PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SDM MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN: DINAMIKA RESTRUKTURISASI PROGRAM STUDI DI FP-UB Didik Suprayogo dan Sumeru Ashari Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya ABSTRAK Dewasa ini, sinyal permintaan pasar terhadap kompetensi lulusan sarjana pertanian semakin menguat untuk mampu memenuhi tantangan pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi dan akan membawa suatu kondisi kekurangan pangan dan energi, krisis air, kerusakan keanekaragaman hayati yang tentunya berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya lahan serta disertai dengan meningkatnya kerusakan lingkungan. Untuk itu penerapan konsep pertanian berlanjut dalam kerangka dasar pendidikan pertanian di perguruan tinggi menjadi suatu kebutuhan. Untuk itu pada tahun 2007, FP-UB merestrukturisasi pendidikan program sarjana menjadi dua Program Studi (PS) yaitu PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Dalam proses restrukturisasi FP-UB mempertimbangkan kebijakan pertanian tentang pentingnya kemandirian pangan di abad 21 dimana oleh FAO, ditetapkan bahwa tujuan dan metode produksi pertanian harus mampu mengatasi kebutuhan masa depan, yaitu: keamanan pangan, ketahanan pangan, konservasi sumberdaya alam, mengantisipasi dampak lingkungan dan stabilitas ekonomi. PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis merupakan PS yang dirancanang dalam sebuah kurikulum berbasis kompetensi dengan mengintegrasikan bahan kajian empat Jurusan, yaitu, Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman dan Jurusan Sosial-Ekonomi Pertanian. Konsep pendidikan kedua PS diarahkan agar lulusan pendidikan pertanian berkompeten untuk berkemampuan belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sistem budidaya pertanian dan menerapkan manajemen agribisnis berbasis pertanian berlanjut. Sembilan langkah diikuti dalam pengembangan kurikulum. Kebijakan FP-UB ini diharapkan selaras guna memenuhi kebutuhan SDM yang mampu memfasilitasi kemandirian pangan bangsa Indonesia dan disisi lain ditujukan mengantisipasi menurunnya jumlah mahasiswa yang butuh belajar tentang pertanian di perguruan tinggi. Kata kunci: Kemandirian Pangan, Market signal, Pendidikan Pertanian, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Perguruan Tinggi. PENDAHULUAN Sejak awal berdiri (1960) s/d tahun 1980, program pendidikan S1 bidang ilmu pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya memfokuskan pada peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman pangan melalui intensifikasi pertanian. Kondisi ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan Indonesia dan terbatasnya lahan-lahan pertanian. Namun demikian, sistem intensifikasi dirasakan kurang mampu memenuhi kebutuhan pangan dan berdampak pada percepatan penurunan kesuburan tanah serta peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman.
5
Menyadari ini, Pemerintah mulai mencanangkan program perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi) khususnya di luar Jawa. Seiring dengan program tersebut, perpindahan penduduk melalui transmigrasi meningkat pesat. Sejalan dengan program pemerintah dalam ekstensifikasi, pengembangan keilmuan lebih diarahkan kepada pengembangan wilayah, evaluasi kesesuaian lahan, pengembangan tanaman toleran dan berdaya hasil tinggi, teknologi sistem pertanian, dan sosial ekonomi kependudukan transmigran. Kajian-kajian di dalam mengembangkan sistem pertanian di lahanlahan bekas hutan mulai banyak dikembangkan di FP-UB sebagai bahan pembelajaran Program Studi Teknik Pertanian dan Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Setelah berjalan kurang lebih 1 dekade, petani di Indonesia mulai merasakan adanya penurunan hasil produksi pertaniannya. Di sisi lain penggunaan bahanbahan kimia (anorganik) baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida meningkat dengan pesat. Permasalahan tersebut diantisipasi oleh FP-UB dengan mengembangkan keilmuan yang mengkaji pada kelestarian produktivitas tanah, pengembangan sistem pertanian organik dan berkelanjutan, pengembangan varietas unggul toleran hama dan berdaya hasil tinggi, serta pengembangan agribisnis produk pertanian. Pergeseran yang terjadi dalam perkembangan pertanian harus mampu diwujudkan dalam pendidikan di Fakultas Pertanian. Untuk itu FP-UB menyelenggarakan program S-1 dengan program studi Agronomi, Hortikultura, Ilmu Tanah, Agribisnis, Penyuluhan dan Komunikasi pertanian, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Pertanian. Pada tahun 2007 FP-UB melakukan proses restrukturisasi program studi. Hasil restrukturisasi tersebut, sejak tahun akademik 2008/2009, FP-UB menjalankan 2 Program Studi yaitu PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Kurikulum yang dikembangkan mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi yang mengedepankan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kebijakan dan strategi pengembangan pertanian yang mengarah salah satunya pada pencapaian kemandirian pangan dimana diantisipasi dengan mengkemas teknologi pertanian ramah lingkungan atau pengembangan pertanian yang berlanjut menjadi bahan kajian untuk PS Agroekoteknologi dan Pewilayahan agribisnis menjadi bahan kajian PS Agribisnis. Magna Kemandirian pangan seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. TANTANGAN PENDIDIKAN PERTANIAN DI PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Program studi Agroekoteknologi dan Agribisnis ditetapkan dalam proses restrukrurisasi untuk mengantisipasi market signal yang berkembang baik ditingkat
6
global maupun nasional. Dewasa ini, sektor pertanian di dunia menghadapi tantangan yang sangat significant. Pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi telah membawa suatu kondisi kekurangan pangan disertai dengan meningkatnya kerusakan lingkungan. Sebagai contoh, kondisi populasi penduduk dunia pada tahun 2020 memberi tantangan disektor pertanian untuk menyediakan bahan pangan 40% lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dunia. Scherr, (2009) menegaskan kembali bahwa di abad 21 ini, kebijakan pertanian mencapai titik kritis, dimana sektor pertanian dituntut memenuhi kebutuhan pangan dan serat untuk kehidupan tidak kurang dari 10 miyard manusia dan permintaan cenderung meningkat dari 50 hingga 100% pada tahun 2030 dibanding permintaan saat ini. Ektensifikasi pertanian melalui pembukaan lahan baru, hanya mampu meningkatkan seperlima dari total kebutuhan tersebut. Disi lain, ekstensifikasi berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya lahan. Berdasarkan laporan FAO, sekitar 15.2 juta hektar hutan hilang di Tropis setiap tahunnya (El-Ashry CEO and Chairman, Global Environmental Facility). Pemenuhan kebutuhan pangan dunia juga bisa dilaksanakan melalui program intensifikasi. Namun seperti halnya program ekstensifikasi, program intensifkasi juga menimbulkan beberapa dampak negatif. Misalnya, terjadinya krisis air yang terjadi di negara-negara berkembang. Intensifilasi pertanian menyebabkan terabaikannya sektor non pertanian akan penyediaan air, sebab 80%-90% air tawar yang tersedia dimanfaatkan untuk sektor pertanian (Comprehensive assessment of Water Manajement in Agriculture. IWMI). Terjadinya kerusakan sumberdaya alam akibat dari aktivitas manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat merusak kelestarian alam. Dampak kerusakan yang pertama adalah melalui hilangnya habitat dan terjadinya frakmentasi, kedua terjadinya perubahan iklim global, dan yang ketiga adalah munculnya spesies invasive (Cunningham, Sherr and McNeely, 2002). Dampak pemanasan global menurut Garrity dan Fisher (2001) adalah suhu atmosfir bumi dalam 60 tahun terakhir adalah yang terpanas sepanjang 1000 tahun perjalanan bumi. Di Indonesia, Permasalahan Mendasar Sektor Pertanian yang terindektifikasi Kementrian Pertanian dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010 – 2014 adalah : (1) Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2) Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air, (3) Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK < 0.5 Ha), (4) Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal, (5) Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani, (6) Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh, (7) Masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi, (8) Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, (9) Rendahnya nilai tukar petani (NTP), (10) Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian, (11) Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. Sektor lain di Indonesia melaporkan bahwa aktivitas manusia yang di luar batas kemampuan alam juga menghasilkan beragamnya masalah
7
lingkungan, termasuk kerusakan hutan, pengkurasan sumberdaya lahan dan air. Menurut catatan Ditjen RLPS, Baplan (2000) bahwa, kerusakan lahan dan hutan sudah menunjukkan keadaan yang sangat mengkhawatirkan, yakni seluas 56,98 juta ha dengan tingkat kerusakan lahan diperkirakan sebesar 1,5 juta Ha tahun-1. Dampak lingkungan yang secara otomatis mengikuti kerusakan ini antara lain adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan berikut polusi udara oleh asap yang ditimbulkan, terjadinya kekeringan, banjir dan erosi dibeberapa daerah, yang mengakibatkan semakin terganggunya kehidupan masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut dan sekaligus untuk menjamin kelangsungan kehidupan generasi mendatang dalam menikmati sumberdaya alam dipermukaan bumi ini, manajemen yang lebih baik dan lebih hati-hati dari suatu sumberdaya dalam pengelolaan lingkungan sangat dibutuhkan. Bagaimana arah pendidikan pertanian di Fakultas Pertanian UB menanggapi hal tersebut?... akankah FP-UB hanya tambal sulam sana-sini dalam menjalankan program pendidikan tinggi pertanian agar FP-UB masih dapat bertahan hidup dalam menghadapi tantangan globalisasi yang perubahannya sangat cepat ini? Atau akankah FP-UB sepakat untuk mengakomodasi kebutuhan para pihak terhadap sumberdaya manusia profesional dibidang pertanian kemudian menyamakan langkah atas dasar potensi potensi yang terpendam saat ini secara kreatif memberikan kontribusi-kontribusi yang inovatif dibidang produksi dan konsumsi pangan dan serat yang berkelanjutan?. Lieblein et al., (2000) merekomendasikan bahwa perubahan besar harus terjadi di pendidikan pertanian. Kompleksitas pertanian dan perubahan paradigma dari pertanian dalam arti sempit sebagai penyedia biomass (pangan dan serat) kearah pertanian yang lebih luas dengan menyertakan aktivitas sosial dalam pengelolaan issue-isue sumberdaya alam dan sosial, menjadi tantangan Fakultas Pertanian untuk mereformasi dirinya. Perubahan konsep pendidikan, dimana pendidikan pertanian perlu memfokuskan pembelajaran aktif dalam mengaktualiasi hubungan antara belajar dan kerja lapangan, dapat memberikan kontribusi untuk menghadapi perubahan disektor pertanian yang semakin kompleks. Perluasan Fakultas Pertanian mengarah pada Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan dirancang untuk memberikan pendidikan tentang isu-isu lingkungan yang diperdebatkan pada awal abad 21. Dalam menganalisa isu-su tersebut dibutuhkan pemahaman dan keahlian interaksi antara masyarakat manusia dengan lingkungan fisik. Pemahaman tentang proses-proses fisik yang terkait dengan degradasi lingkungan, dan disisi lain pemahaman yang difokuskan pada analisis proses-proses sosial dan ekonomi yang menyebabkan meningkatnya masalah-masalah lingkungan tertentu dipandang perlu dipahami oleh para calon alumni Fakultas Pertanian. Topik-topik matakuliah yang diberikan perlu diarahkan untuk memahami aktivitas-aktivitas manusia yang mempengaruhi fisik lingkungan, dan dampaknya kondisi fisik lingkungan terhadap masyarakat. Seperti telah dipahami bersama bahwa hubungan tersebut tidak selalu sederhana, dalam hubungan ini banyak dijumpai kerumitan-kerumitan dalam menganalisa hubungan
8
manusia dan lingkungannya. Calon sarjana pertanian perlu dibekali pemahaman kerangka kerja (conceptual framework) yang memadai kedua hubungan dasar tersebut. Pertanyaannya adalah bagaimana kemampuan kita untuk mengurangi ketidak amanan ketersediaan pangan di masyarakat, pengembangan biofuel yang berlanjut, usaha pertanian yang beradaptasi dengan perubahan iklim, dan memulihkan suberdaya alam yang terdegradasi dan kekritisan layanan ekosistem?. Dengan banyaknya issue yang perlu difokuskan, pengambil kebijakan juga perlu mendapatkan perhatian. Untuk itu pada April 2008, 62 negara menandatangani paradigma baru pertanian yang didasarkan pada konsep pertanian multifungsi. Konsep ini memandang pertanian sebagai aktivitas multy-output, memproduksi komoditas dan non komoditas yang menyertainya, dan public goods, seperti layanan lingkungan, keramahan dan kenyamanan bentang alam dan warisan budaya (Leakey, 2009). Melalui konsep ini, konservasi biodiversitas menjadi isu penting dalam dunia pertanian, dimana walaupun konservasi biodiversitas telah banyak dilakukan akhir-kahir ini melalui jejaring kawasan lindung, namun banyak spesies mengalami ancaman hingga punah, sumberdaya terus dimanfaatkan dengan mengabaikan keberlanjutannya, dan akses untuk keuntungan sumberdaya alam masih tidak stabil. Bakarr (2009) merekomendasikan pergeseran paradigma konservasi biodiversitas, dengan menyertakan aksi-aksi nyata secara kolektif antara peneliti, pengambil kebijakan, pengguna lahan dan pelaku bisnis; kerjasama dan aliansi antar sektor; dan mengangkat isu lingkungan pada tingkat nasional. Perubahan pardigma konservasi biodiversitas yang perlu dilakukan adalah pergeseran dari perlindungan spesies dan layanan ekosistem secara individu menuju adanya jaminan ekosistem yang sehat, pergeseran dari melihat bahwa manusia sebagai ancaman menuju melihat perikehidupan manusia sebagai prioritas, dan cara melakukan konservasi biodiversitas melalui perlidungan setempat dan koridor-koridor kawasan perlindungan bergeser melalui konservasi terintegrasi dalam bentang alam. Pendekatan bentang alam untuk konservasi menyerkatan managemen multi-skala, kerjasama antar sektor, dan penerapan managemen yang adaptif dan terintegrasi. Menyitir sebuah paragraf dari buku “Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidangbidang Ilmu : Bidang Pertanian” (Dijen Dikti, 2005) beberapa hal terkait dengan ketahanan nasional diantaranya adalah penyediaan pangan, energi yang berbasis pada sumberdaya alam, penyediaan lapangan kerja dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan (Sabiham dan Mulyanto, 2004). Hal ini memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola pertanian yang mulai dari memahami karakteristik dan potensi sumberdaya hayati yang berkaitan dengan produksi dan kualitas biomassa. Sehubungan dengan ini, diperlukan pergeseran paradigma pendidikan tinggi pertanian untuk lebih memfokuskan pada (1) pemenuhan kebutuhan nasional, (2) peningkatan substitusi bahan impor dan (3) peningkatan volume dan nilai ekspor. Dengan demikian tidak hanya aspek produktivitas dan
9
efisiensi usaha tani saja yang menjadi materi pembelajaran tetapi sudah menyangkut aspek lingkungan, quality awareness dan juga perdagangan internasional serta pembangkitan berbagai kreativitas yang mampu menghasilkan inovasi dan temuan baru dalam rangka pendekatan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perguruan Tinggi Ilmu Pertanian mempunyai link yang dinamakan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI). Forum tersebut sudah menyadari perubahan sosial yang menyebabkan dampak semakin menurunnya minat para lulusan SMA untuk melanjutkan studi di bidang pertanian. Sesudah mengkaji selama 7 tahun berdasarkan permintaan pengguna (stakeholder) dan trace study (studi tapak) didapatkan sebuah kesimpulan bahwa para lulusan harus mempunyai keahlian yang generalis. Atas dasar itulah FKPTPI berpendapat seyogyanya bidang profesi pertanian dibagi 2 keahlian (kompetensi) yaitu Agroteknologi dan Agribisnis. Sekalipun demikian, mengingat masih dinamisnya perubahan regulasi di Departemen Pendidikan (misalnya perubahan status PT/BHPMN, BHMN) saran tersebut akhirnya masih longgar. Sementara itu peran Departemen Pendidikan Nasional sejauh ini menyediakan atau memfasilitasi terjadinya dinamika ditingkat akar rumput. Dengan kata lain DikNas masih membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk menentukan jenis program studinya masing-masing. Walaupun demikian, pembukaan program studi paling tidak harus mempertimbangkan beberapa hal, misalnya permintaan pasar, kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, ketersediaan SDM dosen. Dengan demikian setiap program studi harus lebih awas dalam mengantisipasi segala perubahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat (dinamika masyarakat). Hal yang lebih penting lagi sebagai bahan pertimbangan dalam pembukaan sebuah program studi adalah kesepakatan serta komitmen dari segenap civitas akademika serta fungsionaris perguruan tinggi, terutama bagi perguruan tinggi otonom. Perubahan mendasar dan besar akan menyertai pembukaan atau penutupan program studi. Perubahan tersebut membawa dampak sosial intern perguruan tinggi. Dalam perjalannya, Forum Komunikasi Pendidikan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) dalam pertemuan di Jogya 2007 menyadari bahwa dunia pertanian mengalami perubahan, dimana: 1. basis kehidupan bergeser dari pertanian menuju kehidupan berbasis industri dan berbasis informasi, 2. pelaku pertanian bergeser dari petani menjadi tenaga kerja dan informan, 3. tuntutan kegiatan produksi pertanian bergeser dari penghasil bahan pangan, menuju penghasil komoditas, informasi produk dan jasa pertanian, 4. asas pemanfaatan sumberdaya bergeser dari utilitarian menjadi keberlanjutan eksosistem kehidupan, 5. penggerak sektor pertanian bergeser dari kecukupan pangan, menjadi pasar, perdagangan dan komoditas global,
10
6. kebutuhan pengembangan teknologi bergeser dari teknologi untuk meningkatkan kemampuan budidaya, menjadi teknologi untuk produksi optimal dan pemenuhan baku mutu serta teknologi untuk meningkatkan kemampuan mengakses informasi global, 7. komunikasi di bidang pertanian bergeser dari berbasis tutur dan tradisi menjadi berdasarkan pada literatur dan Teknologi Informasi. Demikian pula pendidikan pertanian kedepan perlu mengakomodasi kebijakan badan pangan Internasional FAO (Food and Agriculture Organization) dibidang pertanian untuk menjawab tantangan kebutuhan dasar manusia yang terkait dengan sektor pertanian di abad 21, yaitu: 1. Keamanan Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan yang bebas kontaminasi, 2. Ketahanan Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat; 3. Kualitas Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan kualitasnya terjamin dan konsisten; 4. perlunya konservasi keanekaragaman hayati, 5. pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan; dan 6. kesetabilitasan ekonomi. Produksi dan ekonomi pertanian secara berkesinambungan ini memerlukan tenaga-tenaga yang kompeten dan berwawasan serta mampu menerapkan teknologi berbasis lingkungan. Untuk itu pendidikan Tinggi Pertanian di Indonesia tentunya perlu mengantisipasi perubahan tersebut melalui revitialisasi dan restrukturisai pendidikannya yang salah satunya dituangkan dalam Kurikulum. Kurikulum merupakan rambu-rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan program studi yang ditempuh. Kurikulum berbasis kompetensi yang diinginkan mengandung beberapa keuntungan, yaitu diperolehnya learning outcomes yang sesuai dengan dunia kerja (baik mereka sebagai pekerja maupun sebagai pencipta lapangan kerja) yang ditunjukkan dengan terpenuhinya societal needs, industrial needs, dan professional needs. Learning outcomes merupakan kemampuan mengintegrasikan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif dalam sebuah perilaku pekerjaan secara utuh. Dengan demikian dalam konteks kebudayaan, KBK mengandung makna life long learning. Sehubungan dengan itu, maka kurikulum yang disusun selain bermuatan isi juga lebih memperhatikan dasar kompetensi yang menjadi learning outcomes, dan isi mata kuliah lebih bersifat kontekstual/kemasyarakatan dan berbasis pada pembuktian/bukti nyata. Pada kurikulum berbasis isi (Content based Curiculum) pengajaran masih berpusat pada pengajar, sedangkan dalam KBK pusat kegiatan diarahkan pada mahasiswa, sehingga strategi pengajarannya adalah mengajarkan bagaimana belajar (teaching how to learn) dengan menggunakan tidak hanya fasilitas dalam kelas, tetapi juga luar kelas dengan metoda evaluasi berorientasi pada proses dan pemecahan masalah. Dengan demikian pada KBK diharapkan bahwa BELAJAR adalah mencari
11
dan mengkonstruksikan (membentuk) pengetahuan, BUKAN menerima pengetahuan, sehingga pembelajar harus aktif dan spesifik caranya. Oleh karenanya dari sisi dosenpun seyogyanya tidak hanya sebagai pengajar melainkan juga difokuskan pada peran sebagai mediator dan fasilitator. PENDIDIKAN FAKULTAS PERTANIAN: TUJUAN DI MASA DEPAN Salah satu tujuan Fakultas Pertanian dimasa depan harus memberikan pendidikan mahasiswa yang dapat menangani kompleksitas dan sebagai agen perubah (agent of changes), dan seseorang yang mampu mengembangkan dirinya sebagai peserta didik yang mampu mandiri dalam belajar. Fakultas Pertanian juga diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan paradigma baru pedesaan, dimana saat ini telah banyak dijumpai bahwa sistem pertanian dan pengadaan pangan tidak dapat berkembang tanpa menghubungkan kemampuan intelektual, kreativitas dan kompetensi mahasiswa, petani dan konsumen. Hal ini berimplikasi pergeseran dari adopsi informasi oleh mahasiswa dan yang lainnya ke proses belajar yang terus menerus. Petani menjadi ahli tidak dengan mengadopsi teknologi berbasis keilmuan tetapi dengan menjadikan dirinya sebagai ”peserta ajar” yang selalu berkembang menjadi lebih baik. Alumni di masa depan tidak hanya ahli dalam ”subject knowledge”, mereka juga ahli bagaimana menerapkan ilmu. Hal sama juga berlaku bagi pengguna lulusan. Fakultas Pertanian mebutuhkan rancangan ulang baik struktur dan fungsinya untuk mengantisipasi tantangan tersebut. Melalui Visi, missi dan tujuan Fakultas Pertanian kedepan direncanakan akan berkembang menjadi Fakultas Pertanian dengan selalu berusaha dengan slogan” “Linking Knowledge to Action”, (“membangun pengtahuan untuk mendukung aksi-aksi masyarakat dalam mengelola pertanian dan sumberdaya alam yang berkelanjutan”) . Sebagai pengembang ilmu, Fakultas Pertanian masih mempertahankan 4 Jurusan yang dimiliki yaitu: Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Kompleksitias dalam ilmu pertanian berimbas pada pendidikan yang semakin sepesifik di masa lalu, terutama pada kemampuan yang dibentuk oleh pendidikan itu sendiri yang menghasilkan lulusan berkemampuan spesifik. Kemampuan spesifik bagi strata 1 kurang menguntungkan manakala mereka menjadi Job seeker, karena ternyata pengguna menginginkan kemampuan lulusan yang generalis di bidang pertanian. JALAN YANG DI TEMPUH Fakultas Pertanian dalam merancang pendidikannya di tempuh melalui perumusan dan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mempertimbangkan PP no 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Paragraf 11 Kurikulum Pasal 97 ayat 1. Dinyatakan
12
bahwa: “Ku b urikulum perguruan tinggi dikemb bangkan dan dilaksana akan berbassis k kompetensi” ”. Untuk itu Fakultas Pe ertanian UB pada tahun 2007 menye epakati prosses p penyusunan n Kurikulum Berbasis Ko ompetensi (K KBK) sesuaii dengan ara ahan Tim KB BK D Dikti. Untuk k itu sembila an langkah dilakukan FP-UB dala am menyusu un Kurikulum, y yaitu: 1): an nalisis SWOT T, yang men ngkaji kapassitas program m (visi ilmu pengetahua an) d dan kajian untuk u menila ai kebutuhan para pemangku kepe entingan (sin nyal pasar), 2) m menentukan n profil lulusa an, 3) mend definisikan kompetensi k lulusan, 4) mendefinisik m kan b bahan kajia an, 5) pene etapan kedalaman dan n keluasan bahan kajjian (sks), 6) p pendistribus sian bahan kajian ked dalam mata kuliah, 7) pengemba angan strukttur k kurikulum, 8) 8 pengembangan perancangan pe embelajaran dan; 9) pe engembangan m metode pe embelajaran (Gambar 1). Mengu utip tulisan n Sailah (2 2010) bahw wa b berdasarkan n Tim KBK Dikti, prose es penyusun nan KBK pe erlu mempe erhatikan dua u unsur pentin ng dalam perumusan kurikulum berbasis b kom mpetensi ya aitu: (1) unssur s scientific vis sion dan (2)) market sig gnal . Sientiffic vision me erupakan pa andangan dan p pendapat pa ara pakar ata au kelompok pengajar yang y berwaw wasan ke de epan sehingga m mampu men nduga kema ampuan lulussan bidang agroteknolog a gi / agroekotteknologi yang d diperlukan di dunia kerja di masa m yang akan dattang berda asarkan pada p perkembang gan ilmu dan n teknologi manajemen m y yang dikemb bangkannya a. Gamb bar 1. Tah hapan Prosses Penyu usunan Kurikulu um (Sumb ber Team KBK DIKT TI, 2008) Market sig gnal merup pas perm mintaan passar kan sinyal terhad dap kompe etensi lulusan bidang g manaje emen yang mamp pu bekerja di d dunia kerja dan secara a berkualitas professional. Markket signal ini dapat diperoleh dari pa ara alumn ni, pengguna a (kementrian terkaitt, dunia industri dan professi) serta mah hasiswa. MeM rumusskan kurikulum berbassis kompe etensi diaw wali dengan menge evaluasi diri d Progra am S Studi denga an mengguna akan analisis KEKEPAN N (kekuatan,, kelemahan n, peluang dan t tantangan), guna mendapatkan info ormasi tenta ang kemamp puan program studi dala am a aspek man najerial, sum mberdaya manusia, m s sumber dayya fasilitas, sumberda aya f finansial dan lingkunga an akademikk. Analisis in ni juga dipe engaruhi ole eh adanya visi v
13
dan misi serta tata nilai yang dibangun dalam program studi tersebut yang dikenal dengan scientific vision. Kedua unsur tersebut dipadukan guna merumuskan profil lulusan yaitu peran yang diharapkan dapat dilakukan nantinya oleh lulusan didunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk kepada suatu profesi (dokter, arsitek, pengacara) atau jenis pekerjaan yang khusus (manager perusahaan, praktisi hukum, akademisi) atau bentuk kerja yang bisa digunakan dalam beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator, leader, negosiator) yang dicanangkan oleh Program Studi penyusun KBK. Jadi profil lulusan ini dirumuskan untuk memberi ciri lulusan dengan mempertimbangkan visi, misi, tata nilai PT, masukan dari para pengguna, alumni, asosiasi dan pemangku kepentingan. Hal lain yang jadi penunjang keputusan merumuskan profil lulusan yaitu prediksi lapangan kerja akibat arah pembangunan di Indonesia baik mereka sebagai job seeker maupun job creator. Apabila profil lulusan sudah dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menyusun komponen kompetensi apa yang harus ada dalam rangka membentuk profil lulusan tersebut?. Kompetensi ini dalam KBK PT terdiri dari kompetensi utama/inti, kompetensi penunjang dan kompetensi lainnya. Kompetensi utama ialah kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan. Kompetensi pendukung ialah kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama, sedangkan kompetensi lainnya ialah kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung namun membantu meningkatkan kualitas hidup. Kompetensi lainnya boleh tidak ada dalam kurikulum jika memang tidak diperlukan. Namun, yang penting diketahui adalah bahwa semua kompetensi tersebut harus berisi muatanmuatan yang akan menanamkan landasan kepribadian, mingkatkan penguasaan ilmu dan keterampilan, sehingga dapat diprediksi bahwa lulusan akan mampu berkarya dengan sikap dan perilaku menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai dan mampu meningkatkan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi tidak saja memberikan peningkatan dalam hard skills melainkan juga soft skills. Seyogyanya seorang lulusan program studi agroteknologi nantinya mampu memiliki intra personal concern, interpersonal concern dan juga extra personal concern. Artinya ia tidak hanya menguasai ipteks yang baik, tetapi ia juga mampu mengkomunikasikan ilmunya baik dengan kerja mandiri maupun dalam tim melalui cara berfikir kritis, logis dan analitisnya. Apabila ia menjadi pengusaha maka ia akan menjadi pengusaha yang arif, peduli terhadap lingkungan sekeliling dan tidak serakah. Struktur kurikulum PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis (Gambar 2 dan 3) di rancang 3 tahun mahasiswa melakukan aktivitas pembelajaran terstruktur yang diampu oleh empat jurusan dan tahun ke empat awal melakukan kegiatan magang di stakeholders dan tahun ke empat yang terakhir melakukan kegiatan tugas akhir secara mandiri melalui skripsi.
14
KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2010/2011
6
KRIPSI 6
SEM 7
MAGANG KERJA
SEM 8
4 METODE ILMIAH 3
4 SEM 6
Etika Profesi
MK PILIHAN
21
2
3
MK PILIHAN
MK PILIHAN
MK PILIHAN
MK PILIHAN
3
3
3
4
Kewirausahaan
3
SEM 5
Perancangan Percobaan
Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan
PERTANIAN BERLANJUT
Manajemen Tanah Berlanjut
Pengantar Usahatani
Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu
24
3
3
6
3
3
3
SEM 4
Agama
Teknologi Produksi Benih
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
Irigasi dan Drainase
Pengantar Ekonomi Pertanian
23
3
4
6
4
3
3
SEM 3
Fisiologi Tanaman
Statistik
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Teknologi Pupuk dan Pemupukan
Kewarganegaraan
Peramalan Hama dan Epidemologi Penyakit
Bioteknologi Pertanian
24
3
3
6
3
3
3
3
Sosiologi Pertanian
Bahasa Indonesia (Penulisan Ilmiah)
Mekanisasi Pertanian
Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)
3
2
DASAR BUDIDAYA Bahasa Inggris TANAMAN
Pemuliaan Tanaman
Biokimia Tanaman
24
3
3
4
3
3
3
SEM 1
Genetika Tanaman
Botani
EKOLOGI PERTANIAN
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Perlindungan Tanaman
Klimatologi
18
3
3
3
3
3
3
SEM 2
sks MK Wajib PS = sks MK Minat min-max= sks Total min-max =
128 16 144
32 160
Gambar 2. Struktur Kurikulum PS Agroekoteknologi SDM YANG KOMPETEN DI BIDANG PERTANIAN BERLANJUT GUNA MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN SEBAGAI MARKET SIGNAL DARI KEMENTRIAN PERTANIAN Memahami Visi Kementrian Pertanian dalam Renstra Kementrian Pertanian 2011 -2014 adalah “Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani.” Memahami Visi ini tentunya pendidikan pertanian Perguruan Tinggi di tantang untuk meluluskan SDM yang memiliki kompetensi dasar di bidang pertanian berlanjut sebagai landasan pemandirian pangan bangsa Indonesia. Berdasarkan hasil benchmarking, Fakultas Pertanian UB di Kuntucky University menetapkan definisi konseptual pertanian yang berlanjut sebagai sistem yang terintegrasi dalam menerapkan teknik produksi tanaman dan ternak spesifik lokal dan dalam jangka panjang akan mampu untuk: 1. Memenuhi kecukupan kebutuhan manusia akan pangan dan sandang. 2. Mengutamakan kualitas lingkungan dan dasar-dasar ekologis. 3. Melakukan pemanfaatan yang paling efisien terhadap sumberdaya yang tidak
15
terbarukan dan sumberdaya aktual yang ada di lahan petani; 4. Memenuhi keberlanjutan pembangunan ekonomi; dan 5. Mengutamakan kualitas hidup masyarakat. KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAMSTUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 SEM 8 6
Skripsi 6
SEM 7 4
Magang Kerja 4
SEM 6
PILIHAN DARI PS LAIN
Metode Penelitian
21
3
4
SEM 5
PILIHAN DARI PS LAIN
24
3
SEM 4
Ekonomi Makro
24
3
SEM 3
Perilaku Konsumen
24
3
SEM 2 23 SEM 1 18
Dasar Budidaya Tanaman 4
Survei Tanah & Evaluasi Lahan 4 Ekonomi Pembangunan Pertanian 3
Manajemen produksi & operasi dlm Metode Kuantitatif Perusahaan agribisnis 6 4 Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis 6
6
PILIHAN DARI PS LAIN
2
2
Pertanian Berlanjut Kewirausahaan 6
Rancangan Usaha Agribisnis
Etika Profesi
3
2
Kewarganega-raan
Agama
Ekonomi Produksi
PILIHAN DARI PS LAIN
3
3
3
3
Pemasaran Hasil Pertanian
Usahatani
Komunikasi Agribisnis
Manajemen Keuangan
3
6
3
3
Ekonomi Mikro
Dasar Komunikasi
Dasar Perlindungan Tanaman
3
3
Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian 4
Bhs Indonesia & Penulisan Ilmiah 3
Bhs Inggris 3
sks MK Wajib PS sks MK Pilihan min-max sks Total min-max
Pengantar Ekonomi Sosiologi Pertanian Pertanian 3 3 131 13 144
PILIHAN DARI PS LAIN
Teknologi Produksi Tanaman 6 Dasar Ilmu Tanah
Manajemen Agribisnis
3
3
3
Matematika Ekonomi 3
Ekologi Pertanian 3
29 160
Gambar 3. Struktur Kurikulum PS Agribisnis Konseptual ini digunakan sebagai landasan pengembangan Kurikulum baik Progam Studi Agroekoteknologi dan PS Agribisnis, dimana lulusan kedua program studi tersebut diharapkan mampu mengeksplorasi realitas isu-isu aktual seputar sistem pertanian yang berlanjut dan agro environtment . Isu-isu tersebut harus dipertimbangkan dari berbagai aspek sudut pandang, seperti keteknikan, ekonomi, sains, etika, sosial, politik, estetika dan sejarah. Selain itu, penguasaan penggunaan instrumentasi pertanian dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, penerapan teknologi informasi, pengembangan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) bioteknologi dan organic farming, controlled environment agriculture, konservasi air dan lahan pertanian serta kewirausahaan merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki lulusan dua program studi tersebut. Untuk itu sarjana program studi Agroekoteknologi mempunyai:
16
Tabel 1. Daftar Mata kuliah minat PS Agroekoteknologi dan pilihan bebas PS Agribisnis
Kode PTB100002 PTT102007 PTH102007
Kode PTH102007 PTH102008 PTH102009 PTH102002 PTH102013
MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GANJIL Matakuliah sks Minat Budidaya Pertanian Nutrisi Tanaman Minat Managemen Sumberdaya Lahan Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia Minat Perlindungan Tanaman Ilmu Hama Tanaman
Kode
3
V
PTB100002 PTB100006
3
V
3
V
3 3 3 3 3
VI VI VI VI VI
PTB102006 PTB102007 PTB100003 PTB100004 PTB100005 PTB102008 PTB102009 PTB102013 PTB102011 PTB102004 PTB102012 PTB102013
MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GENAP Matakuliah sks Minat Perlindungan Tanaman Ilmu Hama Tanaman Ilmu Penyakit Tanaman Metode Penelitian HPT Bakteriologi Pertanian Virologi Pertanian
Smtr
Smtr
2 2
VI VI
PTB102014 PTB102015
PTH100002 PTH102005 PTH102003 PTH102010
Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan Epidemologi Penyakit Tumbuhan Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen Hama dan Penyakit Pasca Panen Entomologi Pertanian Mikologi Pertanian
2 2 3 3
VI VI VI VI
PTI102004
PTH102012
Teknologi Produksi Agens Hayati
2
VI
PTT102007
PTH102011
Nematologi Pertanian
2
VI
PTT102002
PTH102001
Akarologi Pertanian
2
VI
PTT102003
PTH102006
Hama dan Penyakit Penting Tanaman
2
VI
PTT102004 PTT102005 PTT102006 PTT102008
PTH100003 PTH102004
PTT102001 PTT100003
PTT102009 PTI102004
MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GENAP Matakuliah sks Minat Budidaya Pertanian Nutrisi Tanaman Teknologi Pengendalian Gulma
Smtr
3 3
VI VI
Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati Budidaya Tanpa Tanah Pertanian Organik Pola Tanam Pengantar Arsitektur Landskap Analisis Pertumbuhan Tanaman Konservasi Sumberdaya Genetik Teknologi Pemuliaan Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman Manajemen Produksi Benih Perancangan Percobaan II Manajemen Tanaman Perkebunan Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
VI VI VI VI
3 3
VI VI
Presisi Pertanian Minat Manajemen Sumberdaya Lahan Manajemen Daerah Aliran Sungai Agroforestri
3
VI
3 3
VI VI
Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB Restorasi dan Pemeliharaan Kualitas Tanah Manajemen Kesuburan Tanah Pengindraan Jauh Analisis Lanskap Terpadu Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian Presisi Pertanian
3
VI
4
VI
3
VI
2 3 3 3
VI VI VI VI
3 3
VI VI
VI VI VI VI VI VI VI VI
Kompetensi utama 1. Mampu merencanakan, merancang, menerapkan, mengevaluasi, berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan sistem produksi yang efektif, produktif secara terpadu dan berwawasan lingkungan, 2. Mampu mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, mensintesis dan menyelesaikan masalah secara kreatif dalam lingkup produksi yang berwawasan lingkungan, 3. Keberanian memulai, melaksanakan dan mengembangkan sebuah usaha inovatif dalam produksi tanaman yang berwawasan lingkungan, 4. Mampu mengerahkan diri, berkomunikasi dan bernegosiasi dengan masyarakat untuk bekerjasama secara efektif, 5. Mampu merancang, melaksanakan, menganalisis, menginterpretasikan data penelitian secara bertanggungjawab. Kompetensi Pendukung 6. Mampu mengevaluasi, menilai sebuah sistem operasi agribisnis, mengidentifikasi dan mengelola resiko ketidakpastian serta memiliki etika bisnis pertanian berwawasan lingkungan.
17
Kompetensi Lain 7. Mampu mengapresiasi budaya lokal dan asing serta menguasai ICT meningkatkan daya saing bangsa.
untuk
Adapun Program Studi Agribisnis FP-UB memiliki Standar kompetensi: kompetensi utama 1. Mempunyai etika dan kepekaan pada persoalan masyarakat, mampu bekerjasama dalam tim, berkemampuan wirausaha dan komunikasi secara global, 2. Mampu mengidentifikasi, menganalisis, merencanakan, dan memecahkan masalah unit usaha agribisnis maupun operasi sistem agribisnis wilayah, 3. Mampu mengkomunikasikan, memfasilitasi, bernegosiasi, dan memberdayakan masyarakat dalam pengembangan kegiatan agribisnis, 4. Mampu memahami, mengidentifikasi masalah, dan menganalisis kebijakan pembangunan pertanian dan agribisnis yang berkaitan dengan masalah sosial ekonomi pertanian / agribisnis. Adapun kompetensi pendukung Program Studi Agribisnis FP-UB adalah: 1. mampu menerapkan ilmu dan teknologi pertanian yang sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang bersifat modern dengan mempertimbangkan kearifan lokal, 2. mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan alam, sosial, dan ekonomi 3. mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam peningkatan daya saing agribisnis yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat Sebaliknya kompetensi lain yang ditambahkan, untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan sivitas akademika di lingkungan Universitas Brawijaya adalah: mampu mengapresiasi seni budaya lokal dan asing untuk meningkatkan daya saing agribisnis yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Bila dikaitkan dengan Strategi Pembangunan Pertanian dalam Rentra Kementrian Pertanian 2010-2014 yang terindikansi juga mengarah pada kemandirian pangan, maka hubungan revitalisasi pertanian dan bahan kajian pendidikan Pertanian di FP UB dapat dicermati di Tabel 2. PENUTUP Kebijakan FP-UB dalam penyelenggaraan Pendidikan Pertanian di perguruan tinggi telah dilakukan sejak 2008, dengan menyelenggarakan PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis yang lebih generalis. Demikian pula FP-UB juga menyelenggarakan pendidikan akademik pascasarjana baik S2 dan S3 yang semikin meningkatkan kespesifikannya. Program Magister (S2) sebagai program yang lebih spesifik menyelenggarakan: (1) Program studi Ekonomi Pertanian dengan minat (a) Ekonomi Sumberdaya, (b) Ekonomi Agribisnis, (c) Ekonomi Pembangunan Pertanian dan (d) Minat Managemen Agribisnis; (2)Program Studi Ilmu Tanaman
18
dengan Minat (a) Ekologi Tanaman, (b) Pemuliaan Tanaman, (c) Perlindungan Tanaman, (d) Fisiologi dan Modelling Tanaman, (e) Gulma Tanaman, (f) Hortikultura dan (3) Program Studi Pengelolaan Tanah dan Air dengan minat (a) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air dan (b) Pengembangan Wilayah, dan (4) Program Studi Sosiologi dengan minat: (a) Minat Sosiologi Pedesaan, (b) Minat Sosiologi Pembangunan , (c) Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Pertanian. Program Doktor (S3) dengan Program Studi Ilmu Pertanian dengan minat: (1) Agronomi, (2) Hortikultura, (3) Pemuliaan Tanaman, (4) Hama & Penyakit Tumbuhan, (5) Tanah & Sumberdaya Lahan, (6) Sumberdaya Alam dan Lingkungan, (7) Lingkungan Pesisir dan Lautan, (8) Teknologi Hasil Pertanian, (9) Ekonomi Pertanian, (10) Sosiologi Pedesaan, (11) Bioteknologi Pertanian yang tidak di ulas dalam tulisan ini. Kesemuanya ini diharapkan layanan FP-UB dibidang pendidikan pertanian dapat selaras guna memenuhi kebutuhan SDM yang mampu memfasilitasi kemandirian pangan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Bakarr, M, 2009. Agroforestry and biodiversity conservation, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 16. Leakey, R. 2009. Multifungtional agriculture and agroforetsry, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 17. Lieblein, G., Francis, C and King, J. 2000. Conceptual Frame work for structury Future Agrcultural Colleges and Universities. The Journal of Agricultural Education and Extention Vol 6 No 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang: Pendidikan Tinggi. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010 - 2014 Sailah, I, 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi : sumbangan pemikiran kolektif. Anggota Tim Penyusun Konsep, motivator dan coach KBK DIKTI-DEPDIKNAS Scherr, S. 2009. Key Policy Issue, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 12. Shapiro, H. 2009. Generating income for smallhoders, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 14. Sharma, S. 2009. Public-private partnerships, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 13. SK Mendiknas 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009
19
Tabel 2. Hubungan Strategi Pembangunan Pertanian melalui tujuh Revitalisasi Pertanian dan Bahan Kajian di Mata Kuliah (MK) Restrukturisasi Pendidikan Pertanian FPUB No 1
Revitalisasi Pertanian dalam Stretegi Pembanguan Pertanian Revitalisasi lahan: Audit Lahan, Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, pengendalian alih fungsi lahan, melestarikan dan/atau mempertahakan kesuburan lahanlahan produktif dan intensif, rehabilitasi dan konservasi lahan terutama pada lahan pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu, reklamasi dan optimasi lahan pada lahanlahan marginal dan sementara tidak diusahakan atau bernilai Indeks Pertanaman (IP) rendah, Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian terlantar, Membantu petani dalam sertifikasi lahan, mendorong pengelolaan dan konsolidasi lahan, adovokasi petani, Mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki kondisi lahan marjinal (pencegahan kerusakan tanah dengan menerapkan teknologi konservasi tanah dan air, penanaman tanaman pohon di daerah kawasan aliran sungai, sistem pemupukan berimbang), Optimalisasi sumberdaya air yang eksisting dan pengembangan sumber air alternatif baik air tanah maupun permukaan, revitalisasi perbenihan dan perbibitan: kelembagaan perbenihan/perbibitan, melindungi-memelihara dan memanfaatkan sumberdaya genetik nasional untuk pengembangan varietas unggul lokal, memperkuat tenaga pemulia dan pengawas benih tanaman, memberdayakan penangkar dan produsen benih berbasis lokal, membangun industri perbenihan/ perbibitan (dalam negeri), pembangunan dan pemeliharaan kebun induk/entres serta penguatan kelembagaan usaha (usaha perbenihan kecil dan besar). Revitalisasi infrastruktur dan Sarana: terkait dengan sistem usaha tani, jaringan irigasi,
Bahan Kajian MK PS Agroekoteknologi yang relevan Wajib (W): Ekologi Pertanian, Dasar Ilmu Tanah, Klimatologi, Mekanisasi Pertanian, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Manajemen Agroekosistem, Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Irigasi dan Drainase, Pertanian Berlanjut, Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan, Manajemen Tanah Berlanjut, Magang Kerja, Skripsi. Minat Manajemen Sumberdaya Lahan: Manajemen Daerah Aliran Sungai, Agroforestri, Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia, Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB, Restorasi dan Pemeliharaan Kualitas Tanah, Manajemen Kesuburan Tanah, Pengindraan Jauh, Analisis Lanskap Terpadu, Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian, Presisi Pertanian W: Generika Tanaman, Botani, Ekologi Pertanian Dasar Perlindungan Tanaman, Pemuliaan Tanaman, Biokimia Tanaman, Dasar Budidaya Tanaman, Bioteknologi Pertanian, Fisiologi Tanaman, Teknologi Produksi Tanaman , Teknologi Produksi Benih, Kewirausahaan, Magang Kerja, Skripsi. Minat Budidaya Pertanian: Nutrisi Tanaman, Teknologi Pengendalian Gulma, Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati, Budidaya Tanpa Tanah, Pertanian Organik, Pola Tanam, Pengantar Arsitektur Landskap, Analisis Pertumbuhan Tanaman,, Konservasi Sumberdaya Genetik, Teknologi Pemuliaan, Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman, Manajemen Produksi Benih, Perancangan Percobaan II, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
W: Mekanisasi Pertanian, Teknologi Produksi Tanaman , Pengantar Ekonomi Pertanian / Agribisnis, Irigasi dan Drainase, Pengantar Usahatani Minat Manajemen Sumberdaya Lahan: Manajemen Daerah
20
Bahan Kajian MK PS Agribisnis yang relevan Wajib (W): Ekologi Pertanian, Dasar Ilmu Tanah, Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Pertanian Berlanjut, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Pengantar Arsitektur Landskap, Agroforestri, Klimatologi, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Manajemen Daerah Aliran Sungai,
Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Manajemen Keuangan, Teknologi Produksi Tanaman, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, PemberdayaanMasyarakat Dalam agribisnis, Kewirausahaan, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Nutrisi Tanaman, Konservasi Sumberdaya Genetik, Manajemen Produksi Benih, Teknolgi Pemuliaan Tanaman , Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Analisis Pertumbuhan Tanaman. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian, Usahatani Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan
Aliran Sungai, Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB, Pengindraan Jauh, Analisis Lanskap Terpadu, Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian
Revitalisasi sumberdaya manusia: Non-aparatur yang meliputi petani/tenaga kerja pertanian dan pelaku agribisnis lainnya, Aparatur pertanian, baik fungsional maupun struktural yang lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator dalam proses pembangunan pertanian, Lembaga petani pedesaan seperti kelompok tani,
W: Dasar Budidaya Tanaman, Manajemen Agroekosistem, Sosiologi Pertanian, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Etika Profesi, Metode Ilmiah, Magang Kerja, Skripsi.
Revitalisasi Pembiayaan Petani: akses permodalan kepada lembaga keuangan formal dan suku bunga
W: Pengantar Ekonomi Pertanian / Agribisnis, Kewirausahaan, Pengantar Usahatani,
Revitalisasi Kelembagaan petani: koordinasi diantara anggota kelompok dan antara kelompok, penguatan kelompok untuk bisa mengakses pasar dan informasi
W: Sosiologi Pertanian, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kewirausahaan, Pengantar Usahatani,
Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Kewirausahaan, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Irigasi dan Drainase, Manajemen Daerah Aliran Sungai. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Matematika Ekonomi, Ekonomi Mikro, Dasar Komunikasi, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani, Komunikasi Agribisnis, Manajemen Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Matematika Ekonomi, Ekonomi Mikro, Dasar Komunikasi, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani, Komunikasi Agribisnis, Manajemen Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Sosiologi Pertanian, Dasar Komunikasi, Dasar Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Komunikasi Agribisnis, Manajemen
21
Revitalisasi Teknologi dan industry hilir: Penguatan inovasi teknologi pertanian yang berorientasi ke depan, pengembangan industri hilir sesuai dengan preferensi pasar untuk kesejahteraan, produk berwawasan lingkungan, sehat dan aman, jejaring penelitian, penumbuhkembangan industri pedesaan, peningkatan konsumsi produk lokal, Penguatan kelembagaan, Peningkatan kualitas SDM, Peningkatan dan pengamanan mutu produk pertanian
W: Generika Tanaman, Botani, Ekologi Pertanian Dasar Perlindungan Tanaman, Dasar Ilmu Tanah, Klimatologi, Pemuliaan Tanaman, Biokimia Tanaman, Dasar Budidaya Tanaman, Mekanisasi Pertanian, Bioteknologi Pertanian, Fisiologi Tanaman, Teknologi Produksi Tanaman , Peramalan Hama dan, Epidemi Penyakit, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Statistik, Teknologi Produksi Benih, Manajemen Agroekosistem, Irigasi dan Drainase, Perancangan Percobaan, Pertanian Berlanjut, Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu, Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan, Manajemen Tanah Berlanjut, Etika Profesi, Metode Ilmiah, Magang Kerja, Skripsi. Minat Budidaya Pertanian: Nutrisi Tanaman, Teknologi Pengendalian Gulma, Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati, Budidaya Tanpa Tanah, Pertanian Organik, Pola Tanam, Pengantar Arsitektur Landskap, Analisis Pertumbuhan Tanaman,, Konservasi Sumberdaya Genetik, Teknologi Pemuliaan, Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman, Manajemen Produksi Benih, Perancangan Percobaan II, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Minat Perlidnungan Tanaman: Ilmu Hama Tanaman, Ilmu Penyakit Tanaman, Metode Penelitian HPT, Bakteriologi Pertanian, Virologi Pertanian, Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan, Epidemologi Penyakit Tumbuhan, Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen, Hama dan Penyakit Pasca Panen, Entomologi Pertanian, Mikologi Pertanian, Teknologi Produksi Agens Hayati, Nematologi Pertanian, Akarologi Pertanian, Hama dan Penyakit Penting Tanaman
22
Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Dasar Budidaya Tanamanm Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian, Dasar Perlindungan Tanaman, Dasar Ilmu Tanah, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Manajemen Keuangan, Teknologi Produksi Tanaman, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Pendidikan Agama, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Nutrisi Tanaman, Pertanian Organik, Teknologi Pengendalian Gulma, Pola Tanam, Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen, Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Teknologi Produksi Agens Hayati