eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 2013 Hal 531-542 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2013
PERAN ROYAL SOCIETY FOR THE PREVENTION OF CRUELTY TO (RSPCA) DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP ANIMAL WELFARE RATIH TIRANA NIM.08020450271 Abstract Ratih Tirana, NIM 0802045027 the role of the Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) in the international community to develop the awareness of animal welfare. Under the guidance of Mrs. Frentika Wahyu R, S.IP, MA as first advisor and Mrs. Aisyah, S.IP, MA as second advisor, in International Relations Studies Program, Social and Political Sciences Faculty, Mulawarman University. This research aims to identify and describe the role of the Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) in the international community to develop the awareness of animal welfare. This research using Descriptive Analytic study, by describe role of Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) to improved an awareness of international society about Animal Welfare. The data presented is secondary data obtained through literature review, journal, and internet that connected with research. The results show about the RSPCA has a variety of roles to ensuring the welfare of animals in UK and internationally by lobbying, campaigning, using social media and organize social events. It make a global awareness of the animal. The organization is also making effort to increase public awareness about animal welfare, like a friendly promoting to prevent and suppress cruelty to animals. The RSPCA also has a veterinary hospital and clinic providing free care to the people who have animals and cannot pay for care their animals. Although laws and sanctions have been established but there are still many problems on animals in the UK that cannot resolved, even the UK have a high level of awareness on animal welfare. With the access to public complaints about animal violations, the RSPCA try to give a best respond and animal violations investigated.
Key Words : Animal Welfare, RSPCA, Animal. Pendahuluan Setelah berakhirnya perang dunia kedua. Terjadi pergeseran isu dari tradisional ke non tradisional seperti perebutan kekuasaan, konflik, atau isu national security yang menjadi fokus perhatian utama tetapi bergeser ke perlindungan kesejahteraan hewan. Salah satu negara yang peduli terhadap kesejahteraan hewan adalah 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
Inggris dan merupakan negara pertama yang membuat undang-undang tersebut, Undang-undang Richard Martin (Richard Martin’s act) merupakan peraturan resmi pemerintah Inggris terkait perlindungan kuda. Undang-undang tersebut mengatur secara tegas mengenai prosedur perlindungan kuda-kuda di Inggris. Setelah Undang-undang perlindungan hewan pertama tahun 1822 dibuat, pada tahun 1824 berdirilah organisasi badan amal yang khusus menangani tentang kesejahteraan hewan yang didirikan oleh Richard Martin bernama SPCA (Society for the Prevention of Cruelty to Animals). Di tahun 1840, berganti nama menjadi RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals) yang disahkan oleh Ratu Victoria pada tahun 1840 (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals, “our heritage”, diakses pada 28 November 2012). Organisasi yang berperan aktif dalam mewujudkan Animal Welfare adalah RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals). Setelah terbentukanya undang-undang dan organisasi tersebut beberapa negara juga mengikuti untuk membuat undangundang dan organisasi yang serupa. Organisasi perlindungan terhadap hewan sangat dibutuhkan. Karena hewan adalah makhluk hidup, dan karenanya berhak atas perlindungan dan pengakuan seperti itu, sehingga penderitaan hewan dapat dihindari. Tindakan kejam dan eksploitasi hewan tidak hanya merugikan kesehatan dan kesejahteraan hewan-hewan tersebut, tetapi juga berpengaruh buruk terhadap perkembangan moral dan spiritual masyarakat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang ada, maka penulis akan merumuskan masalah seputar Bagaimana dampak peranan Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) dalam mengembangkan kesadaran masyarakat internasional terhadap Animal Welfare ? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menggambarkan Dampak dari peran Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) dalam mengembangakan kesadaran masyarakat internasional terhadap animal welfare. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian kelak diharapkan akan berguna untuk penulis, pembaca dan para peneliti di generasi selanjutnya, adalah : a. Manfaat praktis : Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perlindungan dan Kesejahteraan hewan. b. Manfaat ilmiah : Dapat menjelaskan bagaimana Peranan organisasi hewan dalam mengembangkan kesadaran terhadap kehidupan hewan. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Deskriptif analisis, yang akan menggambarkan Peran Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) dalam mengembangakan kesadaran masyarakat internasional terhadap animal welfare.
2
Peran RSPCA dalam mengembangkan kesadaran animal welfare (Ratih Tirana)
Jenis data Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data sekunder atau data-data yang diperoleh melalui literature,buku, jurnal, dan file-file di internet yang terkait dengan topic pembahasan ini. Pembahasan 1. Peran Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals ( RSPCA ) di Inggris Animal Welfare di Inggris Sebagai kelompok yang termasuk dalam kelompok Assosiasinal, dan memainkan berbagai peranan dalam menjalankan kepentingannya. The Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) merupakan organisasi yang dibentuk untuk melindungi hewan dan untuk memperbaiki nasib mereka di Bumi, dan seperti organisasi kesejahteraan hewan banyak, RSPCA sangat bergantung pada sumbangan dari pendukung, meskipun juga menerima dana dari pemerintah. Beberapa organisasi didirikan untuk melindungi hewan dan memakai nama RSPCA, karena organisasi tersebut telah menjadi inspirasi besar di bidang kesejahteraan hewan. Sejak adanya organisasi tersebut, banyak negara-negara yang peduli tentang pentingnya kesejahteraan hewan sehingga membentuk Global Awareness (Kepedulian Global) terhadap hewan. Beberapa negara seperti Australia, Skotlandia, Selandia Baru, Irlandia dan di Amerika Serikat, Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan (SPCA), juga melakukan advokasi untuk kesejahteraan hewan.
Peran RSPCA dalam Mengembangkan Kesadaran Masyarakat 1. Melobi RSPCA sangat berperan aktif dalam pembuatan legislasi serta penegakan hukum kesejahteraan hewan. seperti melobi, melakukan kampanye dan menggunakan media massa untuk menyalurkan kepentingannya. Government Relations Manager di RSPCA yaitu Claire Robinson yang memimpin RSPCA untuk melobi Hunting Animal, Animal Welfare Act 2006, dan yang terbaru adalah dangerous dogs. Timnya bekerja sama dengan semua tingkat instansi pemerintah dan penegakan hukum. Claire memiliki pengetahuan luas tentang proses politik, perundang-undangan dan hukum serta mengembangkan pendekatan praktik yang baik untuk memecahkan masalah kesejahteraan hewan (RSPCA Spokepeople diakses pada 30 Juli 2011 ). Untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu tersebut, RSPCA secara rutin bertemu dan mengadakan politisi singkat, mengatur, menghadiri dan menunjukkan kepada mereka apa yang ingin di ubah dan mengapa. RSPCA bekerja sama dengan Departemen Pemerintah terkait ,seperti Defra( Department for Environment Food & Rural Affairs) dan Kementrian Dalam Negeri untuk memastikan suara didengar. Dalam melobi, RSPCA menggunakan lobi secara langsung dan tidak langsung. Lobi secara langsung seperti melobi pemerintah, politisi dan staf mereka dengan informasi tentang masalah kesejahteraan hewan berdasarkan ilmu yang tepat, didukung oleh kelompok ilmuwan. Isinya menyoroti tentang isu-isu yang menyangkut hewan dan memberitahu bagaimana di mereka
3
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
dapat membuat perbaikan. Dan secara tidak langsung RSPCA mengadakan kampanye agar dapat menyampaikan tuntutannya. Organisasi ini juga melobi Parlemen sepanjang abad kesembilan belas, mengakibatkan sejumlah undang-undang baru. RSPCA telah terus memainkan peran aktif, baik dalam penciptaan undang-undang kesejahteraan hewan dan dalam pelaksanaannya. Sebuah undang-undang baru yang penting baru-baru ini telah disahkan menjadi Animal Welfare Act 2006. RSPCA dapat membantu mengaspirasikan suara sebagian masyarakat Inggris kepada pemerintah agar dapat mengubah dan memperbaiki regulasi atau undang-undang animal welfare agar memiliki cakupan hewan yang lebih luas terutama untuk hewan rumahan karena sejak tahun 1911 undang-undang yang mengatur tentang hewan rumahan belum diamandemen dan belum ada undang-undang baru yang mengatur hewan rumahan. Tuntutan RSPCA untuk memberikan perlindungan terhadap hewan rumahan dari kekerasan atau kekejaman yang dapat dilakukan terhadap hewan rumahan serta adanya standar minimum cara perawatan hewan rumahan dan sanksi yang ditetapkan kepada orang yang melanggar undang-undang. Tuntutan tersebut diharapkan dapat melahirkan suatu undang-undang baru yang akan menyelamatkan, memperbaiki dan memberi kesejahteraan serta mencegah kekejaman dan penderitaan hewan-hewan rumahan di Inggris. 2. Kampanye Melalui kampanye, RSPCA meningkatkan standar perawatan dan kesadaran tentang isu untuk hewan karena hewan tidak dapat menyuarakan suaranya. Dengan dukungan masyarakat, kampanye ini bertujuan untuk diubahnya undangundang, meningkatkan kesejahteraan hewan di peternakan, di laboratorium penelitian, di alam liar, di padang atau di rumah kita. Organisasi ini mengajarkan tentang pendidikan dan masalah kesejahteraan hewan, penegakan hukum digunakkan untuk melindungi kesejahteraan hewan, melobi untuk memperkuat undang-undang tersebut, dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi hewan di seluruh dunia untuk melindungi hewan. Sejalan dengan tujuan, RSPCA memiliki sejumlah afiliasi di luar negeri, dan mempertahankan daftar kontak dari organisasi-organisasi ini, sehingga warga negara lain dapat dengan cepat mengakses kelompok kesejahteraan hewan untuk melaporkan penyalahgunaan atau terlibat dengan kampanye. RSPCA menawarkan layanan hewan untuk kedua hewan domestik dan satwa liar, bersama dengan program-program pendidikan, dan RSPCA memiliki Staf dan relawan yang bekerja dalam berbagai cara seperti inspektur patroli Inggris untuk menegakkan hukum. Selain bekerja di lapangan, RSPCA juga melakukan advokasi, kampanye untuk hewan, dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi penegak hukum dan kelompok kesejahteraan hewan lainnya. RSPCA memberikan berbagai input kepada parlemen Inggris yang berupa tuntutan untuk peningkatan standar animal welfare. Dan juga menyampaikan berbagai tuntutan mengenai isu-isu animal welfare kepada pemerintah Inggris melalui kampanye politik. Justine Pannett, merupakan salah seorang yang berperan dalam setiap kampanye RSPCA, ia menjadi juru kampanye untuk
4
Peran RSPCA dalam mengembangkan kesadaran animal welfare (Ratih Tirana)
Organisasi tersebut sejak tahun 2001 Dan mengelola tim kampanye kemudian bekerja untuk memberikan tuntutan perubahan politik dan perilaku pada berbagai isu yang mempengaruhi hewan. Justine Pannett beserta tim kampanye menggunakan media masa sebagai channel dalam menggerakan aksi kampanye (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals, “Justine Pannett”, 2011) 3. Media Massa RSPCA menggunakan media elektronik yaitu official website RSPCA www.rspca.org.uk yang memuat berbagai berita, layanan dan informasi tentang hewan yang dapat diakses masyarakat lokal maupun internasional dan juga memiliki website kampanye sosial yaitu www.giveanimalsavoice.org.uk, website kampanye tersebut bertujuan mengumpulkan suara untuk hewan dari masyarakat. Setiap 25 detik RSPCA menerima pengaduan tentang pelanggaran hewan dari masyarakat Inggris dan Wales pada line telepon gratis dengan nomor telepon 0300 1234 999 untuk pengaduan, bantuan dan saran (RSPCA, Our Work 2010). Menginvestigasi Pelanggaran Hewan dan Penuntutan terhadap Pemilik Hewan Dengan keterampilan khusus, inspektur RSPCA mampu menyelesaikan sebagian besar keluhan dan pelanggaran dengan memberikan saran, bantuan dan dukungan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan dalam merawat hewan mereka. Dan inspektur RSPCA juga harus berurusan dengan beberapa kasus yang sangat serius tentang penderitaan hewan, atau orang-orang yang tidak merespon upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hewan mereka. Kadang kala inspektur RSPCA memberikan tenggat waktu untuk memperbaiki standart dan fasilitas dalam merawat hewan. Seperti tempat sirkus, jika dalam waktu 90 hari tidak dapat meningkatkan standart dalam merawat hewan maka ijin hewan sirkus mereka akan dicabut. Dan akan menindaklanjuti kasus tersebut ke pengadilan. Ketika RSPCA inspektur memiliki alasan untuk percaya bahwa pelanggaran telah dilakukan, mereka menyiapkan dan mengumpulkan bukti kasus file yang berisi seperti pernyataan saksi, foto, dan saran ahli hewan atau lainnya. Inspektur RSPCA tidak seperti polisi, tidak memiliki kekuatan khusus untuk mengumpulkan bukti. Tetapi mereka menggunakan hukum untuk memastikan setiap bukti yang dikumpulkan dapat digunakan di pengadilan. Setelah penyelidikan selesai, file tersebut disampaikan kepada tim penuntutan RSPCA, yang mempertimbangkan apakah kasus tersebut harus diproses secara hokum (Investigating cruelty RSPCA, 2012) Agar undang-undang yang dibuat efektif melindungi hewan, maka RSPCA menawarkan saran dan bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, termasuk memberikan waktu untuk melakukan perbaikan standar perawatan mereka. Akan tetapi tindakan ini tidak selalu mungkin atau tepat, misalnya jika telah terjadi tindakan yang disengaja dan melakukan kekerasan terhadap binatang, atau dalam kasus yang ekstrim yaitu kelalaian. Maka mereka tidak akan diberikan tambahan waktu untuk melakukan perbaikan standar perawatan mereka.
5
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
Tabel 1. Jumlah kekejaman hewan yang diinvestigasi RSPCA dapat diakses di http://www.politicalanimal.org.uk/RSPCA/Generic%20investigations.pdf (Measuring of Animal Welfare in UK)
Hal tersebut menunjukan bahwa masih banyak permasalahan tentang hewan di Inggris yang belum dapat sepenuhnya diatasi meskipun Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap animal welfare. Dengan adanya akses pengaduan masyarakat tentang penggaran hewan, RSPCA berusaha sebaik mungkin untuk menanggapi dan mengatasi masalah-masalah pelanggaran hewan tersebut. 2. Peran Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) di
Australia RSPCA juga memiliki cabang di Australia, terbentuk karena terinspirasi oleh Inggris. RSPCA Australia percaya bahwa manusia harus memperlakukan hewan secara hewani. Dimana manusia memanfaatkan hewan atau tidak mengganggu habitat mereka, manusia harus memberikan perawatan sebagai makhluk rasional, cerdas, penuh kasih, dan tingkat perawatan yang layak. Perawatan tersebut harus ditandai dengan simpati, kasih sayang, dan kelembutan terhadap hewan dikarenakan sifat hewan sebagai makhluk hidup yang mampu menanggapi perhatian dan perawatan yang diberikan oleh manusia. Ada beberapa undang-undang yang diadopsi oleh Australia yaitu undang-undang animal experiments yang berisi tentang pelarangan penggunaan hewan untuk uji coba karena dapat menyebabkan penderitaan yang tidak perlu terhadap hewan, Animal welfare act yang berisi tentang perlindungan terhadap hewan rumahan serta penderitaan yang tidak perlu terhadap hewan.Berbagai upaya dilakukan oleh RSPCA dan untuk mengurangi kekejaman terhadap hewan, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan RSPCA bekerja tanpa lelah untuk mendidik masyarakat tentang kepemilikan hewan peliharaan bertanggung jawab dan apa artinya menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab ( Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals “arround the world” diakses pada 3 Juli 2013). Peranan dari RSPCA di Australia adalah untuk mencegah kekejaman terhadap binatang dengan memastikan penegakan hukum yang ada di tingkat federal dan negara, Untuk mendapatkan bagian dari mengubah atau undang-undang baru diperlukan untuk melindungi hewan, Untuk mengembangkan dan mempromosikan kebijakan hewan secara manusiawi yang mencerminkan nilainilai kontemporer dan pengetahuan ilmiah, Untuk mendidik masyarakat sehubungan dengan hewan secara manusiawi, Untuk terlibat dengan peternakan terkait untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, Untuk mempertahankan opini publik mengenai kesejahteraan hewan, dan Untuk mengoperasikan fasilitas untuk perawatan dan perlindungan hewan. Kasus-kasus pelanggaran animal welfare di Australia 1.Pada tanggal 6 Juli 2012, kasus kekejaman terjadi di Melbourne Magistrates Court sebagai imbauan untuk dua tuduhan. Pria itu telah dikenakan sehubungan dengan
6
Peran RSPCA dalam mengembangkan kesadaran animal welfare (Ratih Tirana)
kematian anjingnya di Preston pada Oktober tahun 2011. Sayangnya, anjing itu mati kelaparan di halaman belakang rumahnya. Pria tersebut dihukum dan didenda $ 2000 dengan biaya $441. Sebuah aplikasi dibuat oleh RSPCA untuk mendiskualifikasinya menjadi orang yang tidak bertanggung jawab terhadap binatang. Ini diberikan untuk jangka waktu lima tahun. 2.Selama bulan Mei 2011, seorang pria dan wanita menghadiri Pengadilan Broadmeadows Magistrates 'untuk menjawab tuduhan kekejaman terhadap hewan dalam kaitannya mengabaikan Rottweiler co- yang dimiliki oleh mereka di Sunbury. Pada bulan Juli 2011, Inspektur menyelamatkan anjing, Tess, yang ditemukan dalam kondisi kurus dengan berat dibawah normal, serta luka di kakinya. Karena keparahan luka yang diderita anjing tersebut, dokter hewan harus melakukan operasi mendesak untuk mengamputasi kakinya. Organisasi Hewan yang Mendukung Animal Welfare di Australia the voice for animals
Organisasi ini percaya bahwa semua hewan layak hidup bebas dari penyiksaan. Apakah hewan peliharaan keluarga, atau hewan ternak. Semua harus hidup dengan layak, dan tidak mengalami kekerasan atau ketakutan. Organisasi ini focus untuk meningkatkan kehidupan hewan. Organisasi ini memberikan edukasi tentang hewan peliharaan kita kehidupan terbaik yang bias kita lakukan, mereka menentang keras perburuan paus dan pembunuhan binatang untuk diambil bulunya. Sebagai sebuah bangsa, kita membenci kekejaman terhadap hewan, tetapi hanya sedikit dari kita menyadari bahwa tindakan hukum sanksi dari kekejaman terhadap hewan terjadi setiap hari di Australia.
3. Peran Royal New Zealand Society for the prevention of cruelty to animals (RNZSPCA atau SPCA)
The Royal New Zealand Society for the Prevention to Animals adalah organisasi sukarela, memberikan bantuan untuk hewan dan pemilik 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. RNZSPCA juga menggunakan kekuatan jejaring sosial twitter dan facebook, anda dapat membukanya di @RNZSPCA untuk memajukan kesejahteraan semua hewan di NZ dengan mencegah kekejaman, mengurangi penderitaan, dan mempromosikan kebijakan melalui pendidikan & advokasi. Misi dari RNZSPCA adalah untuk memajukan kesejahteraan semua hewan di Selandia Baru, Mencegah kekejaman terhadap hewan, Mengurangi penderitaan hewan, Mempromosikan kebijakan melalui pendidikan dan advokasi The Royal New Zealand SPCA adalah sebuah badan amal yang terdaftar. Organisasi ini percaya bahwa mengajar anak-anak untuk berempati dengan binatang adalah cara yang efektif untuk mengajarkan anak-anak untuk berempati satu sama lain. Kasus-kasus pelanggaran hewan yang terjadi di New Zealand : 1.Seorang pria Christchurch dinyatakan bersalah setelah melemparkan anjingnya yang bernama Jack Russell, kemudian memukul atas kepala anjing tersebut dengan kapak. Anak anjing akan menderita secara signifikan. Pria itu dilarang dari memiliki hewan
7
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
selama 10 tahun dan diperintahkan menjalani 4 bulan penahanan rumah dan lain 6 bulan dengan kondisi khusus yang diberlakukan 2.Di Onerahi, Whangarei, seorang wanita berusia 28 tahun dinyatakan bersalah karena gagal untuk memberikan makanan yang tepat dan pengobatan dokter hewan untuk anjing Sharpei, anjing yang dikenal bernama Moko. Inspektur telah menerima keluhan setelah saksi melihat anjing lemah dan kurus yang diseret di jalanan. Moko mengalami perkembangan sejak melakukan pemulihan penuh dan telah berhasil diadopsi. Wanita itu didenda $ 500 dibayarkan kepada SPCA.
Organisasi hewan di New Zealand Ministry of Agriculture and Forestry’s (MAF) dan SAFE A.Ministry of Agriculture and Forestry’s (MAF)
MAF memberlakukan undang-undang kesejahteraan hewan dan audit kegiatan organisasi disetujui (RNZSPCA dan Animal Welfare Institute of New Zealand) yang membantu dalam peran ini. MAF dan organisasi tersebut menyelidiki keluhan yang dibuat tentang kemungkinan ketidakpatuhan dengan undangundang. Sementara sebagian besar keluhan tersebut ditangani melalui konsultasi dan pendidikan, sukses penuntutan terhadap pelanggar persisten atau terangterangan yang dilakukan secara rutin. MAF adalah organisasi yang mendukung harapan masyarakat Selandia baru untuk kesejahteraan dan hewan secara manusiawi. Hasil peningkatan kesejahteraan : a.Untuk mendorong kepatuhan sukarela dengan kesejahteraan hewan standar dan, bila perlu, untuk menegakkan hukum. b.Untuk berkontribusi reputasi Selandia baru sebagai terpercaya dan produser berkelanjutan hewan dan hewan produk.
Dalam kerangka kesejahteraan hewan yang diberikan oleh MAF ada struktur yang sangat kohesif untuk promosi kebijakan kesejahteraan hewan dan praktek. Di sana adalah tingkatan tertinggi untuk berkonsultasi antara kelompok-kelompok dengan kepentingan dalam industri, penelitian, dan organisasi-organisasi sukarela. Semua memberikan masukan ke dalam satu atau lebih dari bidang-bidang berikut: 1.Pendidikan dan pelatihan, standar teknis, penelitian, dan pengembangan kualitas. 2.MAF memiliki berbagai fungsi dalam kesejahteraan hewan. Selain itu, Selandia Baru juga mengatur tentang Otoritas Keamanan Makanan dan RNZSPCA memainkan peran penting dalam kaitannya dengan kesejahteraan hewan dan penegakan hukum. 3.Menjamin efektivitas pelaksanaan hukum dan tanggung jawab di bawah Animal Welfare Act 1999. 4.Kesejahteraan hewan dan isu-isu etika yang timbul dari penggunaan hewan untuk produksi, ilmiah, rekreasi, perdagangan, dan tujuan lain. 5.Menjamin hewan diberikan perawatan yang tepat agar memenuhi kebutuhan fisik, kesehatan dan kebutuhan perilaku.
B.Organisasi SAFE the Voice of Animals
8
Peran RSPCA dalam mengembangkan kesadaran animal welfare (Ratih Tirana)
Pada tahun 1932, sebuah organisasi anti-pembedahan makhluk hidup yang disebut The Auckland Cabang Uni Inggris untuk Penghapusan pembedahan makhluk hidup dibentuk di Auckland, Selandia Baru. Fokus kelompok diperluas untuk menggabungkan praktek-praktek lain Tujuan SAFE adalah untuk melakukan perbaikan signifikan dalam kehidupan hewan dengan meningkatkan kesadaran, menentang praktik kejam, mengubah sikap dan mendorong kasih sayang sehingga mereka tidak lagi dieksploitasi atau dilecehkan. Dikenal baik di bidang kesejahteraan hewan dan hak baik nasional maupun internasional, SAFE: a.Berafiliasi dengan Hewan Australia dan WSPA (World Society for the Prevention to Animals). Bekerja kooperatif dengan RNZSPCA. b.Berafiliasi dengan internasional hewan advokasi organisasi PETA (People for the Ethical Treatment of Animals), CIWF (Compassion in World Farming), HSUS (Humane Society Amerika Serikat). c. Kerjasama rutin dengan pejabat pemerintah, MAF dan politisi dari semua pihak. d.Menyediakan dukungan dan konsultasi kepada organisasi advokasi hewan lain, nasional maupun internasional. e.Memiliki hubungan profesional dengan Komite Selandia Baru Nasional Kesejahteraan Hewan Penasehat dan Komite Nasional Hewan Etika Penasehat.
Kesimpulan Cakupan perlindungan hewan RSPCA bertambah luas semenjak tahun 1822, karena Inggris meresmikan berbagai undang-undang tentang standar perlindungan hewan. Beberapa negara mendirikan organisasi untuk melindungi hewan dengan memakai nama dari RSPCA, karena organisasi tersebut telah menjadi inspirasi besar di bidang kesejahteraan hewan. Beberapa negara tersebut seperti Australia dan Selandia Baru yang memakai nama RSPCA untuk melakukan advokasi untuk kesejahteraan hewan. RSPCA memiliki berbagai peran dalam menjamin kesejahteraan hewan di Inggris dan dunia Internasional yaitu dengan melakukan lobby, mengadakan kampanye, menggunakan media massa dan mengadakan kegiatan sosial sehingga membuat masyarakat lebih peduli terhadap hewan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan munculnya RSPCA dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dan melindungi hewan. Dengan adanya organisasi tersebut, diharapkan dapat mengurangi penderitaan yang terjadi pada hewan dan dapat memberikan saran, pengetahuan dan bantuan apabila terjadi suatu pelanggaran hewan. Walaupun undang-undang dan sanksi telah ditetapkan tetapi masih banyak permasalahan tentang hewan di Inggris yang belum dapat sepenuhnya diatasi, meskipun Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap animal welfare. Dengan adanya akses pengaduan masyarakat tentang penggaran hewan, RSPCA berusaha sebaik mungkin untuk menanggapi dan mengatasi masalah-masalah pelanggaran hewan tersebut. Dengan terbentuknya cabang-cabang RSPCA di luar Inggris, diharapkan negara lain dapat membuat undang-undang serupa yang akan memperbaiki kesejahteraan
9
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
hewan, serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dan melindungi hewan, dapat mengurangi penderitaan yang terjadi pada hewan dengan memberikan saran, pengetahuan dan bantuan apabila terjadi suatu pelanggaran hewan. Saran 1. Peran aparatur negara dengan membuat, memberlakukan, dan memastikan penegakkan hukum bagi hewan untuk melindungi hewan dari eksploitasi, dan untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar individu mereka dipertahankan pada setiap saat dan lingkungan mereka tetap bebas dari intrusi ilegal atau tidak bertanggung jawab. 2. Pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan yang sesuai atau memastikan tanggung jawab bahwa manusia terhadap hewan diajarkan di semua sekolah dan di masyarakat luas. 3. Pembentukan undang-undang tentang perlindungan hewan di setiap negara dan
sanksi apabila terjadi pelanggaran dalam memperlakukan hewan. DAFTAR PUSTAKA Buku : Albright JL. 1997. Animal Welfare Issues, A Critical Analysis. http://www.nal.usda.gov/awic/pubs 97 issues Easton, David, A System Analysis of Political (terjemahan Analisa Sistem Politik oleh Sahat Simamora), Bina Aksara, Jakarta, 2002 Hague, Rod, Comparative Government and Politics an Introduction, Macmillan Press Ltd, London, 1998. Koenjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta, 2000, hal 31 Rudy, May T, Administrasi & Organisasi Internasional Situmorang dalam Andre Pareira, ed. 1999. Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 135. Tannenbaum, J. 1991. Ethics and animal Welfare : The Inextricable Connection J of Am Vet Med Aso. Theodore A. Colombis & James H. Wolfe, 1981, International Relation : Power and Justice, Prentice Hall of India, New Delhi. Webster, John. Animal welfare limping towards Eden : a practical approach to redressing the problem of our dominion over the animals. Oxford, UK: Blackwell Pub., 2005: 2 Annual Report : [WSPA] World Society for the Protection Animals. 1997. Welfare Assessment and Five Freedoms. Bristol: Bristol University. [RSCPA] Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animal. 1999. Wefare Standards for Chickens. Freedom Food Limited, RSPCA, Causeway, UK.
10
Peran RSPCA dalam mengembangkan kesadaran animal welfare (Ratih Tirana)
Media Elektronik: Anonim,“Richard Martin (M.P.)”, 2011, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Richar d_Martin_(M.P.) diakses pada 17 Juni 2012. Anonim, “Cruel Treatment of Cattle Act 1822”, 2010, dalam http://en.wikipedia.o rg/wiki/Cruel_Treatment_of_Cattle_Act_1822 diakses pada 17 Juni 2012. Anonim, “Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals”, 2010, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Royal_Society_for_the_Prevention_of_Cruelty_t o_Animals diakses pada 17 Juni 2012. Department for Environment Food and Rural Affairs, “The Performing Animals (regulation) Act 1925”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlifepets/pets/cruelty/diakses pada 20 November 2011. Department for Environment Food and Rural Affairs, “The Performing Animals (regulation) Act 1925”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlifepets/pets/cruelty/ diakses pada 20 November 2011. Department for Environment Food and Rural Affairs, “The Pet Animals Act 1951”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlife-pets/pets/cruelty/ diakses pada 20 November 2011. Department for Environment Food and Rural Affairs, “Animal Boarding Establishment Act 1963”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlifepets/pets/cruelty/ diakses pada 20 November 2011. Department for Environment Food and Rural Affairs, “Riding Esthablisment Act 1964 and 1970”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlifepets/pets/cruelty/ diakses pada 20 November 2011. Department for Environment Food and Rural Affairs, “Animal Welfare Act 2006 in UK”, 2009, dalam http://www.defra.gov.uk/wildlife-pets/pets/cruelty/ diakses pada 20 November 2011. Departement for Environment Food and Rural Affair, “Animal Health”, 2010,dalam http://archive.defra.gov.uk/foodfarm/policy/animalhealth/cons umer/consumer_role.htm diakses pada 25 Juni 2012. Department for Environment, Food and Rural Affairs,“Animal Welfare Act 2006”, 2011, dalam http://www.defra.gov.uk/ diakses pada 11 Maret 2012. “Draft of the Universal Declaration on Animal Welfare”, 2009 dalam http/media.animalmatter.org/htm diakses pada 20 Desember 2011.European Commission, “Animal Welfare in Europe: Achievements and Future Prospects”, 2006, dalam http//ec.europa.eu/food/animal/ welfare/international/index_en.htm diakses pada 22 Juli 2010. European Union,“Action plan on animal welfare 20062010”, 2010, dalam http://europa.eu/legislation_summaries/food_safety /animal_welfare/f820 03_en.htm, diakses pada 25 Oktober 2011. “European Union to Implement New Animal Welfare Rules in 2013”,2011, dalam http://www.the-aps.org/pa/resources/bionews/EUDirective.htm diakses pada 25 Oktober 2011.
11
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 531-542
12