PERANCANGAN APLIKASI MESSENGER DENGAN SISTEM PELACAKAN BERBASIS ANDROID DENGAN JAVA
Raymond Purnama P.; Yohanes de britto A.P.K.; Yohanes Halim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480
[email protected]
Pembimbing : Leonard Goeirmanto, MSc Abstrak Aplikasi messenger ini dirancang dengan tujuan untuk melindungi privacy seorang user ketika sedang melakukan chat dengan user lain dan mengintegrasikan sistem pelacakan yang dapat membantu memenuhi berbagai kebutuhan user. Dalam merancang aplikasi ini dilakukan berbagai macam metode peneltian yaitu mengumpulkan data dengan kuisioner, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi tertulis serta menganalisa aplikasi – aplikasi sejenis Setelah melakuakn penelitan dicapailah hasil dar penelitian tersebut yaitu sebuah aplikasi messenger yang dapat melindungi privasi user dengan enkripsi yang telah dirancang untuk chat dan akses ke percakapan yang sedang berlansung dan sebuah fitur tracking dmana user dapat melihat posisi user lain. Dapat diraih simpulan yaitu adanya fitur secure chat yang melindungi milik user dengan user lainnya dan tracking yang dapat membantu user melihat posisi user lain kecuali user yang sedang mengaktifkan fitur privacy.(YB,RP,YH) Kata kunci : Android, Messenger, Sistem Pelacakan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dengan maraknya tingkat kebutuhan manusia sekarang, Messenger dapat melengkapi salah satu kebutuhan tersebut seiring dengan tingginya tingkat penggunaan Smartphone khususnya berbasis Android di kalangan masyarakat saat ini. Fitur yang dapat melengkapi kebutuhan tersebut yaitu dengan fitur sistem pelacakan (Tracking). Perangkat mobile khususnya Smartphone kini sangat banyak digunakan dan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di seluruh dunia saja terdapat 3,3 milyar pengguna perangkat mobile pada tahun 2008 yang artinya setengah dari penduduk di planet ini berpotensi dapat dilacak via perangkat mobile yang ia miliki (Wildan Habibi, 2011). Berdasarkan survei diatas dan tingkat penggunaan messenger dalam masyarakat kita sekarang ini yang tinggi, maka dapat diusulkan sebuah solusi untuk membantu pelacakan terhadap perangkat mobile Android dengan GPS guna memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia, yaitu seperti sistem tracking yang diimplementasikan dengan Google Maps.
Google Maps adalah aplikasi dasar dan teknologi layanan web mapping yang disediakan oleh Google.com secara gratis (for non commercial use ) dan dapat digunakan untuk memperkuat berbagai layanan berbasis peta (Wahyudi Agustino, 2010). Pengiriman data khususnya data penting yang dilakukan oleh messenger sangat mungkin dilakukan sekarang. Seperti informasi rahasia, dan pribadi seseorang yang tidak ingin diketahui orang lain. Oleh karena itu menjaga keamanan inforamasi yang dikirimkan melalui internet perlu mendapat perhatian serius. Keamanan yang berkaitan dengan meyakinkan bahwa seseorang yang tidak berhak atau tidak mungkin dapat membaca atau mengubah pesan yang ditujukan kepada penerima yang berhak. Kriptografi merupakan salah satu metode untuk mengamankan data dari gangguan orang – orang yang tidak berhak. Kriptografi atau Enkripsi adalah ilmu untuk mengacak atau mengkodekan teks sehingga hanya yang berhak yang dapat membacanya. (Lucy Indrawati, 2000).
Perumusan Masalah Peumusan masalah yang ada di penelitian ini adalah : 1.
Penggunaan messenger yang tidak aman (tanpa password) untuk setiap chatting yang sedang berlangsung .
2.
Messenger tidak mempunyai sistem pelacakan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan user
Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari pembuatan aplikasi ini adalah : 1.
Melindungi privacy user saat sedang berkomunikasi (chatting) dengan seseorang di daftar contact yang ia miliki.
2.
Mengintegrasikan sistem pelacakan guna membantu user untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang diperlukan.
Tinjauan Pustaka Instant messaging merupakan alat komunikasi dua arah berbasis teks secara real – time. Selama ini pengguna lebih banyak menggunakan server chatting seperti Yahoo Messenger, MIRC, Facebook chat, Ebuddy, Nimbuzz dan penyedia layanan chat yang lain. Selain menggunakan komputer, chatting dapat dilakukan dengan alternatif lain yaitu menggunakan perangkat bergerak seperti ponsel, tentu saja ponsel yang memiliki fitur atau fasilitas yang mendukung. Ponsel yang berbasis teknologi komunikasi tanpa kawat (wireless) memungkinkan untuk pengguna dengan rutinitas yang tinggi tetapi tetap dapat berkomunikasi. Setiap perangkat mobile khususnya Smartphone membutuhkan OS (Operating System) untuk dapat menjalankan aplikasi. OS yang sedang berkembang pada akhir tahun ini adalah Android (Mark Brownlow, 2012). Sehingga Smartphone dengan OS Android merupakan perangkat mobile yang paling tepat untuk menggunakan messenger dengan sistem pelacakan ini. Dengan adanya sistem pelacakan khususnya pada perangkat Android akan membantu manusia dalam banyak kasus, misalkan saja kasus orang hilang dan orang tersasar. Tingginya tingkat kehilangan ini sangat membebani masyarakat baik dari segi biaya, birokrasi, tenaga, dan moral sehingga masalah ini memunculkan sebuah ide terhadap dibutuhkannya sebuah sistem yang mampu melakukan pelacakan. Google Android adalah satu-satunya platform perangkat mobile open source di dunia yang dikembangkan oleh Open Handset Aliance, Android mempunyai prospek tingkat penetrasi pasar yang sangat
menjanjikan dimana diperkirakan dalam waktu 6 bulan pertama penjualan saja, akan terdapat 4,2 juta handset Android di seluruh dunia Berdasarkan ulasan di atas dapat diusulkan sebuah solusi berupa aplikasi yang mampu melakukan pelacakan terhadap perangkat mobile Google Android yang berbantuan GPS sehingga dapat membantu proses pencarian orang hilang (Wildan Habibi, 2011). Dengan melakukan tracking dengan bantuan Google Maps dalam aplikasi messenger maka akan didapatkan tempilan peta yang lebih aktual dan interaktif (Wahyudi Agustino, 2010) Security chatting yang terdapat pada messenger dilakukan dengan Kriptografi atau Enkripsi. Kriptografi terdiri dari dua proses yaitu Enkripsi dan Dekripsi. Enkripsi adalah proses encoding (pengkodean) sebuah informasi tidak berubah dan dekripsi adalah proses kebalikannya yaitu mentransformasikan informasi yang sudah terkode kembali ke dalam bentuk normalnya (Lucy Indrawati, 2000).
METODE PENELITIAN 1.
Jenis Data •
Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh orang atau perseorangan secara langsung dari sumbernya. Contoh pengambilan data berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.
•
Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek peneltian. Contoh pengambilan data berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah: data bentuk teks (dokumen, surat-surat), bentuk gambar (foto,animasi), bentuk suara (hasil rekaman kaset) dan kombinasi teks, gambar dan suara (film, video).
2.
Metode Pengumpulan Data •
Kuisioner
Pengumpulan data dengan kuisioner dilakukan untuk menganailsa kebutuhan user (kuisioner awal) dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai (kuisioner akhir)
•
Wawancara
Melakukan tanya jawab dengan dengan responden untuk mengumpulkan data mengenai masalah yang akan dijadikan tugas akhir
•
Metode Dokumentasi
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan arsip atau naskah-naskah tertulis.
•
Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencari referensi-referensi dari buku-buku atau literature yang membahas mengenai objek yang akan diteliti.
•
Analisa Aplikasi Sejenis
Menganalisa aplikasi – aplikasi sejenis dengan membandingkan fitur – fitur yang ada agar dapat melihat kelemahan dan kelebihan aplikasi yang ada.
HASIL DAN BAHASAN Tampilan Aplikasi
Gambar 1 Tampilan Splash Screen Tampilan Layar Pertama (Splash Screen) pada saat membuka aplikasi
Gambar 2 Tampilan Login
Tampilan layar kedua pada saat login atau register
Gambar 3 Tampilan Menu Utama
Setelah tampilan Splash Screen , User akan masuk ke halaman utama yang terdiri dari Menu Friends, Chat, Map dan Setting.
Gambar 4 Tampilan Chatting
User dapat melakukan chat dengan memasukkan kata – kata yang ingin disampaikan untuk berinteraksi dengan user lain yang sedang online
Gambar 5 Tampilan Tracking
User dapat melihat posisi user saat ini dan kontak lainnya yang sedang men-sharing lokasinya masing – masing
Gambar 6 Tampilan Menu Help
User dapat mengakses menu Profile, Help, dan About pada menu Setting ini
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Secara keseluruhan mulai dari perancangan, implementasi dan pengujian sistem, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: 1.
Adanya fitur secure chai yang dapat melindungi history chat milik user dengan user yang lainnya dengan baik sehingga isi percakapan yang terdapat dalam history tersebut hanya dapat dibaca oleh user yang sedang melakukan percakapan tersebut.
2.
Adanya fitur tracking yang membantu user untuk melihat posisi user lain yang terdapat di dalam kontak yang telah membagikan lokasinya sekarang dalam menu setting.
Saran 1.
Setelah memasukkan password yang baru saja di-input maupun diubah, user harus keluar dari aplikasi dan masuk kembali untuk dapat melihat apabila My Messenger sudah diproteksi dengan password yang telah diset oleh user.
2.
User dapat menekan tombol Share Your Location yang terdapat dalam halaman Profile di dalam menu Settings untuk dapat membagikan posisi lokasinya sekarang kepada seluruh temannya yang terdapat di dalam kontak.
DAFTAR PUSTAKA Abrari. (2010).Algoritma hash MD5.Diakses : 10 http://abrari.wordpress.com/2010/04/02/algoritma-hash-md5
Desember
2012
from
Adiwidya, B.M.D. (2009).Algoritma AES (Advanced Encryption Standard) dan Penggunaannya dalam Penyandian Pengompresian Data. Agustino, W., Hermanto, K., D. (2010).Permanfaatan Teknologi Google Maps Untuk Penyelesaian Online Travelling Salesman Problem (TSP) Berbasis Geografis Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi (JUTI) Volume 8, Nomor 2, Juli 2010. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Arishandy, D.C. (2010).Perancangan Aplikasi Chatting Untuk Ponsel Secara Real-Time. Universitas Gunadarma, Depok. Booch, G. (1999). Visual Modeling With Rational Rose 2000 And UML. Brownlow, M. (2012, Juli). Smartphone statistics and Market Share. DeCoster, J. (2012). Advances OpenJDK Project with New Code, NetBeans Integration, Governance Board and Availability of Compatibility Tests. Fatimah, W.N. (2011). Pengenalan Eclipse. Fowler, M., Scott, K. (2000). UML Distilled : A Brief Guide To The Standard Object Modelling Language. (2nd Edition). Kanada : Adison Wesley Longman. Inc. Habibi, W., Mazharudding, A. (2011). Pembangunan Sistem Pelacakan Dan Penelusuran Device Mobile Berbasis Global Positioning Sistem (GPS) Pada Platform Mobile Google. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Indrawati L. (2000). Pengamanan Data Melalui Jaringan Komputer Dengan Metoda Kriptografi. Jurnal STIKOM, Jilid 4, Maret 2000. STIKOM, Surabaya. Jaya, E.J., Irawan, Regan, Indahwati (2010).Analisis Dan Perancangan Aplikasi Bee-Messenger Sebagai Media-Media Instant Messanging Di Universitas Bina Nusantara. Jurnal ComTech Volume 01 / Nomor 02 / December 2010. Jakarta : Universitas Bina Nusantara. Muthahhari, T. (2012) Penggunaan Teknologi Komunikasi Messenger: Kebutuhan dan Gengsi. Pressman, R.S. (2010) Software Engineering : A Practitioner's Approach. (7th Edition). New York : McGrawHill Companies, Inc. Sadikin, R. (2012). Kriptografi untuk Keamanan Jaringan dan Implementasinya dalam Bahasa Java.(Edisi Pertama).Yogyakarta : ANDI Yogyakarta Safaat H., Nazruddin. (2012). ANDROID : Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android.(Edisi Revisi).Bandung : Informatika Bandung Wira (2009). Instant Messenger : Sejarah dan Perkembangannya
RIWAYAT PENULIS Yohanes de Britto A.P.K lahir di kota Merauke pada 21 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2013. Raymond Phurnama Phoe lahir di kota Makassar pada 26 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2013. Yohanes Halim lahir di kota Lampung pada 3 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2013.