1
PERAN PROFESIONALISME GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMAN 2 SELONG Alfian Satriadi, Sudirman Wilian, Muhammad Zulfikar Syuaib Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Mataram
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini di fokuskan pada peran kompetensi profesional guru di SMAN 2 selong, dengan rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimanakah bentuk pelaksanaan tugas profesional guru dalam mengembangkan profesinya untuk kualitas belajar siswa di SMAN 2 Selong, dan 2) bagaimanakah bentuk pelaksanaan tugas profesional guru yang mendukung pengembangan profesinya di SMAN 2 Selong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah guru yang sudah di sertifikasi, sementara informan adalah kepala sekolah, guru, pegawai dan siswa di SMAN 2 Selong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) bentuk pelaksanaan tugas profesional guru dalam mengembangkan profesinya adalah menjelaskan konsep materi dengan keterkaitan antara ilmu mata pelajaran, melakukan analisis SK-KD, melakukan pengembangan rencana pembelajaran, melakukan evaluasi (membuat jurnal pembelajaran), dan menggunakan pemebelajaran berbasis internet. 2) bentuk pelaksanaan tugas profesional guru dalam unsur pendukung pengembangan profesinya adalah melakukan workshop, ikut terlibat dalam kegiatan MGMP, melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dan membuat time work. Kata Kunci: Peran, Profesionalisme guru, Kompetensi profesional guru. ABSTRACT: This study focused on the role of professional competence of teachers at SMAN 2 Selong, there are problems question of this research: 1) How the form of implementation of the teacher’s professional duties in developing the quality of student learning in SMAN 2 Selong, and 2) How the form of implementation of the teacher’s professional duties in supporting the development of teacher’s profession in SMAN 2 Selong. This study used qualitative approach with descriptive methods. Data are collected by observation, interview and documentation study. The subject of this research is the teacher who has been certified, while the informant is the principal, teachers, staff and students at SMAN 2 Selong. The results of this study are: 1) the form of the implementation of the teacher’s professional duties in developing teacher’s profession, to explain the concept of relationship between subjects, analysis SK-KD, developing lesson plans, conduct evaluations (keep a learning journal), and using internet based learning. 2) the form of implementation of teacher’s professional duties in supporting development of the profession is doing a workshop, get involved in activities MGMP to collaborate with colleagues and make time work. Keywords: Role, Professionalism of teachers, Professional competence of teachers.
2
cukup
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan
hidupan
kompleks
dan
unik.
Menurut
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 4, Profesi adalah pekerjaan
manusia yang merupakan bagian dari
atau
pembangunan
Pendidikan
seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kontribusinya
kehidupan yang memerlukan keahlian,
untuk mengembangkan generasi penerus
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi
bangsa menjadi warga negara berkualitas
standar mutu atau norma tertentu serta
yang
memerlukan pendidikan profesi.
diharapkan
nasional. memberikan
mampu
menghadapai
tantangan
akademik dan bisnis di masa depan. Pendidikan
dilakukan
dengan
oleh
Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan
mewujudkan
dosen dalam PP. RI. Nomor 74 Tahun
kehidupan bangsa yang maju, modern dan
2008 Pasal 1 Ayat 1 tentang guru
sejahtera.
Negara
disebutkan bahwa pendidik profesional
mencetak
orang-orang
utama
bermutu
Sesuai
yang
merupakan
syarat
yang
kegiatan
untuk
Indonesia yang
harus berjiwa
mempunyai
tugas
utama
mandiri dan mampu berkompetisi di
mengajar,
tingkat
Indonesia
melatih, dan mengevaluasi peserta didik
membutuhkan orang-orang yang dapat
pada pendidikan anak usia dini jalur
berfikir
dan
pendidikan formal, pendidikan dasar dan
produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan
pendidikan menengah. Pasal 3 Ayat 2 PP
jika kita mempunyai tenaga pendidik yang
Nomor 74 Tahun 2008 menyatakan bahwa
handal dan mampu mencetak generasi
guru
bangsa yang pintar dan bermoral.
dipersyaratkan cukup kompeten dalam hal:
dunia.
secara
Saat
ini,
efektif,
efisien
Guru memegang peranan yang
membimbing,
mendidik,
profesional
mengarahkan,
yang
demikian
itu
kompetensi
pedagogik,
sangat penting dan strategis dalam upaya
kepribadian,
kompetensi
membentuk
kompetensi profesional. Guru merupakan
watak
bangsa
dan
kompetensi sosial
mengembangkan potensi siswa dalam
komponen
kerangka pembangunan pendidikan di
berperan
Indonesia. Kehadiran guru hingga saat ini
pembelajaran. Kedudukan guru merupakan
tidak akan pernah dapat digantikan oleh
posisi
yang
masyarakat
pendidikan
Indonesia yang multi budaya sehingga
pendidikan
kehadiran
dapat
kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen
yang
memang suatu langkah yang strategis
lain,
menggantikan
terlebih
pada
teknologi tugas-tugas
tidak guru
pendidikan penting
yang
yang
dan
dalam
penting
kegiatan
dalam
khususnya formal.
sangat
Oleh
di
dunia lembaga
karena
itu,
3
untuk
dapat
meningkatkan
mutu
pendidikan.
memberikan layanan profesional kepada
Profesionalisme harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses
tugas sebagai pendidik serta guru dituntut
ini,
dapat tercapai.
prajabatan,
Tugas dan peran guru sebagai
termasuk
pendidik profesional sesungguhnya sangat
organisasi
komplek, tidak terbatas pada saat interaksi
penghargaan
proses belajar mengajar di dalam kelas
masyarakat terhadap profesi keguruan,
tetapi juga pada saat di luar kelas. Menurut
penegakan kode etik profesi, sertifikasi,
H Peterr (Afriyanti, 2013) bahwa tugas
peningkatan kualitas calon guru, dan
dan tanggung jawab guru yaitu: (1) Guru
imbalan secara bersama-sama menentukan
sebagai
pengembangan profesionalisme seseorang
pembimbing,
termasuk guru.
administrator pendidikan. Profesionalisme
pendidikan penataran, profesi
pendidikan
peserta didik agar tujuan pembelajaran
dalam
jabatan
pembinaan tempat
dari
kerja,
pengajar,
(2)
(3)
Guru Guru
sebagai sebagai
Sejumlah penelitian membuktikan
tidak hanya karena faktor tuntutan dari
bahwa guru yang profesional merupakan
perkembangan jaman, tetapi pada dasarnya
salah satu indikator penting dari sekolah
juga merupakan suatu keharusan bagi
berkualitas. Guru yang profesional akan
setiap individu dalam kerangka perbaikan
sangat membantu proses pencapaian visi
kualitas hidup manusia. Profesionalisme
misi
strategisnya
menuntut keseriusan dan kompetensi yang
peran yang dimiliki oleh seorang guru,
memadai, sehingga seseorang dianggap
usaha-usaha
sekolah.
Mengingat
untuk
mengenali
dan
layak untuk melaksanakan sebuah tugas.
profesionalisme
guru
Kita sadari bahwa profesionalisme guru
menjadi sangat penting untuk dilakukan
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak
(Nurdin, 2005: 22). Oleh sebab itu,
dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan
diperlukan
guru
yang
memiliki
semakin meningkatnya persaingan yang
kemampuan
yang
maksimal
untuk
semakin ketat dalam era globalisasi seperti
mengembangkan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
sekarang ini.
dan diharapkan secara berkesinambungan mereka
dapat
kompetensinya,
meningkatkan baik
kompetensi
Dari hasil wawancara beberapa guru dan observasi awal yang dilakukan peneliti
dapat
disimpulkan
pedagogik, kepribadian, sosial, maupun
permasalahan
profesional.
guru
melaksanakan tugas di antaranya: 1)
sebagai profesi selain memiliki peran dan
Beberapa guru tidak membuat rencana
Dengan
demikian,
yang
timbul
beberapa dalam
4
pelaksanaan
pembelajaran
2)
sebagai fasilitator yang bersifat saling
Dalam pelaksanaan pembelajaran masih
melengkapi. Dalam konteks ini, guru
kurang, hal ini dapat dilihat dari guru yang
dituntut
belum dapat mengkondusifkan keadaan
proses pembelajaran yang efektif, kreatif
kelas menjadi tenang ketika ada siswa
dan inovatif secara dinamis dalam suasana
yang melakukan keributan di kelas, 3) Ada
yang demokratis. Dengan demikian proses
guru
proses
pembelajaran akan dilihat sebagai proses
dengan
pembebasan dan pemberdayaan, sehingga
telah
tidak terpaku pada aspek-aspek yang
yang
pembelajaran perencanaan
(RPP),
melaksanakan kurang
sesuai
pembelajaran
yang
dibuat, kebanyakan hanya sebagai bukti
untuk
mampu
melaksanakan
bersifat formal.
fisik saja, 4) Karya tulis berupa penulisan
Beberapa hasil penelitian yang
buku, artikel ilmiah, atau jurnal ilmiah
relevan dengan penelitian yang ingin
yang dimuat di media sangat jarang
dilakukan
dilakukan oleh guru, 5) Sebagian guru
profesionalisme
tetap
berikut:
mengikuti
diklat
peningkatan
oleh
peneliti
guru
adalah
tentang sebagai
kompetensi, namun dalam hal penulisan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
karya tulis dan penelitian belum dilakukan
Afriyanti (2013) tentang pelaksanaan tugas
secara optimal (wawancara dan observasi
guru profesional di SMA Negeri Kota
pada tanggal 21-22 Januari 2015 di SMAN
Pariaman. menunjukkan bahwa guru sudah
2 Selong).
menjalankan tugasnya dengan baik yang
Guru merupakan orang yang sangat
ditinjau dari pelaksanaan tugas pokok
berpengaruh dalam proses pembelajaran
mengajar
sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar siswa. Faktor lain yang harus
pembelajaran, dan tindak lanjut hasil
dilakukan
mencapai
pembelajaran sudah tinggi dengan skor
profesionalisme guru adalah, perlunya
rata-rata yang diperoleh sebesar 4,3.
perubahan
proses
Pelaksanaan tugas guru profesional di
pembelajaran. Anak didik tidak lagi
SMA Negeri Kota Pariaman ditinjau dari
ditempatkan
obyek
pengembangan
pembelajaran tetapi harus berperan dan
pengembangan
diperankan sebagai subyek. Guru tidak lagi
karya inovatif sudah tinggi dengan skor
sebagai
rata-rata yang diperoleh sebesar 4,19.
dalam
paradigma
sekedar
instruktur
dalam
sebagai
yang
harus
memposisikan dirinya lebih tinggi dari
Selain
itu,
pada anak didik, tetapi lebih berperan
profesional
meliputi:
perencanaan
profesi diri,
publikasi
Pelaksanaan ditinjau
meliputi: ilmiah,
tugas
dari
guru
kegiatan
5
pendukung
meliputi:
pengalaman
Penelitian
lain
yang
dilakukan
oleh
organisasi, tugas tambahan sudah tinggi.
Supriadi (2009) tentang pengembangan
Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
profesionalisme
yang diperoleh sebesar 4,1.
dikemukakan
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
kemampuan
oleh Muna dan Sutjiroso (2012) tentang
tingkat dan jenjang pendidikan yang pada
pengaruh
dan
hakekatnya pengembangan kemampuan
prestasi
professional guru ditekankan pada tiga
belajar siswa disebutkan bahwa terdapat
kemampuan dasar, yaitu: kemampuan
pengaruh positif dan signifikan antara
profesi,
profesionalisme
kemampuan sosial.
profesionalisme
karakteristik
siswa
guru
terhadap
guru
mata
pelajaran
produktif terhadap prestasi belajar siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta sebesar 7,1 %..
guru bahwa
guru
sekolah
pengembangan
disesuaikan
kemampuan
dasar
dengan
pribadi
dan
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam
Selanjutnya, penelitian yang membahas
bidang pendidikan atau pembelajaran yang
tentang
berkaitan dengan pekerjaan seseorang
pengaruh
profesionalisme peningkatan
pengembangan
guru mutu
SMP
terhadap
pendidikan
yang
menjadi
mata
pencaharian.
di
Sementara itu, guru yang profesional
Kabupaten Aceh Timur dilakukan oleh
adalah guru yang memiliki kompetensi
Bustami (2009) bahwa: Pengambangan
yang dipersyaratkan untuk melakukan
profesionalisme
tugas
guru
mempengaruhi
peningkatan mutu pendidikan
pendidikan
dan
pembelajaran.
sebesar
Sebagaimana dijelaskan oleh Rusman
32%, selebihnya 68% dipengaruhi oleh
(2014: 19) guru profesional adalah orang
faktor-faktor lain. Oleh karena itu, salah
yang memiliki kemampuan dan keahlian
satu komponen besar dari penelitian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga
tersebut adalah profesionalisme guru yang
mampu melakukan tugas dan fungsi
memiliki
melaksanakan
sebagai guru dengan kemampuan yang
proses pembelajaran dengan baik sekaligus
maksimal. Menurut Aqib dan Rohmanto
sebagai pribadi, keluarga dan masyarakat
(2007:
maka guru memiliki harapan yang tinggi
ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai
terhadap kualitas pembelajaran siswa yang
berikut:
berdampak pada mutu pendidikan.
menampilkan prilaku yang mendekati
tugas
dalam
standar
146)
1)
ideal,
kualitas
keinginan
2)
profesionalisme
untuk
meningkatkan
selalu
dan
6
memelihara citra profesi, 3) keinginan
Pandangan Rusdiana dan Heryati
untuk senantiasa mengejar kesempatan
(2015:
penegmbangan profesional yang dapat
merupakan kemampuan guru sedikitnya
meningkatkan dan memperbaiki kualitas
mencakup:
pengetahuan
4)
ketepatan materi, 2) keberartian atau
mengejar kualitas dan cita-cita dalam
tingkat kepentingan materi, 3) relevansi
profesi, dan 5) memiliki kebanggaan
dengan tingkat kemampuan peserta didik,
terhadap profesinya.
4)
dan
keterampilan,
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuna dasar yang harus dimiliki seorang guru. Adapun beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi
100)
kompetensi
1)
validitas
profesional
atau
kemenarikan,
tingkat
menarik
perhatian/memotivasi peserta didik, dan 5) kepuasan, merupakan hasil pembelajaran peserta didik benar-benar bermanfaat bagi kehidupannya.
profesional yaitu: Menurut Cooper (Alma.
Rusman (2014: 57-58) menjelaskan
et al, 2014: 138) bahwa ada empat (4)
kompetensi profesional yaitu kemampuan
kompetensi
profesional
yaiutu:
a).
yang
mempunyai
pengetahuan
tentang
dan
harus
dengan
dimiliki
guru
aspek
berkenaan
menyampaikan
tingkah laku manusia, b). mempunyai
pembelajaran,
pengetahuan dan menguasai bidang studi
pembelajaran, dan melakukan evaluasi.
yang dibinanya, c). mempunyai sikap yang
Guru mempunyai tugas untuk mengajarkan
tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
kegiatan belajar sisiwa untuk mencapai
sejawat, dan bidang studi yang dibinanya,
tujuan
dan d). mempunyai keterampilan dalam
dituntut mampu menyampaikan bahan
teknik mengajar. Menurut Johnson (Alma.
pelajaran.
et al, 2014: 138-139) mencakup: a).
memperbaharui dan menguasai materi
penguasaan materi pengajaran yang terdiri
pelajaran yang disajikan. Adapun kriteria
atas
penguasaan
pembelajaran,
untuk
Guru
itu
harus
selalu
kompetensi
konsep-konsep
dasar
berikut: a) Menguasai materi, struktur,
keilmuan yang diajarkan dari bahan yang
konsep, dan pola pikir keilmuan yang
diajarkannya,
dan
mendukung mata pelajaran yang diampu,
b).
penguasaan
guru
guru
harus
dan
profesional
proses
yang
diajarkan
bahan
melaksanakan
sebagai
penghayatan
atas
landasan,
wawasan
b) Menguasai standar kompetensi dan
kependidikan
dan
keguruan,
dan
kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
c).
penguasaan proses-proses kependidikan,
pengembangan
yang
diampu,
c)
keguruan dan pembelajaran siswa.
Mengembangkan mata pejalaran yang
7
diampu secara kreatif, d) Mengembangkan
orang lain untuk mendapatkan bayaran
keprofesionalan secara berkelanjut dengan
atau gaji. Sedangkan guru adalah pendidik
melakukan tindakan reflektif, dan e)
profesional yang memiliki tugas utama
Memanfaatkan teknologi informasi dan
untuk mendidik, mengajar, membimbing,
komunikasi (TIK) untuk berkomunikasi
mengarahkan,
dan mengembangkan diri.
mengevaluasi (Aqib dan Elham, 2007:
Senada dengan pendapat Rusdiana dan
Heryati
(2015:
101)
melatih,
menilai
dan
149).
bahwa
Pengembangan
profesi
adalah
pengembangan materi pembelajaran harus
kegiatan guru dalam rangka pengamalan
diarahkan untuk mencapai tujuan dan
ilmu dan pengetahuan, teknologi, dan
membentuk
kompetensi
didik
keterampilan untuk meningkatkan mutu,
berdasarkan
SK-KD
indikator
baik bagi proses belajar mengajar dan
kompetensi,
peserta dan
guru
pengembangan
melakukan
materi
standar
untuk
profesionalisme lainnya
tenaga
maupun
kependidikan
dalam
rangka
membentuk kompetensi peserta didik.
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Ramayulis (2013: 87) bahwa dengan
bagi pendidikan dan kebudayaan (Aqib
teknologi
informasi
memberikan
pendidik
dapat
dan Elham, 2007: 155). Jabatan guru
tanpa
harus
merupakan
layanan
berhadapan langsung
profesional,
oleh
pesesrta
karena itu pemegangnya harus selalu
didik, demikian sebaliknya peserta didik
meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tidak hanya menerima informasi dari
keterampilan
pendidik
Sebagai
saja
dengan
jabatan
tetapi
juga
dapat
secara
jabatan
terus
yang
harus
dapat
memperoleh informasi dalam lingkup yang
menjawab
luas dan berbagai sumber melalui cyber
masyarakat, jabatan guru harus selalu
space
dengan
dikembangkan, dimutakhirkan dan selalu
menggunakan komputer atau internet.
mengadakan pembaharuan sesuai dengan
Sebagaimana Volme dan Mills (Sagala,
tuntutan tugasnya. Seperti yang dijelaskan
2012: 195) mengemukakan bahwa pada
beberapa kegiatan guru yang termasuk
dasarnya profesi adalah sebagai suatu
kegiatan pengembangan profesi yaitu a)
spesialisasi dari jabatan intelektual yang
Mengadakan
diperoleh melalui studi dan training,
pendidikan, b) Menemukan teknologi tepat
bertujuan
keterampilan
guna di bidang pendidikan, c) Membuat
melalui pelayanan dan bimbingan pada
alat pelajaran, peraga atau bimbingan, d)
atau
ruang
memberikan
maya
tantangan
menerus.
penelitian
perkembangan
di
bidang
8
Menciptakan karya tulis, e) Mengikuti
diskriptitf
kegiatan pengembangan kurikulum (Aqib
“Case Study”. Subjek penelitian adalah
dan Elham,2007: 155).
guru-guru yang sudah disertifikasi yang
Berdasarkan
uraian
di
atas,
dipandang perlu untuk dilakukan studi lebih lanjut tentang peran profesionalisme guru
yang
dilihat
dari
aspek
pengembanngan dan unsur pendukung profesionalismenya. Hal ini penting untuk dilakukan,
mengingat
faktor
profesionalisme merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran siswa. oleh karena itu, permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian
ini
adalah
tentang
peran
profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di SMAN 2 Selong.
kualitatif,
yang
bersifat
berjumlah 10 orang. Sementara informan penelitian adalah kepala SMAN 2 Selong, guru yang belum di sertifikasi, pegawai atau staf, dan siswa. Metode pengumpulan data
dalam
penelitian
ini
meliputi
observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik untuk mengumpulakan data yaitu menggunakan purposive sampling, kemudian teknik lain yang digunakan untuk
mendapatkan
snowball
informan
sampling.
adalah
Analisis
data
dilakukan dengan cara: a) reduksi data; b) display data; dan c) verifikasi (milles & Hubberman, 2009: 16-20) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kajian teori yang telah
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif,
yaitu
suatu pendekatan penelitian yang berusaha untuk mengungkapkan masalah secara apa adanya (alamiah) dari kondisi sebenarnya pada situasi tertentu. Moleong (2013: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
diuraikan
sebelumnya,
peran
profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas belajar siswa ada dua yaitu peran pengembangan pendukung
profesi
dan
profesinya.
unsur Adapun
pembahasan dua sub fokus tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: a.
Peran
Profesional
Guru
dalam
memahami fenomena secara holistik dan
Mengembangkan Profesinya Untuk
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
Meningkatkan
kata dan bahasa, pada suatu konteks
Pembelajaran Siswa
khusus
yang
alamiah
Kualitas
dengan
memanfaatkan berbagai metode. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Indikator peran profesional guru dalam mengembangkan profesinya untuk
9
meningkatkan
kualitas
belajar
siswa
mata pelajaran, tidak lepas juga
khususnya pada kompetensi profesional
kita memotivasi serta memantau
guru meliputi
kinerja siswa...”
lima aspek
yaitu: 1)
menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan, 2) menguasai stantar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran
yang
mengembangkan
materi
pembelajaran
yang
secara
kreatif,
diampu
diampu,
3)
4)
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan 5) memanfaatkan teknologi informasi
dan
komunikasi
untuk
mengembangkan diri.
Terkait
pertama menunjukkan bahwa peran guru
ini,
hasil
penelitian menunjukkan bahwa hal penting yang
harus
dimiliki
guru
adalah
kemampuan menjabarkan materi dalam kurikulum. Oleh karena itu, temuan dalam penelitian ini mendukung pandangan guru tentang penentuan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, keterkaitan antara materi yang
diajarkan
dengan
tujuan
atau
kompetensi yang akan dicapai. Selain itu,
menerima
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan adalah menjelaskan konsep materi yang disampaikan dengan mengaitkan antar mata pelajaran dengan keberagaman siswa (secara kontekstual), memantau kinerja siswa, dan memberikan pelayanan yang siswa,
sebagaimana
terungkap dari data hasil penelitian berikut ini:
materi
serta
membentuk
kompetensi dirinya.
dalam aspek penguasaan materi, struktur,
terhadap
hal
guru memfasilitasi peserta didik dalam
Hasil penelitian pada indikator
baik
dengan
Hasil penelitian ini mempertegas pandangan Rusdiana dan Heryati (2015: 100) tentang kemampuan guru dalam menjabarkan
materi dalam kurikulum
mencakup lima hal pokok yaitu: 1) validitas atau tingkat ketepatan materi, 2) keberartian
atau
materi,
relevansi
3)
tingkat
kepentingan
dengan
tingkat
kemampuan peserta didik, 4) kemenarikan, menarik
perhatian/memotivasi
peserta
didik, dan 5) kepuasan, merupakan hasil “...peran kita sebagai guru adalah
pembelajaran peserta didik benar-benar
memantau
bermanfaat bagi kehidupannya.
tingkat
pemahaman
siswa dalam menerima materi dan konsep
yang
kita
ajarkan,
menjelaskan fungsi dan tujuan
Selain memperkuat
itu, salah
temuan satu
ini
juga
pandangan
10
Johnson (Alma. et al, 2014: 138-139) yang
oleh Suprihatiningrum (2013: 117) bahwa
menyatakan
guru
mencakup:
kompetensi a)
profesional
penguasaan
yang
mempunyai
kompetensi
materi
profesional harus mampu memilah dan
pengajaran yang terdiri atas penguasaan
memilih serta mengelompokkan materi
bahan yang harus diajarkan dan konsep-
pembelajaran yang akan disampaikannya
konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari
kepada siswa sesuai dengan jenisnya. Oleh
bahan yang diajarkannya, b) penguasaan
karena itu, tanpa kompetensi tersebut dapat
dan penghayatan atas landasan, wawasan
dipastikan bahwa guru akan menghadapi
kependidikan
berbagai
dan
keguruan,
dan
c)
kesulitan
dalam
membentuk
penguasaan proses-proses kependidikan,
kompetensi siswa, bahkan dapat dikatakan
keguruan dan pembelajaran siswa.
gagal dalam melaksanakan pembelajaran.
Hasil
penelitian
aspek
Sebagaimana juga terungkap dari
peran guru dalam menguasai standar
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
kompetensi dan kompetensi dasar mata
pendapat guru (informan) terhadap peran
pelajaran yang diampu yaitu: melakukan
guru dalam menguasai standar kompetensi
analisis SK-KD (indikator), membuat RPP
dan kompetensi dasar (SK-KD) mata
dalam beberapa pertemuan berdasarkan
pelajaran yang diampu yaitu bahwa guru
SK-KD sesuai dengan kebutuhan siswa.
mampu merencanakan dan melaksanakan
Temuan tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan baik. Sebagaimana
dalam
terungkap
setiap
tentang
materi
pembelajaran
khususnya pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar
(SK-KD)
dari
data
hasil
penelitian
berikut:
setiap “...dalam
kelompok mata pelajaran perlu dianalisis
disesuaikan
dan dibatasi. Sebagaimana terungkap dari
pembuatan dengan
RPP materi,
kemudian menentukan metode dan
data hasil penelitian berikut:
jenis penilaian yang kita gunakan, dan
tetapi kita sebagai guru memahami
memahami SK-KD-nya (indikator),
SK-KD dan indikator yang ada di
kita sebagai guru membuat RPP
silabus.”
“....setelah
sesuai
kita
dengan
melihat
materi
dan
kebutuhan siswa.” Hasil
penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan di
atas
memperkuat pendapat yang dikemukakan
bahwa
SK-KD
beserta
indikator-
indikatornya, tujuan pembelajaran, materi,
11
dan
penilaian
serta
untuk
Apa yang telah dilakukan oleh
merealisasikannya harus ditetapkan sesuai
guru-guru sudah sesuai dengan apa yang
dengan
kepentingan
pembelajaran,
dinyatakan oleh Rusman (2014: 5) bahwa
sehingga
peserta
memperoleh
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kesempatan dan pengalaman belajar yang
disusun untuk setiap kompetensi dasar
optimal. Hasil penelitian tersebut sesuai
yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
dengan pendapat Rusdiana dan Heryati
pertemuan atau lebih. Hal yang sama juga
(2015: 101) yang mengatakan bahwa
dikemukakan
pengembangan materi pembelajaran harus
(2013:
diarahkan untuk mencapai tujuan dan
pembelajaran
membentuk
kompetensi
mengelola
berdasarkan
SK-KD
kompetensi.
waktu
didik
peserta dan
Guru
pengembangan
materi
didik
merupakan pembelajaran
untuk
ini
mustahil
target
juga
melalui
RPP
kemampuan
guru
akan
dapat
Hasil
dokumentasi yang dilakukan menunjukkan
mengembangkan
bahwa dalam satu KD ada empat penilaian
yang
sikap
memantau
keterampilan.
diketahui
kadar
dalam
menjalankan
penelitian
salanjutnya
profesinya.
mengenai
masing-masing
pembelajaran
dapat
Terkait dengan hal ini, hasil observasi dan
Penggunaan
yang
tercapai secara maksimal. Pada sisi lain,
program yang telah dibuat oleh guru.
empat
persiapan
muka. Tanpa perencanaan yang matang,
mengelola pembelajaran merupakan tahap
ada
perencanan
melakukan
menunjukkan bahwa melaksanakan atau
dan
bahwa
dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap
standar
penelitian
224)
Suprihatiningrum
indikator
membentuk kompetensi peserta didik. Hasil
oleh
aspek
diampu
peran materi
secara
tingkat
guru
dalam
pembelajaran kreatif
adalah
pemahaman
siswa,
penilaian
memahami kurikulum, membuat perangkat
diambil dari beberapa pertemuan yaitu:
pembelajaran sesuai karakteristik siswa,
pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan
serta menggunakan strategi dan metode
keempat. Pertemuan pertama yang dinilai
pembelajaran
adalah keterampilan dalam melakukan
Pengembangan materi diperlukan dalam
praktikum,
keterampilan
rangka menyelaraskan antara materi yang
membuat produk yang dituangkan dalam
ada dengan perubahan dan perkembangan,
bentuk laporan. Bukti fisik dari komponen
baik yang terkait dengan pola pikir siswa
ini berupa RPP yang sudah disahkan oleh
maupun keterbatasan materi itu sendiri.
kemudian
guru dan kepala sekolah.
yang
bervariasi.
12
Dalam
setiap
pengembangan
mendesain dan mengembangkan materi
materi pembelajaran, guru seharusnya
pembelajaran individual, serta tugas guru
memperhatikan apakah materi yang akan
adalah memotivator dan membimbing
diajarkan
kemajuan
sesuai
dengan
tujuan
dan
peserta
didik
dalam
kompetensi yang akan dibentuk. Selain itu,
menyelesaikan materi dan membentuk
informasi yang diberikan kepada siswa
kompetensi, b) guru memilih materi
secara
pembelajaran yang sudah dengan strategi
lisan
maupun
tertulis
yang
dimengerti oleh siswa diharapkan dapat
pembelajaran
mengembangkan daya pikir dan nalarnya
kompetensi,
secara maksimal baik dengan berpikir
bergantung
induktif ataupun deduktif. Sebagaimana
menyampaikan
terungkap
pembelajaran menurut strategi yang telah
dari
data
hasil
penelitian
berikut:
pembelajaran
pada
guru semua
sangat untuk materi
“...para guru disini menggunakan
Hasil penelitian selanjutnya tentang
pendekatan sincetific, tetapi guru
peran guru dalam aspek mengembangkan
yang akan mengembangkan sendiri
keprofesionalan secara berkelanjutan dapat
materi yang diampu, materi yang
dilihat dari upaya guru dalam melakukan
akan
tindakan
disampaikan
disesuaikan
reflektif
yaitu
melakukan
dengan karakteristik siswa atau
evaluasi, membuat jurnal pembelajaran,
kondisi sekolah. Terutama supaya
dan membuat portofolio. Sebagaimana
siswa tidak jenuh, biasanya guru
terungkap dari data hasil wawancara
memberikan
berikut:
siswa
menemukan
“…kita sebagai guru melakukan
dengan LKS problem solving yang
refleksi dengan cara menulis di
guru berikan...” Hasil memperkuat
portofolio, kadang membuat jurnal
penelitian pendapat
di
Rusdiana
atas
kegiatan pembelajaran, selain itu
dan
kita sebagai guru di evaluasi oleh
Heryati (2014:102) yang mengemukakan ada
tiga
(3)
tipe
dalam
penyampaian
pengembangan pembelajaran,
teman sejawat.
materi
pembelajaran yang menyangkut peranan guru
c)
pembentukan
dikembangkan.
sendiri, melakukan sediri sesuai
bahwa
dalam
yaitu:
dan a)
Pernyataan ini menunjukkan bahwa peran
guru
dalam
mengembangan
keprofesionalan dapat dikatakan belum maksimal,
hanya
sebatas
melakukan
13
evaluasi dalam bentuk membuat jurnal dan
Pernyataan ini menunjukkan bahwa
melakukan penilaian portofolio belum
guru dituntut untuk memiliki kompetensi
sampai pada tahap melakukan penelitian
dalam
ilmiah
pembelajaran
seperti
melakukan
penelitian
pemanfaatan
teknologi
terutama
internet,
tindakan kelas (PTK) dengan membuat
mampu
karya tulis ilmiah (KTI). Hal ini juga
pengetahuan
ditegaskan oleh Suprihatiningrum (2013:
dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini
203) bahwa penelitian dilakukan untuk
sejalan dengan pendapat Ramayulis (2013:
mengetahui lebih dalam tentang prilaku
87) bahwa dengan teknologi informasi,
siswa, gaya belajar, dan segala sesuatu
pendidik dapat memberikan layanan tanpa
yang
harus
berkaitan
dengan
proses
memanfaatkan
agar
teknologi
berhadapan
dan
informasi
langsung
pesesrta
guru dituntut menjadi lebih baik dengan
peserta
melakukan penelitian dan membuat karya
informasi dari pendidik saja tetapi juga
ilmiah.
dapat hasil
penelitian
mengenai peran guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri yaitu menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam
sistem
mengakses
jaringan
jaringan
komputer,
internet
untuk
memperkaya sumber/bahan belajar, dan memperbanyak
media
atau
didik
Demikian
dengan
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang
Selanjutnya
didik.
berbagai
tidak
sebaliknya,
hanya
memperoleh
menerima
informasi
dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan
komputer
atau
internet. b. Pelaksanaan Guru
Tugas
Profesional
dalam Unsur
Pendukung
Pengembangan
Profesinya
di
SMAN 2 Selong.
metode Sebagaimana
pembelajaran. Sebagaimana terungkap dari
deskripsi
data hasil wawancara berikut:
hasil
diuraikan penelitian
pada bahwa
pelaksanaan tugas profesional guru dalam “...guru dan siswa di sekolah
unsur
memanfaatkan
internet
profesinya adalah melakukan workshop,
mengunduh
melakukan diskusi, mengikuti kegiatan
yang
ada
jaringan untuk
pendukung
pengembangan
sumber-sumber belajar, mencari
MGMP/KKG,
video model pembelajaran di kelas
dengan teman sejawat dan guru bidang
dan untuk mencari artikel-artikel.”
studi
lainnya.
melakukan
kolaborasi
Pengembangan
profesi
14
melibatkan strategi-strategi yang dapat
materi subjek, peningkatan pengetahuan
membantu individu/organisasi untuk lebih
pendidikan spesifik bidang studi, dan
efektif dalam pelaksanaan pencapaian
pendidikan profesional.
individu/organisasi,
misi,
tujuan,
dan
hasilnya. Sebagaimana kutipan data hasil wawancara berikut:
Selain
itu,
pengalaman
guru
menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas
“...kita melakukan workshop di
tambahan
sekolah,
melakukan
pengembangan profesinya. Salah satu
mengenai
kesulitan-kesulitan
diskusi di
dapat
mempengaruhi
kegiatan yang dilakukan oleh guru di
kelas, ikut dalam kegiatan MGMP
SMAN
atau
MGMP. Dengan adanya MGMP atau
KKG
dan
melakukan
2
Selong
adalah
ilmiah
melakukan
kerjasama dengan semua staf atau
pertemuan
diharapkan
mampu
pegawai…”
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang
Pernyataan di atas senada dengan yang dikemukakan oleh Suprihatiningrum
pendidik. Sebagaimana kutipan dari hasil wawancara sebagai berikut:
(2013: 172) bahwa pengembangan profesi adalah suatu proses untuk membantu
“...bentuk
organisasi atau individu dalam melakukan
disini adalah melakukan diskusi,
pekerjaan secara efektif. Selain itu, hasil
MGMP, serta mengikuti pelatihan
studi dokumentasi yang dilakukan peneliti
pengembangan kurikulum...”
menemukan bahwa kualifikasi akademik guru
sebagai
unsur
pendukung
pengembangan profesinya yaitu memiliki tingkat pendidikan dari S1 sampai S2. Artinya guru memiliki kemauan untuk melakukan
studi
meningkatkan
lanjut
kualitas
yang
dapat
profesionalnya.
Sebagaimana dipertergas oleh pendapat Lardizabal (Suprihatiningrum 2013: 172) bahwa pendidikan lanjutan bagi guru hendaknya diarahkan paling tidak pada tiga hal, yaitu peningkatan pengetahuan
kerjasama
guru-guru
Hasil penelitain di atas senada dengan pendapat Collette & Chiappetta (Suprihatiningrum
2013:
174)
bahwa
pengembangan profesional guru dapat ditempuh melalui beberapa cara yaitu inservice musyawarah (MGMP),
training, guru
memberdayakan mata
pelajaran
memberdayakan
organisasi
profesi dan mengevaluasi kinerja guru. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatan profesional guru melalui kegiatan tersebut diharapkan menjadi sebuah wadah yang
15
dapat meningkatkan kualitas guru yang
tidak hanya memanfaatkan pertemuan di
pada akhirnya berdampak pada kualitas
kelas tetapi juga menggunakan jaringan
belajar siswa.
internet
menyelesaikan
materi
pembelajaran. Artinya guru dan siswa
SIMPULAN 1.
dalam
Peran profesionalisme guru dalam mengembangkan
profesinya
di
SMAN 2 Selong. Dilihat dari pemahaman tentang peran profesionalisme
guru
mengembangkan
dapat memberikan atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah melalui komunikasi jaringan internet. 2.
dalam
dalam
profesinya
Pelaksanaan tugas profesional guru unsur
pendukung
pengembangan profesinya di SMAN
dapat
2 Selong.
disimpulkan beberapa poin penting yaitu: pertama, guru melakukan pengembangan
Dilihat dari pemahaman tentang peran
bahan ajar atau materi yang relevan
profesionalisme
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
unsur
Kedua,
profesinya dapat disimpulkan beberapa
dalam
menyusun
prosedur
guru
khususnya
pendukung
pengembangan
pertama,
pembelajaran guru dapat melakukannya
poin
dengan
sehingga
melakukan workshop, diskusi, mengikuti
materi
kegiatan MGMP atau KKG, melakukan
untuk membentuk kompetensi dirinya.
kolaborasi dengan teman sejawat dan guru
Ketiga, dalam melakukan perencanaan
bidang studi lainnya. Kedua, sebagian guru
pembelajaran
tepat
memudahkan
melakukan
dan
cermat
siswa
menerima
guru analisis
penting
pada
yaitu:
guru
sudah
mampu
melakukan studi lanjut ke jenjang S2 guna
terhadap
standar
mendukung
pengembangan
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
profesionalismenya
(KD) setiap kelompok mata pelajaran yang
meningkatkan
akan disamapaikan ke siswa. Keempat,
siswa. Ketiga, guru-guru di SMAN 2
dalam
mengembangkan
Selong sudah dapat melaksanakan tugas
keprofesionalannya guru tampak belum
profesionalismenya dengan baik. Hal ini
secara
melakukan
terlihat dari peran yang dimiliki oleh guru
tindakan reflektif karena guru hanya
yaitu: memiliki rasa pengabdian yang
membuat
tinggi,
maksimal
jurnal
dalam
pembelajaran
dan
pengisian portofolio tetapi seharusnya guru
memandang komponen
dalam pelaksanaan pembelajaran guru
khususnya
penelitian
ilmiah.
kualitas
profesi penting masyarakat
dapat
pembelajaran
tanggungjawab
Kelima,
melakukan
sehingga
sosial guru di
yang sebagai
masyarakat
sekolah
serta
16
pentingnya organisasi profesi guru dalam pengembangan layanan profesionalnya. SARAN 1.
Semua guru yang ada di SMAN 2 Selong
perlu
meningkatkan
Afriyanti, P. 2013. “Pelaksanaan Tugas Guru Profesional di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Pariaman.” Jurnal Ilmiah Administrasi Pendidikan. 1, (1), 377-461. Agung,
profesionalisme secara terus menerus dan sadar akan peran beserta tugas yang dimiliki. 2.
Semua guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan
tututan
masyarakat
yang
Alma, B. et al. 2014. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib,
menghendaki pelayanan yang lebih baik. 3.
Guru perlu memperkuat diri melalui keikutsertaan dalam forum ilmiah, seperti: mengikuti pertemuan asosiasi profesi, ikut terlibat dalam penelitian ilmiah atau pembuatan karya ilmiah, mengikuti
workshop,
mengikuti
pelatihan profesionalisme guru baik di tingkat
kabupaten/kota,
nasional
ataupun
provinsi,
ke
tingkat
internasional, . 4.
Kepada peneliti lain, dapat melakukan kajian
lebih
lanjut
mengenai
profesionalisme guru dengan melihat dari beberapa aspek kompetensi yang lain,
seperti
aspek
kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. DAFTAR PUSTAKA
I. 2014. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Bee Media Pustaka.
Z., dan Elham, R. 2007. Membangaun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Bafadal, I. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Bustami. 2009. “Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Aceh Timur.” Jurnal Ilmiah Administrasi Pendidikan. Geoge, R. 2004. Filsafat Pendidikan (Isuisu Kontemporer & Solusi Alternatif). Yogyakarta: Idea Pers. Hadi, S. 1999. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Vol. 2. Hamidi.
2010. Metode Penelitian Kualitatif (Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian). Malang: UMM Press.
17
Herdiansyah, H. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Muna,
C. dan Bambang, S. 2012. “Pengaruh Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Produktif Dan Karakteristik Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan. Yogyakarta.
Muslich,
M. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Malang: Bumi Aksara.
Miles dan Huberman, 2009. Analisis Data kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Moleong, L. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurdin, S. 2005. Profesionalisme dan Impelementasi Kurikulum Guru. Jakarta: Quantum Teaching. Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia. Riduwan.
2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, Y. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan
Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press. Rusdiana, A dan Heryati, Y. 2015. Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif). Bandung: Pustaka Setia. Rusman.
2014. Model-Model Pembelajara (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Satori, D., dan Komariah, A. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Soekanto, S., dan Sulistyowati, B. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Supriadi,
O. 2009. “Pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar”. Jurnal Tabularasa PPs Unimed. 6, (1), 27-38.
Suprihatiningrum, J. 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja Kualifikasi & Kompetensi Guru. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 2005 Tentang Guru dan dosen.