PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN MINAT KARIER SISWA (Studi pada Sekolah Menengah Atas Don Bosco Kota Padang)
TESIS
Oleh :
AHMAD SARIH NIM 70172
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN MINAT KARIER SISWA (Studi pada Sekolah Menengah Atas Don Bosco Kota Padang)
SEMINAR HASIL
Oleh AHMAD SARIH NIM 70172
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. A Muri Yusuf, M.Pd
Dr. Daharnis, M.Pd., Kons
Ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam Mendapatkan gelar Mahasiswa Pendidikan
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
ABSTRACT Ahmad Sarih. 2012. “The role of Guidance and Counselor and Subject Teachers in developing Students' Career Interests (The research at SMA Don Bosco Padang )” Thesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Collaboration subject teachers with BK teachers in developing students' career interests and could be implemented through a wide variety of services and support activities BK. One of collaboration subject teachers with BK teachers were subject teachers provided information to BK teachers about the students who need guidance. The role of Guidance and Counselor in developing students' career interests could be implemented through various types of services and support activities Guidance Counseling. Selection and decision-making about careers that match their talents and abilities of students was very important for the future and students’ happiness. Career issues faced by students in schools, especially SMA Don Bosco Padang, among others the wrong choose of major, the choice just based on friends’ or parents’ advice, and chose college majors without quite mature consideration. This research revealed an overview of the role of Guidance and Counselor and subject teachers in developing students' career interests through various types of services and activities that existed in guidance and counseling. This research was descriptive-quantitative by taking SMADon Bosco’s students population as much as 822 students, the sample drawn by proportional random sampling technique, in which the number of samples as many as 278 students. Instrument that was used in this research was questionnaire by using Likert scale models. Data obtained by using a percentage. This research revealed that the role of Guidance and Counselor was perceived high by students in developing their career interests in information services, placement services and distribution services, group counseling, group counseling and activities instrumentation applications. While in service orientation and literature view the role of Guidance and Counselor tended to be perceived medium by the students. The role of Guidance and Counselor as a whole in developing students' career interests tended to be high, and subject teachers tended to be medium. One of cooperation conducted by BK teachers with subject teachers were: 1. overcame the students who got low achievement in school, 2. discuss majors which would be occupied by students concerned Further students’ career interest in learning process was perceived medium. This research also revealed that there were the role of guidance and counselors and subject teachers to the students’ career interest development.
ii
ABSTRAK Ahmad Sarih. 2012. Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa (Studi pada SMA Don Bosco Padang). Kerjasama guru mata pelajaran dengan guru BK dalam mengembangkan minat karir siswa dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung BK, yang mana salah satu bentuk kerjasama guru mata pelajaran dengan guru BK adalah guru mata pelajaran memberikan informasi kepada guru BK tentang para siswa yang memerlukan bimbingan terhadap guru BK. Pemilihan dan pengambilan keputusan tentang karir yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa sangat penting bagi masa depan dan kebahagiaan siswa. Masalah karir yang dihadapi siswa di sekolah, khususnya SMA Don Bosco Padang antara lain salah memilih jurusan, pilihan didasarkan atas saran teman atau orang tua saja, dan memilih jurusan serta perguruan tinggi tanpa pertimbangan yang cukup matang. Penelitian ini mengungkapkan gambaran mengenai peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karir siswa melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang ada pada Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif dengan mengambil populasi siswa SMA Don Bosco Padang sebanyak 822 siswa, sampelnya ditarik dengan teknik propotional random sampling, yang mana jumlah sampelnya sebanyak 278 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan model skala Likert. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Penelitian ini mengungkapkan bahwa peran guru BK dirasakan tinggi oleh siswa dalam mengembangkan minat karir mereka dalam layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling kelompok, bimbingan kelompok dan kegiatan aplikasi instrumentasi. Sedangkan dalam layanan orientasi, serta kegiatan tampilan kepustakaan peran guru BK dirasakan sedang oleh siswa. Peran guru BK secara keseluruhan dalam mengembangkan minat karir siswa cenderung tinggi, dan peran guru mata pelajaran cenderung sedang, salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru BK dengan guru mata pelajaran adalah 1. mengatasi peserta didik yang mengalami prestasi yang rendah disekolah. 2. merundingkan jurusan yang akan ditempati oleh peserta didik yang bersangkutan. Selanjutnya perkembangan minat karir siswa selama belajar di sekolah cenderung sedang. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat peran guru BK dan guru mata pelajaran terhadap pengembangan minat karir siswa. iii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah selalu Penulis ucapkan, atas Rahmat dan karunia–Nya, penulisan tesis ini dapat dirampungkan. Penelitian ini merupakan rangkaian persyaratan dalam menyelesaikan program studi Bimbingan dan Konseling pada program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Tulisan ini diberi judul “Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karir siswa”. Penulis akhirnya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini tidak dapat di selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. A Muri Yusuf, M.Pd
selaku pembimbing I dan Bapak
Dr. Daharnis, M.Pd, Kons selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing dan mengarahkan Penulis dalam penyelesaian tesis ini. 2. Bapak Prof. Dr. A Muri Yusuf, M.Pd selaku ketua program studi Bimbingan dan Konseling pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 3. Bapak-bapak pimpinan Universitas Negeri Padang, Bapak-bapak pimpinan Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk mengikuti program Magister Kependidikan sampai dengan selesainya. 4. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan pengetahuan dan keterampilan selama Penulis mengikuti perkuliahan. 5. Bapak Rektor dan Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kontribusi dan kerja sama dengan Penulis selama masa perkuliahan sampai selesainya tesis ini.
vii
6. Pimpinan Sekolah Menengah Atas (SMA) Don Bosco Padang beserta seluruh staf pengajar, maupun TU yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 7. Semua Guru Pembimbing dan para siswa SMA Don Bosco Padang yang telah bersedia untuk menjadi subyek penelitian ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah ikut memberikan bantuan kepada Penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini. 9. Ibundaku, Kedua Mertuaku dan Keluarga besarku yang ada di Simpang Tonang, serta Istri tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil selama Penulis kuliah sampai dengan penyelesaian tesis. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang sangat tulus. Semua bantuan dukungan yang telah diberikan kepada Penulis akan dibalas oleh Allah Maha Pencipta dan Maha Penyayang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan (tesis) ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu Penulis sangat harapkan kritikan dan saran dari semua pihak yang telah menyempatkan diri untuk membacanya guna perbaikan dan penyempurnaan pada masa yang akan datang. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama bagi Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Padang, Agustus 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI Hal. ABSTRACT ………………………………………………………………………...
ii
ABSTRAK ……………………………………………..………………………….
iii
PERSETUJUAN AKHIR …………………………………………………………...
iv
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ………………………………………...
v
SURAT PERNYATAAN …………………………………………………………...
vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
vii
DAFTAR ISI …….…………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….........
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………..
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………..
9
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………….....
9
D. Rumusan Masalah …………………………………………………….
10
E. Tujuan Penelitian ………………………...……………………………
10
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………….
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah ………………………………
13
B. Pengembangan Minat Karier dalam BK.............................................…
21
C. Kedudukan Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Layanan BK…
28
D. Teori-teori Perkembangan Karier .............…………….……………...
31
E. Penelitian yang Relevan ……………………………………………….
40
F. Kerangka Konseptual ………………………………………………..
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian …………………………………………………
42
B. Populasi dan Sampel …………………………………………………...
42
1. Populasi………………………………………...……………………
42
2. Sampel……………………………………………………………….
43
ix
C. Defenisi Operasional …………………………..……………………...
44
D. Pengembangan Instrumen ........................…………………………….
45
E. Pengumpulan Data ......……………......……………………………….
49
F. Teknik Analisis Data ......……………………………………………...
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………………………………………………………….
51
a. Responden Penelitian …...… .............................................................
51
b. Peran Guru BK dalam mengembangkan Minat Karier Siswa…….....
52
c. Hasil Wawancara dengan Guru BK ………………………………...
68
d. Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan Minat Karier
72
Siswa……………………………………………………………… e. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
74
f. Minat Karier Siswa…………………………………………………..
75
B. Pembahasan hasil………….…………………………………………….
77
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ……………………………………………………………
95
B. Implikasi ………………………………………………………………..
97
C. Saran ……………………………………………………………………
98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1
Jumlah Populasi Sampel Penelitian pada SMA Negeri di Kota Padang
43
Tabel 2
Kisi-kisi instrumen Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa Hasil Komputasi Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
46
Tabel 3
47 47
Tabel 4 Nomor Item Angket yang Di-drop berdasarkan Hasil Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total Tabel 5 Hasil Komputasi Uji Reliabilitas Internal Angket Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa Tabel 6 Persentase tingkat pencapaian responden
48
Tabel 7
Keadaan Responden Siswa SMA Don Bosco Padang
52
Tabel 8
53
Tabel 17
Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling individual Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan bimbingan kelompok Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling kelompok Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung BK Aplikasi Instrumentasi Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung tampilan kepustakaan Hasil Wawancara dengan Guru BK
68
Tabel 18
Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
73
Tabel 19
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
75
Tabel 20
Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
76
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16
xi
50
55 57 58 60 62 64 65 67
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 2 Tabel 3
Kisi-kisi instrumen Peran Guru BK dan Guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa Hasil Komputasi Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
Tabel 4 Nomor Item Angket yang Di-drop berdasarkan Hasil Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total Tabel 5 Hasil Komputasi Uji Reliabilitas Internal Angket Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa Tabel Angket untuk siswa Tabel
Pedoman wawancara dengan Guru BK dan Guru Mata Pelajaran
Tabel 8
Tabel 17
Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan orientasi Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan informasi Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan penempatan penyaluran Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan penguasaan konten Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan konseling individual Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan bimbingan kelompok Peran Guru BK dalam mengembangkan minat layanan konseling kelompok Peran Guru BK dalam mengembangkan minat kegiatan pendukung BK Aplikasi Instrumentasi Peran Guru BK dalam mengembangkan minat kegiatan pendukung tampilan kepustakaan Hasil Wawancara dengan Guru BK
Tabel 18
Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabel 19
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
Tabel 20
Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
Tabulasi
Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabulasi
Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabulasi
Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16
xii
karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui karier siswa melalui
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi, diantaranya adalah diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam SNP tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3) belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain dan 5), belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (Depdiknas, 2006:5). Penegakan pilar belajar perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh, sebab belajar bukan saja proses alami yang terjadi secara tiba-tiba, bukan pula perubahan yang terjadi dengan sendirinya, tetapi suatu kegiatan yang terencana, terorganisir dan terprogram dengan baik. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa merupakan aktivitas utama pendidikan di sekolah yang didukung oleh guru mata pelajaran, guru BK dan guru praktik, sehingga siswa mampu mengikuti kegiatan belajar secara optimal dan mencapai keberhasilan yang ditandai dengan prestasi belajar yang tinggi dan
1
2
menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Pendidikan pada dasarnya dimaksudkan sebagai upaya pengembangan manusia (peserta didik) seutuhnya, perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia, baik di dunia maupun akhirat. Pembelajaran di kelaskelas tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh. Pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan pada hal-hal pokok yang menyangkut perkembangan individu serta kehidupan mereka sehari-hari, termasuk di dalamnya terdapat berbagai permasalahan yang sering menghambat keefektifan menjalani kehidupan bagi sebagian besar individu di era globalisasi saat ini, terlebih lagi bagi individu yang hidup dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Persaingan ketat untuk berkesempatan menduduki suatu pekerjaan, posisi dan
jabatan
karier
tertentu
menuntut
kemampuan
setiap
individu
untuk
mengembangkan potensinya. Pendidikan berupa bimbingan karier merupakan salah satu bidang bimbingan yang diberikan kepada individu agar dapat memahami diri dan tuntutan lingkungan karier, sehingga dapat membuat pilihan dan menjalani karier dengan baik (Prayitno dan Erman Amti : 1999).
3
Konsep bimbingan karier di sekolah yang telah dimulai sejak kurikulum 1984, kemudian dalam kurikulum 1990 yang kemudian disempurnakan pada kurikulum 1996. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 bimbingan karier tetap dijadikan bagian dari bimbingan konseling. Semua perkembangan bimbingan karier tersebut itu
pada
dasarnya untuk membantu siswa dalam memahami dirinya sendiri, dunia kerja, karier dan lingkungannya serta mengembangkan rencana dan kemampuan membuat keputusan yang bermakna bagi masa depannya. Pada usia remaja atau masa pencarian identitas, masih banyak siswa yang mempertanyakan dirinya untuk apa dan akan jadi apa karier hidupnya di kemudian hari. Bagi siswa SMA yang berada pada rentang usia 14-18 tahun mulai merencanakan garis besar masa depan dan dituntut untuk mampu menentukan satu diantara beberapa pilihan penting. Menurut konsep Super (dalam Osipow, 1983 : 157) ”crystallization” individu mempunyai tugas-tugas perkembangan pekerjaan yang harus dipenuhi dan usia 14 – 18 tahun merupakan masa di mana individu berada pada tahap prereferensi atau memilih pekerjaan. Siswa mulai dihadapkan pada beberapa pilihan diantaranya, apakah akan memasuki perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja dengan berbekal ijazah SMA dengan berbagai pilihan lainnya. Hurlock (1980:217) juga mengemukakan bahwa pada awal masa remaja, minat terhadap pakaian dan penampilan mulai beralih kepada minat terhadap karier. Selain
4
itu, berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam
panduan pelayanan
bimbingan dan konseling yang disusun oleh Prayitno, dkk (2002:11) dikemukakan sembilan tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah Menengah Umum/Kejuruan, Madrasah Aliyah dan sederajatnya yang salah satunya berbunyi ”mencapai kematangan dalam pilihan karier”. Salah satu upaya pemenuhan tugas-tugas perkembangan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah, diantaranya bidang bimbingan karier meliputi: (1) pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan, (2) pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan, (3) orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (4) pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA dan (5) orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan (Prayitno, dkk, 2002:16). Bimbingan karier yang merupakan bagian integral dari pelaksanan BK di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk membantu para siswa untuk memahami dirinya, memahami dunia kerja, karier dan lingkungan serta mengembangkan rencana dan membuat keputusan yang bermakna bagi masa depan mereka. Dengan demikian siswa diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh setelah
5
menyelesaikan pendidikan SMA terutama yang berhubungan dengan pendidikan lanjutan. Dengan kata lain, bimbingan karier merupakan salah satu tindakan preventif untuk mempersiapkan siswa dalam perencanaan karier mereka. Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya bidang karier melalui layananlayanan bimbingan dan konseling dan didukung oleh satuan kegiatan pendukung diharapkan mampu untuk tanggap dalam hal ini. Upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi adalah melihat arah potensi diri siswa guna membantunya untuk menentukan suatu pilihan terhadap karier dan kelanjutan studinya.. Lebih lanjut, hasil assesment tersebut merupakan titik tolak bagi konselor sekolah (guru BK) untuk menyusun program layanan bimbingan dan konseling dan terealisasi melalui layanan-layanan membantu siswa untuk memahami serta mengembangkan potensi diri untuk mengarahkan permasalahan mengenai kariernya hendaklah diupayakan pengentasannya melalui layanan konseling baik secara individu maupun kelompok (Prayitno & Erman Amti, 1999). Super, Kowalski & Gotkin (dalam Santrok, 1983) mengemukakan bahwa pemilihan karier, pekerjaan dan jurusan atau program studi tidak bisa dilakukan hanya sekedar memilih atau sekedar mengikuti pilihan orang lain dan terlebih karena pilihan tersebut merupakan favorit kebanyakan orang. Hal itu penting untuk ditentukan karena remaja cenderung tidak sistematis dan tidak memilih arah dalam eksplorasi dan perencanaan kariernya.
6
Selain kecerdasan dan bakat, minat juga aspek penting yang perlu diperhatikan, dalam penempatan salah satu motivasi intrinsik siswa yang dapat menunjang kesuksesan pendidikan. Holland (1985) menyebutkan bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap suatu pekerjaan atau pilihan pekerjaan merupakan suatu pernyataan kepribadiannya, sehingga minat sangat berkaitan atau sama dengan kepribadian. Peran guru BK dalam mengemban minat karier siswa dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Dengan berbagai jenis layanan ini diharapkan siswa dapat tercegah dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan minat karier dan terbantu dalam proses pengambilan keputusan mengenai karier atau pekerjaan utama yang akan mempengaruhi kehidupan di masa depan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Sebagaimana diketahui salah satu fungsi guru bukan hanya mendidik dan mengajar akan tetapi juga membimbing peserta didik. Guru bahkan dapat terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling. Penelitian yang dilakukan Syafril (2002) mengungkapkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah seringkali tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Fenomena yang terjadi di sekolah selama ini, kurang adanya kerjasama yang baik antara guru BK dengan guru di sekolah. Guru BK di sekolah kurang menjalankan fungsi dan perannya seoptimal mungkin sesuai dengan keahliannya. Hal
7
ini yang menyebabkan pihak lain terutama guru mata pelajaran di sekolah memandang layanan bimbingan dan konseling sebagai sesuatu yang tidak penting dan kurang melibatkan diri mereka. Dalam penelitian Rahmad 2009 tentang persepsi siswa tarhadap jurusan yang ditempati dan peran guru pembimbing di SMU
Negeri 2
Padang yang mengungkapkan bahwa hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik terhadap penempatan jurusan yang dilakukan oleh guru BK disekolah, selanjutnya
penelitian Syafril (2002) juga mengungkapkan bahwa
peran guru mata pelajaran dalam membantu penyelenggaraan bimbingan dan konseling belum berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pelatihan guru mata pelajaran untuk dapat memberikan layanan bimbingan
dan
konseling
kepada
siswa.
Penelitian
Nelyahardi
(2002)
mengungkapkan bahwa masih ada guru mata pelajaran dan orang tua yang belum mendukung program BK. Berdasarkan hasil dari penelitian yang terdahulu dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan minat karier siswa akan sangat mendukung jika adanya kerjasama yang baik antar sesama pihak sekolah, khususnya antara orang tua, guru BK dan guru mata pelajaran. Siswa Sekolah Menengah Atas diharapkan sudah mempunyai perencanaan dan keputusan karier yang objektif. Munandir (1996:157) menyatakan ”Siswa Sekolah Menengah Atas terutama yang duduk dikelas tinggi diharapkan sudah menguasai
8
keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan dan keputusan karier”. Untuk itu guru BK harus dapat membantu siswa dalam memberikan informasi yang berkenaan dengan pekerjaan, jabatan dan karier serta menempatkan dan menyalurkan siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Berdasarkan hasil survei awal yang dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2009 di SMA Don Bosco Padang, diketahui bahwa masih terdapat guru BK yang belum optimal melaksanakan bimbingan karier sehingga siswa masih ada yang mengalami masalah yang berkaitan dengan karier. Masalah-masalah siswa yang muncul berkaitan dengan karier diantaranya: 1) salah memilih jurusan, 2) terpengaruh memasuki jurusan tertentu
karena mengikuti kehendak orang tua dan 3) ikut-ikutan dalam memilih
jurusan. Selanjutnya penulis melakukan wawancara terhadap lima orang siswa SMA Don Bosco Padang tentang peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa, yang mana dua orang siswa menyatakan bahwa guru mata pelajaran belum begitu optimal dalam mengembangkan minat karier siswa serta siswa pun menyatakan bahwa jam bimbingan dan konseling disekolah kurang begitu mereka minati dikarenakan, pada jam bimbingan dan konseling siswa tidak ada pemberian nilai oleh guru BK, sehingga siswa kurang begitu antusias dalam mengikuti pelayanan yang ada.
9
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa di SMA Don Bosco Padang ”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang bersangkut paut dengan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam pengembangan minat karier siswa, masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa. 2. Peran guru mata pelajaran dalam penjurusan. 3. Peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa. 4. Peran guru BK dalam penjurusan yang dilakukan terhadap siswa. 5. Kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
C. Pembatasan Masalah Berangkat dari identifikasi masalah tersebut di atas, banyak aspek yang dapat diteliti. Namun, dengan berbagai pertimbangan maka penelitian ini dapat dibatasi sebagai berikut: 1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
10
2. Peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa. 3. Kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang? 2. Bagaimanakah peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang? 3. Apa kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa?
E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran berkenaan dengan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1. peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang.
11
2. peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang. 3. kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam khazanah intelektual bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, yakni mengenai Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa. b. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan mengenai Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa. c. Memperkaya pengetahuan dan pemahaman konsep dan teori tentang peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
2. Manfaat Praktis a. Masukan bagi Kepala Sekolah dalam rangka mengembangkan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam menangani masalah karier siswa, khususnya di SMA Don Bosco Padang.
12
b. Memberikan masukan serta alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam penanganan masalah siswa melalui layanan bimbingan dan konseling. c. Memberikan masukan serta alternatif tentang peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa kepada Dinas Pendidikan kota Padang. d. Program studi bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kegiatan pelayanan BK dan peran guru BK serta guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tenaga dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab itu konselor menjadi ”pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh. 1. Peran dan Tanggung Jawab Konselor di Sekolah Prayitno dan Erman Amti (1999:242-243) menjelaskan bahwa tugas pokok dan tanggung jawab konselor adalah: a. Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik b. Memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa. c. Memberitahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan serta prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling d. Tidak mendesak kepada siswa (klien) nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor saja. e. Menjaga kerahasiaan data tentang siswa f. Memberitahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi g. Menyelenggarakan pengungkapan data secara tepat dan memberitahu siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti. 13
14
h. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan profesional i. Melakukan referal kasus secara tepat Carmical dan Calvin (dalam Belkin, 1982:192) menjelaskan pandangan mereka bahwa ada lima tugas konselor di sekolah yaitu: a. Providing the student an opportunity to ”talk throught his problem”; b. Counseling with potential droup outs; c. Counseling with student concerning academic failure; d. Counseling with students in evaluating personal assets and limitation; and e. Counseling with student concerning learning difficult. Pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa tugas pokok konselor di sekolah adalah: a. b. c. d. e.
Memberikan kesempatan kepada siswa membicarakan masalahnya; Konseling dengan siswa yang potensial yang putus sekolah; Konseling dengan siswa yang gagal secara akademik; Konseling dengan siswa memiliki keterbatasan; Konseling dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selanjutnya Belkin (1976:158) menyatakan bahwa tanggung jawab konselor di
sekolah adalah: The school counselor, to be efective, must recognize his responsibility to all student, including the failing student, instructive student, the potential droup out, the student with a learning difficulty, as well as gifted student, the average student, the with drawn and shy student and the student who does nothing during the course of this student to attract the attention of the counselor or the school personal. Dari pendapat di atas pengertian yang dapat dirumuskan bahwa konselor sekolah harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan semua siswa, baik siswa
15
yang tidak mengemukakan perasaan tidak puas, berpotensi untuk keluar dari sekolah, masalah emosional, kesulitan belajar, siswa yang memiliki berbagai bakat, siswa yang berkemampuan rata-rata, menarik dan taat, dan siswa yang tidak mengalami masalah selama belajar serta memperhatikan personil sekolah lainnya. Konselor atau di sekolah biasa disebut guru BK bertanggung jawab memberikan layanan kepada siswa, karena dengan adanya layanan-layanan tersebut siswa akan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, baik masalah di sekolah maupun masalah di luar sekolah. Dalam hal ini guru BK harus memberikan jenis-jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. 2. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak saja diberikan kepada siswa yang punya masalah saja, tetapi bagi siswa yang tidak punya masalah, pelayanan dan konseling tetap diberikan, karena layanan bimbingan dan konseling kepada semua siswa dan dapat dilihat dari berbagai jenis layanan yang ada dalam pola 17 plus BK di sekolah. Dalam pola tersebut terdapat 9 jenis layanan yang diberikan kepada siswa sebagai layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan yang terdapat dalam pola 17 plus BK di sekolah, seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) adalah sebagai berikut: a.
Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau memperkenalkan seseorang terhadap lingkungan baru yang
16
dimasukinya dan ini gunanya untuk mempermudah siswa sekolah serta mempermudah siswa sebagai peserta didik untuk dapat menyelesaikan diri dalam lingkungan sekolah serta mempermudah siswa dalam proses mengajar. b.
Layanan informasi adalah memberikan pemahaman-pemahaman pada siswa tentang berbagai hal yang diperlukan siswa untuk menentukan tujuan yang dikehendakinya. Lebih jelasnya Prayitno (1999:260) mengatakan bahwa layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling, lebih jauh layanan orientasi dan informasi akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitannya antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan permasalahan individu.
c.
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang dapat memungkinkan siswa dalam menyalurkan potensi, bakat, minat dan kondisi pribadinya (seperti penjurusan, pengembangan bakat, bidang ekstra kurikuler dan lain-lain. Seiring dengan penjelasan di atas Dewa Ketut Sukardi (2000: 45) menyatakan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat, seperti: 1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat. 2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya. 3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program
17
pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN. 4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus, program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri. d.
Layanan penguasaan konten adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
e.
Layanan konseling perorangan adalah layanan yang diberikan kepada siswa secara langsung dengan cara bertatap muka dan ini dilakukan secara perorangan untuk pengentasan masalah yang dialami siswa.
f.
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dan nara sumber tertentu yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, baik secara individu maupun sebagai siswa dan untuk perkembangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
g.
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Winkel (1997:544-545) menerangkan
18
bahwa konseling kelompok dapat bermanfaat sekali, karena melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi independen dan lebih mandiri. h.
Layanan konsultasi, menurut Prayitno (2004 a:1) merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap pelanggan disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan/atau permasalahan pihak ketiga.
i.
Layanan mediasi, merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan ketidakcocokan, ketidakcocokan ini menjadikan mereka saling bertentangan. Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai hubungan dan membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua (Prayitno, 2004 b:1-2).
19
3. Jenis Kegiatan Pendukung pada Bimbingan dan Konseling Prayitno (2012: 290-387) menjelaskan tentang kegiatan pendukung yang ada pada bimbingan dan konseling: a. Aplikasi Instrumentasi Aplikasi instrumentasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu yang mana bertujuan untuk mengungkapkan kondisi tertentu. Prayitno dan Erman Amti (2004: 318) menyatakan bahwa instrumentasi bimbingan dan konseling terbagi atas dua macam, yaitu: a. Instrumentasi Tes Merupakan serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes; jawaban atau pengerjaan atas pertanyaan atau tugas itu dijadikan dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi orang yang bersangkutan. b. Instrumentasi non tes Meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan. Prayitno
(2012:
292)
menyatakan
tujuan
umum
dari
aplikasi
instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien, selanjutnya tujuan khusus dari aplikasi instrumentasi adalah agar konselor dapat memahami kondisi klien seperti potensi dasar, bakat dan minat, kondisi diri dan lingkungan, masalah yang dialami klien dan sebagainya.
20
b. Himpunan data Himpunan data merupakan gambaran atau keterangan atau catatan tentang keadaaan sesuatu. Dalam pelayanan konseling himpunan data terkait dengan seluk-beluk dari pelayanan itu sendiri. c. Konferensi kasus Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang di upayakan konselor untuk membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya. d. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab konselor dalam pelayanan konseling. e. Tampilan kepustakaan Tampilan kepustakaan dapat membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor, khususnya dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada disana sesuai dengan keperluan.
21
f. Alih Tangan Kasus Kegiatan alih tangan kasus diselenggarakan oleh konselor tidak lain bermaksud agar klien memperoleh pelayanan yang optimal oleh ahli pelayanan profesi yang benar-benar handal. B. Pengembangan Minat Karier dalam Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Minat Karier Minat adalah suatu kecenderungan jiwa yang bersifat menetap dalam diri seseorang untuk merasa senang dan tertarik kepada hal-hal tertentu (Winkel, 1996). Sedangkan menurut Crow and Crow (1958), Travis (1967) dan Jones (1977) memberikan definisi minat sebagai suatu kecenderungan jiwa dan daya gerak yang mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik dan senang kepada seseorang, benda dan kegiatan. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa minat sebagai kecenderungan jiwa yang dalam fungsinya membantu mewujudkan tindakan, ungkapan dan reaksi dan atau partisipasi seseorang terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu yang dapat membangkitkan rasa senang tersebut merealisir motivasi. Dalam hubungannya dengan motivasi, Skinner (1974) mengemukakan bahwa minat merupakan motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik dan menyenangkan. Hurlock (1996) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
22
mereka inginkan dan bebas memilih. Kedua definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa minat seseorang diindikasikan berupa perhatian, yang menjadikan rasa senang dan dapat mendatangkan keuntungan. Dinamika indikasi minat tersebut berarti juga dinamis (rendah dan tingginya) minat seseorang, dalam hal ini berhubungan dengan karier. A. Muri Yusuf (2002) menyatakan salah satu faktor determinan meraih sukses adalah potensi diri, salah satunya minat. Minat yang terhadap kegiatan fikiran yang sungguh-sungguh untuk menggali fikiran ketenangan dan mencapai pemahaman tentang segenap kemungkinan
yang berhubungan dengan karier siswa. Dengan
demikian, minat karier adalah keterlibatan siswa sepenuhnya terhadap segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya berhubungan
dengan
karier
yang
hendak
diperolehnya
setelah
mencapai
pendidikannya. 2. Perencanaan Karier a. Pengertian karier dan arah karier Istilah karier dalam bahasa Inggris “career” hampir sama dengan kata task, position, job dan occupation. Super (1976) dengan jelas membuat rumusan dan mengelompokkan kata-kata di atas agar mudah dipahami.
23
“Task: a performance required at work or inplay. Position: a group of tasks to be performed by one person: in industry, performed for pay. Position exist whether vacant or occupied, they are tasks and outcome, not person, defined. Job: a group of similar, paid, position requiring some similar attributes in a single organization. Jobs are; task, out come and and organization-centered. Occupation: a group of similar jobs found in various organization. Occupation are; task, economy and society-oriented. Pernyataan di atas terjemahannya adalah task (tugas) merupakan sebuah perbuatan yang dilakukan dalam pekerjaan atau pada suatu permainan. Position (posisi) adalah sekelompok tugas yang dikerjakan oleh seseorang untuk mendapatkan upah atau gaji. Sedangkan job (pekerjaan) adalah sekumpulan tugas dan posisi pada suatu organisasi dengan kewajiban dan tugas pokok yang sama, berorientasi pada tugas dan upah atau gaji serta berpusat pada organisasi. Selanjutnya, occupation (okupasi/pendapatan) memiliki pengertian yang lebih luas dari job. Okupasi adalah sekelompok job yang sama dalam berbagai organisasi. Okupasi berorientasi terhadap tugas, ekonomi dan masyarakat. Karier didefinisikan sebagai “the sequence of employment related position, activities and experiences encountered by a person (Arnold at al, 2005:520). Berarti karier sebagai tahapan pekerjaan yang berkaitan dengan posisi, peran, aktifitas dan pengalaman yang dihadapi oleh individu. Beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa karier adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dalam bentuk pekerjaan dan keinginan untuk
24
mendapatkan peran dan posisi dalam pekerjaan tertentu dengan harapan mendapatkan upah atau gaji. b. Pengembangan Program Bimbingan Karier di Sekolah Bimbingan diselenggarakan sebagai bagian dari keseluruhan usaha sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Bimbingan karier merupakan bentuk layanan khusus usaha bimbingan di sekolah dengan tujuan menyiapkan siswa untuk kehidupan kerja yang berhasil dan bertanggung jawab di dalam masyarakat. Sebagai usaha pendidikan bimbingan karier berpusat dan bertolak dari siswa kebutuhannya, cita-cita pendidikan dan kariernya, ciri-ciri pribadi dan masalahnya. Perencanaan dan pemograman merupakan soal penting, tidak pandang apakah bimbingan karier itu diselenggarakan di sekolah yang kecil atau yang besar, dan apakah penyelenggaraannya di suatu sekolah masih baru atau sudah lama. Pimpinan sekolah perlu memastikan bahwa perencanaan dilakukan dengan seksama dan bersistem (Munandir, 1996:244-245). Selanjutnya Munandir (1996:246) menjelaskan bahwa bimbingan karier merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri. Bukan pula ia suatu keistimewaan melainkan lebih merupakan penekanan. Ia bagian, atau salah satu wujud kegiatan atau program umum bimbingan.
25
Perencanaan arah karier siswa yang matang akan mengantarkan individu pada kesuksesan yang diimpikan. Perencanaan arah karier yang merupakan upaya mencapai kesuksesan tersebut bukanlah pekerjaan sederhana karena menuntut suatu proses berpikir. Menurut Winkel (2005:682-684) bahwa perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang (long range goals) dan tujuan yang akan dicapai dalam jangka pendek (short range goals). Selain itu, diungkapkan juga bahwa perencanaan yang matang berguna untuk meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat. A. Muri Yusuf (2002:24) dengan redaksi yang berbeda mengemukakan bahwa keberhasilan bukanlah suatu keajaiban dan bukan pula suatu misteri yang tidak dapat diungkapkan melainkan hasil aplikasi yang tersusun dari prinsip dasar keberhasilan dan menjauhi faktor-faktor yang menimbulkan kegagalan. Perencanaan arah karier berkaitan erat dan harus disesuaikan dengan kecenderungan karier yang akan dikembangkan. Bagi siswa SMA, perencanaan arah karier pada tingkat awal masih bersifat tentatif namun diharapkan bagi siswa tingkat akhir perencanaan tersebut lebih mantap dan lebih terarah. Kunci dan perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengelolaan informasi tentang diri sendiri dan lingkungan hidup siswa (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:685).
26
Pemberian informasi yang tepat dan menafsirkan makna informasi tersebut bagi dirinya sendiri menjadi kebutuhan siswa sehingga dapat mendorong mereka membuat pilihan-pilihan yang bisa dipertanggungjawabkan. Siswa diharapkan dapat mempertimbangkan secara mandiri pilihan pendidikan lanjutan yang akan dimasukinya setelah diberi informasi yang benar dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Winkel (2005:685) menegaskan bahwa data yang diperoleh siswa adalah (1) informasi tentang diri sendiri, meliputi (a) kemampuan intelektual, (b) bakat khusus di bidang studi akademik (c) minat-minat, baik yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat lebih khusus, (d) hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti, (e) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai nilai-niali relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi akademik (f) perangkat kemahiran kognitif, (g) nilai-nilai kehidupan, (h) bekal berupa keterampilan khusus, (i) kesehatan fisik dan mental, (j) kematangan vokasional; (2) informasi tentang lingkungan hidup yang relevan dengan perencanaan karier. Pendapat di atas menggambarkan bahwa perencanaan karier merupakan sebuah proses yang diawali dengan mengenal dan memahami diri sendiri, kemudian menyadari adanya peluang dan beragam pilihan dengan segala konsekuensinya, mengidentifikasi pilihan, membuat keputusan, mengembangkan
27
tujuan dan rencana sampai memprogram pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan di dunia kerja. Isaacson (1986:21) mengungkapkan “the individual (progresess through five steps as follows: awarenes, explanation, decision making, preparation and employment”, individu yang sedang membuat perencanaan karier akan menempuh lima tahapan berikut: kesadaran, eksplorasi, pengambilan keputusan, persiapan menuju suatu pekerjaan yang dipilih. Konsep perkembangan karier mempunyai makna bahwa individu terlibat dalam suatu proses jangka panjang dalam mencapai keputusan karier. Hal ini lebih tegas dinyatakan oleh Herr & Cramer (1984:14) sebagai berikut: The total constellation of psychological, sociological, educational, physical, economic, and chance factor that combine to shape the career of any given indvidiual; those aspect of an individual’s experince which relevant to personal choice, entry, and progress in educational, vocational, and avocational pursuits; the process by which one develops and refines such characteristic as self and career identity, planfulness and career maturity…Career development proceeds-smoothly, jagedly, positively, negatively-whetheror not career guidance or career education exist. As such, career development is not an intervention, but the object of an intervention. Pernyataan di atas dapat dimaknai bahwa perkembangan karier seseorang meliputi hubungan menyeluruh (total contellation) antara aspek kondisi psikologis, hubungan sosial, pendidiikan, fisik, ekonomi dan faktor kesempatan yang berkombinasi untuk membentuk kariernya, aspek tersebut meliputi pengalaman yang mendukung terhadap pilihan pribadi, memasuki dan menjalani
28
pendidikan, menekuni keterampilan/keahlian (vokasional) tertentu untuk menuju pada pencapaian avokasinya. Proses tersebut berkembang dan tersaring melalui kemampuan mengenal karakteristik diri dan karakteristik karier, perencanaan yang mantap yang mengarah pada kematangan kariernya. Arahnya bisa berupa arah yang mulus atau keras dan terjal positif atau negatif, dan bisa berlangsung dengan mendapatkan bimbingan dan pendidikan karier. Dengan kata lain, perkembangan karier bukanlah suatu intervensi, melainkan subjek dari intervensi tersebut. C. Kedudukan Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Seseorang dikatakan guru tidak cukup tahu sesuatu materi yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memiliki kepribadian guru, dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. Dengan kata lain untuk menjadi pendidik atau guru, seseorang harus memiliki kepribadian. Selanjutnya sebagai kelanjutan atau penyempurnaan fungsi guru sebagai pendidik, maka harus berfungsi pula sebagai pembimbing. Pengertian mendidik dalam hal ini lebih luas dari fungsi membimbing. Bimbingan adalah termasuk sarana dan serangkaian usaha pendidikan. (Sardiman A.M, 1986:137 – 140). Selanjutnya Sardiman A.M (1986:1440) bahwa peran guru dalam kegiatan mengajar adalah:
29
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Informator yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber kegiatan akademik maupun umum. Organisator yaitu guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Pengarah/direktor, guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicitacitakan. Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Transmitter, dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Guru mata pelajaran dan guru BK merupakan ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru selalu mengasah dan memupuk kemampuan, dalam artian memperluas wawasan, ilmu pengetahuan serta selalu menampilkan nilai-nilai dan sikap sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing dalam rangka pelaksanaan pendidikan secara menyeluruh. Pentingnya peran guru dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling menurut A Muri Yusuf (1995) dikarenakan guru adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan siswa di sekolah dari pada guru BK. Guru dapat mengamati dan memperhatikan siswa melalui interaksi dan proses pembelajaran ataupun melalui hasil
30
belajar yang dicapai siswa, sehingga guru dapat berperan sebagai 1) kontak person antara siswa dengan guru BK, pendidikan karier yang dapat diakukan, 2) penemu potensi awal siswa dan 3) agen alih tangan kasus kepada guru BK. Guru juga memiliki peran yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dewa Ketut Sukardi (2000) mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama antara guru BK dengan pihak-pihak lain dengan yang terkait di dalam maupun di luar sekolah antara lain dengan seluruh tenaga pengajar atau guru, tenaga administrasi maupun organisasi yang ada di sekolah, misalnya OSIS. Prayitno dkk (1997:145) mengemukakan bahwa peran guru dalam pelayanan bimbingan dan konseling antara lain 1) membantu memasyarakatkan BK, 2) membantu guru BK mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, 3) mengalihtangankan dan menerima referal siswa yang memerlukan pelayanan, 4) membantu mengembangkan susasana kelas yang menunjang pelaksanaan BK dan 5) mengunpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian BK. Syamsu Yusuf dan Juntika (2005:34) membagi tugas dan peran guru sebagai berikut: 1. Memahami konsep dasar bimbingan dan konseling dan karakteristik siswa (tugas-tugas perkembangan siswa) sebagai landasan untuk memberikan bimbingan 2. Memahami keragaman karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik (kesehatan dan kefungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung dan
31
3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
mudah tersinggung) dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab) Memahami siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa, seperti bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil (tidak menganaktirikan/ menganak emaskan anak), menghargai pendapat atau hasil karya siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, bergairah dalam mengajar dan berdisiplin. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada konselor. Bekerja sama dengan konselor dalam rangka membantu siswa Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah benar-benar menuntut usaha dan kerja keras dari guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dan membangun hubungan kerjasama dengan guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain yang menyangkut tercapainya apa yang diinginkan siswa.
D. Teori-teori Perkembangan Karier Dalam pengembangan minat karier siswa ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan dasar oleh guru BK yang didasarkan pada pendapat ahli/pakar antara lain sebagai berikut:
32
1. Teori perkembangan Karier Ginzberg (Osipow, 1983) a. Faktor realita Menurut Ginzberg bahwa pengembangan konsep pilihan karier seseorang dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan objektif, yang harus diikutinya dalam pemilihan pekerjaan, atau dengan kata lain pemilihan karier akan dapat/bisa berubah apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor realitas dan kesempatan yang ada. Ginzberg telah menemukan bahwa tahap ini dapat dibagi atas tiga tahap/masa berikut: 1) Tahap/masa penemuan atau eksplorasi Dalam masa ini remaja kembali kepada kenyataan berusaha untuk menemukan pekerjaan yang cocok baginya, baik itu secara langsung atau tidak langsung dan melalui cara bekerja betul atau melalui pengamatan atau penyaksian. 2) Tahap/masa pemantapan atau kristalisasi Pada tahap ini remaja berusaha mengumpulkan semua faktor yang dipandangnya berpengaruh dalam pekerjaan yang dilakukannya, dan sesudah itu berusaha untuk sampai kepada gambaran yang jelas tentang faktor-faktor tersebut. Dengan demikian ini akan sampai kepada penentuan pekerjaan yang cocok dengan dirinya.
33
3) Tahap/masa spesifikasi Pada tahap ini masa remaja sampai kepada semacam spesialisasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang dimasukinya, spesialisasi itu cocok dengan segala pertimbangan yang telah menjadi perhatiannya. Selain itu pemilihan pekerjaan adalah proses yang juga dipengaruhi oleh suasana umum yang khusus baginya, apakah ia laki-laki atau perempuan, atau golongan yang tunduk pada suasana tertentu. Juga terpengaruh oleh suasana yang khusus dengan individu, misalnya terpaksa bekerja pada waktu pagi, atau pertumbuhan mental atau emosinya yang kurang wajar. Di samping itu, dapat pula pemilihan karier itu dipandang sebagai proses pertumbuhan yang lain, dan ia juga terpengaruh oleh segi-segi pertumbuhan yang lain. b. Proses pendidikan. Bahwa pemilihan dan pengembangan karier adalah merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak selesai dalam suatu masa kehidupan saja. Ia juga terpengaruh hanya satu faktor saja dan tidak oleh faktor yang lain. Kemudian tiap-tiap tahap yang mendahuluinya dan ia mempengaruhi tahap sesudahnya. Jadi proses pengembangan karier adalah proses yang berlangsung sepanjang hayatnya
kehidupan
manusia.
Proses
ini
biasanya
tidak
mengalami
kemunduran, di samping ia berusaha untuk mengkompromikan berbagai faktor (subjektif dan objektif) dalam pemilihan pekerjaan, sehingga pilihan karier
34
adalah pilihan yang mempertimbangkan segala faktor dan urgensinya, jika ditakdirkan maka pilihan ini adalah pilihan yang baik dan cocok bagi yang bersangkutan. Bisa juga dikatakan bahwa perkembangan karier seseorang ditentukan juga oleh proses pendidikan yang ditempuhnya. Dan menurut Ginzberg masa ini dimasukkan dalam masa tentatif, ini adalah masa dimana seorang individu menempuh pendidikannya mulai dari pendidikan dasar sehingga memasuki perguruan tinggi/mulai bekerja. Masa ini dibagi menjadi tahap: 1) Masa pemilihan pekerjaan yang didasarkan atas bakat dan minat seseorang. Masa ini dimulai bersamaan dengan tahap remaja, remaja mengembangkan kariernya atas dasar apa yang disukainya dan dibencinya tentang macam kegiatan, kendatipun tidak dilupakannya bahwa bakat itu mungkin
merubahnya
pula
karenanya,
akan
tetapi
itu
tidak
menggoncangkan, karena ia tahu keputusannya yang terakhir tidak akan terjadi, kecuali setelah beberapa tahun kemudian. 2) Masa peralihan/pengembangan karier bedasarkan kemampuan/ kapasitas. Pada umur sekitar lima belas tahun, nilai mulai menjadi faktor penting dalam pemilihan dan pengembangan karier remaja. Remaja pada umur ini merasa bahwa pilihan kariernya tidak harus hanya berdasarkan
35
minat dan kemampuan saja, akan tetapi harus pula berdasarkan pada tujuan dan nilai dalam hidup. 3) Masa peralihan/transisi memilih atau mengembangkan Dalam
masa
ini
mulailah
perhatian
remaja
berubah
dari
pertimbangan pribadi terhadap pemilihan pekerjaannya, kepada suasana obyektif yang memainkan peran dalam pemilihan ini, karena ia merasa bahwa dengan bergantung kepada pertimbangan pribadi saja tidak cukup untuk menyampaikan kepada suatu keputusan dan ia harus memperhatikan kenyataan. c. Faktor emosional Ginzberg memandang bahwa pemilihan dan pengembangan karier seseorang juga didasarkan pada faktor-faktor emosional yakni pemilihan dan pengembangan kerja itu optimis dicari terus kecocokannya antara keadaan yang selalu berubah, artinya bahwa kepuasan kerja akan diperoleh dengan adanya rasa kecocokan antara dirinya dan pekerjaan yang dipilihnya. Apabila seseorang merasa tidak cocok dengan kariernya maka ia bisa berpindah atau memilih yang cocok dengan resiko yang tentu saja ditanggungnya. d. Nilai-nilai individu Pengembangan konsep pilihan karier dalam kehidupan manusia juga sangat dipengaruhi dan ditentukan dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini
36
oleh masing-masing individu itu sendiri. Pengembangan konsep pemilihan karier yang tidak didasarkan pada nilai-nilai diri tidak akan diperoleh kecocokan dengan pekerjaan atau kariernya yang akhirnya tidak akan membawa pada kepuasan dalam bekerja. Oleh karena itu nilai-nilai individu sangat penting untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan konsep seseorang.
2. Teori Perkembangan Karier Super (Osipow, 1983) Super menyusun teori kariernya berdasarkan kepada aspek atau unsur sebagai berikut: a. Psikologi Diferensial Setiap orang memiliki perbedaan individual; telah lama diterima secara luas oleh psikologi sekarang. Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat luasnya baik yang terdapat dalam individu sendiri maupun antara individu. Akibat ciri-ciri tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan ciri-ciri kepribadian, dan sifatsifat lain sedemikian luasnya sehingga setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jabatan. Setiap jabatan mempunyai pola khas dari pada kemampuan, minat dan sifat-sifat kepribadian, tetapi yang cukup luas
37
mentoleransi terhadap berbagai jenis pekerjaan bagi setiap individu dan berbagai individu dalam suatu jabatan. b. Psikologi Perkembangan Prevensi dan kompetensi profesional, situasi-situasi dimana orang hidup dan bekerja, serta konsepsi dirinya akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang kontiniu. Demikian juga halnya konsepsi diri seseorang berubah sehingga orang itu tidak merasakan memperoleh kepuasan lagi dari pekerjaannya semula telah memberikan kepuasan pada dirinya. Karena pekerja maupun pekerjaan tidak statis sifatnya, maka selalu diperlukan perubahan dan penyesuaian dalam rangka menjaga keseimbangan. Proses ini dapat disimpulkan kedalam serangkaian tahap-tahap kehidupan, yakni tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, tahap pembentukan, tahap pembinaan, dan tahap kemunduran. c. Bidang Sosiologi Hakekat pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya, oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor dalam latar belakang pengalaman akan mempengaruhi sikap dan prilakunya. Tingkat ekonomi sosial orang tua termasuk faktor yang sangat berpengaruh, hubungan
38
awal yang dilakukan oleh seseorang dengan dunia kerja melalui perantara orang tua, keluarga, dan teman-temanya. d.
Bidang Teori Kepribadian Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapakah individu mendapatkan/menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan nilai-nilai pribadi secara memadai. Juga kepuasan tersebut tergantung kepada kemantapannya di dalam situasi pekerjaan dan pandangan hidupnya. Individu akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan yang dilakukannya memungkinkan baginya untuk mempergunakan ciri-ciri pribadi dan nilai-nilai dirinya sendiri, dengan kata lain pengalamanpengalaman yang dijumpai dalam pekerjaannya dapat dibandingkan dengan gambaran mental dirinya sebagaimana yang ada darinya sekarang.
e.
Perkembangan karier menurut Teori Lee-Thorpe Perkembangan karier adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman lainnya dan yang mempengaruhi keputusan-keputusan setiap individu mengenai karier dan gaya hidup baik yang bersifat individual maupun personal. Perkembangan karier
seseorang
menurut
teori
Lee-Thorpe
(dalam
Osipow,1983)
diklasifikasikan secara berturut-turut yaitu personal-sosial, natural, mekanik, bisnis, seni dan ilmu pengetahuan.
39
Klasifikasi di atas sejalan dengan pendapat Issacson dan Brown (1993): “Career development is the total constellation of psychological, sosiological, educational, physical, economic and chance factors that combine to shape the career of any given individual over the life span” Hal senada dikemukakan Splete (dalam Manrihu, 1992) yang menyatakan bahwa: “Perkembangan karier adalah suatu proses yang berjalan terus menerus dan berlangsung sepanjang tahap kehidupan serta mencakup pengalamanpengalaman rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang berkaitan dengan konsep diri individu serta implementasinya dalam gaya hidup ketika orang itu hidup senang dan mendapat penghasilan”. Klasifikasi individu-sosial dalam teori Lee-Thorpe didasarkan pada perkembangan karier seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa kanakkanak terhadap pola kepribadian anak. Pola kepribadian anak terbentuk melalui interaksi dengan orang tua, guru dan orang lain Freud (dalam, Pervin, 1984). Namun orang tua memberikan pengaruh yang lebih efektif dan lebih mudah karena adanya ikatan alami, yaitu adanya rasa percaya anak yang besar terhadap orang tua dibandingkan terhadap orang lain. Kepercayaan dapat menumbuhkan rasa aman yang mempermudah perkembangan kepribadian individu selanjutnya. (Rampel, Holmes, dan Zanna, 1985). Interaksi ini terus menerus mempengaruhi sikap dan prilaku anak hingga dewasa.
40
E. Penelitian yang Relevan 1. Nasri (2006) yang berjudul upaya guru BK dalam mengatasi masalah ANM siswa, menyimpulkan bahwa: banyak permasalahan ANM yang dialami oleh siswa memerlukan kerjasama yang baik antara guru BK dan guru mata pelajaran agama dalam mengentaskannya. Guru BK dan guru mata pelajaran dapat secara bersamasama melaksanakan kegiatan keagamaan dalam berbagai bentuk layanan bimbingan dan konseling sehingga siswa memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang berbagai permasalahan keagamaan yang dialaminya. 2. Deni Febrini tahun 2005 tentang minat karier, keterampilan belajar dan prestasi akademik mahasiswa di STAIN Bengkulu. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa prestasi akademik mahasiswa selain dipengaruhi keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa juga dipengaruhi oleh pengembangan minat karier yang dilakukan pada jenjang pendidikan sebelumnya. 3. Rahmad 2009 tentang persepsi siswa tarhadap jurusan yang ditempati dan peran guru pembimbing di SMU Negeri 2 Padang. Dari hasil penlitian disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik terhadap penempatan jurusan yang dilakukan oleh guru BK disekolah. Dari ketiga penelitian di atas dapat dikaitkan bahwa guru BK dan guru mata pelajaran secara bersama-sama memiliki peranan dalam membantu siswa dalam mengembangkan minat karier siswa.
41
F. Kerangka Konseptual BK DI SEKOLAH
Guru BK
Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung
Guru Mata Pelajaran
Minat Karier Siswa
Kerjasama Diagram 1 Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan: Di sekolah diselenggarakan bimbingan dan konseling: 1) bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, 2) upaya guru BK dalam memanfaatkan peran guru dalam penanganan masalah karier siswa 3) keterlibatan guru dalam menangani masalah minat karier siswa, 4) kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menangani masalah minat karier siswa dan 5) masalah minat karier yang dihadapi siswa.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya (Prasetya Irawan, 1999). Penelitian ini juga meliputi pengumpulan sejumlah data yang didalamnya terdapat data yang bersifat kuantitatif. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan masalah tentang minat karier siswa, yang mengaitkan antara layanan bimbingan konseling, khususnya bidang bimbingan karier, peran guru mata pelajaran terhadap persiapan karier/pekerjaan siswa. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi A Muri Yusuf (2005:181) menjelaskan bahwa populasi adalah semua karakteristik yang terdapat pada individu, objek atau peristiwa yang dijadikan sasaran penelitian. Populasi penelitian dalam penelitian ini berjumlah 822 yang tersebar pada kelas X, XI, XII di SMA Don Bosco Padang selanjutnya jumlah guru BK yang akan dijadikan subjek penelitian adalah sebanyak 3 orang dan jumlah sampel guru mata pelajaran sebanyak 41 orang, seperti tertera berikut ini:
42
43
Tabel 1 Populasi Penelitian Siswa SMA Don Bosco Padang No
1
Variabel
Kelas X
2
Kelas XI
3
Kelas XII
4
Aksel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Int IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPS 1 IPS 2 IPS 3 IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5 IPS 1 IPS 2 IPS 3 Yunior Senior
Jumlah
Jumlah Seluruhnya
36 37 35 35 35 36 25 36 36 35 35 35 35 35 35 35 35 35 30 36 35 35 35 25
Jumlah
239
247
276
60 822
Sumber: Tata usaha SMA Don Bosco Padang 2. Sampel Sampel merupakan sebahagian dari keseluruhan individu yang menjadi populasi penelitian dan mewakili populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini
44
dilakukan dengan teknik propotional random sampling. Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan, maka dipakai rumus propotional random sampling (A. Muri Yusuf, 1997: 209):
Kelas X
81
Kelas XI
84
Kelas XII
93
Kelas Aksel
20
Berdasarkan penggunaan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 278 orang. Dan dalam pengambilan sampel terhadap guru BK adalah 3 orang dan guru mata pelajaran sebanyak 41 orang.
C. Defenisi Operasional 1. Guru BK Guru BK adalah guru yang memiliki tugas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling yaitu 10 jenis layanan dan 6 kegiatan pendukung yang diberikan kepada siswa. Tugas pokok guru pembimbing disekolah berkenaan dengan pelayanan
45
bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa menemukan dirinya, lingkungannya dan merencanakan masa depan, sehingga diharapkan ia mampu mencapai kesuksesan dibidang akademis, persiapan karier serta hubungan sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu guru pembimbing adalah guru yang bertugas untuk membuat rencana program, melaksanakan program, menilai dan menganalisis, serta melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung dalam rangka membantu siswa dapat berkembang secara maksimal. 2. Guru mata pelajaran Guru mata pelajaran adalah guru yang memiliki tugas dalam mengajarkan bidang studi tertentu dalam pengembangan karier siswa. 3. Minat karier Minat karier adalah dorongan dan kecenderungan jiwa dengan segenap kegiatan pikiran yang dilakukan secara penuh perhatian memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan karier yang akan dicapai setelah tamat sekolah.
D. Pengembangan Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengukur peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa adalah angket. Pengembangan instrumen dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
46
1. Menentukan indikator dari masing-masing variabel. 2. Membuat kisi-kisi berdasarkan kajian teori yang dipakai dengan cara-cara menjabarkan variabel, indikator dan butir-butir pernyataan yang mengungkapkan gambaran mengenai peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa, yang dapat dilihat pada tabel 2 (lampiran). 3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa adalah angket. Pengukuran variabel penelitian digunakan kuesioner dengan model skala Guttman dan skala Likert. Cara pengukurannya adalah dengan menghadapkan seseorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban: “ya – tidak” dengan skor 1 – 0 dan “sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju” jawaban ini diberi skor 5 – 1
untuk pernyataan positif dan diberi
skor 1 – 5 untuk pernyataan yang mengukur nilai negatif. 4. Uji Coba Instrumen Menurut Suharsimi Arikunto (1984:107) sebelum digunakan instrumen dilakukan lebih dahulu diuji cobakan untuk melihat tingkat kesahihan dan keterandalannya. Angket diuji-cobakan kepada 31 orang siswa SMA Pertiwi 1 Padang tanggal 24 Juli 2010. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket serta cara pengadministrasiannya.
47
a. Pengujian Validitas Untuk mengetahui apakah angket yang disusun mampu mengungkapkan data sesuai variabel penelitian maka dilakukan uji validitas, dalam hal ini adalah dengan validitas internal. Validitas internal bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara butir-butir angket dengan fungsi angket secara keseluruhan. Untuk itu dilakukan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor total (rxy). Kriteria kesejajaran item terhadap angket adalah ≥ 0,30 dan kriteria ini dapat diturunkan menjadi 0,25 (dalam Saifuddin Azwar, 1999:65). Oleh karena itu, pernyataan dan kalimat item yang tidak memenuhi kriteria akan direvisi atau didrop. Komputasi koefisien korelasi item-total angket dengan menggunakan rumus Pearson dengan program Windows Microsoft Excel serta rencana revisi bagi item yang tidak memenuhi kriteria terdapat dalam tabel 3 (lampiran). Berdasarkan uji validitas tersebut maka dilakukan revisi terhadap 20 item angket. Revisi yang dilakukan adalah menelaah kata dan kalimat yang digunakan, kesesuaian materi angket dengan data yang ingin diungkapkan. Selanjutnya apabila revisi sangat sulit dilakukan maka item tersebut di-drop atau tidak dipakai. Item yang akhirnya di-drop terdapat pada tabel 4 (lampiran).
48
b. Pengujian Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat keterandalan (reliabilitas) angket dan data yang terkumpul dengan angket ini dilakukan analisis terhadap data hasil satu kali uji coba (reliabilitas internal). Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha, yaitu: ∑αb2
K r11 =
r11 = k ∑αb2 α t2 =
[
k-1
] [
1-
αt2
]
reliabilitas instrumen = banyaknya butir = jumlah varians butir varian total (Suharsimi Arikunto, 2003:236) Pengujian reliabilitas angket dengan rumus Alpha dilakukan melalui
program Windows Microsoft Excel. Hasil r11 yang diperoleh terdapat pada tabel 5 (lampiran). Batasan yang dapat digunakan sebagai kriteria kesejajaran
item
terhadap instrumen adalah ≥ 0,25 (Saifuddin Azwar, 1999:65). Hasil-hasil tersebut menunjukkan
bahwa angket dan data yang terkumpul cukup
terpercaya. Dapat dilihat pada tabel 5 (lampiran).
49
E. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa, dan data tentang minat karier siswa serta kendalakendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
F.
Teknik Analisis Data Analisis ini digunakan untuk menggambarkan secara umum tentang variabel yang diteliti dengan analisis persentase. Untuk mencari persentase jawaban angket dari responden ditempuh langkah berikut: a. Verifikasi dan memeriksa data b. Tabulasi data dengan cara menghitung frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang diberikan oleh responden. c. Menganalisis data dengan menggunakan rumus persentase yakni untuk menjelaskan proporsi data dalam persen (%), dengan formula:
P Dimana:
P = persentase yang dicari f = frekuensi N = jumlah responden
50
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa yang dikumpulkan dari responden setelah dipersentasekan, kemudian dihitung distribusi frekuensi serta ukuran gejala pusat, ukuran letak, dan simpangan baku. Penetapan kriteria penilaian menggunakan klasifikasi tingkat pencapaian responden yang dikemukakan Iskandar (dalam Rezky Hariko, 2012: 67), seperti yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6 Persentase tingkat pencapaian responden % Pencapaian 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
Interpretasi Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (R) Sangat Rendah (SR)
Hasil penelitian disimpulkan dalam bentuk indikator. Deskripsi hasil penelitian dikelompokkan pada lima kategori yaitu (90%-100%) pada kategori Sangat Tinggi (ST), (80%-89%) pada kategori Tinggi (T), (65%-79%) pada kategori Sedang (S), (55%-64%) pada kategori Rendah (R) dan (0%-54%) pada kategori Sangat Rendah (SR). Penetapan kategori berdasarkan pada skor rata-rata pencapaian responden yang diperoleh tiap item pernyataan.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dipaparkan data hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian, yang mencakup deskripsi data menurut variabel-variabel penelitian. Kemudian dilakukan pula pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian tersebut. A. Deskripsi Data a. Responden Penelitian Responden penelitian mewakili populasi siswa SMA Don Bosco Padang. Responden merupakan sampel yang diambil dengan teknik propotional random sampling. Pada Tabel 7 digambarkan keadaan responden setelah dilakukan sortir dan verifikasi angket yang diisi siswa.
51
52
Tabel 7 Keadaan Responden Siswa SMA Don Bosco Padang No
1
Variabel
Kelas X
2
Kelas XI
3
Kelas XII
4
Aksel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Int IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPS 1 IPS 2 IPS 3 IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5 IPS 1 IPS 2 IPS 3 Yunior Senior
Jumlah 12 12 12 12 12 11 10 12 12 12 12 12 12 12 11 11 11 12 12 12 12 12 10 10 Jumlah
Jumlah Seluruhnya
81
84
93
20 278
b. Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa. 1. Peran Guru BK dalam Layanan Orientasi Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi, berdasarkan 7 item
53
pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 15.62. Deskripsi dari data hasil penelitian
mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Orientasi (N=278) No
Peran Guru BK
1
Guru BK memperkenalkan pada siswa tentang jenis-jenis perguruan tinggi yang mendukung minat karier siswa Guru BK memperkenalkan bahwa minat karier sangat penting bagi siswa dalam kehidupan nantinya. Guru BK memperkenalkan jurusan yang ada disekolah. Guru BK memperkenalkan perguruan tinggi yang ada yang sesuai dengan minat karier. Guru BK memperkenalkan dunia kerja yang sesuai dengan minat karier siswa Guru BK memperkenalkan kursus-kursus yang bisa mendukung terhadap karier siswa. Guru BK memperkenalkan keterampilanketerampilan yang bisa diambil siswa dalam persiapan
2 3 4 5 6 7
Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah F %
F
%
233
83.8
45
16.2
178
64
100
36
98
35.3
180
64.7
140
50.4
138
49.6
196
70.5
82
29.5
149
53.6
129
46.4
194
69.8
84
30.2
169.7
61
108.3
39
Ket
Berdasarkan tabel 8 dapat terlihat 35.3% sampai 83.8% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi, dengan persentase tingkat rata-rata responden pada kategori
54
rendah (61%). Peran guru BK dalam layanan informasi yang paling banyak dalam mengembangkan
minat karier siswa sebesar (83.8%) adalah Guru BK
memperkenalkan pada siswa tentang pekerjaan perguruan tinggi yang mendukung minat karier siswa, disusul dengan 70.5% yaitu Guru BK memperkenalkan dunia kerja yang sesuai dengan minat karier siswa. Sementara itu Guru BK memperkenalkan jurusan yang ada disekolah hanya berperan sebesar 35.3%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi.
2. Peran Guru BK dalam Layanan Informasi Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi, Berdasarkan 12 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 15. Deskripsi dari data hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
55
Tabel 9 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Infomasi (N=278) No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Peran Guru BK Guru BK menjelaskan manfaat pemahaman minat karier bagi siswa Guru BK menjelaskan bahwa minat karier sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan Guru BK menjelaskan jurusan yang sesuai dengan minat karier siswa Guru BK menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengembangkan minat karier siswa Guru BK memberikan pengarahan penjurusan diperguruan tinggi yang sesuai dengan minat karier Guru BK memberikan informasi tentang cita-cita Guru BK memberikan pengarahan tentang informasi dunia kerja Guru BK mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi yang mendukung minat dan karier Guru BK menginformasikan tentang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan karier Guru BK menginformasikan tentang minat dan karier setelah tamat SMA Guru BK menjelaskan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan jurusan minat dan karier Guru BK mengarahkan pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan jurusan Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah F %
F
%
262
94.2
16
5.8
209
75.2
69
24.8
252
90.6
26
9.4
253
91
25
9
225
80.9
53
19.1
241
86.7
37
13.3
226
81.3
52
18.7
235
84.5
43
15.5
240
86.3
38
13.7
161
57.9
117
42.1
246
88.5
32
11.5
255
91.7
23
8.3
233.8
84.1
44.3
15.9
Ket
Berdasarkan tabel 9 dapat terlihat 57.9% sampai 94.2% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (84.1%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier
56
siswa melalui layanan informasi adalah 94.2% yaitu pada item Guru BK menjelaskan manfaat pemahaman minat karier bagi siswa, disusul dengan Guru BK mengarahkan pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan jurusan sebesar 91.7%. Sementara itu Guru BK menginformasikan tentang minat dan karier setelah tamat SMA sebesar 57.9%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran.
3. Peran Guru BK dalam Layanan Penempatan dan Penyaluran Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran, berdasarkan 5 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 10.17. Deskripsi hasil data penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
57
Tabel 10 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Penmpatan Penyaluran (N=278) No 20 21 22 23 24
Peran Guru BK Guru BK menyalurkan keinginan siswa dalam kegiatan-kegiatan disekolah sesuai dengan minat dengan karier Guru BK menyalurkan siswa yang berprestasi yang sesuai dengan minat dan karier Guru BK ikut mengembangkan minat dan karier siswa melalui kegiatan pemilihan siswa berprestasi Guru BK membantu dan menyeleksi siswa dalam penjaringan PMDK dan sejesnisnya Guru BK menjuruskan siswa sesuai dengan kemampuan Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah F %
F
%
190
68.3
88
31.7
254
91.4
24
8.6
242
87.1
36
12.9
254
91.4
24
8.6
269
96.8
9
3.2
241.8
87
36.2
13
Ket
Berdasarkan tabel 10 dapat terlihat 68.3% sampai 96.8 % siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (87%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa dalam layanan penempatan dan penyaluran 96.8% adalah guru BK menjuruskan siswa sesuai dengan kemampuan, disusul dengan guru BK menyalurkan siswa berprestasi yang sesuai dengan minat dan karier sebesar 91.4%. Sementara itu Guru BK menyalurkan keinginan siswa dalam kegiatan-kegiatan disekolah sesuai dengan minat dengan karier sebesar 68.3%.
58
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Penguasaan Konten.
4. Peran Guru BK dalam Layanan Penguasaan Konten. Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten, berdasarkan 7 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 5,60. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 11 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Penguasaan Konten (N=278) No 25 26 27 28 29 30 31
Peran Guru BK Guru BK memberikan pengarahan tentang minat karier siswa Guru BK memberikan pengarahan tentang pemilihahan minat karier yang tepat Guru BK memberikan pengarahan tentang jurusan yang tepat di perguruan yang sesuai minat karier Guru BK memberikan teknik-teknik lulus SNMPTN Guru BK memberikan pengarahan tentang minat karier dan hubungan dunia karier Guru BK memberikan pengarahan tentang kiat sukses dalam karier Guru BK memberikan pengarahan tentang penjaringan PMDK Rata-rata
F
%
Tidak Pernah F %
264
95
14
5
258
92.8
20
7.2
272
97.8
6
2.2
268
96.4
10
3.6
270
97.1
8
2.9
272
97.8
6
2.2
262
94.2
16
5.8
241.8
87
36.2
13
Pernah
Ket
59
Berdasarkan tabel 11 dapat terlihat 92.8% sampai 97.8 % siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (87%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa dalam layanan penguasaan konten 97.8% adalah Guru BK memberikan pengarahan tentang kiat sukses dalam karier, setara dengan hasil dia atas Guru BK memberikan pengarahan tentang jurusan yang tepat di perguruan yang sesuai minat karier sebesar 97.8%. Sementara itu Guru BK memberikan pengarahan tentang pemilihan minat karier yang tepat sebesar 92.8%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Perorangan.
5. Peran Guru BK dalam Layanan Konseling Perorangan Berdasarkan
hasil pengadministrasian
angket tentang peran Guru BK
dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Perorangan, berdasarkan 12 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 14.73. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
60
Tabel 12 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Konseling Individual (N=278) No 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Peran Guru BK Cara memilih krier yang sesuai dengan jurusan Cara penyaluran bakat dan minat yang sesuai dengan minat karier Memilih dunia kerja yang sesuai dengan minat karier Kesesuaian antara jurusan dan minat karier Pengaruh teman dalam minat karier Pengaruh guru mata pelajaran dalam minat karier Pengaruh orang tua dalam minat dan karier Masalah ekonomi dan hubungannya dengan minat karier Mencari informasi dalam pemilihan karier Kesulitan dalam mencari lowongan pekerjaan yang sesuai minat karier Memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan Kesalahan dalam memilih jurusan dalam perguruan tinggi Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah F % 11 4
F 267
% 96
266
95.7
12
4.3
269 272 270 264 192
96.8 97.8 97.1 95 69.1
9 6 8 14 86
3.2 2.2 2.9 5 30.9
241
86.7
37
13.3
233
83.8
45
16.2
237
85.3
41
14.7
251
90.3
27
9.7
268
96.4
10
3.6
252.5
90.8
25.5
9.2
Ket
Berdasarkan tabel 12 dapat terlihat 69.1% sampai 97.8 % siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Perorangan, dengan persentase rata-rata responden pada kategori sangat tinggi (90.8%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa dalam layanan Konseling Perorangan 97.8% adalah kesesuaian antara jurusan
61
dan minat karier, disusul dengan pengaruh teman dalam minat karier sebesar 97.1%. Sementara itu pengaruh orang tua dalam minat dan karier sebesar 69.1%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok.
6. Peran Guru BK dalam Layanan Bimbingan Kelompok Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok, berdasarkan 15 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 18.25. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
62
Tabel 13 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok (N=278) No
Peran Guru BK
44 45 46 47 48 49
Cara menyalurkan minat karier siswa Kesulitan dalam penyaluran minat karier Cara tepat memilih perguruan tinggi Pengaruh teman terhadap minat karier Dukungan orang tua terhadap minat karier Memilih perguruan tinggi yang baik yang sesuai dengan minat karier Kesesuaian minat karier dengan dunia kerja Masalah ekonomi orang tua dan hubungannya dengan minat karier Jurusan yang sesuai dengan minat dan karier Minat karier yang sesuai dengan pekerjaan Keinginan bekerja ditempat yang nyaman dan bagus Kesulitan mencari lowongan pekerjaan Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) Masalah banyaknya pengangguran Ingin sukses dalam karier
50 51 52 53 54 55 56 57 58
Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah
F 260 254 230 225 209
% 93.5 91.4 82.7 80.9 75.2
F 18 24 48 53 69
% 6.5 8.6 17.3 19.1 24.8
232
83.5
46
16.5
214
77
64
23
215
77.3
63
22.7
194 243
69.8 87.4
84 35
30.2 12.6
248
89.2
30
10.8
264 226 268 247
95 81.3 96.4 88.8
14 52 10 31
5 18.7 3.6 11.2
235.3
84.6
42.7
15.4
Ket
Berdasarkan tabel 13 dapat terlihat 69.8% sampai 96.4% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (84.6%).
63
Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa dalam Bimbingan Kelompok Perorangan 96.4% adalah masalah banyaknya pengangguran, disusul dengan cara menyalurkan minat karier siswa sebesar 93.5%. Sementara itu Jurusan yang sesuai dengan minat dan karier 69.8%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok.
7. Peran Guru BK dalam Layanan Konseling Kelompok Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok, berdasarkan 10 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 11.14. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
64
Tabel 14 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok (N=278) No
Peran Guru BK
59 60
Masalah minat karier siswa Masalah keuangan dan hubungan dengan minat karier Masalah ketidaktahuan tentang perguruan tinggi dan PMDK Pengaruh teman terhadap minat karier Dukungan orang tua terhadap minat karier Memilih perguruan tinggi yang baik yang sesuai dengan minat karier Kesesuaian minat karier dengan dunia kerja Masalah guru mata pelajaran dan hubungan dengan minat karier Kecemasan tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi Kecemasan kalau tak dapat kerja
61 62 63 64 65 66 67 68
Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah
F 251
% 90.3
F 27
% 9.7
267
96
11
4
230
82.7
48
17.3
267 258
96 92.8
11 20
4 7.2
252
90.6
26
9.4
258
92.8
20
7.2
257
92.4
21
7.6
219
78.8
59
21.2
238
85.6
40
14.4
249.7
89.8
28.3
10.2
Ket
Berdasarkan tabel 14 dapat terlihat 78.8% sampai 92.8% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (89.8%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa dalam konseling Kelompok 92.8% yaitu pada pembahasan tentang kesesuaian minat karier dengan dunia kerja minat karier, disusul dengan pembahasan tentang
65
masalah guru mata pelajaran dan hubungan dengan minat karier sebesar 92.4%. Sementara itu kecemasan tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi sebesar 78.8%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi.
8. Peran Guru BK dalam Kegiatan Aplikasi Instrumentasi Berdasarkan
hasil kegiatan pendukung tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi berdasarkan 4 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 5.38. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 15 Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling Aplikasi Instrumentasi (N=278) Tidak Pernah Pernah No Peran Guru BK F % F % Menyelenggarakan tes dakat dan minat 69 255 91.7 23 8.3 tes seleksi 70 Menyelenggarakan 245 88.1 33 11.9 penjurusan 71 Memberikan inventori tentang minat 240 86.3 38 13.7 karier 72 Menyelenggarakan tes IQ 259 93.2 19 6.8 Rata-rata
249.8
89.8
28.3
10.2
Ket
66
Berdasarkan tabel 15 dapat terlihat 88.1% sampai 93.2% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengidentifikasi yang bertujuan agar dapat mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (89.8 %). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengidentifikasi dan mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dengan cara menyelenggarakan tes IQ adalah 93.2% disusul dengan menyelenggarakan tes bakat dan minat sebesar 91.7%. Sementara itu Guru BK menyelenggarakan tes seleksi penjurusan sebesar 88.1%. Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui Kegiatan Tampilan Kepustakaan.
9. Peran Guru BK dalam Kegiatan Tampilan Kepustakaan Berdasarkan
hasil kegiatan pendukung tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan tampilan kepustakaan dengan jumlah 8 item pernyataan yang diberikan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 11. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan tampilan kepustakaan di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
67
Tabel 16 Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling Tampilan Kepustakaan (N=278) No 73 74 75 76 77 78 79 80
Peran Guru BK Memberikan bacaan dan brosur tentang minat karier Memberikan bacaan brosur tentang dunia kerja Memberikan bacaan tentang perguruan tinggi Memberikan panduan penjurusan yang sesuai dengan minat karier Memberikan panduan tentang perguruan tinggi yang baik Memberikan panduan memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan minat karier Memberikan panduan dan brosur tentang lowongan pekerjaan Memutar rekaman tentang minat dan karier Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah
F
%
F
%
233
83.8
45
16.2
174
62.6
104
37.4
180
64.7
98
35.3
150
54
128
46
164
59
114
41
173
62.2
105
37.8
176
63.3
102
36.7
186
66.9
92
33.1
179.5
64.6
Ket
98.5 35.4
Berdasarkan tabel 16 dapat terlihat 54% sampai 83.8% siswa menyatakan bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan tampilan kepustakaan, dengan persentase rata-rata responden pada kategori sedang (64.6%).
68
c. Hasil Wawancara dengan Guru BK Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap ketiga orang Guru BK tentang kondisi umum sekolah yang berhubungan dengan peran guru BK dalam mengembangkan minat dan karier siswa di SMA Don Bosco Padang, yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru BK No. 1
Aspek Kondisi Umum
Pokok-pokok wawancara Latar belakang pendidikan
Hasil Wawancara Guru A: S1 BK UNP Guru B: S1 PPKN/KWN UNP Guru C: S1BK UNP
Jumlah siswa asuh
Guru A: Kelas XII IPA dan IPS Guru B: Kelas XI IPA dan IPS Guru C: Kelas X Kelas X1 sampai X9
Koordinator BK
Dra. Saulina Limbong
Sarana BK
¾ ¾ ¾ ¾
Waktu/ jam khusus BK
Ruangan BK Ruang Konseling Meja guru BK Alat Instrumentasi
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling guru BK dapat memberikan layanan kepada peserta didik, yang mana pada setiap kelas guru BK diberikan 1 jam pelajaran (45 menit) disetiap minggunya. Guru BK juga menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling diluar jam pelajaran seperti layanan konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok dan lain-lain.
69
2.
Peran Guru BK
Cara ¾ Guru A:” dalam hal pengembangan minat mengembangkan karier siswa, salah satu hal yang saya minat karier lakukan adalah dengan cara mengadakan siswa kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan minat karier. Kegiatan-kegiatan tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan workshop dan mendatangkan pemateri-pemateri yang berasal dari Universitas yang popular di Indonesia”. ¾ Guru B:”dalam hal pengembangan minat karier siswa, setelah siswa menempati jurusan yang telah ditetapkan terhadap mereka maka salah satu hal yang dapat saya kerjakan adalah dengan memperkenalkan dunia kerja yang berhubungan dengan jurusan yang telah mereka tempati sekarang”. ¾ Guru C:”Penyusunan program kegiatan
layanan yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa”.
Bentuk-bentuk layanan yang diberikan.
¾ Guru A”. layanan-layanan yang dilakukan dalam hal pengembangan minat karier siswa. 1) mengadakan layanan infomasi yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa, seperti: universitas dan jurusan-jurusan yang berhubungan dengan kompetensi yang mereka miliki. 2) layanan konseling individual. 3)Layanan konseling kelompok Layanan bimbingan kelompok yang membahas tentang dunia kerja dan universitas serta jurusan-jurusan yang ada
70
¾ Guru B:”layanan-layanan yang saya berikan dalam hal pengembangan minat karier siswa adalah layanan informasi seperti jenis-jenis karier di masyarakat, layanan bimbingan kelompok membahas tentang bagaimana cara mengembangkan minat karier yang ada pada diri mereka. ¾ Guru C:”layanan yang saya berikan pada
siswa yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa adalah layanan informasi, penguasaan konten, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Materi yang disampaikan
•
Guru A: “Pada pelaksanaan layanan yang dilakukan dalam pengembangan minat dan karier siswa, materi-materi yang disampaikan oleh guru BK pada layanan informasi adalah materi tentang perguruan tinggi yang ada di Indonesia, informasi tentang lapangan pekerjaaan.
•
Guru B: “ sejalan dengan pendapat guru A, guru B juga memberikan layanan yang berhubungan dengan pengembangan minat dan karier siswa, materi-materi yang disampaikan oleh guru BK pada layanan informasi adalah materi tentang perguruan tinggi yang ada di Indonesia, informasi tentang lapangan pekerjaaan.” . Guru C : “pada pelaksanaan layanan yang dilakukan dalam pengembangan minat dan karier siswa, guru BK hanya berupaya memberikan layanan-layanan seperti layanan informasi yang berhubungan dengan penjurusan dan apa saja kriteria (nilai,sikap) yang dapat memenuhi jurusan yang diinginkan,
•
71
seperti: pada jurusan IPA mata pelajaran yang berhubungan dengan IPA seperti Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia dan lain-lain, tidak boleh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Waktu pelaksanaan layanan
Kerjasama dengan guru mata pelajaran
•
Guru A: “waktu pelaksanaan layanan yang diselenggarakan kepada siswa dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya, akhir semester dan diluar jam BK.
•
Guru B: “waktu pelaksanaan layanan dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya dan pada waktu diluar jam pelajaran.
•
Guru C: “pelaksanaan layanan yang diberikan kepada siswa dalam mengembangkan minat dan karier siswa dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya dan proses pelaksanaan layanan yang dilakukan diluar jam BK.
¾ Dalam pengembangan minat dan karier siswa bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Guru A,B dan C dengan guru mata pelajaran seperti: disaat seorang siswa mendapatkan nilai yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka guru mata pelajaran akan menghubungi guru BK untuk menindaklanjuti siswa-siswa yang mendapatkan nilai-nilai dibawah KKM.
72
3
Kendala-kendala Kendala-kendala yang dihadapi yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
•
Kendala personal Terdapatnya salah seorang guru BK yang tidak berlatar belakang ijazah Bimbingan dan Konseling. Yang mana guru tersebut berijazahkan S1 PPKN/KWN UNP.
•
Kendala waktu Kendala yang berhubungan dengan waktu adalah padatnya waktu pembelajaran yang dijalani para peserta didik, sehingga dalam proses pelaksanaan layanan peserta didik sering mengeluh bahwa mereka sangat kelelahan dalam menjalani proses pembelajaran. Kendala sarana (tidak ada)
• Upaya mengatasi kendala
Dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru BK membuat sebuah program kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, sehingga proses pelaksanaan layanan dapat berjalan dengan baik dikarenakan telah adanya izin dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan.
d. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa Berdasarkan hasil dari pengolahan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier dengan jumlah 25 item pernyataan yang diberikan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 18.85. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel berikut:
73
Tabel 18 Peran Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat dan Karier (N=278) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Peran guru mata pelajaran Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang penggunaan laboratorium dan hubunganya dengan minat karier Guru mata pelajaran memberikan informasi studi lapangan yang berkaitan dengan materi pelajaran Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang kesesuaian antara jurusan dan minat karier siswa Guru mata pelajaran memberikan motivasi terhadap kegiatan belajar dan minat karier Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa Guru mata pelajaran memberikan workshop tentang minat karier Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran Guru mata pelajaran memberikan dorongan tentang siswa tentang minat karier Guru mata pelajaran menumbuhkan kreativitas siswa Guru mata pelajaran memberikan motivasi tentang potensi siswa dan minat karier Guru mata pelajaran membrikan dukungan pada siswa dalam menentukan minat dan karier. Guru mata pelajaran memberikan pengarahan tentang minat karier siswa Guru mata pelajaran membimbing siswa dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan minat karier siswa. Guru mata pelajaran memberikan solusi tentang minat dan karier Guru mata pelajaran menjelaskan tentang pentingnya minat karier setelah tamat belajar Guru mata pelajaran bekerja sama dengan guru BK tentang arah minat karier siswa Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan pekerjaan Guru mata pelajaran mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan kariernya Guru mata pelajaran menyediakan media dalam proses belajar Guru mata pelajaran mengajak siswa belajar di labor Guru mata pelajaran menyediakan segala sarana yang menyangkut tentang minat dan karier siswa Guru mata pelajaran membarikan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan dalam memilih karier Guru mata pelajaran membimbing siswa kearah potensi sesuai dengan minat dan karier Guru mata pelajaran memberikan penilaian terhadap materi yang telah diajarkan Guru mata pelajaran memberikan penilaian tentang arah minat karier siswa Rata-rata
Pernah
Tidak Pernah F %
F
%
152
54.7
126
45.3
216
77.7
62
22.3
152
54.7
126
45.3
187
67.3
91
32.7
163 186
58.6 66.9
115 92
41.4 33.1
179
64.4
99
35.6
206
74.1
72
25.9
202
72.7
76
27.3
199
71.6
79
28.4
205
73.7
73
26.3
212
76.3
66
23.7
204
73.4
74
26.6
193
69.4
85
30.6
204
73.4
74
26.6
203
73
75
27
194
69.8
84
30.2
223
80.2
55
19.8
203 205
73 73.7
75 73
27 26.3
186
66.9
92
33.1
210
75.5
68
24.5
209
75.2
69
24.8
217
78.1
61
21.9
206
74.1
72
25.9
196.6
70.7
81.4
29.3
Ket
74
Berdasarkan tabel 18 dapat terlihat
54.7% sampai 80.2 % siswa
menyatakan bahwa guru mata pelajaran telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa dengan persentase rata-rata responden pada kategori sedang (70.7%). Peran guru mata pelajaran yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier siswa sebesar 80.2% yaitu guru mata pelajaran mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan kariernya dan disusul dengan guru mata pelajaran memberikan penilaian terhadap materi yang telah diajarkan sebesar 78.1%. Sementara itu guru mata pelajaran memberikan informasi tentang penggunaan laboratorium dan hubungannya dengan minat karier hanya sebesar 54.7%.
e. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran tentang kondisi umum sekolah yang berhubungan dengan peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat dan karier siswa di SMA Don Bosco Padang, dapat dilihat pada tabel berikut :
75
Tabel 19 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
No. 1
Pokok-pokok wawancara
Aspek Peran Guru Mata Pelajaran
Hasil Wawancara
Informasi yang diberikan
Guru mata pelajaran menyesuaikan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa.
Motivasi kepada siswa
Guru mata pelajaran juga memberikan motivasi terhadap siswa agar mereka dapat lebih giat dalam belajar sehingga pekerjaan maupun karier yang dinginkan siswa juga dapat tercapai.
Kerjasama dengan guru BK
Guru mata pelajaran meminta guru BK untuk menindaklanjuti para siswa yang mendapatkan nilai KKM dibawah rata, siswa yang sering bolos dan sebagainya.
f. Minat Karier Siswa Berdasarkan hasil dari pengolahan arah minat karier siswa dengan jumlah 20 item pernyataan yang diberikan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi sebesar 18.22. Deskripsi hasil penelitian mengenai arah minat karier siswa SMA Don Bosco Padang dapat dilihat pada tabel berikut:
76
Tabel 20 Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang (N=278) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
Aspek Penempatan saya pada jurusan sesuai dengan minat karier saya Guru mata pelajaran mengadakan studi lapangan yang berkaitan dengan materi pelajaran Jurusan yang saya pilih sesuai dengan cita-cita saya Sarana disekolah mendukung minat karier saya Orang tua mendukung minat karier saya Mata pelajaran dijurusan saya sesuai dengan minat karier saya Guru mata pelajaran memberikan motivasi yang tinggi terhadap minat karier saya Guru membimbing saya dalam mewujudkan minat karier saya Jika saya mendapatkan kesulitan dalam penentuan minat karier saya, saya meminta bantuan kepada guru Media pembelajaran di sekolah sangat membantu pencapaian minat karier saya Saya mempunyai motivasi yang tinggi untuk mewujudkan minat karier saya Minat karier saya yang saya ingini dapat dukungan dari orang tua saya Saya kurang yakin dengan minat karier saya Saya belajar lebih giat karena jurusan yang saya tempati sesuai dengan minat karier saya dan lapangan pekerjaan yang ada Saya diberi kebebasan dalam menentukan minat karier saya Jurusan yang saya ambil dapat menyalurkan minat karier saya Saya sangat yakin dengan apa yang saya jalani sekarang Saya selalu berkonsultasi tentang minat karier dan tentang pekerjaan yang ada dengan siapapun Saya ingin bekerja sesuai dengan minat karier saya Setelah tamat sekolah saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan minat karier Rata-rata
Sangat Setuju F %
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju f %
F
%
f
%
F
%
95
34.2
14
5
26
9.4
86
30.9
57
20.5
44
15.8
14
5
46
16.5
93
33.5
81
29.1
80
28.8
18
6.5
61
21.9
65
23.4
54
19.4
96
34.5
11
4
45
16.2
86
30.9
40
14.4
40
14.4
9
3.2
74
26.6
94
33.8
61
21.9
75
27
11
4
59
21.2
77
27.7
56
20.1
85
30.6
8
2.9
53
19.1
67
24.1
65
23.4
91
32.7
6
2.2
42
15.1
73
26.3
66
23.7
66
23.7
9
3.2
33
11.9
98
35.3
72
25.9
81
29.1
13
4.7
58
20.9
45
16.2
81
29.1
100
36
7
2.5
32
11.5
77
27.7
62
22.3
65
23.4
12
4.3
36
12.9
95
34.2
70
25.2
96
34.5
12
4.3
52
18.7
65
23.4
53
19.1
102
36.7
14
5
40
14.4
64
23
59
20.9
67
24.1
14
5
57
20.5
100
36
40
14.4
49
17.6
21
7.6
76
27.3
67
24.1
65
23.4
107
38.5
10
3.6
61
21.9
53
19.1
47
16.9
94
33.8
11
4
32
11.5
54
19.4
87
31.3
63
22.7
11
4
64
23
46
16.5
94
33.8
92
33.1
70
25.2
39
14
9
3.2
68
24.5
79.4
28.6
14.7
5.3
49.3
17.7
70.7
25.4
63.9
23
77
Berdasarkan tabel 20, jawaban dari 278 orang responden tentang masalah minat karier siswa SMA Don Bosco Padang yang terdiri dari 20 item pernyataan, diperoleh frekuensi responden yang Sangat Setuju (SS) yaitu 28.6%, 5.3% siswa menyatakan Setuju (S), 17.7% siswa menyatakan Ragu-Ragu (RR), 25.4% siswa menyatakan Tidak Setuju (TS) dan 23% siswa menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS).
B. Pembahasan Hasil Pembahasan ini dilakukan berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa serta kendalakendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa. 1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa a. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa guru BK memiliki peran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang melalui layanan orientasi 61% yaitu berada dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan orientasi lebih ditekankan peserta didik diperkenalkan kepada lingkungan yang baru dimasukinya. Sejalan dengan hasil penelitian diatas, Prayitno (2004) menyatakan bahwa Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk
78
memperkenalkan siswa baru atau memperkenalkan seorang terhadap lingkungan baru yang dimasukinya dan ini gunanya untuk mempermudah siswa sekolah serta mempermudah siswa sebagai peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sekolah serta mempermudah siswa dalam proses belajar. Jadi dari kesimpulan di atas pelaksanaan layanan orientasi oleh guru BK kepada peserta didik belum begitu berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan tidak adanya lingkungan baru yang dapat diberikan guru BK dalam mengembangkan minat dan karier siswa.
b. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi. Berdasarkan hasil penelitian pada layanan informasi yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru BK berperan melalui layanan informasi dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang melalui 84% yaitu berada dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan informasi guru BK dapat menginformasikan kepada siswa tentang lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa, serta universitas dan jurusanjurusan yang ada yang sesuai dengan minat dan arah karier siswa.
79
Sejalan dengan hasil penelitian diatas Prayitno (2004) menyatakan bahwa Layanan informasi adalah memberikan pemahaman-pemahaman pada siswa tentang berbagai hal yang diperlukan siswa untuk menentukan tujuan yang dikehendakinya. Dari penjelasan di atas guru BK dapat membimbing siswa dan mengarahkan mereka kepada tujuan karier yang telah mereka inginkan. Selanjutnya menurut Crow and Crow (1958), Travis (1967) dan Jones (1977) memberikan definisi minat sebagai suatu kecenderungan jiwa dan daya gerak yang mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik dan senang kepada seseorang, benda dan kegiatan. Seiring dengan penjelasan diatas Winkel (2005:685) menegaskan bahwa dalam pemberian informasi yang akan diterima siswa, guru BK dapat menginformasikan tentang: a. Informasi tentang diri sendiri, meliputi: 1. kemampuan intelektual 2. Bakat khusus di bidang studi akademik. 3. Minat-minat, baik yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat lebih khusus. 4. Hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti. 5. Sifat-sifat kepribadian yang mempunyai nilai-nilai relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi akademik. 6. Perangkat kemahiran kognitif. 7. Nilai-nilai kehidupan. 8. Bekal berupa keterampilan khusus. 9. kesehatan fisik dan mental. 10. Kematangan vokasional. b. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan dengan perencanaan karier.
80
Jadi dari kesimpulan diatas pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK kepada peserta didik dapat memberikan arah serta mendorong siswa ke arah karier yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
c.
Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran. Berdasarkan hasil penelitian pada layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru BK berperan melalui layanan penempatan dan penyaluran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 87% yaitu berada dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
layanan
penempatan
dan
penyaluran
guru
BK
dapat
menempatkan siswa pada tempat yang sesuai dengan arah dan minat yang dimiliki oleh siswa. Dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran, guru BK dapat berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa, bentuk-bentuk pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan guru BK adalah menempatkan para siswa pada jurusan yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa, selanjutnya guru BK juga membantu dan menyeleksi siswa PMDK dan sejenisnya yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Seiring dengan penjelasan di atas Dewa Ketut Sukardi (2002: 45) menyatakan bahwa layanan penempatan dan
81
penyaluran adalah layanan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat, seperti: 1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat. 2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya. 3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN. 4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus, program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan oleh guru BK sangat berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan dalam hasil pengolahan dan penjelasan tentang layanan penempatan penyaluran, hal tersebut dapat membantu menempatkan siswa sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
d. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten Berdasarkan hasil penelitian pada layanan penguasaan konten yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap
82
bahwa guru BK sangat berperan melalui layanan penguasaan konten dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 95.6% yaitu berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten siswa dituntut untuk dapat menguasai kompetensikompetensi tertentu yang berhubungan dengan minat dan karier yang mereka miliki. Dalam hal ini salah satu bentuk pelaksanaan layanan penguasaan konten yang dilakukan guru BK yang bertujuan untuk mengembangkan minat karier siswa adalah guru BK memberikan teknik-teknik lulus SMPTN. Dalam hal ini disaat guru BK dapat membuat siswa menguasai kemampuan agar dapat lulus ujian, sehingga dengan lulus ujian SMPTN dapat membuat siswa mendapatkan jurusan yang memang sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki. Prayitno (2004) menyatakan layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan dan kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Jadi dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
layanan
penguasaan
konten
membantu
siswa
dalam
mengembangkan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan dengan
83
menguasainya konten-konten positif siswa dapat mencapai segala tujuan yang mereka inginkan yang berhubungan dengan minat dan karier.
e.
Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling individual Berdasarkan hasil penelitian pada layanan konseling individual yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru BK berperan melalui layanan konseling individual dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 90.8% yaitu berada dalam kategori sangat tinggi. Dengan pelaksanaan layanan konseling perorangan siswa dapat membahas setiap permasalahan yang berhubungan dengan arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan konseling perorangan adalah layanan yang diberikan kepada siswa secara langsung dengan cara bertatap muka dan ini dilakukan secara perorangan untuk pengentasan masalah yang dialami siswa. Dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan terdapat dua fungsi pemahaman yang dilakukan oleh klien, yang pertama adalah fungsi pemahaman dan kedua adalah fungsi pengentasan, Prayitno (2012: 109). Maka dari pembahasan diatas konselor dapat membantu klien dalam menghadapi dan mengentaskan setiap masalah yang dihadapi klien khususnya masalah yang berhubungan dengan pengembangan minat dan karier siswa.
84
f.
Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan bimbingan kelompok Berdasarkan hasil penelitian pada layanan bimbingan kelompok yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru BK sangat berperan melalui layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 84.6% yaitu berada dalam kategori tinggi. Dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok siswa dapat membahas permasalahan yang berhubungan dengan arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dan nara sumber tertentu yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, baik secara individu maupun sebagai siswa dan untuk perkembangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu. Maka dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konselor dapat membantu klien dalam menghadapi dan mengentaskan setiap masalah yang dihadapi klien khususnya masalah yang berhubungan dengan pengembangan minat dan karier siswa.
85
g.
Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling kelompok Berdasarkan hasil penelitian pada layanan konseling kelompok yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru BK berperan melalui layanan konseling individual dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 89.8% yaitu berada dalam kategori tinggi.
Dengan pelaksanaan layanan konseling
kelompok siswa dapat membahas setiap permasalahan yang berhubungan dengan arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa
memperoleh
kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Selanjutnya Winkel (1997:544-545) menerangkan bahwa konseling kelompok dapat bermanfaat sekali, karena melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi independen dan lebih mandiri.
86
Jadi dapat disimpulkan dengan pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat membahas permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan arah minat karier siswa, hal ini dikarenakan dengan pembahasan masalah-masalah pribadi dalam kegiatan konseling kelompok dapat memberikan masukan dan informasi-informasi baru yang mana nantinya akan membantu siswa dalam pengembangan minat dan karier.
h. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung BK a.
Aplikasi instrumentasi Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pendukung khususnya pada kegiatan aplikasi instrumentasi dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa kegiatan aplikasi instrumentasi sangat membantu guru BK dalam mengetahui potensi yang dimiliki para siswa 89.8%. Sehingga layanan yang diberikan guru BK di SMA Don Bosco Padang sesuai dengan arah potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Prayitno dan Erman Amti (2004: 318) menyatakan bahwa
instrumentasi bimbingan dan konseling terbagi atas dua macam, yaitu: 1. Instrumentasi Tes Merupakan serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes; jawaban atau
87
pengerjaan atas pertanyaan atau tugas itu dijadikan dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi orang yang bersangkutan. 2. Instrumentasi non tes Meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan. Prayitno (2012: 292) menyatakan tujuan umum dari aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien, selanjutnya tujuan khusus dari aplikasi instrumentasi adalah agar konselor dapat memahami kondisi klien seperti potensi dasar, bakat dan minat, kondisi diri dan lingkungan, masalah yang dialami klien dan sebagainya. Jadi dari kesimpulan di atas pelaksanaan aplikasi instrumentasi yang dilakukan oleh guru BK dapat membantu guru BK agar dapat memahami potensi dan kondisi peserta didik, sehingga guru BK dapat berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa SMA Don Bosco Padang,
hal
ini
dikarenakan
dengan
penggunaan
alat
aplikasi
instrumentasi oleh guru BK dapat mengungkapkan setiap potensi dan arah minat karier yang dinginkan para peserta didik.
88
b. Tampilan Kepustakaan Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pendukung pada kegiatan tampilan kepustakaan dalam mengembangkan minat karier siswa, terlihat bahwa kegiatan tampilan kepustakaan membantu guru BK dalam membantu klien dalam memahami dan mengembangkan klien agar potensi dan bakat klien dapat berkembang dengan optimal 64.6% dalam kategori rendah. Sehingga layanan-layanan yang diberikan guru BK di SMA Don Bosco Padang sesuai dapat sesuai dengan potensi-potensi yang memang dimiliki oleh peserta didik. Prayitno (2012: 369) menyatakan tampilan kepustakaan dapat membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor, khususnya dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada disana sesuai dengan keperluan, Prayitno (2012: 369). Prayitno (2012: 370) tujuan dari pelaksanaan kegiatan tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling ialah:
89
1. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan. 2. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan diri pihak-pihak yang bersangkutan. 3. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling lebih langsung dan berdaya guna. Jadi dengan pelaksanaan kegiatan tampilan kepustakaan, guru BK dapat membantu dalam mengembangkan potensi klien, khususnya dalam memperkaya diri sendiri dengan maupun tanpa bantuan konselor. Pelaksanaan kegiatan tampilan kepustakaan dapat terlihat setelah pascakonseling, disana klien dapat mencoba mengembangkan diri melalui pemanfaatan tampilan kepustakaan.
2. Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Mengembangkan Minat Dan Karier. Berdasarkan hasil penelitian pada peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat dan karier siswa, terungkap bahwa guru mata pelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan minat dan karier siswa SMA Don Bosco Padang 70.7% yang berada pada kategori sedang. Peran guru mata pelajaran
90
terhadap pengembangan minat dan karier siswa memiliki peran yang cukup penting dalam pengembangan tersebut. a. Pentingnya peran guru dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dikarenakan guru adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan siswa di sekolah dari pada guru BK. Guru dapat mengamati dan memperhatikan siswa melalui interaksi dan proses pembelajaran ataupun melalui hasil belajar yang dicapai siswa, sehingga guru dapat berperan sebagai kontak person antara siswa dengan guru BK, pendidikan karier yang dapat diakukan. b. penemu potensi awal siswa. c. agen alih tangan kasus kepada guru BK, A Muri Yusuf (1995). Selanjutnya Prayitno dkk (1997:145) mengemukakan bahwa peran guru dalam
pelayanan
bimbingan
dan
konseling
antara
lain
1)
membantu
memasyarakatkan BK, 2) membantu guru BK mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, 3) mengalihtangankan dan menerima
referal
siswa
yang
memerlukan
pelayanan,
4)
membantu
mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan BK dan 5) mengunpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian BK. Sardiman AM (1986:1440) menyatakan bahwa peran guru dalam kegiatan mengajar adalah: 1. Informator yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber kegiatan akademik maupun umum. 2. Organisator yaitu guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. 3. Motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
91
4. Pengarah/direktor, guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 5. Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. 6. Transmitter, dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. 7. Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. 8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah benar-benar menuntut usaha dan kerja keras dari guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dan membangun hubungan kerjasama dengan guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain yang menyangkut tercapainya apa yang diinginkan siswa.
3. Minat Karier siswa Peran guru pembimbing merupakan aktualisasi dari tugas dan fungsinya untuk menjalankan program bimbingan dan konseling, salah satu dari program bimbingan dan konseling disekolah adalah mengembangkan minat dan karier para peseta didik. Berdasarkan jawaban dari 278 orang responden, tentang masalah minat karier siswa ditemukan bahwa sebanyak 28.6% siswa menyatakan sangat setuju bahwa berbagai aspek dari minat dan kariernya diperoleh melalui layanan dari guru BK atau guru mata pelajaran. Apabila data minat karier ini dikaitkan dengan data
92
sebelumnya yaitu peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa dapat disimpulkan bahwa jawaban pernah yang diberikan siswa memang ada manfaatnya kepada pengembangan minat karier mereka di SMA Don Bosco Padang Dalam kaitan ini, Prayitno dan Erman Amti (1999: 242-243) menyatakan salah satu peran dan tanggung jawab serta tugas pokok dari guru pembimbing adalah memperhatikan segenap kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut pendidikan, jabatan dan pekerjaan, pribadi dan sosial). Dari penggalan kutipan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa guru pembimbing harus bisa mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik masing-masing siswa khususnya pada perencanaan pengambangan minat dan karier para peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan tempat dan perencanaan karier yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Selanjutnya peran dari guru mata pelajaran juga memiliki peran yang sangat penting dalam pengambangan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan guru mata pelajaran merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sejalan dengan pendapat di atas A. Muri Yusuf menyatakan bahwa guru mata pelajaran merupakan salah satu warga sekolah yang paling banyak berhubungan dengan para siswa.
93
Selanjutnya dari hasil penelitian di atas, teori perkembangan karier menurut Teori-Thorpe (dalam Osipow, 1983) menyatakan bahwa perkembangan karier adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman lainnya dan yang mempengaruhi keputusan-keputusan setiap individu mengenai karier dan gaya hidup baik yang bersifat individual maupun personal. Selanjutnya Splete (dalam Manrihu, 1992) menyatakan bahwa: “Perkembangan karier adalah suatu proses yang berjalan terus menerus dan berlangsung sepanjang tahap kehidupan serta mencakup pengalaman-pengalaman rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang berkaitan dengan konsep diri individu serta implementasinya dalam gaya hidup ketika orang itu hidup senang dan mendapat penghasilan”. Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa telah memulai mengembangkan karier mereka disaat mereka berada di Sekolah Menengah Atas. Hal ini didukung oleh adanya kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa.
4. Kendala-kendala yang dialami guru BK Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMA Don Bosco Padang, dapat diketahui beberapa kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, diantaranya :
94
a. Kendala personal Terdapatnya salah seorang guru BK yang tidak berlatar belakang ijazah Bimbingan dan Konseling. b. Kendala waktu Kendala yang berhubungan dengan waktu adalah padatnya waktu pembelajaran yang dijalani para peserta didik, sehingga dalam proses pelaksanaan layanan peserta didik sering mengeluh bahwa mereka sangat kelelahan dalam menjalani proses pembelajaran. c. Kendala sarana (tidak ada) Untuk mengatasi kendala yang dihadapi tersebut, maka guru BK membuat sebuah program kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, sehingga proses pelaksanaan layanan dapat berjalan dengan baik dikarenakan telah adanya izin dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
95
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat dan karier siswa. a. Dalam layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi yang dilakukan guru BK tergolong pada kategori tinggi dalam mengembangkan minat dan karier siswa di SMA Don Bosco Padang. b. Sedangkan melalui pelaksanaan layanan orientasi dan kegiatan pendukung tampilan kepustakaan Guru BK cenderung pada kategori sedang dalam mengembangkan minat dan karier siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru BK dalam mengoptimalkan penggunaan layanan orientasi adalah dengan cara melakukan kerjasama terhadap universitas-universitas yang ada di Indonesia khususnya kota Padang yaitu dengan cara membawa siswa langsung ke lapangan (Universitas) sehingga para siswa dapat mengetahui bagaimana kondisi kampus yang sebenarnya, seperti: jurusan-jurusan yang ada, fasilitas yang disediakan dan sebagainya. Selanjutnya pada kegiatan pendukung khususnya tampilan kepustakaan, guru pembimbing dapat menfungsikan 95
96
pustaka yang ada disekolah sehingga siswa mendapatkan informasi-informasi yang mereka butuhkan yang berhubungan dengan minat dan karier mereka. Pada tampilan kepustakaan guru pembimbing juga dapat meminta kepada Kepala Sekolah agar dapat menyediakan buku-buku yang dapat menambah wawasan peserta didik yang berhubungan dengan karier mereka. 2. Peran guru mata pelajaran Peran guru mata pelajaran cenderung sedang dalam mengembangkan minat dan karier siswa. Data tentang perkembangan minat karier siswa di sekolah memperlihatkan bahwa siswa merasakan perkembangan minat dan karier siswa cenderung sedang selama menempuh pendidikan di SMA Don Bosco Padang. 3. Kendala-kendala yang dialami guru BK Dalam mengembangkan minat karier siswa SMA Don Bosco terdapat beberapa kendala yang dialami guru BK, yang mana kendala tersebut adalah, terdapatnya salah seorang dari guru BK yang tidak berijasahkan bimbingan dan konseling, selanjutnya adalah kendala yang dialami guru BK adalah kendala waktu. Untuk mengatasi kendala yang dialami dalam mengembangkan minat karier siswa, yang pertama adalah guru BK yang tidak berijasahkan bimbingan dan konseling tersebut diminta untuk melanjutkan kuliahnya pada jurusan bimbingan dan konseling atau mengikuti seminar-seminar serta workshop yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling, selanjutnya guru BK membuat sebuah program
97
kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, sehingga proses pelaksanaan kegiatan layanan dapat berjalan dengan baik.
B. Implikasi Peran guru pembimbing disekolah tidak hanya sekedar membimbing siswa untuk menempatkan dan menyalurkan minat, bakat dan kemampuan siswa pada jurusan yang diminati, tetapi dituntut pula untuk membimbing membantu siswa menemukan dirinya, lingkungannya dan merencanakan masa depan, sehingga ia mencapai kesuksesan dibidang akademis, persiapan karier serta hubungan sosial kemasyarakatan. Selanjutnya guru mata pelajaran merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah yang memiliki peran penting dalam bentuk kerjasama terhadap guru BK yang bertujuan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didik khususnya pengembangan karier. Pentingnya guru mata pelajaran dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling disebabkan oleh guru mata pelajaran adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan siswa di sekolah. Hasil penelitian tentang peran guru pembimbing dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa merupakan salah satu bentuk kerjasama yang sangat bagus dalam membantu siswa dalam mengembangkan minat karier siswa, dimana dengan adanya kerjasama tersebut apabila dilakukan dengan cara yang profesional dan tepat akan membantu siswa dalam mengembangkan karier mereka.
98
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum tingginya peran guru BK melalui layanan dan kegiatan pendukung tertentu dalam mengembangkan minat karier siswa merupakan tantangan bagi guru BK untuk lebih meningkatkan muatan bimbingan karier dalam layanan dan kegiatan yang diberikan kepada siswa, terutama yang perlu ditingkatkan adalah pada layanan orientasi serta kegiatan tampilan kepustakaan. Sebab semua jenis layanan dan kegiatan tersebut sangat mungkin bisa membantu siswa yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa. Untuk memperbesar pengembangan minat karier siswa maka diperlukan upaya yang lebih besar baik oleh guru BK maupun guru mata pelajaran. Guru BK perlu mengembangkan kerjasama yang lebih intensif dengan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa mengingat guru mata pelajaran dimungkinkan berinteraksi lebih sering dengan siswa, di samping lebih banyaknya jumlah guru mata pelajaran.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka saran-saran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru BK diharapkan agar dapat meningkatkan penggunaan layanan orientasi dan tampilan kepustakaan dalam meningkatkan minat karier siswa siswa khususnya guru BK di SMA Don Bosco Padang.
99
2. Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa dapat pula ditingkatkan melalui kerjasama dengan orang tua siswa dengan melaksanakan layanan konsultasi, dimana orang tua diminta ikut memberikan informasi dan dukungan terhadap minat siswa yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. 3. Kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran sebaiknya dikembangkan menjadi hubungan yang lebih terprogram dalam mengembangkan minat karier siswa. Sehingga ada kegiatan-kegiatan pengembangan minat karier yang dilakukan secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
A. Muri Yusuf. 2002. Kiat Sukses dalam Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia . 2005. Kiat Sukses dalam Karier. Bogor: Ghalia Indonesia .2005. Metodologi Penelitian. Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang: Universitas Negeri Padang Anas Sudijono. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Arnold. J. Silvester, J. Petterson F, Robertson I. Cooper, C & Burnes B. 2005. Work Psychology Understanding Human Behavior in The Workplace. England: Prentice Hall. Belkin, G.S. 1982.Practical Counseling in the Schools. Doubugue,Iowa: William C. Brown Company Publisher Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.2004 Crites, J.O. 1969. Vocational Psychology. New York: McGraw-Hill Crow Lester and Alice Crow. 1958. Educational Psychology. New York: American Book Company Deni Febrini. 2005. “Minat Karir Keterampilan Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa Ditinjau dari Asal Sekolah”. PPs UNP. tesis tidak dipublikasikan. Depdiknas. 2006. Kerangka Dasar Sistem Pelaksanaan Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Herr, E.L, Cramer. S.H, Niles. S.G. 2004 Career Guidence and Counseling Thorugh The Life Span. New York: Prason Education Inc
Holland, John L. 1979. Psikologi Pemelihan Karir (terjemahan Dewa Ketut Sukardi, 1993). Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan tanpa nama penterjemah. Tanpa tahun. Jakarta: Erlangga Hurlock, EB.1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima.Terjemahan oleh Istiwidyanti dan Soedjarwo (Ed). Jakarta: PT. Indeks Isaacson Lee. E. dan Duane Brown. 1993. Career Information, Career Counseling and Career Development. Boston: Allyn Bacon Lee, Courtland C & Sirch, Michelle L. 1994. Counseling in an Anlightened Society: Values for a New Millenium. Counseling and Values Lee, Rance P.L., Ng Ping-Sang....... Social Class and Educations Aspiration Among Chines Student in Hongkong. http sunzi, 1.lib.hku.hk/nkjo/view/700189.Paf M Thayib Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Dikti Nasri (tesis) Bidang Agama, Nilai dan Moral Serta Kehidupan Keberagamaan Siswa (Studi di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliah Negri 2 Payakumbuh. FIP UNP: Padang Nelyahardi. 2002. ”Pemahaman Guru Pembimbing dalam Penyusunan Program BK dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaannya” PPS UNP. tesis. tidak diterbitkan. Osipow, Samuel H. 1983. Theories of Career Development. New Jersey: Prentice Hall Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Prayitno. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konselingdi Sekolah Buku III. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta: Bina Sumber Daya . 2004. Layanan L.1 – L.9. Padang: Jurusan BK FIP UNP
. 2012. Jenis layanan dan kegiatan pendukung. Padang:UNP
Prayitno & Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta . 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Rezky Hariko. 2012 ”Persepsi tentang Kepribadian Konselor dan Motivasi mengikuti Konseling Perorangan (Studi terhadap siswa SMA Adabiah Padang”) Tesis tidak diterbitkan Syafril. 2002. ”Peran Guru Mata Pelajaran dalam Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 3 Padang” PPS UNP. Tesis tidak diterbitkan Sardiman AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Skinner, B.F. 1974. About Behavioris. New York: Vina_Lage Book Skiner, CH.E. 1974. Education Psychology (Fourth Ed) New Delhi. Prentige Hall of India Prwate Suharsimi Arikunto. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Super, D. E. 1976. The Psychology of Career An Introductionto Vocational Development. New York: Harper Inc. Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Saifudin Azwar,1999, Penyususnan Skala Psikologi, yogyakarta, Pustaka pelajar W.S.Winkel.1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media. A W.S. Winkel & MM Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media.A