PERANAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN TRENGGALEK Bahrul Sri Rukmini STKIP PGRI Trenggalek Email:
[email protected] Jl. Supriyadi 22 KP. 66319 Trenggalek Abstrak: Pajak merupakan salah satu bagian terbesar dari penerimaan Negara guna membiayai pembangunan guna kesejahteraan rakyat.Peran pajak dalam pembangunan terlihat dalam setiap proyek yang dilaksanakan pemerintah selalu didengungkan bahwa proyek yang dibangun dibiayai dari dana pajak yang telah dikumpulkan dari masyarakat.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab.Dengan demikian perlu kiranya dievaluasi dan dibahas mengenai bagaimana peran pajak dan retribusi daerah terhadap pelaksana pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Trenggalek.Melalui metode pendekatan normatif empiris penulis mencoba untuk menjawab permasalahan diatas dengan meneliti peran pajak dan retribusi daerah itu sendiri terhadap pelaksanaan pembangunan di daerah.Berdasarkan hasil penelitian, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempunyai peranan dalam pelaksanaan Pembangunan Daerah, karena hasil penerimaan dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten Trenggalek seluruhnya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan daerah dan menunjang pelaksanaan Pembangunan Daerah. Namun demikian kontribusi pajak dan retribusi daerah terhadap Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah masih sangat kecil yaitu masih di bawah 10 % dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Trenggalek. Kata kunci : peranan, pajak, pembangunan Abstract: Tax is one of the biggest instrument of the government’s income which is used for increasing development in order to make the citizen prosperous. The contribution of tax in development can bee seen from every project held by government in which the government always states that every project is conducted by using tax. Regency-tax and Retribution (fee to use public facility) are one of important income source that can be used for financing the operation of regency government to reach the wide, real, and responsible autonomy. Hence, it is important to evaluate and discus about the contribution of tax and retribution for financing the contribution of tax and retribution for financing the development in regency area, especially in Trenggalek. By using normatif empiric approach, the writer tries to answer the problem above by conducting a research on contribution tax and retribution in a regency area to the development of its area. The result of the research showed that regency-tax and regency-retribution have contribution in conducting the development in regency area, as all of the income of regency-tax and regency-retribution in Trenggalek are used for financing the operational of government and supporting the development of the regency. But, in fact, the contribution of regency-tax and regencyretribution to the income of regency budget is still low, that is under 10 % from the realisation of regency budget of Trenggalek regency. Keywords : role, tax, development 204
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 205
langsung dan digunakan untuk keperluan
PENDAHULUAN Pembangunan suatu Negara akan berkembang dan berjalan dengan baik, jika
Negara bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
berbagai sumberdaya dikelola dengan baik
Menurut Rochmat Sumitro dalam
ada peningkatan pendapatan
Widyaningsih (2011) “Pajak adalah iuran
nasional yang dapat digunakan untuk
rakyat pada kas Negara berdasarkan
membiayai semua pengeluaran termasuk
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
pengeluaran
Pendapatan
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra
nasional dapat diperoleh dari investasi,
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
pajak, ekspor, impor, tingkat produksi
dan yang digunakan untuk membayar
masyarakat, tingkat konsumsi masyarakat
pengeluaran umum”.
sehingga
pembangunan.
dan lain-lain.
Brotodiharjo
(2003)
mengatakan
Pajak adalah salah satu bagian
“Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara
terbesar dari penerimaan Negara guna
(yang dapat dipaksakan) yang terutang
mencapai
pertumbuhan
oleh wajib pajak untuk membayarnya
pembangunan yang diinginkan.Menurut
berdasarkan peraturan-peraturan, dengan
Adriani dalam Adrian Sutedi (2011),
tidak mendapat prestasi kembali yang
“pajak adalah iuran masyarakat kepada
langsung dapat ditunjuk dan yang dapat
Negara (yang dapat dipaksakan) yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran
terutang oleh yang wajib membayarnya
umum berhubung dengan tugas Negara
menurut
untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
suatu
peraturan-peraturan
umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat
Berdasarkan pengertian pajak di atas
prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan
dapat dikatakan bahwa pajak adalah iuran
yang gunanya adalah untuk membiayai
yang
pengeluaran-pengeluaran
ber-
Undang serta aturan pelaksanaannya dan
untuk
sifat iuran perpajakan dapat dipaksakan
menyelenggarakan pemerintahan”. Pajak
(pelanggaran atas iuran perpajakan dapat
menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor
dikenakan sanksi) serta pajak dipungut
28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum
oleh
dan tata cara perpajakan adalah “kontribusi
maupun daerah dan diperuntukkan bagi
wajib kepada Negara yang terutang oleh
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
hubung
tugas
umum
Negara
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan
undang-undang
dengan tidak mendapat timbal balik secara
dipungut
Negara
berdasarkan
baik
Undang-
pemerintah
Pajak mempunyai peranan
pusat
yang
sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya
di
dalam
pelaksanaan
206 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
pembangunan, karena pajak merupakan
peran serta wajib pajak untuk secara
sumber
untuk
langsung dan bersama-sama melaksanakan
membiayai semua pengeluaran termasuk
kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
pengeluaran pembangunan seperti fungsi
Negara dan pembangunan nasional.Sesuai
anggaran,
amanat
pendapatan
fungsi
negara
mengatur,
fungsi
stabilitas, dan fungsi retribusi pendapatan. Dimulai tanggal 1 Januari 2001,
Undang-Undang
Perpajakan,
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari
pelaksanaan otonomi daerah menghendaki
setiap
pemerintah daerah untuk mencari sumber
berpartisipasi dalam bentuk peran serta
penerimaan
terhadap
yang
dapat
membiayai
pengeluaran pemerintah daerah dalam
alternatif
daerah.
sumber
“Dari
berbagai
pembiayaan
untuk
Negara
ikut
dan
Penelitian peranan
pajak
ini
ingin
dalam
mengetahui meningkatkan
yang
pembangunan di Kabupaten Trenggalek,
mungkin dipungut oleh daerah, Undang-
yang dibatasi pada pajak daerah dan
undang
retribusi daerah.
tentang
penerimaan
Negara
pembangunan nasional.
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
warga
Pemerintahan
Daerah
menetapkan pajak daerah dan retribusi
Secara umum, pajak yang berlaku di
daerah menjadi salah sumber penerimaan
Indonesia dapat dibedakan menjai pajak
yang berasal dari dalam daerah dan dapat
pusat dan pajak daerah.Pajak pusat adalah
dikembangkan
kondisi
pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah
dan
pusat. Beberapa jenis pajak pusat antara
sesuai
masing-masing
dengan
daerah”.(Gomies
Pattiasina, 2011).
lain: (1) Pajak Penghasilan (PPh), yaitu
Menurut Undang Undang Nomor 32
pajak langsung dari pemerintah pusat yang
Tahun 2004 pasal 157 bahwa sumber
dipungut atas penghasilan dari semua
pendapatan keuangan daerah terdiri dari
orang yang berada di wilayah negara
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Republik
Perimbangan, dan lain–lain pendapatan
dikenakan kepada orang pribadi atau badan
yang sah. Pendapatan Asli Daerah yang
atas
salah satunya berupa Pajak Daerah dan
diperoleh dalam suatu tahun tahun pajak,
Retribusi Daerah diharapkan menjadi salah
yang dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
pemerintahan dan pembangunan daerah.
(2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yaitu
Pembayaran
pajak
Indonesia.Pajak
penghasilan
yang
penghasilan
diterima
atau
merupakan
pajak yang dikenakan atas konsumsi
perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan
barang kena pajak atau jasa kena pajak di
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 207
dalam daerah pabean (wilayah Republik
kwitansi pembayaran, dan surat berharga
Indonesia yang meliputi wilayah darat,
yang memuat jumlah uang atau nominal di
perairan, dan ruang udara). Tarif PPN
atas jumlah tertentu.
adalah tunggal yaitu sebesar 10%.(3) Pajak
Pajak daerah adalah pajak yang
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
dikelola oleh Pemerintah Daerah (baik
Selain dikenakan PPN atas barang-barang
Pemerintah Daerah Tingkat I (Provinsi)
kena pajak tertentu
yang tergolong
maupun Pemerintah Daerah Tingkat II
mewah, juga dikenakan PPnBM. Barang
(Kabupaten)) yang dipergunakan untuk
kena pajak yang tergolong mewah adalah:
membiayai
(a) Barang tersebut bukan merupakan
pembangunan daerah (APBD).
barang kebutuhan pokok. (b) Barang tersebut
dikonsumsi
tertentu.
(c)
tersebut
dikonsumsi
masyarakat
umumnya
rutin
dan
Yang termasuk pajak provinsi, yaitu: (1) Pajak Kendaraan Bermotor; (2) Bea
barang
Balik Nama Kendaraan Bermotor; (3)
masyarakat
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
berpenghasilan tinggi. (d) Barang tersebut
(4) Pajak Air Permukaan; (4) Pajak Rokok.
dikonsumsi untuk menunjukkan status. (e)
Pajak daerah kabupaten/kota menurut
Apabila
Pada
oleh
pengeluaran
oleh
dikonsumsi
merusak
UU Nomor 28 tahun 2009 terdiri dari: (1)
kesehatan dan moral masyarakat, serta
Pajak Hotel; (2) Pajak Restoran; (3) Pajak
mengganggu
masyarakat.(4)
Hiburan; (4) Pajak Reklame; (5) Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu
Penerangan Jalan; (6) Pajak Mineral
pajak atas harta tak bergerak yang terdiri
Bukan Logam dan Batuan; (7) Pajak
atas tanah dan bangunan (property tax).
Parkir; (8) Pajak Air Tanah; (9) Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak
Sarang Burung Walet; (10) Pajak Bumi
Pusat
hampir
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah
(11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Daerah baik Kabupaten atau Kota maupun
Bangunan.
namun
dapat
ketertiban
alokasi
dana
Pemerintah Provinsi. Sejak 1 Januari 2014,
Dalam melakukan pemungutan pajak
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
kepada masyarakat, pemerintah memilki
Perkotaan adalah Pajak Daerah, dan untuk
dasar hukum yaitu: (1) UUD 1945 pasal 23
Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan,
A yang berbunyi: “Pajak dan pungutan lain
Pertambangan
masih
yang bersifat memaksa untuk keperluan
termasuk Pajak Pusat. (5) Bea Materai,
Negara diatur dengan undang-undang. (2)
yaitu pajak yang dikenakan atas dokumen,
Undang-Undang perpajakan yang sudah
seperti surat perjanjian, akta notaris,
disempurnakan, terdiri dari: (a) UU Nomor
dan
Perhutanan
208 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
retribusi terdiri dari tiga jenis, yaitu jasa
terakhir dengan UU Nomor 28 tahun 2007
umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu”.
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan
Perpajakan. (b) UU Nomor 7 Tahun 1983
yang disediakan atau diberikan Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Daerah untuk tujuan kepentingan dan
UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
Penghasilan (PPh). (c) UU Nomor 8 Tahun
oleh orang pribadi atau Badan. Objek
1983
diubah
pendapatan yang termasuk dalam kategori
Nomor 42 Tahun 2009
retribusi jasa umum untuk Pemerintah
tentang Pajak Pertambahan Nilai barang
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: (a)
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Retribusi
Mewah. (d) UU Nomor 21 Tahun 1997
Retribusi
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
pahan/Kebersihan; (c) Retribusi Peng-
UU Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea
gantian Biaya Cetak Kartu TandaPenduduk
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
dan Akta Catatan Sipil; (d) Retribusi
(e)
1985
Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Mayat; (e) Retribusi Pelayanan Parkir di
UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak
Tepi Jalan Umum; (f) Retribusi Pelayanan
Bumi dan Bangunan. (f) UU Nomor 13
Pasar; (g) Retribusi Pengujian Kendaraan
Tahun 1985 tentang Bea Meterai. (g) UU
Bermotor; (h) Retribusi Pemeriksaan Alat
Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah
Pemadam
dirubah dengan UU Nomor 28 Tahun 2009
Penggantian
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan
Menurut Undang-Undang Nomor 28
Kakus; (k) Retribusi Pengolahan Limbah
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Cair; (l) Retribusi Pelayanan Tera/Tera
Retribusi Daerah, “yang dimaksud dengan
Ulang;
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Pendidikan; (n) Retribusi Pengendalian
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai
Menara Telekomunikasi.
UU
sebagaimana
terakhir dengan
UU
Nomor
12
telah
Tahun
pembayaran atas jasa atau pemberian izin
Pelayanan
Kesehatan;
Pelayanan
Kebakaran; Biaya
(m)
Retribusi
Persam-
(i)
Cetak
Retribusi Peta;
Retribusi
Jasa
(b)
(j)
Pelayanan
Usaha
adalah
tertentu yang khusus disediakan dan/atau
pelayanan
yang
disediakan
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
Pemerintah
Daerah
dengan
kepentingan orang pribadi atau Badan”.
prinsip komersial. Jenis Retribusi Jasa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dalam Pasal 108, “objek
oleh
menganut
Usaha untuk Pemerintah Kabupaten/Kota antara
lain:
(a) Retribusi
Pemakaian
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 209
Kekayaan Daerah; (b) Retribusi Pasar
sentralisasi
Grosir dan/atau Pertokoan; (c) Retribusi
Tuntutan reformasi yang begitu deras
Tempat
Retribusi
dan ditambah dengan kegagalan yang
Terminal; (e) Retribusi Tempat Khusus
dihasilkan dari pendekatan sentralisasi
Parkir;
(dekonsentrasi) dengan mengedepankan
Pelelangan;
(f)
(d)
Retribusi
Tempat
Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
(g)
ekonomi
pembangunan
dan
politik.
sektoral
telah
Retribusi Rumah Potong Hewan; (h)
menyebabkan beralihnya harapan bahwa
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; (i)
penguatan
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
otonomi daerah
akan
(j) Retribusi Penyeberangan di Air; (k)
rangi
ketimpangan regional
Retribusi
melalui pemberdayaan daerah khususnya
Penjualan
Produksi
Usaha
Daerah.
pada
desentralisasi
berbagai
dapat
atau
mengu-
Kabupaten / Kota Retribusi
Perizinan
Tertentu
Konsekuensi
bagi
pemerintah
adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
daerah Kabupaten Trenggalek adalah
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi
kewenangan
sekaligus
atau Badan yang dimaksudkan untuk
tanggungjawaban
terlaksananya
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan
bangunan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
menimbulkan manfaat bagi masyarakat
daya alam, barang, prasarana, sarana, atau
setempat.
fasilitas
pemerintah daerah harus cermat dalam
tertentu
kepentingan kelestarian Perizinan
guna
umum
melindungi
dan
menjaga
menentukan
lingkungan.Jenis
Retribusi
disamping
Tertentu
untuk
Pemerintah
di
daerah
Dari
sisi
yang
pemharus
pembiayaan,
urusan-urusan tetap
per-
prioritas,
melakukan
fungsi
pelayanan pokok masyarakat seperti
Kabupaten/Kota antara lain: (a) Retribusi
pendidikan,
Izin Mendirikan Bangunan; (b) Retribusi
transportasi, dll. Disamping itu pe-
Izin
Minuman
merintah daerah juga harus melakukan
Beralkohol; (c) Retribusi Izin Gangguan;
penentuan pilihan yang paling optimal
(d) Retribusi Izin Trayek; (e) Retribusi Izin
dalam melaksanakan urusan otonominya
Usaha Perikanan.
yaitu apakah akan dilaksanakan oleh
Tempat
Penjualan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
kesehatan,
lingkungan,
sektor publik (pemda sendiri), atau
1999 Jo Undang-Undang Nomor 32
diserahkan
Tahun 2004 Jo Undang-undang Nomor
dilakukan kemitraan antara pemerintah
23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan
daerah dan swasta. Pentingnya kehadiran
Daerah
swasta mengindikasikan kebutuhan akan
merupakan
legalitas
de-
kepada
swasta,
atau
210 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
investasi
pada
potensial.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu
Strategi pembangunan harus dikem-
ditingkatkan penerimaannya sehingga
bangkan sedemikian rupa bertumpu pada
kemandirian
pemanfaatan dan pengembangan potensi
pembiayaan penyelenggaraan di Daerah
daerah. Hal ini penting karena akan
dapat terwujud.
berpengaruh
kegiatan
terhadap
Daerah
dalam
hal
kapasitas
Pada era otonomi daerah sekarang
penerimaan pemerintah daerah yang
ini, maka setiap daerah dipacu untuk bisa
bersumber dari kekuatan internal.
membiayai keperluan dan urusan rumah
Suatu
pembangunan
akan
tangga
daerahnya,
hal
ini
sebagai
berkelanjutan jika terjamin kontinuitas
konsekwensi dari adanya pelimpahan
pembiayaan dan penerimaan daerah.
wewenang dari Pemerintah Pusat kepada
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah
(PAD)
nyelenggarakan urusan
dan
pendapatan
masyarakat
Daerah
dalam
me-
rumah tangga
merupakan sasaran penting dari kegiatan
daerahnya. Dengan demikian meng-
pengembangan potensi ekonomi daerah.
haruskan setiap daerah bisa mengop-
Rencana sesuai
Pembangunan
daerahnya.
butuhan penganggaran secara agregat
Pada
dalam
memerlukan
timalkan pelaksanaan pembangunan di
ke-
baik
otonominya
Daerah
bentuk
anggaran
hakekatnya
pembangunan
rutin
dapat dilihat salah satunya dari defenisi
(recurrent
expenditures)
maupun
pembangunan sebagaimana dinyatakan
anggaran
pembangunan
(capital
oleh Sondang P. Siagian yaitu bahwa
expenditures).
Sumber
Penerimaan
pembangunan
biasanya
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi
sebagai
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
mewujudkan
tentang Pemerintahan Daerah pasal 157
perubahan secara terencanaditempuholeh
adalah: (1) Pendapatan Asli Daerah
suatu bangsa menuju modernitas dalam
(PAD).
rangka pembinaan bangsa. (Sondang
(2)
DanaPerimbangan.
PinjamanDaerah.
(4)
(3) Lain-
lainPendapatanDaerahyangsah. Dari
Pendapatan
Asli
rangkaian
didefenisikan usaha
untuk
pertumbuhan
dan
P.Siagian, 2000) Dengan demikian dari defenisi
Daerah
tersebut diatas sedikitnya ada 7 (tujuh)
(PAD) bahwa Pajak Daerah danRetribusi
ide pokok mengenai pembangunan yaitu
Daerah adalah merupakan komponen
antara
yang penting dalam rangka menunjang
merupakan
pembangunan Daerah, dengan demikian
pembangunan ini merupakan rangkaian
lain:
pertama, suatu
pembangunan
proses
artinya
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 211
kegiatan
yang
berlangsung
secara
berdasarkan
peraturan
perundang-
berkelanjutan dan terdiri dari tahap-
undangan yang berlaku. Pajak daerah
tahap, di satu pihak bersifat independent
dan retribusi daerah sebagai sumber
akan tetapi di pihak lain merupakan
pendapatan daerah menurut J. Kenneth
bagian dari sesuatu yang bersifat tanpa
Davey
akhir. Kedua, pembangunan merupakan
sebagai
upaya yang secara sadar ditetapkan
berkecukupan dan elastisitas yaitu suatu
sebagaisuatu untuk dilaksanakan.Ketiga,
sumber pendapatan yang besar dalam
pembangunan
secara
kaitannya dengan seluruh atau sebagian
terencana baik dalam arti jangka pendek,
biaya pelayanan yang akan dikeluarkan
jangka
jangka
dalam hubungan elastisitas mempunyai
panjang.Keempat, rencana pembangunan
dua dimensi yaitu: (a) pertumbuhan
mengandung makna pertumbuhan dan
potensi dan dasar pengenaan pajak itu
perkembangan.Kelima,
pembangnunan
sendiri. (b) kemudahan untuk memungut
mengarah pada modernitas yakni cara
per-tumbuhan pajak tersebut. Elastisitas
hidup yang baru dan lebih baik dari
ini
sebelumnya. Cara berpikir rasional dan
penting dan mudah dapat diukur dengan
sistem budaya yang kuat tetapi fleksibel,
membandingkan
Keenam, modernitas yang ingin dicapai
selama bebera tahun dengan perubahan-
melalui berbagai kegiatan pembangunan
perubahan
perdefenisian bersifat multidimensional.
penduduk atau GNP. (2) Pemerataan
Ketujuh, semua hal ditujukan untuk
merupakan
mengukuhkan
pemerintah haruslah dipikul oleh semua
dilaksanakan
menengah
dan
pondasi
dan
harus
memenuhi
berikut:
merupakan
(1)
sumber
hasil
dalam
persyaratan Persyaratan
pajak
penerimaan
indeks
beban
yang
harga,
pengeluaran
memantapkan keberadaan suatu bangsa
golongan dalam masyarakat
menjadi negara yang sejajar dengan
dengan
negara
masing-masing golongan dan merupakan
dan
bangsa
lain.
(Sondang
P.Siagian, 2000)
kekayaandankesanggupan
konsep keadilan sosial secara luas dan
Jadi dengan demikian di dalam menjalankan
sesuai
tugas
dan
pemerataan ini mempunyai tiga dimensi
fungsinya
: (a) pemerataan secara vertikal yaitu
pemerintah daerah memerlukan sumber-
hubungan dalam pembebanan pajak atas
sumber dana regional, oleh karena
tingkat pendapatan yang berbeda-beda;
itudiperlukan
pem-
(b) pemerataan secara horizontal yaitu
biayaan yang cukup besar supaya daerah
hubungan pembebanan pajak dengan
dapat mengurus rumah tangganya sendiri
sumber
sumber-sumber
pendapatan;
(c)
pemerataan
212 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
secara geografis yaitu pembebanan pajak
kebutuhan
harus adil antar penduduk di berbagai
menjalankan
daerah. (3) Kelayakan administratif yaitu
Pembangunan daerah tidak hanya terkait
sumber pendapatan berbeda-beda dalam
dengan sector ekonomi semata melainkan
jumlah, integritas dan keputusan yang
keberhasilannya juga terkait dengan factor
diperlukan dalam administrasinya, pajak
lainnya seperti social, politik, hukum,
juga berbeda-beda dalam waktu dan
budaya,
biaya
dalam
Pembangunan dilakukan secara bertahap
di-
sesuai dengan skala prioritas dan memiliki
yang
menetapkan
diperlukan dan
memungut
dan
kemampuan pembangunan;
birokrasi
untuk
dan
bandingkan hasilnya. (4) Kesepakatan
pengaruh
politis yaitu kemauan politis diperlukan
lainnya secara lebih cepat.
dalam mengenakan pajak, menetapkan
daerah (2)
lainnya;
menggerakkan
(3)
sector
Dengan demikian dikaitkan dengan
struktur tarif, memutuskan siapa yang
otonomi
harus membayar dan bagaimana pajak
penyelenggaraan pemerintahan daerah
tersebut ditetapkan, memungut pajak
dan pelaksanaan pembangunan daerah
secara fisik dan memaksakan sanksi
sekarang ini lebih diutamakan pada
terhadap
usaha-usaha
para
pelanggar.
(J.Kennet
Davey, 1998) Safi’I
Pendapatan dalam
mengemukakan pembangunan
daerah,
Nurman
bahwa daerah
pada
maka
untuk Asli
dalam
meningkatkan Daerah
(PAD),
(2015)
sehingga untuk membiayai urusan rumah
proses
tangganya
diperlukan
pendapatan
daerah
dasarnya
sumber-sumber terutama
pajak
bukanlah sekedar fenomena pembangunan
daerah dan retribusi daerah, dan dalam
ekonomi
kondisi
semata,
pembangunan
tidak
yang
demikian
tersebut
semata-mata ditunjukkan oleh prestasi
membawa paradigma yang baru dalam
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
pembangunan ekonomi daerah dengan
suatu daerah, namun yang lebih luas dari
timbulnya orientasi pembangunan daerah
itu pembangunan memiliki perspektif luas,
untuk pendapatan asli daerah.
terutama perubahan sosial. Paradigm
dalam
pelaksanaannya
pembangunan
pembangunan membawa dampak atau
daerah mengandalkan pembangunan yang
perubahan baik itu perubahan struktur
ada di daerah mencakup hal berikut
ekonomi, sosial, fisik, wilayah, pola
(Kuncoro,
2004):
(1)
Pembangunan
konsumsi, sumber alam, kebudayaan
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
serta menghasilkan berbagai kemajuan
potensi
daerah
baru
Di
bersangkutan,
serta
di
setiap
bidang
baik
teknologi,
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 213
produksi,
manajemen
dan
informasi
Pemerintah
daerah
harus
yang kesemuannya untuk meningkatkan
kesinambungan
kualitas hidup manusia. (Abdul Hakim
daerah harus meningkatkan kapasitas
Garuda Nusantara, 1990)
aparatnya khususnya jika berhubungan
Dengan diberlakukannya otonomi daerah
Kabupaten/Kota
oleh
pusat
berusaha,
menjamin pemerintah
dengan kesinambungan usaha. (Syaukani HR.Afan Gaffar, 2002)
memberikan kesempatan yang besar bagi
Pelaksanaan
pemungutan
pajak
pemerintah daerah untuk memperbesar
daerah dan retribusi daerah di dalam
peranan
menunjang
dan
kemampuannya
dalam
pembangunan
daerah
di
pelaksanaan pembangunan daerah yaitu
Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa
dengan pengembangan potensi ekonomi
Timur
sebagaimana
melalui penggunaan sumber daya dan
diatas
telah
sektor-sektor strategis yang dimilikinya,
regulasi yang mempunyai fungsi pajak
sehingga penerapan pola pembangunan
sebagai
ekonomi
melaksanakan
daerah
sebagai
dasar
telah
diuraikan
melaksanakan
alat
untuk
fungsi
mengatur
kebijakan
atau
pemerintah
kewenangan daerah dalam mengelola
dalam bidang sosial dan bidang ekonomi
sumber daya yang ada harus menjadi
dan disamping itu mempunyai fungsi
landasan utama bagi daerah dalam
budgeter yang letaknya di sector public
bertindak.
dan
Kewenangan-kewenangan tersebut
dalam
upaya
daerah
pelaksanaan
di
sini
pajak
dan
retribusi
merupakan alat (suatu sumber) untuk memasukan
ke
kas
negara
yang
pembangunan ekonomi daerah dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran
berjalan secara optimal, maka terhadap
negara baik pengeluaran rutin maupun
pemerintah daerah tersebut diharapkan
pembangunan. Jadi dengan demikian
beberapa hal antara lain : (1) Fasilitas,
pajak daerah dan retribusi daerah sebagai
disamping
pendapatan
fungsi
lainnya,
fungsi
asli
daerah
yang
pemerintah daerah yang sangat esensial
dialokasikan daerah untuk membiayai
adalah
memfasilitas
segala
bentuk
pembangunan,
kegiatan di daerah terutama
bidang
demikian
sehingga
pemerintah
daerah
dengan harus
perekonomian. (2) Pemerintah daerah
mempunyai hak atas penerimaan pajak
harus kreatif, pemerintah daerah harus
dearah dan retribusi daerah.
berkaitan pula dengan inisiatif lokal dan
Jadi
dengan dan
retribusi
peranan
untuk berinisiatif diperlukan kreatifitas
pajak
penyelenggaraanpemerintah.
terhadap pembangunan daerah sangat
(3)
daerah
demikian
daerah
214 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
penting antara
lain
digunakan:untuk
mengambil
data-data
membangun sarana dan prasarana untuk
dokumen,
kepentingan masyarakat. Contohnya :
Bupati Trenggalek.
pembangunan rumah
sakit,
jalan,
laporan
dari
arsip-arsip,
pertanggungjawaban
pembangunan
puskesmas,
puskesmas
pembantu dll yang disesuaikan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana Jangka Pendek, Menengah dan
Hasil dari penelitian dapat disajikan dalam
Panjang sesuai dengan visi dan misi
tabel berikut ini.
daerah masing-masing.
METODE PENELITIAN Penelitian deskriptif
ini
adalah
penelitian
kualitatif.Metode
kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
Tabel 1. Realisasi Hasil Penerimaan Pajak Dan Retribusi Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2013-2015. Realisasi Hasil Penerimaan Retribusi Daerah
Tahun Pajak Daerah
Jumlah
2013 10.930.561.912,95
25.757.640.217,26
36.688.202.130,21
2014 22.945.799.431,75
32.332.499.189,00
55.278.298.620,75
2015 24.294.430.023,00
25.330.219.892,00
49.624649.915,00
alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
kualitatif lebih menekankan makna dari
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
pada generalisasi (Sugiono, 2009).
penerimaan Pajak Daerah dari tahun ke
Penelitian deskriptif
bermaksud
tahun
terjadi
peningkatan
secara
mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa,
signifikan, tetapi penerimaan Retribusi
kejadian
Daerah pada tahun 2015 terjadi penurunan
yang
terjadi
sekarang.Menurut
pada
Sudjana
saat (1989),
penelitian deskriptif mengambil masalah atau
memusatkan
masalah-masalah
perhatian aktual
kepada
sebagaiman
adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Pejabat Dinas Pendapatan Daerah, Pejabat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah
(BPKAD)
Kabupaten
Trenggalek. Di samping itu, penulis juga
dibanding tahun sebelumnya.
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 215
Tabel 2. Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Daerah Kab.Trenggalek Tahun 2013 s/d 2015
Tabel 4 Target Dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Kab. Trenggalek Tahun 2013 S/D 2015 Retribusi Daerah
Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013
Target
Realisasi
Selisih
Pertumbuhan
Tahun
Target
Realisasi
Selisih
Pertumbuhan
85.423.386.9 77.799.518 7.623.86 - 91,08 % 62,00 .146,11 8.815,89
2013
27.291.550 25.757.640 1.533.90 .000,00 .217,26 9.782,74
- 94,38 %
2014
118.563.705. 132.951.06 14.387.36 + 112,13 % 606,00 9.331,87 3.725,87
2014
31.514.538 32.332.499 817.960. .919,00 .189,00 270,00
+ 102,60 %
2015
135.178.286. 155.254.33 20.076.04 + 114,85 % 143,00 4.898,82 8.755,82
2015
23.731.798 25.330.219 1.598.42 .577,00 .892,00 1.315,00
+ 106,7%
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
Kalau
diperhatikan
Sumber Data : Lap LPJ Bupati
hasil
yang
Trenggalek
digambarkan pada Tabel di atas terlihat
Dari tabel 4 terlihat bahwa pada tahun
bahwa hasil penerimaan Pendapatan
2013
Daerah
yang
terpenuhi, tapi pada tahun 2014 terjadi
ditetapkan tidak terpenuhi tetapi di tahun
peningkatan pendapatan retribusi daerah,
2014
yang
tahun 2015 meskipun terjadi penurunan
sangat signifikan, melampaui dari target
daripada tahun sebelumnya tetapi target
yang telah ditetapkan, demikian juga
yang
tahun 2015 mengalami peningkatan yang
disebabkan
signifikan.
Trenggalek telah melakukan penggalian
Tabel 3. Target Dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Kab.Trenggalek Tahun 2013 s/d 2015
sumber pendapatan baru dari sektor
tahun
2013
mengalami
target
peningkatan
Pajak Daerah Tahun
2013 2014 2015
Target
Realisasi
Selisih
9.183.000. 000,00 20.253.120 .000,00 21.820.700 .000,00
10.930.561. 912,95 22.945.799. 431,75 24.294.430. 023,00
1.747.561. 912,95 2.692.679. 431,75 2.473.730. 023,00
Pertumbuhan + 119,03 %
yang
ditetapkan
retribusi
+ 111,34 %
Tabel 3 di atas dapat dianalisis bahwa terlihat peningkatan penerimaan yang segnifikan dari tahun ke tahun dari target
ditetapkan
daerah
tidak
terpenuhi,
Pemerintah
dengan
ini
Kabupaten
diterbitkan
beberapa perda tentang retribusi daerah. Tabel 5 Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2013 – 2015 Uraian Penerimaan
+ 113,30 %
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
yang telah ditetapkan.
target
Tahun Realisasi
Pendapa tan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
77.799.5 865.666.372.48 263.212.052.40 1.206.677. 18.146,1 8,00 4,00 943.038,11 1 4.891.328.831, 88 132.951. 940.434.481.0 1.498.350. 424.964.818.95 2014 369.380,87 069.331, 91,00 8,00 87 4.751.473.421 2013
2015
1.545.252.14 977.071.592.537, 412.926.219.904, 155.254.3 7.339,82 00 00 34.898,82
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
216 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Dari Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa kontribusi
Pendapatan
Asli
Daerah
terhadap anggaran Pendapatan Daerah adalah sebesar tahun 2013 ( 6,44 %), tahun 2014 (8,87 %), tahun 2015 (10,04 %). Dana perimbangan sebesar tahun 2013 ( 71,73 %), tahun 2014 (62,76 %), tahun 2015 (63,23 %).
Lain-Lain
Pendapatan Yang Sah adalah sebesar tahun
2013
(21,81%),
tahun
2014
(28,36%), tahun 2015 (26,72 %).
Realisasi Hasil Realisasi Pendapatan Penerimaan Pajak Asli Daerah (PAD) &Retribusi Daerah 36.688.202.130,21
47,16
2014
132.951.069.331,87
55.278.298.620,75
41,58
2015
155.254.334.898,82
49.624.649.915,00
31,96
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
Tabel 6 tersebut di atas menggambarkan sejauhmana kontribusi pajak daerah dan terhadap
hasil
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2013 kontribusi pajak dan retribusi daerah terhadap PAD adalah sebesar 47,16 %, tahun 2014 sebesar 41,58 %., dan tahun 2015 sebesar 31,96 %,
ini berarti
Retribusi Daerah terhadap Anggaran Pendapatan
Daerahdi
Kabupaten
Trenggalek.Dengandemikiandapatpuladi jadikan suatu tolok ukur untuk melihat sejauhmana peranan Pajak dan Retribusi Daerah
terhadap
Pembangunan
di
Daerah Kabupaten Trenggalek kurun
Tabel 7 Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Pendapatan Daerah Tahun
77.799.518.146,11
daerah
mengenai gambaran peranan Pajak dan
%
2013
retribusi
Pada tabel 7 di bawah ini dapat terlihat
waktu 2013-2015.
Tabel 6 Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun
sah.
50 % lebih
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagian besar diperoleh dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan
Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah
Realisasi Hasil Penerimaan Pajak &Retribusi Daerah
%
2013
1.206.677.943.038,11
36.688.202.130,21
3,04
2014
1.498.350.369.380,87
55.278.298.620,75
3,68
2015
1.545.252.147.339,82
3,21
49.624.649.915,00
Sumber Data : Lap LPJ Bupati Trenggalek
Dari tabel 7 di atas terlihat bahwa kontribusi pajak dan retribusi daerah terhadap Anggaran Pendapatan Daerah di Kabupaten Trenggalek masih sangat kecil rata-rata masih dibawah 10 %, iniberarti
kegiatan
penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan Pembangunan yang ada di Kabupaten Trenggalek + 90 % masih di dukung dari dana bantuan Propinsi
dan
Pusat
berupa
Dana
Perimbangan, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bagi Hasil Pajak sesuai
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 217
dengan
Undang-Undang
Tahun
2004,
33
bahwa Pajak Daerah dan Retribusi
Perimbangan
Daerah merupakan salah satu sumber
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pendapatan Daerah yang penting guna
Daerah,
membiayai penyelenggaraan Daerah dan
Daerah
Nomor
tentang
serta
lain-lain
Pendapatan
sah.
Peningkatan
yang
Pembangunan
Daerah
untuk
pembangunan di Kabupaten Trenggalek
memantapkan Otonomi Daerah yang
merupakan realisasi dari pengalokasian
luas, nyata dan bertanggung jawab, maka
dana yang berasal dari pemungutan
jelaslah
pajak daerah dan retribusi daerah.
Retribusi Daerah mempunyai peranan
Dengan
demikian
dapat
ditarik
dalam
bahwa
Pajak
Daerah
pelaksanaan
dan
Pembangunan
kesimpulan bahwa peran pajak daerah
Daerah, karena hasil penerimaan dari
dan retribusi daerah terhadap kegiatan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di
penyelenggaraan
Kabupaten
pembangunan
pemerintahan
daerah
di
dan
Kabupaten
Trenggalek
dipergunakan
untuk
seluruhnya membiayai
Trenggalek masih sangat rendah. Hal ini
penyelenggaraan daerah dan menunjang
menjadi
pelaksanaan
tantangan
bagi
Pemerintah
Pembangunan
Daerah.
Kabupaten Trenggalek untuk menggali
Namun demikian kontribusi pajak dan
potensi
retribusi
yang
ada
dalam
rangka
daerah
terhadap
Anggaran
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Daerah masih sangat kecil
(PAD) terutama yang bersumber dari
yaitu masih di bawah + 10 % dari
pajak dan retribusi daerah sesuai dengan
realisasi Anggaran Pendapatan Daerah
semangat dan amanat Undang-undang
Kabupaten Trenggalek.
Nomor 23 tahun 2014 Perubahan atas
Guna untuk lebih meningkatkan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004,
penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi
tentang
serta
Daerah yang pada akhirnya mempunyai
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
peranan yang sangat penting terhadap
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Pembangunan Daerah
Daerah.
Trenggalek,
Pemerintahan
Daerah
maka
di Kabupaten dapat
diajukan
beberapa saran sebagai berikut: (1) Pemerintah
SIMPULAN
Daerah
Kabupaten
yang
Trenggalek perlu meningkatkan kembali
termaktub di dalam konsederan UU No.
sosialisasi Peraturan Daerah mengenai
28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dan Retribusi Daerah yang menyatakan
melalui media massa dan elektronika
Sesuai
dengan
apa
218 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
dalam menjelaskan fungsi dan peran Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
pelaksanaan
Pembangunan
Daerah yang intinya akan meningkatkan kesadaran para wajib pajak dan retribusi dalam melakukan pembayaran Pajak Daerah
dan
Pemerintah
Retribusi Daerah
Daerah.
(2)
kabupaten
Trenggalek perlu melakukan kebijakan pajak ( Fiscal Policy) terhadap para investor
dengan
cara
memberikan
insentif / rangsangan berupa pembebasan pajak (Tax Holiday) atau pengurangan pajak yang nantinya diharapkan banyak investor asing yang akan menanamkan modalnya terutama di daerah kawasan wisata yang sangat besar potensinya dalam
menggali
pendapatan
daerah
melalui retribusi daerah yang setiap tahun pada hari libur dan hari-hari tertentu (seperti liburan Idul Firi, Natal dan Tahun Baru) antusias pengunjung sangat besar tentunya hal ini akan berdampak
dalam
peningkatan
pendapatan dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan daerah.
DAFTAR PUSTAKA Brotodiharjo, R Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Refika Aditama. Gomes, Stevanus J dan Victor Pattiasina.2011. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Maluku Tenggara.Aset: Volume 13, Nomor 2, Halaman 175-183. Hakim, Abdul Garuda Nusantara. 1990. PembangunanBerkesinambungan. Jakarta: ANDAL. J.Kennet Davey. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah.Jakarta: UI. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah (Reformasi, Perencanaan, dan Peluang). Jakarta: Erlangga. Lembaran Negara Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. _______.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. _______.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 dan Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Nurman. 2015. Strategi Pembangunan Daerah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Rusmawardi, Muhammad. 2006. Pajak dan Retribusi Daerah dan Peranannya Terhadap Pembangunan Daerah (Studi Di Kab.Kotawaringin Barat Prov.Kalimantan Tengah).Semarang: Universitas Diponegoro Syaukani.HR, Afan Gaffar.2002.Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan.Jakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru. Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika.
Rukmini, Peranan Pajak Dalam... 219
Widyaningsih, A. 2011. Hukum Pajak dan Perpajakan dengan Pendekatan Mind Map.Bandung: Alfabeta.