PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA: STUDI KASUS PADA SKPD KABUPATEN MAGELANG Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
ABSTRACT This study aims to examine the budgetary participation and performance relationship in a public sector organization. It also attempts to examine whether organization commitment and perception of innovation mediate the budgetary participation and performance relationship. To collect data of this study, survey questionnaires are used. From 160 questionnaires were given to managers in a public sector organization, questionnaires with complete answers were 58 questionnaires (36.25%). A path analysis was utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation on managerial performance.The analysis results indicate that budgetary participation and managerial performance have positive relationship and statistically significant. Budgetary participation also directly affects organization commitment and perception of innovation. But budgetary participation did not indirectly affect managerial performance via the intervening variables of organization commitment and perception of innovation. Keywords:budgetary participation, managerial performance, organization commitment, perception of innovation, public sector organization
PENDAHULUAN Anggaran penting
dalam
kan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian merupakan
sebuah
komponen
organisasi,
baik
adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan
organisasi sektor swasta maupun organisasi
membandingkannya
sektor publik. Menurut Hansen dan Mowen
direncanakan sebelumnya.
(2004:1),
Setiap
entitas
pencari
dengan
hasil
yang
laba
Anggaran merupakan komponen utama
ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat
dalam perencanaan. Munandar (2001:1),
dari perencanaan dan pengendalian yang
mengungkapkan pengertian anggaran adalah
diberikan oleh anggaran. Perencanaan dan
sebagai berikut: “Suatu rencana yang disusun
pengendalian merupakan dua hal yang saling
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
berhubungan. Perencanaan adalah pandangan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
ke depan untuk melihat tindakan apa yang
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
seharusnya dilakukan agar dapat mewujud-
waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
33
anggaran
kuasa anggaran kurang mengetahui potensi
disusun oleh manajemen dalam jangka waktu
dan hambatan yang dimiliki oleh bawahan/
satu tahun untuk membawa perusahaan ke
pelaksana anggaran sehingga memberikan
kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan
target yang sangat menuntut dibandingkan
anggaran, manajemen mengarahkan jalannya
dengan
kondisi perusahaan. Tanpa anggaran, dalam
anggaran. Bertolak dari kondisi ini, entitas
jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa
mulai
arah, dengan pengorbanan sumber daya yang
yang dapat menanggulangi masalah diatas,
tidak terkendali.
yakni anggaran partisipatif (participative
Menurut
Mulyadi
(1993:438),
Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja
sehingga
proses
penyusunannya
kemampuan menerapkan
bawahan/pelaksana sistem
penganggaran
budgeting). Melalui sistem ini, bawahan/ pelaksana
anggaran
dilibatkan
anggaran
yang
dalam
memerlukan organisasi anggaran yang baik,
penyusunan
pendekatan yang tepat, serta model-model
subbagiannya sehingga tercapai kesepakatan
perhitungan besaran (simulasi) anggaran yang
antara
mampu meningkatkan kinerja pada seluruh
dan bawahan/pelaksana anggaran mengenai
jajaran manajemen dalam organisasi. Proses
anggaran tersebut (Omposunggu dan Bawono,
penyusunan anggaran, dapat dilakukan dengan
2007).
atasan/pemegang
menyangkut
kuasa
anggaran
Anggaran partisipatif (participative
beberapa pendekatan yaitu top-down, bottom up dan partisipasi (Ramadhani dan Nasution,
budgeting)
2009).
penyusunan
merupakan anggaran
pendekatan yang
berfokus
Dalam sistem penganggaran top-
pada upaya untuk meningkatkan motivasi
down, dimana rencana dan jumlah anggaran
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
telah ditetapkan oleh atasan/pemegang kuasa
Konsep penganggaran ini sudah berkembang
anggaran
bawahan/pelaksana
pesat dalam sektor bisnis, jauh meninggalkan
anggaran hanya melakukan apa yang telah
pendekatan yang sama dalam sektor publik.
ditetapkan oleh anggaran tersebut. Penerapan
Dalam sektor publik, anggaran partisipatif
sistem ini mengakibatkan kinerja bawahan/
belum
pelaksana anggaran menjadi tidak efektif
sehingga penerapannya pun belum optimal.
sehingga
mempunyai
sistem
yang
mapan
karena target yang diberikan terlalu menuntut
Menurut Mardiasmo (2004), anggaran
namun sumber daya yang diberikan tidak
merupakan pernyataaan mengenai estimasi
mencukupi (overloaded). Atasan/pemegang
kinerja yang hendak dicapai selama periode
34
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
mungkin dapat berbeda dalam organisasi
finansial. Proses pembuatan anggaran dalam
sektor publik dibandingkan dengan perilaku
sektor publik merupakan tahapan yang
anggaran pada organisasi sektor swasta.
cukup rumit dan mengandung nuansa politik
Williams (dikutip oleh Ahmad dan Fatima,
yang tinggi. Dalam organisasi sektor publik,
2008) menyatakan bahwa penelitian mengenai
penganggaran merupakan suatu proses politik.
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja
Hal tersebut berbeda dengan penganggaran
manajerial
pada sektor swasta yang relatif lebih kecil
penting. Namun, literatur sampai saat ini,
nuansa
swasta,
telah melalaikan penelitian terkait hubungan
anggaran merupakan bagian dari rahasia
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial
perusahaan yang tertutup untuk publik, namun
pada organisasi sektor publik, khususnya di
sebaliknya pada sektor publik anggaran justru
negara-negara berkembang.
politisnya.
Pada
sektor
dalam
sektor
publik
adalah
harus diinformasikan kepada publik untuk
Di
Indonesia
sendiri,
penelitian
dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
mengenai
hubungan
antara
partisipasi
Anggaran sektor publik merupakan instrumen
anggaran dan kinerja manajerial pada sektor
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
swasta (bisnis) sudah banyak dilakukan
pelaksanaan program-program yang dibiayai
diantaranya Supriyono (2004, 2005), Sumarno
dengan uang publik.
(2005), Ghozali (2002, 2005), Slamet Riyadi
Lebih
lanjut,
Mardiasmo
(2004)
(2000), Sardjito (2005). Sedangkan penelitian
mengemukakan bahwa anggaran memiliki
terkait
hubungan
fungsi sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja
dan kinerja manajerial pada sektor publik
akan dinilai berdasarkan pencapaian target
(pemerintah daerah) masih terbatas misalnya
anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
penelitian
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan
dan Bawono (2007). Penelitian-penelitian
berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan
tersebut menambah faktor-faktor lain yang
anggaran yang telah ditetapkan.
diduga dapat mempengaruhi hubungan antara
yang
partisipasi
dilakukan
anggaran
Ompusunggu
Thompson (1967) dalam Wiliams
partisipasi anggaran dan kinerja. Faktor-faktor
(1990) sebagaimana dikutip oleh Ahmad
tersebut diteliti sebagai variabel intervening
dan Fatima (2008) mendorong para peneliti
atau variabel moredating.
untuk memeriksa perilaku anggaran dalam organisasi sektor publik. Perilaku anggaran
Hal
tersebut
dilakukan
sebagai
tindakan alternatif atas ketidakkonsistenan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
35
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Hal tersebut dilakukan sebagai
peneliti-peneliti terdahulu. Nouri (dikutip oleh tindakan alternatif atas ketidakkonsistenan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
menguji pengaruh partisipasi anggaran
Supriyono, menyatakan bahwa manajerial pada manajerial organisasi pada sektor publik. kinerja hasil-hasil2004) penelitian yang dilakukan olehpada terhadap sektor publik. Seperti peneliti-peneliti terdahulu. Nouri (dikutip awal-awal riset antara partisipasi anggaran organisasi Seperti penelitian-penelitian terdahulu, pada terdahulu, Supriyono, 2004) menyatakan bahwa dan oleh kinerja manajer menunjukkan bukti penelitian-penelitian penelitian ini juga digunakanpada dua variabel pada awal-awal riset antara partisipasi
penelitian ini juga digunakan dua variabel
anggaran
intervening yaitu komitmen organisasi dan
yang tidak meyakinkan (inconclusive) dan dan
kinerja
manajer
intervening yaitu komitmen organisasi dan
seringkali bertentangan. tersebut persepsi persepsi inovasi. Penelitian ini dilakukan di inovasi. Penelitian ini dilakukan menunjukkan bukti Hasil yangriset tidak Pemerintah Kabupaten Kabupaten Magelang. Magelang. Penelitian (inconclusive) dan seringkali ada meyakinkan yang menunjukkan asosiasi negatif di Pemerintah ini disusun dengan judul bertentangan. Hasil riset tersebut ada yang secara signifikan (Campell dan Gingrich, Penelitian ini disusun dengan judul “Peran Variabel secara
“Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
signifikan (Campell dan Gingrich, 1986;
Kinerja Manajerial melalui Komitmen
menunjukkan
asosiasi
negatif
1986; Ivancevich, 1977 dalam Supriyono,
Komitmen Organisasi dan Inovasi Pada
2004), positif secara signifikan (Brownell Hubungan Kinerja: Studi dan Penganggaran Persepsi Inovasidan sebagai Ivancevich, 1977 dalam Supriyono, 2004), dan Organisasi intervening”. positif secara signifikan Mclnes, 1986; Chenhall dan(Brownell Brownell,dan1988; variabel Kasus Pada SKPD Kabupaten Magelang”. Mclnes, 1986; Chenhall dan Brownell, Early, 1985; Milani, 1975; Steers, 1975 dalam
Dengan demikian, penelitian ini
Dengan
1988; Early, 1985; Milani, 1975; Steers,
berusaha
1975 dalam Supriyono, 2004), negatif
hubungan
Supriyono, 2004), negatif tidak signifikan
menguji:
demikian,
(1)
Apakah
penelitian ada
ini
berusaha menguji: (1) Apakah ada hubungan langsung
antara
partisipasi
(Dosett, Mitcell, 1979; langsung dan dan antara kinerja partisipasi manajerial? anggaran (2) tidak Latam, signifikandan(Dosett, Latam, danMia, anggaran komitmen organisasi(2) danApakah persepsi komitmen 1979; Mia, 2004), 1988 dan dalam 1988Mitcell, dalam Supriyono, positif Apakah kinerja manajerial? merupakan variabel intervening tidak1982; inovasi tidakSupriyono, signifikan 2004), (Lathamdan danpositif Marshall, organisasi dan persepsi inovasi merupakan signifikan (Latham dan Marshall, 1982;
dalam
Latham dan Yukl, 1976 dalam Supriyono,
anggaran dan kinerja manajerial?
Latham dan Yukl, 1976 dalam Supriyono, 2004). 2004).
hubungan
antara
partisipasi
variabel intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial?
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
hubungan tidak langsung Komitmen organisasi
Budgetary participation
hubungan langsung
Kinerja manajerial
Persepsi inovasi
36
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
Partisipasi Anggaran dan Komitmen
manajer dari 37 perusahaan pada sektor
Organisasi
Australian Food manufacturing. Peneliti
Nouri dan Parker, 1998 (dikutip dalam
memperkirakan tiga jalan interaksi antara
Ahmad dan Fatima, 2008) mengemukakan
partisipasi anggaran, persepsi inovasi, dan
bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi
attention to detail yang kemudian akan
kinerja melalui komitmen organisasi. Manajer
mempengaruhi kinerja. Penelitian tersebut
yang terlibat dan berpartisipasi dalam proses
menghasilkan beberapa kesimpulan. Salah
penyusunan anggaran akan memiliki komitmen
satu hasil penelitian tersebut mengungkapkan
(affective) organisasi yang lebih tinggi. Nouri
adanya hubungan positif (hubungan langsung)
dan Parker mengadakan penelitian terhadap
antara partisipasi anggaran dan kinerja
135 manajer dan supervisor pada perusahaan
manajer. Penelitian tersebut juga menemukan
multi-nasional berskala besar yang bergerak
bahwa manajer interaksi antara partisipasi
di bidang produksi bahan kimia di Amerika
anggaran dan persepsi inovasi yang tinggi
Serikat. Mereka menggunakan path analysis
akan
dan menemukan bahwa komitmen organisasi
menduga partisipasi anggaran mempunyai
merupakan
variabel
intervening
meningkat
kinerja.
Penelitian
ini
dalam
hubungan positif secara signifikan dengan
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja.
persepsi inovasi. Berdasarkan gagasan tersebut
Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya
dapat ditarik hipotesis hubungan partisipasi
hubungan positif antara partisipasi anggaran
anggaran dan persepsi inovasi sebagai berikut:
dan komitmen organisasi. Dari uraian di atas
H2 : terdapat
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1 : terdapat
hubungan
hubungan
positif
dan
signifikan antara partisipasi anggaran
positif
dan
dan persepsi inovasi
signifikan antara partisipasi anggaran Komitmen Organisasi dan Kinerja
dan komitmen organisasi
Manajerial Partisipasi Anggaran dan Persepsi Inovasi
Nouri dan Parker, 1998 (dikutip dalam
Subramaniam dan Ashkanasy, 2001
Ahmad dan Fatima, 2008) menganalisis
(dikutip dalam Ahmad dan Fatima, 2008)
komitmen organisasi dalam pengaruhnya pada
menggunakan dalam
variabel
penelitiannya.
persepsi
inovasi
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja.
Penelitian
tersebut
Hasil
menggunakan survei kuesioner dengan 114
penelitiannya
menyatakan
bahwa
komitmen organisasi dan kinerja memiliki
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
37
hubungan positif dan signifikan. Semakin
mempunyai
tinggi komitmen terhadap organisasi maka
signifikan. Manajer yang memiliki partisipasi
kinerjanya akan semakin tinggi pula. Hipotesis
anggaran yang tinggi dapat mengakibatkan
hubungan antara komitmen organisasi dan
meningkatnya kinerja. Berdasarkan uraian
kinerja adalah sebagai berikut:
di atas, hipotesis hubungan antara partisipasi
H3 : terdapat
hubungan
positif
dan
signifikan antara komitmen organisasi dan kinerja.
hubungan
positif
secara
anggaran dan kinerja adalah: H5 : terdapat
hubungan
positif
dan
signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja
Persepsi Inovasi dan Kinerja Manajerial Subramaniam dan Ashkanasy, 2001
METODA PENELITIAN
(dikutip dalam Ahmad dan Fatima, 2008) mengemukakan partisipasi
adanya
anggaran,
interaksi persepsi
antara inovasi,
Dalam penelitian ini, digunakan tiga macam variabel penelitian yaitu variabel independen,
variabel
dependen,
dan
dan attention to detail akan menyebabkan
variabel intervening. Partisipasi anggaran
meningkatnya
sebagai
penelitian
kinerja
tersebut
manajerial.
variabel
independen
merupakan
bahwa
suatu proses yang melibatkan individu-
manajer yang memiliki persepsi inovasi
individu secara langsung di dalamnya dan
yang tinggi akan meningkatkan kinerja.
mempunyai pengaruh terhadap penyusunan
Temuan tersebut mengarahkan pada hipotesis
tujuan anggaran yang prestasinya akan
hubungan antara persepsi inovasi dengan
dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas
kinerja sebagai berikut:
dasar pencapaian tujuan anggaran mereka
H4 : terdapat
menunjukkan
Hasil
hubungan
positif
dan
(Brownell, 1982). Kinerja manajerial sebagai
signifikan antara persepsi inovasi dan
variabel dependen merupakan hasil upaya
kinerja
yang dilakukan manajer dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam organisasi.
Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Variabel
Manajerial
dari
Indonesia,
hubungan
Menurut Mathieu dan Zajac, 1990 dalam
antara
Supriyono, 2004 komitmen organisasi adalah
partisipasi anggaran dengan kinerja manajer
ikatan keterkaitan individu dengan organisasi
38
di
terdiri
komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
Supriyono (2004) mengungkapkan bahwa
intervening
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
sehingga individu tersebut “merasa memiliki”
Komitmen organisasi diukur dengan
organisasi tempatnya berkerja. Sedangkan
menggunakan instrumen daftar pertanyaan
persepsi inovasi manajer menggambarkan
yang dikembangkan oleh Mowday et al.
sejauh mana para manajer menganggap diri
(1979). Daftar pertanyaan tersebut terdiri dari
mereka inovatif.
sembilan butir pertanyaan yang digunakan
Pengukuran berbagai variabel adalah
untuk mengetahui tingkat komitmen manajer
sebagai berikut. Partisipasi anggaran diukur
terhadap organisasi tempat mereka bekerja.
dengan
daftar
Jawaban pertanyaan ini menggunakan skala
pertanyaan yang disusun oleh Milani (1975).
Likert dengan rentang nilai satu (terendah)
Daftar pertanyaan tersebut terdiri atas enam
sampai dengan tujuh (tertinggi). Alternatif
butir pertanyaan yang digunakan untuk menilai
jawaban satu berarti sangat tidak setuju
tingkat partisipasi responden dan pengaruhnya
sedangkan jawaban tujuh berarti sangat setuju.
menggunakan
instrumen
pada proses penyusunan anggaran. Jawaban
Persepsi
inovasi
menggunakan
manajer
diukur
instrumen
daftar
responden atas daftar pertanyaan tersebut
dengan
didesain menggunakan skala Likert dengan
pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian
alternatif jawaban dari satu sampai dengan
O’Reilly et al. (1991) serta Windsor dan
tujuh.
Ashkanasy (1996). Daftar pertanyaan terdiri Kinerja manajerial diukur dengan
dari enam butir pertanyaan. Responden diminta
menggunakan instrumen daftar pertanyaan
untuk menunjukkan sejauh mana mereka
yang dikembangkan oleh Mahoney et al.
menganggap diri mereka inovatif. Alternatif
(1963,1965). Daftar pertanyaan tersebut terdiri
jawaban menggunakan skala Likert satu
dari sembilan butir pertanyaan digunakan
(terendah) sampai dengan tujuh (tertinggi).
untuk
Untuk mengukur persepsi inovasi manajer,
mengevaluasi
kinerja
responden.
Alternatif jawaban atas daftar pertanyaan
digunakan
indikator-indakator
sebagai
tersebut menggunakan skala Likert dengan
berikut: inovasi, peluang, pengalaman, risk
rentang nilai satu (terendah) sampai dengan
taking, kehati-hatian, dan rules orientation.
tujuh (tertinggi). Kinerja manajerial dalam
Jenis data penelitian ini adalah data
penelitian ini diukur dengan delapan dimensi
primer yaitu data penelitian yang diperoleh
kinerja
investigasi,
atau dikumpulkan langsung dari sumber asli
pengawasan,
(tanpa perantara). Sedangkan sumber data
pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan/
primer dalam penelitian ini diperoleh dari
yaitu:
pengkoordinasian,
perencanaan, evaluasi,
representasi. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
39
jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
analisis menyeluruh tentang karakteristik
Kuesioner penelitian ini diserahkan Metode pengumpulan data yang populasi yang diteliti (Supranto, 2000). langsung kepadainiresponden atau meminta dibutuhkan guna mendukung Metoda pengumpulan datapenelitian yang ini Kuesioner penelitian diserahkan langsung
responden.
menggunakan metode survei kuesioner.
dibutuhkan
guna
mendukung
bantuan salah satu pegawai pada masing-
penelitian
kepada responden atau meminta bantuan
ini menggunakan metode survei kuesioner.
salah satu pegawai pada masing-masing
Survei kuesioner merupakan metode survei
SKPD untuk mengkoordinir penyebaran dan
Survei kuesioner merupakan metode survei dengan menggunakan kuesioner penelitian. Kuesioner adalah satu set pertanyaan yang
masing
SKPD
untuk
mengkoordinir
penyebaran dan pengumpulan kuesioner pada SKPD tersebut.
dengan menggunakan kuesioner pada SKPD tersebut. analisis statistik yang tersusun secarakuesioner sistematispenelitian. dan standar pengumpulan Alat Kuesionersehingga adalah satu set pertanyaan yangdapat pertanyaan yang sama
Alat analisis statistik yanghipotesis digunakan digunakan untuk pengujian yang
telah disusun dalam penelitian diajukan kepada setiap sehingga responden. untuk pengujian tersusun secara sistematis dan standar hipotesis yang telah disusunini path (analisis jalur). Kuesioner merupakan alat pengumpulan pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada dalam menggunakan penelitian inianalisis menggunakan analisis data
yang
efektif
karena
dapat
Analisis path adalah penggunaan analisis
merupakan
path (analisis jalur). Analisis path adalah
alat pengumpulan data yang efektif karena
penggunaan analisis regresi untuk menaksir
dapat diperolehnya data standar yang dapat
hubungan kausalitas antar variabel yang telah
setiap
responden.
Kuesioner
diperolehnya data standar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan analisis menyeluruh tentang karakteristik
regresi
untuk
kausalitas
antar
ditetapkan
menaksir
variabel
hubungan
yang
(Ghazali,
dipertanggungjawabkan untuk keperluan ditetapkan (Ghazali, 2006). populasi yang diteliti (Supranto, 2000).
telah
2006).
Gambar 2 Diagram Path Gambar 2 Diagram Path Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Intervening.
Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Intervening.
p1 Partisipasi Anggaran p2
Komitmen Organisasi
p3
p5
Kinerja Manajerial
p4
Persepsi Inovasi
Diagram path di atas memberikan
dan koefisien path. Nilai koefisien path
secara eksplisit hubungan kausalitas antar dihitung tersebut dengan menggunakan Diagram path di atas memberikan dengandihitung menggunakan analisis regresi variabel yang ditunjukkan oleh anak
analisis regresi (Ghozali, 2006).
secara eksplisit hubungan kausalitas antar
(Ghozali, 2006).
variabel yang ditunjukkan oleh anak panah.
Persamaan regresinya adalah:
Setiap nilai p menggambarkan jalur dan
Y = b + b X + e ..................................
koefisien path. Nilai koefisien path tersebut
panah. Setiap nilai p menggambarkan jalur
Persamaan regresinya adalah:
YKO = b0 + bPAXPA + e1 ........................................................ Persamaan Regresi 1 YPI
40
KO 0 PA PA 1 = b0 + bPAXPA + e2 ........................................................ Persamaan Regresi 2
.....Persamaan Regresi 1
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
YPI = b0 + bPAXPA + e2 ..................................
= Intercept Persepsi Inovasi
bKM = Intercept Kinerja Manajerial
.....Persamaan Regresi 2
bPI
YKM = b0 + bPAXPA + bKOXKO + bPIXPI + e3 ......
e1
= Residual Komitmen Organisasi
.....Persamaan Regresi 3
e2
= Residual Persepsi Inovasi
Keterangan:
e3
= Residual Kinerja Manajerial
YPA = Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)
Hipotesis bisa diterima jika hasil
YKO = Komitmen Organisasi (Organization Commitment) YPI = Persepsi
Inovasi
bawah 0,05 (p<0,05). Hipotesis ditolak jika (Perception
of
Innovation) YKM = Kinerja
hasil regresi menunjukkan hasil signifikansi di atas 0,05 (p>0,05) (Ghozali, 2006). Pengaruh
Manajerial
(Managerial
Performance) bPA
regresi menunjukkan tingkat signifikansi di
partisipasi
anggaran
terhadap
kinerja
manajerial baik secara langsung maupun tidak
= Intercept Partisipasi Anggaran
langsung dijelaskan sebagai berikut:
bKO = Intercept Komitmen Organisasi Pengaruh langsung
PA-KM
= p5
Pengaruh tidak langsung
PA-KO-KM
= p1 x p3
PA-PI-KM = p2 x p4
Total pengaruh (korelasi PA-KM)
= p5 + (p1xp3) + (p2xp4)
HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak dikembalikan sebanyak 34 buah, yang
Objek penelitian dalam hal ini adalah
pengisian jawaban tidak lengkap sebanyak 53
pejabat struktural SKPD (Satuan Kerja
buah (33,125%), yang pengisian data pribadi
Perangkat Daerah) Pemerintah Kabupaten
tidak lengkap sebanyak 15 buah (9,375%), dan
Magelang
yang diisi lengkap (dapat diolah) sebanyak 58
yang
terlibat
dalam
proses
penyusunan anggaran. Kuesioner dibagikan kepada
pejabat
struktural
dari
masing-
buah (36,25%). Berdasarkan
hasil
uji
validitas
masing SKPD yang terlibat dalam proses
dan reliabilitas tampak bahwa instrumen
penyusunan RKA-SKPD. Dari 160 kuesioner
yang digunakan telah valid dan reliabel.
yang dibagikan, jumlah kuesioner yang
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, tampak
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
41
bahwa semua data berdistribusi normal serta
Hasil
pengujian
hipotesis
untuk
model regresi terbebas dari multikolinearitas
persamaan regresi 1, 2, 3 dapat dilihat pada
dan heteroskedastisitas.
tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Hasil Uji Persamaan Regresi
Model Pers. Reg 1 Pers. Reg 2
Pers. Reg 3
Variabel bebas Partisipasi Anggaran Partisipasi Anggaran Partisipasi Anggaran Komitmen Organisasi Persepsi Inovasi
Variabel terikat Komitmen Organisasi Persepsi Inovasi
Koefisien Path
t-value
Sig.
F-value
Sig.
Adjusted R Square
0,271
2,110
0,039
4,450
0,039
0,057
0,300
2,353
0,022
5,537
0,022
0,074
0,273
2,022
0,048
0,115
0,822
0,415
2,706
0,054
0,082
0,078
0,557
0,580
Kinerja Manajerial
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
positif dan signifikan terhadap komitmen
Komitmen Organisasi
organisasi.
Pada tabel 1 dapat dilihat hasil uji
Dengan demikian, semakin tinggi
persamaan regresi 1 yang digunakan untuk
tingkat partisipasi anggaran manajer maka
menganalisis pengaruh partisipasi anggaran
semakin tinggi pula komitmen organisasi yang
terhadap komitmen organisasi menunjukkan
dimiliki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
nilai adjusted R2 sebesar 0,057. Hal ini berarti
dilakukan oleh Ahmad dan Fatima (2008)
5,7% variabel komitmen organisasi dapat
yang menjelaskan bahwa partisipasi dalam
dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran.
proses penyusunan anggaran memungkinkan
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 94,3%
manajer menjadi lebih sejalan dengan tujuan
dijelaskan oleh variabel lain di luar yang
organisasi.
diteliti.
organisasi tersebut secara tidak langsung Hasil
uji
signifikansi
parameter
individual (t test) menunjukkan nilai t sebesar
diyakini
Kemudian dapat
tujuan
meningkatkan
dan
nilai
komitmen
organisasi.
2,110 dengan probabilitas signifikansi 0,039. Karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
maka dapat dikatakan variabel partisipasi
Persepsi Inovasi
anggaran signifikan. Hal ini berarti bahwa
Pada tabel 1 hasil uji persamaan regresi
variabel partisipasi anggaran berpengaruh
2 yang digunakan untuk melihat pengaruh
42
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
partisipasi anggaran terhadap persepsi inovasi
organisasi, dan persepsi inovasi. Sedangkan
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,074.
sebesar 91,8% dijelaskan oleh variabel lain di
Hal ini memiliki arti bahwa 7,4% variabel
luar yang diteliti.
partisipasi anggaran dijelaskan oleh variabel partisipasi
anggaran.
Sedangkan
Uji ANOVA atau F test pada persamaan
sisanya
regresi 3 menghasilkan nilai F hitung sebesar
yaitu sebesar 92,6% dijelaskan oleh variabel-
2,706 dengan probabilitas signifikansi sebesar
variabel lain di luar yang diteliti.
0,054. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi
Hasil t test pada persamaan regresi 2
anggaran,
komitmen
organisasi,
dan
memperlihatkan nilai t sebesar 2,353 dengan
persepsi inovasi tidak secara bersama-sama
probabilitas signifikansi sebesar 0,022. Nilai
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
probabilitas menunjukkan angka yang lebih
Kemudian hasil t test memperlihatkan bahwa
kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan
variabel komitmen organisasi dan persepsi
bahwa variabel partisipasi anggaran signifikan.
inovasi tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat
Hal ini berarti variabel partisipasi anggaran
dari nilai probabilitas signifikansi untuk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi sebesar 0,415 dan
variabel
tersebut
persepsi inovasi sebesar 0,580. Keduanya
konsisten dengan penelitian yang dilakukan
menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05.
Ahmad dan Fatima (2008) yang menyatakan
Sedangkan partisipasi anggaran signifikan
bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh
pada 0,05 dengan probabilitas signifikansinya
terhadap persepsi inovasi.
sebesar 0,048. Hal ini berarti bahwa kinerja
persepsi
inovasi.
Hal
manajerial hanya dipengaruhi oleh partisipasi Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi
anggaran. Pada hasil persamaan regresi 3 untuk menjawab hipotesis 3 yang menunjukkan
Pada tabel 1 hasil uji persamaan
bahwa komitmen organisasi berpengaruh
regresi 3 yang digunakan untuk mengetahui
terhadap kinerja manajerial tidak terbukti.
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
Hasil analisis regresi menghasilkan nilai
manajerial melalui komitmen organisasi dan
probabilitias yang lebih dari 0,05. Ini berarti
persepsi inovasi menunjukkan nilai adjusted
hipotesis3 ditolak, artinya komitmen organisasi
R2 sebesar 0,082. Hal ini berarti 8,2% variabel
tidak mempengaruhi kinerja manajerial. Hasil
kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
variabel
yang dilakukan oleh Ahmad dan Fatima
partisipasi
anggaran,
komitmen
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
43
(2008) yang menyatakan bahwa komitmen
termasuk di pemerintah kabupaten Magelang,
organisasi
kinerja tidak mengalami peningkatan.
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja manajerial. Hal ini disebabkan karena
Pada hasil persamaan regresi 3 yang
kurang adanya pengawasan terhadap para
juga digunakan untuk menjawab hipotesis
pejabat struktural dalam menjalankan tugas
5 yang menunjukkan adanya pengaruh
dan fungsinya serta kurangnya pemahaman
positif partisipasi anggaran terhadap kinerja
dan penekanan terhadap target dan tujuan
manajerial terbukti. Hasil analisis regresi
organisasi.
menghasilkan koefisien path yang signifikan
Pada hasil persamaan regresi 3 yang
di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,048. Hal ini
juga digunakan untuk menjawab hipotesis 4
berarti hipotesis 5 diterima, artinya bahwa
yang menunjukkan adanya pengaruh positif
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap
persepsi inovasi terhadap kinerja manajerial
kinerja
tidak terbukti. Hal ini berarti hipotesis 4
konsisten dengan penelitian yang dilakukan
ditolak, artinya bahwa persepsi inovasi tidak
Ahmad dan Fatima (2008) yang menyatakan
mempengaruhi
Hasil
bahwa manajer dalam organisasi sektor
penelitian ini konsisten dengan penelitian
publik yang berpartisipasi aktif dalam proses
yang dilakukan Ahmad dan Fatima (2008)
penyusunan anggaran akan termotivasi untuk
yang menyatakan bahwa manajer yang
meningkatkan kinerja mereka.
kinerja
manjerial.
manajerial.
Hasil
penelitian
ini
memiliki tingkat persepsi inovasi yang tinggi tidak meningkatkan kinerja mereka.
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Hal ini deisebabkan karena inovasi tidak
Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
sesuai dengan lingkungan mekanistik seperti
Manajerial
organisasi sektor publik. Selain itu, budaya
Pada hasil uji persamaan regresi 1
inovasi masih baru dalam organisasi sektor
menghasilkan nilai standardized beta untuk
publik. Para manajer dalam organisasi sektor
pengaruh
publik merasa bahwa inovasi dan kreatifitas
komitmen organisasi sebesar 0,271 dan
seharusnya sebanding dengan penghargaan
signifikan di bawah 0,05. Nilai standardized
yang sesuai, yang mana akan memotivasi
beta 0,271 merupakan nilai path atau jalur p1.
mereka untuk meningkatkan kinerja. Karena
Pada hasil uji persamaan regresi 2 memberikan
sistem penghargaan (reward) belum diterapkan
nilai standardized beta untuk pengaruh
secara optimal di organisasi sektor publik
partisipasi anggaran terhadap persepsi inovasi
44
partisipasi
anggaran
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
terhadap
sebesar 0,300 dan signifikan di bawah 0,05.
standardized beta 0,078 merupakan nilai path
Nilai standardized beta 0,300 merupakan nilai
atau jalur tidak signifikan. Besarnya nilai e1p4=dan1-0,074 1-0,074 = 0,962 e = 1-0,074 1-0,074 = 0,962 path atau jalur p2. Pada hasil uji persamaan ee11== 11-0,074 1-0,074 == 0,962; 0,962 besarnya 0,078 merupakan nilai path atau jalur p4 dan signifikan di bawah 0,05. Nilai e2 = 1-0,090 1-0,090 = 0,954 regresi 3standardized menghasilkan standardized nilai signifikan. beta 0,300nilai merupakan nilai dan tidak Besarnya nilai 1-0,090 == 0,954; 0,954 dan ee22 == 1-0,090 1-0,090 1-0,090 path atau jalur p . Pada hasil uji persamaan e = e2 = = 0,962; besarnya nilai e = 0,954 beta sebesar 0,273; 20,115; dan 0,078. Nilai1 besarnya e3== 1-0,131 21-0,131 == 0,932. 0,932 e 3 regresi 3 menghasilkan nilai standardized = dan besarnya e3= = 1-0,131 1-0,131 = 0,932 e=3 0,954; standardized beta 0,273 merupakan Hasil analisis menunjukkan beta sebesar 0,273; 0,115; dan 0,078. nilai Nilai path 1-0,131 path = 0,932 e = 1-0,131 3
standardized beta 0,273 merupakan nilai
atau jalur p5 dan signifikan di bawah 0,05. path atau jalur p5 dan signifikan di bawah
bahwa
Nilai standardized 0,115 merupakan 0,05. Nilai beta standardized beta 0,115 nilai
bahwa partisipasi Hasil analisispengaruh path menunjukkan pengaruh
partisipasi
anggaran
anggaran
terhadap kinerja manajerial malalui komitmen
terhadap
merupakan nilai path atau jalur p3 dan
= 0,932.
kinerja
manajerial
malalui
path atau jalur p3 dan tidak signifikan. Nilaikomitmen organisasi persepsi inovasi tidak terbukti. organisasi dan dan persepsi inovasi tidak signifikan. Nilai standardized beta
tidak
terbukti.
Gambar 3 Analisis path
Gambar 3 Analisis path e1= 0,962
KO
p1= 0,271*
p3= 0,115
p5= 0,273*
PA
KM
PI
p2= 0,300*
e3= 0,932
p4= 0,078
e2= 0,954 *= p<0,05 (2-tailed)
*= p<0,05 (2-tailed) Tampilan
gambar
3
di
atas
hanya
memiliki
pengaruh
langsung
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan
anggaran terhadap kinerja manajerial baik
anggaran
melalui komitmen organisasi
adalah sebesar 0,273.
SARAN Tampilan gambar di atas menunjukkan analisisKESIMPULAN path besarnya pengaruhDAN partisipasi tidak langsung dari 3variabel partisipasi bahwa tidak ada pengaruh tidak langsung dari maupun
terhadap
kinerja
Penelitian
manajerial
ini
menguji
pengaruh
variabel partisipasi anggaran terhadap kinerja persepsi inovasi. Partisipasi anggaran
partisipasi
anggaran
manajerial baik melalui komitmen organisasi
manajerial
yang
maupun persepsi inovasi. Partisipasi anggaran
intervening komitmen organisasi dan persepsi
hanya memiliki pengaruh langsung terhadap
inovasi
kinerja
Penelitian
manajerial.
Berdasarkan
analisis
pada ini
terhadap
kinerja
menggunakan
varibel
organisasi
sektor
dilakukan
di
publik.
Pemerintah
path besarnya pengaruh partisipasi anggaran
Kabupaten Magelang. Berdasarkan hasil
terhadap kinerja manajerial adalah sebesar
penelitian, kesimpulan dari hasil penelitian
0,273.
ini adalah sebagai berikut: (1) Partisipasi Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
45
anggaran berpengaruh langsung terhadap
Penggunaan skala self-rating untuk mengukur
kinerja manajerial. Semakin tinggi tingkat
variabel kinerja manajerial mungkin dapat
partisipasi manajer dalam proses penyusunan
menghasilkan personal bias. Hal ini dapat
anggaran maka semakin baik kinerjanya.
mengurangi objektivitas data. (4) Variabel
(2) Partisipasi anggaran tidak berpengaruh
intervening yang digunakan dalam penelitian
terhadap kinerja manajerial melalui komitmen
ini hanya sebagian kecil dari varibel-variabel
organisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
intervening
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja
komitmen organisasi. Namun, komitmen
manajerial. Hal ini dibuktikan dengan masih
organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja
rendahnya koefisien determinasi (R square)
manajerial. Hal ini berarti bahwa komitmen
hasil penelitian ini.
organisasi
tidak
memediasi
hubungan
lain
yang
Berdasarkan
hasil
mempengaruhi
penelitian
ini
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
penulis
(3) Partisipasi anggaran tidak berpengaruh
atau implikasi kebijakan sebagai berikut: (1)
terhadap kinerja manajerial melalui persepsi
Pemerintah Kabupaten Magelang sebaiknya
inovasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
mengoptimalkan
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap
partisipatif bukan hanya sekedar partisipasi
persepsi inovasi. Namun, persepsi inovasi
semu
tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
meningkatnya kinerja manajerial.
Hal ini berarti bahwa persepsi inovasi tidak
memberikan
karena
saran,
rekomendasi
penerapan hal
ini
Pemerintah
anggaran
berdampak
Kabupaten
pada
Magelang
memediasi hubungan partisipasi anggaran dan
sebaiknya
kinerja manajerial.
evaluasi berkala terhadap TUPOKSI agar
Penelitian
ini
memiliki
beberapa
melakukan
pengawasan
dan
meningkatkan komitmen pegawai terhadap
keterbatasan sebagai berikut: (1) Penelitian
organisasi.
ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten
Magelang sebaiknya mengadakan evaluasi
Magelang sehingga hasilnya mungkin tidak
terhadap pembebanan kerja pada masing-
dapat digeneralisasi untuk organisasi sektor
masing unit kerja karena beban kerja yang
publik yang lain. (2) Data penelitian ini
terlalu
diperoleh
metoda
optimalnya kinerja. (3) Pemerintah Kabupaten
survei melalui kuesioner yang memungkinkan
Magelang sebaiknya memberikan kesempatan
adanya respon bias dari para responden. (3)
kepada pegawai untuk melakukan inovasi
46
dengan
menggunakan
berat
(2)
Pemerintah
dapat
Kabupaten
menyebabkan
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro
tidak
dalam menjalankan tugas dan fungsinya tanpa
terhadap Kinerja Manajerial: Motivasi sebagai Variabel intervening”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen Ekonomi, Vol. 2 No. 1, Februari 2002
melanggar peraturan dan ketetapan yang berlaku. Pegawai dengan inovasi yang tinggi akan memiliki implikasi terhadap peningkatan kinerja mereka. Kemudian saran untuk penelitian yang akan datang antara lain: (1) Peneliti agar
memperluas
variabel
intervening
yang akan diteliti misalnya motivasi dan kepuasan kerja. (2) Peneliti sebaiknya juga menggunakan metode interview selain dengan kuesioner untuk mendapatkan data yang lebih kredibel. (3) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
superior’s
rating
untuk
mengukur variabel kinerja manajerial agar meminimalisasi subjektivitas dan personal bias. (4) Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas lingkup penelitian agar dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam bidang anggaran organisasi sektor publik. DAFTAR PUSTAKA Bronell, P. and McInnes, M. 1986. “Budgetary Participation, motivation, and manajerial performance”. The Accounting Review, Vol. 61, No. 4 Frucot, Veronique and Stephen White. 2006. “Manajerial levels and the effects of budgetary participationon manajers”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21 No. 2 pp. 191-206 Gozhali, I. dan R. Y. Fahrianta. 2002. “Pengaruh Tidak Langsung Sistem Penganggaran
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP Hansen, Don R.dan Marryane M. Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi tujuh. Jakarta: Salemba Empat Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI Munandar, M. 2001. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA O’Reilly, C.A., Chatman, J. and Caldwell, D.F.. 1991. “People organization culture: a profile comparison approach to assessing person organization fit”. Academy of Management Journal, Vol. 34, No. 3 Ompusunggu, K.B. dan I.R. Bawono. 2007. “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Informasi Asimetris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol. 08, No. 01, Februari 2007 Ramadhani dan Nasution. 2009. “Pengaruh partisipasi anggaran terhadap prestasi manajer pusat pertanggungjawaban dengan motivasi sebagai variabel mediating”. Jurnal tidak dipublikasikan. Faculty of Economic, University of Sumatra Utara. Riyadi,
Slamet. 2000. “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai variabel Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 33 - 48
47
Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli 2000
Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, no. 2, Desember 2005
Robbins, Stephen, P. 2003. Organizational Behavior, Tenth Edition, New Jew Jersey : Prentice Hall
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Enam. Jakarta: Erlangga
Sardjito, Bambang. 2005. “Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajer”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 6, No. 1, Januari 2005 Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R. Gilbert Jr, 1995. Management: Six Edition. New Jersey: Prentice Hall Subramaniam, N. and Ashkanasy, N.M. 2001. “The effect of organizational culture perceptions between budgetary participation and manajerial jobrelated outcomes”. Australian Journal of Management, Vol. 26 No. 1, pp. 3555 Subramaniam, N. and Mia, L. 2001. “The effect of organizational commitment: the role of perception of equity”. Advances on Accounting Behavioural Research, Vol. 4 Sumarno, J. 2005. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”.
48
Supriyono, R.A. 2004. “Pengaruh Variabel intervening Kecukupan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajer di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.19, No. 3 Supriyono, R.A. 2005. “Pengaruh Komitmen Organisasi, Keinginan Sosial, dan Asimetri Informasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajer”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1 Yahya, M. Nor, Nik Nazli Nik Ahmad and Abdul Fatima. 2008. “Budgetary Participation and Performance: some Malaysian Evidence”. International Journal of Public Sector Management, Vol. 21, No. 6, pp. 658-673 Yuen, Desmond. 2007. “Antecedents of budgetary participation: enhancing employee’s job performance”. Manajerial Auditing Journal. Vol. 22 No. 5
PERAN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INOVASI PADA HUBUNGAN PENGANGGARAN DAN KINERJA : Studi Kasus Pada Skpd Kabupaten Magelang Kunwaviyah Muchamad Syafruddin Universitas Diponegoro