PERANCANGAN BOARD GAME UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Adhil Yudha Prawira, Kristiana Asih Damayanti Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada perusahaan industri merupakan hal yang sudah diterapkan pada masa ini. K3 pekerja dalam sebuah perusahaan industri memiliki aspek besar dalam mempengaruhi keuntungan perusahaan. Pelatihan K3 di PT. Kerta Laksana selama ini menghimbau pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) secara satu arah. Pelatihan yang dilakukan secara satu arah tetap tidak meningkatkan kesadaran pekerja terhadap K3 dan masih banyak pekerja yang tidak menggunakan APD saat bekerja. Pelatihan secara satu arah dianggap membosankan dan tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pekerja. Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap K3 adalah dengan cara membuat alat bantu pelatihan yang tidak membosankan dan monoton. Alat bantu pelatihan yang berbentuk permainan memenuhi kebutuhan pekerja akan alat bantu yang tidak formal dan dapat digunakan hampir kapan saja. Board game adalah salah satu jenis permainan yang dapat dibuat dan digunakan sebagai alat bantu. Perancangan board game menggunakan cara perancangan board game Silverman. Data yang digunakan adalah: 1. Data kebutuhan alat bantu pemahaman K3 dari hasil wawancara pekerja, 2. Data mesin-mesin serta resiko kecelakaannya dari hasil wawancara untuk memunculkan kemiripan dari permainan dengan dunia nyata, dan 3. Data APD yang dibutuhan pada setiap mesin-mesin dan stasiun kerja.. Permainan diuji oleh 4 kelompok, terdiri dari 1 kelompok pekerja pabrik dan 3 kelompok mahasiswa. Pemain diberikan kuesioner sebelum dan setelah melakukan permainan untuk menunjukkan peningkatan kesadaran pemain terhadap K3. Dari hasil kedua kuesioner didapatkan peningkatan pola kesadaran terhadap K3. Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa board game dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan K3. Kata kunci: kesehatan dan keselamatan kerja, alat bantu pemahaman, board game, alat pelindung diri, perancangan produk.
Pendahuluan Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 tercatat 23.931 perusahaan industri besar menengah di Indonesia, hal ini menunjukkan jumlah perusahaan industri di Indonesia dapat terbilang banyak. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki pekerja manusia yang terbilang cukup banyak seperti yang terlihat pada data BPS Agustus 2015 yaitu sebanyak 15.255.099 orang bekerja pada perusahaan industri. Dari data tersebut dapat disimpulkan saat ini perusahaan industri masih banyak yang bergantung pada pekerja manusia dalam melaksanakan proses-proses baik industri maupun administrasi dalam perusahaannya. Dalam pelaksanaan kerja, tidak dapat dipungkiri lagi ada risiko terjadinya kecelakaan kerja. Jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2015 seperti yang dilansir oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan mencapai 50.089 kasus kecelakaan kerja. Hal ini tidak dapat disebut sebagai jumlah yang
kecil terlebih lagi hal tersebut menyangkut hidup dari pekerja tersebut. Penanganan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada setiap perusahaan berbedabeda berdasarkan skala dari perusahaan tersebut oleh karena itu dilakukan survey kepada perusahaan CV. Cihanjuang Inti Teknik (CV. CINTEK) dan PT. Kerta Laksana sebagai perwakilan perusahaan kecil-menegah dan menengah-keatas. Dari hasil wawancara dengan Bapak Sanusi selaku manajer dari sebuah perusahaan kecil menengah CV. CINTEK banyak pengusaha yang merasa jika penerapan K3 tidak terlalu dibutuhkan untuk perusahaan yang berskala kecil dikarenakan kebanyakan pekerja di indonesia merasa bahwa penerapan K3 hanya menjadi penggangu dalam bekerja sehingga jika dicanangkan oleh perusahaan, hal tersebut tetap tidak akan diterapkan dan tidak digunakan oleh pekerja. Walaupun menurut CV. CINTEK penerapan K3 tidak terlalu penting, menurut Bapak Hananto selaku
manajer produksi perusahaan PT. Kerta Laksana, bagi perusahaan keuntungan merupakan tujuan akhir dari perusahaan, maka seluruh pekerja dan petinggi pada sebuah perusahaan dituntut untuk berfikir tentang K3 dengan cara menilai dari biaya kecelakaan yang akan ditimbulkan. Mereka dituntut untuk dapat melihat kecelakaan dalam proses kerja di perusahaan merupakan kerugian bagi pekerja yang mengalami penderitaan secara fisik dan juga perusahaan seperti kekurangan pekerja dan gaji yang harus tetap dibayarkan selama pekerja tersebut dirawat. Menurut Bapak Hananto di PT. Kerta Laksana sendiri telah menyediakan alat-alat keselamatan kerja yang bersangkutan dengan bidang kerjanya seperti: helm proyek, sarung tangan, sepatu safety, masker dan alat-alat keselamatan lainnya yang bersangkutan dengan jenis-jenis kecelakaan yang berisiko pada proses industri dalam perusahaan, tetapi tetap saja banyak pekerjanya yang tidak menggunakan alat-alat tersebut dengan berbagai alasan seperti menggangu pekerjaan, perasaan tidak nyaman, dan risih. Kecelakaan kerja yang terjadi pun banyak diakibatkan oleh keteledoran dan kesalahan dari pekerja yang akibatnya cenderung makin parah jika pekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja. Sosialisasi yang telah dilakukan untuk menimbulkan kesadaran K3 saat ini tidaklah cukup untuk memuncukan kesadaran yang diharapkan dari para pekerja di bidang industri, dikarenakan dalam sosialisasi 1 arah pendengar cenderung bosan untuk mendengarkan dan tidak memperhatikan materi dari pembicara dengan baik. Dalam sosialisasi 2 arah, pendengar akan lebih aktif dan akan lebih memahami apa yang disampaikan oleh pemateri pada sosisalisi tersebut, akan tetapi hal tersebut masih tidak cukup untuk memunculkan kesadaran dan perhatian yang mendalam akan K3. Dari hasil wawancara dengan Bapak Hananto didapatkan bahwa bagi pekerja yang berkewarganegaraan Indonesia, mengikuti peraturan K3 yang telah disediakan oleh perusahaan sangatlah susah. Hal ini muncul karena kebiasaan manusia yang terus menerus dilakukan dan sulit diubah, terlebih lagi ada perasaan malas dan enggan yang muncul dikarenakan ketidak nyamanan dari fasilitas-fasilitas K3 yang tersedia. Jadi diperlukan alternatif-alternatif pelatihan atau
penyuluhan lainnya untuk meningkatkan safety awareness dan mengubah safety behavior dari setiap pekerja industri. Dilakukan tinjauan pada dua perusahaan sebagai potret perusahaan-perusahaan indsutri. Pelatihan K3 ditinjau pada perusahaan untuk melihat bagaimana pelatihan K3 dilakukan dalam perusahaan. Dilihat jenis-jenis pelatihan atau penyuluhan dalam perusahaan dan bagai mana pengerjaannya. Perusahaan CV. CINTEK bergerak di bidang pembuatan mikrohidro, pembangkit listrik tenaga air, dan PT. Kerta Laksana bergerak di bidang pembuatan permesinan pertanian. Pada perusahaan CV. CINTEK belum ada pelatihan ataupun penyuluhan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang K3. Sedangkan pada PT. Kerta Laksana telah didapatkan jenis upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran K3 pada pekerjanya, yaitu upaya-upaya sebagai berikut: 1. Penyuluhan tentang bahaya-bahaya dari proses produksi yang akan dilakukan oleh pekerja. 2. Pengarahan yang bertujuan mengingatkan pekerja untuk menggunakan alat-alat K3 sebelum melakukan kegiatan produksi. 3. Teguran verbal secara berkala oleh manajer produksi kepada pekerja yang tidak menggunakan peralatan keselamatan dengan aturan yang telah ditetapkan. Cara-cara diatas terbukti tidak efektif dikarenakan tetap adanya pekerja yang masih tidak mengikuti aturan-aturan yang telah diberitahukan dan tidak menggunakan alat-alat keselamatan. Setelah pekerja selesai mendapatkan pelatihan atau penyuluhan, halhal yang telah disampaikan langsung dilupakan sehingga saat bekerja masih terjadi perilaku yang tidak sesuai dengan yang disampaikan pemateri pada penyuluhan. Ketidak efektifan cara-cara tersebut dalam memunculkan kesadaran tentang K3 dapat dilihat pada pengamatan dan dari wawancara terhadap Bapak Hananto selaku manajer produksi. Pada Gambar 1 dapat dilihat pekerja pabrik yang tidak menggunakan sarung tangan saat pelaksanaan pekerjaan menggerinda dan perapihan bagian luar. Percikan api dari gerinda dapat melukai tangan dari pekerja, selain itu adanya bahaya pada tangan dari pekerja tersebut akan terkena mesin gerinda
saat dioperasikan. Dalam proses pengetukan palu untuk merapikan produk, ada resiko ujung pahat mengenai tangan pekerja dan dapat memotong jari pekerja. Dengan menggunakan sarung tangan yang menutupi tangan pekerja, diharapkan dapat mengurangi dampak secara langsung dari percikan api gerinda dan bahaya terkena mesin dan ujung pahat bagi pekerja. Sesuai dengan hasil wawancara dengan manajer produksi perusahaan tersebut, perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja telah disediakan oleh perusahaan berupa sarung tangan dan telah dianjurkan oleh perusahaan untuk digunakan, tetapi beberapa pekerja menolak menggunakan peralatan keselematan kerja dengan alasan kurang nyaman, menggangu pekerjaan dan memperlambat pekerjaan.
Gambar 1. Pekerja bagian finishing PT Kerta Laksana
Menurut Bapak Hananto, dibutuhkannya perhatian dan antusiasme dari pekerja saat dilakukan penyuluhan ataupun pelatihan tentang K3, terlebih lagi hal ini tidak hanya menyangkut keuntungan perusahaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan dari pekerja tersebut. Upaya-upaya yang telah dilakukan saat ini cenderung monoton dan tidak menarik bagi pekerja dikarenakan hanya terjadi secara satu arah dan hampir tidak ada umpan balik yang diminta oleh pemateri. Diharapkan adanya suatu bentuk upaya penyuluhan dan pelatihan tentang K3 yang dilakukan secara dua arah dan menarik para pekerja untuk memperhatikan dan memahami tujuan dari penyuluhan tersebut. Salah satu bentuk dari cara pelatihan yang bersikap menyenangkan dan dua arah adalah melakukan pelatihan dengan menggunakan permainan. Menurut Tedd (n.d.) dalam artikelnya yang berjudul Game-based learning dengan menggunakan permainan dalam pembelajaran akan memotivasi pembelajar, akan membuat pembelajar lebih memahami pelajaran yang diberikan dan juga akan mendukung mereka untuk belajar dari
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan dalam sebuah permainan memicu jiwa kompetitif dari pemain dan akan memberikan semangat untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dalam permainan akan dimunculkan umpan balik dari pemain satu ke pemain lainnya maupun dari seorang gamemaster ke pemain lainnya dalam bentuk skor nilai atau peringkat sehingga pemain akan mengetahui kesalahan apa yang telah dibuat dan bagaimana cara yang harus dilakukan. Cara pembelajaran dengan menggunakan permainan akan meningkatkan motivasi dan ketertarikan dari pekerja untuk memahami apa isi dari materi penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan. Dari hasil wawancara dengan Zaki Andiga selaku game producer dari sebuah perusahaan pengembang game Agate disimpulkan bahwa game merupakan media yang dapat digunakan secara efektif untuk mengajarkan atau melatih sesuatu secara menyenangkan, interaktif, dan cenderung tidak kaku. Di Negara Indonesia sudah banyak beredar permainan-permainan yang dibuat dengan tujuan mengedukasi pemainnya dengan cara yang tidak terlalu formal seperti contoh: Seutas pita merah dan Next Door Land yang dikembangkan oleh perusahaan Agate, Mahardika dan Sikapi uangmu yang dikembangkan oleh perusaan Kummara. Menurut Zaki, table-top game (card game, board game) lebih menonjol dalam hal interaksi langsung antar dua atau lebih pemainnya yang umumnya memunculkan kompetisi secara langsung dibanding dengan video game. Dengan adanya interaksi secara langsung, maka terbentuk pula kemampuan komunikasi sosial dari pekerja dimana dalam sebuah pekerjaan, kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi antara para pekerja diperlukan sehingga tidak memunculkan kesalahan komunikasi. Perancangan board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai K3 ini memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai. Tujuan penelitian tersebut antara lain: 1. Mengetahui hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai K3. 2. Merancang board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai K3.
3. Mengevaluasi hasil rancangan board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai K3.
Data dan Pengolahan Data Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan dan mengingatkan tentang K3 terhadap pekerjanya sangatlah beragam, Dalam hal perusahaan PT. Kerta Laksana jenis pelatihan dan/atau penyuluhan yang dilakukan kepada para pekerjanya adalah sebagai berikut: 1. Penyuluhan tentang bahaya-bahaya dari proses produksi yang akan dilakukan oleh pekerja. Seperti yang telah dilampirkan pada poin I.2 penyuluhan ini dilakukan hanya jika terdapat pekerja baru yang memasuki perusahaan. Pekerja yang lama tidak diwajibkan untuk mengikuti penyuluhan ini, sehingga munculnya perbedaan persepsi antara pekerja baru dan lama. Dari hasil wawancara dengan Pak Hendi selaku pekerja maintenance dan juga seseorang yang memahami K3 dalam perusahaan, pekerja cenderung tidak mendengar hasil penyuluhan karena merasa yang dibutuhkan hanya cara penggunaan mesin tidak dengan cara membersihkan, menjaga diri dan alat, dan juga cara keselamatan. 2. Pengarahan yang bertujuan mengingatkan pekerja untuk menggunakan alat-alat K3 sebelum melakukan kegiatan produksi. Pengarah ini sudah jarang dilakukan oleh perusahaan dikarenakan anggapan perusahaan bahwa pekerja sudah mengerti peralatan dan bahaya yang dapat terjadi dikarenakan telah adanya kejadiankejadian sebelumnya sebagai contoh. Menurut Pak Hendi pekerja jarang mendengarkan dan memberikan waktu untuk melakukan pengarahan tersebut dan langsung bekerja saat waktu bekerja dimulai. 3. Dilakukan teguran verbal secara berkala oleh manajer produksi atau pekerja yang telah memahami konsep K3 kepada pekerja yang tidak menggunakan peralatan keselamatan dengan aturan yang telah ditetapkan. Teguran verbal ini hanya dilakukan apabila pekerja tidak memperhatikan cara pengerjaan dan tidak menggunakan peralatan yang mendukung keselamatan pekerja tersebut. Menurut Pak
Hendi terkadang saat terguran verbal dilakukan pekerja hanya mengangguk, dan bahkan menertawai yang memberikan teguran tersebut. Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan Pak Hendi selaku pekerja yang telah memahami K3 dan telah mengikuti pelatihan K3 dari Kementrian Ketenagakerjaan, Pak Agus selaku bagian personalia yang melaksanakan pelatihan, dan dua pekerja dari PT Kerta Laksana yang mewakili pekerja yang menggunakan dan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), didapatkan beberapa pernyataan yang merupakan keinginan (needs) yang perlu diperhatikan dalam perancangan board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang K3. Didapatkan tujuh kelompok kebutuhan dari hasil interpretasi wawancara yang dilakukan. Kelompok kebutuhan pekerja mengenai alat bantu pemahaman K3 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kelompok Kebutuhan pekerja mengenai alat bantu pemahaman K3 No. Kebutuhan 1 Alat bantu pemahaman K3 yang dapat menghimbau pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri, tanpa memikirkan ketidak-nyamanan dan rasa malu. 2 Alat bantu yang dapat membuat pekerja aware atau sadar terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. 3 Alat Bantu yang dapat menunjukkan simulasi dari resiko kecelakaan kerja. 4 Alat bantu yang dapat dilakukan pada saat apapun dan tidak formal. 5 Alat bantu yang dapat menghilangkan syndrome “it won’t happen to me”. 6 Alat Bantu yang menyadarkan pekerja bahwa jika terjadi kecelakaan, pekerja tersebut merugi dari segi uang. 7 Alat bantu sebagai pemicu dan pendukung adanya safety talk.
Rancangan dan Evaluasi Perancangan board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang K3 dilakukan langkah-langkah perancangan sesuai dengan enam langkah perancangan board game menurut Silverman (2013). Tema utama permainan ini adalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan tujuan utama agar pemain menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko dan efek dari sebuah kecelakaan dan mendapatkan point tertinggi.
Dikarenakan board game yang dirancang akan difungsikan sebagai alat edukasi untuk pekerja pabrik, maka diputuskan tema kedua dari permainan ini adalah situasi pabrik. Situasi pabrik yang dimaksud adalah pabrik yang menggunakan permesinan dalam pelaksanaan pembuatan produknya. Setelah menggabungkan kedua tema, maka dihasilkan tema permainan yaitu: K3 dalam pabrik. Elemen-elemen yang akan dimasukkan dalam permainan untuk mendukung permainan adalah: 1. Mesin Dalam perusahaan industri berbagai jenis mesin digunakan sebagai alat untuk memproduksi produk dari perusahaan. Setiap mesin memiliki bahaya yang kemudian menghasilkan resiko-resiko yang berbeda, ada risiko yang dapat terlihat secara langsung dan ada juga risiko yang tersembunyi. Tabel 2 adalah daftar mesin yang akan dimasukkan ke dalam board game berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hendi selaku pekerja maintenance dari PT. Kerta Laksana. Tabel 2. Mesin yang digunaikan dalam permainan No. Mesin Bending 1 Platform Assembly 2 3 Bubut Vertikal 4 Bubut 5 Las 6 Gerinda Tangan Grinding 7 8 Bor Spray gun 9 Freis 10 Oven 11 Plasma Cutter 12
2. Alat Pelindung Diri (APD) Untuk memenuhi kelompok kebutuhan yang pertama, dimasukan elemen alat pelindung diri sehingga dapat menunjukkan kepada pengguna board game kegunaan dari alat pelindung diri dan dapat memicu pengguna tersebut untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tabel 3 adalah alat-alat pelindung diri yang dianjurkan oleh perusahaan PT. Kerta Laksa kepada pekerjanya saat melakukan proses produksi dalam suatu mesin tertentu. Tabel 3. APD yang digunaikan dalam permainan No. APD 1 Alat pelindung diri 2 Sarung tangan 3 Kacamata safety 4 Helm proyek
5 6 7 8 9
Masker Helm proyek Fullbody suit Safety Harness Alat pelindung diri
3. Kecelakaan Untuk memenuhi kelompok kebutuhan yang ketiga, elemen kecelakaan dimasukan agar board game lebih merepresentasikan simulasi keadaan saat terjadi kecelakaan. 4. Random Event Dikarenakan kecelakaan tidak terjadi pada keadaan yang sudah dapat diduga, sehingga untuk lebih dapat merepresentasikan keadaan nyata maka dimasukkan random event yang hanya dipengaruhi dengan persentasi kemungkinan terjadi. 5. Uang (Victory Point) Uang digunakan sebagai poin kemenangan dari permainan dikarenakan adanya kebutuhan ke enam yang ingin membawa pola pikir pekerja bahwa kecelakaan sekecil apapun adalah kerugian bagi pekerja tersebut. Dibuat aturan-aturan dasar untuk dapat menjalankan permainan. Tabel 4 berisi aturanaturan dasar yang telah ditentukan sebagai fondasi dasar permainan. Tabel 4. Aturan-aturan dasar permainan No. Aturan 1 Jumlah pemain tiga sampai enam orang 2 Permainan dilakukan dalam 20 sampai 40 menit 3 Pilihan yang dapat dilakukan pemain adalan menggunakan APD atau tidak pada fase persiapan kerja 4 Pemain dapat menyela pemain lain saat membeli APD yang akan digunakan 5 Aturan dan langkah-langkah permainan bagi setiap pemain sama 6 Satu ronde dari permainan terdiri dari lima fase-fase permainan 7 Pemain memiliki tujuan akhir mengumpulkan uang terbanyak dengan perbedaan dari kelebihan karakter yang digunakan.
Fase-fase permainan dimodelkan dari siklus pekerjaan yang telah dilakukan dan seharusnya dilakukan oleh pekerja oleh pekerja. Safety talk phase mewakili proses safety talk yang diharapkan dilakukan oleh perusahaan sebelum melakukan pekerjaan. Working preparation phase mewakili proses persiapan pekerja sebelum melakukan pekerjaan seperti menggunakan APD. Working phase mewakili proses pekerja saat melakukan pekerjaannya pada setiap stasiun kerja yang telah ditentukan. After work phase mewakili proses pekerja sebelum pulang dimana pekerja tersebut merapihkan peralatan
dan menyimpan APD yang telah digunakan. Go home phase adalah fase yang mewakili saat pekerja pulang ke rumah masing-masing. Konten-konten yang dimasukan kedalam dimulai dari kartu, papan, dan karakter. Dalam permainan yang dirancang ini digunakan 4 jenis tumpukan kartu yaitu: Tumpukan kartu alat pelindung diri, kartu unexpected event, kartu working untuk setiap warna workstation yang digunakan, dan kartu karakter. Kartu alat pelindung diri disiapkan setiap ronde, dan dibuka pada bagian perlengkapan sesuai dengan jenis masing-masing alat pelindung diri. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi kartu alat pelindung diri. Kartu unexpected event ditarik sebanyak satu lembar setiap ronde oleh pemimpin pemain pada ronde tersebut kemudian jalankan efek dan aturan yang tertera pada kartu unexpected event tersebut. Gambar 3 menunjukkan ilustrasi kartu unexpected event. Kartu working ditarik oleh setiap pemain sesuai dengan mesin tempat karakternya bekerja, kamudian menjalankan aturan yang tertera. Gambar 4 menunjukkan ilustrasi kartu working. Kartu karakter ditentukan pada awal permainan secara acak. Gambar 5 menunjukkan ilustrasi kartu karakter. Dalam permainan ini, digunakan satu papan yang akan menjadi acuan permainan. Gambar6 adalah ilustrasi papan permainan. Setiap langkah-langkah permainan dikerjakan dalam satu ronde mengacu pada lokasi-lokasi dalam papan. Setiap pemain tidak dapat berpindah dari satu work station ke work station lainnya kecuali dengan pilihan secara acak menggunakan dadu sisi 20.
Gambar 3. Ilustrasi kartu unexpected event G re en A re a
Auw... Tanganku Ji ka ka ra kter d a ri p e mai n in i me ng gu na kan s ar un g ta ng an d e ng an d u ra bi li tas d ia tas 3 0% m aka p e mai n t er seb ut m e nd ap atka n h asi l p ro du ksi se be sar R p. 1 50 .00 0,- . J ika ti da k m aka t an ga n ka ra kter t erse bu t t er ken a u ju ng b o r d an t er lu ka , p e mai n te rse bu t d i ha ru skan be ri stir ah at s e la ma 1 r o nd e
Gambar 4. Ilustrasi kartu working
Gambar 5. Ilustrasi kartu karakter
Gambar 6. Ilustrasi papan permainan
Gambar 2. Ilustrasi kartu APD
Aturan permainan dan teknis permainan dibuat dibuat untuk memudahkan pemain untuk menggunakan permainan ini. Sebelum permainan dimulai, pemain diharuskan melakukan persiapan terlebih dahulu. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan permainan adalah sebagai berikut: 1. Bentangkan board lantai produksi pada daerah yang luas.
9. Alat pelindung diri tidak nyaman dan hanya menggangu pekerjaan. Gambar 6 merupakan gambar saat permainan dilakukan oleh pekerja. Pekerja yang melakukan permainan adalah pekerja yang bekerja pada pabrik dengan penggunaan mesin yang sesuai atau mirip dengan yang ada pada permainan. Permainan dilakukan selama tiga puluh menit hingga kartu working untuk area kuning habis. Pada saat permainan, pemain yang lebih memahami K3 membantu teman-temannya untuk memilih alat pelindung diri dan memberi tahu kalau alat pelindung diri yang kurang bagus tetap mengakibatkan kecelakaan. Permainan ini secara tidak langsung mendukung inisiatif pekerja yang lebih memahami K3 untuk membantu dan mengingatkan temannya.
Gambar 6. Playtesting oleh Pekerja Pabrik
Gambar 7 merupakan bentukan collumn chart dari jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju dari pernyataan kuesioner sebelum dan sesudah permainan dilakukan. Dapat dilihat peningkatan jawaban sangat tidak setuju dari pernyataan nomor empat sebesar 125% dari yang sebelumnya hanya tiga pemain menjadi total tujuh pemain setelah permainan dilakukan. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8 6 3
2
5 3
0
7 7
7
7
8
5 5 4 4 33 3 3 3 3 3 3 2 2 22 2 2 2 2 2 2 1 0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
2. Setiap pemain memilih karakter secara acak. 3. Kocok tumpukan kartu unexpected event, dan kartu working dalam tumpukan yang terpisah. Kartu working dikocok dalam tumpukan terpisah sesuai dengan warna. 4. Buka kartu alat pelindung diri dan kelompokkan sesuai dengan jenis dari alat pelindung diri tersebut. 5. Tentukan pemimpin tim awal dengan cara yang adil. 6. Bagikan modal awal bagi tiap pemain sebesar Rp. 60.000,-. Setalah menyiapkan permainan selanjutnya permainan dapat dimulai.. Setelah ada setidaknya satu tumpukkan kartu habis, maka permainan tersebut. Playtesting dilakukan sebanyak 4 kali. Permainan dilakukan sebanyak 3 kali terhadap mahasiswa jurusan teknik industri Universitas Katolik Parahyangan yang telah mengambil mata kuliah Perancangan K3. Sebanyak 1 kali playtesting dilakukan terhadap pekerja pabrik yang melakukan proses produksi yang membutuhkan alat pelindung diri. Sebelum permainan dilakukan pemain diberikan kuesioner. Kuesioner diberikan untuk menilai sejauh mana pemain memahami tentang K3 setelah dan sebelum melakukan permainan. Kuesioner disebarkan terhadap 10 orang pemain yaitu 7 mahasiswa dan 3 pekerja pabrik. Daftar pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Alat pelindung diri dapat mencegah terjadinya kecelakaan. 2. Kecelakaan tidak dapat menghasilkan kerugian materil. 3. Kecelakaan kerja hanya terjadi saat melakukan proses produksi. 4. Alat pelindung diri tidak harus digunakan selama berada di lantai produksi. 5. Alat pelindung diri dapat digantikan dengan peralatan lain yang lebih nyaman (contoh: Masker diganti dengan saputangan, helm proyek diganti dengan topi). 6. Kecelakaan bagi pekerja hanya merupakan kerugian besar bagi pekerja. 7. Dikarenakan biaya perawatan dan tanggungan lainnya sudah di tanggung oleh asuransi, kerugian saat kecelakaan kerja menjadi sangat kecil. 8. Kecelakaan tidak terjadi setiap saat, sehingga alat pelindung diri tidak terlalu penting
1
2
3
4
5
Sangat Tidak Setuju
6
7
8
9
Tidak Setuju
Gambar 7. Hasil Perubahan Jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju Pemain Setelah Melakukan Permainan
Setiap pemain yang melakukan playtesting diberikan pertanyaan setelah melakukan permainan. Pertanyaan yang diberikan adalah
mengenai evaluasi dan saran perbaikan mengenai permainan. Saran-saran yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan ditentukan cara untuk perbaikannya. Tabel 5 adalah kelompok saran yang di berikan oleh pemain beserta cara perbaikannya. Tabel 5. Saran permainan dan cara perbaikannya Kelompok Saran Cara Perbaikan Buat
aturan
permainan
yang
Membuat rule book dan aturan
yang
sudah
jelas.
diperbaharui dan sesuai.
Berikan tempat untuk
Buat tempat uang pada
uang
papan
pada
papan
permainan.
permainan
sesuai
dengan nominal Membuat
dan
mencetak
permainan
dengan
menambahkan hal-hal yang belum
terdapat
pada
prototipe:
Sempurnakan permainan sehungga
1.
Nomor-nomor
semua elemen dapat
penanda
berfungsi.
papan.
pada
2.
Belakang kartu
3.
Ilustrasi
4.
Alat pelindung diri fullbody suit
Perbaiki
kartu-kartu
pendukung pemainan lebih
Memberikan
penjelasan
ditentukan uang sebagai alat perhitungan kemenangan. 2. Hasil rancangan board game yang digunakan sebagai untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai K3 memiliki komponen-komponen pendukung yang jika digabungkan menjadi satu board game yang utuh. Board lantai produksi adalah komponen yang berfungsi sebagai acuan dan tumpuan permainan. Kartu alat pelindung diri (APD) digunakan untuk melambangkan APD yang digunakan pada pekerjaan sehari-hari. Kartu unexpected event dan working sebagai kartu yang mengatur jalannya permainan. Kartu karakter dirancang untuk membuat permainan lebih beragam dan membuat pemain memiliki tujuan dan cara bermain berbeda. 3. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa adanya perubahan pengetahuan mengenai K3 oleh pemain setelah melakukan permainan dari hasil kuisioner. Hampir semua pemain yang diberikan kuisioner menunjukkan perubahan pengetahuan setelah memainkan permainan. Dari kenyataan tersebut disimpulkan bahwa dengan menggunakan board game dapat mengubah pengetahuan pemain sedikit demi sedikit tentang pengetahuan K3.
dan keterangan yang jelas sehingga mudah
pada
kartu-kartu
pendukung permainan.
dimengerti
Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. (2016). Penduduk Usia 15 tahun ke Atas menurut Jam Kerja Utama dan Lapangan Pekerjaan Utama Industri,
Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap rancangan permainan yang dibuat, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk merancang sebuah board game untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kebutuhan pekerja mengenai alat bantu pelatihan. Alat bantu pelatihan harus dapat mensimulasi pekerjaan dalam perusahaan, dibutuhkan data mesin dan resiko kecelakaan dari setiap mesin. Penilaian akhir dalam permainan untuk menentukan siapa yang menang membutuhkan dasar, untuk menyempurnakan proses simulasi
1986-2015
[Online],
Diakses
dari
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/i d/1928 pada tanggal 12 April 2016 BPJS Ketenagakerjaan. (2015). Angka Kasus Kecelakaan
Kerja
Menurun
[Online],
Diakses
dari
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita /2943/Angka-Kasus-Kecelakaan-KerjaMenurun.html pada tanggal 12 April 2016 Silverman, D. (2013). How to Learn Board Game Design and Development [Online], Diakses
dari
http://gamedevelopment.tutsplus.com/articl es/how-to-learn-board-game-design-and-
development--gamedev-11607
pada
tanggal 25 Agustus 2016 Teed,
R.
[Online],
(n.d.).
Game-Based
Learning
Diakses
dari
http://serc.carleton.edu/introgeo/games/ind ex.html pada tanggal 5 Agustus 2016