bisnis (Setiawan, 2009a).
2.5 Survei terhadap Arsitektur Enterprise Saat ini ada beragam jenis framework yang menunjukkan perkembangan konsep arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), serta The Open Group Architectural Framework (TOGAF). Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Institute For Enterprise Architecture Development (IFEAD) tahun 2005, framework yang paling banyak digunakan dalam dunia industri maupun pemerintahan adalah Zachman (25%), TOGAF (11%), dan FEAF (9%). Hasil perbandingan penggunaan jenis framework terlihat pada Gambar 1.
13
Gambar 1 Hasil survei pemakaian framework (IFEAD 2005).
2.6 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) merupakan sebuah framework yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Federal CIO Council. FEAF ini ditujukan untuk mengembangkan EA dalam Federal Agency atau sistem yang melewati batas multiple inter-agency. FEAF menyediakan standar untuk mengembangkan dan mendokumentasikan deskripsi arstitektur pada area yang menjadi prioritas utama. FEAF ini cocok untuk mendeskripsikan arsitektur bagi pemerintahan Federal. FEAF membagi arsitektur menjadi area bisnis, data, aplikasi dan teknologi, dimana sekarang FEAF juga mengadopsi tiga kolom pertama pada Zachman framework dan metodologi perencanaan arsitektur enterprise oleh Spewak.
14
Gambar 2 Struktur komponen FEAF (CIO Council 2001). Pada FEAF arsitektur yang ada (Gambar 2) diperuntukkan sebagai reference point untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan efisien dari proses bisnis yang umum, penyisipan teknologi, aliran informasi dan investasi pada Federal Agencies. FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan, memelihara dan mengpenerapan kan lingkungan operasional pada top-level dan mendukung penerapan dari sistem TI. Pada Gambar 3 menunjukkan gambaran matriks 5 x 3 FEAF dengan tipe-tipe arsitektur pada sumbu mendatar dan perspektif pada sumbu lainnya. Hubungan antara produk arsitektur enterprise terdapat pada cells matriks.
Gambar 3 Matriks arsitektur FEAF (CIO Council 2001).
15
Karakteristik dari FEAF: a. Merupakan arsitektur enterprise Reference Model b. Standar yang dipakai oleh pemerintahan Amerika Serikat c. Menampilkan perspektif view yang menyeluruh d. Merupakan tool untuk perencanaan dan komunikasi
2.7 Zachman Framework Zachman framework merupakan salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang diperkenalkan oleh John Zachman sejak tahun 1987. Ia menemukan bahwa dokumen-dokumen enterprise itu bermacam-macam, ada yang berbentuk teks, diagram, gambar dan lain-lain. Dokumen-dokumen ini kadang menjelaskan hal yang sama namun dari sudut pandang yang berbeda. Agar dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan dikelola, maka Zachman mengusulkan agar dokumen tersebut dikelompokkelompokkan. Kerangka kerja Zachman merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh (Setiawan, 2009a). Pada dasarnya kerangka kerja Zachman sebagai alat bantu berpikir (Zachman 1996), yang dapat membantu
arsitek dan manager dalam mengisolasi,
memodulasi, dan memetakan masalah sehingga menjadi lebih sederhana, lebih mudah dipahami dan lebih fokus. Kerangka kerja Zachman tidak harus digunakan untuk keseluruhan enterprise secara seketika karena akan memakan terlalu banyak waktu dan biaya. Penggunakan kerangka kerja ini dapat dilakukan secara bertahap berbasis pada pendekatan “sepotong-sepotong”. Ini berarti memecah proyek arsitektur enterprise menjadi proyek berdasarkan skala prioritas.Kerangka kerja Zachman untuk arsitektur enterprise terdiri dari 6 (enam) kolom dan 6 (enam) baris dapat dilihat pada Gambar 4.
16
17
Gambar 4 Kerangka Kerja Zachman untuk Arsitektur Enterprise (Spewak 1992).
Zachman Framework merupakan skema untuk melakukan klasifikasi pengorganisasian artifak enterprise. Zachman framework terdiri dari 6 (enam) kolom dan 6 (enam) baris. Tiap baris menyajikan perspektif dari sudut pandang perencana (planner), pemilik (owner), perancang (designer), pengembang (builder), subkontraktor (sub-contractor) dan functioning enterprise . Tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur enterprise, yaitu: data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Secara rinci, setiap baris dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan perspektif berikut: • Perencana (planner): menetapkan konteks, latar belakang, dan tujuan. • Pemilik (owner): menetapkan model konseptual dari enterprise. • Perancang
(designer):
menetapkan model sistem informasi sekaligus
menjembatani hal yang diinginkan pemilik dan hal yang dapat direalisasikan secara teknis dan fisik. • Pengembang (builder): menetapkan model teknis dan fisik yang digunakan dalam mengawasi penerapan teknis dan fisik. • Subkontraktor (sub-contractor): menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan sistem informasi. • Functioning enterprise: merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud nyata hasil penerapan . Dan untuk tiap kolom dalam kerangka kerja Zachman merepresentasikan fokus, abstraksi atau topik arsitektur enterprise, yaitu: • What (data) Menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu dipelihara. • How (function) Mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga dipertimbangkan di kolom ini. • Where (networks) Menunjukkan lokasi geografis dan hubungan antara aktivitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama.
18
• Who (people) Mewakili manusia dalam organisasi dan metric untuk mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan antar muka pengguna dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. • When (time) Mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria kinerja. Kolom ini berguna untuk mendesain jadwal dan memproses arsitektur. • Why (motivation) Menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya. Disini terlihat tujuan, sasaran,
rencana
bisnis,
arsitektur
pengetahuan,
alasan
pikiran
dan
pengambilan keputusan dalam organisasi. Framework Zachman bukan suatu metodologi untuk membuat penerapan dari suatu obyek, tapi merupakan ontologi untuk menggambarkan arsitektur enterprise. Ontologi adalah suatu struktur sedangkan metodologi adalah suatu proses.
2.8
The Open Group Architecture Enterprise (TOGAF) TOGAF memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola
serta mengpenerapan kan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Open Group, 2011b). ADM merupakan hasil dari kontribusi secara terus menerus dari banyak pelaksana arsitektur. ADM menggambarkan sebuah metoda untuk membangun sebuah arsitektur enterprise, dan membentuk inti dari TOGAF. Metode ini menggabungkan elemen dari TOGAF dengan kebutuhan bisnis dan TI organisasi (Open Group, 2011b). ADM juga bisa digunakan
sebagai
panduan
atau
alat
untuk
merencanakan,
merancang,
mengembangkan, dan mengpenerapan kan arsitektur sistem informasi untuk organisasi (Yunis & Surendro, 2008). TOGAF ADM seperti ditunjukkan pada Gambar 5, juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengidentifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.
19
Gambar 5 TOGAF Architecture Development Method (Land et al. 2009). TOGAF ADM juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana melakukan pengembangan arsitektur enterprise, prinsip tersebut digunakan sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan dari pengembangan arsitektur enterprise oleh organisasi (Open Group, 2011). Prinsip-prinisip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Prinsip Enterprise Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.
b.
Prinsip Teknologi Informasi (TI) Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
20
c.
Prinsip Arsitektur Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengpenerapan kannya. TOGAF ADM terdiri dari 8 (delapan) fase yang berbentuk siklus (cycle) yaitu
Architecture
Vision,
Business
Technology
Architecture,
Architecture,
Opportunities
and
Information Solution,
System
Architecture,
Migration
Planning,
Implementation Governance,dan Architecture Change Management. TOGAF ADM juga merupakan metode yang bersifat generik dan mudah di penerapan kan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi industri ataupun industri akademik seperti perguruan tinggi (Mutyarini & Sembiring, 2006). Berdasarkan uraian diatas maka, bisa dimodelkan secara umum bagaimana tahapantahapan dari TOGAF ADM tersebut dilaksanakan dalam model perancangan arsitektur enterprise, hal ini bisa dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Model perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM (Open Group 2009c).
21
2.9
Pemilihan Architecture Enterprise Framework Untuk memilih sebuah arsitektur enterprise framework terdapat kriteria yang berbeda yang bisa dijadikan sebagai acuan (Setiawan 2009b), yaitu: •
Tujuan dari arsitektur enterprise dengan melihat bagaimana definisi arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur.
•
Input untuk aktivitas arsitektur enterprise seperti pendorong bisnis dan input teknologi.
•
Output dari aktivitas arsitektur enterprise seperti model bisnis dan desain transisional utnuk evolusi dan perubahan. Framework merupakan sebuah bagian penting dalam pendesainan arsitektur
enterprise yang seharusnya memiliki kriteria: a.
Reasoned. Framework yang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan arsitektur yang bersifat deterministik ketika terjadi perubahan batasan dan tetap menjaga integritasnya walaupun menghadapi perubahan bisnis dan teknologi serta demand yang tak terduga.
b.
Cohesive. Framework yang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan seimbang dalam cara pandang dan ruang lingkupnya.
c.
Adaptable. Framework haruslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin sangat sering terjadi dalam organisasi.
d.
Vendor-independent. Framework haruslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk benarbenarmemaksimalkan benefit bagi organisasi.
e.
Technology-independent. Framework haruslah tidak tergantung pada teknologi yang ada saat ini, tapi dapat menyesuaikan dengan teknologi baru.
f.
Domain-neutral. Adalah atribut penting bagi framework agar memiliki peranan dalam pemeliharaan tujuan organisasi.
22
g.
Scalable. Framework haruslah beroperasi secara efektif pada level departemen, unit bisnis, pemerintahan dan level korporat tanpa kehilangan fokus dan kemampuan untuk dapat diaplikasikan.
Perbandingan ketiga framework yang banyak digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Dalam prakteknya EA Framework yang ada tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan penggunaan EA framework di masing-masing enterprise bisa menjadi berbeda. Hal ini tergantung dengan karakteristik dari enterprise itu sendiri, fokus yang ingin dicapai dan lainlain. Tabel 1 Perbandingan EA Framework (Setiawan 2009b)
Definisi arsitektur dan pemahamannya Proses arsitektur yang detail Support terhadap evolusi arsitektur Standardisasi Architecture Knowledge Base Pendorong bisnis Input teknologi Desain tradisional Model bisnis Menyediakan prinsip arsitektur
FEAF
Zachman
ada
parsial
tidak
ada
ada
tidak
tidak
tidak
ada
Tidak
ada ada
parsial tidak
ada
tidak
ada hanya untuk Karakteristik FEAF
ada tidak
TOGAF Pada fase preliminary Delapan fase detail pada ADM Pada fase migration planning ada ada ada ada Pada fase migration planning ada ada
Dari hasil pemetaan kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk studi kasus enterprise dimana masih belum terdapat arsitektur enterprise dan memiliki keperluan untuk pengembangan arsitektur enterprise yang mudah dan jelasserta sesuai maka arsitektur enterprise framework yang cocok digunakan adalah TOGAF.
23
3.10 Rantai Nilai (Value Chain) Rantai nilai (value chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan bisnis dengan mendefinisikan area fungsional utama. Gambar 7 menunjukan rantai nilai Porter yang terdiri dari aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities) (Porter 1985).
Gambar 7 Value Chain Diagram (TOGAF 2009) Aktivitas utama (primary activities) pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut: a. Inbound logistic : aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran. b. Operations : aktivitas yang mentransformasikan masukan jadi keluaran c. Outbound logistic : aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan produk/jasa kepada pelanggan d. Marketing dan sales : kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan, diantaranya penelitian pasar dan promosi. e. Service : kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan, suplai bahan, dan perawatan Aktivitas pendukung (support activities) adalah kegiatan yang mendukung aktivitas utama, tidak terlibat langsung dalam produksi, namun memiliki potensi meningkatkan efesiensi dan efektifitas. Kegiatan pendukung yang digambarkan Porter adalah sebagai berikut: a. Firm Infrastructure : terdiri atas sistem dan fungsi pendukung, diantaranya finance, planning, quality control, dan general senior management.
24
b. Human Resources Management : berhubungan dengan aktivitas rekruitment, pengembangan, pelatihan, memotivasi, serta pemberian penghargaan kepada tenaga kerja. c. Technology Development : aktivitas yang terkait produk, proses perbaikan, perancangan
peralatan,
pengembangan
perangkat
lunak
komputer,
sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbasis komputer. d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya diperoleh diantaranya fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi. Istilah margins menyiratkan organisasi mendapat suatu keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang bergantung pada kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas didalam rantai nilai tersebut. Keterkaitan itu dapat berupa arus informasi, barang dan jasa, serta sisten dan prosedur untuk menjalankan aktivitas.
25
III
3.1
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di
Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan dituangkan dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 8. Mulai
Studi Pustaka Pengumpulan data
Architecture Development Method (ADM)
Analisa dan perancangan sistem informasi
Blueprint
Selesai
Gambar 8 Diagram Alir penelitian
26
3.2
Prosedur Penelitian Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 8, maka tahapan penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.2.1.Studi Pustaka Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan Sistem Informasi penerapan SNP. Referensi - referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.2.2.Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui: a) Observasi. Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan, menelaah, dan mengamati setiap aktivitas beserta data administrasi sekolah yang berkaitan dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. b) Wawancara. Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi, metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yaitu: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana, Staf Administrasi, Pendidik, dan Peserta didik. Mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh pihak sekolah serta aplikasi seperti apa yang diinginkan oleh sekolah agar Standar Nasional Pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan ketetapan Diknas. 3.2.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi Untuk analisa dan perancangan Sistem Informasi ini digunakan metoda TOGAF Architecture Development Method (ADM). Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengpenerapan kan TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah mendefinisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta
27
menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan (Harrison dan Varveris, 2006). Dari diagram alir pada Gambar 8, dapat dijelaskan sebagai berikut: Fase preliminary : framework and priciples Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk mendefinisikan kerangka dan prinsip yangbertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detail yang akan digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini framework yang dipakai adalah The Open Group Architecture Framework (TOGAF) dengan metodologi Architecture Development Method (ADM) untuk membuat blueprint Sistem Informasi yang menunjang keterlaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong.
Fase requirements management Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan (requirements) organisasi serta mendokumentasikan kebutuhan user. Tujuan fase ini menyediakan proses pengelolaan
kebutuhan
arsitektur
sepanjang
fase
pada
siklus
ADM,
mengidentifikasikebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya kepada fase yang relevan. Requirements yang diperlukan pada fase ini diantaranya administrasi akademik, anggaran keuangan, Standard Operasional Procedure (SOP), Standar Nasional Pendidikan.dan kebijakan sekolah. Pengembangan Sistem Informasi harus sesuai dengan requirement management untuk mencapai tujuan organisasi. Proses ini dilakukan untuk setiap fase, dari fase A sampai dengan fase H. Siklus dilakukan satu kali iterasi dari fase A sampai dengan fase H. Detail requirement management ADM dijelaskan sebagai berikut: a. Fase A : Architecture Vision Mendefinisikan ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran bisnis, profil organisasi, struktur organisasi, identifikasi stakeholder, visi misi organisasi, dan memperoleh persetujuan, serta memetakan semua strategi yang akan dilakukan. Pada fase ini juga bertujuan menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang
28
dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal. b. Fase B : Bussiness Architecture Mendeskripsikan arsitektur bisnis saat ini, sasaran, dan menentukan celah (gap) diantara arsitektur bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis. Pada fase ini juga dilakukan pemodelan bisnis dengan memilih tool yang tepat untuk menggambarkan arsitektur bisnis. Pemodelan arsitektur bisnis dilakukan dengan mengidentifikasikan area fungsional utama, menetapkan fungsi bisnis, dan mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pada penerapan SNP. c. Fase C : Information System Architecture Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah menentukan kandidat entitas data, mendefinisikan entitas data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas data.Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi kandidat aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk memproses data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi. d. Fase D :Technology Architecture Pada fase ini didefinisikan kebutuhan teknologi untuk mengolah data. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan kandidat teknologi yang akan digunakan untuk menghasilkan pemilihan teknologi untuk platform teknologi yang ada dalam aplikasi meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Teknik yang digunakan adalah dengan mengidentifikasikan prinsip platform teknologi, yang terdiri atas tujuh area yang meliputi sistem operasi, manajemen data, aplikasi, perangkat keras, komunikasi, komputasi pemakai, dan keamanan.Teknik ini memberikan gambaran tentang jaringan yang terdapat pada suatu organisasi.
29
Secara umum arsitektur teknologi akan membandingkan perencanaan dan pembangunan teknologi yang lama dan baru. Analisis gap ini akan menempatkan infrastruktur teknologi baru yang akan dibutuhkan dalam penerapan kedepannya. Teknik yang bisa digunakan adalah Environment and Location Diagram, dan Network Computing Diagram. e. Fase E : Opportunities and Solutions Pada fase ini menekankan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise. Dilakukan evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk selanjutnya membuat strategi untuk solusi. Evaluasi dan strategi untuk solusi ini dapat dijadikan dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan di penerapan kan. f. Fase F : Migration Planning Pada fase ini dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Hasil penilaian tersebut lalu diurutkan berdasarkan prioritas selanjutnya akan menjadi dasar rencana untuk penerapan dan migrasi. Pemodelannya menggunakan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap penerapan sistem informasi. g. Fase G : Implementation Governance Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tata kelola penerapan yang sudah dilakukan, tata kelola yang dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata kelola teknologi informasi, dan tata kelola arsitektur. h. Fase H : Architecture Change Management Tujuan dari fase architecture change management adalah untuk memastikan arsitektur mencapai target bisnisnya.Termasuk mengelola perubahan terhadap arsitektur dengan cara terpadu. Pada fase ini ditetapkan rencana pengelolaan arsitektur dari sistem baru yang sedang berjalan dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
30
IV
4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan perencanaan Sistem Informasi. Informasi diperoleh dari buku, laporan penelitian, tesis, peraturan pemerintah, ketetapan-ketetapan, Standard Operating Procedure (SOP) dan internet. Dengan studi pustaka dapat ditemukan teori-teori yang mendasari masalah dan penelitian sehingga diperoleh pemahaman terhadap konsep dan tahapan perancangan sistem informasi untuk penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas khususnya SMA Plus PGRI Cibinong yang merupakan studi kasus dari penelitian ini. 4.1.1 Profil Organisasi SMA Plus PGRI Cibinong adalah lembaga pendidikan yang berdiri atau mulai menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1978 dengan nama SMA PGRI Cibinong. Sekolah ini didirikan atas instruksi Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Bogor, untuk menampung lulusan SMP yang tidak tertampung oleh SMA Negeri Cibinong. Selama kurun waktu delapan tahun antara 1978 sampai 1986 kegiatan belajar mengajar (KBM) menumpang di SMA Negeri Cibinong kemudian SD Inpres Cibinong. Sejak awal berdirinya, sekolah ini telah mengalami 3 (tiga) kali pergantian Kepala Sekolah yaitu 1979, 1982 dan 1983 sampai sekarang. Langkah pertama yang dilakukan pada periode kepala sekolah ketiga adalah pencanangan program jangka panjang 25 tahun yaitu menuju SMA PGRI Cibinong sebagai salah satu sekolah terkemuka di kabupaten Bogor. Pada tahun 1983 sampai 1985 dilakukan pengadaan tanah untuk pembangunan gedung pembelajaran dan baru pada tahun 1985 sampai 1991 dilakukan pembangunan gedung pembelajaran. SMA PGRI Cibinong berganti nama menjadi SMA Plus PGRI Cibinong diresmikan pada tanggal 11 Desember 2003 bersamaan dengan dilakukannya reformasi radikal dalam metode dan proses pembelajaran yang menerapkan konsep-konsep Quantum Learning. Perkembangan akreditasi atau tingkat kelayakan sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan kinerja SMA Plus PGRI Cibinong selalu mengalami peningkatan terlihat pada Tabel 2. Sejak
31
tahun 2005 sampai sekarang status akreditasi SMA Plus PGRI Cibinong adalah "A" (amat baik). Tabel 2 Perkembangan Akreditasi Sekolah No
Tahun
Status Akreditasi
1
1978 - 1983
Terdaftar
2
1983 - 1988
Diakui
3
1988 - 2004
Disamakan
4
2004 - sekarang Terakreditasi "A"
Untuk menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi pada tahun 2005
didirikan
Departemen
Teknologi
Informasi
(TI)
dengan
tujuan
mengembangkan teknologi informasi yang mendukung pembelajaran, pabrikasi komputer dan aspek bisnis dari teknologi informasi. Selain pembelajaran reguler sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diselenggarakan dari hari senin-jumat, SMA Plus PGRI Cibinong juga memiliki beberapa program - program unggulan, antara lain: a. Program Student Day Program yang dilakukan pada hari sabtu, dimana disiapkan banyak pendidikan keterampilan hidup untuk menampung bakat atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Ada 15 pendidikan keterampilan hidup yang dibuka, yaitu: tata boga, tata busana, tata rias, teknologi Informasi, otomotif, elektro, seni lukis, seni musik, seni tari, karawitan, cinematografi, teater, jurnalistik, modeling dan kesekretarisan. b. Kelas Unggulan Berwawasan internasional Program kelas unggulan ini disiapkan untuk melayani siswa yang memiliki kecerdasan lebih dari siswa kebanyakan (rata-rata). Untuk masuk program ini calon peserta didik harus lulus tes akademis berupa pelajaran IPA, kemampuan bahasa inggris dan komputer serta kepribadian. Adapun wawasan internasional nya ditampilkan dalam kur ikulum yang digunakan adalah KTSP yang diperkaya, proses dan metodologi pembelajaran berbasis quantum learning serta fasilitas pembelajaran setara dengan yang digunakan sekolah-sekolah di luar negeri.
32
c. Pusat Riset Teknologi Informasi (Research Centre of Information Technology) Departemen ini merupakan wujud keseriusan sekolah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pendidikan.Peresmian Departemen TI ini dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang ketika itu dijabat oleh Dr. Sofyan Djalil, SH, MA, MALD. Saat ini Departemen TI telah mampu mandiri dengan memiliki 11 orang pendidik berlatar belakang teknisi dan akademis yang bertugas mengembangkan pusat riset TI. Para pendidik ini didukung oleh sekitar 200 orang anggota kelompok siswa pembinaan khusus (KOPASUS) TI, yang dibagi menjadi 4 (empat) divisi, yaitu: divisi rekayasa perangkat lunak (RPL), divisi teknik komputer jaringan (TKJ), divisi multimedia broadcasting (MMB) dan divisi multimedia animasi (MMA). Untuk melakukan eksplorasi, kopasus TI ini didukung oleh 2 (dua) laboratorium komputer, plaza TI dan warung belajar serba ada (WARBELSERA). d. Quantum Learning School Proses pembelajaran tradisional berpusat pada guru dan siswa pasif, sedangkan proses pembelajaran moderen berpusat pada siswa dan guru hanya fasilitator. Suasana pembelajaran adalah menyenangkan, sehingga belajar tidak menjadi beban tetapi mengasyikkan. Untuk menjaga mutu proses pembelajaran, SMA Plus PGRI Cibinong memiliki Quantum Learning Centre yang personalnya adalah para instruktur Quantum Learning Centre yang bertugas mengadakan pelatihan, membina, mengontrol proses pembelajaran dengan rutin serta meningkatkan kompetensi pedagogik guru. e. Pusat Bahasa Inggris Untuk mendukung visi globalnya, SMA Plus PGRI Cibinong menggalakan program peningkatan kemampuan berbahasa inggris seluruh warga sekolah terutama pendidik dan peserta didik. Tugas pusat bahasa inggris ini meliputi penyelenggaraan kursus bahasa inggris bagi, pendidik, peserta didik dan staff, baik diselenggarakan sendiri maupun kerjasama dengan pihak luar. f. Bimbingan Baca Quran (BBQ) Program BBQ ini dilakukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus mengembangkan kecerdasan spritual peserta didik.
33
Untuk jumlah peserta didik di SMA Plus PGRI Cibinong, sejak tahun 1978 sampai sekarang selalu mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 3. Pada tahun 1978 jumlah peserta didik 36 orang dan untuk tahun 2011 jumlah siswa mencapai 1810 orang. Saat ini lokasi SMA Plus PGRI Cibinong berada di Cibinong kabupaten Bogor. Tabel 3 Perkembangan Jumlah Siswa No
Tahun
Jumlah Kelas
Jumlah peserta didik
1
1978 sampai 1979
1
36
2
1982 sampai 1983
5
200
3
1987 sampai 1988
14
628
4
1992 sampai 1993
18
757
5
1997 sampai 1998
28
1320
6
2002 sampai 2003
31
1400
7
2003 sampai 2004
30
1415
8
2005 sampai 2006
31
1470
9
2006 sampai 2007
32
1519
10
2008 sampai 2009
35
1590
11
2010 sampai 2011
40
1698
12
2011 sampai 2012
43
1810
4.1.2 Peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan Dalam memahami proses bisnis dan permasalahan yang terdapat pada penerapan Standar Nasional Pendidikan, maka diperlukan pembelajaran terhadap literatur dan aturan-aturan yang ada. Peraturan yang digunakan dalam penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong mengacu pada peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan, Undang-Undang Dasar, Peraturan Presiden dan Keputusan Kepala Sekolah SMA Plus PGRI Cibinong. Adapun peraturan yang terkait dengan penelitian ini adalah: 1.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
2.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
4.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Sandar Proses.
34
5.
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana.
7.
Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
8.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan.
9.
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan.
10. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 11. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Rencana Strategis Kemendiknas Tahun 2010 - 2014. 13. Pedoman ringkas SMA Model (SKM - PBKL - PSB) Tahun 2007.
4.2
Pengumpulan data Untuk memperoleh gambaran proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi
informasi yang digunakan maka perlu dilakukan pengumpulan data dengan cara metode observasi dan wawancara. Metode observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan yang sedang dilakukan dengan disertai dengan pendataan. Pengamatan langsung yang dilakukan di SMA Plus PGRI Cibinong ini akan sangat efektif dan efisien karena akan menemukan keadaan yang sesungguhnya dari sistem saat ini tanpa ada rekayasa. Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku para pembuat keputusan dalam hal ini para unsur pimpinan dan pendidik, mengamati kegiatan yang sedang dilakukan oleh semua stakeholder yang akan terkait langsung dengan sistem informasi yang akan dibangun, mengamati kondisi fisik yang berkaitan dengan sarana prasarana dan teknologi informasi dengan cara mencocokan antara keadaan sekolah saat ini dengan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Hasil kuesioner tersebut terdapat pada Lampiran 1. Untuk metode wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa dilihat secara langsung tapi membutuhkan penjelasan dari pihak-pihak terkait. Sumberdata yang dimaksud disini adalah 40 pendidik, 120 peserta didik, 20 staff dan 6 unsur pimpinan. Dari metode observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa sekolah belum sepenuhnya menerapkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Adapun Standar yang belum terpenuhi secara maksimal adalah Standar Sarana Prasarana,
35
Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan dan Standar Kompetensi Lulusan (Tabel 4). Tabel 4 Hasil analisis SNP yang belum tercapai No 1
SNP Standar sarana prasarana
Indikator • Rombongan belajar maksimum 27 orang • Jumlah minimum ruang kelas dengan jumlah peserta didik • Ruang kelas terpasang perangkat TIK • Ruang laboratorium menampung 1 rombongan belajar
2
Standar pengelolaan
4
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar kompetensi lulusan
0.00 3.00 2.00 0.00
• Hotspot di lingkungan sekolah
2.00
• Komputer sumber belajar untuk peserta didik dan pendidik
2.00
• Seluruh jaringan komputer sekolah sudah terhubung internet
2.00
• Struktur organisasi belum disertai uraian tugas
2.00 2.00
• Memiliki program kerja sekolah namun tidak memenuhi pengembangan PBKL • Pelacakan alumni 3
Penilaian
• Kualifikasi pendidik • Kesesuaian pendidikan pendidik dengan mata pelajaran yang diajarkan • Pendidik bersertifikat guru • Presentasi lulusan yang diterima di perguruan tinggi
0.00 3.00 3.00 1.00 3.00
• Kelengkapan dokumen penetapan KKM
3.00
• KKM sekolah per mata pelajaran
3.00
Nilai maksimal dari tiap indikator 4.00, dari Tabel 4 terlihat bahwa Standar sarana prasarana memiliki nilai yang paling kurang terutama dalam kebutuhan ruang dan jaringan internet didalam sekolah.
4.3
Analisa dan perancangan Sistem Informasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa penerapan
Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong belum diterapkan secara optimal, terutama dalam hal memperoleh informasi bagi pendidik, peserta didik, dan masyarakat. Saat ini belum ada Sistem Informasi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut baik secara offline ataupun online oleh karena itu akses
36
informasi menjadi tidak efisien dan tidak efektif. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem infomasi yang dinamis, cepat, efisien dan terkoneksi dalam satu jaringan.Untuk merancang sistem informasi ini diperlukan suatu framework untuk pemodelan arsitektur enterprise. Pemodelan ini akan menghasilkan blueprint yang dapat dijadikan acuan dalam perancangan sistem informasi. Dalam pembuatan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP mengacu pada TOGAF yang melihat arsitektur enterprise dalam 4 (empat) kategori yaitu: arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Tahapan perencanaan arsitektur enterprise mengacu pada tahapan TOGAF ADM yang terdiri dari 8 (delapan) fase kegiatan yang dibutuhkan dalam membangun arsitekur sistem informasi, antara lain: architecture vision, business architecture, information system architecture, technology architecture, opportunities and solution, migration planning, implementation governance, dan change management. Sebelum masuk kedalam siklus TOGAF ADM terlebih dahulu dilakukan persiapan. Persiapan ini dilakukan pada fase preliminary : Framework and principles. Pada 8 (delapan) fase pada siklus ADM perlu memperhatikan requirement management pada fase terkait. Penjelasan lebih lanjut dari setiap fase TOGAF ADM adalah sebagai berikut:
4.3.1
Fase Preliminary : Framework and Principles Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan tahap persiapan
perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Pada tahap ini didefinisikan bagaimana arsitektur enterprise akan dibuat. Tujuan dari fase preliminary adalah untuk mengkonfirmasi komitmen dari manajemen, penentuan
framework dan
metodologi yang akan digunakan dalam pengembangan arsitektur enterprise. 4.3.1.1 Menentukan framework dan metodologi Framework yang digunakan dalam perancangan arsitektur enterprise sistem informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Menengah Atas adalah framework TOGAF dengan metodologi mengacu pada TOGAF ADM yang merupakan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta mengpenerapan kan arsitektur enterprise dan sistem informasi. TOGAF ADM mencakup 8 (delapan) fase, yaitu:
37
a. Architecture Vision b. Business Architecture c. Information System Architecture d. Technology Architecture e. Opportunities and Solutions f. Migration Planning g. Implementation Governance h. Change Management 4.3.1.2 Komitmen Manajemen Dukungan manajemen merupakan salah satu faktor suksesnya pembuatan arsitektur enterprise. Oleh karena itu sebelum masuk kedalam tahapan selanjutnya dari perencanaan arsitektur enterprise perlu dipastikan terlebih dahulu komitmen dari manajemen agar proses selanjutnya berlangsung baik. Pada tahapan ini telah diperoleh dukungan dan komitmen dari unsur manajemen dalam bentuk policy management yang disajikan pada Lampiran 2. Secara kongkrit komitmen manajemen untuk mengembangkan teknologi informasi telah dimulai sejak tahun 2005 dengan didirikannya Departemen Teknologi Informasi di SMA Plus PGRI Cibinong yang tugasnya menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi informasi di SMA Plus PGRI Cibinong. Saat pertama kali dimulai, teknologi informasi dikembangkan hanya untuk mendukung proses pembelajaran, pabrikasi komputer dan aspek bisnis. Namun dengan kemajuan teknologi informasi saat ini yang terus berkembang, teknologi informasi diharapkan bisa mendukung semua aspek yang ada di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah sistem informasi yang sampai saat ini belum dimiliki oleh SMA Plus PGRI Cibinong. Komitmen dibutuhkan karena akan berpengaruh pada kebutuhan personil, anggaran, dan waktu.
4.3.2
Fase Requirements managements Tujuan dari fase ini adalah untuk menyediakan proses pengelolaan
kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada siklus ADM, mengumpulkan, menginventarisir dan mengidentifikasi seluruh kebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya kepada fase TOGAF ADM yang relevan. Referensi yang
38
dibutuhkan pada fase ini diantaranya administrasi akademik, anggaran keuangan, Standard Operasional Procedure (SOP), Standar Nasional Pendidikan dan kebijakan sekolah. Fase requirement management termasuk fase yang penting karena terkait dengan rencana strategis dan kebijakan manajemen. Pengembangan sistem informasi penerapan SNP harus sesuai dengan requirements management untuk mencapai tujuan organisasi. Detail requirements management terkait dengan Sistem informasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut: 4.3.2.1 Architecture Vision Visi Global SMA Plus PGRI Cibinong adalah unggul dalam mutu dan prestasi, berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan pendidikan budaya bangsa. Untuk mewujudkan visi tersebut, rencana strategis yang dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong adalah dengan 4 (empat) pilar pembangunan SMA Plus PGRI Cibinong, yaitu: •
Pembelajaran yang menggunakan konsep, falsafah, metode, proses pembelajaran modern yaitu Quantum Teaching, Quantum Learning dan Accelerated Learning.
•
Bahasa inggris sebagai bahasa kedua di sekolah (English day) untuk pendidik dan peserta didik.
•
Kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mendukung pembelajaran untuk pendidik dan peserta didik.
•
Tersedianya infrastruktur yang representatif.
4.3.2.2 Business Architecture Arsitektur bisnis merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan setiap hari secara sistematis berdasarkan visi dan misi organisasi. Dengan arsitektur bisnis dapat diketahui proses bisnis yang berkaitan dengan Standar nasional Pendidikan. Dengan diketahuinya proses bisnis maka dapat dilakukan penetapan tugas dan tanggung jawab dalam sistem informasi penerapan SNP, sehingga fungsi bisnis yang ada dapat berjalan dengan baik.
39
4.3.2.3 Information System Architecture Pada fase ini lebih menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan.Requirements
management
pada
fase
information
system
architecture ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu application architecture dan data architecture. Aspek application architecture dan data architecture dijelaskan sebagai berikut: • Application Architecture Kebutuhan manajemen pada arsitektur aplikasi adalah manajemen membutuhkan aplikasi yang mendukung sistem informasi penerapan SNP agar dapat berjalan dengan maksimal dan juga online. Dengan aplikasi sistem informasi yang bersifat online diharapkan dapat diakses kapan dan dimanapun. Aplikasi yang dibutuhkan juga bersifat single system yang berjalan pada suatu platform sehingga tidak ada aplikasi yang berdiri sendiri, yang dikelola oleh masing-masing unit organisasi dan tidak memiliki standarisasi. Selain aplikasi bersifat online dan single system, manajemen menginginkan aplikasi yang bersifat dinamis dan realtime system. Dengan adanya aplikasi yang bersifat dinamis dan realtime diharapkan informasi yang di sajikan akurat, tepat waktu, dan up to date. • Architecture Data Pada data architecture, manajemen membutuhkan sumber-sumber data yang terpusat dan terintegrasi dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dari operasi pengolahan data serta dapat menyediakan informasi multilevel, cross functional, tepat waktu, akurat, relevan. Dengan data yang terintegrasi diharapkan informasi yang nantinya disajikan benar dan akurat. 4.3.2.4 Architecture Technology Pada arsitektur teknologi, difokuskan pada pembangunan arsitektur teknologi yang dibutuhkan. Manajemen mengharapkan teknologi yang ada saat ini dapat lebih di optimalkan untuk pengembangan sistem dan penggunaannya. Manajemen akan mendukung penambahan peralatan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengembangan sistem informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan agar dapat berjalan secara maksimal dan untuk jangka waktu yang lama
sampai
dilakukan
pengembangan
selanjutnya
dikarenakan
adanya
40
perkembangan teknologi informasi baru. Manajemen juga menginginkan adanya peremajaan infrastruktur secara berkala sesuai dengan kebutuhan di SMA Plus PGRI Cibinong. 4.3.2.5 Opportunities and Solutions Pada opportunities and solutions, manajemen menginginkan pembuatan blueprint untuk pengembangan sistem informasi penerapan SNP. Dengan adanya blueprint, pengembangan sistem informasi dan investasi teknologi informasi akan lebih terarah serta sesuai kebutuhan SMA Plus PGRI Cibinong. Manajemen menginginkan pengembangan sistem informasi melibatkan pihak intern SMA Plus PGRI Cibinong terutama Departemen Teknologi Informasi yang dimiliki sekolah disamping menggunakan tenaga luar, dengan tujuan sebagai wahana pembelajaran dan agar kontrol pelaksanaan pengembangan sistem informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan dapat dilakukan. 4.3.2.6 Migration Planning Pada migration planning, salah satu faktor yang penting adalah besarnya anggaran yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi penerapan SNP. Manajemen menginginkan pengembangan sistem informasi mengoptimalkan teknologi yang ada saat ini dengan maksud agar biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin dan sesuai dengan anggaran serta kebijakan manajemen. 4.3.2.7 Implementation Governance Pada implementation governance, manajemen menginginkan adanya tata kelola dalam sistem informasi penerapan SNP yang meliputi tata kelola organisasi, tata kelola arsitektur dan teknologi informasi. Diharapkan dengan tata kelola penggunaan sistem informasi dapat berjalan dan dipelihara dengan baik. 4.3.2.8 Change Management Pada change management, manajemen menginginkan perubahan yang ada akan berjalan dengan baik dan tidak mengganggu proses bisnis yang juga sedang berlangsung serta perubahan didukung oleh seluruh stakeholder yang terkait dengan sistem informasi. Agar perubahan dapat berjalan dengan baik maka manajemen menginginkan adanya strategi dalam penerapan
SOP dan sistem
informasi untuk penerapan Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong.
41
4.3.3
Fase Architecture Vision Sebelum melakukan perancangan arsitektur enterprise terlebih dahulu
dilakukan identifikasi requirements management untuk visi arsitektur. Identifikasi yang dilakukan pada fase ini direpresentasikan melalui aspek visi dan misi, tujuan bisnis (business goals), sasaran bisnis (business objective) dan ruang lingkup (scope). 4.3.3.1 Visi dan Misi SMA Plus PGRI Cibinong Visi SMA Plus PGRI Cibinong adalah unggul dalam mutu dan prestasi, berwawasan global, religius, entrepreneur, sebagai agen perubahan dan pendidikan budaya bangsa, sedangkan misi SMA Plus PGRI adalah: •
Pengelolaan sekolah secara profesional
•
Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pendukung pembelajaran
•
peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional guru
•
pengembangan keterampilan belajar siswa (learning school)
•
Penggunaan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajaran
•
Penanaman nilai-nilai iman dan taqwa bagi seluruh warga sekolah, dan menampilkan dalam segala aspek kegiatan
•
Penerapan metode pembelajaran modern sesuai dengan konsep dan paradigma baru pendidikan
•
Pemantauan pelaksanaan catur budaya sekolah, yaitu: budaya belajar, budaya disiplin, budaya bersih, dan budaya persatuan dan persaudaraan
•
Pemantapan jati diri sebagai lembaga pendidikan PGRI
4.3.3.2 Tujuan Bisnis (business goals) Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, SMA Plus PGRI Cibinong menetapkan tujuan bisnis yang merupakan penterjemahan terhadap visi yang telah ditetapkan tersebut. Adapun tujuan pendidikan SMA Plus PGRI Cibinong adalah mempersiapkan generasi yang memiliki kepribadian luhur, kemampuan berpikir, kemampuan berkreasi, dan learning skill, serta mampu membina kerjasama dan kebersamaan dalam kehidupan yang luas sesuai dengan kompetensinya sendiri (menjadi diri sendiri).
42
4.3.3.3 Sasaran Bisnis (Business objective) SMA Plus PGRI Cibinong sebagai sekolah dan organisasi yang khas mempunyai tugas dan fungsi pelayanan masyarakat yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. SMA Plus PGRI Cibinong sebagai lembaga pendidikan yang melaksanakan proses pendidikan dalam tataran mikro yang menempati posisi penting, karena di sekolah akan terjadi proses pendidikan dan proses sosial sehingga peserta didik dapat tumbuh kembang, dan memperoleh bekal untuk kehidupan di masyarakat. SMA Plus PGRI Cibinong berkewajiban memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya, baik potensi akademik maupun sosial. Sekolah yang efektif dituntut untuk memiliki program kegiatan, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun yang berkaitan dengan lingkungan. Berkaitan dengan hal yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan core business di SMA Plus PGRI Cibinong adalah menyelenggarakan layanan pendidikan secara luas untuk masyarakat sesuai tingkatan pendidikannya dan meluluskan peserta didik sehingga dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memanfaatkan ilmunya di lingkungan pekerjaan maupun masyarakat. Sasaran bisnis dari SMA Plus PGRI Cibinong adalah masyarakat yang memerlukan pendidikan dalam tingkatan Sekolah Menengah Atas. Agar proses menjalankan core business berjalan dengan baik, terencana, dan terkendali, maka diperlukan sistem informasi dan teknologi informasi yang mendukung semua proses bisnis.
4.3.3.4 Ruang Lingkup (scope) Ruang lingkup penelitian tesis ini, yang akan dianalisa dan dilakukan pemodelan arsitektur enterprise, adalah 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Pemodelan arsitektur ini mencakup arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
43
4.3.3.5 Struktur organisasi Struktur organisasi SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan struktur organisasi lurus (Gambar 9). Pada struktur organisasi tersebut wewenang pimpinan organisasi dilakukan oleh Kepala Sekolah yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala Sekolah Senior (Wakasek Senior). Dalam menjalankan tugasnya Wakasek Senior dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan (Kaur), diantaranya adalah Kaur Kesiswaan, Kaur Kurikulum, Kaur Sarana dan Kaur Humas yang dipantau langsung oleh pengawas pengendali mutu dan komite sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan administrasi sekolah dilakukan staf dan pendidik pada masing-masing bidang, yaitu: tata usaha, bendahara, bimbingan konseling (BK), pendidik, wali kelas, pustakawan, dan laboran. Dari keseluruhan proses diatas sekolah ditunjang oleh Departemen Teknomogi Informasi dan Koperasi. Departemen TI menunjang dalam kegiatan proses belajar mengajar dan administrasi sedangkan koperasi akan mendukung dalam penyediaan dana dan sarana prasarana. KEPALA SEKOLAH
Koperasi
Departemen Teknologi Informasi WAKIL KEPALA SEKOLAH SENIOR
PENGAWAS PENGENDALI MUTU
Komite Sekolah
Wakil 1. 2. 3. 4.
Bimbingan Konseling (BK)
Tata Usaha
Bendahara
Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan Kurikulum Humas Sarana prasarana
Pendidik
Wali Kelas
Laboran
Pustakawan
SISWA
Gambar 9 Struktur Organisasi SMA Plus PGRI Cibinong
44
4.3.3.6 Stakeholder Para stakeholder yang berhubungan dengan sistem informasi penerapan Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong adalah sebagai berikut: Direktorat Pembinaan SMA dan diknas, Orang tua/wali, Calon peserta didik, Peserta didik, Pendidik, Tenaga non kependidikan, dan Alumni. Mekanisme hubungan antara sistem informasi yang akan dibangun dengan stakeholder dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Mekanisme hubungan penerapan Standar Nasional Pendidikan dengan stakeholder No
Stakeholder
Mekanisme hubungan
1
Direktorat Pembinaan SMA dan Diknas
2
Orang tua dan wali
3
Calon peserta didik
4
Peserta didik
Akreditasi SMA Supervisi Sekolah Model(SKM-PBKL-PSB) Sharing informasi Umpan balik perbaikan sekolah Sharing informasi Tes dan wawancara Pemberian layanan administrasi peserta didik
5
Pendidik
Sebagai pengguna jasa institusi internal
6 7
Tenaga non kependidikan (staff) Alumni
Sebagai pengguna jasa institusi internal Pelacakan alumni
4.3.4
Fase Business Architecture Fase ini bertujuan untuk memahami kondisi saat ini dari proses penerapan
SNPdi SMA Plus PGRI Cibinong dan selanjutnya dibuat usulan perbaikan dengan melakukan pemodelan arsitektur bisnis. Adapun tahapan yang dilakukan pada fase ini mencakup: 4.3.4.1 Kondisi saat ini Pemahaman akan kondisi proses bisnis saat ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada enterprise atau unit kerja di SMA Plus PGRICibinong yang berkaitan dengan penerapan
8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan.
Pengamatan dilakukan dengan cara mengidentifikasi alur kerja penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. Saat ini SMA Plus PGRI Cibinong telah mengpenerapan kan delapan Standar Nasional Pendidikan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya SMA Plus PGRI Cibinong oleh Direktorat pembinaan SMA sebagai sekolah kategori mandiri (SKM). Proses penetapan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis kondisi nyata penerapan SNP di 45
SMA Plus PGRI Cibinong yang selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan(gap) antara tuntutan SNP dengan kondisi nyata. Adapun proses kerja yang diterapkan dalam melakukan analisis kondisi nyata dari penerapan delapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong antara lain: a.
Kepala Sekolah membentuk tim kerja.
b.
Kepala sekolah memberikan tugas masing-masing tim kerja dengan menganalisis delapan SNP, mencakup pembagian tugas untuk setiap standar.
c.
Tim kerja menyusun perencanaan dan jadwal, yang meliputi waktu pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan, sumber data pendukung, hasil inventarisasi dan kegiatan tindak lanjut.
d.
Tim kerja membagi tugas untuk melakukan analisis terhadap delapan SNP yang mencakup esensi tiap standar dan keterkaitan subtansi antar standar.
e.
Tim kerja menganalisis delapan SNP tentang esensi tiap standar dan keterkaitan subtansi antar standar sesuai dengan pembagian tugas.
f.
Kepala sekolah, tim kerja, dan komite sekolah bersama-sama mereview kembali esensi tiap SNP dan keterkaitan substansi antar standar.
g.
Tim kerja melakukan finalisasi (membahas bersama tim hasil tentang hasil esensi tiap standar dan keterkaitan tiap standar, menyusun laporan akhir hasil inventarisasi kondisi).
h.
Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis delapan SNP.
i.
Tim kerja mendokumentasikan dan menggandakan hasil sesuai keperluan. Prosedur kerja analisis kondisi nyata diatas dapat disederhanakan dalam
bentuk alur (Gambar 10) sebagai berikut:
46
Input
Kepala Sekolah
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Tim Kerja
• Membentuk tim kerja • Memberi tugas tim kerja • Memberi arahan teknis
Menyusun rencana dan jadwal
Membagi tugas
Menginventarisasi kondisi
Mereview, dan merevisi, hasil inventarisasi tidak Sesuai ya Finalisasi dan laporan
Output Menandatangani
Mendokumentasikan Menggandakan
Hasil Analisis 8 SNP
Gambar 10 Diagram prosedur kerja analisis penerapan SNP Dari hasil pengamatan diperoleh ruang lingkup (scope) untuk masing-masing SNP. Terlihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 Ruang lingkup (scope) SNP No
Komponen
1
Standar isi
2
Standar proses
3
Standar kompetensi lulusan
4
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Aspek 1. Dokumen KTSP 2. Dokumen Silabus 1. Perencanaan proses pembelajaran 2. Pelaksanaan proses pembelajaran 3. Pengawasan proses pembelajaran 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 2. Kriteria kelulusan 1. Tenaga kependidikan 2. Tenaga pendidik 3. Tenaga layanan khusus
47
No
Komponen
5
Standar Sarana Prasarana
6
Standar Pengelolaan
7
Standar Pembiayaan
8
Standar Penilaian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Satuan pendidikan Lahan Bangunan gedung Ruang kelas Ruang perpustakaan Laboratorium Biologi Laboratorium Fisika Laboratorium Kimia Laboratorium Komputer Laboratorium Bahasa Departemen Teknologi Informasi Ruang pimpinan Ruang guru Ruang tata usaha Tempat beribadah Ruang konseling Ruang UKS Ruang organisasi kesiswaan Jamban Gudang Ruang sirkulasi Tempat bermain/berolahraga Perencanaan program Pelaksanaan rencana kerja Pengawasan Evaluasi Kepemimpinan sekolah Sistem Informasi Manajemen Jenis pembiayaan Sumber pembiayaan Pelaporan Prinsip penilaian Teknik dan instrumen penilaian Mekanisme dan prosedur penilaian Penilaian oleh pendidik Penilaian oleh satuan pendidikan
Dalam melakukan kegiatan analisis SNP, sekolah memiliki tim kerja sebanyak 18 orang yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Adapun tim kerja yang dimaksud dijelaskan pada Lampiran 3. Tiap Standar Nasional Pendidikan akan dianalisis oleh 2 orang dari tim kerja, sedangkan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Senior sebagai pemberi tugas, pengarah dan pengontrol proses analisis penerapan SNP. Adapun proses bisnis untuk analisis penerapan dari masingmasing Standar Nasional Pendidikan, antara lain: • Proses bisnis analisis penerapan Standar Isi Standar Isi meliputi kepemilikan dokumen KTSP dan silabus. Dokumen ini dikembangkan oleh pendidik untuk masing-masing mata pelajaran kemudian dokumen tersebut diinventaris oleh tim kerja yang khusus menangani analisis 48
penerapan Standar Isi. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen yang telah dibuat dengan tahapan sebagai berikut: sebelum pembuatan dokumen KTSP dan silabus, pendidik terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang penyusunan dokumen KTSP dan silabus dari pengawas pendidikan kabupaten, setelah mendapat pelatihan yang cukup pendidik membuat dokumen KTSP dan silabus sesuai mata pelajaran masing-masing melalui kelompok kerja tim atau MGMP. Selanjutnya dokumen ini diserahkan kepada Kaur Kurikulum untuk kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah. • Proses bisnis analisis penerapan Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan meliputi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan kriteria kelulusan. Tim kerja menginventariskan KKM masing-masing mata pelajaran yang telah dibuat oleh pendidik lalu diserahkan kepada Kaur Kurikulum untuk kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah. Hasil dari KKM tersebut dijadikan sebagai kriteria kenaikan kelas untuk tiap tingkatan. • Proses bisnis analisis penerapan Standar Proses Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk silabus yang dijabarkan kedalam RPP dilengkapi dengan bahan ajar. Untuk pelaksanaannya mengacu pada persyaratan yang sesuai dengan SNP dan diawasi oleh kepala sekolah serta dilakukan evaluasi. Dokumen ini diinventaris oleh tim kerja dengan cara mengumpulkan RPP dari pendidik masing-masing mata pelajaran untuk kemudian diserahkan kepada Kaur Kurikulum kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah. • Proses bisnis analisis penerapan
Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Pada analisis Standar ini,tim kerja melakukan invetaris kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan yang diperoleh dari tata usaha sekolah (staff) kemudian diserahkan kepada Kaur kurikulum untuk menentukan pembagian tugas sesuai SNP yang disahkan oleh Kepala Sekolah.
49
• Proses bisnis analisis penerapan Standar Sarana Prasarana Standar Sarana Prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang guru, tempat ibadah, kebersihan dan keindahan, tempat bermain dan olah raga. Di SMA Plus PGRI Cibinong terdiri dari beberapa unit kerja dan masing-masing unit kerja tersebut dipimpin oleh kepala unit kerja. Tiap unit kerja melakukan inventaris tentang sarana dan prasarana yang dimiliki tiap unit kerja untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim kerja. Tim kerja mengumpulkan laporan dari masingmasing ketua unit kerja dan dijadikan dalam satu dokumen untuk diserahkan kepada Kaur Sarana Prasarana yang disahkan oleh Kepala Sekolah. • Proses bisnis analisis penerapan Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan, evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi (SIM). Tim kerja menginventariskan Standar Pengelolaan yang diperoleh dari berbagai unit kerja sekolah, diantaranya tatausaha (staff), Kaur kurikulum, pengawas pengendali mutu, dan departemen teknologi informasi kemudian disahkan langsung oleh Kepala Sekolah. • Proses bisnis analisis penerapan Standar Pembiayaan Standar Pembiayaan meliputi jenis pembiayaan, sumber pembiayaan, dan pelaporan. Pembiayaan sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan berasal dari orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah, dan donatur lainnya. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara trnasparan dan akuntabel. Tim kerja melakukan inventaris yang diperoleh dari bendahara sekolah untuk disahkan oleh kepala sekolah dan komite sekolah. • Proses bisnis analisis penerapan Standar Penilaian Standar Penilaian meliputi prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian.Tim kerja melakukan inventarisasi standar penilaian yang diperoleh dari pendidik dan satuan pendidikan (sekolah) kemudian diserahkan kepada Kaur kurikulum yang disahkan oleh Kepala Sekolah.
50
Semua dokumen analisis penerapan SNP yang sudah lengkap dikumpulkan dan dibuat menjadi satu dokumen lalu dikirim untuk disahkan oleh dinas pendidikan kabupaten dan dinas pendidikan propinsi untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan untuk supervisi sekolah oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan Direktorat Pembinaan SMA yang terkait dengan penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. Dari hasil pengamatan selama penelitian terdapat pembagian tugas yang belum optimal, masih terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih, dan masih terdapat beban kerja yang belum merata. Hal ini disebabkan karena kurangnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh sekolah, sehingga dalam pemilihan tim kerja tidak seluruhnya sesuai dengan keahlian masing-masing pendidik. Dalam menentukan tim kerja kepala sekolah lebih memperhatikan loyalitas dan prestasi dari pendidik sehingga ada beberapa analisis SNP dikerjakan oleh pendidik yang secara keilmuan tidak sesuai. Sebagai contoh pada analisis Standar Pengelolaan seharusnya dikerjakan oleh Wakil Kepala Sekolah Senior karena lebih mengetahui perkembangan sekolah baik secara internal maupun eksternal sekolah, sedangkan dalam kondisi nyata Standar ini dianalisis oleh dua orang pelaksana IT. Standar lain yang analisisnya belum optimal adalah Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Penilaian pendidikan. Hal ini berdampak kepada kualitas analisis yang dihasilkan.
4.3.4.2 Usulan perbaikan Usulan perbaikan tahap ini dilakukan dengan membuat pemodelan bisnis. Pemodelan bisnis menggambarkan fungsi bisnis dalam enterprise. 1.
Pemodelan Bisnis Pemodelan bisnis didefinisikan sebagai proses membuat model bisnis atau
sebagai bentuk representatif yang mendefinisikan bisnis dalam enterprise. Pemodelan bisnis dapat digunakan untuk meninjau, meningkatkan, dan membuat sebuah bisnis. Pemodelan bisnis adalah proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis, penetapan bisnis, pendeskripsian fungsi serta melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai proses bisnis sebagai acuan model bisnis. Pemodelan bisnis dibuat untuk menyediakan suatu dasar pengetahuan yang
51
dapat digunakan untuk menetapkan rencana arsitektur bisnis. Hal yang dilakukan dalam pembuatan model bisnis adalah mengidentifikasikan area bisnis utama, menetapkan fungsi-fungsi bisnis, mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab, dan mengidentifikasi SOP. 2.
Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis Fungsi merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan dalam bisnis dan
didefinisikan berdasarkan pada kegiatan atau aksi yang dilakukan pada bagianbagiannya, bukan pada organisasinya maupun pada orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu fungsi. Untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan fungsi-fungsi bisnis yang terdapat pada proses penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Identifikasi area fungsional utama Identifikasi area fungsional utama dilakukan untuk memahami fungsi utama yang ada terkait dengan unit organisasi dan aliran informasi menggunakan value chain Porter.Untuk dapat mengidentifikasi area fungsional pada penerapan SNP, terlebih dahulu diidentifikasi area fungsional utama yang ada di SMA Plus PGRI Cibinong. Pendefinisian aktivitas area fungsional utama di SMA Plus PGRI Cibinong dilakukan menggunakan rantai nilai (value chain) dapat dilihat pada Gambar 10. Pada Gambar 11 fungsi-fungsi bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong dikelompokkan menjadi 2, yaitu primary activities dan support activities. Firm infrastructure: manajemen keuangan support
Product and technology development : pengelolaan teknologi informasi Human resource management: manajemen kepegawaian Procurement: manajemen sarana dan prasarana Inbound logistics operations Outbond logistics Penerimaan peserta didik baru
Operasional akademik
Penglepasan peserta didik (alumni)
primary activities
Gambar 11 Rantai nilai SMA Plus PGRI Cibinong. 1. Primary activities a. Inbound logistics: penerimaan peserta didik baru b. Operations: operasional akademik c. Outbond logistics: penglepasan peserta didik (alumni)
52
2. Support Activities a. Procurement: manajemen sarana dan prasarana di SMA Plus PGRICibinong. b. Human resource management:manajemen kepegawaian yang meliputi tenaga pendidik yang tetap maupun honorer dan tenaga non kependidikan seperti staff tata usaha, staff koperasi, dan staff departemen TI. c. Product and technology development: pengelolaan teknologi informasi oleh Departemen Teknologi Informasi SMA Plus PGRI Cibinong. d. Firm infrastructure: manajemen keuangan yang dikelola olehtata usaha, koperasi bina sejahtera, dan departemen TI. Fungsi - fungsi primary activities dan support activities merupakan fungsi bisnis yang dilakukan di SMA Plus PGRI Cibinong untuk penerapan SNP. Dari rantai nilai diatas, dapat dipetakan area fungsional utama yang terkait dengan penerapan SNP dari masing-masing Standar untuk menunjang pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong yang disajikan pada Tabel 7 dibawah ini. Tabel 7 Area fungsional utama Penerapan SNP No 1
Standar Standar isi
Nama fungsi • Operasional akademik
ID OA
Keterangan Merupakan proses administrasi akademik yang berhubungan dengan pendidik dalam menyediakan administrasi pembelajaran termasuk Student day dan Kopasus IT Merupakan proses administrasi akademik yang
2
Standar Kompetensi Lulusan
berhubungan dengan penentuan nilai kriteria • Operasional akademik
OA
ketuntasan minimal (KKM), kriteria kelulusan ujian sekolah, persentase lulusan yang diterima di perguruan tinggi termasuk Student day dan Kopasus
3
Standar Proses
• Operasional akademik
OA
4
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
• Manajemen kepegawaian
MK
• Penerimaan peserta didik 5
Standar Pengelolaan
PPDB
baru • Manajemen Sarana Prasarana
MSP
IT. Merupakan proses administrasi akademik yang berhubungan dengan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran termasuk Student day dan Kopasus IT Merupakan proses administrasi yang berhubungan dengan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Merupakan proses administrasi yang berhubungan dengan pendaftaran calon peserta didik baru, seleksi calon peserta didik baru, dan pengumuman hasil seleksi peserta didik baru. Merupakan proses administrasi yang meliputi pendaya gunaan sarana prasarana pendidikan, sarana pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan kegitan ekstrakulikuler
53
No
Standar
Nama fungsi • Operasional akademik
ID OA
Keterangan Merupakan proses administrasi akademik yang berhubungan pengelolaanoperasional akademik Merupakan proses administrasi yang berhubungan
• Alumni
ALM
dengan kelulusan peserta didik ynang diterima di perguruan tinggi dan pelacakan alumni
• Manajemen kepegawaian
MK
• Pengelolaan Teknologi
keuangan
PTI
6
Standar Sarana Prasarana
Merupakan proses administrasi yang berhubungan MKU
MSP
8
Standar Penilaian
pencairan dana anggaran. Merupakan proses administrasi yang berhubungan dengan sarana dan prasarana: satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapannya. Merupakan proses administrasi yang berhubungan
• Pengelolaan PTI
Informasi
7
dengan pengelolaan pembiayaan, penyusunan dan
Prasarana
Teknologi
Standar Pembiayaan
dengan Departemen Teknologi Informasi, Kopasus IT, dan Staff IT
• Manajemen Sarana
dengan pendaya gunaan pendidik dan peserta didik Merupakan proses administrasi yang berhubungan
Informasi • Manajemen
Merupakan proses administrasi yang berkaitan
• Manajemen keuangan
• Operasional akademik
MKU
OA
dengan jumlah komputer, laboratorium komputer, koneksi internet, website dan radio sekolah. Merupakan proses administrasi yang berhubungan dengan jenis pembiayaan, sumber pembiayaan, dan pelaporan. Merupakan proses administrasi yang berhubungan dengan prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme prosedur penilaian, penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan termasuk Student day dan Kopasus IT.
b. Identifikasi Fungsi Bisnis SNP Setelah melakukan identifikasi area fungsional utama dengan menggunakan value chain dan didapatkan hasil yang tertuang pada Gambar 11, tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi fungsi bisnis SNP. Dengan identifikasi ini didapatkan fungsi-fungsi bisnis secara keseluruhan dari tiap-tiap Standar. Hasil identifikasi terlihat pada Lampiran 4. Dari hasil identifikasi pada Lampiran 4 diperoleh 149 komponen, aspek, dan indikator SNP. Dan selanjutnya dilakukan identifikasi fungsi bisnis SNP dari identifikasi komponen, aspek, dan indikator tersebut. Identifikasi dilakukan dengan mencari fungsi-fungsi bisnis masa saja yang prosesnya bisa dilakukan melalui komputerisasi dan fungsi bisnis mana saja yang proses bisnis nya hanya
54
bisa dilakukan dari luar sistem yang akan dibangun. Hasil dari identifikasi ini terlihat pada Lampiran 5. Pada Lampiran 5 terlihat 45 fungsi bisnis yang terkait dengan proses komputerisasi. Untuk melihat keterkaitan fungsi bisnis SNP dengan area fungsional SMA Plus PGRI Cibinong maka dilakukan pemetaan identifikasi fungsi bisnis SNP dengan area fungsional sekolah (Lampiran 6). Empat puluh lima fungsi bisnis ini selanjutnya yang akan digunakan dalam pemodelan arsitektur enterprise. c. Relasi Antara Fungsi Bisnis dan Unit Organisasi Tahapan selanjutnya adalah mengkaitkan 45 fungsi bisnis dengan unit organisasi yang ada di sekolah. Tahapan ini berguna untuk mengetahui hubungan antara fungsi bisnis dengan unit organisasi.Hubungan tersebut dituangkan dalam bentuk matriks. Matriks dari fungsi bisnis dengan unit organisasi merupakan gambaran aspek manajemen pada SMA Plus PGRI Cibinong, karena pada matriks tersebut menggambarkan pembuat keputusan pada setiap fungsi bisnis. Matriks relasi fungsi bisnis dengan unit organisasi terlihat pada Lampiran 7. Pada Lampiran 7 hubungan antara unit organisasi dengan fungsi bisnis dibagi kedalam 3 bagian, yang dinyatakan dengan penomoran, yaitu nomor 1, 2, dan 3. Nomor 1 menunjukkan unit organisasi memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan terhadap suatu fungi bisnis. Nomor 2 menunjukan adanya keterlibatan penuh suatu unit organisasi terhadapa fungsi bisnis. Dan nomor 3 menunjukkan unit organisasi terlibat dalam sebagian proses. Dari Lampiran 7 terlihat bahwa pada setiap fungsi bisnis pada level terendah harus ada unit yang bertanggung jawab dan melaksanakannya. Dari Lampiran 7 dapat disimpulkan bahwa pada penerapan
SNP yang
mencakup area fungsional penerimaan peserta didik baru, operasional akademik, penglepasan peserta didik, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan teknologi informasi, dan pengelolaan kepegawaian terlihat bahwa: • Penyebaran simbol nomor 1 yang menunjukkan unit organisasi memiliki tanggung jawab dan pembuatan keputusan terhadap suatu fungsi bisnis sebagian besar berada pada Kepala Sekolah, Wakasek senior, dan Kaur. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua fungsi bisnis penanggung jawab dan pengambil keputusan berada pada Kepala Sekolah.
55
• Penyebaran nomor 2 yang menunjukan keterlibatan penuh suatu unit organisasi sebagian besar berada pada Wakasek Senior, Kaur kurikulum, Pendidik, dan Tata Usaha. Hal ini menunjukkan Wakasek senior dan Kaur kurikulum memiliki peranan penting dan tanggung jawab dalam operasional akademik. • Penyebaran simbol nomor 3 menunjukan bahwa unit organisasi yang terlibat pada sebagian proses berada pada Departemen TI, Tata usaha, Koperasi, dan pendidik. Hubungan antara fungsi bisnis dan unit organisasi dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan unit organisasi mana yang membuat dan menggunakan data pada suatu fungsi bisnis. Dari Lampiran 7 terlihat bahwa unit organisasi yang sangat berperan dalam menghasilkan dan menggunakan data pada kegiatan penerapan SNP adalah Kepala Sekolah, Kaur Kurikulum, dan pendidik. d. Identifikasi Tugas dan Tanggung Jawab Penerapan SNP Dari Lampiran 2 terlihat bahwa kegiatan administrasi penerapan SNP SMA Plus PGRI Cibinong saat ini dilakukan oleh 18 (delapan belas) orang, yaitu 1 orang penanggung jawab proses pembentukan, pemberi tugas, dan arahan untuk tim kerja, 1 orang pengontrol tim kerja, dan 16 orang penanggung jawab SNP dimana dari 8 (delapan) SNP tiap standar dipegang oleh 2 orang penanggung jawab. Dari hasil wawancara dan pengamatan selama penelitian, pada administrasi penerapan SNP terdapat pembagian tugas yang belum optimal karena masih terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih, dan masih terdapat beban kerja yang belum merata, hal ini terlihat pada Lampiran 3. Oleh karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia, agar tetap dapat mendukung fungsi bisnis Penerapan SNP dengan baik maka perlu dibuat pembagian tugas dan tanggung jawab pada setiap sumber daya manusia yang ada SMA Plus PGRI Cibinong. Dengan adanya penetapan tugas dan tanggung jawab yang jelas diharapkan tidak ada pekerjaan yang tumpang tindih dan pembagian tugas yang tidak merata. Penetapan tugas dan tanggung jawab mengacu kepada area fungsional utama, yaitu penerimaan peserta didik baru (PSB), operasional akademik, penglepasan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan keuangan, pengelolaan teknologi informasi, dan pengelolaan kepegawaian. Area PSB bertugas melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan fungsi bisnis peneriman
56
calon peserta didik baru. Area operasional akademik bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi bisnis utama kegiatan akademik. Area penglepasan peserta didik bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi bisnis utama penglepasan mahasiswa dan pelacakan alumni. Area pengelolaan keuangan bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan fungsi bisnis utama pengelolaan jenis pembiayaan dan sumber pembiayaan. Area pengelolaan teknologi informasi melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan kelengkapan teknologi informasi dan sistem informasi. Area pengelolaan kepegawaian bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Dan yang terakhir adalah area pengelolaan sarana prasarana bertugas melaksanakan
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pengelolaan
properti,
kelengkapan sekolah, dan kelengkapan KBM. Stakeholder dalam penerapan SNP diantaranya adalah, Direktorat Pembinaan SMA dan Diknas, Orang tua wali, Calon peserta didik, Peserta didik, Pendidik, Tenaga non kependidikan, dan Alumni.
4.3.5
Fase Information System Architecture Fase ini bertujuan untuk membuat pemodelan arsitektur sistem informasi.
Fase ini terdiri dari 2 (dua) arsitektur, yaitu arsitektur aplikasi dan arsitektur data. Arsitektur aplikasi membahas tentang aplikasi yang ada saat ini dan aplikasi yang akan diracang sedangkan arsitektur data digunakan untuk merancang database yang akan digunakan dalam membuat rancangan sistem informasi penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong.
4.3.5.1 Fase Application Architecture Fase ini bertujuan untuk memahami kondisi aplikasi yang ada saat ini dan membuat usulan dengan membuat pemodelan arsitektur aplikasi. Tahapan yang dilakukan pada fase ini adalah:
57
1.
Kondisi saat ini Tahapan ini dilakukan untuk memahami kondisi aplikasi yang ada saat ini.
Untuk memahami kondisi aplikasi saat ini, hal yang harus dilakukan mencakup pemahaman terhadap:
a.
Sistem Informasi penerapan SNP SMA Plus PGRI Cibinong Saat ini Sistem informasi yang ada masih bersifat manual dan konvensional.
Penyimpanan data masih tersebar di beberapa tempat, sehingga menyulitkan untuk memberikan informasi secara tepat dan akurat. Dari hasil pengamatan secara langsung sebagian besar informasi yang ada diolah secara manual menggunakan aplikasi pengolah data seperti Word, Power point dan Excell yang sangat sederhana dan dibuat sendiri oleh user. Selain itu untuk pelayanan informasi kepada
masyarakat
saat
ini
terdapat
website
sekolah
dengan
alamat
www.smapluspgr i.sch.id, namun website ini belum mampu mengelola semua informasi dari fungsi-fungsi bisnis sekolah. Ada dua program aplikasi yang telah dikembangkan saat ini yaitu SMS Gateaway dan e-learning. Aplikasi SMS Gateaway merupakan kerjasama sekolah dengan indosat cabang Bogor, SMS Gateaway digunakan untuk penyampaian informasi secara langsung kepada peserta didik dan orang tua/ wali peserta didik berupa pengumuman sekolah, data kehadiran peserta didik, pooling, ucapan (greeting), quiz, dan opini. Aplikasi ini dalam penggunaannya mengalami beberapa kendala, dari peserta didik yang selalu berganti-ganti nomer handphone dan karena aplikasi ini merupakan kerjasama dengan indosat maka nomor yang digunakan harus nomor indosat dan tidak bisa dari provider lain. Aplikasi lainnya adalah e-learning. Saat ini penggunaannya belum maksimal dikarenakan konten yang tersedia untuk e-learning belum banyak serta peserta didik dan pendidik yang belum siap untuk merubah model pembelajaran konvensional ke model pembelajaran yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Ketidak siapan ini dikarenakan belum meratanya pengetahuan mengenai penggunaan komputer, aplikasi, dan internet. Dengan kondisi sistem informasi yang ada saat ini informasi menjadi tumpang tindih dan tidak terintegrasi satu sama lain sehingga untuk pencarian data dan
58
informasi dibutuhkan waktu yang cukup lama. Saat ini setiap informasi tidak memiliki standarisasi
data dan proses, hal ini akan menyulitkan dalam
pengembangan teknologi informasi sebagai alat penunjang bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong dalam rangka peningkatan layanan terhadap masyarakat.
b. Penggunaan Aplikasi Dari hasil observasi, terdapat 2 (dua) aplikasi yang ada dalam sistem informasi sekolah saat ini, yaitu aplikasi e-learning dan aplikasi SMS Gateaway. Kedua aplikasi ini dianggap mampu mendukung suatu fungsi bisnis tertentu tetapi tidak mendukung fungsi bisnis yang lain, karena tidak terintegrasi satu sama lain dan memiliki platform yang berbeda. Dokumentasi keduaaplikasi tersebut didefinisikan secara lengkap dan menjadi katalog yang mendeskripsikan aplikasi, pengelola, dan pengguna aplikasi. Katalog tersebut terlihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8 Katalog Aplikasi SMS Gateaway. No
Nama
Aplikasi Website
1 2
Pengelola Unit Pengguna
3
Deskripsi
Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong Kurikulum Aplikasi dekstop yang berfungsi untuk mengelola komunikasi dua arah antara sekolah dengan peserta didik, orang tua/wali, maupun pendidik
4 5 6 7 8 9 10 11
Status operasional Lokasi Waktu penggunaan Pengembang Perangkat lunak Perangkat keras Network Isu jangka panjang
Beroperasi PC Senin - Sabtu 08.00 - 17.00 ConverGain MICA (Mobile Interactive Application) Struktur data disajikan pada Lampiran 8 Modem, laptop dan PC Indosat Perlu adanya integrasi dengan aplikasi website dan aplikasi lain untuk mendapatkan informasi yang cepat, lengkap, dan akurat
Tabel 9 Katalog Aplikasi e-learning. No
Nama
1 2
Pengelola Unit Pengguna
3
Deskripsi
4 5
Status operasional Lokasi
Aplikasi e-learning Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong Kurikulum Sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung proses belajara mengajar dengan menggunakan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Beroperasi PC
59
No 6 7 8 9 10 11
Nama Waktu penggunaan Pengembang Perangkat lunak Perangkat keras Network Isu jangka panjang
Aplikasi e-learning Setiap hari Departemen Teknologi Informasi SMA PLUS PGRI Cibinong Moodle Struktur data disajikan pada Lampiran 9 Modem, laptop dan PC LAN, Kabel UTP, Internet Perlu adanya integrasi dengan aplikasi website, SMS Gateaway agar informasi dalam proses pembelajaran e-learning menjadi lebih efektif
c. Relasi aplikasi saat ini dengan fungsi bisnis Pada tahapan ini aplikasi yang telah diketahui direlasikan dengan fungsi bisnis yang didukungnya, dan dibuat dalam bentuk matriks.Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui fungsi bisnis yang didukung oleh aplikasi. Aplikasi yang telah teridentifikasi dalam Tabel 8 dan 9 direlasikan dengan fungsi bisnis dalam bentuk pemodelan bisnis dan dituangkan dalam bentuk matriks relasi fungsi dengan aplikasi pada Lampiran 10. Dari hasil analisa diperoleh bahwa aplikasi yang ada saat ini hanya mendukung 24% fungsi bisnis atau sebelas fungsi bisnis dari 45 fungsi bisnis secara keseluruhan. Dari Lampiran 10 dapat dilihat bahwa kedua aplikasi yang ada hanya mendukung sebelas fungsi bisnis, yaitu: 1.
Aplikasi SMS Gateaway mendukung fungsi bisnis laporan kegiatan, pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran peserta didik, program penilaian, remedial, dan pengayaan serta pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik.
2.
Aplikasi e-learning mendukung fungsi bisnis memiliki dokumen KTSP, dokumen Silabus, penetapan rata-rata KKM peserta didik permata pelajaran, dokumen RPP, bahan ajar, penilaian hasil belajar peserta didik, laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik, program remedial, penilaian, dan pengayaan serta pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester.
2.
Usulan perbaikan Tahap
ini dilakukan dengan
mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang
diperlukan untuk mengelola dan mendukung fungsi bisnis. Pada tahapan ini dilakukan pendefinisisan mengenai apa saja yang harus dilakukan aplikasi untuk
60
mengelola dan menyediakan informasi agar dapat mendukung fungsi bisnis. Tahapan yang dilakukan untuk pemodelan arsitektur aplikasi antara lain: a.
Membuat daftar kandidat modul aplikasi Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi modul aplikasi yang
diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Dari hasil identifikasi fungsi bisnis penerapan SNP pada Lampiran 5, dapat ditentukan daftar kandidat modul aplikasi yang diperlukan untuk mendukung fungsi utama SMA Plus PGRI Cibinong. Dari 45 fungsi bisnis yang teridentifikasi sebelumnya tidak semua fungsi bisnis dijadikan aplikasi, terdapat aplikasi yang merupakan hasil gabungan dari beberapa fungsi bisnis (Lampiran 11). Daftar kandidat aplikasi yang terkait dengan penerapan Standar Nasional Pendidikan terlihat pada Tabel 10. Tabel 10 Daftar kandidat aplikasi No 1
2
3 4
5
Kelompok Sistem Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Informasi Operasional
Sistem Informasi Alumni Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi
Sub nomor 1.1
Aplikasi penerimaan peserta didik baru
2.1
Aplikasi dokumen KTSP
2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17
Aplikasi rata-rata KKM peserta didik Aplikasi penetapan rombongan belajar Aplikasi beban kerja minimal pendidik Aplikasi jadwal laboratorium Aplikasi evaluasi KBM Aplikasi rencana kerja Aplikasi kalender akademik Aplikasi jadwal pelajaran Aplikasi bimbingan akademik Aplikasi penilaian Aplikasi pengelolaan student day Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan Aplikasi angket pendidik Aplikasi jadwal ujian Aplikasi pembuatan raport Aplikasi pelaporan akademik
3.1 3.2
Aplikasi pengelolaan lulusan Aplikasi pelacakan alumni
4.1 4.2 4.3 5.1
Aplikasi pembiayaan Aplikasi pendanaan Aplikasi pelaporan keuangan Aplikasi kualifikasi pegawai
Kandidat Aplikasi
61
No
Kelompok Kepegawaian
Sub nomor 5.2 5.3
Aplikasi pembagian tugas pegawai Aplikasi sistem penghargaan pegawai
5.4 5.5 5.6
Aplikasi mutasi pegawai Aplikasi sertifikasi profesi Aplikasi promosi
Kandidat Aplikasi
6
Sistem Informasi Teknologi Informasi
6.1 6.2
Aplikasi kelengkapan TI Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
7
Sistem Informasi Sarana Prasarana
7.1
Aplikasi sarana prasarana
b. Mendefinisikan modul aplikasi Tahapan ini bertujuan untuk membuat definisi standar mengenai masingmasing aplikasi. Deskripsi kelompok aplikasi dapat dilihat pada Tabel 11 sedangkan deskripsi masing-masing aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 11 Deskripsi Kelompok Aplikasi No
Kelompok
Nama
Deskripsi
1
Kelompok Aplikasi 1
Sistem Penerimaan Peserta didik baru
Aplikasi ini nantinya mencakup pengelolaan penerimaan peserta didik baru
2
Kelompok Aplikasi 2
Sistem Informasi Operasional Akademik
Aplikasi ini mencakup pengelolaan dokumen KTSP silabus, pencapaian rata-rata KKM peserta didik, penetapan rombongan belajar, beban kerja minimal pendidik, jadwal laboratorium,evaluasi KBM, rencana kerja, kalender akademik, penilaian, pengelolaan Student Day, program penilaian, remedial, dan pengayaan, angket untuk pendidik, jadwal ujian, pembuatan KHS, dan pelaporan akademik.
3
Kelompok Aplikasi 3
Sistem Informasi Alumni
4
Kelompok Aplikasi 4
Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Aplikasi ini mencakup pengelolaan lulusan yang diterima di perguruan tinggidan pelacakan alumni. Aplikasi ini mencakup pengelolaan pembiayaan, pendanaan, dan laporan keuangan sekolah
5
Kelompok Aplikasi 5
Aplikasi ini mencakup pengelolaan anggota Kopasus IT dan kelengkapan TI
6
Kelompok Aplikasi 6
Sistem Informasi Pengelolaan Teknologi Informasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
7
Kelompok Aplikasi 7
Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana
Aplikasi ini mencakup pengelolaan sarana prasarana sekolah
Aplikasi ini mencakup kualifikasi pegawai, pembagian tugas pegawai, sistem penghargaan pegawai, mutasi, sertifikasi profesi, dan promosi pegawai
62
c. Membuat relasi fungsi bisnis dengan modul aplikasi Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi bisnis yang secara langsung didukung aplikasi yang digambarkan dalam bentuk matriks. Matriks relasi fungsi dengan kandidat modul aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari Lampiran 13 dapat disimpulkan 32 kandidat modul aplikasi mendukung 45 fungsi bisnis.
4.3.5.2 Fase Data Architecture Tujuan dari fase ini untuk memahami kondisi saat ini dan membuat usulan dengan membuat pemodelan arsitektur data. Tahapan yang dilakukan pada fase ini adalah: 1.
Kondisi Saat ini Saat ini terdapat 27 entitas data yaitu 16 entitas data dari aplikasi e-learning
dan 11 entitas data dari aplikasi SMS gateaway (Tabel 12). Terdapat 5 entitas data yang digunakan secara berulang oleh aplikasi yang ada saat ini, yaitu entitas pendidik, peserta didik, mata pelajaran, kelas, dan ujian. Pengulangan ini menyebabkan pengelolaan sistem menjadi tidak efektif. Tabel 12 Entitas data yang ada saat ini No
Aplikasi E-learning
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Entitas pendidik Entitas peserta didik Entitas mata pelajaran Entitas materi pelajaran Entitas kelas Entitas agenda Entitas materi kelas Entitas forum Entitas ujian Entitas soal ujian Entitas jawaban Entitas pelajaran
13 14 15 16
Entitas chat Entitas mail pendidik Entitas mail peserta Entitas file
Aplikasi SMS Gateaway Entitas pendidik Entitas peserta didik Entitas orang tua Entitas wali Entitas Staff Entitas nomor telepon Entitas kelas Entitas mata pelajaran Entitas ujian Entitas absen Entitas nilai
63
2.
Usulan perbaikan Di fase ini dilakukan identifikasi data yang mendukung fungsi-fungsi bisnis
yang telah terdefinisi pada fase business architecture sebelumnya. Dari fase business architecture yang menggunakan pemodelan bisnis rantai nilai value chain (Gambar 11) diperoleh bahwa area fungsional utama SMA Plus PGRI Cibinong adalah peneriman peserta didik baru, operasional akademik,penglepasan peserta didik (alumni), manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana, manajemen kepegawaian, dan pengelolaan teknologi informasi. Oleh karena itu entitas data yang akan terdefinisi harus dapat menunjukkan keterhubungan dengan ketujuh fungsional utama yang ada. Pada Lampiran 13 yang merupakan matriks relasi fungsi bisnis terhadap kandidat aplikasi, terlihat bahwa fungsi bisnis dilakukan oleh aplikasi yang berbeda-beda dan aplikasi tersebut ternyata menghasilkan dan membutuhkan beberapa data yang sama, salah satu nya adalah data mahasiswa. Dapat disimpulkan bahwa data yang sama akan dibuat lebih dari satu kali. Walaupun isi data tersebut sama, tetapi data tersebut tidak dapat saling berbagi karena memiliki platform yang berbeda. Pembuatan data yang sama pada aplikasi yang berbeda dapat menimbulkan: •
Data redundancy, terdapat data yang sama dibuat satu kali oleh beberapa aplikasi yang berbeda.
•
Data inconsisency, isi data tidak sama pada ketiga aplikasi yang ada karena tidak terintegrasi.
•
Data isolation, meskipun memiliki isi yang sama, diantaranya Nomor Induk Siswa (NIS) dan nama, data tersebut tidak dapat digunakan karena dibuat berdasarkan format yang berbeda, struktur data yang berbeda dan dikembangkan dengan tools yang berbeda pula. Pendefinisian dan identifikasi pembangunan arsitektur data dilakukan dengan
cara membuat daftar kandidat entitas data, mendefinisikan kandidat entitas data, atribut, membuat hubungan antar entitas data, dan menghubungkan entitas data dengan fungsi bisnis.
64
a.
Membuat Daftar Kandidat Entitas Kandidat entitas merupakan entitas yang akan menjadi bagian dari
perencanaan
arsitektur
enterprise.
Untuk
menentukan
kandidat
entitas,
penentuannya didasarkan pada kondisi area fungsional utama pada value chain yang telah terdefinisi sebelumnya. Entitas bisnis yang diidentifikasi adalah entitas penerimaan peserta didik baru, entitas operasional akademik, entitas penglepasan peserta didik (alumni), entitas manajemen keuangan, entitas manajemen sarana prasarana, entitas manajemen kepegawaian, dan entitas pengelolaan teknologi informasi. Entitas yang terdefinisi diatas merupakan hasil pendefinisian fungsional utama dari value chain dimana ketujuh entitas bisnis tersebut hanya merupakan entitas bisnis belum sebagai entitas data. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi entitas data.Entitas data diperoleh dari fungsi bisnis menjadi entitas data. Proses identifikasi data dilakukan per fungsi bisnis atau per entitas bisnis. Hal ini untuk memastikan bahwa entitas data yang teridentifikasi mendukung fungsi bisnis. Entitas bisnis dan entitas data yang teridentifikasi adalah entitas yang mewakili seseorang, tempat, benda, aktivitas atau kejadian yang penting bagi bisnis. Masing-masing entitas bisnis diturunkan menjadi entitas data sehingga rencana pendefinisian entitas data dapat terbentuk. Selengkapnya entitas bisnis dan entitas data dapat dilihat di Lampiran 14. Dari Lampiran 14 dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 entitas data pada entitas bisnis penerimaaan peserta didik baru, 18 entitas data pada entitas bisnis operasional akademik, 2 entitas data pada entitas bisnis penglepasan peserta didik, 2 entitas data pada entitas bisnis manajemen keuangan, 2 entitas data pada entitas bisnis pengelolaan TI, 8 entitas data pada entitas bisnis manajemen kepegawaian, dan 3 entitas data pada entitas bisnis manajemen sarana prasarana. Sehingga total entias data adalah 36 entitas. b. Definisi Entitas dan Relasi Tahapan ini bertujuan untuk membuat pendefinisian dan deskripsi mengenai masing-masing entitas yang terdapat pada arsitektur data. Entitas data dapat merupakan orang, tempat, benda, atau kejadian. Dua entitas data dapat membentuk
relasi.
Hubungan antara entitas data digambarkan dengan
65
menggunakan skema diagram. Pada tesis ini skema diagram yang digunakan adalah Class diagram. Skema Class diagram yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 12. c.
Hubungan Fungsi Bisnis Dengan Entitas Data Tahapan ini bertujuan untuk menentukan entitas data yang perlu dibuat
(Created/C), yang digunakan (read/R), dan yang diperbaharui (update/U) oleh fungsi bisnis. Hubungan antara fungsi bisnis dengan entitas data dapat dilihat pada Lampiran 15. Dari Lampiran 15 terlihat suatu fungsi bisnis dapat berhubungan dengan beberapa entitas data dan begitu juga sebaliknya. Matriks yang merelasikan antara entitas data dengan fungsi bisnis dapat digunakan untuk menentukan ruang lingkup aplikasi pada tahapan fase arsitektur aplikasi dan untuk menunjukan penggunaan data sharing pada fungsi bisnis.
66
67
Gambar 12 Class Diagram.
4.3.6
Fase Technology Architecture Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan platform teknologi saat
ini dan melihat secara langsung penggunaan platform teknologi saat ini terhadap aplikasi yang digambarkan dalam bentuk matriks, serta membuat usulan platform teknologi terkait kebutuhan SMA Plus PGRI Cibinong. Langkah yang dilakukan pada fase ini antara lain:
4.3.6.1 Kondisi saat ini Berdasarkan hasil observasi langsung terhadap kondisi sistem dan teknologi saat ini pada penerapan SNP terlihat bahwa: 1.
Pengolahan data terkait dengan penerapan SNP masih sangat lemah karena hanya sebelas fungsi bisnis yang didukung aplikasi dalam pengolahannya. Saat ini fungsi bisnis sebagian besar masih dilakukan secara manual dan menggunakan aplikasi word, excel, dan powerpoint. Selain disimpan dalam bentuk softcopy, data banyak yang tersimpan dalam bentuk hardcopy. Dengan jumlah datayang sangat banyak maka sangat tidak efektif dan efisien jika cara-cara manual masih digunakan.
2.
Sistem operasi yang banyak digunakan adalah Windows XP walaupun didalam PC terdapat pula sistem operasi Linux. Namun pengetahun yang kurang akan Linux itu sendiri menjadi satu kendala dalam pemanfaatannya.
3.
Processor yang paling banyak digunakan adalah pentium IV dan Dual-Core. Penggunaan processor ini tersebar disetiap unit sekolah namun processor ini paling banyak digunakan di laboratorium komputer 1 dan 2.
4.
Alat input yang digunakan berbentuk mouse dan keyboard
5.
Alat cetak yang banyak digunakan adalah printer laserjet
Pemanfaatan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak di lingkungan SMA Plus PGRI Cibinong secara umum relatif sama. Platform teknologi dapat dilihat pada Lampiran 15. Saat ini jumlah total PC di SMA Plus PGRI Cibinong adalah 103 unit. Pemanfaatan PC ini tersebar di unit-unit organisasi sekolah (Tabel 13) yang terbagi sebagai berikut:
68
Tabel 13 Pemanfaatan PC pada unit-unit organisasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Unit organisasi Laboratorium biologi Tata Usaha Koperasi Bina Sejahtera Ruang Wakasek dan Kaur Ruang Kepala Sekolah Ruang guru Ruang bimbingan konseling Ruang Research Centerdan MMA Laboratorium komputer 1 Laboratorium komputer 2 Ruang Teknik komputer jaringan (TKJ) Ruang radio Warbelsera dan RPL Ruang Multimediabroadcasting Ruang Osis Mesjid Komputer Informasi Ruang perpustakaan Meja piket Gedung pembelajaran 3
Jumlah PC 1 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 6 unit 24 unit 24 unit 3 unit 1 unit 17 unit 3 unit 1 unit 1 unit 5 unit 2 unit 1 unit 4 unit
Saat ini terdapat satu buah server yang berfungsi untuk menangani website dan aplikasi e-learning. Adapun spesifikasi server yang dimiliki adalah intel (R) Xeon (R) X3430 processor 2,4 Ghz 8Mb cache turbo. Pada Lampiran 15 dapat dilihat bahwa pemanfaatan teknologi perangkat keras menggunakan personal komputer dan server. Mouse dan keyboard digunakan sebagai piranti masukan. Piranti keluaran menggunakan monitor dan printer. Media penyimpanan menggunakan hardisk, Compact discdan hardcopy sebagai media penyimpanan data. Pemanfaatan teknologi perangkat lunak hampir seluruhnya menggunakan dua sistem operasi yaitu Window XP dan Linux. Untuk pengolah kata menggunakan microsoft word, untuk spread sheet menggunakan microsoft excel, dan untuk presentasi menggunakan microsoft powerpoint ditambah beberapa software lainnya yang mendukung proses belajar mengajar. Teknologi untuk komunikasi menggunakan telepon, jaringan LAN untuk sharing data, dan internet. Peralatan jaringan yang dipakai adalah switch, router, kabel UTP, serta access point untuk mengakses wifi internet. Jumlah access point saat ini ada 3 access point yaitu pada ruang research center, warbelsera, dan tata
69
usaha. Minimnya jumlah access point berdampak pada pengaksesan internet menggunakan access point. Terdapat sekitar 25% ruangan dapat mengakses internet dan sekitar 75% ruangan yang tidak mendapatkan sinyal untuk pengaksesan internet. Saat ini di SMA Plus PGRI Cibinong terdapat 1 buah jaringan. Jaringan tersebut mencakup gedung Departemen IT dan gedung administrasi (ruang guru, ruang Kaur, ruang Kepsek, Ruang BK, Koperasi dan tata usaha). Dari jaringan tersebut melalui switch disebar ke perangkat keras yang ada di departemen IT dan gedung administrasi. Antara gedung administrasi dan Departemen IT dihubungkan lewat kabel UTP. Tidak adanya blueprint topografi jaringan di SMA Plus PGRI Cibinong menjadi salah satu kendala bila terjadi masalah dalam jaringan. Gambar topografi jaringan saat ini dapat dilihat pada Gambar 14. Saat ini ruang server terdapat pada pada gedung departemen IT lantai 2. Dari ruang server jaringan dihubungkan ke gedung administrasi dengan menggunakan kabel UTP. Untuk gedung pembelajaran 1, gedung pembelajaran 2, gedung
pembelajaran
3,
perpustakaan,
gedung
PSB,
masjid,
dan
laboratoriumbahasa, fisika, dan biologi belum terhubung jaringan internet.Untuk gedung pembelajaran 3 , gedung PSB, dan masjid memiliki jarak yang cukup jauh dari gedung departemen IT yaitu sekitar 300 - 400 meter sehingga tidak memungkinkan penggunaan jaringan menggunakan kabel UTP. Perletakan gedung dan unit organisasi terlihat pada Gambar 13.
70
Gedung PSB 1 tantai terdiri ruang Multimedia broadcasting dan studio
Ruang fitness dan gudang Masjid
Lahan Parkir
Gedung Administrasi 1 lantai terdiri dari ruang Guru, ruang Wakasek, ruang Kaur, ruang Kepsek, Ruang BK, ruang Koperasi, dan ruang Tata Usaha Gedung Departemen IT 2 lantai terdiri dari ruang research center, ruang TKJ, ruang radio, ruang RPL, warbelsera, ruangserver, laboratorium komputer 1 dan 2
Lapangan bulu tangkis
Gedung Pembelajaran 3 3 Lantai terdiri dari 15 ruang kelas. Lapangan basket
Gedung Perpustakaan 2 lantai terdiri dari ruang perpustakaan, ruang toserba, laboratorium kimia dan biologi, dan ruang laboran
Gedung Pembelajaran 1 2 Lantai terdiri dari ruang kelas, ruang OSIS, ruang dokter, dan ruang laboratorium bahasa
Gedung Pembelajaran 2 2 lantai terdiri dari ruang kelas
Gambar 13 Perletakan gedung dan unit organisasi sekolah. 71
Gambar 14 Tipografi Jaringan Komputer Saat Ini.
72
4.3.6.2 Relasi aplikasi dan platform teknologi saat ini Hubungan atau relasi aplikasi dengan platform teknologi secara detail bertujuan untuk melihat penggunaan sumberdaya teknologi oleh suatu aplikasi.Relasi tersebut digambarkan dalam bentuk matriks relasi. Dari matriks aplikasi dan platform teknologi diperoleh hasil secara umum bahwa platform teknologi saat ini belum digunakan secara maksimal dalam penerapan Standar Nasional Pendidikan. Matriks relasi aplikasi dengan platform teknologi saat ini dapat dilihat pada Lampiran 17.
4.3.6.3 Usulan perbaikan Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan teknologi yang dibutuhkan untukdapatmenyediakan lingkungan bagi aplikasi. Pendefinisian dan identifikasi terhadap arsitektur teknologi meliputi pendefinisian platform teknologi, penentuan platform teknologi, menghubungkan fungsi bisnis dengan platform teknologi, dan menghubungkan aplikasi dengan platform teknologi. Tahapan-tahapan dalam pembentukan arsitektur teknologi antara lain: 1.
Mengidentifikasikan prinsip teknologi Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasikan prinsip-prinsip mendasar
bagi platform teknologi yang diperlukan untuk mendukung lingkungandalam berbagi data (shared). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menentukan platform dan arahan penyediaan teknologi untuk mendukung penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. Hasil dari identifikasi prinsip - prinsip (Tabel 14) itu meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat komunikasi yang disesuaikan dengan arsitektur teknologi saat ini, arsitektur data, dan arsitektur aplikasi yang didefinisikan pada fase information system architecture. Tabel 14 Prinsip teknologi yang akan digunakan. No 1
Jenis Perangkat keras
Prinsip • Mendukung teknologi client server • Independen terhadapa vendor dan brand tertentu • Mampu beradapatsi dengan perkembangan teknologi di masa yang akan datang • Didasarkan pada kebutuhan dan tujuan dari penerapan SNP
2
Perangkat lunak
• Dapat beradaptasi dengan lingkungan • Sistem operasi mendukung penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi yang dibangun
73
No
Jenis • • • • • • • • • • •
3
2.
Perangkat komunikasi
Prinsip Mendukung jaringan Memiliki Lisensi Menggunakan konsep sistem terbuka (Opensource) Bersifat multiplatform (dapat beroperasi pada semua platform) DBMS harus dapat mengakomodasi kebutuhan transaksi data Data dibuat sekali, tidak redundan, dan harus konsisten Data merupakan milik bersama bukan milik unit organisasi tertenttu Pengkasesan data dibatasi oleh hak akses user Data mudah di pelihara dan di backup Bahasa pemrograman dapat menghasilkan aplikasi yang bersifat GUI Bahasa pemrograman mendukung teknik pengembangan berorientasi obyek
• Teknologi komunikasi mendukung komunikasi client server • Jaringan yang dibangun harus handal dan akses internet harus cepat • Internet digunakan untuk Sistem Informasi Penerapan SNP • Teknologi komunikasi mampu mendukung fungsi bisnis di masa yang akan datang
Mendefinisikan platform teknologi Tujuan dari tahapan ini adalah menentukan strategi distribusi aplikasi dan
data serta mendefinisikan platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi aplikasi dan data yang akan mendukung fungsi bisnis yang ada. Pada prinsip teknologi teridentifikasi bahwa teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi jaringan yang menghubungkan antar aplikasi sehingga dalam menentukan platform teknologi, lokasi antar unit organisasi dan gedung perlu di perhatikan. Aplikasi dan basis data yang akan dikembangkan menggunakan konsep open source, lisensi dan client server. Penggunaan aplikasi open source sejalan dengan deklarasi IGOS (Indonesia Goes Open Source) yang dicanangkan pada tahun 2004, diharapkan tidak ada lagi penggunaan aplikasi ilegal atau yang tidak berlisensi. Sedangkan
aplikasi berlisensi akan tetap digunakan dalam proses
migrasi ke open source dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang cukup untuk memanfaatkan aplikasi open source. Sedangkan untuk konsep client server nantinya aplikasi dan data diletakkan pada satu lokasi yang dapat diakses oleh
74
pengguna diseluruh bagian dan unit organisasi dengan pembatasan hak akses. Konsep ini memanfaatkan teknologi internet karena lokasi unit organisasi dan gedung yang berjauhan. Bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL dipilih karena pertimbangan open source. Detail platform teknologi yang diusulkan untuk pengembangan aplikasi terlihat pada Lampiran 18. Pada Lampiran 18 juga terlihat perubahan platform teknologi saat ini dengan usulan platform teknologi yang akan dikembangkan. Dengan asumsi teknologi informasi ini dipersiapkan sampai lima tahun ke depan, maka dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan arsitektur enterprise. Adapun perangkat keras yang perlu dipersiapkan adalah: a.
Server Saat ini hanya ada satu server yang digunakan untuk website, aplikasi SMS Gateaway dan e-learning. Berkaitan dengan arsitektur aplikasi yang akan dibuat, maka diusulkan penambahan server dengan mengoptimalkan server yang sudah ada saat ini. Jumlah server yang diusulkan berjumlah dua unit, yaitu: •
1 unit server sebagai application server untuk menyimpan aplikasi selain aplikasi sistem informasi penerapan SNP menggunakan server yang ada saat ini.
•
1 unit server sebagai database server untuk menyimpan data aplikasi sistem informasi penerapan SNP
b. PC (Personal Computer) Saat ini jumlah PC yang ada sudah cukup memadai karena di semua unit organisasi telah terdapat PC, namun dibeberapa unit organisasi diperlukan penambahan PC dengan requirement yang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa lokasi yang memerlukan upgrading dan penambahan PC antara lain laboratorium komputer 1 dan 2, perpustakaan, komputer informasi, ruang guru, dan ruang Wakasek dan Kaur. Unit PC yang memerlukan upgrading dan penambahan adalah sebagai berikut: •
PC pada laboratorium komputer 1 dan 2 perlu di lakukan upgrade untuk spec dari masing-masing PC terutama dari processor dan OS nya. Dari
75
segi jumlah sudah mencukupi yaitu 24 PC ditiap lab dengan pertimbangan 1 PC untuk 2 peserta didik, dengan jumlah peserta didik perkelas nya 46. •
Penambahan 1 unit PC pada gedung PSB dan MMB untuk keperluan multimedia broadcasting.
•
Penambahan 4 unit PC di ruang perpustakaan karena 2 PC yang ada saat ini hanya untuk administrasi staff perpustakaan sedangkan untuk pengguna perpustakaan belum ada PC yang dapat digunakan.
•
Penambahan 3 unit PC untuk komputer informasi karena dengan jumlah yang ada saat ini komputer informasi belum ada disetiap gedung.
•
Penambahan 4 PC pada ruang guru karena jumlah total pendidik saat ini sekitar 80 orang sehingga perlu ditambahkan PC yang dapat dimanfaatkan pendidik.
•
Penambahan 2 PC pada ruang Wakasek dan Kaur karena saat ini hanya 1 PC yang dapat dimanfaatkan.
•
Penambahan 4 PC pada ruang RPL karena saat ini anggota kopasus dari RPL masih memanfaatkan PC yang berada di warbelsera yang fungsi sebenarnya untuk di sewakan kepada peserta didik yang memerlukannya.
•
Penambahan 15 PC pada gedung pembelajaran 3 yang merupakan kelas unggulan dimana disetiap kelas direncanakan akan terpasang 1 PC yang terkoneksi internet. Gedung pembelajaran 3 terdiri dari 3 lantai dan tiap lantainya terdiri dari 5 kelas.
c.
Access Point Penambahan access point dimaksudkan agar seluruh warga sekolah mulai dari pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan,dan tenaga layanan khusus maupun tamu yang datang ke sekolah dapat dengan leluasa mengakses Sistem Informasi Penerapan
SNP melalui internet tanpa jaringan kabel. Pada
Gambar 13 terlihat lokasi unit-unit organisasi dan gedung di SMA Plus PGRI Cibinong. Tempat server berada di gedung departemen TI, jarak terdekat dengan gedung ini adalah gedung administrasi, gedung pembelajaran 1 dan 2 sehingga masih memungkinkan menggunakan kabel UTP. Sedangkan yang memiliki jarak cukup jauh antara lain gedung pembelajaran 3, gedung PSB,
76
dan fitness center dihubungkan langsung daritower radio untuk koneksi internetnya. Untuk komunikasi menggunakan telepon, faximile, jaringan LAN, internet, serta peralatan jaringan seperti switch, NIC, router, kabel UTP, dan access point. Saat ini access point hanya ada di warbelsera, research center, dan tata usaha saja terlihat pada Gambar 14. Terdapat 75% ruangan yang belum dapat mengakses internet via wifi. Untuk itu perlu dilakukan penambahan access point sehingga seluruh sudut sekolah mendapatkan koneksi internet dengan baik. Acces point yang diusulkan dipasang pada setiap lantai di gedung pembelajaran 1, 2, 3, gedung PSB, perpustakaan dan cafe maka diperlukan penambahan 10 access point dengan pembagian sebagai berikut: •
3 access point di gedung pembelajaran 3
•
2 access point pada gedung pembelajaran 1
•
2 access point pada gedung pembelajaran 2
•
1 access point untuk ruang perpustakaan
•
1 access point untuk gedung PSB
•
1 access point untuk cafe atau kantin
Pemasangan access point yang diusulkan terlihat pada Gambar 15. Pada Gambar 15 juga terlihat terdapat penambahan 2 jaringan baru yaitu jaringan yang digunakan ruang PSB dan jaringan yang digunakan gedung pembelajaran 3. Terlihat juga adanya penambahan modem untuk akses internetdari Astinet dengan bandwidth yang lebih besar dari sebelumnnya. Direncanakan akses internet yang lama dari speedy dan bonet akan dikonsentrasikan untuk warbelsera saja sedangkan astinet yang nantinya akan digunakan untuk semua warga sekolah. d.
Router Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk membagi protokol kepada anggota jaringan yang lainnya sehingga sebuah protocol dapat di sharing ke perangkat jaringan lain. Tidak ada penembahan jumlah router namun dilakukan upgrade terhadap tipe router yang ada saat ini. Diusulkan memakai router mikrotik 1100 AH dengan processor PowerPC MPC8533
77
1066MHz, chipset enkripsi, memori yang cukup besar, memiliki 13 port gigabit ethernet, 2 buah switch chip, dan 2 buah port auto by pass on failure, serta casing 19" 1U rackmount. e.
Switch Switch adalah komponen jaringan yang digunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan komputer-komputer yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar. Switch yang diusulkan adalah CISCO catalyst 2960 seriesyang memiliki 24 port. Dari 24 port tersebut, dua port digunakan untuk menghubungkan switch ke router atau antar switch.
78
79
Gambar 15 Usulan Tipografi Jaringan.
3.
Membuat relasi fungsi bisnis dengan platform teknologi Tahapan ini bertujuan untuk melakukan justifikasi teknologi dengan cara
menghubungkan fungsi bisnis dengan platform teknologi. Hubungan fungsi bisnis dan usulan platform teknologi digambarkan dalam bentuk matriks pada Lampiran 19. Dari Lampiran 19 dapat disimpulkan bahwa 45 fungsi bisnis didukung oleh usulan platform teknologi karena sebagian besar fungsi bisnis menggunakan platform teknologi yang diusulkan.
4.
Membuat relasi aplikasi dengan platform teknologi Pada tahap ini dilakukan justifikasi untuk platform teknologi dengan cara
menghubungkan platform teknologi dengan
usulan aplikasi yang terdefinisi
dalam arsitektur aplikasi. Relasi antara platform teknologi dan usulan aplikasi digambarkan dalam bentuk matriks pada Lampiran 20. Terlihat bahwa teknologi yang ada masih dapat digunakan karena teknologi tersebut masih dapat mendukung aplikasi namun dengan melakukan upgrade hardware, software dan penggantian teknologi dengan yang baru dengan perkiraan investasi selama lima tahun kedepan. Penambahan teknologi baru
yang diusulkan adalah penggunaan mesin
absensi menggunakan fingerprint yang terhubung dengan server . Mesin absensi ini nanti nya akan dipasang pada gedung departemen IT, ruang guru, dan ruang tata usaha. Mesin absensi ini diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Kelebihan dari menggunakan fingerprint adalah absensi tidak dapat diwakilkan karena harus menggunakan sidik jari orang yang bersangkutan. Tidak seperti yang menggunakan ID card sebagai input data absen. Selain itu manfaat dari mesin absensi dengan sidik jari adalah disiplin pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus dalam waktu kerja dan mengajar, output mesin absensi bisa dijadikan acuan untuk evaluasi pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus terhadap kehadiran, output mesin absensi sebagai salah satu indikator untuk pemberian penghargaan, sertifikasi profesi, promosi, dan mutasi pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus.
80
Arsitektur teknologi didefinisikan setelah pendefinisian arsitektur data dan arsitektur aplikasi, hal ini untuk memastikan bahwa teknologi tersebut feasible (layak) dan konsisten dengan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Dari arsitektur data, aplikasi, dan teknologi terlihat bahwa ketiga arsitektur aplikasi saling berkaitan untuk mendukung arsitektur enterprise yang akan dibangun.
4.3.7
Fase Opportunities and Solution Pada fase ini dilakukan identifikasi parameter strategis dengan cara
evaluasi gap dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi untuk selanjutnya membuat strategi untuk solusi. Adapun yang dilakukan pada fase ini antara lain: 4.3.7.1 Evaluasi Gap antara kondisi as is dan to be Tahapan ini bertujuan ini mengidentifikasi parameter strategis.Pada fase architecture vision dilakukan analisis terhadap kondisi saat ini (as-is).Dan pada fase information system architecture dan technology architecture dilakukan pemodelan kebutuhan sistem informasi yang akan datang (to-be). Dari hasil analisis yang telah dilakukan terdapat kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dengan usulan untuk mencapai kondisi yang akan datang. Analisis kesenjangan dilakukan untuk melihat perbandingan kondisi saat ini dengan setelah penerapan arsitektur yang akan datang. Setelah itu dari hasil evaluasi kesenjangan dapat dibuat strategi untuk penyelesaian permasalahan. 4.3.7.2 Perbandingan data Dari Tabel 15 yang merupakan entitas data dari kondisi saat ini terdapat 27 entitas data, dimana 5 entitas data nya mengalami pengulangan dalam penggunaanya dalam sistem. Sehingga hanya 22 entitas data yang digunakan. Pada Lampiran 14 dapat dilihat entitas data yang diusulkan untuk digunakan dalam sistem baru yang akan dibangun. Jumlah entitas yang diusulkan ada 36 entitas data untuk 7 fungsi bisnis di SMA Plus PGRI Cibinong. Selanjutnya entitas data dari kondisi saat ini dibandingkan dengan entitas data yang diusulkan. Dari hasil perbandingan yang dilakukan dari 22 entitas data saat ini dan 36 entitas data yang diusulkan diperoleh menunjukan adanya data yang belum lengkap dalam menunjang fungsi bisnis penerapan
SNP secara
81
menyeluruh. Hanya 6 dari 22 atau 28 % entitas saat ini saja yang sesuai dengan entitas data yang diusulkan yaitu entitas pendidik, peserta didik, mata pelajaran, kelas(ruangan), staff (tenaga kependidikan), dan nilai. Sedangkan untuk entitas data saat ini yang tidak terdapat dalam usulan nantinya tetap dapat dimanfaatkan untuk entitas data yang terkait. 4.3.7.3 Perbandingan Aplikasi Berdasarkan matriks antara fungsi bisnis dan modul aplikasi pada Lampiran 13 diperoleh gambaran ideal tentang modul-modul aplikasi yang seharusnya ada untuk mendukung fungsi bisnis. Dari hasil perbandingan aplikasi yang ada saat ini dengan aplikasi yang diusulkan terlihat pada Lampiran 21. Terdapat 25 modul aplikasi atau 75% modul aplikasi yang belum tersedia. Dengan gap analisis aplikasi dapat diketahui aplikasi apa saja yang perlu di pertahankan dan dimodifikasi juga aplikasi apa saja yang perlu diganti secara keseluruhan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa aplikasi SMS Gateaway dan e-learning yang ada saat ini harus diganti dengan aplikasi yang disusulkan karena belum mampu memenuhi fungsi bisnis yang berjalan pada saat ini. 4.3.7.4 Perbandingan Platform Teknologi Dari hasil perbandingan platform teknologi yang ada saat ini dengan arsitektur ideal yang diusulkan pada Lampiran 22, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: a.
Dengan konsep client server maka seluruh distribusi data dan aplikasi akan berpusat pada server. Untuk itu perlu dilakukan penambahan satu buah server dengan mengoptimalkan server yang sudah ada sebelumnya. Kedua server ini akan berfungsi sebagai application server dan database server.
b.
Penambahan PC dengan spec Core i3 2.5 GHz dilakukan pada laboratorium komputer 1 dan laboratorium komputer 2 serta warbelsera dikarenakan ditempat ini proses pembelajaran TIK kepada peserta didik dan pelatihanpelatihan kepada pendidik dilakukan. Penambahan ini merupakan investasi untuk lima tahun kedepan. Untuk PC yang ada pada laboratorium ini sebelumnya di optimalkan untuk unit-unit organisasi lain yang membutuhkan lebih banyak PC untuk fungsi bisnis nya.
82
c.
Satu penambahan teknologi baru yaitu mesin absensi fingerprint untuk pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Penempatan mesin ini ada di ruang guru, tata usaha, dan ruang research center.
d.
Perlu dilakukan penggantian ukuran monitor untuk monitor 14" digantikan dengan monitor LCD 17" dengan pertimbangan resolusi gambar yang lebih baik.
e.
Dilakukan penggantian perangkat lunak untuk bahasa pemrograman dari visual basic 6 ke PHP karena perangkat lunak ini opensource.
f.
Penambahan perangkat lunak open source berbasis linux yaitu gimp, blender, dan bluefish direncanakan menjadi perangkat lunak untuk migrasi dari 3dmax 7, adobe photoshop CS3, dan adobe dreamweaver yang berbasis windows.
4.3.8
Migration Planning Tujuan dari tahapan ini adalah merencanakan proses migrasi atau peralihan
dari sistem yang lama ke yang baru agar penerapan sistem informasi yang akan dibangun menjadi terarah dan berjalan dengan baik. Proses migrasi meliputi penentuan prioritas project, resourcing dan biaya, dan meminimalisasi resiko. 4.3.8.1 Prioritas project Salah satu tujuan penerapan arsitektur aplikasi adalah menentukan prioritas dan merumuskan urutan modul aplikasi yang harus dikerjakan. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menentukan urutan pengembangan modul aplikasi di SMA Plus PGRI Cibinong adalah berdasarkan kebijakan dari unsur pimpinan di sekolah. Untuk Tahun 2011/2012 kebijakan yang diambil oleh unsur pimpinan sekolah adalah menitik beratkan kepada pelayanan yang optimal, peningkatan kinerja pendidik dan staff, pengembangan infrastruktur, dan manajemen keuangan. Pelayanan yang optimal ditujukan kepada peserta didik, orang tua, dan masyarakat. Pelayanan yang dimaksud antara lain pelayanan didalam kegiatan belajar mengajar, pelayanan ketersediaan informasi kepada masyarakat, dan pelayanan laporan perkembangan peserta didik. Peningkatan kinerja pendidik dan staff diperlukan untuk meningkatkan kemampuan serta menambah wawasan pendidik dan staff. Peningkatan kinerja
83
dilakukan dengan pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti workshop, seminar, dan sertifikasi pendidik. Pengembangan infrastruktur berupa penambahan gedung, kelengkapan kegiatan belajar mengajar, pengadaan lahan, dan pengembangan jaringan dan internet. Manajemen keuangan yang ada saat ini masih dilakukan secara manual dan membutuhkan tenaga administrasi yang cukup banyak, sering terjadi human error dalam pencatatan transaksi keuangan hal tersebut menyebabkan manajemen keuangan yang ada saat ini tidak sesuai dengan perkembangan sekolah. Untuk itu sekolah memerlukan modul aplikasi keuangan yang sesuai dengan proses bisnis yang terjadi di SMA Plus PGRI Cibinong. Dari kebijakan yang diambil oleh unsur pimpinan diperoleh urutan aplikasi yang harus dikerjakan. Urutan penerapan modul aplikasi dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini. Tabel 15 Urutan penerapan modul aplikasi Urutan 1
Kebijakan sekolah Pelayanan yang optimal
Kandidat urutan modul aplikasi Aplikasi kalender akademik Aplikasi penerimaan peserta didik baru Aplikasi penetapan rombongan belajar Aplikasi dokumen KTSP Aplikasi jadwal pelajaran Aplikasi jadwal laboratorium Aplikasi bimbingan akademik Aplikasi pengelolaan student day Aplikasi rata-rata KKM peserta didik Aplikasi penilaian Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan Aplikas jadwal ujian Aplikasi evaluasi KBM Aplikasi pelaporan akademik Aplikasi pembuatan raport Aplikasi pengelolaan lulusan Aplikasi pelacakan alumni Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
2
Peningkatan kinerja pendidik dan staff
Aplikasi beban kerja minimal pendidik Aplikasi pembagian tugas pegawai Aplikasi kualifikasi pegawai Aplikasi rencana kerja Aplikasi angket pendidik
84
Urutan
Kebijakan sekolah
Kandidat urutan modul aplikasi Aplikasi sistem penghargaan pegawai Aplikasi sertifikasi profesi Aplikasi promosi Aplikasi mutasi pegawai
3
Pengembangan infrastruktur
Aplikasi sarana prasarana
4
Manajemen Keuangan
Aplikasi pembiayaan
Aplikasi kelengkapan TI Aplikasi pendanaan Aplikasi pelaporan keuangan
4.3.8.2 Resourcing dan Biaya Untuk pengembangan Sistem Informasi Penerapan
SNP dibutuhkan
sumber daya yang cukup. Terdapat tiga sumber daya yang terkait dengan pengembangan sistem, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia. Untuk sumber daya perangkat lunak dan perangkat keras sudah teridentifikasi pada fase technology architecture sedangkan untuk sumber daya manusia akan diidentifikasi pada fase ini. Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan dalam pengembangan sistem, karena manusia merupakan pengguna dan pengembang dari sistem informasi ini nantinya. Berkaitan dengan hal tersebut maka sumber daya manusia perlu dipilih dan ditentukan. Sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan sistem dapat dibagi kedalam tujuh bagian berdasarkan tugasnya (Tabel 16), antara lain: Tabel 16 Tugas dan jumlah sumber daya manusia No
Tugas
Jumlah
1
Pimpinan proyek
1 orang
2
Desainer
2 orang
3
Sistem analis
2 orang
4
Programmer
5 orang
5
Data Base Administrator (DBA)
1 orang
6
Tester aplikasi
4 orang
7
Entry Data Processing (EDP)
2 orang
8
Infrastruktur dan jaringan
2 orang
85
Untuk detail biaya pengadaan perangkat lunak, perangkat keras, dan sumberdaya manusia dapat dilihat pada Lampiran 23. Pada Lampiran 23 biaya untuk sumber daya manusia yang bertugas terhadap infrastruktur dan jaringan tidak dimasukkan, karena pekerjaan yang dilakukan sudah termasuk dalam operasional sehari-hari dan jumlah personilnya sudah cukup banyak yaitu tiga orang. Dari detail biaya ini migration planning dilaksanakan dalam 3 tahap melihat dari kemampuan sekolah saat ini (Lampiran 23). Tahap 1 dimulai dengan migrasi perangkat lunak dan keras. Untuk tahap 2 mulai dibuat aplikasi-aplikasi yang telah diusulkan, dan pada tahap 3 dilakukan dokumentasi, training, dan sosialisasi kepada semua stakeholder sekolah. Sumber
daya
pimpinan
proyek
juga
tidak
dimasukkan
dalam
pengembangan sistem informasi, karena pimpinan proyek diambil dari internal SMA Plus PGRI Cibinong yaitu pimpinan Departemen IT dengan pertimbangan lebih memahami kondisi organisasi dengan baik dan memudahkan dalam pengontrolan pengembangan sistem informasi.
4.3.8.3 Meminimalisasi resiko Dalam penerapan Sistem Informasi Penerapan SNP diharapkan seminimal mungkin terjadi resiko akibat penerapan sistem ini. Untuk meminimalisasi resiko, ada beberapa hal yang harus dilakukan: 1. Melakukan testing terhadap modul aplikasi yang akan dipenerapan kan kedalam sistem yang akan dibangun. 2. Mendokumnetasikan Sistem Informasi Penerapan SNP secara lengkap dan terstruktur sehingga bila terdapat kesalahan dapat dengan mudah di telusuri. 3. Penerapan Sistem Informasi dilakukan secara pararel dengan beberapa aplikasi yang sudah ada saat ini. Bila selama satu periode penerapan berjalan tanpa hambatan maka migrasi data mulai dilakukan. 4. Pelatihan dan training terhadap pengguna aplikasi 5. Melakukan sosialisasi untuk semua stakeholder di SMA Plus PGRI Cibinong
86
4.3.9
Fase Implementation Governance Tahapan ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan
tata kelola sistem dan tata kelola teknologi informasi secara struktur. Tata kelola IT adalah suatu kerangka kerja yang mengatur dan mengelola keseluruhan proses perencanaan, realisasi, operasional, pengamanan, kelangsungan layanan, dan evaluasi internal penyelenggaraan TIK melalui jalur kepemimpinan yang tegas dan transparan untuk menjamin bahwa investasi TIK menunjang dan sesuai dengan aspek strategis dari tugas pokok dan fungsi suatu organisasi. Saat ini untuk tata kelola teknologi informasi di SMA Plus PGRI Cibinong merupakan tanggung jawab Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong. Departemen ini dibentuk sejak tahun 2005 berdasarkan surat keputusan Kepala Sekolah. Tujuan didirikannya Departemen ini adalah untuk mengembangkan IT di SMA Plus PGRI Cibinong untuk mendukung Visi dan Misi sekolah. Perkembangan TI yang terlihat saat ini antara lain tersedianya jaringan internet, jumlah PC yang mencukupi, maintenance komputer yang dilakukan sendiri, dan kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dikarenakan banyak pelatihan-pelatihan secara rutin diberikan oleh Departemen IT. Tim Departemen IT saat ini berjumlah 11 orang dengan pembagian tugas terlihat pada Tabel 17. Tabel 17 Pembagian Tugas Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong No
Tugas
Jumlah
1
Pimpinan Departemen IT
1 orang
2
Saff Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
1 orang
3
Staff Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
3 orang
4
Staff Multimedia (MM)
2 orang
5
Staff Warbelsera
1 orang
6
Staff pengembangan bisnis
3 orang
Mengacu kepada Surat Edaran Kementrian Keuangan Republik Indonesia Nomor: SE-5/PJ/2011 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dijelaskan bahwa tata kelola IT terdiri dari pengelolaan keamanan informasi, pengelolaan layanan TIK, pengelolaan pengembangan TIK, pengelolaan kelangsungan layanan TIK, pengelolaan proyek TIK, serta pemantauan dan
87
evaluasi kinerja TIK. Detail usulan yang dilakukan pada fase implementation governance ini dapat dilihat pada Lampiran 24. Selanjutnya usulan tata kelola IT ini akan dilaksanakan oleh tim IT Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong dengan didukung oleh surat keputusan Kepala Sekolah.
4.3.10 Fase Change Management Change Management
merupakan hal yang
sangat
penting
bagi
kelangsungan dan perkembangan suatu organisasi. Semakin efektif suatu organisasi menangani perubahan maka semakin besar kemungkinan organisasi tersebut akan tumbuh dan berkembang. Perubahan dalam suatu organisasi merupakan aktivitas yang sangat kompleks. Tujuan dari change management adalah menjadikan organisasi lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap perubahan
lingkungan.
Perubahan
yang
terjadi
tidak
berdampak
pada
pengurangan sumber daya manusia, akan tetapi lebih kepada peningkatan kemampuan diri dan pemahaman terhadap perubahan organisasi. Change management dilakukan pada tiga tingkat yaitu individu, organisasi, dan teknologi. Kemampuan individu dalam memanfatkan teknologi akan sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan teknologi sehebat apapun tidak akan berguna jika tidak cukup sumberdaya manusia yang mampu menggunakannya. Oleh karena itu tiga faktor ini menjadi sangat penting dalam proses change management karena satu sama lainnya memiliki keterkaitan. Detail change management dari masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
a.
Perubahan pada tingkat individu Yang menjadi hambatan dalam penerapan change management adalah
kesadaran dan pemahaman individu akanpentingnya perubahan yang sedang dilakukan. Untuk memperoleh kesadaran dari tiap individu bisa dilakukan komunikasi dengan memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, dan dampak dari change management kepada semua pihak. Komunikasi dapat berupa diskusi, laporan, dan presentasi. Sedangkan untuk mendapatkan pemahaman yang sama tentang change management bisa dilakukan pemberian pemahaman akan tujuan organisasi, pemusatan pada keterampilan individu
88
dengan memberikan pelatihan-pelatihan, serta melibatkan pengguna dalam proses change management.
b. Perubahan pada tingkat organisasi Organisasi adalah kumpulan dari individu. Change management akan lebih mudah jika disetujui oleh kelompok melalui keputusan bersama walaupun realisasi nyata perubahan tersebut dilakukan oleh individu-individu anggotanya. Untuk itu dalam menjalankan proses perlu melibatkan kelompok-kelompok dengan melakukan pendekatan, sharing keberhasilan dengan
menghargai
keberhasilan upaya bersama, dan membandingkan tujuan dengan hasil yang diharapkan sehingga terbentuk suatu pola baru pada budaya organisasi.
c.
Perubahan teknologi Teknologi informasi merupakan kesatuan dari perangkat keras, perangkat
lunak, brainware (SDM), mekanisme, prosedur, peraturan, teknik pengolahan, teknologi dan komponen lainnya yang berhubungan dengan proses pengolahan data sampai dengan penyebaran informasi. Dalam pemanfaatan teknologi informasi setiap organisasi pasti mengalami tahapan demi tahapan yang disesuaikan
dengan
kesiapan
secara
insfrastruktur
dan
sumber
daya
manusia.Perubahan teknologi yang dimaksud adalah change management dari budaya konvensional beralih ke budaya komputerisasi. Untuk itu perlu disiapkan perlengkapan teknologi untuk organisasi, pelatihan secara berkala, monitoring selama masa pelatihan dan transisi, dan pengembangan teknologi. Namun faktor yang paling penting dalam berhasilnya proses change management dalam suatu organisasi adalah kepemimpinan perubahan yaitu pemimpin yang efektif untuk memperkenalkan dan mempertahankan pengelolaan perubahan
dengan
sebaik-baiknya.
Pengelolaan
yang
dimaksud
adalah
mengarahkan, membatasi, dan mengendalikan perubahan sehingga mencapai sasaran yang diinginkan, bukan perubahan yang merusak organisasi.
89
V
5.1
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Pemodelan bisnis digambarkan dengan value chain, berkaitan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu Penerapan
Standar Nasional
Pendidikan, pemodelan bisnis memiliki 7 area fungsional utama, yaitu penerimaan peserta didik baru, operasional akademik, penglepasan peserta didik (alumni), manajemen keuangan, manajemen kepegawaian, manajemen sarana prasarana, dan pengelolaan teknologi informasi. 2.
Adanya komitmen dari Kepala Sekolah dan unsur pimpinan di SMA Plus PGRI Cibinong dalam pengembangan IT dengan adanya Surat Keputusan Kepala Sekolah tahun 2005 dan pembentukan Departemen TI di SMA Plus PGRI Cibinong.
3.
Dari fase-fase yang ada di TOGAF ADM, diperoleh 7 area fungsional, 45 fungsi bisnis, 36 entitas data, dan 32 kandidat aplikasi yang akan dikembangkan
untuk
mendukung
penerapan
Standar
Nasional
Pendidikan. 4.
Aplikasi SMS gateaway dan e-learning yang ada saat ini diganti secara keseluruhan karena menggunakan platform yang berbeda.
5.
Platform teknologi yang ada saat ini mendukung kanditat aplikasi yang diusulkan tetapi perlu penambahan dan peningkatan teknologi dengan optimalisasi teknologi yang ada.
6.
Pemodelan arsitektur enterprise ini, memberikan panduan dalam membuat cetak biru untuk pengembangan sistem informasi penerapan SNP untuk data, aplikasi, bisnis, dan teknologi. Untuk itu pemodelan arsitektur enterprise ini dapat dijadikan panduan langkah awal untuk melakukan perencanaan cetak biru pengembangan sistem informasi penerapan SNP.
90
5.2
Saran 1.
Adanya
pengembangan
sistem
yang
terintegrasi
maka
pendokumentasian terhadap sistem yang terkait harus dilakukan dengan baik. 2.
Pada Departemen TI SMA Plus PGRI Cibinong perlu adanya peningkatan sumber daya manusia yang terkait teknologi informasi agar proses pengembangan IT dapat berjalan lebih cepat. Personil yang ada saat ini sebagian besar merupakan pendidik dan memiliki disiplin ilmu yang tidak terkait dengan teknologi informasi.
3.
Untuk memperoleh cetak biru yang lebih detail dan lengkap mencakup keseluruhan sub fase diperlukan kajian lebih lanjut dan meneruskan penelitian dengan melakukan kajian pada setiap sub fase dalam TOGAF ADM.
91
DAFTAR PUSTAKA [CIO Council] Chief Information Officer Council. 2001, A Practical Guide to Federal Enterprise Architecture version 1.0.Boston: Springfield. [DEPKOMINFO] Departemen Komunikasi dan Informasi, 2006. “Dewan teknologi informasi dan komunikasi nasional (Kepres No: 20 tahun 2006). Harrison K, Varveris. L. 2006. TOGAF: Establishing Itself As The Devenitive Method for Building Enterprise Architecture in The Commercial World. [IFEAD] Institute For Enterprise Architecture Development. 2005, Trends in Enterprise Architecture 2005: how are organizations progressing. Netherland: IFEAD. Jogiyanto. 2007. Model kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi, Yogyakarta. Land MO. Proper E, Waage M, Cloo J, Steghuis C. 2009, Enterprise Architecture: Creating value by Informed Goverance, Berlin: Spinger. Lankhorst M. 2005, Enterprise Architecture at Work: Modelling, Communication, and Analysis, Berlin: Springer. Katili EA. 2004. Pengembangan Arsitektur Informasi Perusahaan Aspek Fungsi, Jaringan, Motivasi, AJB Bumi Putera 1912 [Tesis], Bandung: ITB, Hal 9. Konsep dan Strategi Penerapan Program SMA Model SKM-PBKL-PSB (2010), Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen. Marimin, Tanjung H, Prabowo H. 2006, Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. Mutyarini K, Sembiring. J, 2006. Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia, Prosiding KNTI&K. pp102-107. Open Group. 2011a, The Open Group Architecture Framework: Architecture Development Method, http://www.opengroup.org/architecture/togaf9doc/arch/, diakses pada Tanggal 11 April 2011. Open Group. 2011b, The Open Group Architecture Framework, http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9-doc/arch/chap05.html, diakses 12 April 2011. Parizeu Y. 2002,” Enterprise Architecture for complex Government and The Challenge of Government On-Line in Canada”, Riset Master, Dalhousie University. Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta.
92
Setiawan EB. 2009a. Pemilihan EA Framework. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 114 118. Setiawan EB. 2009b. Perancangan Strategis Sistem Informasi IT TELKOM untuk menuju World Class University. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi: Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 97-101. [SMA Plus PGRI Cibinong]. 2007. Buku Pedoman Mahasiswa, Bogor. Spewak, Steven H 1992. “Enterprise Architecture Planning : Developing a Blueprint for data, Application and Technology”, john Wiley and Sons, Inc. Surendro K. 2007. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi, Jurnal Informatika, Fak. Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. Vol. 8, No.1: pp1-9. Setiady, Rochmanijar. 2000. “Sekilas Architecture Enterprise”. Sutanta E. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutedjo B, 2002, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Ugavina N. 2009, Internetworking sebagai suatu infrastruktur Pembangun Information Superhighway. Wahyu W. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit dan Percetakan) AMP YKPN. Yunis R, Surendro, K. 2008. Pemilihan Metodologi Pengembangan Enterprise Architecture untuk Indonesia. Prosiding SNIKA. Vol. 3, No.1:pp A53-A59. Zachman JA. 1996. The Framework for Enterprise Architecture: background, description, and utility. Canada: Zachman International, Inc. Zachman JA. 1997. Enterprise Architecture: The issue of the century, database programming and design. Canada. Zachman International, Inc. Zachman JA. 2003. Zachman framework for Enterprise Architecture, Primer for Enterprise Engineering and Manufacturing, Ed ke-1b, OMG BRWG RFI: Zachman International, in press. _________.2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
93
Lampiran 2 Policy management
Lampiran 3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SNP saat ini No
Inisial nama
Pendidikan
Masa Kerja
Status
Usia
Jabatan
1
BT
S3
31 th
Guru DPk
61 th
Kepala Sekolah
2
AR
S2
18 th
Guru DPk
46 th
Wakil Kepala Sekolah Senior
3
N
D3
12 th
Guru tetap yayasan (GTY)
45 th
Kaur Kurikulum
4
SW
S2
9 th
Guru DPk
43 th
Kaur Kurikulum
5
IS
S1
6 th
Guru tetap yayasan (GTY)
57 th
Kaur Sarana prasarana
6
FS
S1
11 th
Guru tetap yayasan (GTY)
42 th
Kaur Sarana prasarana
7
IG
S1
11 th
Guru tetap yayasan (GTY)
42 th
Kaur kesiswaan
8
SG
S1
22 th
Guru tetap yayasan (GTY)
47 th
Kaur kesiswaan
9
IK
S2
21 th
Guru tetap yayasan (GTY)
48 th
Pengawas pengendali mutu
10
EN
S2
23 th
Guru DPk
49 th
Staff BK
Job description • • • • • •
• • •
• • •
• • •
•
Membentuk tim kerja Memberi tugas tim kerja Memberi arahan teknis Memantau dan mengontrol Mengumpulkan dokumen yang terkait SNP Melakukan analisis Standar Proses dengan menginventarisasi perangkat pembelajaran, proses pembelajaran dan pengawasan pembelajaran. Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Sarana Prasarana dengan menginventarisasi bangunan, gedung, lahan, ruangan dan sarana pendukung lainnya. Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan menginventarisasi kualifikasi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, tenaga non kependidikan Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Isi dengan menginventarisasi kepemilikan dokumen KTSP, komponen KTSP dan pengembangan silabus Menyusun rencana dan jadwal kerja
No
Inisial nama
Pendidikan
Masa Kerja
Status
Usia
Jabatan
11
SN
D3
12 th
Guru tetap yayasan (GTY)
45 th
Kaur Humas
12
PM
SMEA
25 th
Pegawai tetap yayasan
51 th
Staff
13
B
S1
8 thn
14
IC
S1
5 th
15
LH
S1
4 th
16
RK
S1
10 th
17
MZ
S1
18
IY
S1
Pegawai tetap yayasan Pegawai tetap yayasan Pegawai tetap yayasan
32 th 30 th
Tim pelaksana IT Tim pelaksana IT
29 th
Kaur Humas
Guru tetap yayasan (GTY)
44 th
Tenaga pendidik bahasa jepang
8 th
Guru tetap yayasan (GTY)
32 th
Tenaga pendidik bahasa inggris
8 th
Guru tetap yayasan (GTY)
30 th
Tenaga pendidik bahasa inggris
Job description • •
• • •
•
• • •
• •
Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Pembiayaan dengan menginventarisasi rancangan biaya operasional, sumbersumber pembiayaan, program dan upaya sekolah menggali dan mengelola dana. Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Pengelolaan dengan menginventarisasi pelaksanaan program sekolah, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan, evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen Melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan dengan menginventarisasi kriteria ketuntasan minimal dan kriteria kelulusan Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen Melakukan analisis Standar Penilaian Pendidikan dengan menginventarisasi prinsip penilaian, instrumen penilaian , dan prosedur penilaian. Menyusun rencana dan jadwal kerja Menggandakan dokumen
Lampiran 4 Identifikasi komponen, aspek, dan indikator SNP
1.
Standar Isi 1.1. Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1.1.1. Sekolah memiliki dokumen KTSP yang penyusunannya dilakukan melalui proses analisis konteks, validasi, dan rekomendasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, verifikasi dan penanda tanganan oleh Dinas Pendidikan Propinsi, serta pemberlakuannya disahkan Kepala Sekolah dengan pertimbangan Komite Sekolah. 1.1.2. Memiliki dokumen KTSP yang berisi visi, misi dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan; struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (mata pelajaran, mulok, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global, kalender pendidikan, dan silabus. 1.2. Dokumen Silabus 1.2.1. Memiliki dokumen hasil pengkajian substansi SK/KD pada Standar Isi 1.2.2. Memiliki dokumen hasil pemetaan Standar Isi untuk analisis SK/KD 1.2.3. Memiliki berbagai panduan dan contoh silabus yang dikembangkan
oleh
Pusat
sebagai
referensi
dalam
penyusunan silabus yang dilakukan secara mandiri. 1.2.4. Memiliki dokumen Silabus yang memuat pengalaman belajar yang luas mencakup seluruh mata pelajaran, yang dikembangkan melalui proses penjabaran SK/KD menjadi Indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan jenis penilaian.
124
2.
Standar Kompetensi Lulusan 2.1
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 2.1.1 Memiliki KKM berdasarkan hasil analisis kompleksitas materi, analisis intake siswa, dan analisis daya dukung. 2.1.2 Menetapakan pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran termasuk Student Day dan Kopasus IT
2.2
Kriteria Lulusan 2.2.1 Kriteria lulusan Ujian Sekolah (US) minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran 2.2.2
Persentase lulusan 100%
2.2.3 Persentase lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi ≥ 75% 3.
Standar Proses 3.1. Perencanaan Proses Pembelajaran 3.1.1. Memiliki dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran yang memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi
ajar,
alokasi
pembelajaran,
kegiatan pembelajaran,
waktu,
metode
penilaian
hasil
belajar, dan sumber belajar. 3.1.2. RPP merupakan penjabaran silabus dan disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih dengan memasukkan keunggulan lokal pada mata pelajaran yang relevan. 3.1.3. Tersedia bahan ajar dalam bentuk (termasuk bahan ajar PBKL) : Bahan cetak (modul, hand out, LKS, dll); Audio, visual, audio visual; Bahan ajar berbasis TIK/multi media (CD interaktif, computer based). 3.2. Pelaksanaan proses pembelajaran 3.2.1. Pelaksanaan proses pembelajaran memenuhi persyaratan rombongan belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal pendidik (24 jam tatap muka/minggu), rasio minimal
125
jumlah peserta didik terhadap guru 20:1, dan buku teks pelajaran (rasio buku teks untuk peserta didik 1:1 per mapel dalam proses pembelajaran). 3.2.2. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP. 3.2.3. Menyusun jadwal pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan diluar jadwal rutin. 3.2.4. Memiliki penasehat akademik yang dapat mendeteksi potensi peserta didik (bisa dengan tes bakat disertai data prestasi
belajar),
memberikan
bimbingan
akademik,
membantu memecahkan masalah peserta didik. 3.2.5. Menyusun dan melaksanakan program remedi sepanjang semester. 3.2.6. Menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 3.3. Pengawasan proses pembelajaran 3.3.1. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pemantauan proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. 3.3.2. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan supervisi proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi 3.3.3. Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. 3.3.4. Guru memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan proses pembelajaran (remedial dan pengayaan).
126
3.3.5. Memiliki laporan hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dan dilaporkan kepada pemangku kepentingan. 3.3.6. Memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat mendidik kepada guru yang belum memenuhi standar. 4.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4.1
Tenaga pendidik 4.1.1 Lebih dari 75% guru berkualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) 4.1.2 Lebih dari 75% guru berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. 4.1.3 Lebih dari 75% guru bersertifikat profesi guru
4.2
Tenaga kependidikan 4.2.1 Tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium 4.2.2 Seluruh
tenaga
kependidikan
memenuhi
kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai termasuk Student Day dan Pembina Kopasus IT. 4.3
Tenaga layanan khusus 4.3.1 Satuan pendidikan memiliki tenaga layanan khusus meliputi penjaga sekolah. tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, dan pesuruh.
5.
Standar Sarana Prasarana 5.1
Satuan pendidikan 5.1.1 Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar
5.2
Lahan 5.2.1 Luas lahan sekolah memenuhi rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik (m²/ peserta didik)
127
5.2.2 Lokasi sekolah berada pada lahan yang memenuhi persyaratan standar dalam kesehatan, keamanan dan lingkungan 5.2.3 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai peraturan undamg-undang yang berlaku untuk jangka waktu 20 tahun. 5.3
Bangunan Gedung 5.3.1 Bangunan gedung memnuhi rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik (m²/ peserta didik) 5.3.2 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat, kenyamanan, sistem keamanan, dan tersedia instalasi listrik sesuai kebutuhan (minimum 1300 watt). 5.3.3 Bangunan secara berkala dilakukan pemeliharaan baik ringan maupun berat
5.4
Ruang kelas 5.4.1 Semua rombongan belajar mempunyai kelas 5.4.2 Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik dengan rasio minimum luas ruang kelas 2 m²/ peserta didik 5.4.3 Ruang kelas dilengkapi sarana prasarana meliputi perabot (kursi dan meja peserta didik, kursi dan meja guru, lemari, dan papan pajang), papan tulis, dan perlengkapan lain
5.5
Ruang perpustakaan 5.5.1 Luas minimum sama dengan luas satu ruang kelas 5.5.2 Ruang perpustakaan dilengkapi sarana meliputi buku, perabot, media pendidikan, dan perlengkapan lain 5.5.3 Memiliki
sistem
informasi
manajemen
perpustakaan
menmpung
minimum
berbasis TIK 5.6
Laboratorium biologi 5.6.1 Ruang
laboratorium
rombongan belajar
128
dapat
1
5.6.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum 48 m² termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m². 5.6.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan
percobaan),
media
(alat
peraga,
pendidikan,
alat
bahan
dan
bahan
abis
pakai,
perlengkapan lain 5.7
Laboratorium fisika 5.7.1 Ruang
laboratorium
dapat
menmpung
minimum
1
laboratorium dapat
menampung
minimum 1
rombongan belajar 5.7.2 Ruang
rombongan belajar 5.7.3 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m²./peserta didik. Rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum 48 m². termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m². 5.7.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan
(alat
peraga,
alat
dan
bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain. 5.8
Laboratorium kimia 5.8.1
Ruang
laboratorium
dapat
menmpung
laboratorium dapat
menampung
minimum
1
rombongan belajar 5.8.2 Ruang
minimum 1
rombongan belajar 5.8.3 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m²/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum 48 m² termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m². 5.8.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot termasuk almari asam dan almari alat, peralatan pendidikan
129
(alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain. 5.9
Laboratorium komputer 5.9.1 Ruang
laboratorium dapat
menampung
minimum 1
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang 5.9.2 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m²/peserta didik 5.9.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan
(alat
peraga,
alat
dan
bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain. 5.9.4 Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan kondisi/kemampuan. 5.9.5 Memiliki komputer minimal 20 unit yang terhubung dengan internet. 5.9.6 Komputer terkoneksi dengan jaringan LAN. 5.10 Laboratorium bahasa 5.10.1 Komputer terkoneksi dengan jaringan LAN. 5.10.2 Ruang
laboratorium dapat
menampung
minimum 1
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang 5.10.3 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m²/peserta didik 5.10.4 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan
(alat
peraga,
alat
dan
bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain. 5.11 Departemen Teknologi Informasi 5.11.1 Memiliki ruangan untuk divisi RPL, Multimedia, dan TKJ 5.11.2 Memiliki minimal 2 komputer setiap ruangan yang terhubung internet 5.11.3 Memiliki ruang rapat, ruang server, dan warbelsera (warung belajar serba ada)
130
5.12 Ruang pimpinan 5.12.1 Luas minimum 12 m² dan lebar minimum 3m 5.12.2 Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah 5.12.3 Ruang pimpinan dilengkapi sarana meliputi perabot, telekomunikasi, komputer, internet dan perlengkapan lain 5.13 Ruang guru 5.13.1 Rasio minimum luas ruang 4 m² /pendidik, luas minimum 72 m². 5.13.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan 5.13.3 Ruang
guru
dilengkapi
sarana
meliputi
perabot,
telekomunikasi, komputer, internet dan perlengkapan lain 5.13.4 Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk mobilitas MGMP rumpun mata pelajaran dan memberikan layanan konsultasi akademik siswa. 5.14 Ruang tata usaha 5.14.1 Rasio minimum luas ruang 4 m²/petugas dan luas minimum 16 m². 5.14.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan 5.14.3 Ruang tata usaha dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain 5.15 Tempat beribadah 5.15.1 Luas minimum 12 m². 5.15.2 Tempat ibadah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain 5.16 Ruang konseling 5.16.1 Luas minimum 9 m². 5.16.2 Ruang koseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik 5.16.3 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan konseling dan perlengkapan lain
131
5.17 Ruang UKS 5.17.1 Luas minimum 12 m². 5.17.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot dan perlengkapan lain. 5.18 Jamban 5.18.1 Luas minimum 9 m². 5.18.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot. 5.19 Gudang 5.19.1 Luas minimum 21 m². 5.19.2 Gudang dilengkapi sarana perabot 5.19.3 Berfungsi sebagai ruang penyimpanan alat–alat olah raga, alat–alat
kesenian/keterampilan,
dan
alat–alat/bahan
lainnya. 5.20 Ruang sirkulasi 5.20.1 Tersedia ruang sirkulasi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran 5.21 Tempat bermain/ olahraga 5.21.1 Luas minimum 3 m²/ peserta didik 5.21.2 Tempat bermain/berolahraga berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan 5.21.3 Dilengkapi
dengan
sarana
yang
meliputi
peralatan
pendidikan, perlengkapan lain 5.22 Kebersihan dan keindahan 5.22.1 Semua lahan, bangunan/gedung, sarana dan prasarana lainnya tertata rapih,terpelihara, dan dalam keadaan bersih, aman dan nyaman 6. Standar Pengelolaan 6.1
Perencanaan program 6.1.1 Sosialiasi visi, misi, dan tujuan sekolah
132
6.1.2 Memiliki dokumen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) 6.1.3 Memiliki Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) 6.1.4 Rencana kerja Tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah, kemitraan. 6.2
Pelaksanaan rencana kerja 6.2.1 Memiliki
pedoman
yang
mengatur
pengelolaan secara tertulis
berupa:
berbagai KTSP,
aspek
kalender
pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, biaya operasional sekolah. 6.2.2 Memiliki
struktur
organisasi
sekolah
berisi
tentang
penyelenggaraan dan administrasi 6.2.3 Melaksanakan program kerja tahunan 6.2.4 Menyusun
dan
menetapkan
petunjuk
pelaksanaan
operasional proses penerimaan peserta didik, melakukan orientasi peserta didik baru, layanan konseling, pembinaan prestasi unggulan, pelacakan terhadap alumni 6.2.5 Melaksanakan
KTSP,
kalender
pendidikan,
program
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan peraturan akademik 6.2.6 Melaksanakan program pengelolaan pendaya
gunaan
pendidik dan tenaga kependidikan meliputi pembagian tugas, sistem penghargaan, pengembangan profesi, promosi, dan mutasi. 6.2.7 Melaksanakan program pengelolaan sarana prasarana 6.2.8 Melaksanakan pengelolaan pembiayaan
133
6.3
Pengawasan 6.3.1 Memiliki
program
pengawasan
pengelolaan
sekolah
meliputi pemanauan, supervisi, dan pelaporan 6.3.2 Komite
sekolah
melakukan
pemantauan
pengelolaan
sekolah. 6.3.3 Supervisi kepala sekolah dan pengawas secara teratur 6.3.4 Pendidik melaporkan hasil penilaian dan evaluasi setiap akhir semester kepada kepala sekolah dan orang tua peserta didik 6.3.5 Tenaga kependidikan melaporakan pelaksanaan teknis dan tugas masing-masing pada kahir semester ke kepala sekolah 6.3.6 Kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi ke komite sekolah dan pihak yang terkait 6.4
Evaluasi 6.4.1 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan 6.4.2 Melakukan evaluasi proses pembelajaran secara periodik 6.4.3 Melakukan evaluasi program kerja tahunan 6.4.4 Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan KTSPsecara berkala 6.4.5 Melakukan evaluasi pendaya gunaan pendidik dan tenaga kependidikan
6.5
Sistem Informasi (SI) 6.5.1 Menerapkan SI untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien, dan akuntabel 6.5.2 Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan mudah diakses 6.5.3 Menugaskan pendidik atau tenaga kependidikan untuk melayani
permintaan
informasi
maupun
pemberian
informasi 6.5.4 Melaporkan data informasi satuan pendidikan yang telah didokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten
134
6.6
Departemen Teknologi Informasi 6.6.1 Melakukan maintenance teknologi informasi 6.6.2 Melakukan pembinaan terhadap anggota KOPASUS IT
7. Standar Pembiayaan 7.1
Jenis pembiayaan 7.1.1 Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi:
penyedian
sarana
prasaran,
pengembangan
sumber daya, dan modal kerja tetap 7.1.2 Sekolah mengalokasikan biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan, bahan dan peralatan habis pakai, biaya operasi tidak langsung berupa daya, air, maintenance, jasa telekomunikasi, transportasi, kosumsi, pajak, dan asuransi. 7.1.3 Sekolah mengalokasikan biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik 7.2
Sumber pembiayaan 7.2.1 Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola sumber dana dari berbagai sumber
7.3
Pelaporan 7.3.1 Membuat laporan pertanggung jawaban secara akuntabel dan transparan
8. Standar Penilaian Pendidikan 8.1
Prinsip penilaian 8.1.1 Pendidik memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan untuk semua mata pelajaran 8.1.2 Menetapkan dan melaksanakan petunjuk pelaksanaan operasional yang menyampaikan mekanisme penyampaian ketidak puasanpeserta didik 8.1.3 Semua RPP mencantumkan kegiatan dan program penilaian
135
8.2
Teknik dan instrumen penilaian 8.2.1 Teknik penilaian dilakukan sesuai KD yang harus dikuasai siswa, dapat berupa tes tertulis, praktek, tugas perorangan dan kelompok 8.2.2 Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan
substansi
(mempresentasikan
kompetensi penilaian), konstruksi, dan bahasa yang baik. 8.3
Mekanisme dan prosedur penelitian 8.3.1 Mengembangkan program penilaian 8.3.2 Melakukan penilaian siswa pada pertengahan dan akhir semester 8.3.3 Melakukan penilaian internal semua pelajaran yang tidak dites dalam Ujian Nasional (UN) 8.3.4 Pendidik mata pelajaran agama melakukan penilaian akhlak mulia dari kelompok pelajaran agama dan ahlak mulia. 8.3.5 Pendidik mata pelajaran kewarga negaraan melakukan penilaian kepribadian 8.3.6 Menerbitkan surat keterangan keikut sertaan peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri 8.3.7 Seluruh pendidik mata pelajaran menginformasikan hasil ulangan harian 8.3.8 Seluruh pendidik memberikan remedial kepada peserta didik yang belum mencapai KKM 8.3.9 Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan
dalam
bentuk
satu
nilai
pencapaian
kompetensi mata pelajaran. 8.4
Penilaian oleh pendidik 8.4.1 Pendidik menginformasikan silabus mata pelajaran kepada peserta didik 8.4.2 Pendidik penilaian
136
mengembangkan
instrumen
dan
pedoman
8.4.3 Pendidik melaksanakan tes, pengamatan, penugasan yang diperlukan sesuai RPP 8.4.4 Pendidik mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik 8.4.5 Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran 8.5
Penilaian oleh satuan pendidikan 8.5.1 Menetapkan dan mendokumentasikan KKM setiap mata pelajaran, kriteria, kenaikan kelas, dan kelulusan peserta didik 8.5.2 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik 8.5.3 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama, ahlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian melalui rapat dewan pendidik
137
Lampiran 5 Identifikasi fungsi bisnis SNP
1.
Standar Isi 1.1. Memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1.2. Memiliki dokumen Silabus
2.
Standar Kompetensi Lulusan 2.1
Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran, Student Day dan Kopasus IT
2.2 3.
Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi
Standar Proses 3.1. Memiliki dokumen RPP 3.2. Memiliki bahan ajar 3.3. Penetapan rombongan belajar 3.4. Penetapan beban kerja minimal pendidik 3.5. Ratio jumlah pendidik dan peserta didik 3.6. Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium 3.7. Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran 3.8. Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
4.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4.1
Menetapkan
kualifikasi
akademik
pendidik
dan
tenaga
kependidikan 4.2
Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik pelajaran
4.3 5.
138
Memiliki tenaga layanan khusus
Standar Sarana Prasarana 5.1
Inventaris properti sekolah
5.2
Inventaris kelengkapan sekolah
5.3
Inventaris kelengkapan KBM
5.4
Inventaris kelengkapan Teknologi Informasi (TI)
dengan mata
6. Standar Pengelolaan 6.1
Pengelolaan rencana kerja
6.2
Penetapan kalender akademik
6.3
Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
6.4
Pengelolaan jadwal mata pelajaran
6.5
Pengelolaan penerimaan peserta didik baru
6.6
Pengelolaan bimbingan akademik
6.7
Pelacakan terhadap alumni
6.8
Penilaian hasil belajar peserta didik
6.9
Penetapan sistem penghargaan
6.10 Pengelolaan sertifikasi profesi 6.11 Pengelolaan mutasi 6.12 Pengelolaan promosi 6.13 Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik 6.14 Pengelolaan kegiatan Student Day 6.15 Pengelolaan Kopasus IT 7. Standar Pembiayaan 7.1
Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi
7.2
Mengalokasikan biaya operasi
7.3
Mengalokasikan biaya personal
7.4
Pengelolaan sumber dana
7.5
Laporan pertanggung jawaban pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan 8.1
Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
8.2
Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik
8.3
Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester
8.4
Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian
8.5
Pembuatan surat keterangan keikut sertaan pengembangan diri peserta didik
8.6
139
Pembuatan serta distribusi ijazah dan raport
Lampiran 6 Pemetaan identifikasi fungsi bisnis SNP terhadap area fungsional No 1
2
Area Fungsional Penerimaan peserta didik baru
Operasional akademik
sekolah
Fungsi bisnis SNP •
Penerimaan peserta didik baru
• • •
Memiliki dokumen KTSP Memiliki dokumen Silabus Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran, Student day, dan Kopasus IT Memiliki dokumen RPP Memiliki bahan ajar Penetapan rombongan belajar Penetapan beban kerja minimal pendidik Ratio jumlah pendidik dan peserta didik Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran Memiliki laporan kegiatan, pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran. Pengelolaan rencana kerja Penetapan kalender akademik Pengelolaan jadwal mata pelajaran Pengelolaan bimbingan akademik Penilaian hasil belajar peserta didik Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik Pengelolaan kegiatan Student day Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
• • • • • • • • • • • • • • • •
No
Area Fungsional
3
Penglepasan peserta didik (alumni)
4
Manajemen sarana prasarana
Fungsi bisnis SNP • • • • •
Pengelolaan angket peserta didik terhadap kinerja pendidik Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kpribadian Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik Pembuatan serta distribusi ijazah dan raport
• • • • •
Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi Pelacakan terhadap alumni Inventaris properti sekolah Inventaris kelengkapan sekolah Inventaris kelengkapan KBM Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan Memiliki tenaga layanan khusus Penetapan sistem penghargaan Pengelolaan sertifikasi profesi Pengelolaan mutasi Pengelolaan promosi Inventaris kelengkapan TI Pengelolaan KOPASUS IT Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi Mengalokasikan biaya operasi
5
Manajemen kepegawaian
6
Pengelolaan teknologi informasi
• • • • • • • • • •
7
Manajemen keuangan
• •
No
Area Fungsional
Fungsi bisnis SNP • • •
Mengalokasikan biaya personal Pengelolaan sumber dana Laporan pertanggung jawaban keuangan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1
3
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
Keterangan: 1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi 2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis 3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
Pustakawan
3
Laboran
3
2
Wali kelas
3
3
Pendidik
2
3
Tata Usaha
2
3
Bimbingan Konseling
1
2
Koperasi
2
Pengawas pengendali mutu
2
Departemen TI
2
Kaur Sarana
1
Kaur Humas
2
Penerimaan peserta didik baru Memiliki dokumen KTSP Memiliki dokumen Silabus Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran Memiliki dokumen RPP Memiliki dokumen bahan ajar Penetapan rombongan belajar Penetapan beban kerja minimal pendidik Ratio jumlah pendidik dan peserta didik Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan
Kaur Kesiswaan
1
Kaur Kurikulum
Fungsi bisnis
Wakasek senior
No
Unit organisasi
Kepala Sekolah
Lampiran 7 Matriks Relasi Fungsi Bisnis terhadap Unit Organisasi
2
Wakasek senior
Kaur Kurikulum
Kaur Kesiswaan
Kaur Humas
Kaur Sarana
Departemen TI
Pengawas pengendali mutu
Koperasi
Bimbingan Konseling
Tata Usaha
Pendidik
Wali kelas
Laboran
Pustakawan
Fungsi bisnis
Kepala Sekolah
No
Unit organisasi
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
evaluasi proses pembelajaran 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pengelolaan rencana kerja Penetapan kalender akademik Pengelolaan jadwal mata pelajaran Pengelolaan bimbingan akademik Penilaian hasil belajar peserta didik Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik Pengelolaan kegiatan Student day Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian
1 2
1 2
1
2 1
2
2
1
2
1
3
1
2
2 1
1 2
3 2
Keterangan: 1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi 2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis 3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
2 1
27 28 29 30 31
32 33 34 35
Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
Memiliki tenaga layanan khusus Penetapan sistem penghargaan
1
1
2
1
2
2
2
2 1
2
Wali kelas
Pendidik
Tata Usaha 3
3
2 1
1
3
2
1
3
3
3
1 2
Bimbingan Konseling
Koperasi
Pengawas pengendali mutu
Departemen TI
Kaur Sarana
Kaur Humas
Kaur Kesiswaan 2
Pustakawan
26
1
Laboran
25
Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik Pembuatan serta distribusi raport dan ijazah Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi Pelacakan terhadap alumni Inventaris properti sekolah Inventaris kelengkapan sekolah Inventaris kelengkapan KBM Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran
Kaur Kurikulum
24
Wakasek senior
Fungsi bisnis
Kepala Sekolah
No
Unit organisasi
2
3
1
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
1 2
Keterangan: 1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi 2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis 3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
3
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Pengelolaan sertifikasi profesi Pengelolaan mutasi Pengelolaan promosi Inventaris kelengkapan TI Pengelolaan Kopasus TI Mengalokasikan biaya pendidikan untuk investasi Mengalokasikan biaya operasi Mengalokasikan biaya personal Pengelolaan sumber dana Pembuatan laporan pertanggung jawaban pembiayaan
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
3
2 2
1 1
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
Keterangan: 1 = memiliki tanggung jawab besar dan merupakan pembuat keputusan suatu fungsi 2 = terlibat penuh terhadap suatu fungsi bisnis 3 = terlibat sebagian terhadap suatu fungsi bisnis
2
2
Pustakawan
Laboran
Wali kelas
Pendidik
Tata Usaha
Bimbingan Konseling
Koperasi
Pengawas pengendali mutu
Departemen TI
Kaur Sarana
Kaur Humas
2
Kaur Kesiswaan
1
Kaur Kurikulum
Wakasek senior
Fungsi bisnis
Kepala Sekolah
No
Unit organisasi
Lampiran 8 List tabel dalam aplikasi SMS Gateaway No 1
Nama Tabel Aggt_Kmnts_Sklh
2
Thn_ajrn_smstr
3
Dta_kls
Nama Field ID_customer Nama MSISDN Group Tipe_anggota Relasi_siswa_orangtua NIS Pekerjaan Provinsi Kota Jenis_kelamin Tanggal_ulangtahun Tanggal_masuk_sekolah Agama Alamat Kode_pos ID_customer Tahun Semester Status ID_customer Tahun Semester Kelas Kelas_name
Keterangan Tabel untuk menyimpan data anggota komunitas sekolah (peserta didik, pendidik, wali, orangtua, staff)
Tabel untuk data tahun ajaran dan semester yang aktif (berjalan saat ini) Tabel untuk menyimpan data kelas
No 4
Nama Tabel Dta_Mt_pljrn
5
Tpe_ujn
6
Dta_dftr_ujn
7
Dta_absn
Nama Field ID_customer Mata_pelajaran Singkatan_mapel ID_customer Jenis_ulangan Singkatan_jenis_ulangan ID_Customer Mata_pelajaran Tipe_ujian Tanggal Nilai ID_customer Periode_absen Start_date End_date Hadir Ijin Alpa Sakit Terlambat
Keterangan Tabel untuk menyimpan data mata pelajaran Tabel untuk menyimpan data tipe ujian/ nilai Tabel untuk menyimpan data daftar ujian dan daftar nilai ujian
Tabel untuk menyimpan data kehadiran peserta didik
Lampiran 9 List tabel dalam aplikasi e-learning No Nama Tabel 1 mata_pelajaran
149
2
materi
3
kelas
4
agenda
5
kelas_ materi
6
pengguna
Nama Field Id_mk nm_mk deskripsi silabus idmateri idmk nm_materi isi_materi file Id_kel Id_mk Id_dos kode_akses tgl_mulai id_agenda id_kel mm_agenda isi_agenda tgl_mulai tgl_akhir id_materi id_kel nm_materi isi_materi file Id_pengguna User_name Kota email
Keterangan Tabel untuk menyimpan data mata pelajaran Tabel untuk menyimpan data materi pembelajaran
Tabel untuk menyimpan data kelas
Tabel untuk menyimpan data agenda kelas
Tabel untuk menyimpan data materi kelas
Tabel untuk menyimpan data pengguna
Lampiran 10 Matriks Relasi Fungsi Bisnis terhadap Aplikasi Saat Ini Unit organisasi SMS Gateaway
No
E-learning
FFungsi bisnis 1
Penerimaan peserta didik baru
2
Memiliki dokumen KTSP
X
3
Memiliki dokumen Silabus
X
4
Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran
X
5
Memiliki dokumen RPP
X
6
Memiliki dokumen bahan ajar
X
7
Penetapan rombongan belajar
8
Penetapan beban kerja minimal pendidik
9
Ratio jumlah pendidik dan peserta didik
10
Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium
11
Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
12
Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
X
Unit organisasi No
SMS Gateaway
E-learning
X
X
FFungsi bisnis 13
Pengelolaan rencana kerja
14
Penetapan kalender akademik
15
Pengelolaan jadwal mata pelajaran
16
Pengelolaan bimbingan akademik
17
Penilaian hasil belajar peserta didik
18
Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik
19
Pengelolaan kegiatan Student day
20
Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
X
21
Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik
X
22
Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester
23
Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian
24
Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik
25
Pembuatan serta distribusi raport dan ijazah
X
X
X
Unit organisasi SMS Gateaway
No FFungsi bisnis 26
Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi
27
Pelacakan terhadap alumni
28
Inventaris properti sekolah
29
Inventaris kelengkapan sekolah
30
Inventaris kelengkapan KBM
31 32
Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran
33
Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
34
Memiliki tenaga layanan khusus
35
Penetapan sistem penghargaan
36
Pengelolaan sertifikasi profesi
37
Pengelolaan mutasi
E-learning
Unit organisasi SMS Gateaway
No FFungsi bisnis 38
Pengelolaan promosi
39
Inventaris kelengkapan TI
40
Pengelolaan Kopasus TI
41
Mengalokasikan biaya pendidikan untuk investasi
42
Mengalokasikan biaya operasi
43
Mengalokasikan biaya personal
44
Pengelolaan sumber dana
45
Pembuatan laporan pertanggung jawaban pembiayaan
E-learning
Lampiran 11 Analisis Kandidat Aplikasi No 1 2
3 4 5 6
Fungsi bisnis SNP • • • • • • • • • • • • •
7
• •
8 9 10
• • •
Penerimaan peserta didik baru Memiliki dokumen KTSP Memiliki dokumen Silabus Memiliki dokumen RPP Memiliki bahan ajar Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran, Student day, dan Kopasus IT Penetapan rombongan belajar Ratio peserta didik Penetapan beban kerja minimal pendidik Ratio jumlah pendidik Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran Memiliki laporan kegiatan, pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran. Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik Pengelolaan rencana kerja Penetapan kalender akademik Pengelolaan jadwal mata pelajaran
Kandidat aplikasi •
Aplikasi penerimaan peserta didik baru
•
Aplikasi dokumen KTSP
•
Aplikasi rata-rata KKM peserta didik
•
Aplikasi penetapan rombongan belajar
•
Aplikasi beban kerja minimal pendidik
•
Aplikasi jadwal laboratorium
•
Aplikasi evaluasi KBM
• • •
Aplikasi rencana kerja Aplikasi kalender akademik Aplikasi jadwal mata pelajaran
No
Fungsi bisnis SNP
13
• • • •
Pengelolaan bimbingan akademik Penilaian hasil belajar peserta didik Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kpribadian Pengelolaan kegiatan Student day
14
•
Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan
15 16 17 18 19 20
• • • • • • • • • • •
Pengelolaan angket peserta didik terhadap kinerja pendidik Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester
11 12
20
21
•
22 23
• • •
Pembuatan serta distribusi ijazah dan rapor Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi Pelacakan terhadap alumni Inventaris properti sekolah Inventaris kelengkapan sekolah Inventaris kelengkapan KBM Inventaris kelengkapan TI Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran Memiliki tenaga layanan khusus Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan Penetapan sistem penghargaan
Kandidat aplikasi •
Aplikasi bimbingan akademik
•
Aplikasi penilaian
• •
Aplikasi pengelolaan Student Day Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan Aplikasi angket pendidik Aplikasi jadwal ujian
• • • • • •
Aplikasi pembuatan raport Apkikasi pengelolaan lulusan Aplikasi pelacakan alumni
•
Aplikasi sarana prasarana
•
Aplikasi kualifikasi pegawai
• •
Aplikasi pembagian tugas pegawai Aplikasi sistem penghargaan pegawai
No 24 25 26 27 28 30 31 32
Fungsi bisnis SNP • • • • • • • • •
Pengelolaan sertifikasi profesi Pengelolaan mutasi Pengelolaan promosi Pengelolaan KOPASUS IT Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi Mengalokasikan biaya operasi Mengalokasikan biaya personal Pengelolaan sumber dana Laporan pertanggung jawaban keuangan
Kandidat aplikasi • • • •
Aplikasi sertifikasi profesi Aplikasi mutasi pegawai Aplikasi promosi Aplikasi pengelolaan Kopasus IT
•
Aplikasi pembiayaan
• • •
Aplikasi pendanaan Aplikasi pelaporan keuangan Aplikasi pelaporan akademik
Lampiran 12 Deskripsi modul aplikasi Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi penerimaaan peserta didik baru 1.1 Modul aplikasi penerimaan peserta didik baru Aplikasi ini untuk mengelola penerimaan peserta didik baru, mulai dari proses daftar, administrasi dan ujian masuk
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.1 Modul aplikasi dokumen KTSP Aplikasi ini untuk mengelola dokumen KTSP antara lain Silabus, bahan ajar, dan RPP sekolah
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.2 Modul aplikasi rata-rata KKM peserta didik Aplikasi ini untuk mengelola rata-rata KKM peserta didik dari setiap mata pelajaran dan Student Day
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.3 Modul aplikasi penetapan rombongan belajar Aplikasi ini untuk menetapkan rombongan belajar di setiap kelas reguler, unggulan, dan Student Day
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.4 Modul aplikasi beban kerja minimal pendidik Aplikasi ini untuk mengelola beban kerja minimal dari pendidik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.5 Modul aplikasi jadwal laboratorium Aplikasi ini untuk mengelola jadwal penggunaan laboratorium
157
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.6 Modul aplikasi evaluasi KBM Aplikasi ini untuk pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.7 Modul aplikasi rencana kerja Aplikasi ini untuk mengelola rencana kerja jangka menengah dan jangka panjang sekolah
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.8 Modul aplikasi kalender akademik Aplikasi ini untuk mengelola kalender akademik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.9 Modul aplikasi jadwal pelajaran Aplikasi ini untuk mengelola jadwal pelajaran
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.10 Modul aplikasi bimbingan akademik Aplikasi ini untuk mengelola bimbingan akademik peserta didik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.11 Modul aplikasi penilaian Aplikasi ini untuk mengelola nilai hasil belajar peserta didik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.12 Modul aplikasi pengelolaan Student Day Aplikasi ini untuk mengelola Student Day
158
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.13 Modul aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan Aplikasi ini untuk mengelola program penilaian, remedial, dan pengayaan peserta didik permata pelajaran
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.14 Modul aplikasi angket pendidik Aplikasi ini untuk mengelola angket peserta didik terhadap kinerja pendidik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.15 Modul aplikasi jadwal ujian Aplikasi ini untuk mengelola penjadwalan ujian tengah semester dan akhir semester
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.16 Modul aplikasi pembuatan KHS Aplikasi untuk mengelola nilai akhlak mulia dan kepribadian
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Operasional 2.17 Modul aplikasi pelaporan akademik Aplikasi untuk membuat laporan akademik baik untuk kepentingan internal maupun eksternal
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi penglepasan 3.1 Modul aplikasi pengelolaan lulusan
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi alumni 3.2 Modul aplikasi pelacakan alumni Aplikasi untuk melacak alumni
159
Aplikasi untuk mengelola informasi lulusan yang diterima di perguruan tinggi baik yang negeri ataupun swasta
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Keuangan 4.1 Modul aplikasi pembiayaan Aplikasi untuk mengelola pembiayaan sekolah seperti biaya investasi dan operasi
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Keuangan 4.2 Modul aplikasi pendanaan Aplikasi untuk mengelola pendanaan sekolah seperti sumber dana dari peserta didik, pemerintah, dan masyarakat
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Keuangan 4.3 Modul aplikasi pelaporan keuangan Aplikasi untuk membuat laporan keuangan dari biaya dan sumber dana sekolah
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.1 Modul aplikasi kualifikasi pegawai Aplikasi untuk mengelola kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.2 Modul aplikasi pembagian tugas pegawai Aplikasi ini untuk mengelola kesesuaian akademik dengan mata pelajaran yang diajarkan pendidik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.3 Modul aplikasi sistem penghargaan pegawai Aplikasi ini untuk mengelola sistem penghargaan terharapa pendidik dan tenaga kependidikan
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.4 Modul aplikasi mutasi pegawai Aplikasi ini untuk mengelola mutasi pendidik dan tenaga kependidikan
160
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.5 Modul aplikasi sertifikasi profesi Aplikasi ini untuk mengelola sertifikasi profesi pendidik
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Kepegawaian 5.6 Modul aplikasi promosi Aplikasi ini untuk mengelola promosi pendidik dan tenaga kependidikan
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Teknologi Informasi 6.1 Modul aplikasi kelengkapan TI Aplikasi ini untuk menginventaris kelengkapan TI sekolah
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Teknologi Informasi 6.2 Modul aplikasi pengelolaan Kopasus IT Aplikasi ini untuk mengelola Kopasus IT
Kelompok Modul Aplikasi No Nama Deskripsi
Sistem informasi Sarana prasarana 7.1 Modul aplikasi sarana prasarana sekolah Aplikasi ini untuk inventaris sarana prasarana sekolah mulai dari properti, kelengkapan sekolah dan kelengkapan KBM
161
Lampiran 14 Matriks Entitas Bisnis dan Entitas data
No
Entitas Bisnis
Entitas Data
1
Entitas Penerimaan Peserta Didik Baru
Entitas Calon Peserta didik baru
2
Entitas Operasional Akademik
3 4
Entitas Penglepasan peserta didik (alumni) Entitas Manajemen Keuangan
5
Entitas Pengelolaan Teknologi Informasi
6
Entitas Manajemen Kepegawaian
7
Entitas Manajemen Sarana prasarana
Entitas dokumen KTSP Entitas kalender akademik Entitas rencana kerja Entitas rombongan belajar Entitas peserta didik Entitas pendidik Entitas mata pelajaran Entitas jadwal mata pelajaran Entitas beban kerja Entitas jadwal ujian Entitas nilai Entitas evaluasi KBM Entitas ruangan Entitas bimbingan akademik Entitas raport Entitas program remedial Entitas Student day Entitas angket Entitas alumni Entitas perguruan tinggi Entitas biaya Entitas dana Entitas kelengkapan TI Entitas Kopasus IT Entitas tenaga kependidikan Entitas tenaga layanan khusus Entitas pembagian tugas pegawai Entitas kualifikasi pegawai Entitas sistem penghargaan Entitas mutasi Entitas sertifikasi profesi Entitas promosi Entitas properti sekolah Entitas kelengkapan KBM Entitas kelengkapan sekolah
166
Lampiran 16 Platform Teknologi Saat Ini Jenis Perangkat keras
Perangkat 1. Komputer (PC) a. Pentium IV 2.8 GHz HDD 250 Gb RAM 1Gb b. Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 1Gb
Saat ini Jumlah 1
24
c. Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 512 Mb d. Dual Core E5200 2.5 GHz HDD 80 Gb RAM 2Gb
2
e. Pentium IV 2.7 GHz HDD 80 Gb RAM 512 Gb
35
g. Dual Core E5200 2.5 GHz HDD 450 Gb RAM 2Gb i. Dual Core 2.5 GHz HDD 1 Terra RAM 2Gb
3
37
1
Keterangan 1 Unit di ruang TKJ
2 unit di ruang TKJ 16 unit di Warbelsera 1 unit di ruang Osis 1 unit di masjid 2 unit di perpustakaan 2 unit di Koperasi Bina Sejahtera 1 unit di ruang radio 1 unit di bimbingan konseling (BK) 6 unit di Research Center 24 unit di laboratorium komputer 2 1 unit di tata usaha 1 unit di ruang Kepala Sekolah 1 unit di ruang Kaur 4 unit di gedung pembelajaran 3 lantai 1 5 unit untuk komputer informasi 2 unit di ruang guru 24 unit di laboratorium komputer 1 1 unit untuk administrasi warbelsera 1 unit untuk meja piket 1 unit di laboratorium biologi dan fisika 1 unit di tata usaha 2 unit di gedung PSB dan MMB 1 unit di gedung PSB dan MMB
Jenis j.
Perangkat Server Xeon X3430 2.4 Ghz HDD 250 Gb 8 Mb Cache
Saat ini Jumlah 1
Keterangan Server untuk website sekolah, SMS Gateaway dan aplikasi e-learning
2. Piranti masukan a. Keyboard b. Mouse
103 103
c. Scanner
2
1 unit di Tata usaha 1 unit di gedung PSB dan multimedia broadcasting
3. Piranti keluaran a. Monitor 14"
56
24 unit di laboratorium komputer 1 17 unit di warbelsera dan ruang RPL 1 unit di tata usaha 2 unit di perpustakaan 5 unit untuk komputer informasi 1 unit di meja piket 1 unit di ruang BK 1 unit di ruang osis 1 unit di ruang Kaur 1 unit laboratorium biologi 1 unit di ruang radio 1 unit di masjid 24 unit di laboratorium komputer 2 6 unit di Research Center dan MMA 2 unit di ruang guru 1 unit di ruang Kepala Sekolah 2 unit di tata usaha 3 unit di TKJ 3 unit di gedung PSB dan MMB 2 unit di Koperasi Bina Sejahtera 4 unit di gedung pembelajaran 3 lantai 1
b. Monitor LCD 17"
47
-
Jenis
Perangkat c. Printer Laserjet
d. Printer Inkjet
5
e. Printer Deskjet
6
4. Media penyimpanan a. Hardisk 80 Gb b. Hardisk 250 Gb c. d. e. f. Perangkat lunak
Saat ini Jumlah 5
Hardisk 450 Gb Hardisk 1 Terra Compact disc Hardcopy
1. Sistem Operasi a. Window XP SP 1 dan SP 2 b. Linux
99 2 1 1 -
103 74
Keterangan 1 unit di Research Center 1 unit di ruang tata usaha 1 unit di ruang guru 1 unit di ruang Wakasek 1 unit di ruang warbelsera 1 unit di Research Center dan MMA 1 unit di ruang TKJ 1 unit di warbelsera 1 unit di gedung PSB/ MMB 1 unit di tata usaha 1 unit di tata usaha 1 unit di BK 1 unit di ruang laboran 1 unit di perpustakaan 1 unit di ruang osis 1 unit di ruang Kepala Sekolah
99 unit yang terbagi ke unit-unit organisasi 1unit di ruang Server 1 unit di ruang TKJ 1 unit di tata usaha 1 unit di ruang PSB dan MMB -
Terinstall pada :
Jenis
Perangkat
2. Spreadsheet Microsoft Excel 2003 3. Pengolah kata Microsoft word 2003 4. Presentasi Microsoft Powerpoint 2003 5. Internet Browser a. Internet Explorer 5.0 b. Mozilla Firefox c. Google Chrome d. Microsoft Outlook 2003 6. Sistem Manajemen basis data MySQL 7. Bahasa Pemrograman a. Visual Basic 6 b. Java 8. Software lainnya a. Antivirus (Smadav dan Avira) b. 3dmax 7
c.
Adobe photoshop CS 3
Saat ini Jumlah
Keterangan - 48 PC di lab kom 1 dan 2 - 6 PC di Research Center dan MMA - 17 PC di warbelsera dan ruang RPL - 3 PC di ruang TKJ
103
-
103
-
103
-
103 103
-
50
-
48 48
-
103 30
Terinstall pada seluruh PC Terinstall pada: - 24 PC di Lab kom 2 - 6 PC di Research Center dan MMA Terinstall pada: - 48 PC di Lab kom 2 - 6 PC di Research Center - 3 PC di gedung PSB dan MMB
74
Jenis
Perangkat d.
Komunikasi data
Adobe dreamweaver CS 3
e. Nero f. WinZip 1. Jaringan • LAN • Internet 2. Telepon • PABX • Faximile 3. Peralatan jaringan • Switch • Modem • Router • Network Interface Card (NIC) • Access point • Kabel UTP
Saat ini Jumlah 74
1 Switch =7 Modem =1 Access point = 3
Keterangan - 17 PC di warbelsera dan RPL Terinstall pada: - 48 PC di Lab kom 2 - 6 PC di Research Center - 3 PC di gedung PSB dan MMB - 17 PC di warbelsera dan RPL -
Di ruang tata usaha Di ruang lab kom 1 dan 2, Warbelsera. Research Center, Tata usaha, ruang guru, ruang server Di ruang Server Di ruang Research Center, warbelsera, dan tata usaha,
Lampiran 17 Matriks Aplikasi saat ini Terhadap Platform Teknologi Aplikasi Jenis Platform Teknologi Perangkat keras
PC Pentium IV PC Dual Core Server Keyboard Mouse Monitor Printer Scanner Hardisk Compact disc Memori Perangkat Linux server lunak Microsoft Windows XP Linux Microsoft Excel 2003 Microsoft Word 2003 Microsoft Powerpoint 2003 Internet Exploler 5.0 MySQL Visual Basic 6 Java Antivirus 3dmax 7 Adobe photoshop CS Adobe Dreamweaver CS Adobe Flash CS Nero WinZip Komunikasi LAN data Internet PABX Faximile Switch Modem Router NIC Access point Kabel UTP
Aplikasi SMS Gateaway
Aplikasi Elearning
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
250 Gb
250 Gb
1 Gb
1Gb
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X X
X X X X X
Lampiran 18 Perbandingan Platform Teknologi Saat Ini Dengan Usulan Platform Teknologi Jenis Perangkat keras
Perangkat
Saat ini Jumlah
Keterangan
1. Komputer (PC) a. Pentium IV 2.8 GHz HDD 250 Gb RAM 1Gb
1
1 Unit di ruang TKJ
a.
Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 1Gb
24
b.
Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 512 Mb Dual Core E5200 2.5 GHz HDD 80 Gb RAM 2Gb
2
Pentium IV 2.7 GHz HDD 80 Gb RAM 512 Mb
35
2 unit di ruang TKJ 16 unit di Warbelsera 1 unit di ruang Osis 1 unit di masjid 2 unit di perpustakaan 2 unit di Koperasi Bina Sejahtera 1 unit di ruang radio 1 unit di bimbingan konseling (BK) 6 unit di Research Center 24 unit di lab kom 2 1 unit di tata usaha 1 unit di ruang Kepala Sekolah 1 unit di ruang Kaur 4 unit di gdg pembelajaran 3 lt 1 5 unit untuk komputer informasi 2 unit di ruang guru 24 unit di lab kom 1 1 unit untuk adm di warbelsera 1 unit untuk meja piket 1 unit di lab biologi dan fisika 1 unit di tata usaha 2 unit di gedung PSB dan MMB 1 unit di gedung PSB dan MMB
c.
d.
e.
f.
Dual Core E5200 2.5 GHz HDD 450 Gb RAM 2Gb Dual Core 2.5 GHz HDD 1 Terra RAM 2Gb
37
3
1
Perangkat Pentium IV 2.8 GHz HDD 80 Gb RAM 2 Gb
Dual Core E5200 2.5 GHz HDD 80 Gb RAM 2Gb
Jumlah 11
Usulan Keterangan 3 unit di ruang TKJ 1 unit di ruang OSIS 1 unit di ruang masjid 2 unit di perpustakaan 2 unit di Koperasi 1 unit di ruang radio 1 unit di ruang BK 7 unit komputer informasi 2 unit di ruang guru 1 unit adm warbelsera 1 unit untuk meja piket 1 unit lab biologi dan fisika
38 6 unit di Research Center 2 unit di tata usaha 1 unit di ruang Kepala Sekolah 3 unit di ruang Kaur 15 unit di gdg pembelajaran 3 lt 1 3 unit di gedung PSB dan MMB 4 unit di ruang guru 4 unit di ruang RPL 4 unit di perpustakaan
Alasan Processor IV masih dapat dioptimalkan penggunaanya karena sebagian besar masih dalam PC kondisi berfungsi dengan baik. Dilakukan Upgrade pada RAM menjadi 2 Gb
Processor dual-core masih dapat dioptimalkan penggunaanya karena sebagian besar masih dalam PC kondisi berfungsi dengan baik dan masih digunakan saat ini
65 Core i5 2.53GHz HDD 160 Gb RAM 2Gb
16 unit di warbelsera 24 unit di lab kom 1 24 unit di lab kom 2 1 unit di gedung PSB dan MMB
1 Quad-Core Xeon 2.26 GHz
1 unit untuk database server
Lab kom 1, lab kom 2, dan warbelsera saat ini digunakan untuk pembelajaran seperti desain grafis, web design, programming, , animasi dan pelatihan-pelatihan sehingga membutuhkan PC dengan kemampuan maksimal Investasi ICT ini dapat terpakai 5 tahun ke
Jenis
Perangkat g.
Server Xeon X3430 2.4 Ghz HDD 250 Gb 8 Mb Cache
2. Piranti masukan a. Keyboard b.
Mouse
c.
Scanner
Saat ini Jumlah 1
Keterangan Server untuk website sekolah, SMS Gateaway dan aplikasi e-learning
Perangkat 720 Gb RAM 4 Gb DDR3
103
-
Keyboard
103
-
Mouse
1 unit di Tata usaha 1 unit di gedung PSB dan multimedia broadcasting
Scanner
2
Usulan Keterangan
Jumlah
Mesin absensi menggunakan fingerprint yang langsung terhubung dengan database server
Alasan depan Sistem Informasi implementasi SNP terdiri dari 32 modul aplikasi Penggunaan konsep client server
-
-
-
-
-
-
6
1 unit tata usaha 1 unit di gedung PSB dan MMB 1 unit di warbelsera 1 unit di ruang guru 1 unit di koperasi 1 unit di perpustakan
Penyediaan scanner pada tata usaha, ruang guru, koperasi, dan perpustakaan karena berkaitan dengan proses administrasi
1 unit di tata usaha 1 unit di ruang guru 1 unit di departemen TI
Untuk manajemen absensi pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus
3
Penyediaan scanner pada MMB dan warbelsera untuk keperluan multimedia dan peserta didik
Otomatis dan simple Teknologi client server
3. Piranti keluaran a. Monitor 14"
b.
Monitor LCD 17"
56
24 unit di lab kom 1 17 unit di warbelsera dan ruang RPL 1 unit di tata usaha 2 unit di perpustakaan 5 unit untuk komputer informasi 1 unit di meja piket 1 unit di ruang BK 1 unit di ruang osis 1 unit di ruang Kaur 1 unit laboratorium biologi 1 unit di ruang radio 1 unit di masjid
47
24 unit di laboratorium komputer 2
Monitor LCD 17"
73
73 unit untuk menggantikan monitor 14"
Menggunakan monitor yang memiliki resolusi tinggi
Jenis
Perangkat
Saat ini Jumlah
Keterangan
Perangkat
Jumlah
Usulan Keterangan
Alasan
6 unit di Research Center dan MMA 2 unit di ruang guru 1 unit di ruang Kepala Sekolah 2 unit di tata usaha 3 unit di TKJ 3 unit di gedung PSB dan MMB 2 unit di Koperasi Bina Sejahtera 4 unit di gdg pembelajaran 3 lt 1 c.
Printer Laserjet
5
d.
Printer Inkjet
5
e.
Printer Deskjet
6
4. Media penyimpanan a. Hardisk 80 Gb
1 unit di Research Center 1 unit di ruang tata usaha 1 unit di ruang guru 1 unit di ruang Wakasek 1 unit di ruang warbelsera 1 unit di Research Center dan MMA 1 unit di ruang TKJ 1 unit di warbelsera 1 unit di gedung PSB/ MMB 1 unit di tata usaha 1 unit di tata usaha 1 unit di BK 1 unit di ruang laboran 1 unit di perpustakaan 1 unit di ruang osis 1 unit di ruang Kepala Sekolah
99
-
b.
Hardisk 250 Gb
2
Server
c.
Hardisk 450 Gb
1
-
d.
Hardisk 1 Terra
1
-
Printer Laser jet
Printer Inkjet
16
1 unit di Research Center 2 unit di ruang tata usaha 2 unit di ruang guru 2 unit di ruang Wakasek 1 unit di Kepsek 1 unit di ruang warbelsera 1 unit di ruang TKJ 1 unit di masjid 1 unit di ruang koperasi 1 unit di perpustakaan 1 unit di ruang BK 1 unit di ruang laboran 1 unit di ruang Osis
Printer Laserjet mencetak 40ppm, 1200dpi Mampu mencetak dalam berbagai kertas Lebih hemat toner dan kertas.
Printer inkjet digunakan dokumen berwarna.
untuk
cetak
5 2 unit di PSB dan MMB 1 unit di tata usaha 1 unit di warbelsera 1 unit di ruang guru
Hardisk 80 Gb
49
49 unit terbagi di unitunit organisasi
Hardisk 160 Gb
65
16 unit di warbelsera 24 unit di lab kom 1 24 unit di lab kom 2 1 unit di gedung PSB dan MMB
Hardisk 250 Gb
1
1 unit application server
Kapasitas media penyimpanan disesuaikan dengan fungsi bisnis masing-masing unit organisasi dan fungsi dari PC tersebut.
Jenis
Perangkat lunak
Perangkat
Saat ini Jumlah
Keterangan
Perangkat
Usulan Keterangan
Jumlah
Alasan
e.
Compact disc
-
-
Hardisk 720 Gb -
1 -
1 unit database server -
-
f.
Hardcopy
-
-
-
-
-
Dalam masa proses migrasi ke open source Diperkirakan proses sosialisasi selama 2 tahun untuk semua warga sekolah
1. Sistem Operasi a. Window XP SP 1 dan SP 2 b. Linux
2. Spreadsheet Microsoft Excel 2003 3. Pengolah kata Microsoft word 2003 4. Presentasi Microsoft Powerpoint 2003 5. Internet Browser a. Internet Explorer 5.0 b. Mozilla Firefox c.
Google Chrome
d.
Microsoft Outlook 2003 6. Sistem Manajemen basis data MySQL 7. Bahasa Pemrograman a. Visual Basic 6 b.
Java
8. Software lainnya a. Antivirus (Smadav dan Avira) b. 3dmax 7
Window XP
120
Sesuai dengan jumlah PC
Linux
120
Sesuai dengan jumlah PC
Microsoft Excel 2003 Calc Microsoft word 2003 Writer
120
Sesuai jumlah PC
Dalam masa proses migrasi ke open source
120
Sesuai jumlah PC
Dalam masa proses migrasi ke open source
Microsoft Powerpoint 2003 Impress Internet Explorer 5.0
120
Sesuai jumlah PC
Dalam masa proses migrasi ke open source
120
Sesuai jumlah PC
-
-
Mozilla Firefox
120
Sesuai jumlah PC
Open source
-
Google Chrome
120
Sesuai jumlah PC
Open source
-
Microsoft Outlook 2003
120
Sesuai jumlah PC
-
Sesuai jumlah PC
Basis data yang dipakai open source
MySQL
120 Dalam masa proses migrasi ke open source
68
48 unit di lab kom 1 dan 2 16 unit di warbelsera 4 unit di ruang RPL
Smadav Avira
120
Sesuai jumlah PC
Antivirus yang dipakai open source
3d max 7 Blender
30
6 unit di research center 24 unit di lab kom 2
Dalam masa proses migrasi ke open source
103 74
Terinstall pada : - 48 PC di lab kom 1 dan 2 - 6 PC di Research Center dan MMA - 17 PC di warbelsera dan ruang RPL - 3 PC di ruang TKJ
103
-
103
-
103
103 103
50
-
-
48 48
-
103
Terinstall pada seluruh PC
30
Terinstall pada: - 24 PC di Lab kom 2
PHP Visual basic 6
Jenis
Komunikasi data
Perangkat
Saat ini Jumlah
-
-
-
-
-
-
-
-
LAN Internet
-
-
Di ruang tata usaha
-
-
Di ruang lab kom 1 dan 2, Warbelsera. Research Center, Tata usaha, ruang guru, ruang server
Peralatan jaringan: - Switch - Router - NIC - Access point - Fiber optic
74
d.
Adobe dreamweaver CS 3
74
e.
Nero
f.
WinZip
3. Peralatan jaringan • Switch • Router • Network Interface Card (NIC) • Access point • Kabel UTP
Usulan Keterangan
Jumlah
-
Adobe photoshop CS 3
2. Telepon • PABX • Faximile
Perangkat
- 6 PC di Research Center dan MMA Terinstall pada: - 48 PC di Lab kom 2 - 6 PC di Research Center - 3 PC di gedung PSB dan MMB - 17 PC di warbelsera dan RPL Terinstall pada: - 48 PC di lab kom 2 - 6 PC di Research Center - 3 PC di gedung PSB dan MMB - 17 PC di warbelsera dan RPL -
c.
1. Jaringan • LAN • Internet
Keterangan
-
1
Switch = 7
Adobe photoshop CS 3 Gimp
78
48 unit di lab kom 1 dan 2 6 unit di research center 3 unit di PSB dan MMB 17 unit warbelsera 4 unit di ruang RPL
Dalam masa proses migrasi ke open source
Adobe dreamweaver CS 3 Bluefish
78
48 unit di lab kom 1 dan 2 6 unit di research center 3 unit di PSB dan MMB 17 unit warbelsera 4 unit di ruang RPL
Dalam masa proses migrasi ke open source
Access point = 3
Di ruang Research Center, warbelsera, dan tata usaha,
-
-
Switch di tambah 3
1 unit gedung PSB dan MMB
NIC 120 unit
Access point yaitu pada gedung pembelajaran 1, 2, 3, perpustakaan, gedung PSB, dan kantin
Di ruang Server Modem = 1
Alasan
Acces point ditambah 10
Penambahan modem untuk astrinet
Aplikasi dikembangkan berbasis internet Belum semua lingkungan sekolah terkoneksi internet Letak unit-unit organisasi yang berjauhan
1
Penerimaan peserta didik baru
x x x x
x
2
Memiliki dokumen KTSP
x x x x
x x x x
x
x
3
Memiliki dokumen Silabus
x x x x
x x x x
x
x
4
Menetapkan rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran
x x x x
x
x x x
5
Memiliki dokumen RPP
x x x x
x x x x
x
x
6
Memiliki dokumen bahan ajar
x x x x
x x x x
x
x
7
Penetapan rombongan belajar
x x x x
x
x
x
8
Penetapan beban kerja minimal pendidik
x x x x
x
x x
x
Ratio jumlah pendidik dan peserta didik
x x x x
x
x x
x x x x
x
9 10 11 12
Penyusunan jadwal pemanfaatan laboratorium Melakukan pengawasan dan pemantauan proses pembelajaran Memiliki laporan kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
x x x x
Access Point Kabel UTP
Router NIC
Internet PABX Faximile Switch
x x
x x x x x x
x x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x
x x x x
x x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x
x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x
x
x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x x x
x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x x x
x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x
x x x
x x x x x
x
x x
Blender Gimp Bluefish Internet explorer Antivirus LAN
IMicrosoft Word 2003 Writer Microsoft Powerpoint 2003 Impress MySQL PHP
Printer Laserjet Printer InkJet Microsoft Windows XP SP1 dan SP2 Linux Microsoft Excel 2003 Calc
No
Fungsi bisnis
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
Platform Teknologi
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb Keyboard Mouse Scanner Mesin absensi fingerprint Monitor LCD 17"
Lampiran 19 Matriks Relasi Fungsi Bisnis Dengan Usulan Platform Teknologi
13
Pengelolaan rencana kerja
x x x x
x
x x
x
x x x x x x
14
Penetapan kalender akademik
x x x x
x
x x
x
x x x x x x
x x x
x x x x
15
Pengelolaan jadwal mata pelajaran
x x x x
x
x x
x
x x x x x x
x x x x x
x x x x
x x x x x x
x x x x x x x x x x
Access Point Kabel UTP
Router NIC
Internet PABX Faximile Switch
Blender Gimp Bluefish Internet explorer Antivirus LAN
IMicrosoft Word 2003 Writer Microsoft Powerpoint 2003 Impress MySQL PHP
Printer Laserjet Printer InkJet Microsoft Windows XP SP1 dan SP2 Linux Microsoft Excel 2003 Calc
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb Keyboard Mouse Scanner Mesin absensi fingerprint Monitor LCD 17"
Fungsi bisnis
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
No
Platform Teknologi
16
Pengelolaan bimbingan akademik
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
17
Penilaian hasil belajar peserta didik
x x x x
x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x
18
Pembuatan laporan hasil evaluasi pengelolaan akademik
x x x x
x
x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x x x x x
19
Pengelolaan kegiatan Student day
x x x x
x
x
x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x
x x x x
x
x x
x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x
x x x x x
Memiliki program penilaian, remedial, dan pengayaan Pengelolaan angket peserta didik tentang kinerja pendidik Pengelolaan ujian tengah semester dan akhir semester Pengelolaan nilai akhlak mulia dan kepribadian Pembuatan surat keterangan keikutsertaan pengembangan diri peserta didik
x x x x
x
x x
x
x x x
x x
x x x x
x x x x x
x x x x
x
x x
x
x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x
x x
x x x x x
x x
x x x x
x x x x x
25
Pembuatan serta distribusi raport dan ijazah
x x x x
x
x
x x
x x x x
x x
x x x x
x x x x x
26
Pendataan lulusan yang diterima di perguruan tinggi
x x x x
x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
27
Pelacakan terhadap alumni
x x x x
x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
28
Inventaris properti sekolah
x x x x
x
x
x x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
29
Inventaris kelengkapan sekolah
x x x x
x x x
x x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
30
Inventaris kelengkapan KBM
x x x x
x
x
x x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
31
Menetapkan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan
x x x x
x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
20 21 22 23 24
32 33
Menetapkan kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran Pengelolaan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
Access Point Kabel UTP
Router NIC
Internet PABX Faximile Switch
Blender Gimp Bluefish Internet explorer Antivirus LAN
IMicrosoft Word 2003 Writer Microsoft Powerpoint 2003 Impress MySQL PHP
Printer Laserjet Printer InkJet Microsoft Windows XP SP1 dan SP2 Linux Microsoft Excel 2003 Calc
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb Keyboard Mouse Scanner Mesin absensi fingerprint Monitor LCD 17"
Fungsi bisnis
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
No
Platform Teknologi
x x x x
x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x x x x
x
x x x x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x
x x x x x
34
Memiliki tenaga layanan khusus
35
Penetapan sistem penghargaan
x x x x
x x
x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x
x x x x x
36
Pengelolaan sertifikasi profesi
x x x x
x x
x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x
x x x x x
37
Pengelolaan mutasi
x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x x
x x x x x
38
Pengelolaan promosi
x x x x
x x
x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x x
x x x x x
39
Inventaris kelengkapan TI
x x x x
x x x x
x
x x x x x x
x x x
x x x x x
x x x x x
40
Pengelolaan Kopasus TI
x x x x
x x x
x
x x x x x x
x x x
x x x x x
x x x x x
41
Mengalokasikan biaya pendidikan untuk investasi
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
42
Mengalokasikan biaya operasi
x x x x
x x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
43
Mengalokasikan biaya personal
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
44
Pengelolaan sumber dana
x x x x
x x
x
x x x x x
x x
x x x x x x
x x x x x
45
Pembuatan laporan pertanggung jawaban pembiayaan
x x x x
x x x x
x
x x x x x
x x
x x x x x
x x x x x
X
3
Aplikasi rata-rata KKM peserta didik
X
X
X
X
4
Aplikasi penetapan rombongan belajar
X
X
X
X
5
Aplikasi beban kerja minimal pendidik
X
X
X
X
6
Aplikasi jadwal laboratorium
X
X
X
X
7
Aplikasi evaluasi KBM
X
X
X
X
8
Aplikasi rencana kerja
X
X
X
X
9
Aplikasi kalender akademik
X
X
X
10
Aplikasi jadwal pelajaran
X
X
11
Aplikasi bimbingan akademik
X
X
12
Aplikasi penilaian
X
13
Aplikasi pengelolaan student day
14
Aplikasi program penilaian, remedial, dan pengayaan
15
NIC
Access Point
Kabel UTP X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Aplikasi angket pendidik
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
16
Aplikasi jadwal ujian
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
17
Aplikasi pembuatan KHS
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Router
X
X
Switch
X
X
Faximile
Internet
X
X
PABX
LAN
X
X
KOMUNIKASI
X
X
Bluefish
X
X
Gimp
X
X
Blender
X
X
Impress
X
X
Writer
X
X
Calc
X
X
X
Linux X
X
X
Printer InkJet
X
Scanner
Antivirus
X
Internet explorer
X
PHP
X
X
MySQL
PERANGKAT KERAS
X
Microsoft Powerpoint 2003
X
X
IMicrosoft Word 2003
X
X
Microsoft Excel 2003
Mouse
X
X
Microsoft Windows XP SP1 dan SP2
Keyboard
X
Aplikasi dokumen KTSP
PERANGKAT LUNAK
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Aplikasi penerimaan peserta didik baru
2
Printer Laserjet
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
1
Monitor LCD 17"
Usulan Aplikasi
Platform Teknologi
Mesin absensi fingerprint
No
Lampiran 20 Matriks Relasi Usulan Aplikasi Terhadap Platform Teknologi
X
X
20
Aplikasi pelacakan alumni
X
X
X
X
21
Aplikasi pembiayaan
X
X
X
X
22
Aplikasi pendanaan
X
X
X
X
23
Aplikasi pelaporan keuangan
X
X
X
X
24
Aplikasi kualifikasi pegawai
X
X
X
X
25
Aplikasi pembagian tugas pegawai
X
X
X
X
26
Aplikasi sistem penghargaan pegawai
X
X
X
X
27
Aplikasi mutasi pegawai
X
X
X
X
28
Aplikasi sertifikasi profesi
X
X
X
29
Aplikasi promosi
X
X
30
Aplikasi kelengkapan TI
X
X
31
Aplikasi pengelolaan kopasus IT
X
32
Aplikasi sarana prasarana
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Faximile
X
PABX
X
KOMUNIKASI
X
Bluefish
X
Gimp
X
Blender
X
Impress
X
Microsoft Powerpoint 2003
X
Writer
X
IMicrosoft Word 2003
X
Calc
X
Microsoft Excel 2003
X
X
PERANGKAT LUNAK
X
Printer InkJet
X
Printer Laserjet
X
Monitor LCD 17"
X
Mesin absensi fingerprint
X
Scanner
PERANGKAT KERAS
Kabel UTP
X
Access Point
X
NIC
X
Router
Aplikasi pengelolaan lulusan
Switch
19
Internet
X
LAN
X
Antivirus
X
Internet explorer
Mouse
X
PHP
Keyboard
X
MySQL
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Aplikasi pelaporan akademik
Linux
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
18
Microsoft Windows XP SP1 dan SP2
No
Usulan Aplikasi
Platform Teknologi
1
Pentium IV 2.8 GHz RAM 1Gb
2
Dual core 2.5 GHz RAM 2 Gb
3
Server Xeon X3430 2.4 GHz 250 Gb
4
Keyboard
5
Mouse
6
Scanner
7
Monitor 14"
8
Monitor 17"
9
Printer Laserjet
10
Printer Inkjet
11
Printer Deskjet
12
Window XP
13
Linux
14
Microsoft Excel 2003
15
Microsoft word 2003
16
Microsoft Powerpoint 2003
17
Internet explorer
18
MySQL
19
Visual basic 6
R
R
Kabel UTP
Access Point
NIC
Router
Switch
Faximile
PABX
Internet
LAN
Antivirus
Internet explorer
Bluefish
Gimp
Blender
PHP
MySQL
Impress
Microsoft Powerpoint 2003
Writer
IMicrosoft Word 2003
Calc
Microsoft Excel 2003
Linux
Microsoft Windows XP SP1 dan SP2
Printer InkJet
Printer Laserjet
Monitor LCD 17"
Mesin absensi fingerprint
Scanner
Mouse
Keyboard
No
Platform Teknologi Saat ini
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
Usulan Platform Teknologi
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Lampiran 22 Gap Analisis Platform Teknologi
Platform Teknologi Saat ini
20 Java
21 Antivirus (smadav dan avira)
22 3dmax 7
23 Adobe Photoshop CS3
24 Adobe Dreamweaver CS3
25 LAN
26 Internet
27 PABX
28 Faximile
29 Switch
30 Router
31 NIC
32 Access Point
33 Kabel UTP
34 Baru A A A A A A A A A A A A A A A A
Gimp Bluefish Internet explorer Antivirus LAN Internet PABX Faximile Switch Router NIC Access Point Kabel UTP
R
Blender
A
PHP
MySQL
Impress
Microsoft Powerpoint 2003
Writer
IMicrosoft Word 2003
Calc
Microsoft Excel 2003
Linux
Microsoft Windows XP SP1 dan SP2
Printer InkJet
Printer Laserjet
Monitor LCD 17"
Mesin absensi fingerprint
Scanner
Mouse
Keyboard
Core i5 2.53 GHz HDD 160 Gb RAM 2 Gb
Server Quad-Core Xeon 2.26 GHz
No
Usulan Platform Teknologi
A A A A A A A A A A A A A A
Lampiran 23 Biaya Pengembangan Sistem Informasi Penerapan SNP Tahap
Jenis Perangkat keras
Nama Core i5 2.53GHz HDD 160 Gb RAM 2Gb Quad-Core Xeon 2.26 GHz 720 Gb RAM 4 Gb DDR3
I Perangkat lunak Perangkat keras untuk jaringan
Sumber manusia
II
Dokumentasi
III
Training Sosialisasi
daya
Scanner Mesin absensi finger print Monitor LCD 17" Printer Laser jet Hardisk 160 Gb RAM 2 Gb DDR 2 Open Source Switch 48 port Access point NIC Kabel UTP Sistem designer Sistem analis senior Sistem analis middle Senior programmer Junior programmer Tester DBA EDP Alat tulis kantor Pembuatan dokumen rangkap 2 Training Stakeholder
Jumlah 65 unit 1 unit 4 unit 3 unit 73 unit 11 unit 65 unit 11 Unit 3 unit 10 unit 120 unit 200 m 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 4 orang 1 orang 2 orang
15 orang 1500 orang
Harga (Rp) 8.000.000 22.000.000 800.000 3.000.000 1.200.000 1.000.000 300.000 400.000 900.000 1.000.000 75.000 6.000 3.500.000 11.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.500.000 8.000.000 3.000.000
Waktu
-
2 bulan 8 bulan 4 bulan 5 bulan 4 bulan 3 bulan 4 bulan 1 bulan
5 hari 1 hari Total
Total 520.000.000 22.000.000 3.200.000 9.000.000 87.600.000 11.000.000 19.500.000 4.400.000 2.700.000 10.000.000 9.000.000 1.200.000 14.000.000 88.000.000 32.000.000 30.000.000 64.000.000 30.000.000 32.000.000 6.000.000 4.000.000 500.000 20.000.000 7.000.000 1.027.100.000
Lampiran 24 Usulan Tata Kelola IT No 1
2
3
4
Tata kelola Usulan Pengelolaan keamanan • Pengaturan keamanan penggunaan sistem informasi implementasi SNP informasi menggunakan password login untuk membatasi hak akses user • Koneksi jaringan internet SMA Plus PGRI Cibinong ke jaringan komputer publik dilengkapi firewall • Antivirus selalu terupdate dan dugunakan secara berkala di seluruh komputer di SMA Plus PGRI Cibinong untuk menjaga komputer dari virus trojan, dan worm. • User harus melakukan proses scanning setiap memasukan media external kedalam komputer. Scanning dilakukan secara menyeluruh Pengelolaan layanan TIK • Pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak oleh Departemen IT • Pengembangan sistem informasi implementasi SNP dilakukan oleh Departemen IT SMA Plus PGRI Cibinong bekerja sama dengan instansi lain. • Setiap layanan yang akan diberikan dalam setiap kerja sama tercakup dalam Service Level Aggrement (SLA) dari dua belah pihak Pengelolaan pengembangan • Pelatihan dan training terhadap user TIK • Pembuatan buku pedoman (user manual) • Pelatihan secara periodik terkait dengan pengembangan sistem informasi untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan Pengelolaan kelangsungan • Pembuatan rencana maintenance dan pengujian sistem informasi layanan TIK implementasi SNP • Merencanakan pelatihan yang dilakukan secara periodik • Sistem yang akan diimplementasikan harus melewati tahap pengujian untuk meminimalisasi kemungkinan dan dampak besar dari layanan sistem informasi.
No 5
6
Tata kelola Pengelolaan proyek TIK
Usulan • Melakukan pengukuran biaya IT secara akurat • Investasi ICT harus sesuai dengan fungsi bisnis, terkontrol, dan terarah • Me-manage layanan dengan memberikan respon yang efektif dan periodik terhadap masukan dan permasalahan dengan penanganan secara rutin • Me-manage konfigurasi dengan menjamin integritas dan konfigurasi secara teknis, lengkap, dan akurat baik terhadap perangkat lunak maupun perangkat keras • Meminimalisasi masalah yang timbul dalam kinerja dan menyelesaikan permasalahan dengan cepat • Me-manage data mencakup proses penetapan prosedur efektif dalam mengelola backup data dan recovery. Untuk proses backup dilakukan secara berkala • Mengklasifikasikan permasalahan yang terjadi kedalam perangkat keras dan perangkat lunak • Mendefinisikan dampak dari permasalahan terhadap fungsi bisnis dan tingkat kepentingan untuk menentukan penyelesaiannya dengan membuat prosedur penanganan masalah Pemantauan dan evaluasi • Proses pemantauan untuk memastikan TI memberikan kontribusi bagi kinerja TIK fungsi bisnis sesuai dengan arahan dan kebijakan yang ada • Proses pemantauan mengenai bagaimana pelaksanaan monitoring yang relevan dan sistematik, laporan pelaksanaan, dan kesesuain dengan standar yang telah ditetapkan • Pembuatan prosedur dan monitoring terhadap sistem informasi • Pengendalian kontrol TI secara berkala • Mendokumentasikan pengendalian kontrol TI • Memastikan ketaatan terhadap peraturan