PERAN PESAN IKLAN SABUN KESEHATAN DETTOL DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN KESEHATAN DETTOL (Studi Pada Mahasiswi Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang) Luthfi 1), Anung Prasetyo N. SE,. MMA2), dan Retno Ayu Dewi N. SE,. MM3). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi E_Mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran secara simultan dan parsial dari variabel Pesan Iklan (Isi Pesan (X1), Struktur Pesan (X2), Format Pesan (X3), dan Sumber Pesan (X4)) di Televisi Sabun Kesehatan Dettol terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol (Y) serta untuk mengetahui variabel yang dominan berperan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Teknik pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dan untuk analisisnya digunakan analisis regresi linier berganda. Dari persamaan regresi menunjukkan adanya peran dari variabel bebas (Isi Pesan, Struktur Pesan Format Pesan, dan Sumber Pesan) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian). Peran variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dijelaskan melalui nilai R-square (R2) sebesar 0,508 atau 50,8%, dan sisanya sebesar 0,492 atau 49,2 % dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Peran variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial menunjukkan bahwa variabel Isi Pesan (X1) dan variabel Sumber Pesan (X4) berperan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y) karena menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05. Variabel Sumber Pesan (X4) dengan nilai Standardized Coefficients Beta sebesar 0,002 adalah variabel yang lebih dominan berperan terhadap Keputusan Pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol (Y) dibandingkan dengan variabel lainnya. Kata Kunci: Pesan Iklan, Keputusan Pembelian ABSTRACT This study was conducted to determine the role simultaneously and partially of variable message Advertising (Content Message (X1), Structure Message (X2), Message Format (X3), and Source Book (X4)) in Television Soap Health Dettol on product purchasing decisions Soap Health Dettol (Y) and to investigate the dominant variables contribute to health product purchasing decisions Dettol Soap. Data retrieval technique using purposive sampling techniques and analysis used for multiple linear regression analysis. From the regression equation indicating the role of the independent variable (Message Content, Structure Message Format Message, and Source Book) on the dependent variable (purchase decision). The role of the independent variable on the dependent variable simultaneously described by the R-square (R2) of 0.508 or 50.8%, and the balance of 0.492 or 49.2% is explained by other variables that are not included in this study. The role of the independent variable on the dependent variable partially indicates that the variable Message Body (X1) and variable Source Book (X4) contribute significantly to the purchase decision (Y) because it indicates the number is smaller than 0.05. Variable Message Source (X4) with Standardized Coefficients Beta value of 0.002 is more dominant variable that contributes to the product purchase decision Soap Dettol Health (Y) compared to other variables. Keywords: Advertising Messages, Purchase Decision
PENDAHULUAN Saat ini perkembangan kehidupan masyarakat telah banyak mengalami kemajuan yang cukup pesat, salah satu contoh adalah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini bermanfaat bagi banyak pihak, misalnya perusahaan dengan mempromosikan barang atau jasa dimudahkan melalui iklan. Akan tetapi Semua pelaku ekonomi dituntut untuk mampu berfikir kritis, evaluative dan dapat membaca situasi-kondisi lingkungan masyarakat serta dapat mempertimbangkan semua perkembangan informasi yang bertujuan untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumennya. Pemasaran suatu produk juga tidak hanya memperhatikan kualitas, harga kompetitif, dan ketersediaan produk bagi pelanggan sasaran, tetapi juga memerlukan komunikasi yang efektif yang berkesinambungan dengan para pelanggan potensial, sehingga tercipta hubungan yang erat antara konsumen dan produsen. Salah satu faktor yang menyebabkan berhasil tidaknya suatu usaha baik yang bergerak dalam bidang jasa maupun industri semuanya tidak terlepas dari kegiatan promosi yang dijalankan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Menurut Lamb, et al. (2001:145) Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Media periklanan yang dianggap paling efektif dan tepat untuk melakukan promosi adalah media televisi, karena keunggulan media televisi seperti yang dicantumkan dalam Kotler, et al. (2000:66) yaitu menggabungkan pandangan, suara, dan gerakan, memberikan daya tarik pada perasaan, perhatian tinggi, jangkauan tinggi.
Sabun Kesehatan Dettol pada tahun 2011 mengalami peningkatan 4,7% dari tahun 2010, dengan persentase 38.6% dan menjadi Top Brand teratas diatas Lifebuoy yang persentasenya sebesar 37.4%. Produk merek Dettol saat ini telah meluncurkan inisiatif; Misi Hidup Sehat Dettol dengan menggandeng Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang penandatanganannya dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013. Yang kemudian pada saat ini Dettol telah meluncurkan Iklan yang mendiskripsikan bahwa “Dettol Merupakan Sabun Kesehatan Anti Septik Nomer Satu, Rekomendasi Para Dokter” Rumusan masalah yang diajukan: 1. Apakah terdapat peran yang signifikan secara simultan dari komponen pesan iklan televisi Sabun Kesehatan Dettol yang terdiri dari variabel isi pesan, struktur pesan, format pesan, serta sumber pesan iklan terhadap keputusan pembelian sabun kesehatan? 2. Apakah terdapat peran yang signifikan secara parsial dari komponen pesan iklan televisi Sabun Kesehatan Dettol yang terdiri dari variabel isi pesan, struktur pesan, format pesan, serta sumber pesan iklan terhadap keputusan pembelian sabun kesehatan? 3. Di antara keempat variabel tersebut, variabel manakah yang dominan berperan terhadap keputusan pembelian sabun kesehatan? Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah serta untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kotler (2005:10) definisi pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses tertentu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. P em asar an m oder n saat ini m em er lukan lebih dar i sekedar mengembangkan produk atau jasa yang berkualitas, harga kompetitif, dan ketersediaan produk bagi pelanggan sasaran. Pemasaran modern juga memerlukan komunikasi interaktif yang berkesinambungan dengan para pelanggan potensial. Cara yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan kegiatan komunikasi pemasaran seperti misalnya melakukan pengiklanan. Menurut Duncan (2005:7) bahwa Komunikasi pemasaran adalah kumpulan dari bermacam-macam tipe perencanaan pesan yang digunakan untuk membangun suatu merk, meliputi periklanan, hubungan masyarakat (humas), promosi penjualan, pemasaran langsung, personal selling, pengemasan, event, sponsorship,dan pelayanan konsumen).
(materi iklan, visualisasi, penggunaan model atau permainan kamera dan teknologi yang menyertainya sebagai contoh animasi grafis, dll (Lwin dan Aitheson, 2005:105). Menurut Kotler (2005:254) perumusan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah, yaitu apa yang harus dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan). Keputusan Pembelian “Purchase decision is the buyer’s decision about which brand topurchase” (Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli untuk memilih merek yang akan dibeli). (Kotler dan Amstrong, 2004:200). Kerangka Pikir
Periklanan Menurut Durianto, dkk (2003:1), kata iklan berasal bahasa Yunani yang artinya adalah ”menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi non-personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu.
Variabel Isi Pesan (X1) Daya tarik rasional dan daya tarik emosional Variabel Struktur Pesan (X2) Urutan penyajian iklan dan penayangan iklan
Keputusan pembelian (Y)
Variabel Format Pesan (X3) Susunan pesan simbolik dan ungkapan visual iklan Variabel Sumber Pesan (X4) Kredibilitas sumber dan Penilaian terhadap Sumber
METODE PENELITIAN Pesan iklan yaitu pemahaman dari sebuah iklan yang ditangkap oleh konsumen dan akan menimbulkan persepsi khalayak atas iklan. Pesan iklan tersebut yang ditampilkan lewat copy
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner dan Studi Pustaka. Metode analisa data yang di gunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan mengunakan program SPSS HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya peran variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), variabel format pesan (X3), variabel sumber pesan (X4) terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil uji regresi diketahui pada tabel berikut:
Tabel 1 : Uji Regresi
Variabel
B Unstandardized Coefficients
Statistics: Regression Analysis [7th (Seventh) Edition]. Prentice Hall dan buku Dougherty, C. 2002. Introduction to econometrics. 2nd ed. New York: Oxford University Press. Yang menjelaskan tentang konstanta negatif, berikut ulasannya: Konstanta
negatif tidaklah menjadi persoalan dan bisa diabaikan selama model regresi yang anda uji sudah memenuhi asumsi (misal normalitas untuk regresi sederhana) atau asumsi klasik lainnya untuk regresi ganda. Selain itu, selama nilai slope tidak NOL maka tidak perlu memperdulikan konstanta negatif ini. Konstanta negatif umumnya terjadi jika ada rentang yang cukup jauh antara X (variabel independen) dan Y (variabel respon. misal X memiliki rentang nilai 1 – 8, sedangkan Y memiliki rentang nilai 100 – 200. Karena dasarnya regresi digunakan memprediksi Y berdasarkan nilai perubahan X, maka harusnya yang menjadi perhatian adalah X nya (slope), bukan nilai konstanta.
(Constant -.240 X1 .359 X2 -.099 X3 .166 X4 .619 R Square = 0.508 Sumber : Diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas terdapat konstanta yang nilainya adalah negatif (-), dalam hal ini sangat tidak masuk akal sekali ketika promosi sudah dilakukan dengan sangat maksimal yaitu berupa penayangan iklan di televisi tenyata hasilnya minus/negatif dan atau dibawah nol. Mengacu pada buku William Mendenhall. (2011). A Second Course in
Dalam berbagai kasus, intercept juga sering tidak masuk akal untuk diinterpreasi sehingga harus diabaikan. Dari tabel dapat dibuat persamaan regresi untuk mengukur tingkat peran dari variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), variabel format pesan (X3), variabel sumber pesan (X4) terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun persamaan regresi sebagai berikut: Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 0, 359X1 + - 0,099X2 + 0,166X3 + 0,619X4+ e Dari persamaan garis regresi linier berganda tersebut, maka dapat diartikan bahwa: Y = variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Keputusan
Pembelian produk sabun kesehatan Dettol yang nilainya akan diprediksi oleh variabel Isi Pesan (X1), Struktur Pesan Iklan (X2), variabel Format (bentuk) Pesan Iklan (X3), dan variabel Sumber Pesan (X4) b1 = 0,359 menunjukkan koefisien regresi variabel Isi Pesan (X1) perannya terhadap Keputusan Pembelian (Y) memiliki tanda positif (+). Hal ini berarti sifat hubungannya searah. Sifat hubungan yang positif tersebut dapat diartikan bahwa jika Isi Pesan (X1) baik, maka Keputusan Pembelian produk sabun kesehatan Dettol juga baik, begitu pula sebaliknya jika Isi Pesan (X1) buruk, maka Keputusan Pembelian produk sabun kesehatan Dettol juga buruk. b2 = -0,099 menunjukkan koefisien regresi variabel Struktur Pesan (X2) perannya terhadap Keputusan Pembelian (Y) memiliki tanda negatif (). Hal ini berarti sifat hubungannya tidak searah. Sifat hubungan yang negatif (-) tersebut dapat diartikan bahwa Struktur Pesan (X2) tidak ada peran terhadap keputusan pembelian. b3 = 0,166 koefisien regresi variabel Format (bentuk) Pesan Iklan (X3) perannya terhadap Keputusan Pembelian (Y) memiliki tanda positif (+). Hal ini berarti sifat hubungannya searah. Sifat hubungan yang positif tersebut dapat diartikan bahwa jika Format (bentuk) Pesan Iklan (X3) baik, maka Keputusan Pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol juga baik, begitu pula sebaliknya jika Format (bentuk) Pesan Iklan (X3) buruk, maka Keputusan Pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol juga buruk. b4 = 0,619 koefisien regresi variabel Sumber Pesan(X3) perannya terhadap Keputusan Pembelian (Y) memiliki tanda positif (+). Hal ini berarti sifat hubungannya searah. Sifat hubungan yang positif tersebut dapat diartikan bahwa jika Sumber Pesan (X4) baik, maka Keputusan Pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol juga baik, begitu pula sebaliknya jika Sumber Pesan (X4)
buruk, maka Keputusan Pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol juga buruk. e = error Item (variabel lain tidak dijelaskan). Dari hasil analisa didapatkan nilai R Square sebesar 0.508 artinya variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), variabel format pesan (X3), variabel sumber pesan (X4) berperan terhadap keputusan pembelian (Y). sebesar 50,8%. Pengujian Hipotesis Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui apakah variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan (X3), sumber pesan (X4) berperan terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil dari pengujian hipotesis sebagai berikut: Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F) Uji F atau uji secara simultan yaitu uji statistik untuk mengetahui peran variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan (X3), sumber pesan (X4) berperan terhadap keputusan pembelian (Y). secara bersama atau universal, berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut. Tabel 2 : Hasil Uji F
Variabel
Mean Square
X1, X2, X3 5.117 dan X4 Sumber : Diolah, 2015
F
Sig.
17.539
.000a
Berdasarkan hasil perhitungan uji F pada Tabel 15 diatas diperoleh nilai F hitung = 17.539 dengan nilai Sig F = 0,000. Karena nilai Fhitung memiliki tingkat signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan (X3), dan sumber pesan (X4) secara bersama-sama atau simultan berperan signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y). Artinya bahwa jika keseluruhan
variabel pesan iklan mengalami perubahan (positif maupun negatif), maka variabel keputusan pembelian juga mengalami perubahan searah dengan perubahan variabel pesan iklan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang pertama dari penelitian ini (H1) dapat terbukti dan diterima. Hipotesis Kedua Uji t (Parsial) Uji t di lakukan untuk mengetahui besarnya peran dari masing-masing variabel isi pesan (X1), struktur pesan (X2), format pesan (X3), dan sumber pesan (X4) terhadap variabel keputusan pembelian (Y), adapun besarnya nilai masing-masing peran dari variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 3 : Hasil Uji t Variabel X1
Beta .236
Sig t .032
X2
-.069
.561
X3
.126
.408
X4
.492
.002
Sumber : Diolah, 2015 Berdasarkan tabel, didapatkan nilai signifikansi sebagai berikut: Secara parsial variabel Isi Pesan (X1) berperan positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dimana angka signifikansi isi pesan adalah 0,032 dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti variabel isi pesan memiliki peran yang signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Secara parsial variabel Struktur Pesan (X2) berperan positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dimana angka signifikansi struktur pesan adalah 0,561 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti menerima H0 dan menolak H1. Hal ini berarti variabel struktur pesan memiliki peran yang tidak
signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Secara parsial variabel Format Pesan (X2) berperan positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dimana angka signifikansi struktur pesan adalah 0,408 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti menerima H0 dan menolak H1. Hal ini berarti variabel format pesan memiliki peran yang tidak signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Secara parsial variabel Sumber Pesan (X4) berperan positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dimana angka signifikansi loyalitas merek adalah 0,002 dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti sumber pesan memiliki peran yang signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Uji Dominan Pengujian hipotesis ketiga yaitu variabel Sumber Pesan (X4) adalah variabel yang paling berperan terhadap Keputusan Pembelian (Y), dibandingkan dengan variabel lainnya. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai Standardized Coefficients Beta variabel Isi Pesan (X1) sebesar 0,23 ; variabel Struktur Pesan (X2) sebesar -0,069; variabel Format Pesan (X3) sebesar 0,126; dan variabel Sumber Pesan (X4) sebesar 0, 492. Informasi ini menunjukkan bahwa variabel Sumber Pesan (X4) dengan nilai Standardized Coefficients Beta sebesar 0, 492 adalah variabel yang lebih dominan berperan terhadap Keputusan Pembelian Sabun Kesehatan Dettol (Y) dibandingkan dengan variabel lainnya. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana peran variabel-variabel pesan
iklan televisi Sabun Kesehatan Dettol dapat menumbuhkan suatu penilaian oleh konsumen sehingga dapat berperan terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Berdasarkan pengujian hipotesis pertama dinyatakan bahwa variabel pesan iklan televisi yang terdiri dari Isi Pesan (X1), Struktur Pesan (X2), Format Pesan (X3), dan Sumber Pesan (X4), memiliki peran yang signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian Sabun Kesehatan Dettol. Jadi hasil pengujian hipotesis yang pertama adalah menolak H0 dan menerima H1. Hipotesis kedua ditolak, karena secara parsial hanya variabel Isi pesan (X1) dan Sumber pesan (X4) yang berperan signifikan terhadap keputusan pembelian Sabun Kesehatan Dettol. Sedangkan variabel Struktur Pesan (X2) dan Format pesan (X3) tidak berperan signifikan terhadap keputusan pembelian Sabun Kesehatan Dettol. Tidak signifikannya peran variabel Struktur Pesan (X2) dan variabel Format Pesan (X3) terhadap keputusan pembelian Sabun Kesehatan Dettol (Y) disebabkan karena seluruh responden merupakan konsumen Sabun Kesehatan Dettol yang sudah mengetahui tentang produk Sabun Kesehatan Dettol sehingga Struktur Pesan (jam tayang iklan, penayangan yang berulang – ulang, durasi dan kesimpulan atau klimaks) dan Format Pesan (tampilan warna, pemilihan kata-kata (teks Iklan), pengaruh (jingle iklan) dan ilustrasi gambar) dalam iklan Sabun Kesehatan Dettol kurang diperhatikan oleh responden. Hipotesis ketiga diterima, karena variabel Sumber Pesan (X4) yang terdiri dari beberapa indikator yaitu : model yang digunakan memberikan informasi, intonasi dan ekspresinya sangat baik dan menarik perhatian, membuat pemiarsa ingin menirunya (penampilan maupun gaya hidupnya), dan model iklan memiliki image yang baik di masyarakat, dengan nilai Standardized Coefficients Beta sebesar 0,
492 adalah variabel yang dominan berperan terhadap Keputusan Pembelian Sabun Kesehatan Dettol (Y) dibandingkan dengan variabel lainnya, sedangkan Standardized Coefficients Beta pada variabel Isi Pesan (X1) sebesar 0,23 ; variabel Struktur Pesan (X2) sebesar -0,069; variabel Format Pesan (X3) sebesar 0,126 Pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen mengimplikasikan bahwa pemasar seharusnya tidak menerapkan strategi pemasaran yang sama sepanjang waktu. Untuk variabel-variabel pesan iklan televisi lainnya yang kurang dominan juga dibutuhkan upaya untuk menghasilkan suatu pesan iklan yang dapat disukai oleh pemirsa sehingga akan menimbulkan suatu keputusan pembelian. Upaya perusahaan ini dapat menjadi landasan dari program pemasaran yang sukses agar mendapat hasil yang optimal. Dengan melihat hasil iklan diatas, maka indikator indikator yang ada perlu direkomendasikan ke bagian Riset and Development perusahaan agar apabila perusahaan membuat iklan berikutnya dengan memperhatikan pola perilaku konsumen yang bisa dilihat indikatorindikator tersebut, jadi perusahaan dan pemasar harus menyadari bahwa strategi sukses yang diterapkan oleh suatu perusahaan tidak terlepas dari penelitian yang bersumber pada pola perilaku konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil
pengujian hipotesis pertama diterima, karena secara simultan variabelvariabel pesan iklan televisi yang terdiri dari Isi Pesan, Struktur Pesan, Format Pesan, dan Sumber Pesan berperan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol
2. Hasil pengujian hipotesis kedua ditolak, karena secara parsial hanya variabel Isi Pesan dan Sumber Pesan saja yang berperan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Variabel Struktur Pesan dan Format Pesan tidak berperan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol.
3. Hasil
pengujian hipotesis ketiga diterima, karena variabel Sumber Pesan adalah variabel yang dominan berperan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol dibandingkan dengan variabel lainnya. Sumber Pesan menjadi variabel dominan karena model yang digunakan memberikan informasi, intonasi dan ekspresinya sangat baik dan menarik perhatian, membuat pemiarsa ingin menirunya (penampilan maupun gaya hidupnya), dan model iklan memiliki image yang baik di masyarakat
SARAN
1. Perusahaan
sebaiknya mempertimbangkan lagi usaha peningkatan Struktur Pesan dan Format Pesan, karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel-variabel ini tidak berperan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol. Walaupun demikian bukan berarti mengabaikan kedua variabel tersebut karena secara simultan variabel pesan iklan televisi yang terdiri dari Isi Pesan, Struktur Pesan, Format Pesan, dan Sumber Pesan berperan terhadap keputusan pembelian produk Sabun Kesehatan Dettol.
2. Dalam pembuatan iklan sebaiknya pihak produsen dan biro iklan lebih memperhatikan isi pesan dan sumber pesan. Isi pesan tersebut harus sesuai dengan tema iklan dari produk yang akan ditawarkan. Pesan yang akan disampaikan dibuat singkat, jelas, dan memuat
keseluruhan informasi tentang produk yang ditawarkan. Sumber pesan harus sesuai keinginan dari konsumen yaitu dengan memperhatikan image model, penampilan model, dan kredibilitas dari model tersebut.
3. Pada
penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada kajian tentang peran pesan iklan televisi terhadap keputusan pembelian. Tetapi apabila diamati ada faktor-faktor lain yang juga ikut berperan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam pembelian Sabun Kesehatan Dettol yaitu dari segi harga, kualitas produk, kemasan, dan distribusi. Untuk itu disarankan pada penelitian selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai variabel lain yang berperan terhadap keputusan pembelian Sabun Kesehatan Dettol. DAFTAR PUSTAKA
Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik Jilid 1, LP3ES, Jakarta. Anwar Prabu Mangkunegara. A.A., 2005. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. PT Refika Aditama. Bandung. Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Bungin, Burhan, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta. Dougherty, C. 2002. Introduction to econometrics. 2nd ed. New York: Oxford University Press. Duncan, Tom, 2005, Principles of Advertising and IMC, McGrawHill,USA. Durianto, Darmadi, et al., 2003, Invasi Pasar dengan Iklan Yang
Efektif, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Durianto, Darmadi, et al., 2003, Invasi Pasar dengan Iklan Yang Efektif, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hartman, Cathy L;Beck-Dudley, Caryn L Marketing strategies and the search for virtue: A case analysis of the body shop, international Journal of Business Ethics; 249 http://msuyanto.com/baru/wp-content/ uploads/2008/09/pemasaran-dan perusahaan - topbrand-indonesia.doc. diakses 14 Desember 2008 Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2004, Teenth Edition Principles of Marketing, Pearson Education International, USA. Kotler,
Philip, 2005, Manajemen Pemasaran. Edisi 11 jilid 1 & 2 terjemahan Benyamin Molan dan Bambang Sarwiji. Indeks. Jakarta.
Lwin, May and Jim Aittchison, 2005, Clueless in Marketing Communication, Alih bahasa : Paul A Rajoe, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Sandra
L. Calvert, Children as Consumers: Advertising and Marketing journal international VOL. 18 / NO. 1 / SPRING 2008.
William Mendenhall. (2011). A Second Course in Statistics: Regression Analysis [7th (Seventh) Edition]. Prentice Hall