eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (2) 441-450 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PERAN GREENPEACE DALAM MENJAGA KAWASAN ARKTIK DARI EKSPLORASI MINYAK DAN GAS Deby Anggriani1 Nim. 1002045041 Abstract Based on the results of research and discussion shows that the important meaning of Arctic to global environment is that Arctic has an important role for set the weather system on the earth that has effect on human survival in this earth. Arctic also a home for the incredible wildlife that just living in that area and the Greenpeace strategy to protect Arctic from oil and gas exploration is Greenpeace as international organization that focus on environment destruction protested for the economy activity that will be held in Arctic by some of oil and gas companies. Greenpeace do campaign on internet such as sign the petition and ask people in the world to join them to protect and save Arctic from the oil and gas drilling, Greenpeace campaigning for a protected sanctuary in international waters around the north pole as a part of network of protected areas across the Arctic ocean. Keywords :Greenpeace, Arctic, Oil and gas exploration. Pendahuluan Arktik adalah suatu kawasan di seputar Kutub Utara yang mencakup Laut Arktik dan daratan beku. terletak pada garis 60o LU. Arktik memiliki temperatur rata-rata sekitar -30oF pada musim dingin dan dapat melonjak tajam sekitar 50oF pada musim panas. Luas Artik seluas 14.056.000 Km2 dan memiliki kedalaman maksimum 5.450 meter di beberapa daerah. Wilayah es Arktik di Kutub Utara pada dasarnya merupakan lautan beku yang dikelilingi daratan yang sering disebut lingkaran Arktik (Arctic Circle). Artik merupakan habitat dari berbagai jenis hewan spesies khas Arktik yang hanya hidup di area tersebut, serta terdapat juga masyarakat lokal yang telah menetap di wilayah Arktik sejak dahulu kala yang disebut dengan kaum Eskimo. Arktik diklasifikasikan sebagai laut lepas, tapi negara-negara yang berada di sekitar Arktik mengajukan tuntutan dan mengklaim Arktik sebagai teritori mereka dan melakukan ekspedisi untuk memetakkan batas kepemilikan wilayah. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, kawasan utara Kutub Utara mengandung 13% cadangan minyak yang belum ditemukan atau lebih dari 90 miliar barel minyak dan lebih dari satu setengah trilyun kaki kubik gas alam atau sekitar 20% dari sumber gas alam dunia yang belum ditemukan. Dari keseluruhan, diperkirakan sekitar 22% dari cadangan hidrokarbon yang belum ditemukan didunia berpotensi ditemukan di kawasan Arktik.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Nim: 1002045041. Email :
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 441-450
Arktik sangat rentan terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi dan akan semakin memburuk dengan adanya isu ancaman pengeboran minyak dan gas di wilayah Arktik yang akan dilakukan oleh beberapa perusahaan minyak dunia seperti Exxon, Rosdelf, Shell, dan Gazprom. Semakin tingginya permintaan dunia akan minyak dan gas membuat perusahaan minyak dan gas dunia mulai melakukan invasi yang lebih jauh ke wilayah utara untuk mendapatkan sumber daya alam dalam memenuhi permintaan pasar dunia akan minyak dan gas. Salah satu negara yang menuntut kewenangan atas kepemilikkan Arktik yakni Rusia. Rusia telah menghabiskan lebih dari $100 juta untuk lima polar dalam rangka mempersiapkan klaim Samudera Arktiknya. Rusia telah mengambil langkah berani dengan mengklaim dan meletakkan petak besar wilayah Kutub Utara dengan harapan akan mengeksplorasi cadangan gas di Lomonosov Ridge 1.200 mil di bawah air pegunungan tersebut diakui menyimpan sekitar 10 miliar ton sumber daya alam. Pada tahun 2013, Rusia mengumumkan akan menghabiskan dana sekitar $64 juta atau setara dengan €48 juta pada penelitian untuk membuktikan kasusnya. Salah satu perusahaan besar yang akan melakukan eksplorasi dilaut Arktik adalah Gazprom. Gazprom merupakan perusahaan pertama yang akan memulai produksi komersial minyak dilaut Arktik. Selama lebih dari 40 tahun Eropa telah menjadi konsumen paling penting dari gas Rusia. Gazprom memiliki sistem transmisi gas terbesar di dunia dan mampu melakukan pengiriman gas terus menerus melalui jarak jauh kepada konsumen di Rusia dan juga luar negeri. Pemerintah Rusia mengklaim telah melakukan pengawasan ketat terhadap Gazprom atas peralatan yang sah dan standar keamanan dalam melakukan pengeboran. Namun pemerintah Rusia juga tidak menutupi usaha untuk memperoleh pendapatan ekonomi dari kekayaan bahan tambang, minyak, dan gas yang ada di bawah Kutub Utara. Salah satu organisasi internasional yang memprotes keras kegiatan eksplorasi yang akan dilakukan oleh beberapa perusahaan minyak di Arktik adalah, Greenpeace. Greenpeace melihat bahwa pengeboran minyak dan gas akan dilakukan oleh beberapa perusahaan minyak dunia tersebut akan berdampak buruk bagi kelangsungan ekosistem dan biota laut di kawasan Arktik. Hal ini dapat dilihat dari kasus yang pernah terjadi pada special environmental sensitive yang memberikan dampak serius pada lingkungan laut adalah peristiwa Exxon Valdez Case(1989). Kapal tanker Exxon Valdez menumpahkan minyak pada laut Prince William Sound, Alaska dan bencana Deepwater Horizon sebelumnya yang telah terjadi akibat dari eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh perusahaan minyak tersebut. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Konservasi Lingkungan Seiring dengan perkembangan jaman, pandangan tentang lingkungan hidup melahirkan konsep-konsep baru pengaturan pemanfaatan dan perlindungan lingkungan yang antara lain ditandai dengan lahirnya konsep lingkungan hidup sebagai suatu keseluruhan (global environment), lingkungan hidup sebagai warisan bersama umat manusia (commom heritage of mankind), lingkungan hidup sebagai objek kepentingan bersama (common interest), krisis global (global atau interlocking crisis), usaha bersama mengatasi masalah lingkungan (common efforts), dan lain-lain.
442
Peran Greenpeace Menjaga Kawasan Arktik dari Eksplorasi Minyak dan Gas (Deby Anggriani)
Konsep konservasi lingkungan hidup sebagai warisan bersama umat manusia melahirkan gerakan humanisme universal yang menempatkan manusia sebagai suatu keseluruhan atau mengatasnamakan keseluruhan untuk bergerak bersama-sama menghadapi negara-negara, atau menentukan sikap sendiri terhadap tindakan negara yang bersifat merusak lingkungan. Perlindungan lingkungan merupakan prasyarat keseimbangan lingkungan dan keseimbangan lingkungan merupakan prasyarat bagi kehidupan yang baik, dan kehidupan yang baik merupakan prasyarat bagi pembangunan dan keseimbangan lingkungan. Perlindungan ini dilakukan dengan cara menempatkan perencanaan sebagai sarana untuk mengharmoniskan pertentangan antara pembangunan dan perlindungan lingkungan, serta penerapan standar tindakan dan teknologi yang secara umum dapat diterapkan di semua negara. Teknologi harus diterapkan untuk mengidentifikasikan dan mengendalikan dampak, serta menyelesaikan masalah-masalah lingkungan. Setiap negara harus menjamin kewenangan organisasi internasional dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga koordinasi dalam perlindungan dan perbaikan lingkungan. Teori Organisasi Internasional Perkembangan pesat dalam bentuk serta pola kerjasama melalui organisasi internasional telah makin menonjolkan peran organisasi internasional yang bukan hanya melibatkan negara beserta pemerintah saja. Negara tetap merupakan aktor paling dominan di dalam bentuk-bentuk kerjasama internasional, namun perlu diakui keberadaan (eksistensi) organisasi-organisasi internasional non-pemerintah yang makin hari makin banyak jumlahnya. Bentuk organisasi internasional dibedakan menjadi dua, yakni IGO (International Government Organization) dan INGO(International Non-Government Organization). IGO ( International Government Organization ) adalah pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga antara negara-negara, umumnya berlandaskan suatu persetujuan dasar untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbalbalik yang di-ejawantahkan melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan staf secara berkala. IGO memiliki beberapa peran, antara lain : 1. Instrumen (alat/sarana), yaitu untuk mencapai kesepakatan, menekan intesitas konflik (jika ada) dan menyelaraskan tindakan. 2. Arena (forum/wadah), yaitu untuk berhimpun berkonsultasi dan memprakarsai pembuatan keputusan secara bersama-sama atau perumusan perjanjian-perjanjian internasional (convention, treaty, protocol, agreement dan lain sebagainya). 3. Pelaku (aktor), bahwa organisasi internasional juga bisa merupakan aktor yang autonomous dan bertindak dalam kapasitasnya sendiri sebagai organisasi internasional dan bukan lagi sekedar pelaksanaan kepentingan anggotaanggotanya.
443
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 441-450
Tujuan dari masing-masing organisasi internasional menurut ulasan Coulombis dan Wolfe adalah untuk : a. Regulasi hubungan antar negara terutama melalui cara-cara penyelesaian sengketa secara damai. b. Mencegah perang, meminimalkan dan mengendalikan konflik internasional (conflict management). c. Memajukan dan meningkatkan kegiatan kerjasama ekonomi dan sosial untuk pembangunan dan kesejahteraan penduduknya. d. Collective Security atau Collective Defense (aliansi) sekelompok negara untuk menghadapi ancaman eksternal bersama. INGO (International Non-Governmental Organization) didefinisikan sebagai organisasi yang tidak didirikan oleh perjanjian antar pemerintah. Dalam pergaulan masyarakat internasional, peran organisasi internasional non pemerintah semakin siginifikan dalam melakukan loby bahkan penentuan pengambilan keputusan suatu konferensi internasional. Peran INGO akan nampak dalam proses pengambilan keputusan internasional yang lebih transparan, efek yang kuat dalam bidang supervisi serta pencarian fakta. Dalam mencermati tipe-tipe kegiatannya dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu aktivitas INGO yang sifatnya operasional dan INGO yang bergerak di bidang kampanye atau “operational and campaigning INGOs ”. INGO harus memobilisasi sumber dayanya dalam bentuk financial donations, materials, atau volounteer labor. Tipe kedua adalah “Campaigning NGO” atau INGO yang bergerak dalam mengkampanyekan isu tertentu. Pada umumnya memiliki berbagai persamaan dengan INGO operasional, namun NGO untuk program kampanye memiliki skala yang lebih kecil.
Tujuan utama INGO ini adalah bagaimana membuat atraktifitas yang mengandung unsur publisitas tinggi dan tidak concern untuk menggalakan pengumpulan dana.Dalam hukum internasional, posisi NGObukanlah merupakan subjek hukum internasional, namun ada beberapa pengecualian, yaitu INGO telah menganugerahkan sebagai consultative or observer status pada ICRC tahun 1991 dari Majelis Umum PBB. Pengakuan terhadap INGO dalam level internasional secara dramatis telah meningkat. Hal ini dapat terlihat dari jumlah INGO yang berstatus sebagai consultative council yakni sebanyak 41 pada tahun 1948 telah mencapai 1000 INGO. Metode Penelitian Inti tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk arti penting kawasan Arktik terhadap lingkungan global dan mendeskripsikan strategi Greenpeace dalam menjaga kawasan Arktik dari eksplorasi minyak dan gas. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Jenis data yang dipakai yaitu jenis data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan artikelartikel di internet yang erat kaitannya dalam mengumpulkan data untuk mengetahui strategi Greenpeace dalam menjaga kawasan Arktik dari eksplorasi minyak dan gas. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah tinjauan pustaka dan library research yang bersumber dari buku-buku dan internet yang relevan dengan penulisan ini. Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik data kualitatif
444
Peran Greenpeace Menjaga Kawasan Arktik dari Eksplorasi Minyak dan Gas (Deby Anggriani)
yaitu dengan menganalisa data sekunder dan kemudian menggunakan teori sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian yang sedang diteliti. Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan penulis, hasil penelitian menjelaskan bahwa Arktik memiliki arti penting bagi lingkungan global dan Greenpeace sebagai organisasi internasional yang peduli terhadap lingkungan memprotes keras akan aktivitas eksplorasi yang akan dilakukan oleh perusahaan minyak dan gas dunia di kawasan Arktik. Arti Penting Arktik Bagi Lingkungan Global Arktik dikategorikan sebagai wilayah lepas pantai yang dikelilingi dengan daratan. Di musim dingin, sebagian besar Arktik diselimuti oleh salju dan es. Seringkali disebut sebagai “kulkas bumi” dari belahan bumi utara. Permukaan air yang tertutup es di Arktik menyediakan berbagai habitat yang unik terkait dengan ragam kondisi es, termasuk berbagai spesies terancam atau hewan-hewan yang hampir punah. Es Arktik dan daratan Arktik juga merupakan rumah bagi mamalia spesies seperti beruang kutub, rubah Arktik, karibu, dan sapi musk. Arktik memainkan peranan penting dalam mengatur iklim bumi. Arktik bertindak sebagai lemari pendingin dunia dan menjaga bumi agar tetap dingin. Arktik juga menstabilkan iklim dan lautan di sebagian besar wilayah di dunia. Mencairnya es di kawasan Arktik mempengaruhi seluruh ekosistem di bumi. Es di kawasan Arktik bertindak sebagai kaca raksasa, memantulkan sinar dan panas matahari kembali ke atmosfir. Saat ini, Arktik mencair lebih cepat dari siklus normal yang disebabkan oleh perubahan iklim yang membuat Kutub Utara mencair lebih cepat. Arktik menjadi wilayah garis depan iklim yang memanas dengan peningkatan suhu dua kali lipat lebih cepat dibandingkan wilayah lain yang berada di bumi. Selain dampak dari perubahan iklim, mencairnya es, tekanan lain datang dari aktivitas manusia yang mempengaruhi kehidupan di Kutub Utara, termasuk pencemaran udara dan air, isu eksploitasi minyak dan gas, penangkapan ikan berlebihan, meningkatnya radiasi ultraviolet akibat ozon yang semakin tipis, perubahan habitat dan polusi karena ekstraksi sumber daya alam yang terganggu. Sejumlah faktor-faktor ini mengancam kelangsungan hidup dari beberapa populasi dan ekosistem di Arktik. Mencairnya es kini dianggap sebagai ancaman utama bagi kelangsungan hidup mereka di daerahdaerah yang lebih selatan dari Kutub Utara. Hal ini menunjukkan bahwa hilangnya habitat laut es di Arktik telah menyebabkan masalah besar bagi beberapa spesies asli Arktik dan menjadi sebab utama sebagian besar hewan spesies khas Arktik yang terancam punah. Dampak langsung dari melelehnya es di Samudra Arktik atau Kutub Utara dan fenomena cuaca yang ekstrim seperti kemarau, banjir serta gelombang panas dan dingin di sejumlah tempat di dunia. Dampak lain efek pemanasan global ini termasuk peristiwa terjadinya cuaca ekstrim di beberapa belahan dunia seperti gelombang tinggi, kekeringan dan curah hujan tinggi dan kepunahan berbagai jenis spesies akibat perubahan suhu ekstrim. Serta rusaknya ekosistem pantai, intrusi air laut, berkurangnya lahan, termasuk pemutihan terumbu karang, dan meningkatnya populasi nyamuk. Efek yang signifikan untuk manusia termasuk ancaman terhadap
445
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 441-450
ketahanan pangan dari penurunan hasil panen dan hilangnya tempat tinggal akibat naiknya air laut. Di daratan kutub utara, salju mencair dan mengairi tanah tundra yang ditumbuhi lumut, semak, dan rumput. Es juga merupakan faktor penting dalam terbentuknya iklim dan kondisi cuaca yang mendukung berkembangnya masyarakat modern. Iklim di tanah tundra memiliki musim panas yang singkat serupa dengan iklim di perairan Arktik, namun daerah ini dihuni oleh berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang beragam. Bunga-bunga liar dan kawanan burung kembali dari migrasi musim dingin mereka untuk memakan serangga dan ikan di daratan tanah tundra. Masyarakat asli kutub utara yang tinggal di wilayah Arktik juga telah beradaptasi dengan kehidupan di tanah tundra selama ribuan tahun. Selain isu perubahan iklim yang mengancam, wilayah Arktik saat ini juga mengalami ancaman pengeboran minyak dan gas oleh beberapa perusahaan-perusahaan dunia. Arktik merupakan wilayah yang unik, lingkungan yang berbeda dan sebelumnya belum tersentuh membuat Arktik sangat sensitif dibanding dengan lingkungan lain didunia dan melakukan aktivitas eksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut merupakan tindakan yang berbahaya dan mengancam ekosistem Arktik. Wilayah Arktik yang berupa perairan es yang beku merupakan tantangan besar untuk perusahaan dalam melakukan pengeboran minyak di wilayah Arktik. Para peneliti sampai saat ini belum dapat menemukan solusi ataupun metode dalam menangani masalah tumpahan minyak yang kemungkinan terjadi saat kecelakaan kerja maupun pemulihan wilayah es setelah terjadinya tumpahan minyak di lautan es beku. Peran Greenpeace dalam Menjaga Kawasan Arktik dari Eksplorasi Minyak dan Gas Greenpeace merupakan salah satu dari organisasi internasional yang memprotes keras diadakannya pengeboran minyak di kawasan Arktik. Dengan mendukung aksinya Greenpeace Aksi Greenpeace di kutub utara didasari atas kekhawatiraan akan kondisi Arktik yang saat ini sudah semakin rentan akibat pemanasan global dan saat ini akan kembali diusik dengan ancaman pengeboran minyak dan gas yang akan dilakukan oleh beberapa perusahaan-perusahaan minyak dan gas dunia. Greenpeace melakukan berbagai tindakan-tindakan penolakan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minyak dunia di laut Arktik. Greenpeace membuat suatu gerakan bersama masyarakat dunia untuk bersama-sama mendukung pembebasan kawasan Arktik dari segala bentuk ekplorasi minyak dan gas. Greenpeace memanfaatkan dunia maya untuk mengkampanyekan penyelamatan Laut arktik di berbagai situs hingga jejaring sosial yang dipercayai dapat mendapat perhatian dari publik terhadap Laut Arktik. Greenpeace mengajak masyarakat dunia untuk ikut serta mengikuti petisi yang saat ini sekitar 6.864.827 orang dari berbagai dunia yang telah ikut serta dalam petisi tersebut. Salah satu bentuk kampanye Greenpeace yakni, Save The Arctic merupakan Aksi damai Greenpeace dalam melindungi kawasan Arktik dari eksplorasi minyak dan gas.
446
Peran Greenpeace Menjaga Kawasan Arktik dari Eksplorasi Minyak dan Gas (Deby Anggriani)
Selain aksi dunia maya, Greenpeace juga mengambil langkah nyata. Dengan kapalnya, Aktivis Greenpeace menolak keras eksplorasi yang dilakukan di Laut Arktik terutama yang dilakukan oleh Norwegia dan Rusia. Greenpeace menyaksikan secara langsung kerusakan yang sedang terjadi di Arktik, termasuk melakukan aksiaksi langsung tanpa kekerasan (non violent direct action) terhadap operasi kilangkilang minyak raksasa yang menggali minyak di kawasan yang sensitif tersebut. Aksi lain dari kampanye nyata Greenpeace yakni organisasi ini mengumpulkan tandatangan di Bad Godesberg dan di 64 kota lainnya yang berada di Jerman yang akan dikirimkan kepada perusahaan minyak. Pada saat bersamaan, aktivis lingkungan akan mengumpulkan sejuta tanda tangan dan menenggelamkannya dalam kapsul tahan air di kawasan Kutub Utara. Greenpeace menyatakan hal tersebut akan menjadi isyarat bahwa Arktik milik seluruh dunia. Greenpeace berpendapat Arktik harus dijadikan daerah cagar alam dan tidak dieksploitasi untuk kepentingan komersial. Aksi dan kampanye-kampanye yang dilakukan oleh Greenpeace bertujuan untuk mendesak pemimpin negara-negara agar segera membuat dan menyusun resolusi PBB yang berkaitan dengan kawasan Arktik sebagai suaka alam agar perusahaan minyak dan gas dunia tidak dapat mengeksplorasi sumber daya alam yang ada di kawasan tersebut. Greenpeace menyerukan resolusi PBB menuntut untuk membuat tempat perlindungan global di sekitar wilayah Kutub Utara yang tidak berpenghuni dan memberlakukan larangan eksploitasi minyak, gas dan penangkapan ikan yang berkelanjutan di Kutub Utara yang lebih luas. Greenpeace menyerukan kampanye global untuk menyelamatkan Arktik serta menegaskan bahwa rencana pengeboran minyak dan industri perikanan di wilayah Arktik harus segera dihentikan. Upaya damai yang dilakukan Greenpeace berusaha menyadarkan dan mendesak Gazprom, Shell, dan perusahaan-perusahaan minyak dan gas lain yang bermaksud melakukan pengeboran di Arktik agar menghentikan, menimbang kembali dan memahami akibat-akibat tindakan yang akan menghancurkan masa depan dan kelangsungan ekosistem di kawasan Arktik. Kesimpulan Dalam menangani isu eksploitasi minyak dan gas di kawasan Arktik, maka strategi yang dilakukan oleh Greenpeace di kawasan Arktik adalah kampanye di dunia maya dan kampanye di lapangan, membuat petisi yang ditanda tangani oleh seluruh masyarakat pendukung yang ada di dunia. Greenpeace juga bertindak sebagai komunikator dalam menyampaikan informasi-informasi yang bersifat persuasif (mempengaruhi masyarakat agar mendukung Greenpeace dalam menjaga kelestarian kawasan Arktik dari eksplorasi minyak dan gas). Kampanye Lapangan yakni strategi Greenpace dalam aksi damai melindungi Arktik dari eksplorasi minyak dan gas. Greenpeace turun langsung ke jalan membawa banner, spanduk dan membagikan brosur untuk menyuarakan pendapat mereka agar masyarakat dunia peduli dan mengetahui arti penting kawasan Arktik bagi lingkungan global yang saat ini terancam berbagai isu perubahan iklim, pengeboran minyak maupun penangkapan ikan yang berlebihan.
447
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 441-450
Daftar Pustaka Buku Erwin Muhamad, 2008, Hukum Lingkungan dalam sistem kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup, Refika Aditama, Bandung Ida Bagus Wyasa Putra, 2003, Hukum Lingkungan Internasional (Perspektif bisnis Internasional), Refika Aditama, Bandung Korten David, 2001, Menuju Abad ke-21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hlm 34
J. Winardi, SE, 2005, Manajemen Perilaku Organisasi, Prenada media, Jakarta Rudi,T.May, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: PT Refika Pratama --------------------, 2003, Hubungan Internasional Kontemprorer dan Masalah-Masalah Global. Bandung: PT Refika Aditama Sihombing, Frans Bona, 1983, Ilmu Politik Internasional (Teori, Konsep, dan Sistem). Jakarta: Ghalia Indonesia Suherman, Ade Maman,S.H.,M.Sc, 2003, Organisasi Internasional & Integrasi Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia Suryokusumo Sumaryo, 1997, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional. Bandung: PT Alumni St. Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan dalam Pencemaran Lingkungan Melandasi Sistem Hukum Pencemaran, Buku V: Sektoral, Bina Cipta, Bandung, 1986, hlm.77. Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, Bandung: PT Refika Aditama E-Book Greenpeace Asia. Laporan tahunan Greenpeace tahun 2013. 2013. USU E-Repository. Suhaidi: Perlindungan Lingkungan Laut : Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan Laut dengan adanya Hak Pelayaran Internasional di Perairan Indonesia. 2006. U.S., Federal Departments and Agencies. Implementation Plan for the National Strategy for the Arctic Region. 2014. U.S., Departement of the Navy. U.S Navy Artic Roadmap 2014-2015. 2014.
448
Peran Greenpeace Menjaga Kawasan Arktik dari Eksplorasi Minyak dan Gas (Deby Anggriani)
Greenpeace Research Laboratories. Climate change impacts on Arctic wildlife. 2012. Internet About gazprom dalam situs http://www.gazprom.com/about/ diakses pada 17 maret 2014 About Greenpeace dalam situs http:// http://www.greenpeace.org/ diaskes pada 20 maret 2015 Arctic ocean ecosystem dalam situs http:// http://polardiscovery.whoi.edu/ diakses pada 12 maret 2015 Aksi
damai melindungi arktik bukanlah kejahatan dalam http://www.greenpeace.org/seasia/id/ diakses pada 18 Maret 2014
situs
Alaska and the Arctic dalam situs http://wilderness.org/alaska diakses pada 22 Maret 2014 Arctic sea news and analysis dalam situs http://nsidc.org/arcticseaicenews/ diakses pada 17 Maret 2014 Arctic the frozen ocean dalam situs http://polardiscovery.whoi.edu/arctic/index.html diakses 12 maret 2015 Arktik yang mencair dalam situs http://www.savethearctic.org/ diakses pada 15 Maret 2014 Dinamika Perekonomian Rusia Sepanjang 2014: Tertekan Sanksi dan Harga Minyak dalam situs http:// http://indonesia.rbth.com/ diakses pada 15 maret 2015 Gazprom today dalam situs http://www.gazprom.com/about/today/ diakses pada 17 Maret 2014 How
will earth respond to warming temperatures dalam situs http://earthobservatory.nasa.gov/Features/GlobalWarming/ diakses pada 23 Maret 2014
International non-governmental organization (INGO)? http://www.uia.org diakses pada 1 November 2014
dalam
situs
Para pendiri dalam situs http:// http://www.greenpeace.org/seasia/id/ diakses pada 25 maret 2015 Perubahan iklim dalam situs https://www. greenpeace.org/seasia/ diakses pada 20 maret 2015
449
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 441-450
Sea ice loss means changes for arctic species and communities dalam situs http://www.arctic-council.org/ diakses pada 11 maret 2015 Three-quarters of Arctic sea ice lost in 30 years? We check dalam situs http://www.carbonbrief.org/blog/2012/06/75-per-cent-of-arctic-sea-ice lostin-30-years-we-check/ diakses pada 17 Maret 2014 Visions of the Arctic dalam situs http://earthjustice.org/video/visions-of-the-arctic# diakses pada 16 Juni 2015 What is arctic ? dalam situs http://www.nsidc.org/cryosphere/arcticmeteorology/arctic.html diakses pada 8 Maret 2015
450