PERAN USZ (UNIT SALUR ZAKAT) BAZNAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK (Studi BMT Mekar Dakwah Serpong)
Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh : Hadi Hermanto 204046102919
KONSENTRASI MUAMALAT PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
67
68
PERAN USZ (UNIT SALUR ZAKAT) BAZNAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK (Studi BMT Mekar Dakwah Serpong)
Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh : Hadi Hermanto 204046102919
Di Bawah Bimbingan
DR. H. Ahmad Mukri Adji, MA NIP. 150 220 554
KONSENTRASI MUAMALAT PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
69
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PERAN USZ (UNIT SALUR ZAKAT) BAZNAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK (STUDI BMT MEKAR DAKWAH SERPONG) telah disajikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 3 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 3 Maret 2009 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( ......................) NIP. 150 210 422
2. Sekretaris
: Drs. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678
( ……..………)
.3. Pembimbing: DR. H. Ahmad Mukri Adji, MA NIP. 150 220 554
( ..……………)
4. Penguji I
: Asep Saepuddin Jahar, MA, Ph.D NIP. 150 276 211
( ……………..)
5. Penguji II
: DR. Rumadi, MA NIP. 150 283 352
( ......................)
70
LEMBAR PENYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 februari 2009
Hadi Hermanto
71
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kemudahan dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, yang secara khusus disampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.M. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan Bapak H. Ah. Azharuddin Latief, S.Ag, M.H. Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. H. Djawahir Hejazziey, S.H, M.H, Koordinator Teknis Program Non-Reguler dan Bapak H. Ahmad Yani, M.A. Sekretaris Teknis Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
72
4. Bapak DR. H. A. Mukri Adji, M.A. Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan kontribusi yang lebih dalam penyeleasaian skripsi ini 5. Bapak Muhammad Taufiki, M.Ag Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan banyak nasehat dan saran selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Dosen dan Karyawan di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman serta bantuannya kepada penulis. 7. Bapak Ismail, Ketua Pengurus BMT Mekar Dakwah yang selalu memompa semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak Rifqi Mubarok, Manager BMT Mekar Dakwah dan seluruh staff yang telah menyempatkan waktu dan membantu memberikan data-data kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 9. Bapak H. Parlan dan Ibunda Yulaeha yang sangat penulis cintai, atas do’a restu, jerih payah dan kerja keras merekalah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terimakasih penulis tidaklah berarti apa-apa buat mereka.
73
10. Istriku Dr. Tri Ismayajati Cahyasiwi, yang selalu menghiasi hati penulis, atas do’a dan supportnya yang telah menjadi sumber inspirasi membuat semanga penulis menjadi bertambah hingga selesainya penulisan skripsi ini. 11. Kakakku Bambang Roseta, yang selalu memberikan kontribusi terbaiknya dalam pemikiran dan teknologi informasi. 12. Adik-adikku Yulia dan Amelia, Dengan tawa dan senyum kalian mampu menghadirkan inspirasi-inspirasi baru dalam penulisan skripsi ini. 13. Teman-temanku angkatan 2004, khususnya PS D ’04 NR yang telah membantu penulis selama ini. Khusus kepada Nurulita Fitria dan Ahmad Iskandar (PMH) yang memberikan efek oktan untuk mempercepat penyelesaian skripsi ini. Besar harapan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama bagi rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Perbankan Syariah Konsentrasi Muamalat. Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih. Atas semua perhatian yang diberikan penulis sampaikan ucapan terima kasih.
Penulis
74
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
BAB I
:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
5
C. Kajian Pustaka
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
7
E. Objek Penelitian
9
F. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Penelitian
9
2. Jenis Data
10
3. Teknik Pengumpulan Data
10
4. Metode Pengambilan Sampel
11
5. Metode Analisa Data
11
G. Sistematika Penulisan
14
75
BAB II : LANDASAN TEORI PENYALURAN ZAKAT A. Pengertian Zakat
16
B. Kriteria Mustahik Zakat
20
C. Undang-undang Zakat di Indonesia
25
D. Ketentuan Umum Tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia
26
E. Asas dan tujuan pengelolaan zakat
29
F. Organisasi Pengelolaan zakat
29
G. Pengumpulan Zakat
30
H. Konsep Pemberdayaan
31
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Gambaran Umum BAZNAS 1. Landasan Syar’I berdirinya BAZNAS
36
2. Lokasi BAZNAS
36
3. Tugas pokok BAZNAS
37
4. Struktur organisasi BAZNAS
38
5. Program BAZNAS
40
B. Gambaran Umum BMT Mekar Dakwah 1. Sejarah Singkat pendirian BMT Mekar Dakwah
43
2. Manajemen dan struktur organisasi
44
76
C. Analisa Kinerja BMT Mekar Dakwah Tahun 2007 1. Kondisi yang Mempengaruhi Pencapaian Kerja
45
2. Analisa Kinerja Keuangan
47
3. Analisa Rasio Keuangan
48
4. Perkembangan Usaha
52
5. Analisa Pencapaian Target
60
D. Hubungan BMT Mekar Dakwah dengan BAZNAS
65
BAB V : ANALISA DATA A. Kriteria mustahik
67
B. Mekanisme Penyaluran
70
C. Sistem Pembiayaan Untuk Mustahik
71
D. Analisa Deskriptif kualitatif
70
E. Uji Paired Sample T-Test
80
BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan
82
B. Saran-Saran
84
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
84
77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (Muslim World) lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilainilai dan prinsip Syari’ah (Islamic Economic System) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat.1 Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh dan total (Kaffah) seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 85.
…. !"#$ %& / *+,-(. (☺
' ;- -< 89: 56"7 23 4 0(#1 F &B CDE @&A( => IA!1 H(☺&A: G51& N⌧B( KE⌧M =J': Q☺ 00#P O, & (☺ % Artinya : “…Apakah kalian beriman kepada sebagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap bagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah (Dari Teori ke Praktek), (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hal. vii
78
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat ” (Q.S. Al-Baqarah : 85).
Ayat tersebut dengan tegas mengingatkan bahwa selama kita menerapkan Islam secara parsial, kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan kerugian ukhrawi. Hal ini sangat jelas, sebab selama Islam hanya diwujudkan dalam bentuk ritualisme ibadah, sementara dimarginalkan dari dunia perekonomian, maka umat Islam telah mengubur Islam dalam-dalam dengan tangannya sendiri. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan Asia pada khususnya serta resesi dan ketidakseimbangan ekonomi global pada umumnya, adalah suatu bukti bahwa asumsi tidak adanya nilai-nilai Ilahiyah yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta ekonomi telah meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian bangsa. Sekarang saatnya para bankir dan ekonom yang masih mengimani Al-Qur’an sebagai
pedoman
hidupnya
dan
Hadist
sebagai
panduan
aktivitasnya
memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Islam memiliki prinsip Ekonomi Syari’ah yang terbukti semuanya dapat diterapkan dalam lembaga keuangan modern. Sekarang saatnya, kita menunjukkan bahwa Muamalah Syari’ah dengan filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (Sharing) dalam profit dan Risk dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Dalam sistem ekonomi Islam, nilai instrumental yang strategis yang mempengaruhi tingkah laku seorang muslim, masyarakat dan pembangunan ekonomi
79
pada umumnya adalah Zakat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang merupakan kewajiban yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut aturan tertentu. Zakat merupakan sumber pendapatan utama di dalam suatu pemerintahan negara Islam, karena Zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat digantikan oleh model sumber pembiayaan apapun dan dimanapun juga. Pelaksanaan pemungutan Zakat semestinya secara ekonomi dapat menghapus tingkat perbedaan yang mencolok antara si fakir dan si kaya serta sebaiknya dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping dapat pula membantu mengekang laju Inflasi. Penanganan yang tepat akan Zakat secara bertahap dapat menciptakan kondisi keseimbangan tata ekonomi yang adil dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya lembaga yang independen yang mengatur tentang pola pengumpulan zakat dan pendistribusian Zakat, Infaq dan Shadaqah. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, bahwasanya dalam Undang-undang yang dimaksud dengan
Pengelolaan
zakat
adalah
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat, dan Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq, dan amil zakat pengelolaan zakat berasaskan iman dan
80
takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.2 Pengelolaan zakat bertujuan antara lain, meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Badan amil zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri. Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzaki yang berada di bank atas permintaan muzaki. Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat muzaki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. Di Indonesia cukup banyak lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana ZIS, diantaranya adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). BAZNAS dalam mendistribusikan dana ZIS bekerjasama dengan BUMN, Bank-bank Syari’ah
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat
(Jakarta: Ditjen Binmas Islam dan urusan haji,1999), hal. 4
81
dan Lembaga Keuangan seperti Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai Unit Salur Zakat diantaranya yaitu Koperasi Serba Usaha Syari’ah (KSUS) Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mekar Da’wah Serpong. Sebagai sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, BMT Mekar Da’wah, memiliki komitmen untuk mengambil peran dalam memberdayakan ekonomi rakyat. Setelah beroperasi sejak bulan Januari 2004, masyarakat yang menjadi anggota di BMT Mekar Da’wah telah mencapai 822 Orang, dan 38 Mustahik binaan BMT Mekar Da’wah bekerjasama dengan BAZNAS sebagai Mitra Salur Zakat. KSU. Syari’ah BMT
Mekar Da’wah Serpong merupakan Sebuah Lembaga Keuangan
Syari’ah yang tertanggal 15 Maret 2004 dikukuhkan sebagai salah satu Unit Salur Zakat (USZ) oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang bertugas sebagai Mitra BAZNAS.3 Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka Penulis tertarik untuk membahas skripsi yang berjudul : PERAN USZ (UNIT SALUR ZAKAT) BAZNAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK (Studi BMT Mekar Dakwah Serpong)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan masalah pokok dalam penulisan Skripsi ini adalah bagaimana Korelasi antara dana bantuan BAZNAS yang disalurkan melalui KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong terhadapat peningkatan pendapatan Mustahik binaannya.
3
Company Profile BMT Mekar Da’wah Serpong, 2004. hal. 2
82
Permasalahan tersebut sangat luas untuk itu Penulis membatasi dengan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada peningkatan pendapatan Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan dari dana BAZNAS ?. 2. Bagaimana korelasi/hubungan antara pemberian dana bantuan dari BAZNAS terhadap peningkatan Pendapatan Mustahik Binaan KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong ?.
C.
Kajian pustaka Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya sudah banyak mendapatkan perhatian dari para peneliti, Disini penulis mencoba melihat peranan efektifitas terhadap pengelolaan dana Zakat oleh BMT atau Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat luas. Oleh karena itu Penulis ingin meneliti peranan sebuah LKMS yang diamanahi pengelolaan dana zakat yang bertujuan produktivitas mustahik. Faradilla pernah melakukan penelitian pada tahun 20064 , sifat penelitiannya adalah kualitatif tentang efektivitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik dan disimpukan bahwa penyaluran zakat yang dimaksud adalah 4
Faradillah, Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahik pada
LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra (BSM Umat). (Skripsi Jurusan Muamalah Fak. Syariah dan Hukum , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatllah Jakarta, 2006)
83
pola penyaluran zakat dalam bentuk pemberdayaan (produktif) yang disertai target terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahik. Siti Solihah melakukan penelitian pada tahun 20065, tentang Peran BMT Alkarim Cipulir dalam pengelolaan zakat, ditinjau dari strategi, hubungan dengan pengelola lain dan kontribusinya bagi mustahik. Disimpulkan bahwa peranan BMT tersebut masih memiliki kelemahan dalam pengolahan zakat. Penelitian ini dapat dikatakan penelitian berkesinambungan antara kedua penelitian diatas dan pendekatan dilakukan dengan kualitatif dan kuantitatif. Keunggulan yang akan peneliti unggulkan didalam penelitian ini adalah peranan USZ (Unit Salur Zakat) yang dimiliki BAZNAS yang selama ini belum terlihat perannya dalam peningkatan kesejahteraan umat, dalam hal ini manfaat zakat yang disalurkan dengan tujuan produktif .
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan pendapatan Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan dari dana BAZNAS serta korelasi/hubungan antara
5
Siti Solihah, Peran BMT Al-karim Cipulir dalam pengelolaan zakat. (Skripsi Jurusan
Muamalah Fak. Syariah dan Hukum , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatllah Jakarta, 2006)
84
pemberian dana bantuan dari BAZNAS terhadap peningkatan Pendapatan Mustahik Binaan KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Mahasiswa Dengan
adanya
Penelitian
ini
Mahasiswa
akan
memperoleh
pengetahuan praktis sebagai hasil pengamatannya, jadi dapat mengetahui penerapan teori yang didapat dari bangku kuliah dalam kenyataannya di Perusahaan. b. Bagi Dunia Pendidikan Dapat memeberikan sumbangan yang berharga dalam rangka memperkaya perbendaharaan hasil-hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ekonomi syari’ah khusunya yang menyangkut masalah efektifitas penggunaan dana ZIS bagi peningkatan kesejahteraan Mustahik. c. Bagi Lembaga (BMT Mekar Da’wah Serpong) Sebagai sumbangan pemikiran pada berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen BMT, khususnya jajaran manajemen, Pengelola dan Pengurus dalam membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penyaluran dana dari pihak ke-tiga khususnmya BAZNAS. d. Bagi BAZNAS
85
Digunakan sebagai salah satu tolak ukur dan bahan audit tentang sejauh mana penyaluran dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh dari BAZNAS dapat tersalurkan secara amanah dan profesional serta tepat sasaran.
e. Bagi Masyarakat dan Mustahik. Masyarakat dapat mengetahui lebih jauh tentang BMT dan BAZNAS. Dan dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana keilmuan Islam dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis membutuhkan Unit Salur Zakat sebagai objek penelitian, dimana objek yang penulis teliti akan menjadi sumber data primer untuk mengetahui apakah variable yang diteliti memiliki pengaruh antara satu variable dengan variabel lainnya. Adapun Unit Salur Zakat yang menjadi objek penulis dalam melakukan penelitian ini adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mekar Dakwah yang terletak di Jalan Raya Serpong No. 134 Serpong – Tangerang.
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
86
a. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu Tinjauan langsung ke Lembaga Keuangan Syari’ah, yaitu Penulis melakukan observasi pada KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong. b. Tinjauan Pustaka (Library Research) yaitu Penelitian dengan cara membaca dan mengumpulkan data serta informasi melalui buku-buku yang berhubungan dengan penulisan ini. 2. Metode Analisis Data Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Yang dalam penelitian ini bersumber pada landasan teori aplikasi penyaluran zakat, data-data terkait pembiayaan mustahik, dan laporan kinerja BMT Mekar Dakwah pada tahun 2007 yang dilaporkan pada RAT (Rapat Anggota Tahunan) selaku objek penelitan. b. Data Kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif-statistik, yang mengarah ke pengujian hipotesis terhadap peningkatan pendapatan mustahik binaan KSU Syari’ah BMT Mekar Dakwah serpong sebelum dan sesudah menerima bantuan.
3. Teknik Pengumpulan Data
87
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Pimpinan dan Karyawan yang diberi wewenang untuk menjawab, serta kepada Mustahik binaan.
4. Metode Pengambilan Sampel a. Populasi dan Sampel Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti mengambil Populasi dan Sampel sebagai berikut : 1.
Populasi Populasi adalah Jumlah dari keseluruhan Responden yang
menjadi Obyek Penelitian yaitu Nasabah Binaan KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong, dalam hal ini Populasi yang menjadi Obyek Penelitian ini adalah Nasabah yang aktif baik dalam Pembiayaan maupun Simpanan. 2.
Sampel Sampel adalah Sebagian dari Populasi yang hendak diteliti dan
dalam penelitian ini akan diambil Mustahik yang akan dijadikan sampel dimana karakteristik dari sampel tersebut dianggap dapat mewakili keseluruhan Populasi.
b. Metode Pengambilan Sampel
88
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem Simple Random Sampling yaitu sistem pengambilan sampel dimana setiap sample dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi, dan dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu sebanyak 38 orang yang merupakan keseluruhan populasi yaitu Mustahik yang dibina oleh KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong.
5. Metode Analisa Data Dalam penulisan penelitian ini, maka Metode Analisa Data yang digunakan adalah sebagai Berikut : a. Uji Deskriptif Kualitatif. Dalam analisa deskriptif kualitatif digunakan untuk menjabarkan kriteria Mustahik yang berhak mendapat bantuan dari BAZNAS melalui KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong serta bagaimana mekanisme, cara mendapatkan dana bantuan, prosedur penyaluran serta pembinaan kepada Mustahik yang mendapatkan dana bantuan BAZNAS melalui KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong
b. Uji T-Test (Paired Sample T-Test)
89
Paired Sample T-Test berguna untuk melakukan pengujian terhadap 2 sampel yang berhubungan atau sering disebut Sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama. Dan dalam penelitian ini uji T-Test yaitu untuk mengetahui perbedaan rata-rata pendapatan Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan dana Baznas. Dengan demikian uji ini dimaksudkan untuk membedakan rata-rata Pendapatan Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan. Adapun rumus T untuk Paired Sample T-Test adalah sebagai berikut :
T
=
(B–0) = S
B
Dimana
:
B S
B
B
: Beda antara pengamatan tiap pasang
B
: Mean dari beda pengamatan
S
B
: Standard error dua mean yang berhubungan.
Pada Penelitian di atas dimana, Hipotesis HO
:
: Tidak ada Perbedaan Tingkat Pendapatan pada masing-masing Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan dana Baznas
90
H1
: Ada Perbedaan Tingkat Pendapatan pada masing-masing Mustahik sebelum diberikannya bantuan dibandingkan setelah diberikannya bantuan dana Baznas
Dengan ketentuan sebagai berikut : -
HO : µB = 0
-
H1 : µB ≠ 0
Dimana, -
Tolak HO Jika THitung >=(Lebih Besar) dari TTabel α 0.05 dengan dfn-1
-
Tolak H1 Jika THitung < (Lebih Kecil) dari TTabel α 0.05 dengan df n-1 Pada penelitian untuk menghitungnya Penulis menggunakan Program
Aplikasi Komputer Statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions) agar Validitas dan Keakuratan dalam penghitungan terjamin dan untuk memperkecil kesalahan yang bersifat Human Error.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan Skripsi ini, pembahasan dibagi dalam lima bab yang memuat ide-ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub-sub bab yang mempertajam ide-ide pokok, sehingga secara keseluruhan menjadi kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu pemikiran. Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, diuraikan sebagai berikut :
91
Bab Pertama, merupakan bagian pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan pembahasan bab-bab berikutnya dan sekaligus mencerminkan isi global skripsi yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. Bab Kedua, merupakan landasan Teori, pada bab ini berisi tentang pengertian sampai sistem pengelolaan zakat yang diatur langsung oleh pemerintah. Dengan adanya landasan teori yang dikemukakan diatas dapat menjadi dasar sebuah mekanisme pengelolaan dana yang berasal dari Zakat. Bab ketiga, merupakan kajian tentang profil lembaga yang menamanahkan (BAZNAS) dan yang menyalurkan langsung (BMT Mekar Dakwah). Mulai dari sejarah berdirinya, visi, misi, fungsi, struktur dan program-program yang menunjang keberlangsungan perputaran dana tersebut. Dengan adanya profil tersebut kita akan mengetahui profesionalisme kerja yang diciptakan oleh kedua lembaga tersebut. Bab Keempat, Pokok bahasan dalam Bab ini yaitu berisi tentang pengujian terhadap rumusan masalah antara lain peningkatan pendapatan mustahik binaan BMT Mekar Dakwah sebelum dan sesudah diberikannya bantuan dari dana BAZNAS. Hubungan (Korelasi) antara Bantuan yang diberikan terhadap pendapatan mustahik binaan BMT Mekar Dakwah sebelum dan sesudah diberikannya bantuan dari dana BAZNAS.
92
Bab Kelima, merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, saran untuk lembaga. Yang diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan kontribusi pemikiran
93
BAB II
LANDASAN TEORI PENYALURAN ZAKAT
C.
Pengertian Zakat.
Zakat adalah ibadah Maaliyah Ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan menentukan6. Ditinjau dari segi bahasa, kata Zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu (keberkahan), al-namaa (pertumbuhan dan perkembangan), ath-thaharatu (kesucian), dan ash-shalahu (keberesan).7. Menurut pengertian syara’ zakat berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta.8 Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan “Mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab kepada orang-orang yang berhak menerimanya”. Mazhab hanafi mendefinisikan zakat dengan “menjadikan sebagian harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syariat karena Allah SWT”. Menurut Mazhab Syafi’i zakat adalah sebuah ungkapan untuk “keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara yang
6
Yusuf al-Qardhawi, Al-Ibadah Fil-Islam (Beirut:Muassasah Risalah, 1993), hlm. 235.
7
Majma Lughah al-“Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasith, (Mesir :Daar el-Ma’arif, 1972), juz I h .
8
Didin Hafiduddin, Zakat dalam perekonomian modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
396. h. 7.
94
khusus”. Sedangkan menurut Mazhab Hambali “zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula”.9 Menurut Ibnu Taimiyah, jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya menjadi bersih pula.10 Hal ini berarti bahwa maksud bertumbuh dan berkembang itu tidak hanya diperuntukkan bagi harta kekayaan, tetapi lebih jauh dari itu. Dengan mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwa orang yang menunaikannya menjadi bersih. Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi, zakat dari istilah fiqih berarti “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.” Dalam hal ini terjadi perbedaan diantara pedapat ulama, namun pada prinsipnya sama yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu (nishab dan haul) yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya.
Hubungan antara pengertian Zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah,
9
Wahbah al-Zuhayly, Fiqih dan Perundangan Islam, Terjemah: Agus Effendi dan Bahrudin
Fanany, dari judul Al-Fiqh Al-Islam Wa Adilatuh (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Jilid III, h. 83-84. 10
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, Terjemah: Salman Harun, Didin Hafidhuddin, Hasanuddin,
dari judul Fiqhuz Zakat (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996), cet, ke-1, h. 35
95
tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik)11. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah At-Taubah : 103) sebagai berikut:
VH W(EXY 56TU3& S/ $BR 6\]^_-%& 56K!KZ [% d: F 56ZBJc ab0XY& H\` O,& 56TgU ⌦/ (f ( %JXY . ijAc hhB☺(f Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S : At-Taubah : 103).
Menurut penafsiran Ibnu Katsir atas firman Allah SWT dalam surat AtTaubah ayat 103-104, bahwasanya Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya memungut zakat dari umatnya untuk mensucikan dan membersihkan mereka dari zakat itu. Dan Allah SWT juga memerintahkan agar Rasulullah berdo’a dan beristighfar bagi mereka yang menyerahkan bagian zakatnya. 12 Sedangkan untuk sasaran zakat, Allah SWT sendiri telah menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan zakat tersebut dalam firman-Nya sebagai berikut:
"m W(Eno a>pXq(☺&
132
(☺lC: k +,! :"#
11
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam perekonomian modern, hal. 7
12
Ibnu Katsir, Terjemahan singkat Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988), jilid IV, h.
96
H\5]Jc >r☺(& 56\c`W H⌧#M⌧ ☺& N Wvw! u>& a0B7(f u>& >pv!P& F a0B7qq a>P& x, O,& x, {| VHyz1v!
. zjB7(} ijAc Artinya : “Sesungguhnya zakat diperuntukkan itu, hanya kepada fakir, orang miskin, pengurus zakat, para muallaf untuk (memerdekakan budak), orang yang berhutang, yang berjuang dijalan Alloh, dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Alloh, dan Alloh Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah (9) : 60). Allah telah menentukan siapa-siapa saja golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana yang tersebut dalam ayat diatas, yakni terbagi kepada delapan golongan; fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil. Dalam ayat tersebut, Allah SWT hanya menentukan golongan-golongan masyarakat yang berhak menerima zakat, yang di dalam istilah hukum (fikih) Islam disebut ashnafsamaniyah atau kelompok delapan. Sedangkan perumusan dan pengaturan pembagiannya lebih lanjut diserahkan kepada ijtihad manusia, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan serta kemashlahatan masyarakat.13
13
Moh. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta, Penerbit UI – Press,
1988), h. 48
97
Penyaluran (penentuan) mustahik boleh melihat skala prioritas diantara 8 asnaf.14 Skala prioritas disini maksudnya adalah mendahulukan orang yang paling membutuhkan dan mau merubah hidupnya, tidak malas, gigiih dan teru melakukan upaya demi perbaikan nasibnya. Misalkan ada dua anak miskin yang sama-sama mencari uang dijalan. Anak yang satu jadi pengemis, yang satunya menjajakan koran. Untuk pemberdayaan pilih penjaja koran karena yang menjual koran sudah punya usaha dan telah membina jiwanya menjadi wirausaha untuk tak jadi beban masyarakat.15
B. Kriteria Mustahik Zakat Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik zakat dibagi menjadi delapan ashnaf, kedelapan golongan tersebut adalah : 1. Fakir Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita, tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan. 16 Atau orang fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi
14
Syahrin Harahap, Islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta: PT.Tiara
Wacana, 1999), h. 105 15
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat: Institut Pemberdayaan Zakat, 2004), h. 223
16
Rahman al-Zahrul, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf 1995), h. 295
98
kebutuhan sehari-hari, dia tidak memiliki pendamping hidup, ayah, ibu dan keturunan yang dapat membiayainya baik untuk membeli makanan, pakaian, maupun tempat tinggal. 2. Miskin Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencaharian atau berpenghasilan tetap, tetapi penghasilannya belum mencukupi standar hidup bagi diri dan keluarganya. Orang miskin disebut juga orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya.Orang fakir, menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, lebih sengsara dibandingkan dengan orang miskin. Orang fakir ialah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan atau dia memliki sesuatu dan juga berkerja, tetapi penghasilannya tidak melebihi daripada setengah keperluannya sendiri dan orang-orang yang berada deibawah tanggungjawabnya.17 Adapula yang mendefinisikan orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan atau mampu berkerja, tetapi penghasilannya hanya mampu memenuhi lebih dari sebagian kebutuhannya, tidak mencukupi seluruh hajat hidupnya. Yang dimaksudkan dengan cukup adalah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
17
Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Effendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 281
99
3. Amil Mustahik zakat yang ketiga adalah pengelola zakat yang ditunjuk oleh kepala negara atau pemerintah setempat atau mengumpulkan dan mendistribusikan zakat Kata pengelola mencakup semua pegawai sepert pengumpul, pekerja, pembagi, distributor, penjaga, akuntan dan lain sebagainya yang mungkin ditunjuk untuk membantu pengumpulan, penyimpanan, distribusi dan administrasi dana zakat. Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan, semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat, yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam-macam zakat yang diwajibkan padanya, juga besar harta yang wajib dizakati. Kemudian mengetahui para mustahik zakat, berapa jumlah mereka berapa kebutuhan mereka serta biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupana urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta stafnya. Dalam berkerja mengurus zakat panitia ini disyaratkan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai hukum zakat, beragama Islam, mukallaf, memiliki sifat amanah, memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh. 4. Muallaf Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang yang lemah niatnya untuk masuk Islam, mereka diberikan bagian dari zakat agar niat mereka masuk Islam menjadi kuat dan kelompok ini diharapkan kecendrungan hati dan
100
keyakinannya untuk beriman atau tetap beriman kepada Allah SWT. Mencegah agar ereka tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin shingga orang-orang yang baru memeluk Islam yang mungkin kehilangan hartanya sangat terbantu untuk keperluan peningkatan keimanan dan kehidupannya. 5. Riqab Riqab jamak dari raqabah, fir riqab artinya mengeluarkan zakat untuk memerdekakan budak sehingga terbebas dari dunia perbudakan. Para budak yang dimaksud disini adalah para budak muslimin yang telah membuat perjanjian dengan tuannya untuk dimerdekakan dan tidak memiliki uang untuk membayar tebusan atas diri mereka. Mesipun mereka telah berkerja keras membanting tulang mati-matian.18 Mereka tidak mugkin melepaskan diri dari orang yang tidak menginginkan kemerdekaannya kecuali telah membuat perjanjian. Jika ada seorang budak yang dibeli, uangnya tidak akan diberikan kepadanya melainkan kepada tuannya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memberikan zakat kepada para budak itu agar memerdekakan diri mereka. 6. Gharimin Gharimin adalah orang yang terlibat dalam jerata utang, utang itu dilakukan bukanlah karena mereka berbelanja yang berlebihan, membelanjakan untuk hal-hal yang diharamkan, melainkan karena kemiskinan mereka. Pengertian ini berkembang 18
Ibid. H. 285
101
pada orang yang dinyatakan pailit dalam usahanya sehingga ia kesulitan memenuhi keperluan hidupnya disamping kewajiban hutang yang harus dibayar. 7. Fisabilillah Fisabilillah adalah kelompok mustahik yang dikategorikan sebagai orang yang dalam segala usaha untuk kejayaan agama Islam, oleh karena itu fisabilillah dapat diartikan pula sebagai usaha perorangan atau badan yang bertujuan untuk kejayaan Islam atau kepentingan umum. Ungkapan fisabilillah ini mempunyai cakupan yang sangat luas dan bentuk praktisnya hanya dapat ditentukan oleh kondisi kebiasaan dan kebutuhan waktu, walaupun banyak saudara kita ditimur tengah yang pantas mendapat gelar ini. Kata tersebut dapat mencakup berbagai macam perbuatan seperti bantuanbantuan yang diberikan untuk persiapan perang orang Islam untuk jihad, menyediakan kemudahan fasilitas pengobatan bagi orang sakit dan terluka, pendidikan bagi orang-orang yang tidak mampu membiayai pendidikan sendiri. Pendeknya, kata tersebut mencakup semua perbuatan yang penting dan berfaedah bagi umat Islam dan negara Islam.19 Diantara para ulama dahulu maupun sekarang ada yang meluaskan arti fisabilillah tidak hanya khusus pada jihad dan yang berhubungan dengannya, akan tetapi ditafsirkannya pada semua hal yang mencakup kemashlahatan, takarrub dan perbuatan-perbuatan baik, sesuai dengan penerapan asal dari kalimat tersebut.
19
Rahman al-Zahrul, Doktrin Ekonomi Islam, h. 303
102
8. Ibnu Sabil Orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang berpergian (musafir) untuk melaksanan suatu hal yang baik tidak termasuk maksiat. Dia diperkirakan tidak akan mencapai maksud dan tujuannya jika tidak dibantu, sesuatu yang termasuk perbuatan baik ini antara lain, ibadah haji, berperang dijalan Allah SWT.20 Syarat-syarat ibnu sabil yang berhak menerima zakat adalah : a. Dalam keadaan membutuhkan b. Perjalanannya bukan perjalanan maksiat c. Pada saar membutuhkan tidak ada orang yang memberi pinjaman
C. Undang-Undang Zakat di Indonesia. Undang – undang Zakat Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan menimbang bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beribadat menurut agamanya masing-masing, menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat, zakat merupakan pranata keagamaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu serta upaya penyempurnaan
20
Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, hal. 289
103
sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna serta dapat dipertanggungjawabkan.
D. Ketentuan Umum Tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia. Dalam Undang-undang Zakat Nomor 38 tahun 1999, yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Agar tujuan pengelolaan zakat sebagaimana tersebut dalam pasal 5 dapat dicapai, maka pemerintah juga mengatur dalam hal pendayagunaan pada Bab lima pasal 16 yang berbunyi: 1. Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama. 2. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan usaha yang produktif. 3. Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
104
Dan pasal 17 yang berbunyi: ”Hasil penerimaan infaq, shadaqah, hibah, waris dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif.”21 Untuk persyaratan dan prosedur pelaksanaan penyaluran zakat di Indonesia telah diatur dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 Tahun 1999 pada Bab 5 pasal 28 sampai dengan Pasal 30 yang berbunyi : Pasal 28 1). Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahiq dilakukan berdasarkan pernyataan sebagai berikut: a. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahiq delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab gharim, sabillillah, dan ibnusabil. b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan. c. Mendahulukan mustahiq dalam wilayahnya masing-masing. 2). Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif ditetapkan sebagai berikut: a. melakukan studi kelayakan, b. Menetapkan jenis usaha produktif,
21
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,
(Jakarta: Dit. Jen. Bimas Islam dan Urusan Haji, 1999). hal. 7-8
105
c. Melakukan bimbingan dan penyuluhan, d. melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan, e. mengadakan evaluasi; dan f. Membuat pelaporan Pasal 30 ”Hasil penerimaan infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat didayagunakan terutama untuk usaha produktif setelah memenuhi syarat sebagaimana tersebut dalam pasal 29.”22
E. Asas dan Tujuan Pengelolaan Zakat.
Pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam BAB II Pasal 5 UU RI Nomor 38 tahun 1999 mengemukakan bahwa: Pengelolaan zakat bertujuan: 1.
Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama;
2.
Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;
3.
Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat23
22
Ibid. h. 35-36
106
F. Organisasi Pengelolaan Zakat.
Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Pembentukan badan amil zakat nasional oleh Presiden atas usul Menteri, daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi, daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota dan kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecematan.
Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif. Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.
Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur pengawas, dan unsur pelaksana. Lembaga amil zakat dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Lembaga amil harus memenuhi persyaratan yang diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Badan
amil
zakat
mempunyai
tugas
pokok
mengumpulkan,
mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri. 23
Ibid. hal. 4
107
Tugas
utama
BAZ/LAZ
adalah
menyusun
skala
prioritas
untuk
mendistribusikan untuk mustahiq dengan didasarkan pada data-data yang kuat. Karena saat ini sudah berkembang cukup banyak lembaga pengelolaan zakat, maka diharapkan masing-masing lembaga memiliki kekhususan program pemberdayaan melalui zakat. Upaya kerjasama dan sinergi dari semua lembaga pengelola zakat semakin dibutuhkan agar
zakat
benar-benar
bermanfaat
bagi peningkatan
perekonomian umat.24
G. Pengumpulan Zakat. Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah, Harta yang dikenai zakat adalah: 1. Emas, perak, dan uang. 2. Perdagangan dan perusahaan. 3. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan. 4. Hasil pertambangan. 5. Hasil peternakan. 6. Hasil pendapatan dan jasa. 7. Rikaz.
24
Husnul Khotimah, Pengaruh zakat produktif terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi
para mustahik, EKSIS (Jakarta, Kekhususan Ekonomi dan Keuangan Syari’ah PSTTI Pasca Sarjana UI, 2005), vol. 1, no. 4, h. 51
108
8. Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.
Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzzaki atas dasar pemberitahuan muzzaki. Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzzaki yang berada di bank atas permintaan muzzaki. Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat.
Muzzaki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. Muzzaki dapat meminta bantuan kepada badan amil untuk menghitung zakatnya. Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri.
H. Konsep Pemberdayaan
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power yang
109
berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan.25 Awal em berasal dari bahasa latin dan Yunani, yang berarti didalamnya, jadi pemberdayaaan dapat diartikan kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan seagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih suatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Kartasasmita menyatakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.26
Merujuk pada buku pedoman zakat yang diterbitkan oleh Ditjen Binmas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI (2002-2004) bentuk inovasi dalam rangka pendayagunaan zakat dibagi dalam empat (4) bentuk, yaitu:
25
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000) Cet. Ke-24, h. 441 26
Lili Bariadi dkk, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 54
110
H. bersifat konsumtif tradisional Yaitu zakat dibagikan kepada mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat maal yang dibagikan kepada para korban bencana alam. I. Penyaluran bersifat konsumtif kreatif Yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. J. Penyaluran dalam bentuk produktif tradisional Yaitu zakat diberikan dalam bentuk barang produksi seperti kambing, sapi, alat cukur dan sebagainya. Pemberian dalam bentuk alat produksi tersebut diharapkan akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin. K. Penyaluran dalam bentuk kreatif Yaitu zakat diberikan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal pedagang pengusaha kecil. 27
Dari keempat poin diatas diharapkan arah dan kebijaksanaan pendayagunaan zakat dapat berhasil sesuai dengan sasaran yang dituju. Adapun yang dimaksud arah dan kebijaksanaan pendayagunaan zakat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
27
2002), hal.
Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Pedoman Zakat 9, (Jakarta:
111
usaha pemerintah dalam rangka memanfaatkan hasil-hasil pengumpulan zakat kepada sasaran dalam pengertian yang lebih luas sesuai dengan cita dan rasa syara’, secara tepat guna, efektif manfaatnya dengan sistem distribusi yang serba guna dan produktif sesuai dengan pesan dan kesan syariat serta tujuan sosial ekonomis dari zakat. Beberapa ulama modern dan ilmuwan mencoba menginterpretasikan pendayagunaan zakat dalam perspektif yang lebih luas mencakup edukatif, produktif dan ekonomis. Dalam kehidupan sosial sekarang, pendayagunaan atau distribusi zakat untuk penduduk miskin mencakup : 1.
Pembangunan
prasarana
dan
sarana
pertanian
sebagai
tumpuan
kesejahteraan ekonomi rakyat, dalam pengertian yang luas. 2.
Pembangunan sektor industri yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
3.
Penyelenggaraan sentra-sentra pendidikan ketrampilan dan kejuruan untuk mengatasi pengangguran.
4.
Pemberian modal usaha kepada mustahik sebagai langkah awal mendirikan usaha;
5.
Jaminan hidup orang-orang invalid, jompo, anak yatim piatu, dan orangorang yang tidak mempunyai pekerjaan;
6.
Pengadaan sarana dan prasarana yang erat hubungannya dengan usaha mensejahterakan rakyat lapisan bawah.
112
Zakat, secara potensial bisa diarahkan pada usaha pemerataan pendapatan, yakni dari kelompok ekonomi mampu kepada ekonomi lemah. Konsep dasar zakat sebagai mekanisme redistribusi kekayaan adalah pengalihan sebagian aset materi yang dimiliki kalangan masyarakat kaya untuk didistribusikan kepada masyarakat yang tidak mampudan untuk kepentingan bersama.28 Oleh karena itu zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan yang tak mampu menolong dirinya sendiri meskipun dengan semua skema jaminan sosial diatas, sehingga kesusahan dan kemiskinan dapat terhapuskan dari masyarakat muslim. Oleh karena itu zakat dapat menjadi instrumen sebagai kesejahteraan mustahik.
28
H. M. Djamal Doa, Membangun Ekonomi Umat melalui pengelolaan zakat harta, (Jakarta:
Yayasan Nuansa Madani, 2001), h. 40
113
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
a. GAMBARAN UMUM BAZNAS 1. Landasan Syar'i Berdirinya BAZNAS BAZNAS adalah singkatan Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 8 tahun 2001, tanggal 17 Januari 2001. Adapun landasan Syar’i berdirinya BAZNAS tetuang dalam Firman Allah SWT dalam AlQur’an Surat At-Taubah : 103. Jumhur Ulama menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan sebagaimana kata "Ambillah" yang tercantum pada ayat tersebut adalah pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah meridlai keduanya. Ia berkata : Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang dijadikan Allah sebagai penguasa urusan kamu sekalian (HR. Baihaqi).29 Dan Apikasi sasaran penyalurannya sudah dijelaskan oleh Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 60
7.
Lokasi BAZNAS i.
Kantor Pusat
29
profile
BAZNAS, Company Profile, diakses tgl. 2 Februari 2009
www.baznas.co.id/company
114
Jl. Kebon Sirih Raya No.57 Jakarta Pusat 10340 Telp. 021 - 3904555 Fax. 021 – 3913777 b. Kantor Pelayanan Sudirman Gedung Arthaloka Lt. 2 Jl. Jenderal Sudirman Kav.2, Jakarta Pusat Telp : (021)2514429, Fax : (021)2514430
8. Tugas Pokok BAZNAS Tugas pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS yaitu : I.
Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat
J.
Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat
K. Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi masyarakat. L. Mengembangkan budaya "memberi lebih baik dari menerima" di kalangan mustahik. M. Mengembangkan manajemen yang amanah, profesional dan transparan dalam mengelola zakat. N. Menjangkau muzakki dan mustahik seluas-luasnya. O. Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat.
115
P. Sebagai Badan Amil Zakat, kegiatan pokok BAZNAS adalah menghimpun ZIS dari muzakki dan menyalurkan ZIS kepada mustahik yang berhak menerima sesuai ketentuan agama.
9. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sesuai Surat Keputusan Presiden RI Nomor : 8 tahun 2001 Tanggal 17 Januari 2001, maka organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terdiri dari : Badan Pelaksana, Dewan Pertimbangan, dan Komisi Pengawasan. I. BADAN PELAKSANA Ketua Umum
: Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc.
Ketua I
: Drs. H. Eri Sudewo, M.DM.
Ketua II
: H. Aries Muftie, SE, SH
Sekertaris Umum
: Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf
Sekertaris I
: Drs. H. Isbir Fadly
Sekertaris II
: Hj. Isye S. Latif
Bendahara
: Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim
Kadiv. Pengumpulan
: Dr. Siti Chalimah Fadjriyah, SE, Akt, MM
Anggota
: 1. Dr. H. Salim S. Al Jufrie, MA. : 2. dr. H. Naharus Surur, M.Ked.
Kadiv. Pendistribusian
: Drs. H. Abdul Shomad Muin, MM.
116
Anggota
: 1. M. Fuad Nasar, S.Sos. : 2. Ir. Rahmat Riyadi, MM
Kadiv. Pendayagunaan
: Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim
Anggota
: 1. Ir. Jamil Azzaini, MM. : 2. Drs. H. Miftahul Munir, MM.
Kadiv. Pengembangan Anggota
: Wahyu Dwi Agung, SH. 1. Hertanto Widodo, SE, Akt. 2. Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum
II. DEWAN PERTIMBANGAN Ketua
: H. Muchtar Zarkasyi, SH.
Wakil Ketua
: Prof. Dr. H. Ssyeihul Hadi Permono, SH, MA
Sekertaris
: H. Iskandar Zulkarnain, SE, M.Si.
Wakil Sekertaris
: Drs. H. Wahiduddin Adam, MA
Anggota
: 1. Drs. H. A. M. Fatwa 2. H. Hussein Umar 3. Dr. H. Daud Rasyid, MA. 4. K.H. Abdullah Gymnastiar 5. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin 6. Prof. Dr. H. Mastuhu 7. Prof. H. Fathurrahman Jamil
117
8. Drs. H. Djamal Doa 9. Drs. H. Rahmad Gobel 10. Ir. H. Hariyadi Sukamdani
III. KOMISI PENGAWAS Ketua
: Drs. H. Achmad Subianto, M.BA.
Wakil Ketua
: Dr. H. Muhammad Syafii Antonio, M.Sc
Sekertaris
: Drs. H. Basri Barmanda, M.BA.
Wakil Sekertaris
: Drs. H. Farid Hadjiry, MM
Anggota
: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Suka rdja, SH, MA 2. Prof. Dr. H.M. Tahir Azhary, SH 3. Drs. Mar'I Muhammad 4. Dra. Hj. Yuniwati T. Masjchun Sofwan 5. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin 6. Drs. H. Taufiq Kamil
10. Program BAZNAS i.
Penerimaan Dana. Divisi Pengumpulan dibentuk dengan tujuan melakukan pengumpulan zakat,
infak & shadaqah serta dana-dana lain yang diperkenankan oleh undang-undang
118
melalui peningkatan kesadaran berzakat dan pemberian layanan dan kemudahan bagi pembayar zakat antara lain dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Departemen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan swasta berskala Nasional maupun di instansi lain, serta di luar negeri. Upaya penyadaran zakat masyarakat dilakukan dengan melakukan sosialisasi yang dilakukan melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik, publikasi program di media cetak serta penerbitan brosur dan buku-buku. Untuk lebih jelas mensosialisasikan program-program BAZNAS ke daerah-daerah maka dilakukan sinergi dengan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Selain upaya penyadaran BAZNAS juga melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas layanan kepada para wajib zakat (Muzakki) sehingga para muzakki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan nyaman. Dalam mengumpulkan zakat selain melakukannya melalui konter yang disediakan di kantorkantor pelayanan maupun UPZ Mitra BAZNAS, pembayaran zakat juga dipermudah oleh BAZNAS dengan membuka rekening di 14 Bank agar dapat menjangkau seluruh wilayah masyarakat. Sejak diterbitkannya UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, BAZNAS dan UPZ maupun Mitra BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. Bagi Para Muzakki yang membayarkan zakatnya kepada BAZNAS maka akan memperoleh NPWZ (Nomor Pokok Wajib
119
Zakat) dan BSZ (Bukti Setor Zakat) yang dapat dipergunakan sebagai Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak.
ii.
Penyaluran Dana. Sesuai dengan Undang-undang No. 38 tahun 1999 bahwa BAZNAS juga
melakukan kegiatan penyaluran baik yang langsung maupun tidak langsung. Berkaitan dengan penyaluran, maka BAZNAS mempunyai dua strategi yaitu : 4. Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang dilakukan langsung kepada mustahik. Penyaluran secara langsung ini dilakukan oleh USZ konter. 5. Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan BAZNAS melalui lembaga (Mitra). Penyaluran secara tidak langsung ini dilakukan oleh Unit Salur Zakat (USZ) Mitra seperti Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan USZ Mitra yang ada di BUMN, BUMS, BMT, Lembaga Masjid.
120
B. GAMBARAN UMUM BMT MEKAR DA’WAH SERPONG. D. Sejarah Pendirian KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong BMT Mekar Da’wah Serpong yang merupakan Cabang dari BMT Taruna AlQur’an Yogyakarta (BMT Jogjatama, red) didirikan pada tanggal 26 Februari 2004 dengan No Akta Pendirian 518/7/BH/Dis/KUK. BMT Mekar Da’wah mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut : E. Visi Menjadi lembaga keuangan Mikro Syari’ah dengan pelayanan terbaik bagi pengembangan UMKM secara berkelanjutan. F. Misi Melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan ekonomi dan sosial umat secara berkesinambungan melalui pendekatan prinsip syari’ah yang inovatif.
Untuk mencapai Visi, misi dan tujuan sebagaimana dimaksud diatas maka BMT Mekar Dakwah menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha Tamwil (keuangan), Maal (Sosial). Dalam bidang ini pola gerak BMT Mekar Dakwah adalah bidang sosial kemasyarakatan. BMT Mekar Dakwah merupakan salah satu Mitra Salur Zakat BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Modal yang digulirkan untuk bidang ini berasal dari dana Zakat, Infaq dan Shadaqah dari masyarakat. Dari dana tersebut disalurkan dalam bentuk :
121
G. Penyaluran dana Qordul Hasan / dana kebajikan H. Beasiswa Barokah I. Pengobatan gratis
J.
Manajemen dan Struktur Organisasi Pengelolaan usaha saat ini ditentukan dan dipegang langsung oleh jajaran
pengurus dengan dibantu para anggota dan orang-orang yang ahli dibidangnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman operasionalnya. Mereka berasal dari santri pondok Taruna Al-quran, profesional lokal dan profesional umum. Dalam susunan manajemen yang bergabung dengan BMT Mekar Da’wah, diharapkan dapat bersinergi membentuk satu kesatuan tim yang memperkokoh BMT Mekar Da’wah dan juga diharapkan bisa terjadi transfer ilmu antar pegawai, sehingga bisa membentuk fungsi pegawai sebagai Dai, sebagai Marketer dan juga sebagai Konsultan Bisnis.
122
STRUKTUR ORGANISASI KSU. SYARI’AH a. DA’WAH SERPONG BMT MEKAR
Dewan Pengawas Manajemen
: H. Muhamad Ridwan
Dewan Pengawas Syari’ah
: Wiroso, SE, MBA
Ketua Pengurus
: Ismail
Sekretaris
: Azhar Ahmad, SE
Bendahara
: Mudzakir Murad, S.Ag
Manager
: Rifqi Mubarok
Operasional
: Agustri, SE
Marketing
: - Jupriyanto K.
Andrian
C. ANALISA KINERJA BMT MEKAR DA’WAH TAHUN 2007 1. Gambaran Umum Kondisi yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja BMT Tahun 2007. a. Faktor Internal BMT Mekar Da’wah. Prestasi yang ditempuh oleh BMT Mekar Dakwah yang digambarkan dalam laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) 2007 belum mengambarkan sesuatu yang menggembirakan, dalam hal ini perlu diperhatikan dan menjadi
123
sebuah evaluasi kinerja untuk menghasilkan suatu hal yang berprestasi. Peningkatatan-peningkatan kinerja belum sampai kepada tercapainya target, tetapi ada beberapa hal yang menjadi catatan perkembangan yang menjadi salah satu hal yang dapat dibanggakan, diantaranya semakin meningkatnya sarana dan prasarana untuk pencapaian target. Selain itu faktor yang menghambat atau yang menjadi kendala BMT dalam mengembangkan usaha ini karena beberapa faktor, antara lain : Dalam Lingkungan Organisasi 1. Komunikasi diantara level-level dalam struktur Organisasi kurang berjalan dengan baik, hal tersebut banyak terjadi dikarenakan masing-masing pihak terutama Dewan Pengurus sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing di luar BMT Mekar Da’wah jadi waktu untuk berkonsultasi atau rapat sering terhambat. 2. Keputusan yang menyangkut operasional sering tidak lancar, karena tidak ada koordinasi di jajaran pengurus. b. Faktor Eksternal BMT Mekar Da’wah Pada saat ini BMT Mekar Dakwah menjadi dominan khususnya di wilayah pasar Serpong, fakta ini terbukti dari semakin banyaknya pedagang yang mempercayakan penitipan uangnya di BMT Mekar Dakwah, reaksi masyarakat ini cukup berperan kepada peningkatan funding dan memperluas ruang gerak untuk menggulirkan pembiayaan.
124
Mengenai faktor penghambat, krisis ekonomi yang berkepanjangan telah membawa dampak berat bagi hampir semua sektor perekonomian di Indonesia terutama pada sektor jasa keuangan. Ditengah merosotnya segala kegiatan ekonomi ditambah pula dengan kondisi politik negara kita yang semakin tak menentu juga membawa dampak pula bagi BMT Mekar Da’wah. dan kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi operasional BMT, karena menyebabkan : a. Pemenuhan kewajiban dari Anggota Pembiayaan, karena ada anggota yang merasa kesulitan dalam menjalankan usahanya bahkan diantaranya terpaksa gulung tikar (Pailit). b. Kenaikan Harga BBM akibat ketidakpastian kondisi politik yang semakin tidak pasti membuat kondisi usaha semakin sulit, hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya tingkat penghasilan dari anggota BMT. 2. ANALISA KINERJA KEUANGAN TAHUN 2007. 1. KOMPOSISI NERACA Tabel 3.1 Neraca Keuangan BMT Mekar Dakwah Tahun 2007 N O A).
Keterangan
31-Des-06
31-Des-07
(Rp)
(RP)
Porsi Aktiva (%) 2006
2007
Aktiva Kas Penempatan Pada Bank Syari'ah Penempatan Pada Bank Konvensional Penempatan Pada BMT Pembiayaan Persediaan Barang
8.222.500
9.233.500
2,66%
2.50%
24.000.000
18.200.000 0
7,76%
4%
0,00%
0.0%
0 0
0 215.528.300
291.530.403,58
0,00% 69,65%
0.0% 79%
1.067.000
341.000
0,34%
0.09%
125
Dagangan 11.300.000
0
3,65% 0,00%
0%
49.348.623
48.109.823,00
15,95%
13.05%
Aktiva Lain-lain
0
1.000.000
0,00%
0.27%
Jumlah Aktiva
309.466.423
368.414.726,58
100%
100%
Biaya Dibayar Dimuka Aktiva Tetap Nilai Buku
0%
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Komposisi Struktur Neraca Tahun 2007 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini : Grafik 3.1 Komposisi Neraca Tahun 2007 Komposisi Neraca Tahun 2007
13%
3% 5%
1 2 3
79%
4
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Dimana : 1. 2. 3. 4.
Kas Penempatan pada Bank Syari’ah. Pembiayaan Aktiva Tetap. Selama kurun waktu tahun 2007 terlihat bahwa Pembiayaan
mempunyai porsi yang paling besar dibanding unsur aktiva lainnya. Pada
126
tahun 2007 terjadi Kenaikan
porsi yaitu dari 69.65 % pada tahun 2005
menjadi 79.00 % pada tahun 2007. 2. ANALISA RASIO KEUANGAN Tabel 3.2 Kertas Kerja Analisa Rasio Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Mekar Da’wah Serpong Bobot Indikator
2006
2007
A. Liquidity 1. Current Ratio 2. Quick Ratio
23,29 % 21,80 %
16,75 % 16,54 %
B. Loan Deposit Ratio 1. Loan Deposit Ratio
150,80 %
175,33 %
C. Profitability 1. Profit Margin 2. Return On Assets (ROA) 3. Return On Equity (ROE)
3,04 % 2,11 % 13,09 %
2,80 % 2,21 % 15,11 %
D. CAR
17, 76 %
17, 68 %
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN a. Liquidity 1. Current Ratio CR = Current Asset (CA) Current Liabilities (CL) CR 06 = 33.289.500 = 23,29 % 142.921.690,86 CR 07 = 27.774.500 = 16,75 % 165.799.117,63 2. Quick Ratio QR = Current Asset (CA) - Inventory Current Liabilities (CL)
127
QR 06 = 32.222.500 142.921.690,86
= 22,54 %
QR 07 = 27.443.500 165.799.117,63 b. Loan Deposit Ratio LDR = Pembiayaan Dana Pihak III
= 16,54 %
LDR 05 =
215.528.300 = 150,80 % 142.921.690,86
LDR 06 =
260.690.500 165.799.117,63
= 175,33 %
c. Profitability 1. Profit Margin PM = Net Income OSL PM 06 = 6.544.732,15 215.528.300 PM 07 = 8.159.502,64 290.690.500
= 3,04 %
= 2,80 %
2. Return On Assets (ROA) ROA = Net Income Total Assets = 2,11 % ROA 06 = 6.544.732,15 309.466.423 ROA 07 = 8.159.502,64 = 2,21 % 368.414.726,58 3. Return On Equity (ROE) ROE = Net Income Common Equity ROE 06 ROE 07
= 6.544.732,15 50.000.000 = 8.159.502,64 54.000.000
= 13,09 % = 15,11 %
128
d. CAR Modal Tahun 2006 Modal Tahun 2007 ATMR Tahun 2006 ATMR Tahun 2007 CAR 2006 CAR 2007
50.000.000,00 54.000.000.00 281.510.423 305.267.723 17,76% 17.68%
Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio likuiditas (Liquidity) yaitu Current Asset Ratio dan Quick Ratio pada tahun 2006 yaitu untuk Current Ratio sebesar 23,29 %, hal ini menunjukkan adanya Iddle Money (Dana Yang Mengendap) dan tidak digunakan untuk pembiayaan atau investasi lainnya, hal ini dikarenakan memang dana tersebut digunakan untuk cadangan pengambilan tabungan (Cadangan Likuiditas). Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 16,75 %. Hal ini dikarenakan alokasi dana yang mengendap (iddle money) menjadi lebih kecil dibanding dengan tahun 2006. Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio likuiditas (Liquidity) yaitu Quick Ratio (Rasio Lancar) pada tahun 2006 sebesar 22,54 % dan hal ini menunjukkan adanya iddle money (Dana Yang Mengendap) dan tidak berpengaruh terhadap persediaan dikarenakan jumlah persediaan barang dagangan BMT Mekar Da’wah karena jumlahnya sangat kecil. Dan hal yang sama juga terjadi penurunan pada tahun 2007 menjadi 16,54 %.
129
Berdasarkan
tabel
diatas
untuk
Loan
Deposit
Ratio
yaitu
perbandingan antara Total Pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga. menunjukkan pada tahun 2006 sebesar 150,80 % dan hal ini menunjukkan lebih dari 50 % Asset merupakan dana pihak III (Simpanan Wadi’ah dan Deposito) dan pada tahun 2007 angka tersebut melambung menjadi 175,33 % dan hal ini menunjukkan bahwa Hampir seluruh Pembiayaan dan Investasi dibiayai oleh Dana Pihak Ketiga. Apabila dilihat dari rasio profitabiliti disini kita akan membandingkan rasio net income (laba bersih sebelum pajak) dengan Modal dan Asset serta profit margin dari pembiayaan yang ada. Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio profitability yaitu Profit Margin, Return On Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Pada tahun 2006 Profit Margin BMT Mekar Da’wah sebesar 3,04 % dan menurun menjadi 2,80 % pada tahun 2007. sedangkan untuk Rasio perbandingan antara Pendapatan dan Asset menunjukkan tahun 2006 sebesar 2,11 % dan meningkat menjadi 2,21 % pada tahun 2007 sedangkan untuk rasio ROE pada tahun 2006 sebesar 13,09 % dan meningkat menjadi 15,11 % pada tahun 2007. Apabila dilihat dari CAR diatas kita akan membandingkan rasio antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio CAR pada tahun 2006 sebesar 17,78 % dan menurun menjadi 17,68 % pada
130
tahun 2007. Hal ini disebabkan Pengurangan Modal untuk menghapus biaya yang ditangguhkan pada tahun 2004 - 2005 sehingga neraca menjadi Riil. 3. PERKEMBANGAN USAHA. a. Perkembangan Asset. Pada tahun 2005 terlihat bahwa total asset mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana naik sebesar 123.99 % atau Rp. 236.988.225,yaitu dari Rp. 191.539.443, pada tahun 2004 menjadi Rp. 428.527.668. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan total asset yaitu dari 428.527.668 menjadi 309.527.423,- tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan total asset kembali menjadi 368.414.726,58. Grafik 3.2 Perkembangan Asset Periode 2004 - 2007
Perkembangan Asset BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007
600.000.000 400.000.000
2004
200.000.000
2005
Rupiah
2006
0 Tahun 1
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
2007
131
Berdasarkan Grafik Perkembangan Asset di atas dapat dianalisis bahwa pada Tahun 2005 Asset mengalami kenaikan yang siginifikan yaitu sebesar Rp. 428.527.668 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar Rp. 119.061.245 menjadi Rp. 309.466.423. atau sekitar 38 %. Pada Tahun 2007 Asset mengalami kenaikan sebesar Rp 58.948.303 sekitar 19% yaitu menjadi Rp 368.414.726,58. b. Perkembangan Lending dan OSL. Analisa Lending (Pembiayaan yang disalurkan) setiap bulannya KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong selama Tahun 2007, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Realisasi Lending tahun 2007 Bulan Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07
Realisasi 76.025.000 50.300.000
Angsuran Masuk 75.904.600 46.817.500
Bagi Hasil/Margin 6.439.300 5.684.400
74.170.000
47.308.500
6.401.100
61.000.000 63.250.000 75.768.000
68.389.400 52.636.900 60.586.900
6.872.850 6.949.850 7.869.200
65.790.000
69.217.800
7.177.700
80.920.000 54.100.000
56.643.800 52.467.000
7.686.900 8.390.400
14.750.000
32.940.400
5.264.050
40.600.000
45.397.400
5.786.250
34.400.000
32.475.900
5.981.100
691.073.000
640.786.100
80.503.100
Total
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
132
Grafik 3.3 Pembiyaan BMT Mekar Da’wah Serpong Periode Januari s/d Desember 2007
90.000.000 80.000.000 70.000.000 60.000.000 50.000.000 Rupiah 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Bulan Dari data Statistik diatas dapat dianalisis bahwa rata-rata Realisasi Lending BMT Mekar Da’wah pada tahun 2007 terhitung dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 berada yaitu Rp. 57.589.416,- dengan Jumlah Realisasi yang paling Minimum (Terendah)
yaitu pada level Rp.
14.750.000,- pada bulan Oktober, hal ini dikarenakan pada bulan Oktober merupakan Bulan Suci Ramadhan dimana Dana Kas yang ada digunakan untuk cadangan likwiditas karena pada bulan suci Ramadhan menjelang Idul Fitri banyak transaksi penarikan Tabungan. Dan maksimum pada level Rp. 80.920.000,- yaitu pada bulan Agustus 2007. dengan Total Realisasi selama 1 Tahun sebesar Rp 691.073.000 Grafik 3.4 Perkembangan OSL 2004 - 2007
133
Perkembangan OSL BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007
300000000 200000000 (RP) 100000000 0
2004 2005 1
2006 2007
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
Pada tahun 2007 terlihat bahwa total OSL mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu naik sebesar Rp. 76.002.103,- Atau sekitar 35,2 % yaitu dari Rp. 215.528.300,- Pada tahun 2006 menjadi Rp. 291.530.403,58 pada tahun 2007. c. Perkembangan Funding. Funding (Dana yang dihimpun) KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong selama Tahun 2007 dan perbandingannya dengan Tahun 2006, yaitu: Dana pihak ketiga dalam hal ini tabungan mengalami kenaikan Rp. 42.737.415,- sebesar 18 % yaitu dari Rp. 226.378.391,- pada tahun 2007 menjadi Rp 261.115.806 .,- pada tahun 2007.
134
Grafik 3.4 Perkembangan Funding 2004 – 2007
Grafik Funding BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007'
300000000 200000000
Rupiah 100000000
Funding BMT Mekar Da'wah''
0 2004 2005 2007 2007
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Berdasarkan Grafik terlihat bahwa Funding dari tahun ke tahun mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Tahun 2006 funding sebesar Rp.226.378.391,- kemudian tahun 2007 naik menjadi Rp 261.115.806 .,d. Perkembangan Laba rugi. Tabel 3.4 Laporan Laba Rugi BMT Mekar Dakwah Tahun 2007 No A).
Keterangan Pendapatan Utama Operasional Pendapatan Margin dan Bagi Hasil
31 Des 2006 (Rp)
31 Des 2007 (Rp)
77.777.800,00
84..260.803,58
6.483.003,58
8,3%
7.830.567,85
7.441.700,94
-388.866,91
4,9%
Fluktuasi (+/-) (Rupiah) (%)
B).
Distribusi Margin dan Basil
C).
Pendapatan Margin dan Bagi Hasil untuk BMT (A-B)
69.947.232,15
77.275.208,95
7.327.976,80
10,4%
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Administrasi
5.127.600,00
4.579.000,00
-548.600,00
10,6%
D).
135
E).
F).
Pendapatan Jasa BMT dan Bank Syari'ah Pendapatan Jasa Investasi Lainnya Total Pendapatan Operasional Lainnya
577.000,00 3.304.300,00
1.048.500,00 900.000,00
471.500,00 -2.404.300,00
81,7% 72,7%
9.008.900,00
6.527.500,00
-2.481.400,00
27,5%
Pendapatan Non Operasional Lainnya
1.659.000,00
873.000,00
-786.000,00
47,3%
Beban Operasional Biaya Administrasi dan Umum Biaya Personalia Biaya Operasional Lainnya Total Beban Operasional
13.481.400,00 49.200.000,00 6.700.000,00 69.381.400,00
12.014.600,00 49.125.000,00 10.680.000,00 71.819.600,00
-1.466.800,00 -75.000,00 3.980.000,00 2.438.200,00
-10,8% -0,15% 59,4% 3,5%
G).
Beban Non Operasional
4.689.000,00
4.240.500,00
-448.500,00
-9,5%
H).
Sisa Hasil Usaha ((C+D+E) (F+G))
6.544.732,15
8.159..502,31
1.614.770,16
24,6%
Laba yang diperoleh pada tahun 2006 yaitu 6.544.732,15 dan pada tahun 2007 BMT Mengalami laba yang berhasil dibukukan sebesar Rp 8.159.502,31 Apabila dibandingkan dengan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.614.770,16 atau sekitar 24,6 %. Dan hal ini juga jauh dari Target yang telah ditetapkan dalam RAT 2006 dan RKAB 2007 yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- Hal ini disebabkan karena beberapa Faktor Antara Lain : 1. Dari sisi pendapatan Bagi Hasil dan Margin pada tahun 2007 memang mengalami kenaikan sebesar 24,6 % bila dibandingkan dengan Tahun 2006, akan tetapi pada sisi pendapatan Administrasi mengalami penurunan khususnya pada Pendapatan Administrasi Pembiayaan. Hal ini terjadi karena sedikitnya pembiayaan yang dilakukan, sebab dana yang
136
tersedia kurang aman apabila dilakukan pembiayaan yang banyak, sedangkan kondisi kas yang ada tidak likwid. Adapun fluktuasi pendapatan Bagi Hasil dan Margin selama tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 3.5 Pendapatan Bagi Hasil dan Margin 2007 Periode Januari 2007-Desember 2007 Bulan
Bagi Hasil/Margin 6.439.300 5.684.400 6.401.100 6.872.850 6.949.850 7.869.200 7.177.700 7.686.900 8.390.400 5.264.050 5.786.250 5.981.100 80.503.100
Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-0 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07 Total
Grafik 3.4 Pendapatan Bagi hasil dan Margin tahun 2007 Grafik Pendapatan Basil dan Margin BMT Mekar Da'wah tahun 2007
9.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000 Rupiah 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0
Pendapatan Basil dan Margin BMT Mekar Da'wah 1 3 5 7
9 11
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
137
2
Biaya Operasional yang sangat tinggi sementara pendapatan terutama pendapatan bagi hasil belum mampu menutupi biaya yang dikeluarkan dan tidak sebanding dengan kenaikan biaya.
3
Ada Rekening biaya yang tidak dibebankan pada Tahun sebelumnya dan menjadi beban pada Tahun 2007 sepert Beban penyusutan kendaraan .
3. ANALISA PENCAPAIAN TARGET TAHUN 2007. a. TARGET DESEMBER 2007 Berdasarkan Notulen RAT 2006 dan RKAB 2007 KSU Syari'ah BMT Mekar Da'wah Serpong Tanggal 24 April 2007, telah ditetapkan target Per Desember 2007, terhitung mulai bulan Januari 2007, yaitu effektif 12 Bulan, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.6 Target kinerja keuangan 2007 No
Keterangan
Desember 2006
Target Desember 2007
(Rp) 1
Asset
309.466.423
510.000.453,00
2
OSL
215.528.300
375.000.000,00
3
Lending
65.774.350
150.000.000./BL
4
Funding
226.378.391
300.000.000,00
5
Laba
6.544.732
15.465.699,00
Fluktuasi
(RP)
∆ (%)
200.534.030,00
64%
159.471.700,00
73%
84.225.650,00
128%
73.621.609,00
32%
8.920.967,00 136%
6
NPL
29.190.620
25.000.000.00
-4.190.620,00 -14%
138
b. REALISASI TARGET DESEMBER 2007 Tabel 3. Realisasi kinerja keuangan 2007 Target Desember 2007
No
Keterangan
(RP)
Realisasi Desember 2007
∆ (%)
(RP)
(%) Pencapaian Target
1
Asset
510.000.453,00
19 %
368.414.726,58
72 %
2
OSL
375.000.000,00
78 %
291.530.403,58
77 %
3
Lending
150.000.000./BL
123 %
57.589.416 /BL
38%
4
Funding
300.000.000,00
26 %
261.115.806
87 %
5
Laba
15.465.699,00
55 %
8.159.502,31
52,7 %
6
NPL
25.000.000.00
10 %
36.444.100
17 %
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah a. Analisa Target Asset Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Asset Per Desember 2007 yaitu Rp. 510.000.453,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca Akhir Tahun 2007 Assetnya mencapai Rp. 368.414.726,58 Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 72 %. Pencapaian Target Asset pada Tahun 2007 Asset berada pada posisi Rp. 368.414.726,58 atau naik sekitar 19 % bila dibandingkan dengan total Asset pada Tahun 2006.
139
b. Analisa Target OSL Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target OSL Per Desember 2007 yaitu Rp.375.000.000,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan
Neraca
Akhir
Tahun
2007
OSL-nya
mencapai
Rp.
291.530.403,58. Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 77 %. Tidak tercapainya target OSL dikarenakan pada bulan Oktober - November 2007 yaitu Pertengahan Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri, terjadi penarikan tabungan dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini dikarenakan menjelang hari raya Idul Fitri masyarakat (Anggota) banyak yang menarik tabungannya untuk keperluan Lebaran (Konsumtif). Pengaruh ini sangat signifikan dikarenakan banyak pembiayaan yang ditunda (Pending) setelah Lebaran dan BMT lebih fokus menyediakan dananya untuk mengantisipasi pengambilan tabungan jadi Lending berkurang sangat signifikan. c. Analisa Target Funding Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Funding Per Desember 2007 yaitu Rp. 300.000.000,-. Adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca
Akhir
Tahun
jumlah
Fundingnya
mencapai Rp
140
261.115.806,- Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 87 %, tidak tercapainya target Funding dikarenakan pada bulan Oktober November 2007 yaitu Pertengahan Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri, terjadi penarikan tabungan dalam jumlah yang cukup besar dikarenakan menjelang hari raya Idul Fitri masyarakat (Anggota) banyak yang menarik tabungannya untuk keperluan Lebaran (Konsumtif). d. Analisa Target Laba Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Laba Per Desember 2007 yaitu Rp. 15.465.699,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca Akhir Tahun dan Laba Rugi Akhir Tahun
mencapai Rp.
8.159.502,31. Tidak tercapainya target laba dikarenakan pada bulan November 2007 effektif hari kerja hanya 15 hari dikarekan libur Hari Raya Idul Fitri, pengaruh ini sangat signifikan dikarenakan banyak angsuran anggota Harian dan Mingguan tidak masuk sebagaimana mestinya. Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 52,7 %. e. Analisa Target NPL Tabel 3.8 Analisa Kolektibilitas pembiayaan No. 1
Jenis Pembiayaan & Cara Angsuran Pembiayaan Musyarakah Harian Mingguan
Lancar
DPK
57.145.200 47.893.000
3.933.000 2.950.000
Collectibilitas Kurang Diragukan Lancar
7.827.500 1.600.000
240.000 800.000
Macet
15.026.900
Total
69.145.700 63.008.000
141
2
Bulanan Jatuh Tempo Total Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Murabahah Harian Mingguan Bulanan Jatuh Tempo Total Pembiayaan Murabahah
33.247.400 25.810.000
1.300.000 1.500.000
6.930.000 -
1.265.000 -
8.500.000 1.500.000
51.242.400 28.810.100
164.095.600
9.683.000
16.357.500
2.305.000
25.026.900
217.468.000
5.238.300 15.250.780 -
2.331.220 400.000 -
-
-
5.550.000 5.567.200 -
5.238.300 252.320 5.926.580 -
10.489.080
400.000
-
-
11.417.200
34.637.500
Total Pembiayaan BMT Mekar Da'wah
184.584.680
12.414.220
16.357.500
2.305.000
36.444.100
252.105.500
Prosentase (%)
73 %
7%
5%
1%
14 %
NPL (Rp) NPL (%)
36.444.100 NPL ( Non Perfoming Loan ) = Anggota Macet
14%
Sesuai dengan ketetapan dari Pengurus tentang kriteria Anggota yang masuk dalam kategori NPL (Non Performing Loan) yaitu yang masuk dalam Kolektibilitas Macet. Dengan demikian berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa NPL Per Desember 2007 yaitu Rp. 36.444.100,- yaitu sebesar 14 % dari total Outstanding pembiayaan khususnya pembiayaan Musyarakah dan Murabahah sedangkan perhitungan kolektibilitas Al-Qardh tidak diikutsertakan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 penutupan Neraca Akhir Tahun NPLnya mencapai Rp. 28.280.000,- atau sekitar 14,53 % sementara Target NPL 2007 yaitu sebesar 25.000.000 atau 10 % dari total Outstanding, dengan demikian Realisasi Tahun 2007 untuk komponen NPL tidak tercapai. Dan hal ini disebabkan karena sebagian anggota yang macet merupakan
100 %
142
peninggalan dari periode tahun 2004 dan 2005 yang tidak dapat tertagih dan pada saat ini BMT Mekar Da’wah belum membuat Cadangan Kerugian.
D. HUBUNGAN BMT MEKAR DA’WAH SERPONG DENGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS). KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong merupakan Sebuah Lembaga Keuangan Syari’ah yang tertanggal 15 Maret 2004 dikukuhkan sebagai salah satu Unit Salur Zakat (USZ) oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang bertugas sebagai Mitra BAZNAS dalam menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah BAZNAS. Dalam mengemban tugasnya sebagai Unit Salur Zakat KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong menyelenggarakan kegiatan setiap harinya yaitu sebagai berikut : 1. Pembiayaan (penyaluran dana BAZNAS untuk pemberdayaan ekonomi mustahik). dan pembinaan (maintenance) kepada mustahik binaan. 2. Pemberian honor kepada marbot Masjid se-kecamatan Serpong yang diambil dari bagi hasil dana BAZNAS yang dikelola oleh BMT Mekar Da’wah untuk pemberdayaan ekonomi mustahik dalam sektor mikro. 3. Pendidikan Dalam bidang ini pola gerak BMT Mekar Da’wah adalah bidang sosial kemasyarakatan dimana BMT mendirikan
sebuah TPA Mekar Da’wah
merupakan lembaga pendidikan Agama non formal yang dikelola dengan tanpa
143
memungut biaya dari para santrinya yang sebahagian besar merupakan putra-putri mustahik. Hubungan antara BMT Mekar Dakwah dan BAZNAS diaplikasikan ke dalam sebuah kegiatan yang bersifat Maal dan Tamwil. Dalam hal ini Pembiayaan yang dirangkum dalam system Tamwil diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih terhadap baitul maal, sehingga secara tidak langsung ada konsep yang bersinergi satu sama lain.
144
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
a. GAMBARAN UMUM BAZNAS 1. Landasan Syar'i Berdirinya BAZNAS BAZNAS adalah singkatan Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 8 tahun 2001, tanggal 17 Januari 2001. Adapun landasan Syar’i berdirinya BAZNAS tetuang dalam Firman Allah SWT dalam AlQur’an Surat At-Taubah : 103. Jumhur Ulama menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan sebagaimana kata "Ambillah" yang tercantum pada ayat tersebut adalah pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah meridlai keduanya. Ia berkata : Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang dijadikan Allah sebagai penguasa urusan kamu sekalian (HR. Baihaqi).30 Dan Apikasi sasaran penyalurannya sudah dijelaskan oleh Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 60
11. Lokasi BAZNAS i.
Kantor Pusat
30
profile
BAZNAS, Company Profile, diakses tgl. 2 Februari 2009
www.baznas.co.id/company
145
Jl. Kebon Sirih Raya No.57 Jakarta Pusat 10340 Telp. 021 - 3904555 Fax. 021 – 3913777 b. Kantor Pelayanan Sudirman Gedung Arthaloka Lt. 2 Jl. Jenderal Sudirman Kav.2, Jakarta Pusat Telp : (021)2514429, Fax : (021)2514430
12.
Tugas Pokok BAZNAS Tugas pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS yaitu : Q. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat R. Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat S. Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi masyarakat. T. Mengembangkan budaya "memberi lebih baik dari menerima" di kalangan mustahik. U. Mengembangkan manajemen yang amanah, profesional dan transparan dalam mengelola zakat. V. Menjangkau muzakki dan mustahik seluas-luasnya. W. Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat.
146
X. Sebagai Badan Amil Zakat, kegiatan pokok BAZNAS adalah menghimpun ZIS dari muzakki dan menyalurkan ZIS kepada mustahik yang berhak menerima sesuai ketentuan agama.
13. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sesuai Surat Keputusan Presiden RI Nomor : 8 tahun 2001 Tanggal 17 Januari 2001, maka organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terdiri dari : Badan Pelaksana, Dewan Pertimbangan, dan Komisi Pengawasan. I. BADAN PELAKSANA Ketua Umum
: Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc.
Ketua I
: Drs. H. Eri Sudewo, M.DM.
Ketua II
: H. Aries Muftie, SE, SH
Sekertaris Umum
: Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf
Sekertaris I
: Drs. H. Isbir Fadly
Sekertaris II
: Hj. Isye S. Latif
Bendahara
: Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim
Kadiv. Pengumpulan
: Dr. Siti Chalimah Fadjriyah, SE, Akt, MM
Anggota
: 1. Dr. H. Salim S. Al Jufrie, MA. : 2. dr. H. Naharus Surur, M.Ked.
Kadiv. Pendistribusian
: Drs. H. Abdul Shomad Muin, MM.
147
Anggota
: 1. M. Fuad Nasar, S.Sos. : 2. Ir. Rahmat Riyadi, MM
Kadiv. Pendayagunaan
: Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim
Anggota
: 1. Ir. Jamil Azzaini, MM. : 2. Drs. H. Miftahul Munir, MM.
Kadiv. Pengembangan Anggota
: Wahyu Dwi Agung, SH. 1. Hertanto Widodo, SE, Akt. 2. Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum
II. DEWAN PERTIMBANGAN Ketua
: H. Muchtar Zarkasyi, SH.
Wakil Ketua
: Prof. Dr. H. Ssyeihul Hadi Permono, SH, MA
Sekertaris
: H. Iskandar Zulkarnain, SE, M.Si.
Wakil Sekertaris
: Drs. H. Wahiduddin Adam, MA
Anggota
: 1. Drs. H. A. M. Fatwa 2. H. Hussein Umar 3. Dr. H. Daud Rasyid, MA. 4. K.H. Abdullah Gymnastiar 5. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin 6. Prof. Dr. H. Mastuhu 7. Prof. H. Fathurrahman Jamil
148
8. Drs. H. Djamal Doa 9. Drs. H. Rahmad Gobel 10. Ir. H. Hariyadi Sukamdani
III. KOMISI PENGAWAS Ketua
: Drs. H. Achmad Subianto, M.BA.
Wakil Ketua
: Dr. H. Muhammad Syafii Antonio, M.Sc
Sekertaris
: Drs. H. Basri Barmanda, M.BA.
Wakil Sekertaris
: Drs. H. Farid Hadjiry, MM
Anggota
: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Suka rdja, SH, MA 2. Prof. Dr. H.M. Tahir Azhary, SH 3. Drs. Mar'I Muhammad 4. Dra. Hj. Yuniwati T. Masjchun Sofwan 5. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin 6. Drs. H. Taufiq Kamil
14. Program BAZNAS i.
Penerimaan Dana. Divisi Pengumpulan dibentuk dengan tujuan melakukan pengumpulan zakat,
infak & shadaqah serta dana-dana lain yang diperkenankan oleh undang-undang
149
melalui peningkatan kesadaran berzakat dan pemberian layanan dan kemudahan bagi pembayar zakat antara lain dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Departemen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan swasta berskala Nasional maupun di instansi lain, serta di luar negeri. Upaya penyadaran zakat masyarakat dilakukan dengan melakukan sosialisasi yang dilakukan melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik, publikasi program di media cetak serta penerbitan brosur dan buku-buku. Untuk lebih jelas mensosialisasikan program-program BAZNAS ke daerah-daerah maka dilakukan sinergi dengan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Selain upaya penyadaran BAZNAS juga melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas layanan kepada para wajib zakat (Muzakki) sehingga para muzakki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan nyaman. Dalam mengumpulkan zakat selain melakukannya melalui konter yang disediakan di kantorkantor pelayanan maupun UPZ Mitra BAZNAS, pembayaran zakat juga dipermudah oleh BAZNAS dengan membuka rekening di 14 Bank agar dapat menjangkau seluruh wilayah masyarakat. Sejak diterbitkannya UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, BAZNAS dan UPZ maupun Mitra BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. Bagi Para Muzakki yang membayarkan zakatnya kepada BAZNAS maka akan memperoleh NPWZ (Nomor Pokok Wajib
150
Zakat) dan BSZ (Bukti Setor Zakat) yang dapat dipergunakan sebagai Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak.
ii.
Penyaluran Dana. Sesuai dengan Undang-undang No. 38 tahun 1999 bahwa BAZNAS juga
melakukan kegiatan penyaluran baik yang langsung maupun tidak langsung. Berkaitan dengan penyaluran, maka BAZNAS mempunyai dua strategi yaitu : 6. Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang dilakukan langsung kepada mustahik. Penyaluran secara langsung ini dilakukan oleh USZ konter. 7. Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan BAZNAS melalui lembaga (Mitra). Penyaluran secara tidak langsung ini dilakukan oleh Unit Salur Zakat (USZ) Mitra seperti Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan USZ Mitra yang ada di BUMN, BUMS, BMT, Lembaga Masjid.
151
B. GAMBARAN UMUM BMT MEKAR DA’WAH SERPONG. L. Sejarah Pendirian KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong BMT Mekar Da’wah Serpong yang merupakan Cabang dari BMT Taruna AlQur’an Yogyakarta (BMT Jogjatama, red) didirikan pada tanggal 26 Februari 2004 dengan No Akta Pendirian 518/7/BH/Dis/KUK. BMT Mekar Da’wah mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut : M.
Visi
Menjadi lembaga keuangan Mikro Syari’ah dengan pelayanan terbaik bagi pengembangan UMKM secara berkelanjutan. N. Misi Melakukan upaya-upaya peningkatan kemampuan ekonomi dan sosial umat secara berkesinambungan melalui pendekatan prinsip syari’ah yang inovatif.
Untuk mencapai Visi, misi dan tujuan sebagaimana dimaksud diatas maka BMT Mekar Dakwah menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha Tamwil (keuangan), Maal (Sosial). Dalam bidang ini pola gerak BMT Mekar Dakwah adalah bidang sosial kemasyarakatan. BMT Mekar Dakwah merupakan salah satu Mitra Salur Zakat BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Modal yang digulirkan untuk bidang ini berasal dari dana Zakat, Infaq dan Shadaqah dari masyarakat. Dari dana tersebut disalurkan dalam bentuk :
152
O. Penyaluran dana Qordul Hasan / dana kebajikan P. Beasiswa Barokah Q. Pengobatan gratis
R.
Manajemen dan Struktur Organisasi Pengelolaan usaha saat ini ditentukan dan dipegang langsung oleh jajaran
pengurus dengan dibantu para anggota dan orang-orang yang ahli dibidangnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman operasionalnya. Mereka berasal dari santri pondok Taruna Al-quran, profesional lokal dan profesional umum. Dalam susunan manajemen yang bergabung dengan BMT Mekar Da’wah, diharapkan dapat bersinergi membentuk satu kesatuan tim yang memperkokoh BMT Mekar Da’wah dan juga diharapkan bisa terjadi transfer ilmu antar pegawai, sehingga bisa membentuk fungsi pegawai sebagai Dai, sebagai Marketer dan juga sebagai Konsultan Bisnis.
153
STRUKTUR ORGANISASI KSU. SYARI’AH b. DA’WAH SERPONG BMT MEKAR
Dewan Pengawas Manajemen
: H. Muhamad Ridwan
Dewan Pengawas Syari’ah
: Wiroso, SE, MBA
Ketua Pengurus
: Ismail
Sekretaris
: Azhar Ahmad, SE
Bendahara
: Mudzakir Murad, S.Ag
Manager
: Rifqi Mubarok
Operasional
: Agustri, SE
Marketing
: - Jupriyanto S.
Andrian
C. ANALISA KINERJA BMT MEKAR DA’WAH TAHUN 2007 4. Gambaran Umum Kondisi yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja BMT Tahun 2007. a. Faktor Internal BMT Mekar Da’wah. Prestasi yang ditempuh oleh BMT Mekar Dakwah yang digambarkan dalam laporan RAT (Rapat Anggota Tahunan) 2007 belum mengambarkan sesuatu yang menggembirakan, dalam hal ini perlu diperhatikan dan menjadi
154
sebuah evaluasi kinerja untuk menghasilkan suatu hal yang berprestasi. Peningkatatan-peningkatan kinerja belum sampai kepada tercapainya target, tetapi ada beberapa hal yang menjadi catatan perkembangan yang menjadi salah satu hal yang dapat dibanggakan, diantaranya semakin meningkatnya sarana dan prasarana untuk pencapaian target. Selain itu faktor yang menghambat atau yang menjadi kendala BMT dalam mengembangkan usaha ini karena beberapa faktor, antara lain : Dalam Lingkungan Organisasi 1. Komunikasi diantara level-level dalam struktur Organisasi kurang berjalan dengan baik, hal tersebut banyak terjadi dikarenakan masing-masing pihak terutama Dewan Pengurus sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing di luar BMT Mekar Da’wah jadi waktu untuk berkonsultasi atau rapat sering terhambat. 2. Keputusan yang menyangkut operasional sering tidak lancar, karena tidak ada koordinasi di jajaran pengurus. b. Faktor Eksternal BMT Mekar Da’wah Pada saat ini BMT Mekar Dakwah menjadi dominan khususnya di wilayah pasar Serpong, fakta ini terbukti dari semakin banyaknya pedagang yang mempercayakan penitipan uangnya di BMT Mekar Dakwah, reaksi masyarakat ini cukup berperan kepada peningkatan funding dan memperluas ruang gerak untuk menggulirkan pembiayaan.
155
Mengenai faktor penghambat, krisis ekonomi yang berkepanjangan telah membawa dampak berat bagi hampir semua sektor perekonomian di Indonesia terutama pada sektor jasa keuangan. Ditengah merosotnya segala kegiatan ekonomi ditambah pula dengan kondisi politik negara kita yang semakin tak menentu juga membawa dampak pula bagi BMT Mekar Da’wah. dan kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi operasional BMT, karena menyebabkan : a. Pemenuhan kewajiban dari Anggota Pembiayaan, karena ada anggota yang merasa kesulitan dalam menjalankan usahanya bahkan diantaranya terpaksa gulung tikar (Pailit). b. Kenaikan Harga BBM akibat ketidakpastian kondisi politik yang semakin tidak pasti membuat kondisi usaha semakin sulit, hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya tingkat penghasilan dari anggota BMT. 5. ANALISA KINERJA KEUANGAN TAHUN 2007. 4. KOMPOSISI NERACA Tabel 3.1 Neraca Keuangan BMT Mekar Dakwah Tahun 2007 N O A).
Keterangan
31-Des-06
31-Des-07
(Rp)
(RP)
Porsi Aktiva (%) 2006
2007
Aktiva Kas Penempatan Pada Bank Syari'ah Penempatan Pada Bank Konvensional Penempatan Pada BMT Pembiayaan Persediaan Barang
8.222.500
9.233.500
2,66%
2.50%
24.000.000
18.200.000 0
7,76%
4%
0,00%
0.0%
0 0
0 215.528.300
291.530.403,58
0,00% 69,65%
0.0% 79%
1.067.000
341.000
0,34%
0.09%
156
Dagangan 11.300.000
0
3,65% 0,00%
0%
49.348.623
48.109.823,00
15,95%
13.05%
Aktiva Lain-lain
0
1.000.000
0,00%
0.27%
Jumlah Aktiva
309.466.423
368.414.726,58
100%
100%
Biaya Dibayar Dimuka Aktiva Tetap Nilai Buku
0%
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Komposisi Struktur Neraca Tahun 2007 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini : Grafik 3.1 Komposisi Neraca Tahun 2007 Komposisi Neraca Tahun 2007
13%
3% 5%
1 2 3
79%
4
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Dimana : 6. 7. 8. 9.
Kas Penempatan pada Bank Syari’ah. Pembiayaan Aktiva Tetap. Selama kurun waktu tahun 2007 terlihat bahwa Pembiayaan
mempunyai porsi yang paling besar dibanding unsur aktiva lainnya. Pada
157
tahun 2007 terjadi Kenaikan
porsi yaitu dari 69.65 % pada tahun 2005
menjadi 79.00 % pada tahun 2007. 5. ANALISA RASIO KEUANGAN Tabel 3.2 Kertas Kerja Analisa Rasio Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan BMT Mekar Da’wah Serpong Bobot Indikator
2006
2007
D. Liquidity 1. Current Ratio 2. Quick Ratio
23,29 % 21,80 %
16,75 % 16,54 %
E. Loan Deposit Ratio 1. Loan Deposit Ratio
150,80 %
175,33 %
F. Profitability 4. Profit Margin 5. Return On Assets (ROA) 6. Return On Equity (ROE)
3,04 % 2,11 % 13,09 %
2,80 % 2,21 % 15,11 %
D. CAR
17, 76 %
17, 68 %
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN e. Liquidity 3. Current Ratio CR = Current Asset (CA) Current Liabilities (CL) CR 06 = 33.289.500 = 23,29 % 142.921.690,86 CR 07 = 27.774.500 = 16,75 % 165.799.117,63 4. Quick Ratio QR = Current Asset (CA) - Inventory Current Liabilities (CL)
158
QR 06 = 32.222.500 142.921.690,86
= 22,54 %
QR 07 = 27.443.500 165.799.117,63 f. Loan Deposit Ratio LDR = Pembiayaan Dana Pihak III
= 16,54 %
LDR 05 =
215.528.300 = 150,80 % 142.921.690,86
LDR 06 =
260.690.500 165.799.117,63
= 175,33 %
g. Profitability 4. Profit Margin PM = Net Income OSL PM 06 = 6.544.732,15 215.528.300 PM 07 = 8.159.502,64 290.690.500
= 3,04 %
= 2,80 %
5. Return On Assets (ROA) ROA = Net Income Total Assets = 2,11 % ROA 06 = 6.544.732,15 309.466.423 ROA 07 = 8.159.502,64 = 2,21 % 368.414.726,58 6. Return On Equity (ROE) ROE = Net Income Common Equity ROE 06 ROE 07
= 6.544.732,15 50.000.000 = 8.159.502,64 54.000.000
= 13,09 % = 15,11 %
159
h. CAR Modal Tahun 2006 Modal Tahun 2007 ATMR Tahun 2006 ATMR Tahun 2007 CAR 2006 CAR 2007
50.000.000,00 54.000.000.00 281.510.423 305.267.723 17,76% 17.68%
Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio likuiditas (Liquidity) yaitu Current Asset Ratio dan Quick Ratio pada tahun 2006 yaitu untuk Current Ratio sebesar 23,29 %, hal ini menunjukkan adanya Iddle Money (Dana Yang Mengendap) dan tidak digunakan untuk pembiayaan atau investasi lainnya, hal ini dikarenakan memang dana tersebut digunakan untuk cadangan pengambilan tabungan (Cadangan Likuiditas). Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 16,75 %. Hal ini dikarenakan alokasi dana yang mengendap (iddle money) menjadi lebih kecil dibanding dengan tahun 2006. Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio likuiditas (Liquidity) yaitu Quick Ratio (Rasio Lancar) pada tahun 2006 sebesar 22,54 % dan hal ini menunjukkan adanya iddle money (Dana Yang Mengendap) dan tidak berpengaruh terhadap persediaan dikarenakan jumlah persediaan barang dagangan BMT Mekar Da’wah karena jumlahnya sangat kecil. Dan hal yang sama juga terjadi penurunan pada tahun 2007 menjadi 16,54 %.
160
Berdasarkan
tabel
diatas
untuk
Loan
Deposit
Ratio
yaitu
perbandingan antara Total Pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga. menunjukkan pada tahun 2006 sebesar 150,80 % dan hal ini menunjukkan lebih dari 50 % Asset merupakan dana pihak III (Simpanan Wadi’ah dan Deposito) dan pada tahun 2007 angka tersebut melambung menjadi 175,33 % dan hal ini menunjukkan bahwa Hampir seluruh Pembiayaan dan Investasi dibiayai oleh Dana Pihak Ketiga. Apabila dilihat dari rasio profitabiliti disini kita akan membandingkan rasio net income (laba bersih sebelum pajak) dengan Modal dan Asset serta profit margin dari pembiayaan yang ada. Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio profitability yaitu Profit Margin, Return On Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Pada tahun 2006 Profit Margin BMT Mekar Da’wah sebesar 3,04 % dan menurun menjadi 2,80 % pada tahun 2007. sedangkan untuk Rasio perbandingan antara Pendapatan dan Asset menunjukkan tahun 2006 sebesar 2,11 % dan meningkat menjadi 2,21 % pada tahun 2007 sedangkan untuk rasio ROE pada tahun 2006 sebesar 13,09 % dan meningkat menjadi 15,11 % pada tahun 2007. Apabila dilihat dari CAR diatas kita akan membandingkan rasio antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Berdasarkan tabel rasio keuangan diatas dapat dianalisis bahwa untuk rasio CAR pada tahun 2006 sebesar 17,78 % dan menurun menjadi 17,68 % pada
161
tahun 2007. Hal ini disebabkan Pengurangan Modal untuk menghapus biaya yang ditangguhkan pada tahun 2004 - 2005 sehingga neraca menjadi Riil. 6. PERKEMBANGAN USAHA. a. Perkembangan Asset. Pada tahun 2005 terlihat bahwa total asset mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana naik sebesar 123.99 % atau Rp. 236.988.225,yaitu dari Rp. 191.539.443, pada tahun 2004 menjadi Rp. 428.527.668. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan total asset yaitu dari 428.527.668 menjadi 309.527.423,- tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan total asset kembali menjadi 368.414.726,58. Grafik 3.2 Perkembangan Asset Periode 2004 - 2007
Perkembangan Asset BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007
600.000.000 400.000.000
2004
200.000.000
2005
Rupiah
2006
0 Tahun 1
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
2007
162
Berdasarkan Grafik Perkembangan Asset di atas dapat dianalisis bahwa pada Tahun 2005 Asset mengalami kenaikan yang siginifikan yaitu sebesar Rp. 428.527.668 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar Rp. 119.061.245 menjadi Rp. 309.466.423. atau sekitar 38 %. Pada Tahun 2007 Asset mengalami kenaikan sebesar Rp 58.948.303 sekitar 19% yaitu menjadi Rp 368.414.726,58. b. Perkembangan Lending dan OSL. Analisa Lending (Pembiayaan yang disalurkan) setiap bulannya KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong selama Tahun 2007, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Realisasi Lending tahun 2007 Bulan Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07
Realisasi 76.025.000 50.300.000
Angsuran Masuk 75.904.600 46.817.500
Bagi Hasil/Margin 6.439.300 5.684.400
74.170.000
47.308.500
6.401.100
61.000.000 63.250.000 75.768.000
68.389.400 52.636.900 60.586.900
6.872.850 6.949.850 7.869.200
65.790.000
69.217.800
7.177.700
80.920.000 54.100.000
56.643.800 52.467.000
7.686.900 8.390.400
14.750.000
32.940.400
5.264.050
40.600.000
45.397.400
5.786.250
34.400.000
32.475.900
5.981.100
691.073.000
640.786.100
80.503.100
Total
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
163
Grafik 3.3 Pembiyaan BMT Mekar Da’wah Serpong Periode Januari s/d Desember 2007
90.000.000 80.000.000 70.000.000 60.000.000 50.000.000 Rupiah 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Bulan Dari data Statistik diatas dapat dianalisis bahwa rata-rata Realisasi Lending BMT Mekar Da’wah pada tahun 2007 terhitung dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 berada yaitu Rp. 57.589.416,- dengan Jumlah Realisasi yang paling Minimum (Terendah)
yaitu pada level Rp.
14.750.000,- pada bulan Oktober, hal ini dikarenakan pada bulan Oktober merupakan Bulan Suci Ramadhan dimana Dana Kas yang ada digunakan untuk cadangan likwiditas karena pada bulan suci Ramadhan menjelang Idul Fitri banyak transaksi penarikan Tabungan. Dan maksimum pada level Rp. 80.920.000,- yaitu pada bulan Agustus 2007. dengan Total Realisasi selama 1 Tahun sebesar Rp 691.073.000 Grafik 3.4 Perkembangan OSL 2004 - 2007
164
Perkembangan OSL BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007
300000000 200000000 (RP) 100000000 0
2004 2005 1
2006 2007
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
Pada tahun 2007 terlihat bahwa total OSL mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu naik sebesar Rp. 76.002.103,- Atau sekitar 35,2 % yaitu dari Rp. 215.528.300,- Pada tahun 2006 menjadi Rp. 291.530.403,58 pada tahun 2007. c. Perkembangan Funding. Funding (Dana yang dihimpun) KSU Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong selama Tahun 2007 dan perbandingannya dengan Tahun 2006, yaitu: Dana pihak ketiga dalam hal ini tabungan mengalami kenaikan Rp. 42.737.415,- sebesar 18 % yaitu dari Rp. 226.378.391,- pada tahun 2007 menjadi Rp 261.115.806 .,- pada tahun 2007.
165
Grafik 3.4 Perkembangan Funding 2004 – 2007
Grafik Funding BMT Mekar Da'wah Periode 2004 - 2007'
300000000 200000000
Rupiah 100000000
Funding BMT Mekar Da'wah''
0 2004 2005 2007 2007
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah Berdasarkan Grafik terlihat bahwa Funding dari tahun ke tahun mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Tahun 2006 funding sebesar Rp.226.378.391,- kemudian tahun 2007 naik menjadi Rp 261.115.806 .,d. Perkembangan Laba rugi. Tabel 3.4 Laporan Laba Rugi BMT Mekar Dakwah Tahun 2007 No A).
Keterangan Pendapatan Utama Operasional Pendapatan Margin dan Bagi Hasil
31 Des 2006 (Rp)
31 Des 2007 (Rp)
77.777.800,00
84..260.803,58
6.483.003,58
8,3%
7.830.567,85
7.441.700,94
-388.866,91
4,9%
Fluktuasi (+/-) (Rupiah) (%)
B).
Distribusi Margin dan Basil
C).
Pendapatan Margin dan Bagi Hasil untuk BMT (A-B)
69.947.232,15
77.275.208,95
7.327.976,80
10,4%
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Administrasi
5.127.600,00
4.579.000,00
-548.600,00
10,6%
D).
166
E).
F).
Pendapatan Jasa BMT dan Bank Syari'ah Pendapatan Jasa Investasi Lainnya Total Pendapatan Operasional Lainnya
577.000,00 3.304.300,00
1.048.500,00 900.000,00
471.500,00 -2.404.300,00
81,7% 72,7%
9.008.900,00
6.527.500,00
-2.481.400,00
27,5%
Pendapatan Non Operasional Lainnya
1.659.000,00
873.000,00
-786.000,00
47,3%
Beban Operasional Biaya Administrasi dan Umum Biaya Personalia Biaya Operasional Lainnya Total Beban Operasional
13.481.400,00 49.200.000,00 6.700.000,00 69.381.400,00
12.014.600,00 49.125.000,00 10.680.000,00 71.819.600,00
-1.466.800,00 -75.000,00 3.980.000,00 2.438.200,00
-10,8% -0,15% 59,4% 3,5%
G).
Beban Non Operasional
4.689.000,00
4.240.500,00
-448.500,00
-9,5%
H).
Sisa Hasil Usaha ((C+D+E) (F+G))
6.544.732,15
8.159..502,31
1.614.770,16
24,6%
Laba yang diperoleh pada tahun 2006 yaitu 6.544.732,15 dan pada tahun 2007 BMT Mengalami laba yang berhasil dibukukan sebesar Rp 8.159.502,31 Apabila dibandingkan dengan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.614.770,16 atau sekitar 24,6 %. Dan hal ini juga jauh dari Target yang telah ditetapkan dalam RAT 2006 dan RKAB 2007 yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- Hal ini disebabkan karena beberapa Faktor Antara Lain : 2. Dari sisi pendapatan Bagi Hasil dan Margin pada tahun 2007 memang mengalami kenaikan sebesar 24,6 % bila dibandingkan dengan Tahun 2006, akan tetapi pada sisi pendapatan Administrasi mengalami penurunan khususnya pada Pendapatan Administrasi Pembiayaan. Hal ini terjadi karena sedikitnya pembiayaan yang dilakukan, sebab dana yang
167
tersedia kurang aman apabila dilakukan pembiayaan yang banyak, sedangkan kondisi kas yang ada tidak likwid. Adapun fluktuasi pendapatan Bagi Hasil dan Margin selama tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 3.5 Pendapatan Bagi Hasil dan Margin 2007 Periode Januari 2007-Desember 2007 Bulan
Bagi Hasil/Margin 6.439.300 5.684.400 6.401.100 6.872.850 6.949.850 7.869.200 7.177.700 7.686.900 8.390.400 5.264.050 5.786.250 5.981.100 80.503.100
Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-0 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07 Total
Grafik 3.4 Pendapatan Bagi hasil dan Margin tahun 2007 Grafik Pendapatan Basil dan Margin BMT Mekar Da'wah tahun 2007
9.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000 Rupiah 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0
Pendapatan Basil dan Margin BMT Mekar Da'wah 1 3 5 7
9 11
Tahun
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah
168
2
Biaya Operasional yang sangat tinggi sementara pendapatan terutama pendapatan bagi hasil belum mampu menutupi biaya yang dikeluarkan dan tidak sebanding dengan kenaikan biaya.
3
Ada Rekening biaya yang tidak dibebankan pada Tahun sebelumnya dan menjadi beban pada Tahun 2007 sepert Beban penyusutan kendaraan .
6. ANALISA PENCAPAIAN TARGET TAHUN 2007. a. TARGET DESEMBER 2007 Berdasarkan Notulen RAT 2006 dan RKAB 2007 KSU Syari'ah BMT Mekar Da'wah Serpong Tanggal 24 April 2007, telah ditetapkan target Per Desember 2007, terhitung mulai bulan Januari 2007, yaitu effektif 12 Bulan, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.6 Target kinerja keuangan 2007 No
Keterangan
Desember 2006
Target Desember 2007
(Rp) 1
Asset
309.466.423
510.000.453,00
2
OSL
215.528.300
375.000.000,00
3
Lending
65.774.350
150.000.000./BL
4
Funding
226.378.391
300.000.000,00
5
Laba
6.544.732
15.465.699,00
Fluktuasi
(RP)
∆ (%)
200.534.030,00
64%
159.471.700,00
73%
84.225.650,00
128%
73.621.609,00
32%
8.920.967,00 136%
6
NPL
29.190.620
25.000.000.00
-4.190.620,00 -14%
169
b. REALISASI TARGET DESEMBER 2007 Tabel 3. Realisasi kinerja keuangan 2007 Target Desember 2007
No
Keterangan
(RP)
Realisasi Desember 2007
∆ (%)
(RP)
(%) Pencapaian Target
1
Asset
510.000.453,00
19 %
368.414.726,58
72 %
2
OSL
375.000.000,00
78 %
291.530.403,58
77 %
3
Lending
150.000.000./BL
123 %
57.589.416 /BL
38%
4
Funding
300.000.000,00
26 %
261.115.806
87 %
5
Laba
15.465.699,00
55 %
8.159.502,31
52,7 %
6
NPL
25.000.000.00
10 %
36.444.100
17 %
Sumber : Laporan RAT 2007 BMT Mekar Dakwah f. Analisa Target Asset Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Asset Per Desember 2007 yaitu Rp. 510.000.453,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca Akhir Tahun 2007 Assetnya mencapai Rp. 368.414.726,58 Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 72 %. Pencapaian Target Asset pada Tahun 2007 Asset berada pada posisi Rp. 368.414.726,58 atau naik sekitar 19 % bila dibandingkan dengan total Asset pada Tahun 2006.
170
g. Analisa Target OSL Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target OSL Per Desember 2007 yaitu Rp.375.000.000,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan
Neraca
Akhir
Tahun
2007
OSL-nya
mencapai
Rp.
291.530.403,58. Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 77 %. Tidak tercapainya target OSL dikarenakan pada bulan Oktober - November 2007 yaitu Pertengahan Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri, terjadi penarikan tabungan dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini dikarenakan menjelang hari raya Idul Fitri masyarakat (Anggota) banyak yang menarik tabungannya untuk keperluan Lebaran (Konsumtif). Pengaruh ini sangat signifikan dikarenakan banyak pembiayaan yang ditunda (Pending) setelah Lebaran dan BMT lebih fokus menyediakan dananya untuk mengantisipasi pengambilan tabungan jadi Lending berkurang sangat signifikan. h. Analisa Target Funding Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Funding Per Desember 2007 yaitu Rp. 300.000.000,-. Adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca
Akhir
Tahun
jumlah
Fundingnya
mencapai Rp
171
261.115.806,- Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 87 %, tidak tercapainya target Funding dikarenakan pada bulan Oktober November 2007 yaitu Pertengahan Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri, terjadi penarikan tabungan dalam jumlah yang cukup besar dikarenakan menjelang hari raya Idul Fitri masyarakat (Anggota) banyak yang menarik tabungannya untuk keperluan Lebaran (Konsumtif). i. Analisa Target Laba Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa Target Laba Per Desember 2007 yaitu Rp. 15.465.699,- adapun realisasi dari pencapaian target tersebut yaitu KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong pada penutupan Neraca Akhir Tahun dan Laba Rugi Akhir Tahun
mencapai Rp.
8.159.502,31. Tidak tercapainya target laba dikarenakan pada bulan November 2007 effektif hari kerja hanya 15 hari dikarekan libur Hari Raya Idul Fitri, pengaruh ini sangat signifikan dikarenakan banyak angsuran anggota Harian dan Mingguan tidak masuk sebagaimana mestinya. Dengan demikian Prosentase Pencapaian Target yaitu sebesar 52,7 %. j. Analisa Target NPL Tabel 3.8 Analisa Kolektibilitas pembiayaan No. 1
Jenis Pembiayaan & Cara Angsuran Pembiayaan Musyarakah Harian Mingguan
Lancar
DPK
57.145.200 47.893.000
3.933.000 2.950.000
Collectibilitas Kurang Diragukan Lancar
7.827.500 1.600.000
240.000 800.000
Macet
15.026.900
Total
69.145.700 63.008.000
172
2
Bulanan Jatuh Tempo Total Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Murabahah Harian Mingguan Bulanan Jatuh Tempo Total Pembiayaan Murabahah
33.247.400 25.810.000
1.300.000 1.500.000
6.930.000 -
1.265.000 -
8.500.000 1.500.000
51.242.400 28.810.100
164.095.600
9.683.000
16.357.500
2.305.000
25.026.900
217.468.000
5.238.300 15.250.780 -
2.331.220 400.000 -
-
-
5.550.000 5.567.200 -
5.238.300 252.320 5.926.580 -
10.489.080
400.000
-
-
11.417.200
34.637.500
Total Pembiayaan BMT Mekar Da'wah
184.584.680
12.414.220
16.357.500
2.305.000
36.444.100
252.105.500
Prosentase (%)
73 %
7%
5%
1%
14 %
NPL (Rp) NPL (%)
36.444.100 NPL ( Non Perfoming Loan ) = Anggota Macet
14%
Sesuai dengan ketetapan dari Pengurus tentang kriteria Anggota yang masuk dalam kategori NPL (Non Performing Loan) yaitu yang masuk dalam Kolektibilitas Macet. Dengan demikian berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa NPL Per Desember 2007 yaitu Rp. 36.444.100,- yaitu sebesar 14 % dari total Outstanding pembiayaan khususnya pembiayaan Musyarakah dan Murabahah sedangkan perhitungan kolektibilitas Al-Qardh tidak diikutsertakan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 penutupan Neraca Akhir Tahun NPLnya mencapai Rp. 28.280.000,- atau sekitar 14,53 % sementara Target NPL 2007 yaitu sebesar 25.000.000 atau 10 % dari total Outstanding, dengan demikian Realisasi Tahun 2007 untuk komponen NPL tidak tercapai. Dan hal ini disebabkan karena sebagian anggota yang macet merupakan
100 %
173
peninggalan dari periode tahun 2004 dan 2005 yang tidak dapat tertagih dan pada saat ini BMT Mekar Da’wah belum membuat Cadangan Kerugian.
D. HUBUNGAN BMT MEKAR DA’WAH SERPONG DENGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS). KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong merupakan Sebuah Lembaga Keuangan Syari’ah yang tertanggal 15 Maret 2004 dikukuhkan sebagai salah satu Unit Salur Zakat (USZ) oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang bertugas sebagai Mitra BAZNAS dalam menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah BAZNAS. Dalam mengemban tugasnya sebagai Unit Salur Zakat KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong menyelenggarakan kegiatan setiap harinya yaitu sebagai berikut : 4. Pembiayaan (penyaluran dana BAZNAS untuk pemberdayaan ekonomi mustahik). dan pembinaan (maintenance) kepada mustahik binaan. 5. Pemberian honor kepada marbot Masjid se-kecamatan Serpong yang diambil dari bagi hasil dana BAZNAS yang dikelola oleh BMT Mekar Da’wah untuk pemberdayaan ekonomi mustahik dalam sektor mikro. 6. Pendidikan Dalam bidang ini pola gerak BMT Mekar Da’wah adalah bidang sosial kemasyarakatan dimana BMT mendirikan
sebuah TPA Mekar Da’wah
merupakan lembaga pendidikan Agama non formal yang dikelola dengan tanpa
174
memungut biaya dari para santrinya yang sebahagian besar merupakan putra-putri mustahik. Hubungan antara BMT Mekar Dakwah dan BAZNAS diaplikasikan ke dalam sebuah kegiatan yang bersifat Maal dan Tamwil. Dalam hal ini Pembiayaan yang dirangkum dalam system Tamwil diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih terhadap baitul maal, sehingga secara tidak langsung ada konsep yang bersinergi satu sama lain.
175
BAB. IV ANALISA DATA
k. Kriteria Mustahik. Sebagai
sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, BMT Mekar
Da’wah, memiliki komitmen untuk mengambil peran dalam memberdayakan ekonomi rakyat khususnya Mustahik. Dalam menyalurkan pembiayaan kepada Mustahik yang umumnya dalam bentuk modal kerja BMT selaku Lembaga yang dipercaya oleh BAZNAS sebagai salah satu Unit Salur Zakat mempunyai Kaidahkaidah sebagai berikut : 1. Aman Aman dalam arti bahwa BMT yang dipercaya sebagai unit salur zakat mempunyai tanggung jawab moril dan amanah terhadap dana tersebut dan memastikan bahwa dana yang diberikan kepada mustahik sebagai modal kerja dapat bermanfaat bagi mustahik untuk pengembangan usahanya dan tepat sasaran serta dana tersebut
sifatnya bergulir
jadi mustahik
harus
mengembalikan dana tersebut sesuai dengan akad perjanjian dan selanjutnya dana tersebut dapat digunakan untuk membantu mustahik yang lain. Hal ini terkait dengan unsur resiko, dimana BMT sebagai Unit salur Zakat harus mempertimbangkan resiko yang paling minimal untuk menyalurkan pembiayaannya, dengan demikian semakin kecil resikonya akan semakin
176
baik. Terkecuali ada hal-hal yang bersifat Force Majeure yaitu keadaan diluar kemampuan manusia untuk mengubahnya seperti : Gempa Bumi, Angin Topan, Banjir, Kebakaran, longsor dan wabah penyakit, huru-hara, perang dan pemberontakan. 2. Lancar Lancar dalam arti pemberian bantuan dalam bentuk modal kerja tersebut dalam pengembaliannya kepada BMT harus lancar untuk itu BMT dalam mendistribusikan dana tersebut harus berhati-hati untuk menghindari oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini terkait dengan Kolektibilitas dari pembiayaan BMT itu sendiri, jadi setiap pembiayaan harus dikembalikan tepat waktu sesuai dengan akad perjanjian. 3. Menghasilkan Menghasilkan dalam arti bahwa dana yang disalurkan dalam bentuk modal kerja tersebut benar-benar digunakan untuk usaha bukan untuk keperluan konsumtif, dimana BMT menerima bagi hasil dan dari bagi hasil tersebut sebagian digunakan untuk pengelola BMT dan sebagian lagi untuk honor para Marbot Masjid se-Kecamatan Serpong. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh pihak BMT sebagai Unit Salur Zakat dan BAZNAS. 31
31
Wawancara pribadi dengan Rifqi Mubarok (Manajer BMT Mekar Dakwah). Tangerang, 20
Agustus 2007
177
Disamping syarat umum diatas, dalam melakukan penilaian permohonan pembiayan BMT Mekar Da’wah Serpong memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon Mustahik binaan. Prinsip penilaian ini dikenal dengan 5 C, yaitu : 1. Character, Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon mustahik binaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa Mustahik binaan dapat memenuhi kewajibannya. 2. Capacity, Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan mustahik untuk melakukan pembayaran. 3. Capital,
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon mustahik binaan yang diukur dengan posisi usaha secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya. 4. Collateral, Yaitu jaminan yang dimiliki oleh calon mustahik binaan, pada prinsipnya penilaian ini bertujuan untuk lebih menyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. Dalam pelaksanaannya BMT Mekar Da’wah Serpong mempunyai kebijakan tersendiri dalam hal Jaminan, yaitu berupa Rekomendasi dari Tokoh masyarakat setempat yang dipercaya atau Nasabah yang amanah dengan indikasi Prestasi angsuran yang baik (lancar).
178
5. Condition, yaitu BMT harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan denbgan jenis usaha yang dilakukan oleh calon mustahik binaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon mustahik binaan.32
B. Mekanisme Penyaluran Untuk menopang keberlangsungan program tersebut, pihak BMT Mekar Dakwah mempunyai strategi agar setiap pembiayaan yang disalurkan dalam program ini. Oleh karena itu perlu adanya tahapan mekanisme yang teratur dan terencana agar tujuan dari program ini dapat tercapai diantaranya adalah : 1. Penseleksian mustahik Tahap ini merupakan tahap awal dan perkenalan mustahik dengan BMT, pada moment ini dikumpulkan mustahik yang mempunyai keinginan dan kemampuan dalam berwirausaha. Disaat itu para mustahik diberi motivasi-motivasi yang bertujuan membangun semangat dan mental berwirausaha. Dan pada saat itulah masing-masing mustahik dipicu jiwa wirausahanya dengan berbagai pengajuan proposal usaha.
32
hal. 60
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
179
2. Proses pembiayaan Tahap ini merupakan sebuah syarat dalam mendapatkan pembiayaan. Pihak BMT Mekar Dakwah disini memiliki prosedur tersendiri yang bertujuan terciptanya tertib administrasi pembiayaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain survei terhadap mustahik dan analisa kelayakan pembiayaan. Bila semua syarat sudah lengkap dan layak, maka dana siap direalisasikan ke pihak mustahik 3. Pembinaan dan pengawasan Tahap ini merupakan kegiatan monitoring terhadap usaha yang dijalankan, terlebih lagi mustahik merupakan para wirausaha yang baru bergerak walaupun diantara mereka ada yang sudah mengetahui. Pembinaan ini meliputi pelatihanpelatihan yang berhubungan dengan manajemen kuangan dan pemasaran.
C. Sistem Pembiayaan Untuk Mustahik Sistem pembiayaan disini bertujuan menawarkan pilihan terhadap mustahik untuk memilih produk yang lebih sesuai dengan usaha. Produk yang ditawarkan diantaranya adalah Musyarakah, Mudharabah dan Murabahah. Yang menarik dari sistem pembiayaan di BMT Mekar Dakwah adalah strategi penumbuhan sifat tanggung jawab kepada mustahik. Contohnya dapat digambarkan dalam skema yang bersifat Mudharabah dibawah ini :
180
Skema pembiayaan Mudharabah Kepada Mustahik
Perjanjian Bagi Hasil MUSTAHIK
BMT Keahlian/ Ketrampilan
Modal 100 % Ditampung dlm Simpanan Wadiah Mustahik
USAHA
Nisbah X %
Pembagian Keuntungan
MODAL
Nisbah Y %
Pengembalian Pokok Modal
Pada saat penseleksian mustahik, pihak BMT tidak perlu memberikan informasi mengenai darimana dana untuk pembiayaan tersebut berasal, walaupun akan diberitahukan setelah pembiayaan lunas. Dan simpanan yang berasal dari pengembalian pokok dan pembagian keuntungan dapat diambil untuk kebutuhan dan yang pastinya mustahik sudah mempunyai kebiasaan bersedekah yang ditunaikan saat pembayaran angsuran. Strategi ini dijalankan juga pada Murabahah dan Musyarakah.
181
Mengenai ketidakperlutahuan dana itu berasal, sangatlah penting bagi keberlangsungan pembiayaan. Hal ini dipicu karena dikhawatirkan akan muncul mentalitas mustahik yang apabila diberitahu dana tersebut berasal dari sebuah lembaga pemerintah atau program pemerintah maka mereka menganggap hibah dana tersebut. Jadi, akan menggagalkan program yang sudah direncanakan.
D. Analisa Deskriptif Kualitatif. Tabel. 4. 1 Identitas jenis kelamin mustahik Jenis Kelamin Mustahik Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
L
18
47.4
47.4
47.4
P
20
52.6
52.6
100.0
Total
38
100.0
100.0
Sumber : diolah dari data BMT Grafik 4.1 Jenis Kelamin Mustahik 20 20 19,5 19 18
18,5 18 17,5 17 L
P
182
Berdasarkan Jenis Kelamin, efektifitas hampir sama antara Mustahik Lakilaki dan Perempuan, yaitu sekitar 47.4 % adalah Mustahik Laki-laki dan sisanya 52.6 % Wanita. Hal ini dikarenakan banyaknya Wanita khususnya Ibu Rumah Tangga yang memilih Profesinya sebagai Pedagang yang rata-rata adalah pedagang Pasar Serpong. Hal ini disebabkan pendapatan suami tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga, karena profesi suami yang tergolong rendah. Tabel. 4.2 Statistik deskriptif antara sebelum dan sesudah diberikan bantuan Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Usia Mustahik
38
19
50
34.82
8.469
Jumlah Tanggungan
38
1
5
2.82
1.182
38
450000
900000
701315.79
111189.418
38
300000
1100000
867105.26
193571.104
Plafond pembiayaan
38
700000
5000000
1576315.79
915167.747
Valid N (listwise)
38
Pendapatan Sebelum Dibantu Pendapatan Sesudah Dibantu
Sumber : diolah dari data BMT dan wawancara Grafik 4.2 Pendapatan Mustahik
1100000 1200000 900000 1000000 800000 600000
450000 300000
400000 200000 0 Pendapatan Sebelum Dibantu
Pendapatan Sesudah Dibantu
183
Berdasarkan data Deskriptif diatas, berdasarkan Usia Mustahik yaitu Usia Mustahik berkisar antara 19 Tahun sampai dengan 50 Tahun dan dengan Jumlah Tanggungan antara 1 sampai dengan 5 Orang. Dan berdasarkan data Frekwensi diatas berdasarkan dapat kita lihat bahwa Pendapatan Minimum (Terkecil) Mustahik sebelum dibantu yaitu Rp. 450.000,-/ Bulan dan Pendapatan Maksimum (Tertinggi) sebelum Dibantu yaitu Rp. 900.000,- / Bulan dengan Rata-rata Pendapatan yaitu Rp. 701.500,-/ Bulan. Dan setelah mendapat bantuan dari dana Baznas maka dapat kita lihat berdasarkan data di atas yaitu pendapatan Minimum (Terkecil) Mustahik Mengalami penurunan menjadi Rp. 300.000,-/Bulan hal ini dikarenakan ada salah satu mustahik yang mengalami penurunan usaha dikarenakan faktor-faktor eksternal yang tidak berhubungan dengan usaha diantaranya adalah problematika keluarga. Dan tingkat Kenaikan tertinggi yaitu sebesar Rp. 1.100.000,-/Bulan. Dangan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 872.500,/Bulan. Akan tetapi hal ini baru merupakan Indikasi awal adanya perbaikan kesejahteraan dan belum memperhitungkan adanya inflasi yang mengakibatkan Kenaikan Barang kebutuhan pokok, apalagi saat ini terjadi fluktuatifnya harga BBM yang sangat Signifikan. Pendapatan yang berasal dari mustahik, berdasarkan data dari BMT merupakan hasil usaha yang dikelola mustahik dari program pembiayaan dana BAZNAS. Hal ini diutarakan dikarenakan pihak BMT terus menerus memonitor perkembangan usaha yang menjadi salah satu indikator adalah perkembangan usaha.
184
Tabel. 4.3 Identitas Status tempat tinggal mustahik
Status Tempat Tinggal Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Milik Sendiri
21
55.3
55.3
55.3
Sewa
17
44.7
44.7
100.0
Total
38
100.0
100.0
Sumber : diolah dari data wawancara Grafik 4.3 Status tempat tinggal mustahik
25
21 17
20 15 10 5 0 Milik Sendiri
Sewa
Dan berdasarkan data Frekwensi diatas berdasarkan Status Tempat Tinggal yaitu 21 Nasabah/Mustahik memiliki Tempat Tinggal (Rumah sebagai Hak Milik) yaitu 55,3 % Nasabah Memiliki Rumah/Tempat Tinggal sendiri sedangkan 17 Orang Mustahik atau sekitar 44.3 % Sewa/Kontrak, dalam hal ini dikarenakan mereka merupakan pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti, Padang, Tegal, Jawa Tengah, Yogyakarta, Medan dll. BMT Mekar Da’wah sebagai Unit Penyalur Zakat dalam hal ini cenderung lebih berhati-hati dalam menyalurkan Dana
185
Baznas. Dan salah satu hal yang menjadi bahan pertimbangan adalah Domisili yaitu Status Tempat Tinggal.
Tabel 4.4 Frekuensi perkembangan usaha setelah pemberian bantuan
Perkembangan Usaha Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Berkembang
23
60.5
60.5
60.5
Mandek
15
39.5
39.5
100.0
Total
38
100.0
100.0
Sumber : diolah dari data wawancara Grafik 4.4 Perkembangan Usaha
23 25 15
20 15 10 5 0 Berkembang
Mandek
Perkembagan usaha diukur dari data BMT diantaranya : Tepat waktu pada saat pembayaran angsuran, simpanan yang dimiliki diluar pengembalian angsuran, dan semakin bervariasi atau bertambahnya jenis barang dagangan. Dan berdasarkan data Frekwensi Perkembangan Usaha diatas dapat kita lihat bahwa Statistik Perkembangan Usaha Mustahik yaitu Usaha yang berkembang sekitar
186
60.5 % yaitu 23 Orang Mustahik usahanya berkembang sedangkan 15 orang lainnya yaitu sekitar 39.5 % usahanya mengalami kemunduran dan bahkan Mandek. Hal ini banyak sekali faktor yang menyebabkannya diantaranya yaitu, kenaikan harga barang, sepinya pembeli di Pasar serta adanya berbagai isu yang berhubungan dengan bahan makanan. Akan tetapi dari Prosentasi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Program Ini Cukup Berhasil karena lebih dari 50 % atau sekitar 60,5 % usaha Mustahik Berkembang. Tabel. 4.5 Frekuensi Kualitas hidup mustahik setelah penerimaan bantuan Kualitas Hidup Mustahik Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Cukup
34
89.5
89.5
89.5
Kurang
4
10.5
10.5
100.0
Total
38
100.0
100.0
Sumber : diolah dari data wawancara Grafik 4.5 Kualitas hidup setelah menerima pembiayaan 34 35 30 25 20 15
4
10 5 0 Cukup
Kurang
Mengenai Kualitas hidup, peneliti lebih menyoroti hal tersebut pada kesejahteraan rumah tangga mustahik. Dan indikatornya menurut BPS sebuah rumah
187
tangga biasa yang sejahtera adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dalam satu dapur. Yang dimaksud dengan makan bersama dalam satu dapur adalah mampu mengurus kebutuhan bersama menjadi satu, tidak menutup kemungkinan ada sisi kenyamanan dalam menjalankan aktivitas kerja maupun keluarga33 Dan berdasarkan data Frekwensi diatas dapat kita lihat bahwa Statistik Kualitas Hidup Mustahik yaitu yang berkecukupan sesudah dibantu mencapai 89.5 % yaitu 34 Orang Sedangkan 4 orang lainnya yaitu sekitar 10.5 % masuk dalam kategori kurang. Dalam hal ini terkait dengan perkembangan Usaha karena korelasinya sangat signifikan yaitu apabila usaha Mustahik Berkembang maka Kualitas Hidup juga akan lebih baik begitu juga sebaliknya. Akan tetapi dari Prosentasi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Program Ini Cukup Berhasil karena lebih dari 50 % atau sekitar 89,5 % usaha Mustahik Berkembang. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada factor-faktor diluar usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan mustahik tersebut. Tetapi dari wawancara peneliti kepada mustahik dan pegawai BMT Mekar Dakwah, mendapatkan kesimpulan bahwa seluruh mustahik yang menjadi binaan BMT Mekar Dakwah mengalami peningkatan kualitas hidup dikarenakan oleh peningkatan omset usaha. Hal ini sebelumnya diteliti berdasarkan monitoring usaha yang dilakukan oleh pihak BMT dengan tujuan pembinaan dan pengawasan usaha.
33
Badan Pusat Statistik, Kesejahtraan sosial, diakses tgl. 3 Maret 2009
www.bps.go.id/sector/socwel/index.html
188
E. Uji Paired Sample T-test. Tabel 4.6 korelasi pendapatan antara sebelum dan sesudah diberikan bantuan Paired Samples Correlations
Pair 1
N
Correlation
Sig.
38
.162
.331
Pendapatan Sebelum Dibantu & Pendapatan Sesudah Dibantu
Sumber : diolah dari data angket Dengan Uji Korelasi Juga didapatkan Hasil yang sangat menggembirakan yaitu angka korelasinya sebesar 0.162 (Lebih besar dari 0.05 dan mendekati 1 serta angkanya (+) positif) dan angka siginifikansinya sebesar 0.000 < 0.005)) dengan demikian korelasinya signifikan. Angka ini menunjukkan adanya korelasi / hubungan yang siginifikan antara bantuan yang diberikan dengan tingkat pendapatan Mustahik. Tabel 4.8 Hasil uji – t terhadap pendapatan sebelum dan sesudah diberikan bantuan Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Mean Pair 1 Pendapatan Sebelum Dibantu Pendapatan Sesudah Dibantu
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
-165789.474 207007.397
Sumber : diolah dari data angket
of the Difference Lower
Upper
Sig. t
33581.034 -233831.112 -97747.835 -4.937
df
(2-tailed)
37
.000
189
Berdasarkan dari data Statistik diatas maka analisis selanjutnya yaitu untuk mengetahui seberapa Effektifkah Program Pemberdayaan ini pengaruhnya terhadap pendapatan Mustahik. Untuk itu perlu diadakan Uji Sample T-Test dan dapat digambarkan sebagai berikut : Dari hasil data diatas didapat harga t didapat harga t
Tabel
sebesar 1.69 oleh karena t
Hitung
= 4,937. dengan df = 37, maka
Hitung
4,937 > dari t
Tabel
df 37 = 1.69,
maka dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata Pendapatan Mustahik sebelum dengan sesudah diberikannya Bantuan dari dana Baznas. Hal ini juga bisa dilihat dengan membandingkan rata-rata (Mean) bahwa beda Mean antara Pendapatan sebelum diberikannya bantuan yaitu Rp. 701.315,79. dengan Mean Pendapatan setelah diberikannya Bantuan yaitu Rp. 867.105,26, benar-benar memiliki perbedaan. Dengan kata lain, Pendapatan Mustahik setelah diberikannya bantuan lebih baik daripada sebelum diberikannya bantuan.
190
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah memaparkan hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kesejahteraan mustahik, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan data Frekwensi Pendapatan Minimum (Terkecil) Mustahik sebelum dibantu yaitu Rp. 450.000,-/Bulan dan Pendapatan Maksimum (Tertinggi) sebelum Dibantu yaitu Rp. 900.000,- / Bulan dengan Rata-rata Pendapatan yaitu Rp. 701.315,79/Bulan. Dan setelah mendapat bantuan dari dana Baznas maka Pendapatan Minimum (Terkecil) Mustahik Mengalami penurunan karena berbagai faktor yaitu sebesar Rp. 300.000,-/Bulan dan tingkat Kenaikan tertinggi yaitu sebesar Rp. 1.100.000,-/Bulan. Dangan ratarata pendapatan sebesar Rp. 867.105,26/Bulan. Berdasarkan data Frekwensi Statistik Perkembangan Usaha Mustahik yaitu Usaha yang berkembang sekitar 60,5 % yaitu 23 Orang Mustahik usahanya berkembang sedangkan 15 orang lainnya yaitu sekitar 39.5 % usahanya mengalami kemunduran dan bahkan Mandek. Hal ini banyak sekali faktor yang menyebabkannya diantaranya yaitu, kenaikan harga barang, sepinya pembeli di Pasar serta adanya berbagai isu yang menurunkan angka penjualan. Akan tetapi dari Prosentasi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan
191
bahwa Program Ini Cukup Berhasil karena lebih dari 50 % atau sekitar 60,5 % usaha Mustahik Berkembang. Berdasarkan data Frekwensi Statistik Kualitas Hidup Mustahik yaitu yang berkecukupan sekitar 89,5 % yaitu 34 Orang. Sedangkan 4 orang lainnya yaitu sekitar 10.5 % masuk dalam kategori kurang. Dalam hal ini terkait dengan perkembangan Usaha karena korelasinya sangat signifikan yaitu apabila usaha Mustahik Berkembang maka Kualitas Hidup juga akan lebih baik begitu juga sebaliknya. 2. Bila melihat perbandingan rata-rata (Mean) bahwa beda Mean antara Pendapatan sebelum diberikannya bantuan yaitu Rp. 701.315,79. dengan Mean Pendapatan setelah diberikannya Bantuan yaitu Rp. 867.105,26, benarbenar memiliki perbedaan. Dengan kata lain, Pendapatan Mustahik setelah diberikannya bantuan Jauh lebih baik daripada sebelum diberikannya bantuan. Dengan
Uji
Korelasi
Juga
didapatkan
Hasil
yang
sangat
menggembirakan yaitu angka korelasinya sebesar 0.162 (Lebih besar dari 0.05 dan mendekati 1 serta angkanya (+) positif) dan angka siginifikansinya sebesar 0.000 < 0.005)) dengan demikian korelasinya signifikan. Angka ini menunjukkan adanya korelasi / hubungan yang siginifikan antara bantuan yang diberikan dengan tingkat pendapatan Mustahik.
192
B. SARAN UNTUK BAZNAS. 1. Adanya Penambahan Dana untuk alokasi yang lebih Spesifik untuk mencapai target-target kegiatan yang belum terlaksana misalnya untuk bidang Pendidikan dan Kesehatan. 2. Dalam setiap periode tertentu diharapkan BAZNAS juga mengawasi kinerja BMT apakah Dana yang disalurkan tepat sasaran atau tidak. 3. Dalam setiap periode tertentu diharapkan BAZNAS juga memberikan pelatihan / kursus / diklat tentang manajemen Zakat dan Distribusinya kepada Pengelola BMT agar tercipta profesionalisme kerja. 4. BAZNAS diharapkan juga dapat menjadi lembaga yang bisa menghubungkan BMT dengan pihak Investor dan sebagai lembaga garansi yang menjamin tentang kinerja / profesionalisme pengelola BMT sehingga terjadi simbiosis mutualisme dan saling bersinergi satu sama lain. C. SARAN UNTUK BMT MEKAR DA’WAH SERPONG. 1. Pembinaan yang lebih intensif kepada Mustahik yang usahanya tidak berkembang dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Mustahik. 2. Perlu adanya pembinaan terhadap Marbot Masjid se-Kecamatan Serpong agar mereka lebih produktif bukan sekedar pemberian Honor saja setiap bulannya melalui bagi hasil dana Baznas.
193
194
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Depag RI, Pedoman Zakat jilid 9. Jakarta, 2002. Ali, Moh. Daud. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Jakarta : Penerbit UI – Press, 1988. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah (Dari Teori ke Praktek). Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Baihaqi, Abdul Majid, dkk. Pedoman pendirian, pembinaan dan pengawasan LKM BMT. Jakarta : LAZNAS BMT. 2007. Bariadi, Lili dkk, Zakat & Wirausaha, Jakarta : Center Entrepreneurship Development, 2005. Chapra, M. Umar. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta : PT. Gema Insani Press, 2000. Doa, Djamal. Pengolalaan zakat oleh Negara untuk memerangi kemiskinan. Jakarta : Nuansa Madani Publisher, 2004. Eri Sudewo. Manajemen Zakat. Jakarta : Institut Pemberdayaan Zakat, 2004 Echols, Jhon M. dan Hasan Shadily. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000. Hafiduddin. Didin. Zakat dalam perekonomian modern. Jakarta : Gema Insani Press, 2002.
195
Khotimah, Husnul. Pengaruh zakat produktif terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi para mustahik. EKSIS. Jakarta : Kekhususan Ekonomi dan Keuangan Syari’ah PSTTI Pasca Sarjana UI, 2005. Katsir, Ibnu. Terjemahan singkat Ibnu Katsir jilid IV. Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1988. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT. Rajagrafindo persada. 2007. Mauludi, Ali. Statsitik I, Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial. Jakarta : PT. Prima Heza Lestari. 2006. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2005. Nurgiyantoro, Burhan, dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004. Harahap, Syahrin. Islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan Yogyakarta : PT.Tiara Wacana, 1999. Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta : Dit. Jen. Bimas Islam dan Urusan Haji. 1999. Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat, Terjemah: Salman Harun, Didin Hafidhuddin, Hasanuddin, dari judul Fiqhuz Zakat (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996. Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah jilid 3. Bandung : Al-Maarif, 1988.
196
Wahyono, Teguh. Analisis Data Statistik dengan SPSS 14. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2006. Zahrul, Rahman al-. Doktrin Ekonomi Islam. Jakarta : Dana Bhakti Wakaf .1995. Zuhayly, Wahbah az-. Fiqih dan Perundangan Islam, Terjemah: Agus Effendi dan Bahrudin Fanany, dari judul Al-Fiqh Al-Islam Wa Adilatuh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995. Zuhayly, Wahbah az-. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. terjemah oleh Agus Effendi dan Bahruddin Fannany. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
197
Daftar Hasil Wawancara Nama: Rifqi Mubarok Jabatan : Manager Hari/Tanggal : Waktu : 1. Apakah manfaat yang dirasakan oleh BMT dalam pengelolaan dana BAZNAS tersebut ? Dalam hal ini BMT Mekar Dakwah sangat terbantu khususnya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil. 2. Apakah manfaat bagi mustahik setelah mengikuti program ini ? Ada beberapa manfaat, diantaranya : a. Peningkatan dari sisi ekonomi b. Adanya peningkatan terhadap iman Islam c. Menambah pengetahuan dari sisi manajemn keuangan d. Mendapatkan berbagai pengalaman 3. Berapakah besar bantuan yang digulirkan kepada mustahik ? Pemberian bantuan ada dua kategori, diantaranya : a. usaha yang sudah berjalan b. Usaha yang baru ingin merintis Pemberian bantuan untuk yang sudah berjalan rata-rata 500rb – 1.500.000, untuk yang belum berjalan kami akan memfasilitasi sarana usaha jadi sekitar 1.000.000 – 5.000.000 4. bagaimana proses pencairan dana tersebut kepada mustahik? Sebelumnya ada beberapa tahapan yang harus dilalui, diantaranya: a. Proses penyaringan mustahik yang mempunyai mental produktif b. Pembinaan terhadap manajemen keuangan c. Lalu adanya akad skim pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan mustahik dalam berusaha 5. Apakah ada keuntungan dalam pengguliran dana tersebut ? Selama berlangsungnya program ini, bagi hasil yang didapatkan masih relatif kecil, karena yang diutamakan dalam program ini adalah keberlangsungan ekonomi para mustahik tersebut 6. Apakah kendala yang dihadapi selama ini ? Masih adanya mental bahwa segala apapun yang berasal dari pemerintah adalah hibah. Oleh karena itu tak jarang banyak mustahik yang nakal dalam pemanfaatan dana tersebut 7. Apakah yang menjadi faktor peningkatan pendapatan mustahik Yang menjadi faktor peningkatan adalah omzet usaha, dan kualitas hidup
198
8. Apakah ada kesulitan dalam pengguliran dana tersebut selaku BMT sebagai pengelola ? Selama ini kita belum menemuinya tetapi salah satu kendalanya sudah saya sebutkan. 9. Harapan mustahik kedepan ? Perubahan status, yang sebelumnya mustahik menjadi muzaki
199