Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
PERAN KESADARAN HIDUP SEHAT DALAM MEMPENGARUHI KESEDIAAN KONSUMEN MENERIMA PENAWARAN BARU PADA JASA KESEHATAN
Endi Rekarti
ABSTRACT Marketing of Health Services is currently driven by the growing needs of the community to be able to live life well. Hospital which has always been a place for the sick diopandang need to redefined again, because in principle the aims Sakir home healthy. Thus Harapan Kita Hospital develop their services addressed to the sound that will always maintain the health of their heart. This service was developed in a concept / new product called Healthy Homes. Is the marketing of Healthy Homes will be more determined by the Healthy Living Awareness service provided in addition to quality? Although service quality showed a significant effect on the behavior tendencies Healthy Homes, but the results showed that awareness of Healthy Living signikan apparently not influenced the tendency to use these new services. Keywords: awareness, health, consumen, order
PENDAHULUAN Berbagai tantangan dihadapi oleh berbagai bidang bisnis termasuk juga jasa kesehatan. Jasa kesehatan saat ini bukan saja hanya dilayani oleh rumah sakit, klinik dan praktek bersama dokter, namun berbagai bentuk pelayanan tumbuh subur dimana mana. Jasa kesehatan alternatif seperti pijat, terapi dari berbagai bahan alami, pusat pusat kebugaran dan olah raga juga diarahkan untuk aspek penyembuhan dan pencegahan. Semua pelayanan itu tidak hanya muncul dari lokal / domestik Indonesia, tetapi juga berasal dari luar Indonesia sehingga persaingan yang mereka hadapi sudah bersifat global. Begitu juga dengan rumah sakit, saat ini berhadapan berhadapan dengan persaingan yang bersifat global secara langsung atau tidak langsung. Saat ini, sebagian pasien Indonesia berobat ke luar negeri karena keyakinan pelayanan di luar sana akan lebih baik dari Indonesia. Pelayanan inipun bukan sekedar untuk berobat tetapi juga untuk sekalian berekreasi di negara yang dituju. Hal ini dapat kita lihat kunjungan orang Indonesia ke Rumah sakit di Singapur atau di Malaysia. Untuk menangani situasi persaingan ini maka beberapa Rumah Sakit saat ini berupaya untuk menciptakan citra global dengan cara memasang standar pelayanan rumah sakit Internasional, menjadi bagian dari jaringan atau korporasi global dan ada yang bahkan menggunakan nama Internasional mendampingi nama rumah sakitnya walaupun kadang kurang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Keseriusan persoalan ini juga terlihat, ada rumah sakit yang mempekerjakan tenaga asing untuk memperkuat pelayanan dan citra rumah sakit. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) menyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
JE/08/Des/2010
61
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Keberadaan rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penyedia jasa kesehatan yang menjalankan fungsi preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Dari beberapa peran tadi, saat ini rumah sakit masih dominan bergerak di bidang kuratif atau penyembuhan penyakit. Peran peran lain yang semestinya harus lebih aktif seringkali tertinggal jauh dari peran kuratif. Saat ini rumah sakit sudah mengembangkan produk jasa mereka selain dari penyembuhan seperti medical ceck up, seminar seminar kesehatan, senam kesehatan, pembinaan organisasi komunitas pasien yang sembuh dalam upaya pemeliharaan kondisi mereka. Namun sayang jasa kesehatan ini masih sangat kurang digunakan oleh masyarakat, sebagian besar digunakan oleh mantan pasien atau pasien yang tingkat kesembuhannya belum pada taraf sempurna. Padahal jika, upaya rumah sakit bersama pemerintah dalam meningkatkan kesehatan berhasil tentunya jasa jasa pelayanan inilah yang semestinya dapat mempertahankan eksistensi rumah sakit di tengah industri kesehatan ini. Hal ini juga disadari oleh rumah sakit jantung Harapan Kita, dimana selama ini masih sangat dominan di pelayanan kuratif. Para pengunjungnya hampir semua orang sakit (pasien) dan sangat sedikit yang datang ke sana untuk melakukan pengecekan kesehatan janting mereka apalagi untuk berlatih atau merawat kesehatan. Sebagian mereka masih berfikir bahwa rumah sakit buat orang sakit bukan orang sehat seperti mereka. Oleh karena itu Rumah Sakit Jantung Harapan Kita melakukan upaya dengan membuat satu bagian dari gedung mereka berubah nama menjadi Rumah Sehat. Apakah pelayanan ini akan menunjukan penerimaan yang tinggi dari konsumen tentunya salah satunya ditentukan oleh kual;itas yang diberikan. Namun dari beberapa pendapat dokter yang ada di rumah sakit masih kurang yakin kalau penawaran Rumah Sehat ini akan meninkat dengan cepat karena menurut mereka sebaik baiknya layanan rumah sehat ini tentunya juga tergantung pada kesadaran akan hidup sehat yang ada pada diri masing masing konsumen. Kualitas Jasa keshatan memang diperlukan, namun kalau pasiennya merasa tidak memerlukan layanan ini tentu pertumbuhan rumah sehat ini menjadi kurang memuaskan. Oleh karena ini, perlu dikaji bagaimana Kualitas Jasa Kesehatan ini mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap Rumah Sehat Harapan Kita dan bagaimana besarnya peran Kesadaran hidup sehat konsumen dalam mendorong penerimaan penawaran jasa yang dikemas baru ini.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas tentang hal yang terkait dengan permasalahan berikut : 1. Bagaimanakah Kualitas Jasa mempengaruhi penerimaan terhadap ”Rumah Sehat” ? 2. Bagaimanakah peran kesadaran Hidup Sehat turut menentukan pengaruh Kualitas Jasa terhadap Penerimaan Jasa Baru ini ?
JE/08/Des/2010
62
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
KAJIAN PUSTAKA Jasa Kesehatan Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, dimana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2001). Rumah Sakit adalah salah satu dari bentuk organisasi penyedia jasa kesehatan. Rumah sakit ditinjau dari sudut pandang organisasi sebagai wadah dari para tenaga medis proffesional terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Soejadi, 1996). Rumah sakit merupakan suatu institusi yang kompleks dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan dengan berbagai kelompok penyakit dan keahlian dokternya. Kondisi ini lebih membuat kompleks lagi jika ukurannya menjadi lebih besar ataupun peran tambahan yang perlu dilakukan seperti Rumah Sakit Pendidikan dan Riset. Kompleksitas ini juga tergambar dalam hubungan masing – masing pihak seperti dokter dan pasien, demikian juga hubungan sosial antar individu (Soejadi, 1996). Dari definisi diatas dapat kita lihat adanya tiga tujuan utama rumah sakit. Pertama, menyediakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kedua, melakukan proses pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (dokter maupun para medis lainnya) jika rumah sakit ini merupakan rumahsakit pendidikan. Ketiga, melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknik teknik kedokteran yang dibutuhkan dimasa depan. Untuk peran pertama, saat ini masih t banyak nerkutat pada tindakan kuratif dan rehbilitatif sehingga peran rumah sakit perlu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Saat ini rumah sakit sangat memerlukan pemasaran baik untuk menjaga keberadaan rumah sakit sebagai institusi maupun untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang jasa jasa kesehatan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarajkat. Pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2001).Jadi manajemen manajemen rumah sakit harus mampu menciptakan proses social dan manajerial tersebut sehingga bisa bertahan dan tumbuh dalam masyarakat. Paradigm masyarakat terhadap rumah sakit adalah institusi yang dibutuhkan ketika mereka mengalami sakit sehingga maknanya menjadi rumah untuk orang sakit. Diperlukan merubah paradigma dari paradigma sakit ke paradigma sehat. Artinya rumah sakit perlu menyadari bawa tugas utamanya adalah menyehatkan pasien dan masyarakat, baik di dalam maupun di luar rumah sakit (Moeloek, 2004). Berdasarkan paradigma pelayanan kesehatan diatas maka Rumah Sakit Jantung Harapan Kita menawarkan konsep ”Rumah Sehat” yang merupakan bagian dari produk layanan kesehatan terpadu dengan lebih
JE/08/Des/2010
63
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
menekankan kepada unsur preventif dan unsur promotif sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Ini perlu dilakukan agar keunggulan sumber daya yang ada di rumah sakit dapat didayagunakan secara optimal untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Jaringan ini harus meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara lengkap, bukan hanya pemanfaatan sarana rumah sakit untuk kuratif saja. Jaringan yang tertata baik akan membuat sistem rujukan berjalan dengan lancar, baik sarana kesehatan lain di rumah sakit maupun sebaliknya. Kegiatan promotif dan preventif dapat pula dilakukan oleh petugas rumah sakit di luar dinding rumah sakit, atau dengan menyebarkan pengetahuan kepada petugas lain di rumah sakit untuk kemudian diterusakan kepada masyarakat luas. Seluruh jaringan pelayanan kesehatan – termasuk rumah sakit – memang ditata untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia.
Kualitas Jasa Kualitas merupakan tingkat kesesuaian dengan persyaratan, dalam hal ini persyaratan pelanggan. Diminati atau tidaknya suatu jasa sangat ditentukan oleh persepsi kualitas yang ada dalam benak konsumen terhadap jasa tersbut. Persepsi Kualitas adalah proses dimana sensasi dipilih, diorganisir dan diinterprestasikan. Sensasi di sini adalah tanggapan segera dan langsung dari alat indera untuk menyederhanakan rangsangan. Sensasi sendiri tergantung pada perubahan energi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal (Hoyer, 2007). Isyarat untuk menduga kualitas sebuah produk bisa bersifat intrinsik yaitu berkenaan dengan karakteristik fisik produk tersebut seperti ukuran, warna dan bentuk. Gronroos (1984) membagi dimensi kualitas jasa menjadi 3, yaitu: technical (kualitas teknik) dan functional (kualitas fungsional) Kualitas teknik dan Image (Citra). Kualitas fungsional menyangkut tentang bagaimana suatu jasa disampikan dan dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi konsumen. SedangkanKualitas teknikal menyangkut tentang kemampuan teknis dalam menghasil pelayanan terhadap konsumen. Keduanya merupakan hal utama sebagai dasar tercapainya tujuan jasa. Sementara Citra tentu ikut mempengaruhi bagaimana suatu jasa digunakan oleh konsumen.
Kesadaran Hidup Sehat Kesadaran Hidup Sehat merupakan kecenrungan perilaku seseorang untuk menjalani hidupnya sesuai dengan kebutuhan diri untuk selalu seimbang dan jauh dari kondisi sakit. Kesadaran ini paling dapat dilihat dari bagaimana Tindakan preventif yang dilakukan oleh sesorang terkait dengan kesehatannya.
JE/08/Des/2010
64
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Menurut Taufik (2007) , preventif mempunyai lima tingkat (Five Level of Prevention from Leavell & Clarck) meliputi: a.
Promosi Kesehatan (Health Promotion), merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga
keseimbangan dan menahan berkembangnya bibit penyakit dengan cara meningkatkan daya tahan manusia dan memperbaiki lingkungan. Misal promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, tidak merokok bahkan menganjurkan orang lain untuk tidak merokok dan lain sebagainya b.
Perlindungan Khusus (Special Protection), merupakan tindakan yang masih terkait dengan
pencegahan penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit pejamu dan lingkungan dalam tahap awal terkena penyakit yang sudah mengarah kepada penyakit tertentu.. Pemberian imunisasi, Keluarga Berencana , mengkonsumsi vitamin sebelum sakit dan lain lain merupakan bentuk bentuk tindakan terkait perlindungan khusus. c.
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment), merupakan upaya
untuk segera menyadari adanya penyakit sedini mungkin dan melakukan tindakan segera dengan terapi yang tepat. Misal dengan cepat ke dokter apabila merasa ada gangguan kesehatan d.
Pembatasan ketidakmampuan (Disability Limitation), merupakan upaya mengatasi resiko terhadap
penaykit tertentu yang sudah menyerang. Dengan terapi tertentu untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien serta mengurangi kemungkinan kecacatan yang timbul, misal sanggup melakukan diet. e.
Rehabilitasi (Rehabilitation), tindakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat
agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar atau agar tidak menjadi beban orang lain, misal bersedia melakukan olah raga yang rutin dan teratur. Untuk pengujian hipotesis dua, kesadaran terhadap tindakan preventif merupakan variabel independen (dapat dilihat pada Tabel 4.1.).
Penerimaan Jasa dan Intensi Perilaku Penerimaan konsumen atas suatu jasa tertentu merupakan awal dari keberhasilan produk di pasar. Penerimaan ini dapat terlihat sebertapa besar intensi perilakunya terhadap objek. Intensi perilaku merupakan suatu kecenrungan perilaku yang akan dilakukan seseorang atas respon dari linbgkungan yang mereka terima. Corsini (2002) dalam The Dictionary of Psychology mendefinisikan intensi sebagai suatu keputusan untuk berperilaku secara tertentu. Selain itu, menurut Ajzen (2005), intensi dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan. Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005).
JE/08/Des/2010
65
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Intensi perilaku merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap produk atau jasa. Intensi perilaku juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Beberapa pengertian intensi perilaku (Shiffman, 2004) adalah sebagai berikut : 1. Intensi perilaku dianggap sebagai sebuah perantara faktor – faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku sehingga intentions dapat pula menunjukkan pengukuran kehendak / niat seseorang. 2. Intensi perilaku juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba. 3. Intensi perilaku berhubungan dengan perilaku yang terus menerus dan merekomendasikan kepada orang lain. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa perilaku itu tersebut akan muncul jika konsumen sudah memahami kualitas produk atau jasa yang mereka akan gunakan. Selain itu betapa mereka merasa butuh dengan produk dimana dalam kaitan dengan produk jasa kesehatan berarti kesadaran akan hidup sehat. Pengaruh kesadaran ini tentu tidak langsung mempengaruhi intensi menggunakan, namun akan memiliki pengaruh bagaimana suatu jasa diputuskan untuk dibeli atau direkomendasikan berdasarkan peniolaian terhadap kualitas..
Model Penelitian dan Hipotesis. Dari konsep dan teori di atas maka dapat digambarkan model penelitian beserta Hipotesis sebagai berikut.
Kualitas Jasa
Intensi Perilaku
Kesadaran Hidup Sehat
Hipotesis Hipotesa pada penelitian ini adalah : H1:
Kualitas Jasa mempengaruhi Intensi Perilaku
H2:
Kesadaran Hidup Sehat menentukan Pengaruh Kualitas Terhadap Intensi Perilaku.
JE/08/Des/2010
66
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
METODE PENELITIAN Metode dan Objek Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif pada produk layanan Rumah Sehat dari RSJPD – HK di Jakarta untuk memecahkan masalah praktis dan menggali informasi untuk memecahkan rumusan masalah. Berdasarkan metode yang dilakukan termasuk penelitian survei. Adapun prosedur sampel diambil dengan metode Convinience Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan berdasarkan kenyamanan. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah orang – orang (pasien atau keluarga pasien rawat jalan) sedang memeriksaan kesehatan (medical check up) di Rumah Sehat. Populasi dan Sample. Adapun yang menjadi populasi adalah konsumen pengguna Rumah Sehat Harapan Kita melakukan kunjungan rutin untuk memeriksakan kesehatan jantung mereka. Sedang sampel yang diambil adalah sebanyak 200 orang pengunjung rumah sehat. Metode penentuan sampel adalah dengan Convinience sampling, yaitu pengunjung yang kebetulan datang selama satu minggu tertentu dan bersedia untuk dimintai mengisi kuesioner.
Varibel dan Operasionalisasi. Pengukuran masing masing varibel dilakukan dengan bhantuan kuesioner yang terdiri dari beberapa kelompok variabel yaitu Variabel Kualitas, Kesadaran Hidup Sehat dan Intensi Perilaku. Masing masing akan diukur dengan indikatoer sebagai terliohat pada tabel berikut.
JE/08/Des/2010
67
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Variabel dan Pengukuran No 1
Nama Variabel
Nama Sub Variabel
Indikator
Persepsi
Atribut Fungsional
Penampilan dokter dan Karyawan
Kualitas
Kelengkapan Peralatan Medis Kecepatan dalam pelayanan Perhatian Khusus Pasien Kemudahan menjangkau lokasi Pelayanan Inmformasi Atribut Tekhnikal
Kemampuan Dokter Kecekatan Para medis Akurasi Hasil Pemeriksaan
Atribut Citra
Dikenal Terpercaya sebagai Pusat Rujukan Nasional Memiliki Dokter yang Terkenal & Terbaik Dibidangnya
2
3
Kesadaran Preventif
Intensi Perilaku
Promosi Kesehatan
Kebiasaan Hidup Sehat
Perlindungan Khusus
Konsumsi Vitamin Untuk Menjaga Kesehatan
Diagnosis Dini & Pengobatan Segera
Rutin Memeriksakan Kesehatan
Pembatasan Cacat
Kemampuan untuk diet.
Rehabilitasi
Melakukan Olah Raga Teratur & Rutin
Proses Ambil Keputusan
Akan selalu menggunakan
Proses Penggunaan Jasa
Mencoba Pelayanan Kesehatan Baru
Proses Pemberitahuan
Merekomendasikan Kepada Kenalan / Kerabat
Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor untuk konfirmasi dan regresi dengan menggunakan faktor interaksi. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPPS.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Agar bisa melakukan interpretasi yang baik terhadap penelitian ini, maka perlu dipaparkan kharakteristik responden yang membnerikan jawaban sebagai data untuk diolah. Dari sisi usia responden yang diambil adalah umur 20 tahuanan sampai di atas 45 tahun dimana jumlah yang dibawah 45 tahun dan di atas 45 tahun relatif berimbang. Begitu juga dari pendidikan sebgian belum perguruan tinggi dan sebagian lainnya berpendidikan pergturuan tinggi dengan penyebaran pendapatan yang proporsional antara yang tinggi, sedang dan rendah. Sebagian besar dari responden merupakan pengguna jasa kesehatan yang dibiayai oleh asuransi dan perusahaan tempay bekerja.
JE/08/Des/2010
68
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Uji Reliabilitas dan Validitas. Pengujian keandalan / reliabel (test of reliability) dari alat ukur perlu dilakukan untuk melihat alat ukur yang dipakai dapat dipercaya dan menguji kebenaran jawaban responden. Sehingga dikatakan reliabel apabila memberikan hasil score yang konsisten (internal consistency score) secara keseluruhan berdasarkan model koefisien Alpha Cronbach. Hasil Uji Reliabilitas No. 1 2 3
Variabel Persepsi Kesadaran Preventif Intensi Perilaku
Cronbach's Alpha ά 0,876 0,668 0,854
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Dari data Tabel 5.5. diperoleh nilai Alpha Cronbach > 0.60 dan skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,60 (Priyatno, 2008). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian tersebut reliabel.
Dengan menggunakan analisa faktor pada program SPSS berdasarkan Keiser Meyer Olkin dan Bartlett untuk mengetahui nilai dari KMO dan Anti Image Korelasi. Dimana pertanyaan akan diuji apakah merupakan suatu kesatuan variabel atau menjadi dua atau lebih variabel, syarat yang harus dipenuhi adalah : KMO > 0.5 dan Anti Image Korelasi > 0..5 Jika terjadi nilai yang tidak sesuai dengan persyaratan tersebut di atas maka pertanyaan yang mempunyai nilai rendah harus dibuang untuk menjadi satu kesatuan variabel.
Untuk analisa keseluruhan dari sub variabel fungsional, sub variabel teknikal dan sub variabel citra secara bersamaan dari variabel persepsi kualitas terhadap Rumah Sehat hasil output SPSS dapat diamati sebagai berikut :
JE/08/Des/2010
69
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Hasil Pengolahan Analisis Faktor No
Indikator Variabel Persepsi
Kualitas Jasa 1 Kualitas Fungsional 2 Kualitas Teknikal 3 Kualitas Citra Kesadaran Hidup Sehat Kebiasaan Hidup 1 Sehat 2 Pemeriksaan Rutin Kemampuan 3 menjalani diet Olah Raga Teratur & 4 Rutin Penerimaan Jasa Baru Akan selalu 1 menggunakan Mencoba Pelayanan 2 Kesehatan Baru 3 Merekomendasikan
Anti Image Matrices
Component Matrix
0,693 0,703 0,810
0,913 0,907 0,864
0,590 0,739
0,651 0,747
0,590
0,861
0,509
0,596
0,685
0,895
0,664 0,814
0,910 0,836
KMO
Bartlett's Test
Jumlah Faktor
0,728
0,000
Satu faktor
0,603
0,000
Satu Faktor
0,901
0,000
Satu Faktor
Dari tabel terlihat bahwa semua indikator untuk memenuhi syarat dan dapat membentuk satu varibel yang dimaksud. Dengan demikian semua pertanyaan dapat dikatakan valid.
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunaka regresi dimana hasil pengolahan dapat di lihat pada tabel berikut. Untukl F terlihat bahwa angka sig. berada pada nilai di bawah 0,05 yang berarti medua variabel baik kualitras maupun interaksi variabel kesadaran hidup sehat memilki pengaruh bersama sama secara signifikan terhadap Intensi perilaku.
JE/08/Des/2010
70
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
Hasil Uji F
Model 1
Sum of Squares 44.500
Regression Residual Total
df 2
Mean Square 22.250
62.500
105
.595
107.000
107
F 37.381
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Interaksi X1 X2, Persepsi Kualitas RS b. Dependent Variable: Intensi Perilaku RS
Untuk melihat bagaimana masing masing varibel mempengaruhi
secara sendiri sendiri dapat
digunakan uji t. Hasil pengujian dengan SPSS dapat di lihat pada tabel berikut.
Hasil Uji t
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Kualitas Jasa Interaksi X1 X2
B -.389 .540 .020
Std. Error .237 .091 .011
Standardized Coefficients Beta .540 .158
Sig. t -1.642 5.913 1.729
.104 .000 .087
a. Dependent Variable: Intensi Perilaku RS
Sehingga berdasarkan analisis regresi diatas maka persamaan regresi linier berganda adalah :
Y=
ß0
+ ß1X1
+ ß2X1X2
Y = - 3,954 + 0,54 X 1 + 0,02 X 1 X 2
Dimana : Y
= Intensi Perilaku
X1
= Persepsi Kualitas
X2
= Kesadaran Preventif
Dari tabel terlihat nilai t dan angka signifikan. Terlihat bahwa kualitas jasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi perilaku karena memiliki amngka sig yang lebih kecil dari pada 0,05. Sedangkan faktor interaksi terlihat memiliki angka signifikan yang lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukan pengaruh yang tidak signifikan. Berarti Kesadaran Hidup sehat ternyata memiliki peran yang signifikan dalam
JE/08/Des/2010
71
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
menentukan besarnya pengaruh Kualitas Jasa terhadap intensi perilaku. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh sebagian besar dari responden merupakan karyawan yang dibiayai oleh perusahaan dan asuransi. Bagi mereka datang ke Rumah Sehat karena adanya keharusan yang diminta oleh perusahaan. Selain itu kondisi ini bisa juga disebabkan oleh pemahaman mereka terhadap rumah sehat, dimana varibel ini tidak masuk dalam penelitian ini. Bisa dipahami juga kehadiran mereka ke rumah sakit ini atas permintaan perusahaan yang hanya mengenalnya sebagai rumah sakit bukan rumah sehat.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Dari hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Kualitas Jasa terbukti memiliki pengaruh yang berarti terhadap intensi perilaku terhadap Rumah Sehat. Hal ini sesuai dengan konsep dan dugaan sebelumnya. Namun demikian pengaruh Kualitas Jasa terhadap intensi perilaku pada Rumah Sehat tidak tergantung kepada Kesadaran Hidup Sehat. Jadi dengan demikian kehadiran rumah sehat belum dipahami dan masih diperlakukan sebagai rumah sakit sehingga kesadaran hidup sehat tidak memilki pengaruh terhadap intensi perilakunya.
Rekomendasi Dari kesimpulan dan pembahasan di atas terdapat beberapa hal yang bisa disarankan untuk pengelola rumah sehat dan penelitian berikutnya, yaitu : 1. Kualitas Jasa tetap perlu diperhatikan karena dari analisis diketahui bahwa memilki pengaruh terhadap intensi perilaku pengguna. 2. Rumah sehat perlu melakukan sosialisasi yang agresif tentang keberadaan Rumah Sehat, sehingga kedatangan ke Rumah Sehat bukan saja karena mendapat tugas atau merasakan keluhan pada kesehatan mereka. Dengan demikian kesadaran akan hidup sehat akan beriringan dengan kebutuhan terhadap Rumah Sehat. 3. Perlu mempertimbangkan memasukan variabel lain untuk menyempurnakan penelitian untuk mendukung keputusan pengelola dalam memasarkan Rumah Sehat ini. Adapun variabel yang perlu dimasukan adalah mengenali pemahaman responden tentang konsep datang ke rumah sakit, pemahaman konsep Rumah sehat dan Alasan menggunakannya.
JE/08/Des/2010
72
Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan E. Rekarti
DAFTAR PUSTAKA Aditama, C. Yoga. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Ed. 2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Moeloek, Anfasa. 2004. Departemen Kesehatan RI.: Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Gronross, 1984, A SZervice Quality Modeland itsMarketing Implication, EU J Market. Gronroos, 1994, From Scientific Management to Service Management : A Management perspective for the age of Service Quality Competition. Hoyer, Wayne D. and MacInnis Deborah. 2007. Consumer Behavior. forth edition, Boston: Houghton Mifflin Company. Kotler, Philip. 2001. Marketing Management. The Millenium Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Pabundu, Moh. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Penerbit Mediakom. Yayasan Jantung. 2008. Konsultan Renumerasi dan RENSTRA (Rencana Strategi Lima Tahun): 2007-2011. Jakarta : Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Shiffman, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Soejadi, Sunartini. 1996. Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Katiga Bina. Solomon, Michael R. 1999. Consumer Behaviour: Buying, Having and Being. Fourth edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Taufik, M. 2007. Prinsip – Prinsip Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Infomedika. Tjiptono, Fandy & Chandra Gregorius. 2007. Service, Quality & Satisfaction. Jogja : Penerbit Andi.. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PenerbitGramedia Pustaka Utama. Uyanto, Stanislaus. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.
JE/08/Des/2010
73