Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PERAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Oleh: IMRON ROSYADI NIM. 310588
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Lembar pengesahan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Lembar persetujuan pembimbing
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MOTTO
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2),Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3)Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (5). (Q.S. Al-Alaq: 1-5). .
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PERSEMBAHAN
Banyaknya air di lautan sebagai tintanya dan banyaknya ranting-ranting di pepohonan sebagai penanya, tak mampu melukiskan betapa besar ni’mat, taufik, hidayah serta inayah-Mu, sehingga tersusun sebuah karya kecil ini. Dengan kerendahan hati dan dengan penuh keikhlasan, karya ini kupersembahkan kepada: Bapak Ibuku tercinta dan tersayang (Darmo dan Siti Aisyah) yang senantiasa memberikan kasih sayang, mendoakanku, membimbing, dan memotivasiku, serta memberikan dukungan moral dan materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sejuta harapan kepadaku kan ku usahakan semua dengan ridho dan rahmat-Nya. Mbah Kakung dan Mbah Putri (H.Zaenudin dan Hj. Umronah) yang selalu membimbingku,
menyayangiku,
mengarahkanku,
memberi
semangat
kepadaku serta mendoakanku. Matur sembah suwun Adikku tercinta (Khairunnisa) yang selalu bercandaria bersama, serta memberi semangat kepada kakak tersayangnya. De Efi Astuti (Khabibati
Qolbi) yang telah memberikan dukungan dan
butiran-butiran kasih sayang kepadaku.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam refrensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 29 Juni 2010 Deklarator
Imron Rosyadi 3105088
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ABSTRAK Imron Rosyadi (NIM: 3105088) Peran Manajemen Perpustakaan Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta). Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010. Penelitian ini bertujuan: 1). Mengetahui bagaimana manajemen perpustakaan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta 2). Mengetahui peran manajemen perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analisis, karena penelitian ini dapat dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.. Adapun untuk mengumpulkan datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan wawancara/interview. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan perpustakaan, jumlah koleksi bahan pustaka, sarana dan prasarana perpustakaan. Sedangkan metode wawancara/interview digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan/pendapat mengenai keadaan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta, pengembangannya serta sejauh mana manajemennya sehingga memberikan konstribusi berharga dalam peningkatan mutu pesantren. Hasil penelitian menunjukan bahwa; setiap lembaga pendidikan, khususnya pesantren dan madrasah harus memiliki perpustakaan. Hal ini mengingat pentingnya perpustakaan sampai diibaratkan sebagai “jantung pendidikan” dan mempunyai peranan yang penting dalam prose belajar mengajar. Secara keseluruhan keadaan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sudah memenuhi standar perpustakaan yang baik. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya adalah penambahan refrensi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penambahan sarana dan prasarana, peningkatan sumber daya manusia. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sudah baik. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pengelolaan perpustakaan yang menggunakan prinsip-prinsip manajemen, yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), pemberdayaan (empowering), motivasi (motivating), fasilitas (facilitating), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating). Perencanaan (planning) ditunjukkan dengan menentukan program kerja dan menentukan tenaga yang professional; pengorganisasian (organizing) ditunjukkan dengan membagi tugas dan fungsi kepada masing-masing unit kerja perpustakaan; pergerakan (actuating) ditunjukkan dengan kegiatan layanan di perpustakaan, meliputi layanan peminjaman/sirkulasi dan administrasi; pemberdayaan (empowering) ditunjukkan dengan cara mengoptimalkan SDM perpustakaan, mengoptimalkan sarana dan prasarana perpustakaan, dan mengoptimalkan pengguna/customer perpustakaan;
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
motivasi (motivating), ditunjukkan dengan cara kepala perpustakaan melakukan sacara rutin (harian) lewat pertemuan. Ada sistem penghargaan bagi pustakawan yang paling rajin, dan ada teguran bagi pustakawan yang lupa/melalaikan tugasnya; fasilitas (facilitating) dalam hal ini perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta membuka diri kepada pustakawan dan para pengguna perpustakaan dengan cara polling, dengan cara ini perpustakaan PPMI Assalam mengetahui keinginan dan harapan para pustakawan dan pengguna perpustakaan PPMI Assalaam. Untuk pustakawan perpustakaan PPMI Assalaam difasilitasi komputer untuk entri data dan pelayanan sirkulasi; pelatihan penguasaan alat-alat dan lainlain; pengendalian (controlling), ditunjukkan dengan peran pengelola perpustakaan dalam menertibkan pemakai jasa perpustakaan; dan evaluasi (evaluating) ditunjukkan dengan Evaluasi yang dilakukan secara periodik, yaitu mingguan, semesteran, dan tahunan. Untuk evaluasi mingguan dilakukan dengan cara mengevaluasi diri apakah selama satu minggu apa yang telah kita kerjakan sesuai dengan program yang telah direncanakan. Kalau belum sesuai dibenahi diri para pustakawan dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Manajemen perpustakaan dalam rangka peningkatan mutu pesantren diantaranya melalui penyediaan tenaga pengelola yang profesional di bidang ilmu perpustakaan, penyediaan bahan pustaka yang lengkap, dan layanan peminjaman yang memadai dan memuaskan bagi pengunjung. Selain itu perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta juga sudah dimanfaatkan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tempat membaca siswa di waktu istirahat, serta digunakan sebagai tempat berdiskusi bersama. Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan perpustakaan pesantren/sekolah khususnya pada lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta. Hal ini dikarenakan belum semua perpustakaan pesantren/sekolah dapat menyelenggarakan perpustakaan dengan baik. Pengelolaan perpustakaan dengan sistem manajemen yang professional akan menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang syarat informasi yang diperlukan oleh santri/siswa dan guru.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang patut penulis ucapkan, kecuali Alhamdulillah, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Tuhan yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan nabi agung kita, Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa berjalan di atas jalan kebenarannya. Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa ada dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang berliku dan penuh batu terjal serta melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan beribu-ribu terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Adapun secara khusus penulis sampaikan kepada:. 1. Prof. Dr. H Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ismail, SM. M.Ag, selaku ketua jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag, dan Drs. Wahyudi, M,Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. 4. Saefudin Haryoko, S.E., selaku kepala perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta yang telah memberikan ijin tempat dalam pembuatan skripsi serta bapak/ibu pustakawan PPMI yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi ini. 5. Drs. H. Soediyono, M.Pd selaku wali studi yang telah memberi masukan, membimbing, dan mengarahkan kepada penulis selama studi di Jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah menularkan ilmunya dan membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran selama masa kuliah. 7. Ayahanda Darmo dan ibunda Siti Aisyah yang telah memberikan dukungan moral, materi dan spiritual terhadap keberhasilan studi penulis. 8. Mbah kakung H. Zaenuddin dan mbah putri HJ. Umronah serta adinda Khairunnisa dan semua keluargaku, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual kepada penulis. 9. Keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. 10. Bapak KH. Zaenal Asyikin (Alm) bapak KH. Mustaghfirin, bapak KH. Abdul Khalik, Ustad Gus Qolyubi, S.Ag ibunda Nyai HJ. Muthohiroh yang telah sabar dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan memberikan ilmunya kepadaku selama di Pondok Pesantren Roudlotut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang 11. Keluarga besar Podok Pesantren Roudlatut Thalibin Tugurejo Tugu sebagai tempat tinggalku selama menuntut ilmu. 12. Mas Amin Ibnu Umar, S.PdI, my inspiration and suggestion yang selalu sabar memberiku masukan dan semangat. 13. Mba Amiratus Shalikhah, S.PdI, yang dengan ikhlas membantuku dan memberi semangat kepadaku. 14. Sahabat-sahabatku
senasib
seperjuangan Jurusan Kependidikan Islam
angkatan 2005 yang selalu mensupport penulis untuk tidak bosan-bosan berusaha menjadi lebih baik. 15. Teman-teman bolo kurowo yang menjadi inspirasiku Rizki Maulana (Nanank), Taufiqurrahman (supex), Arif Hidayat (Kucing Garong), Saefuddin (Klontang Jaya), Rusdiyanto (Averus), Daniatur Rasyidah, Erlin Zuhaidah, dengan canda tawa kalian aku bisa menyelesaikan skripsiku walaupun cobaan dan halangan datang menerpa, tetapi aku tetap survive dengan semuanya itu. 16. Teman-teman PPL SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, Arif Hidayat, Rokhimin, Ghufron NZ, Abdul Ghofur, Arifin, khasan Ubaidillah,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Qun Khomsatun, Erlin Zuhaidah, Bidayatun Ni’mah, yang selalu bercanda tawa bersama dan membuat isnspirasiku mengalir. 17. Saudara-saudaraku KKN Getas Blawong, Novi Handayani, Kuwatno, Sulikha, yang selalu memberi masukan, support, dan inspirasi. 18. Sahabat-sahabat PPRT, kang Iebie (Arjuna Ireng), Sabikhul Khoir, S.PdI (Tarno), Khanif Miftahudin (Cacha), Rosyid Karomi (Raja Jomblo), Arif (farel) dan kawan-kawan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dalam pengerjaan skripsi ini. 19. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada semuanya, kecuali kata terimakasih dan untaian do’a, semoga segala amal kebaikannya diterima dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin. Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai bekal untuk mengarungi samudera kehidupan. Amiin.
Semarang, 29 Juni 2010 Penulis
Imron Rosyadi NIM: 3105088
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…. .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. iv HALAMAN DEKLARASI ........................................................................ vi HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ ix HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................... xii HALAMAN LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Penegasan Istilah .................................................................... 6 C. Rumusan Masalah ................................................................... 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8 E. Telaah Pustaka ........................................................................ 9 F. Metode Penelitian ................................................................... 12
BAB II : MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian, Jenis, Fungsi, Tujuan dan Peran Perpustakaan ....... 16 1. Pengertian Perpustakaan ................................................... 16 2. Jenis-Jenis Perpustakaan ................................................... 18 3. Fungsi Perpustakaan ......................................................... 21 4. Tujuan Perpustakaan ......................................................... 24 5. Peran Perpustakaan............................................................ 24 B. Manajemen Perpustakaan ....................................................... 25 1. Perencanaan (Planning) ..................................................... 28 2. Pengorganisasian (Organizing) ......................................... 31
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Pergerakan (Actuacting) .................................................... 32 4. Pemberdayaan (Empowering) ........................................... 32 5. Motivasi (Motivating) ....................................................... 33 6. Fasilitas (Facilitating) ....................................................... 34 7. Pengendalian (Controlling) ............................................... 34 8. Evaluasi (Evaluating) ....................................................... 34 C. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar ........................... 37 D. Standar Mutu Perpustakaan ..................................................... 40 E. Peningkatan Mutu Pondok Pesantren ...................................... 45 1. Pengertian Mutu Pondok Pesantren ................................... 46 2. Elemen-Elemen Pondok Pesantren .................................... 51 3. Macam-Macam Pondok Pesantren .................................... 54 4. Fungsi Pondok Pesantren .................................................. 55 5. Peran Pondok Pesantren .................................................... 55 6. Tujuan Pondok Pesantren .................................................. 56 7. Upaya Peningkatan Mutu Pondok Pesantren ..................... 57 8. Hubungan Peran Manajemen Perpustakaan Dengan Peningkatan Mutu Pondok Pesantren ....................................... 61
BAB III : DATA
PENELITIAN
TENTANG
MANAJEMEN
PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM (PPMI) ASSALAAM SURAKARTA A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta ................................................................ 66 1. Tinjauan Historis ................................................................ 66 2. Visi dan Misi PPMI Assalaam Surakarta ............................ 67 3. Prinsip Pondok.................................................................... 68 4. Letak Geografis .................................................................. 68 5. Struktur Organisasi PPMI Assalaam Surakarta.................... 69 6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Santri .................................. 69 7. Jenjang Pendidikan ............................................................. 69
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8. Sarana dan Prasarana .......................................................... 72 9. Kegiatan Harian Santri........................................................ 74 10.Sistem Pendidikan .............................................................. 76 11.Kegiatan Ekstra Kurikuler................................................... 78 B. Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (PPMI) Surakarta..................................................................... 80 1. Gambaran Umum................................................................ 80 2. Struktur Organisasi ............................................................. 82 3. Gedung dan Ruang.............................................................. 83 4. Koleksi Pustaka .................................................................. 84 5. Layanan Perpustakaan......................................................... 86 6. Keanggotaan....................................................................... 88 7. Sarana dan prasarana perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta............................................................................ 89 C. Manajemen Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta.............. 90 1. Perencanaan (Planning)……….......................................... 90 2. Pengorganisasian (Organizing) .......................................... 91 3. Pergerakan (Actuacting)…….. .......................................... 92 4. Pemberdayaan (Empowering)………................................. 92 5. Motivasi (Motivating)……….. .......................................... 93 6. Fasilitas (Facilitating)…………. ....................................... 93 7. Pengendalian (Controlling)……. ....................................... 93 8. Evaluasi (Evaluating)………… ......................................... 94 D. Manajemen
Perpustakaan
dan
Peranannya
dalam
Peningkatan Mutu Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta ................................................................................. 95 BAB IV : ANALISIS
TENTANG
PERPUSTAKAAN
DALAM
PERAN
MANAJEMEN
PENINGKATAN
MUTU
PESANTREN A. Analisis Terhadap Keberadaan Perpustakaan di PPMI (Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta).......... 99
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Analisis
Manajemen
Perpustakaan
PPMI
Assalaam
Surakarta ............................................................................... 102 C. Analisis Peran Manajemen Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta Terhadap Peningkatan Mutu Pesantren................... 106 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................ 109 B. Saran-Saran ........................................................................... 110 C. Penutup.................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
: Program Perpustakaan
Lampiran II
: Pengurus Majelis Pendidikan Pesantren (MPP) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Periode 2009-2012
Lampiran III
: Dafrtar Pegawai Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta
Lampiran IV
: Denah Lokasi Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta
Lampiran V
: Pedoman Observasi
Lampiran VI
: Kisi-Kisi Instrument (Wawancara)
Lampiran VII
: Jawaban kisi-kisi instrument wawancara
Lampiran VIII
: Penunjukan Pembimbing
Lampiran IX
: Mohon Izin Pra Riset
Lampiran X
: Mohon Izin Riset
Lampiran XI
: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran XII
: Piagam PASSKA Institut
Lampiran XIII
: Piagam PASSKA Fakultas
Lampiran XIV
: Piagam KKN
Lampiran XV
: Surat Keterangan Bebas Kuliah
Lampiran XVI
: Surat Keterangan Ko Kulikuler
Lampiran XVII
: Transkip Ko Kulikuler
Lampiran XVIII
: Daftar Riwayat Hidup
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apalagi membaca sudah merupakan
kebiasaan
dan
membudaya
dalam
masyarakat,
maka
jelas
perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi1. Ditilik dari sejarah pendidikan Islam Indonesia, pesantren sebagai sistem pendidikan Islam tradisional, telah memainkan peran cukup penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia 2. Pesantren dengan segala keunikan yang dimilikinya masih diharapkan menjadi penopang berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia. Keaslian dan kekhasan pesantren di samping sebagai khazanah tradisi budaya bangsa juga merupakan kekuatan penyangga pilar pendidikan untuk memunculkan pemimpin bangsa yang bermoral. Oleh sebab itu, arus globalisasi mengandaikan tuntutan profesionalisme dalam mengembangkan
1
Mujiati, peranan perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan di sekolah, http://sdspawyatandaha2kdr.wordpress.com/2008/01/25/peranan-perpustakaan-sekolah-terhadapmutu-pendidikan-di-sekolah, hlm. 8. Diakses 25 Juni 2009 jam 13.21 Wib. 2 Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Ciputat: QUANTUM TEACHING, 2005), hlm. 59.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sumber daya manusia yang bermutu. Realitas inilah yang menuntut adanya manajemen pengelolaan lembaga pendidikan sesuai tuntutan zaman3. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan4. Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan nasional menjadi salah satu prioritas yang mendapat perhatian serius dari pemerintah RI. Keseriusan itu diwujudkan dengan disahkan dan diberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 yang menjadi dasar pijakan yang kuat bagi penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu hal yang sangat penting untuk dilihat dari undang-undang tersebut adalah ditetapkannya standar nasional pendidikan yang mencakup antara lain sarana dan prasarana pendidikan sebagai acuan pengembangan pendidikan. Di antara sekian banyak sarana dan prasarana pendidikan yang menunjang kualitas pendidikan adalah perpusatakaan. Dengan demikian, perpustakaan adalah salah satu sarana pendidikan yang strategis dan mempengaruhi mutu pendidikan. Lebih jelas tentang pentingnya peranan perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan kembali ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah
bagian
dari
sarana
dan
prasarana
yang
wajib
dimiliki
oleh
sekolah/madrasah5. Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar 3
Ainurrafiq Dawam, Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, (Sapen: Listafarika Putra,2005), hlm. 18. 4 Mujiati, Op. Cit. 5 Badan Litbang dan Diklat DEPAG RI, Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di Madrasah Aliyah, “http://www.kampusislam.com/cetak.php?id=198”, hlm. 9. Diakses pada Hari Senin 22 Juni 2009. pada Jam 15.02 Wib.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat dicapai, diantaranya melalui perpustakaan. karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa diperoleh6. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara kaffah (menyeluruh). Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan
Nasional
telah
mencanangkan
“Gerakan
Peningkatan Mutu
Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002; dan lebih berfokus lagi setelah diamanatkan dalam Undang-Undang Sisdiknas (2003) bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa7. Pada masa krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah banyak menyebabkan terjadinya pembatalan program-program pembangunan, baik yang telah direncanakan, bahkan program-program yang tengah berjalan. Hal ini juga tidak dapat dielakan dalam program-program peningkatan mutu pendidikan, terutama masalah pengembangan perpustakaan. Padahal keberadaan perpustakaan bagi sebuah lembaga pendidikan merupakan suatu keharusan. Ahmad Saefudin menyatakan bahwa di dunia Barat perpustakaan dianggap sebagai suatu bagian yang penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka bahkan ada yang berpendapat sebagai lambang kesuksesan kerja suatu instansi atau organisasi8. Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, memiliki peran yang sangat penting pada dunia pendidikan, misalnya pada mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Perpustakaan berfungsi memotivasi santri/siswa, penunjang kegiatan santri/siswa, serta membantu santri/siswa dan guru untuk memacu tercapainya tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya perpustakaan, santri/siswa diharapkan bisa mengembangkan keterampilan untuk mencari informasi bagi keperluan mereka sendiri. Hal ini tentunya dengan cara memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin, yaitu
6
Universitas Siliwangi Tasik Malaya, Pengertian, Peran, Dan Fungsi Perpustakaan, http://warintek08.wordpress.com/tes, hlm 1. Diakses hari kamis 25 Juni 2009.Jam 13.07 Wib. 7 Ade Abdul Hak, merintis otomasi perpustakaan madrasah. html, http://adeuinjkt.blogspot.com/2007/12/ hlm. 1 Diakses hari kamis 25 Juni 2009 Jam 15.16 WIB, 8 Ade Abdul Hak, Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dengan membaca dan memahami buku-buku yang tersedia untuk menambah pengetahuannya, baik buku pelajaran, buku agama, dan buku-buku umum. Keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan adalah sangat penting. Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh9. Pentingnya keberadaan perpustakaan sekolah dapat dilihat dalam pasal 45 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menyebutkan bahwa: “setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya potensi didik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan peserta didik.10 Demikian juga dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 42 (2) disebutkan: “setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruangan bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 11 Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan pesantren adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perpustakaan pesantren, selain menunjang, mendukung, dan melengkapi kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, juga diharapkan dapat menumbuhkan minat baca dan mengembangkan bakat siswa. Berbagai jenis layanan yang diberikan perpustakaan dalam menunjang ketercapaian pembelajaran antara lain pengadaan bahan-bahan pembelajaran yang menunjang kurikulum. Itu dimaksudkan tidak hanya mempertinggi daya serap dan penalaran proses pendidikan, tetapi juga
9
Teguh,PerpustakaanSekolah,Pentingkah?,http://libraryteguh.blogspot.com/2009/06/perpu stakaan-sekolah-pentingkah.html, hlm 1. Diakses Hari Senin 22 Juni 2009.Jam 14.54 WIB. 10 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang : Cv. Aneka Ilmu), hlm. 25-26. 11 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta :Bp. Citra Jaya, 2005), hlm. 24.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
memperluas wawasan, dan kreativitas siswa, dan memperluas wawasan guru yang berguna untuk mengajar.12 Secara struktural maupun operasional, perpustakaan pesantren perlu penanganan lebih serius. Namun dalam praktiknya belum semua pesantren dapat menyelenggarakan perpustakaan dengan baik dan memadai. Hal itu menyebabkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal. Akan tetapi pemerintah tidak berdiam diri melihat kondisi tersebut, banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatkan komptensi guru, pengadaan buku, dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen pendidikan. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta merupakan perpustakaan induk, yang mana perpustakaan tersebut dimanfaatkan para santri/santriwati (murid) yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta (YPMI), baik di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Takhashusiyyah (TKS), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan
pemaparan
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwasanya
perpustakaan adalah salah satu bagian dari sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan proses pendidikan itu sendiri. Dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan, maka seluruh komponen pendidikan harus terintegrasi dengan baik, termasuk perpustakaan. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang peran manajemen perpustakaan dan peranannya terhadap peningkatan mutu lembaga pendidikan islam dengan objek penelitian di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta.
12
Badan Litbang dan Diklat DEPAG RI, Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memudahkan pemahaman, maka penulis perlu untuk menjelaskan kata-kata yang esensial pada skripsi yang berjudul: “Peran Manajemen Perpustakaan Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta)” sebagai berikut: 1. Peran Peran yaitu: sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa).13 yang dimaksudkan peran dalam penelitian ini adalah fungsi ataupun kegunaan dari perpustakaan. 2. Manajemen Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia disebutkan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan sumber daya manusia, dan sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan maupun sasaran secara efektif dan efisien14. Jo Bryson menyatakan bahwa manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem, dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran, dan keahlian. 15 3. Perpustakaan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perpustakaan adalah (a) tempat, gedung, ruang, yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan16. P. Sumardji memberikan definisi perpustakaan sebagai koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide,
13
W.J.S Poerwodarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 870. 14 Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), Cet. Pertama, hlm. 18. 15 Ibid., hlm. 18. 16 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III, hlm.534
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.17 Perpustakaan yang di maksud di sini adalah perpustakaan yang ada di pesantren, yang berfungsi menyimpan berbagai informasi yang diperlukan oleh para guru dan siswa. 4. Peningkatan Peningkatan yaitu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya)18. Adapun yang dimaksudkan peningkatan di sini adalah upaya untuk menaikkan. 5. Mutu Istilah mutu seringkali diartikan sama dengan kualitas. Mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan dengan sebagai kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku.19 6. Lembaga Lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.20 7. Pendidikan Islam Pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan sesorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.21
17
P. Sumardji, perpustakaan organisasi dan tatakerjanya, (Yogyakarta: kanilius, 1991),
hlm.13. 18
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hlm. 1198. Sudarwan Denim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Cet 1, hlm. 79 20 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi III, Cet. Ketiga, hlm. 855. 21 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 2, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm.13. 19
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8. Studi Kata studi menjadi kata terapan dalam bahasa Indonesia yang artinya penelitian ilmiah, kajian telaah22. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, studi berarti penyelidikan23. Studi yang berarti juga pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan penyelidikan24. Jadi studi merupakan usaha untuk menyelidiki dan meneliti sesuatu guna mendapatkan pengetahuan dengan jalan berfikir dan menggunakan waktu. 9. Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta PPMI Assalaam Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas Islam yang berada di kota Surakarta yang digunakan sebagai objek penelitian ini. C. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti pada judul “Peran Manajemen Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Adapun yang menjadi pokok permasalahan pada skripsi ini ialah sebagai berikut: 1. Bagaimana Manajemen Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta? 2. Bagaimana Peran Manajemen Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam? D. Tujuan dan Manfaat Peneli tian 1. Tujuan Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta.
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 965. 23 J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 965 24 Ibid., hlm. 1146.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.
Untuk mengetahui peran manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam.
2. Manfaat 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menembah informasi, wawasan, pemikiran, dan pengetahuan dalam bidang pendidikan islam bagi penyusun khususnya dan dunia islam pada umumnya. 2. Secara Praktis 1) Menjadi acuan dalam mengembangkan perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan pada lembaga-lembaga pendidikan islam pada khususnya, baik negeri maupun swasta. Hal ini dikarenakan belum semua sekolah dapat menyelenggarakan perpustakaan dengan baik. 2) Bagi kepala perpustakaan dapat memanajemen perpustakaan dengan profesional, karena dengan manajemen perpustakaan yang profesional akan menjadikan perpustakaan yang kaya akan informasi yang diperlukan oleh civitas pondok dan sekolah yakni santri, murid, guru, dan karyawan. E. Telaah Pustaka Penulis menyadari bahwa secara substansial penelitian ini tidak sama sekali baru. Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa karya yang relevansinya dengan judul “Peran Manajemen Perpustakaan Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta). Adapun karya itu adalah sebagai berikut: Amirotus Sholichah (3104254), dalam skripsinya yang berjudul “Studi Tentang Manajemen Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Mahasiswa dalam Memanfaatkan Sumber Belajar di IAIN Walisongo Semarang”, menyebutkan bahwa secara keseluruhan perpustakaan IAIN Walisongo berbasis teknologi informasi (TI) sudah memenuhi standar perpustakaan yang baik, sebab pengelolaan perpustakaan menggunakan prinsip-prinsip manajemen. Disebutkan juga bahwa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
teknologi informasi (TI) yang diterapkan di perpustakaan memberikan arti yang penting; mahasiswa menjadi lebih merasa nyaman ketika sedang menelusuri koleksi maupun membaca buku di perpustakaan. Mahasiswa memiliki cakrawala keilmuan dalam memanfaatkan sumber belajar.25 Abdul Kharis (3100190), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Intensitas Membaca Buku-Buku Agama di Perpustakaan Masjid Agung Demak Terhadap Kualitas Pemahaman Ibadah Shalat Remaja Masjid Agung Demak Pada Tahun 2003”, menyebutkan bahwa intensitas membaca buku-buku agama di perpustakaan Masjid Agung Demak mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas pemahaman ibadah shalat remaja Masjid Agung Demak. Semakin intensitas membaca buku-buku agama di perpustakaan Masjid Agung Demak, akan semakin meningkatkan pula kualitas pemahaman ibadah shalat yang dimiliki oleh remaja Masjid Agung Demak pada tahun 2003.26 Nurul Faizah (3102130), dalam skripsinya yang berjudul “Studi Tentang Pengelolaan Perpustakaan dan Implikasinya dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, menyebutkan bahwa pengelolaan perpustakaan yang professional dan pelayanan yang baik sekaligus tempat dan sarana yang baik dan nyaman, siswa menjadi lebih semangat dan merasa enjoy ketika sedang membaca buku di perpustakaan. Sementara itu adanya prinsipprinsip manajemen (planning, organizing, actuating, controlling, evaluating) yang diterapkan di MTs Negeri Kendal memberi dampak tersendiri bagi sekolah tersebut.27 Mansur Hidayat (3199114), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan”, menebutkan bahwa ada pengaruh positif 25
Amirotus Sholichah (3104254), “Studi Tentang Manajemen Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Mahasiswa dalam Memanfaatkan Sumber Belajar di IAIN Walisongo Semarang”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.2008). 26 Abdul Kharis (3100190), “Pengaruh Intensitas Membaca Buku-Buku Agama di Perpustakaan Masjid Agung Demak Terhadap Kualitas Pemahaman Ibadah Shalat Remaja Masjid Agung Demak Pada Tahun 2003”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.2005). 27 Nurul Faizah (3102130), “Studi Tentang Pengelolaan Perpustakaan dan Implikasinya dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.2007).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
antara minat baca buku pelajaran di perpustakaan dengan prestasi belajar siswa. Kurangnya minat baca siswa dengan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sedikit akan berpengaruh negatif terhadap prestasi belaajar siswa. Sebaliknya dengan minat baca yang lebih pada perpustakaan, baik buku umum maupun buku-buku pelajaran akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa hendaknya setiap anak didik diberikan suatu pembinaan atau bimbingan-bimbingan agar siswa gemar untuk membaca, baik di rumah maupun di sekolah dengan memanfaatkan perpustakaan. Untuk itu perlu diimbangi dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai yang didukung dengan petugas perpustakaan yang cakap.28 Rodhiatul Khomsyah (3101016), dalam skripsinya yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa di MAN Kendal”,menyebutkan bahwa keberadaan perpustakaan mempunyai peran yang besar dalam keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Prestasi belajar pai siswa meningkat karena siswa rajin membaca buku-buku di perpustakaan. Disebutkan juga perpustakaan sebagai sumber belajar harus menyediakan koleksi bahan pustaka, layanan peminjaman serta layanan administrasi. Koleksi bahan pustaka yang lengkap, membantu para siswa untuk lebih mendalami apa yang telah mereka pelajari di dalam kelas.29 Meskipun ada kemiripan hasil penelitian di atas, namun penelitian dan skripsi ini berbeda dengan yang sudah ada. Fokus pembahasan dalam skripsi ini adalah manajemen perpustakaan dalam peningkatan mutu suatu lembaga pendidikan Islam.
`28Mansur Hidayat (3199114), “Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.2004). 29 Rodhiatul Khomsyah (3101016), “Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa di MAN Kendal”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.2006).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka.30 Menurut Bagda dan Taylor, yang dikutip oleh Lexy J. Meleong, metode kualitatif adalah prosedur penelitiannya yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.31 Sementara itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan soial yang secara fundamental, tergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.32 Penulis menggunakan metode kualitatif sebab; a. Lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda. b. Lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. c. Memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi. 33 Jadi dalam penelitian ini sangat memungkinkan adanya perubahanperubahan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 2. Sumber Data Dalam penelitian ini untuk memperoleh data, peneliti menggunakan dua jenis sumber data : a. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung.34 b. Data sekunder, merupakan sumber data yang mendukung dan melengkapi 30
sumber data primer.35
Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV.Pustaka Setia,2002), Cet. 1, hlm. 51. 31 Lexy J,. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. XVII, hlm. 3. 32 Ibid, hlm. 4. 33 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2004), Cet 4, hlm. 41. 34 Saifuddin Anwar.“Metodelogi Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1988), hlm 91.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: a. Untuk data Primer (data asli) dikumpulkan melalui cara-cara sebagai berikut : 1) Interview atau Wawancara. Metode wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.36 Metode wawancara menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden.37 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan keadaan umum PPMI Assalaam Surakarta. Selain itu metode wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan atau pendapat mengenai keadaan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta, pengembangannya serta
sejauh
mana
manajemen
perpustakaannya
sehingga
memberikan konstribusi berharga dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam. hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan kepala Teknologi Informasi (TI) dan kepala perpustakaan dan pihak yang berkepentingan. 2) Observasi atau Pengamatan Metode observasi
diartikan
sebagai
pengamatan
dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.38 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi umum PPMI Assalaam Surakarta, khususnya pada perpustakaannya.
35 36
Ibid, hlm. 91 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALVABETA, 2008), hlm.
72. 37
Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIC, 1996), hlm.67. 38 Nana Sudjana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 16
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Metode ini juga digunakan untuk mengamati secara langsung letak geografis, kondisi lingkungan, sarana dan prasarana yang ada di dalam perpustakaan, serta untuk mengumpulkan data-data statistik lembaga pendidikan yang bersangkutan. b. Data Sekunder Untuk data sekunder dikumpulkan melalui Dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi baik data itu berupa catatan harian, memori dan catatan penting. 39 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang.40 Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan, guru, jumlah pengunjung (siswa), keadaan perpustakaan, jumlah koleksi bahan pustaka, sarana dan prasarana perpustakaan serta data-data lain yang bersifat dokumen. 4. Analisis Data Sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif yang diarahkan pada tujuan tertentu yang telah ditetapkan lewat rumusan masalah, maka analisis data menggunakan metode induktif, yaitu metode berpikir dari fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat-sifat umum.41 Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam memberikan interpretasi data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.42
39
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1987),
hlm. 63. 40
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 82. Sutrisno Hadi, “Metodologi Research”, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 42. 42 Sutrisno Hadi, Op Cit, hlm. 64. 41
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sedangkan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain adalah teknik triangulasi, baik triangulasi sumber maupun metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan beberapa cara. Diantaranya: (1) membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara; (2) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.43 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis non statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, Analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif.
43
Lexy J,. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. XVII, hlm.3.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB II MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM PENINGKATAN MUTU PONDOK PESANTREN
A. Pengertian, Jenis, Fungsi, Tujuan dan Peran Perpustakaan 1. Pengertian Perpustakaan Secara etimologis kata perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka”, yang berarti kitab, buku.44 Pustaka atau buku atau kitab merupakan kumpulan kertas atau bahan sejenis berisi hasil tulisan atau cetakan, dijilid menjadi satu bahan agar mudah untuk dibaca dan berjumlah sedikitnya 48 halaman. 45 Istilah pustaka ini kemudian mendapat imbuhan per- dan- an menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk memelihara dan menggunakan koleksi buku, dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. 46 Dari kata dasar itu menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu pengetahuan. 47 Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (B. Inggris), maktabah (B. Arab), biblioteca (B. Italia), bibliotheque (B. Perancis), bibliothek (B. Jerman), bibliotheek (B. Belanda).48 Adapun definisi perpustakaan antara lain: a. Menurut Ibnu Ahmad Saleh Perpustakaan ialah tempat pengumpulan pustaka atau kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat diketemukan dengan mudah dan cepat. Ke dalam pengertian tersebut dapat pula karya tulis siswa, 44
Departemen Pendidkan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III, hlm. 12. 45 Sulistiyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hlm. 12. 46 Departemen Pendidikan Nasional, Op Cit., hlm, 912. 47 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2004), hlm. 102. 48 Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995), hlm. 12.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
gambar hasil ujian siswa, kenangan atau nyanyian yang di kasetkan. Semua itu dapat di kategorikan sebagai buku perpustakaan yang dapat dibaca dan dipinjamkan49. b. Menurut Sjahrial Pamuntjak Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku yang tersedia dan dimaksudkan untuk dibaca. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan tempat untuk menambah ilmu pengetahuan, mendapatkan keterangan, atau tempat mencari hiburan. 50 c. Menurut Darmono Perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber
informasi
menyenangkan.
sekaligus
sebagai
sarana
belajar
yang
51
d. Menurut Ibrahim Bafadal. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.52 Buku memang sebagai bahan utama perpustakaan, namun perpustakaan masa kini tidak hanya sekedar mengelola buku, tetapi masih mengelola bahan pustaka selain buku, seperti video, microfilm, slide, kaset, barang cetak lainnya dan peralatan pandang dengar (audio visual equipment). Ibrahim bafadal menegelompokan bahan pustaka tersebut ke dalam bahan pustaka yang bukan berupa buku (non book material). 49
Ibnu Ahmad Saleh, Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1999), Cet. VIII, hlm. 19. 50 Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER, 2007), Cet. I, hlm.19. 51 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT. Gramedia Sarana Indonesia, 2001), hlm. 2. 52 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 3.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan pada suatu sekolah guna menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. 53 Sedangkan pengertian perpustakaan sekolah menurut Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal adalah sebagai koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.54 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja atau lembaga tertentu yang bertugas untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku-buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu untuk digunakan secara terus menerus oleh pemakainya sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sumber belajar yang menyenangkan. 2. Jenis-Jenis Perpustakaan Adanya beberapa macam perpustakaan terjadi karena timbulnya berbagai jenis media cetak (buku, majalah, laporan, dan surat kabar), dan media grafis atau elektronik seperti film, foto, micro film, video; akibat munculnya berbagai jenis pemakai perpustakaan; adanya kebutuhan informasi yang berbeda-beda, dan karena pertumbuhan ilmu pengetahuan sangat pesat.55 Secara tradisional, perpustakaan dapat dibagi menurut jenisnya sebagai berikut:
53
Al Nuraeni, Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Center), [httpmedia.diknas.go.idmediadocument4528.pdf.pdf]. Diakses Hari Senin 26 Oktober 2009 Jam 16. 35 WIB. 54 Ibrahim Bafadal,Op.Cit., hlm. 4. 55 Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hlm. 147-148.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Perpustakaan Internasional Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yang dikelola oleh dua negara atau lebih. 56 Contohnya adalah perpustakaan PBB dan ASEAN. 2. Perpusakaan Nasional Yang
dimaksud
dengan
perpustakaan
nasional
adalah
perpustakaaan yang diselenggarakan oleh negara pada tingkat nasional sebagai tempat mendokumentasikan seluruh penerbitan-penerbitan yang dilakukan di Negara yang bersangkutan dan terbitan yang mengenai negara itu. Perpustakaan nasional merupakan tempat deposit satusatunya baagi karya- karya nasional dan melestarikan budaya nasional.57 3. Perpustakaan Umum Perpustakaan
umum
bertugas
melayani
seluruh
lapisan
masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Setiap kelompok masyarakat mempunyai kebutuhan dan minat yang berbeda terhadap bahan pustaka, maka perpustakaan umum wajib menghimpun koleksi yang diminati oleh semua kelompok masyarakat pemakainya sehingga jenis koleksinya sangat lengkap. Perpustakaan umum dibagi menjadi beberapa jenis: (1) perpustakaan
umum
kabupaten/kota,
(2)
perpustakaan
umum
kecamatan, (3) perpustakaan umum desa/kelurahan, (4) perpustakaan cabang, (5) perpustakaan taman baca rakyat/perpustakaan umum taman masyarakat, (6) perpustakaan keliling.58 4. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan
56
Ib.id., hlm. 149. Al Nuraeni, Op.Cit., hlm. 5. 58 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyararakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hlm. 33. 57
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi induknya.59 Perpustakaan khusus dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Perpustakaan departemen beserta organ bawahannya Perpustakaan lembaga negara non departemen Perpustakaan rumah sakit Perpustakaan perbankan Perpustakaan industri Perpustakaan organiasi bisnis Perpustakaan lembaga penelitian Perpustakaan lembaga keagamaan60
5. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan
sekolah
merupakan
perpustakaan
yang
diselenggarakan di sekolah, oleh sekolah, dan untuk kepentingan proses pengajaran di sekolah. Sesuai dengan tingkat pendidikannya, maka perpustakaan sekolah dibedakan ke dalam: perpustakaan SD/Madrasah Ibtidaiyah, perpustakaan SMP/Madrasah Tsanawiyah, perpustakaan SMA/Madrasah Aliyah. Perpustakaan sekolah hendaknya difungsikan sebagai sebagai alat belajar-mengajar di tingkat sekolah masingmasing.61 Pengguna perpustakaan ini terbatas pada siswa, guru, dan karyawan sekolah. 6. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.62 Fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.63
59
Sutarno NS, Op. Cit., hlm.39. Sulistiyo Basuki, Op. Cit., hlm. 159. 61 Ibnu Ahmad Saleh, Op.Cit., hlm. 13-14. 62 Sulistiyo Basuki, Op.Cit., hlm. 160. 63 Sutarno NS, Op.Cit., hlm. 35. 60
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7. Perpustakaan Pribadi Perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau orang-orang tertentu.64 8. Perpustakaan Digital Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.65 Kemajuan di bidang teknologi informasi berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan, dan bidang-bidang yang lain. Di bidang perpustakaan telah dikenal dengan munculnya perpustakaan digital atau “digital library”, sementara di bidang yang lain sering terdengar adanya istilah surat elektronik atau “electronik mail” (email), elektronik bisnis atau “electronoc business” (e-business). Dalam sistem tersebut maka yang terjadi adalah kontak lagsung antara para pelakunya sehingga transaksinya berbentuk “business to business” atau person to the information sources”. Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan tersendiri, akan tetapi merupakan pengembangan dalam sistem layanan perpustakaan. Misalnya pada perpustakaan khusus atau perpustakaan perguruan tinggi. Di dalam sistem tersebut tidak nampak secara fisik sumber informasi atau koleksi bahan pustaka, karena informasi tersebut sudah diubah bentuknya menjadi digital. 66 3. Fungsi Perpustakaan Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran atas semua tugas perpustakaan itu sendiri. Sesuai dengan unsur pengertian bahwa di dalam
64
Sutarno NS, Ib.Id., hlm. 47. Universitas Siliwangi Tasik Malaya, Pengertian, Peran, dan Fungsi Perpustakaan, http://warintek08.wordpress.com/tes/, Diakses Hari Kamis 25 Juni 2009.jam 13.07 WIB. 66 Sutarno NS, Op.Cit., hlm.49-50. 65
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
perpustakaan terdapat koleksi yang digunakan untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum, dan sebagainya. Secara umum, perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai berikut: a.
Fungsi Edukatif. Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik. 67
b.
Fungsi Informatif. Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.68
c.
Fungsi Administratif Yang
dimaksudkan
dengan
fungsi
administratif
ialah
perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian, dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.69 d.
Fungsi Riset Yang dimaksud dengan fungsi riset ialah bahwa di dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka
67
Mujiati,”PerananPerpustakaanSekolahTerhadapMutuPendidikanDiSekolah”,Http://Sdsp awyatandaha2kdr.Wordpress.Com/2008/01/25//. Diakses 25 Juni 2009 JAM 13.21 WIB, .hlm. 4. 68 Ibid. 69 Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan yang diperlukan.70 e.
Fungsi Rekreatif Yang dimaksud dengan fungsi rekreatif adalah tidak berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologinya. Selain itu, fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan pesantren/sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku
cerita,
novel,
roman,
majalah,
surat
kabar,
dan
sebagainya.71 f.
Fungsi Kultural Perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan pustaka.72
Sedangkan Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai : 73 a.
Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum pesantren.
b.
Pusat
Penelitian
sederhana
yang
memungkinkan
para
siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c.
Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan). Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.
70
Ibrahim Bafadal, Op.Cit., hlm. 8. Ibid. 72 Fatah Syukur NC. Op.Cit., hlm 104. 73 Budi Waluyo, Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah Bagi Pustakawan dan Guru, http://www.karangturi.org _PDF_POWERED _PDF_GENERATED, Diakses Hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2009 Jam 09.30 WIB, hlm 4. 71
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4. Tujuan Perpustakaan Tujuan
utama
penyelenggaraan
perpustakaan
pesantren
adalah
meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur pesantren lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat santri/murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.74 Sedangkan tujuan perpustakaan tidak dapat lepas dari fungsi perpustakaan. Tujan perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, yang antara lain sebagai berikut:75 a. Untuk menimbulkan, menanamkan serta membina minat anak membaca, sehingga membaca merupakan suatu kebiasaan bagi santri/siswa agar membaca menjadi kegemarannya. b. Untuk
memperluas
horison
pengetahuan
santri/siswa,
dengan
menyediakan berbagai buku-buku pengetahuan. c. Ikut membantu perkembangan bahasa dan daya pikir santri/siswa, dan untuk memberikan dorongan kepada peserta didik ke arah self studi. 5. Peran Perpustakaan Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat dilakukan adalah:76 a. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan. b. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat. c. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya. 74
Mujiati, Op.Cit., hlm. 3. Ibnu Ahmad Shaleh, Op.Cit., hlm. 15. 76 Suharti, Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Layanan di Perpustakaan Sekolah Dasar, http://warintek08.wordpress.com/tes/,. Diakses Hari Kamis 25 Juni 2009. Jam 13.07 WIB, hlm. 4. 75
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. e. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia. B. Manajemen Perpustakaan Agar tujuan dan fungsi Perpustakaan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan maka perpustakaan perlu dikelola dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan tujuan perpustakaan pesantren dapat tercapai, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan keterampilan serta nilai dan sikap santri/siswa dan guru dalam meningkatkan mutu lulusan melalui penyediaan bahan pustaka dan fasilitas lainnya seperti ruang baca, bantuan pencarian informasi ilmiah dan sebagainya.77 Adapun definisi manajemen yakni sebagai berikut: Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya Management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. 78 Sedangkan Menurut istilah (terminologi) terdapat banyak sekali pendapat mengenai pengertian manajemen. Berikut ini disebutkan beberapa pendapat tokoh-tokoh dalam mendefinisikan arti manajemen. Pendapat para tokoh memang ada perbedaan dan kesamaan, hal ini di sebabkan karena sudut pandang dan pengalaman mereka berbeda. Pendapat tersebut diantaranya : Secara terminologis dalam buku Principles of Management disebutkan management is the coordination of all resources through the processes of planning,
77
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia Widiasari Indonsia, 2001), hlm. 14. 78 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. I, hlm 3.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.79 Artinya manajemen adalah proses pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen. Dalam literatur Indonesia ditemukan beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli manajemen antara lain: a. Sufyarma mengutip dari Stoner bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.80 Dalam suatu organisasi seorang manajer sebagai pengendali proses manajemen, prestasinya dapat diukur berdasarkan dua konsep yaitu efisiensi dan efektivitas. Efektivitas adalah semua usaha dan tindakan yang dapat membawa hasil, sedangkan efisiensi adalah ketepatan cara dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.81 b. Menurut Iwa Sukiwa manajemen adalah sebagai suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan, dengan efektif.82 c. Arifin Abdurachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai
79
Henry L Sisk, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company, 1969), hlm. 10. 80 Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), Cet. 1, hlm. 188-189. 81 Santo,Perbedaanefektifitasdanefisiensi.Html,http://InfoUtama.Blogspot.Com/2009/03/ Diakses tgl 23 februari 2010 jam 12.05 WIB. 82 Iwa Sukiwa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (bandung: TARSITO, 1986), hlm.13.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sasaran-sasaran dan tujuan pokok menggunakan orang-orang pelaksana.
yang telah ditentukan dengan
83
d. Sementara Arthur Sharplin mendefinisikan manajemen adalah: “manajement is the conducting or supervising of something (as a business); esp: the executive function of planning, organizing, directing, controlling and supervising”.84 “Manajemen adalah pelaksanaan atau pengawasan sesuatu (sebagai bisnis);
seperti:
fungsi
eksekutif
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian dan pengawasan”. e. James Stoner memberikan definisi; manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.85 f. Menurut Manullang, manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan
pengawasan terhadap “human
karyawan,
pemberian
perintah
dan
and natural resources” terutama human
resources untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating) dengan melibatkan orangorang dan sumber daya lainnya. Kegiatan manajemen di perpustakaan merupakan jabatan fungsi-fungsi manajemen (organizing),
yang
meliputi
pergerakan
perencanaan (actuating),
(planning), pemberdayaan
pengorganisasian (empowering),
motivasi (motivating), fasilitas (facilitating), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating). 83
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. 7, hlm. 7. 84 Arthur Sharplin, Strategic Manajement, (United States of America: McGraw-Hill,Inc, 1985), hlm, 6.. 85 Sulistia, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995), hlm. 24-25.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan
(planning), adalah 1) pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 86 Perencanaan juga diartikan sebagai proses kegiatan pemikiran, dugaan, dan penentuan prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan.87 Dalam Perencanaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pengelolaan perpustakaan pesantren. Dalam planning diperlukan studi tentang masa yang akan datang dan perencanaan langkahlangkah operasional yang harus dilakukan, sehingga setiap perpustakaan harus memiliki pustakawan.88 Pada dasarnya setiap perencanaan memiliki 4 hal: a. Permasalahan yang merupakan perkaitan tujuan dengan sumber dayanya b. Cara
untuk
mencapai
tujuan
atau
sasaran
rencana
dengan
memperhatikan sumber dayanya dan alternatif atau kombinasi alternatif yang dipandang terbaik. c. Penterjemahan rencana dalam program kegiatan yang kongkrit. d. Penetapan jangka waktu pencapaian tujuan atau sasaran. 89. Ada empat macam langkah awal dalam proses perencanaan, yaitu:90 a. Penerapan Visi, Misi, dan Tujuan Keberadaan visi, misi, dan tujuan dalam suatu perpustakaan akan berfungsi
86
memperjelas
arah
perkembangan
perpustakaan
dan
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1990), Cet.3, hlm. 23. Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996), hlm. 33. 88 Sulistito Basuki, Op.Cit., hlm 12 89 Soebagyo Admodiwiro, Manajemen Pendidikan Inonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000), hlm. 77-78. 90 Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, (Yogyakarta: GAMA MEDIA, 2005), hlm. 60. 87
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
memotivasi seluruh komponen untuk mengambil tindakan ke arah yang benar. Tujuan perpustakaan pesantren harus sejalan dengan tujuan pesantren secara keseluruhan. Dalam menentukan tujuan, pustakawan sekolah bekerja sama dengan kepala pesantren dan guru dalam menentukan materi atau bahan-bahan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan santri/siswa. Kehadiran pustakawan
mutlak diperlukan dalam
mengelola perpustakaan karena pustakawan merupakan tenaga ahli dan profesional yang dapat merealisasikan tujuan perpustakaan yang telah ditetapkan. Sebaliknya suatu urusan tidak akan menemui kesuksesan apabila diserahkan atau dikelola kepada selain ahlinya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang berbunyi:
٩١
Dari Abi Hurairoh r.a., ketika Nabi saw., sedang berbicara dalam sebuah majlis muncul seorang (bangsa) Arab dan bertanya kapankah datangnya hari kiamat. Rasul melanjutkan pembicaraannya menurut sebagian sahabatnya Rasul menyimak pertanyaan itu kemudian hendak menjawabnya beberapa sahabat yang lain menyatakan, bahwa Rasul 91
Musthafa Muhammad Imarah, Jawahir Al-Bukkari, (Mesir: Al-Maktabah Al-Tijariyah Al-Kubra, 1371 H), hlm. 45-46.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tidak mendengar pertanyaan tersebut. Ketika Rasulullah telah menyelesaikan pembicaraannya ia berkata: mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? Orang Arab Badu’i bekata:, “aku di sini ya Rasul, kemudian Nabi bersabda: ketika amanah diabaikan, maka tunggulah kehancurannya. Orang badui itu bertanya, “bagaimana ia diabaikan”? Nabi menjawab: “ketika suatu urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. Melihat hadits tersebut dapat dimengerti bahwa setiap urusan harus dikerjakan dan dikelola oleh ahlinya, agar perencanaan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. b. Perumusan Keadaan Sekarang Keadaan perpustakaan sekarang perlu dipahami, baik kekurangan maupun kelebihannya. Hal itu penting untuk menetapkan langkahlangkah yang akan dilakukan. Pada tahap ini diperlukan informasi dan data statistik yang akurat yang diperoleh dengan komunikasi yang baik di perpustakaan itu. c. Identifikasi Kemudahan dan Hambatan Perlu dipahami pula kekuatan apa saja yang dimiliki perpustakaan sebagai modal untuk melakukan kegiatan. Adapun segala sesuatu yang dapat dijadikan kekuatan itu antara lain berupa modal, koleksi, sumber daya manusia, partisipasi anggota, dan lainnya. Adapun kekurangan yang dapat menjadi hambatan pengembangan perpustakaan pun perlu diketahui dan segera diatasi. Apabila kekurangan itu dikelola dengan baik justru akan menjadi kekuatan. Elemen-elemen yang dianggap sebagai kekurangan itu diantaranya minimnya dana, ruang yang sempit, minat baca rendah, atasan yang kurang memperhatikan, koleksi sedikit, dan lain sebagainya. d. Pengembangan Perencanaan Agar dalam pengembangan perpustakaan dapat dicapai tujuan yang baik, perencanaan perlu memepertimbangkan sumber daya manusia, bahan informasi, dan, gedung/ruang, sistem, dan peralatan dengan tetap memperhatikan manajemen dan keahlian.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Pengorganisasian (Organizing) Kata organisasi mempunyai dua arti umum. Pertama, menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan atau rumah sakit. Kedua, berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi bisa tercapai dengan efisien.92 Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Penyatuan langkah ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses pengorganisasian suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu.93 Suatu organisasi akan berjalan baik apabila terdapat prinsip-prinsip yaang menjadi landasan geraknya. Prinsip-prinsip itu diantaranya: a). perumusan tujuan, b). Pembagian kerja, c). Pembagian wewenang, d). Kesatuan komando, e). Koordinasi.94 Pengorganisasian
atau
pengaturan
perpustakaan
pesantren
merupakan tanggung jawab pesantren. Organizing merupakan aspek manajemen yang menyangkut penyusunan organisasi manusia dan bahan atau materi.95 Kegiatan ini meliputi: a. Pengaturan pelayanan peminjaman kepada guru maupun santri/siswa. b. Menyediakan sistem yang efisien mengenai pelayanan pemesanan bahan atau koleksi yang ada di pesantren dan memberikan sistem peminjaman silang layanan (inter-library loan) untuk bahan-bahan yang berada di luar pesantren. c. Memberikan sistem yang fleksibel bagi siswa baik perorangan maupun kelompok, serta guru untuk menggunakan perpustakaan pesantren untuk tujuan proses belajar mengajar. d. Menjalankan suatu sistem yang memungkinkan sumber-sumber informasi dalam bentuk perangkat keras (jika dipusatkan) dapat digunakan dengan cara yang sehemat dan seefisien mungkin ke berbagai tempat di pesantren. 92
T. Hani Handoko, OP.Cit., hlm. 167. Lasa HS, hlm. 276. 94 Ibid, hlm. 277. 95 Sulistia, Op. Cit., hlm. 27. 93
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
e. Mengatur produksi sumber belajar di dalam perpustakaan. f. Mengawasi dan mengatur pekerjaan bagi pustakawan atau staf perpustakaan yang lain.96 Dari
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
pengorganisasian perpustakaan pesantren sehari-hari sering melibatkan pustakawan pesantren untuk melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam. 3. Pergerakan (Actuating) Pergerakan
merupakan
implementasi
dari
perencanaan
dan
pengorganiasian secara kongkrit. Menggerakkan (actuating) menurut Terry (1997) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu sifat kepemimpinan kepala perpustakaan mempunyai peran yang sangat penting untuk menggerakkan personalia melaksanakan program kerja pesantren.97 Dalam konteks perpustakaan pesantren, penggerakkan merupakan tanggung jawab pimpinan perpustakaan. Dengan kata lain peran seorang pimpinan benar-benar diperlukan dalam mendorong staf/personal yang dipimpinnya sehingga mereka dapat bekerja seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seorang pemimpin harus mampu memahami permasalahan yang kompleks dari orang yang dipimpinnya, seperti perilaku, sikap, kebiasaan, perasaan atau emosi,
maupun
kebutuhannya. 4. Pemberdayaan (empowering) Pemberdayaan (empowering) diartikan sebagai membagi kekuasaan (power sharing), atau mendelegasikan kekuasaan dan wewenang kepada bawahan di dalam organisasi. Atau dalam definisi lainnya pemberdayaan adalah wewenang untuk membuat keputusan dalam kegiatan operasional individual tanpa harus memperoleh persetujuan dari siapapun. Dalam 96 97
52.
Ibid, hlm. 28. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pendelegasian tersebut, pemimipin bisa memberikan pengetahuan kepada bawahan tentang seluk-beluk tugas dan wewenangnya sehingga bawahan bisa berhasil dalam menyelesaikan tugas dan wewenang yang diembannya.98 Manfaat dari pemberdayaan karyawan adalah akan membuat pemimpin mampu menciptakan organisasi yang unik dengan kemampuan kinerja yang tinggi. keuntungan dari penerapan konsep pemberdayaan berhubungan secara langsung dengan munculnya potensi motivasi yang besar dari karyawan sehingga mampu memacu kemajuan organisasi.99 5. Motivasi (motivating) Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil guna.100 Tujuan pemberian motivasi adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan Meningkatkan produktivitas kerja karyawan Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan Mengefektifkan pengadaan karyawan Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan Mempunyai rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.101
6. Fasilitas (facilitating) Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang 98
Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), Cet. I, hlm. 210. Ibid., hlm. 211. 100 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000), Cet. 20, hlm. 12. 101 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), hlm. 221. 99
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.102 7. Pengendalian (Controlling) Controlling ialah kegiatan meneliti dan mengawasi agar semua tugas pekerjaan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal-hal penting perlu diperhatikan dalam aspek kontrol diperpustakaan yaitu sebagai berikut: a. Selalu menyadari tujuan yang sedang dilaksanakan b. Menghindari kegiatan yang tidak efisien c. Evaluasi terhadap pelayanan yang telah dilakukan.103 Kegiatan pengontrolan merupakan tindak lanjut dari pustakawan untuk melakukan usaha perbaikan terhadap kekurangan, kelemahan, atau kesalah suatu sistem, misalnya jangka waktu peminjaman yang kurang fleksibel. 8. Evaluasi (Evaluating) Evaluasi/penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.104 Sedangkan evaluasi di dalam perpustakaan adalah cara untuk mengontrol kualitas program pelayanan perpustakaan dengan cara memeriksa apakah semua aspek perpustakaan pesantren sudah mencapai standar yang diharapkan.105 Aspek-aspek yang dievaluasi dalam perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:106
102
Endi, manajemen-menentukan-keberhasilan, /http://go-kerja.com/., Diakses Jam 21.43
WIB. 103
Sulistia, Op.Cit., hlm. 31-32. Dacil,makalahteorifungsifungsimanajemenhtml,http://phicumbritz.blogspot.com/2009/1 1/.diakses tagl 23 februari 2010.jam 12.26 WIB. 105 Sulistia, Op.Cit., hlm. 139 106 Ibid., hlm. 146-147. 104
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
a. Koleksi; evaluasi mengenai koleksi meliputi cara-cara bagaimana koleksi dipilih, diolah, diorganisasikan, dan selanjutnya dilayankan kepada para murid dan guru. b. Staf; tercapainya tujuan perpustakaan pesantren tergantung pada keterampilan staf pengelolanya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu memiliki seorang pustakawan agar mampu melayani harapan harapan pemakai. c. Dana; untuk memberikan pelayananya, perpustakaan pesantren sangat tergantung pada dana yang disediakan untuk pembelian buku-buku, langganan majalah, perbaikan buku-buku rusak, dan kegiatan pelayanan yang lain. Evaluasi mengenai dana perlu menggali berapa banyak dana yang disediakan untuk berbagai kebutuhan perpustakaan tersebut agar terpenuhi standar yang ditentukan. d. Ruangan dan Perlengkapan; evaluasi mengenai hal ini memperhatikan luas ruangan yang disediakan untuk penempatan koleksi, jumlah tempat duduk, macam-macam perlengkapan perpustakaan dan keadaannya, dan lain-lainnya. e. Pelayanan Perpustakaan; evaluasi terhadap pelayanan ini merupakan bagian yang paling penting tetapi juga paling sulit untuk diterapkan. Dikatakan penting, karena biasanya orang menganggap jumlah buku yang beredar berkaitan erat dengan kinerja (performence) perpustakaan pesantren. Dikatakan sulit, karena memang sulit untuk mengetahui pengaruh layanan yang diberikan oleh perpustakaan terhadap para murid dan guru yang memanfaatkan layanan tersebut. Kedelapan fungsi manajemen di atas merupakan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, sehingga dalam pelaksanaanya diperlukan usaha dan kerja sama dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Berhasil tidaknya dalam pencapain tujuan tersebut tergantung dari usahanya sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Ar-Ra’d: 11).107 Penafsiran: Allah telah menetapkan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, yakni kondisi kejiawaan/sisi dalam
mereka
seperti
mengubah
kesyukuran
menjadi
kekufuran, ketaatan menjadi kedurhakaan, iman menjadi penyekutuan Allah, dan ketika itu Allah akan mengubah ni’mat (nikmat)
menjadi
niqmat
(bencana),
hidayah
menjadi
kesesatan, kebahagiaan menjadi kesengsaraan dan seterusnya. Inilah adalah satu ketetapan pasti yang kait mengait.108 Dalam ayat ini teranglah, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak mengubah budi pekertinya. Umpamanya kaum yang suka berpecah belah dan bermusuh-musuhan sesamanya, tak dapat tidak mestilah kaum itu mundur dalam segala-galanya, baik dalam pergaulan, ekonomi atau pemerintahannya. Hal keadaannya itu tidak akan dirubah Allah, jika mereka sendiri tidak mengubah budi pekertinya lebih dahulu. Seorang pemalas umpamanya adalah nasibnya menjadi miskin dan hidup dalam kesusahan. Nasibnya itu tidak akan dirubah Allah, jika ia sendiri tidak membuang sifat pemalas itu lebih dahulu. Sebab itu janganlah seseorang meminta kepada Allah: kayakanlah saya! Sedang ia tidak suka berusaha, karena langit itu tidak menghujankan emas dan perak.109
107
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy Syifa, 2001), hlm. 530. 108 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. III, hlm. 568. 109 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: P.T. Hidakarya Agung, 2004 M- 1425 H), Cet. 73, hlm. 352
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Berkenaan dengan manajemen perpustakaan pesantren, maka kedelapan fungsi manajemen harus dilaksanakan secara optimal. Hal ini mengingat pentingnya kedudukan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar di pesantren. Perpustakaan menyimpan berbagai koleksi pustaka yang menunjang kurikulum di sekolah, sehingga perpustakaan diibaratkan organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh yang memberikan kontribusi berharga dalam peningkatan mutu pendidikan di pesantren. C. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tertulis lainnya, atau diartikan sebagai semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan pesan secara auditif maupun visual saja, misalnya OHP, slides, video, film, dan perangkat keras (hardwere) lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dak yang mengatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. 110 Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association For Education Communication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ditinjau dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua macam yaitu: a. Sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide,
110
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hlm.76
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu, b. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkannya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, museum.111 Selain uraian di atas, AECT juga mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6, yaitu: a. Pesan (massage), yaitu informasi yang di transmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang atau mata kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik. b. Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya seorang Guru, Dosen, peserta didik, tokoh masyarakat atau orang-orang lain yang memungkinkan berinteraksi dengan peserta didik. c. Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya transparasi, slide, film, film-strip, audio, video, buku, modul, majalah, bahan instruksional terprogram dan lain-lain. d. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan, misalnya, proyektor, slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain e. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional terprogram, belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi, ceramah, tanya jawab dan lain-lain. f. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain).112
111
Darmono, Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar, [httplibrary.um.ac.idimagesgbjpsart01dar.pdf.pdf]. Diakses Hari Senin 26 Oktober 2009 Jam 16. 30 WIB, hlm.3-4. 112 Ahamad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.109.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Selain sebagai sumber belajar, perpustakaan juga berfungsi sebagai pusat sumber belajar113 yang tersedia untuk menyimpan dan memanfaatkan beragam sumber belajar yang berupa cetak maupun non cetak. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut: a.
Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan (a) mengenal sumber informasi dan pengetahuan, (b) menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog, dan indeks, (c) menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi, seperti ensiklopedia, kamus, bahan tahunan, dan lain-lain. b. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti (a) memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah, dan (b) mendokumentasikan informasi dan sumbernya. c. Keterampilan menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi informasi, seperti (a) memahami bahan yang dibaca, (b) membedakan antara fakta dan opini, dan (c) menginterprestasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan. d. Keterampilan menggunakan informasi, seperti, (a) memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah, (b) menggunakan informasi dalam diskusi, dan (c) menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.114 Mengacu pada definisi AECT tentang sumber belajar, maka sumber
belajar jenis pertama yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian maka perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai lembaga, termasuk pesantren guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran.115
113
Pusat suimber belajar adalah tempat tersedianya segala macam sumber belajar secara memadai. Pawit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), hlm.88. 114 Azhar Ashad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 103104. 115 Darmono, Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar, [httplibrary.um.ac.idimagesgbjpsart01dar.pdf.pdf]. Diakses Hari Senin 26 Oktober 2009 Jam 16. 30 WIB, hlm.3-4.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
D.
Standar Mutu Perpustakaan Agar dalam pengembangan perpustakaan dapat dicapai tujuan yang baik, maksimal, dan bermutu, maka perlu mempertimbangkan sumber daya manusia, bahan informasi, dana, gedung/ruang, sistem, peralatan, dan pemeliharaan dengan tetap memperhatikan manajemen dan keahlian. a.
Sumber Daya Manusia Secara umum, sumber daya yang harus dimiliki perpustakaan terdiri atas sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling dominan jika dibandingkan dengan sumber daya yang lain dalam suatu perpustakaan. Sumber daya manusia merupakan unsur utama dalam mencapai keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia ini perlu ditingkatkan misalnya dengan pendidikan, pelatihan, magang, kursus dan lainnya. Peningkatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepuasan karyawan (pustakawan,
tenaga
fungsional
lain,
dan
tenaga
administrasi),
meningkatkan kerja, mengatasi kekurangan, dan meningkatkan kualitas kerja.116 Sumber
daya
manusia
perpustakaan
terdiri
atas
kepala
perpustakaan, pustakawan, petugas perpustakaan dan tenaga administrasi. Mereka merupakan pilar utama dalam kegiatan perpustakaan. Maju mundurnya suatu perpustakaan tergantung pada kualitas yang terlibat di dalamnya. b. Bahan informasi Bahan informasi menjadi nafas suatu perpustakaan, di samping faktor pendukung lain, seperti gedung, sumber daya manusia, perlengkapan, dan pemakai. Kualitas dan kuantitas bahan informasi sangat mempengaruhi minat pemakai dalam pemanfaatan jasa perpustakaan. Melalui sumber-sumber informasi yang dikelola perpustakaan, pemakai dapat melakukan komunikasi ilmiah, proses belajar dan mengajar, serta rekreasi intelektual. Kegiatan intelektual akan dapat berlangsung 116
Lasa HS, Op. Cit., hlm.63.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dengan baik apabila sumber-sumber informasi yang akan disajikan itu sesuai minat dan kebutuhan pemakai. c. Dana Perpustakaan sebagai unit kerja yang harus melakukan pembinaan dan pengembangan koleksi dan layanan mutlak memerlukan anggaran setiap tahun. Jadi di dalam aggaran organisasi mestinya untuk perpustakaan ditetapkan alokasi anggaran setiap tahun secara jelas dalam kerangka anggaran organisasi tersebut. Ketersediaan anggaran dengan sumber yang pasti, jumlah yang memadai dan kontinyu, serta diusahakan selalu meningkat setiap tahun merupakan salah satu faktor utama pendukung penyelenggaraan perpustakaan. Tanpa anggaran itu mustahil perpustakaan dapat menjalankan tugas-tugas dan fungsinya dengan baik. d. Gedung dan Tata Ruang 1)
Gedung Bangunan maupun ruang untuk perpustakaan sebenarnya tidak sederhana yang dibayangkan orang. Ditinjau dari segi bangunan, perpustakaan merupakan suatu organisasi yang memiliki
sub-sub
sistem yang memiliki fungsi berbeda-beda. Aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:117 a) Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakai. b) Luas tanah (jika perpustakaan menempati gedung tersendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang. c) Luas gedung atau ruangannnya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 100% dari jumlah masyarakat yang akan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi. d) Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang, dan kamar kecil. e) Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan. f) Cahaya di dalam ruang harus terang.
117
Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakata Informasi, (Jakarta: Pantai Rei, 2005), hlm. 168.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
g) Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara (ventilasi) harus baik. h) Lingkungan yang tenang. i) Tempat parkir kendaraan secukupnya. j) Taman, dan lain-lain. Kebaradaan gedung maupun ruang perpustakaan dimaksudkan untuk menampung dan melindungi koleksi dari kerusakan, sekaligus sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Dalam hal ini Sulistyo Basuki menyatakan bahwa perpustakaaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.118 2)
Tata ruang Tata ruang perpustakaan adalah penataan atau penyusunan segala fasilitas perpustakaan di ruang atau gedung yang tersedia.119 Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penataan ruang yang baik, yaitu untuk memperlancar proses pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh petugas perpustakaan, dan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pengunjung.120 Pada dasarnya kebutuhan ruang perpustakaan dialokasikan untuk koleksi, pemakai, staf, dan keperluan lain. Untuk itu perlu dipertimbangkan sistem pinjam yang akan dianut oleh suatu perpustakaan, dengan sistem pinjam terbuka (open access) atau sistem pinjam tertutup (closed access). Apabila perpustakaan itu menganut sistem tertutup, maka alokasinya adalah 45% untuk koleksi, 25% untuk pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain. 121
118
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), hlm.91 119 Ibrahim Bafadal, Op. Cit., hlm. 2. 120 Ibid. 121 Lasa HS, Op.Cit., hlm. 157.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Apabila suatu perpustakaan menganut sistem pinjam terbuka, maka alokasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20% untuk keperluan lain. Sehubungan dengan tujuan tata ruang perpustakaan maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menata ruang kerja petugas perpustakaan, bagaimana menata ruang belajar, dan bagaimana menata ruang perpustakaan secara keseluruhan. Tata ruang yang baik akan mempengaruhi produktifitas, efisiensi, efektifitas, dan kenyamanan pemakai. e. Sistem Sistem dan metode merupakan buku-buku yang akan dijadikan pedoman kerja. Pengadaannya sudah harus dilakukan sejak pembentukan, bahkan dalam pekerjaan pembentukan perpustakaan, pedoman ini sudah ada yang pakai. Adapun buku-buku yang dijadikan pedoman kerja ini adalah:122 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Buku pedoman umum. Buku pedoman teknis. Buku pedoman klasifikasi bahan pustaka. Buku pedoman katalogisasi Buku pedoman pembuatan perlengkapan bahan pustaka. Pedoman perhitungan angka kredit bagi pejabat fungsional pustakawan. Kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat yang harus ditaati oleh pengguna perpustakaan.
f. Perlengkapan dan Perabot Manusia sebagai tenaga kerja yang berperan sebagai pendukung utama kegiatan perpustakaan, dalam pelaksanaannya memerlukan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan kerja. Jangan sampai mereka itu menanggung resiko (efek negatif) sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan. Perlengkapan atau yang di maksud adalah sejumlah alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang tidak habis pakai, seperti kursi, meja, rak, lemari, bangku, kabinet katalog, papan display dan lainnya.123 Perlengkapan yang diperlukan perpustakaan harus 122 123
Sutarno NS., Op.Cit., hlm. 74-75 Ibrahim Bafadal, Op.Cit., hlm. 156.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dirancang sedemikian rupa agar nyaman, aman, dan selamat dalam pelaksanaan
kerja.
Pengadaan
setiap
perlengkapan
harus
mempertimbangkan hal-hal seperti nilai efisiensi pengeluaran uang, efisiensi dalam pengaturannya, mutunya baik, enak dipakai, dan menarik bagi penglihatan. g. Pemeliharaan Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaaan ada dua kegiatan yaitu:124 1) Mencegah kerusakan Ada dua faktor yang membuat buku-buku menjadi rusak, pertama adalah faktor manusia. Pengguna yang tidak sadar akan pentingnya buku-buku seringkali merusak buku-buku. Misalnya mencoret-coret dan merobek halaman buku. Cara pencegahannya adalah pustakawan harus memberi penjelasan tentang cara belajar yang baik, tanamkanlah rasa cinta
kepada
buku-buku,
cara
memelihara
buku
dan
cara
memeliharanya. Kedua adalah faktor alamiah, misalnya kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari, dan serangga. Kelembaban udara dapat menimbulkan jamur yang dapat merusak buku-buku. Kelembaban terjadi di ruang-ruang yang gelap dan ventilasi yang kurang. Untuk mencegah kelembaban adalah dengan cara memberikan penerangan yang cukup, dan ventilasi yang cukup. Air dapat menyebabkan flek-flek warna pada buku, buku menjadi berkerinyut. Oleh sebab itu ketika membangun
perpustakaan
harus
memperhatikan
kemungkinan-
kemungkinan adanya banjir. Api dapat menyebabkan kebakaran, maka perlu adanya alat pemadam kebakaran. Debu juga dapat merusak buku, cara membersihkan debu dengan menggunakan ”vacum cleaner”. Serangga juga dapat merusak buku, untuk pencegahannya misalnya memberi kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak. 124
Ibrahim Bafadal,Ibid., hlm. 121-123
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2) Perbaikan buku Usaha-usaha perbaikan buku-buku bermacam-macam, tergantung kepada jenis kekurangannya. Biasanya yang sering dilakukan adalah: a. Memperbaiki buku-buku yang sedikit sobek b. Memperbaiki buku-buku yang sebagian halamannya lepas c. Memperbaiki buku-buku yang punggungnya lepas d. Memperbaiki buku-buku”paperback” nya rusak e. Menjilid buku-buku yang jilidnya lepas f. dan sebagainya. E. Peningkatan Mutu Pondok Pesantren Memasuki abad XXI atau millenium ketiga ini dunia pendidikan dihadapkan kepada masalah pelik yang apabila tidak segera diatasi secara tepat, tidak mustahil dunia pendidikan akan ditinggal zaman. Kesadaran akan tampilnya dunia pendidikan dalam memecahkan dan merespon berbagai tantangan baru yang timbul pada setiap zaman adalah suatu hal yang logis bahkan suatu keharusan. Hal yang demikian dapat dimengerti mengingat dunia pendidikan merupakan salah satu pranata yang terlibat langsung dan mempersiapkan masa depan umat manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia, adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa.125 Sebagai sebuah institusi pendidikan, pondok pesantren merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penentuan nasib bangsa di masa depan. Oleh karena pendidikan adalah aset untuk mencapai cita-cita di masa mendatang, maka pondok pesantren pun harus memperoleh posisi yang strategis dalam kehidupan anak bangsa. Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti 125
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta, PRENADA MEDIA, Edisi ketiga, 2003), hlm. 160.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bahan ajar, metodologi, sarana pesantren, dukungan administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh pesantren pada setiap kurun waktu tertentu.126 Akan tetapi, mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan, melainkan juga disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman. 1. Pengertian Mutu Pondok Pesantren Sebelum membahas pengertian mutu pondok pesantren, penulis akan menjelaskan pegertian pondok pesantren itu sendiri. Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri127. Ada juga yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari kata ”chantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap.128 Prof. Johns berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil, yang berarti mengaji. Sedang C.C berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah ”shastri” yang dalam bahasa india berarti orang-orang yang tahu buku-buku suci agama hindhu, seorang ahli kitab suci agama hindhu129. Ponpes merupakan sutu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di indonesia. Kata ”pondok” (kamar, gubug, rumah kecil) dipakai dalam bahasa indonesia dengan menekankan pada kesederhanaan bangunan. Kata pondok dimungkinkan berasal dari bahasa arab ”funduq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana130. 126
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 210-211. 127 Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurchilish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 61. 128 Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Ciputat: QUANTUM TEACHING, 2005), hlm. 61-62. 129 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Kyai (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 18. 130 Soedjoko Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1924), hlm. 11.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Secara terminologis banyak batasan yang diberikan oleh para ahli. M. Arifin mendefinisikan pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan menggunakan sistim asrama (kampus). Di dalamnya santri menerima pendidikan agama melalui sistim pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan atau leadhership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independent dalam segala hal131. Sejalan dengan batasan di atas, Mastuhu mendefinisikan pesantren sebagai lembaga pendidikan ”tradisional” Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari132. Sedangkan kata “mutu” berasal dari bahasa inggris “quality” yang berarti kualitas.133 Mutu mengandung makna sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.134 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah berkaitan dengan baik buruk suatu benda; kadar; atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya.135 Mutu adalah pemenuhan terhadap kebutuhan stakeholder, bersistem pencegahan, mempunyai standar tanpa cacat dan mempunyai ukuran harga ketidakpuasan.136 Mutu/kualitas diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan stakeholder dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus menerus sehingga dikenal dengan istilah Q = MATCH (Quality =
131
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Islam Dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
hlm. 240. 132
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta:INIS, 1994), hlm. 55. John M. Echois dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997), Cet XXIV, hlm. 460. 134 Jerome, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, terj. Yosal Iriantara, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 75 135 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 768. 136 Tony Bush & Marianne Coleman, Leadership & Strategic Management in EducationManajemen Strategis kepemimpinan Pendidikan,terj. Fahrurrozi, (Yogyakarta:IRCiSoD, 2006), hlm. 191 133
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Meets Agreed Terms and Changes)”.137 Berdasarkan elemen tersebut maka kualitas
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
kondisi
dinamis
yang
berhubungan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi harapan.138 Bila dikaitkan dengan pondok pesantren maka mutu akan berkenaan dengan segala aspek yang berhubungan dengan segala kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendidik di dalam suatu pondok pesantren. Mutu di bidang Pendidikan meliputi Mutu input, proses, output, dan outcome. Untuk lebih jelasnya akan diuraiakan satu persatu unsur-unsur tersebut di atas sebagai berikut : a. Input Pesantren sebagai suatu sistem harus memiliki input yang lengkap dan siap. Dalam proses pendidikan yang bermutu, terlibat berbagai macam input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana dan prasarana, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.139 Manajemen pesantren berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinegrikan semua komponen dalam proses belajar mengajar baik antar guru, santri/siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas. Mutu dari input ditentukan oleh kesiapan masing-masing unsur input itu sendiri. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Tinggi rendahnya mutu Output (hasil) dapat diukur dari tingkat kesiapan input dalam melakukan proses. b. Proses Proses berasal dari bahasa Inggris “Process”, yang berarti perjalanan atau proses., dalam pesantren proses yang dimaksud adalah proses
137
Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 5 138 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah. Teori Model dan Aplikasi (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm. 68 139 B. Suryosubroto, Op. Cit., hlm. 210.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar dan proses monitoring dan evaluasi. Pesantren adalah mini society yang terdiri dari 3 level, yaitu: level kelas (regulator), level mediator (profesi), dan level pesantren (manajemen). Dalam rangka mewujudkan pesantren efektif, maka agenda reformasi diri merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.140 Poin-poin reformasi pesantren adalah:141 1)
Pada level kelas (regulator) a) Mewujudkan proses pembelajaran efektif dengan menekankan hakekat belajar yang sebenarnya (learning to know, learning to be, learning to do, dan learning to life together). b) Menerapkan sistem evaluasi yang efektif dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
2)
Pada level mediator (profesi) a) Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan karakter kepemimpinan pesantren yang kuat. b) Melaksanakan
pengembangan
staf
yang
kompeten
dan
berdedikasi tinggi. 3)
Pada level pesantren (manajemen) a) Menumbuhkan komitmen untuk mandiri. b) Mengutamakan customer satisfasion. c) Menumbuhkan sikap yang responsif dan antipasif terhadap terhadap kebutuhan. d) Menciptakan lingkungan pesantren yang safe and orderly e) Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan pesantren f) Menumbuhkan harapan prestasi yang tinggi. g) Menumbuhkan kemauan untuk berubah. h) Mengembangkan komunikasi yang baik. i) Mewujudkan team work yang kompak, cerdas, dan dinamis. j) Melaksanakan keterbukaan (transparasi manajemen) k) Menetapkan secara jelas dan mewujudkan visi dan misi pesantren (clarity of purpose)
140
Khozin, et-al, Manajemen Pemberdayaan Madrasah, (UPT. Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hlm. 27. 141 Khozin, et-al, Ibid., hlm. 27-28.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
l) Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif. m) Meningkatkan partisipasi warga pesantren dan masyarakat. n) Menetapkan kerangka akuntabilitas yang kuat. c. Output Output pesantren dikatakan bekualitas atau bermutu tinggi jika prestasi santri/siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam 1) Prestasi Akademik, berupa nilai ulangan umum UAN, lomba karya ilmiah, dan lomba-lomba akademik yang lain, 2) Prestasi non akademik, seperti IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Output pesantren pada umumnya diukur dari tingkat kinerjanya. Kinerja pesantren adalah pencapaian atau prestasi pesantren yang dihasilkan melalui proses persekolahan. Kinerja pesantren diukur dari efektivitas, produktivitas, efisiensi, dan inovasinya. Efektifitas adalah berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Dengan kata lain efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang (anggota) yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efisiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena pesantren pada umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen kalau efektifitas membandingkan antara rencana dengan
tujuan
yang
dicapai,
efisiensi
lebih
ditekankan
pada
perbandingan antara input atau sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.142 Inovasi adalah proses kreatif dalam mengubah input, proses dan output, agar sukses dalam menanggapi dan mengantisipasi perubahanperubahan internal dan eksternal madrasah.
142
E. Mulyasa, Manajemen Berbasisis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), hlm. 88-89.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Outcome Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas. 143 2. Elemen-Elemen Pondok Pesantren Pesantren memiliki lima elemen dasar yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan berada dalam satu kompleks tersendiri. Pesantren mempunyai potensi dasar yang sangat spesifik dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu kyai, santri, kitab kuning, pondok, dan masjid144. Elemen-elemen ini merupakan potensi yang sangat besar bagi perkembangan pesantren. Peluang pesantren di masa depan bergantung sekali pada perkembangan peran elemen-elemen dasar pesantren tersebut. a. Kyai Kyai dengan istilah lain seperti anjengan, elang di jawa barat, tuan guru, tuan syaikh, di sumtera adalah tokoh kharimastik yang diyakini memiliki pengetahuan agama yang luas dan memimpin serta memiliki pesantren145. Kyai pondok pesantren biasanya juga sekaligus sebagai penggagas dan pendiri dari pesantren yang bersangkutan. Oleh karenanya, sangat wajar jika dalam pertumbuhannya, pesantren sangat bergantung pada peran seorang kyai146. b. Santri Santri merupakan peserta didik atau objek pendidikan, tetapi di beberapa pesantren, santri yang memiliki kelebihan potensi intelektual (santri senior) sekaligus merangkap tugas mengajar santri-santri yunior.147
143
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumii Aksara, 206). hlm. 410 144 Zamkhsari Dhofier, op. cit., hlm. 44. 145 Ibid. hlm. 55-57. 146 Amin Haederi, dkk, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Komplesitas Global, (Jakarta: IRD PRESS, 2004), hlm. 28. 147 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 20.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok148: 1)
Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat yang jauh yang tidak memungkinkan dia untuk pulang ke rumahnya, maka dia mondok (tinggal) di pesantren. Sebagai santri mukim mereka memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
2)
Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang memungkinkan mereka pulang ke tempat tinggal masingmasing. Santri kalong ini mengikuti pelajaran dengan cara pulang pergi antara rumahnya dengan pesantren.
c. Kitab kuning Berdasarkan catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan kitabkitab
klasik,
khususnya
karangan-karangan madzhab Syafi’iyah.
Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa Arab dan tanpa harakat atau sering disebut kitab gundul merupakan satu-satunya metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas pesantren di Indonesia149.Kajiankajian kitab ini adalah salah satu ciri khas pesantren. Ia telah memberi andil yang besar bagi perkembangan intelektualitas santri dan masyarakat sekitarnya. Pengajaran kitab kuning diberikan dalam bentuk: sorogan, bandongan, halaqoh, dan hafalan150. Kyai memberikan pengajaran kitab kuning kepada santri, biasanya mengambil waktu setiap selesai shalat fardhu. Kitab-kitab yang diajarkan di pesantren salaf dapat digolongkan kedalam delapan kelompok, antara lain: 1) 2) 3) 4) 148
Nahwu dan sharaf Fiqih Ushul Fiqih Hadits
Haidar Putra Daulay, Historisitas Dan Eksistensi Pesantren Sekolah Dan Madrasah, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001), hlm.15. 149 Amin haederi, dkk, op. cit., hlm 37. 150 Mastuhu, Op.Cit., hlm. 61.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5) 6) 7) 8)
Tafsir Tauhid Tasawuf dan Etika Cabang-cabang lain seperti Tarikh dan Balaghoh151.
d. Pondok Dalam dunia pesantren, pondok merupakan unsur penting karena fungsinya sebagai tempat tinggal atau asrama santri, sekaligus untuk membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan pesantren atau tidak. Mengingat terkadang sebuah masjid/bahkan mushallah, setiap saat ramai dikunjungi oleh kalangan mereka yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama, akan tetapi tidak dikenal sebagai pesantren lantaran tidak memiliki bangunan pondok atau asrama santri152. Asrama sebagai tempat penginapan santri, dan difungsikan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan kiai atau Ustadz Saefuddin Zuhri menegaskan bahwa pondok bukanlah ’asrama’ atau ’internaat’. Jika asrama telah disiapkan bangunannya sebelum calon penghuninya datang. Sedang pondok justru didirikan atas dasar gotong royong dari santri yang telah belajar di pesantren. Implikasinya adalah bahwa jika asrama dibangun dari kalangan berada dengan persiapan dan persiapan dana yang relatif memadai, maka pondok dibangun dari kalangan rakyat jelata yang serba kekurangan bahkan kepepet secara keuangan153. e. Masjid Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjama’ah, zikir, wirid, do’a, i’tiqaf, dan juga kegiatan belajar-mengajar154. 151
Zamakhsari Dhofier, Op. Cit., hlm. 50. Imam Banawi, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam Studi Tentang Daya Tahan Pesantren Tradisional, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 94. 153 Mujamil Qomar, Op. Cit., hlm. 21. 154 Yasmadi, Op.Cit., hlm. 64. 152
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Masjid memiliki fungsi ganda, selain tempat shalat dan ibadah lainnya juga tempat pengajian terutama yang masih memakai metode sorogan dan wetonan (bandongan). Posisi masjid di kalangan pesantren memiliki makna sendiri. Menurut Abdurrahman Wahid, masjid sebagai tempat mendidik dan menggembleng santri agar lepas dari hawa nafsu, berada di tengah-tengah komplek pesantren adalah mengikuti model wayang. Di tengah-tengah ada gunungan. Hal ini sebagai indikasi bahwa nilai-nilai kultural masyarakat setempat dipertimbangkan untuk dilestarikan oleh pesantren.155 3. Macam-Macam Pondok Pesantren Ziemek membagi pesantren berdasarkan kelengkapan sarana dan fungsi dari pesantren tersebut. Atas dasar hal itu, pesantren dibagi kepada lima jenis, yaitu: pesantren tarekat (pesantren kaum sufi), pesantren klasik/tradisional, pesantren plus sekolah, pesantren, sekolah plus pendidikan ketrampilan dan pesantren modern. 156 a. Pesantren Tarekat (Pesantren Kaum Sufi) Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pengajian-pengajian yang teratur dalam masjid dengan sistem pengajaran yang bersifat pribadi. Di sini, beberapa orang santri diterima belajar dan berdiam dirumah kyai. Pesantren tarekat lebih menekankan kepada pendidikan santri dalam hubungannya dengan Allah SWT. Dalam pesantren ini banyak diajarkan berbagai tahapan untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dengan berbagai kegiatan, seperti melaksanakan riyadhoh, dzikir dan lain. b. Pesantren Klasik/Tradisional Yaitu pesantren yang memiliki asrama bagi para santri yang sekaligus digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat belajar yang sederhana. Komplek kediaman para santri sering terdiri dari rumahrumah kayu/bambu untuk pemondokan maupun ruangan-ruagan belajar yang terpisah. c. Pesantren Plus Sekolah Yaitu pesantren dengan komponen-komponen klasik yang dilengkapi dengan suatu madrasah (sekolah) yang menunjukan adanya dorongan modernisasi dari pembaruan Islam. Madrasah tersebut memiliki tingkatan kelas dan kurikulumnya berorientasi kepada sekolah-sekolah resmi.
155
Mujamil Qomar, Op. Cit., hlm. 21. Endin Mujahidin, Pesantren Kilat Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah, (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2005), hlm. 21. 156
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Pesantren, Sekolah plus Pendidikan Ketrampilan Yaitu pesantren yang disamping menyelenggarakan sekolah, juga menyelenggarakan berbagai pendidikan ketrampilan bagi para santri dan warga sekitarnya. Pendidikan ketrampilan tersebut antara lain menjahit, teknik elektro yang sederhana, perbengkelan, pertukangan dan lain-lain. e. Pesantren Modern Yaitu pesantren yang mencakup pendidikan keislaman klasik dan semua tingkat sekolah formal dari sekolah dasar hingga universitas. Selain itu, pesantren jenis ini juga menyelenggarakan program pendidikan ketrampilan. Program-program pendidikan yang berorientasi lingkungan mendapat prioritas utama dari pesantren ini.157 4. Fungsi Pondok Pesantren Menurut Ma’shum, fungsi pesantren semula mencakup tiga aspek yaitu fungsi religius (diniyyah), fungsi sosial (ijtimaiyyah), dan fungsi dukasi (tarbawiyyah)158. Fungsi lain adalah sebagai lembaga pembinaan moral dan kultural. A. Wahid Zaeni menegaskan bahwa di samping lembaga pendidikan, pesantren juga sebagai lembaga pembinaan moral dan kultural, baik di kalangan para santri maupun santri dengan masyarakat. Kedudukan ini memberikan isyarat bahwa penyelenggaraan keadilan sosial melalui pesantren lebih banyak mengunakan pendekatan kultural.159 5. Peran Pondok Pesantren Dalam kaitan dengan peran tradisonalnya, pesantren sering diidentifikasi memiliki tiga peran penting dalam masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut160: a. Sebagai pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional. b. Sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam tradisional. c. Sebagai pusat reproduksi ulama. Lebih dari itu, pesantren tidak hanya memainkan ketiga peran terebut,
tetapi
juga
menjadi
pusat
penyuluhan
kesehatan;
pusat
pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat pedesaan; pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya. 157
Ibid., hlm. 22. Mujamil Qomar, Op. Cit., hlm. 23. 159 Ibid.. 160 Ibid., hlm 25-26 158
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6. Tujuan pondok Pesantren Dari hasil wawancara dengan para pengasuh podok pesantren, Mastuhu
mengatakan
bawa
tujuan
pendidikan
pesantren
adalah:
”menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmad kepada masyarakat dengan jalan menjadi pelayan-pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad SAW (mengikuti sunah nabi), maupun berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakan islam dan kejayaan islam di tengah-tengah masyarakat (izzul islam wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian yang ingin dituju ialah kepribadian muhsin, bukan sekedar muslim”161. Sebagaimana kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh perseorangan (kiai) sebagai figur sentral yang berdaulat menetapkan tujuan tidak tertulis yang berbedabeda. Filsafat pendidikan menentukan nilai-nilai apakah yang dijunjung tinggi yang akan dididikkan kepada anak didiknya dengan bahan pelajaran (kitab-kitab dan sebagainya) dengan cara-cara mencapainya, sedangkan latar belakang ilmiah serta sikap filosofis para Kiai secara individual tidak sama, ada yang luas ada yang sempit. Tujuan tersebut dapat kita asumsikan sebagai berikut: a. Tujuan khusus ”Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dan ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat”. b. Tujuan umum ”Membimbing
anak didik
untuk
menjadi
manusia
yang
berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya162. 161 162
Mastuhu, Op. Cit., hlm. 55. M. Arifin, Op. Cit., hlm. 247-248.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari tujuan-tujuan yang telah dirumuskan oleh para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan negara. 7. Upaya Peningkatkan Mutu Pondok Pesantren Pesantren sebagai lembaga non-formal telah berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan pesantren kini telah mengalami kemajuan tidak hanya berkembang di pedesaan tapi juga berkembang ke perkotaan. Pesantren kini tampil dengan wajah baru sebagai pesantren modern. Pesantren kini tidak bisa dipandang sebelah mata karena keberhasilannya dalam mencetak generasi-generasi unggul di masa perjuangan dan masa kini. Perencanaan yang matang dengan sistim pengorganisasian yang tertata rapi membuat pesantren disegani oleh lembaga-lembaga formal lainnya 163. Disini tidak akan dibicarakan tentang perkembangan pondok pesantren, tetapi hanya terfokus pada upaya peningkatan mutu pondok pesantren. Dalam hal ini mutu pondok pesantren tidak akan terlepas dari keterkaitan empat unsur, yaitu, input, proses, output dan outcome. Kualitas (mutu) pondok pesantren ditentukan oleh keempat unsur di atas. Akan tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka output (hasil) harus dirumuskan lebih dahulu oleh pondok pesantren, dan harus jelas target yang akan dicapai. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, seperti (1) meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat (Scholastic Aptitude Test), sertifikasi kompetensi dan profil portfolio (Portfolio Profile), (2) membentuk kelompok sebaya
163
Hendro Guntur, Kepemimpinan Kyai dalam Meningkatkan Mutu pendidikan Pesantren Mahasiswa (Studi Multikasus pada Pesantren Al-Hikam Putra dan Pesantren Luhur Putri Malang), http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1249. Diakses Hari Sabtu 20 Maret 2010 Jam 13.34 WIB.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar secara kooperatif (Kooperative Learning), (3) menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur, (4) meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalaui penguasaan materi (master learning) dan penghargaan atas prestasi akademik, (5) membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informal tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaanpekerjaan, membimbing siswa membuat daftar riwayat hidupnya dan mengembangkan portfolio pencarian pekerjaan. Dalam pengembangan pondok pesantren salah satu yang penting adalah manajemen quality, yang mana untuk melakukannya di antaranya adalah pendekatan strategic TQM (Total Quallity Manajement). TQM merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur mutu, yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan164. TQM dalam pendidikan adalah filosofi perbaikan terus menerus di mana lembaga pendidikan menyediakan separangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang. Organisasi
pendidikan
misalnya,
yang
menerapkan
TQM
memandang kualitas dari sudut pandang pelanggan. Alasannya karena pelangganlah sebagai pihak terakhir yang menilai kualitas dan tanpa pelanggan maka suatu organisasi tidak akan ada. Dalam hal ini kualitas didefinisikan sebagai memuaskan pelanggan, melebihi kebutuhan dan keinginannya.165
164
Edward Sallis, Total Quality Management In Education Management Mutu Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2006), hlm. 59. 165 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model, dan Aplikasi, (Jakarta, PT GRASINDO, 2003), hlm. 79.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Seperti digambarkan pada diagram di bawah ini, proses TQM bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Proses TQM memiliki input yang spesipik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa, yang pada gilirannya, memberikan kepuasan pada pelanggan (output).166 Meminjam konsep berfikir manajemen sistem industri modern, maka manajemen dalam pesantren seyogyanya memandang bahwa proses pendidikan santri adalah suatu peningkatan terus-menerus (continues educational process improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan (output) yang berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, dan ikut bertanggung jawab untuk memuaskan pengguna lulusan Ponpes itu167. Diagram 1 Proses TQM
Input
Proses
Output
Keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan
Total Quality Managemen (TQM)
Kepuasan pelanggan
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan
lingkungan. Namun, pendekatan TQM hanya
dapat dicapai dengan
memperhatikan karakteristiknya, yaitu (1) fokus pada pelanggan baik internal maupun eksternal, (2) memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas, (3) menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, (4) memiliki komitmen jangka panjang, 166
A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara, 2005), hlm. 88-89. 167 Ibid., 89.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(5) membutuhkan kerja sama tim, (6) memperbaiki proses secara berkesinambungan, (7) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, (8) memberikan kebebasan yang terkendali, (9) memiliki kesatuan tujuan, dan (10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.168 Untuk penerapan TQM dalam Ponpes, maka para stakeholders di Ponpes harus punya kesamaan persepsi tentang manajemen kualitas. Kualitas adalah sesuatu standar minimum yang harus dipenuhi agar mampu memuaskan pelanggan yang menggunakan output (lulusan) dari sistem pendidikan di Ponpes itu, serta harus terus-menerus ditingkatkan. Tentu saja, semuanya ini harus sejalan dengan tuntutan pasar tenaga kerja yang makin kompetitif. Ponpes sebagai lembaga pendidikan harus bisa mengadopsi paradigma baru tentang
manajemen yang
berkualitas
modern169. Dalam jangka panjang, manfaat utama penerapan TQM pada Ponpes adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya, dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Menurut Mulyasa, bahwa kepala sekolah diasumsikan pimpinan pondok pesantren dikenal dengan direktur atau kyai, merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam melaksanakan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan potensi kepala sekolah / kyai jika ditinjau dari tugas dan tanggungjawabnya, lebih ditekankan pada kompetensi manajerial dan kepemimpinan pendidikan. Sebagai manajer sekaligus pemimpin pendidikan, kepala sekolah/ kyai harus: 1) Membina kerja sama yang harmonis dengan stafnya, 2) Membantu para guru untuk memahami kurikulum, 3) Membina hubungan yang baik antara sekolah dengan
masyarakat,
dan
4)
Menyelenggarakan
pendidikan
dan
membinanya170. 168
Ibid.hlm.80. A. Halim, dkk, Op.Cit., hlm. 91-92. 170 Oki Dermawan, Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam http://okidermawan.multiply.com/journal/item/1. Diakses Hari Selasa 23 Maret 2010. Jam 10.16 WIB. 169
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam rangka meningkatkan mutu pesantren, maka komponen-komponen pendidikan yang terdiri dari guru, santri/siswa, materi, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, termasuk di dalamnya perpustakaan dan komponen lainnya harus dikelola dengan semaksimal mungkin, sehingga akan memperoleh hasil yang bermutu. 8. Hubungan Peran Manajemen Perpustakaan dengan Peningkatan Mutu Pondok Pesantren Pondok pesantren pada hakekatnya adalah suatu sistem yang terdiri dari atas komponen-komponen, seperti halnya guru, santri/siswa, materi, kurikulum, karyawan, perpustakaan, dan komponen-komponen penunjang lainnya, yang dikelola dan diatur oleh kepala/pengasuh pondok pesantren.. Komponen-komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berhubungan dan berinteraksi. Perpustakaan merupakan salah satu lembaga ilmiah, yakni lembaga yang bidang dan tugas pokoknya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan, dengan ruang lingkupnya mengelola informasi yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap perpustakaan memiliki tanggung jawab dengan tuntutan profesionalisme pengelolaan, guna menjawab perkembangan zaman, dan merespon serta berusaha memenuhi kebutuhan pemakai yang selalu berkembang. Kesemuanya itu tidak pernah berakhir, tetapi akan terus berubah, berinovasi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan masyarakatnya. Perpustakaan merupakan salah satu komponen pendidikan yang tergolong sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga perpustakaan harus dikelola dengan optimal oleh pengelola yang profesional dengan prinsip-prinsip manajemen yang ada. Peran yang dapat diberikan oleh perpustakaan di antaranya adalah adanya pelayanan perpustakaan yang terdiri dari pelayanan peminjaman, administrasi, dan lain sebagainya. Adanya manajemen yang baik dan komprehensif diharapkan perpustakaan dapat memberi harapan yang baik pula sehingga baik siswa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
maupun pondok pesantren bersangkutan dapat mengembangkan potensi intelektualnya dalam menyongsong kehidupan yang serba kompetitif, sehingga siswa/santri maupun lembaga pendidikan tersebut dapat survive di tengah-tengah kehidupan yang sangat mutakhir kemajuan teknologinya. Disadari atau tidak, bahwa krisis yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan sebenarnya bersumber dari rendahnya kualitas, kemampuan dan semangat kerja SDM-nya. Di sisi lain, bila menengok akan kekuatan reformasi yang hakiki sebenarnya terletak pada SDM yang berkualitas, memiliki visi, transparasi dan pandangan jauh ke depan. Juga tidak hanya mementingkan diri dan kelompoknya, tetapi senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dan negara dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Kondisi seperti ini yang pada masa sekarang banyak diabaikan, bahkan dengan sengaja untuk dikubur dalam-dalam. Oleh karena itu, secara tidak langsung kesiapan SDM merupakan pra syarat mutlak dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.171 Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam usaha organisasi mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas, dan dorongan. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai. 172 Peningkatan kualitas (mutu) pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Sumber daya manusia (SDM) dapat menjadi masalah manakala belum sesuai dengan formasi kebutuhan, jumlah dan persyaratan tertentu. Hal ini dikarenakan di dalam diri dan jiwa setiap manusia terdapat unsur dan sifat positif dan negatif. Bisa dimengerti bahwa tidak mungkin semua orang hanya memiliki salah satu di antara kedua hak tersebut. Itulah sebabnya ada istilah bahwa manusia tidaklah sempurna, dan semua orang memakluminya. Menurut teori manajemen; sumber daya manusia dapat 171
Khozin, et-al, Op. Cit., hlm. 42. Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 2. 172
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menjadi faktor utama kekuatan pepustakaan jika dapat dikelola dengan baik dan mengembangkan secara positif. Sebaliknya akan menjadi penghambat organisasi apabila yang lebih menonjol adaalah faktor-faktor negatif yang ada di dalam diri setiap orang. Perpustakaan akan menentukan sejumlah kriteria dalam mengisi kekurangan itu. Oleh karena pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut hendaknya diisi menurut formasi organisasi dan spesifikasi sebagaimana sebuah lembaga yang sehat dengan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen yang ada. Untuk membina sumber daya manusia dibutuhkan perencanaan dan konsepsi yang matang, rasional, terukur, dan konsisten. Sebab unsur manusia akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Jika sumber daya manusia itu dapat dikelola dengan baik akan merupakan salah satu kekuatan utama, sebaliknya apabila terjadi kekeliruan atau miss manajemen akan berpengaruh negatif terhadap kerja organisasi. Mengingat begitu pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama berupaya mewujudkan amanat tersebut terus menerus melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya, dan tidak kalah pentingnya perlu adanya pengelolaan perpustakaan yang profesional sebagai pusat informasi keilmuan dan wahana belajar santri/siswa yang sangat urgen dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di pondok pesantren. Ada empat hal yang terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan kualitas secara total yaitu; (1) perhatian harus ditekankan kepada proses dengan
terus
menerus
mengumandangkan
peningkatan
mutu,
(2)
kualitas/mutu harus ditentukan oleh pengguna jasa sekolah, (3) prestasi harus diperoleh melalui pemahaman visi bukan dengan pemaksaan aturan,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(4) pondok pesantren harus menghasikan santri/siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap arif bijaksana, karakter, dan memiiki kematangan emosional. 173 Jadi pondok pesantren harus mengontrol semua sumber daya manusia yang ada, dan lebih lanjut harus menggunakan lebih efisien sumber daya tersebut. Keberhasilan lembaga pendidikan dalam hal ini pondok pesantren ditandai oleh beberapa hal, antara lain; (1) lingkungan pendidikan yang aman dan tertib, (2) lembaga pendidikan memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (3) lembaga pendidikan memiliki kepemimpinan yang kuat, (4) adanya harapan yang tinggi untuk berprestasi dari semua elemen lembaga pendidikan, (5) adanya pengembangan sumber daya manusia yang terus menerus sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (6) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/perbaikan mutu, dan (7) adanya komunikasi dan dukungan intensif dan masyarakat.174 Bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam, terutama pondok pesantren, implementasi konsep manajemen pengelolaan mutu ini, dituntut untuk memiliki tanggung jawab dalam mengelola dirinya, dalam hal ini pengurusan administrasi, keuangan, dan fungsi-fungsi warga belajar di dalam kerangka arah dan kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Dengan didukung oleh stakeholders, pondok pesantren dituntut membuat keputusan, mengukur skala prioritas, mengembangkan lingkungan pondok pesantren yang kondusif bagi proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam konteks ini, pimpinan pondok pesantren dituntut memiliki kemampuan mengkoordinasi seluruh elemen lembaga pendidikan secara profesional sehingga menempatkan pustakawan yang profesional pada perpustakaan sehingga perpustakaan berjalan dengan baik.
173
B. Suryosubroto, Op.Cit., hlm. 209. Djaswidi Al Hamdani, Pengembangan Kepemimpinan Transformasional Pada Lembaga Pendidikan Islam, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hlm. 156-157. 174
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB III DATA PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM (PPMI) ASSALAAM SURAKARTA
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, biasa disingkat dengan PPMI Assalaam, adalah lembaga pendidikan swasta Islam yang berada di bawah naungan Yayasan Majelis Pendidikan Islam (YMPI) Surakarta, yang didirikan oleh Bapak H. Abdullah Marzuki (Alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah. PPMI Assalaam berdiri pada tanggal 17 Syawal 1402 H bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1982 M, beralokasi di Jalan Yosodipuro No.56 Punggawan Surakarta, menempati tanah seluas 2.845 M, wakaf dari keluarga Bapak H.Abdullah Marzuki (Alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah, pemilik percetakan PT Tiga Serangkai Solo. Sebelum PPMI Assalaam berdiri, kegiatan pendidikan yang dilakukan adalah kegiatan Madrasah Diniyyah Awaliyah (MDA), kemudian atas tuntutan masyarakat YMPI mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan sistem asrama yang merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren yang waktu itu diberi nama Pondok Pesantren Punggawan, meminjam nama desa dimana kegiatan pendidikan dipusatkan. Pada tanggal 20 Juli1985 nama Assalaam secara resmi digunakan, serta sekaligus manandai awal mula digunakannya kampus baru di desa Pabelan Kartasura Sukaharjo di atas area tanah wakaf seluas 5,6 Ha dari keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki (Alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah. Bangunan yang terdapat pada saat itu terdiri dari ruang kelas, gedung olah raga (GOR), asrama santri, perumahan guru dan pengasuh, dapur dll. Bersamaan dengan itu pula didirikan Madrasah Aliyah (MA)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebagai kelanjutan dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalaam, serta sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat terhadap PPMI Assalaam. Pada tahun1986/1987 didirikan Madrasah Takhashushiyyah, sebuah kelas persiapan untuk calon santri yang akan melanjutkan ke MA Assalaam yang berasal dari SLTP umum di luar Assalaam. Pada tahun 1988/1989 SMA Assalaam didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan pendidikan yang terjadi di luar Assalaam. Memasuki tahun pelajaran 2005/2006, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan, yang mengambil program keahlian komputer dan jaringan, dan persiapan grafika. SMK bermaksud untuk mencetak tenaga professional dengan berwawasan pada nilai-nilai keislaman. Pada perkembangan lebih lanjut Yayasan Majelis Pengajian Islam (YMPI) Surakarta yang
diketuai oleh Hj. Siti Aminah Abdullah
memperluas areal pondok dengan membeli tanah di desa Gonilan Kartasura Sukoharjo seluas 38.600 m. Areal ini sekarang telah dikembangkan sehingga sudah berdiri berdiri bangunan kelas 3 lantai untuk belajar, lapangan olah raga serta perumahan guru dan pengasuh. Dengan demikian sekarang ini PPMI Assalaam menempati areal seluas kurang lebih seluas 10 hektar lebih dengan berbagai fasilitas pendukung yang lengkap dan modern. Di usianya yang ke-27 tahun pada tahun 2009, PPMI Assalaam telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di seluruh indonesia dan berbagai negara di dunia. Para alumni Assalaam ini terwadahi dalam sebuah organisasi yang bernama IKMAS (Ikatan Keluarga Ma’had Assalaam Surakarta) dan telah berperan aktif di berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat dan negara.175 2. Visi dan Misi PPMI Assalam Surakarta Visi PPMI Assalam Surakarta adalah terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan, spiritual, intelektual, dan moral menuju generasi 175
Buku Suplemen Panduan Penerimaan Siswa Baru (SIPENWARU) PPMI Assalaam Surakarta, hlm. 3.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah SWT. (Qs.3:190-191). Sedangkan Misi PPMI Assalaam Surakarta adalah: a. Menyelenggarakan proses pendidikan islam yang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi, dan moral guna mewujudkan kader umat yang menjadi rahmatan lil alamin. (Qs.9:122) b. Mengembangkan pola kerja pondok pesantren dengan berbasis pada manajemen profesional yang islami guna menciptakan suasana kehidupan di lingkungan pondok yang tertib, aman, dan damai. (Qs. 56:25-26; Qs.9: 105; Qs.67: 2) c. Meningkatkan citra positif lembaga pendidikan pondok pesantren yang berwawasan sains dan teknologi informasi serta berbudaya modern yang islami. (Qs.39:18)176 3. Prinsip Pondok PPMI Assalaam Surakarta mempunyai prinsip diantaranya: a. PPMI Assalaam Surakarta di bawah Yayasan Majelis Pengajian Islam (YMPI)
Surakarta.
Yayasan
ini
berkewajiban untuk
menjaga,
memelihara, memperluas wakaf, memenuhi segala kebutuhan harian yang berbentuk materi dan non meteri bagi PPMI Assalaam, Yayasan MPI juga bertanggungjawab akan hidup dan matinya PPMI Assalaam. b. PPMI Assalaam tidak berafiliasi pada salah satu faham golongan manapun, tetapi berjalan sesuai dengan ajaran agama Islam. 177 4. Letak Geografis PPMI Assalaam terletak di desa Pabelan dan desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Indonesia, di atas tanah seluas kurang lebih 10 hektar, dengan koordinat lintang: 7°33’08.14”LS, bujur: 110°46’14.45” BT, zona: GMT + 7, elev: 111 m, lokasi PPMI Assalaam berada kurang lebih 5 km arah barat dari jantung
176 177
Ibid.,hlm.1. Ibid., hlm 4.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kota Solo, tepatnya 400 m sebelah utara universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). 5. Struktur Organisasi PPMI Assalaam Surakarta Adapun struktur organisasi PPMI Assalaam Surakarta sebagaimana terlampir. 6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Santri a. Tenaga Pendidik Seluruh pegawai di PPMI Assalaam berjumlah sebanyak 367 orang, 234 laki-laki dan 133 perempuan. Jumlah tersebut terdiri dari guru dan pengasuh sebanyak: 191 orang yang terdiri dari 154 guru tetap dan 37 guru tidak tetap, dan karyawan sebanyak 176 orang, yang tersebar di berbagai bagian unit kerja. Latar belakang pendidikan pegawai PPMI Assalaam beraneka ragam. Para karyawan kebanyakan berpendidikan di bawah sarjana. Sedangkan para guru dan pengasuh kebanyakan sarjana dan pascasarjana, dengan rincian S-1 sebanyak 168 guru, S-2 sebanyak 10 orang, dan dalam proses pendidikan S-3 sebanyak 2 orang. b. Santri Santri PPMI Assalaam berasal dari seluruh penjuru tanah air Indonesia, dengan latar belakang berbeda-beda, baik organisasi, profesi, maupun strata sosial. Merupakan suatu keharusan bagi seluruh santri tanpa terkecuali untuk mukim/tinggal di asrama yang telah disediakan, berikut disiplin dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh pondok.178 7. Jenjang Penddidikan Jenjang pendidikan yang ada di PPMI Assalaam saat ini adalah: a. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Unit pendidikan tertua dan terbesar di PPMI Assalaam ini merupakan kelanjutan dari SD/MI dengan masa belajar 3 tahun. Kurikulum yang dipergunakan ialah kurikulum MTs dari Departemen Agama, 178
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional untuk mata
Ibid., hlm. 20-21.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pelajaran umum, dan kurikulum kepondokan yang menekankan pada tambahan pendalaman masalah agama dengan penekanan terhadap penggunaan dua bahasa yaitu arab dan inggris. MTs PPMI Assalaam telah mendapat status akreditasi A oleh Badan Akreditasi Madrasah (BAN) propisnsi Jawa Tengah. Mulai tahun pelajaran 2002/2003, MTs PPMI Assalaam membuka program Akselerasi. Program ini memberikan kesempatan kepada santri untuk menyelesaikan pendidikan di MTs PPMI Assalaam dalam jangka waktu 2 tahun, atau lebih cepat 1 tahun dari waktu normal. Santri program Akselerasi diseleksi dari peringkat 100 besar hasil Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SIPENWARU) PPMI Assalaam, selanjutnya diambil 20 putra dan 20 putri, untuk biaya penyelenggaraan program Akselerasi, terutama syahriyah diatur tersendiri. Selain itu, MTs PPMI Assalaam juga memiliki program unggulan yaitu kelas internasional, yang menitikberatkan pada pendalaman sains dan penyampaian mata pelajaran tertentu dengan bahas Inggris. b. Madrasah Takhasushiyah (TKS) Jenjang ini secara khusus membina para siswa yang telah menyelesaikan SLTP/MTs di luar pondok Assalaam, sebagai persiapan untuk memasuki SMA, MA, atau SMK PPMI Assalaam. Tujuan program ini adalah mempersiapkan siswa/siswinya selama satu tahun dengan harapan agar mereka tidak mengalami banayak hambatan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan siswa lulusan MTs Assalaam, ketika memasuki jenjang SMA, MA, atau SMK. Baik dalam bidang bahasa maupun pengetahuan agama serta ketentuanketentuan lain yang ada di pondok Assalaam. Kurikulum yang dipergunakan tidak sebagaimana unit-unit yang lain, akan tetapi diprioritaskan pada pendalaman pengetahuan agama dan dua bahasa, yaitu Arab dan Inggris
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Bagi siswa/siswi yang telah mempelajari pengetahuan agama dan bahasa arab serta inggris sebelumnya, dapat mengikuti program percepatan selama kurang lebih 40 hari dan bila lulus ujian di program percepatan ini dapat melanjutkan ke jenjang SLTA. c. Madrasah Aliyah (MA) Madrasah Aliyah (MA) PPMI Assalaam merupakan jenjang kelanjutkan dari MTs dan TKs PPMI Assalaam. Masa belajar pada satuan pendidikan ini selama 3 tahun. Kurikulum yang dipergunakan di Madrasah Aliyah adalah adaptasi dari kurikulum satandar isi, Kurikulum Departemen Agama dan Kurikulum Kepesantrenan. Kurikulum
MA
PPMI
Assalaam
pada
tingkat
awal
menekankan pada ulum syar’iyah (Al Qur’an dan Ulumul Qur’an, Hadits dan Ulumul Hadits, Fiqh dan Ushul Fiqh, Aqidah Akhlak, SKI) serta skill berbahasa Arab dan Inggris, sedangkan pada tingkat akhir menekankan basis keilmuan program studi IPA dan IPS dengan penambahan jam mata pelajaran bersangkutan, sehingga diharapkan dapat menuntaskan target pencapaian materi UN dan ujian masuk perguruan tinggi. MA PPMI Assalaam telah mendapatkan status akreditasi A (sangat baik) dengan no. Kw.11.4/4/PP.03.2/625.11.01/2005 oleh BAM (Badan Akreditasi Madrasah) propinsi Jawa Tengah. MA PPMI Asalaam telah memperolah mu’adalah (persamaan) dari universitas al-Azhar Kairo Mesir. Dengan mu’adalah ini maka alumni yang ingin melanjutkan studinya ke al-Azhar semakin mudah karena syarat melanjutkan studi ke al-Azhar salah satunya adalah berasal dari lembaga yang mendapatkan mu’adalah ini. d. Sekolah Menengah Atas (SMA) Jenjang ini juga merupakan kelanjutan dari MTs dan TKs, dengan masa belajar 3 tahun, SMA Assalaam yang berdiri pada tahun 1989 ini menggunakan kurikulum departemen pendidikan nasional dengan penambahan dan pendalaman pada masalah agama dan dua
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bahasa, yaitu Arab dan Inggris. SMA Assalaam telah memperoleh status akreditasi A oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS) propinsi Jawa Tengah sejak tahun 2004. e. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) SMK Assalaam adalah unit terbaru di PPMI Assalaam yang didirikan pada tahun 2005, daan telah disyahkan oleh Dinas Pendidikan Nasional kabupaten Sukoharjo dengan nomor: 603/1716. SMK ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mampu mengikuti pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi, sehingga alumnus SMK Assalaam diharapkan: mampu memiliki kompetensi dan mampu bersaing dalam pendidikan lanjut dan mamapu mengaplikasikan prinsip keselamatan dan kesahatan dalam produksi, serta memiliki akhlakul karimah. 179 8. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi para santri, sebagai upaya untuk mencetak kader umat, PPMI Assalaam dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain sebagai berikut: a. Masjid berlantai 2 dengan kapasitas 5.000 jamaah. Merupakan pusat kegiatan
ibadah
dan
kajian
keislaman,
sebagai
manifestasi
penghambaan diri kepada Allah SWT. b. Ruang kelas 90 ruang dengan rincian: ukuran 7 x 8 m sebanyak 72 ruang, dan ukuran 8 x 9 m sebanyak 18 ruang, sebagai tempat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler. c. Gedung laboratorium MIPA 2 lantai yang terdiri dari:
179
-
Laboratorium Fisika
-
Laboratorium Kimia
-
Laboratorium Biologi
-
Laboratorium Astronomi dan Ilmu Falak
Ibid., hlm. 14.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
-
Laboratorium Multimedia yang dilengkapi dengan komputer pentium 4, LCD Monitor 17 Inch, dan terkoneksi internet 24 jam sebanyak 3 lokal, masing-masing berisi 40 unit
d. Laboratorium Komputer dan Bahasa e. Gedung Perpustakaan dengan lebih dari 11.000 koleksi pustaka, berikut ruang baca yang luas, serta 2 ruang audio visual yang terpisah antara putra dan putri. f. Sarana olah raga -
Indoor, terdiri dari 4 arena lapangan futsal, lapangan bulu tangkis dan tenis meja.
-
Out door, terdiri dari lapangan sepak takraw, volley, bola basket untuk putra dan putri dan lapangan sepak bola.
g. Gedung perkantoran dua lantai yang merupakan pusat manajerial dan administrasi h. Ruang Asatidzah (guru) dua ruang i.
Gedung Assalaam center 4 lantai merupakan pusat perkantoran, organisasi santri, fasilitas olah raga indoor, aula, ruang keshatan santri, bank, syirkah/koperasi/ dan fasilitas pendukung lainnya.
j.
Ruang pertemuan/aula dua ruang, satu ruang berkapasitas 150 orang dan satu ruang kecil yakni meeting room berkapasitas 20 orang.
k. Unit Kesehatan Pondok: dilengkapi dengan petugas medis dan perlengkapan yang memadai, 1 unit putra dan 1 nit putri. Unit kesehatan pondok ini juga bekerja sama dengan Assalaam Meicare (AMC) l.
Restoran Assalaam, dilengkapi dengan fasilitas dapur (peralatan memasak) yang modern dan ruang makan bagi santriwan dan santriwati.
m. Asrama berkapasitas 2.210 santri. -
kamar besar putra (kamsartra) 55 kamar, kamar besar putri (kamsartri) 31 kamar, dengan fasilitas almari, kamar mandi di luar,
-
kamar tiga putra (kagatra) 22 kamar, kamar tiga putri (kagatri) 32 kamar, dengan fasilitas almari, meja, kursi belajar dan bed/tempat tidur, dan kamar mandi di luar.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
-
Kamar empat putra (kapatra) 66 kamar, kamar empat putri (kapatri) 126 kamar dengan fasilitas almari, meja/kursi belajar, bed/tempat tidur, dan kamar mandi di dalam.
n. Alat Transportasi PPMI Assalaam memiliki 1 buah mobil kijang, 1 buah mobil mitsubishi prona VIP, 1 buah mobil mitsubishi station L 300, 1 buah mobil mitsubishi pick-up, 5 buah mobil toyota avanza. o. Rumah Dinas Pengasuh Tipe A = 9 unit, tipe B = 21 unit, Tipe C =42 unit, tipe D= 18 unit, tipe E= 17 unit, tipe F= 7 unit. p. Perumahan pengasuh di dalam kompleks pondok berjumlah 40 unit dan di luar pondok 24 unit. q. Wisma Assalaam yang berfungsi sebagai tempat transit dan penginapan bagi wali santri dan tamu berkapasitas 88 orang yang dilengkapi dengan 7 kamar tidur vip, kafetaria, ruang lobi, dan fasilitas pendukung lainnya. r. Fasilitas pendukung lain di dalam pondok antara lain: wartel, telepon umum, bak jateng, bank syariah mandiri, syirkhah/koperasi, toko/kantin, tempat parkir, laundry. s. Hot Spot dan Lan Internet diseluruh area pondok t. CCTV di beberapa lokasi untuk pengamanan dan sistem control.180 9. Kegiatan Harian Santri Seluruh santri menjalani hari-harinya selama berada di PPMI Assalaam dengan mengikuti jadwal kurang lebih sebagai berikut: Tabel I Kegiatan Harian Santri Jam
Kegiatan
04.00-05.00 WIB Bangun tidur, shalat shubuh berjamaah di masjid dan tadarrus Al-Qur’an 05.00-06.30 WIB Tazwidul mufrodat, olah raga pagi, mengulang
180
Ibid., hlm. 5-7
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pelajaran, mandi, makan pagi, dan persiapan masuk kelas 07.00-12.40 WIB Kegiatan belajar mengajar di kelas (8 jam mata pelajaran 12.40-13.00 WIB Sholat dhuhur berjamaah di masjid 13.00-15.00 WIB Makan siang dan istirahat 15.00-15.30 WIB Shalat ashar berjamaah di masjid 15.30-17.00 WIB Kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan belajar 17.00-17.30 WIB Mandi dan persiapan sholat maghrib 17.30-19.30 WIB Sholat maghrib berjamaah, kajian/halaqah/tadarrus Al Qur’an, diakhiri sholat isya berjamaah di masjid 19.30-20.30 WIB Makan malam 20.30-22.00 WIB Belajar malam di kelas 22.00-04.00 WIB Tidur/istirahat di kamar
a. Semua kegiatan yang diselenggarakan bernilai pendidikan, yaitu meliputi pelaksanaan ibadah, tata hidup bersama, kegiatan belajar maupun ekstrakurikuler. b. Waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas dan di laboratorium adalah 8 jam pelajaran selama 6 hari dalam satu pekan, total sebanyak 48 jam pelajaran, kecuali program akselerasi dan unggulan total sebanyak 40 jam pelajaran, 8 jam pelajaran sisanya digunakan untuk studi lapangan. c. Hari libur dalam satu pekan adalah 1 hari pada hari jum’at, dan diperbolehkan untuk keluar kompleks mulai pukul 12.30-17.00 wib, 2 pekan sekali bergantian antara putra dan putri. Sedangkan hari libur pondok adalah libur akhir tahun pelajaran pada bulan Juni-Juli, dan libur Ramadhan/ Idul Fitri.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Mulai tahun pelajaran 2007/2008 seluruh unit pendidikan di PPMI Assalaam sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan berbasis pada kurikulum pondok.181 10. Sistem Pendidikan Pendidikan di PPMI Assalaam dikembangkan dengan mengambil langkah-langkah yang positif dan kongkret sebagai berikut: a. Memadukan dua manhaj (sistem) pendidikan, yaitu memadukan sistem pendidikan salafiyah dengan sistem pendidikan modern, yang terkenal di Assalaam dengan istilah majma’ul bahraini, dimana dalam kegiatan belajar mengajar menganut pada sistem sekolah pada umumnya. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari para santri diatur dalam sistem asrama, sebagaimana pondok pesantren salafiyah, dengan tata tertib dan disiplin pondok. b. Pendidikan yang bersifat integral-holistik; bertolak dari konsep manusia yang bersifat integral-holistik, serta berorientasi kehidupan yang menjangkau tiga dimensi waktu, yaitu: masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Assalaam tidak hanya meletakkan dirinya berada dalam dunianya sendiri, akan tetapi juga berupaya untuk hidup bersama dan berdialog dengan kehidupan dunia. Dengan demikian sistem yang dikembangkan berorientasi pada diniawi dan ukhrowi. Wawasan keseimbangan (equilibrium) ini dikembangkan antara ilmuilmu alamiyah dan teknologi dengan ilmu-ilmu diniyah islamiyah (intelektual dengan spiritual/moral) antara fikir dan dzikir masingmasing mendapat porsi yang seimbang. Para santri nantinya diharapkan memiliki ilmu pengetahuan yang luas, baik ilmu dinul islam maupun ilmu-ilmu alamiyah dan teknologi, dan beraqidah shahihah yang mantap (tafaqquh fiddin) serta ditunjang dengan akhlaqul karimah.
181
Ibid., hlm. 15.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c. Modern Kata modern bukan hanya sekedar untuk menghilangkan image bahwa pesantren pada umumnya yang serba terbelakang, kolot serta ketinggalan zaman. Akan tetapi juga perlu disadari bahwa pengaruh globalisasi membawa dampak saling ketergantungan antara satu pihak dengan pihak lain. Oleh karena itu Assalaam harus bisa berdiri kokoh dengan identitas jati dirinya sendiri. Sesuai dengan namanya Assalaam selalu bersikap damai dengan siapa saja, transparan, terbuka, dan lentur serta bijaksana dalam menjalin network dengan berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sejak awal dipahamkan kepada santri tentang sepuluh ciri manusia modern: a)
Terbuka dan bersedia menerima hal-hal baru yang ashlah dari berbagai perubahan dan inovasi.
b)
Berorientasi demokrasi/musyawarah serta mampu menerima pendapat yang tidak selalu sama.
c)
Berpijak paa realitas/rel thinking, manghargai waktu, disiplin, konsisten, sistematik dalam setiap menyelesaikan persoalan.
d)
Selalu terlibat dalam perencanaan dan pengorganisasian.
e)
Menghargai pendapat orang lain.
f)
Memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu dapat diperhitungkan.
g)
Rasional serta percaya pada iptek
h)
Menunjang tinggi keadilan berdasar potensi, kontribusi dan kebutuhan
i)
Efektif dan efisien
j)
Selalu belajar, untuk mampu mengatasi lingkungan Pemikiran-pemikiran
yang
dikembangkan
tersebut
dimaksudkan agar santri berfikir kritis, rasional, tidak taqlid, tidak jumud, dan tidak menjurus pada kultus individu.182
182
Ibid., hlm. 9.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11. Kegiatan Ekstra Kurikuler a. Muhadlarah Merupakan kegiatan untuk melatih kemampuan orasi santri serta kemampuan berpidato di depan santri yang lain. Santri dibuat perkelompok dan berlatih bergantian secara bergilir. Diadakan 2-3 kali pertemuan selama sepekan masing-masing kurang lebih 1 jam, menggunakan tiga bahasa (Arab, inggris, dan indonesia). b. Muhadatsah Merupakan kegiatan melatih kemampuan berbicara dalam dua bahasa (Arab dan Inggris) yang dilakukan dengan sesama santri secara rutin dibawah pengawasan pembimbing untuk membantu kosa kata yang belum diketahui. Dengan target santri terbiasa dengan dua bahasa tersebut. c. Tazwidul Mufrodat Merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa arab yang dilakukan melalui penambahan kosa kata baru oleh seorang pembimbing. Santri dibagi perkelompok atau perkelas. d. Halaqah Merupakan kegiatan kajian pembinaan dan kajian keagamaan yang dilakukan oleh seorang pembimbing (ustadz), dengan cara santri dibuat perkelompok (perkamar). Pertemuan dilakukan sekali sepekan kurang lebih 45 menit. Disamping itu terdapat pula kelompok-kelompok kajian keagamaan santri yang dibentuk untuk satu kajian yaitu mengkaji ilmu agama Islam. Setiap kelompok berkisar antara 20-30 orang. Diantara kelompok-kelompok yang ada adalah: a) Haiatul hisbah b) Al mujaddidah c) Naiful authar d) Minhajul muslimin e) Riyadhusshalihin f) Ihya ulumuddin dll.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
e. Kelompok Karya Ilmiah Merupakan kelompok-kelompok yang dibentuk untuk tujuan merangsang minat dan kemampuan santri dalam berkarya yang bersifat ilmiah. Dari kelompok ini diharapkan lahir bibit-bibit baru yang mampu menghasilkan karya ilmiah yang mumpuni sehingga mampu berbicara di tingkat regional maupun nasional. Kelompok ilmiah di PPMI Assalaam diberi nama PERIKSA (Perkumpulan Ilmiah Santri Assalaam), yang terdiri dari triple I, kelompok ilmiah remaja, dan klubklub studi mata pelajaran tertentu. f. Bela Diri Kegiatan yang diarahkan sebagai sebagai kegiatan olah fisik santri. Diantara kelompok-kelompok beladiri yang terwadahi di Assalaam adalah: panca sakti, sinar putih, INKAI, tapak suci, dan tekwondo. g. Kelompok Seni dan Keterampilan Merupakan kelompok yang dibentuk untuk mewadahi bakat seni dan keterampilan yang dimiliki santri sehingga dapat dikembangkan. Antara lain: kelompok theater, nasyid, qiro’ah, kaligrafi, mading, dll. h. Kelompok Olah Raga Merupakan kelompok yang dibentuk untuk mewadahi bakat olah raga yang dimiliki santri sehingga dapat dikembangkan. Diantara kelompokkelompok yang ada adalah: PERSSAS (Persatuan Sepak Bola Santri Assalaam), VOLTA (Volley Ball Santri Assalaam), klub bola basket, klub bulu tangkis, klub renang, klub sepak takraw, klub tenis meja, dll. i.
Kelompok Pecinta Alam Merupakan kelompok yang dibentuk untuk mewadahi bakat dan hobi santri dalam menjelajahi alam. Kelompok pecinta alam santri Assalaam diberi nama SANPALA (Santri Pecinta Alam)
j.
Latihan Kepemimpinan Diberikan kepada santri sejak dini melalui keikutsertaan dalam kelompok-kelompok yang ada. Keorganisasian yang membawai langsung seluruh kelompok-kelompok yang ada adalah Organisasi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pelajar Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (OPPPMIA). Melalui organisasi inilah santri dididik manjadi pemimpin. Disamping itu santri dapat berlatih organisasi melalui organisasi konsulat yang merupakan perkumpulan santri yang diklasifikasi berdasarkan asal daerah masing-masing. k. Jurnalistik Untuk mewadahi bakat jurnalistik santri maka dibuatlah majalah yang secar khusus merupakan kumpulan hasil karya seni, apresiasi, dan tulisan santri. Majalah tersebut rutin diterbitkan dan diberi nama karnisa (karya opini dan inteljensi santri Assalaam). l.
Klub Komputer, AWMCOM (Assalaam Webmaster Community) Untuk mewadahi dan mengembangkan keterampilan komputer santri, maka dibuatlah klub-klub komputer dan internet. Disamping kegiatan-kegiatan tersebut di atas, secara insidental antri dibekali pengalaman dan pengetahuan melalui seminar dan lain-lain,. baik dalam bidang ilmiah, syari’ah, jurnalistik, broadcasting serta keterampilan-keterampilan lain.
m. Klub Astronomi Bagi santri yang menyenangi dunia perbintangan dan ilmu falak terwadahi dalam kelompok yang bernama CASA (Club Astronomi Santri Assalaam). Kegiatan santri yang tergabung dalam kelompok ini dapat diakses di weblog http://blogcasa.wordpress.com. 183 B. Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Surakarta 1. Gambaran Umum Keberadaan Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta tidak bisa dipisahkan dengan institusi induknya. Pada awal berdirinya Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta masih menempati ruangan sempit dan apa adanya. Kemudian pada tahun 2004 Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menempati gedung baru disebelah timur dilantai 2 dengan luas ruangan ± 2.100 m² yang terbagi menjadi ruangan koleksi referensi, ruang audiovisual, 183
Ibid., hlm. 20.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ruang baca dan koleksi non referensi, ruang administrasi, ruang pengolahan, gudang, dan bengkel/penyiangan koleksi. Pada saat ini Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta telah menggunakan sistem yang terautomasi dengan penerapan program aplikasi perpustakaan yaitu SIPRUS ASSALAAM.184 Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta mempunyai visi, misi, strategi, tujuan dan tugas pokok sebagai berikut:185 a. Visi Terwujudnya perpustakaan unggulan yang berkomitmen tinggi pada kemajuan umat. b. Misi 1. Mengembangkan perpustakaan sebagai informasi center. 2. Menjalankan tugas pelayanan penyediaan informasi secara optimal. c. Strategi 1. Memberikan pelayanan perpustakaan secara cepat, tepat, dan memuaskan. 2. Menciptakan suasana perpustakaan yang tenang dan nyaman. 3. Mengelola perpustakaan yang profesional dengan mengedepankan etika Islam. 4. Membuat database perpustakaan digital menuju digital library. 5. Membangun
jaringan
perpustakaan
pesantren
melalui
situs
perpustakaan. d. Tujuan 1. Membentuk semangat dan minat membaca, belajar, dan menulis. 2. Mengembangkan jumlah dan variasi koleksi yang seimbang dengan tingkat kebutuhan. 3. Mengembangkan perpustakaan pesantren menjadi perpustakaan rujukan berbasis Teknologi Informasi. e. Tugas pokok Tugas pokok Perpustakaan adalah sebagai berikut: 184 185
Hasil Dokumentasi Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Menyediakan dan mengolah bahan pustaka. 2. Memberikan pelayanan dan pendayagunaan bahan pustaka. 3. Melakukan pelayanan referensi. 4. Melakukan urusan tata usaha perpustakaan. 5. Melakukan seleksi koleksi. 6. Melakukan promosi perpustakaan 2. Struktur Organisasi Tabel II Struktur Organisasi Perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta Tahun 2010 Direktur PPMI Assalaam Surakarta
Kabag. Teknologi dan Informasi
Kasubag. Perpustakaan
Pustakawan Putra
Pustakawan Putri Pengguna
Nama pejabat dalam struktur organisasi a. Direktur I (bidang pendidikan) : Bpk. Drs. Muhammad Maqruf Rohmad b. Direktur II (bid. Adm. Perpust) : Bpk. Arkanudin, S.T. c. TI
: Bpk. Sukarno, M.Pd.
d. Kepala perpustakaan
: Bpk. Saefudin Haryoko, S.E.186
186
Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel III DAFTAR PEGAWAI PEPUSTAKAAN TAHUN 2010187 NO
NAMA
BAGIAN
1
Syaifudin Haryoko, S E
Kasubag
2
Sukirno
Rumah Tangga
3
Dodiek Prasetyo Bakti
Perawatan
4
Jamaluddin
Administrasi
5
Khusnul Yaqin, S Ag
Komputer dan Jaringan
6
Siti Alfiyah, S Ag
Layanan Khusus dan Audio Visual
7
Rapiah, S Ag
Humas dan Litbang
8
Susilowati, S Ag
K Periodikal
9
Antiyah, S Ag
Bendahara
10
Ari Widayati, A Md
Pengadaan
3. Gedung dan Ruang Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menempati gedung baru di sebelah timur di lantai 2 dengan luas ruangan kurang lebih 2.100 m2. perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta mempunyai 8 ruang antara lain: a. Ruang Administrasi b. Ruang Refrensi c. Ruang Audio Visual Putra dan Putri d. Ruang Baca Putri e. Ruang Baca Putra f. Gudang g. Front Office/Sirkulasi h. Ruang Koleksi188 4. Koleksi Pustaka a. Pengadaan bahan pustaka 187
Ibid. Hasil Observasi di Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta. Pada hari Rabu tanggal 03 Maret 2010 pukul 10.00 WIB. 188
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Buku-buku yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam surakarta diperoleh dari: 1) Pembelian: penambahan bahan koleksi perpustakaan yang dilakukan dengan cara membeli bahan koleksi sesuai dengan rencana anggaran tahunan agar kebutuhan yang ada di perpustakaan tersebut dapat dipenuhi. 2) Tukar menukar: melakukan kerja sama dengan perpustakaan lain dengan cara saling tukar-menukar bahan koleksi perpustakaan dengan perpustakaan lain. 3) Hadiah:
pemberian/bantuan
(dropping)
bahan
koleksi
dari
departemen pendidikan nasional dan kantor wilayah Departemen Agama, dan Pemerintah Kabupaten Surakarta, serta santri dan juga wali santri. 4) Penggadaan: dalam hal ini perpustakaan PPMI Assalaam surakarta melakukan penggadaan bahan koleksi dengan cara foto copy.189 b. Pengolahan bahan pustaka Setelah buku-buku baru tersedia (baik dari pembelian, tukar menukar, bantuan (dropping), hadiah), langkah selanjutnya adalah mengolah bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka mencakup kegiatan: inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, pembuatan kartu, kantung kartu, dan pemberian label bahan pustaka. Inventarisasi buku-buku di perpustakaan PPMI Assalaam surakarta adalah dengan memberi tanda kepemilikan (stempel/cap) dan memasukan data ke dalam komputer.190 Langkah selanjutnya adalah katalogisasi, yang memudahkan peminjam dalam penelusuran dan pencarian buku yang diinginkan. Untuk pengklasifikasian, perpustakaan PPMI Assalaam surakarta menggunakan sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). Klasifikasi DDC merupakan klasifikasi yang 189
Wawancara dengan Bpk. Saefudin Haryoko, S.E., selaku kepala bagian perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta, pada hari Kamis tanggal 04 Maret 2010 pukul 11.30 WIB di ruang refrensi. 190 Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
lazim digunakan di berbagai perpustakaan. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:191 Tabel VI Klasifikasi Bahan Pustaka Berdasarkan Klasifikasi DDC NO
PENGELOMPOKAN
KODE
(DDC)
KLASIFIKASI
1
KOLEKSI UMUM
000
2
FILSAFAT DAN PSIKOLOGI
100
3
AGAMA
200
4
ILMU SOSIAL
300
5
BAHASA
400
6
ILMU MURNI
500
7
TEKNOLOGI
600
8
KESENIAN
700
9
KESUSASTERAAN
800
10
SEJARAH,GEOGRAFI DAN BIOGRAFI
900
(DDC versi Islam) 11
ISLAM
2X0
12
ALQUR’AN DAN ILMU TERKAIT
2X1
13
HADITS DAN ILMU TERKAIT
2X2
14
AQAID DAN ILMU KALAM
2X3
15
FIKIH
2X4
16
AKHLAK DAN TASAWUF
2X5
17
SOSIAL BUDAYA
2X6
18 19 20
191
Op.Cit.
FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA ALIRAN DAN SEKTE SEJARAH ISLAM DAN MODERNISASI
2X7 2X8 2X9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Setelah proses klasifikasi, kemudian pemberian label buku (call number), pembuatan kartu buku, kantong buku, slip tanggal dan setelah itu buku disusun di rak buku. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan oleh bagian pelayanan teknis sekaligus sebagai pustakawan di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta.192 5. Layanan Perpustakaan Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta mempunyai beberapa jenis layanan antara lain; a. Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi bertugas melayani peminjaman dan pengembalian pustaka, perpanjangan waktu peminjaman, penagihan pustaka yang terlambat dikembalikan, dan pemberian sanksi terhadap pengguna yang terlambat
mengembalikan
koleksi
serta
menghilangkan
koleksi
perpustakaan yang dipinjam. Sistem pelayanan yang digunakan menerapkan gabungan dua sistem layanan yaitu full open access untuk non referensi serta open access dan close access untuk referensi. Hal ini diterapkan untuk memberi keleluasaan
pengguna sehingga pengguna putra dan putri dapat
mendayagunakan secara maksimal koleksi yang ada tanpa mereka harus berbaur menjadi satu dalam satu ruangan. Tabel V Jadwal Peminjaman Buku Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta193 No
Hari
Waktu
Jam Istirahat
1
Senin
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
2
Selasa
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
3
Rabu
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
4
Kamis
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
192 193
Ibid. Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5
Jum’at
Tutup
Tutup
6
Sabtu
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
7
Minggu
07.00-22.00 WIB
Waktu sholat fardhu
b. Layanan Referensi Layanan referensi bertugas menyediakan layanan penelusuran informasi dimana pengguna yang datang dapat merujuk langsung pada koleksi yang ada seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya, atau pengguna dapat juga meminta informasi yang dibutuhkannya, apabila menemui kesulitan/ hambatan dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. c. Layanan Periodikal Layanan periodikal merupakan unit layanan menyediakan koleksi terbitan berkala berupa majalah dan jurnal. Koleksi ini merupakan wahana komunikasi informasi terbaru karena memuat berbagai topik atau isu menarik dari berbagai peristiwa terkini dengan kala terbit yang bervariasi mulai dari harian, mingguan, bulanan sampai dengan tahunan. d. Layanan Tugas Akhir Layanan tugas akhir merupakan unit layanan yang menyediakan koleksi berupa hasil karya tulis santri yang dikerjakan sebagai bagian dari tugas akhir santri. Pengguna hanya bisa memanfaatkan koleksi tersebut untuk dibaca di tempat yang disediakan dan tidak dapat difotokopi. e. Layanan Audio Visual Layanan audio visual merupakan unit layanan yang menyediakan koleksi audio visual berupa VCD dari berbagai subyek ilmu pengetahuan untuk diputar di ruangan khusus yang telah disediakan beserta fasilitasnya. Layanan audio visual ini diberikan mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB untuk membatasi penggunaan layanan ini pada masa menjelang ujian kegiatan audio visual dihentikan untuk mendukung kegiatan ujian santri.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
f. Layanan Fotokopi Pengguna yang ingin mengkopi dokumen dapat menyerahkan kepada petugas perpustakaan dan hasil kopian dapat diambil keesokan harinya. g. Layanan Administrasi Layanan
ini
berhubungan
dengan
semua
kegiatan
administrasi
perpustakaan seperti keanggotaan, bebas pustaka, denda keterlambatan, denda penggantian buku, informasi kegiatan perpustakaan, pemberian sertifikat-sertifikat dan penghargaan, dan hal lain yang berkaitan dengan surat menyurat perpustakaan.194 6. Keanggotaan Alur pendaftaran anggota perpustakaan PPMI Assalaam surakarta adalah sebagai berikut: a. Pengunjung datang ke perpustakaan secara langsung b. Menemui petugas perpustakaan, mencari informasi dan menyatakan bersedia mematuhi ketentuan dan syarat menjadi anggota perpustakaan c. Mengisi formulir, membayar biaya administrasi Rp. 10.000 dan menyerahkan pas foto 3x4 2 lembar (untuk santriwati wajib berjilbab) d. Jika tidak membawa/mempunyai foto bisa di foto di perpustakaan e. Formulir dan kelengkapan anggota diinventarisasi dan diadministrasikan (transfer foto ke komputer, dicari nomer induk, penyesuaian nama dan kelas dengan no absensi per unit, dsb) f. Formulir dengan administrasi yang sudah lengkap dijilid g. Data-data calon anggota dibawa ke percetakan untuk dicetak h. Setelah kartu selesai dicetak, dikoreksi dan dicocokkan dengan formulir lalu dibuatkan daftar untuk pengumuman i. Kartu bisa diambil dan digunakan untuk peminjaman dan atau keperluan perpustakaan lainnya195
194 195
Ibid. Ibid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7. Sarana dan Prasarana Perpustakaan PPMI Assalaam Untuk melancarkan kegiatan layanan, perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dilengkapi sarana dan prasarana penunjang sebagai berikut: a. Ruangan Ruangan perpustakaan berada dilantai 2 gedung sebelah timur dengan luas ruangan yang memadai. b. Jaringan Komputer Seluruh komputer telah terkoneksi dengan pusat data/ data central (server) sehingga dapat diakses dengan mudah oleh pengguna serta pengelola. c. Sarana Guna menunjang kegiatannya, perpustakaan memiliki sarana yaitu: 1) Komputer pusat data (server) 2) Komputer pelayanan dan pengolahan yang memiliki akses cepat. 3) Komputer OPAC (Online Public Access Catalog) bagi pengguna untuk penelusuran data buku-buku perpustakaan. 4) Ruang baca yang luas. 5) Koleksi yang bervariasi. 6) Koleksi audio visual. 7) Ruang baca infishol antara santriwan dan santriwati. 8) Ruang Audio Visual (AV) infishol untuk santriwan dan santriwati. 9) Pemutaran musik pada jam tertentu dengan menggunakan Player dan Mixer/ unit amplifier yang telah dihubungkan ke beberapa sound blaster/pengeras suara yang terletak di ruang baca dan ruang koleksi. 10) Lamipacking untuk laminating kartu anggota dan lainnya. 11) Scanner untuk memperlancar proses pengolahan koleksi dan kegiatan administrasi lainnya. 12) Digital Camera untuk mendokumentasi kegiatan perpustakaan, kunjungan-kunjungan dari luar civitas PPMI Assalaam dan pelayanan foto kartu anggota. 13) Bengkel koleksi untuk sebisanya memperbaiki buku koleksi yang rusak dengan alat yang dimiliki sendiri untuk menjamin keutuhan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
koleksi ketika dibutuhkan pengguna. (Masih bekerjasama dengan pihak luar).196 Semua alat yang tersedia di perpustakaan merupakan sarana dan prasarana dalam menjalankan pelayanan perpustakaan, dan hal ini sangat menunjang demi kelancaran kerja dalam mengembangkan layanan perpustakaan. C.
Manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Manajemen perpustakaan merupakan berkelanjutan, sehingga dalam pelaksanaannya melibatkan unsur-unsur manajemen yang meliputi perencanaan (planning),
pengorganisasian
(organizing),
pergerakan
(actuacting),
pemberdayaan (empowering), motivasi (motivating), fasilitas (facilitating), pengendalian (controlling), evaluasi (evaluating). 1.
Perencanaan (Planning) Beberapa perencanaan yang dilakukan oleh perpustakaan PPMI Assalaam surakarta adalah sebagai berukut: a. Menyusun program kerja Demi kelancaran kegiatan di perpustakaan, maka perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menyusun rencana anggaran belanja dan menyusun program kerja tahunan. b. Menentukan tenaga pengelola yang profesional Pengelola perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah seorang pustakawan profesional yang diharapkan bisa memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguana jasa perpustakaan, dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan. Dalam hal ini penentuan SDM (Sumber Daya Manusia) dilakukan oleh unit pondok, sedangkan kepala perpustakaan hanya memberi masukan atau menentukan kriteria-kriteria tenaga pustakawan tersebut.197
2.
Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian
adalah
suatu
bentuk
kerja
sama
antara
sekelompok orang, berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerja sama guna 196 197
Ibid. Wawancara dengan Bpk. Saefudin Haryoko, S.E., Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian yang dilakukan oleh perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah dengan membagi tugas dan fungsi kepada masing-masing unit kerja perpustakaan. Tugas dan fungsi unit kerja perpustakaan adalah sebagai berikut:198 a. Kepala Perpustakaan 1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan perpustakaan pesantren b. Unit tata usaha 1) Surat menyurat 2) Keuangan 3) Personalia 4) Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana c. Unit pelayanan teknis 1) Pengadaan bahan pustaka 2) Inventarisasi bahan pustaka 3) Klasifikasi 4) Katalogisasi 5) Membuat perlengkapan buku 6) Menyusun buku-buku d. Unit pelayanan pembaca 1) Melayani peminjaman buku 2) Melayani pengembalian 3) Bimbingan membaca 4) Pembinaan minat baca 5) Bantuan informasi 3.
Pergerakan (Actuacting) Pergerakan berkaitan dengan kegiatan layanan yang dilakukan oleh petugas di perpustakaan, yang berparan penting adalah bagian unit sirkulasi, karena jumlah petugas terbatas,maka kedua unit sirkulasi baik unit sirkulasi putra dan unit sirkulasi putri diisi masing-masing dua
198
Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
petugas untuk melayani peminjaman buku kepada santri/siswa, guru, dan karyawan. Di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta juga diadakan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dalam rangka menggerakan dan meningkatkan semangat belajar santriwan/santriwati lebih khusus untuk meningkatkan minat baca santriwan/santriwati. 4.
Pemberdayaan (Empowering) Ada tiga cara pemberdayaan yang dilakukan oleh PPMI Assalaam Surakarta antara lain: a) Mengoptimalkan SDM perpustakaan Dalam mengoptimalkan SDM perpustakaan, PPMI Assalaam Surakarta mengadakan pelatihan perpustakaan, komputer, seminarseminar tentang perpustakaan. Kegiatan ini disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia. b) Mengoptimalkan sarana dan prasarana perpustakaan Dalam hal ini, PPMI Assalaam Surakarta mengadakan pengadaan barang dan perawatan sarana dan prasarana. c) Mengoptimalkan pengguna/customer perpustakaan Dalam hal ini, PPMI Assalaam Surakarta berusaha membangkitkan minat baca santriwan/santriwati dengan cara membuat kegiatankegiatan yang membuat mereka datang ke perpustakaan, seperti lombalomba.199
5.
Motivasi (Motivating) Dalam
memotivasi
para
pustakawan,
kepala
perpustakaan
melakukan sacara rutin (harian) lewat pertemuan. Ada sistem penghargaan bagi pustakawan yang paling rajin, dan ada teguran bagi pustakawan yang lupa/melalaikan tugasnya. 6.
Fasilitas (Facilitating) Fasilitas berkaitan dengan keinginan para pustakawan dan pengguna perpustakaan PPMI Assalam Surakarta. Dalam hal ini 199
Wawancara dengan Bpk. Saefudin Haryoko, S.E., Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta membuka diri kepada pustakawan dan para pengguna perpustakaan dengan cara polling, dengan cara ini perpustakaan PPMI Assalam mengetahui keinginan dan harapan para pustakawan
dan
pengguna
perpustakaan
PPMI
Assalaam.
Untuk
pustakawan perpustakaan PPMI Assalaam memfasilitasi komputer, pelatihan penguasaan alat-alat dll. 7.
Pengendalian (Controlling) Keseluruhan kegiatan perpustakaan dikendalikan oleh pengelola dan seluruh karyawan. Dalam rangka pengendalian ini pihak pesantren khususnya pihak perpustakaan melakukan pengendalian dalam bentuk tata tertib yang ada, hal ini bertujuan untuk mentertibkan dan memaksimalkan pelayanan kepada pengunjung khususnya santriwan dan santriwati. Adapun tata tertib perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah sebagai berikut:200 a. Pengunjung
diperbolehkan
menggunakan seluruh
layanan
yang
diberikan oleh perpustakaan b. Dimohon pengunjung
ikut
menjaga kebersihan, kerapian, dan
kesopanan di perpustakaan c. Seluruh pengunjung
diharapkan dapat bekerjasama dengan peugas
perpustakaan d. Staf/petugas perpustakaan berhak menegur dan meminta kepada pemakai yang dianggap mengganggu ketenangan suasana, untuk meninggalkan perpustakaan e. Pengunjung dimohon untuk mentaati peraturan yang ditetapkan di perpustakaan f. Pengunjung pria dan wanita (infishol) sesuai dengan tempat yang disediakan
200
Hasil observasi terhadap dokumentasi perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta, pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2010. pukul 13.25 WIB.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8.
Evaluasi (Evaluating) Evaluasi dalam hal ini dilakukan dalam rangka mengetahui kekurangan dan kelemahan sehingga pada akhirnya dibuat dasar pijakan terhadap langkah dan kebijakan selanjutnya yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta. Misalnya dari segi pelayanan, dana, bahan pustaka, yang
diperlukan
oleh
peminjam,
penataan
ruangan,
dan
sarana
prasarananya. Evaluasi yang dilakukan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta yaitu secara periodik, yaitu mingguan, semesteran, dan tahunan. Untuk evaluasi mingguan dilakukan dengan cara mengevaluasi diri apakah selama satu minggu apa yang telah kita kerjakan sesuai dengan program yang telah direncanakan. kalau belum sesuai dibenahi diri para pustakawan dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Adapun tujuan diadakannya evaluasi di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah sebagai berikut:201 a. Agar tidak lepas dari program-program yang telah dibuat dalam rencana anggaran pada awal tahun agar tujuan dapat tercapai b. Untuk menciptakan satu visi dan misi c. Untuk mengetahui kinerja para putakawan dan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, serta hambatan dan tantangan (SWOT), sehingga ke depannya akan lebih baik. D. Manajemen Perpustakaan dan Peranannya dalam Peningkatan Mutu Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dalam mengelola perpustakaan berusaha semaksimal mungkin dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Sebagai hasil di lapangan bahwa perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta telah melaksanakan berbagai cara yaitu: Pertama, perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menyediakan bukubuku yang relavan dan melengkapi bahan pustaka. Perpustakaan ppmi assalaaam surakarta memiliki jumlah koleksi sekitar 17.000 ekslampar dari berbagai bidang 201
Wawancara dengan Bpk. Saefudin Haryoko, S.E., Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
di siplim ilmu, baik ilmu agama, ilmu umum dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Semakin banyak koleksi bahan pustaka dan semakin banyak santri/siswa membaca, maka santri/siswa akan memperoleh keilmuan yang luas.202 Kedua, menyediakan layanan-layanan. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta mempunyai beberapa jenis layanan antara lain; 1. Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi bertugas melayani peminjaman dan pengembalian pustaka, perpanjangan waktu peminjaman, penagihan pustaka yang terlambat dikembalikan, dan pemberian sanksi terhadap pengguna yang terlambat mengembalikan koleksi serta menghilangkan koleksi perpustakaan yang dipinjam. Sistem pelayanan yang digunakan menerapkan gabungan dua sistem layanan yaitu full open access untuk non referensi serta open access dan close access untuk referensi. Hal ini diterapkan untuk memberi keleluasaan pengguna sehingga pengguna putra dan putri dapat mendayagunakan secara maksimal koleksi yang ada tanpa mereka harus berbaur menjadi satu dalam satu ruangan. 2. Layanan Referensi Layanan referensi bertugas menyediakan layanan penelusuran informasi dimana pengguna yang datang dapat merujuk langsung pada koleksi yang ada seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya, atau pengguna dapat juga meminta informasi yang dibutuhkannya, apabila menemui kesulitan/ hambatan dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. 3. Layanan Periodikal Layanan periodikal merupakan unit layanan menyediakan koleksi terbitan berkala berupa majalah dan jurnal. Koleksi ini merupakan wahana komunikasi informasi terbaru karena memuat berbagai topik atau isu menarik dari berbagai peristiwa terkini dengan kala terbit yang bervariasi mulai dari harian, mingguan, bulanan sampai dengan tahunan. 202
Wawancara dengan Bpk. Saefudin Haryoko, S.E., Op.Cit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4. Layanan Tugas Akhir Layanan tugas akhir merupakan unit layanan yang menyediakan koleksi berupa hasil karya tulis santri yang dikerjakan sebagai bagian dari tugas akhir santri. Pengguna hanya bisa memanfaatkan koleksi tersebut untuk dibaca di tempat yang disediakan dan tidak dapat difotokopi. 5. Layanan Audio Visual Layanan audio visual merupakan unit layanan yang menyediakan koleksi audio visual berupa VCD dari berbagai subyek ilmu pengetahuan untuk diputar di ruangan khusus yang telah disediakan beserta fasilitasnya. Layanan audio visual ini diberikan mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB untuk membatasi penggunaan layanan ini pada masa menjelang ujian kegiatan audio visual dihentikan untuk mendukung kegiatan ujian santri. 6. Layanan Fotokopi Pengguna yang ingin mengkopi dokumen dapat menyerahkan kepada petugas perpustakaan dan hasil kopian dapat diambil keesokan harinya. 7. Layanan Administrasi Layanan ini berhubungan dengan semua kegiatan administrasi perpustakaan seperti keanggotaan, bebas pustaka, denda keterlambatan, denda penggantian buku, informasi kegiatan perpustakaan, pemberian sertifikat-sertifikat dan penghargaan, dan hal lain yang berkaitan dengan surat menyurat perpustakaan.203 Ketiga, pihak pesantren melakukan pengelolaan dan pembinaan yang komprehensif
terhadap
semua
komponen
yang
ada
dengan
tidak
mengesampingkan kemajuan-kemajuan teknologi yang ada sekarang ini. Dalam hal ini perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menyediakan sarana dan prasarana berupa komputer dan Hot Spot Area. Dengan adanya Hot Spot Area
203
Dokumentasi perpustakaan PPMI assalaam surakarta.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ini, santri/siswa dapat memperoleh informasi dan cakrawala keilmuan secara cepat dan mudah204 Dengan adanya pelayanan yang baik sekaligus tempat dan sarana yang baik dan nyaman santri/siswa menjadi lebih semangat dan merasa nyaman ketika sedang membaca buku di perpustakaan205. Santri/siswapun memiliki cakrawala keilmuan yang luas.206 Di sela-sela istirahat (waktu istirahat) dan jam kosong banyak siswa/santri yang datang ke perpustakaan dan meminjam buku untuk dibaca di asrama.207 Walhasil, pengelolaan dan penyelenggaraan perpustakaan dewasa ini menghendaki adanya pengelolaan dan penyelenggaraan secara profesional, baik mengenai sumber daya manusia, jenis layanan, menyediakan buku yang relavan, sarana dan prasarana maupun teknologi informasi. Manajemen dalam hal ini pengelolaan yang baik akan mampu menggerakkan semua komponen yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna. Hal inilah yang masih terus dilakukan dan diupayakan oleh perpustakaan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam dalam rangka peningkatan mutu pesantren. Misalnya seringkali dari pihak perpustakaan mengadakan pelatihan kepustakaan bersama, dan secara intensif seringkali mengadakan pembinaan terhadap komponen yang ada.
204
Wawancara dengan Bpk. H. Sukarno, M.Pd., selaku kepala TI (Teknologi dan Informasi) PPMI Assalaam Surakarta, pada hari Sabtu tanggal 06 Maret 2010 pukul 14.30 WIB di ruang kepala TI (Teknologi dan Informasi). 205 Wawancara dengan Sarah, (Jember) siswa kelas VIII internasional pada hari Rabu tanggal 03 Maret 2010 setelah proses KBM di perpustakaan 206 Wawancara dengan Imam Alamsyah (Yogyakarta) kelas X F pada hari Selasa tanggal selasa 02 Maret 2010. 207 Hasil observasi langsung pada hari Kamis tanggal 04 Maret 2010 di sela-sela istirahat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM PENINGKATAN MUTU PESANTREN
Data yang telah tersusun dari Bab III tentang peran perpustakaan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
manajemen
analisis kualitatif
dengan menggunakan pola pikir induktif untuk memperoleh penjelasan mengenai obyek yang diteliti, sedangkan teknik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan data yaitu dengan menggunakan teknik triangulasi, baik triangulasi sumber maupun triangulasi metode. Selanjutnya penulis analisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh kejelasan mengenai objek yang diteliti. Realita di lapangan harus diuraikan dengan sebenar-benarnya dan apa adanya, sehingga akan terlihat sebagai hal yang menjadi kekurangan dan kelebihan pada obyek yang diteliti. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar para pembaca setelah membaca dan memahami dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta mempunyai peran yang tidak sedikit terhadap peningkatan mutu lembaga pendidikan. Selain itu pembaca juga dapat mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perpustakaan di sebuah pesantren dan sekolah bisa menjadi sebuah perpustakaan yang ideal dan diidolakan. Di samping itu pembaca juga dapat mempelajari dari hasil penelitian di PPMI Assalam Surakarta ini sebagai pengalaman yang sekiranya dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan dan pijakan dalam mengelola perpustakaan demi kemajuan dan eksistensi perpustakaan itu sendiri di masa mendatang. Sebelum lebih lanjut dalam analisis ini perlu diketahui bersama bahwa salah satu sarana pendidikan yakni perpustakaan mutlak diperlukan di sebuah lembaga pendidikan khususnya pesantren dan sekolah. Perpustakaan diibaratkan sebagai jantung yang mana keberadaannya sangat berfungsi dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Di samping itu juga peprustakaan yang dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip-prinsip
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
manajerial yang ada akan berpengaruh besar terhadap peningkatan mutu pendidikan di pesantren maupun sekolah yang ada. Adapun yang menjadi analisis penulis dalam bab ini meliputi; analisis terhadap keberadaan perpustakaan di PPMI Assalaam Surakarta, analisis terhadap manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dan analisis peran manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta terhadap peningkatam mutu pesantren. Sebagai deskripsi dan penjelasannya dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut: A. Analisis Terhadap Keberadaan Perpustakaan di PPMI (Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta). 1.
Lokasi Perpustakaan Seperti dijelaskan dalam bab III bahwa lokasi perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta berdekatan dengan asrama pondok putra dan putri juga berdekatan dengan ruang kelas. Hal ini menjadi sebuah kelebihan tersendiri dan ketertarikan santri/siswa untuk berkunjung ke pepustakaan. Di samping itu juga perpustakaan yang letaknya berdekatan dengan kelas akan lebih representif dibandingkan dengan perpustakaan yang letaknya jauh dari ruang kelas. Lokasi perpustakaan yang berada di tengah-tengah antara asrama putra dan putri dan dekat dengan ruang belajar atau ruang kelas tentunya akan memberi dampak pada santri/siswa misalnya santri/siswa akan cepat memperoleh materi/informasi yang mereka butuhkan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Mungkin tidak salah kalau dikatakan bahwa lokasi perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sangat cocok sesuai dengan tata ruang yang ada. Konstruk perpustakaan ini tidak banyak dimiliki oleh perpustakaan pondok/sekolah lain. 2. Keadaan Gedung dan Ruang Perpustakaan Di dalam perpustakaan, sarana lain yang tak kalah penting dan perlu diperhatikan adalah keadaan gedung dan ruang perpustakaan pondok. Pemeliharaan gedung perpustakaan merupakan bagian penting dan perlu mendapat perhatian. Gedung yang terpelihara dengan baik, bersih , nyaman
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dan rapi akan menjadi ketertarikan tersendiri bagi siswa/santri untuk berkunjung ke perpustakaan dan membuat mereka betah berada di perpustakaan. Supaya gedung terlihat indah dan asri maka perawatan dan pemeliharaannya perlu ditangani secara optimal. Perpustakaan pesantren/sekolah merupakan wahana/sarana yang berorientasi pada pelayanan dalam bentuk jasa dan orang yang datang memanfaatkannya biasanya secara sukarela. Untuk dapat memikat dan menarik pengunjung agar mau datang ke perpustakaan, salah satu cara yang dilakukan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta menempati sebuah gedung baru di sebalah timur di lantai 2 dengan luas ruagan kurang 2.100 m2. perpustakaan PPMI Asssalaam Surakarta memiliki 8 ruang antara lain: a). Ruang administrasi, b). Ruang refrensi, c). Ruang audio visual putra dan putri, d). Ruang baca putra, e). Ruang baca putri, f). Gedung, g). Front office/sirkulasi, h). Ruang koleksi. Untuk tingkat sebuah pesantren modern, maka ruangan tersebut telah memenuhi syarat karena berada di tempat yang strategis dan juga kondusif, dikatakan kondusif dikarenakan letaknya jauh dari keramaian. Penataan ruangannya pun dibuat senyaman mungkin agar pengunjung merasa betah berada di ruang perpustakaan. Pengelola perpustakaan juga harus menyenangkan dan bersikap ramah, karena tugas yang dibeikan adalah sebagai pelayanan jasa sehingga sikap dan kepribadian pengelola/petugas perpustakaan sangat mempengaruhi minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh karena fasilitas gedung dan ruang perpustakaan ini perlu dirawat dengan baik agar keberlangsungan budaya baca siswa dapat berjalan dengan baik. Apapun kondisi gedung dan ruang perpustakaan tentu akan membawa dampak lebih-lebih kenyamanan santri/siswa pada waktu berada di perpustakaan. 3. Koleksi Pustaka dan klasifikasi Perustakaan PPMI Assalaam Surakarta memiliki koleksi buku kurang lebih 17.000.00, yang mencakup berbagai bidang disiplin ilmu.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Bahan pustaka yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta terdiri dari buku-buku dan bukan berupa buku-buku (Non Book Material). Bahan pustaka yang bukan berupa non buku (Non Book Material) diantaranya adalah majalah, buletin, surat kabar, artikel, peta karya tulis santri/siswa. Selain itu juga alat-alat pandang dengar (Audio Visual), seperti OHP, TV, tape recorder, dan sebagainya. Kaitannya dengan persediaan koleksi, perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta memperolehnya dari pembelian, dropping/bantuan, dan hadiah. Selain itu perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta
juga melakukan
kerjasama dengan perpustakaan dari sekolah lain. Langkah selanjutnya adalah pengolahan bahan pustaka. Untuk klasifikasi yang dilakukan oleh perpustakaan sudah tepat karena menggunakan panduan sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Clasification). Hal ini sangat memudahkan bagi pengguna dalam penelusuran. 4. Sarana penunjang Sarana penunjang lain yang dimiliki oleh perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta diantaranya adalah jaringan komputer, dan pemutar musik yang dihubungkan dengan sound di ruang baca dan ruang koleksi. Alat-alat tersebut dapat digunakan sebagai sarana hiburan di sela-sela membaca. Terkadang orang merasa jenuh atau capek ketika membaca, sebgagai selingannya adalah dengan mendengarkan musik dengan alunan yang mengasikan suasana dalam arti tidak bising ditelinga. Untuk sarana komputer, di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta bukan hanya petugas yang memakainya, akan tetapi santri/siswa juga bisa memanfaatkannnya untuk mencari data yang berhubungan dengan perpustakaan. Hal ini sangat memudahkan bagi pengelola dan pengguna karena komputer sudah terkoneksi dengan pusat data/data sentral (server), selain itu komputer juga bisa di manfaatkan untuk mengakses internet sebagai penunjang sumber informatif bagi siswa. Dengan adanya fasilitas internet ini santri/siswa akan lebih mudah mendapatkan bahan bacaan atau informasi yang dibutuhkan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Analisis Manajemen Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta. Peningkatan mutu pesantren adalah tanggung jawab bersama pelaku pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang diinginkan, maka komponen-komponen pendidikan harus ditata dan dikelola secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah input pendidikan seperti sarana pondok yaitu perpustakaan. Manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dilaksanakan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen, yaitu meliputi perencanaan (Planning),
pengorganisasian
(Organizing),
pergerakan
(Actuacting),
pemberdayaan (Empowering), motivasi (Motivating), fasilitas (Facilitating), pengendalian (Controlling) dan evaluasi (Evaluating). 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan aktivitas yang menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yanag akan dilakukan. Perencanaan yang dilakukan di perpustakaan
PPMI
Assalaam
Surakarta
adalah
untuk
menopang
realisasinya fungsi perpustakaan itu sendiri. Fungsi utama perpustakaan adalah sebagai pusat sumber belajar. Keberadaannya berhubungan langsung dengan proses KBM (kegiatan belajar mengajar). di kelas, sehingga dalam memanajemen
perpustakaan
dibutuhkan
tenaga
pustakawan
yang
profesional. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta telah mempunyai tenaga pustakawan yang berperan penting dalam membina, mengembangkan, serta memajukan perpustakaan. Dalam merencanakan suatu program yang berkaitan dengan manajerial perpustakaan, para pustakawan sangat memperhatikan kondisi yang ada. Sehingga segala sesuatunya sudah diperhitungkan
matang-matang.
Sehingga
perencanaan
yang
telah
direncanakan oleh perpustakaan terealisasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian
merupakan
suatu
bentuk
kerjasama
antara
sekelompok orang untuk bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian perpustakaan yang profesional dapat dilihat dari pengelolaannya, jumlah pengunjungnya, dan kelengkapan sarana dan prasarananya, sehingga pemakai jasa perpustakaan merasa nyaman dan betah ketika berkunjung ke perpustakaan. Sebagai jantung pesantren, perpustakaan mempunyai peran sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, maka perpustakaan harus difungsikan secara maksimal. Di dalam pengelolaannya perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab masingmasing unit kerja. 3. Pergerakan (Actuacting) Fungsi pergerakan dalam
manajemen perpustakaan adalah
berkaitan dengan segala aktivitas yang diselenggarakan oleh perpustakaan, yaitu sistem layanan. Layanan perpustakaan merupakan penyediaan segala bentuk informasi kepada pengguna jasa dan penyediaan segala alat bantu penelusuran. Secara umum sistem layanan perpustakaan terbagi menjadi dua; sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup, sistem layanan terbuka merupakan suatu layanan yang memberikan kebebasan kepada pemakai
perpustakaan,
sedangkan
sistem
layanan
tertutup
tidak
memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Sistem layanan yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah menerapkan gabungan dua sistem layanan yaitu full open access (layanan terbuka) untuk non refrensi serta open access dan close acscess untuk refrensi. Dalam sistem layanan terbuka, para pengguna bebas mencari bahan pustaka yang dibutuhkan tanpa harus diambilkan oleh petugas perpustakaan. Layanan yang di maksud meliputi layanan peminjaman (sirkulasi) dan layanan administrasi. kedua sistem layanan ini sudah dilaksanakan dengan baik di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta, hal ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dikarenakan, ditangani dan dikelola oleh petugas yang profesional dan berkompeten di bidangnya. Tetapi dalam sistem open access dan close acscess untuk refrensi masih disayangkan, karena hanya memilki satu ruang sehingga pengguna perpustakaan antara santriwan dan santriwati harus bergantian dan buku hanya boleh dibaca di tempat. Diharapkan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta bisa menambah satu ruang lagi untuk ruang ferrensi dan jumlah koleksi, sehingga setiap hari santriwan dan santriwati bisa menggunakan fasilitas tersebut. Sistem peminjaman buku selama ini dengan batasan satu minggu dengan
jumlah
peminjaman
maksimal
tiga
buku.
Adapun
untuk
keterlamabatan pengembalian, santri/siswa diberi sanksi keterlambatan pengembalian sebesar Rp. 500,00 per buku per hari; hal ini juga sudah tepat dan dirasa tidak terlalu memberatkan, uang dari hasil penarikan sanksi bagi siswa/santri yang mengembalikan terlambat tersebut digunakan untuk biaya perawatan dari buku-buku yang sudah rusak. Pemberian sanksi ini juga melatih siswa untuk lebih disiplin dan bertanggungjawab. 4. Pemberdayaan (Empowering) Pemberdayaan atau empowering merupakan pemberian kekuasaan atau wewenang oleh atasan kepada bawahan untuk melakukan sesuatu tanpa harus memperoleh persetujuan dari siapapun. Akan tetapi pimpinan juga harus mengerahkan tentang apa tugas dan wewenangnya sehingga tugas dan wewenangnya bisa diselesaikan dengan maksimal. Ada tiga cara pemberdayaan yang dilakukan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta antara lain; mengotimalkan SDM perpustakaan, mengoptimalkan sarana dan prasarana perpustakaan, dan mengoptimalkan pengguna perpustakaan. Dengan adanya pemberdayaan dari kepala perpustakaan, maka akan tumbuh motivasi dari pustakawan untuk tetap bekerja keras dalam memajukan organisasi tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5. Motivasi (Motivating) Motivasi sangat diperlukan, karena denagan adanya motivasi dari atasan kepada bawahan, tentunya bawahan akan lebih semangat dalam melaksanakan tugas yang telah diwewenangkan kepadanya. Di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta kepala perpustakaan telah memberikan motivasi kepada bawahannya melalui pertemuan setiap hari. Dalam hal ini ada sistem reward berupa hadiah/penghargaan bagi pustakawan yang rajin dan tekun, dan sanksi bagi pustakawan yang melalaikan tugasnya. Dengan adanya motivasi dan sistem reward maka pustakawan akan lebih semangat dalam melaksanakan tugasnya. 6. Fasilitas (Facilitating) Penyediaan fasilitas berupa sarana dan prasarana dalam sebuah perpustakaan sangatlah penting, karena dengan adanya fasilitas yang memadai akan membuat pustakawan dan pengguna perpustakaan akan merasa senang. Berhubungan dengan
fasilitas,
perpustakaan
PPMI
Assalaaam
Surakarta telah memberikan fasilitas kepada pustakawan dan para pengguna perpustakaan. Dengan adanya fasilitas yang memadai akan membuat pustakawan merasa senang dan mudah dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dan para pengguna perpustakaan akan merasa senang dan betah ketika berkunjung ke perpustakaan. 7. Pengendalian (Controlling) Setiap pelaksanaan suatu program memerlukan adanya pengendalian. Pengendalian
bertanggungjawab
terhadap
efektifitas
program
yang
dilaksanakan. Oleh karena itu pengendalian haruslah diteliti ada tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Adanya sistem manajemen di atas tentu tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal kalau tidak adanya penegndalian dari semua pihak. Pengendalian ini dimaksudkan agar segala sesuatu yang dilakukan dan yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
akan dilakukan terkontrol dan terarah, sehingga dalam pelaksanaannya akan menuai hasil yang maksimal. Kaitannya dengan perpustakan di PPMI Assalaam Surakarta ini, pengelolaannya harus disertai adanya pengontrolan yang baik dari pihak yang berkompeten. Sebagai salah satu jalan dalam rangka pengendalian, maka di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dibuat tata tertib pengunjung sebagaimana tertuang dalam Bab III. 8. Evaluasi (Evaluating) Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program maka diperlukan adanya evaluasi. Setiap evaluasi berpegang pada rencana tahunan tujan yang hendak dicapai. Oleh karena itu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengelola perpustakaan tidak hanya di akhir periode saja, melainkan juga dalam prosesnya, yaitu mingguan, semesteran, dan akhir tahun. Di dalam evaluasi perpustakaan PPMI Assalaam pun melibatkan santri/siswa dengan cara menyediakan kotak suara sebagai sarana penyampaian aspirasi pengunjung secara langsung. Dalam pengevaluasian masih banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh pengelola perpustakaan antara lain; minimnya dana operasional untuk perpustakaan, dan terbatasnya tenaga pengelola yang mempunyai keahlian di bidang ilmu perpustakaan, masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di perpustakaan. C. Analisis Peran Manajemen Perustakaan PPMI Assalaam Surakarta Terhadap Peningkatan Mutu Pesantren. Sebagaimana diketahui bahwa pengelolaan perpustakaan merupakan bagian dari hal yang harus diperhatikan dalam suatu lembaga pendidikan termasuk pesantren. Setiap perpustakaan yang ada akan bermakna dan berfungsi bagi santri/siswa khususnya dan bagi semua pelaku pendidikan pada umumnya, jika dikelola dengan optimal serta memperhatikan prinsip-prinsip manajerial yang ada. Salah satu yang harus diusahakan oleh pihak pengelola perpustakaan adalah meningkatkan mutu pesantren yang tercermin pada prestasi sekolah dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
prestasi belajar siswa yang ada. Oleh karena itu salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah pengelolaan perpustakaan pesantren/sekolah yang optimal. Hal yang dapat diberikan dalam rangka peningkatan mutu pesantren diantaranya adalah penyediaan buku-buku yang relavan, baik buku pelajaran maupun buku-buku umum yang dapat menunjang proses belajar santri/siswa; menyediakan jenis-jenis layanan seperti: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan periodikal, layanan tugas akhir, layanan audio visual, layanan fotokopi dan layanan administrasi; dan menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap seperti komputer dan Area Hot Spot. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan personil di pesantren tersebut. Kepala pesantren sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan pesantren perlu meningkatkan kinerjanya sebagai pemimpin, pengawas, di samping itu juga komponen/personil pendidikan yang lain yang berada di pesantren tersebut. Guru sebagai pemeran utama program pendidikan dan pembelajaran, karena guru merupakan personil sekolah yang berinteraksi langsung dengan santri/siswa dalam kegiatan mendidik dan mengajar. Gurulah pelaksana terdepan pendidikan
siswa-siswa
di
pesantren/sekolah.
Berhasil
tidaknya
upaya
peningkatan kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kemampuan yang ada pada guru dalam mengemban tugas pokok sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di sekolah. Akan tetapi hal ini tidak dijadikan tutup mata terhadap pengelolaan perpustakaan itu sendiri. Adanya pengelolaan perpustakaan pesantren yang melibatkan semua komponen yang ada tentu akan berpengaruh pada proses belajar mengajar lebih lanjut akan berpengaruh pada peningkatan mutu pesantren. Oleh karena itu kepala pesantren, guru, siswa/santri maupun komponenkomponen lain agar senantiasa memperhatikan dan memanfaatkan perpustakaan secara optimal dalam rangka peningkatan mutu pesantren. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dalam hal ini, kaitannya dengan memanajemen perpustakaan berusaha semaksimal mungkin dalam rangka peningkatan mutu pesantren. Sebagai hasil di lapangan bahwa perpustakaan PPMI
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Assalaam Surakarta telah melaksanakan beberapa langkah dantaranya adalah: pertama, peyediaan buku-buku yang relavan, baik buku pelajaran maupun bukubuku umum yang dapat menunjang proses belajar santri/siswa, Penyediaan bukubuku yang diperlukan ini sangat membantu proses belajar mengajar (PBM) di dalam kelas. Siswa dapat meminjam buku yang diperlukannya, sehingga PBM menjadi lebih efektif karena guru sudah tidak perlu mencatat di depan kelas. Guru tinggal mengulas pelajaran dan memberi stimulus siswa dengan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan pembahasan mata pelajaran saat itu; kedua, menyediakan jenis-jenis layanan seperti: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan periodikal, layanan tugas akhir, layanan audio visual, layanan fotokopi dan layanan administrasi. Dengan adanya berbagai jenis layanan ini diharapkan santri/siswa akan merasa senang dan betah ketika berada di dalam perpustakaan, hal ini tentunya disertai dengan keramahan dari pustakawan ketika melayani santri/siswa; ketiga, menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap seperti komputer dan Area Hot Spot. Dengan adanya Area Hot Spot ini, santri/siswa dapat memperoleh informasi dan cakrawala keilmuan secara cepat dan mudah. Dari pemaparan di atas jelas kiranya bahwa manajemen perpustakaan di PPMI Assalaam Surakarta sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pesantren. Meskipun demikian bukan berarti tidak memiliki kekurangankekurangan, akan tetapi kekurangan-kekurangan itu nampaknya oleh pengelola perpustakaan selalu direspon dan dicari solusinya secara bertahap.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisa data yang diperoleh dari literatur maupun data dari lapangan, dengan pembahasan skripsi yang berjudul “Peran Manajemen Perpustakaan dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta)”, maka dapat ditarik kesimpulan, yakni sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa manajemen perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sudah baik, karena menggunakan prinsip-prinsip (planning),
manajemen
pengorganisasian
yang
(organizing),
meliputi; perencanaan
pergerakan
(actuacting),
pemberdayaan (empowering), motivasi (motivating), fasilitas (facilitating), pengendalian (controlling), evaluasi (evaluating). Adapun perencanaan (planning) ditunjukkan dengan menentukan tenaga pustakawan yang profesional di bidangnya dan menyusun program kerja perpustakaan; pengorganisasian (organizing) ditunjukkan dengan membagi tugas dan fungsi kepada masing-masing unit kerja perpustakaan; pergerakan (actuacting) ditunjukkan dengan kegiatan layanan di perpustakaan, meliputi layanan peminjaman/sirkulasi
dan
administrasi;
pemberdayaan
(empowering)
ditunjukkan dengan mengoptimalkan SDM perpustakaan, mengoptimalkan sarana dan prasarana, dan mengoptimalkan pengguna perpustakaan; motivasi (motivating) ditunjukkan dengan adanya pemberian semangat dan dorongan dari kepala perpustakaan kepada bawahan atau pustakawan; fasilitas (facilitating) ditunjukkan dengan pemberian fasilitas kepada pustakawan dan kepada pengguna perpustakaan; pengendalian (controlling) ditunjukkan dengan peranan manajerial perpustakaan dalam menertibkan perpustakaan; evaluasi (evaluating) ditunjukkan dengan penilaian berbentuk laporan pertanggungjawaban pada akhir periode, sehingga diketahui kelebihan, kekurangan, dan hambatan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Manajemen perpustakaan dalam rangka peningkatan mutu pesantren adalah dengan cara mengelola perpustakaan secara optimal dengan disertai langkahlangkah seperti: peyediaan buku-buku yang relavan, baik buku pelajaran maupun buku-buku umum yang dapat menunjang proses belajar santri/siswa; menyediakan jenis-jenis layanan seperti: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan periodikal, layanan tugas akhir, layanan audio visual, layanan fotokopi dan layanan administrasi; dan menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap seperti komputer dan Area Hot Spot. B. Saran-saran Setelah pembahasan tema skripsi ini, harapan penulis agar pikiran-pikiran dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru, sebagai guru yang baik hendaknya: a. Memberikan tugas-tugas kepada santri/siswa
untuk
membaca di
perpustakaan dan hasilnya dilaporkan kepada guru. b. Memberikan tugas, baik tugas kelompok atau individual yang refrensinya ada di perpustakaan pesantren tersebut. c. Pada waktu-waktu tertentu pembelajaran dilakukan di perpustakaan. 2. Santri/siswa sebagai santri/siswa yang baik hendaknya: a. Tidak mencoret-coret maupun merobek buku. b. Menjaga ketertiban dan ketenangan dalam perpustakaan. c. Mentaati peraturan yang berlaku di perpustakaan. 3. Pimpinan Perpustakaan a. Mengusahakan tersedianya buku-buku kepustakaan sesuai dengan kebutuhan santri/siswa dan guru. b. Mendorong guru maupun santri/siswa untuk memanfaatkan perpustakaan seoptimal mungkin. c. Menyediakan petugas perpustakaan (pustakawan) yang profesional sesuai dengan kualifikasinya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4. Pustakawan, sebagai pustakawan hendaknya: a. Mengatur tata letak dan penempatan buku-buku secara tertib, rapi, dan mudah untuk mencari buku-buku tersebut. b. Menyediakan presensi bagi para pengguna perpustakaan sebagai bahan laporan pada pimpinan untuk berbagai kepentingan. c. Menjaga kebersihan, keindahan, dan kenyamanan ruangan perpustakaan bagi pengguna perpustakaan. d. Melakukan identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis buku/refrensi yang dibutuhkan oleh santri/siswa. e. Mengatur jadwal kegiatan perpustakaan bagi santri/siswa dan guru. C. Penutup Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari, dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan untuk menuju kesempurnaan tulisan ini. Dan akhirnya penulis hanya bisa bedo’a dan berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang mau membaca, memahami dan mengamalkan apa yang ada di dalam skripsi ini. Amin.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara, 2005. Admodiwiro, Soebagyo, Manajemen Pendidikan Inonesia, Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000. Al Hamdani, Djaswidi, Pengembangan Kepemimpinan Transformasional Pada Lembaga Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa Auli 2005. Anwar, Saifuddin Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1988.. Ashad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Banawi, Imam, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam Studi Tentang Daya Tahan Pesantren Tradisional, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993. Basuki, Sulistiyo Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Basuki, Sulistiyo, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Basuki, Sulistiyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Bush, Tony & Marianne Coleman, Leadership & Strategic Management in Education- Manajemen Strategis kepemimpinan Pendidikan,terj. Fahrurrozi, Yogyakarta:IRCiSoD, 2006. Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT. Gramedia Sarana Indonesia, 2001. Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT Gramedia Widiasari Indonsia, 2001. Daulay, Haidar Putra Historisitas Dan Eksistensi Pesantren Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dawam Ainurrafiq, dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Sapen: Listafarika Putra,2005 Denim, Sudarwan, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cet. I. _______________, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2002, Cet. I. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Asy Syifa, 2001. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Edisi III, Cet. III. Departemen Pendidkan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, Edisi III, Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Kyai Jakarta: LP3ES, 1982. E. Mulyasa, Manajemen Berbasisis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003. Echois, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1997, Cet XXIV, Fahidin, dan Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995. Gaspersz, Vincent, Total Quality Management, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2000. Haederi, Amin, dkk, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Komplesitas Global, Jakarta: IRD PRESS, 2004. Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1990. Hasibuan, Malayu, S.P. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara,2007.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Imarah, Musthafa Muhammad, Jawahir Al-Bukkari, Mesir: Al-Maktabah AlTijariyah Al-Kubra, 1371 H. J, Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, Cet. XVII. Jerome, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, terj. Yosal Iriantara, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005. Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1987. L Sisk, Henry, Principles of Management, Ohio: South Western Publishing Company, 1969. Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER, 2007, Cet. I. Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta: GAMA MEDIA, 2005. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Islam Dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000. Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta:INIS, 1994. Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992. Mujahidin, Endin, Pesantren Kilat Alternatif Pendidikan Agama di Luar Sekolah, Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2005. Nata, Abudin, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, PRENADA MEDIA, Edisi ketiga, 2003. Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta, PT GRASINDO, 2003. Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah. Teori Model dan Aplikasi Jakarta: Grasindo, 2003. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta :Bp. Citra Jaya, 2005.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Poerwodarmita, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Prasodjo, Soedjoko Profil Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1924. . Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. 7. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, Edisi III Qomar,
Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, 2006.
Metodologi
Menuju
Rianto, Yatim, Metode Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, Surabaya: SIC, 1996. Rohani, Ahamad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 S , Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 2004, Cet. 4. Safaria, Triantoro Kepemimpinan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, Cet. I. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2000, hlm. 52. Saleh, Ibnu Ahmad, Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1999, Cet. VIII. Sallis, Edward, Total Quality Management In Education Management Mutu Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2006. Sharplin, Arthur, Strategic Manajement, United States of America: McGrawHill,Inc, 1985. Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2005, Cet. III. Sudjana Nana, dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta, 2003, Cet. 1. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. ALVABETA, 2008. Sukiwa, Iwa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung: TARSITO, 1986. Sulistia, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995. Sumardji, P. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, yogyakarta: kanilius, 1991. Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyararakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. ______________, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakata Informasi, Jakarta: Pantai Rei, 2005. Syukur NC, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004. Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam 2, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: Cv. Aneka Ilmu, 2003. Usman, Husaini Manajemen Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Ciputat: QUANTUM TEACHING, 2005. Yunus, Mahmud Tafsir Quran Karim, Jakarta: P.T. Hidakarya Agung, 2004 M1425 H, Cet. 73. Yusuf, Taslimah, Manajemen Perpustakaan Umum, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996. Yusup, Pawit M., Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sumber dari Internet Ade
Abdul Hak, ”merintis-otomasi-perpustakaan-madrasah.html”, http://adeuinjkt.blogspot.com/2007/12/. Diakses hari kamis 25 Juni 2009, Jam 15.16 WIB.
Al Nuraeni, “Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Center”), [httpmedia.diknas.go.idmediadocument4528.pdf.pdf]. Diakses Hari Senin 26 Oktober 2009 Jam 16. 35 WIB. Budi Waluyo, “Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah Bagi Pustakawan dan Guru”, http://www.karangturi.org _PDF_POWERED _PDF_GENERATED, Diakses Hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2009 Jam 09.30 WIB. Dacil,
”makalah teori fungsi fungsi manajemen html”, http://phicumbritz.blogspot.com/2009/11/. Diakses tagl 23 februari 2010.jam 12.26 WIB.
Darmono, ”Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar”, [httplibrary.um.ac.idimagesgbjpsart01dar.pdf.pdf]. Diakses Hari Senin 26 Oktober 2009 Jam 16. 30 WIB. Endi, ”manajemen-menentukan-keberhasilan”, /http://go-kerja.com/., Diakses Jam 21.43 WIB. Hendro Guntur, “Kepemimpinan Kyai dalam Meningkatkan Mutu pendidikan Pesantren Mahasiswa (Studi Multikasus pada Pesantren Al-Hikam Putra dan Pesantren Luhur Putri Malang)”, http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1249. Diakses Hari Sabtu 20 Maret 2010 Jam 13.34 WIB. Mujiati,
”peranan-perpustakaan-sekolah-terhadap-mutu-pendidikan-di-sekolahPendidikan”, http://sdspawyatandaha2kdr.wordpress.com/2008/01/25/ Diakses 25 Juni 2009 Jam 13.21 WIB.
Oki Dermawan, “Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam”, http://okidermawan.multiply.com/journal/item/1”. Diakses Hari Selasa 23 Maret 2010. Jam10.16 WIB. Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indonesia, ”Pembelajaran Berbasisis Perpustakaan di Madrasah Aliyah”, http://www.kampusislam.com/cetak.php?id=198. Diakses pada Hari Senin 22 Juni 2009. pada Jam 15.02 WIB.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Santo,
”Perbedaan Efektifitas Dan Efisiensi”, /http://InfoUtama.Blogspot.Com/2009/03/Perbedaan-Efektifitas-Dan Efisiensi.Html.Diakses Hari Selasa 23 februari 2010 Jam 12.05 WIB.
Suharti, ”Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Layanan di Perpustakaan Sekolah Dasar”, http://warintek08.wordpress.com/tes/, Diakses Hari Kamis 25 Juni 2009. Jam 13.07 WIB. Teguh,
”perpustakaan-sekolah-pentingkah.html”, http://libraryteguh.blogspot.com/2009/06/. Diakses Hari Senin 22 Juni 2009.Jam 14.54 WIB.
Universitas Siliwangi Tasik Malaya, ”Pengertian, Peran, dan Fungsi Perpustakaan”, http://warintek08.wordpress.com/tes/, Diakses Hari Kamis 25 Juni 2009. Jam 13.07 WIB.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PROGRAM KEGIATAN PERPUSTAKAAN PPMI ASSALAAM SURAKARTA PERIODE BULAN JULI 2009-JUNI 2010 Bidang: Teknis Perpustakaan No Nama Program
1
2
3
4
5 6
Inventarisasi Koleksi Klasifikasi koleksi
Entry data koleksi
Labelling
Uraian Program
Kegiatan pencatatan, pemberian nomor inventaris dan pemberian cap perpustakaan pada koleksi baru. Kegiatan penentuan nomor klasifikasi berdasarkan subjek buku
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana
Rutin
NON DO
Rutin
NON DO
Kegiatan memasukkan data bibliografi buku kedalam data base SIPRUS Perpustakaan
Rutin
NON DO
Kegiatan pemasangan alat kelengkapan pustaka setelah input data.
Rutin
DO
Rutin
DO
Penyampulan
Kegiatan pemberian pelindung plastik pada sampul koleksi Shelving / Penataan Kegiatan penataan koleksi ke rak masing-
Target Yang Ingin Dicapai Koleksi dapat terdata dengan baik Koleksi dapat dikelompokkan ke dalam kelas-kelas subjek sehingga memudahkan SSTKI (Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi) Data koleksi dapat disajikan dalam bentuk OPAC (On line Public Access Catalog) Masing-masing koleksi memiliki call number yang memudahkan SSTKI Koleksi lebih terawat dan terpelihara Koleksi tertata rapi dalam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7
8
9
10
11
12
13
Koleksi
masing sesuai urutan call number
Rutin
NON DO
Perawatan dan Pemeliharaan Koleksi
Kegiatan rutin perbaikan koleksi yang rusak, menjaga koleksi dari kerusakan fisik / kimiawi / hewan.
Rutin
DO
Sortir dan Penarikan Koleksi
Menarik koleksi yang tidak layak dari display Rutin
NON DO
Perawatan /service Alat, Elektronika, AC, dll
Pengecekan, perbaikan dan perawatan alat-alat, elektronika perpustakaan, AC, dll
Rutin
DO
Pembuatan Mading Perpustakaan
Membuat mading perpustakaan yang berisi berbagai informasi singkat.
Rutin/bulan juli'09-juni'10
DO
Sebagai sarana komunikasi pengunjung dengan perpustakaan
Pengadaan Koleksi Buku
Menambah/melengkapi koleksi dari berbagai sumber dan berbagai bidang
DO
Koleksi semakin lengkap dan menunjang proses belajar mengajar
Pengadaan Koleksi Audio Visual
Menambah/melengkapi koleksi audio visual dari berbagai bidang ilmu.
Pengadaan koleksi serial (Koran ,Majalah,dll)
Menambah/melengkapi koleksi audio visual dari RUTIN/BLN berbagai bidang ilmu untuk melengkapi koleksi JULI'09yang ada dan memenuhi tuntutan pengguna. JUNI'10
Rutin/bulan juli'09-juni'10
Berkala
DO
DO
rak kelasnya masingmasing. Koleksi rusak dapat segera diperbaiki, kerusakan koleksi dapat dicegah sedini mungkin. Materi koleksi terawasi dan menunjang pembelajaran santri Alat-alat elektronika lebih awet dan terjaga operasionalannya.
Koleksi audio visual semakin lengkap dan memenuhi tuntutan pengguna Koleksi serial yang dimiliki lengkap dan up to date
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Nama Program 14
15
Rapat Evaluasi Mingguan
Uraian Program Pertemuan membahas hasil kerja dan perencanaan kerja, dilaksanakan seminggu sekali.
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana
Rutin
DO
Target Yang Ingin Dicapai Kinerja semakin baik dan terencana.
Menyesuaikan
NON DO
Meningkatnya kualitas dan performance.
Meningkatkan kualitas dan kinerja pegawai
Pengembangan Sumber Daya Manusia a. Studi Banding Perpustakaan
Melakukan kunjungan ke perpustakaan instansi lain sebagai sarana belajar dan evaluasi sistem kerja untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas kerja.
b. Pelatihan / kursus
Mengikutsertakan pegawai perpustakaan dalam pelatihan kepustakaan dan ketrampilan pendukung / Pelatihan Sisko
Menyesuaikan SDM
NON DO
c. Lembur
Menyelesaikan target kerja yang harus dicapai diluar jam kerja yang seharusnya.
Non Rutin
NON DO
Beban kerja dapat diselesaikan sesegera mungkin.
Memberikan sertifikat dan tanda mata kepada SDM perpustakaan yang berprestasi dengan kriteria-kriteria tertentu.
Februari '09 ; juli '10
NON DO
Meningkatkan Motivasi dan produktifitas kerja pegawai.
d. Penilaian Ketenagaan / reward
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Nama Program 16
Pengadaan Sarana dan Prasarana e. Almari kaca untuk etalase
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana
Menempatkan alamari kaca sebagai tempat menyimpan koleksi-koleksi tertentu sekaligus display koleksi baru. Mengadakan dan Menempatkan access point untuk jaringan nirkabel di ruang referensi.
Non Rutin
DO
Non Rutin
DO
g. Penegak buku h. ATK
Memberi penegak buku pada susunan koleksi di rak. Memenuhi kebutuhan ATK di perpustakaan.
Non Rutin Rutin
NON DO DO
i.
Tanaman Hias Plastik
Melengkapi tanaman hidup yang ada sekarang dengan tanaman hias dari plastik dan ditempatkan sesuai setting ruang perpustakaan.
Non Rutin
NON DO
Hiasan Dinding
Menempatkan hiasan-hiasan pada dinding perpustakaan.
Non Rutin
NON DO
Rutin
DO
f.
j.
17
Uraian Program
Access point
Membuat Pengajuan Dana Bulanan
Membuat rincian pengajuan kebutuhan dana setiap bulan
Target Yang Ingin Dicapai Terpenuhi kebutuhan keamanan koleksi av dan buku khusus di perpustakaan Terpenuhinya kebutuhan pengguna terutama untuk menunjang program hot spot di perpustakaan Koleksi di rak tertata rapi Pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Meningkatkan keindahan ruang dan kenyamanan ruang serta memudahkan perawatan tanaman hias. Mempercantik ruang perpustakaan sehingga menambah kenyamanan pengunjung.
Dana operasional bulanan terpenuhi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
No Nama Program
18 19
20
21
22
23
Membuat Laporan Keuangan Statistik perpustakaan Pengelolaan musik perpustakaan
Desain Interior
Uraian Program
Membuat rincian penggunaan dana yang telah digunakan. Membuat statistik perpustakaan baik mengenai kunjungan maupun perkembangan koleksi perpustakaan. Mengelola musik yang diperdengarkan di ruang perpustakaan
Membuat setting ruang-ruang baru sesuai kebutuhan dan setting interior perpustakaan agar lebih indah dan nyaman.
Internet Perpustakaan/on line
Membuka dan mengelola jaringan internet perpustakaan
Pembuatan Galery Foto (Assalaam dalam Gambar)
Pengadaan gambar/foto dan disediakan area khusus
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana
Rutin
DO
Rutin
DO
Rutin
NON DO
Rutin
NON DO
Non Rutin
NON DO
Juni '09
DO
Target Yang Ingin Dicapai Alokasi penggunaan dana jelas dan terperinci. Perkembangan perpustakaan dapat terpantau dengan baik. Musik yang diperdengarkan di ruang perpustakaan terkendali, nyaman untuk pengguna Setting ruang lebih baik, kebutuhan terpenuhi, kenyamanan dan kerapihan dan keindahan ruang terpenuhi. Akses perpustakaan lebih luas dan mampu menciptakan full automasi perpustakaan menuju digital library. Setting ruang dapat lebih optimal dan menarik mempermudah sosialisasi sejarah dan aktivitas Assalaam dengan visualisasi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Bidang: Teknis Perpustakaan No Nama Program
24
Perawatan Tanaman
Uraian Program
Waktu
Sumber
Pelaksanaan
Dana
Kegiatan perawatan tanaman di ruangruang perpustakaan
Target Yang Ingin Dicapai
Ruangan lebih asri dan Rutin
DO
menambah kenyamanan pengunjung
25
Kebersihan Umum
Kegiatan menjaga kebersihan seluruh ruangan perpustakaan
26
Pengelolaan
Kegiatan perpustakaan yang berkaitan
administrasi
dengan surat menyurat dan pengarsipan
Ruangan bersih, rapi dan Rutin
DO
nyaman.
Administrasi perpustakaan Rutin
DO
tertata, jelas, dan profesional.
perpustakaan
27
Inventory Checking
Kegiatan pengecekan koleksi secara keseluruhan dengan mencocokkan antara koleksi yang ada dengan data tersimpan
Mengetahui keadaan dan Feb '10
DO
perkembangan koleksi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
28
29
Penyediaan area
Mensetting dan memperbaiki area baca
baca anak
khusus anak beserta koleksinya
Wireless dan Mic
Menyediakan alat bantu komunikasi yang portable/wireless di perpustakaan
Membangun minat baca anak Rutin
DO
Penggunaan perpustakaan Non Rutin
NON DO
untuk pelatihan dll, alat bantu untuk penyampaian materi Agar AC tetap awet dan dapat
30
Service AC
Meservice AC yang dilakukan tiap tiga
3 bulan sekali
DO
digunakan secara optimal
bulan sekali
Surakarta, Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta
Syaifuddin Haryoko, SE
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pengurus Majelis Pendidikan Pesantren (MPP) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Periode 2009-2012 I. Dewan Pakar
: .1. Prof. Dr.H. Usman Abu Bakar, MA 2. Drs. H. Nasichin, SH 3. Drs. H. Munawir Yusuf, M, PSi
II. Pengurus Harian 1. Ketua
: Dr. H. Mushlih Nashoha, MA
2. Wakil Ketua I
: Prof. Dr. H. M. Ali Mansyur, S.H., SP.N, M, Hum
3. Wakil ketua II
: Drs. H. Untung Endro Cahyono, MM
4. Sekretaris
: Drs. H. Nadjih Bakar, M.Si
5. Wakil Sekretaris
: H. Mujiburrohman, SE
6. Bendahara
: Drs. Sunardi
7. Wakil Bendahara
: Drs. H. Sumarno
III. Pengurus Bidang 1. Bidang Pendidikan dan Kesantrian
: Drs. Supadi
2. Bidang Organisasi dan Kelembagaan
: H. Sukarno dan H. Nomy Khusnun, BSC
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PEGAWAI PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM TAHUN 2009 NO
FOTO
NAMA
TEMPAT DAN
PENDIDIKAN
TANGGAL LAHIR
FORMAL
NON FORMAL Ilmu Perpustakaan
1
SAEFUDIN HARYOKO, S E
Magelang, 31 Desember 19
S1 Ekonomi UNS
2
SUKIRNO
Boyolali, 1 Januari 1961
SLTA
KEAHLIAN LAIN
BAGIAN
ALAMAT
Bhs.Ing
Bhs.Arab
Komputer
Y
Y
Y
Kasubag.
Perum PPMIA II no.20 Mendungan Pabelan Kts
Y
Y
Y
Rumah tangga
Candi Baru, Gonilan Kartasura
Y
Y
Y
Teknisi dan Perawatan
Tuwak Gonilan Kartasura
Berbasis Komputer Ilmu Perpustakaan Berbasis Komputer 3
DODIEK PRASETYO B
Pacitan
SLTA
Ilmu Perpustakaan Berbasis Komputer
4
JAMALUDIN
Pacitan, 21 Oktober 1971
SLTA
5
KHUSNUL YAQIN, S. Ag
Jakarta, 6 Desember 1980
SI Tarbiyah STAIN
(termasuk bengkel koleksi)
Komputer
Y
Y
Y
Administrasi Pelayanan
Perum PPMIA IV Gonilan Kartasura
Ilmu Perpustakaan
Y
Y
Y
Sirkulasi Putra
Mendungan Pabelan Kartasura
Y
Y
Y
Sirkulasi Putri
Perum PPMIA II no.13 Mendungan Pabelan Kts
Y
Y
Y
Administrasi Keuangan
Tohhudan, Colomadu, Kr anyar
Y
Y
Y
Referensi Putra
Gonilan Kartasura Sukoharjo
Y
Y
Y
Referensi Putri
Perum PPMIA II no. 6 Mendungan Pabelan Kts
Y
Y
Y
Administrasi Koleksi/Teknis
Perum PPMIA II No. 21 Mendungan Pabelan
Berbasis Komputer 6
RAPIAH, S. Ag
Lampung, 13 April 1969
S1 Syariah STAIMUS
7
ANTIYAH, S. Ag
Klaten,
S1 Syariah STAIMUS
Ilmu Perpustakaan Berbasis Komputer Seminar Minat Baca dan menulis
8
SUSILOWATI, S. Ag
Sragen, 8 Januari 1970
S1 Tarbiyah IAIN
Seminar Minat Baca dan menulis
9
SITI ALFIYAH, S. Ag
Pacitan, 5 Agustus 1970
SI Syariah STAIMUS
Ilmu Perpustakaan Berbasis Komputer
10
ARI WIDAYATI, A. Md
Klaten, 31 Desember 1980
DIII Perpustakaan UIN
Ilmu Perpustakaan Berbasis Komputer
(termasuk Pengolahan)Kartasura Sukoharjo, 1 Januari 2009 Perpustakaan PPMI Assalaam Saefudin Haryoko, S. E.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DENAH PERPUSTAKAA N PPMI ASS ALAAM SURAKARTA 10 3 8
Area Baca Balkon
8 1
Area Baca Balkon
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5.
Ruang Administrasi Ruang Refrensi Ruang Audio Visual pa/pi Ruang Baca Putri Gudang.
7
9 6
10
6. Ruang Baca Putra 7. Front Office/Sirkulasi 8. Ruang Koleksi 9. kantor SDM 10.kamar mandi PU/PI
Area Baca anak 5
7
2
3
4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PEDOMAN OBSERVASI A. Manajemen Perpustakaan 1.
Perencana (Planning) a.
Menyiapkan rencana dan anggaran, terutama anggaran rutin tahunan dan mengusahakan memperoleh persetujuan untuk dilaksanakan.
b.
Menyusun program kerja perpustakaan.
c.
Perumusan keadaan perpustakaan sekarang dan masa yang akan datang.
d. 2.
Identifikasi kemudahan dan hambatan.
Pengorganisasian (Organizing) a.
Petugas perpustakaan mendata seluruh anggota perpustakaan dan membuat kartu anggota.
b.
Kepala perpustakaan melakukan pengorganisasian pekerjaan kepada masing-masing unit kerja.
c.
Menjalankan sistem yang memungkinkan sumber-sumber informasi dalam bentuk perangkat keras mengatur produksi sumber belajar.
3.
Penggerakan (Actuating) a.
Kepala perpustakaan menggerakkan para pustakawan agar rajin dan bersemangat.
b.
Melaksanakan kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana prasarana perpustakaan.
c. 4.
Menjalin hubungan baik dengan sivitas akademik.
Motivasi (Motivating) a.
Kepala perpustakaan mendorong sumberdaya manusia yang ada di perpustakaan untuk berprestasi sesuai dengan tujuan organisasi.
b.
Seorang pemimpin harus mengetahui tingkat atau level kebutuhan seseorang yang bersangkutan.
5.
Pengendalian (Controlling) a.
Kepala perpustakaan mengawasi pelaksanaan rencana program kerja dan penggunaan anggaran, perlengkapan, dan saran prasarana.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b.
Mengontrol setiap kegiatan di perpustakaan, seperti layanan sirkulasi, administrasi, dan penelitian.
6.
Pemberdayaan (Empowering) a.
Seorang
pemimpin
memberdayakan
sumberdaya-sumberdaya
dengan optimal yang di miliki oleh perpustakaan? 7.
Fasilitas (Facilitating) a.
Kepala perpustakaan memberikan fasilitas yang di butuhkan seorang pemakai
b.
Menyediakan dan menyiapkan bahan pustaka serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan perpustakaan.
8.
Evaluasi (Evaluating) a.
Kepala perpustakaan melaksanakan evaluasi terhadap rencana program, pelaksanaan, penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya perpustakaan, serta menyiapkan konsep perbaikan dan peningkatan.
b.
Membuat dan memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kerja kepada rektor.
B. Peran Manajemen Perpustakaan dalam Peningkatan Mutu Pesantren. 1.
Manajemen perpustakaan dilaksanakan menggunakan prinsip-prinsip manajemen.
2.
Mendayagunakan
koleksi,
berupa
menyediakan
sistem
layanan,
penyiapan tenaga pengelola yang profesional, penyediaan sarana dan prasarana, serta menginformasikan/mempromosikan koleksi dan jasa kepada pemakaian perpustakaan sekolah. 3.
Optimalisasi pelayanan di perpustakaan, dengan pengelola yang profesional yang memiliki pengetahuan, keahlian, di bidang ilmu perpustakaan,
serta
memiliki
sikap
yang
halus,
ramah,
dan
menyenangkan. 4.
Meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar bagi siswa.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KISI-KISI INSTRUMENTASI (WAWANCARA) A. Gambaran Umum Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta 1.
Tinjauan historis a.
Kapan berdirinya perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta?
b.
Apa yang melatarbelakangi adanya perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta?
2.
Struktur organisasi a.
Bagaimana struktur organisasi di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta?
3.
Gambaran umum keadaan perpustakaan a.
Bagaimana keadaan perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta?
b.
Berapa luas perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta?
c.
Bagaimana lokasi/letak perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta? Apakah strategis?
d.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dan bagaimana keadaannya?
e.
Bagaimana penataan koleksi dan penataan ruangannya?
f.
Berapa jumlah koleksi buku seluruhnya dan bagaimana keadaan sistem klasifikasinya?
g.
Berapa jumlah pustakawan yang dimiliki?
h.
Berapa jumlah pengunjung perpustakaan rata-rata perhari?
i.
Apakah buku-buku yang digunakan dalam PBM di PPMI Assalaam Surakarta disediakan oleh perpustakaan?
j.
Apakah buku-buku yang tersedia di perpustakaan sudah mencukupi kebutuhan siswa?
k.
Apakah guru-guru sering memanfaatkan perpustakaan untuk proses belajar mengajar? Kenapa?
l.
Ketika pelajaran kosong apakah siswa sering diberi tugas untuk dikerjakan di perpustakaan?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
m.
Selama ini siswa dipinjami buku-buku paket di perpustakaan, apakah hal ini efektif?
n.
Apakah ada alokasi waktu khusus siswa untuk mengunjungi perpustakaan?
o.
Secara sederhana apakah manajemen perpustakaan di PPMI Assalaam Surakarta berperan dalam meningkatkan mutu pesantren?
p.
Kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah di adakan oleh perpustakaan untuk menunjang pemanfaatan perpustakaan?
q.
Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh pustakawan? Kenapa demikian?
r.
Dalam rangka melengkapi pengembangan perpustakaan, langkahlangkah apa saja yang telah dilakukan oleh pihak perpustakaan agar perpustakaan benar-benar bermanfaat bagi santri/siswa sebagai pusat sumber belajar.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
JAWABAN KISI-KISI INSTRUMEN (WAWANCARA) A. Gambaran umum perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta 1. Tinjauan Historis a. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta berdiri pada tahun 2004 b. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta berdiri dilatarbelakangi karena perpustakaaan PPMI Assalaam Surakarta dulunya hanya menempati ruangan sempit, dan dirasakan kurang memadai, sehingga pada tahun 2004 didirikan bangunan baru yang digunakan untuk perpustakaan. 2. Struktur Organisasi a. Terlampir 3. Gambaran Umum Keadaan Perpustakaan a. Keadaan secara umum perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sudah cukup memadai karena jumlah koleksi yang cukup banyak dan sarana dan prasarana yang cukup memadai. b. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta memiliki luas 2100 m2 yang terbagi menjadi delapan ruang, diantaranya adalah: ruang administrasi, ruang refrensi, ruang audio visual putra dan putri, ruang baca putra, ruang baca putri, ruang gudang, ruang front office/sirkulasi, ruang koleksi. c. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sangat strategis, karena lokasinya berada di tengah-tengah lokasi ruangan kelas dan dekat dengan asrama santriwan dan santriwati. d. Sarana yang ada di Perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta adalah sebagai berikut: 1)
Ruangan
2)
Jaringan Komputer
3)
Komputer pusat data (server)
4)
Komputer pelayanan dan pengolahan yang memiliki akses cepat.
5)
Komputer OPAC (Online Public Access Catalog)
6)
Ruang baca yang luas.
7)
Koleksi yang bervariasi.
8)
Koleksi Audio Visual.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9)
Ruang baca infishol antara santriwan dan santriwati.
10) Ruang Audio Visual (AV) infishol untuk santriwan dan santriwati. 11) Player dan Mixer/ unit amplifier 12) Lamipacking untuk laminating kartu anggota dan lainnya. 13) Scanner 14) Digital Camera. 15) Bengkel koleksi e. Untuk
penataan
koleksi
dilakukan
secara
berkelompok
dengan
klasifikasinya, sehingga santri/siswa mudah dalam mencari buku-buku yang diperlukan. Sedangkan untuk penataan ruangannya dibuat senyaman mungkin,
sehingga
santri/siswa
merasa
nyaman
ketika
berada
di
perpustakaan. f. Jumlah seluruh koleksi yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta berjumlah 17.000 ekslampar, dan menggunakan sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). g. Jumlah seluruh pustakawan yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta berjumlah 10 orang. h. Pengunjung perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta setiap hari sekitar 200 santri/siswa. i. Perpustakaan PPMI Assalaam Surakara sudah menyediakan buku-buku untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti buku paket dan buku-buku lain yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM). j. Buku-buku yang ada di perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta sudah mencukupi kebutuhan santri/siswa, dan perpustakaan PPMI terus menambah jumlah koleksi sesuai dengan permintaan santri/santri. k. Guru-guru sering memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Karena ketika proses KBM ilakukan diperpustakaan guru tinggal mengarahkan dan siswa dapat langsung mencari buku-buku yang diarahkan oleh guru. Hal ini akan lebih efektif dan efisien. l. Ya, Ketika ada pelajaran kosong, santri/siswa diberi tugas untuk mengerjakan di perpustakaan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
m.
Cukup efektif, karena dengan meminjam buku santri/siswa akan membacanya, dan dengan membaca mereka akan bertambah wawasan keilmuannya.
n. Ada alokasi waktu khusus bagi santri/siswa untuk mengunjungi perpustakaan yaitu 1 jam pelajaran selama satu minggu. o. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai seperti Hot Spot Area, ruang audio visual, koleksi buku yang relevan kemudian dikelola dengan fungsi-fungsi manajemen yang ada, maka santri/siswa akan menjadi kaya akan informasi dan bisa menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Ketika nilai mereka bagus maka nama sebuah lembaga tersebut juga akan terangkat namanya. p. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan PPMI Assalaam Surakarta untuk pemanfaatan perpustakaan adalah dengan cara mengadakan lomba-lomba baik di tingkat sekolah maupun tingkat regional. q. Kendala yang kadang dirasakan oleh pustakawan adalah ketika sedang mencetak data yang berhubungan dengan perpustakaan, tiba-tiba tintanya habis, maka hal ini akan menyita waktu kinerja pustakawan. r. Langkah-langkah yang dilakukan oleh perpustakaan PPMI Assalaam Surakarta dalam pengembangan pepustakaan sehingga bermanfaat sebagai pusat sumber belajar bagi santri/siswa adalah dengan cara melengkapi kebutuhan-kebutuhan santri/siswa diantaranya melalui penyediaan bukubuku yang relavan, sarana dan prasarana yang lengkap seperti: Hot Spot Area, ruang multimedia.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Imron Rosyadi
Tempat tanggal lahir : Tegal, 16 Maret 1988 Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Desa Dawuhan RT 13/04 Kec.Talang Kab.Tegal Jawa Tengah (52193)
Riwayat Pendidikan Formal : 1. MI Bustanul Huda Dawuhan Talang Tegal (Lulus 1999) 2. MTs Bustanul Huda Dawuhan Talang Tegal (Lulus 2002) 3. MA HM TRI BAKTI Lirboyo Kediri (Lulus 2005) 4. S-1 Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) IAIN
Walisongo
Semarang, (angkatan 2005) Riwayat Pendidikan Non-Formal: 1. Pondok Pesantren HM. Putra Lirboyo Kediri Jawa Timur (2002-2005) 2. Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Tugu Rejo Tugu Semarang (2005-2010)
Semarang, 29 Juni 2010
Imron Rosyadi NIM. 3105088