PERPUs1- ~ '·<°/\ l: l\i ,, 1r UIN SYAHiD JAl<.t~i:;:TA _. . . . .
'
"
-.. ·-
-,,,!
•
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG SEHAT SMP I AL-MATIIN KAMPUN(; SAWAH CIPUTAT
Oleh: SULTONI
dari NIM: 104011000076 Tgl.
: ............................................. . : .l.Z~ Q.~L...~.................. ..
..
No. lnrluk : .. Q.J~.. ::-..QS ..;;,2;;\..
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISI~AM FAKULTAS ILMU TARBIYAHDAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
1SL,
PERAN KEPALA SEKOLAH D , MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG SEHAT SMP I AL-MATIIN KAMPUNG SAWAH CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh: SULTONI 10401100007 6
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG SEHAT
SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk memehuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)
Oleh:
SULTONI
NIM:104011000076
Di Bawah Bimbingan:
150094403
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 HI 2009 M
LEMBARPERNYATAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sultoni
NIM
: 104011000076
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S 1) di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakaiia.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan jiplakan dari kai·ya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 12 Desember 2008 Penulis
ABSTRAK Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Bndaya Sekolah Yang Sehat Di SMP I AI-Matiin Kampung Sawah Cipntat Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni faktor internal dan ekstemal. Pertama faktor internal, yang termasuk di dalamnya kecerdasan (intelegen), minat, dan motivasi belajar siswa. Kedua faktor eksternal, yang tennasuk di dalanmya adalah kondisi sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal siswa, dorongan dari kedua orang tuanya, dan budaya sekolah tempat ia belajar. Dari kedua factor di atas, banyak penelitian empiris mengungkapkan faktor eksternal termsuk di dalanmya budaya sekolah berkorelasi tinggi denga:n prestasi dan motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ann Bradley dan Hardly Working (1995). Berbicara budaya sekolah, dimana sekolah adalah sebuah organisasi yang setiap anggotanya mempunyai tujuan yang dicita-citakan bersama, maka kita juga akan berbicara tenang pimpinan organisasi tersebut yakni kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi yang mempunyai sistem terbuka, sistem sosial, dan merupakan sub budaya dari masyarakat secara umum, mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptaka:n budaya sekolah yang sehat. Karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam budaya tersebut, baik daii internal maupun ekstemal sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk kreatif dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. Kepala sekolah harus mengetahui budaya sekolah mereka, mampu membentuk budaya dan pada akhirnya tujuan yang dicita-citakan oleh sekolah dapat tercapai. Metodologi penelitian pendidikan dalam skripsi ini bertujuan tmtuk memperoleh informasi mengenai bagaimana peran kepala sekolah SMP I Al-Matiin dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat, yakni budaya disiplin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi SMP I Al-Matiin yang berjumlah 75 siswa yang kesemuanya berkesempatan menjadi san1pel pada penelitian ini. Pengumpul311 data dalam skripsi ini dilakuk311 deng311 cara l) Angket, 2)Wawfil1cara, d3113)0bservasi. Dari hasil 311alisis d311 interpretasi atas data yang diperoleh, menunjukk311 bahwa per311 kepala sekolah SMP I Al-Matiin dalam menciptak311 budaya sekolah yang sehat telah berjalan dengfil1 sehat d311 tidak terdapat kendala yang berarti dalam upaya untuk menciptakfil1 budaya sekolah yang sehat.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat di SMP I Al-Matiin Kampung Sawash Ciputat" ini dengan baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zarnan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Keislaman (S. Pd.I). Dalam rnenyusun skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan
keterbatasan ilrnu pengetahuan yang penulis miliki, namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampikan kepada: I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekretaris Jurusan PAI, staf Jurnsan PAI beserta selurnh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selanm proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama pernbuatan skripsi ini. 4. Dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan akademik
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini, Jazakallah khairan katsira. 6. Segenap Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syru·if Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan-perpustakaan fakultas. 7. KH. Ucup Ridwan Saputra, Pimpinan Yayasan Al-Matiin yang telah memberikan amanat kepada penulis pada Asisten Direktur II Bidang Kurikulum dan Kepengasuhan Al-Marwiah Islamic Boarding School (AIS). 8. Drs. Mukhtar Al-faridi, Kepala Sekolah SMP I Al-Matiin Krunpung Sawah Ciputat yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan persiapan keberangkatan ke Tanah Suci, beserta selmuh dewan guru yang tidak saya sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengi.rrru1gi rasa terima kasih dan hormat saya. 9. Kedua orang tuaku tercinta (Al-marhum H. Kodirm1 dan Hj. Jariah), keluru·ga besarku (Mbak Halimah, Mas Rusdiono, Adinda Rois Husaini, Dede Arif Wahyudi, Antin Fitriati, Putra), juga Om Sis yang selalu mencurahkan kasih sayang, do'a, perhatian, dan motivasi mauplli1 dukungan materil kepada penulis selruna penyelesaian penelitian ini. 10. Keluru·ga Kemlli1ing (Kaki', Nini', Yai Sa' dun, Prunan Alrrnadi).
Terimakasih atas segala perhatian dan bimbingannya. 11. Kepada seluruh teman-teman sepe1juanganku di Jurusan PAI khususnya
PAI kelas B 2004 yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala perhatian, duklli1gan, suasana hangat, dan motivasinya, semoga silaturrahmi terjalin dan sukses selalu. And, I miss when you smiled to me: Uni UlfaQ.
12. Kepada temen-temen di kepengurusan Al-Marwiah Islamic Boarding School (Abu Hasan Mubarok, Faisal Achdiatna clan Trisno Joyo), yang telah memberikan dukungan clan motivasi terbaik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 13. Teman-teman di Pesntren Lubur Sabilussalam 2006 (Kholid, Kang Toha, Sugih, Mumub, Yazid, Ucup, Mahsun), yang telah memotivasi penulis dalam berlatih berorganisasi. 14. Inspiring Friend: Yoni, Fuad H, Asral, Vera, dan Mia. Teman-teman P2KT di SMP N 56 Jakarta: Dede-Adi (IPS), Amel-Tia (PBI), Ria-OktaSyifa-Riska-Izul (PAI). PAI Basket Ball Team: Holid, By hq, Asral, Fuad, Ocep Potter, Huda). PAI Propesa Band: Indra (guitar&vocal), Ipul (bass), Amel (keybord). Lan, Sedulur kulo Umi H.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bennanfaat bagi penulis khususnya clan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan clan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Jakarta, 12 Desember 2008
Penulis
DAFTARISI ABSTRAK .................................................................... .. KATA PENGANTAR .........................................................
ii
DAFTARISI.....................................................................
v
DAFTAR TABEL..............................................................
Vlll
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
x
PENDAHULUAN
BABI
A.
Latar Belakang Masalah .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
I
B.
Identifikasi Masalah..................... .. .. .. .. . .. .. .. .. ..
6
C.
Pembatasan Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. ...
6
D.
Perumusan Masalah .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. ..
7
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .....
7
F.
Metode Pembahasan .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . . .. .. .. .. ....
8
KAJIAN TEORI
BABU
A.
Kepala Sekolah .............................................
9
I.
Pengertian Kepala Sekolah .........................
9
2.
Peran Kepala Sekolal1 ...............................
10
a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator ......
11
b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ..........
15
c. Kepala Sekolah Sebagai Evaluator ............
16
d. Kepala Sekolah Sebagai Motivator ............
17
e. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ............
19
f.
19
Kepala Sekolah Sebagai Innovator ............
g. Kepala Sekolah
Sebagai
Mediator dan
Fasilitator ........................................... n
Tl.-.l--·- Cl-1--1-1..
20
BAB III
BAB IV
1.
Penge1tian Budaya . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . ...
21
2.
Pengertian Budaya Sekolah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
23
3.
Sebab-sebab Timbulnya Budaya Sekolah .... .....
24
4.
Kriteria Sekolah Yang Sehat ........................
25
METODOLOGI PENELITIAN A.
Metode Penelitian... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . ...
29
B.
Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian .................
29
C.
Populasi dan Sampel .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .
30
D.
Teknik Pengumpulan Data.......................................
30
E.
lnstrumen Penelitian .. ..............................................
31
F.
Teknik Analisis dan lnterpretasi Data .. .... .. .. ... .. .. .... ..
31
HASIL PENELITIAN A.
B.
Gambaran Umum SMP I Al-Matiin ............................
35
1.
Profil dan Letak Geografis ..................................
35
2.
Sejarah Singkat SMP I Al-Matiin .......................
35
3.
Visi dan Misi SMP I Al-Matiin ...........................
36
4.
Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin .................
37
5.
Keadaan Tenaga Pendidik ...................................
38
6.
Keadaan Siswa ....................................................
39
7.
Sarana dan Prasarana ..........................................
39
Analisis dan Interpretasi Data .....................................
41
1.
Analisis Data .. ..... .... ......... .. .. .. ... .. .. .. .. ... .. .. .... .. ... ..
41
2.
Interpretasi Data ..................................................
54
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................
61
B.
Saran...........................................................................
61
DART AR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL 1.
Tabel 1
Dimensi dan lndikator Kepala Sekolah Sebagai Motivator .......................................................................
33
2.
Tabel2
Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37
3.
Tabel3
Keadaan Tenaga Pendidik SMP I Al-Matiin .................
38
4.
Tabel4
Keadaan Siswa ................................................
39
5.
Tabel5
Statistik Jumlah Siswa . . . . . .. . . . . .. . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . ....
39
6.
Tabel6
Sarana dan Prasarana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40
7.
Tabel 7
Kepala Sekolah Datang ke Sekolah Tepat Waktu .........
4I
8.
Tabel8
Memakai seragam yang rapih dan berdasi . . .. . . . . . . . . . . ..
42
9.
Tabel9
Mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan rutin ....... ....... ..... ... . ........ ......... .... ............ ... . 42
10. Tabe 10
Memakai sepatu wama hitam sesuai dengan peraturan sekolah ...........................................................................
43
11. Tabel 11
Membuang sampah pada tempatnya . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . ...
43
12. Tabel 12
Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas ............................................................
13. Tabel 13
44
Pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantianjam pelajaran . . ...... ..... ......... ..
44
14. Tabel 14
Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu .........
45
15. Tabel 15
Pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . ..
45
16. Tabel 16
Pengarahan untuk melaksanakan pike! kelas .................
46
17. Tabel 17
Pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam dan sejenisnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....
46
18. Tabel 18:
Nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun . . . . . . . . . 47
19. Tabel 19
Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik ...
20. Tabel 20
Nasehat untuk tidak merokok di dalam atau di luar lingkungan sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
47
48
21. Tabel 21
Nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan di dalam dan di luar sekolah . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . ...
49
22. Tabel 22
Nasehat untuk tidak berisik di dalam kelas . . . . . . . . . . . . ...
49
23. Tabel 23
Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....
24. Tabel 24
Memberikan hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ..
25. Tabel 25
50
51
Memerintahkan untuk solat dzuhur berjamaah tepat waktu ........................................................... 51
26. Tabel 26
Memberi teguran bagi siswa yang coret-coret dinding .. 52
27. Tabel 27
Menyuruh siswa untuk memakai seragam secara lengkap .........................................................
28. Tabel 28
Memberi surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk kelas selama 3 hari tanpa ada keterangan . . .. . ....
29. Tabel 29
52
53
Mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas untuk membicarakan tentang disiplin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
54
DARTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1: Angket Penelitian 2. Lampiran 2: Pedoman Wawancara 3. Lampiran 3: Surat Pengajuan Judul Skripsi 4. Lampiran 4: Surat Bimbingan Skripsi 5. Lampiran 5: Surat Izin Untuk Penelitian 6. Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 7. Lampiran 7: Hasil Wawancara 8. Lampiran 8: Hasil Skoring Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator Dalam Menciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangnnan di segala bidang terus dilakukan termasuk bidang pendidikan. Upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembahasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa tujuan negara Republik Indonesia yaitu: Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 1 Di bidang pendidikan, pemerintah terns melakukan usaha-usaha penataan,
pengembangan dan pemantapan, misalnya dengan melengkapi peraturan dan perundang-undangan, melakukan pengembangan kurikulum. Agar program pendidikan dapat berjalan dengan benar, pemerintah juga melaksanakan pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan tenaga kependidikan yang lain, menyediakan dana, sarana dan prasarana. Peran serta masyarakat dan orang tua juga ditingkatka.n, mengingat tanggung jawab bersama antara masyarakat, keluarga dan pemerintah. Semua kegiatan yang
1
IAIN, Pendidikan Kewarganeraan: Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, (Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), Cet. Ke-I, h. 54-55.
2
telah dilakukan dan akan terns dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat merupakan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan Nasional bertujuan membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dan dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dan dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik. Berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat. 2 Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang luhur dan mulia sebagaiman diutarakan di atas, namun hasilnya belum juga memuaskan, Karena masih banyak masalah yang dihadapi dunia pendidikan, diantaranya kualitas proses pendidikan dan kualitas hasil pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan setiap unsur dan satuan yang berperan dalam bidang pendidikan harus ditingkatkan seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan secara efektif dan efesian. Sekolah sebagai salah satu satuan pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan, perlu ditingkatkan kegiatannya sesuai dengan fungsinya serta tanggung jawab, mengingat sekolah sebagai lembaga pendidikan, tempat
diselenggarakannya
proses
pendidikan
secara
berjeajang
dan
berkelanjutan, dan sebagai bagian dari sistem pendidikan, sebagaimana tercantum dalam undang-undang NO 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional sebagai berikut: Satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang be1jenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkelanjutan. 3 Jalur pendidikan sekolah melaksanakan kegiatan pelayanan pendidikan terhadap siswa, memenuhi tuntunan masyarakat dan orang tua siswa. Kegiatan
2
3
Abu Ahmadi, I/mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2, h. 198 Penjelasan SISDIKNAS, (Jakarata: Balai Penerbitan Dharma Bak'li, 1990), h. 182
3
sekolah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan, berdasarkan kurikulum yang berlaku untuk mencapai tujuan nasional. Sebenamya pendidikan tidak hanya dilakukan di jalur pendidikan sekolah, tetapi juga berlangsung dalam pendidikan luar sekolah yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat. Namun pada kenyataannya masyarakat dan orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya pada jalur pendidikan sekolah. Melihat kenyataan demikian, sekolah terbebani oleh tugas yang cukup berat untuk melaksanakan pendidikan yang dipercayakan oleh masyarakat dan orang tua. Berdasarkan Buku Pedoman Administrasi Pendidikan yang dikeluarkan oleh Tim Pengembangan IKIP Semarang, bahwa untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya, sekolah memerlukan unsur-unsur yang berperan, yaitu: I. Unsur Pempinan: Kepala sekolah 2. Unsur-unsur : a. Unsur Pengajaran b. Unsur Kesiswaan c. Unsur bimbingan dan konseling d. Unsur Pengabdian pada masyarakat e. Unsur ko-Kulikuler 3. Unsur Tata usaha 4. Unsur Instalasi: a. Perpustakaan sekolah b. Labolatorium c. Bengkel Ke1ja d. Asrama 5. Unsur Pelaksana: a. Guru Bidang studi b. Guru Praktek c. Guru wali d. Guru kelas e. Ketua j urusan 6. Unsur siswa. 4 Dari berbagai unsur tersebut, peranan kepala sekolah di lembaga pendidikan mempunyai pengaruh yang cukup besar, terutama dalam mengelola sekolah sesuai 4
Tin1 Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Adnzinistrasl Pendidikan, (Sen1arang: ·rhn
Pengadaan Buku Pelajaran !KIP Semarang, 1991), h. 54.
4
dengan visi dan misi untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan. Sebagaimana basil penelitian yang telah dilakukan oleh Robby Suharlan Suarsa. Hasil analisisnya mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap basil belajar siswa.
5
Terlebih dalam era otonomi seperti sekarang ini, dimana sekolah merupakan satuan pendidikan yang otonom. Dalam ha! ini, kita bisa menggunakan istilah Menejeman Berbasisa Sekolah (MBS) untuk mewakili sebuah model sekolah yang otonom. Salah satu model MBS adalah kontrol administratif, dimana kepala sekolah sangat dominan sebagai representasi dari administrasi pendidikan. Ia berperan sangat penting dalam malakukan tertib organisasi untuk mewujudkan sebuah menejemen yang baik. Dan menejemen yang baik adalah Penanggung jawab utama dalam mengembangkan budaya sekolah.6 Salah satu indikasi budaya sekolah yang efektif adalah sikap disiplin pada diri murid. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pendidikan siswa tidak hanya menyerap dan memahami ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik, tetapi yang diharapkan adalah terjadinya transfer nilai ke dalam diri murid yang kemudian dapat diterpakan dalain kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya banyak hambatan yang dialami siswa, kesulitan ekonomi, keterbatasan fasilitas dan kurangnya motivasi siswa serta kurang disiplin. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mengajarkan nilai-nilai dan normanorma yang berlaku dalam masyarakat, disamping mengajarkan keterampilan dan kepandaian. Akan tetapi fungsi sekolah sebagai pembentuk nilai dalam diri siswa sekarang ini banyak mendapat tantangan. Indikasi
adanya tantangan tersebut
dapat dilihat dengan munculnya kenakalan pelajar atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa terhadap tata tertib sekolah yang merupakan salah satu faktor penghambat terhadap keberhasilan belajar. ' Hubungan Kepemimpinan Kepa/a Sekolah, lklim Budaya Sekolah, Dan Kepuasan Be/ajar Dengan hasil Be/ajar Siswa, Artikel diakses pada 3 Agustus 2008 dari
[email protected] 6
Development
of school
hltrr:///centcrschollcul ture.co1n
culture,
Artikel
diakses
pada
I
Juli
2008
dari
5
Munculnya kenakalan pelajar atau para pelanggar aturan dan tata tertib sekolah, menunjukkan adanya kegagalan sekolah dalam mendisiplinkan siswa. Singgih D. Gunarsa berpendapat tentang arti disiplin, "Dalam mendidik anak perlu disiplin tentang apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan" 7• I. G. Warsanto mengutip pendapat Atmosudirjo, mengatakan "Disiplin adalah syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan. 8 Dalam masyarakat modern yang terus mengalami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap dan perilaku disiplin sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, terrnasuk dalam dunia pendidikan. Misalnya siswa yang merupakan salah satu pelaku pendidikan sangat dituntut untuk dapat memiliki sikap disiplin terutama disiplin dalam belajar. Islam mengajarkan manusia konsep disiplin sebagaimana yang tertera pada salah satu surat dalam Al-Qur'an, yakni surat Al-'Ashr, sebagai berikut:
"Demi masa {I) Sungguh, manusia berada datam kerugian, (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebqjikan serta sating menasihati untuk kebenaran dan sating menasihati untuk kesabaran (3) {QS. 103: 1-3}
Kandungan surat di atas mengajarkan manusia untuk benar-benar menghargai waktu. Bagaimana manusia mengelola dan menggunakan waktunya. Manusia yang merugi adalah manusia yang menyia-nyiakan waktu dan menggunakannya untuk perbuatan yang tidak berrnanfaat. Kedisiplinan pun sangat berhubungan dengan penggunaan dan pengaturan waktu, karena pada hakikatnya, kedisiplinan itu melakukan pekerjaan sesuai dengan tempat dan waktunya.
6
SMP Al-Matiin adalah lembaga pendidikan swasta yang secara kelembagaan bema di bawah naungan Yayasan Al-Matiin dimana pengelolaan dan sumber dananya adalah hasil swadaya masyarakat dan dari dana bantuan pemerintah. Sebagaimana lembaga swasta yang lainnya, SMP Al-Matiin kekurangan terhadap SDM yang memadahi dan kompeten. Hal ini terlihat dari sebagian guru mengajar bukan pada bidang keahliannya dan juga sering terjadinya pergantian kepala sekolah oleh pihak yayasan dalam periode yang singkat dan mengakibatkan kepada kurang optimalnya kinerja kepala sekolah dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut. Penulis inging meneliti apa saja peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat yang akan di kemas dalam judul penelitian "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan
Budaya Sekolah Yang Sehat"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis menemukan beberapa masalah-masalah yang terkait dengan fokus penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: I.
Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun belum mendapatkan basil yang memuaskan.
2.
Belum berjalannya dengan baik Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP I Al-Matiin.
3.
Bahwa budaya disiplin di sekolah sangat membantu proses behijar mengajar
4.
Keterbatasan kualitas SDM di SMP Al-Matiin.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, diketahui banyak masalah yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan dan budaya sekolah. Namun mengingat keterbatasan penelitian ini, maka hanya dibatasi pada peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat. Adapun yang dimaksud
7
dengan peran kepala sekolah adalah peran kepala sekolah sebagai motivator. Sedangkan budaya sekolah hanya dibatasi pada budaya disiplin siswa di sekolah.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan di ajukan adalah: I. Bagaimana peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat yakni budaya disiplin siswa. 2. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalan1 menciptakan budaya seko !ah yang sehat.
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitia~ 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peran kepala sekolah sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat sudah maksimal dan dijalankan dengan baik 2. Manfaat Peneletian Adapun manfaat penelitian ini adalal1 sebagai berikut: a.
Diharapkan dapat memperoleh gambaran tentartg peranan kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran bagi sekolah dan khususnya dalam upayanya menciptakan budaya sekolah yang sehat.
c.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan kepada peneliti pribadi tentang peran kepala sekolah dan budaya sekolah yang sehat.
8
F. Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan yang dimaksud adalah mengkaji dan mempelajari beberapa referensi yang era! kaitannya dengan masalah yang di bahas. Selanjutnya, penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007.
BABU KAJIAN TEORI A. Kepala Sekolah 1.
Pengertian Peran Kepala Sekolah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah "Perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. 1 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto berpendapat bahwa "Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia meqjalankan suatu peran. Pentingnya peranan adalah karena ia mengat1rr perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas te1tentu sepe1ti meramalkan perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang atau sekolompoknya, hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan individu dengan masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. 2 Peran sangat penting sekali dalam kehidupan khususnya pada zaman sekarang ini, karena menurut pengertian di atas peran itu harus dilaksanakan oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dalam lembaga pendidikan atau sekolah. Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah "kepala" dan "sekolah".
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Jndonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-I, h. 667
10
Kata "kepala" dapat diartikan "ketua" atau "pemimpin" dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedang "sekolah" adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. 3 Kepala sekolah adalah pimpinan pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan clan perkembangan mutu professional di antara guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Menurut HM. Daryanto "kepala sekolah merupakan personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah. la mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dalam dasar pancasila. 4 Kepala sekolah bukan hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasainya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya, juga merupakan tanggung jawabnya pula. Kepemimpinan kepala sekolah disini mengandung makna yang luas yaitu kemampuan untuk menggerakkan sumber daya yang terdapat pada lembaga pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari definsi tersebut diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan secara organisatoris yaitu membina, membimbing, memberi bantuan, dan memberi dorongan kepada staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan utnuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2.
Peran Kepala Sekolah
Seorang pemimpin pendidikan dalam menduduki jabatannya ditetapkan dan di angkat oleh atasannya. Akan tetapi untuk dapat mejalankan tugasnya dengan baik, kedudukan kepala sekolah harus benar-benar mengerti dan memahami 3
Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tilifauan Teoritis dan Permosa/ahannya, (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada: 2001), Cet. 2, h. 83 4 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2001), Cet. I, h. 80
II
fungsi dan pernannya baik sebagai administrator, supervisor, maupun sebagai motivator.
a.
Kepala sekolah sebagai Administrator Sebelum membahas fungsi kepala sekolah sebagai administrator, Drs. Ngalim
Purwanto dalam buku Administrasi Pendidikan mengartikan administrasi merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. 5 Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan di lingkungan sekolah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas administrasi, kepala sekolah dibantu oleh guru dan staf lainnya, serta mendelegasikan berbagai sumber misalnya tenaga, dan materil agar berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan. Tugas kepala sekolah pada zaman sekarang ini sangatlah berbeda dengan zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat bahwa pada zaman dahulu masih menggunakan sistem sentralistik atau segala tugas dan wewenang kepala sekolah telah ditentukan oleh pemerintah pusat sehingga segala sesuatu mengenai urusan sekolah telah disediakan oleh pemerintah. Berbeda dengan zaman sekrang tugas kepala sekolah sangatlah rumit. Hal ini karena dipengaruhi dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi pada bidang pendidikan yang ada di Indonesia sehingga menimbulkan paradigma barn yang akan berpengaruh pada scmkin beratnya tugas yang di emban oleh kepala sekolah. Dengan adanya sistem desentralisasi maka pemerintah telah memberikan kebebasannya bagi setiap satuan pendidikan untuk lebih mengetahui dan mampu mengurus kebutuhannya sendiri, sehingga kepala sekolah diharapkan untuk dapat mengatasi seluruh persoalan sekolah yang tentunya bekerjasama dengan para guru dan seluruh pegawai sekolah. 'Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Sumber Widyaj, 1996), Cet. 18, h. 11
12
Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator antara lain adalah: 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Menguasai garis-garis besar program pengajaran (GBPP) seperti: standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan pengembangan KTSP. Bersama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun kegiatan Menyusunjadwal kegiatan Mengkoordinir kegiatan penyusunan model satuan pelajaran. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat dan norma penilaian Mencatat dan melaporkan hasil kemjuan sekolah kepada instansi-instansi pendidikan Mengatur kegiatan program bimingan konseling Meneliti dan mencatat kehadiran siswa Mengatur program kegiatan ekstra kurikuler Merencanakan pembagian tugas guru Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan dan mutasi guru Mengatur usaha kesejahteraan personal sekolah Memelihara pencatatan buku sekolah Merencanakan, megembangkan, hubungan sekolah dengan masyarakat Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah Memelihara perlengkapan sekolah Bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan sekolah Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan masyarakat Memelihara dan mengatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah. 6
Agar kepala sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka diperlukan pemahaman, penguasaan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan. Selain itu kepala sekolah juga bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolah. Misalnya perbaikan gedung sekolah, penam bah an ruang, juga penambahan fasilitas dan sarana prasaran yang dibutuhkan oleh siswa dan guru. Oleh karena itu ia dituntut untuk selalu kreatif dan memiliki inisiatif yang dapat menjunjung perkembangan sekolah. Demikianlah bidang garapan administrasi pendidikan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan. Adapun prosedur atau langkah-langkah pokok yang
6
Suryo Subroto, Din1ensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. II, h. 141-142
13
harus dilakukan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan secara umum meliputi: a. Membuat perencanaan Salah satu tugas utama dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaa. Pemcanaan
adalah
suatu
proses
mempersiapkan
serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukam1ya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. 7 Adapun langkah-langkah dalam pemcanaan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1
2 3 4 5
Menentukan clan merumuskan tujuan yang hendak dicapai Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan diselesaikan. 8 Oleh karena itu, kepala sekolah paling tidak membuat rencana tahunan
setiap tahun meajelang di mulainya tahun ajaran baru kepada sekolah hendakuya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun ajaran berikutnya. Dalam penyusunan rencana tahunan ini, kepala sekolah harus mengikutsertakan mereka dapat membantu memberikan pemikiran clan ide-ide cemerlang serta pemecahan masalah yang mungkin tidak terpikirkan atau tidak dapat di pecahkan sendiri oleh kepala sekolah. Dalam kegiatan administrasi pendidikan membuat perencanaan mutlak dilakukan, perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawairu1, keuang311, dan penyediaan fasi!itas yang diperlukan sekolah.
7
~nh~ .. ,.;......,;
i1....;1,...., .... ..._,.,.
n~--·-:
___ :
J ___
"J. __ , __ ,_~-----'
n
14
b.
Menyusun Struktm Organisasi Sekolah Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun
organisasi sekolah yang di pimpinnya dan melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada gmu-gmu dan pegawai sekolah sesuai dengan struktm organisasi sekolah yang telah disusun dan di sepakati bersama. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat, maka kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai. c.
Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah (gUTU) dengan jalan
memberi
perintah,
memberi
petunjuk,
mendorong
semangat
kerja,
menegakkan disiplin, membe1ikan berbagai usaha laiimya agar mereka adalan1 melakukan pekerjaan meugikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. Sedangkan pengoordinasian kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas
sehingga
te1jalin
kesatuan
atau
keselarasan
keputusan,
kebijaksanaan, tindakan, sikap serta tercegal1 dari timbulnya pertentangan, kekacauan, dan kekosongan tindakan. 9 Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertugas memberikan pengarahan dan pengoordinasian seluruh staf dan personal sekolah yang meliputi guru dan pegawai agar dapat bekerja sama dan membantu kearah satu tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengoorganisasian yang baik maka persaingan yang tidak sehat antara personel sekolah dan kesimpangsiuran dalam meajalankan tugas dapat dihindari dan dapat te1jalin kerjasania yang baik antar personel sekolah. d.
Melaksanakan pengelolaan kepegawaian Tugas kepala sekolah sebagai administrator dalam pengelolaan
kepegawaian meliputi penerimaan, penempatan, dan pemberian tugas guru.
15
Usaha dan peningkatan kesejahteraan guru-guru dan pegawai sekolah tidak hanya bersifat material saja tetapi juga yang bersifat jasmani dan rohani, serta peningkatan mutu profesionalisme serta pengembangan karier mereka. Agar pekerjaan sekolah dilakukan dengan ikhlas, senang, bergairah dan berhasil baik dalam memberikan tugas atau pekerjaan maka sebaiknya kepala sekolah agar memperhatikan dan mendengarkan keluhan para bawahannya dan mencari jalan keluar bagi hambatan yang dirasakan dalam menjalankan tugas mereka seta kepal sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan pada para pegawai untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka. Dari uraian tersebut dapat disimpukan bahwa administrasi dalam pendidikan atau dalam sekolah, khususnya bagi kepala sekolah tidak dapat dipisahkan dari kegiatan kepemimpinan. Karena apabila pelaksanaan tugas pemimpin tanpa menggunakan administrasi akan te1jadi . kegiatan yang tumpang tindih dan simpang siur. Untuk pelaksanaan yang tertib dan teratur kepala sekolah harus meggunakan administrasi yang tertib dan teratur pula.
b. Kepala sekolah sebagai supervisor Supervisi sebagai salah satu fungsi dalam administrasi pendidikan, bukan hanya tugas para inspektur melainkan tugas kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai-pegawai. Good's Carter, sebagaimana dikutip oleh Oteng Sutisna mendefinisikan supervise sebagai: "Usaha bersama dari para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenga pendidikan lain dalam perbaikan
pengajran, metode-metode mengajar dan
evaluasi
Pengajaran". 10 Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar adalah dengan jalan membantu guru-guru agar mereka mampu memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. 10
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesiona/, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1993), h. 264
16
Melihat tujuan dan pengertian supervisi tersebut, maka fungsi kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing dan menolong guru-guru dan siswa dalam memperbaiki pendidikan, memperbaiki tujuan pendidikan se1ia membina dan mendidik tingkah laku siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
c.
Kepala sekolah sebagai Evaluator Menurut N galim Pmwanto evaluasi adalah "suatu proses yang sistematis
untuk menentukan dan membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran yang telah dicapai. Dalam arti luas evaluasi adalah proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatifkeputusan". 11 Untuk menilai berhasil tidakuya suatu program, perlu adanya penilaian atau evaluasi. Kepala sekolah sebagai evaluator hendalmya memberi pengarahan kepada guru-guru. Arahan dan bimbingan sebaiknya diberikan secara teratur, bijaksana, baik, secara langsung maupun tidak langsung. Arahan dan bimbingan seyogyanya tidak diberikan terlalu sering agar sikap kemandirian dan kepercayaan diri dapat berkembanga pada setiap individu, serta tidak terkesan menjemukan. Bentuk-bentuk arahan dan bimbingan hendaknya disesuaikandengan keadaan individu atau pihak yang diberi arahan, dan bimbingan ini berorientasi untuk menumbuhkan atau membangkitkan semangat kerja serta mengembangkan dan meluruskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan disamping menjaga ketentuanketentuan (nonna) sekolah. Selaku evaluator kepala sekolah juga menilai keberhasilan proses belajar mengajar secara menyeluruh termasuk alat peraga, sarana yang ada, buku sumber pengajaran dan out put yang dibutuhkan oleh masyarakat.
17
d.
Kepala sekolah sebagai Motivator Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. 12seorang pemimpin pendidikan untuk mengamati bawahannya yakni para guru untuk senantiasa eksis terhadap profesi yang dijalankan. Motivasi berfungsi untuk mendorong manusia melakukan sesuatu dan menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan gtma mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah harus man1pu untuk mendorong dan menggerakkan semangat para guru dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu siswa dapat belajar dan mengetahui ilnrn yang diajarkan sehingga siswa berkelakuan baik. Dalam hal ini upaya yang dilakukan kepala sekolah adalah: I) Menan3111kan kepercayaan diri dalam diri siswa Penguasaan diri agar berperilaku baik perlu ditan3111kan pada anak. Penguasaan diri mencakup juga peuyesuaian diri. Penguasaan diri dalam kelas harus sudah ditanamkan sejak dini pada anak agar mereka terbiasa dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah mereka. Disiplin yang baik bukan dilakukan oleh banyak sedikitnya pelanggaran perilaku, pelanggaran disiplin bisa terjadi karena terlan1bat, melalaikan tugas, membolos, berisik di dalam kelas, membantah perintah dan lain sebagainya. Akan tetapi disiplin yang baik mengandung pengertian ketundukan pada peraturan dan pengakuan yang mampu membelajarkan siswa. Pelanggaran yang dilakukan siswa walaupun bentuk dan wujudnya sama, belum tentu sama pula penyebabnya. Sebagian mungkin karena kurang matangnya emosi, km·ang penguasaan diri, oleh karena itu, setiap tindakan disiplin lebih dahulu ditelaah sebab atau latar belakangnya sebelum diambil tindakan. Kepala sekolah sebagai motivator harus mencerminkan sikap kasih sayang kepada siswa dengan mengetahui nama dan Iatar belakangnya. Selain
18
itu kepala sekolah hams memberikan perhatian dan nasehat yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa seperti bahasa pikiran, memberi tugas sesuai dengan kemampuan siswa. Kehadiran dan sifat rajin dari kepala sekolah sangat dibutuhkan. Karena itu mempakan suri tauladan yang baik . . 13 bag1 s1swanya. 2) Memberi hadiah bagi siswa yang berdisiplin dan berprestasi dan memberi hukuman bagi siswa yang tidak berdisiplin. Banyak cara memperbaiki perilaku dan sikap yang kurang disiplin. Memberikan hadiah kepada siswa yang taat dan berprestasi merupakan hadia terbaik. Sebab siswa merasa diakui sebagai pribadi. Hal ini akan dapat meningkatkan disiplin siswa tersebut dan memotivasi bagi siswa yang lainnya. Selain memberikan hadiah, pemberian hukuman bagi siswa yang kurang berdisiplin juga diperlukan. Tujuannya agar siswa merasa lebih bertangglll1g jawab atas peraturan yang berlaku kepada mereka. 3) Penghargaan Pemberian penghargaan kepada siswa dapat menimbulkan perasaan senang dan bangga atas usaha ll11t11k berdisiplin. Pemberian penghargaan bisa berbentuk pujian, senyuman, dan juga pemberian poin pada salah satu aspek akademik. Hal ini akan menimbulkan motivasi untuk berdisiplin dalam diri sendiri 14 Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peran kepala sekola11 sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat temtama budaya disiplin adalah pertama, menanamkan rasa percaya diri, dengan percaya diri pada diri sendiri berarti ia telah mampu mengendalikan dirinya, adaplll1 caranya dengan memberikan tauladan yang baik dan memberikan bimbingan dalam segala hal. Kedua memberika hadiah. Hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi dan melaksanakan
disiplin yang baik. Sedangkan hukuman atau sanksi diberikan
kepada siswa yang kurang berdisiplin. 13 \Uirliro::i
Made Pidarta, Peran Kepala Seka/ah Pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT. Gramedia <,;;!,,.,.,,...,,. Tnrlr.-na«>.., 100.I!:\ h ':IC\
19
e.
Kepala sekolah sebagai Edukator (pendidik)
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusil; memberikan nasehat kepada
warga
sekolah,
memberikan
dorongan
kepada
seluruh
tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Kepala sekolah sebagai educator juga harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik. 14
f.
Kepala sekolah sebagai Innovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari ia melakukan perkajaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional, dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adabtabel dan fleksibel. 15 Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap
tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam
melakukan tugas-tugas
yang diembankan
kepada masing-masing tenaga
kependidikan. Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mencari gagasan dan cara-cara baru dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga
kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesiaonalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas
14
E. Mulyasa, Menjadi Kepa/a Seka/ah Prafesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet 9, b. 98-99. 15 E. Mulyasa, Merrjadi Kepa/a Seka/ah .. ., h. 118-119
20
kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing. Integratife, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien, dan produktif. Rasional
dan
objektif,
dimaksudkan
bahwa
dalam
meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam mengingkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta kemampuan yang dimiliki sekolah. Keteladanan, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik. Adaptabel
dan
fleksibel,
dimaksnd
bahwa
dalam
mengingkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus i!!)eriipu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.
g.
Kepala Sekolah Sebagai Mediator dan Fasilitator Dalam menjalankan perannya sebagai mediator kepala sekolah harus menjadi
juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai snatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik, untuk itu kepala sekolah harus menjadi penengah dalam konflik yang mungkin terjadi. 16 Peran lain yang bisa dijalankan kepala sekolah sebagai mediator adalah menjadi penghubung (liaison). Kepala sekolah menjadi 16
Etika Seorang Kepala Seko/ah, Artikel diakses pada tanggal 11 Desember 2008, dari
http://id.answers.yahoo.com.
21
penghubung antara kepentingan sekolah dengan kepentingan luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf, dan siswa. 17 ia juga harus mampu mengadakan pembicaraan dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Sedangkan sebagai fasilitator kepala sekolah harus memfasilitasi para guru dan staf dengan suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produkti£ Penataan fisik dan administrasi atau ketatalasanaan perlu dibina agar mendorong kedisiplinan dan semangat belajar yang tinggi bagi siswa. Dalam perannya ini kepala sekolah harus membuat reucana dengan memberikan kesempatan untuk terciptanya diskusi-diskusi mengenai isu-isu dan permasalahan di seputar sekolah. 18
B. Budaya Sekolah
1. Pengertian Bndaya
Istilah budaya dalam pergaulan akademik sedang banyak diperbincangkan menyusul adanya beberapa kebijakan pemerintah yang menuntut pada perubahan pola menejemen pemerintah dari sentralisasi ke desentrelesasi yang menuntut perubahan budaya sehingga kajian terhadap budaya menjadi intens dan aktual untuk akademisi
di bahas dan dikaji dalam prespektif perubahan organisasi
terutama oleh kalangan
akademisi di perguruan tinggi sebagai pusat ilmu
pengetahuan. Berdasarkan asal usu! katanya (etimologi), bentuk jamak dari budaya adalah kebudayaan bersal dari bahasa sansekerta budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budi, yang artinya aka! atau segala sesuatu yang berhubungan dengan aka! pikiran manusia. Demikain juga dengan istilah yang mtinya sama, yaitu kultur bersal dari bahasa latin, co/ere yang berarti mengajarkan atau mengolah. Jadi , budaya atau kultur di sini dapat diartikan sebagai segala tindakan manusia
17
Sri Damayanti, Profesionalisn1e Kepeniilnpinan Kepa/a Seko/ah, Artikel diakses pada tanggal 11 Desember 2008, dari: http://ahmadsudrajat.worctwess.com. 18 Muhammad Sholeh, M.Pd, Peran Kepala Seko/ah dalam Pemberdayaan guru, Artikel diakses pada tanggal 12 Desember 2008, dari: http://drssuharto.wordpress.com
22
untuk mengolah atau menge1jakan sesuatu. Gibson (1996: 76) mengartikan kultur sebagai berikut. Kultur mengandung pola eksplisit maupun implisit clari dan untuk perilaku yang dibutuhkan dan diwujudkan dalam simbol, menunjukkan basil kelompok manusia secara berbeda, termasuk benda-benda basil ciptaan manusia. Inti utama dari kultur terdiri dari ide-ide tandisional (turun temurun dan terseleksi) dan terutama pada nilai yang menyejarah (historis). 19 Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan budaya dalam dua pandangan, yaitu pertama, basil kegiatan dan penciptaaan batin (aka! budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; kedua, menggunakan pendekatan antropologi yaitu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makbluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalaman dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. 20 Kebudayaan dapat tampak dalam bentuk perilaku masyarakat, basil dari pemikiran yang direfleksikan dalam sikap dan tindakan. Ciri yang menonjolnya antara lain adanya nilai-nilai yang dipersepsi, clirasakan, dan dilakukan. Hal tersebut dikukuhkan oleh pendapat Tasmara yang mengatakan tentang kandungan utama yang menjacli esensi budaya, yaitu sebagai berikut: a.
Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya yang melahirkan makna clan pandangan hidup yang akan memengaruhi sikap dan tingkah laku (the total way of life a people).
b.
Adanya pola nilai, sikap, tingah laku (termasuk bahasa), basil karsa clan karya, termasuk segala instrumennya, system kerja, dan temologin (a way thinking, feeling, and believing).
c.
Buclaya merupakan hasi pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan, serta proses seleksi (menerima atau menolak ) norma-norma yang ada dalam cara dirinya berinteraksi sosial atau menempatkan clirinya di tengahtengah lingkungan tertentu.
19
Aan Komariah, Visionary Leadership: Memefu Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet Ke-I, h. 96. 20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bu1ni
Aksara, 1988), Cet. I, h, 103.
23
l
d. Dalam
proses
budaya terdapat
sating
memengaruhi
dan
saling
ketergantungan (interedependensi), baik sosial maupun lingkungan nasiolan. Para
ahli
yang
telah
mendefinisakan
kultur
sebelumnya
sepakat
menyimpulkan bahwa kultur memiliki karakteristik sebagai berikut: I. Mempelajari, kultur diperlukan dan diwujudkan dalam belajar, observasi, dan pengalaman 2. Saling berbagi, individu dalam kelompok , keluarga, dan masyarakat saling berbagi kultur. 3. Transgenerasi, merupkan kumulasi dan rnelampaui generasi satu ke generasi laih. 21 4. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia. 5. Adaptasi, kultur didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi. 2.
Pengertian Budaya Sekolab
Pernaharnan tentang budaya sekolah sesunggulmya tidak lepas dari konsep dasar budaya itu sendiri, yang rnerupakan salah satu terminologi yang banyak digunakan dalam bidang antropologi. Dewasa ini, dalam pandangan antropologi sendiri, konsep budaya ternyata telah mengalarni pergeseran rnakna. Sebagaimana dinyatakan oleh C.A. Van Peursen bahwa dulu orang berpendapat budaya meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti: agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, dan tata negara dan sebagainya. Tetapi pendapat terserbuat sudah sejak lama disingkirkan. Dewasa ini budaya diartikan sebagai rnanifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelornpok orang-orang.22 Budaya sekolah dirumuskan Phillips sebagai "The beliefs, attitudes, and behaviors which characterize a school". Sedangkan Deal dan Peterson
21
22
Aan Komariah, Visionary Leadership ... , h. 97-98. Konsep Budaya Seko/ah, artikel diakses
Http:/www.DEPDIKNAS.GO.ID
pada
4
januari
2008
dari
24
mengartikan sebagai "deep patterns of values, beliefs, and tradition that have formed over the school's history". 24 McBrein dan R.S. Brandt mendefinisikan budaya sekolah sebagai berikut : school culture can be defined as the historically tansmitted pattern of meaning that include the norn1s, values, beliefs, ceremonies, rituals, traditions, and myths in varying degrees, by members of the school community. This system of meaning often shapes what people think and how they act. 25 Terry Deal dan Kent Peterson (1993) mengemukakan sebual1 definisi yang sederhana tentang budaya sekolal1, yakni sebuah "realita yang nyata dari sekolal1." Robbins dan Alvy (1995) menambal1kan
definisi
diatas
dengan
menyebutkan
bal1wa
realita
ini
menggambarkan apa-apa yang dipertal1ankan oleh anggota organisasi, apa yang dilakukan nntuk mengisi waktu, apa dan bagaimana bentuk perayaan-perayaan mereka, dan tentang apa-apa yang mereka bicarakan.26 Berdasarkan kajian tersebut, pennlis mengartikan budaya sekolah sebagai karnkteristik khas sekolal1 yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukkan oleh selurnh personal sekolal1 yang membentuk satu kesatuan khusus dari system sekolal1.
3.
Sebab-sebab Timbulnya Kebudayaan Sekolah Kultur sekolal1 mernpakan subkultur dari kebudayaan masyarkat secara
unmm. Mereka mempunyai norma-norma tersediri dan mempunyai buah pikiran yang tidak dimiliki oleh masyarakat umumnya. Disebut sebagai "sub-kultur" karena kebudayaan sekolal1 mempunyai ciri-ciri khas. Sekolal1 juga mernpakan lembaga yang komplek karena sekolal1 sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, memntjukkan bal1wa sekolal1
24
Yahya Andrian, "Leadership for School Culture", dalam At-Tarbawy, No. 2 Tahun IV, April 2007, him. 9. · 25
A - - T.T-----.!-1-
TF~-~--
T
__
J_
1 •
25
sebagai organisasi memiliki cirri-ciri yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciriciri yang menempatkan sekolah
memiliki karakter tersendiri, dimana te1jadi
proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. 26 Sebab timbulnya kebudayaan sekolah adalah sebagai berikut pertama: sekolah mempunyai kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan masyarakat. Kedua, sebagian yang cukup besar dari walctu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Ketiga, tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, keterampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan tenik kontrol tertentu yang berlaku di sekolah tersebut. 27
4.
Kriteria Sekolah Yang Sehat
Budaya sekolah yang sehat tentu terbentuk dari sekolah yang sehat pula, yang mempunyai kriteria-kriteria sebagaimana yang diutarakan oleh Akhmad Sudrajat, M.Pd mengutip dari buku Educational Administration karangan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miske! (2003) ) memaparkan tentang kriteria sekolah sehat, yang terbagi Ice dalam tiga level dan tujuh dimensi, yaitu: a. Level Lembaga Level lembaga merupakan level yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan lingkungannya. Hal ini penting untuk kepentingan legitimasi dan dukungan masyarakat terhadap sekolah b. Level Manajerial Level manajerial merujuk kepada kegiatan untuk menjembatani dan mengendalikan usaha-usaha internal organisasi sekolah. Kepala sekolah merupakan petugas adminitratif yang utama di sekolah, yang harus dapat
26 27
Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepa/a Sekolah TiJyauan Teoritik ... , h. 81 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarata: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, h. 64-65.
26
menemukan
cara-cara
terbaik
untuk
mengembangkan
loyalitas,
kepercayaan dan motivasi guru, serta dapat mengkoordinasikan setiap pekerjaan di sekolah. c. Level Teknis Level teknis berkaitan dengan proses belajar mengajar dan tanggung jawab guru terhadap pendidikan siswa sebagai produk sekolah.28 Adapun dimensi kriteria sekolah yang sehat adalah sebagai berikut: I. Institutional Integrity
Institutional integrity merujuk kepada keutuhan segenap program pendidikan di sekolah. Sekolah tidak menjadi sasaran empuk dan mampu melindungi diri secara sukses dari berbagai serangan dan tekanan kekuatan eksternal yang merugikan. 2. Principal Influence
Principal irifluence merujuk kepada kemampuan kepala sekolah untuk mempengaruhi tindakan para atasan. Kepala sekolah dapat bertindak persuasif, bekerja secara efektif dengan atasan, dan menunjukkan kemandiriannya (independensi) dalam berfikir dan bertindak. 3. Consideration
Consideration merujuk pada perilaku kepala sekolah yang bersahabat, suportif, terbuka dan kolegial.
28
Akhmad sudrajat, Seko/ah Sehat dan Sekolah Sakit, Artikel diakses pada 14 Mei 2008, d3ri http://akhmadsudrajat.com
27
4. Initiating Structure
Initiating Structure
merujuk pada perilaku kepala sekolah yang
berorientasi pada tugas dan prestasi. Kepala sekolah memiliki sikap dan ekspektasi yang jelas tentang prosedur dan standar kinerja bawahannya (guru). 6. Resource Support
Resource
Support
perlengkapan
merujuk
pada
yang diperlukan
dan
ketersediaan
bahan-bahan
atau
digunakan unluk kepentingan
pembelajaran di kelas secara memadai. 7. Morale
Morale merujuk pada rasa saling percaya, percaya diri, semangat, dan persahabatan yang diperlihatkan para guru dan Para guru memiliki kepekaan terhadap pencapaian prestasi kerjanya. 8. Academic Emphasis.
Academic Emphasis merujuk pada usaha sekolah untuk menekankan pencapaian prestasi, khususnya prestasi akademik para siswanya. Lingkungan pembelajaran ditata secara sungguh-sungguh. Guru-guru merasa yakin terhadap kemampuan siswanya untuk meraih prestasi, para siswa bekerja keras dan pemberiaan penghargaan kepada setiap orang yang mampu menunjukkan prestasi akaclemiknya. 29 Sedangkan untuk buclaya sekolah yang sehat mempunyai beberapa inclikator yang dominan, yakni I) Kolaborasi, 2)Kolegalitas, clan 3)Efikasi.30
29
Akhmad sudrajat, Sekolah Se hat dan Sekolah Sakit ..• 111e Major Indicators Ofa Ha/thy School Culture, Artikel diakases pada 5 Juni 2008, dari
[email protected] 30
,------··---·
28
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHIO JAKARTA I. Kolaborasi
Yakni dicirikan sebagai suatu lefel tingkatan dimana masyarakat saling bekerjasama, saling tukar menukar informasi dan pembelajaran yang strategis, dan mereka terdorong untuk melakukan diskusi dan debat-debat yang membangun. 2. Kolegalitas Tercakup di dalamnya adalah rasa kepemilikan, dorongan emosional, dan rasa inging selalu terlibat sebagai anggota dari sebuah organisasi. 3. Efikasi Demi tercapainya tujuan dari proses di atas, maka dalam poin ini terfokus pada bagaimana pandangan para stakeholder itu sendiri. Bagaimana mereka merasa seakan-akan mereka mempunyai kontrol terhadap tujuan mereka atau apakah mereka memandang diri mereka sebagai korban yang tidak tertolong dari sistem yang ada?.31 Cepi Triatna dalam Visionery Leadership mengemukakan beberapa indikasi adanya budaya sekolah yang efektif ialah: I) sekolah rapi, bersih, dan aman secara fisik; 2) sekolah dipelihara dengan baik; 3) Sckolah memberi penghargaan kepada yang berprestasi; 4) sekolah membcri penguatan terhadap perilaku positif siswa; 5) siswa mcnaati aturan sekolah dan aturan pemerintah daerah; dan 5) siswa menjalankan tugas/kewajiban tepat waktu. 32
31
Central devolepment of school culture, The Aiajor Indicators oj'a lie/at school Culture, Artikel diakses pada I Juli 2008, dari http://www.centralschoolculture.c0111. 32
Aan Qomariah, Cepi Triatna, Visionmy Leadership Menuju Seko/ah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. I, h. 38.
BABIU
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Survei (survey reseach), yaitu penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti. Adapun metode: penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian ini juga merupakan library Reseach (penelitian lapangan) karena peneliti mengadakan kajian dengan mencari dan membaca buku-buku untuk mendalarni teori yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu skripsi ini juga merupakan Field Reseach (penelitian lapangan) karena peneliti mengadakan penelitian langsung k.e SMP I Al-Matiin Kampung Sawah Ciputat. Adapun penelitian ini bersifat Deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data dan informasi yang sesuai dengan pennasalahan yang dimaksud. Sedangkan teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada bnku pendoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Uin Press, 2002). Dan bukn Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta, tahun 2007.
B. Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian Setelah mempertimbangkan beberapa hal, maka penelitian memilih SMP I
Al-matiin sebagai objek penelitian untuk penulisan skirpsi ini.
30
2.
Waktu Penelitian waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bualn
Nevember 2008
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah "jumlah keseluruhan dari individu yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang mendjadi absen penelitian ini adalah siswa dan siswi SMPI Al-Matiin dari kelas VII sampai kelas IX yang berjumlah 75 siswa. Dan yang akan dijadikan sampel adalah seluruh siswa-siswi SMP I Al-Matiin seluruhnya yang berjumlah 75 siswa, hal ini merujuk kepada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa yang dijadikan sampel adalah seluruh jumlah populasi, jika j umlah populasi kurang dari l 00 orang. 1
D. Telmik Pengumpnlan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik, antara lain:
1.
Observasi Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi dan prasarana.
Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah, sarana dan prasarana serta keadaan guru dan siswa-siswi SMP IT Al-Matiin. 2.
Wawancara/intel'View Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka dengan guru. 3.
Angket atau kuisioner Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang diberikan kepada
rosponden baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun angket yang diinginkan adalah tipe (terbuka). Jumlah instrnmen atau angket dalam penelitian 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik) (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002), h. 94
31
ini adalah 23 item yang masing-masing memiliki lima jawaban, angket diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat.
E. Instrumen Penelitian
lnstrumen yang penulis gunakan dalam penelitian adalah berupa pertanyaanpertanyaan untuk wawancara yang diguanakan untuk menggali informasi sekolah, disiplin siswa-siswi SMP I Al-Matiin, dan peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat. Sedangkan untuk angket berupa pemyataan-pernyataan yang menyangkut upaya dan peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami. Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat di SMP IT Al-MAatiin, maka data yang peneliti peroleh dari angket diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
l.
Editing Dalam pengelolaan data, yang pertama kali dilakukan adalap editing, yaitu
meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penµlisannya. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian.
2.
Tabulating dan skoring Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel atau kartu-kartu tabulasi untuk
memasukan jawaban-jawaban responden yang kemudian dicari prosentasenya untuk kemudian dianalisis. Setelah data dibuat dalam label kemudian semua
32
pernyataan angket diberi skor nilai setiap itemnya dengan cara jawaban yang berupa huruf akan diubah menjadi niali angka sebagai berikut:
Untuk pemyataan posifit: a) Jawaban A, diberi nilai 5 b) Jawaban B, diberi nilai 4 c) Jawaban C, diberi nilai 3 d) Jawaban D, diberi nilai 2 e) Jawaban E, diberi nilai 1
Untuk pernyataan negatif: a) Jawaban A, diberi nilai 1 b) Jawaban B, diberi nilai 2 c) Jawaban C, diberi nilai 3 d) Jawaban D, diberi nilai 4 e) Jawaban E, diberi nilai 5
Adapun data-data yang diperoleh dari wawancara diolah tanpa menggunakan daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam ha! ini penulis mendeskripsikan datadata tersebut secara sistematis, logis dan bermakna kemudia di padukan dengan data-data yang diperoleh dari angket.
3.
Analiting dan Interpretasi Dalam menganalisis data penelitian, penulis menyesuaikan dengan tujuan
yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berdasarkan jenis data yang dikumpulkan. Adapun data itu barupa data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif, dengan menggunakan rumus statistik prosentil (prosentase) setelah sebelumnya data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif, dengan rumus sebagai berikut:
33
P=F/Nx 100 % Keterangan P = Angka presentasi K = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N =Number of Case (Jumlah responden)2
Setelah dilakukan penghitungan, selanjutnya penulis mengkatagorikan hasil angket mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator tersebut berdasarkan skor yang diperoleh, yaitu:
);> );>
115
99
-
);> );>
83 67
-
);>
51
100 84 68 52 36
Baik sekali Baik Sedan/cukup Rendah Rendah sekali
Demikian metode yang akan digunakan dalam penyusunan penelitian ini. Adapun demensi dan Indikator variabel peran kepala sekolah sebagai motivator adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Dimensi dan Indikator Variabel Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
NO
Dimensi
* * I
Memeberi Teladan
* *
2 2
h.43
Memberi Bimbingan
* *
Indikator Datang ke sekolah tepat waktu Memakai seragam yang rapih dan berdasi Mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan rutin Memakai sepatu warna hitam sesuai dengan peraturan sekolah Membuang samnah nada temnatnva Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pcrsada, 2006),
34
* * * * * *
* * 3
Memberi Nasehat
*
* * * * * * 4
Memberi Perhatian
*
* *
Pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian jam pelaiaran Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu Pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran Pengarahan untuk melaksanakan pike! kelas Pengarahan untuk tidak membawa seniata tajam dan seienisnya Nasehat untnk tidak berkelahi dengan siapapun Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik Nasehat untuk tidak merokok di dalam atau di luar lingkungan sekolah Nasehat untuk tidak memalak kepada siapapun Nasehat untuk tidak herisik di dalam kelas Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolahan Memberikan hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin Memerintahkan untuk so lat dzuhur beriamaah tepat waktu Memberi teguran bagi siswa yang coretcoret dinding Menyuruh siswa untulc memakai seragam secara lengkap Memberi surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk kelas selama 3 hari tanpa ada keterangan. Mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap untuk membecirakan tentang disiplin
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Um um SMP I Al-Matiin I.
Profil dan Letak Gcografis Profil SMP I Al-Matiin adalah sebagai berikut: Nama Sekolah Akreditasi NSS No. Telp Nama Yayasan Alamat No. Telp Nama Kepala Sekolah Mulai Memimpin No. Telp/Hp Kategori Sekolah Tahun Beroperasi Kepemilikan Tanah a. Luas Tanah b. Luas Bangunan
2.
SMP ISLAM AL-MATI!N B 202280310030 (021) 7409254/08812160697 Yayasan Al-Matiin JI. Musyawarah, Rt 05/04, Ciputat, Kab. Tangerang (021) 74705529 Drs. Mukhtar Al-Faridi Juli 2008 021 940 162 042/081 2947 4593 : Reguler 421.11378/Dis. P&K/2005 Yayasan 800 m2/ Akte Jual Beli 200m2
Sejarah Singkat SMP Al-Matiin Sebelum didirikannya SMP I Al-Matiin, ia bermula dari niatan pendiri
Yayasan Al-Matiin yakni KH Ucup Ridwan Saputra untuk mendirikan panti asuhan yang dapat menampung anak-anak yatim-piatu dan duafa dan mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Maka pada tahun 1999 berdirilah Yayasan Al-Matiin. Seiring berjalannya waktu, dan melihat tantangan masa depan maka pimpinan Yayasan Al-Matiin KH Ucup Ridwan Saputra berkeinginan juga memenuhi kebutuhan dasar lainnya bagi anak-anak panti yakni kebutuhan akan pendidikan. Maka pada tahun 2003 didirikanlah SMP I Al-Matiin sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak Panti.
36
Menengok ke belakang, Yayasan ini awalnya hanya berupa rumah kecil, seluas 2,5 x 4 meter yang dibangun dari sisa-sisa kayu dan batang pohon kelapa yang dipungut dari berbagai tempat. Seiring waktu, Yayasan Al-Matiin itupun berkembang secara permanen yang beridiri di atas tanah seluas 1000 Meter termasuk didalammnya SMP I Al-Matiin. 1dan sekarang telah meiliki 3 ruang belajar yang digunakan untuk proses belajar mengajar bagi 76 siswa-siswinya.
3.
Visi dan Misi Guna mencapai target-target pendidikan yang telah direncanakan, SMP I Al-Matiin membuat visi dan misi sebagai berikut:
SLTP Islam Terpadu Al-MAtiin merupakan tempat pembelajaran yang : •!• Mampu menyelesaikan masalah secara aktif dan kreatif dengan perspektif
luas tentang dunia disekitamya. •:• Mencerminkan yang berakhlak mulia sebagai generasi bangsa yang bangga dan tidak melupakan terhadap budaya bangsanya. •!• Mengembangkan semangat kewirausahaan (etos ke1ja), kepemimipinan
(leadership) dan dapat mengembangkan ilmunya secara otodidak sehingga dihasilkan generasi yang siap pakai dalam seluruh bidang ilmu kehidupan.
Berdasarkan Misi, Sekolah SLTP Islam Terpadu Al-Matiin akan: •:• Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, keterampilan praktis dan kemampuan intelektual yang tajam sehingga tetap survive dalam menghadapi tantangan zaman. •!• Membekali anak untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan yang sangat cepat, berani menghadapi problematika hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa te1tekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhimya mampuh mengatasinya. 1
Tatbiyah: Yayasan A/-Matiin Didik Anak Yatim, dalam Mqja/ah Dzikir, No. 14,
September 2008, him. 104
37
•:• Memberikan muatan-muatan kurikulum yang bernuansa keagamaan dan kebangsaan dkembangkan melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa inggris, Arab dan Bahasa Indorn~sia.
•!• Mengajarkan kurikulum Indonesia dengan diperkaya oleh berbagai pendekatan metode belajar ATL ( Approaches To Learning ) dan kepemimpinan (Leadership Life Skill)
4.
Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin Adapun struktur organisasi SMP I Al-Matiin adalah sebagaimana yang terdapat pada tabel di bawah ini: Tabet 2.
Pimpiman Yaya;an .".l-l1lati in
K·~pala S~kolnh
SJ1JP I Al-
Matiin
...
I
We Kep· Sek Bid.
\Va Kep-Sek Bid.
Kurikulurn
I..:.e;;is\Va~nl
I \\\;Ji kelas VII-IX
-
-
Siswa siswi SJ\!P I:\!J\Ja liin
OSIS
--
I
li1ta Usalrn
---
·Karyavvan Sekrolah
38
5.
Keadaan Tenaga Pendidik Untuk lebih meningkatkan efektifitas dalam proses belajar mengajar (PBM)
SMP I Al-Matiin melakukan pelengkapan dalam sektm tenaga kependidikan, khususnya guru bidang studi. Adapun jumlah guru bidang study pada tahun akademik 2008-2009 berjumlah 13 orang, dengan rincian sebagaimana tertera dalam tabel berikut: Tabel 3.
Mengaja N
0
NAMA
Pendidikan .. Terakhir SI Syriah & AKTA IV S2 Pend. Sejarah Islam
Guru
Jabatan
r
B. Studi
-~~
Kepsek
-
1
Drs. Mukhtar Al-Faridi
2
Dra. Andi Sulasmi MA.
3
Dra. Hj. Siti Muchlisah. MA
S2 SYRIAH
Guru
4
Drs. Darwas
SI PAI
Guru
5
Drs. Eman Sualeman
Guru
6
Drs. Fauzi Ridho
SI ADAB SI USHULUDIN/ DAKWAH
7
Jana Sutisna SE
SI
Guru
Tikom
8
Moch. Amin
Penjas
9
Moch. Noor
10
Siti Musytasrifah
11
Siti Pratiningrum
PROSES SI Guru Proses S 1 Guru SYARIAH Proses SI Guru Pendidikan PROSES SI <Juru PENDIDIKAN SI PENDIDIKAN Guru Proses SI B. Inggris Guru
12 Sumarni S.Pd 13 Faisal Achdiatna
EKONOMI
Guru
PPKN PAI Bhs Indonesi a B. Arab Quran Hadits
KTK MTK IPA IPS B. Ingris
39
6.
Keadaan Siswa Adapun siswa-siswi SMP I Al-Matiin pada tahun akademik 2008-2009 secara
keseluruhan berjumlah 75 anak setelah sebelumnya mengalami penambahan sebanyak 7 siswa. Dengan rincian siswa kelas tujuh (VII) berjumlah 27 siswa, kelas delapan (VIII) berjumlah 21 siswa, dan kelas sembilah berjumlah 27 siswa.
Tabel 4. Jumlah siswa pada tahun akademik 2008-2009
NO
Kelas
Jumlah siswa
1
VII VIII IX
27 21 27
2 3
Tabel 5.
DATA STATISTIK SISWA LIMATAHUMTERAKHIR
70 60
:,o
!
in
I
<>:
..J
"'.., :0
40 .:\U ;~.--i
20
Df'.'17rempuan
'
10 (J
2
3
4
5
TAHUN
7.
Sarana dan Prasarana Sebagai lembaga pendidikan swasta, SMP I Al-Matiin terns melakukan
pembenahan-pembenaban dalam segala bidang, salah satunya adalah melengkapi sarana-sarana pendidikan. Dari hasil observasi diketahui bahwa sarana dan
40
prasaran di SMP I Al-Matiin belum memenuhi standar minimal pelayanan lembaga pendidikan pada umumnya. Adapun sarana prasaran yang telah dimiliki oleh SMP I Al-Matiin adalah sebagai berikut:
Tabel 6.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Sarana Prasarana Ruang kelas Kantor sekolah . Perpustakaan Labolatorium Computer Labolatorium Fisika Labolatorium Biologi Labolatorium bahasa Mushalla Laoangan olah raga Peralatan olah raga Mt;ja Kursi Lemari Bangku siswa Brangkas Komputer TV VCD/taoe Telepon OHP LCD Alat-alat kebersihan Alatperaga PBM Kamarmandi
Jumlah 3 1
1 I
1 0 0 I
0 9 35 15 6 67
Keteran2an Baik Baik Cukup Cukup Kurang
-. Baik
Baik Baik Baik Baik Baik
0
-
4 1 1
Baik Baik Baik Baik
0
-
I
0 10 15 4
Baik Baik Cukup
41
B. Analisis Data dan Interpretasi Data 1.
Analisis Data Untuk memudahkan menganalisis data basil dari penelitian, maka setiap data
yang dikumpulkan melalui angket diolah dalam tabel frekuensi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa adalah pertama, menanamkan kepercayaan diri dalam diri siswa mlalui pemberian teladan yang baik dan pemberian bimbingan kepada siswa. Kedua, memberikan reward kepada siswa yang berprestasi, dengan ha! ini akan menjadikan dirinya merasa diakui keberadaannya sebagai pribadi dan memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan dengan cara memberikan nasehat dan perhatian kepada yang kurang berdisiplin.
Tabel 7. Kepala sekolah datang kc sekolalt tepat waktu Altematifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pemah Total
Frekuensi 45 20 I
9 0 75
% 60 26.7 1.3 12 0 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pemberian teladan kepala sekolah kepada murid-muridnya yakni dengan datang ke sekolah tepat waktu berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden, 60 % responden menjawab selalu, 26.7 % menjawab sering, 1.3 % menjawab kurang, dan hanya 12 % dari responden yang menjawab dengan jarang sedangkan untuk jawaban tidak pernah adalah 0 %.
42
Tabel 8. Mernakai seragarn dengan rapib dan berdasi Altematifjawaban
frekuensi 69 5 0 1 0 75
Selalu Sering Kurang Jarang Tidakpemah Total
% 92 6.7 0 1.3 0 100%
--
Pada tabel ke 7 terlihat pemberian teladan berupa pernakaian seragam dengan rapih dan berdasi berjalan sangat baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yakni 92 % menjawab selalu, 6.7 % menjawab sering, 0% menjawab kurang, 1.3 memilih jawaban jarang dan 0% yang menjawab dengan tidak pemah
Tabet 9. Mengikuti upacara bendera pacla hari senin dengan rutin Altematif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidakpemah Total
frekuensi 35 27 3 10 0 75
% 46.7 36 4 13.3 0 100%
Pada tabel di atas, diketahui bahwa pemberian teladan dengan mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan rutin berjalan baik. Hal ini terlihat pada umumnya responden menjawab padajawaban selalu dan sering, 46.7% responden menjawab selalu, 36% menjawab sering dan sebagian kecil responden menjawab kurang dan jarang. Namun ada 13.3% responden menjawab jarang, ha! ini mengindikasikan bahwa kepala sekolah tidak mengikuti upacara bendera di hari senin dikarenakan banyaknya tugas di luar sekolah sebagai sekolahan. Dan 0% respondeng menjawab tidak pemah.
permewakilan
43
Tabel 10. Memakai Scpatu Warna Hitam sesuai deugan peraturan sekolah Altematifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidakpemah Total
Frekuensi 50 13 1 7 4 75
I
% 66.7 17.3 1.3 9.3 5.3 100%
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan sepatu bewama hitam sesuai dengan peraturan sekolah. Hali ini ditunjukkan dari jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 66.7% persen dan sering 17.3%. sedangkan responden yang lain menjawab kurang sebanyak 1.3%, jarang 9.3% dan tidak pemah sebanyak 5.3%.
Tabel 11. Membuaug sampah pada tempatnya Alternatif jawaban Selalu Sering Ku rang Jarang Tidakpemah Tota
Frekuensi 40 25 5 5 0 75
% 53.3 33.3 6.7 6.7 0 100%
Pada tabel di atas menunjukan 53.3% responden menjawab selalu, 33.3% memilih jawaban sering dan 6. 7% responden memilih jawaban kurang dan jarang, ha! ini mengindikasikan bahwa responden tidak selalu tahu bagaimana kepala sekolah membuang sampah dikarenakan jarang melihat secara langsung aktifitas kepala sekolah. Dan 0% responden yang memilihjawaban tidak pemah.
44
Tabel 12. Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas Altematif jawaban
frekuensi 43 19 4 6 3 75
Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
% 57.3 25.3 5.3 8 4 100
Pada tabel di atas 57.3% responden menjawab selalu, 25.3% menjawab sering, 5.3% responden menjawab dengan kurang, 8% menjawaban jarang dan ada 4% responden yang menjawab dengan tidak pemah. Ini memperlihatkan bahwa peran kepala sebagai motivator dengan memberikan bimbingan dengan pengarahan untuk tidak membuat keribuatan di dalam kelas berjalan cukup baik.
Tabel 13. Pengaraban untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian jam pelajaran Alternatifjawaban Selalu Sering Ku rang Jarang Tidak oernah Tota
frekuensi 35 21 5 11 3 75
I
% 46.7 28 6.7 14.7 4 100
Pada tabel di atas terlihat 46. 7% respond en menjawab dengan selalu, 28% responden dengan sering, 6.7% responden menjawab kurang, 14.7% responden menjawab dengan jarang dan 4% responden menjawab dengan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak selalu memberikan pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian jam pelajaran. Pengarahan ini lebih sering disampaikna oleh wali kelas dan guru mata pelajaran.
45
Tabel 14. Pengarahan untuk datang ke sckolah tepat waktu Alternatifjawaban
frekuensi 51 18 4 1 1 75
Selalu Sering Kurang Jaran" Tidak pernah Total
% 68 24 5.3 1.3 1.3 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa bimbingan kepala sekolah dengan memberikan pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu be1jalan baik. Hal ini terlihat dari 68% responden menjawab selalu, 24% rcsponden menjawab sering, 5.3% responden menjawab kurang, 1.3% responden menjawab dengan jarang, dan 1.3% responden memilihjawaban tidak pemah.
Tabet 15 Pengaraban untuk membawa buku pelajarau sesuai dengau jadwal pclajaran Alternatif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak nernah Total
frekuensi 36 22 4 13 0 75
% 48 29.3 5.3 17.3 0 lOO
Pada tabel 13 menunjukkan bahwa bimbingan yang diberikan kepala sekolah dengan memberikan pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran berjalan cukup. Hal ini terlihat dari 48% responden memilih jawaban selalu, 29.3% responden menjawab sering, 5.3% responden memilih jawaban kurang, dan terdapat 17.3% responden yang memilih jawaban jarang. Sedangkan untuk alternatif jawaban tidak pernah berjumlah 0% responden.
46
Tabel 16. Pengarahan untnk melaksanakan piket kelas Alternatifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pemah Total
frekuensi 41 23 6 3 2 75
% 54.7 30.7 8 4 2.7 100
Pada tabel 15 terlihat bahwa bimbingan yang diberikan kepala sekolah dengan memberikan pengarahan untuk melaksanakan piket kelas berjalan baik. Terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban selalu berjumlah 54.7%, untuk jawaban sering berjumlah 30.7%, untuk jawaban kurang berjumlah 8%, untuk jawaban jarang berjumlah 4%, sedangkan untuk jawaban tidak pernah berumlah 2. 7%. dalam hal pengarahan untuk melaksanakan piket kelas lebih sering diberikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wali kelas masing-masing.
Tabet 17. Pengarahan nntuk tidak membawa senjata tajam dan sejenisnya Altematifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 16 14 3 16 26 75
% 21.3 18.6 4 21.3 34.7 100
Pada tabel 16 terlihat bahwa responden yang memilih jawaban selalu berjumlah 21.3%, responden yang memilih jawaban sering berjmnlah 18.6%, respon yang memilih jawaban kurang berjumlah 4%, responden yang memilih jawaban jarang berjumlah 21.3%, dan terdapat respon yang memilih jawaban tidak pernah berjumlah 34. 7%. hal ini menunjukkan bahwa pemberian bimbingan melalui pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam clan sejenisnya be1jalan kurang baik.
47
Tabet 18. Nasehat untuk tidak berkelahi dengau siapapun Alternatif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 35 23 4 8 5 75
% 46.7 30.7 5.3 10.7 6.7 100
Pada label ini sudah termasuk pada dimensi pemberian nasehat dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat. Pada tabel 17 ini terlihat bahwa pemberian nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun berjalan baik. Terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban selalu berjumlah 46.7%, responden yang memilih jawaban sering berjumlah 30. 7%, responden yang memilih jawaban kurang berjumlah 5.3%, responden yang memilih jawaban jarang berjumlah 10.7%, dan responden yang memilih jawaban tidak pernah berjumlah 6. 7%.
. Tabel 19. Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik Alternatifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak oernah Total
frekuensi 28 18 4 20 5 75
% 37.3 24 5.3 26.7 6.7 100
Pada tabel 18 terlihat bahwa setiap siswa harus menjaga dan merawat peralatan sekolah dengan baik, karena barang milik sekolah adalah milik siswa bersama. Dalam ha! ini kepala sekolah sering memberi nasehat kepada siswasiswanya untuk menjaga dan merawat barang milik sekolahan. Hal ini terlihat dari jawban responden, yakni yang menjawab selalu berjumlah 37.3%, responden yang
48
menjawab sering be1jumlah 24%, responden yang menjawab kurang berjumlah 5.3%, responden yang menjawab
jarang berjumlah 26.7%, dan respon yang
menjawab tidak pernah berjumlah 6.7%.
Tabel 20. Nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar lingkungan sekolah Altematif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 22 16 3 13 21 75
% 29.3 21.3 4 17.3 28 100
Di ketahui bahwa merokok dapat merusak kesehatan manusia terlebih bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan di mana mereka adalah generasi penerus bangsa. Maka kepala sekolah dengan perannya hams memberikan nasehat kepada siswa-siswanya untuk tidak merokok di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Pada tabel 19 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah berjalan kurang baik. Hal ini terlihat dari basil jawaban responden. 29.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak merokok. 21.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah sering memberikan nasehat untuk tidak merokok. 4% responden menjawab bahwa kepala sekolah kurang dalam memberikan nasehat untuk tidak merokok, 17.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberikan nasehat untuk tidak merokok,
Dan 28%
responden menjawab bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah.
49
Tabel 21. Nasehat uutuk tepat waktu dalam segala kegiatau di dalam dau di luar sekolahau Altematif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 37 19 2 II 6 75
% 49.3 25.3 2.7 14.7 8 100
Tepat waktu dalam setiap kegiatan adalah salah satu ciri sekolah yang beriklim positif, maka dari
itu kepala sekolah
hams
bempaya untuk
membudayakan ketepatan waktu dalam setiap kegiatan bagi selumh elemen sekolah. Terlebih bagi siswa-siswanya, ha! ini dapat membentuk kepribadian siswa yang menghargai waktu dan berdisiplin. Pada tabel di atas terlihat 49.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah salalu memberikan nasehat kepada siswa-siswa untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, 25.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah sering memberikan nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, 2. 7% responden menjawab bahwa kepala sekolah kurang dalam pemberian nasehat untuk tepat waktu, 14% responden menjawab bahwa kepala sekolah jarang dalam memberikan nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, dan 8% responden menjawab dengan tidak pernah.
Tabcl 22. Nasehat untuk tidak berisik di dalam ruaugan kelas Alternatifjawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidakpemah Total
frekuensi 37 28 2 7 1 75
% 49.3 37.3 2.7 9.3 1.3 100
50
Salah satu faktor yang juga menentukan tingkat penyerapan siswa terhadap pelajaran yang sedang disampaikan adalah kondisi kelas yang kondusif. Karena kondisi berisik dalam kelas akan mengganggu proses pembelajaran. Maka dengan peranannya kepala sekolah harus mengupayakan terciptanya suasana kelas yang nyaman dan kondusif untuk berlangsungnya Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan memberikan nasehat kepada siswa-siswa untuk tidak berisik di dalam ruang kelas. Pada tabel di atas terlihat bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah berjalan baik. Hal ini ditunjukkan dengan pilihan jawaban responden, yakni 49.3% responden memilih jawaban selalu, 37.3% responden memilih jawaban sering,
2. 7% responden memilih jawaban kurang, 9.3% responden
memilihjawabanjarang, dan 1.3% responden memilihjawaban tidak pernah.
Tabet 23. Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah
Alternatif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 27 19 7 20 2 75
% 36 25.3 9.3 26.7 2.7 100
Peraturan menghendaki kepada setiap elemen sekolah untuk datang ke sekolah tepat waktu termasuk di dalamnya adalah siswa. Dengan maksud agar tertanam dalam diri siswa sikap disiplin dan di kemudian hari bisa menjadi karakter bagi siswa. Dalam ha! ini kepala sekolah dalam perannya harus memberikan perhatian yang cukup pada siswa-siswinya. Dan salah satu bentuk perhartian yang dapat diberikan adalah memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah. Pada peran ini kepala sekolah berjalan cukup. ha! ini terlihat pada tabel di 22. Terlihat bahwa 36% responden menjawab selalu, 25.3% responden menjawab sering, 9.3% responden menjawab kurang, 26.7 responden menjawab jarang, dan 2.7% responden menjawab tidak pernah.
51
Tabet 24. Memberi hadiah bagi siswa yang rajin dan bersiplin Alternatif j awaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 26 21 6 14 8 75
% 34.7 28 8 18.7 10.7 100
Bentuk perhatian lain yang dapat di berikan adalah pemberian hadiah kepada siswa yang rajin dan berdisiplin. Pemberian reward akan berdampak pada meningkatnya motivasi siswa. Pada tabel di atas terlihat 34. 7% respondcn memilih jawaban bahwa kepala sekolah selalu memberikan hadian bagi siswasiswi yang raj in dan berdisiplin, 28% responden memilih jawaban bahwa kepala sekolah sering memberikan hadiah, 8% responden memilihjawaban bahwa kepala sekolah kurang dalam pemberian hadiah, 18. 7% responden memilih jawaban bahwa kepala sekolah jarang memberikan hadiah, dan 10.7% respond en memilih jawaban bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan hadiah bagi siswa-siswi yang raj in dan berdisiplin.
Tabet 25. Memerintahkan untuk solat dznlrnr berjamaah tepat waktu Alternatif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak oernah Total
frekuensi 64 7 1 1 2 75
% 85.3 9.3 1.3 1.3 2.7 100
Memerintahkan siswa-siswi untuk solat dzuhur berjarnaah bermaksud untuk menanamkan sikap keberagamaan dan juga sebagai sarana untuk pembinaan mental-spiritual siswa-siswi. Dalam hal ini peran kepala sekolah berjalan sangat baik, terlihat dari 85.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu
52
memerintahkan untuk solah dzuhur berjamaah, 9.3%
responden menjawab
dengan sering, 1.3% responden menjawab dengan kurang, 1.3% responden menjawab dengan jarang, dan 2. 7% responden memilih dengan jawaban tidak pernah.
Tabel 26. Memberi teguran bagi siswa-siswa yang coret-coret dinding Alternati f i awaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak oernah Total
frekuensi 16 28 3 25 3 75
% 21.3 37.3 4 33.3 4 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa kepala sekolah pernah memberikan teguran kepada siswa-siswi yang coret-coret dinding. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang selalu di beri teguran dari kepala sekolah karena coret-coret dinding sebanyak 21.3%, ada yang sering diberi peringatan sebanyak 37.3%, yang kurang diberi teguran ketika mencoret-coret dinding sebanyak 4%, yang jarang diberi teguran sebanyak 33.3%, dan yang tidak pernah di beri teguran sebanyak 4%. Dari tabel di atas terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan teguran bagi siswa-siswi yang mencoret-coret dinding berjalan cukup.
Tabet 27. Memerintabkan siswa untuk memakai seragam secara lengkap Alternatif jawaban Selalu Sering Kurang Jarang Tidak pernah Total
frekuensi 43 21 5 5 1 75
% 57.3 28 6.7 6.7 1.3 100
53
salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk menciptakan budaya sekolah yang kondusif yakni dengan mewajibkan kepada siswa-siswinya untuk memakai seragam sekolah dengan lengkap. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai pimpinan berjalan baik. Terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban selalu diperintahkan untuk mengenakan
seragam sekolah secara lengkap
sebanyak 57.3%, responden yang memilih jawaban sering sebanyak 28%, responden yang memilih jawaban kurang sebanyak 6. 7%, responden yang memilih jawaban jarang sebanyak 6. 7%, dan responden yang memilih jawaban tidak pemah sebanyak 1.3%.
Tabet 28. Memberi surat peringatan bagi siswa yang tidak masuk kelas lebih dari 3 hari tanpa ketcrangan
Altematifjawaban Selalu Sering Ku rang Jarang Tidak pernah Total
Frekuensi 23 22 7 14 9 75
% 30.7 29.3 9.3 18.7 12 100
Pada tabel 27 menunjukkan bahwa salah satu wujud perhatian yang diberikan kepala sekolah kepada siswa-siswinya adalah memberikan surat peringatan bagi siswa yang tidak masuk kelas lebih dari 3 hari tanpa keterangan. Dari jawaban responden terlihat bahwa peran kepala sekolah dalam hal ini berjalan baik, yakni 30.7% responden memilih jawaban selalu di beri surat peringatan, 29.3% responden menjawab dengan sering, 9.3% responden menjawab dengan kurang, 18.7% responden menjawab denganjarang di beri peringatan, dan 12% responden menjawab dengan tidak pernah.
54
Tabet 29. Mengadakan pertemuan deugan wakil tiap-tiap kelas 1mt11k membicarakan teutang disiplin Alternatifjawaban
frekuensi 20 19 6 18 12 75
Selalu Sering -Ku rang Jarang Tidak pernah Total
% 26.7 25.3 8 24 16 100
Sebagai evaluasi terhadap jalannya kedisiplinan di lingkungan sekolah, kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas utnuk membicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kedisiplinan. Dari tabel di atas terlihat bahwa peran kepala sekolah dalam ha! ini berjalan cukup. Dengan merujuk pad a jawaban responden, yakni 26. 7% responden menjawab dengan selalu, 25.3 responden menjawab dengan sering, 8% responden menjawab dengan kurang, 24% responden menjawab denganjarang, dan 16% responden menjawab dengan tidak pernah.
2.
Interpretasi Data Berdasarkan
perhitungan
penulis
melalui
analisis
prosentase
maka
selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Dari data yang telah penulis analisis mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat, maka penulis menginterpretasikan bahwa peran kepala sekolah sudah maksimal dan berjalan baik. dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah SMP I Al-Matiin Kampung Sawah Ciputat menyebutkan pada umumnya siswa-siswi mematuhi tata tertib dan peraturan sekolah. Dengan suri tauladan dari kepala sekolah umumnya diikuti oleh siswasiswi. Dari beberapa suri tauladan yang dilakukan kepala sekolah telah berjalan dengan baik dan diikuti oleh para siswa. Hal ini dapat di lihat dari label ke 7
55
bahwa kebanyakan responden memilih jawaban selalu sebanyak 60%, jawaban sering sebanyak 26. 7%. sedangkan responden yang menjawab dengan kurang dan jarang hanya 1.3% dan 12% saja. Demikian juga yang terdapat pada tabel 9 yakni bentuk suri tauladan dengan mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan rutin juga berjalan baik. hal ini ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memilih jawaban selalu sebanyak 69%, yang memilih jawaban sering 6. 7%. dan untuk suri tauladan dengan membung sampah pada tempatnya juga berjalan baik terlihat dari 53.3% responden memilih jawaban selalu, 33.3% responden memilih jawaban sering. Dengan demikian penulis dapat menginterpretasikan bahwa peran kepala sekolah sebagai motivator dengan memberikan suri tauladan berjalan baik. Peran selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat adalah dengan memberikan bimbingan yang berbentuk pemberian pengarahan. Memberikan pengarahan kepada siswa/siswi untuk berdisiplin adalah penting untuk di lakukan. Karena bagaimana mungkin disiplin bisa diterapkan apabila kepala sekolah tidak memberikan pengarahan sebagai bentuk motivasi. Memberikan bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah antara lain pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas. Karena keributan di dalam kelas akan banyak berpengaruh pada tinglcat konsentrasi siswa-siswi dalam belajar dan merupakan tindkan yang melanggar peraturan sekolah. Pada label 12 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan pengarahan berjalan baik, yang ditunjukkan dari jawaban responden. 57.3% responden menjawab dengan kepala sekolah selalu memberikan pengarahan untuk tidak berisik di dalam kelas, 25.3% responden menjawab dengan kepala sekolah sering memberikan pengarahan untuk tidak berisik di dalam kelas. Sedangkan responden yang menjawab dengan kurang dan jarang adalah 5.3% dan 8%. Dan untuk jawaban kepala sekolah tidak pernah memberikan pengarahan hanya ada 4% responden. Bentuk bimbingan lain yang diberikan kepala sekolah adalah dengan memberikan pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian jam pelajaran. Meninggalkan ruang kelas di sela-sela pergantian jam
56
pelajaran dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar maka dari itu kepala sekolah dalam perannya dapat memberikan pengarahan agar siswa tidak meninggalkan kelas. Upaya yang di lakukan kepala sekolah ini cukup baik atau sedang dan banyak mendapat bantuan dari para guru. Terlihat dari tabel 13, responden yang menjawab selalu berjumlah 46.7%, responden yang menjawab sering berjumlah 28%, dan terdapat responden yang menjawab bahwa kepala sekolah kurang dan jarang memberikan pengarahan kepada siswa untuk tidak meninggalkan kelas pada saat pergantian jam pelajaran yakni sebesar 6.7% dan 14.7% sedangkan responden yang menjawab dengan tidak pemah berjumlah 4%. Bimbingan selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah adalah pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu. Scpcrti yang terlihat pada tabel 14, upaya ini juga telah berjalan dengan baik dilihat dari kebanyakan responden memilih jawaban selalu yakni 68%, responden yang menjawab dengan sering berjumlah 24%, dan hanya 1.3% responden yang mengatakan bahwa kepala sekolah jarang memberi pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu. Bimbingan selanjutnya adalah memberikan pengarahan utnuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran agar siswa dapat mengikuti PBM dengan baik dan penuh konsentrasi. Upaya ini berjalan sedang atau cukup, terlihat dari jawaban responden yang terdapat pada tabel 15, yakni 48% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberi pegarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran, 29.3% responden menjawab dengan sering, 5.3% responden menjawab dengan kurang, dan terdapat 17.3% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberikan pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran, artinya peran ini lebih banyak dijalankan oleh wali kelas dan guru bidang studi masing-masing. Peran selanjutnya adalah dengan memberikan pengarahan kepada siswa untuk melaksanakan pike! kelas dan dalam hal ini juga berjalan dengan baik. terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban
bahwa
kepala
sekolah
selalu
memberikan
pengarahan
untuk
melaksanakan pike! kelas berjumlah 54. 7%, responden yang memilih jawaban sering berjumlah 30. 7%, responden yang memilih jawaban kurang berjumlah 8%, responden yang memilih jawaban jarang berjumlah 4%, dan terdapat rcsponden
57
yang memilih jawaban tidak pemah berjumlah 2.7%. dan bentuk bimbingan terakhir yang diberikan oleh kepala sekolah adalah pengarahan untuk tidak membawa se1tjata tajam dan sejenisnya di dalam lingkungan sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang negatif di sekolah seperti perkelahian antar pelajar, dan tawuran. Dalam ha! ini kepala sekolah tidak selalu memberikan pengarahan. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab dengan selalu berjumlah 21.3%, responden yang menjawab dengan sering berjumlah 18. 7%, responden yang menjawab kurang berjumlah 4%, responden yang menjawab dengan jarang berjumlah 21.3%, dan terdapat 34.7% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam. Kepala sekolah juga memberikan nasehat kepada siswa-siswinya agar mereka tetap termotivasi dan terdorong dalam berdisiplin. Pada umumnya kepala sekolah selalu memberikan nasehat, dan diantara nasehat yang diberikan adalah nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun. Dalam upayanya ini peran kepala sekolah sudah berjalan dengan baik. Tarlihat dari tabel 18, 46.7% responden menjawab bahwa kepala sekolah salalu memberikan nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun , 30.7% responden menjawab dengan sering, 5.3% responden menjawab dengan kurang, 10.7% responden menjawab dengan jarang, dan terdapat 6.7% responden menjawab dengan kepala sekolah tidak pemah memberikan nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun. Nasehat selanjutnya adalah nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik yang maksudnya adalah menanamkan kepada siswa bahwa peralatan dan barang sekolah adalah milik bersama yang perlu dijaga dan juga untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada diri siswa. Dari tabel 19 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan nasehat untuk menjaga barang sekolah be1jalan cukup baik. Yakni responden yang menjawab dengan selalu berjumlah 37.3%, responden yang menjawab dengan sering berjumlah
24%, responden yang menjawab dengan kurang berjumlah
5.3%, yang menjawab dengan jarang. berjumlah 26.7%, dan terdapat 6.7% dari responden yang menjawab bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan nasehat untuk menjaga peralatan sekolah dengan baik.
58
Nasehat yang juga diberikan oleh kepala sekolah adalah nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah. Karena sebagaimana diketahui bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan terlebih bagi anak-anak generasi masa depan bangsa. Dalam ha! ini kepala sekolah berperan dengan memberikan nasehat kepada siswa untuk tidak merokok, dan ha! ini berjalan dengan cukup baik sebagaimana terlihat pada tabel 20 dengan 29.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah, 21.3% responden menjawab dengan sering, 4% responden menjawab bahwa kepala sekolah kurang dalam pemberian nasehat untuk tidak merokok, 17.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberikan nasehat, dan terdapat 28% responden yang menjawab dengan tidak pernah. Nasehat lain yang diberikan kepala sekolah dan ha! ini sangat berhubungan dengan upaya untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat. Yakni nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan di dalam dan di luar sekolah. Upaya kepala sekolah dalam ha! ini berjalan cukup baik sebagaimana terlihat pada tabel 21 yang menunjukkan bahwa 49.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, 25.3% responden menjawab dengan sering, 2. 7% responden menjawab dengan kurang, 14.7 responden menjawab dengan jarang, dan terdapat 8% responden menjawab denga tidak pernah. Nasehat terkhir dalam upaya memotivasi siswa agar tetap berdisiplin adalah nasehat untuk tidak berisik di dala kelas. Dan hal ini juga berjalan dengan baik sepe1ti terlihat pada tabel 22 yang menunjukkan bahwa 49.3% responden menjawab dengan kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak berisik di kelas, 37.3% menjawab dengan sering, 2.3% responden menjawab dengan kurang, 9.3% responden menjawab dengan jarang, dan hanya terdapat 1.3% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan nasehat. Upaya selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan perannya untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat adalah dengan memberikan perhatian kepada siswa. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan hukuman kepada siswa yang datang
59
terlambat ke sekolah. Upaya yang dijalankan dengan memberikan hukuman telah berjalan dengan cukup baik, seperti terlihat pada tabel 23. pada tabel 22 terdapat 36% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan hukuman kepada siswa yang datang terlambat datang ke sekolah, 25.3% responden menjawab dengan sering, 9.3% responden menjawab dengan kurang, dan terdapat 26.7% dari responden yang menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah, sedangkan yang menjawab tidak pemah berjumlah 2. 7%. bentuk perhatian lain yang diberikan kepala sekolah adalah dengan memberikan reward atau hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi para siswa agar tetap berdisiplin dan sebagai bentuk pengakuan dari kepala sekolah terhadap siswa-siswa yang berprestasi. Upaya ini telah berjalan cukup sebagaimana terlihat pada tabel 2_4. pada tabel 24 menunjukkan bahwa terdapat 34. 7% responden menjawab dengan selalu, 28% responden menjawab dengan sering, 8% responden menjawab dengan kurang, dan terdapat 18. 7% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberi hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin, dari sini terlihat bahwa kepala sekolah tidak selalu memberikan hadiah bagi siswa yang rajin. Sedangkan untukjawaban tidak pemah ada I 0. 7% responden yang memilihnya. Bentuk perhatian selanjutnya adalah dengan memerintahkan siswa untuk sholat dzuhur berjamaah dengan tepat waktu. Sebagaimana diketahui bahwa ibadah-ibadah dalam agama Islam akan memberikan dampak bagi pelakunya. Salah satu dampaknya adalah tertanamnya sikap kebersamaan dan disiplin pada diri pelakunya. Dalam hal ini kepala sekolah berperan dengan memerintahkan siswa untuk shalat dzuhur berjamaah dengan tepat waktu dan sudah berjalan sangat baik, terlihat bahwa 85.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memerintahkan kepada siswa untuk shalat dzuhur berjamaah, 9.3% responden menjawab denga sering, 2,3% responden menjawab kurang danjarang, sedangkan untukjawaban tidak pemah berjumlah 2.7%. Bentuk perhatian lainnya adalah memberikan teguran bagi siswa yang coret-coret dinding. Upaya ini berjalan cukup baik, sebagaimana terlihat pr,da tabel 26, dimana terdapat 21.3%
60
responden menjawab dengan selalu,
37.3% menjawab dengan sering, 4%
responden menjawab dengan kurang, dan 33.3% responden menjawab babwa kepala sekolab jarang memberikan teguran bagia siswa yang coret-coret dinding. Bentuk perhatian selanjutnya adalab dengan memerintabkan siswa untuk memakai seragam dengan lengkap. Seperti terlihat pada tabel 27, bahwa upaya ini berjalan baik, terbukti dari jawaban responden yang memilih selalu sebanyak 57.3%, responden yang menjawab dengan sering berjumlab 28%, responden yang menjawab dengan kurang be1jumlab 6. 7%, dan yang menjawab dengan tidak pemab berjumlab 1.3%. Bentuk perhatian selanjutnya adalah dengan memberikan surat peringatan bagi siswa yang tidak masuk sekolal1 tanpa keterang yang jelas. Upaya ini dimaksudkan agar tercipta sebuab kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak keluarga. Upaya ini terlab berjalan baik, sebagaimana terlihat pada tabel 28, disebutkan babwa responden yang menjawab dengan selalu berjumlab 30.7%, responden yang menjawab sering berjumlab 29.3%, responden yang
menjawab kurang be1jumlab 9.3%, dan terdapat 18.7% responden yang menjawab babwa kepala sekolab jarang memberikan surat peringatan bagi siswa yang tidak masuk sekolah selama 3 hari tanpa keterangn yang jelas. Sedangkan untuk jawaban tidak pemab dipilih oleh 12% responden. Adapun bentuk perhatian teraldllr yang dilakukan kepala sekolab adalal1 mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas yang membicarakan tentang kedisiplinan. Pada tabel 29 terlihat babwa 26.3% responden menjawab dengan selalu, 25.3% dari responden menjawab dengan sering, 8% responden menjawab babwa kepala sekolab kurang optimal, 24% responden menjawab babwa kepala sekolab jarang mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas utnuk membicarakan permaslaban kedisiplinan. Dan juga terdapat 16% responden menjawab dengan tidak pemah. Hal ini menunjukkan babwa kepala sekolab tidak selalu mengadakan pertemuan dengan para wakil murid-murid.
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah peneliti mengadakan penilitian dengan data-data yang dihimpun, ditabulasikan, dan diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis data mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat didapatkan bahwa peran yang dijalankan oleh kepala sekolah dengan menanamkan kepercayaan diri pada pribadi murid, memberikan perhatian, dan memberikan bimbingan telah berjalan dengan baik. Hal ini digambarkan dalam hasil analisis data bahwa kebanyakan responden menilai peran kepala sekolah baik. 2. Dan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah, penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat kendala yang berarti dalam upaya menciptakan budaya sekolah yang sehat dan mayoritas siswa-siswi SMP I Al-Matiin Kampnng Sawah Ciputat berdisiplin dalam mentaati peraturan dan tata tertib sekolah. Namnn demikian terdapat beberapa kendala yakni: kurangnya dukungan dari orang tua wali kepada murid sehingga mengakibatkan keterlambatan datang ke sekolah bagi siswa yang rumalmya jauh dari sekolah.
B. Saran
Dari seluruh pembahasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang kiranya menjadi penting dikemukakan, diantaranya yaitu: 1. Berdasarkan hasil observasi di SMP I Al-Matiin peran kepala sekolah ,.
.,
•
1
.,
...
62
dengan peran aktif da:ri seluruh steakholder sekolah, terma:suk di dalamnya adalah guru, karya:wan, dan juga: keluarga:. Khusus untuk guru agar meningkatkan tingkat kedisplinan dengan datang ke sekolah tepat waktu. Tujuannya adalah agar penciptaan buda:ya sekolah yang sehat dapat berjalan dengan maksimal, sehingga: da:pat meningkatkan mutu out-put dari sekolah. 2. Salah satu keterbata:san yang dimiliki oleh SMP I Al-Ma:tiin a:dalah terbatasnya fasilita:s dan sarana-pra:sarana pendidikan, diharapkan dengan terpenuhinya sarana pendidikan yang memadahi dapat meningkatkan kedisiplinan dan dan presta:si belajar analc didik.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta , Cet. 2, 2001. Andrian, Yahya, "Leadership for School Culture", dalam At-Tarbawy, No. 2 Tahun IV, April 2007. Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 1993. ~
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Reineka Cipta,
2002. Central devolepment of school culture, "The Major Indicators of a Helat school Culture", dari http://www.centralschoolculture.com, I Juli 2008. Damayanti, Sri, "Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah", dari: h!!J2://ahmaclsuclrajat.wordpress.com, 11 Desember 2008. Daryanto, H.M, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Renika Cipta, Cet. l, 200 I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet.l, 1988. "Development of school culture", dari http:/{/centerschollculture.com, I Juli 2008. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2007. Gunarso, Singgih. D, Mulia, 1995.
Psikologi Untuk Afembimbing, Jakarta: BPK Gunung
"Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Buaya Sekolah, dan Kepuasan Belajar dengan Hasil Belara Siswa'', dari erniftrifani([:Vunila.ac.icl, 3 Agustus 2008. IAIN, Pendidikan Kewarganeraan: Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, Cet. I, 2000. Isjoni, "Kompetensi Desember 2008
Kepala
Sekolah'',
dari:
http://www.riaupos.com,
11
Komariah, Aan, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2005. "Konsep Budaya Sekolah'', dari Http:/www.depdiknas.go.id, 4 Januari 2008. Nasution, S, Sosiologi Pendidikan, Jakarata: Bumi Aksara, Cet. I, 1995.
I
64
Penjelasan SJSDIKNAS, Jakarata: Balai Penerbitan Dharrna Bakti, 1990. Pidarta, Made, Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta: PT. Gramedia Widira Sarana Indonesia, 1995. Purwanto, Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber Widyaj, Cet.18, 1996. Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. VI, 1992. Qomariah, Aan, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet I. 2005. Soleh, Muhammad, "Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan Guru", dari: http://clrssuharlo.wordpress.com, 12 Desember 2008. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006. sudrajat, Ahmad, "Sekolah Sehat dan Sekolah Sakit", dari http://akhmadsudrajat.com, 15 Mei 2008. Soekanto, Sarjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 27, 1999. Sumidjo, Whjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, Cet. 2, 2001. Subroto, Suryo, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, Cet. II, 1988.
Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Sutisna, Oteng, Profesional, Bandung: Penerbit Angkasa, 1993. Sobri, Alisuf, Pengantar psikologi Umum dan Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1993.
Perkembangan, Jakarta:
Tarbiyah, Yayasan Al-Matiin Didik Anak Yatim, dalam majalah Dzikir, No. 14, September 2008. Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang, 1991. What is school curlture, dari http://
[email protected], 25 Juni 2008. Warsanto, I. G, Dasar-dasar Menejemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian, 1998.
PEDOMAN WAWAN CARA Nama Responden
: Drs. Mukhtar Al-Faridi
Jabatan
: Kepala Sekolah SMP IT Al-Matiin
Tempat wawancara
: Kantor SMP IT Al-Matiin
Hari/tanggal
: Senin, 3 November 2008
Pertanyaan: 1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah di SMP
IT Al· Matiin ini? 2. Apakah bapak membuat target pencapaian program untuk masa awal jabatan, 100 hari pertama? 3. Berbicara mengenai peningkatan mutu pendidikan, banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya fakor budaya sekolah yang sehat, bagaimana budaya disiplin di SMP Islam Al-Matlin? 4. Upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat, terutama budaya disiplin'? 5. Apa program real yang dijalankan guna menciptakan sikap disiplin pada diri siswa/I SMP I Al-Matiin? 6. Apakah SMP IT Al·Matiin pernah mengadakan pertemuan dengan wali murid guna membicarakan sikap disiplin peserta didik? 7. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam usaha untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat? 8. Bagaimana respon masyarakat sekitar sekolahan terhadap jalannya PBM di SMP I Al-Matiin? 9. Bagaimana respon wali murid terhadap perkembangan pada diri siswa/I SMP I Al-Matiin? 10. Adakah buku pedoman tata tertib sekolah untuk siswa, gum, dan karyawan?
Jakarta, Juli 2008 Nomor Lampiran Hal
: Istimewa : I (satu) berkas : Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada yang terhormat, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta Assalamualaikum Wi·. Wb., Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Bapak/Ibu senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan selalu sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Selanjutnya saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas
: Sultoni : I 04011000076 : Pendidikan Agama Islam : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bermaksud mengajukanjudul skripsi yaitu "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptalmn Budaya Sekolah Yang Sehat". Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan proposal skripsi. Demikian surat ini diajukan, semoga bapak berkenan menerima judul skripsi ini. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dosen Seminar Proposal Skripsi
Sultoni NIM. 104011000076
Mengetahui, enasehat Akademik
NIP. 150 195 129
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
1-!omor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor Lamp. Hal
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email :
[email protected]
: Un.01/Ft./KM.01.3/6'.5_9/2008 : Abstraksi/Outline : BIMBINGAN SKRIPSI
Jakarta, 04 Juli 2008
Kepada Yth. Dr. H.A. Syafi'i Noer Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assa/amu'a/aikum wr. wb.,
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing 1/11 (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: : : :
Sultoni 104011000076 Pendidikan Agahla Islam VIII (delapan) Peran Kepala Sekolah Sekolah yang Sehat
dalam
Menciptakan
Budaya
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 03 Juli 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian, Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak/kurang sesuai. Bimbingan Skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang kembali selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Demikian, alas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih. Wassa/amu'alaikum wr. wb.
a.n.Dekan Ketua Jurusan PAI,
j)r. H. AF. WilJisono, MA. ,,t:NIP. 150236009 Tembusan: 1
nobn i=ITK I !IN
Sv'1rif Hidavatullah Jakarta
I) -
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FORM (FR)
~
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FITK-FR-AKD-082 1 September 2008 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN ~;r:r. Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3/..... :p2008 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 4 November 2008
Kepada Yth. Kepala SMP IT al-Matiin Di Tempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Sultoni
NIM
104011000076
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
IX (sembilan)
Judul Skripsi
Peranan Kepala Sekolah dalam menciptakan budaya sekol_ah yang sehat
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian pada lembaga pendidikan yang saudara pimpin. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassa/amu'alaikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
I.
Identitas Resfouden Nama Jenis kelamin : Laki-laki (L)/ perempuan (P) TTL Usia Ke las
II.
Petunjuk pengisian angket Berilah tanda ceklis ('1) pada alternatifjawaban di bawah ini: SL : Selalu : Sering S K : Kurang J : Jarang TP : Tidak Pemah Angket ini ditujukan untuk menjaring data mengenai peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat, dengan rangkmnan angket adalah sebagai berikut: Mengenai keteladanan Nomor 1-5 Mengenai pemberian bimbingan Nomor 6-11 Mengenai pemberian nasehat Nomor 12-16 Mengenai pemberian perhatian Nomor 17-23
III.
Bntir-butir pernyataan Angket
NO 1
2
3 4
5
6 7
Butir Pernyataan Datang ke sekolah tepat wak:tu Memakai Seragam yang rapih dan berdasi Mengikuti upacara bendera pada hari Senin dengan rutin Memakai sepatu warn a hitam sesuah:lengllJ1 peraturan sekolah Membi\lt!)g sampah pada tempatnya Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas Pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang ·kelas pada saat pergantian iam oelaiaran
Alternatif iawaban SL s K J TP
8
9
10
11
12 13 14
15
16 17 18
19 20 21
22 23
Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu Pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran Pengarahan untuk melaksanakan piket kelas Pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam dan sejenisnya Nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik Nasehat untuk tidak merokok di dalam atau di luar lingkungan sekolah Nasehat untuk tepat waktu dalam segala kegiatan di dalam dan di' luar sekolah Nasehat untuk tidak berisik di dalam kelas Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah Memberi hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin Memerintahkan untuk so lat dzuhur berjamaah tepat waktu Memberi teguran bagi siswa yang coret-coret dinding Menyuruh siswa untuk memakai seragam secara lengkap Memberi surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk kelas selama 3 hari tanpa keterangan Mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas untuk membicarakan tentang disiplin
SMP ISLAM TERPADU AL-MATllN JI. Musyawarah Rt. 005/04 Desa Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Banten, Telp. (021) 74705529
SURAT KETERANGAN. NOMOR: 51 /11/SMP /AM/2008
'ang Bertanda Tangan Dibawah ini Kepala SMP Islam Al-Matiin
Ciputat Kabupaten
'angerang Propinsi Hanten Menerangkan:: fama
: Sultoni
ifIM
: 104011000076
~akultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan
urusan
: Pendidikan Agama Islam
lahun Akademik
: 2008/2009
lelah mengadakan penelitian SMP Isalam Al-Matiin pada bulan Oktober s/d November 2008 lalam rangka penyelesaian skripsi dengan judul " Peranan. Kepala Sekolah Dalam vienciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat ". )emikin surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dapat dipergunakan sebagaimana nestinya.
, 11 November 2008 ~\~·v Islam Al-Matlin
HASIL WAWANCARA
Nama Responden
: Drs. Mukhtar Al-Faridi
Jabatan
: Kcpala Sekolah SMP IT Al-Matiin
Tcmpat Wawancara
: Kantor SMP IT Al-Matiiin
Waktu
: 07.45-08.40 WIB
Hari/tanggal
: Sabtu, 8 November 2008
I. P: Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah SMP IT Al-Matiin?
J: Saya sudah menjabat selama kurang lebih 6 bulan, tcrhitung dari bulan Juli 2008. 2. P: Apakah bapak membuat target pencapaian program untuk masa awaljabatan, 100 hari pertama?
J: Ada, saya memfokuskan pada tiga ha!. Pertama, kelengkapan dan ketertiban administrasi, te1masuk di dalamnya administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum, dan administrasi personalia. Kedua, kedisiplinan siswa; dan ketiga disiplin karyawan.
3. P: Berbicara peningkatan mutu pendidikan, banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya budaya sekolah, bagaimana budaya disiplin di SMP IT Al-Matiin? J: Sudah mulai tercipta budaya disiplin di sini, dan juga terdapat
indikasi yang kuat yang mengarah kepada terciptanya budaya disiplin. 4. P: Upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menciptakan budaya yang sehat, terutama budaya disiplin?
J: I) pemberian contoh yang baik atau kudwah hasanah dari diri kepala sekolah; 2)Mengadakan ape! pagi sebelum jam pelajaran; 3) Mengadakan solat dzuhur berjamaah; 4)1nspeksi ke kelas-kelas ketika jam-jam istirahat; 5)Masuk ke kelas menggantikan guru yang tidak masuk untuk pemberian motivasi; 6)Pemberian reward dan hukuman.
yang tidak masuk untuk pemberian motivasi; 6)Pemberian reward dan hukuman. 5. P: Apa program real yang dijalankan untuk menciptakan sikap disiplin pada diri siswa/I SMP IT Al-Matiin?
J: Apel pagi, solat dzuhur be1jamaah. 6. P: Apakah kepala sekolah pernah megadakan pe1temuan dengan wali murid guna membicarakan kedisiplinan pada diri siswa/i?
J: Selama Juli hingga Oktober kita telah mengadakan 2 kali pertemuan, dan mereka para orang tua sangat akomodatif. 7. P: Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam usaha untuk meciptakan budaya sekolah yang sehat?
J: Faktor pendukung diantaranya: tenaga TU yang berdedikasi tinggi, guru-guru yang responsif dan akomodatif terhadap programprogram sekolah, pelimpahan wewenang yang besar dari pihak Yayasan Al-Matiin sehingga memungkinkan kepala sekolah menjalankan Menejemen Berbasis Sekolah (MBS), masyarakat lingkungan sekolah yang mendukung program sekolahan, 70 % siswa/I mempunyai kemauan untuk berdisiplin. Faktor penghambat diantaranya: letak geografis sekolah yang berdekatan dengan perumahan penduduk, kondisi fisik ruangan kelas yang belum memadahi, dan mininmya sarana pendukug kegiatan ekstrakurikuler.
8. P: Adakah buku petu11juk tata tertib sekolah untuk siswa, guru dan karyawan?
J: Ada, tapi belum tersosialisasi dengan baik untuk semester ini. 9. P: Bagaimana respon wali murid terhadap perubahan pada diri siswa/I SMP IT Al-Matiin J: Dari dua kali pertemuan yang pernah kami adakan, mereka
menunjukkan dukungannya dan terns mendorong pihak sekolah untuk terus meningkatkan standar pelayanannya.
I 0. P: Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap aktivitas akademik di SMP IT Al-Matiin?
J: Yang saya amati, mereka mendukung terhadap semua program di SMP IT Al-Matiin ini.
Ciputat, 8 Nopember 2008
BLANKO ISIAN OBSERVASI I.Linglmngan sekolah A.
Identitas sekolah I.
Nama sekolah
: SMP IT Al-Matiin
2.
No statistik sekolah
: 20 2 280310 030
3.
Tipe sekolah
: Regnier
4.
Alamat sekolah
:JI Musyawarah, RT 005/004 Sawah
Lama, Ciputat, Tangerang Banten
B.
5.
Telepon I HP I Fax
: 021-7409254/08812160697
6.
Nilai akreditasi sekolah
: B (Baik)
Keadaan bangunan
I.
Bangunan gedung
: Permanen
2.
Keadaan bangunan
: Baik
3.
Keadaan ruangan a. Ruang belajar
:Baik
b. Ruang guru
: Baik
c. Ruang perpustakaan
: Baik
d. RuangBK
: Kurang
e. Ruang labolatorium
: Kurang
f. Mushalla
: Baik
II.Personalia I.
Nama kepala sekolah
2.
Nama wakil kepala sekolah
3.
: Drs. Mukhtar Al-Faridi
a.
Bidang kurikulum
: Faisal Achdiatna
b.
Bidang Kesiswaan
: M. Amin
Keadaau guru
4.
a.
Jumlah guru
: 13 Orang
b.
Pendidikan terakhir
: 10 orang SI, dan 3 Orang Diploma.
Keadaan karyawan
a.
TU
: I Orang
b.
Karyawan
: 2 Orang
III.Sistem pembelajaran 1.
Kurikulum yang dijalankan
: KTSP2006
2.
Alat bantu KBM
: Labolatorium, Alat peraga
IV.Tata tertib sekolah I.
Bentuk tata tertib untuk siswa
: Ada
2.
Bentuk tata tertib untuk guru
: Ada
3.
Bentuk tata tertib untuk Karyawan
: Ada
V.Kegiatan ekstralmrikuler I.
Bentuk kegiatan
: Hadroh, Mujawaz, Futsal, Bola
F oli, Pidato dua bahasa, Kepramukaan, Leadership, dan Komputer. 2.
Sarana pendukung
: Lab komputer, Lapangan, Meja
tenis, Matras. 3.
Waktu/tempat
: Hari Jum'at
VI.Bimbingan konseling siswa I.
Sistem bimbingan
: Individual dan berkelompok
2.
Waktu/tempat
: Insidentil
VIl.Catatan/keterangan tambahan
.... /: ... /!.ii ...~'.·.'J.4~.. .'.~~.!~.'!~/..:~~.~~.11:..~f'!:~ ..t!::~.~. ). ~' {u.4 nrl,, ·a.r4 · 6i"ii. Jli,.,Ji.. ~ &-· U;+-iu- k,,,, di" l?n..6,.,. !,~. ···································································································
..... ~:... ~~.'?... !:Y..~
...~.~(-1. ...1::!::~~'1.,.~?.1.l!!!...~~..fyl.
/
Tabel Hasil Skoi;ng Angket Pel"an Kepala Sekolab Sebagai Motivator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jum 5 5 5 5 4 4 5 2 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5
5 4 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5
5 5 5 5 4 5 4 3 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 2 5 4 2 5 5 5 5 4 5 4 2 4
2 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 I 4 5 1 I 5 5 5 2 5 4 2 5 5 5 4 1 4 4 5 3
5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5 2 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 2 5 4 5
5 5 2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 2 5 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 4 2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 I 5 5 5 4 2 5 4 4 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5
5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 5 1 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
5 5 2 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 5 2 4 2 5 2 4 4 4 2 5 2 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 4 4 5 5 4
2 2 5 2 4 2 I 5 1 5 4 5 1 I 2 3 5 1 I 4 2 2 1 4 5 5 2 5 5 4 5 3 4 2 4 4 5
4 4 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 4 2 5 4 4 5 2 5 5 5 5 I 4 5 5 4 2 4 4 5
4 2 2 4 4 5 3 2 5 5 5 5 2 5 I 5 5 5 2 5 4 2 5 5 2 5 4 4 I 1 4 5 4 3 4 4 5
2 4 I 5 2 5 I 5 4 4 4 5 I 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 1 I 4 4 I 5 4 5 I 5 4 I 1 2 1 5 4 4 4 5 2 4 5 5 5 2 5 5 4 1 2 4 I 5 2 5 5 5 5 5 1 5 I 2 5 5 4 5 5 5
5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5
4 5 4 5 4 3 4 2 2 2 4 5 2 5 5 2 1 4 2 2 4 2 5 2 4 5 3 5 5 5 5 5 2 3 5 4 5
4 5 5 5 4 5 4 2 5 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 5 4 2 5 4 5 3 4 3 5 5 4 4 5 2 4 4 3
5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 2 2 4 4 4 2 2 2 5 5 2 5 4 2 5 4 2 5 4 4 2 4 4 2 5 3 4 4 4 5 5 2 2 4 5
5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4
5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5
4 2 3 5 4 5 3 4 I 4 1 5 1 5 5 3 5 4 1 2 4 4 4 2 4 5 2 1 4 5 4 4 2 2 4 2 5
4 5 3 4 4 5 4 4 4 2 5 5 1 5 4 5 5 1 1 2 4 5 5 2 4 3 1 5 3 3 2 4 2 3 4 4 4
98 88 95 95 92 103 86 90 94 97 102 109 69 103 100 102 102 87 68 90 85 93 93 90 84 103 76 89 99 103 105 109 91 73 99 96 107
Nilai
B B B B B BS B B B B BS BS R
BS BS BS BS B
s B
s B B B B BS
s B B BS BS BS B
s B B BS
··---··~----------
PERPUST/\Jv\AN UT/\MA UIN SYAl-liD J/.\KAl"TA
4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 5 2 5 2 4 3 5 5 2 4 4 5 5 2 5 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 2 4 5 4 4 5 5 5 4 4 2 4 5 3 4 2 5 2 4 5 4 4 5 2 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 2
5 2 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 4 4 5 5 4 4 5 5 2 5 5 3 4 5 5 5 3 2 5 5 5 4 2 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5
5 1 5 1 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 1 5 5 5 5 4 5 5 3 2 3 4 2
5 5 3 1 5 4 3 1 5 5 4 3 5 5 2 2 5 2 5 4 5 5 4 4 4 2 5 5 2 5 4 5 2 3 2 3 5 2
5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 1 5 5 5 5 2 5 3 2 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 5 5 3 4 4 5 2 2 2 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 3 5 5 5 1 4 5 2 5 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 3 4 5 2 5 4 5
1 1 1 1 1 4 1 1 5 4 2 5 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 5 2 1 2 5 4 4 3 l 1 1 l 5 5
5 1 4 5 4 4 1 5 5 4 5 3 2 4 3 2 1 2 1 5 5 4 4 5 5 4 5
5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5
2
5 5 5 2 4 1 4 2 5 5 4 2 5 3 2 2 2 2 5 5 4 4 5 4 2 3 5 2 5 4 4 5 3 1 5 2 2
2 1 5 5 4 4 1 2 2 3 4 3 3 2 5 1 1 1 1 5 2 5 1 4 5 1 4 5 5 5 4 4 2 1 l 2 5 2
5 1 4 1 5
5 5 5 5 4 5 5 2 5 4 2 4 4 3 1 5 5 2 4 4 2 2 5 3 2 4 5 4 4 4 5 2 5
5 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 4 5 5 4 2 5 2 4 5 5 5 4 4 5 2 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 2
4
5 2 4 5 2 4 5 4 2 2 5 4 5 2 4 5 2 3 5 5 4 4 3 3 l 5 2 5 2 4 2 5 3 4 5 5 4
5 5 4 1 5 4 1 l I 4 2 3 1 4 2 2 2 1 2 5 5 2 4 5 3 4 3 2 5 1 2 4 5 1 3 5 5 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
4 4 3 5 1 2 3 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 2 4 4 2 4 1 5 5 2
5 4 3 5 5 5 3 5 5 4
3 5 2 1 5 2 1 1 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 4 3 3 5 3 2 5 1 1 3 5 2 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 2 5 4 4 2
4 5 4 1 5 4 2 1 4 2 5 2 2 5 2 2 1 2 5 4 5 4 1 4 2 2 5 5 1 5 2 4 5 1 1 2 2 2
96 85 83 85 101 90 73 88 100 87 99 87 82 100 84 73 78 69
68 102 107 98 84 94 94 79 82 101 86 98 92
98 94 81 75 93 99 80
-J
B
s s s BS B
s B BS B B B
s BS B
s s s s BS BS B B B B
s s BS B B B B B B
s B B
s
I
l
l
g
!~ i
REKAPITULASI KEHADIRAN GURU SMP I AL-MATHN Bulan Jannari 2009
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama JnmlahJam Kehadiran 22 20 Drs. Eman Sulaiman 26 22 Drs. H. Fauzi Ridho MochNoer 28 18 Drs. Hj. Siti Muchlishah. M.A 24 24 Siti Pratiningrum 54 48 Sumarni S.Pd 48 36 Dra. Andi Sulasmi. MA 22 16 Drs. Darwas 56 56 Faisal Achdiatna 57 57 Siti Mustasyrifah 54 36 26 26 Jana Sutisna Moch Amin 24 24
o/o 95% 85% 64% 100% 89% 75% 73% 100% 100% 67% 100% 100%
Rata-rata kehadiran
96.00%
Ciputat, 3 Februari 2009 Bag. Tata Usaha SMP I Al-Matiin
Jana Sutisna, SE
Ket
LEMBARPENGESAHAN Skripsi berjudul: "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat Di SMP I Al-Matiin Kan1pung Sawah Ciputat" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada 9 Februari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S 1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agan1a. Jakarta, 9 Februari 2009 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Stucli)
Tanggal
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A
¥-~~.t
Tancla Tangan
.
···~
NIP: 150 236 009 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Prodi) Drs. Sapiuddin Shiddig, M. Ag NIP: 150 299 477 Penguji I
~ ..:.. ~. · ........~ ...
Drs. Ahmad. Gholib, M.Ag.
'3
NIP: 150 186 609
.!f~5.= . . . . . . . . . .~-
Penguji II Salman Tumanggor, M.Pd. NIP: 150 191 161
Mengetahui:
Dekan~
\