1 2 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN KOTA PATI TESIS Disusun dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magiste...
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN KOTA PATI
TESIS Disusun dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kola
oien: ENDANG SRI HARDIATI L4D005054
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILA YAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2007
LEMBAR PENGESAHAN PERAN SERTA MASYARAKAT OALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN KOTAPATI
Tesis diajukan kepada Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universaas Diponegoro
Oten: ENOANG SRI HAROIATI L40005054
Diajukan pada Sidang Ujlan Tesis Tanggal 23 Maret 2007
Oinyatakan Lulus Sebagai Syarat Memperoleh Getar Magister Teknik
Semarang.
.
2007
Pembimbing Utama
Pf mtimb1ng Pendampmg
t
1__J.-- 1 X' l
.r/-Y..~. ;·-p::::~1..}/11./'I_ .,_ l
1v-v '-
l~. Had\ Wahyono, MA
Prof.
II
Sodtlart'o P. Hadi, Phd. MES.
LEMBAR PERNYATAAN
PERNYATAAN l)eng,an in i saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk mcrnpcrolch gclar kcsarjanaan di suaru Perguman Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya.juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tcrtulis diakui dalam naskah ioi dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dalam Tesis saya temyata ditemui duplikasi, j iplakan (plagiat) dari Tesis orang lain/Instuusi lain maka saya bersedia menerima sanksi untuk dibatalkan kelulusan saya dan saya bersedia melepaskan gelar Magister Teknik dengan penuh rasa tanggungjawab
Semarang.
2007
ENDANG SRI HARDIA Tl NIM L4D005054
iii
LEl\fBA-R PERSEMBAHAN
Tak ada bekal yang lebih utama daripada taqwa, tak ada musuh yang menjatuhkan kecuali kebodohan, tak ada penyakit yang lebih parah daripada bohong .
Kebersihan dan keteduhan sebagai pendukung kenyarnan kota, belum berhasi I dipelihnrn oleh pemerintah dan masyarakat kota Pati. I lasil pemantauan pcrtarna tahun 2005 oleh Tim Adipura dari Kcmentrian Lingkungan llidup memperlihatkan skor rata-rata kebersihan dan keteduhan Kota Pati berada pada urutan bawah kota-kora di Jawa Tengah, Pemeliharaan kebersihan dan kereduhan llngkungan kota tidak terlepas dari peran serta masyarnkar sebagai penghuni dan pemilik kota serta kornitmen Pemcrintah Kabupaten. Penelitian dilakukan untuk mcngkaji p¢1'1U1 ><:11'1 rnasyarakat mengenai kebersihan dan keteduhan kota dan komitmcn Pernerintah Kabupaten dalam pcmcliharaan kebersiban dan ketedahan kola dcngan pcrtanyaan utama yang mcnjadi dasar kajian dalam penelitiu» adalah baitaimana peran serta masyanakat dan komitmen 11cmerlnt1b dalam pemdlhanl&R kcbersibtn dun ketecluhon kola untuk mendukung kenyamanan aktivitas masyanakat di Kol~ Pali. Substansi penelitian dibatasl pada pcmn sorta masyarakat dalam pemcliharaan kebersiban dan kctcduhan lingkungan pennukirnan kota Pari meliputi bentuk. 1ingka1 dan fo.ktor-foktor yang mcmpcngaruhi peran sena masyarakat sens kornitmen Pemerintah ualcun pcmeliharaan kebersihan dan keteduhan kota meliputi kelembagaan, SOM. anggaran. peraruran, sarana p1'2$.'11'31la. 1in~1 layanan, mnnajcmcn dan doyn tanggap terhadap pengeduan
masyarakar. Pcnditian '"' tx.-nifa1 diuah pada kesadaran masyarakat.
Kata Kuoci: Peran Sel1a Masyar.ikat, Komilmen Pemerlntah, Kebe~ihan dan Ketooulmn Kota.
v
ABSTRACT
t'lean and green as one of the urban amenity supporting[actors. has 1101 been aclueved yet h.v the /IJ(,o/ gorenmmll and community of Pat! city. 11w result of tl1e fir.it monitoring by Adipuro 's Team of Ministry of Environmem m 2005 showed that the average score ('a/ fOVPrnnr1~n1. The objectives of the reseurch ure to sudy the comnaJ111C)' portictpotion on the clean n11d green city and to study the Inca/ govemment 's commitment on muintatning the clean and green city. The main question d category. The selected p11/ilic participutio11.r varies 111 tire ps)~·hologlcal porti('ipot1011 (14%). the financial partit:iputian 1-%) and th• fJh11it•o/ partictpotto« (60%). and by rite way the level of participation ir on the ploct;Jt/Qn /11·•1 ••hich means that tire public have had Ideas contrlbution. tnvolved in the physicalacuvutes and had the financia! contribution on the maintenance of the clean and gree» city. bur th» decision moker is still the local government. The local f{Jll'tmrnenr 's commument is >till i.eak. indicated by the lacA managemen! on the plon11inp, and supervision. and there ',r no regulationfor the law enforcemen). The perception that formed in the community. inj/11trn:t.r the communtty participalion.1. and so it is needed a same perception between community and government to applying tire clean and green standard. This research recommends to develop same perception between fJu/Jlic: und govemme11t by conducting a public consultation me/ training in order 10 give them an enough under.11anding about the clean und green city; to strtngthen the govemmcnr 's commitment by improvinR no/ only the management and institution performance but also the law enforcement Irr order to oahteve a good public service on the clean and gree11 city, and at the end it will bring 10 the community awareness.
Key words: Community Participation. The local government's commitment, The clean and
green city
•
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penul is panjatkan kehad irat Allah S WT yang alas berkat dan rahmat-Nya akhimya Tesis dengan judul Pcran Sena Masyarakat terhadap Pemcliharaan Kebersihan dan Keteduhan Kota Pati dapat terselesaikan, Tesis ini disasun untuk rnelengkapi kewajiban dalam menempuh tugas belajar pada Program Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang. Pemilihan tema penelitian didasarkan aras pengamatan kondisl kcbcrsihan dan ketcduhan Kola Pati berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam perneliharaannya, Kebersihan dan keteduhan kota Pati setelah tahun 1996 mengalami kemunduran dan dari basil evaluasi tahun 2005 belum mampu meraih Adipura. Untuk itu penulis rnencoba meneliti keaadaan tersebut sehingga dibarapkan dapar diambil kesimpulan maupun rekomcndasi yang bersifat ilmiah dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kelancaran penyusunan Pratesis tidak lcpas dari bimbingan dosen dan bantuan dari berbagai pihak tcrkait, untuk itu dalam kesempatan ini penulis sarnpaikan terima kasih kepada : I. Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo. CES. OEA selsku ketua program stt>di Pembangunan Wilayah clan Kota; 2. Prof Sudhano P Hadi. Phd. MES selaku Mentor dan Ir. Hadi V. ahyoao. \{A selaku Co-Mentor yang dcngan ketulusan dan kesabaran telah meluangkan waktu. tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan tesis ini; J. Bp. Mugihardjo selaku Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan yang telah berkcnan memberikan ijin kuliah; 4. Bp. Pudjo Sctijanto, nara sumber dan atas kebaikannya meluangkan wa.ktu untuk berdiskusi dan memhantu mencukupi data; 5. Suami dan anak-anak terkasih yang tclah rnernberi domngan semangat clan pengertian mendalam; 6. Teman-ternan di Magister Teknik Pernbangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang; 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mcmbantu penyelesaian tesis ini. Penulis berharap semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapaikan balasan setimpal dari Allah SWT. Semoga Tesis bermanfaat dan diterima scbagai 'bentuk penanggungjawaban akademis dan administratif penulis sebagai mahasiswa program Bappenas di Univcrsitas Diponegoro Semarang.
KATA PENGANTAR ·······. .. .. .. DAFTAR [$!............................................................................. Di\FTARTABEL.......................................................................
..
DAFT AR GAMBAR.
.
..
iii iv ..
.. .. . . . .. .. . ..
DAfTARLAMPIRAN................................................................. BAB I
La tar Belakang . Rumusan Masalah Tujuan dan Sasarao Pcnclitian 1.3. I Tujuan Penclitian ···························-···················· 1.3.2 Sasaran Peoelitian -..................... Ruang Lingl.:up Penelitian 1.4.1 Ruang Llugkup Substansi 1.4.2 Ruang Llngkup Spasial l .4.3 Posisi Penelitian
I 6
12
1.5
Kerangka Pernikiran
16
1.6
Pendekalan dan Metode Penelitian...................................... 1.6. I Pendekatan Peoelitian . . .. . . . . .. . . . . .. . .. .. . . . . . . . . . . .... 1.6.2 Metoda Penelitian 1.6.2.1 Variabel Penelitian dan Kebutuhan Data.. 1.6.2.2 Teknilc Pengurnpulan dan Pcngolahan
Teknik Penyajian Data.............................. Tcknik Sampling....................................... Teknik Analisis
8
8 8
9 9 9
16 19
19 25 26 27 29
TINJAUAN l'ERAJll SERTA MASYARAKAT DALAM PEMELlllARAAN KEBERSDIAN DAN KETEDUHAN KOTA ... ···- ····-·--·-·---·----·-·····-··--··-·--·· 21 Tinjauan Kebersihan dan Kctcduhan Kota 2.1.1 Pengertian Kebersihan dan Keteduhan 2.1.2 Kenyamanan KO!a -.. 2.13 Elemen-elemen Penilaian Kebersihan dan
Keteduhan 2.2
-..........................................
2.1.4 Ukuran Kebcrsihan dan Keteduhan 2.1.5 Permasalahan Kenyamanan Tinjauan reran Setta Masyarakat 2.2. I Pengertian Peran Sera Masyarakat viii
_................ .. .
16 36 36 38
40 42 43 46 46
2.2.2 2.2.3 2.2.4
Bentuk dan Jenis Peran Serra Masyarakat Tingkat Peran Sena Masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran
Masyarakat 2.3
BAB
m
BABJV
47 48 Serta
54
.
Peran Serta Mesyarekar dalam Pcmcliharaan Kcbcrsihan dan Kcteduhan Kota .. 2.3.1 Pcngcrrian Peran Serra Masyarakat dalam pemeliharaan Kcbcrsihan dan Keteduhan Knta ....... 2.3.2 Jcnls Perun Sena Masyarakat dalam Pcmcliharuan
2.4
Kebersihan dan Kcreduhan Kota Pemcliharaan Kebersihan dan keteduhan
2.5
Dilakukan oleh Masyarakat.................................. 2.4.1 Banjarsari, Kampung Hijau di Tengah Polusi Jakarta " .. " " "" " .. ".. . 2.4.2 Mcngclola Sampan di Sukunan Slcman.................... 2.4.3 Pcngelolaan Kebersihan dan Kctcduhan Kora di Singapura.... . . . .. .. . . .. . . .. . . . . . . 2.4.4 Pengclolaan Kebcrsihan dan Kctcduhan di Pulau Pinang Malaysia........................................................ 2.4.5 Pengclolaan Kcbcrsihan dan Keteduhan KOU! di China......................................................................... Rangkuman Kajian l.iteratur
56 57 58
.. yang Telah
GAMBA.RAN UMUM WILAYAH PR1'i£LITIAN _....... 3.1 Kajian Umum Kabupaten Poti 3.2 Kajian Umum Kot.a l'ati 3.3 Tinjauan Kcbcrsihan dan Keteduhan Kora Pati 3.3.1 Kcbijakan Perneliharaan Kcbcrsihan kota Pati 3.3.2 Pclayanan Kebersihan 3.3.3 Ruang Tcrbuka Hijau 3.4 Pecan Sena M~yan1ka1 dalam Perneliharaan Kebersihan dan Keteduhan Kora Pati . 3.5 Penilaian Adipura Kora Pati Tahun 2()()5-2006................... ANAUSIS PERAN SERTA MASYARAKAT U.ALAM PEMELIHARAAN KEBERSlH.AN DAN KETEDUllAN KOTA PATI. .. 4.1 Analisis Tingkat Kebersihan dan Keteduhan Kola Pati berdasarkan Persepsi Masyarakat 4.2 Analisis Bentuk Peran Sorta Masyarakar dalam Pemeliharaan Kebcrsihan dan Keteduhan Kota Pari 4 .3 Anal isis Tingkat Pcran Serta Masyarakat dalam Pcmeliharaan Kebersihan dan kcteduhan Kota Pati 4i1 Analisis Komitmen Pemerintah dalarn Pcmeliharaan Kebersihan Dan Kctcduhan Kota 4.4.1 Lernbaga dan Sumbcr Daya Manusia Pengelola Kebersihan dan Keteduhan Kota 4.4.2 Peraturan tentang Kebersihan dan Kctcduhan Kota 4.4.3 Anggaran Kcbcrsihan dan Keteduhan Kota 4.4.4 Sarona Prasarana Kcbcrsihan dan Kcteduhan Kola ix
58 59 61 62 64 66
68 74 74 76 81
81 82 87 88 92 96 97 108 11 0 113
J 14 116
118 119
4.5
4.4.5 Pelayanan Kebersihan Kota dan Luas Hulan Kota 4.4.6 Manajemen Kcbersihan dan Keteduhan Kota 4.4.7 Daya Tanggep tcrhadep Peogaduan Masyarakat Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh 4.5.1 Faktor-Faktor yang Mcmpcngaruhi Bentuk l'eran
120 121 122 124 126
Serta Masyarakat. ...............................•........
4.5.2 4.6 BAB V
I lubungan .Antara Faktor Pengaruh Dengan Tingkat Peran Serta Masyarakat . Analisis Komprehensif
I' EN VT U P ···-···········································
Variabel Penelitian Pernn Serta Masyarakat dalarn Pemeliharaan Kebersihan dan Kctcduhan Kora Skala Nilai Persepsi Masyarakar terhadap Kebersihan dan Kctcduhan Kola . Diskripsi Peran Sena Masyarakat Variabel, Kebutuhan Data, Sumber data dan Jonis Data l'cnelitian .. .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . .. . .. .. . . . . . . . .. . . Perhitungan Jumlah Snmpel l'enelitian
Format Tabulasi Silang Faktor-Faktor Berpengaruh
Dan
Keteduhan Kota Pati . Perbandingan Perhltungan Persepsi dcngan Kondisi Kebersihan dan Kctcduhan Kola..................................... Tingkat Peran Sena Masyaraka1 dalarn Pcmeliharaan Kcbcrsihan dan Kctcduhan Kota Pati . Pcraturan Pengelolaan Kebersihan dan Keteduhan Kabupaten Pali Hasil Perhitungan Chi Square dan Koefisien
Sena Masyarakat.............................................................. TABELIV.9
23
l lubungan Antara Jenis Pckerjaan dengan Bentuk Peran
Sena Masyarakat..................... TABEL [V.8
22
Hubungan Antara Pcndidikan dengan Bentuk Peran
Sena Masyarakat TABEL IV.7
21
13
Format Tabulasi Silang Tingkar Kebersihan dan Keteduhan dengan Tingket Pcran Sena Rangkuman Kajian Llteratur Jangkauan Pelayanan Persampahan Kola Pali tahun 2004 Rcncana Intcnsitas Tata Ruang I lijau Kota Pati Skala Nilai Kebersihan dan Keteduhan Pcrmukiman Program Adipura 2005-2006........................................... Nilai Fisik Kora Pali dalam Adipura 2005-6................... Persepsi Masyarakat Sena Kondisi Kebersihan
20
Hubungan
Pckcrjaan
132 dcngan Tingkat l'eran Serta
Masyarakat
l33
Hubungan Jumlah Tctangga Oikenal dengan Tingkal Pe ran Sena Masyarakat Hubungan Perscpsi Tanggung Jawab Dcngan Tingkat
136
Pcran Sena MasyarakaL...............................................
138
Hubungan Pcran Pcmcrintah Dcngan Tingkat l'crnn
Serta Masyarakat............................................................. xi
141
TABEL IY.14
Analisis Tingkat Peran Serta Masyarakat dalam Pemcliheraan Kebersihan dan Keteduhan Kota Pati .
xii
[46
DAFf AR CAMBAR
Garnbar I.I Gambar 1.2 Gambar Gambar Gambar Gambar Garnbar
1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
Gambar 1.8
Garnbar 1.9 Gambar 2.1 Gambar 2.2
Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar ~.5 Gambar 2.6 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4
Gambar 3.5 Gambar 3.6
Gambar4.1 Gambar4.2 Gambar 4.3
Gambar4.4 Gambar e.S Gambar a.S
Gambar4.7 Gambar d.S
T arnan Kota Dipergunakan untuk Jemuran Umum dan Drainase Kota yang Tidak Terawat.. ....... .. .. ... ... .... .. Perban
Proses Penyajian Data..................................................... Skor Kebersihan dan Keteduhan Kota Skor Jenjang Peran Sena Masy-arakat Kerangka Analisis Peran Sena Masyarakat dalam Pcmcliharaan Kebersihan dan keteduban Kota Pali Eight Rungs on The Ladder of Citizen Participation Jalan di Kampung Banjarsari yang bersih dan Tcduh..... Tempat Sampah Dibedakan Menurut Jenis Sampahnya.. Sungai di Singapura yang Bersih dan Ternwa.1................ Mekanisme Penyusunan Plan Struktur di Kuala Lumpur Mala~>ia Taman Bailuzhou yang Besih dan Teduh Peta Kabuparen Pati Peta B WK Kota .. . .. .. .. . . .. Teknik Operasional pcngelolaan Persampahan....... Peta Deerah Layanan Persampahan ...•........................... Diagram Pengelolaan Sampah Kota secara Terpadu..... Bcbcrapa Kondisi Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Di Kora Pati ~............ Peta Kebersihan Kota yang Kurang Terpelihara .. Peta Keteduhan Kota yang Kurang Terpeliba.r:L............ Perbandingan Persepsi dengan Kondisi Kebersihan Kota.................................................................................. Perbandingan Persepsi dengan Kondisi Keteduhan Kora -........................................................... Bentuk Sumbangan reran Serta Masyarakat Bentuk Kegiatan Peran Serta Masyarakat .. .. Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Dan Tingkat Pecan Serta Ma>yaraka.t Dalam Pemeliharaan Kebersihan Dan Keteduhan Kora Pati........................................................ Hubungan Amara Kebetsihan Dan Kctcduhan Kota Dengan Peran Serta Masyarakat Dan Komitmen Pemeriotah _........................................
xiii
3 4 J3
14 17
26 30 31 35 51
59 60 63
65 67 75 79 83 86 90 91 104 l 05 I 06 I 07 I 08 I 09
126
152
DAFTAR LA\'lPIRAN
Lampiran I\ Larnpiran B
1.embar Kuesioner unruk Masyaraka1 dan Hasil Pengolahannya .. Panduan Pertany aan untuk lnstansi dan Jawabannya ..
xiv
BABI PENDAHULUAN
I. l Latar Belakang Kota merupakan suatu pusat pennukiman penduduk yang besar dan luas dengan heragam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan adakalanya kota didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pcmcrintahan sctempat, Keberadaan kota akan menjadi hidup apabila dapat memberikan pelayanan yang penting bagi masyarakat yang ada di dalam kota maupun yang tinggal di sekclilingnya. serta bagi yang sedang dalam perjalanan dan harus singsah di kota tersebut, Oleh karena iru koia bcrsifat dinamis, yang dalam perkembangannya sangar sukar WltUic dikonll"OI dan sewaktuwaktu dapat menjadi tidak beraturan (Irwan, 2005:31-36). Kota juga merupakan lambang peradaban kchidupan manusia, sebagai pusat perturnbuhan ekonomi, sumbcr inovasi dan kreasi, pusat kcbudayaan dan wahana meningkatkan lcualitas hidup. Aktivitas kota akan mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan. Kualitas
lingkungan perkotaan berkaitan erat dengan kualitas hidup
penghuninya, sating bcrgantung dan sating mendukung secara resiprokal antara elemen alam dan elemen buatan manusia. Keduanya ibarat dua muka dari keping uang yang sama. Kota masa depan diharapkan alum mampu bcrfungsi sebagai pemicu peradaban, mesin penggerak ekooomi, dan sekaligus juga tempat yang nyaman bagi kehidupan manusia (Budihardjo dan Sujarto, 2005:21-57). Kenyamanan suatu lcota mengandung arti sebagai kenikmatan atau kepuasan manusia dalam melaksanakan kegiataonya, Kenyamanan mcnurut Hakim dan Utomo (2003: 185) dipengaruhi oleh sirkulasi, iklirn atau kckuatan alam, bi sing, aroma, bentuk, keamanan, kebersihan dan keindahan. Faktor-faktor pembcntuk kenyamanan ini berkait
2
erat dengan kehadiran vcgetasi (tumbuh-tumbuhan) dan keadaan yang terbebas dari sampah (bersih). Mengkaji keberadaan vegetasi tidak terlepas dari penghijauan kota dan keteduhan
lingkungan.
Irwan (2003:37-38)
berpendapat bahwa
kota
sangat
membutuhkan vegetasi, karena fungsi vegetasi memiliki peranan yang penting dalarn kehidupan mnnusia.
Kehadiran vcgctasi (tumbuh-tumbuhan) mampu memberikan
kesegaran udara kora dalam proses fotosintesis clan juga akan rnemenuhi kebutuhan iklim mikro yang sejuk dengan pencduh bertajuk lehar juga kebutuhan emosional masyarakat kota guna menghilangkan rasa jonuh dalam rnenghndapi kesibukan seharihari. Keburuhan akan kenyamanan juga didukung oleh keadaan yang bersih, Hakim dan Utorno (2003:191)
mengatakan bahwa sesuatu yang bersih selain menambah daya
tarik juga menambah rosa nyaman karena terbebas dari kotornn sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan, Brarnono (2005) dalam tulisannyJ bersepakai bahwa kebersihan adalah investasi, lnvestasi disini dimaknai sebagai ketcrtarikan investor untuk menanamkan modalnya di suaru kota dan invest.asi sosial yang memungkinkan terjadi reduksi epidcmi penyakit !SPA, timbulnya sarana rckreasi masyarakat, usahausaha dagang masyarakat, bahkan yang berkaitan dengan pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan nikmat dan pentingnya suatu kondisi lingkungan yang bersih. Kota Pati merupakan sebuah kola kecil yang dalam perkembangannya tidak terlepas dari perrnasalahan kepadatan penduduk kota, penanganan kebersihan dan juga scmakin berkurangnya lahan hijau kota, Perkernbangan
kota dalam memacu
pertumbuhan ekonomi serta kesibukan masyarakat kota oleh tuntutan kebutuhan hidup agaknya melalaikan ternadap upaya pemeliharaan kondisi lingkungan sekitamya. Kegiatan kebersihan clan upaya membuat keteduhan kota yang pemah dilaksanakan
•
·:::. &; .
.
' ~....
I
.
3 jaub sebelwnnya seperti eerlepes dari kcbiasaan hidup masyamlcat, sc:hingga dijwnpai k001 yang kotor dan tidak terawat (GambM I. I)
TAMMI KOT A DIPERGUNAKAN lJNTUK.JEMURAN UMUM DAN DRAINASE KOTA YANG TIDAK TERA WAT
Kegagalan Kabupaten Pali dalam memelihara kebenihan
dan keteduhan
sebagai upaya memberikan lrenyamanan aktivitas masyarakat kota teroermin dari basil pemantauan Tim Adipum t.ahu11 2005-2006. KabUl)aten Pati yang me.raib penghargaan Adipura tahun 1996 sebagai k:ota yang bersih tidak bcrhasil mcmpertahankan penghargaan teisebut, hal ini terbukti deagan basil pemantauan pertama tebersihan dan keteduhan KabupateD Patl tahun 2005-2006 rata-ratl skor yang diperoleh belum menggembirakan.
Dipctbandinglwi deogan skor rata-mta Jawa Tengah skor fisik
Kabupllten Pati UJ1tuk masing-masing lokosi pemantauan, sqx:r11 krlillat peda Gambar 1.2.
Upaya pemeliharaan kelanssungan saatu program yang telah dilaksanakan di suatu kota tidak tedepa.~ dari pcran serta masyarakat sebagai peaghuni dan pemilik kota. Menurut Budihardjo (1998:40-74) pada ha!cekatnya kota men1pal:11n milik yang sah dari pcnghuninya, segenap lapisan masyaral(at wajib diajak serta dalaJn
4 penyusunan skenario kola rnasa depan dengan benukar gagasan, bereksperimen dan
bersama-sama me!akukan gladi resik, Peran sena masyarakat sccara aktif akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga motivasi unruk memclihara dan mcmperbaiki
lingkungan akan meningkat.
70 00 65.00 50.00 55 00 50.00 45.00 40.00
B Rata·rata Jateng
•Pa' GAl'tffiAR 1.2
nxsn.
PERBANDINGAN NILAJ PF.MAl'iTAUAN KEDERSIHAN FISIK KOTA PA TI DENGAN RA TA-RA TA .JATENG
Ditambahkan pula oleh Oudihardjo dan Sujarto (2005:207) manusia scbagai
makhluk yang bcrakal dan berbudaya., memburuhkan rasa penguasaan dan peugawasan (a sense of mastery and contm{) terhadap habitat atau lingkungaunya, Rasa tersebut merupakan faktor mendasar dalam menumbuhkan rasa memiliki untuk kcmudian mempertahankan atau metestarikan, oleh karena itu peran masyarakat dcmikian besar dalam pcmbangunan kota (Pribadi, 2003:20). Bcrkaitan dcngan pemeliharaan kcbcrsihan dao kctcduhan lingkungan Kota Pari, Pemerintah Daerah telah mengupayakan melibatkan masyarakat dalam kegiatan
5 pemeliharaan kebersihan dan keteduhan lingkungan kota, namun dari hasil pemantauan fisik kebersihan kota belum diperoleh kondisi kebersihan dan keteduhan kota sebagairnana yang diinginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari tcrlihat kesadaran
rnasyarakat rnengenai sampah masih terbatas pada yang penting lingkungan rumah saya bersih, bebas sampah, entah sampah dikumpulkan untuk diambil petugas, dibakar, dibuang ke sungai atau bah.kan di halaman kosong tetangga.
Pemeliharaan keteduhan kota juga sering terabaikan oleh kepentingan yang lain. Taman-taman kota ridak terawat dan banyak yang hilang, serta pernbangunan pertokoan dan perumahan kurang rnemperhatikan keseimbangan terhadap ruang terbuka hijau. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan kebersihan dan keteduhan lingkungan dilakukan dcngan setengah hati, artinya tidak dilandasi dengan komitmen
yang kuat dengan dibarengi upaya penegakan hukum yang tegas, Apalagi acuan pelaksanaan kegiatan yang digunakan bersifar sentralistik sehingga menimbulkan pemaharnan yang berbeda-beda serta kurang
(Kumiawan, 2004 ).
aplikati f dalam pelaksanaannya
Banyak hal terkait dengan permasalahan kebersihan dan
keteduhan kota, namun keadaan ini sering disikapi sebagai kurangnya peran serta
masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota. Oleh k:arena itu perlu dilakukan penelitian sejauh mana peran serta masyarakat dan komitrnen Pemcrintah Kabupaten dalam pemeliharaan kcbersihan dan keteduhan kota. Penelitian dirnaksudkan untuk mengkaji peran serta masyarakat rnengenai kebersihan dan keteduhan kota. bentuk peran serta, tingkat peran serta dan faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat dan komitmen Pemerintah Kabupaten dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota sehingga diperoleh gambaran persepsi masyarakat mengenai kondisi kebersihan dan keteduhan kota serta arahan
6 kebijakan yang tepat untuk mendoroog pl)(lingkatan perm serta ma5yarakat dalam
pemeliharaan kebersihan dan keteduhan lrota.
Kebersihan dan kctcduhan sebagai pendukung keiiyaman kota, belum berhasil dipelihara oleh pcmerintah clan masyanbt
Kota Pati. Hasil pemantauan pat:arna
k.cbersihan dan keteduhan K.abupaten Pati tahun 200S 1'114·I'llta berada di urutan bawah lcota-«ota di I awa T en2'1h. Hal ini menunjukkan kegiatan pcmeliharaan kebersiban dan
kmduhan lingkungan belum mencapai lcondisi kebcrsihan dan keteduhan lcota &ebapimana yang diingi.nkan. Pcmdibanan kebersihan ciao keteduhan lingkungan lcotA tidak terlepss dari
perm &c:rta masyarakat .e~gai penghuni dan pemililt k.ot4 llCl1a komitmen Pcrnerintah Kabupaten.
Peran
serta
masyarakal sec:ara aktif
akan
menwnbuhkan rasa memilild
' J
.ehin&P motivasi
untuk mClllelihara dm ~
linglrungan abn meninglrat
Komitmeu Pemerintab Kabupateo yang lwat akan mampu memberikan berbagai kcmudahan pelaksanaan kegietan pemelibamn kebersiban dao k&duhan kota be5erta penegakannya. Peoelitian dilalcuk.an untuk meogbji peran
serti
muyarabt mengeoai
lcebmihan clan keteduhan kola dan sejaub mana peran serta masyarakat serta lcomitmen Pemerintah Kabupaten dalam pemelihamn k:ebeni.han dan ketcduhan kota, aehingga diperoleh lllahan Jcebijabn yang tepat untuk mendorong pmingkalan pen111 serta
masyaralcat dalaln pemeliharaan kebcrsihan dan keteduhan lcota.
Berdasarlcan penjelasan diatas maka penelitian, )lllitu:
dapat
dirumuskan pamasalahan
.. r-~~ J., 7
t.
K.oto Pati mengalami kemunduran kondisi kebersihan dari tahun 1 ~6 berhasil
mmih Adipura. Cctapi pada tahun 2005 dari basil pemantauan lebersihan dan keteduhan. peringkat nilai Kota Pati rata-rata berada dibaWllh skor Jawa Tengah. (
l
2. Kegialall kebersihan dan upaya membuat keleduhan kota dirasakan belwn memperoleh dukunE!)Ul yang memadai dari masyaralcat yang diindikasibn
dengan
kurang teq>eliharnnya semangat warga dalam pemelihataan kobersihan dan keteduhan dalam kchidupan sehari-hari.
Dari namusan pennasalahan tersebut, pertanyaan utama yang menjadi dasar lcajian dalam penelitian ini adalah bagaimau
peria serta muyankat
daa
komlt1llea pemeriatah dal11n pemellbarun k~benihaa clan keted11b1n kota untuk
perWlyun t«sebut dapat diuraibn aw pertanyaan-pmanyaan penelitian sebagai
berikut: I. . Bagalmaoa persepsi muyarabt tertuulap clDgicat kebenihan dan keteduhan di Kota Pllti7 2.
Bapimana
bentuk dan tingkat peran serta masyarakat daWn pemelilwun
kebenihan dan keteduhan Kata Pati? 3.
Bagaimana komitmen Pemerintah Kabupaten dalain pemelibarun kebersihan dan
keceduhan kota? 4.
Paktor-falctor apa saja
)'llllg
mempengaruhi peran serta masyarakat dalam
pemellharaan kebersihan clan keteduhan Kota Pati? 5.
Sejauh mana faktor internal dan faktor ekstemal belpengaruh terlladap bentuk clan tingkat peran serta rnasyarakat?
8
1.3 1.3.1
Tujuan dan sasaran Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pcran scrta masyarakat dalam
pemeliharaan kebersihan clan keteduhan Kota Pati melalui pengenalan bentuk dan tingkat peran serta rnasyarakat, kornitmen pemerintah serta faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan tingkat peran serta masyarakat tersebut. Dari penelitian tersebut diharapkan diperoleh arahan kebijakan yang tepat untuk ruendorong peningkatan peran serta rnasyarakat dalam pemeliharaan kebersihan clan keteduhan kota.
l.3.2 Sasarao Peoelitiao Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka sasaran yang akan dicapai adalah: I.
Mengkaji tingkat kebersihan dan keteduhan Kota Pati berdasarkan persepsj masyarakat;
2.
Mengkaji bentuk peran serta masyarakat dalam pcrneliharaan kebersihan dan keteduhan kota;
3.
Mengkaji tingkat peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan
keteduhan kota; 4.
Mengkaji komitmen Pemerintah Kabupaten dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota;
5.
Mengkaji faktor-faktor yang rnempengaruhi peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota;
6.
Merumuskan arahan kebijakan untuk peningkatan peran serta masyarakat berdasar faktor-faktor yang mempengamhi peran serta masyarakar dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota.
9 1.4
Ruaog Llogkup Peoelitian
1.4.1 Ruang Lingkup Substansi Dalam lingkup substansi, materi yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: •
Peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan lingkungan pennukiman Kota Pati
meliputi bentuk, ungkat dan faktor-faktor yang
mernpengaruhi peran serta masyarakat. •
Komitmen Pemerintah dalam pcmeliharaan kebersihan dan keteduhan kola merupakan upaya-upaya dan keterlibatan yang dilakukan Pcmerintah dalam pemeliharaan kebersihan dan kctcduhan kota, yang dalam penelitian ini tolok ukur yang digunakan di1injau mclalui kelembagaaa pcngelula. peraturan perundangundangan yang mcngatur. anggaran pengelolaan, sumber daya manusia pengelola, sarana prasarana pengelolaan, ringkat pclayanan. aspck manajemen serta daya tanggap terhadap pengaduan masyarakat.
•
Persepsi masyarakat dalam pcmeliharaan
kebcrsihan dan keteduhan kota
merupakan proses yang dialami oleh setiap orang di dalam rnemahami informasi tentang lingkungannya yang melandasi tindakan dan interaksi seseorang dalam berpcran scrta atau terlibat dalam kegiatan kcbersihan dan keteduhan kota. •
Kebersihan dan keteduhan me.liputi kebersihan dan keteduhan lingkungan permukiman kota dinilai dari komponen-komponen: I) lingkugan perumahan, meliputi sampah, dan pohon pcneduhlpenghijauan; 2) drainase, tidak termasuk drainase yang tertutup.
l.4.2 Ruang Llngkap Spiuial Ruang lingkup spasial pcnclitian ini dibatasi pada wilayah Kot.a Pati dengan
pengambilan sampel pada kelwahan pusat kota dan desa-desa pinggiran kota,
10 Berdasarkan dokumen Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati 2005-2014 Kota Pati terbagi menjadi 4 (ernpat) Bagian Wilayah Kora (BV{K), dengan satu B\l/K Pusat Kota dan tiga BWK berada di pinggiran. Dengan mengambil sampel saru kelurahan/desa pada setiap BWK, maka sampel untuk penelitian ini ditetapkan
menjadi 4
desa/kelurahan. Adapun pembagian BWK tersebut adalah: I. 8\VK Pusat Kota, terdiri dari Pati Wctan, Pati Kidul, l'langitan, Puri, Winong, Ngarus, Pati Lor, Parenggan dan Kalidoro. Fungsi utama yang mendukung/yang dikembangkan di BWK Pusat Kota meliputi: •
Kantor pelayanan pemerintahan ska la kabupatcn.
•
Perdagangan dan jasa skala pelayanan regional.
•
Pendidikan skala pelayanan regional.
•
Permukiman Perlcotaan.
2. BWK I. terdiri dari Sidokerto, Sukoharjo, Muktiharjo dan sebagian Desa Badegan. Fungsi utarna yang mcndukung!yangdikembangkan di BWK I meliputi: • Fasilitas olah raga & relcreasi sk.ala kabupaten. • Fasilitas sosial & ekonomi skala pelayanan BWK. • Pengembangan permukiman perkotaan. • Pertanian perkotaan. 3. BWK II, terdiri dari Gajahmati, Mustokoharjo, Sernampir, Sidoharjo, Sarire]o, Geritan, Dengkek, Sugiharjo, Widoro Kandang, dan Kutoharjo. Fungsi utama
yang mendukung/yang dikembangkan di BWK Jl meliputi: •
Fasilitas kesehatan skala regional.
•
Kawasan militer.
•
lndustri.
•
Fasilitas sosial & ekonomi skala pelayanan BWK.
11 •
Pengembangan pennukiman perkotaan.
•
Pertanian perkotaan.
4. BWK In, terdiri dari Panjunan, Blaru, Sukokulon, Jimbaran, Ngawen, Margorejo, Penambuhan. Langenharjo dan Dadirejo. Fungsi utama yang mendukung!yang dikembangkan di BWK Ill rneliputi: •
Fasilitas Transportasi skala pelayanan regional.
•
lndustri.
• Fasilitas sosial & ekonorni skala pelayanan BWK. •
Pengembangan pennukiruan perkotaan,
•
Pertanian perkotaan, Penetapan
sarnpel
desa kelurahan
pada
senap
BWK
dengan
rnempertimbangkan fungsi utarna pengembangan masing-masing BWK. Terkait dengan pemilihan sarnpcl ini, fungsi utama B WK diharapkan juga mencerminkan upaya-upaya pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota dalarn mendukung kenyamanan akrivitas masyarakat kota. Pada BWK Pusat Kota, Kclurahan Pati Lor diambil sebagai sampel dengan
pertimbangan pada kelurahan tersebut terdapat fasilitas kota yang lebih mendukung pengembangan fungsi BWK. Pada Kelurahan Pati Lor terdapat Kantor Sekretariat Daerah, permukiman kota, pertokoan dan sarana pendidikan, Sampel penelitian pada BWK I adalah Desa Muktiharjo dengan pertirnbangan pada dcsa tcrsebut terdapat
tempat rekrcasi, pengembangan permukiman kota serta pertanian perkotaan yang mendukung fungsi utama BWK I. Pada BWK ll, Desa Kutoharjo diambil sebagai sampel penelitian dengan pertimbangan pada desa tersebut terdapat Rwnah Sakit Daerah, industri, kawasan militer, pertanian kota, fasilitas sosial ekonomi yang mendukung fungsi utama
12
pcngembangan BWK IL Sampel selanjutnya pada Desa Margorejo (BWK Ill) yang mendukung fungsi utama BWK Ill dalarn pengernbangan industri, pertanian kota, pelayanan skala BWK dengan adanya Kantor Kecamatan Margorejo serta permukiman perkotaan. Untuk memberikan garnbaran yang lebih jelas tentang ruang lingkup spasial dari penelitian ini, dapat dilihat pada peta Kota Pati clan peta lokasi sampel penelitian (Gambar l.3 dan 1.4).
1.4.3 Posisl Penelitian Penelitian terhadap pengelolaan
kebersihan suatu wilayah telah banyak
dilakukan terutama yang menekankan kinerja pengelolaan masyarakat. Deberapa penelitian
tentang pengelolaan
clan aspek perilaku
kebersihan
yang pemah
dilakukan antara lain: I. Jaka Prakosa mengk.aji Partisipasi Kcbijakan Pcngclolaan
Masyarakat K.awasan terbangun terhadap
Sampah Pcmcrintah
Kota Semarang. penelitian
ini
menekankan partisipasi masyarakat dan pengembang dalam pengelolaan sampah serta kebijakan pemerintah yang telah dihasilkan (Prakosa, 2000). 2. Dwi Anta Sudibya yang mengk:aji Perilaku Pengumpulan Sampah Rumah Tangga di Kola Depok Kabupaten Steman, penelitian ini menekankan aspek perilaku masyarakat dalam pengumpulan sampah serta faktor yang mempengaruhi terjadinya timbunan sampah liar (Sudibya, 2002) 3. Mochamad Noor Fauzie yang mengkaji Persepsi Masyarakat terhadap Efektifitas Sistem Pengclolaan Sampah di Kota Kendal, penelitian ini rnenekankan pengkajian terhadap tingkat kepuasan pelanggan didasarkan aspek teknik operasional dan aspek peran serta masyarakat (Fauzie, 2002).
13
.' \......''\. ,'•. __
• ,
\
'• '•
-~ •
.. ..... ,.;.,
.'
•' '
- ---- ..... ...
''
'•,
.,.( _,,..
- . .,__, ,?·1·---··
'·'
B
s
~
•
-----',•
l
........
1:;
-·
•
••, ., ...........
'----+--1,
!
~
14
~
5 ~
~ :w
~. Q
• "• s
0
~ m 2
~
:
z
-- ___,' ...
•
f
!
+i •
!
,-
~la\.._,
•
~
"
0
5 [ il l < 0
<~
,*
~··-~g --'• . __ ,__••,,.,
-·-·
IS 4. Suryadi yang mengkaji Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Kawasan Kumuh Perkotaan di Kelurahan Panggungkidul
Kota Semarang,
penelitian ini menekankan partisipasi masyarakat dan orgaaisasi pelaksana dalam pengelolaan buangan limbah rumah tangga perkotaan (Suryadi, 2003). 5. Bemanda Kumiawan melakukan
Evaluasi Program Bangun Praja dcngan Studi
Kasus Kota Semarang Jawa Tengah, yang mengkaji perencanaan program Bangun Praja dan aspek penerirnaan. pemahaman, keterlibatan dan tindak lanjut di lapangan yang ada pada dinas instansi pemerintah terkait pelaksanaan program Bangun Praja (Kurniawan, 2004). 6. Siti Fatonah yang mengkaji Kinerja Pengelolaan Sampah Domestik di Kelurahan Rejowinangun
Utara Kota Magelang, yang menekankan
pada aspek operasional.
kelembagaan, pembiayaan, pengaturan dan pcran scrta masyarakat (Faronah, 2005)
7. lrman yang mengkaji Peran Sena Masyarakat dalam Pelaksanaan Sistem Teknik Operasional Pengelolaan Sampah di Kota Padang, yang menekaokan aspek peran serta masyarakat
data teknik operasional pengelolaan sampah serta fakior
pendukungnya (sistem kclembagaan, pembiayaan dan peraturan) (Irman. 2005).
Penelitian yang dilak.ukan penulis mengkaji tingkat kebersihan dan keteduhan kota berdasarkan persepsi masyarakat, komitrnen pemerintah k:abupaten serta mengkaji peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota sebagai kebutuhan
masyarakat
terhadap keoyamanan
kota dalam mendukuog aktivitas
masyarakat kota. Hal tersebut membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
yang pernah dilakukan.
16
1.5
Keraogka Pemikiran Kompleksnya masalah perkotaan terkait dengan peningkatan kepadatan
penduduk kota, peningkatan sampan. menurunnya ruang terbuka hijau yang diperparah dengan badai krisis telah memberikan pengaruh terhadap penurunan kebersihan fisik kota. Perneliharaan kebersihan dan keteduhan lingkungan koia tidak terlepas dari peran serta masyarakat sebagai penghuni dan pemilik kota serta kornitmen Pemerintah Kabupaten. Peran serta rnasyarakat secara aktif akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga motivasi untuk memelihara dan memperbaiki lingkungan akan meningkat. Komitmen Pemerintah Kabupaten yang kuat akan mampu memherikan berbagai kemudahan pelak.sanaan kegiatan pemcliharaan kebersihan dan keteduhan kota beserta penegakann ya. Penelitian dilakukan untuk mengkaji peran
serta
masyarakat
mengenai
kebersihan dan keteduhan kota dan scjauh mana peran serta masyarakat serta komitmen Pemerintah Kabupaten dalam pemclih.araan kebersihan dan keteduhan kota, sehingga diperoleh arahan kebijakan yang tepat untuk mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota, Untuk: memberikan
gambaran yang lebih skematis dapat dilihat kerangka pemikiran penelitian tersebut pada gambar l.5.
1.6
Pendekatan dao Metode Penelitian
l.6.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dipcrgunakan dalam penelitian ini adalah pendckatan
positivistik. Positivistilc disebut juga sebagai fakta sosial yang memahami fenomena sosial dari perspektif luar (other perspectil·e) berdasarkan teori-teori yang ada.
Penelitian positivistik bcrtujuan menjelaskan (eksplanation) mengapa suatu peristiwa
17 Pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota yang dilalcukan pemerinrah mengalami kemunduran
.
••
• Komltmen pemerintnh
• •• ••I
Adipura tidak berbasil dipertahankan, bahken hasil penilaian Tim Adipura memperlihalkan skor rara-rata kota Pali di bawah Jateng
Pemeliharaan kcbcrsihan dan keteduban kota belum mendapatdukungan masyarakat yang memadai
. . ...•..'
Kondisi kebersihan dan keteduhan kota • menurun, kota kotor dan tidak rerawar
Peran Serta Masyarakat
1 Bagaimana peran serta masyarakat dan komitmen pemerintah dalam mernelihara kebersihan dan keteduban kota sebagai pendukung kenyamanan kota?
l
/
~
I. Mengkajl tingkat kebersinan dan keteduhan Kota Pati berdasarlcan persepsi rnasyarakat; 2. Mcngk.aji beutuk peran mu rnasyanskal dalarn pemel lbaraun kebersihan dan keteduhan kota: ' J, Mengkaji lingkat pcran serta rnasy8rllkat dalom pcmclihanwt kebmihan dan keteduhan kota: ~ "le11gkaj i kc>mitmen Pemerinrah Kabopaten dalam pemeliharasn Lihan dan kete<Juhan k.OIJI: 5. M~ji fUtor-faklor yan& ~pcnpruhi benruk dan 1ingkat peran 7 na masyankat dalain pemclibaraan kebersihan dan keteduhan kota ~ '
.
•
Teorl! • Kebersih.an clan keteduhan kota • Bentuk pemn scrta
H masyarakat • Tingltal peran 5C11ll masyankat • Komitmen Pemerintah (kelembagaan. SOM. anggaran, peratunm.
sarana prasarana. tingkat layanan. manajemen, daya tangggap) - Fnktcr internal dan falaor eksternat yang mempeagaruhi peran serta mllSyorakat
Aullsls: • Analisis tingkat kebcrsihan dan keteduhan • Anolisis bentuk peran .serto masyarakat - Analisis tingkAt peran serta
.
ltlMyarakal
· Anallsls ltomitmen Pemerintah . Analisis korel.ui faktor -falaot yang mcmpengaruhi peran scrta masyaraJuu
Koodisi kebttsih.an dan keteduhan kota, bentuk, ti.ngkat peran stria, kcrnitrnea pemerintah dan filktor·faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat dal.am pemcliharaan kebersihan dan keteduhan kola
l KESfMPULAN DAN REKOMENDASI
GAMBAR: 1.5 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN
.'\
;!}
Tlpe Penelitian: Desk:riptif
18
terjadi, bagaimana frekuensinya (iatensitasnya) proses kejadiannya, hubungan antar
variabcl, rekaman pcrkcmbangan, deskripsi, bcntuk dan polanya (Suprayogo dan Tobroni, 2001 :94). Berdasarkan pendapat Suprayogo dan Tobroni, maka dengan pendekatan positivistik dalam penelitian ini diharapkan dapat dijelaskan mengenai persepsi masyarakat serta hal yang mendasari persepsi masyarakat dalam kebersihan dan keteduhan kota, kondisi kebersihan dan keteduhan kota yang dipersepsikan, bentuk peran serta masyarakat yang sesuai dengan karakteristik masyarakat, komitmen
pernerintah, tingkat peran serta yang selama ini berjalan serta faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyaralcat dalam pemcliharaan kebersihan dan keteduhan kota. Menurut veeger dalam Suprayogo clan Tobroni
(2001 :95) positivistik
mengajarlcan bahwa hanya fakta atau hal yang dapat dilinjau dan diuji yang dapat mclandasi pengetahuan yang sah, Sesuaru dianggap positi f (a positivefact) adalah hal yang mesti dibenarkan oleh setiap orang yang mempunyai kescmpatan sama wtruk menilainya. Ditambahkan oleh Santoso dalam Suprayogo dan Tobroni
(200 I :95)
bahwa positivistik ditandai dengan sistem MERK imateriolistis, empiris, rasional, dan kuantilati/J yang sekaligus sebagai tahap-tahap perkembangan ilmu, sebagai berikut: a. Sifat sensual-material, clan oleh karcna itu dapat diikuti, ditiru, dan dihayati oleh banyak orang sehingga menjadi obyektif. b, Sifat empiris, karena berdasarkan pengalaman manusia, tidak lagi dihubungkan
dengan soal spiritual atau agarna. c. Sifat rasional, karena diolah dengan pikiran dan akal manusia sendiri, d. Sifat kuantitatif, karena didasarkan pada pengukuran dan kesatuan.
19
Sesuai dengan sifat-sifat positivisrik, maka peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan kcteduhan kota yang diteliti adalah yang dapat ditangkap oleh inderawi manusia, dihayati, dirasakan dan dipersepsikan oleh masyarakat dan secara empiris dapat dibuktikan faktanya (real) dalam kcnyataan di lapangan. Kenyataan di lapangan ini kemudian ditinjau dengan teori-teori yang ada dan diolah dengan akal pikir manusia sehingga dapat diterima aka! (rasional) sena untuk memudahkan digunakan simbol-sirnbol untuk mengkuantifikasikan hasil pengukuran yang diperoleh dari lapangan,
1.6.2
Metocla Penelltlan Untuk mengkaji pcran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan
keteduhan kota dilakukan penelitian yang bersifat dislaiptif. Tipe diskriptif digunak.an untuk menggambarkan suaru keadaan yang ada pada seat penelitian dilakukan. TujWUJ dari penelitian diskriptif ini adalah untuk mcmbuat diskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat rnengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta bubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:63). Dalam penclitian diskriptif tidak hanya rnenerangkan fenornena-fenornena dan hubungannya, tetapi juga membuat prcdiksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.
l.6.2.3
Varlabel Penelitian dan Kebutuhan Data Untuk mencapai sasaran yang diperoleh, maka variabel yang akan diteliti
adalah sebagai berikut:
20
TABEL I.l VARIABEL PENELITIAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KETEDUKAN KOTA No
v-
1.
Peran Sert3 M.,yarai
a
·-
5mrlll
Mcngkaji bentuk peran Anallsis bentuk serta rnasyw-dkat peran serta dalam pemeliharaan masyarakar
•
Menglcaji tingkzt Analis is tingkat peran serta masyatakat peran serta dalam pemcliharaan masyatalw
• •
Disoibusi frckueosi
•
b
!
Tingkat peran serta masyarakat • Tlngkar lceluuliran • Tingkat keaktifan b
•
kebmihan
dan
Skoring Skala Liken
Tinglmt peran
dengan
""")'V11lu!t daJ.un pemeliharaan kebersihan clan
upa.an fisil(
pembanding sl
lingbl kesedi.1an membayar
(Citizen c(Hf/1'01
keteduhan kota
Prosentasc benruk sumbangan dao benruk kegiatan pernn serta dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota.
Amstein:
sena
kereduhan kota
De1'egmtd power PartnerJlup P/acatit>ff
Con.n1:/tation lnfarmilti T'JicrtJ{IJ'
J(aniDulotil>nJ
c
Karalctcristik responden me uhi
• •
• •
•
• •
• •
2.
yang
Usia Tingl:al Pendidikan Jenis Pekerjaan
Tinglw pendapatan Lamanya tinggal Jumlah rcungga )·ang dikenal Penepsi mMfaar keglsun P~i tanggyng jawab kegiatan
Mengkaji faklOr-faktor Analisis korelasi Tllbulasi si~ yang
mctnpC118Mlhi faktor-faklor
bemuk dan tingbr peran serta masyarabt daJam pemeliharaan kel:>ttsihan den k.eteduhan kotn
yang mempengaruhi bentuk dan tingkat peran
Falclor-faklOr yang mempengaruhi bentut dan tingbt peran
--
serta !N!Sy.nlalt
masyarakat dalam
pemeliharaan kebersihan dan lreteduhan
kota
lntmsitPS
kehodiran pemimpin Peran oemerintah Komitmen Pemerintah • Kelembf.gaan • Pmturan • Angg>ran • SOM • Sanina
•
Mengkaji k.omitmen Pernerintah Kabupatal dalam pemeliharaan kebersihan l«lcduhao kou
dan
Analisis komicrnen pemerintah
Deslcriptlf Perbandingan dcngan kritena oon fisik Bangun Praja oleh Ke!Mctrian
Tmgk>t
komitmen pemerintah Kabupaten dalam
21 No Yariabd • Tingkat layanan • Manajemen • Da)'l' Tanggap 3.
•
Ktbersihan dan Kcteduhsn Kota KcbeTsihan Tin~ dan Kt«duhan K0!3 Kebersihan :
•
•
s-...
Anallsis Llnglmngaa Hidup,
Mc:iglcaji
Kebet:adaan clan
kebenihan
kondisi sampahdi Ii~ permckirnan Keberadaan sampch p.1da dralnase
Utcdulwi
~
Analisis kondlsi
kondisi
k
d.m Koti Pati pmcpsi
dan
k
mas;-.rab!
pasepsi masyamkal
I
Dl3S}wakal
(Sangill &ik
Funosl
Penepsi Ubcnihan
pembsnding
Tin__zkat kebersihan don kcteduhan kola berdasar persepsi
Hidup:
ocnc.dub Persepsi tin~ kcbct>cian dan kC'l
•
I
dengan
perneliharaan kebersihen da JI ~leduhan kola
kc:teduhan ko1" Kementrlan Lioglrungan
•
b
Skoring Simla liken stala kebeesihen dan
Keteduhan : Sebatan Pooon
•
• •
··~·
Baik.Sedang, Jelek.Sangat Jelek]
"'1Ull8
~•
~~,
I
I . . Sumber: Ana/ms Pnams fl~!
..
Kajian kondisi kebersihan dan keteduhan kota diteliti berdasarkan persepsi masyarakat, dibagi menurut skala nilai unruk indikator fisik yang dipergunakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup pada program Adipura 2005. Pada penelitian ini skala nilai kondisi fisik kebersihan dan keteduhan kota dibagi sebagaimana dalam Tabel Skala Nilai Persepsi Masyarakat terhadap Kebersihan dan Keteduhan Kota (Tabel 1.2). TABELI.2 SKALA NILAI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN KOTA
Kuran Bersih Ko tor
2
Tin
Keteduhan
San
Koior
San
San
Tcduh
SanwDaik
Jelek
22
Teduh
Baik
Kuran T c
Sanstat Panas Sumber: Ana!isb Perru/is (l()06)
Kajian tingkat peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan clan keteduhan kota diteliti melalui tingkat kehadiran, tingkat keaktifan berdiskusi, tingkat keterlibatan dalam kegiatan fisik dan tingkat kesediaan membayar serta perhatian terhadap pernanfaatandana. Dengan menggunakaa jenjang peran serta yang ditulis oleb Amstein (1969), variabel-variabel penelitian tersebut secara detail diuraikan dalam diskripsi peran serta sebagai berikut:
Terlibot don mendapai peml».gi;mtanggung jll"'~b .,,.,.... setazadi . Tcrlibol c1vt °"'milikl kewenanpn melaksanabn ide dil • Tedibot clan nwnpu membual kepu:usan ptngel\dalian Pf'03d kegi.i.n di llpangan clan mampu mcngak.scs danadari nihal. hw Membayar stked3tnya kaima dil)Wa dan tidok -anfaamnnt.·a M•mlxlyar lwali< dip<Wa dll:1 dan tidal.
Partnershir
/Jelegcredpo•·er Cirizen corurol
Manipulation
m
Therapy
-··faatann·-
mem...;..••ibn Membayor dan tid3k betYesemplllon mm}'IU"pail:an id<> Membayar cbn b
.
/Jfforminp, Consunauon Pl=rion
Pcrmcrthlp lkl'f:aterl """'"' Cili=i ronirol
m-•·-
Untuk memperoleh output penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti dibutuhkan data baik primer maupun sekunder yang disajikan dalam tabel berikut:
TABEL C. 4 V ARIABEL, KEBUTUBAN DAT A. SUM BER DATA DAN JENlS DATA PENELITlAN
I.
a.
b.
Kebenihan Kebctadaan .wnpeh Pcnibian masyarabt Masyarabl dan kondisi aampah mengenoi keberadaan $3lllp3h di linsJ<W18"" (tidal: ado. ,,.jiki<. lx-rtumpik pennuldman ditempet """"""' bcnaakan. bcrtumpuk dan bmenbn) Kebcradam ~
Pcni.lalan
pada draina.,;e
k~ ..,mpoh pada dniinasc (tidal: ad& disdunlh selokan, 5ediklt darl tidak lllm)'IJIDbat, benwnpuk di sebagiM kecil selobn don m
masyambl
Masyarak.sl
K-uesioner
v
JCuesioner
24
, . . ~·~, '!~
'r•;'"''I
-
c. Persepsi
'
mengenai
Pcrsepsi masyar1lo11 tentang tondisi kebersihan di lln~klin•;Mnv•
kebetsihan 2.
,
~ ;· .,_,., \ i'
Masysrakltt
b,
Fungsi peneduh
c,
PCJ)$i mengcnal lce1cduhan
I
•• b.
B
•• b.
e,
Kuesioner Wawancara
v
Kuesioner
v
Kuesloner
I
v
KlleSioner Wa\li'llflC8nl
Masyar.ikat
v
Kuesioner Wawaneara
Masyarabt
v
Kuesioncr Wawancara
Mil:syarakiu Pcrnngkat 0.... lnstwi N>mttint4h Masyaralau Pcrangl
v
v
KUC$ioncr Vlawancam
K..tuifon
K~rlibotan
Tingbt kealtdfan berdiskusl
v
v
Kue1ioncr Wawancrua
d4lam
Tmgl
dalam
v
v
KUC$ioncr Wawancara
v
v
Kuesioncr Wawancara
v
v
Wawanc.am
v
v
Wawanc.ara
v
v
Wawancara
v
v
wawancara
0(:$al
d.
c,
d.
--1
v
PenilaiM niasyarabll Masyarak:at mengcnai kebersdaan pohon (tidak ada, ada di 2S% lokas], ad> di 500/, loka..i, Ada di 15Yo lokasl, ada discluruh lokasl) Penilaian masyarokat Masyarwt nlcngcnai terpenuhlny• ftJngsl peneduh (tidal< memenuhi l\mgsi peneduh, rnemenuhi fung.
Bentuk Pcran Scrta M.t>'>"orUal Benruk sumbeng:ln Bentuk sumbanBaM dalam reno ....... . pikinn. oang. dalaln l)elOl1 -· rnoJeri It"'"' Bcntuk kc:gi:llM Benrut Uglaan dalam dalarn peran serta pemelihuaan ktbcnilun clan kct
kegill1Jllt fisik
b.
.
PmnSena M
l. A
.
..
I
'
Keteduhan
a. Sebaran pohon
c
rv, .. 1'
Kc.OOiaan membayar dan pemanfaalan dana
Tingk.i kcll
Instansi
rvomcrintah Muyarakal Perangkat Desai lnstzn.si ......ITK'rintah
Komitmc:n Pemcrintah K.ck1nbuguw1 Unit pengejola ktbcrsihan lnstansl ~n•tlota dan kcteduhan Pemerintah rerarura., perundang- lnst.an.si Pcmturan pmondangundangan ~it kebcrsihan Pemerintah undangan yang dan kctoduhan koto ""18 mco·~"'ur tc:lah dimiliki Anggaran Proscntase anggarm lnstansi pcngelolaan pengelolaan kel>ersihan dan Pemcrintah keteduhan dib&ndin• APBD Sumbcr daya SOM dalarn imi:tansi lnstanai manwia pengelota pcrnerintah yang menangani Pemcrinlah kcbcrsihan dan kcttduhan kota
25 '~T \
,. _
.
1/' .: 'i')
'
.
' . .. , rT
~· ~ '.' .. t'"
'
.
'
e,
Sarana
prasarana
' sarnr..
pengelolaan
..
.
v
v
Wawancara
lnSUIJ\Si Pernerinbh
v
v
Wawancara
lnsransl P emerl n lllh
v
v
Wawancara
lrutansi Pemerint3h
v
v
Wav.·ancara
Ma5vara1
v v
Kutsloncr
Masvanskai MasyatWt
v
Kuesloner
v
Kuesioner
M..,,..,W.
v
Kuciioncr
Muyvabt
v
Kuosioncr
Masyarokot
v
KUC$ioner
Mas)'1111kat
v
Kues loner
k
Mo.i)'lllilil
v
Kuesiontr
pemerintah : dibcrikan lllnp
Ma.<)...-.lw
v
Kueslooer
P111SilrlltUI yang dimiliki untuk pemelihltlWI kebersihan dan ke,,.,uhan
Lnstansi
Pemerintah
kola
f.
Tingka; pelayanan
g.
Aspek m.anajemen
t.m3doo luas kota Perencanaa.n. pelalcsanaan dan pengendalian kebersihan dan k
h,
D
••
b, c,
I
Pmscntasc layM.\11 persampahan tertuidap luas \:ntA dan keter.oodia~n RTH
KAraltteristik Responden (Falttor yang Derpengaruh tcrhadan Pc ran Sena' Usla Prosenwe usla resooneen Tlnµa1 Pcndldlkan P~ntase tk pendldikan
d.
Jeols Pckcr•aau Tlnglw Pmdapa18n
e.
l.4m4 Tingpl
r. Jumun g. h. I.
J.
tcllr1ggi
van•diUnal Man fut kobc<sihan dan kruduhan Tanuung jawab tcrl>adap Ubcnihan dao k...ctuhan ln!otUIW ktMdlnut n Pemi Pemerinlah
Prusenwe lenls ~kcri•KJ1 RJwl..mlA jumlah pendapatan masvuaka: ""rbulan 1inwJ d&lam 34tu dcso IUrrJHm jumlah r&ngp v••• dikenal PeonH1ian ~ m:>nfw kttrcnlhan dan koteduhan Plltldanpn masyl\mkat
.....,,,..>..
1<11lani
5japa
Masyat:lkat
KuesionCr
yang
• la"-.b
lnctnsilAS -jnu•in Banll.Wl
Suml>er: AnoliJ/s Pmulls (2006)
1.6.Z.2 Teknlk Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui: a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dafter pcrtanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalarn penelitian ini dipakai kuesioner bersifat tertutup dengan pengertian bahwa jawaban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa altematif yang telah disediakan.
26 h. Wawancara rnendalarn merupakan ieknik pcngumpulan data melalui wawancara yang dilakukan
dengan
bcberapa nara sumber yang dianggap
rnengetahui pcrmasalahan. Teknik ini dipakai
mampu dan
secara simuitan dan sebagai cara
utama memperoleh data secara mendalam yang tidak dipcroleh dengan data dokumentasi. menanyakan hal-hal yang helnm ada atau belum jclas yang mungkin terdapat dalam data dokumentasi. c. Observasi yaitu mclakukan pengamatan dan pencatatan hal-hal yang penting,
schingga rnampu diperoleh gambaran secara nyata kondisi di lapangan. Tcknik untuk pengolahan data merupakan penyusunan dan pcrangkaian data yang bclum teratur dalam suatu susunan data yang terinci scsuai dcngan peruntukannya sehingga data dapar dipergunakan sesuai penmtukannya. Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah I) editing, untuk mcngccck data yang diperoleh sehingga mutu data yang hendak dianalisa dapat ditingkatkan: 2) Koding,
bertujuan
urnuk
mengklasifikasikan jawaban-jawaban rcspondcn menurut jenisnya: 3) Tabulasi, yaitu menyusun data dalam bentuk tabel unruk rneringkas data lapangan.
1.6.2.3 Teknik l'coyajian Data Setelah diolah, data disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun bentuk narasi yang mampu memberikan inlormasi
yang mudah dipahami.
Mantra
menjelaskan proses penyajian data adalah scbagairnana dalam gambar 1.6:
rs ..
Data
GAMBAR J.6
PROSES PF.NYA.HAN DAT A
(2003:45)
27 1.6.2.4 Teknik Sampling Jumlab Populasi
Populasi adalah jurnlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Singarirnbun, 1995:152). Populasi merupakan keseluruhan penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diselidiki. Pendapat lain mengatakan hahwa populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi. Dalam hal ini populasi berkenaan dengan data bukan pada orangnya atau bendanya (Nazir, 2003:327) Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan individu atau selurub gejala atau selurub peristiwa yang akan diselidiki yang mcmpunyai karakteristik spesifik sebagai sumber data dan sebagai batasan generalisasi dari hasil penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut maka yang dijadikan populasi dalam peneiitian ini sebagaimana telah dibatasi dalam lingkup spasial penelitian yaitu
satu
kelurahan/desa
yang
rnewakili
masing-masing
BWK.
Desa/kclurahan tersebut juga mendukung fungsi BWK yang mcnjadi kelompoknya. Desa/kelurahan sampel tersebut adalah Kelurahan Pati Lor (BV{K Pusat Kota), Desa Muktiharjo (BWK I). Desa Kutobarjo (BWK ll) dan Desa Margorejo (BWK Ill). Pengamatan dan pengisian kuesioner diperoleh dari Rurnah Tangga desa dan kelurahan sampel tersebut yaitu sebanyak 7192 jiwa.
Ukuran sampel Sampel yang akan diambil dalam penelitian harus mewakili populasi, dimana semakin heterogen kondisi populasi maka semakin besar sampel yang dibutuhkan. Unit dasar yang terkait dengan pcmeliharaan kebersihan dan keteduhan kota adalah individu atau sebuah rumah tangga. Sehingga respondcn disini adalah kcpala keluarga atau
28 anggota keluarga lain yang memiliki peran penting dalam keluarga terkait dengan keterlibatan atau peran sertanya dalam kegiatan kebersihan dan keteduhan kota. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mereduksi jumlah responden yang akan diambil datanya. Dalam hal ini sampel akan mengefisienkan wakru, tenaga dan biaya. Unruk menentukan jumlah ukuran sampel dipakai formulasi dari Slevin (dalam
Sevilla, 1993: 163) yaitu: N n= ---1 +Ne2
Dirnana , n
: ukuran sampel
N
: ukumn populasi
e2
:
nilai kritis (batas ketelitian) yang diingin.kan
Dalam ha! ini batas ketelitian yang dipakai dalam menentukan jumlah sampel adalah I O"/n. Berdasarkan fonnulasi tersebut maka bila jumlah total Rumah tangga sampel adalah 7192 jiwa, maka ukuran sampelnya adalah: 7192 n I +7192(0.1)2
= 98,6
·········•
D
= 99
Dari dasar perhitungan tersebut ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibulatkan menjadi sebanyak I 00 orang.
Teknlk Sampling Teknik sampling yang digunakan dalarn penelitian ini adalah proportional sample. Proportional sample dilakukan untuk mendapatkan jumlah responden pada tiap-tiap wilayah sampel dengan mempertimbangkan jumlah rumah rangga yang ada
29 pada masing-masing wilayah sampel, karena ada kalanya banyaknya populasi yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampcl yang representatif ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya populasi dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 1998:126·127). Jumlah sampcl pada masing-rnasing
desa/kelurahan
berdasarkan teknik
proportional sample tcrlihat pada Table 1.5.
TABEL ts PERHITUNGAN JUMLAH SAMPEL PENELITIAN No I •
Desa
,
3 4
1
Letak Desa
Jumlnh
dalarn BWK
rumah tangga
Rumah rangga dari total rumah
(orane)
tao22a (%)
1863 1667 2376 1286 7192
26 23 33
26 23
18 100
18 100
Pati Lor
BWKPusat Kota
Mulaihario
DWK 1 DWKn BWK Ill
Kuiohario Maraoreio
TOTAL
Jumlah sampel (resoondcn l
n
Suml>er:Anal/Ju l'trr11/11 (10061
t.6.2.S Ttknlk An1l11b Tcknik analisis yang dipcrgunakan dalam penyusunan studi ini adalah analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif serta tabulasi silang. Analisis kualitatif dilakukan untuk menggali lebih dalam pandangan masyarakat mengenai kebersihan dan keteduhan kota melalui wawancara dari responden maupun dengan tokoh masyarakat dan pelakupelaku yang terlcait dengan pelaksanaan kegiatan kebersihan dan keteduhan kota.
Sedangkan analisis kuantitatif secara lebih rinci dijclaskan scbagai berikut: a. Analisis untuk mengetahui tingkat kebersihan dan keteduhan kota Tingkat kebersihan dan keteduhan kota diukur melalui persepsi masyarakat dengan penjumlahan skor dari (I) persepsi mengenai kebersihan kota (2) persepsi mengenai keteduhan kota, Masing-masing dikaitkan dengan skala yang terbagi
JO mcnjadi 5 (lirna) tingkatan, masing-masing
tingkatan diberikan nilai I sarnpai
dengan 5 sehingga skor minimum yang diperoleh untuk sctiap individu (2 x I); 2. maksimnrn skor yang diperoleh individu (2 x 5) = 10. Maka bila jumlah sampel I 00, dapat dikctahui skor minimum untuk tingkat kebersihan dan keteduhsn kota (IOO x 2) - 200 dan skor maksimum (100 x 10) = 1000. Dengan diketahui skor minimum dan maksimum maka diketahui puln jarak interval (1000
200) I 5 =
160. Dari pcrhitungan skor dan jarak interval tersebut dapat diketahui peran scrta masyarakat scbagaimana disajikan dalam Gambar I. 7:
Tingkat kcbcrsiban dan kcrcduhan
5
Songat .lclck
--Saneat BaiA---
~
Baik
J
Sedal1!! .Jdch
2 I
Skor 841 -1000
681 -840 521 - 680 361 - 520
iOo -36(i
S1mi101 lele]:
GAMUAR 1.7 SKOR Kl~U(~RSlllAN DAN K.ET£DUHAN KOTA
b. Analisis untuk mengctahui bcntuk pcran sorta ma~yarakat IJntuk pemeliharaan
mengetahui
bentuk
dan
pcran
senn
kebersihan dan keteduhun koia dlgunakan
masyarakar analisis
dalam
deskriplif
kuaruitatif dengan statistik scderhana dcngan mcnghitung distribusi frekuensinya. llentuk peran serta rnasyarakat diketahui dari proscntasc bcnruk pcran sorta yang dilakukan
olch
warga yang berkaitan dengan pcrncliharaan kcbcrsihan dan
keteduhan koia, baik sumbangan maupun kegiatan. Bcntuk dan peran serta masarakat ini diperkuat dengan hasil wawancara untuk rnenggali lchih dalam
pandangan ruasyarakat rnengcnai pcmcliharaan kebersihan dan keteduhan kola.
JI c. Analisis untuk mcngukur tingkat pcran serta masyarakat Tingkat reran serta masyarakat diukur melalui penjurnlahan skor dari indikaior (I) frekuensi kehadiran
dalam pertemuan, (2) keaktifan dalam berdiskusi, (3)
keterlibatan dalam kegiatan fisik dan (4) kesediaan membayar iuran. Masingmaslng indikator dikaitkan dengan jenjang peran serta masyarakat yang digunakan olch Amstein, yang bcrarti terdapat delapan (8) ti11gka1an(lenja11g.
Delapan (8) ieniang peran sena rersebut diberikan skor masing-masing berkisar I sampai dcngan 8. sehingga minimum skor yang diperolch untuk sctiap individu (4
x
I) = 4, maksimum skor yang dipcrolch individu (4x8) = 32. Maka bita jumlah
sampcl 100, dapat dikctahui skor minimum unruk tingkat pcran scna masyarakat (I 00 x 4) = 400 dan skor maksimum (I 00 x 32) = 3200. Dcngan dikotahui skor minimum dun maksimum maka dikctnhui pula jarak interval (3200 - 400)
I
8 -
350. Pembagian skor peran serta disajikan dalarn Garnbar 1.8:
fini;si
Sunga!
~
"'"" '
s 4
7
Sangat l{endah
8 7 6
1
_)
2 I
Jenian1.t Peran Scrta C11ize11 Control l>•iilflotetl Power f>11rt~rshlp Placation Consu ttati 1111 ln{tmni11J1 f-" Tlwra1>11 M1111lv11Ja1io11
S.KOR J~NJANG PERAN S~RTA MASYAltAKAT d. Analisis untuk mcngctahui komltmcn pcmcrintah kabupatcn dalam pcmeliharaan kebersihan dan keteduhan kota Dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan hasil wawancara dari instansi pcmerintah yang menangani kebersihan dan keteduhan kota meliputi:
32 kelembagaan pengelola, peraturan terkait, anggaran yang dimiliki, SDM, sarana prasarana, tingkat layanan, manajemen dan daya tanggap tcrhadap pengaduan masyarakat. e. Analisis untuk mengetahui hubungan antara faktor-(aktor berpengaruh Pengolahan terhadap hasil survey primer dari lapangan dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi silang, Proscdur ini digunakan untuk menghitung kombinasi nilai-nilai yang berbeda dari dua variabel atau lebih dengan menghitung harga-harga statistik beserta ujinya. Data-data dikelompokkan dalam beberapa kategori dimana pada setiap kategori tersebut diberi skor untuk mcmpermudah perhinmgan, Variabel disusun dalam
baris dan kolom, variabel tersebut diruangkan dalam format tabulasi silang dalam
Tabet 1.6 dan Tabel L7. Pengolahan data untuk tabulasi silang dilakukan dengan bantuan program SPSS, sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel digunakan uji Chi-Square.
33 ~>
-3e
JJ>
u u
ll"P di µ>
-e
....~ e ~ -[ i... s
:
1p4 """" ~OJ. J!f\l'I .. ~- ..f Ol'U!J:)S
·- E
JJ('U'i(
u "
~1"11 •1"1>s
..
I
.
.,
I
IJVIU!J>W>d
·-~"'§ .c
rn
"Si'W + UQJ U.Od + ---n
l'llU'l\SfW "I" l'P!l
I
l!'l!J»S lJ11·""'H
.~~c
i. •E
!f8:i"
""''"'9
I
%).'..<
•
f]
~~ ;;
1ll c ;:
I
%)L"'Y.i)~
Y.iK"%)Z: •;f)l > qio1 <
I
Ill er;
•
Ill t-1
~
1111>
'
j
I
i
I
' '
I
I
:
I
i
1
l! \I<
i
H'l·• 1
Ii"
~ 1~005
a
..
'l!u
~>
IJSl:,'t.AJ!.."""
-
qrune
!i
'ij'
....
.i:
I
Vl"'·~S lll8~ WWl!SU.(t
SNd
OS
:.., ~
YW$
~
l.d
dl'IS
05< O>-ot
.s
=
OH)£
OE-OC
J
'.E
]
'l!
'I!
...li
...i
I ~
"' ;:>
~
•:ti-
I i ~f ! ~!.s
~1 .a~ i = ]·i-~ ~~ I,.,. 'II s Q ·a.'O o!~ s iii :<..>! .¥
Adapun kerangka analisis untuk mengkaji peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan Kota Pati dalam penelitian ini, digambarkan sebagai berilcut (Gambar 1.9): PROSES
INPUT I.
Pcni lalan tebet\ldaan dMl keteduhan lingkungan oleh NIJ)'etnl:al Pmqisinusyaralull mcnaonal tebersihan dan k
2.
Tinglw kcbers[han dan k:Aeduhan l:ota berdas.vl:an pcnepsi masywal
' •
'; '
;
Flktor-falaor }'Ing bcr]>cnl!"rub tcrlladap peraa serta masyornknt (Dara karWtrtstik pendudur dan pcran etmerinUhl
berdawbn
! !
;'
2.
Ko111jtotC11 Pc:111crin
'
Anali.U ti~ kd>crsihan clan l:euduhan kcca
'
Tinjbl ktbadinn dal.lm pcncmuan
Tinglw ltetX!if., bmlislusi J. Tlnpw kotalibaun dalam ktgbtan fuik 4. Tingkal u...11..,, membtyar iuran dalan1 pcroclllwun kebeniluWI dan ke!Odllban lingkungan
OUTPUT
'
'
AIWisls komitccn pancriclah clalltn
ptmClihnan kcbersiblo dm lct:teduhan l'Dll
•;' ~
•'
• •
I
•
Analisis koRlui l'Worfal:tM yang rntmpmpnihi bmtuk don tingbl ptrallS
daWn pcmtlilwaJn kebasihanclan keleduhan kola
Desl:ripsikornitrneo pnnc:rlntah dalam pcmcJibanian kebersihan da.1 kctcduhan kota
~
;
'• ;
l+-t • '•
Peraa Serta Masyarakat dalam Pcmclihar811ll Kebersiban dan Krteduhan Kota Pati
'
•
'
GAMBARl.9 KERANGKA ANALISIS PERAN SERT A MASY ARA KAT DALAJ\f PEMELIHARAAN KEBERSIBAN DAN KETEDUHAN KOTA PATI
BABU TINJAUAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PE/l.IELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN KOTA
2.1 Tinjauan Keberslhan dan Keteduhan Kota Tinjauan mengenai kebersihan dan keteduhan kola akan menguraikan mcngcnai pengcrtian kcbcrsihan dan kctcduhan, kcnyarnanan kola, elemen-elcmen penilaian
kebersihan dan keteduhan, ukuran kebersihan dan keteduhan
serta
permasalahan kenyamanan.
2.1.1
Peogertuo Kebcrslban dan Keteduhao Mengkaji kebersihan kota tidak bisa terlepas dari keberadaan sampah.
Widyatmolco dan Murdoko (2002) mendcfinisik.an sampah sebagai sisa aktivitas manusia yang sudah tidak berguna dan diperlakukan sebagai barang buangnn. Menurut Surat Keputusan Men-PU Nomor: 184/KPTSfl 990 sampah diartikan sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan hams dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sedangkan sampah perkotaan adalah sarnpah yang timbul di kota (tidak termasuk sampah yang berbahaya dan beracun). Dalam kaitannya dengan aktivitas dan perlcembangan kola. sebagal pusat penduduk dan kegiatan, permasalahan sampan perkotaan menjadi bagian yang tidal< terelakkan. Jumlah penduduk kola yang meningkal setiap tahun memberikan konsekuensi bertambahnya sampah yang dihasilkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Kehidupan manusia tidak terlepas dari sampah yang dihasilkannya, akan telapi kesadaran masyarakat mengenai sampah masih terbatas pada yat1g penting lingkungan 36
I
37
rumoh soya bersih. bebas sampah, entah sampah dikumpulkan untuk diambil petugas,
atau di sungai, bahkan di halaman kosong tetangga. Apabila hal tersebut dibiarkan, maka seiring dengan jumlah penduduk kota yang makin meningkat dapat dibayangkan tumpukan sampah yang dihasilkan, Sampah yang tidak rnendapatkan pengelolaan yang tepat akan menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia, banjir, tercemarnya media lingkungan maupun berkurangnya estetika suatu wilayah (Pumomohadi dan Loekito, 2004). Kaitannya dengan keadaan yang bersih (bebas dari sampah), Bramono (2005) dalam tulisannya memaknai kebersihan sebagai investasi. lnvestasi disini mencakup dua makna, pertama sebagai kC1aU!likan investor untuk menanarnkan
modalnya di
suatu kota sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian suaru kota yang sangai mungkin didorong oleh kualitas kebersihan koia yang baik, Dalam hat ini setiap kota adalah spesifik, karena setiap kota harus tetap mampu memberikan investasi yang diharapkan
untuk terjadi di kota tersebut yang mungkin saja berbeda dengan kota
lainnya, yang akhimya akan meringankan masyarakat dalam membayar retribusi sampah dan juga meringankan
pemerintah
memberikan
subsidi
untuk sistem
penanganan sampah.
Kedua, kebersihan
investasi dimaknai sebagai suatu
yang bai.k akan mcmberikan
investasi
sosial, dengan tingkat
dampak terhadap kualitas kesehatan dan
lingkungan masyarakat sekitar. Sebagai pemisalan, dengan adanya sistem penanganan sampah yang baik akan terjadi reduksi epidemi penyakit ISPA. akan timbul sarana tekreasi
masyarakat,
timbul
usaha-usaha
dagang masyarakat, bahkan timbul
pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan nikmat dan pentingnya suatu kondisi
lingkungan yang bersih.
38
Aspek lain yang memberikan
kontribusi penting dalam kenyamanan kota
adalah keteduhan, Keteduhan kota terbentuk karena keberadaan
vegetasi (rurnbuh-
rumbuhan). Keteduhan sangat dekat hubungannya dengan keberadaan vegetasi dalam fungsi sebagai naungan. Menurut
Robinette yang dikutip oleh Pudjiharta dalam
Fandeli, et al (2004: 148) bahwa peranan vegetasi yang paling penting adalah mengubah
radiasi matahari oleh naungan langsung pada permukaan dan pengurangan muatan radiasi oleb intersepsi arus inframerah. Ditambahkan oleh Grey dan Deneke dalam Fandeli, et al (2004:148) pobon, semak dan rumput memperbaiki temperatur udara dalam lingkungan perkotaan melalui pengorurolan terhadap radiasi matahari, sedang keefektifannya tergantung pada kerapatan dedaunan. bentuk daun serta percabangan, Menurut Pudjiharta dalam Fandeli. et al (2004:146-147)
penutupan
pennukaan tanah dengan pohon, semak dan hutan akan memberikan kesejukan, Eoergi
yang diabsorbsi oleh twnbuhan untuk meningkatkan fotosintesis dan evapotranspirasi dapat menimbulkan kesejukan. Proses ini menurunkan tek.anan panas (thermal stress) sehingga mampu memberikan perasaan enak dan segar di badan
:2.l.l
Kenyamanan Kota
Kenyamanan suatu kota mengandung arti sebagai kenikmatan atau kepuasan manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Kenyamanan rnenurut Hakim dan Utorno (2003: 185) dipengaruhi oleb sirkulasi, iklim atau kclcuatan alam, bising. aroma. bentuk, keamanan, kebersiban dan keindahan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kenyamanan diartikan sebagai keadaan nyaman, kesegaran dan kesejukan. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa faktor-faktor pembentuk kenyamanan ini berkait erat dengan kehadiran vcgctasi dan kcadaan yang tcrbcbas dari sampab (bersih).
39
Kenyamanan
didukung
oleh keadaan yang bersih, Hakim dan Utorno
(2003: 191) berpendapat bahwa sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik juga menambah rasa nyaman karena terbebas dari kotoran sampah dan bau-bauan yang tidak
menyenangkan.
Kenyamanan kota juga
dibentuk
oleh keberadaan vegetasi,
diungkapkan oleh lrwan (2003:37-38) bahwa kota sangat membutuhkan vegetasi, karena fungsi vegetasi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan rnanusia. Kehadiran vegetasi (tumbuh-mmbuhan)
mampu rnernberikan kesegaran udara kota
dalam fungsinya sebagai penghasil Oksigen karena proses fotosintesis. Selain itu tumbuh-tumbuhan juga akan memenuhi kebutuhan iklim mikro yang sejuk dengan peneduh
benajuk
lebar juga
kebutuhan
emosional
masyarakat
kota guna
menghilangkan rasa jenuh dalam menghadapi kesibuk.an sehari-hari. Diungkapkan oleh Federer yang dikutip oleb Grey dan Deneke dalam Faadeli, et al (2004:145) bahwa lingkungan perkotaan memiliki panas yang lebih tinggi dibanding lingkungan pedesaan, dengan perbedaan sekitar 0,5°C - l,5°C. Absorbsi radiasi matahari pada lingkungan perkotaan menyebabkan suhu permukaan lebih tinggi. Selanjutnya lrwan (2003:38) sebagaimana pcndapat Federer yang dikutip oleh Grey dan Deneke menuliskan babwa kehadiran tumbuh-turnbuhan berfungsi sebagai air conditioning a)ami karena sebatang pohon dapat menguapkan 400 liter sehari dalam
proses evapotranspirast yang setara dengan 5 AC yang berkapasitas 2,500 kcaVjam yang beroperasi selama 20 jarn/hari yang akan mampu menambah kenyamanan. Karhiwik.arta (1998: 193) mencatat bahwa kondisi iklim yang panas juga mempengaruhi prestasi keja. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Lehmann dalam Karhiwikarta (1998:193) yang menekankan bahwa rendahnya prestasi kerja penduduk tropis bukanlah suatu ha) yang berhubungan dcngan bakat pcmalas, karcna dapat pula dialami oleh kawu pendatang yang tinggal lama di daerah tropis. Sebab utamanya
40
adalah menurunnya kebugaran jasmani atau kapasitas kerja fisik clan daya aklimatisasi sebagai akibat terbatasnya gerak atau aktivitas fisik karena pengaruh iklim panas dan lembab. Kontribusi lain yang diberikan oleh vegetasi dalam mendukung kenyamanan adalah sebagai penurun cemaran udara dan menciptakan keindahan. Fandeli (2004: 148· 149) menuliskan bahwa pennuk.aan daun yang memiliki mulut daun banyak dan kasar paling efcktif dalam mengadsorbsi partikel debu. Cemaran Pb yang teremisikan udara juga
ke
terserap dan terjerap oleh tumbuhan. Proses yang sama juga terjadi pada gas
NO e- CO,, SO,, HC clan H1S. Tanaman juga memungkinkan sebagai barrier untuk mengurangi kebisingan. Selain itu pohon juga sering digunakan sebagai penghias kota untuk menciptakan suasana indah clan nyaman. Dari uraian tersebut clapat dipahami bahwa kebersihan clan keteduhan merupakan aspek penting pendukung kualitas lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan keseharian masyarakat serta dibutuhkan dalam mendukung kenyamanan masyarakat kota dalam melakukan aktivitas, Bahkan aspek keteduhan menjangkau pemenuhan kebutuhan emosionat, penghematan energi, mengurangi cemaran dan berpengaruh terhadap prestasi kerja masyarakat.
?.1.3
Elemen-elemen Penilaiao Kebersihao dan Keteduhau
Elemen-elemen
penilaian kebersihan dan keteduhan kota sebagaimana
tercantum clalam Kriteria, lndikator clan Skala Nilai Fisik yang digunakan oleh Kementrian l.ingkungan Hidup tergantung dari obyek lokasi yang dipantau. Elemenelemen tersebut menurut lokasinya dapat diuraikan sebagai berikut:
41
a. Perumahan: I) Menengah dan Sederhana: elemen penilaiannya pada lingkungan perumahan, drainase dan TPS. 2) Pasang Sunn: elemen penilaiannya pada lingkungan perumahan. b. Sarana Kota: I) Jalan: elemen penilaiannya pada kondisi kebersihan dan keteduhan jalan,
drainase, dan PKL. 2) Pasar: elemen penilaiannya pada lingkungan pasar, kios/los pedagang, drainase,
PKL TPS clan WC. 3) Pertokoan: elemen pemlaiaratya pada hngkungan pertokoan, drainase. PKL dan
TPS. 4) Perkantoran: elemen penilaiannya pada lingkungan perkantoran, drairuase dan TPS. S) Sekolah: elemen penilaiannya pada lingkungan sekolah, drainase, WC dan TPS. 6) Terminal: clcmcn pcnilaiannya pada lingkungan terminal, drainase, TPS, ruang runggu, PKL dan WC.
7) Stasiun KA: elemen penilaiannya pada lingkungan stasiun KA, drainase, TPS, Ruang tunggu, PKL dan WC. 8) Pclabuhan: c:lcmcn pcnilai.annya pada badan air. 9) Rumah Sakit/Puskesmas: elemen penilaiannya pada lingkungan RS/Pusk~ma.s, drainase, TPS dan WC. 10) Hulan Kota: elemen penilaiannya pada kondisi fisik hutan kota, 11) Taman Kota: elemen penilaiannya pada kebersihan liogkungan taman, perawatan
dan penataan taman, persentase area hijau atau resapan dan
we.
42 c. Perairan Terbuka: I) Sungai/Danau/Situ: elemen penilaiannya pada badan air dan bantaran. 2) Saluran Terbuka: elemen penilaiannya pada badan air. d. Sarona Kebersihan:
l) TPA: elemen penilaiannya pada prasarana dasar dan sarana penunjang, sarana penccgahan dan pengendalian pencemaran, kondisi lingkungan dan operasional TPA. 2) Pemanfaatan Sampab: elemen penilaiannya pada peagomposan, e.
Pantai Wisata: elemen penilaiannya pada jalan, areal pantai. TPS, draina.se dan WC.
2.1.4
Lkuran Kcbenihan dan Kdcdultn Meuurut
Bramono (2005) tidaklah
terlalu jelas dan mudah unruk dapat
memahami kualitas kebersihan yang diharapkan dalam suatu perkotaan, Sebagian
penataan
lingkungan
ulcuran yang hiasa digunakan untuk melakukan kuantiftkasi
tingkat kebersihan ada.lah jumlah tempat sampah rumah yang tersedia, jumlah tempat sampab
di
tcpi jalan,
frekuensi
keterkumpulan dan keterangkutan
pengwnpulan
dan
pengangkutan
sampah,
sampab, bingga kebersihan sungai yang melalui
suatu kawasan. Ukuran ini sangat relatif untuk diterapkan da.lam suatu kota karena menyangkut kemauan dan kemampuan masyarakat unruk membayar retribusi sampah yang mempengarubi ketersediaan anggaran pemerintah setempat
pelayanan persampahan
serta selera
kualitas kebcrsihan
dalarn memberikan
yang diinginkan oleh
masyarakat. Kementrian Lingkungan Hidup dalam buku Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Fisik Program Adipura 2005 memberikan ukuran terhadap kebersihan dan keteduhan kota untuk lingkungan permukiman meliputi (I) kebcradaan sampah meliputi ada atau
43
tidak ada sampah dan koadisi sampab (bertumpuk atau tersebar berserakan), (2) sebaran pohou peneduh, menggambarkan keberadaan pohon peneduh di suatu hamparan lingkungan. Rentang skala nilai yang dipergunakan mulai dari tidak ada pohon peneduh, terdapat pohon pada 25% lokasi, terdapat pohon peneduh pada 50% lokasi, terdapat pohon peneduh pada 75% lokasi sampai tersebar di seluruh Jokasi, (:3)
fungsi pohon peneduh, menggambarkan keberadaan pohon dalam fungsinya sebagai peneduh terkait dengan ketinggian dan kerapatan pohon serta kerapatan tajuk dengan rentang skala nilai dari tidak memenuhi fungsi peneduh, rnemenuhi fungsi peneduh pada seperempat (25%) lokasi, memcnuhi fungsi pcncduh pada setcngah (50%) lokasi, memenuhi
fungsi peneduh pada dua pertiga (75%) lokasi sampai memenuhi fungsi peneduh di seluruh
lokasi, (4) penghijauan, dinilai apabila pada lokasi yang dipantau tidak terdapai lahan untuk pohon peneduh
atau
adanya tanaman peneduh yang baru ditanarn. Selain iru,
kebersihan juga diukur dari (I) keberadaan sampah pada drainase kota, (2) keberadaan dan kondisi bangunan fisik TPS, serta (3) keberadaan dan kondisi sampah di TPS.
2.1.5
Permasalahan Kenyamaaan
Pembangunan kota menurut pendapat Page dan Seyfried dalam lrwan (2003:33) mempunyai dua tujuan, yaitu yang pertama untuk mencapai kebidupan yang layak dan menghapus kemelaratan, dan yang kedua untuk mcmpcrolch dukungan lingkungan yang efisien, yaitu tempat yang menyenangkan, nyaman, amaa dan
menarik. Menurut pendapat Lerner seperti dikutip olch Syahril (2006) untuk menciptakaa kota yang bersahabat, perkembangan sebuah kota tidak bisa hanya dilihat dari perkembangan ekonominya saja. Kota masa depan yang berkualitas, berkaitan erat dengan rekonsiliasi manusia dengan Iingbmgannya. T ersirat dari tujuan pembangunan
44
kota ini yang pertarna rnenekankan pada bidang ekonomi, sedangkan tujuan yang kedua lebih dekatdengan lingkungan khususnya aspekkcnyamanan suatu kota
Namun dalam kcnyataannya, sctiap pcmbangunan di kota lahan bervegetasi menjadi berkurang dan dalam perkembangannya kota selain membangkitkan gcrak
roda perekonornian juga memberikan dampak ncgatif dengan meningkatnya suhu udara, kebisingan, debu, polutan, menurunnya kelernbaban serta hilangnya habitat berbagai jenis burung (Fandeli, 2004:85}. Keadaan ini menyebabkan liagkungan kota menjadi kurang nyaman. Dalam upaya mewujudkan pembanguoan berwawasan lingkungan dan rnemperoleh
muru lingkungan hidup di perkotaan yang sebaik-baiknya maka
diterbitkan lnstruksi Menteri Da1ain Negeri No. 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Pemanfaatan Ruang terbuka Hijau lebih bersifat pengisian hijauan tanaman
atau
turnbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya,
seperti lahan penanian, penamaaan, perkebunan dan sebagainya (Fandeli, 2004:140).
.Keberagaman fasilitas kota serta lapangan kerja menari.k penduduk Juar kota untuk memaofaatkannya. Urbanisasi dan jumlah penduduk yang melakukan perjalanan ulang alik (commuter) sema.kin meningkat, permasalahan kota scmakin bertambah (Fandeli, 2004:1). Tumpukan sampah, kebisingan, kemacetan, penccmaran serta
terkurasnya sumberdaya tak terelakkan. Kenyamanan kota untuk mendukung aktivitas rnasyarakat belum dapat diwujudkan.
Dalam beberapa tahun terakh.ir permasalahan sampah bahkan menirnbulkan tragedi. Kasus besar yang mencuat diawali oleh penutupan LPA (Lokasi Pemusnahan Akhir) Bantar Gebang di Jakarta, kasus pcoolakan masyarakat atas pengopcrasian TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu} Bojong di Jakarta, serta peristiwa
longsomya !PS (lnstalasi Pengolah Sampah) Leuwi Gajah di Bandung. Kejadian-
45
kejadian tersebul mencenninkan buruknya sistern penanganan sampah di Indonesia (Bramono, 2005). Bramono (2005) berpendapat bahwa dalam suatu sistem penanganan sampah, dfburuhkan suatu perpaduan yang selaras antara irnplernentasi suatu piranti lunak dan piranti kerasnya. Piranti lunak didefinisikan sebagai
upaya persuasif dengan
rnemberikan kesadaran pada masyarakat selaku produsen sampah unruk mengikuti kaidah penanganan sampah yang disyaratkan. Contoh dari piranti lunak ini adalah kampanye kesadaran sampah. Sedangkan piranti keras didetinisikan scbagai upaya memberikan
sistem
penanganan sampah yang balk, dengan
membuat suatu
irnplememasi sejumlah prasarana dan sarans penanganan sampah. Contoh dari plranti keras ini adalah penyediaan gerobak dan tn1k sampah. hingga penycdiaan LPS. Di Indonesia, implementasi kedua piranti ini masih sangat lcmah. Hal ini diakibatkan olch minimnya
upaya kuantifikasi dari sistem penanganan sampah, yang cenderung
diabaikan dan dianggap sebagai suatu yang sangat kualitatif.
Suatu karnpanye
kesadara.n akan sampah sebagai salah satu piranti lunak juga tidak pernah dikuantifikasikan. Indikator dan tolok ukur keberhasilan tidak pernah terdefinisikan dengan jelas. Bahkan ketercapaian dari tujuan kampa.nye kesadaran akan sampah. seakan-akan hanya menjadi suatu lip service, yang tidak jelas tingkat keterukuran akan keberhasilannya. Bebassari (2003) dalam makalahnya menawarkan konsep pengelolaan
sampah terpadu zero waste. Konsep ini menekankan proses pengurangan volume timbulan sarnpah dan penanganan sedekat rnungkin dari sumbernya, dengan aspek teknologi lingkungan dan peran aktif masyarakat. Dasar pemikiran dari konsep ini adalah {I) memperpanjang umur TPA, (2) TPA sebagai pengolahan akhir, (3)
46 mengurangi paradigma mernbuang menjadi mengolah, (4) pengolahan sampah sedekat mungkin dengan sumber dan (5) penerapan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Untuk mewujudkan kenyamanan kota tentulah tidak rnungkin tercapai apabila berhenti hanya pada tataran kebijakan dan konscp. lmplementasi dari kebijakan dan konsep yang ditawarkan bendaknya didukung oleh sernua pihak dengan kemauan yang kuat dan kreatifitas yang tinggi. Lebih jauh Tjuk Kuswartojo (2004) rnenyatakan bahwa kebersihan dan kehijauan kola bukan hanya menunju.kkan kesadaran lingkungan, tetapi yang lebih penting lagi mencerminkan kemauan yang kuat untuk hidup sehat dan
mcnjaga martabat warga kota. Kondisi tersebut juga menunjukkan kemampuan berkoordinasi dan peran serta yang tinggi.
2.2 Tinjauan Peran Serta Masyarakat Tinjauan rnengenai peran serta masyarakai akan menguraikan mengenai
pengertian peran serta masyarakai, bentuk dan jenis peran scrta masyarakat, tingkat peran sena masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat.
2.2. l
Pengertian Peran Serta Masya.rakat Pengertian mengenai peran serta masyarakat dalarn Kamus Tata Ruang (I 998)
disebutkan sebagai keterlibatan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya
sebagai obyek dan subyek pembangunan. Keterlibatan dalam pembangunan tersebut dimulai
sejak tahap perencanaan sampai pengawasan berikut segala hak dun
tanggungjawabnya,
Sedangkan mcnurut PBB, peran serta masyarakal discbutkan
sebagai suatu kesempatan yai1g ruemungkinkan seluruh anggota masyarakat secara
aktif mempengaruhi dan memberi kontribusi pada proses pembangunan dan berbagi basil pernbangunan secara adil (United Nations, 1981 dalarn Midgley, 1986:24).
47
Menurut FAO dalam Mikkelsen (2003) peran serta merupakan pernekaan (mernbuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan
kemauan menerima dan
kemampuan menanggapi kegiatan pembangunan. Selain itu peran serta masyarakat berarti juga merupakan proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang I kelompok yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan ha! itu. Gordon W. Allport dalam Sastropoelro (!98S:l2-13) menyatakan bahwa seseorang yang berperan serta sebenamya mengalami keterlibatan dirinya /egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. yang berarti keterlibatan tersebut meliputi pikiran dan perasaannya, Sedangkan Keith Davis menambahkan bahwa pada peran serta masyarakat tcrscbut tcrdapat keterlibatan mental dan emosional yang mendorong untuk memberikan sumbangan pada kelompok dala.m
upaya mencapai tujuan dan bertanggungjawab terhadap usaha yang dilakukan.
2.2.2
Bentuk dan Jenls Peran Serta Ma.syarak:at
Dikemukakan oleh Keith Davis dalam Sastropoetro (1988:16) bahwa benruk peran serta masyarakat berupa : a) konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa, b)
Sumbangan spontan berupa uang dan barang, c) Mendirikan proyek yang sifatnya bcrdikari dan donomya beeasal dari sumbangan individu/instansi yang berad.a di Juar lingkungan tertentu ( dermawan, pihak ketiga), d) Mendirikan proyek yang sifamya
berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh komunikan (biasanya diputuskan oteh rapat kornuniti antara lain rapat desa yang menentukan anggaran), e) Surnbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat, I) Aksi massa, g) Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga desa mandiri dan h) Membangun proyek komuniti yang bersifat otonom.
48
Adapun jenis-jenis peran serta mcnurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1988:16) meliputi: a) Pikiran tpsycological participation), b) tenaga (physical participation), c) pikiran dan tenaga ipsycologioal and physical participation), d) Keahlian (participation with skill), e) Baning (material panicipationi dan I) Uang (Money participation).
2.2.3
Tingkat Peran Serta Masyarabt Amstein dalam Richard T LeGates (2003:224) berpeodapat bahwa tingkat
peran serta rnasyarakat atau derajat keterlibatan masyarakat dalam program pembangunan yang dilaksao.akan oleh Pemerintah digolongkan menjadi delapan tingkatan peran serta yang secara garis besar tipologinya scbagai berikut :
a. Manipulationaiau manipulasi Peran serta pada tingkat ini paling reodah. dimana masyarakat hanya dipakai namanya sebagai anggota dalam berbagai badan penasihat. Dalam ha! ioi tidak ada peran serta masyarakat yang sebenarnya dan tulus, tctapi disclewengkan dan
dipaka.i sebagai alat publikasi dari pihak penguasa, b. Therapy atau penyembuban Pada tingkal ini peran serta masyarakat dipcrlakukan seperti proses penyembuhan pasien dalam terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan pada kenyataannya kegiatan tersehut lebih banyak untuk mengubah pola pikir masyarakal yang bcrsangkutan daripada mendapatkan masukan dari mereka.
c. lnforming atau pemberian informasi Pada tingkat ini masyarakatdiberikao infonnasi tentang hak-hak mereka, tanggung jawab dan berbagai pilihan dimana bal ini dapat menjadi langkah pertama yang sangat penting dalam pelaksanaan peran serta masyarakat. Meskipun demikian
49 yang sering terjadi penekanannya lebih pada pemberian informasi satu arah dari pihak pernegang kuasa kepada masyarakat,
tanpa adanya kcmungkinan
untuk
memberikan umpan balik atau kekuatan untuk negosiasi dari masyarakat, Dalam situasi terscbut infonnasi diberikan pada akhir perencanaan, masyarakat hanya rnerniliki sedikit kesernpatan untuk mempengaruhi rencana.
d. Consultation atau konsultasi Peran serta masyarakat pada jeniang ini terdapat kesempatan kepada masyarakat untuk memherikan opini setelah diberikannya informasi. Hal ini dapat mempakan langkah penting dalam menuju peran serta penuh dari masyarakat, akan tetapi cara
ini merniliki tingkat keberhasilan yang rendah karena tidak ada jaminan bahwa kepedulian
dan ide
masyarakat
akan
diperbatikan.
Metode
yang
sering
dipergunakan adalah survey tentang arah pikir masyarakat, pertemuan lingkungan masyarakat clan dcngar pcndapar deagan masyarakar.
e. Placation atau perujukan Pada tingkat ini masyarakat mulai mernpunyai beberapa pengaruh meskipun beberapa bal masih tetap ditentukan oleb pihak yang mempunyai kekuasaan. Dalam pclaksanaannya beberapa anggota masyarakat yang dianggap mampu dimasuk.kan sebagai
anggota dalarn badan-badan kerjasama
masyarakat
yang anggota-anggota
pengembangan kelompok
lainnya wakil-wakil dari berbagai instansi
pemerintah. Walaupun usul dari masyarakat diperhatikan namun suara masyarakat itu sering kali tidak didengar karena kedudukannya relatif rendah atau jumlah
mercka terlalu sedikit dibanding anggota dari instansi pemerintah, f. Partnership atau kemitraan Pada tingkat ini atas kesepakatan bersama, kekuasaan dalam berbagai ha! dibagi antara pihak masyarakat
dengan pihak pemegang kekuasaan. Dalam haJ ini
50 disepakati bersama untu.k saling membagi tanggung jawab dalam perencanaan,
pengendalian keputusan, peayusunan kebijakan dan pemecahan berbagai masalah yang dihadapi,
g. Delegated power atau pelimpaban kekuasaan Pada tingkat ini masyarakat diberi limpahan kewcnangan untuk memhuat keputusan pada rencana atau program tertentu. Untuk memecahkan perbedaan yang muncul, pemilik kekuasaan yang dalam hat ini adalah pemerintah harus mengadakan tawar menawar dengan masyarakat dan tidak dapat memberikan tekanan-tekanan dari atas. h. Citizen control atau masyarakai yang mengootrol Masyarakar pada tingk.at ini memili.k.i kekualan untuk mengatur program
aiau
kelembagaan yang berkaitan dengan lcepentingan mereka, Mereka mempunyai kewenangan
dan dapat mengadakan
negosiasi dengan pihak-pihak
luar yang
hendak melakukao perubahan, Dalam ha! ini u.saha bersama warga dapat langsung
berhubungan dengan sumber-sumber dana untuk mendapatkan bantuan atau pinjaman dana, tanpa melewati pihak ketiga, Menurut Hadi (1999) pada tingkat paling bawah (I) manipulation dan (2) therapy disimpulkan sebagai tingkat bukan pcran
serta,
Tujuan pada tingkat ini uotu.k
"mendidik" dan "mengobati" peserta dalam peran
serta,
Tingkat (3) informing dan (4)
consultation disebut "tokeinisme" atau sekedar forrnalitas yang memungkinkan masyarakat untuk mendengar da.n memiliki hak untuk memberikan suara, namun
pendapat mereka belum tentu menjadi bahan pengambilan keputusan, Tingkat (5) placation dipandang sebagai tokcinisme yang lebih tinggi dimana masyarakat mcrniliki hak memberikan
advice tetapi kekuasaaa
pengambilan keputusan tetap ditangan
pemrakarsa kegiataa, Pada tingk.at (6) partnershipmasyarakat memilild ruang untuk
51
bernegosiasi dan terlibat trade-off dengan para pemegang kekuasaan. Pada tingkat (7) delegated power dan (B) citizen control, rnasyarakat memiliki kekuatan mayoritas untuk rneogambil keputusan. Dalam gambar 2.1 tingkatan peran serta masyarakat nampak sebagai bcrikut :
8
Citizen Control
1
Delegated Power
6
Partnership
5
Placation
4
Consul tat Ion
3
lrforming
2
Therapy
=:> Degrees of Citizen Power
=:> Degrees of Tokenism
Mantpuiation Sumb.r: Anttin.Sli•rrt R datamHoJ1119991
CAMBAR2.I EIGHT RUNGS ON TITELADDE/l OF CITIZEN PARTICIPATION
Pendnpat lain diusulkan oleb Deshler dan Sock dalam Selener ( 1997:204-205) diusulkan scbuah kcrangka tcntang pcrbcdaaa jcnis pcran sorta dimsna mcnurul pendapat rnereka jenis peran serta dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pengendalian dari pecan serta, Untuk menggambarlcan dcrajat atau tingkatan pecan serta tersebut, digunakan kiasan tangga peran serta yang dipakai oleb Arnstein (1969) yang selanju1nya jenjang peran serta yang diungkapkan oleh Arnstein di.kelompokkan oleh Deshler dan Sock (1997) menjadi domestication; assistencialism, cooperation dan
empowerment.
52 Pada jenjang peran serta sebagai pelayanan (domesticatiom, kekuasaan dan
pengendalian berada pada perencana, administrasi elit Jokal ahli dan professional. Peran serta dapat tercapai dengan menggunakan teknik peran serta semu, yaitu
memanipulasi masyarakat untuk melakukan apa yang orang luar anggap atau merasa penting untuk dilakukan bagi keuntungan kcpentingan manfaat anggota, padahal
mereka sendiri tidak dilibatkan, Pada peran serta sebagai pertolongan (assistencialism) digunakan dasar
pemikiran yang rasional sebagai perbanruan atau pertolongan, Kekuasaan dan pengendalian berada pada agen luar atau penguasa Anggota berperan serta dalam
kelompok rnenerima informasi, dan rnembicarakan dan membantu pihak penguasa, Anggota rnerasa sebagai obyek yang pasif tidal:: mampu berhicara aktif dalam bagian proses peran serta, Mereka diberitahu aktivitas kegiataa tapi tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan atau pengendalian yang menguntungkan. Dua jenjang tersebut disebut sebagai peran serta palsu (pseudo participations.
Jeojang peran serta sebagai kerjasama (cooperation) melibaikan orang bekerjasama dengan orang Juar untuk mengimplementasi.kandengan penekanan bahwa semua anggota diuntungkan, keputusan diambil melalui musyawarah antara orang
dalam dan orang Juar. Anggota juga aktif dilibadcan dalaru keseluruhan program. Kekuasaan dan pengendalian dibagi dalam proyek idealnya termasuk pendekatan dari bawah ke atas. J>eran serta memiliki pengertian sebagaimana pemberdayaan (empnwerment), yang merupakan masyarakat
model pendekatan peran serta masyarakat
dalam segala sisi dan
proses
secara
runtut
dengan melibatkan tennasuk
didalamnya
pengawasan penuh dari masyarakat. Dua jenjang kedua tersebut disebut sebagai peran sena sejati (genuineparticipation).
53 Pengulruran tingkat pecan serta dapat dilakukan dengan rnengukur tingkat peran scrta individu atau keterlibatan individu dalam kegiatan bersama dengan skala yang dikemukakan Chapin
dan
Goldhamer
(dalam
Slamet,
1994:82-89).
Chapin
mengungkapkan bahwa skala peran serta dapat diperoleh dari penilaian-penilaian terhadap kriteria-kriteria tingkat peran serta sosial yaitu: a Keanggotaan dalam organisasi atau lembaga-lembaga sosial. b. Kehadiran dalam pertemuan.
c. Membayar iuran/sumbaogan. d. Keanggotaan di dalam kcpcngurusan. e. Kedudukan di dalam kepengurusan, Menurut Goldhamer untuk mengulrur
peran serta dengan menggunakan
variabel:
a.
J wnlab asosiasi yang dimasuki.
b. Frekueasi kehadiran. c.
J wnlab asosiasi dimana dia memangku jabatan,
d.
Lamanya mcnjadi anggota.. Berdasarkan skala peran serta individu tersebut untuk mengukur peran serta
masyarakat dalam kebersihan dan keteduhan yaitu:
a.
Frekuensi k.ehadiran anggota kelompok dalam pertemuan.
b.
Keaktifan anggota kelompok dalam berdiskusi.
c.
Keterlibatan anggota dalam kegiatan fisik.
d.
Kesediaan memberi iuran rutin atau sumbangan berbemuk uang yang telah ditctapkan.
54 2.2.4
Faktor-faktor yang Mempeagarubi Persn Serta Masyarakat Peran serta masyarakat secara teoritis
menurut Slamet, 1994 dalam Sihono,
(2003) dipengaruhi faktor ckstcmal dan internal. Faktor - faktor internal tersebut rnenurut Litwin 1986 dalam Adriansyah (2004) adalah:
a Sex (Jenis Kelamin) Peran serta yang diberikan oleh pria dan wanita dalam pembangunan berbeda. Hal
ini disebabkan
oleh adanya sisiem pelapisan sosial yang terbentuk
dalam
masyarakat yang membedakan kedudulcan dan derajat antara pria dan wanita, sehingga menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban. b. Usia
Dalam masyarakar terdapat perbedaso kedudukan dan derajar aw dasar senioritas, sehingga akan terdapat lapisan golongan antara golongan rua dan golongan muda, yang berbeda bak-hak
tertentu, Misalnya
dalam memberikan
pendapat
dan
mcngambil kepurusan.
c. Tingkat Pcndidi.kan Tingkat pengetahuan
masyarakai tentang usaha-usaha peran serta berpengaruh
terhadap apa yang dapat diberikan pengetahuaa
masya.rakat dalam pembangunan, Tingkat
masyarakat ditentukan olcb banyak faktor. Salah satu falctor yang
menentukan adalah latar belakang pendidikan. d. Tingkat Penghasilan Masyarakat dcogan peoghasilan yang tinggi tentu dapat memberikan peran serta dalarn bentuk sumbangan uang atau material (barang) dengan nilai yang lebih besar d.ibandingkan yang disumbangkan oleb masyarak.at dengan pengbasilan yang lebih
rendah.
55
e. Mata Pencaharian Jenis pekerjaan sescorang mcncntukan tingkat penghasilan dan mernpengaruhi waktu luang sescorang yang dapat digunakan untuk bcrperan serta dalam pernbangunan, misalnya menghadiri pertcmuan-pertemuan. f. Status Kepcmilikan I ahan
Status kepemilika lahan berkaitan dcngan lcgalitas hukwn aras lahan tcrscbut, Hal ini berkaitan dengan rasa aman yang diberikan karena adanya kapasitas hukum yang mernpcngaruhi seseorang untuk mcmelihara hasil-hasil pemhangunan di atas tanah miliknya. Faktor internal lain yang rnempengaruhi peran serta masyarakat mcnurut Thoha (2002)
terdiri dari persepsi. ikatan psikologis clan kepemimpinan. Persepsi pada
hakikatnya merupakan proses k.ognitif yang dialami oleh seriap orang di dalam memahami informasi tcntang lingkungannya.
lnformasi tersebui dapat melalui
penglihatan, pendcngaran, pcnghayutan, perasaan clan penciuman. Persepsi akan melandasi tindakan clan imeraksi seseorang dalam berperan serta atau terlibat dalam suatu kegiatan. Perm serta juga dipengaruhi oleh seringnya seseorang berinteraksi yang membawa konsekuensi semakin kuatnya ikatan psikologis dengan lingkungun di sekitamya, Dalam ha! ini sernakin banyak jwnlah tetangga yang dikenal makin tinggi ikatan psikologis dengan lingkungan yang berpengaruh pada besamya keinginan clan dorongan untuk terlibat dalam kegiatan bersama, Selain itu yang menggerakkan keaktifan sescorang untuk terlibat dalam kegiatan bersama adalah pengaruh kepemimpinan. Hal ini dapat dimengerti karena pemimpin merupakan seseorang yang mempunyai kckuasaan untuk rnempcngaruhi pcrilaku orang lain yang dipimpinnya. Sedangkan faktor eksternal rnerupakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) ciao mempunyai pengaruh terbadap program, Pengaruh disini adalab
56 kewenangan atau kekuatan yang dimiliki oleh stakeholder atas program, berupa kekuatan untuk mengendalikan keputusan yang dibuat, memfasilitasi pelaksanaan atau melebarkan pengaruh kepada hal-hal yang negatif, Stakeholder tersebut antara lain: Lembaga pendamping (LSM), instansi pemerintah ataupun lembaga keuangan (Sunarti, 2003:75-&6). Berkaitan dengan laktor ekstemal instansi pernerintah, Kumiawan (2004) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kornitmen pernerintah yang belum optimal rnenyebabkan koordinasi antar dinas/instansi tidak optimal yang mengakibatkan perbedaan pcrsepsi dalam pelaksanaan program dan kurangnya komitmen dalam peagalokasian dana berpengaruh tcrhadap kincrja pelaksanaan kegiatan, Kincrja pemeliharaao kebersihan dan keteduhan lingkungan. dalam pedoman penilaian Bangun Praja oleh Kementrian Lingkungan Hidup diukur melalui aspek non fisik yang menyanglcut kelembagaan pcngelola, peraturan perundang-undangan yang mengatur, anggaran pengelolaan, sumber daya manusia pengelola, sarana prasaraaa pengelolaan, tingkat pelayanan, manalemeu dan daya tanggap.
2.3
Peran
Serta
Ma.'l)•arak.al
dal11m
Pemeliharaao
Kebenibao dao
Keteduhao Kola Pcran sorta masyarakat merupakan potensi, kekuatan dalam penyelenggaraan pembangunan, kegiatan maupun aktivitas. Dengan pelibatan masyarakat dalam suatu program/kegiatan/aktivitas
sejak
awal
akan
dapat
meningkatkan
efektifitas
pelaksanaannya, Hal terse but dapat tercapai karena masyarakat merasa memi liki yang berirnplikasi pada kesadaran dau kemauan uotuk mewujudkannya.
57
2.3.1 Pengertian Peran Serta Masyarakat dalam Pemelibaraan
Kebersihan
dan Keleduhan Kota Peran serta masyarakat di dalam proses pembangunan
bukan lagi sekedar
paradigma, namun merupakan filosofi dalam ilrnu perencanaan kota. Kota-kota yang dibangun dengan paradigma Jama dengan pendekatan top down dan scktoraJ yang lebih rnengutarnakan
kepentingan
sekelornpok
kecil masyarakat
menimbulkan
akibat
terjadinya kerusakan sendi-sendi sosial yang sudah terpelihara dan kurangnya kepcdulian tcrhadap pcmcliharaan fasilitas kota, Kcjadian ini dilatar belakangi oleh dominasi pemerintah
dalam penyusunan
perencanaan sehingga masyaralcat tidak
merniliki kesempatan untuk berperaa serta dalam proses pengambilan
keperusan,
Adanya peran serta akan memungkinkan dua belah pihak untuk membeotuk suatu hubungan yang saling rnenguntungkan (Siahaan, 2002: 1-8). Dengan menggunakan pengertian peran serta dari pendapat Gordon W. Allport
dalarn Sastropoetro (1988: 12-13) yang menyaiakan bahwa seseorang yang berperan serta sebenamya mengalami keterlibatao dirinya I egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja, yang berarti keterlibatan tersebut meliputi pikiran dan perasaannya, maka dalam hubungannya dengan kebersihan dan keteduhan kota pecan yang diharapkan muncul dari masyarakat tidak sekedar memenuhi target
kehadirau saja, namun juga kedalam ide-ide kreatif yang kemudian dapat dipelihara keberlanjutannya untuk kenyamanao kota, Sedangkan
dikaitkan
dengan
pendapat
Keith Davis
dalam
Sastropoetro
(1988:13-14) peran serta rnasyarakat berarti keterlibatan mental dan emosional yang mendorong untuk membcrikan sumbangan pada kelompok dalam upaya mencapai terwujudnya kebersihan dan ketedubaa kota dan bertanggung jawab terhadap usahausaha yang telah dilakukan.
58 Pecan serta masyarakat dalam pemeliharaan
kebersihan dan keteduhan kota
mutlak diperlukan, karena dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam pcngclolaan lingkungan diharapkan memberikan hasil yang optimal. Hal ini disadari sepeouhnya karena telah banyak hasil-hasil pembangunan yang tidak dapat dinilcmati dalam rcntang wakru yang lama Hal ini juga terjadi dalam kegiatan kebersihan don ketcduhan kota berangsur memudar bersamaan dengan kumngnya peran
sena masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan dan keteduhan kota.
2.3.2 Jellis Perao Serta Masyanakat Ketedubao Kota
dalam
Pemeliharaao
Kebcrsihan dan
Jenis peran sena menurut Keith Davis daJam Sasuopoetro (1988:16) a)
meliputi:
Pi.kiran (psycological participarion). b) tenaga (physical participation). c) pi.kiran dan
tenaga (psycological and physical panicipaiion, d) Keahlian (participation with skill), e) Rarang (material participation dan f) !Jang (Money participation). Didasari pembagian jenis peran serta masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Keith Davis maka d.alam hubungannya dengan kebersihan dan keteduhan kota masyarakat mcmilik.i berbagai alternatif untuk berperaa sena, Peran serta tersebut dapat diwujudkan dengan sumbangan pemikiran, tenaga, pikiran dan tenaga, keahlian, barang ataupun dalam wujud uang.
Z.4
Pemelibantan Kebeniban dan Ketedahao yang Telah Dilltkuluu:i oleh M•syanluat Peran
serta masyarakat pada beberapa tempal
telah dirasakan
sebagai
pendorong yang kuat, bahkan scbagai tonggak keberhasilan suatu dacrah dalam
pemeliharaan kebersi.han clan ketedubannya Peran tersebut berupa kreatifitas mengolah sampah, memanfaatkan kembali, berperilaku yang tidak merusak atau mengotori
59 lingkungan serta memberikan sumbangan uang unruk pengelolaan sampah di lingkungan. Berikut ini diruliskan beberapa contoh keberhasilan perneliharaan kebersihan dan ketcduhan.
2.4.1
Banjarsari, Ksmpang Hijau di Ten~h PotHl .Jaurta Kampung Banjarsari secara a
Kelurahan Cilandak Barat. Jakarta Selaian. Banjarsari mcrupakan kampung terbalk di DK I Jakarta yang membuktikan tidak harus memiliki kekayaan mclimpah untuk memiliki lingkungan asri, Kesclarasan manusla clan alam memhuat Ranjarsari jadi rujukan 150 travel biro Ibu Kaia sebagai obyek wisata kampung di Jakarta (http://www. telukjakarta.netng=nod@ara!nnlnewsi I l&PHPSESSCO-a4065c72 lc3lbd12endl0aJ3faa lc5c).
GAMBAR2.2 JALAN DI KAMPUNG BANJARSARI \'ANG BERSIB OAN TEDUH Terkait dengan pemeliharaan kebcrsihan dan keteduhan lingkungan, seluruh warga Banjarsari bersepakat untuk menjaga lingkungan, sehiogga jalanan kampung
60 tcrl ihai bersih, got lancar. deretan tanaman obat tumbuh subur di dcpan ratusan rumah yang berimpitan terlihat asri diselingi kicauan burung dan pepohonan hijau (Gambar 2.2) h 11pJ1sd awn .jakarut.!!.O.idA05ipari\\ isata/ PQtensil\Visata%20alam;Kampuog%20 Asri%20Banjarsari.htm. Sebagian besar masyarakar Kampung Ranjarsari adalah pegawai/pekerja, namun mempunyai kepedulian yang besar terhadap tanaman produkti f. Mereka bcrcocok taman dalam pot yang berfungsi ganda yaitu sebagai tanaman hias dan sekaligus bcnnanfaat sebagai tanaman obat di seriap rumah tangga .. Warga Banjarsari
melakukan pengolahan sampah dengan menjadikan kompos untuk mernupuk tanaman di tiap rumah tangga, selain itu sampah dipilah meaurut jenisaya, yakni organik dan non-organik
Pada hari-hari tertentu masyarakat mcngadakan kerja bakti dcngan cara membersihkan scluruh kampung dari sampah dan kemudian mendaur ulang sampan
61
tersebut menjadi kompos atau bah.kan dijadikan cinderamata seperti : kertas surat, amplop clan tas. Aktifitas keseharian masyarakat mendaur ulang sampah menjadi kompos atau menjadikannya cinderamata, membudidayakan tanaman dalam pot, membuat manisan buah-buahan atau mernbuat sirup belimbing clan panclan. Banjarsari adalah potret kecil berdampak besar betapa inisiatif warga dengan dulcugan pemerintah temyata berkorelasi dengan sukses (bttp:/fselatan.jakarta.go.id/v05/pariwisata/ potensi!Wisata%20alam!Kamp1D1g"lo20Asri%20Banjarsari.htm).
2.4.2
Mengelola Sampab di Sakunan Sleman Dusun Sulcunan. Desa Banyu Raden, Kecamatan Garnping, berada di wilayah
Daerah Isrimewa Yogyakarta (DIY). Dusun ini dikelilingi hamparan sawah serta
saluran irigasi clan aneka pepohonan rindang yang melambai ditiup angin. Jaraknya sekitar 3 km dari batas kota sisi barat kota Yogyakarta (http;//www.tab!ojdnova. com/1rtle!c1.a107 ld:10207)
Pemandangan yang paling menonjol dari Dusun ini adalah kebersihannya, baik di lingkungan rumah warga maupunjalan umum, Sulit sckali menemukan sampah yang bertebaran di jalan maupun halaman rumah warga, penghijauan pun terasa di manamana, Kebanyakan warga menanam aneka tanaman di sekitar rumah mereka, membuat suasana dusun semakin sejuk clan nyaman. Berbagai pepohonan di pinggir jalan
dilengkapi label nama sesuai jenisnya. Pepohonan tersebut, mengingatkan dengan suasana di kebun raya di Bogar (bttp;//www.tf!bloklnoyt.cqm/artides.esp? ld=10207) Sukses Dusun Sukunan mengelola sampah. sebenamya diawali dengan adanya
berbagai masalah, semula warga membuang sampah secara sernbarangan, misalnya ke
62 saluran irigasi. Akibatnya, banyak petani yang mengeluh karena banyak sampah rnasuk ke sawah rnereka, Selain itu, warga juga membuang sampah di lahan-lahan kosong, sehingga kelihatan jorok dan kumuh. Di sisi lain, warga yang tidak memiliki pekarangan bingung membuang sampah karena belum ada pelayanan sampah dari pemerintah. Berbagai keluhan tadi menjadi awal dihentuknya pengelolaan sarnpah mandiri, dengan menangani sampah atas inisiatif masyarakat, disepakati bersarna dan hasilnya dinikmati bersama (http:/111'lt'W.tabloidnovLcom/articles.asp? ld=l0207) Pengelolaan sampah secara mandiri berbasis masyarakat di Kampung Sukunan, Moyudan, Steman telah nyata-nyata memberikan manfaat tidak saja bagi masyarakat, tetapi juga bagi lingkungan rumah tangga, sawah dan ladang, Pemisahan jenis sampah non-organik dan organik mc:mberi kc:mudahan dalam mengolah sampah. sesuai dengan kepentingan masing-masing
2.4.3
Pengelolaan Kebersihan dao Keteduban Kor. di Singapura
lndriasari (2005) dalam anikclnya menuliskan bahwa sampah warga Singapura ditangani dengan menerapkan teknotogi insinerator. Scriap hari sampah rumah tangga dik.umpulkan beberapa perusahaan swasta, kemudian diangkut dengan truk bak tertutup, Setiap rumah tangga wajib membayar biaya retribusi setiap bulan. Sampahsampah itu kemudian dibawa ke insinerator untuk dibakar. Dengan rncnggunakan teknologi yang benar-benar sesuai dengan spesifikasi dan persyaratannya pembakaran sampah tidak menimbulkan masalab pencemaran udara. Pembakaran sampah dengan insinerator dianggap efektif oleh Pemerintah Singapura, Teknologi ini mengurangi volume sampah hingga I 0 persen, lnsinerator
menghasilkan dua macam Iimbah, yaitu debu dan sampah yang tidak habis terbakar. Sisa sampah yang tidak habis terbakar didaur ulang dan digunak.an kembali. Sedangkan
63
debu yang sudah dikumpulkan
dan tidak bisa digunakan kembali ditimbun di tcmpar
penimbunan yang berada di tcngah laur, Tempat pcoimbunan nu berada di kawasan Jurong, Tcmpat penimbunan itu nantinya akan menjad. daratan yang akan digunakan untuk berbagai keperluan. Tempai penimbunan itu disiapkan untuk pengelolaan
sampah selama 50 tahun kedepan. Penanganan sampah di Singapura juga diimbangi deogan pengenaan sanksi yang tegas bagi yang membuang sampab sembarangan, termasuk ke sungai. Sanksi
togas bisa rncmbuat sungai-suogai di Singapura tetap terjaga kebersihannya. Tidak ada orang di Singapura yang bcrani mcmbuang sampab kc sungai. Siapapun yang membuang sampah ke sungai akan dihukum berdasarkan undang-undang yang ada. Undang-undang itu rnembuat seluruh masyarakai. Singapura berpartisipasi rncnjaga kebersihan sungai. Kebersihan sungai merupakan tanggung jawab sclurah masyarakat Singapura, (h!!p:/irnuhnur.blogspot.com/2005_I 0_09 muhnur archive.htm I.)
GAMBAR2-4 SUNGA! 01 S.INGAPURA YANG RF.RSffi DAN TF.RAWAT
f)i
Singapura. sungai-sungai baik besar maupuo kecil dirawat dengan baik.
Hampir semua sungai sudah dibeton dengan pcnnancn. Tidak hanya itu. sungai-sungai
64 tersebut juga hijau oleh pepohonan dan dirawat untuk selalu terbebas dari sampah dan lumpur.
2.4.4
Pengelolaan Kebersihan dan Keteduhan di Pulau Pinaog Malaysia Dalam laporan hasil Studi Ekskursi ke Malaysia tahun 2004 yang disusun oleh
Kementrian Lingkungan Hidup bckcrjasama dcngan UNDr dan [DEN disebutkan bahwa Pulau Pinang memiliki luas wilayah 299 km2. dengan populasi 660,000 jiwa. Pengelolaan sampah dan kebersihan dilakuk.an oleh Majlis Perbandaran Pulau Pinang (MPPP}. Visi Jabatan Pcrk.hidmatan Perbandamn adalah mcncapai kesempurnaan
pengurusan sisa pepejal dan pembersihan bagi kawasan di bawah pentakbiran Majlis. Dalam hal ini, visi jabatan ini berupaya untuk mencapai keberhasilan dalam pengendalian sampah dan kcbcrsihan di kawasannya. Sedangkan misi jabatan ini aclalah: Pengambilan, pengangkutan dan pembuangan sampah ke landfill. Pelaksanaan kebersihan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak swasta dan tokoh masyarakat untuk membantu keberhasilan program yang direncanakan. Perusahaan
yang masih
berada
di naungan
MPPP dikontrak
unru.k
mengumpulkan dan membawa pepejal domestik (sampah rumah tangga) ke Pulau Burung (tempat
pembuangan
sampah akhir).
Setiap
harinya Pulau
Piuang
rnenghasilkan sarnpah sebanyak 685 ton per hari yang scmuanya dapat diangkut ke Pulau Burung. Sampah dari kola dibawa menggunakan dumptruck ke temporary storage kemudian dimasukan ke Kontiner dan diangkut menggunakan kapal tongkang ke Pulau Burung. Rata-rata kapal tongkang dapat membawa sampah sebanyak 16
65
sarnpai 22 kontiner yang dilakukan 3 sampai 4 rrip per hari. Sampai saat ini belum dilakukan pemisahan sampah, jadi sampah yang ada rnasih bercampur, Berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, terdapat mckanisme yang harus dilalui oleh Majlis sebclum kegiatan dilaksanakan bcrupa publik hearing. llal ini juga dilaksanakan di Kuala Lumpur sebagaimana digambarkan dalam bagan di bawah ini:
·- --
••
•
ft
................ , ....
-
._..........,_ ...........
.....
'--...J
-
.__-- ... ~ ....
Suml1'r : l.JJf"""" Studi Eukum Mal(J)~•a.Ji)()t
GAMBAR2.S MEKANlSMF. PF.NVUSUNAN Pl.AN STRIJKTUR DI KUALA LUl'fll'UR MALAYSIA
Sctiap pcrcncanaan pmyek yang akan dilaksanakan olch Majlis Perbandaran
Pulau Pinang harus dilnformasikan terlebih dahulu kepada masyarakar, Apabila tidak ada komplain dari masyarakat, maka proyck tersebut dapat dilaksanakan. dcngan catatan setiap pelaksanaan kegiatan harus sesuailkonsistcn dcngan plan yang telah ada. Jika ada pelanggaranftidak sesuai dengan rencana. akan diajukan ke rnahkamah.
66 2.4.5
Pengelolaan Kebersihan dao Ketedubao Kota di China Pengembangan lingkungan di Kora Xiamen dalam laporan hasil Studi Ekskursi
ke China tahun 2004 yang disusun oleh Kementrian Lingkungan Hidup bekerjasama dcngan UNDP dan IDEN discbutkan telah dimulai pada tahun 70-an, dan perlindungan lingkungan merupakan kebijakan dari pernerintah pusat. Keberhasilan kota Xiamen dalam pengelolaan lingkungan tidak lepas dari adanya partisipasi masyarakat Kota Xiamen sendiri. Kota Xiamen adalah kota pesisir dengan pemandangan yang indab. Dengan adanya kebijakan tersebut masyarakat Kota Xiamen diperkenalkan dengan konsep perlindungan lingkungan, pada rnasa lampau walaupun penduduk Kota Xiamen masih sangat sedikit narnun produksi sampahnya sangat banyak. Pada tahun 70-an kota Xiamen dipenuhi oleh limbab cair, limbah cair tersebut, mempunyai pengaruh terhadap penghidupan masyarakat dan perekonomian kctaunvestasi). Dalam rangka petlindungan linglrungan pernerintah kota Xiamen telah membangun beberapa taman salah satunya adalah Taman Bailuzhou Park. Tarnan Bailuzhou Park dan Danau Yuandang dabulu di penuhi oleh sampah dan limbah cair, oamun sekarang telah berubah menjadi bersih dengan melakukan pembersihan haik di danau maupun di perairan laut serta dibangun instalasi pengolahan limbah cair. Saat ini Taman Bailuzhou merupakan taman yang paling terkenal di China (Gambar 2.6). Taman ini pemah mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai taman terindab di China, dan merupakan lingkungan yang paling baik di China. Selain membangun taman pemerintah Kota Xiamen telah membangun 7 instalasi pengolahan air limbah, 6 diantaranya telah beroperasi dengan instalasi
pengolahan air limbah tersebut 70 % air limbah yang dihasilkan oleh Kota Xiamen dapat diolah. Selain itu Kota Xiamen mempunyai kualitas udara yang baik dan
67 rnerupakan kota yang tcrbaik di China selain iru tingkat kebisingan di Kota Xiamen
sangat rendah.
GAl\IBAKz.e
TAMAN BAfLUZHOU YANG BERSIA DA!' TEDUH
Dalam pengelolaan sampah dilakukan pemilahan sampah dan juga daur ulang atau Recycle. Sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kcmbali di tempatkan di suatu tempat yang aman. Kebijakan sekarang ini di fokuskan pada anti polusi dan perlindungan liogkungan yang diterapkan secara bersarnaan. Konsep pcrlindungan lingkungan sudah melekat pada penduduk Kota Xiamen . Pada tahun 1997 Korn Xiamen telah berubah menjadi kora dengan lingkungan yang bagus dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat dan pada tahun 2002 Kota Xiamen di juluki "Kota Taman Dunia". Dari Tahun 1994 - 1998 kota Xiamen mcndapatkan bantuan dari UNDP dan IMO dalam pengelolaan kawasan pesisir dan berhasil dalam penerapannya yang dikenal dcngan Integrated Coastal Management (ICM). Pemerintah juga menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana
rnelindungi
lingkungan
sehingga
masyarakat
secara
aktif
dapat
68 melalrukannya. Kampanye pengelolaaan lingkungan dilakukan melalui media surat kabar dan tclcvisi schingga masyarakat mengerti mengenai konsep pengelolaan lingkungan yang dihuninya. Kampanye ini juga dapat memberikan gambaran kepada rnasyarakat mengenai kekurangan yang dimiliki. Langkah selanjntnya yang dilakukan pcmerintah Kota Xiarncn adalah membuat target baru yang akan dicapai Kota Xiarnen sehingga kualitas lingkungan Kota Xi amen terus meningkat, Produksi sampah Kota Xiamen adalah 1,2 ton/hari, Sampah dibersihkan pada malam hari dengan petugas yang berjwnlah ribuan, Sarnpah yang diangkut dari rumah tangga kemudian dikumpulkan di TPS. Kota Xiamen mernpunyai 77 TPS berupa kontainer, Adapun proses pengangkutan sarnpah tersebut adalah sebagai berikut:
Sa.mpah d1 rumah tangga diangkut ke TPS kemudian diangkut oleh truk ke TP A untuk diolah.
2.5 Raagkumaa Kajiaa Llteratur Berdasarkan uraian diatas, maka dapar disusun rangkuman kajian Literatur yang berkaitan dengan penelitian yang ditujukan untuk memperoleh variabel-variabel yang digunakan untuk melakukan kajian peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kebersiban dan keteduhan kota Pati. Rangkuman kajian literatur dimaksud disajikan daLam tabel berikut:
TABELll.l RANGKUMAN KAJIAN LITERATUR "
> ~,,.
L
'
•
. -. ~~_,
'
--
. . -.-'
'Kdlersllun a. PenoertiM kebersihan Suatu keadaan terbebes darl kotoran sampah dan bau-beuan yang Hakim dan Utomo (2003) ti~ mcnycnanoklm Kebcrsfhan sebagai invcstasi balk sebagai modal aiau set.i@al Bramono (2005) investa.si SO$i.aJ Kcodaon lin•kuncon tidAk rercemar Cl'umomohadi dan Lodeiro, 2004 ).
69 f~~1-_~"_::7~-:-~-=--~=~-= ~·
·:· ;::~~;;
•..-.~--:~r:.~--=-~~~ .---:.:::i=~-;~-~-~::-J;
b. Pembemuk k(me.manaa Sesuatu yang benih sewn menambah daya urikjuga mmambah res.a nvaman. c. Elemen Penilafan Elemen Pen.ilaian kebersihan oelipJii: I) Perumalun 2) Su-ana Kota (jalan. pasar. pcrTOkoan. palw.uka (samgaifdanau'situ, 5'l!L"311 intuka) 4) Sarana Kebenihm (TPA. pemmfaa::on saq>ah)
Sl Pentai Wisa1a d. Ukw'an kebersihan Ukuran kualitas kebetsiltaa ·rid3lc tertalu jebs. ~ kernauan din k<mampuan ba)'ar masyanl:a! sena sel..-. lingbt
Hakim clan Utom<> (2003)
Kem"'"""', llr.gkungon Hidup (2005)
MenUM Bramono (2005)
kebersihannya. I) Jumlah iempst sampah r;mah yang tersedia 2) JumWI iempai sampah di tq>i jalan 3) Frelcuensi pengwnpulan dan l'"'l!l'"glr1nansaml)3h
Keterkumpulan dan kn~ sampa~ K.ebersibl!n wn•.b '""" melalui SUSUJ bwasao Ul Kementrian LinilcW1""1 HidUJ): I) Keberadaan wnpah dan ~ sampah 2) Kebcrodaan sampah pada cJnjime k<> .- kondisl .,..,,.,.i, di TPS. K.t•lw