PERANAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA PERIODE 2007-2011
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Angga Bayu Maiditama 0810210031
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul : PERANAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA PERIODE 2007-2011
Yang disusun oleh : Nama
:
Angga Bayu Maiditama
NIM
:
0810210031
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
:
S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 21 Desember 2012
Malang, 21 Desember 2012 Dosen Pembimbing,
Drs. Abidin Lating, MS. NIP. 130 676 025
Angga Bayu Maiditama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected] ABSTRAK Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong merupakan lahan bagi para tenaga kerja untuk mencari rezeki dan mencari pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena, di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong tidak terbatas sebagai nelayan saja, karena disana juga terdapat berbagai macam aktivitas lain. Mulai dari pengangkatan ikan dari kapal ke pelabuhan, pendataan hasil penangkapan, pemilahan ikan, serta pengepakan ikan. Berdasarkan data yang telah dihitung, dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan elastisitas kesempatan kerja yang diperoleh dari perbandingan antara pertumbuhan pekerja subsektor perikanan dengan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan yang ada di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan selama periode pengamatan, hal ini disebabkan oleh kurangnya hasil pemasokan perikanan yang disebabkan oleh musim yang tidak menentu, banyaknya masyarakat yang beralih profesi menjadi petani karena tabama menjadi subsektor yang dominan menonjol selama periode pengamatan dan kurangnya pengetahuan atau keahlian masyarakat dalam mengelola hasil-hasil sungai, mereka hanya fokus pada pencarian ikan di laut.Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDRB subsektor perikanan akan mendorong pertumbuhan tenaga kerja subsektor perikanan Kabupaten Lamongan atau dengan kata lain bahwa pertumbuhan PDRB subsektor perikanan akan membawa akibat bagi meningkatnya kesempatan kerja subsektor perikanan di Kabupaten Lamongan. Selain itu dapat juga dikatakan bahwa pertumbuhan subsektor perikanan akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlihat melalui perhitungan PDRB, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi pula pengguna tenaga kerja dan akan menciptakan peluang bagi para pencari kerja. Oleh karena itu, subsektor perikanan ini memang layak untuk ditumbuhkembangkan dan mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah.
Kata kunci: Pelabuhan Perikanan, Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB
A. PENDAHULUAN Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong mutlak sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas warga setempat yang berprofesi sebagai pencari ikan atau nelayan. Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong juga diperlukan dalam pengembangan sektor perikanan, karena selain pelabuhan tersebut dapat memudahkan para penangkap ikan (nelayan) untuk mengeksploitasi sumber daya perikanan di laut, pelabuhan tersebut juga merupakan lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Hal itu cukup beralasan, karena selain aktivitas penangkapan ikan, di pelabuhan tersebut juga merupakan pusat jual beli hasil perikanan. Secara umum berbagai aktivitas yang banyak menyerap tenaga kerja adalah pengepul ikan, pedagang ikan besar, kuli ikan (manol), pemilah ikan (pengorek), dan tukang becak (Apriadi, 2010). Selain itu ada beberapa unit usaha yang tumbuh di sekitar PPN Brondong, dimana unit-unit usaha tersebut menyediakan kebutuhan nelayan, pengolah, dan pemasaran. Unit-unit usaha tersebut antara lain kios alat-alat perikanan yang menjual peralatan mesin, pancing, tali pancing, box ikan dan sebagainya, lalu unit usaha perbekalan melaut yang menjual es balok, garam, dan jasa penggilingan es. Unit usaha lain yaitu jasa wartel, MCK, warung-warung makanan dan minuman, unit usaha perbengkelan serta unit usaha pengolahan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut tentang kontribusi Pelabuhan Brondong dalam aspek sosial-ekonomi, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja masyarakat di desa Brondong, Lamongan.
B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Pasar Kerja Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja didalam pasar ini adalah para pencari kerja (pemilik tenaga kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah. Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/Men/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar-muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.
C. METODOLOGI PENELITIAN Untuk membahas masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis kuantitatif, yang menggunakan peralatan statistik sederhana lalu dideskriptifkan, dengan perhitungan : Jumlah tenaga kerja yang diserap Jumlah tenaga kerja yang terserap yakni dengan menghitung persentase tenaga kerja subsektor perikanan terhadap tenaga kerja sektor ekonomi secara keseluruhan (9 sektor) yang ada di Kabupaten Lamongan, dengan rumus : Dimana : P= Persentase Tenaga Kerja Sub Sektor Perikanan TerhadapTenagaKerja 9 Sektor Ekonomi di Kabupaten Lamongan X= Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Perikanan Y= Jumlah Tenaga Kerja 9 Sektor Ekonomi Elastisitas Kesempatan Kerja Untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang diserap, yakni dengan menghitung persentase tenaga di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, dengan rumus :
Keterangan : E= Elastisitas kesempatan kerja = Laju pertumbuhan kesempatan kerja N= Jumlah angkatan kerja yang bekerja = Laju pertumbuhan ekonomi Y = PDRB
Langkah Analisis Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh guna menghitung tingkat elastisitas kesempatan kerja subsektor perikanan yang pertama, menghitung persentase pertumbuhan tenaga kerja subsektor perikanan, yang kedua, menghitung persentase pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) subsektor perikanan dan yang ketiga, membandingkan persentase pertumbuhan tenaga kerja subsektor perikanan dengan persentase pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) subsektor perikanan di Kecamatan Brondong.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun untuk tahap yang pertama yaitu menghitung pertumbuhan tenaga kerja subsektor perikanan akan disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 1: Presentase Pertumbuhan Tenaga Kerja yang Terserap diPelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Tahun 2007-2011
Tahun
Penyerapan Tenaga Kerja PPN Brondong (Orang)
Pertumbuhan (%)
2007
15.537
2008
14.916
1,16
2009
14.843
1,55
2010
14.800
-1,48
2011
14.418
-2,58
Sumber : PPN Brondong, data diolah Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa pada tahun 2007 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja yang terserap pada subsektor perikanan yakni dari 15.537 orang tenaga kerja turun menjadi 14.916orang tenaga kerja pada tahun 2008, yang menunjukkan tingkat pertumbuhan sebesar 1,16%. Kemudian pada tahun 2009 turun lagi menjadi 14.843 orang tenaga kerja dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,55namun tingkat perumbuhannya lebih baik jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2010 terjadi penurunan yakni turun menjadi 14.800 orang tenaga kerja dengan tingkat pertumbuhan sebesar -1,48%, begitu juga untuk tahun 2011 masih mengalami penurunan yakni turun menjadi 14.418 orang tenaga kerja dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,18% yang berarti terjadi peningkatan sebesar -2,58%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap oleh subsektor perikanan selama kurun waktu pengamatan yaitu pada tahun 2007-2011 menunjukkan angka pertumbuhan yang negatif, Hal ini disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja yang beralih profesi dari tahun ke tahun selama periode pengamatan. Selanjutnya tahap yang kedua yaitu menghitung prtumbuhan PDRB subsektor perikanan Kabupaten Lamongan. Adapun untuk menghitung pertumbuhan PDRB subsektor perikanan akan disajikan pada Tabel di bawah ini:
Tabel 2 :Presentase Pertumbuhan PDRB Sektor Perikanan Kabupaten LamonganTahun 2007-2011
Tahun
PDRB Subsektor Perikanan(Juta Rupiah)
Pertumbuhan (%)
2007
837.296
2008
899.003
7,36
2009
978.991
8,89
2010
1.062.356
8,51
2011
1.183.023
11,35
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, data diolah Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa perkembangan PDRB subsektor perikanan di Kabupaten Lamongan meningkat dari tahun ke tahun selama kurun waktu 2007-2011, hal ini merupakan perkembangan yang cukup menggembirakan dari subsektor perikanan, mengingat potensi yang dimiliki oleh subsektor perikanan ini dalam menyumbangkan kontribusinya pada sektor pertanian khususnya dan seluruh sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Lamongan pada umumnya. Pada tabel tersebut juga dapat pula kita lihat tingkat pertumbuhan PDRB subsektor perikanan dalam kurun waktu 2007-2011 yang berkisar antara 7,36% - 11,35%. Pada tahun 2008 sebesar 7,36% naik menjadi 8,89% pada tahun 2009 dengan peningkatan sebesar 1,53%, kemudian turun menjadi 8,51 pada tahun 2010 dengan tingkat penurunan sebesar 0,38%, dalam hal ini sudah lebih baik karena tingkat penurunannya lebih kecil jika dibandingkan peningkatan pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011 memperlihatkan hal yang lebih menggembirakan lagi karena mengalami peningkatan sebesar 2,84% sehiingga menjadi 11,35%. Pertumbuhan yang tertinggi berada pada tahun 2011 sebesar 2,84% sedangkan tingkat yang terendah berada pada tahun 2010 sebesar 0,38%. Tahap yang terakhir atau yang ketiga yaitu menghitung perbandingan persentase pertumbuhan tenaga kerja di pelabuhan perikanan dengan persentase pertumbuhan PDRB subsektor perikanan di Kabupaten Lamonganakan disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 3 : Elastisitas Kesempatan Kerja di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Tahun 2007-2011
Tahun
Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja PPN Brondong (Orang)
Pertumbuhan PDRB Subsektor Perikanan
Elastisitas Kesempatan Kerja
(Juta Rupiah) 2007 2008
1,16
7,36
0,15
2009
1,55
8,89
0,17
2010
-1,48
8,51
-0,17
2011
-2,58
11,35
-0,23
Sumber : PPN Brondong dan BPS Provinsi Jatim, data diolah
Berdasarkan Tabel 3 di atas, tampak bahwa elastisitas kesempatan kerja subsektor perikanan pada tahun 2008 menunjukkan nilai sebesar 0,15 yang berarti jika terjadi perubahan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan sebanyak 1% maka akan mengakibatkan perubahan pertumbuhan pekerja subsektor perikanan sebanyak 0,15 atau dengan kata lain apabila PDRB meningkat sebanyak 100% maka akan meningkatkan pekerja sebanyak 15 orang tenaga kerja. Sedangkan untuk tahun 2009 elastisitas kesempatan kerja subsektor perikanan adalah sebesar 0,17 yang berarti jika terjadi perubahan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan sebanyak 1% maka akan mengakibatkan perubahan pertumbuhan pekerja subsektor perikanan sebanyak 0,17atau dengan kata lain apabila PDRB meningkat sebanyak 100% maka akan meningkatkan pekerja sebanyak 15 orang tenaga kerja. Demikian juga untuk tahun 2010 dimana nilai elastisitas kesempatan kerja subsektor perikanan sebesar -0,17 yang berarti jika terjadi perubahan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan sebanyak 1% maka akan mengakibatkan perubahan pertumbuhan pekerja subsektor perikanan sebanyak -0,17. Selanjutnya untuk tahun 2011 dimana nilai elastisitas kesempatan kerja subsektor perikanan sebesar 0,42 yang berarti jika terjadi perubahan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan sebanyak 1% maka akan mengakibatkan perubahan pertumbuhan pekerja subsektor perikanan sebanyak -0,23. Berdasarkan data yang telah dihitung, dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan elastisitas kesempatan kerja yang diperoleh dari perbandingan antara pertumbuhan pekerja subsektor perikanan dengan pertumbuhan PDRB subsektor perikanan yang ada di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan selama periode pengamatan, hal ini disebabkan oleh kurangnya hasil pemasokan perikanan yang disebabkan oleh musim yang tidak menentu, banyaknya masyarakat yang beralih profesi menjadi petani karena tabama menjadi subsektor yang dominan menonjol selama periode pengamatan dan kurangnya pengetahuan atau keahlian masyarakat dalam mengelola hasil-hasil sungai, mereka hanya fokus pada pencarian ikan di laut.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap oleh subsektor perikanan selama kurun waktu pengamatan yaitu pada tahun 2007-2011 menunjukkan angka pertumbuhan yang negatif, Hal ini disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja yang beralih profesi dari tahun ke tahun selama periode pengamatan. Sedangkan mata pencaharian penduduk di Kecamatan Brondong cukup beragam, yaitu terdiri dari nelayan, petani, pengusaha, pedagang sampai PNS. Namun, mata pencaharian terbesar di Kecamatan Brondong adalah sebagai wiraswasta, karena mata pencaharian sebagai nelayan sebagian besar hanya terdapat di Desa Brondong dan Desa Paciran. Saran Dalam rangka meningkatkan peran sektor perikanan dalam perekonomian di Kabupaten Lamongan, dapat dilakukan dengan peningkatan dan pengembangan output sektor perikanan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan peningkatan investasi pada sektor perikanan terutama dalam kaitannya menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha pada sektor perikanan. Dalam usaha untuk meningkatkan investasi pada sektor tersebut, harus diberikan berbagai kemudahan dalam melakukan investasi seperti keringanan dalam hal pajak dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang sering dipandang investor sebagai sektor yang beresiko tinggi dalam melakukan investasi.
DAFTAR PUSTAKA Apriadi, Majid. 2010. Peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Dalam Mendukung Pengembangan Kegiatan Perikanan Masyarakat Nelayan Pesisir Utara Brondong Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Malang : Program Sarjana Universitas Brawijaya
Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi. Cetakan ke sepuluh. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arsyad. 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Lamongan dalam Angka. Surabaya: BPS Provinsi Jawa Timur. Badan Pusat Statistik. 2010. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamongan. Surabaya : BPS Provinsi Jawa Timur. Boediono. 2000. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, S.P, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara. Jhingan, M.L.. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Cetakan ke sepuluh. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2004. KEPMEN Kelautan dan Perikanan No:KEP.10/MEN/2004 tentang Pelabuhan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010 – 2014. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
2010.
Mankiw, Gregory N. 2006. Macroeconomics. 6th. ed. Worth Publishers. Muhtarom, A. 2011. Alokasi Dana Investasi Pemerintah dalam Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja Kota/Kab. di Jawa Timur Tahun 2005 – 2010. Surabaya. Program Pascasarjana Universitas Airlangga Murdiyanto, B. 2004. Pelabuhan Perikanan Fungsi, Fasilitas, Panduan Operasional, Antrian Kapal, Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor : Program Sarjana Institut Pertanian Bogor Nurlia. 2011. Peranan Sub Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dan Kesempatan Kerja Di Kabupaten Pinrang Periode 2005-2009. Makassar : Program Sarjana Universitas Hasanuddin Putra, DY. 2011. Peran Sektor Perikanan Dalam Perekonomian dan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia: Analisis Input-Output. Padang : Program Pascasarjana Universitas Andalas PADANG. Rasinan, D. 2010. Peranan Peranan UMKM Dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Maros. Makassar : Program Sarjana Universitas UKI Paulus Rosyidi, S. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Sumatra Barat: Baduose Media. Sudarsono, A. 2009. Analisis Sektor Unggulan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerj di Malang Raya (Studi Kasus Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kota Malang Periode 2002-2006). Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya. Sukirno, S. 2000. Makroekonomi Modern. Cetakan Keempatbelas. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta. Suparmoko.1996. Pengantar Ekonometrika Makro. Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Syafruddin, Eki. 2010. Operasional Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Hubunganya Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan dan Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Nelayan. Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya. Tambunan, Tulus. 2002. Perencanaan Pelabuhan; Jogjakarta : Beta Offsett. Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Terjemahan Haris Munandar. Yogyakarta: BPFE.