PERAN PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA MUSEUM (Studi Kasus Museum Sonobudoyo Yogyakarta)
RINGKASAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Administrasi Negara
OLEH FICKYANA SETYARATIH 09417144027
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
PERAN PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA MUSEUM (Studi Kasus Museum Sonobudoyo Yogyakarta) Oleh: Fickyana Setyaratih dan Drs. Argo Pambudi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum khususnya museum Sonobudoyo. Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, Kepala Pengelola museum Sonobudoyo, Sekretaris Barahmus, Kasi PPNB Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta dan pengunjung museum Sonobudoyo. Peneliti sebagai instrument maka melakukan validasi dengan cara memahami metode dan obyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan model penelitian interaktif model Miles dan Huberman. Sedangkan untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum adalah Penyediaan fasilitas wisata museum dan kerjasama dengan para stakeholder. Pengembangan potensi wisata museum tidak terlepas dari pengelolaan museum. Tahapan-tahapan pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengawasan, tahap penilaian dan evaluasi. Hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan potensi wisata museum: a) Belum adanya buku acuan atau guide line yang secara spesifik membahas mengenai pengelolaan museum, b) Kurangnya dukungan dari para stakeholder terkait dengan pengelolaan dan pemberdayaan museum, c)Kurangnya sumberdaya manusia yang memadai sebagai pengelola terutama tenaga-tenaga ahli bidang manajeman museum dan konservasi koleksi, d) Data yang dimiliki pemerintah sangat minim. Upaya dalam mengatasi hambatan yang ada dalam pengembangan potensi wisata museum: a) Pelatihan dan workshop, b) Promosi, c) Menyusun buku standarisasi. Kata Kunci : pengembangan, wisata, museum Sonobudoyo.
I. PENDAHULUAN Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata sebagai sektor ungglan dalam memperoleh devisa, lapangan kerja, maupun pengentasan kemiskinan. Di Indonesia sendiri mempunyai banyak tempat wisata yang tersebar di seluruh penjuru salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai julukan sebagai Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan tersebut tidak salah jika Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata. DIY memiliki begitu banyak objek wisata baik dari wisata agro, wisata budaya dan sejarah sehingga wajar jika DIY merupakan tujuan wisata. Banyak objek wisata baru yang bermunculan seperti goa-goa, air terjun dan pantai-pantai baru. Perkembangan wisata di DIY dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat. Tiap tahunnya pengunjung yang datang untuk berwisata di DIY semakin meningkat. Ribuan pengunjung baik dari domestik maupun mancanegara berbondong-bondong untuk berwisata di DIY. DIY sebagai kawasan yang masih melestarikan adat istiadatnya memiliki peran yang sangat besar terhadap pelestarian cagar budaya. Pelestarian terhadap cagar budaya tesebut tidak salah jika DIY mendapat julukan sebagai kota budaya. Museum yang dijadikan tempat penyimpanan benda cagar budaya menjadi sarana untuk menggali cerita sejarah masa lalu. Di Kota Yogyakarta terdapat banyak sekali museum yang dapat dijadikan tujuan wisata, diantaranya adalah museum Perjuangan, museum
Kereta, museum benteng Vredebrug dan lain sebagainya. Namun sayangnya wisata museum kurang diminati wisatawan. Perkembangan pariwisata di Yogyakarta tidak lepas dari peran pemerintah. Peran pemerintah disini antara lain adalah tentang pengaturan alokasi dana yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing objek wisata. Salah satunya adalah alokasi yang digunakan untuk pengembangan museum baik sumberdaya manusia maupun fisik museum, dan sebagainya. Disamping itu peran masyarakat juga sangat penting dalam mengembangkan potensi wisata museum. Masyarakat juga bisa ikut mempromosikan museum yang ada disekitar mereka. Di Kota Yogyakarta sendiri terdapat 24 objek wisata yang dapat di kunjungi dan sebagian besar objek wisata tersebut adalah museum. Namun wisata museum kurang diminati oleh masyarakat. Banyak dari masyarakat kurang berminat untuk datang ke museum. Wisatawan menjadikan museum sebagai tempat wisata alternatif. Pengunjung yang berkunjung ke museum sendiri kebanyakan karena adanya jadwal tour atau kunjunngan dari instansi atau
sekolah-sekolah
para
pengunjung
yang
mengagendakan
untuk
mengunjungi museum. Kurang berminatnya pengunjung datang berwisata ke museum karena pengunjung hanya bisa menonton saja tanpa mengaplikasikannya atau memperagakannya. Penjelasan yang tertera pada benda peraga yang ada di museum juga kurang lengkap sehingga pengunjung kurang memahami maksud dari display yang ada. Selain itu permasalahan yang ada di museum
antara lain banyak museum yang tidak menguntungkan secara ekonomis sehingga pihak swasta atau investor tidak tertarik untuk mengembangkan museum. Anak-anak usia sekolah seperti TK, SD, SMP, masih sangat membutuhkan pengetahuan dari apa yang ditunjukan di museum tentang sejarah peninggalan masa lampau. Seperti peninggalan senjata-senjata perang jaman dahulu, taktik atau strategi perang yang digunakan untuk melawan penjajah, dan sebagainya. Museum berperan dalam proses transformasi yang mewujudkan perkembangan struktur intelektual dan tingkat kehidupan yang membaik. Perkembangan tersebut tentu disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang bersangkutan dalam bahasa dan budayanya masing-masing. Inilah makna yang ingin disampaikan dan dideskripsikan oleh museum lewat benda yang disajikan atau dipamerkan sebagai instrumen memahami masyarakat pendukungnya. Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di berbagai kabupaten atau kota seperti halnya di Kota Yogyakarta telah menunjukkan perkembangan yang cukup meningkat dan berkembang, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini merupakan dampak positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Meskipun jumlah kunjungan wisata meningkat, hanya sedikit wisatawan yang mengunjungi museum.
Promosi museum-museum yang ada di Yogyakarta diadakan dengan cara pawai layaknya karnaval, peserta pawai dari berbagai museum ini memakai atribut lucu dan menarik. Cara ini dipandang ampuh mencuri perhatian masyarakat. Pawai dilakukan dengan menyelenggarakannya di mall terbesar yang ada di Yogyakarta. Hal tersebut perlu didukung dengan pengelolaan yang bagus di museum itu sendiri sehingga ketertarikan masyarakat
tidak
hanya
berhenti
sampai
disini
saja.
(http://sejarah.kompasiana.com/2011/10/10/jogja-kota-museum-yang-sepipengunjung/. Diakses tanggal 30 November 2012) Salah satu museum yang dikelola oleh pemerintah adalah Museum Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo merupakan UPTD Dinas Kebudayaan Propinsi DIY. Museum Sonobudoyo adalah museum terlengkap nomor dua setelah Museum Jakarta. Museum ini rencananya akan dijadikan museum internasional oleh pemerintah. Untuk itu maka perlunya peran pemerintah dan stakeholder-stakeholder agar museum lebih dicintai oleh masyarakat. II. KAJIAN TEORI A. Peran Pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum Davey (1998:21) memaparkan bahwa terdapat lima fungsi utama pemerintahan, antara lain adalah pertama, sebagai penyedia layanan, yaitu fungsi-fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan penyediaan layanan yang beorientasi pada lingkungan dan masyarakatnya. Kedua, fungsi pengaturan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan perumusan dan penegakan peraturan-peraturan. Ketiga, fungsi pembangunan, yaitu fungsi yang
berkaitan dengan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Keempat, fungsi perwakilan, yaitu mewakili masyarakat diluar wilayah mereka. Kelima, fungsi koordinasi, yaitu berkaitan dengan peran pemerintah dalam pengkoordinasian, perencanaan, investasi dan tata guna lahan. Peran dinas kebudayaan dalam mengembangkan potensi wisata museum adalah uatu usaha yang dilakukan oleh dinas dalam kaitanya dengan wewenang yang dimilikinya untuk mengembangkan wisata museum, yang mencakup dari seluruh penyediaan fasilitas pendukung pariwisata dan kerjasama yang sinergis dengan berbagai stakeholder pariwisata. B. Potensi Museum Museum adalah pengawal warisan budaya. Hal ini terkandung makna bahwa warisan budaya itu juga dapat dipamerkan kepada masyarakat. Tidak berlebihan jika museum disebut cagar budaya jika ia melestarikan warisan budaya dan menampilkannya kepada masyarakat. Menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) dalam Schouten (1992:3) museum diartikan sebagai Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefakartefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa museum merupakan cagar budaya dan digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai pendidikan. C. Pariwisata Secara etimologi, pariwisata berasal dari kata sansekerta, pariwisata terdiri dari dua suku kata “pari” dan “wisata”. “Pari”, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap; dan “wisata”, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Menurut Yoeti (1991:109) pariwisata diartikan sebagai: Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keingginan yang beraneka ragam. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu perubahan tempat tinggal sementara seseorang dari luar tempat tinggalnya karena sesuatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah”. (Gamal Suwantoro, 1997: 3) Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata atau wisata merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan tidak untuk mencari penghasilan atau upah, namun kegiatan tersebut
ditunjukan
untuk
rekreasi, pengembangan
pribadi,
memperlajari keunikan daya tarik wisata dalam jangka waktu tertentu.
atau
D. Manajemen Pariwisata Pengelolaan atau manajemen berasal dari
bahasa
Inggris
“management”. Menurut Sudjana (2000: 17) pengelolaan atau manajemen berarti kemampuan dan ketrampilan khusus untuk melakukan sesuatu kegiatan baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Leiper dalam Pitana (2009: 80), menyatakan pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau juga bisa merujuk kepada fungsifungsi yang melekat pada peran tersebut. Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan pada nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. E. Penelitian yang Relevan 1. I Wayan Wiwin (2011) dengan judul “Pengelolaan Museum Gunungapi Batur Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangli”. 2. Hanif Wahyu Wicaksono (2011) dengan judul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Tahap
Perencanaan,
Pelaksanaan
Dan
Pemanfaatan
Pengembangan Obyek Wisata Museum Gunung Merapi Di Dusun Banteng, Kelurahan Hargobinangun, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memahami dan mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu fakta, sifat serta hubungan yang muncul dalam peran pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata museum khususnya museum Sonobudoyo.
Maka penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan Propinsi DIY yang beralamat di Jl. Cendana No. 11
Yogyakarta. Waktu penelitian ini
dilakukan pada bulan 10 Juli 2013 sampai 20 Agustus 2013. C. Subyek penelitian 1. Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta 2. Kepala Pengelola museum Sonobudoyo 3. Sekretaris Badan Musarawarah Musea (Barahmus) 4. Kasi Pembinaan dan Pelestarian NIlai-nilai Budaya (PPNB) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta 5. Pengunjung museum Sonobudoyo. D. Sumber dan Jenis Data Penelitian ini mengunakan data primer yang diambil secara langsung di lapangan dan data sekunder yang berupa laporan-laporan yang telah disajikan. E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan mengamati kegiatan-kegiatan dalam pengembangan potensi wisata museum. Proses penelitian, peneliti menggunakan alat bantu penumpulan data yaitu berupa pedoman wawancara, dan pedoman observasi. F. Teknik pengumpulan data Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. G. Teknik keabsahan data Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan sumber. H. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu metode interaktif dari Miles dan Huberman. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta salah satu kota besar yang menjadi tujuan untuk rekreasi atau liburan. Banyak sekali potensi wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari wisata alam, wisata belanja, wisata sejarah dan wisata budaya. Daerah Istimewa Yogyakarta sangat kental dengan kebudayaannya, dan keraton Yogyakarta menjadi pusatnya. Jumlah museum yang ada di DIY sebagian besar berada di wilayah kota Yogyakarta sekitar 18 museum, Sleman 9 museum, Bantul 4
museum, Gunung kidul 1 museum dan Kulon Progo belum mempunyai museum. Kondisi bangunan atau ruang museum yang masih belum standar atau layak untuk menampilkan informasi koleksi yang dimilikinya masih menjadi wujud nyata museum yang dikelola oleh swasta sehingga hal ini juga sangat mempengaruhi calon pengunjung museum karena memang sudah tidak tertarik dengan kondisi yang dimilikinya. Berbeda dengan gemerlapnya area pertokoan, mall, dan hiburan lainnya yang penuh dengan banyak orang yang mendatanginya. Pengelolaan Kebudayaan
museum
Propinsi
berada
Daerah
dibawah
Istimewa
wewenang Yogyakarta.
Dinas Untuk
mengembangkan potensi museum-museum di DIY, Dinas Kebudayaan membentuk Barahmus (Badan Musyawarah Musea). Meskipun
pengelolaan
berada
dibawah
wewenang
Dinas
Kebudayaan, Dinas Kebudayaan hanya mempunya satu UPDT saja yaitu museum sonobudoyo. Museum lainnya merupakan museum individu atau milik instansi tertentu. Menurut kepemilikan museum di bagi menjadi dua yaitu museum swasta dan museum pemerintah atau negeri. Sedangkan menurut kedudukannya museum dibagi menjadi tiga yang terdiri dari museum nasional, museum propinsi, dan museum lokal. Sebagai UPTD dari Dinas Kebudayaan, Museum Sonoboyo merupakan museum terlengkap nomor dua setelah museum nasional
Jakarta. Museum Sonobudoyo memiliki 62.661buah koleksi yang dibagi menjadi beberapa kategori. Koleksi museum sonobudoyo disimpan di dua tempat yaitu museum sonobudoyo unit I dan unit II. Unit I terletak di jalan Trikora No.6 Yogyakarta sedangkan unit II di Ndalem Condrokiranan, Wijilan. Pembagian koleksi museum enam ketegori berada di Unit I dan lima lainnya ada di Unit II. B. Pembahasan 1. Peran Pemerintah dalam Mengembangkan Potensi Wisata Museum di Yogyakarta khususnya museum sonobudoyo. Pengelolaan potensi pariwisata tidak luput dari peran pemerintah khususnya dinas kebudayaan. Peran dinas kebudayaan dalam mengembangkan museum adalah mulai dari peningkatan sumberdaya manusia dan kondisi museumnya sendiri serta promosi museum. Peran
pemerintah
yang
dilakuakan
pemerintah
dalam
mengembangkan potensi wisata museum adalah: a. Penyediaan fasilitas wisata museum Untuk
meningkatkan
kenyamanan
pengunjungkan
sehingga
berdampak terhadap peningkatan jumlah pengunjung museum terutama dikalangan pelajar pemerintah menyediakan transportasi bus antar jemput yang digunakan untuk para pelajar mengunjungi museum. Transportasi bus tersebut dilengkapi dengan ac dan di
khususkan untuk pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Penyediaan fasilitas bus ini bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta museum kepada masyarakat khususnya para pelajar. Selain itu fasilitas yang dimiliki oleh museum Sonobudoyo seperti pendopo pertemuan, tempat ibadah, parkir yang luas serta akses mudah karena berada ditempat yang strategis. b. Kerja sama Pelaksanaan pengembangan potensi museum pemerintah tidak bekerja sendiri. Pemerintah bekrjasama dengan Barahmus, akademisi dan pelajar, pemerhati budaya/masyarakat pecinta museum, LSM Madya, dan dinas terkait lainnya. Peran dari masing-masing stakeholder adalah: 1) Barahmus dibentuk oleh dinas kebudayaan sebagai wadah atau koordinator museum se DIY agar asosiasi atau pelaku museum tetap eksis, tempat bertukar informasi atau apapun yang bertujuan untuk meningkatkan museum. 2) Akademisi atau pelajar, menggunakan museum sebagai sarana untuk belajar tentang sejarah, kebudayaan, kesenian dan berwisata untuk membangun karakter bangsa. Pemerintah juga ingin menjadikan museum sonobudoyo sebagai museum internasional. Untuk mengembangkan potensi permuseuman, sumberdaya manusia merupakan hal yang penting
dalam pengembangan potensi museum. Untuk meningkatkan potensi sumberdaya manusia pemerintah mengadakan pelatihan-pelatihan, diklat dan workshop-workshop. Sedangkan dalam pengembangan fisik pemerintah melakukan pemugaran dan penambahan ruang koleksi. Kegiatan tersebut di laksanakan di UPTD Dinas Kebudayaan, yaitu Museum Sonobudoyo. Kegitan pemugaran telah dilakukan pada berbaikan tiga gapura dan rencananya juga akan menambah ruang pamer koleksi. Pemugaran ini akan dilaksanakan pada tahun 2014 dengan menggunakan bekas kantor Koni lama. Pengembangan potensi museum tidak terlepas dari pengelolaan pemerintah dan stakeholder terkait. Tahapan-tahapan pengelolaan museum adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan potensi wisata museum merupakan bagian dari pengembangan pembangunan seluruhnya dan dapat menggunakan sumber-sumber kekayaan alam, kemampuan manusia, serta sumber keuangan dengan sebaik-baiknya. Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan potensi wisata museum yaitu: 1) Wisatawan Jenis wisatawan yang diharapakan disisni adalah wisatawan domestik dan mancanegara, musim kunjungan wisatawan
disi dapat mempengaruhi jenis kegiatan yang akan diselenggaran
guna
mengenalkan
museum
kepada
masyarakat. Untuk itu dalam teks pengantar penjelasan bagian-bagian museum dibuat dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia untuk wisatawan nusantara dan bahasa inggris untuk wisatawan mancanegara. 2) Pengangkutan Akses jalan untuk menuju tempat wisata museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta baik dan wisatawan dapat menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Jika munggunakan
transportasi
umum,
wisatawan
bisa
menggunakan transportasi tradisional becak atau andong karena berada dikawasan Alun-alun utara Yogyakarta. 3) Daya tarik wisata Museum merupakan sarana untuk mengenal jati diri bangsa, sehingga mayarakat tidak melupakan pengorbanan para pahlawan. Museum sebagai tempat bermain dan belajar tentang sejarah, budaya, dan kesenian. Selain itu museum juga mempunyai fungsikomunikasi, yaitu fungsi menyampaikan
informasi
kepada
masyarakat.
Tapi
kebanyakan dari museum yang ada komunikasi yang terjalin adalah komunikasi searah. Padahal agar informasi yang disampaikan dalam museum haus terjalin komunikasi
dua arah. Supaya dapat terjailin komunikasi dua arah maka museum sonobudoyo juga telah menyiapan pemandu untuk menyampaikan informasi yang ada. 4) Fasilitas pelayanan Fasilitas untuk menunjang keberadaan museum antara lain restoran, toko souvenir, tempat beramain atau taman untuk beristirahat. Fasilitas pemandu sangat berguna dalam memerikan penjelasan mengenai display yang ada di ruang diorama/pamer. Dimuseum sonobudoyo fasilitas tersebut sudah tersedia. Untuk toko souvenir yang ada di museum sonobudoyo ini di adalah milik perorangan atau warga sekitar museum Sonobudoyo. 5) Informasi dan promosi Untuk mempromosikan museum sonobudoyo pemerintah melakukan berbagai bentuk promosi, diantaranya web, booklet dan festival museum. Pengemasan promosi yang dilakukan harus dapat menarik masyarakat. Pengemasan yang menarik akan menambah kunjungan wisatawan pada museum Sonobudoyo. Sealain dari museum sonobudoyo, promosi juga dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan Propinsi DIY dan pemerintah Kota Yogyakarta karena Museum Sonobudoyo berada diwilayah kota Yogyakarta.
b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan kegiatannnya museum Sonobudoyo di dampingi oleh Tim pendamping. Kegiatan pendampingan tersebut dimaksudkan agar tim pendamping dapat melakukan evalusi untuk menentukan arah kebijakan atau kegiatan yang akan diambil selanjutnya. c. Pengawasan Pengawasan pengembangan museum yang dilaksanakan oleh lembaga atau badan usaha yang ditunjuk dilakukan oleh tim yang dibentuk pemerintah sebagai lending sektor dari kegiatan tersebut dengan mengambil tenaga para ahli, tokoh museum dan orang yang mengetahui bidang permuseuman yang selalu mengamati dan mengikuti perkembangan museum yang ada di Yogyakarta. d. Penilaian dan evaluasi Evaluasi pengembangan museum sangat diperlukan karena hal ini akan menjadi penilaian apakah program-program yang dijalankan sudah benar, tepat sasarandan memang berguna pada museum yang telah dikembangkan tersebut. Untuk itu program evaluasi pengembangan museum sangat diperlukan pada proses pengembangan museum yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan pihak pemerintah
dengan pengelola museum dilaksanakan setiap bulan setiap tanggal 4. 2. Hambatan dalam pengemabangan wisata museum yang ada di Yogyakarta Dalam pengembangan potensi wisata museum, banyak hambatan yang dihadapi oleh pemerintah. Hambatan tersebut antara lain: a. Belum adanya buku acuan atau guide line yang secara spesifik membahas mengenai pengelolaan museum Ketiadaan buku acuan ini membuat pengelolaan museum dikelola sesuai dengan kemampuan para pengelola museum. buku acuan yang ada sementara hanya menuliskan pengelolaan museum secara umum. Sehingga pengelolaan yang meliputi perawatan dan pemeliharaan
dilakukan sebatas perawatan seadanya. Sehingga
pengelola sulit dapat mengembangkan pengelolan museum tersebut. b. Kurangnya dukungan dari para stakeholder terkait dengan pengelolaan dan pemberdayaan museum Dukungan dari para stakeholder terutama masyarakat masih sangat
kurang.
Dimana
masyarakat
lebih
memilih
untuk
mengunjungi objek wisata lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi museum yang masih identik dengan kondisi yang “angker”. Sehingga masyarakat kurang tertarik untuk mengunjungi museum.
hal tersebut juga dksebabkan oleh kurangnya pengelolaan dan pengembangan museum, museum selalu dalam keadaan statis. c. Kurangnya sumberdaya manusia yang memadai sebagai pengelola terutama tenaga-tenaga ahli bidang manajeman museum dan konservasi koleksi Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam pengelolaan dan pengembangan potensi museum. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaan inilah yangmenjadikan sumberdaya manusianya msih perlu untuk diberikan pelatihanpelatihan lagi. Penyamaan persepsi antara pengawai yang satu dengan yang lain dengan tingkat pendidikan yang berbeda tersebut juga merupakan hambatan yang ada dalam pengelolaan dan pengembangan potensi museum. museum belum mendapat perhatian khusus dalam hal pengembangan dan pengelolaannya untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu asset budaya dan pariwisata. Perhatian yang masih sangat
minim terhadap
pengembangan dan pengelolaan museum menyebabkan museum terkesan dikelola tanpa upaya kretifitas tertentu untuk menjadikan museum sebagai objek yang menarik untuk dikunjungi dan dapat menjadi wahana rekreasi maupun pembelajaran. d. Data yang dimiliki pemerintah sangat minim. Belum ada data akurat secara nyata dari masing-masing museum yang ada di Yogyakarta. Data tentang status kepemilikan
museum, kondisi riil museum, dan jumlah koleksi yang dimiliki oleh museum juga sangat minim. Serta keinginan dari pengelola museum untuk mengembangkan museum kedepannya pemerintah juga tidak memiliki data yang banyak. e. Kurangnya peran masyarakat dalam pengembangan museum. Masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya museum sebagai sarana pendidikan. Masyarakat kurang mengenal keberadaan museum itu sendiri, bahkan penduduk Yogyakarta sendiri tidak tau keberadaan museum Sonobudoyo. Masyarakat lebih tertarik untuk mengunjungi wisata lain dari pada museum. 3. Upaya dalam mengatasi hambatan yang ada dalam pengembangan potensi wisata museum. Berbagai hambatan muncul dalam pengembangan potensi wisata museum, pemerintah lantas tidak diam saja dengan keadaan yang seperti itu. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hamabatan tersebut. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan potensi wisata museum adalah : a. Pelatihan dan workshop Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualiatas pengelola museum. sehinga kedepannya museum dapat menjadi
tujuan wisata utama bukan menjadi tujuan alternatif. Pelatihan dan workshop yangtelah diadakanoleh pemerintah meliputi: 1) Workshop konservasi kayu, kain, kulit dan logam 2) Workshop pengelolaan storage 3) Workshop promosi dan publikasi 4) Workshop tata pamer museum 5) Workshop tata cara dan praktek pemanduan 6) Pelatihan motivasi dan kepemimpinan bagi pengelola museum Kegiatan worksop dan pelatihan diadakan oleh dinas kebudayaan setiap tahunnya. Dalam kegiatan pelatihan yang diadakan
oleh
pemerintah,
pihak
museum
Sonobudoyo
mengirimkan perwakilannya sebanyak satu sampai empat orang. b. Promosi Promosi
bertujuan
untuk
memberikan
informasi
guna
meningkatkan jumlah pengunjung museum. Bentuk promosi dapat berupa: 1) Booklet atau leaflet 2) Brosur 3) Media elektronik dan cetak, seperti: webside, televise, radio, majalah ataupun Koran. 4) Spanduk 5) Festival dan pameran museum.
c. Menyusun buku standarisasi museum Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang museum. Buku standarisasi ini disusun agar instansi atau organisasi yang ingin mendirikan museum tidak asal mendirikan museum saja. Tidak hanya sebatas mempunyai jumlah koleksi
yang banyak
mempertimbangkan
tetapi
pendiri
museum
kemungkinan-kemungkinan
harus yang
bisa terjadi
dalam pengembangan museum nantinya, seperti kerusakan koleksi, pencurian koleksi museum dan sepinya pengunjung museum. V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan terkait permasalahan pengembangan potensi wisata museum Sonobudoyo Yogyakarta adalah: 1. Peran pemerintah dalam mengembangakan potensi wisata museum di Yogyakarta meliputi penyediaan fasilitas museum dan kerjasama yang sinergis antar stakeholders yang terkait. 2. Pengembangan potensi wisata museum tidak terlepas dari pengelolaan museum, tahapan-tahapan pengelolaan museum meliputi:
tahap
perencanaan,
tahap
pelaksanaan,
tahap
pengawasan, tahap penilaian dan evaluasi. B. Saran 1. Pemerintah sebaiknya segera merancang perda tentang museum yang diharapakan pemerintah lebih memperhatikan museum.
2. Pengelola Museum harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan secara berkala, serta menyiapkan para pemandu wisatawan yang memiliki kemampuan bahasa asing lain, seperti bahasa Jepang, Belanda, dan Jerman. 3. Masyarakat sekitar hendaknya ikut berpartisipasi dalam pengembang potensi wisata museum dengan menjaga kebersihan dan keamanan museum.
DAFTAR PUSTAKA Astrid S. Susanto.1985.Pengantar Sosiologi Perkembangan Sosial. Jakarta: Bina Cipta Bambang Sumadio. 1997. Bunga Rampai Museum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Davey, Kenneth J. 1998. Pembiayaan pemerintah daerah, Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Kerja. Jakarta: UI Press Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1992.Pedoaman Pemeliharaan dan Pemugaran Bangunan Museum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lexy Moleong J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Muljadi A. J.2009. Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta: Raja Grafindo Nelson, Bryant dan White. Metodologi ekonomi di negara berkembang (edisi terjemhan).Andi Offset. Yogyakarta Pitana, I Gde, dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Schonten, F.F.J..1992.Pengantar Didaktik Museum. (alih bahasa: Moh Amir Sutaarga).Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Simatupang, Violetta. 2009. Pengaturan Hukum Kepariwisataan Indonesia. Bandung: PT Alumni. Soerjono Soekamto.1990.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: CV Rajawali Sondakh Angelina. 2010. Jendela Pariwisata Angelina Sondakh Sondang P. Siagian. 2003. “Administrasi pembangunan „konsep, Dimensi, dan Strateginya‟ ”, Jakarta: PT Bumi Aksara. Spillane, DR. James J. 1987. Ekonomii Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Sudjana D.2000.Manajemen Program Pendidikan.Bandung: Falah Production Suwarno, Gamal. 1997.Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakrta: ANDI.
Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Yoeti, Oka A. 1985.Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa. .1991.Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa .2001.Manajemen Pariwisata.Jakarta: Pradnya Paramita Yus Badudu. 1994. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Sumber internet Reni Dian Natalia.2011.Jogja, kota museum yang sepi pengunjung. Kompasiana. Diakses dari http://sejarah.kompasiana.com/2011/10/10/jogja-kota-museumyang-sepi-pengunjung/ pada tanggal 30 November 2012. Jam 21.31. Sasadara Hayunira.2010.Pengertian Museum dan Museologi. Multiply. Diakses dari http://www.godangisina.com/2012/04/fungsi-museum-manfaat-museummuseum.html pada tanggal 28 Februari 2013. Jam 06.14 Mohamad Zakaria.2011.Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenis Museum.Ini Bukan Blog
Arsitektual.
Diakses
dari
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/museum-di-indonesia.html pada tanggal 28 Februari 2013. Jam 06.20 Arif Wibowo.2013.Buru Pencuri, Museum Sonobdoyo Pakai Paranormal. Diakses dari
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/30/058484568/Buru-Pencuri-
Museum-Sonobudoyo-Pakai-Paranormal pada tanggal 28 September 2013. Jam 17.15