PERAN MAHASISWA TEKNIK SIPIL MEMBANGUN BANGSA1
Oleh Ferry Firmawan, S.T, M.T, Ph.D
Infrastruktur merupakan bagian terpenting dalam denyut nadi kehidupan berbangsa. Sebab kemajuan pembangunan infrastruktur sebuah bangsa menjadi tolak ukur kemajuan bangsa itu sendiri. Dengan kemajuan pembangunan infrastruktur, maka laju gerak pemerintahan dan ekonomi sebuah daerah akan turut serta didorong untuk lebih maksimal. Selain itu, kehidupan sehari-hari masyarakat juga tidak akan bisa terlepas dari infrastruktur pembangunan daerah. sebagai contoh, para petani didaerah yang rawan kekeringan membutuhkan bendungan maupun irigasi sebagai infrastruktur pengairan. Para pedagang kecil di desa-desa membutuhkan jalanan yang layak untuk menjalankan usaha. Serta pemerintahan daerah yant tentunya membutuhkan akses untuk menjalankan segala bidang administratif pemerintahannya. Inilah cerminan betapa pentingnya infrastruktur bagi kehidupan sehari-hari masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Meski demikian, laju perkembangan pembangunan infrastruktur di daerah masih belum maksimal, masih jauh dari yang di harapkan untuk menjalankan aktifitas hidup dan bermasyarakat. Pembangunan Infrastruktu di daerah masih perlu perhatian lebih, masih banyak perbaikan dan penyempuranaan di segala bidang. Masih banyak pembangunan pembangunan akses dan infrastruktunya yang belum merata. Meskipun Infrastrukr menjadi prioritas, dilihat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 – 2019.
Tentunya masih belum terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ini akan
menghambat dan melambatkan laju pertumbuhan bangsa indonesia.
1
Dipresentasikan pada Seminar “Peran Mahasiswa Dalam pembangunan Infrastruktur Indonesia” di Universitas Sains Al Quran Wonosobo tanggal 18 Maret 2017
Persentase Kemantapan Akses Jalan Raya Tiap Provinsi
Sumber : Direktorat Bina Marga KEMENPU PERA tahun 2015
Sumber : Direktorat Bina Marga KEMENPU PERA tahun 2015
Salah satu rujukan RPJMN, adalah optimalisasi pembangunan Jalan yang dianggap belum maksimal menghubungkan antar daerah, terbatasnya pembangunan jalur kereta api yang hanya berada di pulau Jawa dan Sebagian Pulau Sumatra, lambatnya bongkar muat barang di pelabuhan, pasokan Listrik yang belum merata di daerah pelosok, serta terbatasnya air bersih di daerah – daerah kering seperti NTT dan Papua. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution bahwa “Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama. Belajar dari pengalaman selama ini, berbagai langkah terobosan untuk mempercepat implementasinya sangat diperlukan, bahkan merupakan prasyarat mutlaknya,‟‟2. Oleh karenanya tuntutan Infrastruktur harus memenuhi kebutuhan jumlah masyarakatnya, karena tantangan bangsa bukan hanya pembangunan Infrastruktur saja, namun masih banyak aspek lainnya yang harus dikedepankan, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain - lain yang saling berintegrasi guna mewujudkan kesejahteraan umum. Persentase Kondisi Jalan di Indonesia 2013 dan 2015 :
2013
2015
Sumber : Direktorat Bina Marga KEMENPU PERA 2013 dan 2015
2
‘’5 Masalah Utama Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia’’, Sumber : http://www.propertynbank.com/5masalah-utama-pembangunan-infrastruktur-di-indonesia/, di akses pada tanggal 9 Maret 2017.
Mahasiswa sebagai „Agent of Control‟ tentunya memiliki Andil dalam memainkan peranannya dalam pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia. Terutama sebagai penggerak intelektual masyarakat yang bisa merubah cara pandang atau perspektif masyarakat terhadap suatu problematika. Mahasiswa tidak di tuntut untuk diam, sebagaimana tertuang dalam tridarma perguruan tinggi. Dimana pada poin kedua dan ketiga, berbunyi penelitan dan pengembangan, dan serta pengabdian kepada masyarakat. Poin ini menunjukan tugas dan fungsi mahasiswa sebagai seorang „insan akademis‟ sebagai mana mustinya. Ruang gerak dan cara berfikirnya harus selaras dengan pengabdiannya kepada masyarakat. Segala daya fikirnya haruslah tertuang untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Agen-agen perubahan tidak hadir untuk diam, tetapi mereka dituntut bergerak dalam arus arus masyarakat sebagai pemecah solusi masyarakat hari ini. Teori teori di dalam kelas, menjadi modal dan kunci utama yang bisa menjadi bekal untuk mersepon persoalan dan mempraktikan segala bidang keahlian yang di miliki. Terkhusus dalam infrastruktur, mahasiswa jurusan teknik seharusnya tidak terdiam dan tidak mampu menuntaskan persoalan persoalan masyarakat. Melainkan mereka harus andil dalam memberikan invovasi – inovasi yang bisa membantu masyarakat.
Hari ini tercatat Lulusan sarjana maupun diploma yang jadi pengangguran meningkat tiap tahun, data yang dimuliki BPS sekitar 13 % (7 juta) setelelah selesai kuliah mereka belum mendapat pekerjaan. Maka dari itu menurut hemat penulis harus ada formulasi kebangsaan yang jelas terarah dan berkelanjutan, salah satunya di bidang infrastruktur, sebab tanpa penguatan infrastruktur yang maksimal serta merata dalam menghubungkan denyut
nadi bumi ibu pertiwi dari Sabang sampai Merauke akan menjadikan kemandegan produksi segala sektor. Sejatinya Infrastruktur ada karena mendukung upaya pembangunan bangsa secara fisik maupun non fisik.
PENGANGGURAN TERDIDIK 1,000,000
944,667
900,000 819,714
800,000 700,000 600,000
622,312
593,556
2013
2014
500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 2015
2016
Sumber : BPS RI
13% 11% 9%
8%
2013
2014
2015
Sumber : BPS RI
2016
Kendati demikian, jangan sampai terbesit dalam benak kita rasa skeptis dan pesismis dengan keadaan ini. Kembali pada partisipasi mahasiswa terhadap pembangunan infrastruktur nasional dipandang perlu agar Indonesia tidak kekurangan sumber daya manusia dalam mendukung pembangunan Infrastruktur serta dapat mencetuskan teknologi baru yang mutakhir di abad ini, sepertinya halnya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo dengan menemukan kontruksi cakar ayam sehingga Institut Teknologi Bandung menganugerahi gelar penghargaan doktor Honoris Causa dalam ilmu pengetahuan teknik. Dirinya berpesan kepada pemuda yang akan menjadi Insan pencipta bukan hanya cerdas dalam dunia tetapi harus cerdas secara emosi dan spritual bisa bermanfaat bagi orang banyak3. Atau yang telah di lakukan oleh Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie dengan menemukan teori “Faktor Habibie” yang berguna pada konstruksi pesawat walaupun ia harus berjuang untuk melawan rasa pahit getir di tanah rantau serta jauh dari keluarga4. Ke dua tokoh tersebut dalam menemukan suatu karya tidak semudah kita membalikan telapak tangan, mereka berdua terbangun oleh kesadaran membawa perubahan bangsa sesuai dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tujuan mahasiswa sekarang ialah mendidik diri dengan membuka kepekaan hati dan pikiran yang berlandaskan ilmu pengetahuan kemudian berikhtiar untuk azas kemanfaatan manusia. Mengurai Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah Pembangunan daerah merupakan syarat mutlak untuk dilakukan guna menuju pembangunan nasional sesuai harapan kemerdekaan, kontribusi mahasiswa sangatlah dibutuhkan demi menunjang keberhasilan pembangunan daerah. Oleh karenanya demi meningkatkan pembangunan daerah, perlunya mahasiswa terlibat upaya pengontrolan siklus perkembangan pembangunan sehingga dalam tatanan proses pembangunan terhindar dari KKN yang telah lama menengelamkan nilai – nilai Pancasila. Mengutip Peribahasa Indonesia “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, yang berarti bahwa dimana seseorang tinggal juga harus mengikuti peraturan yang berlaku di masyarakat setempat atau bisa juga di artikan bahwa mewakafkan diri untuk melakukan kemajuan di daerah setempat dengan mengimplementasikan ide kreatif sebagai bentuk 3 4
Sedijatmo, 1974,’’Pidato Penerimaan Gelar Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan Teknik’’. A. Makmur Makka, 2008, “The True Life Of Habibie : Cerita dibalik Kesuksesan’’, Hal 82, penerbit Liman.
pengejawantahan pengabdian mahasiswa dalam Tri Dharma Perguruan tinggi. Kekeliruan mahasiswa sekarang ialah banyak berargumentasi tentang pembangunan nasional sementara untuk melakukan perubahan terkecil bagi tetangganya sukar untuk dilaksanakan. Maka dari itu, tindakan sesorang mahasiswa adalah memaksimalkan peran sebagai kalangan akademis untuk fokus membangun Rukun Tentangga, dalam artian mahasiswa merupakan aktor perubahan sekaligus akselerator kemajuan rukun tentangga dalam tataran membangun kemandirian kepala keluarga yang tidak mempunyai pekerjaan. Misalnya Blok Tempe yang diinisiasi oleh dua pemuda Bandung untuk melakukan penataan wilayah tersebut yakni, Agung dan Renggi Kayong Munggaran, yang bekerja sama dengan Ridwan Kamil. Sebelumnya Blok Tempe yang terletak di RT 04 / RW 01 di Kampung Babakan Asih merupakan kawasan rawan perkelahian dan pencurian karena disana mayoritas penghuninya mantan narapidana di Bandung, tapi kini Blok Tempe menjadi kawasan asri dan produktif, karena masyarakat setempat bisa mandiri dari segi ekonomi sehingga dapat membangun infrastruktur kawasan tersebut secara swadaya seperti penanganan sampah, perbaikan jalan dan pembuatan tempat bermain serta menjadi situs wisata budaya di kota bandung5. Belajar dari Blok Tempe, tentunya mahasiswa harus mempunyai karya yang membumi dan berkelanjutan agar pembangunan nasional bisa berkembang. Namun sayangnya mahsiswa masih terjebak dalam ritual pendidikan untuk bisa di wisuda sesegera mungkin. Oleh sebab itu, kedepannya mahasiswa harus mengambil peran dalam membangun Rukun Tetangga untuk membangun kemajuan daerah, entah di bidang manapun. Yang paling subtansial pembangunan Infrastruktur tentunya harus ramah lingkungan serta menghasilkan energi dan produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup, konsep ini lebih dikenal dengan sebutan Green Technology.
5
Noormansyah Irfan, 2016,”Blok Tempe Bandung, Kampung Narapidana Yang Menguncang Dunia”, Sumber : https://komunitasaleut.com/2016/11/11/blok-tempe-bandung-kampung-narapidana-yang-mengguncangdunia/, Di Akses Pada Tanggal 10 Maret 2016.
Mahasiswa Mengawal Pembangunan Infrastruktur Berbasis Pengembangan Teknologi Hijau Teknologi hijau adalah penyelarasan aktivitas antara infrastruktur, ekonomi, dan ekologi yang tidak mencemari lingkungan. Pesatnya pembangunan di sektor industri menuntut infrastruktur dapat menyeimbangkan pengaruh tersebut, Konsep teknologi hijau merupakan solusi dari berbagai masalah lingkungan diantaranya yang paling marak ialah polusi. Pengembangan teknologi Hijau bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian kehidupan di dunia, maksud dari keberlanjutan dan kelestarian ialah masyarakat memenuhi kebutuhan hidup tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri6. Konsep pengembangan teknologi hijau berkelanjutan harus menjadi perhatian penuh, sebab aktivitas manusia saat ini sangat banyak merusak lingkungan. Oleh karena itu mahasiswa harus serius mendalami tentang isu teknologi hijau, jika tidak demikian fenomena kerusakan lingkungan akan semakin parah dan mungkin sulit akan di kendalikan. Bila terjadi seperti hal tersebut maka bumi bukanlah tempat layak untuk di tinggali lagi. Konsep pengembangan teknologi hijau kedepan akan banyak mengalami inovasi dalam sektor kehidupan, dan tentunya gagasan tentang teknologi hijau merupakan gagasan yang berangkat dari kesadaran lingkungan. Karena itu, di butuhkan keterlibatan mahasiswa dalam menguatkan pemahaman teknologi hijau, khususnya mahasiswa teknik sipil dalam melakukan
pembangunan
Infrastruktur ramah lingkungan dan menyenangkan, selain itu mahasiswa perlu mengawal pembangunan infrastruktur indonesia apakah sesuai dengan konsep Teknologi hijau. Di dunia teknik sipil tentunya akan cenderung memerhatikan Infrastruktur hijau (Green Infrastructure) sebagai satu bagian dari teknologi hijau dan mahasiswa teknik sipil memainkan peran untuk menjaga kelestarian hidup dari ancaman – ancaman lingkungan yang lagi mendera bangsa indonesia. Maksud dari memerhatikan Infrastruktur hijau ialah membuka kepekaan hati terhadap perubahan Iklim dan lingkungan sehingga dalam membangi fasilitas publik tidak hanya memerhatikan aspek fisik dan teknis namun juga pada kondisi bentangan alam di daerah tersebut.
6
Soemarno,2011,”Filosofi Teknologi Hijau".
Oleh karenanya kedepan kajian mahasiswa teknik sipil adalah tentang teknologi hijau, seperti mengawal pembangunan Infrastruktur berdasarkan konsep teknologi hijau serta dapat dikembangankan lagi dengan pembangunan keberlanjutan. Inilah yang menjadi misi khusus mahasiwa teknik sipil untuk dapat menjadi pemerhati muda tentang lingkungan dalam penyediaan fasilitas publik. Tujuan-tujuan penerapan jaringan infrastruktur hijau tersebut diantaranya adalah: (1) menginspirasi masyarakat untuk melindungi lingkungan alam yang penting bagi kelangsungan hidup selanjutnya; (2) menemukan jaringan hubungan dari lahan alami dan air guna memperoleh manfaat sebanyak mungkin bagikehidupan; dan (3) menerapkan pentingnya kesempatan untuk melindungi aset alami melalui upaya konservasi dan strategi pengembangan ekonomi.7
Solusi bagi Mahasiswa, dan Cara Berfikir yang Harus Dimiliki 1. Critical Thinking Critical Thinking adalah metode berfikir yang tepat untuk membuahkan kreatifitas. Cara ini menempatkan logika berfikir kepada keutuhan nilai dan makna, dalam artian bahwa setiap buah pikir yang kita paparkan bisa menjawab kebutuhan manusia secara menyeluruh. Cara yang menjauhkan pemikiran dari ketimpangan dan kesejangan sosial. Jika dikaitkan dengan mahasiswa teknik sipil ialah bagaimana bisa menelaah problem pembangunan Infrastruktur berdasarkan nalar pembaharuan. Problem infrastruktur Indonesia bukan hanya tidak meratanya pembangunan infrastruktur, namun persoalannya juga dapat di tinjau dari perawatan, over pemakaian, dan lain – lain. Misalnya pembangunan infrastruktur di Jawa yang katakan cukup maju di Indonesia, namun pada kenyataannya masih jauh dari sempurna, mungkin masih teringat dalam benak kita kejadian Brebes Exit yang menelan 12 korban karena kemacetan sangat panjang saat mudik lebaran tahun 2016. Karena itu, berdasarkan kejadian tersebut posisi keterlibatan mahasiswa teknik ialah bagaimana menyiapkan konsep untuk memecahkan masalah yang tentunya bisa dikaji dari potensi – potensi dimasa depan.
7
Primanda kiky Widyaputra,”Perkembangan Infrastuktur Hijau di berbagai negara, Menyonsong pembangunan berbasis lingkungan”. Fakultas Teknologi Sumber Daya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta.
Menumbuhkan rasa Critical Thinking, bermula dari rasa empati manusia melihat apa yang terjadi di berbagai aspek kehidupan. Mereka akan terdorong untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat karya atau inovasi yang tepat serta solutif bagi persolan yang terjadi. Pada dasarnya Critical Thinking memetakan persoalan sedetail mungkin guna menemukan akar masalah sehingga dapat melahirkan solusi yang tepat. Salah satu akar masalah kita adalah kehidupan yang teramat ketat dalam menghadapi Globalisasi, sehingga menuntut perubahan bukan hanya pada lembaga atau infrastruktur tetapi juga pola pikir dan pendidikan. Maka dari itu setiap manusia di muka bumi ini di tuntut mempunyai skill yang bisa di andalkan. Namun sangat sayangkan apabila kita menjual skill yang kita miliki ke pada negeri orang lain. Untuk dapat meretas fenomena globalisasi, kita menghayati kembali sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, karena melihat kondisi Indonesia sekarang, yang tercermin dari generasi muda saat ini lebih banyak di penuhi oleh generasi penikmat. Menurut Ibnu Khaldun berdirinya suatu bangsa tidak terlepas dari empat komponen generasi, yakni generasi pendiri, pembangun, penikmat, dan perusak. Dan sepertinya berdasarkan pemikiran Ibnu Khaldun bisa kita indetifikasikan di Indonesia, sebentar lagi kita akan masuk pada generasi perusak yang memiliki karakter serakah dan mau menang sendiri. Menyadari tugas mahasiswa ialah meretas cara berfikir yang sempit menjadi luas dan menyeluruh untuk
mengobservasi diri tentang bagaimana menghadapi
fenomena yang ada salah satunya ialah meretas cara berfikir kolot dalam artian memikirkan lulus kuliah untuk mencari kerja, mengutip pernyataan ulama besar Indonesia Prof Buya Hamka bahwa “ Makan sekedar makan babi hutanpun makan, Kerja sekedar kerja kera hutanpun kerja “ maksudnya ialah tugas dan tanggung jawab manusia membentuk peradaban yang baik, adil, serta mensejahterakan umat manusia. 2. Become Problem Solver Pada dasarnya manusia diciptakan untuk bermanfaat bagi orang lain, kehadiran serta kemajuan ilmu pengetahuan digunakan untuk membentuk karakteristik manusia yang dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan pendalaman
ilmunya. Kebermanfaatan seseorang terlihat ketika ia mampu menyelesaikan masalah yang menimpa. Oleh karennya dalam menyelesaikan problem kebangsaan diperlukan keahlian sebagai Problem Solver. Berkenaan dengan keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan infrastruktur adalah menguatkan basis pengetahuan dan mencoba keluar dari ritual mahasiswa. Problem Solver
bukanlah
semata wacana
namun
harapannya
bisa
menghasilkan karya nyata pembagunan yang terlanjur berjalan namun masih menyimpan berbagai masalah. Misi mahasiswa teknik sipil bisa dilaksanakan Tahun 2017, Paling tidak di mulai dari wilayah RT / RW, sebelum bicara kebangsaan. Mahasiswa saat ini belum bisa menjawab tantangan bangsa jika tidak mampu menjawab tantangan di daerah sekitarnya. Sesunguhnya jika mahasiswa tidak memulai dalam skala kecil maka tentu sangat percuma bicara tentang tatanan kebangsaan. Pribadi Problem Solver terbentuk jika kesadarannya terpancar melihat masalah dan berupaya sesegera mungkin menyelesaikannya, dengan catatan memahami masalah berdasarkan nalar logika yang kita sebut Critical Thinking sehingga melahirkan pemecahan masalah yang tepat. Terlebih bagi mahasiswa teknik sipil yang di genggaman tangannya tersimpan nasib masyarakat Indonesia, karena seperti kita ketahui bersama yang mendesain sarana dan prasarana ialah mahasiswa teknik sipil, dengan demikian tidak berlebihan bila peran mahasiswa teknik sipil sangat di butuhkan untuk membangun peradaban. Kesimpulan Mahasiswa lulusan teknik sipil merupakan penggerak kemajuan bangsa untuk pelayanan publik, maka dari itu seluruh komponen harus bersinergisitas dalam memabangun peradaban sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Terutama di sektor infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, pembangunan kedepan harus berlandaskan keberlanjutan serta berkembang dengan baik. Kini dan nanti merupakan sejarah dan hasil kontribusi anak bangsa yang akan merawat serta memajukan peradaban dan mampu menyelesaikan berbagai masalah khususnya menyangkut soal lingkungan berdasarkan konsep Green Teknologi.
Jika demikian maka negara Indonesia dapat berbangga hati menyambut generasi selanjutnya dengan nilai edukasi yang baik, serta menyebabkan pembangunan berjalan dengan simultan. Dan mahasiswa teknik sipil hari ini
harus membumikan karya
pengabdiannya kepada daerah tempat ia bermukim untuk menjamin pembangunan bangsa dari bawah ke atas serta menjadi motor pengerak pembangunan bangsa dengan mengawal isu – isu lingkungan dalam pembangunan Infrastruktur.
A. Daftar Pustaka Buku A. Makmur Makka, 2008, “The True Life Of Habibie : Cerita dibalik Kesuksesan‟‟, Hal 82, Penerbit Liman. Artikel Primanda Kiky Widyaputra,”Perkembangan Infrastuktur Hijau di berbagai negara, Menyonsong pembangunan berbasis lingkungan”. Fakultas Teknologi Sumber Daya Alam, Institut Teknologi Yogyakarta. Sedijatmo, 1974,‟‟Pidato Penerimaan Gelar Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan Teknik‟‟. Soemarno,2011,”Filosofi Teknologi Hijau", PSLP-PPSUB Berita „‟5 Masalah Utama Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia‟‟, Sumber : http://www.propertynbank.com/5-masalah-utama-pembangunan-infrastrukturdi-indonesia/, di akses pada tanggal 9 Maret 2017. „‟Indonesia butuh lebih Banyak Wirausaha baru‟‟, Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional/365893-indonesia-butuh-lebih-banyakwirausaha-baru.html, di akses pada tanggal 9 Maret 2016 „‟Jangan Cuci Tangan Atas Korban Mudik”, Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jangan-cuci-tangan-atas-korban-mudik/, di akses pada tanggal 9 Maret 2016. „‟Tahun 1965, Awal Kemacetan Abadi Jakarta‟‟, Sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160913184335-20-158039/tahun1965-awal-kemacetan-abadi-jakarta/, di akses pada tanggal 9 maret. “Jumlah Pengusaha Indonesia Hanya 1,65 Persen”, Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/12/nl3i58-jumlahpengusaha-indonesia-hanya-165-persen, Di akses Pada Tanggal 9 Maret 2016. Derry Perdana Munsil, 2015,‟‟Organisasi Kemahasiswaan sebentar lagi menjadi Kuburan basah‟‟, http://eksepsionline.com/2015/02/04/organisasikemahasiswaan-sebentar-lagi-jadi-kuburan-basah/, di akses tanggal 8 Maret 2017 Na‟imatur R, 2014,”Generasi Yang Lahir Setelah Reformasi”, sumber : http://serasarumahsendiri.blogspot.co.id/2014/09/generasi-yang-lahir-setelahreformasi.html, diakses pada tanggal 8 Maret 2016 Noormansyah Irfan, 2016,”Blok Tempe Bandung, Kampung Narapidana Yang Menguncang Dunia”, Sumber : https://komunitasaleut.com/2016/11/11/bloktempe-bandung-kampung-narapidana-yang-mengguncang-dunia/, Di Akses Pada Tanggal 10 Maret 2016.