PERANAN ALAT BUKTI KETERANGAN TERDAKWA DALAM
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DJ PENGADJLAN NEGERI
BENGKULU
Ria Aoggraeoi Utami In a process ofcourt, there is an authentication process through the investigation of evidence equitments. One of them is the accused explanation. The aim of this research are: to know the role of this evidence equitments in solving the criminal case. And to know what are the factors which are wed by the judge in determining whether to accept or reject the accused explanation evidence. This research is empirical. The result of this research showed that: (1) The role of accused explanation evidence in solving criminal case is used as a evidence equitment in court authentication. It is used as a consideration by the judge comilte in deciding criminal case. (2) The jactors which are used by the judge in accepting the accused explanation evidence is the explanation which ;s given by the accused in court about the action that he/she did, knew orfaced by him/herself This expfunation should has compatibility with the other evidence equitments. Besides, Ihe judge should has belief thai the explanation is honest. Ifthe judge think that il ;s dishonest he/she can reject iI. Kata Kunci: Peranan, Alat Bukti, Keterangan Terdakwa
tersebut melelui proses penyelesaian
PENDAHULUAN Ketertiban
dan
keamanan
dalam masyarakat akan terpelihara bilamana anggota masyarakat mentaati peraturan-peraturan yang ada dalam masyarakat.
Namun
dalam
kenyataannya masih saja ada orang yang melanggar peraturan-peraturan tersebut. Seseorang yang melakukan suatu tindak pidana dan melanggar hukum pidana sebagaimana diatur dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pi dana) tanggung
haruslah memper
jawabkan
perbuatannya
perkara pidana yang dimuJai dengan penyidikan
yang
dilakukan
oleh
Lembaga Kepolisian. Hasil penyidikan menjadi dasar dakwaan yang akan dibuat oleh Jaksa .Penuntut Umum. Surat dakwaan ini akan dijadikan bahan
pertimbangan
dalam
melakukan
bagi
Hakim
pemeriksaan
di
sidang pengadiJan guna memutuskan suatu perkara pidana. Setelah perkara diputus
oleh
Hakim
selanjutnya
diserahkan kepada kejaksaan untuk melaksanakan
putusan
tersebut
keterangannya
tersebut
putusan
melaksanakan
(eksekusi) yang akan dilaksanakan di
perlakuan
Lembaga Pemasyarakatan.
penyidik.
seringkaJi
yang
tidak
mendapat baik
dari
pada
Pembuktian memegang peran·
pengadiJan
an penting daJam proses peradilan,
inilah berlangsung proses pembuktian.
karena pembuktian merupakan salah
Adapbn menurut Pasal 184 ayat (1)
satu faktor penentu nasib terdakwa.
KUHAP alat bukti yang sah adalah :
Terdakwa
Proses pemeriksaan
atau di
tahapan
sidang
mempunyai untuk
hak
dan
memberikan
I.
Keterangan saksi,
kewajiban
2.
Keterangan Ahli,
keterangan
3.
Surat,
tentang perbuatan yang ia takukan, ia
4.
Petunjuk,
ketahui atau alami sendiri. Terdakwa
5.
Keterangan Terdakwa.
bebas
di
sidang
memberikan
pengadilan
keterangannya.
Terdakwa di dalam
proses peme
Dari Pasa} 184 ayat (I) KUHP
riksaan persidangan terutama pada saat
tersebut nampak bahwa keterangan
pemeriksaan terdakwa, pada umumnya
terdakwa merupakan alat bukti yang
ada yang mengakui tindak pidana yang
menempati urutan terakhir. Dengan
didakwakan kepadanya, akan tetapi
kata
ada juga
lain
alat
bukti
keterangan
yang
menyangkal,
atau
terdakwa dapat diambil setelah alat
menolak untuk menjawab pertanyaan
bukti yang lain diperoleh. Akan tetapi
hakim,
hal ini berbeda dengan kenyataan yang
mengenai keterangannya tersebut.
terjadi di dalam masyarakat, dimana
maupun
juga
berdusta
Proses pembuktian tetap harus
keterangan terdakwa ini seringkali
dilakukan
walaupun
dijadikan fokus utama oleh aparat
"mengakui"
tindak
penegak hukum dalam memperoleh
didakwakan
alat bukti suatu perkara pidana. Hal ini
contoh
nampak pada saat proses penyidikan
terdakwa kasus pembunuhan istrinya.
dimana tersangka dalam memberikan
Prama mengakui bahwa ia telah
60
adalah
terdakwa
pi dana
kepadanya.
Prama
yang Sebagai
Musyaedo~
rnembunuh istrinya, dengan kata lain
didakwakan
kepadnya,
melainkan
ia teJah rnengakui tindak pidana yang
hams disertai alat bukti yang lain".
tersebut. 1
Keterangan terdakwa sebagai
"rnengakui"
a1at bukti itu haruslah keterangan yang
didakwakan
dinyatakan di sidang pengadiJan bukan
kepadanya tersebut, persidangan hams
keterangan tersangka atau keterangan
didakwakan
kepadanya
Dalam
hal
terdakwa
tindak
pidana
tetap
yang
dijalankan
"berkewajiban"
dan
rnernbuktikan
tetap
yang diberikan ketika dulu ia diperiksa
kesa
di tingkat penyidikan. 2 Sebagairnana
laban terdakwa dengan alat bukti yang
dalam Pasal 189 ayat (1) KUHAP
lain. Pengakuan "bersalab" (guilty)
disebutkan :
dari
"Keterangan terdakwa ialah apa yang
terdakwa,
rnelenyapkan urnurn
sarna sekali tidak kewajiban
dan
menarnbab
penuntut
terdakwa nyatakan di sidang tentang
untuk
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia
persidangan dan
ketahui sendiri atau alami sendiri".
menyempumakan
pengakuan itu dengan alat bukti yang lain.
Hal
untuk
luar sidang dapat digunakan untuk
mencegah adanya kemungkinan orang
membantu rnenemukan bukti di sidang
jabat
uang
asalkan keterangan itu didukung oleh
berlindung dibalik pengakuan seorang
suatu alat bukti yang sah.3 Keterangan
terdakwa bayaran. Penegasan tersebut
yang diberikan di luar sidang, yakni di
dirurnuskan dalam Pasal 189 ayat (4)
dalarn tahap pemeriksaan penyidikan
KUHAP yang berbunyi :
seringkali "dicabut" oleh terdakwa.
yang
"Keterangan
ini
dilakukan
Keterangan yang diberikan di
mernpunyai
terdakwa
saja
atau
Adapun pencabutan keterangan ini
pengakuan terdakwa saja tidak cukup
dilakukan
selarna
pemeriksaan
untuk rnembuktikan babwa ia bersalab melakukan
perbuatan
2
yang
Hari Sasangka, Lily Rosita, 1996, Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana, Sinar Wijaya., Surabaya., Hal: 87.
) Bambang Waluyo, 1992, Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika.,
Harian Rakyas Bengkulu, Rabu, 28 Februari 2007, Hal: 23. I
Jakarta, Hal: 24.
61
l persidangan berlangsung. Hal ini dapat
perundang-undangan
disebabkan pada saat memberikan
Terdakwa haruslah biss menggunakan
keterangan tersebut ia berada dalam
kesempatan
tekanan dan paksaan pihak penyidik.
keterangannya
Selain itu, terkadang terdakwa tidak
Akan
mengakui Berita Acara Pemeriksaan
seringkali
(BAP)' yang
gunakan "hak" untuk memberikan
dibuat
sehingga
penyidik
oleh
pihak
pada
saat
yang
untuk
tetapi
memberikan
dengan dalam
Terdakwa
berlaku.
maksimal. kenyataannya
tidak
meng
keterangan tersebut dengan sebaik
terdakwa
baiknya dalam persidangan, terkadang
tidak mengakui tindak pidana yang
tanpa disadari ada intervensi terutama
didakwakan tersebut. Sebagai contoh,
secara psikis dalam sidang pengadilan,
terdakwa kasus perampokan di PT.
terdakwa
Agung Automall, Imrs) Mahdi yang
jatuhnya mental terdakwa sehingga ia
pada saat pemeriksaan persidangan
tidak bisa memberikan keterangan
tidak mengakui BAP yang dibuat
secara maksimal. Selain itu terkadang
pihak penyidik dikarenakan pada saat
terdakwa
pengambiJan keterangan di tingkat
dengan posisinya sehingga ia lebih
penyidikan,
bawah
memilih diam atau tidak mengunakan
tekananlpaksaan polisi sehingga ia
kesempatan memberikan keterangan
terpaksa
tersebut dengan sebaik-baiknya
pemeriksaan
persidangan,
ia
berada
mengakui
di
tindak
pidana
perampokan tersebut. 4
mengalami "down"
sudah
Adapun
Pembuktian merupakan suatu
merasa
permasalahan
atau
pesimis
yang
dibahas adalah:
proses dalam penyelesaian perkara
I. Bagaimana peranan
pidana yang menentukan nasib seorang
keterangan terdakwa dalam penye
terdakwa apakah
lesaian perkara pidana di Pengadilan
apakah
ia
kesalahannya
akan
ia bersalah dan dihukum
menurut
bukti
Negeri Bengkulu ?
atas
peraturan
2. Faktor apa saja yang menentukan bagi
4
alat
hakim untuk menerima atau
menolak
Horian Rakyal BengkuJu, Loc. Cit.
62
alat
bukti
keterangan
terdakwa dalam penyelesaian
dikenakan
kaitannya dengan
perkara
pidana
pada
individu
yang
rnenempati kedudukan sosial tertentu.5
di
Sedangkan
Pengadilan Negeri BengkuJu?
rnenurut
Soetjono
Soekanto, peranan (role) rnerupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).
METODE PENELITIAN
Apabila seseorang melaksanakan hak Pendekatan
penelitian
ini
dan kewajiban sesuai kedudukan maka
adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif memusatkan
perhatiannya
ia menjalankan pola prilaku sesorang
pada
sesuai peranan. 6
prinsip-prinsip umum yang mendasar
Lebih
dan berlaku urnurn, yang merupakan
I. Peranan adalah suatu konsep prihal
Pendekatan kualitatif yang dianalisis
yang
adalah prinsip-prinsip umurn, yang
data
sekunder
individu,
oleh
2. Peranan adalah meliputi norma
Data
norma
yang telah diperoleh baik data primer rnaupun
dilakukan
rnasyarakat sebagai organisasi.
perwujudan
satuan gejala-gejala tersebut.
Soekanto
rneliputi ernpat hal yaitu:
ada dalam kehidupan sosial man usia.
landasan dari
Soerjono
mengatakan peranan itu paling sedikit
perwujudan satuan-satuan gejala yang
rnenjadi
lanjut
yang
dihubungkan
dengan
posisi oleh tern pat seseorang dalarn
dianalisis
masyarakat.
secara kualitatif. Kesimpulan ditarik
rnerupakan
baik seeara deduktif maupun induktif.
Peranan rangkaian
daJam yang
arti rnern
birnbing seseorang dalam kehidupan kernasyarakatan. 3. Peranan
juga
dapat
dikatakan
sebagai perilaku yang penting bagi
PEMBAHASAN
struktur sosiaJ. Gross,
Mason
dan
Mc. Paulus Wirotomo, 1995, PolwkrPolwk Pikiran Dolam Sosiologi. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal: 99.
5
Eachern, sebagaimana dikutip oleh Paulus
Wirotorno,
rnendefinisikan
Soerjono Soekanto, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, Hal: 220.
6
peranan sebagai harapan-harapan yang
63
l 4. Peranan juga menunjukkan pola
dan mempertahankan kebenaran. Baik
perilaku yang diharapkan orang lain
hakim, penuntut umum, terdakwa atau
dimana
penasihat
atau
bilamana
mereka
melakukan interaksi.1
masing~masing
hukum
terikat pada ketentuan tala cam dan penilaian alat bukti yang ditentukan
a. Peraoan Alat Bukti Keterangan ter4akwa dalam Penyelesaiao Perkara Pidana di PeogadiJan Negeri Beoglmlu
undang-undang.
2.
dan meletakkan kebenaran yang akan dijatuhkannya dalam putusan, harns
Yang dimaksud dengan alat
berdasarkan alat-alat bukti yang telah
bukti adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana
alat-alat
keyakinan
atas
secam
"limitatif'
sebagaimana
yang
dalam
kebenaran
dilakukan
pembuktian
dimana
alat-alat
proses
pembuktian
bukti di
kebenaran suatu tindak pidana yang
persidangan
pengadilan
Pemeriksaan
persidangan ini adalah guna mencari
dilakukan oleh terdakwa. 8 tahap
undang-undang
dimaksud dalam Pasal 184 KUHAP. 9
adanya suatu tindak pidana yang telah
Dalarn
ditentukan
menimbulkan
guna hakim
dapat bahan
sebagai
dipergunakan pembuktian
terse but
Majelis hakim dalam mencari
terjadi apakah benar terdakwa bersalah
di
melakukan suatu tindak pidana atau
proses
tidak. Setelah mempematikan alat-alat
dilakukan
bukti yang ada, yakni minimal dua alat
pemeriksaan alat-alat bukti. Adapun
bukti serta adanya suatu keyakinan
yang dimaksud dengan pembuktian
hakim
adalah:
maka
hakim
memutuskan
apakah terdakwa bersalah atau tidak.
1. Ketentuan yang membatasi sidang pengadilan dalarn usahanya mencari
I}
1
8
M. Yabya Harabap, 2006, Pembahasan PermasaJahon dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadi/an. Banding, Kasasi, dan Peninjauan KembaJi Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, Hal: 274.
Ibid. Hal: 221.
Hari Sasangka. Lily Rosita, Op. Cit, Hal: 7.
64
Adapun
pengertian
pemeriksaan
keterangan
persidangan,
tidak
hal
langsung
ini
terdakwa menurut Pasal 189 ayat (1)
secara
memberi
KUHAP adalah:
pengaruh pada putusaD majelis hakim.
"Apa yang terdakwa nyatakan
Keterangan yang diberikan menjadi
di sidang pengadilan tentang perbuatan
hal yang meringankan dalam putusan
yang ia Jakukan atau yang ia ketahui
yang dijatuhkan oleh majelis hakim.
sendiri atau alami sendiri".
Mengenai peranan alat bukti
Kedudukan terdakwa di dalam
keterangan
terdakwa
dalam
proses penyelesaian pericara pidana
penyeJesaian perkara pidana ini, dan
adalah sebagai pihak yang 'nasibnya'
hasil
ditentukan melalui proses terse but.
diketahui bahwa alat bukti keterangan
Terdakwa
mempunyai
dan
terdakwa mempunyai peranan dalam
kewajiban
untuk
memberikan
hal membantu proses persidangan dan
keterangan mengenai perbuatan yang
juga keterangan terdakwa ini dapat
ia lakukan, ketahui atau alami sendiri.
membantu diri terdakwa itu sendiri.
Mengingat
Apabila
hak
bahwa
keterangan
wawancara
dengan
terdakwa
hakim
memberikan
terdakwa dijadikan sebagai salah satu
keterangan
alat bukti dalam KUHAP dan dimana
tindak pidana yang ia lakukan maka
keterangan
keterangan terdakwa itu dapat menjadi
terdakwa
secara
tidak
secara jujur
mengenai
langsung dapat meringankan maupun
faktor
memberatkan hukuman maka dapat
putusan yang dijatuhkan majelis hakim
dilihat bahwa keterangan terdakwa
terhadap terdakwa, sedangkan apabila
mempunyai
terdakwa
peranan
dalam
yang
meringankan
tidak
mau
dalam
memberikan
penyelesaian suatu pericara pidana
keterangan, berdusta, ataupun berbelit
terutama
belit dalam menjawab pertanyaan dan
pada
tahap
pembuktian
persidangan.
dalam
Dan hasil wawancara dengan
memberikan
keterangannya
tersebut maka hal ini akan menjadi
narapidana diketahui bahwa dengan
faklor
memberikan keterangan pada proses
putusan yang dijatuhkan majelis hakim
65
yang
memberatkan
dalam
l terhadap terdakwa. Selanjutnya juga
terdakwa tersebut mempunyai peranan
dikatakan bahwa alat bukti keterangan
sebagai alat bukti, apakah seseorang
terdakwa berperan daJam menemukan
bersalah atau tidak dalam memberikan
kebenaran materiil sehingga putusan
keterangannya di persidangan dan
yang dijatuhkan oleh majelis hakim
kemudian apakah keterangan terdakwa
dapat dirasakan adi I.
tersebut dapat dijadikan dasar bagi
'. Dari hasil wawancara dengan
majelis hakim di dalam persidangan
jaksa penuntut umum, diketahui bahwa
hal ini tergantung dari keyakinan
alat bukti keterangan terdakwa ini
majelis hakim itu sendiri Jadi, apabila seorang terdakwa
sangat penting untuk pembuktian di persidangan,
lebih
untuk
memberikan keterangan ataupun tidak
membuktikan apakah terdakwa itu
memberikan keterangan, hal ini secara
bersalah atau tidal<:., akan tetapi hal ini
tidak langsung memberikan pengaruh
tergantung pada hati nurani majelis
terhadap putusan hakim, dimana alat
hakim
bukti
dalam
mudah
mel ihat
apakah
keterangan
terdakwa
dapat
keterangan yang terdakwa itu benar
dijadikan pertimbangan hakim dan
atau
terdakwa
dilihat dengan kesesuaian alat-alat
bersalah melakukan tindak pidana atau
bukti yang lain ditambah dengan
tidak.
keyakinan hakim sehingga majelis
tidak
dan
apakah
Berdasarkan hasi 1 wawancara
hakim dapat memutuskan hukuman
dengan advokat diketahui bahwa alat
yang seadil-adilnya.
bukti
b. Faktor yang Menentukan bagi Hakim untuk Menerima atau Menolak Alat Bukti Keterangan Terdakwa dalam Kaitannya dengan PenyelesaiaD Perkara Pidana di PengadiiaD Negeri Bengkulu
keterangan
digunakan
terdakwa
untuk
dapat
menguraikan
kronologisl uraian perbuatan yang dilakukan terdakwa
menurut
versi
terdakwa. Hal ini dilakukan untuk suatu persesuaian dengan alat-alat
Keterangan terdakwa merupa
bukti lain misalnya keterangan saksi
salesi
lain. Alat bukti
kan salah satu dari lima alat bukti yang
keterangan
66
~
sah yang diatur daIam PasaI 184 ayat
dirinya
(I)
pemeriksaan
terdakwa mengakui sebagai pelaku dan
perkara pidana di persidangan, aIat
yang bersaIah melakukan perbuatan
bukti yang paling sering dan paling
yang didakwakan kepadanya, hakim
banyak digunakan adalah keterangan
tidak dapat menerima begitu saja
saksi
kebenaran atas pengakuan ini.
KUHAP.
dan
DaIam
keterangan
terdakwa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan hakim,
bahwa
diketahui
mengapa
digunakan
terdakwa"
dan
keterangan
Dengan
alasan
"keterangan
pada
maka
waIaupun
penjelasan
di
atas,
temyata penilaian hakim atas kekuatan pembuktian
ditempatkannya
terdakwa
sendiri,
aJat
bukti
keterangan
terdakwa adalah sarna dengan alat
urutan
bukti keterangan saksi, keterangan
terakhir dari alat bukti yang sah dalam
ahli, surat, maupun petunjuk. Kepada
PasaJ 184 ayat (1) KUHAP adalah
hakimlah digantungkan harapan untuk
untuk menghilangkan anggapan bahwa
menilai keterangan terdakwa tersebut,
pengakuan
hal
terdakwa
atas
segala
ini
berarti
bahwa
alat
bukti
kesalahannya merupakan alat bukti
keterangan terdakwa bukan merupakan
yang paJing utama dan harus diperoleh
alat
dengan cara apapun juga, bahkan bila
menentukan dan mengikat bagi hakim.
perlu dengan melakukan penekanan
Tidak semua keterangan yang
terhadap pelaku tindak pidana terse but.
terdakwa berikan di persidangan dapat
Pasal 189 ayat (3) KUHAP menguraikan terdakwa
bahwa
hanya
dapat
bukti
dijadikan
yang
sempuma,
sebagai
alat
yang
bukti.
keterangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
digunakan
hakim, diketahui bahwa
keterangan
terhadap dirinya sendiri. Ketentuan ini
terdakwa yang dapat dijadikan alat
penting
pemeriksaan
bukti adalah keterangan yang terdakwa
perkara pidana yang sifatnya ingin
berikan di depan sidang pengadilan
mencari kebenaran materiil. Dengan
mengenai perbuatan yang ia lakukan,
ketentuan bahwa keterangan terdakwa
ia ketahui atau ia alarni sendiri dan
hanya dapat dipergunakan terhadap
keterangan yang terdakwa berikan itu
sekali
dalam
67
berkesesuaian dengan alat-alat bukti yang lain.
KESIMPULAN
Hakim dapat menolak ataupun menerima
1. Peranan
terdakwa
keterangan
terdakwa
tersebut dan menentukan keterangan
dengan
pembuktian di
hakim,
dengan penyelesaian perkara pidana
diberikan
atau
terdakwa
di
dinyatakan sidang
itu
diberikan
oleh
terdakwa
dapat
dijadikan
bahan
pidana. 2.
Adapun
menentukan
atau ia ketahui sendiri atau ia alami
menerima
sendiri dan keterangan yang terdakwa memiliki
tidak
dalam memutuskan suatu perkara
pengadilan,
merupakan keterangan yang ia lakukan
itu
ataupun
pertimbangan oleh Majelis Hakim
oleh
keterangan yang terdakwa berikan itu
berikan
yang
keterangan terdakwa yang diberikan
keterangan terdakwa dalam kaitannya
terdakwa
persidangan
bukti yang lain, dimana dengan
bagi hakim untuk menerima alat bukti
keterangan
penyelesaian
dilihat kesesuaiannya dengan alat
adapun faktor-faktor yang menentukan
adalah
dalam
keterangan
bukti yang digunakan dalam proses
dinilai sebagai alat bukti. Berdasarkan wawancara
bukti
perkara pidana adalah sebagai alat
terdakwa yang bagaimana yang dapat
hasil
alat
faktor-faktor bagi alat
hakim
bukti
yang untuk
keterangan
terdakwa dalam kaitannya dengan
kesesuaian
dengan alat-alat bukti yang lain dan
penyelesaian perkara pidana adalah
juga hakim mempunyai keyakinan
keterangan
bahwa
dinyatakan oleh terdakwa di sidang
keterangan
yang
terdakwa
itu
diberikan
berikan itu jujur atau tidak. Jika hal
pengadilan,
hal tersebut tidak ditemukan pada saat
terdakwa
terdakwa memberikan keterangan di
keterangan yang ia lakukan atau ia
sidang pengadiJan maka hakim dapat
ketahui sendiri atau ia alami sendiri
dan
menolak atau tidak menerima alat
68
berikan
keterangan
berikan
bukti keterangan terdakwa tersebut.
keterangan
atau
itu
itu
yang
memiliki
yang
merupakan
terdaJrn:a kesesuaian
alat~alat
bukti yang lain dan
rangan di sidang pengadilan maka
juga hakim mempunyai keyakinan
hakim dapat menolak atau tidak
bahwa keterangan yang terdakwa
menerima
berikan itu jujur atau tidak. Jika hal
terdakwa tersebut.
dengan
a1at
bukti
keterangan
hal tersebut tidak ditemukan pada saat terdakwa memberi kan
kete-
DAFfARPUSTAKA Harahap, M. Yahya, 2006, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Pemeriirsaan di Sidang Pengadilan. Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Edisi Kedua, Sinar Grafika~ Jakarta. Paulus Wirotomo (ed), 1995, Polwk-Polwk Pikiran Dalam Sosiologi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sasangka, Hari, Lily Rosita, 1996, Hukum Pembukiian Dalam Perlwra Pidana, Sinar Wijaya, Surabaya. Soekanto, 1982, Sosiologi Suatu Penganlar, Rajawali Press, Jakarta. Soemitro, Ronny Hanitijo, 1990, Metodolog; Penelitian Hukum dan Jurimelri, Ghalia Indonesia, Jakarta. Soenarto Soerodibroto, 2001, KUHP Dan KUHAP Dilenglwpi Yurisprudensi Mahkamah Agung Dan Hoge Raad, Grasindo Persada, Jakarta. Waluyo, Bambang, 1992, Sistem Pembuktian dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Harian Rakyat Bengkulu, Rabu, 28 Februari 2007
69
~