PERAN PENDIDIKAN PROFESI & TANTANGANNYA DALAM ERA GLOBALISASI Biran Affandi M.Djauhari Widjajakusuma Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia Disampaikan pada Seminar : “Wajah Kedokteran Saat Ini dan Tantangan Profesi Dokter di Era Globalisasi, dalam rangka Peringatan HUT 57 IDI, Jakarta, 25 Oktober 2007 1
POKOK BAHASAN 1.Globalisasi 2.Renstra Pendidikan Dokter 3.Kebutuhan Nasional 4.Standar Pendidikan Dokter 2
GLOBALIZATION and CAPITALISM
IRREVERSIBLE - IRRESISTABLE
How could Medical Profession Survive in New Society ?
STRATEGIC PLANNING 1. 2. 3. 4.
Where are we now? Where do we go from here? How can we get there? How can we measure the progress?
* WHERE ARE WE NOW ? - Desciption of Organization - Environmental Scanning - SWOT analysis - Mission - Core Functions - Mandates
* WHERE DO WE WANT TO BE ? - Vision - Goals & Objectives
* HOW DO WE GET THERE ? - Strategies - Priorities
* HOW DO WE MEASURE OUR PROGRESS ? - Monitoring System - Managing Implementation
STAKEHOLDERS
EXPECTATION
Dept Education
Quality
Dept Health
Quantity
Universities
Standard
Districts & Provinces
Guidelines
People
Distribution
Professionals
Satisfaction
Donor Agencies
Policy
STRATEGIC PLANNING:
INTERNAL FACTORS STRENGTHS 1. 2. 3. 4.
Integrity Dedication Authority UU PK
WEIGHT 25 35 25 15
RATING 3 4 3 1
SCORE 75* 140* 75 15
WEAKNESSES 1. 2. 3. 4.
Unexperienced Lack of fund Organization Management
25 35 30 10
3 4 2 1
75* 140* 60 10
EXTERNAL FACTORS OPPORTUNITIES WEIGHT RATING 1. 2. 3. 4.
High Demands Global. Decentral. SKB
SCORE
35 25 30 10
4 2 3 2
140* 50 90* 20
40 30 20 10
4 3 2 2
160* 90* 40 20
THREATS 1. 2. 3. 4.
Global. Decentral. SKB Demand
STRATEGIC KEY FACTORS 1. Integrity (S1) 2. Dedication (S2) 3. Unexperienced (W1) 4. Lack of Fund (W2) 5. High Demand (O1) 6. Decentralisation (O2) 7. Globalisation (T1) 8. Decentralisation (T2)
STRATEGIC FACTORS
STEPS
S1 Integrity O1 High Demand
--Æ
Quality Quantity
S1 Integrity O2 Decentralization
--Æ
Partnership
S1 Integrity T1 Globalisation
--Æ
Quality Quantity
S1 Integrity T2 Decentralisation
--Æ
Partnership
STRATEGIC FACTORS
STEPS
S2 Dedication O1 High Demand
--Æ
Quality Quantity
S2 Dedication O2 Decentralization
--Æ
Partnership
S2 Dedication T1 Globalisation
--Æ
Partnership
S2 T2
Dedication Decentralisation
--Æ
Partnership
STRATEGIC FACTORS
STEPS
W1 Unexperienced O1 High Demand
--Æ
Partnership
W1 Unexperienced O2 Decentralization
--Æ
Partnership
W1 Unexperienced T1 Globalisation
--Æ
Partnership
W1 Unexperienced T2 Decentralisation
--Æ
Partnership
STRATEGIC FACTORS
STEPS
W2 Lack of fund O1 High Demand
--Æ
Partnership
W1 Lack of fund O2 Decentralization
--Æ
Partnership
W1 Lack of fund T1 Globalisation
--Æ
Partnership
W1 Lack of fund T2 Decentralisation
--Æ
Partnership
MISION
1. To protect the people 2. To guide the doctors 3. To enhance professionalism
Vision IA PK = G {I
5 + SEA
10
15
+ AP
PK= Pelayanan Kedokteran SEA= South East Asia G= Good AP= Asia Pacific I= Indonesia IA= Insya Allah
}
PROGRAM QUALITY QUANTITY PARTNERSHIP
ASEAN DOCTORS-POPULATION RATIO* 180 SINGAPORE PHILIPPINE BRUNEI D MALAYSIA VIETNAM MYANMAR CAMBODIA LAOS THAILAND INDONESIA
160 140 120 100 80 60 40 20 0 DOCTORS * per100.000 Population
2002’ WHO Human Development Report
18
JUMLAH PRODUKSI DR.SPESIALIS PER TAHUN (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Farmakologi Klinik Andrologi Ophtalmologi Patologi Anatomi Jantung & Pembuluh Darah Kedokteran Penerbangan Okupasi Parasitologi Klinik Akupunktur Gizi Klinik Bedah Anak Radiologi Orthopaedi & Traumatologi Bedah Syaraf Toraks & Kardiovaskular Anak Bedah Plastik Penyakit Dalam
4 4 50 15 78 5 ?4 ?0 ?0 ?0 5 40 25 120 2 125 5 120
19
JUMLAH PRODUKSI DR.SPESIALIS PER TAHUN (2) 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Kedokteran Olah Raga Rehabilitasi Medik Kedokteran Nuklir Kulit dan Kelamin Pulmonologi Anestesi Patologi Klinik Telinga Hidung Tenggorokan Urologi Mikrobiologi Klinik Kedokteran Kelautan Forensik Saraf Obstetri dan Ginekologi Psikiatri Ilmu Bedah
TOTAL
3 30 3 ? 100 60 ? 50 ? 20 ? 40 ?4 ?0 ?0 ? 10 ? 50 190 ? 40 ? 100
884
1302
20
0 Papua
Irjabar
Malkut
Maluku
Sulbar
Goro
Sultra
Sulsel
Sulteng
Sulut
Kaltim
Kalsel
Kalteng
Kalbar
NTT
NTB
Bali
Banten
Jatim
DIY
Jateng
Jabar
DKI
Kepri
Babel
Lampung
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Riau
Sumbar
Sumut
NAD
Jumlah Dokter / 100.000 penduduk menurut Provinsi
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Proyeksi Kebutuhan dan Produksi Dokter Spesialis di Indonesia 32 0
24 0
0 ,0
0 ,0
22
0 ,0
0
0
25,000
22
30,000
0 ,0
35,000
20,000
0
0
0 ,0
0 ,0
0 ,0
16
14 0
0 ,0 0
5,000
12
10,000
18
15,000
0
2007
2008 Lulusan
2009
2010
Kebutuhan Asumsi 1 DSp/100.000 penduduk untuk 14 macam jenis spesialis
0 Papua
Irjabar
Malkut
Maluku
Sulbar
Goro
Sultra
Sulsel
Sulteng
Sulut
Kaltim
Kalsel
Kalteng
Kalbar
NTT
NTB
Bali
Banten
Jatim
DIY
Jateng
Jabar
DKI
Kepri
Babel
Lampung
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Riau
Sumbar
Sumut
NAD
Jumlah Dokter Spesialis/100.000 penduduk menurut Provinsi
40
35
30
25
20
15
10
5
Proyeksi Kebutuhan dan Produksi Dokter di Indonesia 120,000 0 ,5 94 0
100,000 0
0 ,0 96
0 ,0 70
80,000
0
60,000 0 ,0 56 0
6 ,5 28 8
0 ,6 20 0
6 ,6 17
2
2
2 ,1 15
1983
0
0
0
0
20,000 0
0 ,0 30
0 ,0 24
0 ,0 20
0 ,5 17
40,000
1988
1993 Lulusan
1997 Kebutuhan
2003
2010
25
26
4.TUJUAN STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Standar pendidikan dokter spesialis dan subspesialis (spesialis konsultan) ini disusun secara garis besar dengan tujuan agar dapat diterapkan untuk semua program studi pendidikan dokter spesialis dan spesialis konsultan yang saat ini sudah ada. Substansi standar pendidikan yang terinci dan terukur untuk masing masing program studi dikembangkan oleh masing-masing kolegium yang terkait. Untuk memenuhi standar pendidikan dokter spesialis, setiap IPDS harus mampu menunjukkan dokumen yang dibutuhkan, baik dokumen tentang proses penyusunan maupun dokumen tentang penerapan proses pendidikan yang dilakukan. 27 Berbagai hal yang terkait dengan standar
1.2. TUJUAN PENDIDIKAN Tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1. Tujuan umum pendidikan dokter spesialis adalah menghasilkan dokter spesialis dengan kemampuan akademik dan keahlian klinik seorang profesional. 1.2.2. Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis adalah untuk menghasilkan dokter spesialis yang mempunyai kompetensi khusus dalam disiplin ilmu kedokteran tertentu. 28
1.5.HASIL AKHIR PENDIDIKAN
1.5.1. Hasil akhir pendidikan harus memenuhi kompetensi yang tercantum dalam kurikulum masing-masing disiplin ilmu. 1.5.2. Kompetensi yang dicapai berbentuk kompetensi umum dan kompetensi khusus. 1.5.3. Rincian kompetensi, termasuk tingkat kompetensi yang harus dicapai peserta PPDS ditentukan oleh masing-masing kolegium. 29
INPUT
REKRUITMENT
P R O
- LOG BOOK
S E
PENDIDIKAN
S
OUTPUT
UJIAN NASIONAL • TULIS • LISAN 30
REKRUTMEN 1. Setiap Kolegium menentukan Rekrutmen Nasional per Tahun 2. Setiap IPDS menerima peserta per semester:
Jumlah Staf x 3 Jumlah semester contoh: IPDS X: Jumlah staf: 25 Jumlah semester Pddkn: 8 PPDS yg diterima per semester: 25 x 3 = 9 8 31
MEDICAL EDUCATION BASIC
CONTINUING PROFESIONAL
POSTGRADUATE
DEVELOPMENT
Global Standards for Quality Improvement, WFME, 2003
BASIC MEDICAL EDUCATION OBJECTIVES The medical school must define its mission and objectives and make them to its constituency. The mission statements and objectives must describe the educational process resulting in a medical doctor competent at a basic level, with an appropriate foundation for further training in any branch of medicine and in keeping with the roles of doctors in the health care system WFME, 2003
Basic Medical Education • • • •
52 Faculties of Medicine 4500-5000 doctors/year Quality ? Standard ?
DEFINITIONS Postgraduate Medical Education may be defined as the phase in which doctors train under supervision towards independent practice after completion of their basic medical qualification. It comprises pre-registration training, vocational/professional training, specialist and sub-specialist training and other formalised training programmes. Upon completion of a formal postgraduate training programme a degree diploma or certificate is usually granted. Global Standards for Quality Improvement, WFME, 2003
GENERAL OBJECTIVES To educate & train doctor to be specialist with: •
Clinical expertise combining medical expertise and effective communication
•
Academic abilities comprising self-learning and research abilities and the capacity to teach
•
Professional qualities encapsulating management responsibilities, practice review and development, team work, ethical attitudes and conduct, a commitment to what is best for the patient, and health advocacy
RANZCOG, 2002
INDONESIAN ACADEMY OF MEDICINE 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indonesian College of GPs Indonesian College of Neurologists Indonesian College of Pulmonologists Indonesian College of Patologists Indonesian College of E,N,Ts Indonesian College of Internists Indonesian College of Pediatricians Indonesian College of Surgeons Indonesian College of Orthopedics Indonesian College of Ophtalmologists
INDONESIAN ACADEMY OF MEDICINE… 9. 10. 11. 12. 13.
Indonesian College of Orthopedics Indonesian College of Cardiologists Indonesian College of Urologists Indonesian College of Anaestesiologists Indonesian College of Medical Rehabilitation & Physicists 14. Indonesian College of Plastic surgeons 15. Indonesian College of Ophtalmologists 16. Indonesian College of Obstetricians & Gynecologists
INDONESIAN ACADEMY OF MEDICINE… 17. Indonesian College of Neurosurgeons 18. Indonesian College of Clinical microbiologists 19. Indonesian College of Sport medicine 20. Indonesian College of Radiologists 21. Indonesian College of Skin & Venerologists 22. Indonesian College of Forensic medicine 23. Indonesian College of Clinical pathologists 24. Indonesian College of Psychiatrists
INDONESIAN ACADEMY OF MEDICINE… 25. Indonesian College of Clinical pharmacologists 26. Indonesian College of Marine medicine 27. Indonesian College of Nuclear medicine 28. Indonesian College of Aero-space medicine 29. Indonesian College of Occupation medicine 30. Indonesian College of Clinical parasitologists 31. Indonesian College of Medical Nutritionists 32. Indonesian College of Acupuncturists 33. Indonesian College of Pediatric surgeons
Postgraduate Medical Education • • • •
32 Specialists Medical Training 500 Specialists/year Quality ? Standard ?
CPD INCORPORATES: 1. continuing medical education - core skills - core knowledge 2. professional education - skills and knowledge in a doctor’s wider role RANZCOG, 2002
CPD ACTIVITIES 1. Practice Improvement 2. Educator Activities 3. Meeting Attendance 4. Self-Education Activities RANZCOG, 2002
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA • Menetapkan Standar Pendidikan Profesi • Melakukan Registrasi dokter/drg • Melaksanakan pembinaan praktik kedokteran
Kolegium • Merumuskan standar pendidikan dokter spesialis • Melakukan penjaminan mutu pendidikan dokter spesialis • Memberikan sertifikat kompetensi melalui UJIAN NASIONAL
Kolegium : adalah sekelompok orang yang mengelola salah satu ilmu atau cabang ilmu tertentu. Oleh karena itu nama suatu kolegium selalu mengacu kepada bidang ilmu yang dikelolanya.
Tugas Kolegium: menjaga baku mutu pendidikan profesi kedokteran dalam hal ini pendidikan dokter spesialis dan pendidikan pra spesialis profesi dokter.
Fungsi Kolegium: 1. Penyusunan dan pengembangan katalog dan kurikulum. 2. Penyelenggaraan Ujian (Evaluasi) Nasional 3. Penerbitan sertifikat kemampuan profesi nasional (sertifikasi) 4. Akreditasi Pendidikan Profesi Kedokteran 5. Pembinaan dan pemantauan penyelenggaraan pendidikan di institusi pendidikan
Peran Kolegium dalam Organisasi Profesi: •
Kolegium mewakili Organisasi Profesi dalam bidang pendidikan (mengurusi mereka yang masih dalam pendidikan)
•
Organisasi Profesi mengurusi mereka yang sudah lulus
Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI): adalah suatu organisasi (majelis) yang anggotanya terdiri dari Ketua-ketua Kolegium Ilmu Kedokteran yang ketuanya dipilih dari para anggota majelis tersebut serta dikukuhkan oleh Muktamar IDI. MKKI dan Kolegium Ilmu Kedokteran merupakan satu kesatuan.
Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI): mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan semua Kolegium Ilmu Kedokteran. Disamping itu MKKI mempunyai tugas-tugas lain sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangan dan ketentuan-ketentuan organisasi yang berlaku (Keputusan Muktamar IDI, dll), maupun tugas-tugas yang dilimpahkan oleh otoritas pendidikan di Indonesia (seperti Depdiknas).
Fungsi MKKI (1 of 2): 1. Penetapan kebijakan umum pendidikan profesi kedokteran Indonesia 2. Penetapan kebijakan terhadap tumpang tindih substansi/kewenangan bidang ilmu 3. Pembinaan pertimbangan/rekomendasi terhadap rencana pembukaan program studi dokter yang baru (Fakultas Kedokteran baru), bersama dengan Kolegium Dokter Indonesia 4. …
Fungsi MKKI (2 of 2): 4. Penetapan institusi (pusat) baru program pendidikan dokter spesialis di suatu institusi pendidikan kedokteran, bersama dengan Kolegium Ilmu Kedokteran terkait. 5. Penetapan Program Studi Dokter Spesialis baru 6. Penilaian terhadap kelaikan dokter/dokter spesialis lulusan luar negeri yang hendak mengikuti program adaptasi dokter lulusan luar negeri, bersama dengan Kolegium Ilmu Kedokteran terkait.
STANDARDS IN MEDICAL EDUCATION.
INPUT
PROCESS
OUTPUT
OUTCOME
Quality of new enrollment
Quality of teaching and learning
Quality of graduate
Quality of professional work