1 SELAMAT SORE2 Perancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa oleh Dany A.B.Utono3 Rumusan mas...
Perancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia 10‐12 tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa
oleh Dany A.B.Utono 3406100049
Rumusan masalah • Bagaimana merancang buku visual untuk anak tuna rungu sebagai media alternatif belajar bahasa? Buku ini sekaligus menunjang pembelajaran pada mata pelajaran sekolah dan menjadi referensi bagi para orang tua dan guru dalam mengajar
Ruang lingkup • Kajian eksisting buku pembelajaran baik buku untuk anak tuna rungu maupun buku untuk anak normal • Bahasa isyarat pada kamus SIBI • Gaya visual • Kajian mengenai karakteristik anak tuna rungu usia 10‐12 tahun
Definisi tuna rungu • Secara medis tunarungu berarti : kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat‐alat pendengaran. • Secara pedagogis tunarungu berarti : kekurangan atau kehilangan pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan bahasa sehingga memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus. •
Kuswarno, Prof.Dr.M.S. Engkus. Metode Penelitian Komunikasi Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Widya Padjajaran.2008
Ciri anak tuna rungu • Fisik : – Cara berjalan kaku dan membungkuk – Gerakan matanya cepat dan agak beringas – Gerakan kaki dan tangannya sangat lincah dan cepat – Pernapasannya pendek dan agak terganggu – Mengalami kesulitan dalam kecepatan motorik – Mengalami kesulitan dalam simultan movement atau menggunakan dua atau lebih komponen motorik
• Bahasa – Miskin dalam kosa kata. – Sulit mengerti ungkapan‐ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan. – Sulit mengartikan kata‐kata abstrak. – Kurang menguasai irama dan gaya bahasa
• Intelegensi – Perkembangan intelegensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa.
Bahasa isyarat
• Bahasa isyarat berkembang dan memiliki karakteristik yang berlainan pada tiap negara. Di Indonesia, bahasa isyarat yang telah diberlakukan secara nasional adalah SIBI atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.
Kaidah bahasa isyarat Harus akurat Mewakili satu kata dasar dan berdiri sendiri Mencerminkan situasi sosial dan budaya Harus disesuaikan dengan perkembangan dan kejiwaan siswa Harus disesuaikan dengan perkembangan belajar siswa,termasuk metodologi belajar • Memperhatikan isyarat yang sudah ada • Harus mudah dipelajari • Dirancang memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya
• • • • •
Kamus SIBI
Tanda menurut F.D.Saussure • tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda disana ada sistem
Konsep F.D.Saussure dalam kacamata tuna rungu
Tanda menurut C.S.Pierce • tanda “is something which stands to somebody for something in some respect of capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi
Konsep tanda menurut CS Pierce
Layout buku anak • Style Juvenille
• Style youthfull
Studi eksisting • Diego’s Animal Science Book (Kumpulan fakta hewan)
•
Tata Letak –
•
Gaya gambar –
•
Gaya gambar yang dipakai adalah kartunal.
Warna –
•
Komposisi tata letak pada buku ini menggunakan style youthfull, dimana tidak aturan yang sama pada tiap halamannya, terkesan main‐main dan sangat berkarakteristik anak. Pola membacanya seperti terlihat pada gambar di atas memainkan pola gerak pada mata yang membuat pembacanya terkesan sedang diajak bermain daripada belajar, sehingga tidak membuat bosan.
Penggunaan warna pada buku ini mengikuti ciri psikologi warna pada anak, yakni menggunakan warna‐warna cerah sebagai penarik hati anak‐anak. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik bloking warna yang sangat kartunal.
Typografi –
Jenis font yang digunakan pada buku ini umumnya adalah jenis font sans serif yakni ciri font tanpa kait. Jenis font ini sangat cocok digunakan pada anak karena karakter huruf yang sederhana dan memudahkan untuk membaca.
My First Book of Sign
•
Tata Letak –
•
Gaya gambar –
•
Gaya gambar yang dipakai adalah kartunal.
Warna –
•
Secara layout, buku ini mengandung berbagai elemen dalam layout, yakni gambar, tulisan (font) dan invisible element. Pada isi, desain layout dibuat sedemikian rupa yakni berbentuk zig‐zag, yang memang disengaja sebagai ciri dari layout buku ini. Hal tersebut juga berhubungan dengan cara membaca anak, agar menarik maka susunan layout dibuat zig‐zag agar anak tidak cepat bosan. Gambar orang selalu berada di sebelah kanan juga disengaja selain sebagai ciri khas dari buku ini, juga sebagai patokan agar anak tidak bingung ketika membaca.
Secara warna , buku ini cukup memperhatikan pada karakteristik kesukaan warna pada anak‐anak. Dengan mengkaji pada psikologi warna, anak‐anak cenderung menyukai warna‐warna cerah. Buku ini mampu menangkap karakteristik tersebut dan menampilkan permainan warna yang cerah serta meriah.
Typografi –
Jenis font yang digunakan pada buku ini adalah jenis font sans serif.
Word Signs
Tata Letak Secara layout, buku ini memiliki elemen gambar, tulisan dan invisible element yang membagi tiap‐tiap halaman dalam buku ini dalam hierarki membaca yang nyaman untuk mata anak. Gambar benda dibuat besar agar anak mampu mengeksplorasi bentuk benda walaupun terbatas pada bidang 2 dimensi. Hal ini juga agar anak tidak salah mempersepsikan benda yang dimaksud. Tulisan penjelasan benda selalu berada di sebelah atas dan bahasa isyarat berada di pojok kiri bawah. Keseluruhan layout terasa cukup sederhana mengikuti karakteristik cara baca anak balita. Gaya gambar Gaya gambar yang dipakai adalah pencampuran antara penggunaan teknik foto pada benda dengan ilustrasi kartun pada bahasa isyarat. Warna Kecenderungan tone warna pada buku ini adalah menggunakan tone warna yang lembut.Disesuaikan dengan karakter pada target audiens buku ini yakni anak kecil. Typografi Jenis font yang digunakan pada buku ini adalah jenis font sans serif.
Logika berpikir
konsep desain
Penekanan Masalah • Belum adanya media pembelajaran khusus untuk anak tuna rungu • orang tua kesulitan ketika menjelaskan materi pelajaran ke anak. • Belum adanya media panduan belajar untuk menambah perbendaharaan kata bagi anak tuna rungu, kebanyakan anak tuna rungu belajar dari media pembelajaran yang bersifat verbal yang mereka tidak mampu memahami maknanya secara visual.
Target Audience • usia 10‐12 tahun atau sekitar kelas 4‐6 SD dengan gangguan pendengaran ringan (20‐30 dB) hingga gangguan pendengaran berat (75dB)
Karakteristik unik target audience (hasil pengamatan langsung) Selalu ingin tahu Cepat akrab Tertarik pada hal‐hal visual Lebih suka beraktifitas dengan sesama tuna rungu • Percaya diri tinggi • ekspresionis
• • • •
Segmentasi demografis target segmen • Anak‐anak tuna rungu dengan gangguan pendengaran ringat (20‐30 dB) hingga berat (lebih dari 75 dB) • Usia 10‐12 tahun • Pendidikan Sekolah Dasar ( kelas 4‐6) • Laki‐laki dan Perempuan • SES orang tua A ‐ B
Targeting • Tunarungu dengan tingkat ketulian sedang hingga berat. • Menyukai hal‐hal baru yang berkaitan dengan visual. • menyukai kegiatan‐kegiatan yang baru dan mengasah kreativitas