Peranan Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika di Kalangan Remaja (Penelitian di Kabupaten Simalungun)
Novelina MS Hutapea Dosen Fakultas Hukum USI
Ringkasan
Perkembangan tindak pidana narkotika di kalangan remaja telah menimbulkan keresahan bagi para orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Keresahan ini memang cukup beralasan karena dampak penyalahgunaan narkotika maupun peredarannya merusak generasi muda dan mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu upaya pemberantasannya harus terus dilaksanakan. Dalam upaya memberantas tindak pidana narkotika di kalangan remaja, adalah lebih baik mencegahnya terlebih dahulu, sehingga tindak pidana itu tidak sampai terjadi. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan oleh keluarga, masyarakat maupun aparat penegak hukum, misalnya Polri dan ini sudah dilaksanakan serta menunjukan hasil yang baik di Kabupaten Simalungun. Kata kunci: Polri, narkotika, remaja
-----------------------------------------
ada keinginan dan proses untuk memberontak
Pendahuluan
sehingga sikap seperti itu ditambah dengan Tindakan manusia pada dasarnya selalu
faktor ekstern memainkan peranan penting
dibatasi norma masyarakat. Norma masyarakat
dalam
ini diolah secara bertahap sesuai dengan
delinquen, seperti kekerasan, pengancaman,
tingkat-tingkat perkembangan psychis manusia
juga
yang pada saat dewasa diharapkan akan
penyalahgunaan narkotika bahkan peredaran
diidentifikasikan
dalam
gelap narkotika.
(B.Simanjuntak;1981).
Apabila
dirinya pada
saat
membentuk
tindak
Saat
pola
pidana
ini
tindak
tingkah
narkotika,
pidana
laku
misalnya
narkotika
dewasa norma ini belum diidentifkasikan,
dipandang sebagai tindak pidana yang menjadi
maka pasti terjadi pelanggaran-pelanggaran
musuh umat manusia dan karena itu negara-
hukum. Perbuatan inilah disebut perbuatan
negara di dunia termasuk Indonesia terus
delinquent anak/remaja
jika
yang
(masih
anak-
berjuang keras untuk memberantas tindak
jurisdiksi
pidana ini. Tindak pidana narkotika sangat
melakukan dalam
pengadilan anak). Delinkuensi lebih banyak terdapat pada
berbahaya bagi kelangsungan hidup suatu bangsa
dan
negara
karena
banyak
remaja, adolesens dan kedewasaan muda
menimbulkan kerugian dan juga melibatkan
(young adulthood) (Kartini Kartono;2002). Hal
anak/remaja sebagai generasi penerus bangsa
ini disebabkan karena pada usia remaja selalu
sebagai korban maupun pelakunya.
1
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
Jika
upaya
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
penanggulangan
tindak
Metode Penelitian
pidana narkotika di Indonesia tidak terus dilaksanakan secara terencana, terpadu dan
1.
Metode Penelitian Hukum Normatif.
berkeseimbangan, maka bukan merupakan hal
Data
yang mustahil jika beberapa masa ke depan
diperoleh dengan cara mengumpulkan
negara ini tidak lagi memiliki generasi penerus
buku-buku pustaka maupun perundang-
bangsa yang dapat diharapkan mengganti
undangan.
generasi sebelumnya. Dengan kata lain yang
dianggap dapat menjadi pedoman dalam
harus dihadapi adalah kehancuran bangsa dan
penelitian ini kemudian dikumpulkan dan
negara.
diolah secara sistematis. 2.
sekunder
Data
dalam
penelitian
yang
relevan
ini
dan
Metode Penelitian Hukum Empiris. Dengan cara turun langsung ke lapangan,
Rumusan Masalah
maka akan diperoleh data primer dari 1.
2.
3.
Apa faktor penyebab remaja melakukan
hasil wawancara dengan pejabat yang
tindak pidana narkotika ?
berwenang terkait dengan tindak pidana
Bagaimana upaya Polri untuk mencegah
narkotika yang dilakukan remaja di Polres
tindak pidana narkotika di kalangan
Simalungun
remaja di Kabupaten Simalungun?
Simalungun.
Bagaimana
keberhasilan
upaya
kalangan
remaja
di
Pengadilan
Negeri
Polri
dalam mencegah tindak pidana narkotika di
dan
Tinjauan Pustaka
Kabupaten
Simalungun?
Tindak pidana narkotika diatur dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009. Terobosan penyelesaian masalah narkotika
Tujuan Penelitian
telah menetapkan bahwa ancaman bahaya 1.
2.
Untuk
mengetahui
remaja
melakukan
faktor
penyebab
penyalahgunaan narkotika adalah merupakan
pidana
ancaman nasional yang perlu ditanggulangi
tindak
narkotika.
sedini mungkin. Namun dalam kenyataannya
Untuk mengetahui upaya Polri dalam
tindak pidana narkotika telah menunjukan
mencegah
tindak pidana narkotika di
kecenderungan yang semakin meningkat baik
kalangan
remaja
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
di
Kabupaten
Simalungun. 3.
pelaku maupun korban yang meluas terutama
Untuk mengetahui keberhasilan
Polri
di kalangan anak-anak, remaja dan generasi
dalam mencegah tindak pidana narkotika
muda pada umumnya (Penjelasan Undang-
di
undang nomor 35 Tahun 2009).
kalangan
Simalungun.
remaja
di
Kabupaten
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak emosi dan ketidakstabilan, mudah 2
Peranan Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika di Kalangan Remaja (Penelitian di Kabupaten Simalungun) - Novelina MS Hutapea
marah juga frustrasi dan karenanya sangat mudah
terpengaruh
oleh
lingkungan.
1.
Faktor Intern. a. Reaksi frustrasi negatif
Kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya
Dengan semakin pesatnya usaha
konflik, pertentangan-pertentangan dan krisis
pembangunan,
penyesuaian, impian dan khayalan, percintaan,
dan industrialisasi yang berakibat semakin
keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma
kompleksnya
kebudayaan sering mengombang-ambingkan
semakin banyak pula remaja yang tidak
remaja (Yulia Singgih D Gunarsa; 1986).
mampu
Remaja, sangat membutuhkan perhatian,
modernisasi,
urbanisasi
masyarakat
menyesuaikan
sekarang,
diri
terhadap
berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu
khususnya dari orang tua, anggota keluarga,
mengalami
masyarakat dan guru untuk membantunya
konflik terbuka, baik eksternal maupun
menemukan
internal, ketegangan batin dan gangguan
jati
kepribadiannya,
diri
dan
mencegah
mereka
dalam
bentuk
Sebagai penyaluran bagi kecemasan
perbuatan-perbuatan menyimpang, sebagai-
dan ketegangan batin tersebut, para
mana
remaja kemudian mengembangkan pola
melakukan
guna
pembentukan
banyak kejutan, frustrasi,
kompensasi
halnya
melakukan
tindak
pidana
kejiwaan.
narkotika. Prinsip yang harus selalu diingat
tingkah
dalam usaha menanggulangi tindak pidana
Dengan kata lain mereka melakukan
narkotika adalah : mencegah adalah lebih baik
mekanisme pelarian dan pembelaan diri
daripada
yang salah, lewat cara-cara penyelesaian
memperbaiki/menyembuhkan
(Soedjono D :1973).
pemerintahan
pemeliharaan
Negara
Negara
dan
eksplosif.
di
dan
bidang
ketertiban
membela diri dan kelemahan sendiri dengan
seperti
pengayoman,
bahkan
pelayanan
kepada
menggunakan
macam-macam
dalih dan perilaku yang tidak wajar,
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, dan
agresif
yang tidak rasional. Remaja mencoba
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
laku
menyalahgunakan menjadi
narkotika
pengedar
guna
masyarakat (Pasal 2 Undang-undang Nomor 2
memecahkan kesulitan batin sendiri.
Tahun 2002). Dalam hal ini Polri juga
b. Gangguan pengamatan dan tanggapan
berkewajiban
mencegah
tindak
pidana
narkotika di kalangan remaja.
Gangguan
dan
tanggapan ini antara lain berupa: ilusi, halusinasi,
Pembahasan
pengamatan
dan
(waanvoorstelling)
gambaran (Kartini
semu Kartono;
2002). Gangguan ini sangat mengganggu a.
Faktor Penyebab Remaja Melakukan
daya adaptasi dan perkembangan pribadi
Tindak Pidana Narkotika
remaja yang sehat. Hal itu disebabkan
Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan tindak pidana narkotika, yaitu:
semua itu diwarnai oleh harapan yang terlalu
muluk
dan
kecemasan
yang
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
berlebihan
terhadap
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
dunia
luar
dan
masyarakat, sehingga remaja berubah
Seorang
anak
mendapatkan
menjadi agresif dan eksplosif menghadapi
pendidikan yang pertama kali adalah di
segala tekanan dari luar. Reaksinya dapat
dalam keluarga. Jadi keluarga adalah
berupa cepat marah, cepat bertindak
merupakan
menyerang, berkelahi dan tidak jarang
terdekat
mereka menggunakan narkotika untuk
mendewasakan
membangun keberaniannya.
Dengan
demikian
keluarga
memiliki
c. Gangguan cara berpikir
peranan
yang
penting
dalam
Berpikir
mutlak
perlu
bagi
lingkungan untuk
sosial
yang
membesarkan,
dan
mendidik
anak.
perkembangan anak.
kemampuan orientasi yang sehat dan
Keluarga yang dapat membina
adaptasi yang wajar terhadap tuntutan
hubungan dan kehidupan dalam keluarga
lingkungan, Berpikir juga penting bagi
dengan baik akan berpengaruh positif bagi
upaya
dan
perkembangan anak, sedangkan keluarga
permasalahan sehari-hari. Jika remaja
yang tidak mampu membentuk hubungan
tidak
dan kehidupan baik
memecahkan
mampu
kesulitan
mengkoreksi
pikiran-
akan berpengaruh
pikirannya yang salah dan tidak sesuai
negatif. Oleh karena sejak kecil anak
dengan realita yang ada, maka pikirannya
dibesarkan oleh keluarga dan untuk
terganggu kemudian dihinggapi bayangan
seterusnya,
semu yang palsu. Laku pola reaktifnya
adalah di dalam keluarga maka sudah
juga menjadi menyimpang dan tidak
sepantasnya
normal lagi.
timbulnya tindak pidana narkotika itu
d. Gangguan emosional/perasaan
sebagian juga berasal dari keluarga.
sebagian
kalau
besar
waktunya
kemungkinan
Perasaan memberikan nilai pada
Adapun faktor penyebab tindak
situasi kehidupan dan menentukan besar
pidana nerkotika yang dilakukan remaja
kecilnya kebahagiaan serta kepuasan.
berasal dari keluarga, antara lain:
Perasaan bergandengan dengan pemuasan
1). Orang tua adalah keluarga pecah.
terhadap
2). Orang tua tidak harmonis.
harapan,
keinginan
dan
kebutuhan manusia. Jika semuanya itu terpuaskan orang akan merasa senang dan bahagia, sebaliknya jika keinginan dan
3). Orang tua kurang/tidak komunikasi dan terbuka. 4). Orang tua terlalu memiliki, menguasai,
kebutuhan itu tidak terpenuhi, seseorang
melindungi,
akan mengalami kekecewaan dan banyak
mendikte.
frustrasi. Dalam keadaan ini mereka sering
melakukan
narkotika. 2.
a. Faktor Keluarga.
penyalahgunaan
mengarahkan
dan
5). Orang tua tidak acuh dan tidak mengadakan pengawasan. 6). Orang tua terlalu memanjakan.
Faktor Ekstern. 4
Peranan Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika di Kalangan Remaja (Penelitian di Kabupaten Simalungun) - Novelina MS Hutapea
7). Orang tua terlalu sibuk baik karena mencari
nafkah
ataupun
suatu
karena
menggunakan
dan
mengedarkan narkotika.
kejaran karier.
c. Faktor Milieu.
8). Tidak ada perhatian, kehangatan, kasih sayang
pekerjaan,
dan
kemesraan
Milieu adalah lingkungan sekitar
dalam
anak. Milieu tidak selalu baik dan
keluarga.
menguntungkan bagi pendidikan dan
9). Salah satu atau kedua orang tua
perkembangan remaja. Ketika bergaul
menderita tekanan jiwa.
dengan teman sebaya di lingkungannya
10). Salah satu atau kedua orang tua
banyak
adalah pemakai atau pengedar.
pemicu
yang
mengakibatkan remaja melakukan tindak
b. Faktor Pendidikan. Selama
faktor
pidana narkotika, yaitu:
remaja
menempuh
1). Adanya satu atau beberapa anggota
pendidikan di sekolah terjadi interaksi
kelompok sebaya yang
antara remaja dengan sesamanya, juga
penyalahguna narkotika.
menjadi
interaksi remaja dengan guru. Interaksi
2). Adanya anggota kelompok sebaya
yang mereka lakukan di sekolah sering
yang menjadi pengedar narkotika.
menimbulkan akibat sampingan yang
3). Ajakan, bujukan dan iming-iming
negatif bagi perkembangan mental remaja
teman
sehingga remaja menjadi delinkuen, bila
sebaya.
mereka bergaul dengan remaja yang
4). Paksaan
nakal.
atau
anggota
kelompok
dan
tekanan
kelompok
sebaya, bila tidak ikut melakukan Demikian pula kondisi sekolah
penyalahgunaan narkotika dianggap
dan sistem pengajaran di sekolah yang
tidak setia kepada kelompoknya.
tidak menguntungkan anak. Anak merasa bosan akan pelajaran-pelajaran yang tidak menarik, sehingga sering tidak mencapai hasil
yang
mungkin
baik. tidak
Pelajaran-pelajaran sesuai
mendapat
b.
Upaya Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika Di Kalangan Remaja Di Kabupaten Simalungun Penanggulangan tindak pidana narkotika
bimbingan yang baik tentang cara belajar
dalam
yang efektif.
menggunakan hukum pidana. Jadi kebijakan
Rasa tidak puas ini tersebut
hal
ini
adalah
dilakukan
tanpa
ini bersifat mencegah sebelum terjadinya
mengakibatkan anak sering meninggalkan
tindak
sekolah atau membolos. Kesempatan ini
remaja. Banyak hal yang perlu dan harus
sering digunakan anak untuk bergabung
dilakukan untuk mencegah agar remaja jangan
dengan anak-anak lain yang tidak sekolah
sampai melakukan penyalahgunaan narkotika
dan hanya berkeliaran di jalan-jalan tanpa
ataupun tindak pidana narkotika lainnya.
pidana
narkotika
yang
dilakukan
Pencegahan tindak pidana narkotika dilakukan
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
di dalam keluarga, sekolah, komunitas, tempat
menggunakan
kerja, dan masyarakat luas melalui kegiatan
transaksi narkotika, khususnya pada jam-
komunikasi, informasi dan edukasi dengan
jam yang seharusnya remaja masih harus
menggunakan berbagai media.
mengikuti pelajaran di sekolah.
Program pencegahan ditujukan kepada pengembangan positif serta tanggung jawab terhadap
diri,
pengembangan
keluarga
dan
masyarakat,
kemampuan
pemecahan
c.
ataupun
melakukan
Keberhasilan Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika Di Kalangan Remaja Di Kabupaten Simalungun Di
dalam
melakukan
upaya
masalah, pendidikan keterampilan hidup serta
menanggulangi suatu tindak pidana sebaiknya
pendidikan
untuk
dilakukan upaya pencegahan yang tanpa
mencegah ini dapat dilakukan oleh remaja itu
menggunakan hukum pidana dan juga upaya
sendiri,
sekolah
dengan menggunakan hukum pidana, artinya
masyarakat maupun aparat penegak hukum,
jika tindak pidana itu telah terjadi, maka
terutama polisi sebagai aparat yang paling
pelakunya
dekat dalam masyarakat, melindungi dan
ketentuan hukum yang berlaku setelah melalui
menjaga keamanan serta ketertiban dalam
proses yang dilaksanakan oleh aparat penegak
masyarakat.
hukum, yaitu polisi sebagai penyidik, jaksa
Di
hidup
sehat.
orang
Upaya
tua/keluarga,
Kabupaten
Simalungun,
harus
ditindak
sesuai
dengan
pihak
sebagai penuntut umum dan hakim yang
kepolisian (dalam hal ini diselenggarakan oleh
berwenang memeriksa dan memutus perkara
Binmas (Pembinaan Masyarakat yang terdiri
pidana. Mereka ini tergabung di dalam suatu
dari Ba Unit Bintibmas atau Bintara Pembina
system peradilan pidana (criminal justice
Ketertiban Masyarakat dan Ba Unit Binkamsa
system).
(Bintara Pembina Keamana Swakarsa) telah
Akan tetapi tetap harus diingat prinsip
menyelenggaran upaya pencegahan tindak
dalam penanggulangan tindak pidana adalah
pidana narkotika di kalangan remaja sebagai
lebih baik mencegah daripada menyembuhkan,
berikut:
sebab untuk mengatasi suatu tindak pidana
1.
Bekerja sama dengan pihak sekolah yang
setelah terjadi, lebih banyak kerugian yang
berada
Kabupaten
akan dikeluarkan oleh pemerintah ataupun
Simalungun, terutama Sekolah Menengah
diderita baik oleh pelaku maupun korban. Jika
Atas
sederajat
upaya pencegahan lebih efektif untuk menekan
memberikan bimbingan dan penyuluhan
perkembangan tindak pidana, maka hal itu
hukum tentang bahaya narkotika bagi
akan lebih menguntungkan bagi semua pihak.
2.
dalam
(SMA)
wilayah
dan
yang
remaja, jenis tindak pidana, dan sanksi
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
pidana atas pelanggaran undang-undang
Kabupaten Simalungun, ternyata selama 3
narkotika.
(tiga) tahun terakhir (2009-2012), tidak ada
Mengadakan
patroli/razia
di
tempat-
kasus narkotika yang melibatkan remaja
tempat yang rawan bagi remaja untuk
sebagai pelakunya diproses di Pengadilan 6
Peranan Polri dalam Mencegah Tindak Pidana Narkotika di Kalangan Remaja (Penelitian di Kabupaten Simalungun) - Novelina MS Hutapea
Negeri Simalungun, sebagai kelanjutan dari
dalam
proses yang dilakukan mulai dari tahap
narkotika .
penyidikan.
Hal ini menunjukkan suatu
keberhasilan dari upaya Polres Simalungun
b.
mencegah
tindak
pidana
Saran 1. Agar
orang
tua
meningkatkan
untuk melakukan pencegahan tindak pidana
perhatian dan pengawasannya terhadap
narkotika melalui upaya-upaya sebagaimana
remaja dan harus mampu membangun
telah diuraikan sebelumnya.
lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis agar tidak terlibat dalam tindak pidana narkotika .
Penutup
2. Agar pihak sekolah tetap menjalin a.
Kesimpulan
kerjasama dengan LSM, masyarakat
1. Faktor penyebab remaja melakukan
dan kepolisian untuk memberikan
tindak pidana narkotika terdiri dari
penyuluhan hukum tentang bahaya
faktor intern, misalnya reaksi frustasi
penyalahgunaan narkotika kepada para
negatif, gangguan pengamatan dan
remaja di sekolah.
tanggapan, gangguan cara berfikir dan
3. Kegiatan patroli dan razia secara rutin
gangguan emosional. Selain faktor
pada tempat-tempat tertentu perlu terus
intern ada pula faktor ekstern, yaitu :
dilakukan
faktor keluarga, faktor sekolah, faktor
terutama pada jam-jam belajar sekolah.
oleh
pihak
kepolisian
milieu. 2. Upaya
mencegah
tindak
pidana
narkotika di kalangan remaja oleh Polisi
di
dilakukan
Kabupaten dengan
Simalungun melaksanakan
penyuluhan dan bimbingan tentang bahaya
narkotika,
tindak
pidana
narkotika dan sanski pidana bagi pelaku tindak pidana narkotika di lingkungan sekolah bagi para siswa serta
mengadakan
patroli/razia
di
tempat-tempat yang rawan bagi remaja untuk
melakukan
tindak
Daftar Kepustakaan D Soedjono, 1973, Narkotika Dan Remaja, Alumni, Bandung. Gunarsa Yulia Singgih,D,1986, Anak Dan Remaja, BPK Gunung Mulia, Jakarta. Simanjuntak, B, 1981, Beberapa Aspek Patologi Sosial, Alumni, Bandung. Vademecum Masalah Narkoba, Narkoba Musuh Bangsa-bangsa,2007, Mitra Bintimas, Jakarta. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
pidana
narkotika. 3. Upaya Polri di Kabupaten Simalungun telah menunjukan hasil yang baik
Catatan : Tulisan ini telah dipublikasi pada Jurnal : Habonaron D0 Bona: Edisi 2, Juli 2012; ISSN NO. 2085-3424.