Perjanjian No:III/LPPM/2016-02/94-P
Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan Jasa Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Pribadi.
Disusun Oleh: Inge Barlian,Dra.,Ak.,M.Sc (Ketua) Vera Intanie Dewi,SE.,MM (Anggota) Dharma Putra Sundjaja,SE.,MFP (Anggota) Probowo Erawan,SE (Anggota)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2016
1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 I.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1 I.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 4 I.3. Tujuan Umum ....................................................................................................... 4 I.4. Urgensi Penelitian ................................................................................................ 4 I.5.Target Capaian Luaran Penelitian ........................................................................ 4 BAB II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5 II.1. Literasi Keuangan ............................................................................................... 5 II.2. Perencanaan Keuangan ...................................................................................... 6 II.3. Manajemen Keuangan Pribadi ............................................................................ 6 BAB III.OBJEK DAN METODE PENELITIAN .......................................................... 9 III.1. Objek Penelitian ................................................................................................ 9 III.2. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................... 9 III.3. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 9 III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan ........................................................ 10 BAB IV.JADWAL PELAKSANAAN ....................................................................... 11 BAB V.HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 12 BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA
ii
Abstak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat financial literacy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dan bagimana pengetahuan tersebut dapat berpengaruh pada utilitas produk dan jasa keuangan serta dampaknya pada perilaku mahasiswa dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadinya. Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other effective actions to inprove their financial well being. Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu mahasiswa Ekonomi Unpar. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan mahasiswa Fakultas ekonomi Unpar masih tergolong cukup baik dan memberikan dampak pada utilitas produk dan jasa keuangan serta memberikan dampak pada perilaku mahasiswa dalam membuat rencana dan mengelola keuangan pribadinya. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy merupakan hal yang penting untuk seseorang dalam mengambil keputusan keuangan.
iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Kondisi krisis ekonomi global yang terjadi akhir-akhir ini,yang tentunya berdampak pada perekonomian di Indonesia,dimana akibat hal tersebut menjadikan sebagaian masyarakat menyadari akan pentingnya mengelola keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan yang baik,tidak lepas dari peran mengenai literasi (pengetahuan) keuangan individu tersebut. Financial Literacy atau yang sering kita denger dengan istilah “melek keuangan”, beberapa tahun terakhir ini juga telah menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan di Indonesia. Namun sebenarnya patut kita sadari bersama bahwa pentingnya mengelola keuangan pribadi sudah seharusnya disadari sejak krisis yang terjadi pada tahun 2008 lalu. Beberapa hasil penelitian mengenai financial literacy ikut menjadi dasar yang menyebabkan mengapa financial literacy ini diperlukan. Pada tahun 2010, Survei World Bank menunjukkan separuh penduduk Indonesia tidak memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Hal ini menunjukkan bahwa setelah krisis yang terjadi pada tahun 2008, sistem keuangan belum berjalan secara optimal. Hasil survei Neraca Rumah Tangga (SNRT) Bank Indonesia 2011 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga di Indonesia yang memiliki rekening tabungan di bank ditahun 2011 hanya berkisar 43.57% dari seluruh penduduk Indonesia, Sementara jumlah rumah tangga yang memiliki utang di bank hanya mencapai 19,58%. Diketahui pula dari hasil survei tersebut bahwa sebagaian besar rumah tangga Indonesia meminjam dari Lembaga Keuangan non Bank ( koperasi dan lembaga keuangan mikro) dan lembaga non keuangan (arisan,keluarga,teman, lintah darat dll). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja R,Budiana Gomulia dkk (2011) mengenai Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga pada unit kerja sebuah institusi pendidikan swasta di Bandung, ditemukan bahwa responden sudah memiliki kebiasaan menabung /berinvestasi dan memiliki asuransi. Namun hal yang perlu menjadi perhatian adalah dalam pengelolaan kartu kredit/pinjaman karena banyak responden yang memiliki pengeluaran rutin untuk pembayaran cicilan kartu kredit/pinjaman. Dalam penelitian tersebut ditemukan juga bahwa masih kurangnya kesadaran untuk membuat pembukuan sederhana atas pengeluaran dan penerimaan mereka. Hasil Survey Financial Literacy Baseline Survey (FLBS) yang dilakukan pada tahun 2012 oleh BI bekerjasama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa perempuan memiliki tingkat financial literacy yang lebih tinggi
1
dibandingkan laki-laki, Terdapat tiga variabel yang memiliki kesamaan hubungan dengan tingkat financial literacy yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga dan risk aversion atau kehati-hatian individu dalam mengambil keputusan keuangan. Serta terdapat Hubungan yang positif dimana jika ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan maka meningkat pula financial literacy-nya. Sedangkan pada tahun 2013 Hasil survey Nasinal Literasi Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia, menunjukkan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia,dimana menurut Indeks Literasi keuangan penduduk Indonesia yang termasuk kedalam kategori well literate hanya sebesar 21,84%, kategori sufficient literate sebesar 75,69%, kategori less literate sebesar 2,06% dan kategori not literate sebesar 0,41%.(sumber:OJK,2013). Sedangkan menurut indeks literasi keuangan Penduduk Indonesia menurut produk dan jasa keuangan, menunjukkan bahwa penduduk Indonesia lebih mengenal produk perbankan,asuransi dan pegadaian dibandingkan produk pembiayaan,dana pensiun dan pasar modal. Kondisi ini menunjukkan bahwa adanya ketimpangan tingkat pengetahuan (literasi) keuangan di masyarakat Indonesia. Hasil survei Literasi Keuangan Nasional oleh OJK juga menunjukkan bahwa hampir 60% penduduk Indonesia sudah menggunakan produk keuangan dan jasa keuangan dimana sebagian besar yaitu 57,28% utilitas produk perbankan menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. (Kusumaningrum,2014). Sedangkan menurut Mastercard Financial Literacy Index 2013 tercacat Indonesia berada di peringkat ke 7 di Negara Asean dalam tingkat literasi keuangan penduduknya. Dimana peringkat urutan peringkat dari pertama
di
capai
oleh
Singapore,Malaysia,Philipina,Thailand,Myanmar,Vietnam,Indonesia,
Negara Brunai
Darussalam,
Kamboja dan Laos. Dengan komponen Indeks literasi Keuangan dilihat dari pengelolaan uang dasar,perencanaan keuangan dan investasi. Sedangkan menurut data simpanan Bank Umum per Juli 2015 yang disampaikan oleh salah satu staff Lembaga Penjamin simpanan, sebesar 40% dari total dana yang terhimpun oleh Bank Umum berbentuk Deposito dan sebesar 28% dalam bentuk Tabungan. Informasi dari LPS juga menyebutkan bahwa dari sekitar 250 juta jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015, yang tercatat memiliki rekening tabungan adalah hanya sebesar 167 juta. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 50% penduduk Indonesia belum memiliki tabungan dalam hal ini merupakan salah satu media investasi. Hal ini sesuai dengan hasil Survei World Bank tahun 2010 yang menunjukkan separuh penduduk Indonesia tidak memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Ini berarti juga bahwa semenjak tahun 2010 hingga 2015 pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan bisa dikatakan tidak ada peningkatan. LPS juga memberikan informasi bahwa dari sebanyak 167 juta rekening, sebesar 0,13% rekening yang memiliki dana di atas 2 Miliar rupiah sedangkan
2
99,87% rekening memiliki dana dibawah atau sama dengan 2 Milyar rupiah. Ironisnya jumlah dana yang tersimpan oleh nasabah yang hanya sebanyak 0,13% tersebut, memiliki proporsi 56.53% atas total dana yang terhimpun. Hal ini kembali kita disadarkan bahwa ketimpangan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia tidak lepas dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangannya. Dari berbagai hasil penelitian maupun informasi baik yang dilakukan dalam bentuk survei dll menunjukkan bahwa sejak tahun 2008 pasca krisis ekonomi sampai dengan tahun 2015, kesadaran masyarakat terhadap pemahaman literasi keuangan masih sangat rendah. Terbukti bahwa pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki rekening tabungan di bank hanya sebesar 43.75% dari seluruh total penduduk Indonesia, meningkat hanya menjadi 66.8% di tahun 2015. Sedangkan sejak tahun 2008 Bank Indonesia telah memiliki beberapa program dalam rangka mendukung peningkatan financial literacy melalui edukasi keuangan berupa kampanye Nasional Ayo ke Bank, Gerakan Indonesia Menabung, meluncurkan produk TabunganKu dll. Selain itu Gerakan INSAF yaitu INDONESIA SADAR KEUANGAN, sudah di deklarasikan sebelum krisis 2008 terjadi yaitu pada 27 November 2007 oleh Profesional Perencana Keuangan di Indonesia. Hal inilah yang kemudian mendorong para pembuat kebijakan negeri ini pada akhirnya mendukung gerakan INSAF dan mulai melakukan berbagai aktifitas pendidikan keuangan untuk mendorong peningkatan literasi keuangan di Indonesia. Pembiasaan hal baik,biasanya dilakukan sedini mungkin agar hal baik tersebut menjadi sebuah pembiasaan yang pada akhirnya mempengaruhi dalam perilaku dan pengambilan keputusan. Demikian pula mengenai pembiasaan dalam mengelola keuangan. Financial literacy sangat baik diterapkan sedini mungkin. Melalui pembiasaan menabung sejak dini yang sebenarnya sudah diajarkan kedua orang tua kita dahulu, itu merupakan salah satu hal yang dilakukan dalam upaya memberikan literasi keuangan pada anak-anak kita kelak. Namun terkadang, kita baru akan menabung uang jika ada sisa. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah menabung menjadi prioritas yang perlu diutamakan. Namun terkadang kita terkalahkan oleh perilaku konsumtif yang didorong atas dasar keinginan dan sebenarnya bukan kebutuhan. Untuk itu sangatlah penting mengetahui bagaimana literasi keuangan generasi muda khususnya mahasiswa agar mereka nantinya dapat membuat perencanaan keuangan dengan baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada kehidupannya dimasa yang akan datang. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk menggali lebih dalam dengan melakukan penelitian berjudul Peran Financial Literacy terhadap Tingkat Utilitas Produk dan Jasa Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
3
I.2. Tujuan Khusus Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Mengetahui tingkat Financial literacy Mahasiwa UNPAR 2. Mengetahui utilitas produk dan jasa instrumen Keuangan pada Mahasiswa UNPAR 3. Mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa UNPAR 4. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada utilitas produk dan jasa instrument keuangan. 5. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada pengelolaan keuangan pribadi. I.3. Tujuan Umum 1.
Memberikan informasi mengenai tingkat literasi keuangan,utilitas produk dan jasa instrument keuangan serta pola pengelolaan keuangan pribadi anak muda
2.
Memperkaya wawasan penulis dalam pengembangan ilmu bahan ajar perkuliahan.
3.
Mendukung program Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia.
I.4. Urgensi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia umumnya dan membantu masyakat khususnya dalam meningkatkan kesadaran keuangan/Financial Literacy dan juga membantu masyarakat dalam membuat perencanaan keuangan khususnya Anak Muda. I.5. Target Capaian Luaran Penelitian Dari penelitian ini ditargetkan dapat dihasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipublikasikan minimal dalam jurnal nasional terakreditasi. Dimana dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran dan penjelasan dari tujuan penelitian tersebut diatas. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan proses pembelajaran dalam matakuliah Manajemen Keuangan 1 dalam topik Manajemen Keuangan Keluarga.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Literasi Keuangan (Financial Literacy) Menurut Otoritas Jasa Keungan (OJK) yang dikutip dalam Kusumaningrum (2014) literasi keuangan (Financial Literacy) didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan, keyakinan masyarakat terkait lembaga keuangan serta produk dan jasanya yang dituangkan dalam parameter ukuran indeks. Menurut Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other effective actions to inprove their financial well being. Saat ini Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia, sangat didukung oleh Pemerintah. Meningkatkan Literasi Keuangan bagi masyarakat Indonesia, merupakan stategi nasional yang ditugaskan/diamanatkan kepada otoritas jasa keuangan (OJK). Menurut
OJK (2013), kondisi Tingkat Literasi dan tingkat Utilitas Produk dan Jasa
Keuangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah, yaitu 21,84% tingkat literasi produk dan jasa keuangan di Indonesia dan 59.74% tingkat utilitas produk dan jasa keuangan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengelola keuangan agar masyarakat dapat mengelola keuangannya sedini mungkin untuk mempersiapkan kebebasan finansial di masa yang akan datang. Selain itu perkembangan literasi keuangan di berbagai Negara juga menjadi pendorong pemerintah Indonesia melalui salah satu lembaga independennya yaitu OJK berupaya mengembangkan metodologi yang handal dalam mengukur tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia. Tingkat Literasi Keuangan menurut Jasa Otoritas Keuangan (2013) dibedakan menjadi: - Well Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan - Suff Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. - Less Literate. Pada tahap ini, seseorang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan
5
- Not Literate. Pada tahap ini, seseorangtidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa literasi keuangan sangat penting untuk seseorang dalam membuat keputusan terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti dalam mengambil keputusan untuk menabung (saving) atau investasi (Investment) untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Literasi keuangan selain bermanfaat bagi individunya sendiri juga bermanfaat untuk keberlangsungan sistem perekonomian suatu Negara. II.2. Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan menurut Budisantoso,Indrasto dan Gunanto (2002:12) adalah proses pengaturan tujuan hidup seseorang, melalui manajemen keuangan yang benar secara menyeluruh. Perencanaan keuangan sendiri dapat di bangun sejak usia dini sebelum masuk ke usia produktif. Dalam hal ini pendidikan tentang financial literacy dapat penting dipersiapkan khususnya pada usia memasuki masa produktif yaitu semasa duduk dibangku sekolah menengah atas dan perkuliahan. Menurut Sundjaja (2013:491) Ada enam langkah yang perlu dilakukan dalam membuat suatu perencanaan keuangan keluarga, yaitu 1. Mengetahui posisi dan kinerja keuangan keluarga saat ini, 2. Menentukan tujuan keuangan keluarga dan mengklasifikasikan menurut jangka waktu, 3. Menganalisa masalah keuangan keluarga yang sedang terjadi saat ini, 4. Membuat rencana langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan keuangan keluarga, 5. Mengimplementasikan seluruh rencana keuangan keluarga yang telah disusun, 6. Mengkaji ulang atas semua langkah yang telah dijalankan dalam pencapaian tujuan keuangan keluarga.
II.3 Manajemen Keuangan Pribadi
Definisi Keuangan menurut Sundjaja, Inge Barlian dan Dharma (2013:75) Manajemen keuangan adalah ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.
6
Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia K (2014) dalam tulisannya menyebutkan bahwa Basic Concepts of Personal Finance adalah:Compound Interests, Investment Risk and its management during short and long term periods. Dalam melakukan pengelolaan keuangan pribadi seseorang diharapkan dapat membuat keputusan investasi yang sesuai dengan tingkat penerimaan atas risiko untuk mencapai tujuan. Investasi merupakan salah satu bagian dalam proses perencanaan keuangan. Tujuan keuangan yang sudah direncanakan dalam perencanaan keuangan, dicapai melalui kegiatan investasi. Secara sederhana Investasi merupakan kegiatan menempatkan uang atau dana pada sebuah instrumen keuangan dengan harapan dapat memberikan keuntungan atau tambahan penghasilan tertentu atas dana tersebut dimasa yang akan datang. Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:1)”an investment is the current commitment of money or other resorces in the expectation of reaping future benefits” Sedangkan menurut Reilly,Frank,&Brown,Keith C (2003:5) investasi merupakan komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1).Waktu dana tersebut akan digunakan,(2). Tingkat inflasi yang terjadi, (3).Ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Dalam membuat keputusan investasi seseorang didasarkan pada rencana atau tujuan keuangan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka pendek,jangka menengah ataupun jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ber-investasi: 1. Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi yang menjanjikan keuantungan besar dalam jangka waktu yang singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai karakter dan skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi. 2. Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Hampir semua orang sudah memiliki pemahaman bahwa semakin tinggi risiko maka kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.
Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:3) Investasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Investasi dalam bentuk Aset riil (Real Assets), yaitu investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik seperti emas,tanah ,properti dll 2. Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas,saham, obligasi,reksadana(financial assets), yakni investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pad dasarnya
7
merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan tertentu.
8
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu responden yang berusia 18-30 tahun. Namun dalam penelitian ini peneliti menambahkan variable utilitas produk dan jasa keuangan.
III.2. Motode dan Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan sasaran utama memberikan uraian/ deksripsi lengkap terkait objek yang diteliti. Penelitian ini merupakan applied research yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan fenomena dan teori 2. Membangun model konseptualnya 3. Mengumpulkan data 4. Analisa Data 5. Inteepretasi dan menarik kesimpulan Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan survey, yaitu mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data untuk diolah, dianalisa secara kuantitatif yang pada kahirnya ditarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data tersebut. III.3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh anak mahasiswa fakultas Ekonomi Unpar. Namun dikarenakan keterbatasan waktu dan pendanaan maka, pada penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Unpar. Penelitian ini akan menggunakan sampel dengan metode pengambilan sampel yaitu convenience Sampling dimana unit sampel sekitar 384 responden. Hal ini didasarkan menurut Sekaran ( 2003: 294) bahwa populasi dengan jumlah 1 juta ke atas jumlah sampelnya adalah 384 responden. Namun dari jumlah sampel yang disebarkan kuesioner yang kembali dan lengkap terisi hanya sebanyak 311 responden.
9
III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil data Primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara melalui penyebaran quesioner. Sedangkan Data Sekunder berupa informasi yang diperoleh dari dokumen seperti data di BPS dan OJK dll yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti .
10
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN
Table IV.1. Proses Penelitian dan Waktu
No
1
Kegiatan
Peninjauan pustaka 4 orang / 1 jam per minggu
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
bln.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
Mg
1-4
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
1-2
3-4
X
X
X
X
X
X
X
X
Persiapan pengumpulan data 8 orang yaitu 4 Dosen dan 4 2
mahasiswa sebagai pengumpul
X
data (Surveyor) Waktu: 1 jam per minggu Pengumpulan
data
dan
observasi 3
8 orang yaitu 4 Dosen dan 4 mahasiswa sebagai pengumpul data (Surveyor) Waktu: 2 jam per minggu Pengolahan data 7 orang yaitu 4 Dosen dan 2
4
mahasiswa sebagai penginput
X
X
data dan 1 orang pengolah data Waktu: 2 jam per minggu 5
6
7
Analisis dan interpretasi Hasil 4 Dosen /1 jam per minggu Pembuatan Laporan penelitian 4 Dosen/ 1 jam per minggu
X
Presentasi Hasil penelitian
X
X
4 Dosen
11
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 PROFIL RESPONDEN Berikut adalah profil responden dalam penelitian ini.
Tabel 4.1. Profil Usia dan Jenis Kelamin Responden Usia
Pria
%
Wanita
%
Jumlah
17-18 tahun
2
1%
2
1%
4
19-20 Tahun
83
27%
122
39%
205
21-22 Tahun
52
17%
35
11%
87
>22 Tahun
10
3%
5
2%
15
147
47%
164
53%
311
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Gambar.4.1 Profil Responden Pria
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Gambar.4.2.Profil Responden Wanita
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
12
Gambar.4.3.Pendapatan/Uang Saku per bulan
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dengan jumlah sampel terkumpul sebanyak 311 responden. Dari jumlah tersebut sebanyak 47% responden berjenis kelamin pria dan sebanyak 53% responden berjenis kelamin wanita. Sebaran usia untuk sampel penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar 4.1. dan gambar 4.2. Sedangkan profil status sosial yang dilihat dari nilai penerimaan dan uang saku ditunjukkan hasilnya pada gambar 4.3. Sebanyak 24% mahasiswa memiliki uang saku bulanan berkisar antara Rp.1500.001-Rp.2.000.000.Sementara
uang
saku
sebesar
diatas
Rp.500.000
–
Rp.1.500.000, sebanyak 44%.
V.2 FINANCIAL LITERACY Tabel 4.2. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar Tingkat Literacy <25%
51%-75%
76%-100%
Cukup
Cukup
rendah
tinggi
Tinggi
Jenis Kelamin
Usia
Pria
17-18 tahun
0
0
2
0
19-20 tahun
1
17
48
17
21-22 tahun
0
11
35
6
> 22 tahun
0
3
6
1
17-18 tahun
0
0
1
1
19-20 tahun
2
37
71
12
21-22 tahun
0
10
21
4
> 22 tahun
0
2
3
0
Wanita
rendah
26%-50%
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
13
Tabel 4.3. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar Tingkat Literacy <25%
51%-75%
Cukup
Cukup
rendah
tinggi
76%-100%
Jenis Kelamin
Usia
Pria
17-18 tahun
0%
0%
1%
0%
19-20 tahun
0%
5%
15%
5%
21-22 tahun
0%
4%
11%
2%
> 22 tahun
0%
1%
2%
0%
17-18 tahun
0%
0%
0%
0%
19-20 tahun
1%
12%
23%
4%
21-22 tahun
0%
3%
7%
1%
> 22 tahun
0%
1%
1%
0%
Wanita
rendah
26%-50%
Tinggi
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Dari analisa data tersebut diatas, Financial literacy mahasiwa Fakultas Ekonomi Unpar dapat dikategorikan dalam tingkatan cukup tinggi dengan jumlah sebanyak 51%-75% responden memberikan jawaban yang besar dari total 31 pertanyaan yang mengukur tingkat financial literacy yaitu pengetahuan umum tentang
financial
literacy,pengetahuan
tentang
Interest&Inflation,pengetahuan
tentang Time value of Money,pengetahuan tentang risk and risk diversification. Hasil menunjukkan bahwa persentase terbesar dari tingkat financial literacy ini adalah kaum wanita dengan usia 19-20 tahun. Dari table 4.4 dan 4.5 dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat literasi keuangan wanita relative lebih baik dibandingkan pria. Sedangkan berdasarkan usia, maka mahasiswa dengan usia 19-20 tahun memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih baik dibandingkan rentang usia lainnya.
14
V.3.UTILITAS PRODUK DAN JASA KEUANGAN Tabel 4.4. Jumlah Produk Keuangan yang dimiliki sesuai dengan kategori Pendapatan bulanan Pendapatan/Uang saku bulanan
Jumlah Produk Keuangan yang Dimiliki 1
2
3
4
>4
19
8
2
0
0
RP.500.001-Rp.1.000.000
44
20
2
1
0
Rp.1.000.001-Rp.1.500.000
47
17
3
2
0
Rp.1.500.001-Rp.2.000.000
55
16
4
0
0
> Rp.2.000.000
56
10
5
0
0
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Tabel 4.5. Jenis Produk Keuangan yang dimiliki Responden Jumlah Produk Keuangan yang dimiliki Tabungan Giro
Responden 189 3
Deposito
27
Kartu Kredit
24
Saham
29
Obligasi
0
Tidak Ada
1
Lainnya (Forex (2),Reksadana (4) dan Koperasi Pendidikan (1))
7
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah Dari hasil survey yang dilakukan kepada 311 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dengan proporsi sebanyak 47% pria dan 53% wanita diperoleh informasi bahwa hampir sebanyak 189 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar memiliki tabungan. Dan terdapat beberapa mahasiswa yang melakukan investasi pada saham dan deposito masing-masing sebanyak 29 dan 27 mahasiswa. Sebanyak 24 mahasiswa ternyata memiliki kartu kredit. Dari analisa produk keuangan yang dimiliki berdasarkan uang saku setiap bulan, diperoleh informasi bahwa mahasiswa fakultas ekonomi Unpar dapat dikatakan masih belum
15
berani dalam melakukan diversifikasi investasi. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang tertarik melakukan investasi pada saham maupun instrumen keuangan jangka panjang lainnya seperti reksadana,obligasi dll. Produk investasi keuangan yang paling diminati mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar adalah tabungan.
V.4.PERILAKU MAHASISWA DALAM PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI Tabel 4.6. Perencanaan Keuangan Mahasiswa FE UNPAR
No
Perencanaan Keuangan yang
1
2
3
4
Tidak
Hampir
Jarang
Rutin
pernah
tidak
(Dilakukan (Selalu
sama
pernah
hanya
sekali
(pernah
tidak rutin)
dilakukan
dilakukan)
dilakukan) 1
Membuat anggaran pengeluaran dan
33
56
156
66
26
73
144
68
22
29
121
139
4
21
96
190
104
72
84
51
6
11
86
208
11
25
146
129
54
80
136
41
belanja secara rutin 2
Melakukan pencatatan pengeluaran dan belanja secara rutin
3
Menyediakan dana/budget untuk pengeluaran tidak terduga/Emergency Fund
4
Menyisihkan dana untuk di tabung (hanya disimpan dalam bentuk tabungan/celengan/arisan)
5
Menyisihkan dana untuk investasi (saham,reksadana)
6
Ketika membeli barang,terlebih dahulu membandingkan harga antar toko terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli
7
Pengeluaran lebih sedikit dari penerimaan
8
Membuat rencana keuangan dan menjalankan strategi investasi secara
16
teratur 9
Membeli Asurnasi perjalanan seperti
13
53
133
112
13
130
112
56
131
98
64
18
penerbangan setiap bebergian : 10
Dalam skala 1-4 seberapa sering melakukan aktifitas perbankan termasuk menggunakan ATM (Anjungan tunai Mandiri): 1. Tidak pernah sama sekali 2. Jarang (1-2 kali dalam 1 bulan) 3. Cukup sering (3-4 kali dalam 1 bulan) 4. Sering (lebih dari 4 kali dalam sebulan)
11
Menyisihkan di awal sebagian penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu dan sisanya baru digunakan untuk konsumsi
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Tabel 4.7. Financial Literacy Mahasiswa FE UNPAR Pengetahuan Finacial Literacy Melakukan perencanaan Keuangan
Jenis Kelamin
Usia
rendah Tidak Pernah sama sekali
17-18 tahun
Pria
19-20 tahun
<25%
26%-50%
51%-75%
76%-100%
Cukup
Cukup
rendah
tinggi
Tinggi
0
0
0
0
dilakukan)
0
0
0
0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
0
2
0
Rutin Selalu dilakukan
0
0
0
0
Tidak Pernah sama sekali
1
1
6
1
dilakukan)
1
2
3
1
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
8
32
10
Rutin Selalu dilakukan
0
6
7
5
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
17
Tidak Pernah sama sekali 21-22 tahun
> 22 tahun
17-18 tahun
19-20 tahun
Wanita
21-22 tahun
> 22 tahun
0
0
2
0
dilakukan)
0
2
2
1
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
5
19
3
Rutin Selalu dilakukan
0
4
12
2
Tidak Pernah sama sekali
0
0
0
0
dilakukan)
0
0
0
0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
0
4
1
Rutin Selalu dilakukan
0
3
2
0
Tidak Pernah sama sekali
0
0
0
1
dilakukan)
0
0
0
0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
0
1
0
Rutin Selalu dilakukan
0
0
0
0
Tidak Pernah sama sekali
0
1
7
0
dilakukan)
0
5
4
2
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
1
18
39
5
Rutin Selalu dilakukan
0
13
21
5
Tidak Pernah sama sekali
0
1
0
0
dilakukan)
0
1
3
2
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
5
11
2
Rutin Selalu dilakukan
0
3
7
0
Tidak Pernah sama sekali
0
1
0
0
dilakukan)
0
0
1
0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin)
0
1
2
0
Rutin Selalu dilakukan
0
0
0
0
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
Hampir tidak pernah( pernah
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
18
Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan kategori jenis kelamin dan rentang usia,seluruhnya belum memiliki perencanaan keuangan yang baik. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 4.7 diatas, bahwa pengetahuan mahasiswa FE Unpar berada pada kondisi cukup baik ( 51%-75% responden menjawab dengan benar).Pengertian disini adalah dari 33 pertanyaan
yang
Literacy,pemahaman
diajukan tentang
mengenai interest
pengetahuan rate,pemahaman
umum tentang
tentang time
financial value
of
money,pemahaman tentang risk&Return diversification, sebesar 51%-75% responden dapat menjawab dengan benar seluruh pertanyaan tersebut. Namun sayangnya, pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan belum dibarengi dengan perilaku kebiasaan mengelola dan membuat perencanaan keuangan. Hal ini ditunjukkan dari table 4.7,bahwa mahasiswa FE Unpar jarang/tidak rutin melakukan pengelolan dan perencanaan keuangan seperti yang dijelaskan dalam table 4.6 bahwa mahasiswa FE Unpar jarang atau tidak rutin dalam membuat anggaran
pengeluaran
dan
belanja,pencatatan
pengeluaran,membuat
perencanaan
keuangan dan menjalankan strategi investasi secara teratur. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa sebanyak 190 mahasiswa FE Unpar,secara rutin menyediakan dana untuk ditabung dalam bentuk tabungan. Hal ini juga ditunjukkan dalam tabel 4.3 bahwa sebanyak 189 mahasiswa memiliki tabungan dibank dan 1 orang memiliki tabungan pendidikan di koperasi.Meskipun sebanyak 131 mahasiswa tidak pernah menyisihkan diawal sebagian penerimaan untuk ditabung dan 98 mahasiswa juga jarang menyisihkan diawal sebagian penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu. Dari seluruh sampel yang diteliti hanya 18 mahasiswa yang sudah memiliki kebiasaan yang baik dalam menyisihkan dana untuk ditabungnya diawal sebelum membelanjakan uang saku/penerimaannya. Hal ini sesuai dengan prinsip perencanaan keuangan yaitu C (Consumption) = I (Income) -S (Saving). Namun yang perlu di ingatkan kepada mahasiswa, bahwa untuk dapat mencapai tujuan keuangan dimasa yang akan datang, menabung saja tidaklah cukup. Perlu dbarengi dengan investasi. Masih rendahnya kesadaran akan berinvestasi mahasiswa FE Unpar ditunjukkan pada tabel 4.6 dan 4.3 diatas bahwa sebanyak 104 mahasiswa tidak pernah menyisihkan dana untuk investasi dan hanya sebanyak 51 mahasiswa (16% ) mahasiswa yang sudah rutin menyisihkan dana untuk investasi. Jika di lihat dari hasil tabel 4.3 hanya sebanyak 27 mahasiswa yang memiliki Deposito, 29 mahasiswa yang berinvestasi saham serta 3 orang mahasiswa yang memiliki reksadana. Hal lain yang menarik dalam penelitian ini juga ditemukan fakta bahwa sebanyak 139 mahasiswa sudah memiliki kebiasaan menyisihkan dana untuk pengeluaran tidak terduga (Emergency Fund),sebanyak 208 mahasiswa memiliki kebiasaan membandingkan harga antar toko terlebih dahulu sebelum memutuskan pembelian.
Untuk kesadaran mahasiswa dalam berasuransi diperoleh informasi bahwa
19
sebanyak 112 mahasiswa rutin membeli asuransi setiap kali melakukan perjalanan seperti penerbangan dan hanya sebanyak 13 orang yang tidak pernah membeli asuransi perjalanan. Pengetahuan tentang asuransi dari mahasiswa FE Unpar cukup baik hal dalam hal pengetahuan mengenai alasan pentingnya membeli asuransi dan kewajibannya sebagai pemegang polis asuransi. Dalam hal perilaku mengelola pengeluaran dan penerimaan (spending money), mahasiswa FE Unpar dapat dikatakan baik dalam mengelolanya. Diketahui sebanyak 129 mahasiwa mengatur keuangannya yaitu pengeluaran lebih sedikit dai penerimaan dan 11 orang yang penerimaannya selalu lebih sedikit dari pengeluaran. Masih rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai kartu kredit (72% mahasiswa salah dalam menjawab pertanyaan mengenai pengetahuan kartu kredit) di tunjukkan juga oleh perilaku mahasiswa dalam kepemilikan kartu kredit. Hanya sebanyak 8% mahasiswa FE Unpar yang memiliki kartu kredit (24 mahasiswa) dan sisanya tidak memilikinya. Pemahaman mahasiswa mengenai lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatakan sudah baik, dalam hal pengetahuan mengenai lembaga penjamin simpanan dan ketentuan jumlah simpanan yang dijamin pemerintah, pengetahuan tentang Bank sentral di Indonesia dan OJK. Dalam hal pengetahuan mengenai teori-teori keuangan, mahasiswa FE Unpar memiliki pengetahuan yang
baik. Hal ini ditunjukkan oleh pemahaman yang baik dalam hal
pengetahuan tentang tingkat suku bunga& Inflasi,meskipun ketika diberikan ilustrasi konsep perhitungan bunga sebanyak 191 mahasiswa masih salah dalam pemahamannya. Dalam pemahaman konsep time value of money, mahasiswa FE Unpar memiliki pengetahuan yang baik. Diatas 65% persen mahasiswa dapat menjawab benar konsep tentang time value of money. Dalam pemahaman mengenai konsep risk and risk diversification dan pengetahuan tentang produk investasi, mahasiswa FE Unpar masih dikategorikan belum tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase yang menjawab salah lebih tinggi dari yang menjawab benar atas pertanyaan-pertanyaan yang mengukur pemahaman mereka dalam konsep tersebut. Dalam penelitian ini di peroleh informasi bahwa masih sedikitnya mahasiswa FE Unpar yang memiliki pengetahuan mengenai reksadana dan perbedaannya dengan saham, serta masih rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai masa pensiun. Dari hasil beberapa analisa diatas dapat diketahui bahwa pemahaman mahasiswa mengenai konsep (teori) tentang instrument keuangan seperti konsep tingkat bunga&Inflasi, konsep time value of money dan pengetahuan tentang lembaga keuangan sudah baik. Namun disisi lain, pemahaman mahasiswa mengenai masa pensiun bahaimana mempersiapkannya, pemahanan risiko dan hasil, mengenal beragam jenis investasi dan perkembangannya seperti reksadana,forex dll perlu ditingkatkan.
20
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 KESIMPULAN 1. Tingkat financial literacy mahasiswa Unpar dapat disimpulkan cukup baik. 2. Utilitas produk dan jasa instrument keuangan pada mahasiswa Unpar sudah baik dalam produk tabungan,deposito dan asuransi perjalanan yang sifatnya lebih ke jangka pendek, namun masih rendah dalam instrument produk yang bersifat jangka panjang seperti saham,obligasi, reksadana dan asuransi untuk proteksi jangka panjang. 3. Pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa FE Unpar masih rendah, hal ini ditunjukkan oleh masih banyaknya aktifitas pengelolaan keuangan pribadi yang jarang atau tidak rutin dilakukan seperti pencatatan pengeluaran, membuat rencana anggaran pengeluaran, membuat rencana keuangan dan membuat strategi investasi secara teratur,menyisihkan diawal sebagian penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu dan sisanya baru di gunakan untuk konsumsi. Dapat di katakana juga konsep pengelolaan keuangan konsumsi = Pendapatan-simpanan, belum dipahami oleh mahasiswa FE Unpar. 4. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar memiliki dampak kepada utilitas produk dan jasa instrument keuangan, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai produk investasi jangka panjang seperti reksadana dan obligasi, menyebabkan kepemilikian akan kedua produk investasi tersebut masih rendah. Rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai risiko dan bagaimana melakukan diversifikasi risiko, menyebabkan mahasiswa kurang berani mengambil keputusan untuk berinvestasi terutama dalam instrument jangka panjang. 5. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar juga ber dampak pada perilaku pengelolaan keuangan pribadinya. Hal ini ditunjukkan pada kurang pahamnya
mahasiswa
akan
manfaat
memiliki
kesadaran
mengelola
keuangan pribadi,pengetahuan tentang apa itu likuid asset dan net asset, pengetahuan bagaima mempersiapkan masa pensiun dan pemahaman mengenai fungsi memiliki asuransi
serta pengetahuan tentang risiko dan
produk
sudah
investasi
seperti
yang
disampaikan
pada
poin
4
diatas,memberikan efek perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang masih rendah.
21
VI.2 SARAN 1. Perkembangan dunia investasi yang cukup masiv mengharuskan mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik akan bidang investasi dan pengelolaan keuangan. Masih rendahnya pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa perlu makin rajin menambah pengetahuan dalam hal tersebut dengan cara membaca berita terkini yang berkaitan dengan topik keuangan, mengikuti dan menghadiri workshop,seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan topik tersebut. 2. Memulai
sejak
dini
membiasakan
membuat
perencanaan
keuangan
setidaknya memiliki mimpi atau tujuan (jangka pendek maupun jangka panjang), merencanakan dan mengevalasi kondisi keuangan secara berkala, mengatur keuangan dan membuat catatan keuangan secara rutin dan disiplin, misal dengan mencatat dibuku,computer dll.
3. Mengingat dan mulai melakukan konsep C=Y-S dan bukan S=Y-C. Hal ini penting dilakukan jika kita ingin melakukan pengelolaan keuangan, karena saat ini kebutuhan semakin lama bukan semakin murah, semakin sedikit, semakin sederhana, tetapi semakin banyak, mahal, beragam dan kompleks. Akibat dari berkembangnya teknologi pemasaran, membuat keinginan menjadi sulit dibedakan dengan kebutuhan. Sisihkan dana penerimaan untuk ditabung/berinvestasi terlebih dahulu dan lakukan secara rutin
22
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso,Indrasto,Gunanto,2002, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan Keluarga,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Bodie,Zvi,Alex Kane&Alan J.Marcus. 2009. Investments. 8 th Edition.McGraw-Hill International Edition
Ika,Ardiani.2011.Personality
Trait
Sebagai
Penentu
Perencanaan
Keuangan
Keluarga.Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. Vol 11.No.2
Kusumaningrum (2014).Seminar Nasional UII,Bagaimanakah Tingkat Literasi Keuangan Penduduk Indonesia?
M.Navickas,Tadas Gudaitas&Emilia K (2014) Influence of financial literacy on Management of personal finance in ayoung household,Business:Theory and Practice ISSN 16480627. Reilly,Frank,&Brown,Keith C,..Investment Analysis and Portofolio Management. 7th Edition. Thomson South-Western Inc.USA Sekaran,Uma. 2003. Research Methods For Business :A Skill Building Approach.4th Edition.John Wiley&Sons,Inc
Sundjaja,Ridwan S & Budiana Gomulia,Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja dkk .2011. Pola Gaya Hidup Dalam Keuangan Keluarga. Vol 15 No.2. Bina Ekonomi.P.16-31
Sundjaja,Ridwan S & Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja.2013. Manajemen Keuangan I.Bandung. Literata lintas Media. Internet
www.OJK.go.id www.bi.go.id
23